berita negara republik indonesia - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1838-2018.pdf ·...
TRANSCRIPT
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA No.1838, 2018 KEMENKEU. Pengelolaan Dana Desa.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 193/PMK.07/201818
TENTANG
PENGELOLAAN DANA DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa ketentuan pengelolaan Dana Desa telah diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
199/PMK.07/2017 tentang Tata Cara Pengalokasian
Dana Desa Setiap Kabupaten/Kota dan Penghitungan
Rincian Dana Desa Setiap Desa dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan
Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 121/PMK.07/2018 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke
Daerah dan Dana Desa;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (6) Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019,
ketentuan lebih Ianjut mengenai tata cara penghitungan
rincian Dana Desa setiap desa diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan;
c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan
akuntabilitas pengelolaan Dana Desa dan mengatur lebih
Ianjut tata cara penghitungan rincian Dana Desa setiap
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -2-
desa, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai
pengelolaan Dana Desa;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c dan
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14, Pasal 18, Pasal
23, Pasal 24 ayat (4), Pasal 27 ayat (6), dan Pasal 28
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan
tentang Pengelolaan Dana Desa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir kali dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5864);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGELOLAAN
DANA DESA.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang selanjutnya
disingkat TKDD adalah bagian dari Belanja Negara yang
dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara kepada Daerah dan Desa dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan yang telah diserahkan kepada
Daerah dan Desa.
2. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau wali
kota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
4. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-
batas wilayah berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
5. Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi
atau bupati bagi daerah kabupaten atau wali kota bagi
daerah kota.
6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut
dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
7. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain selanjutnya disebut Desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -4-
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
8. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi
Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
9. Alokasi Dasar adalah alokasi minimal Dana Desa yang
akan diterima oleh setiap Desa secara merata yang
besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari
anggaran Dana Desa yang dibagi dengan jumlah desa
secara nasional.
10. Alokasi Afirmasi adalah alokasi yang dihitung dengan
memperhatikan status Desa tertinggal dan Desa sangat
tertinggal, yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi.
11. Alokasi Formula adalah alokasi yang dihitung dengan
memperhatikan jumlah penduduk Desa, angka
kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat
kesulitan geografis Desa setiap kabupaten/kota.
12. Indeks Kemahalan Konstruksi yang selanjutnya disingkat
IKK adalah indeks yang mencerminkan tingkat kesulitan
geografis yang dinilai berdasarkan tingkat kemahalan
harga prasarana fisik secara relatif antarDaerah.
13. Indeks Kesulitan Geografis Desa yang selanjutnya disebut
IKG Desa adalah angka yang mencerminkan tingkat
kesulitan geografis suatu Desa berdasarkan variabel
ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infrastruktur,
transportasi, dan komunikasi.
14. Indikasi Kebutuhan Dana Desa adalah indikasi dana
yang perlu dianggarkan dalam rangka pelaksanaan Dana
Desa.
15. Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara yang
selanjutnya disingkat PA BUN adalah pejabat pemegang
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -5-
kewenangan penggunaan anggaran kementerian
negara/lembaga.
16. Pembantu Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara
yang selanjutnya disingkat PPA BUN adalah unit
organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan bertanggung
jawab atas pengelolaan anggaran yang berasal dari
Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara.
17. Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara yang
selanjutnya disingkat BA BUN adalah bagian anggaran
yang tidak dikelompokkan dalam bagian anggaran
kementerian negara/lembaga.
18. Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara
yang selanjutnya disingkat KPA BUN adalah satuan kerja
pada masing-masing PPA BUN baik di kantor pusat
maupun kantor daerah atau satuan kerja di kementerian
negara/lembaga yang memperoleh penugasan dari
Menteri Keuangan untuk melaksanakan kewenangan dan
tanggung jawab pengelolaan anggaran yang berasal dari
BA BUN.
19. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Bendahara Umum
Negara yang selanjutnya disingkat DIPA BUN adalah
dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh PPA
BUN.
20. Rencana Kerja dan Anggaran Bendahara Umum Negara
Dana Desa yang selanjutnya disebut RKA BUN Dana
Desa adalah dokumen perencanaan anggaran BA BUN
yang memuat rincian kebutuhan dana desa tahunan
yang disusun oleh KPA BUN Transfer Non Dana
Perimbangan.
21. Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara
Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang selanjutnya
disebut RDP BUN TKDD adalah dokumen perencanaan
anggaran BA BUN yang merupakan himpunan RKA BUN
Transfer ke Daerah dan Dana Desa.
22. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -6-
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh
kuasa dari Bendahara Umum Negara untuk
melaksanakan sebagian fungsi Kuasa Bendahara Umum
Negara.
23. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
24. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
25. Rekening Kas Umum Negara yang selanjutnya disingkat
RKUN adalah rekening tempat penyimpanan uang negara
yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh
penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran
negara pada bank sentral.
26. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat
RKUD adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah
yang ditentukan oleh gubernur, bupati, atau walikota
untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan
membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang
ditetapkan.
27. Rekening Kas Desa yang selanjutnya disingkat RKD
adalah rekening tempat penyimpanan uang
Pemerintahan Desa yang menampung seluruh
penerimaan Desa dan untuk membayar seluruh
pengeluaran Desa pada bank yang ditetapkan.
28. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya
disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh KPA
BUN/Pejabat Pembuat Komitmen, yang berisi permintaan
pembayaran tagihan kepada negara.
29. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat
SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh KPA
BUN/Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar
atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -7-
yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang
dipersamakan.
30. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya
disingkat SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan
oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku
Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan
pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.
31. Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Umum Negara
yang selanjutnya disingkat PPK BUN adalah pejabat yang
diberi kewenangan oleh PA BUN/PPA BUN/KPA BUN
untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
anggaran Transfer ke Daerah.
32. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar
Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat
PPSPM BUN adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh
PA BUN/PPA BUN/KPA BUN untuk melakukan pengujian
atas permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah
pembayaran.
BAB II
RUANG LINGKUP PENGELOLAAN DANA DESA
Pasal 2
Ruang lingkup pengelolaan Dana Desa, meliputi:
a. penganggaran;
b. pengalokasian;
c. penyaluran;
d. penatausahaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan;
e. pedoman penggunaan; dan
f. pemantauan serta evaluasi.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -8-
BAB III
PENGANGGARAN
Pasal 3
(1) Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan selaku PPA
BUN Pengelolaan TKDD menyusun Indikasi Kebutuhan
Dana Desa.
(2) Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
menyampaikan Indikasi Kebutuhan Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Direktorat
Jenderal Anggaran paling lambat bulan Februari.
(3) Penyusunan dan penyampaian Indikasi Kebutuhan Dana
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai
tata cara perencanaan, penelaahan, dan penetapan
alokasi BA BUN, dan pengesahan DIPA BUN.
(4) Indikasi Kebutuhan Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), disusun dengan memperhatikan:
a. persentase Dana Desa yang ditetapkan dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. kinerja pelaksanaan Dana Desa; dan
c. kemampuan keuangan negara.
Pasal 4
Indikasi Kebutuhan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 digunakan sebagai dasar penganggaran Dana Desa
dan penyusunan arah kebijakan serta alokasi Dana Desa
dalam Nota Keuangan dan rancangan APBN.
Pasal 5
(1) Berdasarkan penganggaran Dana Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4, Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan melakukan penghitungan rincian
Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota.
(2) Rincian Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan secara
merata dan berkeadilan berdasarkan:
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -9-
a. Alokasi Dasar;
b. Alokasi Afirmasi; dan
c. Alokasi Formula.
(3) Pagu Alokasi Dasar dihitung sebesar 72% (tujuh puluh
dua persen) dari anggaran Dana Desa dibagi secara
merata kepada setiap Desa.
(4) Pagu Alokasi Afirmasi dihitung sebesar 3% (tiga persen)
dari anggaran Dana Desa dibagi secara proporsional
kepada Desa tertinggal dan Desa sangat tertinggal yang
mempunyai jumlah penduduk miskin tinggi.
(5) Pagu Alokasi Formula dihitung sebesar 25% (dua puluh
lima persen) dari anggaran Dana Desa dibagi
berdasarkan jumlah penduduk Desa, angka penduduk
miskin Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan
geografis Desa dengan bobot sebagai berikut:
a. 10% (sepuluh persen) untuk jumlah penduduk;
b. 50% (lima puluh persen) untuk angka kemiskinan;
c. 15% (lima belas persen) untuk luas wilayah; dan
d. 25% (dua puluh lima persen) untuk tingkat
kesulitan geografis.
(6) Status Desa tertinggal dan Desa sangat tertinggal
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bersumber dari
data indeks desa membangun yang diterbitkan oleh
kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Desa.
(7) Data jumlah penduduk miskin sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) bersumber dari lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
statistik atau kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang sosial.
(8) Desa tertinggal dan Desa sangat tertinggal yang memiliki
jumlah penduduk miskin tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) merupakan Desa tertinggal dan Desa sangat
tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin
terbanyak yang berada pada kelompok desa pada desil ke
8 (delapan), 9 (sembilan), dan 10 (sepuluh) berdasarkan
perhitungan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -10-
Perimbangan Keuangan.
(9) Angka kemiskinan Desa dan tingkat kesulitan geografis
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) masing-
masing ditunjukkan oleh jumlah penduduk miskin Desa
dan IKK Daerah kabupaten/kota.
(10) Data indeks desa membangun sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) dan data jumlah penduduk miskin
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) disampaikan
kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Perimbangan Keuangan paling lambat bulan Agustus
sebelum tahun anggaran berjalan.
(11) Dalam hal data indeks desa membangun sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) dan data jumlah penduduk
miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (7) tidak
disampaikan sampai dengan batas waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (10), penghitungan rincian Dana
Desa setiap Daerah kabupaten/kota menggunakan data
yang digunakan dalam penghitungan rincian Dana Desa
setiap Daerah kabupaten/kota tahun anggaran
sebelumnya.
Pasal 6
(1) Rincian Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 disampaikan oleh
Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat pada saat
Pembahasan Tingkat I Nota Keuangan dan rancangan
Undang-Undang mengenai APBN untuk mendapat
persetujuan.
(2) Rincian Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota yang
telah disetujui sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi dasar penganggaran Dana Desa yang tercantum
dalam Undang-Undang mengenai APBN.
(3) Rincian Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Peraturan Presiden mengenai rincian APBN.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -11-
BAB IV
PENGALOKASIAN
Bagian Kesatu
Pengalokasian Dana Desa Setiap Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 7
Pengalokasian rincian Dana Desa setiap Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(2) dan ayat (3) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
DD Kab/Kota = AD Kab/Kota + AA Kab/Kota + AF
Kab/Kota
Keterangan:
DD Kab/Kota = Dana Desa setiap Daerah
kabupaten/kota
AD Kab/Kota = Alokasi Dasar setiap Daerah
kabupaten/kota
AA Kab/Kota = Alokasi Afirmasi setiap Daerah
kabupaten/kota
AF Kab/Kota = Alokasi Formula setiap Daerah
kabupaten/kota
Pasal 8
(1) Besaran Alokasi Dasar setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dihitung dengan
cara mengalikan Alokasi Dasar setiap Desa dengan
jumlah Desa di Daerah kabupatan/kota.
(2) Alokasi Dasar setiap Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dihitung dengan cara membagi pagu Alokasi
Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)
dengan jumlah Desa secara nasional.
(3) Jumlah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan data jumlah Desa yang disampaikan oleh
Kementerian Dalam Negeri kepada Kementerian
Keuangan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -12-
Pasal 9
(1) Besaran Alokasi Afirmasi setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
AA Kab/Kota = (AA DST x DST Kab/Kota) + (AA DT
x DT Kab/Kota)
Keterangan:
AA Kab/Kota = Alokasi Afirmasi setiap Daerah
kabupaten/kota
AA DST = besaran Alokasi Afirmasi untuk
Desa sangat tertinggal yang
memiliki jumlah penduduk miskin
tinggi
DST Kab/Kota = jumlah Desa sangat tertinggal yang
memiliki jumlah penduduk miskin
tinggi di Daerah kabupaten/kota
AA DT = besaran Alokasi Afirmasi untuk
Desa tertinggal yang memiliki
jumlah penduduk miskin tinggi
DT Kab/Kota = jumlah Desa tertinggal yang
memiliki jumlah penduduk miskin
tinggi di Daerah kabupaten/kota
(2) Besaran Alokasi Afirmasi untuk Desa tertinggal yang
memiliki jumlah penduduk miskin tinggi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung sebesar 1 (satu) kali
Alokasi Afirmasi setiap Desa.
(3) Besaran Alokasi Afirmasi untuk Desa sangat tertinggal
yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi dihitung
sebesar 2 (dua) kali Alokasi Afirmasi setiap Desa.
(4) Alokasi Afirmasi setiap Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
AA Desa = (0,03 x DD) / {(2 x DST) + (1 x DT)}
Keterangan:
AA Desa = Alokasi Afirmasi setiap Desa
DD = pagu Dana Desa nasional
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -13-
DST = jumlah Desa sangat tertinggal yang
memiliki jumlah penduduk miskin
tinggi
DT = jumlah Desa tertinggal yang
memiliki jumlah penduduk miskin
tinggi
Pasal 10
(1) Besaran Alokasi Formula setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
AF Kab/Kota = {(0,10 x Y1) + (0,50 x Y2) + (0,15 x
Y3) + (0,25 x Y4)} X (0,25 x DD)
Keterangan:
AF Kab/Kota = Alokasi Formula setiap Daerah
kabupaten/kota
Y1 = rasio jumlah penduduk Desa setiap
Daerah kabupaten/kota terhadap
total penduduk Desa nasional
Y2 = rasio jumlah penduduk miskin Desa
setiap Daerah kabupaten/kota
terhadap total penduduk miskin
Desa nasional
Y3 = rasio luas wilayah Desa setiap
Daerah kabupaten/kota terhadap
total luas wilayah Desa nasional
Y4 = rasio IKK Daerah kabupaten/kota
terhadap total IKK Daerah
kabupaten/kota yang memiliki Desa
(2) Data jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa,
luas wilayah Desa, dan IKK Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari
Kementerian Dalam Negeri, kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
sosial, dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang statistik.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -14-
(3) Data jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa,
luas wilayah Desa, dan IKK Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh
Kementerian Dalam Negeri, kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
sosial, dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang statistik kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
paling lambat bulan Agustus sebelum tahun anggaran
berjalan.
(4) Dalam hal data jumlah penduduk Desa, angka
kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan IKK Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak disampaikan sampai dengan batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), penghitungan
rincian Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota
menggunakan data yang digunakan dalam penghitungan
rincian Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota tahun
anggaran sebelumnya.
(5) Dalam hal data jumlah penduduk Desa, angka
kemiskinan Desa, dan luas wilayah Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak tersedia, penghitungan
rincian Dana Desa dapat menggunakan data Desa induk
secara proporsional atau data yang bersumber dari
Pemerintah Daerah.
(6) Data jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa,
dan luas wilayah Desa yang bersumber dari Pemerintah
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
disampaikan oleh bupati/wali kota kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
paling lambat bulan Agustus sebelum tahun anggaran
berjalan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -15-
Bagian Kedua
Penghitungan Rincian Dana Desa Setiap Desa
Pasal 11
(1) Berdasarkan rincian Dana Desa setiap Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (3), bupati/wali kota melakukan penghitungan
rincian Dana Desa setiap Desa.
(2) Rincian Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dialokasikan secara merata dan berkeadilan
berdasarkan:
a. Alokasi Dasar setiap Desa;
b. Alokasi Afirmasi setiap Desa; dan
c. Alokasi Formula setiap Desa.
Pasal 12
(1) Besaran Alokasi Dasar setiap Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a dihitung
dengan cara membagi Alokasi Dasar setiap Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (1) dengan jumlah Desa di Daerah kabupaten/kota
yang bersangkutan.
(2) Dalam hal jumlah Desa di Daerah kabupaten/kota
berbeda dengan data jumlah Desa yang disampaikan oleh
Kementerian Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (3), bupati/wali kota menyampaikan
pemberitahuan mengenai perbedaan jumlah Desa
tersebut kepada Menteri Dalam Negeri dengan tembusan
kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Perimbangan Keuangan.
(3) Dalam hal jumlah Desa di Daerah kabupaten/kota lebih
sedikit dibandingkan dengan data jumlah Desa yang
disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3),
bupati/wali kota menghitung dan menetapkan rincian
Dana Desa setiap Desa berdasarkan rincian Dana Desa
setiap Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -16-
dalam Pasal 6 ayat (3) setelah dikurangi dengan jumlah
Alokasi Dasar untuk selisih jumlah Desa dimaksud.
(4) Dalam hal jumlah Desa di Daerah kabupaten/kota lebih
banyak dibandingkan dengan data jumlah Desa yang
disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3),
bupati/wali kota menghitung dan menetapkan rincian
Dana Desa setiap Desa berdasarkan data jumlah Desa
yang disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Pasal 13
(1) Besaran Alokasi Afirmasi setiap Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b dihitung
sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (2) sampai dengan
ayat (4).
(2) Alokasi Afirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada Desa tertinggal dan Desa sangat
tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (8).
(3) Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan menyampaikan surat pemberitahuan
mengenai daftar Desa tertinggal dan Desa sangat
tertinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
bupati/wali kota.
Pasal 14
(1) Besaran Alokasi Formula setiap Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 Ayat (2) huruf c dihitung
dengan bobot sebagai berikut:
a. 10% (sepuluh persen) untuk jumlah penduduk;
b. 50% (lima puluh persen) untuk angka kemiskinan;
c. 15% (lima belas persen) untuk luas wilayah; dan
d. 25% (dua puluh lima persen) untuk tingkat
kesulitan geografis.
(2) Besaran Alokasi Formula setiap Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -17-
AF Desa = {(0,10 x Z1) + (0,50 x Z2) + (0,15 x
Z3) + (0,25 x Z4)} x AF Kab/Kota
Keterangan:
AF Desa = Alokasi Formula setiap Desa
Z1 = rasio jumlah penduduk setiap Desa
terhadap total penduduk Desa
Daerah kabupaten/kota
Z2 = rasio jumlah penduduk miskin
setiap Desa terhadap total
penduduk miskin Desa Daerah
kabupaten/kota
Z3 = rasio luas wilayah setiap Desa
terhadap total luas wilayah Desa
Daerah kabupaten/kota
Z4 = rasio IKG setiap Desa terhadap IKG
Desa Daerah kabupaten/kota
AF Kab/Kota = Alokasi Formula setiap Daerah
kabupaten/kota
(3) Angka kemiskinan Desa dan tingkat kesulitan geografis
Desa, masing-masing ditunjukkan oleh jumlah penduduk
miskin desa dan IKG Desa.
(4) IKG Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun
dan ditetapkan oleh bupati/wali kota berdasarkan data
dari lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang statistik.
Pasal 15
(1) Tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa
setiap Desa ditetapkan dengan peraturan bupati/wali
kota.
(2) Peraturan bupati/wali kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), paling sedikit mengatur mengenai:
a. jumlah Desa;
b. tata cara penghitungan pembagian Dana Desa ke
setiap Desa;
c. penetapan rincian Dana Desa;
d. mekanisme dan tahap penyaluran Dana Desa;
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -18-
e. prioritas penggunaan Dana Desa;
f. penyusunan dan penyampaian laporan realisasi
penggunaan Dana Desa; dan
g. sanksi administratif.
(3) Bupati/wali kota menyampaikan peraturan bupati/wali
kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai
dengan softcopy kertas kerja penghitungan Dana Desa
setiap Desa kepada Kepala KPPN setempat dengan
tembusan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan, gubernur, Menteri
Dalam Negeri, menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Desa, dan kepala Desa.
BAB V
PENYALURAN
Bagian Kesatu
Kuasa Pengguna Anggaran
Pasal 16
(1) Untuk pelaksanaan penyaluran Dana Desa, Menteri
Keuangan selaku PA BUN Pengelolaan TKDD
menetapkan:
a. Direktur Pembiayaan dan Transfer Non Dana
Perimbangan sebagai KPA BUN Transfer Non Dana
Perimbangan; dan
b. Kepala KPPN sebagai KPA Penyaluran DAK Fisik dan
Dana Desa.
(2) Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
pelaksanaan anggaran pada Direktorat Jenderal
Perbendaharaan ditetapkan sebagai koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(3) Kepala KPPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b merupakan Kepala KPPN yang wilayah kerjanya
meliputi Daerah kabupaten/kota penerima alokasi Dana
Desa.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -19-
(4) Dalam hal KPA BUN sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a berhalangan tetap, Menteri Keuangan
menunjuk Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan sebagai pelaksana tugas KPA BUN Transfer
Non Dana Perimbangan.
(5) Dalam hal KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b berhalangan tetap, Menteri Keuangan menunjuk
Pejabat Eselon IV pada KPPN atau Pejabat Eselon III pada
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
menjadi pelaksana tugas Kepala KPPN sebagai pelaksana
tugas KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(6) Tugas dan fungsi KPA BUN Transfer Non Dana
Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a sesuai dengan tugas dan fungsi KPA BUN dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(7) Tugas dan fungsi Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran
DAK Fisik dan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b sebagai berikut:
a. menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen dan Pejabat
Penanda tangan SPM;
b. melakukan verifikasi atas dokumen persyaratan
penyaluran Dana Desa;
c. melaksanakan penyaluran Dana Desa;
d. menyusun dan menyampaikan laporan realisasi
penyaluran Dana Desa kepada PPA BUN Pengelolaan
TKDD melalui Koordinator KPA Penyaluran DAK
Fisik dan Dana Desa;
e. menatausahakan dan menyampaikan laporan
konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output
Dana Desa kepada PPA BUN Pengelolaan TKDD
melalui Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan
Dana Desa;
f. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
atas pelaksanaan anggaran kepada PPA BUN
Pengelolaan TKDD melalui Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -20-
g. menyusun dan menyampaikan proyeksi penyaluran
Dana Desa sampai dengan akhir tahun kepada
Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa.
(8) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) huruf c, menggunakan aplikasi yang disediakan oleh
Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
(9) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) huruf d sampai dengan huruf f dan proyeksi
penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf g
merupakan satu kesatuan dengan penyampaian laporan
dan proyeksi penyaluran Dana Desa.
(10) Tugas dan fungsi Koordinator KPA sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), sebagai berikut:
a. menyusun dan menyampaikan konsolidasi laporan
realisasi penyaluran Dana Desa kepada PPA BUN
Pengelolaan TKDD;
b. menyusun dan menyampaikan rekapitulasi laporan
konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output
Dana Desa kepada PPA BUN Pengelolaan TKDD;
c. menyusun dan menyampaikan konsolidasi laporan
keuangan atas pelaksanaan anggaran kepada PPA
BUN Pengelolaan TKDD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. menyelaraskan dan menyampaikan data transaksi
dengan sistem aplikasi terintegrasi kepada PPA BUN
Pengelolaan TKDD;
e. menyampaikan bukti penyaluran elektronik kepada
PPA BUN Pengelolaan TKDD; dan
f. menyusun proyeksi penyaluran Dana Desa sampai
dengan akhir tahun berdasarkan rekapitulasi
laporan dari KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa melalui aplikasi Cash Planning Information
Network (CPIN).
(11) KPA BUN Transfer Non Dana Perimbangan dan KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak bertanggung jawab atas
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -21-
penggunaan Dana Desa oleh Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Desa.
Bagian Kedua
Dokumen Pelaksanaan Penyaluran
Paragraf 1
DIPA
Pasal 17
(1) KPA BUN Transfer Non Dana Perimbangan menyusun
RKA BUN Dana Desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) RKA BUN Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disusun berdasarkan Peraturan Presiden mengenai
rincian APBN.
(3) RKA BUN Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disampaikan oleh KPA BUN Transfer Non Dana
Perimbangan kepada Inspektorat Jenderal Kementerian
Keuangan selaku Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
Kementerian/Lembaga untuk direviu.
(4) RKA BUN Dana Desa yang telah direviu sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai salah satu
dasar penyusunan RDP BUN TKDD.
(5) Pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKDD menetapkan RDP
BUN TKDD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan
menyampaikan kepada Direktorat Jenderal Anggaran
untuk dilakukan penelaahan.
(6) Hasil penelaahan atas RDP BUN TKDD sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) berupa Daftar Hasil Penelaahan
RDP BUN TKDD.
(7) KPA BUN Transfer Non Dana Perimbangan menyusun
DIPA BUN Dana Desa berdasarkan RDP BUN TKDD yang
telah ditelaah sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
(8) DIPA BUN Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) disampaikan oleh Pemimpin PPA BUN TKDD kepada
Direktur Jenderal Anggaran.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -22-
(9) Direktur Jenderal Anggaran mengesahkan DIPA BUN
Dana Desa berdasarkan hasil penelaahan atas RDP BUN
TKDD sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
(10) Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan selaku
Pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKDD menyampaikan
DIPA/DIPA Petikan BUN Dana Desa kepada KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(11) DIPA/DIPA Petikan BUN Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (10) digunakan sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan satuan kerja BUN dan pencairan
dana/pengesahan bagi BUN/Kuasa BUN.
(12) DIPA BUN Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) sampai dengan ayat (11) merupakan satu kesatuan
dengan DIPA BUN DAK Fisik dan Dana Desa.
Pasal 18
(1) KPA BUN Transfer Non Dana Perimbangan dapat
menyusun perubahan DIPA BUN Dana Desa.
(2) Penyusunan perubahan DIPA BUN Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai
tata cara revisi anggaran.
Paragraf 2
SPP, SPM, dan SP2D
Pasal 19
(1) PPK BUN menggunakan DIPA/DIPA Petikan Dana Desa
sebagai dasar penerbitan SPP.
(2) SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan oleh
PPSPM BUN sebagai dasar penerbitan SPM.
(3) SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan
sebagai dasar penerbitan SP2D.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -23-
Bagian Ketiga
Penyaluran
Paragraf 1
Penyaluran dari RKUN ke RKUD
Pasal 20
(1) Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara
pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD untuk selanjutnya
dilakukan pemindahbukuan dari RKUD ke RKD.
(2) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan secara bertahap, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. tahap I paling cepat bulan Januari dan paling
lambat minggu ketiga bulan Juni sebesar 20% (dua
puluh persen);
b. tahap II paling cepat bulan Maret dan paling lambat
minggu keempat bulan Juni sebesar 40% (empat
puluh persen); dan
c. tahap III paling cepat bulan Juli sebesar 40% (empat
puluh persen).
(3) Dalam hal Pemerintah Daerah memiliki predikat kinerja
baik dalam penyaluran Dana Desa tahun anggaran
sebelumnya, penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. tahap I dan tahap II secara bersamaan paling cepat
bulan Januari dan paling lambat minggu keempat
bulan Juni masing-masing sebesar 20% (dua puluh
persen) dan 40% (empat puluh persen); dan
b. tahap III paling cepat bulan Juli sebesar 40% (empat
puluh persen).
(4) Pemerintah Daerah memiliki predikat kinerja baik dalam
penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) merupakan pemerintah Daerah yang:
a. melaksanakan penyaluran Dana Desa tahun
anggaran sebelumnya dari RKUD ke RKD kurang
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -24-
dari 7 (tujuh) hari kerja setelah Dana Desa diterima
di RKUD; dan
b. melaksanakan penyaluran Dana Desa tahun
anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud pada
huruf a untuk tahap III paling lambat bulan
November,
berdasarkan data transaksi penyaluran Dana Desa tahun
anggaran sebelumnya dari RKUD ke RKD.
(5) Data transaksi penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) disampaikan oleh Koordinator
KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa kepada PPA
BUN Pengelolaan TKDD paling lambat minggu kedua
bulan Desember tahun berkenaan.
(6) Pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKDD menyampaikan
daftar Pemerintah Daerah memiliki predikat kinerja baik
dalam penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) kepada bupati/wali kota dan Kepala KPPN
selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui
Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
paling lambat minggu ketiga bulan Desember tahun
berkenaan.
(7) Penyaluran Dana Desa tahap III sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf c dan ayat (3) huruf b dapat
dilakukan dalam 2 (dua) kali penyaluran, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. penyaluran pertama untuk Desa yang telah
memenuhi persyaratan penyaluran Dana Desa tahap
III; dan
b. penyaluran kedua untuk sisa Desa yang tidak
termasuk dalam penyaluran pertama tahap III
sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(8) Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 7 (tujuh)
hari kerja setelah Dana Desa diterima di RKUD.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -25-
Pasal 21
(1) Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) dilaksanakan setelah
Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa menerima dokumen persyaratan penyaluran,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. tahap I berupa:
1. surat pemberitahuan bahwa Pemerintah Daerah
yang bersangkutan telah menyampaikan
Peraturan Daerah mengenai APBD tahun
anggaran berjalan; dan
2. peraturan bupati/wali kota mengenai tata cara
pembagian dan penetapan rincian Dana Desa
setiap Desa;
b. tahap II berupa:
1. laporan realisasi penyaluran Dana Desa tahun
anggaran sebelumnya; dan
2. laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa tahun anggaran
sebelumnya; dan
c. tahap III berupa:
1. laporan realisasi penyaluran Dana Desa sampai
dengan tahap II;
2. laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa sampai dengan tahap
II; dan
3. laporan konvergensi pencegahan stunting
tingkat kabupaten/kota tahun anggaran
sebelumnya.
(2) Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) dilaksanakan setelah
Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa menerima dokumen persyaratan penyaluran,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. tahap I dan tahap II berupa:
1. surat pemberitahuan bahwa Pemerintah Daerah
yang bersangkutan telah menyampaikan
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -26-
Peraturan Daerah mengenai APBD tahun
anggaran berjalan;
2. peraturan bupati/wali kota mengenai tata cara
pembagian dan penetapan rincian Dana Desa
setiap Desa; dan
3. daftar Pemerintah Daerah memiliki predikat
kinerja baik dalam penyaluran Dana Desa
tahun anggaran sebelumnya; dan
b. tahap III berupa:
1. laporan realisasi penyaluran Dana Desa tahun
anggaran sebelumnya;
2. laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa tahun anggaran
sebelumnya;
3. laporan konvergensi pencegahan stunting
tingkat kabupaten/kota tahun anggaran
sebelumnya;
4. laporan realisasi penyaluran Dana Desa sampai
dengan tahap II; dan
5. laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa sampai dengan tahap
II.
(3) Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a angka 1 dan ayat (2) huruf a angka 1 berupa
rekapitulasi Peraturan Daerah mengenai APBD tahun
anggaran berjalan dan daftar Pemerintah Daerah
memiliki predikat kinerja baik dalam penyaluran Dana
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a angka
3 yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan kepada Kepala KPPN selaku KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui
Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(4) Dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2, huruf b, dan
huruf c dan ayat (2) huruf a angka 2 dan angka 3, dan
huruf b disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Kepala
KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -27-
(5) Laporan realisasi penyaluran Dana Desa sampai dengan
tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
angka 1 dan ayat (2) huruf b angka 4 menunjukkan
paling sedikit sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari
Dana Desa yang diterima di RKUD telah disalurkan ke
RKD.
(6) Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian
output Dana Desa sampai dengan tahap II sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c angka 2 dan ayat (2)
huruf b angka 5 menunjukkan rata-rata realisasi
penyerapan paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen)
dan rata-rata capaian output paling sedikit sebesar 50%
(lima puluh persen).
(7) Dalam hal penyaluran Dana Desa tahap III dilaksanakan
dalam 2 (dua) kali penyaluran:
a. dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf b
disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Kepala
KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa pada masing-masing penyaluran;
b. untuk penyaluran pertama Dana Desa tahap III,
laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan
capaian output sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c angka 2 dan ayat (2) huruf b angka 5
menunjukkan:
1. realisasi penyerapan Dana Desa sampai dengan
tahap II dari Desa-Desa yang telah mencapai
rata-rata realisasi penyerapan paling sedikit
sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari
Dana Desa yang disalurkan ke RKD; dan
2. realisasi capaian output Dana Desa sampai
dengan tahap II dari Desa-Desa yang telah
mencapai rata-rata capaian output paling
sedikit sebesar 50% (lima puluh persen); dan
c. untuk penyaluran kedua Dana Desa tahap III,
laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan
capaian output sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -28-
huruf c angka 2 dan ayat (2) huruf b angka 5 dari
seluruh Desa menunjukkan:
1. rata-rata realisasi penyerapan paling sedikit
sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari
Dana Desa yang diterima di RKUD; dan
2. rata-rata realisasi capaian output paling sedikit
sebesar 50% (lima puluh persen).
(8) Laporan konsolidasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
huruf c mencakup laporan realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa terkini dari desa yang sudah
menerima Dana Desa tahap III sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) huruf b.
(9) Capaian output sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c angka 2 dan ayat (2) huruf b angka 5 dihitung
berdasarkan rata-rata persentase laporan capaian output
dari seluruh desa.
(10) Penyusunan laporan konsolidasi realisasi penyerapan
dan capaian output sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dan huruf c dan ayat (2) huruf b dilakukan
sesuai dengan tabel referensi data bidang, kegiatan,
uraian output, volume output, satuan output dan capaian
output.
Pasal 22
(1) Dokumen persyaratan penyaluran Dana Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 disampaikan
dalam bentuk dokumen fisik (hardcopy) dan dokumen
elektronik (softcopy).
(2) Dokumen elektronik (softcopy) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diolah melalui aplikasi yang disediakan oleh
Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Pasal 23
(1) Dalam hal bupati/wali kota tidak menyampaikan
persyaratan penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf c dan ayat (2)
huruf b sampai dengan berakhirnya tahun anggaran,
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -29-
Dana Desa tidak disalurkan dan menjadi sisa Dana Desa
di RKUN.
(2) Sisa Dana Desa di RKUN sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dapat disalurkan kembali pada tahun
anggaran berikutnya.
Paragraf 2
Penyaluran dari RKUD ke RKD
Pasal 24
(1) Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 dilaksanakan oleh bupati/ wali
kota.
(2) Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah bupati/
wali kota menerima dokumen persyaratan penyaluran
dari Kepala Desa, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. tahap I berupa peraturan Desa mengenai APBDesa;
b. tahap II berupa laporan realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa tahun anggaran
sebelumnya; dan
c. tahap III berupa:
1. laporan realisasi penyerapan dan capaian
output Dana Desa sampai dengan tahap II; dan
2. laporan konvergensi pencegahan stunting
tingkat Desa tahun anggaran sebelumnya.
(3) Dalam hal penyaluran Dana Desa tahap I dan tahap II
secara bersamaan, penyaluran Dana Desa dari RKUD ke
RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
setelah bupati/wali kota menerima dokumen persyaratan
penyaluran dari Kepala Desa, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. tahap I dan tahap II berupa peraturan Desa
mengenai APBDesa; dan
b. tahap III berupa:
1. laporan realisasi penyerapan dan capaian
output Dana Desa tahun anggaran sebelumnya;
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -30-
2. laporan konvergensi pencegahan stunting
tingkat Desa tahun anggaran sebelumnya; dan
3. laporan realisasi penyerapan dan capaian
output Dana Desa sampai dengan tahap II.
(4) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana
Desa sampai dengan tahap II sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf c dan ayat (3) huruf b menunjukkan
rata-rata realisasi penyerapan paling sedikit sebesar 75%
(tujuh puluh lima persen) dan rata-rata capaian output
menunjukkan paling sedikit sebesar 50% (lima puluh
persen).
(5) Capaian output sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b dan huruf c dan ayat (3) huruf b dihitung
berdasarkan rata-rata persentase capaian output dari
seluruh kegiatan.
(6) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian
output sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dilakukan sesuai dengan tabel referensi data bidang,
kegiatan, sifat kegiatan, uraian output, volume output,
cara pengadaan, dan capaian output.
(7) Dalam hal tabel referensi data sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) belum memenuhi kebutuhan input data,
kepala Desa dapat memutakhirkan tabel referensi data
dengan mengacu pada peraturan yang diterbitkan oleh
kementerian negara/lembaga terkait.
Pasal 25
(1) Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal terdapat Desa yang tidak terjangkau layanan
perbankan yang menyebabkan tidak dapat dibuka RKD,
bupati/wali kota mengatur lebih lanjut ketentuan
mengenai penyaluran Dana Desa dari RKUD ke Desa
khusus untuk Desa yang tidak terjangkau layanan
perbankan dengan peraturan bupati/wali kota.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -31-
(3) Bupati/ wali kota menyampaikan peraturan bupati/ wali
kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Kepala
KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
BAB VI
PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN,
DAN PELAPORAN
Bagian Kesatu
Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Dana Desa
Pasal 26
(1) Dalam rangka pertanggungjawaban penyaluran Dana
Desa, KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (7) huruf d kepada Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
(2) Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan
konsolidasi laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 ayat (10) huruf a dan huruf b kepada Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan setiap bulan paling
lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya.
Pasal 27
(1) Dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan BA BUN
TKDD, Pemimpin PPA Pengelolaan BUN menyusun
Laporan Keuangan TKDD sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan mengenai sistem akuntansi dan
pelaporan TKDD.
(2) Laporan Keuangan TKDD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mencakup pertanggungjawaban pengelolaan
Dana Desa.
(3) Laporan Keuangan TKDD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun oleh unit eselon II Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan yang ditunjuk selaku Unit
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -32-
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu
Bendahara Umum Negara Pengelolaan TKDD
menggunakan sistem aplikasi terintegrasi.
(4) Untuk penatausahaan, akuntansi, dan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran, KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa menyusun laporan
keuangan tingkat KPA dan menyampaikan kepada
Pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKDD melalui
Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa,
dengan ketentuan sebagai berikut:.
a. laporan keuangan tingkat KPA Penyaluran DAK Fisik
dan Dana Desa periode semesteran dan tahunan
disusun setelah dilakukan rekonsiliasi data realisasi
anggaran transfer dengan KPPN selaku Kuasa BUN
dengan berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pedoman
rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan
keuangan; dan
b. laporan keuangan tingkat KPA Penyaluran DAK Fisik
dan Dana Desa periode semesteran dan tahunan
disampaikan secara berjenjang kepada PPA BUN
Pengelolaan TKDD melalui Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa sesuai dengan
jadwal penyampaian laporan keuangan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
tata cara penyusunan dan penyampaian laporan
keuangan BUN.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan dan
penyampaian laporan keuangan tingkat KPA Penyaluran
DAK Fisik dan Dana Desa periode semesteran dan
tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur
dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.
(6) Dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan TKDD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan tingkat Koordinator
KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa dengan
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -33-
ketentuan sebagai berikut:
a. laporan keuangan tingkat Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa periode
semesteran dan tahunan disusun setelah dilakukan
penyampaian data elektronik akrual transaksi DAK
Fisik dan Dana Desa selain transaksi realisasi
anggaran transfer ke dalam sistem aplikasi
terintegrasi; dan
b. laporan keuangan tingkat Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa periode
semesteran dan tahunan disampaikan kepada PPA
BUN Pengelolaan TKDD sesuai dengan jadwal
penyampaian laporan keuangan yang diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
dengan memperhatikan Peraturan Menteri
Keuangan mengenai tata cara penyusunan dan
penyampaian laporan keuangan BUN.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyampaian data
elektronik akrual transaksi DAK Fisik dan Dana Desa
selain transaksi realisasi anggaran transfer dan
penyusunan dan penyampaian laporan keuangan tingkat
Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
periode semesteran dan tahunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
Pasal 28
Untuk sinkronisasi penyajian laporan realisasi anggaran
TKDD, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dan
Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa dapat
melakukan rekonsiliasi data realisasi atas penyaluran Dana
Desa dengan KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa dan
Pemerintah Daerah.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -34-
Bagian Kedua
Pelaporan oleh Kepala Desa dan Bupati/Wali kota
Pasal 29
(1) Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi penyerapan
dan capaian output Dana Desa setiap tahap penyaluran
kepada bupati/wali kota.
(2) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. laporan realisasi penyerapan Dana Desa dan
capaian output tahun anggaran sebelumnya;
b. laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat
Desa tahun anggaran sebelumnya; dan
c. laporan realisasi penyerapan Dana Desa dan
capaian output sampai dengan tahap II.
(3) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana
Desa tahun anggaran sebelumnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a disampaikan paling
lambat tanggal 7 Februari tahun anggaran berjalan.
(4) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana
Desa sampai dengan tahap II sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf c disampaikan paling lambat tanggal
7 Juni tahun anggaran berjalan.
(5) Dalam hal terdapat pemutakhiran capaian output setelah
batas waktu penyampaian laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4), Kepala Desa dapat
menyampaikannya pemutakhiran capaian output kepada
bupati/wali kota untuk selanjutnya dilakukan
pemutakhiran data pada aplikasi.
(6) Bupati/wali kota dapat mendorong proses percepatan
penyampaian laporan realisasi penyerapan Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan
berkoordinasi dengan Kepala Desa.
Pasal 30
(1) Bupati/wali kota menyampaikan laporan realisasi
penyaluran dan laporan konsolidasi realisasi penyerapan
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -35-
dan capaian output Dana Desa kepada Kepala KPPN
selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa dengan
tembusan kepada Gubernur, Menteri Dalam Negeri, dan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Desa.
(2) Laporan realisasi penyaluran dan laporan konsolidasi
realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. laporan realisasi penyaluran dan laporan konsolidasi
realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa
tahun anggaran sebelumnya;
b. laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat
kabupaten/kota tahun anggaran sebelumnya; dan
c. laporan realisasi penyaluran dan laporan konsolidasi
realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa
sampai dengan tahap II.
(3) Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian
output Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a disampaikan paling lambat tanggal 14 Februari
tahun anggaran berjalan.
(4) Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian
output Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c disampaikan paling lambat tanggal 14 Juni
tahun anggaran berjalan.
(5) Dalam hal terdapat perbaikan laporan setelah batas
waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4), Kepala KPPN selaku KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa dapat meminta
bupati/wali kota untuk melakukan percepatan
penyampaian perbaikan laporan dimaksud untuk
selanjutnya dilakukan pemutakhiran data pada aplikasi.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -36-
BAB VII
PEDOMAAN PENGGUNAAN
Pasal 31
(1) Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,
peningkatan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan dan dituangkan dalam
rencana kerja Pemerintah Desa.
(2) Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mengacu pada prioritas penggunaan Dana Desa
yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Desa.
Pasal 32
(1) Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa
berpedoman pada pedoman teknis yang ditetapkan oleh
bupati/wali kota mengenai kegiatan yang dibiayai dari
Dana Desa.
(2) Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa
diutamakan dilakukan secara swakelola dengan
menggunakan sumber daya/bahan baku lokal dan
diupayakan dengan lebih banyak menyerap tenaga kerja
dari masyarakat Desa setempat.
Pasal 33
(1) Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
yang tidak termasuk dalam prioritas penggunaan Dana
Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2)
setelah mendapat persetujuan bupati/wali kota.
(2) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), bupati/wali kota memastikan
pengalokasian Dana Desa untuk kegiatan yang menjadi
prioritas telah terpenuhi dan/atau kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah
terpenuhi.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -37-
(3) Persetujuan bupati/wali kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan pada saat evaluasi rancangan
Peraturan Desa mengenai APBDesa.
Pasal 34
(1) Kepala Desa bertanggungjawab atas penggunaan Dana
Desa.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat melakukan
pendampingan atas penggunaan Dana Desa.
(3) Tata cara pendampingan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan oleh menteri teknis terkait.
BAB VIII
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Bagian Kesatu
Pemantauan dan Evaluasi oleh Kementerian Keuangan
Pasal 35
(1) Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan dan/atau KPPN bersama dengan
Kementerian Dalam Negeri, kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Desa
melakukan pemantauan atas pengalokasian, penyaluran,
dan penggunaan Dana Desa secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama.
(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terhadap:
a. penerbitan peraturan bupati/wali kota mengenai
tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana
Desa setiap Desa;
b. penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD;
c. penyampaian laporan realisasi penyaluran dan
laporan konsolidasi penyerapan Dana Desa;
d. penyampaian laporan konvergensi pencegahan
stunting tingkat kabupaten/kota;
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -38-
e. sisa Dana Desa di RKUD; dan
f. pencapaian output Dana Desa.
Pasal 36
(1) Pemantauan terhadap penerbitan peraturan bupati/wali
kota mengenai tata cara pembagian dan penetapan
rincian Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (2) huruf a dilakukan untuk
menghindari penundaan penyaluran Dana Desa untuk
tahap I.
(2) Dalam hal terdapat keterlambatan penetapan peraturan
bupati/wali kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa meminta bupati/wali kota untuk melakukan
percepatan penetapan peraturan bupati/wali kota
mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian
Dana Desa setiap Desa.
(3) Kepala KPPN selaku KPA Penyalµran DAK Fisik dan Dana
Desa dapat berkoordinasi dengan bupati/wali kota dalam
rangka percepatan penetapan peraturan bupati/wali kota
mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian
Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2).
Pasal 37
(1) Pemantauan terhadap penyaluran Dana Desa dari RKUD
ke RKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2)
huruf b dilaksanakan untuk memastikan penyaluran
telah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Dalam hal berdasarkan hasil pemantauan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdapat penyaluran Dana Desa
dari RKUD ke RKD tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, Kepala KPPN selaku
KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa dapat
memberikan teguran kepada bupati/wali kota.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -39-
(3) Ketidaksesuaian penyaluran sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), dapat berupa:
a. keterlambatan penyaluran; dan/atau
b. tidak tepat jumlah penyaluran.
(4) Dana Desa yang terlambat disalurkan dan/atau tidak
tepat jumlah penyalurannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) harus segera disalurkan ke RKD oleh
bupati/wali kota paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
menerima teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 38
(1) Pemantauan terhadap penyampaian laporan realisasi
penyaluran dan laporan konsolidasi realisasi penyerapan
Dana Desa dan laporan konvergensi pencegahan stunting
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) huruf c
dan huruf d dilakukan untuk menghindari penundaan
penyaluran Dana Desa tahun anggaran berikutnya.
(2) Dalam hal bupati/wali kota terlambat dan/atau tidak
menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik
dan Dana Desa dapat meminta kepada bupati/wali kota
untuk melakukan percepatan penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa dapat berkoordinasi dengan bupati/wali kota untuk
proses percepatan penyampaian laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
Pasal 39
(1) Pemantauan sisa Dana Desa di RKUD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) huruf e dilakukan
untuk mengetahui besaran Dana Desa yang belum
disalurkan dari RKUD ke RKD tahun anggaran
sebelumnya.
(2) Dalam hal sisa Dana Desa di RKUD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terjadi karena bupati/wali kota
belum menerima laporan realisasi penyerapan Dana Desa
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -40-
sampai dengan tahap II sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 ayat (2) huruf c, Kepala KPPN selaku KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa meminta kepada
bupati/wali kota untuk memfasilitasi percepatan
penyampaian laporan realisasi penyerapan Dana Desa
sampai dengan tahap II.
(3) Dalam hal sisa Dana Desa di RKUD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terjadi karena perbedaan jumlah
Desa, bupati/wali kota menyampaikan pemberitahuan
kelebihan salur Dana Desa dari RKUN ke RKUD kepada
Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Perimbangan Keuangan.
Pasal 40
Pemantauan capaian output sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 ayat (2) huruf f dilakukan untuk mengetahui capaian
perkembangan kegiatan yang dibiayai Dana Desa.
Pasal 41
Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa melakukan evaluasi, terhadap:
a. penghitungan pembagian dan penetapan rincian Dana
Desa setiap Desa oleh kabupaten/kota; dan
b. laporan realisasi penyaluran dan laporan konsolidasi
realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa.
Pasal 42
(1) Evaluasi terhadap penghitungan pembagian dan
penetapan rincian Dana Desa setiap Desa oleh
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41
huruf a dilakukan untuk memastikan pembagian Dana
Desa setiap Desa dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal terdapat ketidaksesuaian penghitungan
pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap Desa
oleh kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -41-
(1), Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan
Dana Desa meminta bupati/wali kota untuk melakukan
perubahan peraturan bupati/wali kota mengenai tata
cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap
Desa.
(3) Perubahan peraturan bupati/wali kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Kepala
KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(4) Penyampaian perubahan peraturan bupati/wali kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi
persyaratan penyaluran Dana Desa tahap III.
Pasal 43
(1) Evaluasi terhadap laporan realisasi penyaluran dan
laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian
output Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41
huruf b dilakukan untuk mengetahui besaran realisasi
penyaluran, penyerapan dan capaian output Dana Desa.
(2) Dalam hal realisasi penyaluran Dana Desa kurang dari
75% (tujuh puluh lima persen) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (5) dan realisasi penyerapan Dana
Desa kurang dari 75% (tujuh puluh lima persen) serta
capaian output kurang dari 50% (lima puluh persen)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (6), Kepala
KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
dapat meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada
bupati/wali kota.
Bagian Kedua
Pemantauan dan Evaluasi oleh Bupati/Wali kota
Pasal 44
Bupati/wali kota melakukan pemantauan dan evaluasi atas:
a. sisa Dana Desa di RKD; dan/atau
b. capaian output Dana Desa.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -42-
Pasal 45
(1) Dalam hal berdasarkan pemantauan dan evaluasi atas
sisa Dana Desa di RKD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 44 huruf a ditemukan sisa Dana Desa di RKD lebih
dari 30% (tiga puluh persen), bupati/wali kota:
a. meminta penjelasan kepada Kepala Desa mengenai
sisa Dana Desa di RKD tersebut; dan/atau
b. meminta aparat pengawas fungsional daerah untuk
melakukan pemeriksaan.
(2) Sisa Dana Desa di RKD lebih dari 30% (tiga puluh
persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung
dari Dana Desa yang diterima Desa pada tahun anggaran
berkenaan ditambah dengan sisa Dana Desa tahun
anggaran sebelumnya.
(3) Kepala Desa wajib menganggarkan kembali sisa Dana
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam
rancangan APBDesa tahun anggaran berikutnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Pemantauan dan evaluasi atas capaian output Dana Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf b, dapat
dilakukan oleh aparat pengawas fungsional daerah atas
permintaan bupati/wali kota.
Pasal 46
(1) Bupati/wali kota menunda penyaluran Dana Desa, dalam
hal:
a. bupati/wali kota belum menerima dokumen
persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 ayat (2) dan ayat (3);
b. terdapat sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran
sebelumnya lebih dari 30% (tiga puluh persen)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45; dan/atau
c. terdapat rekomendasi penundaan yang disampaikan
oleh aparat pengawas fungsional di daerah.
(2) Penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan terhadap
penyaluran Dana Desa tahap II tahun anggaran berjalan
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -43-
sebesar sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran
sebelumnya.
(3) Dalam hal sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran
sebelumnya lebih besar dari jumlah Dana Desa yang
akan disalurkan pada tahap II sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), penyaluran Dana Desa tahap II tidak
dilakukan.
(4) Dalam hal sampai dengan minggu kedua bulan Juni
tahun anggaran berjalan sisa Dana Desa di RKD tahun
anggaran sebelumnya masih lebih besar dari 30% (tiga
puluh persen), penyaluran Dana Desa yang ditunda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat
disalurkan dan menjadi sisa Dana Desa di RKUD.
(5) Bupati/wali kota melaporkan Dana Desa yang tidak
disalurkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada
Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa.
(6) Dana Desa yang tidak disalurkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tidak dapat disalurkan kembali pada tahun
anggaran berikutnya.
(7) Bagi pemerintah Daerah yang memiliki predikat kinerja
baik dalam penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 dikecualikan dari penundaan
penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b.
(8) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c disampaikan oleh aparat pengawas fungsional di daerah
dalam hal terdapat potensi atau telah terjadi
penyimpangan penyaluran dan/atau penggunaan Dana
Desa.
(9) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
disampaikan kepada bupati/wali kota dengan tembusan
kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik
dan Dana Desa sebelum batas waktu tahapan
penyaluran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -44-
Pasal 47
(1) Bupati/wali kota menyalurkan kembali Dana Desa yang
ditunda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dalam
hal:
a. dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1) huruf a telah diterima;
b. sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya
kurang dari atau sama dengan 30% (tiga puluh
persen); dan/atau
c. terdapat usulan pencabutan rekomendasi
penundaan dari aparat pengawas fungsional daerah.
(2) Dalam hal dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a tidak diterima dan tidak terdapat
usulan pencabutan rekomendasi penundaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c sampai
dengan berakhirnya tahun anggaran, penundaan
penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1) huruf a dan huruf c tidak dapat
disalurkan ke RKD dan menjadi Sisa Dana Desa di
RKUD.
(3) Bupati/wali kota melaporkan Sisa Dana Desa di RKUD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Kepala
KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
paling lambat akhir bulan Februari tahun anggaran
berjalan.
(4) Bupati/wali kota memberitahukan Dana Desa yang tidak
dapat disalurkan ke RKD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada kepala Desa untuk dianggarkan kembali
dalam rancangan APBDesa tahun anggaran berikutnya
paling lambat akhir bulan Desember tahun anggaran
berjalan.
(5) Bupati/wali kota menganggarkan kembali Sisa Dana
Desa di RKUD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dalam rancangan APBD tahun anggaran berikutnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -45-
(6) Dalam hal sisa Dana Desa di RKUD sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) belum disalurkan dari RKUD ke
RKD sampai dengan akhir bulan Februari tahun
anggaran berjalan, sisa Dana Desa tersebut
diperhitungkan sebagai pengurang dalam penyaluran
Dana Desa tahap II dari RKUN ke RKUD tahun anggaran
berjalan.
(7) Bagi pemerintah Daerah yang memiliki predikat kinerja
baik dalam penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 dikecualikan dari ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
(8) Dalam hal Desa telah memenuhi persyaratan penyaluran
kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dan huruf b sebelum minggu kedua bulan Juni tahun
anggaran berjalan, bupati/wali kota menyampaikan
permintaan penyaluran kembali Dana Desa tahap II yang
diperhitungkan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK fisik
dan Dana Desa paling lambat minggu ketiga bulan Juni
tahun anggaran berjalan.
(9) Berdasarkan permintaan penyaluran kembali
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), Kepala KPPN
selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
menyalurkan kembali Dana Desa tahap II yang
diperhitungkan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
paling lambat bulan Juni tahun anggaran berjalan.
(10) Dalam hal bupati/wali kota tidak menyampaikan
permintaan penyaluran kembali sebagaimana dimaksud
pada ayat (8), Dana Desa tahap II yang diperhitungkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak dapat
disalurkan kembali dan menjadi Sisa Anggaran Lebih
pada RKUN.
Pasal 48
(1) Bupati/wali kota melakukan pemotongan penyaluran
Dana Desa dalam hal setelah dikenakan sanksi
penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -46-
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf b, masih
terdapat sisa Dana Desa di RKD lebih dari 30% (tiga
puluh persen) sampai dengan akhir minggu kedua bulan
Juni.
(2) Bagi pemerintah Daerah yang memiliki predikat kinerja
baik dalam penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20, bupati/wali kota melakukan
pemotongan penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pada saat penyaluran Dana Desa
tahap III.
(3) Bupati/wali kota melaporkan pemotongan penyaluran
Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK
Fisik dan Dana Desa.
Pasal 49
(1) Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa melakukan pemotongan penyaluran Dana Desa
dalam hal terdapat:
a. pemberitahuan perbedaan jumlah desa dari
bupati/wali kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 ayat (3);
b. laporan penundaan penyaluran Dana Desa dari
bupati/wali kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (5) dan Pasal 47 ayat (3); dan/atau
c. laporan pemotongan penyaluran Dana Desa dari
bupati/wali kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48 ayat (3).
(2) Pemotongan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a dilakukan sebesar Alokasi Dasar setiap Desa dikali
selisih jumlah Desa pada tahun anggaran berjalan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -47-
BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 50
Ketentuan mengenai:
a. pedoman dan contoh penghitungan pembagian Dana
Desa ke Setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 ayat (2) huruf b;
b. format laporan realisasi penyaluran Dana Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf b
angka 1 dan huruf c angka 1 dan ayat (2) huruf b angka
1 dan angka 4;
c. format laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (1) huruf b angka 2 dan huruf c angka 2
dan ayat (2) huruf b angka 2 dan angka 5;
d. format laporan realisasi penyerapan dan capaian output
Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat
(2) huruf b dan huruf c angka 1 dan ayat (3) huruf b
angka 1 dan angka 3; dan
e. format Laporan konvergensi pencegahan stunting tahun
anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (1) huruf c angka 3 dan ayat (2) huruf b
angka 3 dan Pasal 24 ayat (2) huruf c angka 2 dan ayat
(3) huruf b angka 2,
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 51
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. ketentuan penganggaran, penyaluran, penatausahaan,
pertanggungjawaban, dan pelaporan, pedoman
penggunaan, dan pemantauan serta evaluasi Dana Desa
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -48-
50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke
Daerah dan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 537) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 121/PMK.07/2018 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017
tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1341); dan
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.07/2017
tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Desa Setiap
Kabupaten/Kota dan Penghitungan Rincian Dana Desa
Setiap Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1884),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 52
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat
(3) sampai dengan ayat (6), Pasal 21 ayat (2), dan Pasal
48 ayat (2) mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2020.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
(1) huruf c angka 3 dan ayat (2) huruf b angka 3, Pasal
24 ayat (2) huruf c angka 2 dan ayat (3) huruf b angka 2,
Pasal 29 ayat (2) huruf b, Pasal 30 ayat (2) huruf b, Pasal
35 ayat (2) huruf d, dan Pasal 38 ayat (1) mulai berlaku
untuk Daerah kabupaten/kota prioritas pada tanggal
Peraturan Menteri ini diundangkan yang belum bersifat
wajib dan bersifat wajib untuk seluruh Daerah
kabupaten/kota pada tanggal 1 Januari 2021.
(3) Daerah kabupaten/kota prioritas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan Daerah kabupaten/kota
prioritas yang melaksanakan program intervensi gizi
spesifik dan gizi sensitif untuk pencegahan stunting yang
ditetapkan setiap tahun oleh Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -49-
Pasal 53
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2018
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2018
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -50-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -51-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -52-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -53-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -54-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -55-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -56-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -57-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -58-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -59-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -60-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -61-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -62-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -63-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -64-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -65-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -66-
www.peraturan.go.id
2018, No.1838 -67-
www.peraturan.go.id