besar mesti segera rp2.900/eks dibereskan. (di luar p. jawa … · 2010-10-20 · bagi kebijakan...

1
Demokrat Nilai Posisi Golkar di Sekber Sia-Sia RENCANA demonstrasi besar- besaran memperingati setahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berlangsung hari ini ditanggapi proporsional oleh Presiden. “Masuk setahun usia kabinet Indonesia Bersatu II, saya men- dengar akan ada unjuk rasa besar-besaran. Namun, dalam sistem demokrasi aksi itu men- jadi hal biasa, bukan hal yang luar biasa,” ungkap Presiden Yudhoyono sebelum menutup sambutannya saat membuka Rapat Kerja Gubernur se-Indo- nesia di Hotel Clarion, Makas- sar, kemarin. Menurutnya, kritik, petisi, unjuk rasa bukan masalah, se- hingga tidak perlu terganggu karena itu hak warga negara dan patut dihormati. “Kecuali jika ada ancaman untuk menggulingkan pengua- sa, itu lain lagi masalahnya, itu sudah masuk domain hukum,” jelasnya, seraya menepis tu- dingan bahwa kondisi negara dalam keadaan memburuk. Kunjungan Presiden Yudho- yono ke Makassar disambut un- juk rasa mahasiswa. Aksi yang semula tertib dengan hanya menggelar orasi menyatakan penolakan terhadap kehadiran SBY, tiba-tiba berubah menjadi anarkistis. Lima polisi dan seorang war- tawan terluka akibat terkena lemparan batu. Sementara itu, demonstrasi memperingati setahun peme- rintahan SBY di Jakarta hari ini akan mengepung tiga titik, yakni Bundaran Hotel Indo- nesia, Medan Merdeka, dan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat. “Sejumlah elemen masya- rakat sudah mengajukan izin aksi. Peserta aksi tidak sampai 2.000 orang,” kata Kepala Di- visi Humas Mabes Polri Irjen Iskandar Hasan. Presiden Yudhoyono hari ini, dijadwalkan pergi ke Bogor, Jawa Barat, bersama beberapa menteri menghadiri peringat- an Hari Ulang Tahun Badan Pertanahan Nasional sekaligus penyerahan simbolis sertikat terhadap warga Cilacap di Is- tana Bogor. Di Kota Hujan itu, sejumlah elemen mahasiswa, pemuda, dan masyarakat juga akan ber- unjuk rasa menolak kedatang- annya. (LN/FD/Dvd/DD/*/ X-6) P ARTAI Demokrat melancarkan serangan kepada Partai Golkar. Demokrat mengang- gap sia-sia keberadaan Golkar di Sekber Partai Koalisi. Namun, Golkar meyakinkan Demokrat bahwa dia layak dipercaya. Serangan itu dilancarkan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Jafar Hafsah di Jakarta, ke- marin. Menurut dia, Golkar me- miliki kontribusi rendah dalam sekber. “Kadang bermanfaat, kadang tidak. Jadi manfaatnya kadang-kadang saja.” Sekber dibentuk 6 Mei 2010 untuk mendukung pemerin- tahan Presiden Su silo Bam- bang Yudhoyono dan Wapres Boediono. Sekber terdiri atas Partai Demokrat, Golkar, PKS, PAN, PPP, dan PKB. Enam par- tai itu menguasai 75% suara di DPR sehingga mestinya mereka menjadi abdi dalem yang setia dan penopang paling efektif bagi kebijakan pemerintah. Fakta bicara lain. Jafar meng- ungkapkan bahwa tidak sepe- nuhnya Golkar menopang ke- bijakan pemerintah. Ia menya- takan sikap oportunistis Golkar tampak dalam pembahasan kasus Bank Century di DPR. Golkar tidak menunjukkan konsistensi sebagai mitra koa- lisi. Itulah sebabnya Jafar tidak mempermasalahkan jika Gol- kar keluar dari koalisi. Sebaliknya, Golkar ternyata masih nyaman berada dalam sekber. Ketua Fraksi Partai Gol kar DPR Setya Novanto meminta semua anggota koalisi memercayai komitmen Golkar. Komitmen Golkar, kata dia, antara lain tetap bersikap kritis terhadap pemerintah. Novanto mengingatkan agar setiap anggota sekber jangan saling menyerang karena hal itu sama sekali tidak efektif. Juga jangan mencampuri hal- hal yang menjadi urusan fraksi atau partai masing-masing. Perombakan kabinet Sejauh ini, gesekan antara Demokrat dan Golkar dipicu wacana perombakan kabinet. Golkar ingin menambah jumlah menterinya sehingga memicu kemarahan elite Demokrat. Itulah sebabnya, sebagian elite Demokrat ingin menggan- deng PDIP dalam kabinet dan mendepak Golkar dari koalisi. “Komunikasi kami dengan PDIP bagus,” kata Jafar. Akan tetapi, PDIP masih berhitung untuk bergabung dalam koalisi. Sebab kata Ketua DPP PPDIP Puan Maharani, pihaknya masih terikat dengan hasil Kongres Bali yang mene- tapkan PDIP sebagai partai penyeimbang. Puan juga meng- ingatkan bahwa PDIP tidak mau menjadi alat Demokrat untuk menakut-nakuti Golkar. Hubungan Demokrat dan PDIP kian mesra sejak Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Tauq Kiemas bersama Puan bertemu dengan Presi- den Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat saat Lebaran lalu. Puan menjelaskan, komunikasi sudah berujung pada kerja sama politik, antara lain dalam pemilihan calon Kapolri. Kepastian apakah PDIP ma- suk kabinet tentu masih me- nunggu keputusan Presiden Yudhoyono. Menurut rencana, besok Presiden menggelar ra- pat evaluasi kabinet di Istana Bogor. Evaluasi itu berpeluang berujung pada perombakan kabinet sehingga Wapres Boe- diono pun terpaksa memper- singkat kunjungannya ke China agar bisa menghadiri rapat tersebut. (Rin/Tup/X-3) [email protected] Berita terkait hlm 2 SEBUAH penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Social Cog- nitive and Affective Neu- roscience menunjukkan bahwa menyaksikan lm, program TV, atau video game berbau kekerasan terbukti dapat menyebab- kan remaja melakukan tindak kekerasan. “Masa remaja adalah saat ketika otak berubah dan berkembang, khusus- nya di bagian otak yang mengontrol emosi, perila- ku emosional, dan tanggapan terhadap peristiwa eksternal,” kata Jordan Grafman, pemimpin penelitian dari Institute of Neurological Disorders and Strokes, National Institutes of Health, di Bethesda, Amerika Serikat. Penelitian dilakukan terhadap 22 laki-laki berusia 14-17 ta- hun. Saat mereka menonton tayangan kekerasan selama 4 detik, para ahli mengumpulkan data fungsi otak mereka. Kesimpulan- nya, tayangan kekerasan mengurangi aktivasi otak posterior. Akibatnya, lobus frontal tidak bereaksi normal sehingga remaja kurang sensitif terhadap kekerasan, menerima kekerasan, dan lebih mungkin bertindak agresif. (*/Sciencedaily/X-8) EVALUASI menjadi salah satu kunci sukses tidaknya sebuah pemerintahan. Termasuk bagi kabinet Presiden Susilo Bam- bang Yudhoyono-Boediono, yang hari ini genap memasuki satu tahun. Karena itu bukan hal yang aneh bila Presiden SBY ingin mengevaluasi kinerja kabinetnya. Dan, wajar pula bila kemu- dian klaim-klaim keberhasilan bermunculan. Setidaknya itu yang dilontarkan Menteri Koordinator Bi- dang Perekonomian Hatta Rajasa bahwa 90% target kinerja perekonomian telah dicapai. Fakta memang memperlihatkan di bidang ekonomi, paling tidak secara makro, klaim keberhasilan itu bukan sekadar bualan. Tengok misalnya, pertumbuhan ekonomi 2010 yang mencapai 5,5%, lebih tinggi daripada tahun sebelumnya yang hanya 4,5%. Bahkan, lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia maupun IMF berani mematok pertumbuhan In- donesia bisa mencapai 6% tahun ini. Angka kemiskinan dan pengangguran juga menunjukkan tren penurunan. Total jumlah orang miskin yang mencapai 32,5 juta orang pada 2009 kini menjadi 31 juta jiwa. Sementara angka pengangguran berkurang dari 8,1% pada 2009 menjadi 7,4%. Tidak cuma itu, peringkat daya saing Indonesia juga me- ningkat signifikan. Forum Ekonomi Dunia, misalnya, September silam mengumum- kan indeks daya saing global Indonesia di posisi ke-44, naik sepuluh tingkat daripada ta- hun 2009. Untuk kawasan ASEAN, posisi Indonesia itu lebih baik jika dibandingkan dengan Vietnam di posisi 59, Filipina (85), dan Kamboja (109). Na- mun, Indonesia masih kalah dari Singapura (3), Malaysia (26), Brunei (28), dan Thailand (38). Di bidang politik dan kea- manan pun, dalam setahun belakangan, memperlihatkan sejum- lah keberhasilan. Setidaknya itu yang ditunjukkan Polri dalam memberantas jaringan teroris di Aceh, Sumatra, dan Jawa. Begitu pula, tetap terjaganya koalisi propemerintah dalam sekretariat bersama haruslah dipandang sebagai keberhasilan kabinet SBY. Meski muncul sejumlah gejolak politik, toh kubu SBY masih tetap menguasai DPR. Di tengah sejumlah keberhasilan itu, harus jujur diakui ada kinerja kabinet yang belum memuaskan. Salah satunya adalah ketidakseriusan pemerintah dalam merevisi UU No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Padahal, upaya revisi itu sudah dilakukan sejak 2006, namun hingga kini belum juga terwujud. Padahal pula, arah revisi UU Ketenagakerjaan yang dinilai kurang responsif dan kondusif terhadap pengusaha dan investor, sudah jelas. Yaitu, bagaimana tidak memberatkan pemberi kerja, sekaligus tetap menjamin hak-hak buruh. Yang juga belum memuaskan tentu saja kinerja kabinet ter- kait dengan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Pengungkapan kasus-kasus maa hukum baru menyentuh pelaku-pelaku kelas teri, belum kakap. Sementara kasus ko- rupsi besar seperti skandal Bank Century juga belum tuntas. Harus jujur kita katakan ada banyak persoalan lain seperti lapangan kerja, sektor riil, dan penyerapan anggaran yang belum menunjukkan perbaikan. Perkara-perkara itulah yang kemudian melahirkan ketidakpuasan seperti diperlihatkan aksi demonstrasi mahasiswa Makassar terhadap Presiden SBY, kemarin. Popularitas SBY yang menurun disebabkan harapan publik yang terlalu besar, sedangkan implementasi terlalu sedikit. Publik tidak puas terhadap pencapaian yang terlalu sedikit dari yang seharusnya bisa, tapi kelihatan pemerintah tidak mau. Penegakan hukum adalah salah satu yang paling parah. MEDIAINDONESIA.COM JUJUR BERSUARA RABU, 20 OKTOBER 2010 | NO.10830 | TAHUN XLI | 42 HALAMAN Layanan Berlangganan & Customer Service SMS: 08121128899 T: (021) 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) PAUSE Tayangan TV dan Kekerasan Remaja BUBARKAN AKSI MAHASISWA: Sejumlah anggota Brimob Polda Sulawesi Selatan dan Barat bentrok dengan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) saat membubarkan aksi mahasiswa di depan Kampus UNM, kemarin. Akibat bentrokan itu sejumlah polisi dan mahasiswa terluka. EDITORIAL Neraca Kinerja Kabinet SBY Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi: mediaindonesia.com Hubungan Demokrat-PDIP kian mesra. Namun, PDIP menolak jadi alat Demokrat untuk menakut-nakuti Golkar. Aryo Bhawono Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui mediaindonesia.com atau e-mail: [email protected] Unjuk Rasa bukan Hal Luar Biasa Publik tidak puas terhadap pencapaian yang terlalu sedikit dari yang seharusnya bisa, tapi kelihatan pemerintah tidak mau.’’ PEMBANGUNAN UNTUK SEMUA SBY-BOEDIONO SBY-BOEDIONO s a t u t a h u n p e m e r i n t a h a n Menggapai Indonesia Sejahtera Kendati capaian kinerja pemerintah dalam setahun sudah mencapai 90%, sejumlah pekerjaan besar mesti segera dibereskan. Edisi Khusus, Hlm 17-30 CAKSONO ANTARA/YUSRAN UCCANG PATA AREADI

Upload: phungkiet

Post on 11-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: besar mesti segera Rp2.900/eks dibereskan. (di luar P. Jawa … · 2010-10-20 · bagi kebijakan pemerintah. Fakta bicara lain. Jafar meng-ungkapkan bahwa tidak sepe-nuh nya Golkar

Demokrat Nilai Posisi Golkar di Sekber Sia-Sia

RENCANA demonstrasi besar-besaran memperingati setahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berlangsung hari ini ditanggapi proporsional oleh Presiden.

“Masuk setahun usia kabinet Indonesia Bersatu II, saya men-dengar akan ada unjuk rasa be sar-besaran. Namun, dalam sis tem demokrasi aksi itu men-jadi hal biasa, bukan hal yang luar biasa,” ungkap Presiden Yu dhoyono sebelum menutup sambutannya saat membu ka Ra pat Kerja Gubernur se-In do-nesia di Hotel Clarion, Makas-sar, kemarin.

Menurutnya, kritik, petisi, un juk rasa bukan masalah, se-hingga tidak perlu terganggu karena itu hak warga negara dan patut dihormati.

“Kecuali jika ada ancaman untuk menggulingkan pengua-sa, itu lain lagi masalahnya, itu sudah ma suk domain hukum,” jelasnya, seraya menepis tu-ding an bahwa kondisi negara dalam keadaan memburuk.

Kunjungan Presiden Yudho-yono ke Makassar disambut un-juk rasa mahasiswa. Aksi yang semula tertib dengan hanya menggelar orasi menyatakan

penolakan terhadap kehadiran SBY, tiba-tiba berubah menjadi anarkistis.

Lima polisi dan seorang war-tawan terluka akibat terkena lemparan batu.

Sementara itu, demonstrasi memperingati setahun peme-rin tahan SBY di Jakarta hari ini akan mengepung tiga titik, yakni Bundaran Hotel Indo-nesia, Medan Merdeka, dan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat.

“Sejumlah elemen masya-rakat sudah mengajukan izin aksi. Peserta aksi tidak sampai 2.000 orang,” kata Kepala Di-visi Humas Mabes Polri Irjen Iskandar Hasan.

Presiden Yudhoyono hari ini, dijadwalkan pergi ke Bogor, Jawa Barat, bersama bebe ra pa menteri menghadiri peringat-an Hari Ulang Tahun Badan Perta nahan Nasional sekali gus penye rahan simbolis sertifi kat terhadap warga Cilacap di Is-tana Bogor.

Di Kota Hujan itu, sejumlah elemen mahasiswa, pemuda, dan masyarakat juga akan ber-unjuk rasa menolak kedatang-annya. (LN/FD/Dvd/DD/*/X-6)

PA RTA I D e m o k r a t melancarkan serangan kepada Partai Golkar. Demokrat mengang-

gap sia-sia keberadaan Golkar di Sekber Partai Koalisi. Na mun, Golkar meyakinkan Demokrat bahwa dia layak di per caya.

Serangan itu dilancarkan Ke tua Fraksi Partai Demokrat DPR Jafar Hafsah di Jakarta, ke-marin. Menurut dia, Golkar me-miliki kontribusi rendah da lam sekber. “Kadang berman faat, kadang tidak. Jadi manfaatnya kadang-kadang saja.”

Sekber dibentuk 6 Mei 2010 untuk mendukung pemerin-tahan Presiden Su silo Bam-bang Yudhoyono dan Wapres Boediono. Sekber terdiri atas Partai Demokrat, Gol kar, PKS, PAN, PPP, dan PKB. Enam par-tai itu menguasai 75% suara di DPR sehingga mestinya mereka menjadi abdi dalem yang setia dan penopang paling efektif bagi kebijakan pemerintah.

Fakta bicara lain. Jafar meng-ungkapkan bahwa tidak sepe-nuh nya Golkar menopang ke-bi jakan pemerintah. Ia menya-takan sikap oportunistis Golkar tampak dalam pembahasan ka sus Bank Century di DPR. Golkar tidak menunjukkan kon sistensi sebagai mitra koa-

lisi. Itulah sebabnya Jafar tidak mempermasalahkan jika Gol-kar keluar dari koalisi.

Sebaliknya, Golkar ternyata ma sih nyaman berada dalam sekber. Ketua Fraksi Partai Gol kar DPR Setya Novanto me minta semua anggota koalisi memercayai komitmen Golkar. Komitmen Golkar, kata dia, an tara lain tetap bersikap kritis terhadap pemerintah.

Novanto mengingatkan agar setiap anggota sekber jangan saling menyerang karena hal itu sama sekali tidak efektif. Ju ga jangan mencampuri hal-hal yang menjadi urus an fraksi atau partai masing-masing.

Perombakan kabinetSejauh ini, gesekan antara

Demokrat dan Golkar dipicu wacana perombakan kabinet. Golkar ingin menambah jumlah menterinya sehingga memicu kemarahan elite Demokrat. Itu lah sebabnya, sebagian elite Demokrat ingin menggan-deng PDIP dalam kabinet dan mendepak Golkar dari koalisi. “Komunikasi kami dengan

PDIP bagus,” kata Jafar.Akan tetapi, PDIP masih

ber hitung untuk bergabung da lam koalisi. Sebab kata Ketua DPP PPDIP Puan Maharani, pi haknya masih terikat dengan hasil Kongres Bali yang mene-tapkan PDIP sebagai partai pe nyeimbang. Puan juga meng-ingatkan bahwa PDIP tidak mau menjadi alat Demokrat untuk menakut-nakuti Golkar.

Hubungan Demokrat dan PDIP kian mesra sejak Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufi q Kiemas bersama Puan bertemu dengan Presi-den Yudhoyono yang juga Ke tua Dewan Pembina Partai Demokrat saat Lebaran lalu. Pu an menjelaskan, komunikasi sudah berujung pada kerja sama politik, antara lain dalam pemilihan calon Kapolri.

Kepastian apakah PDIP ma-suk kabinet tentu masih me-nunggu keputusan Presiden Yudhoyono. Menurut rencana, besok Presiden menggelar ra-pat evaluasi kabinet di Istana Bogor. Evaluasi itu berpeluang berujung pada perombakan kabinet sehingga Wapres Boe-diono pun terpaksa mempe r-singkat kunjungannya ke China agar bisa menghadiri rapat tersebut. (Rin/Tup/X-3)

[email protected] terkait hlm 2

SEBUAH penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Social Cog-nitive and Affective Neu-roscience menunjukkan bahwa menyaksikan fi lm, program TV, atau video game berbau kekerasan terbukti dapat menyebab-kan remaja melakukan tindak kekerasan.

“Masa remaja adalah saat ketika otak berubah dan berkembang, khusus-nya di bagian otak yang me ngontrol emosi, perila-ku emosional, dan tanggapan terhadap peristiwa eksternal,” kata Jordan Grafman, pemimpin penelitian dari Institute of Neurological Disorders and Strokes, National Institutes of Health, di Bethesda, Amerika Serikat.

Penelitian dilakukan terhadap 22 laki-laki berusia 14-17 ta-hun. Saat mereka menonton tayangan kekerasan selama 4 detik, para ahli mengumpulkan data fungsi otak mereka. Kesimpulan-nya, tayangan kekerasan mengurangi aktivasi otak posterior. Akibatnya, lobus frontal tidak bereaksi normal sehingga remaja kurang sensitif terhadap kekerasan, menerima kekerasan, dan lebih mungkin bertindak agresif. (*/Sciencedaily/X-8)

EVALUASI menjadi salah satu kunci sukses tidaknya sebuah pe merintahan. Termasuk bagi kabinet Presiden Susilo Bam-bang Yudhoyono-Boediono, yang hari ini genap memasuki satu tahun.

Karena itu bukan hal yang aneh bila Presiden SBY ingin meng evaluasi kinerja kabinetnya. Dan, wajar pula bila kemu-dian klaim-klaim keberhasilan bermunculan.

Setidaknya itu yang dilontarkan Menteri Koordinator Bi-dang Perekonomian Hatta Rajasa bahwa 90% target kinerja per ekono mian telah dicapai.

Fakta memang memperlihatkan di bidang ekonomi, paling tidak secara makro, klaim keberhasilan itu bukan sekadar bual an. Tengok misalnya, pertumbuhan ekonomi 2010 yang mencapai 5,5%, lebih tinggi daripada tahun sebelumnya yang hanya 4,5%. Bahkan, lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia maupun IMF berani mematok pertumbuhan In-donesia bisa mencapai 6% tahun ini.

Angka kemiskinan dan pengangguran juga menunjukkan tren penurunan. Total jumlah orang miskin yang mencapai 32,5 juta orang pada 2009 kini menjadi 31 juta jiwa. Sementara angka pengangguran berkurang da ri 8,1% pada 2009 menjadi 7,4%.

Tidak cuma itu, peringkat daya saing Indonesia juga me-ningkat signifikan. Forum Ekonomi Dunia, misalnya, September silam mengumum-kan indeks daya saing global Indonesia di posisi ke-44, naik sepuluh tingkat daripada ta-hun 2009.

Untuk kawasan ASEAN, po sisi Indonesia itu lebih baik jika dibandingkan dengan Vietnam di posisi 59, Filipina (85), dan Kamboja (109). Na-mun, Indonesia masih kalah dari Singapura (3), Malaysia (26), Brunei (28), dan Thailand (38).

Di bidang politik dan kea-man an pun, dalam setahun belakangan, memperlihatkan sejum-lah keberhasilan. Setidaknya itu yang ditunjukkan Polri dalam memberantas jaringan teroris di Aceh, Sumatra, dan Jawa.

Begitu pula, tetap terjaganya koalisi propemerintah dalam sekretariat bersama haruslah dipandang sebagai keberhasilan kabinet SBY. Meski muncul sejumlah gejolak politik, toh kubu SBY masih tetap menguasai DPR.

Di tengah sejumlah keberhasilan itu, harus jujur diakui ada kinerja kabinet yang belum memuaskan. Salah satunya adalah ketidakseriusan pemerintah dalam merevisi UU No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

Padahal, upaya revisi itu sudah dilakukan sejak 2006, namun hingga kini belum juga terwujud. Padahal pula, arah revisi UU Ketenagakerjaan yang dinilai kurang responsif dan kondusif terhadap pengusaha dan investor, sudah jelas. Yaitu, bagaimana tidak memberatkan pemberi kerja, sekaligus tetap menjamin hak-hak buruh.

Yang juga belum memuaskan tentu saja kinerja kabinet ter-kait dengan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Pengungkapan kasus-kasus mafi a hukum baru menyentuh pelaku-pelaku kelas teri, belum kakap. Sementara kasus ko-rupsi besar seperti skandal Bank Century juga belum tuntas.

Harus jujur kita katakan ada banyak persoalan lain seperti la pangan kerja, sektor riil, dan penyerapan anggaran yang be lum menunjukkan perbaikan. Perkara-perkara itulah yang kemudian melahirkan ketidakpuasan seperti diperlihatkan aksi demonstrasi mahasiswa Makassar terhadap Presiden SBY, kemarin.

Popularitas SBY yang menurun disebabkan harapan publik yang terlalu besar, sedangkan implementasi terlalu sedikit.

Publik tidak puas terhadap pencapaian yang terlalu sedikit dari yang seharusnya bisa, tapi kelihatan pemerintah tidak mau. Penegakan hukum adalah salah satu yang paling parah.

M E D I A I N D O N E S I A . C O M JUJUR BERSUARA RABU, 20 OKTOBER 2010 | NO.10830 | TAHUN XLI | 42 HALAMAN

Layanan Berlangganan & Customer Service

SMS: 08121128899T: (021) 5821303

No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa + ongkos kirim)

PAUSE

Tayangan TV dan Kekerasan Remaja

BUBARKAN AKSI MAHASISWA: Sejumlah anggota Brimob Polda Sulawesi Selatan dan Barat bentrok dengan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) saat membubarkan aksi mahasiswa di depan Kampus UNM, kemarin. Akibat bentrokan itu sejumlah polisi dan mahasiswa terluka.

EDITORIAL

Neraca KinerjaKabinet SBY

Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi:mediaindonesia.com

Hubungan Demokrat-PDIP kian mesra. Namun, PDIP menolak jadi alat Demokrat untuk menakut-nakuti Golkar.

Aryo Bhawono

Kirimkan tanggapan Andaatas berita ini melalui

mediaindonesia.com atau e-mail:

[email protected]

Unjuk Rasa bukanHal Luar Biasa

Publik tidak puas terhadap pencapaian yang terlalu sedikit dari yang seharusnya bisa, tapi kelihatan pemerintah tidak mau.’’

PEMBANGUNANUNTUK SEMUASBY-BOEDIONO

SBY-BOEDIONO

satu tahun

pemerintahan

MenggapaiIndonesia Sejahtera

Kendati capaian kinerja pemerintah dalam setahun sudah mencapai 90%, sejumlah pekerjaan besar mesti segera dibereskan.

Edisi Khusus, Hlm 17-30

CAKSONO

ANTARA/YUSRAN UCCANG

PATA AREADI