gangguan penyesuaian

22
MAKALAH PSIKIATRI GANGGUAN PENYESUAIAN Oleh : Fenti Nofita Sari 110100004 Dosen Pembimbing: dr. Vita Camelia, M.Ked.K.J., Sp.K.J. DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: rifqi

Post on 10-Apr-2016

48 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

psikiatri

TRANSCRIPT

Page 1: gangguan penyesuaian

MAKALAH PSIKIATRI

GANGGUAN PENYESUAIAN

Oleh :

Fenti Nofita Sari

110100004

Dosen Pembimbing:

dr. Vita Camelia, M.Ked.K.J., Sp.K.J.

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

Page 2: gangguan penyesuaian

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah yang berjudul ”Gangguan

Penyesuaian” ini disusun disusun sebagai rangkaian tugas dalam menyelesaikan

Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis menyampaikan penghargaan

dan terima kasih kepada dr. Vita Camelia, M.Ked.K.J., Sp.K.J. selaku dosen

pembimbing yang telah membimbing dan membantu penulis selama proses

penyusunan makalah.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan makalah ini di kemudian hari. Akhir kata, semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua dan dapat menjadi rujukan bagi penulisan

ilmiah berikutnya di masa yang akan datang.

Medan, Agustus 2015

Fenti Nofita Sari

Page 3: gangguan penyesuaian

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN...........................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................1

1.2. Tujuan Penulisan..........................................................................................1

1.3. Manfaat Penulisan .......................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................3

2.1. Definisi ........................................................................................................3

2.2. Epidemiologi ...............................................................................................3

2.3. Etiologi.........................................................................................................4

2.4. Diagnosis dan Gambaran Klinis..................................................................4

2.5. Diagnosis Banding ......................................................................................6

2.6. Penatalaksanaan ..........................................................................................7

2.7. Prognosis .....................................................................................................9

BAB 3 KESIMPULAN .......................................................................................10

3.1. Kesimpulan..................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

Page 4: gangguan penyesuaian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gangguan penyesuaian merupakan salah satu diagnosis psikiatrik yang paling

lazim untuk gangguan pada pasien yang dirawat untuk masalah medis dan

pembedahan. Sampai dengan 50% orang dengan masalah atau stresor medis spesifik

telah didiagnosis mengalami gangguan penyesuaian. Menurut DSM IV-TR,

prevalensi gangguan ini diperkirakan 2%-8% dari populasi umum. Prevalensi dengan

gangguan penyesuaian di klinik psikiatri Amerika sekitar 2,3%.4 Perempuan

didiagnosis dua kali lebih sering daripada laki-laki. Gangguan ini dapat terjadi pada

usia berapa pun dengan stresor pencetus yang paling lazim adalah masalah sekolah,

perceraian, serta penyalahgunaan zat.2

Keadaan-keadaan stres yang subjektif dan gangguan emosional yang biasanya

mengganggu kinerja dan fungsi sosial, dan yang timbul pada periode adaptasi

terhadap suatu perubahan dalam hidup yang bermakna atau terhadap akibat dari

peristiwa kehidupan yang penuh stres. Stresor tersebut mungkin sudah berpengaruh

terhadap integritas dari hubungan sosial individu atau terhadap sistem dkungan dan

nilai-nilai sosial yang lebih luas. Stresor mungkin hanya berpengaruh terhadap

individu atau pun juga terhadap kelompoknya dalam masyarakat.4

Gangguan penyesuaian adalah salah satu diagnosis psikiatri yang paling sering

pada pasien yang dirawat dirumah sakit karena masalah medis atau bedah. Dalam

salah satu penelitian, 5% perawatan di rumah sakit selama periode tiga tahun

diklasifikasikan sebagai menderita gangguan penyesuaian.1

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas gangguan penyesuaian

sebagai salah satu bentuk kelainan yang penting dalam ilmu kedokteran jiwa.

Page 5: gangguan penyesuaian

2

1.3. Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini adalah:

1. Memberikan informasi tentang gangguan penyesuaian dalam ilmu kedokteran

jiwa

2. Memperkaya ilmu pengetahuan dan memperkokoh landasan teoritis ilmu

kedokteran, khususnya mengenai gangguan penyesuaian

3. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan tugas P3D di

Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara

Page 6: gangguan penyesuaian

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi

Gangguan penyesuaian merupakan reaksi maladaptif jangka pendek terhadap

apa yang disebut orang awam sebagai bencana pribadi tetapi di dalam istilah psikiatri

disebut sebagai stressor psikososial.1 Gangguan penyesuaian diharapkan pulih setelah

stressor berhenti atau, jika menetap, diperoleh suatu tingkat adaptasi baru.1

Menurut revisi teks edisi keempat Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorder (DSM-IV-TR), gejala harus tampak dalam 3 bulan sejak onset

stresor. Stresor biasanya merupakan peristiwa sehari-hari yang terjadi dimana-mana

(cobtoh: kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai, atau masalah

keuangan).1

2.2. Epidemiologi

Menurut DSM-IV-TR prevalensi gangguan ini diperkirakan 2 hingga 8 persen

dari populasi umum. Perempuan didiagnosis dua kali lebih sering daripada laki-laki,

dan perempuan lajang umumnya ditunjukkan paling besar memiliki resiko.1

Gangguan dapat terjadi pada usia berapapun, tetapi paling sering didiagnosis

pada remaja. Diantara remaja baik laki-laki maupun perempuan, stressor yang lazim

adalam masalah sekolah, penolakan orang tua dan perceraian, serta penyalahgunaan

zat. Diantara orang dewasa, stressor pencetus yang paling lazim adalah masalah

pernikahan, perceraian, pindah ke lingkungan baru, serta masalah keuangan.1

Gangguan penyesuaian merupakan salah satu diagnosis psikiatrik yang

paling lazim untuk gangguan pada pasien yang dirawat untuk masalah medis dan

pembedahan. Sampai dengan 50 persen orang dengan stressor medis spesifik telah

didiagnosis mengalami gangguan penyesuaian.1

2.3. Etiologi

Page 7: gangguan penyesuaian

4

Menurut definisi, gangguan penyesuaian dicetuskan oleh satu atau lebih

stressor.4 Keparahan stressor atau banyak stressor tidak selalu memprediksikan

keparahan gangguan; keparahan stressor adalah fungsi derajat, kuantitas, durasi,

reversibilitas, lingkungan dan konteks pribadi yang kompleks.1

a. Faktor Psikodinamik

Yang paling penting dalam memahami gangguan penyesuaian adalah

pemahaman tiga factor: sifat stressor, makna stressor yang disadari dan tidak disadari,

dan kerentanan pasien yang sebelumnya telah ada.1

b. Faktor Genetik dan Keluarga

Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang tertentu tampaknya memiliki

resiko yang lebih tinggi untuk mengalami peristiwa hidup yang tak menguntungkan

ini serta untuk timbulnya patologi sekali peristiwa tersebut terjadi. Kembar

monozigot menjadi stresor lebih tinggi dibandingkan dizigot. Faktor keluarha dan

genetik berperan untuk kira-kira 20 persen varian di penelitian tersebut. Penelitian

lain yang memeriksa kontribusi genetikdalam timbulnya gejala gangguan stres

pascatrauma, juga menyimpulkan bahwa kemungkinan gejala yang timbul terhadap

respon peristiwa kehidupan yang menimbulkan trauma sebagian berada di bawah

kendali genetik.2

2.4. Diagnosis dan Gambaran Klinis

Menurut DSM-IV, sampai 3 bulan mungkin ditemukan antara stresor dan

perkembangan gejala. Gejala tidak selalu menghilang segera setelah stresor

menghilang. Jika stresor berlanjut, gangguan yang terjadi mungkin akan menjadi

kronis dan gangguan dapat terjadi pada setiap usia. Gejalanya sangat bervariasi,

dengan depresi, kecemasan, dan gambaran campuran adalah yang paling sering

terjadi pada orang dewasa.

Page 8: gangguan penyesuaian

5

Gejala fisik adalah yang paling sering pada anak-anak dan usia lanjut dengan

manifestasi seperti perilaku menyerang dan kebut-kebutan, minum berlebihan,

melarikan diri, dan menarik diri.

Tabel 2.1Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Penyesuaian

A. Perkembangan gejala emosional atau perilaku sebagai respon stresor

yang dapat dikenali yang terjadi dalam 3 bulan onset stresor

B. Gejala atau perilaku tersebuut adalah bermakna secara klinis seperti

yang ditunjukkan oleh salah satu berikut:

1) Penderitaan yang jelas melebihi apa yang diperkirakan dari

pemaparan stresor

2) Gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan

(akademik)

C. Gangguann berhubungan stres tidak memenuhi kriteria untuk gangguan

Aksis I spesifik lain dan tidak semata-mata suatu eksaserbasi ganggguan

Aksis II yang telah ada sebelumnya

D. Gejala tidak mencerminkan kehilangan

E. Jika stresor dan akibatnya telah berhenti, gejala tidak menetap selama

lebih dari 6 bulan lagi.

Sebutkan jika:

Akut: jika ganggguan berlangsung kurang dari 6 bulan

Kronis: jika ganggguan berlangsung selama 6 bulan atau lebih

Gangguan penyesuaian dituliskan berdasarkan subtipe, yang dipilih

menurut gejala yang menonjol. Stresor spesifik dapat dituliskan pada

Aksis IV.

Dengan mood terdepresi

Dengan kecemasan

Dengan campuran kecemasan dan mood terdepresi

Page 9: gangguan penyesuaian

6

Dengan gangguan konduksi

Dengan campuran gangguan emosi dan konduksi

Tidak ditentukanTabel dari DSM IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, ed 4. Hak Cipta

American Psychiatric Association, Washington, 1994. Digunakan dengan izin.1

Sedangkan pedoman diagnostik menurut PPDGJ adalah sebagai berikut:

Diagnostik tergantung pada evaluasi terhadap hubungna antara:

a) Bebntuk,isi,dan beratnya gejala

b) Riwayat sebelumnya dan corak kepribadian, dan

c) Kejadian, situasi yang “stressful” atau krisis kehidupan

Adanya faktor ketiga diatas (c) harus jelas dan bukti yang kuat bahwa

gangguan tersebut tidak akan terjadi seandainya tidak mengalami hal tersebut

Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan mencakup efek depresif, anxietas,

campuran anxietas-depresif, gangguan tingkah laku, disertai adanya disabilitas

dalam kegiatan rutin sehari-hari. Tidak ada satupun dari gejala tersebut yang

spesifik untuk mendukung diagnosis

Oset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah terjadinya kejadian yang

“stressful”, dan gejala-gejala biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan,

kecuali dalam hal reaksi depresif berkepanjangan. 3

2.5. Diagnosis Banding

Gangguan penyesuaian harus dibedakan dari kondisi lain yang mungkin

merupakan pusat perhatian klinis. Karena tidak ada kriteria absolut yang membantu

dalam membedakan antara gangguan penyesuaian dan kondisi yang mungkin

merupakan pusat perhatian klinis, diperlukan pertimbangan klinis.2

Page 10: gangguan penyesuaian

7

Walaupun kehilangan tanpa penyulit sering kali melibatkan gangguan fungsi

sosial dan pekerjaan yang sementara, disfungsi yang dialami seseorang tetap dalam

ikatan reaksi yang diharapkan terhadap kehilangan orang yang dicintai dan jadi tidak

dianggap gangguan penyesuaian.1

Gangguan lain yang harus dibedakan dengan gangguan penyesuaian adalah

gangguan depresif berat, gangguan psikotik singkat, gangguan kecemasan

menyeluruh, gangguan somatisasi, berbagai gangguan berhubungan dengan zat,

gangguan konduksi, masalah akademik, masalah pekerjaan, masalah identitas, dan

gangguan stres paska traumatik. Diagnosis tersebut harus diberikan lebih utama pada

semua kasus yang memenuhi kriterianya, walaupun adanya stresor yang merupakan

pencetus. Tetapi, beberapa pasien memenuhi kriteria untuk gangguan penyesuaian

maupun suatu gangguan kepribadian.1

2.6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk gangguan penyesuaian dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Psikoterapi

Karena suatu stresor dapat digambarkan dengan jelas dalam gangguan

penyesuaian, sering kali dipercaya bahwa psikoterapi tidak diindikasikan dan

gangguan akan pulih dengan spontan. Namun psikoterapi dapat membantu

orang beradaptasi terhadap stresor jika tidak reversibel atau terbatas oleh

waktu dan dapat berperan sebagai intervensi preventifjika stresor memang

menghilang.1

Psikoterapi merupakan pilihan untuk gangguan penyesuaian. Terapi

kelompok merupakan hal yang sangat berguna. Psikoterapi individual dapat

membuat pasien menggali arti stresor baginya sehingga trauma awal dapat

teratasi. Namun pada beberapa pasien sering kali muncul gangguan

penyesuaian yang lebih uat dari periode komorbid, walaupun tidak ada

Page 11: gangguan penyesuaian

8

patologi pada periode ini. Sehingga perhatian, empati, dan pengertian ahli

terapi sangat diperlukan untuk keberhasilan terapi pasien. Pada pasien dengan

gangguan penyesuaian yang berhubungan dengan hukum atau pihak

berwenang. Dokter psikiatrik tidak boleh meloloskan pasien dari hukuman

yang harus mereka dapatkan. Pada kasus seperti ini terapi keluarga sangat

membantu.1

Intervensi krisis merupakan terapi singkat yang ditujukan untuk

membantu orang dengan gangguan penyesuaian memecahkan situasi dengan

cepat dengan teknik suportif, sugesti, penenteraman, modifikasi lingkungan,

bahkan perawatan di rumah sakit. Frekuensi dan lamanya kunjungan untuk

terapi ini bervariasi, tergantung pada kebutuhan pasien.2

2. Farmakoterapi

Pasien dengan gangguan penyesuaian mungkin berespon terhadap obat

antiansietas atau antidepresan, tergantung pada jenis ganggguan

penyesuaiannya. Pasien dengan kecemasan berat yang hampir menjadi panik

atau dekompensasi mungkin lebih efektif dengan dosis kecil antipsikotik.

Pasien dalam keadaan menarik diri lebih respon dengan psikostimulan

singkat. Beberapa kasus gangguan penyesuaian, dapat diobati secara adekuat

oleh medikasi saja. Pada sebagian besar kasus, psikoterapi harus ditambahkan

pada regimen pengobatan.1

De Leo pernah melakukan penelitian dan dia membagi terapi

farmakologi untuk gangguan penyesuaian menjadi viloxazine (anti depresan),

lormetazepam (benzodiazepin), dan S-adenosylmethionine (a methyl donor

with antidepressive properties). Sejauh penelitiannya grup yang diberikan

pengobatan dengan S-adenosylmethionine disertai dengan psikoterapi

memiliki score rata-rata paling tinggi. Dengan kata lain kombinasi keduanya

paling efektif dalam pengobatan gangguan kejiwaan.5

Page 12: gangguan penyesuaian

9

2.7. Prognosis

Dengan terapi yang tepat, prognosis keseluruhan pada gangguan penyesuaian

umunya baik. Gangguan ini dapat sembuh dalam beberapa bulan dan dapat sembuh

tanpa intervensi medis. Penatalaksanaan dengan obat hanya suportif, termasuk

membantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya dan membantu pasien untuk

menyelesaikan masalahnya.4 Sebagian pasien kembali ke tingkat fungsi sebelumnya

dalam 3 bulan. Namun, untuk remaja biasanya memerlukan waktu yang lebih lama

untuk pulih dibandingkan usia dewasa.2

Page 13: gangguan penyesuaian

10

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Gangguan penyesuaian merupakan reaksi maladaptif jangka pendek terhadap

apa yang disebut orang awam sebagai bencana pribadi tetapi di dalam istilah psikiatri

disebut sebagai stressor psikososial. Gangguan penyesuaian diharapkan pulih setelah

stressor berhenti atau, jika menetap, diperoleh suatu tingkat adaptasi baru.

Menurut DSM-IV-TR prevalensi gangguan ini diperkirakan 2 hingga 8 persen

dari populasi umum. Perempuan didiagnosis dua kali lebih sering daripada laki-laki,

dan perempuan lajang umumnya ditunjukkan paling besar memiliki resiko.

Menurut definisi, gangguan penyesuaian dicetuskan oleh satu atau lebih

stressor. Keparahan stressor atau banyak stressor tidak selalu memprediksikan

keparahan gangguan. Diagnosis menurut DSM-IV, sampai 3 bulan mungkin

ditemukan antara stresor dan perkembangan gejala. Gejala yang timbul sangat

bervariasi, dengan depresi, kecemasan, dan gambaran campuran adalah yang paling

sering terjadi pada orang dewasa.

Diagnosis banding untuk gangguan penyesuaian adalah gangguan depresif

berat, gangguan psikotik singkat, gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan

somatisasi, berbagai gangguan berhubungan dengan zat, gangguan konduksi, masalah

akademik, masalah pekerjaan, masalah identitas, dan gangguan stres paska traumatik.

Penatalaksanaan untuk gangguan penyesuaian dibagi menjadi dua, yaitu: psikoterapi

dan farmakoterapi.

Page 14: gangguan penyesuaian

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan dan Sadock’s Sinopsis Psikiatri Ilmu

Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis jilid 2. Jakarta: EGC; 2012, pp: 251-257

2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan dan Sadock’s Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi

2. Jakarta: EGC; 2012, pp: 362-365

3. Rusdi, M. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta:

PT Nuh Jaya; 2003, pp: 79-80

4. Wilson, S. Moran, P. 2008. Synopsis of Causation Adjustmment Disorder.

Ministry of Defence.

5. Carta, MG. Maria, AM. Hardoy, C. Balestrieri, M. Adjustment Disorder:

Epidemiology, Diagnosis and Treatment. Departement of Public Health,

University of Cagliari (Italy).