berkas laporan penelitian biologi(tulang)

8
Laporan Pengamatan Struktur Tulang Keras dan Tulang Rawan I. Judul Struktur Tulang Keras dan Tulang Rawan II. Tujuan Siswa mampu memahami struktur tulang keras dan tulang rawan. Hari/Tanggal Praktikum : Rabu / Oktober 2009 III. Alat dan Bahan Gelas beaker 500 mL Tulang ayam segar Pisau Larutan asam kuat (HCl 10%) 300 mL Cawan petri Sarung tangan Pinset

Upload: rizky-septiana-tita

Post on 01-Jul-2015

3.144 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: berkas laporan penelitian biologi(tulang)

Laporan Pengamatan Struktur Tulang Keras dan Tulang

Rawan

I. JudulStruktur Tulang Keras dan Tulang Rawan

II. TujuanSiswa mampu memahami struktur tulang keras dan tulang

rawan.

Hari/Tanggal Praktikum : Rabu / Oktober 2009

III. Alat dan Bahan

Gelas beaker 500 mL Tulang ayam segar Pisau Larutan asam kuat (HCl 10%) 300 mL Cawan petri Sarung tangan Pinset

Page 2: berkas laporan penelitian biologi(tulang)

IV. Cara Kerja:

1. Tulang dibersihkan dari sisa-sisa daging yang melekat.2. Sebelum direndam dengan larutan asam, tulang diamati

kekerasan, kelenturan, dan warnanya.3. Tulang dipotong sedikit dengan pisau sehingga lebih

mudah mengamati bagian dalam tulang.4. Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel dan

kemudian tulang tersebut direndam ke dalam larutan HCl yang tersedia selama satu jam.

5. Tulang diangkat dari dalam larutan dengan hati-hati menggunakan sarung tangan serta pinset. Tulang diletakkan pada cawan petri.

6. Pengamatan diulang dan dibuat perbandingan hasil pengamatan sebelum dan sesudah tulang direndam larutan HCl. Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel.

Page 3: berkas laporan penelitian biologi(tulang)

V. Dasar Teori

Alat gerak pada vertebrata meliputi alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Sistem gerak pada manusia dimungkinkan karena adanya kolaborasi antara tulang dan otot. Dalam mendukung fungsi gerak, selain didukung oleh kontraksi dan relaksasi otot, antara tulang atau ruas. Ruas tulang dihubungkan oleh persendian yang dilengkapi dengan tendon dan ligamentum. Kumpulan tulang penyusun dan penyokong tubuh kita membentuk sistem rangka.

Menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan (KARTILAGO) dan tulang keras (OSTEON).

Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (KONDROSIT) yang mensekresikan matriks (KONDRIN) berupa hialin atau kolagen. Rawan pada anak berasal dari mesenkim dengan kandungan kondrosit lebih banyak dari kondrin. Sebaliknya, pada orang dewasa kondrin lebih banyak dan rawan ini berasal dari selaput tulang rawan (PERIKONDRIUM) yang banyak mengandung KONDROBLAS (pembentuk kondrosit).

Rawan pada dewasa antara lain terdapat pada cincin batang tenggorokan dan daun telinga.

Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh OSTEOBLAS (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk SISTEM HAVERS. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.

Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau OSIFIKASI. Jenis osifikasi adalah DESMAL dan KONDRAL. Kondral meliputi PERIKONDRAL dan ENKONDRAL.

Tulang Keras atau Osteon tersusun atas Zat kapur dan Fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. Sel-sel penyusunnya dibedakan menjadi :

- Osteosit merupakan sel-sel pembentuk tulang

- Osteoblas merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteosit

- Osteoklas merupakan sel besar yang berinti banyak dan terdapat di sekitar permukaan tulang. Osteoklas berfungsi memindahkan matriks dari tulang lama dan menyisakan ruang untuk tulang rawan. Fungsi lain dari osteoklas adalah untuk perkembangan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan tulang.

- Osteoprogenator merupakan sel khusus yang merupakan turunan sel mesenkim. Sel tersebut memiliki fungsi mitosis dan mampu berdiferensiasi menjadi osteoblas. Osteoprogenator terdapat di bagian luar selaput tulang (periosteum)

Tulang keras terbagi menjadi :

- Tulang panjang (tulang pipa)- Tulang pipih

Page 4: berkas laporan penelitian biologi(tulang)

- Tulang pendek- Tulang tidak beraturan

VI. hasil pengamatan

No Faktor yang diamati Sebelum direndam larutan HCl

Sesudah direndam larutan HCl

1. Warna Putih kekuningan Putih pucat2. Kekerasan Keras Lebih lunak3. Kelenturan Tidak Lebih lentur4. Keadaan bagian dalam Lunak, berwarna merah tua Isi tulang berhamburan

keluar, berwarna merah pucat

VII. Analisis Data

1. Apakah terjadi perubahan kelenturan pada tulang yang telah direndam larutan HCl? Mengapa?Jawab :Ya, asam klorida (HCl) memiliki kecenderungan untuk melarutkan unsur-unsur seperti kalsium (Ca). Jadi kalsium pada tulang semakin sedikit karena terlarut dalam asam (larutan berubah berwarna keruh) dan tulang akan menjadi lentur/lunak karena kandungan Ca pada tulang yang semakin sedikit.

2. Jelaskan perbedaan struktur tulang keras dengan tulang rawan!Jawab :

No Tulang Rawan ( Kartilago ) Tulang Keras ( Osteon )

1 Tersusun tidak teratur. Tersusun teratur yang membentuk sistem Havers.

2 Sifatnya lentur dan elastis. Bersifat keras, kuat dan kaku.

3 Selnya kondrosit. Selnya osteosit

4 Matriksnya tersusun atas kondrin. Matriksnya tersusun oleh kalsium dan fosfat.

5 Terletak di daun telinga, hidung, sendi, sambungan tulang belakang dll.

Terdapat pada tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek dan tulang tidak beraturan.

6 Berasal dari Osifikasi jaringan tulang rawan (kartilago).

Berasal dari jaringan ikat embrional, perikondrium.

3. Tuliskan bagian tubuh manusia yang tersusun atas tulang keras dan tulang rawan!Jawab :

Tulang rawan dapat ditemukan di hidung, cuping telinga, penghubung antara tulang rusuk dan tulang dada, persendian tulang, antarruas tulang belakang, dan cakra epifisis (pada anak-anak).

Tulang keras terdapat pada tulang pipa (tulang betis,tulang kering, tulang hasta dan tulang pengumpil), tulang pipih (tulang pinggul, tulang belikat, dan tulang tengkorak), tulang pendek (pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang), tulang wajah dan tulang belakang.

Page 5: berkas laporan penelitian biologi(tulang)

4. Apakah tulang rawan dapat mengalami perubahan menjadi tulang keras? Jelaskan!Jawab: Ya, Pembentukan tulang disebut dengan osteogenesis atau osifikasi. Peristiwa osifikasi ini berlangsung pada dua tempat, yaitu: (1) langsung di dalam mesenkim yang vaskular, dan (2) di tengah daerah osifikasi tulang rawan sebagai model tulang mendatang.

Perkembangan tulang (osifikasi)dapat berubah bentuk sesuai tingkat pertumbuhannya. Proses ini terjadi setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Kartilago dihasilkan dari sel-sel embrional (mesenkim). Setelah kartilago terbentuk, bagian dalamnya akan berongga dan terisi oleh osteoblas. Osteoblas juga menempati seluruh jaringan tulang dan membentuk sel-sel tulang keras (osteosit).

Sel-sel tulang dibentuk dari arah dalam ke arah luar (konsentris). Setiap satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf yang akan membentuk suatu sistem yang disebut sistem Havers. Pada bagian tengah sistem Havers terdapat saluran Havers yang berisi pembuluh darah kapiler. Tiap sistem terdiri atas tabung-tabung tipis lamela yang semakin ke tengah ukurannya semakin kecil. Tiap lamela mengandung lakuna (celah) yang berisi osteosit. Di sekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang. Senyawa protein ini juga mengandung senyawa kapur dan fosfor sehingga matriks tulang mengeras.

Page 6: berkas laporan penelitian biologi(tulang)

VIII. Kesimpulan

Struktur tulang keras dan tulang rawan memiliki perbedaan pada unsur penyusunnya. Perbedaan inilah yang memberikan identitas yang mencolok pada tulang tersebut yaitu tulang rawan yang sifatnya lentur dan tulang keras yang sifatnya padat dan liat seperti semen. Namun tulang rawan dapat berubah menjadi tulang keras seiring dengan adanya pertumbuhan yang dialami oleh makhluk hidup tersebut. Perubahan ini dimaksudkan agar tulang tetap dapat menjalankan fungsi-fungsinya. Seperti halnya pada tulang rangka bayi yang masih berupa kartilago hialin. Jika kartilago tersebut tidak mengalami pengerasan (Osifikasi), maka tentulah alat-alat tubuh yang vital seperti jantung dan paru-paru tidak terlindungi dengan baik. Oleh karena itulah terjadi proses osifikasi.

Page 7: berkas laporan penelitian biologi(tulang)

IX. Daftar Pustaka

Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi : Pelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Ganeca Exact.

http://beckelant.xanga.com/

http://www.bebas.vlsm.org/v13/Sponsor/ Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0058%20%Bio%202-4b.htm

http://contohlaporan.blogspot.com/2009/10/sistem-gerak.html