bhan tugas makalah plasmodium ovale

17
MAKALAH PLASMODIUM OVALE BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria dikenal pertama kali pada tahun 900an SM. Hipocrates (400- 377 SM) telah membedakan beberapa tipe Malaria. Penemuan adanya parasit dalam darah penderita Malaria terjadi pada tahun 1880 oleh Alphonse Laveran. Kemudian Ross (1897) membuktikan peran nyamuk Anopheles dalam penularan Malaria. Garnharm (1948) menemukan adanya bentuk praeritrosit di hepar. Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang yang beriklim tropis, termaksud Indonesia. Di dunia terdapat 120 juta kasus malaria setiap tahun dengan angka kematian berkisar 500.000 – 1,2 juta orang terutama pada anak – anak di bawah 5 tahun, sehingga mengakibatkan kerugian sosial ekonomi. Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Klinik penyakit malaria adalah khas, mudah dikenal, karena demam yang naik turun dan teratur disertai menggigil, maka pada waktu itu sudah dikenal febris tersiana dan febris kuartana. Di samping itu terdapat kelainan pada limpa, yaitu splenomegali : limpa membesar dan menjadi keras, sehingga dahulu penyakit malaria disebut demam kura. Meskipun penyakit ini telah diketahui sejak lama, penyebabnya belum diketahui. Dahulu diduga bahwa penyakit ini disebabkan oleh hukuman dari dewa – dewa karena waktu itu ada wabah disekitar Roma. Ternyata penyakit ini banyak terdapat di daerah rawa – rawa yang mengeluarkan bau busuk disekitarnya, maka penyakitnya disebut “malaria” ( mal area = udara busuk = bad air ).

Upload: syariadagoetti

Post on 26-Dec-2015

248 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

you can see

TRANSCRIPT

Page 1: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

MAKALAH PLASMODIUM OVALE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Malaria dikenal pertama kali pada tahun 900an SM. Hipocrates (400-377 SM) telah

membedakan beberapa tipe Malaria. Penemuan adanya parasit dalam darah penderita Malaria

terjadi pada tahun 1880 oleh Alphonse Laveran. Kemudian Ross (1897) membuktikan peran

nyamuk Anopheles dalam penularan Malaria. Garnharm (1948) menemukan adanya bentuk

praeritrosit di hepar.

Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang yang

beriklim tropis, termaksud Indonesia. Di dunia terdapat 120 juta kasus malaria setiap tahun dengan

angka kematian berkisar 500.000 – 1,2 juta orang terutama pada anak – anak di bawah 5 tahun,

sehingga mengakibatkan kerugian sosial ekonomi.

Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Klinik penyakit malaria adalah  khas,

mudah dikenal, karena demam yang naik turun dan teratur disertai menggigil, maka pada waktu itu

sudah dikenal febris tersiana dan febris kuartana. Di samping itu terdapat kelainan pada limpa,

yaitu  splenomegali : limpa membesar dan menjadi keras, sehingga dahulu penyakit malaria disebut

demam kura.

Meskipun penyakit ini telah diketahui sejak lama, penyebabnya belum diketahui. Dahulu

diduga bahwa penyakit ini disebabkan oleh hukuman dari dewa – dewa karena waktu itu ada wabah

disekitar Roma. Ternyata penyakit ini banyak terdapat di daerah rawa – rawa yang mengeluarkan

bau busuk disekitarnya, maka penyakitnya disebut “malaria” ( mal area = udara busuk = bad air ).

Page 2: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

1.2  Rumusan Masalah

1.      Plasmodium ovale

2.      Distribusi plasmodium ovale

3.      Morfologi dan daur hidup plasmodium ovale

4.      Patologi dan gejala klinis

5.      Diagnosis dan prognosis

6.      Epidemologi

7.      Pemeriksaan malaria

1.3  Tujuan

1.      Mengetahui plasmodium ovale

2.      Mengetahui distribusi plasmodium ovale

3.      Untuk mengetahui patologi dan gejala klinik plasmodium ovale

4.      Untuk mengetahui diagnosis dan prognosis plasmodium ovale

5.      Untuk mengetahui epidemologi plasmodium ovale

6.      Untuk mengetahui pemeriksaan malaria

Page 3: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Plasmodium Ovale

Nama Penyakit yang disebabkan oleh parasi ini disebut malaria ovale.

2.2 Distribusi geografik

P. ovale terutama terdapat di daerah tropic Afrika bagian Barat, di daerah Pasifik Barat dan

di beberapa bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di Pulau Owi sebelah Biak di Irian

Jaya dan di Pulau Timor.

2.3 Morfologi dan daur hidup

Morfologi P. ovale mempunyai persamaan dengan P. malariae tetapi perubahan pada

eritrosit yang dihinggapi parasit mirip dengan P. vivax. Trofozoit muda berukuran kira – kira 2 mikron

(1/3 eritrosit). Titik – titik schuffner (disebut juga titik James) terbentuk sangat dini dan tampak jelas.

Stadium trofozoit berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen yang lebih kasar tetapi tidak

sekasar pigmen P. malariae. Pada stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar

berbentuk lonjong (oval) dan pinggir eritrosit bergerigi pada salah satu ujungnya dengan titik

Schuffner yang menjadi lebih banyak.

Stadium praeritrosit mempunyai periode prapaten 9 hari, skizon hati besarnya 70 mikron dan

mengandung 15.000 merozoit. Perkembangan siklus eritrosit aseksual pada P. ovale hamper sama

dengan P. vivax dan berlangsung 50 jam. Stadium skizon berbentuk bulat dan bila matang,

mengandung 8 – 10 merozoit yang letaknya teratur di tepi mengelilingi granula pigmen yang

berkelompok di tengah.

Stadium gametosit betina (makrogametosit) bentuknya bulat, mempunyai inti kecil, kompak

dan sitoplasma berwarna biru. Gametosit jantan (mikrogametosit) mempunyai inti difus, sitoplasma

berwarna pucat kemerah – merahan, berbentuk bulat. Pigmen dalam ookista berwarna

coklat/tengguli tua dan ganulanya mirip dengan yang tampak pada P. malariae. Siklus sporogoni

dalam nyamuk Anopheles memerlukan waktu 12 – 14 hari pada suhu 27°C.

2.4 Patologi dan gejala klinis

Gejala klinis malaria ovale mirip dengan malaria vivaks. Serangannya sama hebat tetapi

penyembuhannya sering secara spontan dan relapsnyalebih jarang. Parasit sering tetap berada

dalam darah (periode laten) dan mudah ditekan oleh spesies lain yang lebih virulen. Parasit ini baru

tampak lagi setelah spesies yang lain lenyap. Infeksi campur P. ovale sering terdapat pada orang

yang tinggal di daerah tropic Afrika dengan endemi malaria.

2.5 Diagnosis dan Prognosis

Page 4: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menentukan parasit P. ovale dalam sediaan

darah yang dipulas dengan Giemsa.

Malaria ovale penyakitnya ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

           

2.6 Epidemiologi

Malaria ovale di Indonesia tidak merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena

frekuensinya sangat rendah dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Di Pulau Owi, Irian Jaya,

di Flores dan di Timur, parasit ini secara kebetulan ditemukan pada waktu di daerah tersebut

dilakukan survei malaria.

2.7 Tes Pemeriksaan Malaria

1. Pembuatan apusan

  Prinsip :           Darah dibuat apusan dan tetes tebal. Diwarnai dengan larutan                    Giemsa

agar parasit malaria dan sel – sel darah terlihat dengan                  jelas.

  Alat dan Bahan

         Alat yang digunakan :

1.      Objek glass

2.      Spoid  3 ml

3.      Tourniquete

4.      Pipet tetes

5.      Botol Pial

6.      Rak Pewarnaan

7.      Lanset dan atoklik

8.      Kapas

         Bahan yang digunakan :

1.      Alkohol 70%

2.      EDTA

3.      Sampel darah kapiler dan darah vena

4.      Larutan Methil alcohol

5.      Larutan Giemsa I : 9

6.      Air mengalir

  Prosedur Kerja            :

         Pembuatan  Sediaan  Tetes Darah Tebal

1.      Digunakan darah kapiler

2.      Dibersihkan ujung jari (yang dimana pada pengambilan darah kapiler ini, jari yang digunakan adalah

jari manis) dengan  menggunakan kapas alcohol dan dibiarkan kering.

3.      Ditusuk ujung jari manis sedalam ± 5 mm dengan menggunakan lanset steril, sehingga darah keluar

dengan sendirinya tanpa harus ditekan.

Page 5: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

4.      Dihapus tetesan darah pertama dengan kapas.

5.      Diteteskan tetesan darah berikutnya pada bagian sebelah kanan objek glass sebanyak 3 titik.

6.      Dibuat tetes tetes darah tebal dengan cara melebarkan tetesan darah tadi berlawanan arah jarum

jam sampai diameter  ± 1 cm.

         Pembuatan Sediaan Darah Tipis

1.      Digunakan darah vena.

2.      Diambil darah vena dengan spoit, dimana lengan diikat dengan tourniquite untuk membendung

aliran darah dan tangan dikepal.

3.      Dimasukkan darah yang telah diambil ke dalam botol pial yang berisi EDTA untuk mencegah

pembekuan darah.

4.      Dibuat apusan darah tipis dengan meneteskan 1 tetes darah diatas objek glass (objek glass tetesan

darah tebal) pada bagian tengah.

5.      Dipegang dengan tangan kanan, kaca penggeser dan diletakkan sisi pendeknya yang datar

disebelah kiri dari tetesan darah.

6.      Digerakkan kea rah tetesan darah sehingga mengenai tetesan darah tersebut.

7.      Ditunggu sampai darah menyebar ke seluruh sisi kaca penggeser, lalu digeser segera kaca

penggeser  ke kiri dengan sudut  30° - 45°.

Apusan darah tipis yang baik terbentuk seperti lidah kucing, pinggir apusan rata dan tidak berlubang

– lubang.

8.      Dikeringkan sediaan darah tipis tersebut.

         Pewarnaan Sedian Tetes Darah tebal dan Apusan Darah Tipis.

1.      Diencerkan larutan Giemsa 1 bagian dengan 9 bagian aquadest.

2.      Diletakkan sediaan lalu diteteskan larutan Methil alcohol sehingga mengenai seluruh permukaan

sediaan darah tipis (pada sediaan darah tebal tidak ditetesi Methil alcohol)

3.      Dikeringkan sediaan sejenak (sekitar ½ menit)

4.      Ditetesi seluruh permukaan sediaan darah tebal dan darah tipis dengan larutan Giemsa dan biarkan

selama ± 30 menit.

5.      Dibilas secara hati – hati sediaan dengan air mengalir sampai zat pewarna hilang.

6.      Dikeringkan sediaan yang telah dibuat dengan cara diletakkan diatas meja.

         Hasil :

2. Pemeriksaan Malaria

  Pemeriksaan Plasmodium Ovale

  Prinsip   : Memisahkan hemoglobin dalam sel darah merah sehingga adanya parasit penyebab

malaria di dalam sel darah merah dapat terlihat jelas.

  Alat dan Bahan            :

         Alat yang digunakan :

Page 6: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

1.      Mikroskop

2.      Objek glas

         Bahan yang digunakan :

1.      Minyak Imersi

2.      Sediann darah tebal dan tipis

  Prosedur kerja       :

1.      Disiapkan sediaan darah tebal dan tipis yang telah dibuat.

2.      Diteteskan setetes minyal imersi pada sediaan darah tebal dan tipis.

3.      Diperiksa dan diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x ( okuler 10x dan objektif

100x )

4.      Diamati sediaan darah tebal terlebih dahulu kemudian sediaan darah tipis secara Zig – zag.

Page 7: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

  Hasil                                 :

Apabila Pada Percobaan tersebut di dapatkan parasit malaria,dapat dilihat dari ganbar di bawah ini :

         Plasmodium Ovale

                       

Page 8: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

P. ovale terutama terdapat di daerah tropic Afrika bagian Barat, di daerah Pasifik Barat dan

di beberapa bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di Pulau Owi sebelah Biak di Irian

Jaya dan di Pulau Timor. Nama Penyakit yang disebabkan oleh parasi ini disebut malaria ovale.

Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menentukan parasit P. ovale dalam sediaan darah yang

dipulas dengan Giemsa.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah

selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

DAFTAR  PUSTAKA           

http://www.calbe.comhttp://www.medicastro.comid.wikipedia.org/wiki/Malariawww.geocities.com/mitra_sejati_2000/malaria.html

Page 9: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

Plasmodium Ovale

Plasmodium ovale merupakan parasit penyebab penyakit malaria ovale. Parasit ini terutama terdapat di daerah tropik Afrika bagian barat di daerah  pasifik barat dan di beberapa bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di pulau Owi sebelah selatan Biak Irian Jaya dan di Pulau Timor. Morfologi dan daur hidup

Morfologi plasmodium ovale

sedikit mirip dengan plasmodium vivax namun perubahan pada eritrosit yang dihinggapi parasit mirip dengan plasmodium vivax. Trofozoit muda berukuran kira-kira 2 mikron (1/3) eritrosit). Titik-titik Schuffner (disebut juga titik James) terbentuk sangat dini dan tampak jelas. Stadium trofozoit berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen yang lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen P. Malariae. Pada stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar berbentuk lonjong (oval) dan pinggir eritrosit  bergerigi pada salah satu ujungnya dengan titik-titik schuffner yang menjadi lebih banyak. Stadium preeritrosit mempunyai periode prepaten 9 hari, skizon hati besarnya 70 mikron dan mengandung 15.000 merozoit. Perkembangan siklus eritrosit aseksual pada P.Ovale hampir sama dnegan P.vivax dan berlangsung 50 jam. Stadium skizon berbentuk bulat dan bila matang, mengandung 8-10 merozoit yang letaknya teratur di tepi mengelilingi granula pigmen yang berkelompok di tengah. Stadium gametozit betina (makrogametosit) bentuknya bulat mempunyai inti kecil, kompak dan sitoplasma berwarna biru. Gametosit jantan (mikrogametosit) mempunyai inti difus, sitoplasma berwarna pucat kemerah-merahan, berbentuk bulat. Pigmen dalam Ookista berwarna coklat/tengguli tua dan granulanya mirip dengan yang tampak pada Plasmodium malariae. Siklus sporogoni dalam nyamuk anopheles memerlukan 12-14 hari pada suhu 27 °C.

Patologi dan Gejala Klinis

Geja;a klinis malaria ovale mirip dengan malaria vivaks. Serangannya sama hebat namun penyembuhannya sering secara spontan dan relapsnya lebih jarang. Parasit sering tetap berada dalam darah (periode laten) dan mudah ditekan oleh spesies lain yang lebih virulen. Parasit ini baru tampak lagi setelah spesies yang lain lenyap. Infeksi campur P.ovale sering terdapat pada orang tinggal di daerah tropik Afrika dengan endemi malaria.

Diagnosis

Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menemukan parasit P.ovale dalam sediaan darah yang dipulas dengan pewarnaan Giemsa.

Prognosis

Malaria ovale penyakitnya ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

Epidemiologi

Malaria ovale di Indoneisa tidak merupakan masalah kesehatan masyarakt oleh karena fekuensinya yang rendah dan dapat sembuh sendiri secara spontan tanpa pengobtan. Di pulau Owi, Papua, di Flores dan di Timor, parasit ini secara kebetuan ditemukan pada waktu

Page 10: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

dilakukan survei malaria di daerah-daerah tersebut.

Read more at: http://malariana.blogspot.com/2013/08/plasmodium-ovale.htmlCopyright © Malariana

Page 11: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut laporan WHO pada bulan Oktober 1998 dalam WHO fact sheet

No. 94, malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di lebih 90

negara, dengan populasi penderita 40% dari penduduk dunia. Pada tahun 2002 WHO

juga mengeluarkan laporannya dalam World Health Report 2002 yang isinya

menyatakan bahwa beban kasus global tahunan dari malaria adalah 300-500 juta

kasus dengan 11 juta kematian, dan 44 juta cacat seumur hidup. Demikian juga

dengan Indonesia, malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi

permasalahan, terutama untuk Indonesia bagian Timur.

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa dari

genus plasmodium yang menginfeksi sel darah merah penderita. Parasit tersebut

masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Spesies

plasmodium yang menginfeksi manusia yaitu Plasmodium falcifarum,

Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae. Plasmodium

vivax menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium malaria merupakan penyebab

malaria kuartana. Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale, sedangkan

Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika. Spesies terakhir ini paling

berbahaya karena malaria yang ditimbulkan dapat menjadi berat. Hal ini

disebabkan dalam waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar,

sehingga menimbulkan berbagai komplikasi di dalam organ-organ tubuh.

Siklus parasit malaria dapat dilihat pada Gambar 1.1, setelah nyamuk

Page 12: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

Anopheles yang mengandung parasit malaria menggigit manusia, maka keluar

sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk kedalam darah dan jaringan hati.

Parasit malaria pada siklus hidupnya, membentuk stadium schizont jaringan dalam

sel hati (ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah akan keluar merozoit / kriptozoit

yang masuk ke eritrosit membentuk stadium schizont dalam eritrosit (stadium

eritrositer), mulai bentuk tropozoit muda sampai sizon tua / matang sehingga

eritrosit pecah dan keluar merosoit. 2

Gambar 1.1. Siklus hidup parasit malaria (U.S. Department Of Health and

Human Services, 2007)

Merosoit sebagian besar masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil

membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk dihisap oleh nyamuk

malaria betina dan melanjutkan siklus hidup di tubuh nyamuk (stadium

sporogoni). Pada lambung nyamuk terjadi perkawinan antara sel gamet jantan

(mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot akan

berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah

menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, maka keluar sporozoit

dan masuk ke kelenjar liur nyamuk yang siap untuk ditularkan ke dalam tubuh

manusia.

Diagnosis malaria secara pasti dapat dilakukan apabila ditemukan parasit

malaria dalam darah penderita. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2 citra

preparat darah terdapat sel darah merah yang sehat, sel darah merah yang

didalamnya terdapat plasmodium falciparum dengan berbagai fase dan juga fase

plasmodium falciparum dalam bentuk gametozit yang terletak diluar sel darah 3

merah. Pendeteksian secara manual akan mengkonsumsi waktu yang banyak.

Dengan demikian pendeteksian plasmodium falciparum secara otomatis dengan

Page 13: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

memperhatikan bentuk dan pola dari citra preparat darah akan sangat bermanfaat.

Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan, diantaranya untuk menentukan

citra darah yang terdapat parasit plasmodium falciparum. Dalam penelitian ini

diajukan metode yang dapat melakukan identifikasi citra darah yang terdapat

ataupun yang tidak terdapat plasmodium falciparum.

Gambar 1.2. Contoh citra preparat darah

1.2. Perumusan Masalah

(Image courtesy of CDC)

(a) Sel darah merah yang sehat, (b) Ring, (c) Sizon dan (d) Gametosit

Terdapat dua tahapan utama yang dilaksanakan pada penelitian ini. Tahap

pertama adalah melakukan segmentasi menggunakan active contour dan tahap

terakhir adalah melakukan klasifikasi terhadap citra dengan menggunakan metode

support vector machine (SVM).

Berdasarkan penelitian Dias, G. (2008) telah dilakukan proses identifikasi

terhadap fase-fase pada plasmodium falciparum, proses identifikasi dilakukan secara

bertahap yaitu terlebih dahulu membedakan sel darah merah yang sehat dan yang tidak 4

sehat kemudian melakukan klasifikasi terhadap darah yang terdapat plasmodium. Pada

penelitian ini menggunakan yang metode active contour untuk proses segmentasi dari

citra preparat darah yang menghasilkan area yang menjadi dugaan sebagai sel darah

merah dan Support Vector Machine sebagai metode klasifikasi untuk melakukan

identifikasi terhadap sel darah hasil proses segmentasi sehingga bisa diketahui darah

normal, thropozoit, schizont dan gametozit. Akurasi yang tinggi adalah fokus dari

penelitian ini.

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

Page 14: Bhan Tugas Makalah Plasmodium Ovale

1. Citra preparat darah yang digunakan adalah citra darah dari teknik hapusan tepi

dengan kondisi semua sel darah tidak ada yang menumpuk.

2. Penentuan klasifikasi berdasarkan intensitas tingkat keabuan dari citra.

1.4. Tujuan dan manfaat penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem identifikasi fase

plasmodium falciparum dari sebuah citra medis preparat darah. Citra preparat darah

yang diperoleh disegmentasikan menggunakan active contour untuk mendapatkan

area yang akan diklasifikasikan.

Pendeteksian terhadap fase-fase plasmodium falciparum pada preparat darah

hasil proses segmentasi menggunakan metode support vector machine diharapkan

menghasilkan ketepatan yang tinggi dan dapat digunakan untuk melakukan

identifikasi terhadap citra darah dengan kondisi yang berbeda-beda.

1.5. Kontribusi

Permasalahan utama dalam proses identifikasi fase plasmodium falciparum

adalah proses segmentasi dari objek dalam hal ini preparat darah, ekstraksi fitur dari

hasil segmentasi dan proses klasifikasi berdasarkan fitur yang digunakan. Kontribusi

dari penelitian ini adalah meningkatkan akurasi pada identifikasi fase plasmodium

falciparum dengan menggunakan active contour without edge sebagai metode

segmentasi, pemilihan fitur pada tahap ekstraksi fitur dan support vector machine

sebagai metode klasifikasinya.