bhasa jawa.docx

4
JOKO LODANG Serat Jaka Lodang adalah syair/karangan dalam bahasa Jawa dari pujangga Rangga Warsita yang mengandung petuah akan adanya suatu zaman yang penuh dengan pancaroba. Serat Jaka Lodang ini terdiri dari dua bagian: bagian pertama dalam bentuk gambuh dengan 3 bait/paragraf (masing-masing mengandung 5 baris) dan bagian kedua dalam bentuk sinom. … Pada bagian kedua yang juga terdiri dari 3 bait (masing-masing mengandung 9 baris), terdapat petuah sebagai berikut (beserta terjemahan bebas bahasa Indonesianya): Sasedyane tanpa dadya Sacipta-cipta tan polih Kang reraton-raton rantas Mrih luhur asor pinanggih Bebendu gung nekani Kongas ing kanistanipun Wong agung nis gungira Sudireng wirang jrih lalis Ingkang cilik tan tolih ring cilikira Suatu waktu seluruh kehendak tidak ada yang terwujud, apa yang dicita-citakan akan berantakan, apa yang dirancang menjadi gagal, yang ingin menang malah kalah, karena datangnya hukuman yang berat dari Tuhan. Yang tampak hanyalah perbuatan-perbuatan tercela, orang besar akan kehilangan kebesarannya, lebih baik nama tercemar daripada bertanggung jawab (mati), sedangkan yang kecil juga tidak mau tahu akan keterbatasannya. Wong alim-alim pulasan Njaba putih njero kuning Ngulama mangsah maksiat Madat madon minum main Kaji-kaji ambataning Dulban kethu putih mamprung

Upload: teslar

Post on 06-Feb-2016

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bhasa jawa.docx

JOKO LODANG

Serat Jaka Lodang adalah syair/karangan dalam bahasa Jawa dari pujangga Rangga Warsita yang mengandung petuah akan adanya suatu zaman yang penuh dengan pancaroba.

Serat Jaka Lodang ini terdiri dari dua bagian: bagian pertama dalam bentuk gambuh dengan 3 bait/paragraf (masing-masing mengandung 5 baris) dan bagian kedua dalam bentuk sinom. …

Pada bagian kedua yang juga terdiri dari 3 bait (masing-masing mengandung 9 baris), terdapat petuah sebagai berikut (beserta terjemahan bebas bahasa Indonesianya):

Sasedyane tanpa dadyaSacipta-cipta tan polihKang reraton-raton rantasMrih luhur asor pinanggihBebendu gung nekaniKongas ing kanistanipunWong agung nis gungiraSudireng wirang jrih lalisIngkang cilik tan tolih ring cilikira

Suatu waktu seluruh kehendak tidak ada yang terwujud,apa yang dicita-citakan akan berantakan,apa yang dirancang menjadi gagal,yang ingin menang malah kalah,karena datangnya hukuman yang berat dari Tuhan.Yang tampak hanyalah perbuatan-perbuatan tercela,orang besar akan kehilangan kebesarannya,lebih baik nama tercemar daripada bertanggung jawab (mati),sedangkan yang kecil juga tidak mau tahu akan keterbatasannya.

Wong alim-alim pulasanNjaba putih njero kuningNgulama mangsah maksiatMadat madon minum mainKaji-kaji ambataningDulban kethu putih mamprungWadon nir wadorinaPrabaweng salaka rukmiKabeh-kabeh mung marono tingalira

Banyak orang yang alim, tetapi hanyalah bersifat hiasan saja,diluar tampak baik (putih) tetapi di dalamnya kuning,banyak ulama berbuat maksiat,mengisap ganja, berbuat selingkuh, minum minuman keras, berjudi.Banyak haji melemparkan,dan melepas ikat kepala hajinya,

Page 2: bhasa jawa.docx

para wanita kehilangan kewanitaannya,karena pengaruh harta benda,semuanya itu hanya kebendaan-lah yang menjadi tujuannya.

Para sudagar ingargyaJroning zaman keneng sarikMarmane saisiningratSangsarane saya mencitNir sad estining uripIku ta sengkalanipunPantoging nandang sudraYen wus tobat tanpa mosikSru nalangsa narima ngandel ing suksma

Di antara para saudagar dan pedagang,hanya harta bendalah yang dihormati pada zaman itu,seluruh isi dunia penuh dengan penderitaan,kesengsaraan makin menjadi-jadi,di tahun Jawa 1860 (Nir=0, Sad=6, Esthining=8, Urip=1) atau 1930 Masehiyang akan menjadi tonggak sejarahnya.Pada akhirnya penderitaan yang akan terjadi,pada saat semua mulai bertobat dan menyerahkan diri,kepada kekuasaan Tuhan dengan sepenuh hati.

Page 3: bhasa jawa.docx

TUGAS BAHASA JAWA

NAMA : JOKO PRASETYO

NO :15

KLS : X IPA 5

SMA NEGERI 1 BATURETNO