beton pratekan 3.pdf

26
BETON PRATEGANG Kuliah ke 3 Rabu, 19 Juni 2013

Upload: ervina-yuliyanti-pratikno

Post on 22-Nov-2015

115 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

  • BETON PRATEGANGKuliah ke 3

    Rabu,19Juni 2013

  • Tabel Koefisien Wobble dan Geseran ( Friksi )

    KEHILANGAN GAYA PRATEGANG AKIBATCREEP

    Kehilangan gaya prategang akibat creep ( rangkak ) merupakankehilangan gaya prategang yang tergantung pada waktu yangdiakibatkan oleh proses penuaan dari beton selama pemakaian.

  • Ada 2 cara dalam menghitung kehilangan gaya prategang akibat creep( rangkak ) :1. Methode regangan rangkak batas

    Besarnya kehilangan tegangan dinyatakan :

    fCR = ce . fc . EsDimana : fCR : Kehilangan tegangan akibat creep

    ce : Regangan elastisfc : Tegangan beton pada posisi baja prategangEs : Modulus elastisitas baja prategang

    2. Methode koefisien rangkak

    fCR = CR . Es = ( fc / Ec ) Es = fc ( Es / Ec ) = fc n = cr / ce cr = ce = ( fc / Ec )

    n = Es / Ec

  • Dimana : fCR : Kehilangan tegangan akibat creepcr : Regangan akibat rangkakce : Regangan elastisEc : Modulus elastis betonEs : Modulus elastis baja prategangfc : Tegangan beton pada posisi baja prategangn : Angka ratio moduler

    Untuk struktur beton prategang dengan lekatan yang baik antaratendon dan beton ( bonded members ), kehilangan tegangan akibatrangkak ( creep) dapat diperhitungkan dengan rumus :

    fCR = Kcr ( Es / Ec ) ( fci fcd )

    Dimana : fCR : Kehilangan tegangan akibat creepKcr : Koefisien rangkak ( creep ), yang besarnya :

    untuk pratarik ( pretension ) : 2,0 untuk pasca tarik ( post tension ) : 1,6

  • Es : Modulus elastisitas baja prategangEc : Modulus elastisitas betonfcp : Tegangan tekan beton rata-rata pada :

    pusat berat tendon

    CONTOH SOALSuatu balok beton prategang dimensi 250 x 400 mm dengan lintasantendon berbentuk parabola.Sketsa penampang balok ditengah-tengah bentangan seperti gambardibawah ini :

    Modulus elastisitas beton Ec = 33.330 MPaModulus elastisitas baja prategangEs = 200.000 MPaTendon terdiri dari 5 buah kawatmasing-masing dengan dia. 5 mmdan terletak 75 mm dari sisibawah balok

  • Teg. tarik pada tendon akibat gaya prategang awal fi = 1.200 N/mm2

    Regangan elastis ce = 35 x 10-6Koefisren creep ( rangkak ) = 1,6 maka :Hitunglah kehilangan gaya prategang akibat creep dengan cara :a. Regangan rangkak batas b. Koefisien rangkak

    Penyelesaian :Ac = 250 x 400 = 100.000 mm2

    I = (1/12 ) x 250 x 4003

    I = 1,33 x 109 mm4

    Sx = (1/6 ) x 250 x 4002

    Sx = 6,67 x 106 mm3

    Eksentrisitas tendon : e = 200 75 = 125 mm

  • Luas penampang baja prategang : Ap = 5 x 12,72 = 633,4 mm2Gaya prategang awal : Pi = Ap x fi = 633,4 x 1.200 = 760.080 N

    Teg. Tekan beton ditengah-tengah bentangan :

    Tanda ( minus ) berarti tekan

  • Perhitungan dengan regangan rangkak batas :

    fCR = ce . fc . Es = 35 x 10-6 x 16,53 x 200.000 = 115,71 N / mm2Prosentase kehilangan prategang thd. Tegangan awal tendon :

    CR = ( fCR / fi ) x 100 % = ( 115,71 / 1.200 ) x 100 % = 9,64 %Perhitungan dengan koefisien rangkak batas :

    fCR = fc ( Es / Ec ) = 1,6 x 16,53 ( 200.000 / 33.300 ) = fCR = 158,70 N/mm2

    Prosentase kehilangan prategang thd. Tegangan awal tendon :

    CR = ( fCR / fi ) x 100 % = ( 153,70 / 1.200 ) x 100 % = 13,23 %

  • CONTOH SOALSuatu simple beam dari beton prategang dengan sistem post tensionmempunyai bentangan L = 19,80 mDimensi penampang ditengah-tengah bentangan seperti sketsa diba-wah ini :

    Beban mati ( Dead Load ) : 6,9 kN/mBeban mati tambahan : 10,6 kN/m

    Balok diberi gaya prategang 2.758 kNModulus elastisitas baja prategang :

    Es = 189.750 N/mm2

    Modulus elastisitas beton : Ec = 30.290 N/mm2

    Tegangan tarik batas ( ultimate tensile stress ) kabel/baja prategang :fpu = 1.862 N/mm2

    Koefisien rangkak ( creep coefficient ) : Kcr = 1,6Hitunglah prosentase kehilangan prategang akibat rangkak :

  • Penyelesaian :Properti penampang :Ac = 400 x 600 = 240.000 mm2

    I = ( 1/12 ) x 400 x 6003I = 7,20 x 109 mm4

    W = ( 1/6 ) x 400 x 6002

    W = 24 x 106 mm3

    Excentrisitas tendon ditengah bentangan : e = x 600 100 = 200 mmSesuai dengan SNI T 12 2004 :Diambil teg. awal baja prategang : 74 % x teg. batas baja prategang

    fsi = 74 % x fpu = 74 % x 1.862 = 1.377,88 N/mm2

    Momen akibat beban mati ( dead load ) :Mg = (1/8) x 6,9 x 19,82 = 338,13 kNm

    Momen akibat beban mati tambahan :Ms = (1/8) x 11,6 x 19,82 = 568,46 kNm

  • Tegangan beton pada pusat tendon akibat gaya prategang :

    Tanda ( minus ) berarti Tekan

    Jadi : fcp = 2,68 x 10-2 kN/mm2 ( tekan )

  • Tegangan beton pada pusat tendon akibat dead load :

    ( tarik )

    Jadi tegangan beton dipusat tendon pada saat transfer gaya prategang :fci = fcp + fg = 26,8 + 9,4 = 17,4 N/mm2 ( tekan )Tegangan beton pada pusat tendon akibat beban mati tambahan :

    ( tarik )

  • Kehilangan tegangan pada tendon akibat rangkak ( creep ) : fCR = Kcr ( Es / Ec ) ( fci fcd ) fCR = 1,6 ( 189750 / 30290 ) ( 17,40 15,8 ) = 16,04 N / mm2

    Prosentase kehilangan tegangan pada tendon akibat creep :

    CR = ( fCR / fsi ) x 100 %CR = ( 16,04 / 1377,88 ) x 100 % = 1,16 %

    KEHILANGAN GAYA PRATEGANG AKIBAT PENYU-SUTAN BETONPenyusutan beton dipengaruhi oleh :

    a. Ratio voluma beton dan luas permukaan beton.

    b. Kelembaban relatif waktu antara akhir pengecoran dan pemberi -an gaya prategang.

  • Kehilangan gaya prategang akibat penyusutan beton :

    fSH = cs . EsDimana : fSH : Kehilangan prategang akibat penyusutan betoncs : Regangan susut sisa total beton

    Untuk pratarik (pretension )cs = 300 x 10-6

    Untuk pasca tarik ( post tension )

    t = usia beton ( hari ) pada saat transfergaya prategang

  • Kehilangan gaya prategang akibat penyusutan beton dapat pula di-hitung dengan rumus dibawah ini :

    fSH = SH . KSH . EsDimana : fSH : Kehilangan prategang akibat penyusutan betonSH : Susut efektif yang dapat dihitung dengan rumus :

    V : Voluma beton dari suatu komponen beton prategangS : Luas permukaan dri suatu komponen beton prategang

    RH : Kelembaban udara relatifEs : Modulus Elastisitas baja prategang

    KSH : Koefisien penyusutanYang harganya ditentukan terhadap waktu antaraakhir pengecoran dan saat pemberian gaya prategang.

    Nilai koefisien penyusutan dapat diambil dari tabel padaslide berikut ini.

  • Tabel koefisien penyusutan

    CONTOH SOALSuatu komponen struktur beton prategang berupa balok prategang.Gaya prategang diberikan 48 jam setelah pengecoran beton. Ke-lembaban udara relatif 75 % dan ratio voluma terhadap luas per-mukaan V/S = 3. Tegangan tarik batas ( ultimate tensile stress ) bajaprategang fpu = 1.862 N/mm2 sedangkan modulus elastisitas bajaprategang Es = 189.750 N/mm2Hitunglah kehilangan gaya prategang akibat penyusutan beton.Penyelesaian :Gaya prategang diberikan setelah 48 jam ( 2 hari ) setelah pengecoran

    Dimana : t = 2 hari

    Regangan susut sisa total beton :

  • log10 ( t + 2 ) = log10 ( 2 + 2 ) = 0,60206Regangan susut sisa : cs = ( 200 x 10-6 ) / 0,60206 = 0,00033Sehingga kehilangan gaya prategang akibat penyusutan beton :

    fSH = cs . Es = 0,00033 x 189.750 = 62,62 N/mm2Sesuai dengan SNI T 12 2004 :Teg. awal baja prategang diambil 74 % x teg. batas baja prategangTeg. awal bj. prategang : fsi = 74% x fpu = 74% x 1.862 = 1.378 N/mm2

    Prosentase kehilangan prategang :

    SH = ( fSH / fsi ) x 100 % = ( 62,62 / 1.378 ) x 100 % = 4,54 %Sekarang dicoba dengan rumus lain :

    Penyusutan efektif :

    Diatas telah diketahui ratio voluma terhadap luas : V/S = 3Demikian pula kelembaban relatif : RH = 75%

  • Sehingga penyusutan efektif :SH = 8,2 x 10-6 ( 1 0,06 x 3 ) ( 100 75 ) = 1,68 x 10-4

    Dari tabel koefisien penyusutan :

    Untuk 2 hari diperoleh : KSH = 0,885 ( dengan interpolasi linear )Sehingga kehilangan tegangan pada baja prategang : fSH = SH . KSH . Es = 1,68 x 10-4 x 0,885 x 189.750 = 28,21 N/mm2Teg. awal baja prategang : fsi = 1.378 N/mm2

    Sehingga prosentase kehilangan tegangan :SH = ( fSH / fsi ) x 100 % = ( 28,21 / 1.378 ) x 100 % =2,05 %Diperoleh presentase yang lebih kecil bila dibandingkan denganMenggunakan cara diatas

  • KEHILANGAN GAYA PRATEGANG AKIBAT RELAKSASIBAJA PRATEGANGRelaksasi baja prategang terjadi pada baja prategang dengan perpan-jangan tetap selama suatu periode yang mengalami pengurangan gayaprategangPengurangan gaya prategang ini akan tergantung pada lamanya waktuberjalan dan ratio antara prategang awal ( fpi ) dan prategang akhir( fpy )Besarnya kehilangan prategang akibat relaksasi baja prategang dapatdihitung dengan rumus dibawah ini ;

    fCE = C [ Kre J ( fSH + fCR + fES ) ]Dimana : fCE = Kehilangan prategang akibat relaksasi.

    C = Faktor relaksasi yang besarnya tergantunga padajenis baja/kawat prategang.

    Kre = koefisien relaksasi, harganya : 41 ~ 138 N/mm2

    J = faktor waktu, nilainya : 0,05 ~ 0,015

  • fSH : Kehilangan prategang akibat penyusutan beton fCR : Kehilangan tegangan akibat creep

    fCE = C [ Kre J ( fSH + fCR + fES ) ]

    fES : Kehilangan prategang akibat perpendekan elastisCONTOH SOALKita pergunakan contoh soal pada slide didepan, pada persoalanKehilangan prategang akibat rangkak ( creep )Suatu simple beam dari beton prategang dengan sistem post tensionmempunyai bentangan L = 19,80 m

    Ukuran balok dan posisi tendon( kabel ) prategang seperti padagambar disamping ini

    Beban mati ( Dead Load ) : 1,10 kN/m

  • Data data beton : Modulus elastisitas beton : Ec = 30.290 N/mm2Koefisien rangkak ( creep coefficient ) : Kcr = 1,6Regangan elastis ce = 35 x 10-6

    Data data baja prategang :Modulus elastisitas baja prategang : Es = 189.750 N/mm2Teg. tarik batas kabel/baja prategang : fpu = 1.862 N/mm2

    Pelaksanaan prategangan :Gaya prategangan diberikan setelah 10 hari pengecoran betonKelembaban udara relatif 70 %Ratio Voluma terhadap Luas permukaan : V/S = 3

    Faktor relaksasi kabel/baja pratengan : C = 1,45Koefisien relaksasi kabel/baja prategang : Kre = 130 N/mm2Faktor waktu : J = 0,15

    Hitunglah kehilangan prategang akibat relaksasi baja prategang :

    Luas penampang baja prategang : Ap = 633,4 mm2

  • Penyelesaian :Properti penampang :Ac = 400 x 600 = 240.000 mm2

    I = ( 1/12 ) x 400 x 6003

    I = 7,20 x 109 mm4

    W = ( 1/6 ) x 400 x 6002

    W = 24 x 106 mm3

    Tegangan awal baja prategang :

    fsi = 74 % x fpu = 74 % x 1.862 = 1.377,88 N/mm2

    Gaya prategang awal :

    n = Es / Ec = 189.750 / 30.290 = 6,2

    Perhitungan tegangan beton pada posisi kabel prategang :

    pi = Ap x fsi = 633,4 x 1.377,88 = 872.749 N

  • Eksentrisitas baja prategang : e = 300 - 100 = 200 mm

    Tegangan beton pd posisi kabel akibat gaya prategang :

    Momen akibat beban mati ( berat sendiri balok ) :

    Mg = (1/8) x 1,10 x 19,82 = 53,91 kNm

  • Tegangan beton pd posisi kabel akibat Dead Load :

    Teg. beton total pd saat transfer gaya prategang :

    fpi = fcp + fg = - 8,49 + 1,50 = - 6,99 N/mm2

    Kehilangan prategang akibat perpendekan elastis :

    fES = n fpi = 6,2 x 6,99 = 43,34 N/mm2

    ( tekan )

  • Gaya prategang diberikan setelah 10 hari setelah pengecoran

    Regangan susut sisa beton : t = 10 hari

    Kehilangan gaya prategang akibat penyusutan beton :

    fSH = cs . Es = 0,00018 x 189.750 = 34,15 N/mm2Kehilangan prategangan akibat rangkak ( creep ) beton :

    fCR = ce . fc . Es = 35 x 10-6 x 6,99 x 189.750 = 46,42 N/mm2

    fCE = C [ Kre J ( fSH + fCR + fES ) ]Kehilangan prategangan akibat Relaksasi Baja Prategang :

    fCE = 1,45 [ 130 0,15 ( 34,15 + 46,42 + 43,34 ) ] = 161,55 N/mm2

  • % Kehilangan prategangan akibat Relaksasi Baja Prategang :