beton.docx

10
BETON „ HUBUNGAN PONDASI, STRUKTUR RANGKA DAN DINDING BATA DENGAN PERKUATAN ANGKUR“ " BETON " HUBUNGAN PONDASI, STRUKTUR RANGKA DAN DINDING BATA DENGAN PERKUATAN ANGKUR A. STANDAR KOMPETENSI Membuat pasangan pondasi batu belah. B.KOMPETENSI DASAR Memasang pondasi batu belah yang dilengkapi dengan angkur vertikal untuk menyatukan pondasi dengan sloof. C.MATERI PEMBELAJARAN 1.Pondasi batu belah di daerah rawan gempa. 2.Tata cara pelaksanaan pemasangan pondasi batu belah yang dilengkapi angkur. D.STRUKTUR PEMBELAJARAN E.INDIKATOR 1.Menjelaskan hubungan antara pasangan batu belah dengan sloof. 2.Menjelaskan fungsi angkur pada pertemuan antar muka pondasi batu belah dan sloof. 3.Memilih dimensi tulangan sesuai dengan kebutuhan untuk angkur sesuai dengan pedoman praktis. 4.Memotong tulangan dengan panjang penyaluran/tertanam sesuai dengan pedoman praktis. 5.Membentuk angkur menggunakan hasil pemotongan tulangan. 6.Memasang pondasi batu belah yang dilengkapi dengan angkur vertikal untuk menyatukan pondasi batu belah dengan sloof. F.PENILAIAN 1.Proses kerja 30 % 2.Hasil 50 % 3.Keselamatan kerja 10 % 4.Laporan kerja 10 % MODUL I.A - BETON 1 / 10

Upload: mas-luqman

Post on 27-Sep-2015

19 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BETON HUBUNGAN PONDASI, STRUKTUR RANGKA DAN DINDING BATA DENGAN PERKUATAN ANGKUR" BETON "HUBUNGAN PONDASI, STRUKTUR RANGKA DAN DINDING BATA DENGAN PERKUATAN ANGKUR

A. STANDAR KOMPETENSIMembuat pasangan pondasi batu belah.

B.KOMPETENSI DASARMemasang pondasi batu belah yang dilengkapi denganangkurvertikal untuk menyatukan pondasi dengan sloof.

C.MATERI PEMBELAJARAN1.Pondasi batu belah di daerah rawan gempa.2.Tata cara pelaksanaan pemasangan pondasi batu belah yang dilengkapiangkur.

D.STRUKTUR PEMBELAJARAN

E.INDIKATOR1.Menjelaskan hubungan antara pasangan batu belah dengan sloof.2.Menjelaskan fungsi angkur pada pertemuan antar muka pondasi batu belah dan sloof.3.Memilih dimensi tulangan sesuai dengan kebutuhan untuk angkur sesuai dengan pedoman praktis.4.Memotong tulangan dengan panjang penyaluran/tertanam sesuai dengan pedoman praktis.5.Membentuk angkur menggunakan hasil pemotongan tulangan.6.Memasang pondasi batu belah yang dilengkapi dengan angkur vertikal untuk menyatukan pondasi batu belah dengan sloof.

F.PENILAIAN1.Proses kerja 30 %2.Hasil 50 %3.Keselamatan kerja 10 %4.Laporan kerja 10 %MODUL I.A - BETON 1 / 10

G.ALOKASI WAKTU1.4 Jam Tatap Muka2.10 (20) Jam Praktek

H.SUMBER PEMBELAJARAN1.Anonim, (2002), SNI 03-2847-2002: Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional.2.Anonim, (2002), SNI 15-2049-2004: Semen Portland, Badan Standardisasi Nasional.3.Anonim, (2002), SNI 15-0302-2004: Semen Portland Pozolan, Badan Standardisasi Nasional.4.Anonim, (2006), Pedoman Membangun Rumah Sederhana Tahan Gempa, available on:http://www. tahangempa.org5.Gani, M.S.J., (1997), Cement and Concrete, London: Chapman & Hall.6.Gideon Hadi Kusuma dan Vis, W.C., (1994), Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03, Jakarta: Penerbit Erlangga.7.Istimawan Dipohusodo, (1999), Struktur Beton Bertulang, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.8.Kardiyono Tjokrodimuljo, (1996), Teknologi Beton, Yogyakarta: Penerbit Nafiri.9.Nawy, E.G., (1996), Reinforced Concrete: A Fundamental Approach 3rd edition, New York: Prentice Hall.10.Neville, A.M., (1997), Properties of Concrete, New York: John Wiley & Sons. Inc.11.Park, R. and Paulay, T., (1975), Reinforced Concrete Structures, New York: John Wiley & Sons. Inc.12.Teddy Boen, 2001, Impact of Earthquake on School Buildings in Indonesia, UNCRD International Workshop and Symposium: Earthquake Safer World in the 21, Kobe.13.Teddy Boen, 2001, Dasar-Dasar Membangun Bangunan Tembokan Tahan Gempa, Bahan Pelatihan Fasilitator Pembangunan Perumahan, Jakarta.

I.INFORMASI LATAR BELAKANG1. PendahuluanPondasi batu belah dipergunakan di atas tanah kuat/baik yang letaknya tidak dalam. Pada umumnya, dari permukaan tanah sedalam 50 cm terdapat tanah yang disebut tanah humus, yaitu lapisan tanah yang mengandung campuran bekas cabang-cabang kayu kecil-kecil, sampah, dan sebagainya. Di atas tanah semacam ini tidak dapat diletakkan pondasi, karena ada kemungkinan pondasi akan turun akibat memadatnya tanah humus karena muatan diatas tanah tersebut. Penurunan pondasi yang merata tidak menimbulkan masalah, karena konstruksi bangunan gedung di atas pondasi dapat turun secara merata pula. Tetapi apabila penurunan pondasi tidak dapat merata, maka kerusakan-kerusakan akibat penurunan ini tidak dapat dihindarkan. Kerusakan-kerusakan tersebut misalnya berupa:a.pecah/retaknya tembok-tembok.b.pintu/jendela tidak dapat dibuka.c.atap berubah bentuk.MODUL I.A - BETON 2 / 10Oleh karena itu, lapisan tanah humus harus digali dan dibuang ke tempat lain.Perletakan dasar pondasi batu belah ditetapkan lebih dalam dari lapisan tanah humus ( 30 sampai 50 cm atau, lebih dalam), agar diperoleh kepastian tanah menjadi cukup kuat dan memenuhi syarat. Kedalaman rata-rata pondasi batu belah berkisar antara 60 sampai 80 cm dari permukaan tanah.Dasar perhitungan pondasi batu belah adalah perlebaran/perluasan dasar pondasi terhadap tebal tembok, dengan tujuan agar terjadi pembagian beban yang lebih merata dari gaya-gaya yang ditimbulkan muatan di atasnya. Intensitas gaya yang bekerja di atas tanah keras (perletakan pondasi) dihitung setiap satuan luas (kg/cm2). Oleh karena itu, pondasi batu belah merupakan pondasi ringan, yang hanya mampu mendukung muatan konstruksi bangunan gedung sederhana. Dengan demikian perlebaran/perluasan dasar pondasi dapat ditetapkan 2 sampai 3 kali lebar bagian atas pondasi.. Walaupun demikian, dalam menentukan ukuran luas dasar pondasi, sebaiknya diperhitungkan muatan dari bangunan di atasnya.Dalam penggambaran, untuk pasangan bata merah batu diambil ukuran 15 cm. Lantai ditetapkan sebagai titik nol dan digunakan sebagai dasar ukuran keseluruhan bangunan. Di atas lantai setinggi 20 cm, dari permukaan lantai, dibuat pasangan kedap air yang disebut trasraam dengan campuran 1 pc : 2 pasir, dengan tujuan agar air dari tanah tidak dapat naik ke pasangan tembok. Persyaratan ini dalam praktek perlu diperhatikan. Di bawah lantai diberi lapisan pasir urug setebal 20 cm, yang dipadatkan dengan maksud agar diperoleh permukaan yang rata dan cukup kuat.Di atas pondasi batu belah dipasang beton bertulang yang disebut: balok sloof, yang dibuat dari beton bertulang dengan campuran yang baik, dengan kuat tekan minimal mencapai 20 Mpa (200 kg/cm). Sloof berukuran minimal 15 cm x 20 cm dengan diameter tulangan memanjang minimal 10 mm. Meskipun demikian, disarankan tulangan berdiameter 12 mm, sehingga membentuk formasi tulangan memanjang 412 dan sengkang 8-150 atau 6-125. Material beton berfungsi untuk menahan gaya tekan, sedangkan baja tulangan digunakan untuk menahan gaya tarik. Tujuan penggunaan balok sloof, selain sebagai pengganti trasraam dibawah lantai, juga untuk meratakan beban komponen bangunan yang ada di atasnya untuk diteruskan ke bagian pondasi. Apabila terjadi penurunan pondasi, diharapkan tidak akan mempengaruhi konstruksi bangunan di atasnya, karena telah didukung oleh balok sloof.2. Pondasi batu belah pada daerah rawan gempaPondasi merupakan bagian dari struktur yang paling bawah dan berfungsi untuk menyalurkan beban ke tanah, dan harus diletakan pada tanah yang keras.Kedalaman minimum untuk pembuatan pondasi adalah 60 cm dari permukaan tanah. Seluruh pekerjaan pasangan batu belah ini menggunakan adukan campuran 1 semen : 4 pasir. Pasangan batu belah untuk pondasi dikerjakan setelah lapisan urug dan aanstamping (pasangan batu kosong) selesaiMODUL I.A - BETON 3 / 10dipasang. Pondasi juga harus mempunyai hubungan kuat dengan sloof, yang dapat dilakukan dengan pemasanganangkurantara sloof dan pondasi dengan jarak 1 meter.Pada saat terjadi gempa, tanah bergerak ke arah horisontal dan vertikal, sehingga akan bekerja pula gaya lateral yang menyebabkan adanya komponen gaya geser antara pondasi dengan komponen bangunan di atasnya (sloof). Apabila hubungan antara pondasi dengan sloof tidak cukup kuat, maka akan terjadi kerusakan akibat pergeseran sloof terhadap pondasi. Fenomena ini dapat diatasi dengan memberikan penghubung geser berupa angkur, yang menghubungkan pondasi dengan sloof, sehingga gaya geser yang bekerja pada bidang antara muka pondasi dan sloof dapat ditanggulangi. PergeseranGambar 1. Kerusakan permukaan pondasi akibat gaya gempaUntuk memperoleh pondasi yang baik, pada daerah gempa, perlu diperhatikan prinsip-prinsip galian pondasi sebagai berikut:a.Kedalaman pondasi dari permukaan tanah minimal 60 cm.b.Lebar bagian bawah pondasi minimal 60 cm.c.Lebar bagian atas pondasi minimal 30 cm.d.Konstruksi pondasi dibuat solid (pejal) dan menerus.e.Diletakkan di atas tanah keras.MODUL I.A - BETON 4 / 10Gambar 2. Pondasi menerus dari batu belahPondasi tidak diletakkan langsung diatas tanah dalam lubang pondasi, tetapi di atas tanah tersebut diberi lapisan pasir urug minimum setebal 10 cm dan dipadatkan dengan cara menyiram dengan air, dengan maksud agar diperoleh permukaan yang merata dan dapat meredam rambatan gelombang saat terjadi gempa.Ukuran lubang dasar galian pondasi dibuat 10 cm kiri-kanan lebih lebar daripada dasar pondasi, agar orang dapat bekerja pada waktu mengerjakan pasangan pondasi.Galian lubang pondasi dibuat miring (5 : 1), agar dinding tanah galian tidak mudah runtuh. Kemiringan galian tanah ini makin besar untuk tanah-tanah yang gembur/lembek.Sloof berukuran 15 cm x 20 cm dibuat dari beton bertulang dengan kekuatan tekan minimum 20 MPa (200 Kg/cm2). Untuk bangunan sederhana satu lantai, dapat dibuat dengan perbandingan volume, 1 semen: 2 pasir: 3 split (maksimum berukuran 20 mm), yang diaduk dengan air (jika pasir dan split dalam kondisi jenuh kering muka). Tulangan memanjang yang dipasang minimal 410, tetapi disarankan 412, dan sengkang 8-150 atau 6-125.MODUL I.A - BETON 5 / 10MODUL I.A - BETON 6 / 10Sloof diangkur pada setiap jarak 100 cm dengan kedalaman 40 cm sehingga struktur menjadi kokoh.Adukan yang digunakan sebagai perekat batu belah menggunakan komposisi 1 semen : 4 pasir, yang diaduk dengan air (jika pasir dalam kondisi jenuh kering muka).dinding0,150,600,80100 mm 30 mm 30 mm300 mm100 mm 500 mm 20 20 40 100 cmGambar 4. Bentuk angkur pada pondasi batu belah3. Tata cara pelaksanaan pekerjaanUntuk memperoleh hasil pekerjaan yang optimal dan memenuhi standar yang dipersyaratkan, perlu dipersiapkan kebutuhan alat dan bahan sebagai berikut:a.Alat:1)Waterpas/selang2)Benang3)Unting-unting4)Paku 1,5"5)Profil6)Kaso 5/7MODUL I.A - BETON 7 / 107)Meteran8)Bodem9)Sendok spesi10)Palu11)Bak spesi12)Ember13)Sekop14)Cangkulb.Bahan:1)Batu belah (batu kali/gunung ataupun batu putih yang tidak pecah bila dijatuhkan ke atas batu lain dari ketinggian 1 meter).2)Angkur (bentuk seperti terlihat pada Gambar 4, terbuat dari baja tulangan diameter 10 mm sampai 12 mm (kondisi baik, tidak berkarat, tidak berminyak, bukan besi bekas).3)Semen (PC kemasan 50 kg atau PPC kemasan 40 kg) yang tidak mengeras, kering dan warnanya seragam.4)Pasir (berasal dari sungai/darat, tidak mengandung lumpur dan bahan organik yang melebihi dari ketentuan yang berlaku).5)Air (layak minum, tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau).4. Langkah kerjaa.Persiapan pekerjaan1)Mempelajari gambar kerja.2)Mengenakan pakaian serta perlengkapan kerja lainnya.3)Membuat adukan dengan komposisi 1 semen: 4 pasir, yang diaduk dengan air (jika pasir dalam kondisi jenuh kering muka), dalam kotak adukan.4)Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.5)Elemen batu belah dibuat bersudut atau dihindari bentuk bulat pada setiap permukaannya sehingga akan menambah ikatan antar elemen dan ikatan mortar.6)Membuat profil podasi dengan bentuk sesuai rencana dalam gambar kerja, dan dibuat menggunakan reng atau bambu bilah.Menentukan dan mengatur tata letak pekerjaan dengan tujuan:1)Menghindari kecelakaan kerja.2)Tersedianya ruang gerak yang cukup leluasa saat bekerja.3)Meningkatkan produktivitas.4)Menghindari tercecernya material yang bisa mengakibatkan pemborosan.5)Menambah semangat kerja.b.Pelaksanaan pemasangan pondasi batu belah1)Membersihkan galian yang telah dibuat dan kontrol kedalaman dan lebar galian, kelurusan, dan kemiringannya.2)Menghamparkan pasir sebagai lapisan dasar pondasi dan dipadatkan sehingga mempunyai permukaan yang rata dengan tebal minimum 10 cm. Apabila pasir dalam kondisi kering pada saat pemadatan, maka pasir disiram dengan air secukupnya (jangan terlalu jenuh).MODUL I.A - BETON 8 / 103)Menyiram pasir urug dengan air hingga jenuh, kemudian dilakukan pemadatan.4)Memasang profil pondasi secara kuat dengan penyokong kaso 5/7 pada ujung-ujung pondasi.5)Memeriksa kembali bentuk, ukuran, dan kekokohan profil yang akan digunakan.6)Memasang profil pada kedua ujung jalur lubang galian yang akan dikerjakan, dengan bantuan dua kaso 5/7 yang diletakkan berdampingan dengan jarak selebar bagian atas pondasi, dan ditancapkan dengan kokoh di dasar galian.Gambar 5. Pemasangan profil dalam lubang pondasi7)Memasang satu lapisan batu kosongan dengan ketinggian 15 cm sampai 20 cm (tanpa spesi) sepanjang pondasi sebagai lapisan dasar, kemudian menaburkan pasir, dan menyiram air sampai celah-celah antara batu dapat terisi penuh.8)Merentangkan benang di sisi luar rencana pondasi antar profil setinggi 30 cm. Setiap lot benang pada profil dalam setiap baris pasangan, harus mudah dipindahkan saat pelaksanaan.9)Menghamparkan spesi pondasi dan memasang batu pondasi dengan rapi dengan posisi batu mendatar;10)Memasang elemen batu belah dengan jalan mengaturnya dari bagian dasar (batu belah yang memiliki ukuran dan berat yang lebih besar) hingga ke atas (batu belah yang memiliki ukuran dan berat yang lebih kecil).11)Meletakkan batu belah dengan mempertimbangkan gaya gravitasi dari berat batu ke arah sumbu pasangan, dan saling mengunci sehingga tidak tejadi bahaya pergesaran atau kelongsoran.MODUL I.A - BETON 9 / 10MODUL I.A - BETON 10 / 10Tidak baik (spesi segaris) Benar (spesi tidak segar12)Apabila pemasangan batu belah pada lapis pertama telah diselesaikan, benang dipindahkan ke lapisan berikutnya.13)Apabila terdapat siar berukuran besar karena bentuk batu yang tidak beraturan, siar tersebut harus diisi dengan batu pecah atau split.14)Memasang angkur baja tulangan yang telah dipersiapkan setiap jarak 1 meter dengan kedalaman 40 cm di dalam pondasi batu belah.15)Mengulang langkah di atas sampai dengan ketinggian sesuai dengan rencana.16)Mengisi celah-celah antara batu pondasi bagian samping sampai penuh.5. Kesehatan dan keselamatan kerjaHal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja antara lain:a.Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar.b.Membersihkan tempat kerja dari kotoran yang mengganggu.c.Menempatkan alat-alat dan bahan-bahan di tempat yang mudah dijangkau dan aman untuk mendapatkan ruang kerja yang ideal.d.Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.e.Memecahkan batu yang besar menggunakan bodem atau pukul besi, sehingga mudah untuk diangkat. Gunakan kaca mata pengaman ketika memecah batu.f.Memecahkan batu di tempat yang tidak membahayakan akibat pecahan batu yang terlempar.g.Jangan memegang spesi dan jangan terlalu sering mencuci tangan saat bekerja, karena dapat mengakibatkan iritasi pada kulit telapak tangan.h.Mengerjakan dengan teliti, hati-hati dan penuh konsentrasi.

PemadatanPemadatan pada sambungan dan tepi-tepi, penekanan, pemadatan secara tumbuk, dan pemadatan secara getar, sampai tingkat tertentu cukup efektif, tapi tidak secara otomatis menjamin kepadatan beton. Mesin getar(vibrator), baik jenis internal maupun jenis permukaan dapat memberikan hasil yang baik.Seluruh perkerasan harus dipadatkan seefektif mungkin. Perhatian khusus harus diberikan terhadap tepi-tepi sepanjang sumbu, dan pada sambungan-sambungan.Sekitar ruji dan kedudukan, pada tepi-tepi dan sudut-sudut atau sekitar pembuangan air(drains), dan pada pelat-pelat tidak beraturan pada jalan masuk / ramps dan persimpangan, diperlukan ketelitian khusus untuk menjamin kepadatan yang baik.Penggetar internal dioperasikan di dalam beton untuk mengeluarkan udara sewaktu mesin penghampar bergerak. Mesin penggetar yang dioperasikan secara manual tidak boleh berada di satu titik yang digetarkan lebih dari 5 detik, dengan jarak titik satu dengan titik lainnya antara 25 30 cm.

Kegunaan Chemical anchor adalah sebagai berikut:- Untuk pemasangan rebar/ besi beton pada beton apabila terjadi perubahan desain atau besi beton tertinggal atau terpaksa ditinggal dengan alasan kemudahan pekerjaan. Metode kerjanya adalah sebagai berikut: beton dibor, kemudian lubang bor dibersihkan setelah itu chemical dimasukkan ke lubang dan terakhir rebar dimasukkan pada lubang beton yang telah diisi chemical tadi. Setelah beberapa saat rebar yang terpasang di beton tadi akan terpasang dengan kuat pada beton. Keadaan ini menyerupai keadaan dimana rebar dipasang sebelum beton dicor ( cas in place) . Dapat dibuktikan dengan test tarik dengan alat yang tersedia.- Untuk pemasangan stud bolt atau angkur. Biasanya digunakan untuk fastener ke beton pada struktur baja atau mesin-mesin pabrik. Metode kerjanya sama dengan pemasangan rebar hanya dalam hal ini yang dipasang adalah stud bolt atau angkur. Mempunyai kelebihan anti vibrasi / getaran.JasaKonstruksi

Core drill adalah suatu sistem untuk membuat lubang pada beton untuk berbagai keperluan ( contoh: untuk akses pipa plumbing, lubang angkur, kabel dll.) . Dapat juga membuat opening berbentuk persegi pada beton dengan cara dirajah. Cara ini jauh lebih cepat, dan efisien dibandingkan dengan membobok. Juga menghindari terjadinya retak struktur yang timbul akibat membobok. Keistimewaan utama sistem ini adalah besi beton dengan berbagai ukuran akan terpotong, hal ini dimungkinkan karena mata core drill terbuat dari serbuk intan.Kami juga aplikator pemasangan Chemical serta Mechanical anchor. Berpengalaman lebih dari 10 tahun. Hasil pekerjaan bergaransi. Jasa konstruksi lainnya seperti pembuatan jalan, struktur baja, pembangunan gedung, ruko, rumah tinggal dll.Fungsi angkur untuk mengukuhkan berdirinya tiang rumah