bi 7-day reverse repo rate tetap 4,75% · penyesuaian tarif listrik tahap dua untuk pelanggan...

1
Ekonomi Domestik 2 Nilai Tukar 4 Ekonomi Global 1 Bank Indonesia Contact Center BI : 131 Selengkapnya dapat dilihat di Nilai tukar Rupiah bergerak menguat sepanjang triwulan I 2017 dan relatif stabil pada April 2017. RISIKO PROSPEK KE DEPAN • Perbaikan ekonomi AS didukung oleh konsumsi yang solid serta peningkatan investasi nonresidensial. Perekonomian Tiongkok tumbuh lebih baik dengan meningkatnya kegiatan investasi swasta dan perbaikan ekspor. Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga didukung oleh terjaganya permodalan dan likuiditas perbankan. Sistem Keuangan 6 Belanja barang dan modal pemerintah tumbuh tinggi sejalan dengan berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah. G Kinerja ekspor membaik terutama dipengaruhi oleh membaiknya harga komoditas global, seperti batubara dan karet, serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia. X MEI 2017 KEBIJAKAN MONETER BULANAN Bank Indonesia memandang bahwa kebijakan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate konsisten dengan upaya Bank Indonesia menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan tetap mendorong proses pemulihan perekonomian domestik. BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX) Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 dan 18 Mei 2017 memutuskan: Inflasi Harga Barang yang Diatur Pemerintah (Administered Prices) Inflasi Inti (Core) 0,13% (mtm) 3,28% (yoy) Inflasi Bahan Makanan Bergejolak (Volatile Foods) Rp -1,26% (mtm) 2,66% (yoy) 1,27% (mtm) 8,68% (yoy) PERKEMBANGAN TERKINI Bank Indonesia terus mempererat koordinasi bersama Pemerintah dalam rangka pengendalian inflasi agar tetap berada pada kisaran sasaran dan mendorong kelanjutan reformasi struktural agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. FOKUS KEBIJAKAN BI Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Bank Indonesia akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi untuk mendorong nilai tukar yang sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar. Inflasi 5 Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) April 2017 0,09% (mtm) 4,17% (yoy) Inflasi tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi 2017 yaitu 4±1%. Pada triwulan I 2017 nilai tukar Rupiah secara point to point (ptp): Pada April 2017 nilai tukar Rupiah ditutup pada level: Neraca Pembayaran Indonesia 3 Suku Bunga Lending Facility (LF) LF 5,50% TETAP Suku Bunga Deposit Facility (DF) DF 4,00% TETAP Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I 2017 kembali mencatat surplus, ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial. Surplus tersebut relatif sama dengan surplus pada triwulan sebelumnya, tetapi jauh lebih baik dibandingkan triwulan I 2016. Tingginya inflasi Administered Prices secara bulanan tersebut terutama didorong oleh penyesuaian tarif listrik tahap dua untuk pelanggan pascabayar daya 900 VA nonsubsidi penyesuaian tarif angkutan udara, harga bensin, dan rokok. ATAU BULAN IMPOR 8 , 9 PEMBAYARAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH BULAN IMPOR 8 , 6 cukup untuk membiayai: BI 7-Day Reverse Repo Rate Mei 2017 4,75 % TETAP Perekonomian 2017 diperkirakan tumbuh membaik terutama ditopang oleh ekspor dan investasi yang terus membaik, serta konsumsi yang tetap kuat. Rp 13.326/ USD 1,1% Penguatan Rupiah didukung oleh: • Masih berlanjutnya aliran masuk modal asing sejalan dengan perbaikan outlook sovereign rating. • Data makroekonomi yang positif. • Sentimen positif terhadap prospek ekonomi Indonesia. $ Rp Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, yaitu: Risiko global, antara lain berasal dari: • Kelanjutan kenaikan suku bunga AS. • Kebijakan fiskal dan perdagangan AS. • Penurunan besaran neraca bank sentral AS dan dampaknya terhadap pasar keuangan global. • Perkembangan geopolitik di beberapa kawasan, khususnya di Semenanjung Korea. Risiko domestik, terutama terkait dampak penyesuaian administered prices terhadap inflasi serta berlanjutnya konsolidasi korporasi dan perbankan. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan membaik, meskipun beberapa risiko tetap perlu dicermati. Peningkatan prospek ekonomi dunia ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi di AS, Tiongkok, Eropa dan Jepang. • Pertumbuhan ekonomi Eropa didorong oleh meningkatnya kinerja sektor manufaktur sejalan dengan perbaikan konsumsi dan ekspor, serta telah menurunnya risiko geopolitik pasca pemilihan Presiden di Perancis. • Di Jepang, kenaikan permintaan domestik dan ekspor telah mendorong perbaikan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. • Sejalan dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia, volume perdagangan dunia dan harga komoditas non migas mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2017 membaik. Pertumbuhan pada triwulan I 2017 tercatat sebesar 5,01% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,94% (yoy) dan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,92% (yoy). C Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap kuat. I Investasi meningkat terutama didukung oleh investasi bangunan. Surplus neraca modal dan finansial triwulan I 2017 meningkat menjadi 7,9 miliar dolar AS terutama bersumber dari aliran masuk modal asing yang cukup besar. TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL (TMF) Akhir April 2017: CADANGAN DEVISA Akhir triwulan I 2017: USD 121,8 miliar Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. USD 123,2 miliar Rp 13.329/ USD Berlaku efektif sejak 19 Mei 2017 Triwulan I 2017 Triwulan IV 2016 4,94% (yoy) 5,01% (yoy) *) Data Maret 2017 Rasio Kecukupan Modal (CAR) 22,7% Ketahanan permodalan masih berada pada level yang cukup tinggi. Efisiensi meningkat. 80,7% Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rp BOPO Likuiditas masih memadai. Alat Likuid/ Dana Pihak Ketiga (DPK) 22,0% Intermediasi menunjukkan peningkatan. Rp Pertumbuhan Kredit 9,2% (yoy) Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 10,0% (yoy) Rasio Non Performing Loan (NPL) (gross) 3,0% atau (nett) 1,3% Risiko kredit menurun meskipun masih perlu dicermati. Return On Asset (ROA) korporasi 5,6% Debt Service Ratio (DSR) korporasi 71,6% Kinerja korporasi non-keuangan masih dalam tren yang melambat meskipun telah menunjukkan perbaikan*) Pertumbuhan DPK Individual (RT) Kinerja rumah tangga (RT) membaik pada Maret 2017. 9,0% (yoy) *) Laporan 251 korporasi go public triwulan IV 2016 Defisit 0,3 miliar dolar AS Triwulan I 2016 Surplus 4,5 miliar dolar AS Triwulan I 2017 NPI BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 4,75% Stabilitas Terjaga, Perekonomian Membaik 5,0 - 5,4% (yoy) PERTUMBUHAN EKONOMI 2017 diperkirakan berada pada kisaran INFLASI 2017 4 1% (yoy) + - Dana Pihak Ketiga (DPK) 2017 9-11% (yoy) Pertumbuhan Kredit 2017 10-12% (yoy) Transaksi berjalan mencatat defisit 2,4 miliar dolar AS (1,0% PDB) didorong oleh defisit neraca perdagangan migas dan pendapatan primer yang lebih besar dari kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas. TRANSAKSI BERJALAN

Upload: vuongnhi

Post on 17-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 4,75% · penyesuaian tarif listrik tahap dua untuk pelanggan pascabayar daya 900 VA nonsubsidi penyesuaian tarif angkutan udara, harga bensin, dan

Ekonomi Domestik2

Nilai Tukar4

Ekonomi Global 1

Bank Indonesia Contact Center BI : 131Selengkapnya dapat dilihat di

Nilai tukar Rupiah bergerak menguat sepanjang triwulan I 2017 dan relatif stabil pada April 2017.

RISIKOPROSPEK KE DEPAN

• Perbaikan ekonomi AS didukung oleh konsumsi yang solid serta peningkatan investasi nonresidensial.• Perekonomian Tiongkok tumbuh lebih baik dengan meningkatnya kegiatan investasi swasta dan perbaikan ekspor.

Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga didukung oleh terjaganya permodalan dan likuiditas perbankan.

Sistem Keuangan6

Belanja barang dan modal pemerintah tumbuh tinggi sejalan dengan berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah.

G

Kinerja ekspor membaik terutama dipengaruhi oleh membaiknya harga komoditas global, seperti batubara dan karet, serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia.

X

MEI 2017KEBIJAKAN MONETER BULANAN

Bank Indonesia memandang bahwa kebijakan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate konsisten dengan upaya Bank Indonesia menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan tetap mendorong proses pemulihan perekonomian domestik.

BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX)Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia

pada 17 dan 18 Mei 2017 memutuskan:

Inflasi Harga Barangyang Diatur Pemerintah(Administered Prices)

Inflasi Inti(Core)

0,13%(mtm)

3,28%(yoy)

Inflasi BahanMakanan Bergejolak

(Volatile Foods)

Rp

-1,26%(mtm)

2,66%(yoy)

1,27%(mtm)

8,68%(yoy)

PERKEMBANGAN TERKINI

Bank Indonesia terus mempererat koordinasi bersama Pemerintah dalam rangka pengendalian inflasi agar tetap berada pada kisaran sasaran dan mendorong kelanjutan reformasi struktural agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

FOKUS KEBIJAKAN BIBank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Bank Indonesia akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi untuk mendorong nilai tukar yang sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar.

Inflasi5

Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) April 2017

0,09%(mtm)

4,17%(yoy)

Inflasi tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi 2017 yaitu 4±1%.

Pada triwulan I 2017 nilai tukar Rupiah secara point to point (ptp):

Pada April 2017 nilai tukar Rupiah ditutuppada level:

Neraca Pembayaran Indonesia3

Suku Bunga Lending Facility (LF)

LF 5,50%TETAP

Suku Bunga Deposit Facility (DF)

DF 4,00%TETAP

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I 2017 kembali mencatat surplus, ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial. Surplus tersebut relatif sama dengan surplus pada triwulan sebelumnya, tetapi jauh lebih baik dibandingkan triwulan I 2016.

Tingginya inflasi Administered Prices secara bulanan tersebut terutama didorong olehpenyesuaian tarif listrik tahap dua untuk pelanggan pascabayar daya 900 VA nonsubsidi

penyesuaian tarif angkutan udara, harga bensin, dan rokok.

ATAUBULANIMPOR

8,9 PEMBAYARANUTANG LUARNEGERIPEMERINTAH

BULANIMPOR

8,6cukup untukmembiayai:

BI 7-Day Reverse Repo RateMei 2017

4,75%TETAP

Perekonomian 2017 diperkirakan tumbuh membaik terutama ditopang oleh ekspor dan investasi yang terus membaik, serta konsumsi yang tetap kuat.

Rp 13.326/USD 1,1%

Penguatan Rupiah didukung oleh: • Masih berlanjutnya aliran masuk modal asing sejalan dengan perbaikan outlook sovereign rating.• Data makroekonomi yang positif.• Sentimen positif terhadap prospek ekonomi Indonesia.

$

Rp

Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, yaitu: Risiko global, antara lain berasal dari: • Kelanjutan kenaikan suku bunga AS. • Kebijakan fiskal dan perdagangan AS. • Penurunan besaran neraca bank sentral AS dan dampaknya terhadap pasar keuangan global. • Perkembangan geopolitik di beberapa kawasan, khususnya di Semenanjung Korea. Risiko domestik, terutama terkait dampak penyesuaian administered prices terhadap inflasi serta berlanjutnya konsolidasi korporasi dan perbankan.

Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan membaik, meskipun beberapa risiko tetap perlu dicermati. Peningkatan prospek ekonomi dunia ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi di AS, Tiongkok, Eropa dan Jepang.

• Pertumbuhan ekonomi Eropa didorong oleh meningkatnya kinerja sektor manufaktur sejalan dengan perbaikan konsumsi dan ekspor, serta telah menurunnya risiko geopolitik pasca pemilihan Presiden di Perancis.• Di Jepang, kenaikan permintaan domestik dan ekspor telah mendorong perbaikan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.• Sejalan dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia, volume perdagangan dunia dan harga komoditas non migas mengalami peningkatan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2017 membaik. Pertumbuhan pada triwulan I 2017 tercatat sebesar 5,01% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,94% (yoy) dan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,92% (yoy).

C Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap kuat.

I Investasi meningkat terutama didukung oleh investasi bangunan.

Surplus neraca modal dan finansial triwulan I 2017 meningkat menjadi 7,9 miliar dolar AS terutama bersumber dari aliran masuk modal asing yang cukup besar.

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL (TMF)

Akhir April 2017:

CADANGAN DEVISA

Akhir triwulan I 2017: USD 121,8 miliar

Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

USD 123,2 miliar

Rp 13.329/USD

Berlaku efektif sejak 19 Mei 2017

Triwulan I2017

TriwulanIV

2016

4,94

% (y

oy)

5,01

% (y

oy)

*) Data Maret 2017

Rasio Kecukupan Modal (CAR)

22,7%

Ketahanan permodalanmasih berada pada levelyang cukup tinggi.

Efisiensi meningkat.

80,7%

Biaya Operasional terhadapPendapatan Operasional (BOPO)

Rp

BOPO

Likuiditas masihmemadai.

Alat Likuid/Dana PihakKetiga (DPK)

22,0%

Intermediasi menunjukkan peningkatan.

Rp

PertumbuhanKredit9,2% (yoy)

Pertumbuhan DanaPihak Ketiga (DPK)10,0% (yoy)

Rasio Non Performing Loan (NPL)

(gross)3,0% atau

(nett)1,3%

Risiko kredit menurun meskipun masih perludicermati.

Return On Asset(ROA) korporasi 5,6% Debt Service Ratio

(DSR) korporasi 71,6%

Kinerja korporasi non-keuangan masih dalam tren yang melambat meskipun telah menunjukkan perbaikan*)

Pertumbuhan DPK Individual (RT)

Kinerja rumah tangga (RT) membaik padaMaret 2017.

9,0% (yoy)

*) Laporan 251 korporasi go public triwulan IV 2016

Defisit0,3 miliardolar AS

Triwulan I 2016

Surplus4,5 miliardolar AS

Triwulan I 2017

NPI

BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 4,75%Stabilitas Terjaga, Perekonomian Membaik

5,0 - 5,4% (yoy)

PERTUMBUHANEKONOMI 2017diperkirakan beradapada kisaran

INFLASI 20174 1% (yoy)+-

Dana PihakKetiga(DPK) 20179 -11% (yoy)

PertumbuhanKredit 201710-12% (yoy)

Transaksi berjalan mencatat defisit 2,4 miliar dolar AS (1,0% PDB) didorong oleh defisit neraca perdagangan migas dan pendapatan primer yang lebih besar dari kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas.

TRANSAKSI BERJALAN