perdirjen_39_2009 bagi hasil pbb dan bphtb pusat dan daerah

5/15/2018 Perdirjen_39_2009 Bagi Hasil PBB Dan BPHTB Pusat Dan Daerah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perdirjen392009-bagi-hasil-pbb-dan-bphtb-pusat-dan-daerah 1/20

Menimbang

Mengingat

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

NOMOR PER- 39 IPS/2009

TENTANG

PEMBAGIAN HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang

ditetapkan oleh Pernerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (OPR)

harus dilaksanakan secara tertib, efisien. transparan dan bertanggung

jawab sesuai ketentuan perundang-undan gan yang bertaku:

b. bahwa salah satu tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal

Perbendaharaan adalah menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan

anggaran sesuai dengan ketentuan APBN dan peraturan perundanq-

undangan lain nya;

c. bahwa Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) merupakan alokasi

dana APBN untuk daerah berdasarkan anqka persentase tertentu

sesuai raatlsasi penerimaan PBB/8PHTB gune rnendanai kebutnhan

daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

8, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jendersl

Perbendaharaan tentang Pembagian Hasil Pajak Bumi dan Bangunan

Dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan antara Pemerintah

Pusat dan Daerah:

1. Peraturan Pemerintah nornor 55 tahun 2005 tenta 9 Dana

Perimbangan;

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomer 134/PMK.OS/2005 tentang

Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan APBN;

3. Peraturan Menten Keuangan Nemor 127/PMK.03/2007 tentang Tata

Cara Penatausahaan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sekter

Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi dan Energi Panas Burnt ;

4. Peraturan Menter! Keuangan Nomar 167/PMK.03/2007 tentang

Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran Pajak Bum! dan

Bangunan;

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK~07/2009 tentang

Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke Daerah:

6. Peraturan Menteri Keuangan Namar 127/PMK.05/2009 tentang

Pelimpahan Wewenang Penerbitan Surat Kuasa Umum Pajak Bumi

dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan

Kepada Kepala Kantor Palayanan Perbendaharaan Negara ;

r



M em perhatikan

Menetapkan

7. Keputusan Menteri Keuangan Republik

63/KMK.04/2000 tentang Pembagian dan

Pemungutan Paja'k Bumi dan Bangunan;

8. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 94/PB/2009

tentang Penunjukan Bank Operasional III Bea Perolehan Hak Atas

Tanah dan Bangunan.

Indonesia Nomor

Penggunaan Biaya

g, Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 9S/PBJ2009

tentang Penunjukan Sank Operasional III Pajak Bumi dan Bangum;!n;

Surat Direktur Dana Perimbangan. Direktorat Jenderal Perimbangan

Keuangan nomor S-123/PK.2J2009 tanggal 14 Mei 2009 Hal Penyampaian

Besaran Prosentase Biaya Pernunqutan PBB (8? PBB) Bagian Provinsi,

Kabupaten/Kota.

MEMUTUSKAN:

PERATURAN DIREKTUR JENDERALPEMBAGIAN HASIL PAJAK SUMI

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH

PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH.

PERBENOAHARAAN TENTANGDAN BANGUNAN DAN BEA

DAN BANGUNAN ANTARA

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksuddengan:

1. Bank Persepsi/Pos Persepsi adalah Bank Umum/Kantor Pas yang

dl1unjUk Menter! Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara

bukan dalarn rangka impor, yang meliputi penerlrnaan pajak, cukai

dalam negeri, dan penerimaan bukan pajak.

2. Bank Operasional III, yang selanjutnya disebut BO Ill, adalah Bank

Operasional yang melakukan pembagian PBBfBPHTB dan upah pungut

PBS serta membayar pengemballan PSB;

3. Dana Bag! Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Bagian Daerah yang

selanjutnya disingkal DBH PBS Baqian Daerah adalah Bagian PBS

sebesar 16.2 % untuk Provinsi dan Baglan PBS sebesar 64,8% un1uk

Kabupaten/Kota, termasuk Siaya Pemungutan PBB Baglen Oaerah:

4. Dana Bagi Hasll Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Bagian

Daerah yang selanjutnya disingkat DBH BPHTB Baglan Daerah adalah

Saglan BPHTB sebesar 16% untuk propinsl dan Saglan SPliTB

sebesar 64 % untuk Kabupaten {Kota.

5. Surat Kuasa Umum Pajak Bum! dan Bangunan yang selanjutnya

disingkat SKU PBB adalah Surat Kuasa Umum yang diterbitkan olen

Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) atas nama

Menteri Keuangan kepada Pimpinan Bank OperasionaJ III PBS guna

melakukan tindakan untuk dan alas nama Menteri Keuangan dalam hal r



membebani Rekening Bank Operasional I) ) PBB dalam rangka

Pembagian Hasll Penerimaan PBS.

6. Surat Kuasa Umum Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

yang selanjutnya disingkat SKU BPHTB adalah Surat Kuasa Umum

yang di1erbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN) atas nama Menteri Keuangan kepada Pimpinan Bank

Operaslonal !II BPHTB guna melakukan tindakan untuk dan atas namaMenter! Keuangan calarn hal membebani Rekening Bank OperasionaJ

III BPHTB dalarn rangka Pernbagian Hasit Penerimaan BPHTB.

BAB II

RUANG LI NGKUP

Pasal2

(1) Hasil Penerimaan PBS merupakan penerimaan negara dan disetor

sepenuhnya ke Kas Negara,

(2) Hasll penerimaan PBS dibagl dengan Imbangan sebagai berikut :

a. 10% untuk Pemerintah Pusat:

b. 90% untuk Oaerah.

(3) Bagian 90% untuk Oaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b dibagi dengan rlnelan sebaqai berikut

a. 16,2% untuk Oaerah Provinsi yang bersangkutan;

b. 64,8% untuk Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan;

c. 9% untuk Biaya Pemungutan.

(4) Khusus untuk OKl Jakarta, bagian 90% untuk daerah sebagairnana

dirnaksud pada ayat (2) huruf b diatur sebagai berikut:

a. 61% untuk Oaerah Provinsi;

b. 9% untuk Biaya Pemungutan.

Pasal3

(1) Hasil Penerimaan BPHTB merupakan penerimaan negara dan disetor

sepenuhnya ke Kas Negara_

(2) Hasil penerimaan BPHTB dibagi dengan imbangan sebagai berikut :

a. 20% untuk Pemer!nlah Pusat;

b. 80% unluk Oaerah.

(3) Bagian 80% untuk Oaerah sebagaimana dimaksud pad a ayat (2)

huruf b dibagi dengan rincian sebagai berikut:

a. 16% untuk Daerah Provinsl yaf1g bersangkutan;

b. 64% untuk Oaerah Kabupaten/Kotayang bersangkutan.

(4) Khusus untuk OKI Jakarta, bagian 80% untuk Oaerah sebagaimana

dirnaksud pada ayat (2) huruf b seluruhnya merupakan Bagian/

Provinsl OKI Jakarta.



BAB II)

PERSENTASE PEMBAGIAN BIAYA PEMUNGUTAN PBB

Pasal4

(1) Peruntukan Slaya Pem ungutan Pajak Bumi dan Bangunansebagaimana dlmaksud dalarn Pasal 2 ayat (3) huruf c adalah :

a. Unluk Dir:ektorat Jendera! Pajak;

b. Untuk Daerah.

(2) Peruntukan Biaya Pemungutan Pajak Burni dan Bangunan untuk

Oaerah sebaqalrnana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah :

a. Untuk Pemerintah Daerah Provinsi;

b, Untuk Pemerintah Kabupaten/Kota.

(3) 1mbangan pembagian Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

antara Direktorat Jenderal Pajak dan Daerah didasarkan pada besar

kecilnya peranan masing-masing dalam melakukan kegiatan

operasional Pemungutan Pajak Sum! dan Bangunan.

(4) Pembagian Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan didasarkan

pada 5 (lima) sektor objek pajak, yaitu :

a, Sektor Pedesaan;

b. Sektar Perkotaan;

c. Sektor Perkebunan;

d. Sektor Perhutanan;

e. Sektor Pertambanqan.

(5) Persentase Pembagian Blaya Pemungutan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (3) huruf cantara Direktorat Jenderal Pajak dan

Daerah per oblek sektar penerimaan adalah :

8. Objek pajak sektor Pedesaan, 10% (sepuluh per seratus) Sagian

Direktorat Jenderal Pajak dan 90% (sernbllan puluh per seratus)

Bagian Daerah; .

b. Objek pajak sektor Perkotaan, 20% (dua puluh per seratus) 8agian

Direktorat Jenderal Pajak dan 80% (delapan puluh per seratus)

Bagian Daerah;

c. Obje k pajak sektor Pe rkebunan, 60% (ena m pu Iuh per seratus)

bag ian Direktorat Jenderal Pajak dan 40% (empat puluh per

seratus) Bagian Daerah;

d. Objek pajak sektor Perhutanan, 65% (enam puluh lima per seratus)

bagian Olrektorat Jenderal Pajak dan 35% (tiga puluh lima per

seratus) Bagian Daerah;

e. Objek pajak seklor Pertambangan, 70% (tujuh puluh per seratus)

bagian Direktorat Jenderal.Pajak dan 30% (tiga puluh per seratus)

Bagian Daerah.

(6) Persentase pembagian Biaya Pemungutan PBB Bagian Daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dibagl antara Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota per objek sektor penerimaan

berdasarkan daftar persentase pembagian yang disampaikan oleh

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan sebagaimana ditetapkan

dalam Lampiran i Peraturan Dlrektur Jenderal Perbendaharaan inL

r



BABJV

PELlMPAHAN DAN PEMBAGIAN PBB SERTA BIAYA

PEMUNGUTAN PBB

PasalS

(1) 80 III PBS berkewajiban :

a. Menerima pelimpahan PBB setiap Jumat atau hari kerja berikutnya

bila hari Jumat adalah hari libur/dlliburkan dad Bank/Pas Persepsi

yang rnelaksanakan penel'imaan negara secara on line melalui

Modul P en erim a an N eg ara :

b. Menerima pefimpahan PBB Sektor Migas pada han yang sarna,

setelah Bank Persepsi yang melaksanakan penerlmaan negar8secara on line melalui Modul Penerlmaan Negara menerima

pemindahbukuan dari Bank Indonesia.

(2) Berdasarkan SKU dart Kepala KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum

Negara di Daerah. BO II! PBS:a. setiap hari Jumat minggu berikutnya atau hari kerja berikutnya bila

hari jumat adalah hari IiburJdiliburkan membagi seluruh salda BO III

PBB yang berasaJ dari pelimpahan PBB sebagaimana dimaks.ud

dalarn Pasal 5 ayat (1) huruf a, Pasal 2 ayat (2), ayat (3) dan ayat

(4) serta Pasal 4 ayat (5) dan ayat (6);

b. setiap hari Jumal berkenaan atau hari kerja berikutnya bila harl

Jumat adalah harl libur/diliburkan membagi seluruh saldo BCJ III

PBB yang berasal dari pelimpahan PBB Migas sebagairnana

dimaksud dalam Pasal 5 ay.at (1) huruf b, Pasal 2 ayat (2) dan ayat

(3) dan ayat (4) serta Pasal 4 ayat (5) dan ayat (6).

(3) Pembagian PBS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan b,

langsung ditransfer/dilimpahkan kepada yang berhak sebagai berikut :

a. 10% (sepuluh per seratus) dad saldo penerimaan PBS kepada

Rekenlng 501.00000x pada Bank Indonesia (Bank Tunggal) sebagai

penerimaan untuk Pemerintah Pus at;

b. 16.2% (enarn belas koma dua per seratus) dari saldo penerimaan

PBS kepada Rekening Kas Daerah Provinsi;

c. 64,8% (enam puluh emoat kama delapan per seratus) dari salda

penerimaan PBS kepada Rekening Kas Daerah Kabupaten/Kota;

d. 9% (sembilan per seralus) dad salde penerimaan PBB untuk biaya

pemungutan PBB ke rekening :

1} Kas Negara, unl'uk Direktcrat Jenderal Pajak sebesar:a) 10% (sepuluh per seratus) untuk Objak pajak sektor

Pedesaan;

b) 20% (dua puluh per seratus) untuk Objek pajak sektar

Perketaan;

c) 60% (enam puluh per seratus) untuk abjek pajak sektor

Perkebunan;

d) 65% (enam puluh lima per seratus) urttuk objek pajak sektor

Perhutanan;

e) 70% (tujuh puluh

Pertambangan.per sera us) untuk objek pajak sektor r



2) Kas Daerah Provinsi dan Kas Daerah Kab/Kota untuk Baqlan

Daerah sebesar :

a) 90% (sembilan puluh per seratus) untuk objek pajak sektor

Pedesaan;

b) 80% (delapan puluh per seratus) untuk objek pajak sektor

Perkotaan;

c) 40% (empat puluh per seratus) untuk objek pajak sektorPerkebunan;

d) 35% (tigs puluh lima perseratus) untuk objek pajak sektor

Perhutanan:

e) 30% (tiga putuh per seratus) untuk objek pajak sektor

Pertambangan.

dengan persentase pembagian Biaya PemunglJtan PBB Bagian

Oaerah dibagi antara Pemerintah Provinsl dan Pemerintah

Kabupaten/Kota per objek sektor penerimaan berdasarkan

daftar persentase pembagjan yang dlsampaikan oleh Direktur

Jenderal Perimbangan Keuangan.

(4) KhUsLJs untuk DKI Jakarta, Pembagian PBB sebagaimana dirnaksud

pada ayat (2) huruf a dan b, langsung ditransfer/dilimpahkan kepada

yang berhak sebagaf berikut :

a. 10% (sepuluh per seratus) dar; saldo penerimaan PBS kepada

Rekening 501.00000x pada Sank Indonesia (Sank Tunggal)

sebagai peneri maan untuk Pemerintah Pusat;

b. 81 % (deJapan puluh satu per seratus) dari saldo penerirnaan PBS

kepada Rekening Kes Daerah Provinsi;

c. 9% (sembHan per seratus) carl saldo penerimaan PBS untuk blaya

pemungutan PBS ke rekening :

1) Kas Negara. untuk Direktorat Jenderal Pajak sebesar :

a) 10% (sepuluh per seratus) untuk Objek pajak sektor

Pedesaan:

b) 20% (dua puluh per seratus) untuk Objek pajak ssktor

Perkotaan;

c) 60% (enam puluh per seratus) untuk obJek pajak sektor

Perkebunan:

d) 65'%, (enam puluh lima per seratus) untuk objek pajak sektor

Perhutanan:

e) 70% (tuJUh puluh per seratus) untuk objek pajak sektor

Perta m b a ngan.

2) Kas Daerah Provlnsl sebesar :

a) 90% (sembilan puluh per seratus) untuk objek palak sektor

Pedesaen;

b) 80% (delapan puluh per seratus) untuk objek pajak sektorPerkotaa 1 1 ;

c) 40% (empat puluh per seratus) untuk objek paja]; sektor

Perkebunan;

d) 35% (tiga puJuh lima perseratus) untuk objek pajak sektor

Perhutanan;

e) 30% (tiga puluh per seratus) unluk objek pajak sektor

Pertambangan.

dengan persentase pembagian Siaya Pemungutan PSS Bagian

Oaerah Provinsi OKI Jakarta per objek sektor penerimaan

berdasarkan daftar persentase pernbaplan yang disampaikan

oleh Dlrektur Jenderal Perimbangan Keuangan. I



BABV

PELIMPAHAN DAN PEMBAGIAN BPHTB

Pasal6

(1) BO III BPHTB berkewajiban rnenerirna pelimpahan BPHTB setiapJumat atau hari kerja berikutnya bila hari Jumat adalah hari

/ibur/diliburkan dad Bank/Pos Persepsi yang melaksanakan penerimaan

negara secara on line melalui Modul Penerimaan Negara;

(2) Berdasarkan SKU dari Kepala KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum

Negara di Oaerah BO III BPHTB membagi seluruh saldo BO III BPHTB

setiap had Rabu minggu berlkutnya atau harl kerja berikutnya bila harl

Rabu adalah hart Iibur/dil1burkan.

(3) Pembagian BPHTB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) langsung

ditansfer/dillrnpahkan kepada yang berhak sebagai berikut :

a. 20% (dUB puluh per seratus) dad saldo penerimaan BPHTB kepada

Rekening 501.00000x pada Bank Indonesia (Bank TunggaJ) sebagaipenerlmaan untuk Pemerintah Pusat;

b. 16% (enam belas per seratus) dari saldo penerimaan BPHTB

kepada Rekening Kas Daerah Provinsi;

c. 64% (enam puluh empat per seratus) dari salda penerimaan BPHTB

kepada R.ekening Kas Daerah Kabupaten/Kota;

(4) Khusus untuk DKI Jakarta. Pernbagian BPHTB sebagaimana dlrnaksud

pada ayat (2), langsung ditransfer/dilimpahkan kepada yang berhak

sebagai berikut:

a. 20% (dua puluh per seratus) dari saldo penerimaan BPHTB kepada

Rekening 501 .OOOOOxpada Bank Indonesia (Bank Tunggal) sebagai

penerlmaan untuk Pemer!ntah Pusatb. 80% (delapan puluh per seratus) dar i saldo penerimaan BPHTB

kepada Rekening Kas Daerah Provinsl;

B AB VI

SANKSI

Passl7

Apabila Bank Operasional III kurang atau terlambat rnernbagi dan/atau

mentranster/melimpahkan kepada yang berhak sesuai ketentuansebaqairnana dlmaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 Peraturan Direktur

Jenderal inl, Kepala KPPN mengenakan denda 3% (tiga per seratus) per

bulan dari Jumlah yang kurang atau terlambat dibagi dan/atau

ditransfer/dillmpahkan untuk jurnlah had yang terlambat yang dihitung ~

termasuk harl libur. I



BABVII

REKONSILIASI

Pasal8

(1) Gubernur melakukan rekonsi!iasi m engenai data realisasi DBHPBBJBPHTB Bagian Daerah, termasuk Biaya Pemungutan PBB Saglan

Daerah untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya masing-

rnasing dengan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Perbendaharaan dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak

dengan format sebagaimana lampiran lIa. lib. lie, lid dan larnptran Ilia.

lllb Peraturan Direktur Jenderai Perbendaha raan ini.

(2) Rekonsiliasi data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

secara bulanan paling larnbat pada minggu kedua setelah bulan

bersangkutan berakhir.

BABVIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal9

(1) Penyaluran Pembagian Biaya Pemungutan PBS untuk Bagian Bulan

Januari sam pal dengan Baglan Bulan Agustus 2009 dliaksanakan

dengan cara pernlndahbukuan darl Rekening Kas Umum Negara ke

Rekening Kas Daerah.

(2) Penyaluran Pembaglan Biaya Pemungutan PBS mulai bulan

September 2009 dan seterusnya dilaksanakan oleh Bank Operasional

III sesuai ketentuan sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 4 Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

Pasal10

(1) Direktorat Jendera! Perimbangan Keuangan mengajukan SPM Blaya

Pemungutan PBS baglan bulan Januari sampal dengan bagian bulan

Agustus 2009 kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan cq.

Direktorat Penqelolaan Kas Negara sesuai ketentuan parundanq-

undangan.

(2) SPM yang diterbitkan alas beban Akun 611123 untuk Blaya

Pemungutan PBS Baglan Daerah Provinsi dan Akun 611124 untuk

Biaya Pemungutan PBa Bagian Kabupaten/Kota.

(3) Direktorat Pengelolaan Kas Negara menerbitkan SP2D atas SPM

sebagaimana dimaksud pada 81yat (1) sesual ketentuan perundang-

tndangan.



BAB IX

PELAPORAN

Pasal11

(1) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara menyampalkan laporan

realisasi penerlrnaan, pelimpahan dan pembagian PBB/BPHTB kepada

Kanwil Oirektorat Jenderal Perbendaharaan palinglambat tanggal 7

bulan berlkutnya dengan format sebagaimana lampiran IV dan lamptran

V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan lni,

(2 ) Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan menyampaikan rekapltulasi

laporan reallsasi penerimaan, pelimpahan dan pembagian PBB/BPHTB

kepada Olrektorat Jenderal Perbendahara an Cq. Direktorat

Pengelolaan Kas Negara, setelah melakukan rekonslliasi sebagaimana

dimaksud dalam pasal 8, paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya

dengan format sebagaimana larnpiran VI dan lamplran VII Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan lnl,

BABX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12

Segala ketentuan yang terkait dengan Pernbagian Hasil. P.ajak Bumi Dan

Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan sepanjang

tldak bertentangan dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaha raan ini

dinyatakan masih tetap berlaku.

Pasal 13

Peraturan Dlrektur Jenderal Perbendaharaan ini mula; berlaku pada

tanggal di1etapkan dan mempunyai daya surut mulai tan9gal 16 Februari

2009.

2009



pIp , p : i l p 9 1 ? p p P P 9 p i p i p p p p l I P ! p l p l p l p l p ; P I I P l p i p p i p p l p l p pioa100000000000001000 01° 00 I <:I1000OJ000 01"0 00o0000000'000 <:I a00°0000000tOO10 000100000

z030. . .

"CI

a«

[

." ' J I2 [ - , : ,

:;- I I ~~a

'"

~~. . ..g

,'Q

~I:> <

~I'0s r ,III tTl

QI;I)

:J,UI

-I ' ' tTl0

I~~ ~[]:>

." , ' ' ' ! I " UI

a m< ·0

s· ....1,."

~.rt>' s :I~"

a::I

'"'~I~

J>Gl. . . ,." sg:

~0< z~ 0

a : : IIII it _ s»

::> -<r1 'f

, . .~

.",."

."' ) 4 ' . s :. . c:

0 2<s' ViI G 'I

' !!- .~ C

~." >

-~ '" Z'-0

~"C I

~ :~, D :I

0 S D :I

Sct''" C :I

i g '' 11)

):>

CI

r1I ~ : I

s§t 2

0

~J~

):>. . ,0

~3' :: :J:~, ;: r

~Ig -"C I

~ !!.,E ;' ':i:'-5

S I l J i ~: : : >

c} ~t

~',;~

l 1 , , - I

."I~a -

s,

~ ,~'0~

?< ~'"

n > <

.g:" ~ 1

o r ,~01,: : 1 ' 1

-I~,::I2[ -u



t ampt ran II a

Peraruran Dlr ektur Jenderat Perbendaharaan

Nomor : PER· 39 /PS/l009

Tanggal 24 Agus tua 2009

BERITA ACARA REKONSILlASI

DATA DANA BAGI HASIL PBS BAGIAN DAERAH

PER.ODE BULAN TAHUN .

Pada har! lni tanggal bulan tahun

......................di... ........ telah diseienggarakan rekonsiliasi Data Reaftsasi Penerimaan !Dana

Bagi Hasil (DBH) Pajak Burni dan Bangunan (PBS) bagian daerah untuk periode bulan

.......... Tahun antara Provinsi dengan Kanwil Ditjen

Perbendaharaan dan Kanwil Ditjen Pajak .

Provinsi memperoleh data DBH PBB bagian daerah dari rnasinq-

masing KabupatenJKota di lingkup Provinsi , berupa data OBH PBS bagian

daerah yang telah diterima seeara mingguan.

Kanwll _, Oltjen Perbendaharaan memperoleh data DBH PBB bagian

daerah darl maslnq-rnasinq KPPN dl lingkup wilayah Kanwil ..... Oitjen Perbendaharaan

............. , berupa data DBH PBS bagian daerah yang telah disalurkan dalam bulan

bersangkutan ke masing-masing Kabupaten/Kota secara mingguan. •

KanwHDitjen Pajak memperoleh data Realisasl Penerimaan PSB dari

masing-masing KPP Pratama di lingkup wilayah Kanwil Ditjen Pajak , berupa data

Reallsasi Penerimaan PBB per sektor dalam bulan bersangkutan untuk masing-tnasing

Kabupaten/Kota.

Rekonsillasi dllaksanakan secara bersama-sama, dengan hasil nilai tot.al sebesar

Rp (data terlampir).

Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Gubernur -..

Ka. Kanwil Oitjen Perbendaharaan . Ka. Kanwfl Oltjen Pajak .

NIP C> .NIP .



lampiran II b

Peraturan Direktur Jendera I Perbendaharaan

Nomor; PER- 39 /PB/2009

Tanggai 24 Agustus 2009

BERITA ACARA REKONSILIASI

DATA BIAYA PEMUNGUTAN PBe

PERIODE BULAN TAHUN ..

Pada hari ini _ tanggal bulan tahun

........................dl.; telah diselenggarakan rekonsiliasi Data Biaya Pemungutan Pajak

Sumi dan Bangunan (SP-PBS) untuk periode bulan Tahun antara Provinsi

................... dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan Kanwil Oitjen

Pajak .

Provinsi memperoleh data SP-PBB dari masing-masingKabupatenlKota di lingkup Provinsi berupa data SP-PBS yang telah diterima

secara mlngguan.

Kanwil " Ditjen Perbendaharaan memperoleh data BP-PBS dari

masing-masing KPPN di lingkup wiiayah Kanwil Ditjen Perbendaharaan berupa

data SP-PBS yang telah disalurkan dalam bulan bersangkutan ke masing-mas1ng

Kabupaten/Kota secara mingguan. "

Kanwil Oitjen Pajak memperoleh data Realisasi Penerirnaan PBB dari

masing-masing KPP Pratama di lingkup wilayah Kanwil Ditjen Pajak , berupa data

Realisasi Penerimaan PBS per sektor dalarn bulan bersangkutan untuk masing-masing

KabupatentKota.

Rekonsiliasi dllaksanakan secara bersama-sama, dengan hasH nilai total sebesar

Rp (data terlampir) .

Demikian berita acara ini dibuat untuk dlperqunakan seperlunya.

Gubernur ..

Ka. Kanwil DiUenPerbendaharaan . Ka.Kanwil Oltjen Pajak .

NIP . NIP .



z."ii

zCI

;:;;oiii

z

' "3. .C. ..iii:r

! : I I 'I;

I ( I

I I

: : r :>e nr-

: : : ufTIxa2:UI

r

sC J J

Cl>-l~AIm~

rClill>'e n

"tI'mzm: : t l

~

~zoO J: : r :"'tIC D

to

C D) : t o

o»zo>m

~:r .

i!:r

c:z



z~3~o

~<II.,'" "

zo C J : : : r

~ l>::I (J)

r: : : 0m

"z(J)rl>2 ?c»~l>: : : 0m>r

e nl>e n

" " CmZmC !:!:

~Z

tD" " D

."tDOJ

o :J

~

»zcl>m

~.J:

~».J:

c:Z



l.arnpiran III 1 1

Fleraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

Nornor : PER· 39 /PB/Z009

T.anggal 24 Agus 'tus 2009

BERITA ACARA REKONSILIASI

DATA DANA BAGI HASll BPHTB BAGIAN DAERAH

PERIODE BULAN TAHUN .

Pada hari ini tanggaJ bulan tahun

.............................. di tetah diselenggarakan rekorisillasl Data Reafisasj Penerimaan

I Dana Bagi Hasil (DBHl Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) bagian

daerah untuk periode bulan Tahun antara Provinsi dengan

Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan Kanwil Ditjen Pajak .

Provinsl memperoleh data DBH BPHTB bagian daerah dari masing-

masing Kabupaten/Kota di lingkup Provinsi , berupa data DBH BPHTB bagian

daerah yang telah diterima secara mingguan.

Kanwil Ditjen Perbendaharaan memperoleh data DBH BPHTB

bag ian daerah dari masing-masing KPPN di lingkup wilayah Kanwil ..... Ditjen

Perbendanaraan , berupa data DBH BPHTB bag ian daerah yang tetah dlsalurkan

dalam bulan bersangkutan ke masing-masing Kabupaten/Kota secara mingguan.

Kanwil Ditjen Pajak memperoleh data Reallsasl Penerimaan BPHTB

dan masing-masing KPP Pratarna dl lingkup wilayah Kanwil Ditjen Pajak , berupa

data Realisasi Penerimaan BPHTB dalam bulan bersangkutan untuk masing-masing

Kabupa ten/Kota.

Rekonsiliasi dllaksanakan secara bersarna-sarna, dengan hasil nilai "total sebesar

Rp (data terlampir) .

Demikian berita acara Ini dfbuat untuk dipergunakan seperlunya.

Gubernur .

Ka. Kanwil Diijen Perbendaharaan .. Ka. Kanwi! Ditjen Pajak .

NIP .. NIP ..



I'J . . . . . ~ z0

A A0 III

iii !Y

zIII

3

" ''" C

III

'"il;;r

o i ~,~I~I~~i ; ; I~~I~I~ ."[ i[

: :: I , ;: l ; :l, :: :I ::I

'"~ f r h ~ I ~ r g ~ ~ :::I -I:g III

g _ ~< < : = 1 = 1 -

(1)

'"T 0"

< < 1 = =- 3 III:: . c : :

iii s r .IOU

At:J

1 1 1

:;

1 1 1::l

I : I : ! : j

I i' L I

: I: :1 ~ ;

= "I:

i 1m ) ; & ,

I i

I

I: ~ !: I ) I :

.til. A -,to0~=,,-

" ° III

~I t

... ::I

I ; I ~ I ~I:' . III

I: I i ; : I i G 'lc:

,

I ;I ~ I ~

I

III

I ~I: I ' T 1

I i r : ~ 4 ' 1 J l ~

\

",,0", c:

I" " "

<Ie :;IJ

I l

':~ : ; i U

I :I:

! ! ! . : : l

I 1 ~

I ~ I

I I : I : I j I

I f

C I J l

I:(Till 0

I

- : ' [ I en ~C!:I

~:

II:

I~ Q § "

I liii

I:I

~

I1 I : I

z

I~r

I

II ~

Ib a ~ 0

I

<-

1 1. . . . e n < Ie ."

I ~~ : ; i U 0-

jI: I

P!!!.:::I1

1I

$ l~!!!.. . . -0'"

0> o III,a'"

. ' -."

rnIII

~

~4'1lI~:E< o C I ) ~ : l =5"w c!!!. ::I~mz."

III>t-

III > -gA

_iii

0t : : : l

o S :~a

~°ii

OJ :I:c : : : »s r (J'j~ --

: : : am

"0ze nr-sU)-Cl>-I}>

: : : 0

m»r-e n»e n

-cmzm::0-: :»»zeO J: : : : r : : :

Dl-c:I:-IO J

e nl>C)

s-- 4 Z "I';J

, . . .Z w 0 ~ III

::I3 '"

3C

0< 1 . . . '0

~0 ~ ::;'

l>. . .

iil '"m f\.) " 1 : 1 ::l :::I

m

~

.p.

~0

=r Q"ttl

:;J ;>

'":I: a s c\v.I

. . ,-I

> -U), 0 . . . 0 It'e+ '"

:::l

0

:I: c "I';J'II

t:D

C fD "- ~-..I

Z 0 " 1 : 10 It>

. . . . . . \D c -0 ttl\D :::I

~=r

'"-,ruII>::l



CD 7<

Zr : : : ."

!" !" . . . . . . . ."

0: ; -. . . ,

:> z

a. ;><

'" '"0 ' "r <T.,

c: 0

~r : : :

" ". ., ;0 010

'" iii

~:>

::>-::

'"0; : ; - @ '

:r

: :s : : :s : s : : : s : s : s : :S : s : S:S: -e ~c~: : : ; : : : ; ;i : : : ; -~ : : : ; ::r s - -:;-

'"" " ~. . . . . .

" " g ;: ~ en. - : : : : . -.j -03 ~ " "

. . . "" " '" . . . . .'" ' ~ OJ

" '"I: c I: 3 c :: I: I: c e . . . . 3 '

::T 0O J ' <: < : = - 07 -e < : :;=

.,:JO:r - zr -

'" ". »:::I z

e:::0m

3 »sr c= V'>."

" '">< . . . to »~ ">< -::l ~

'"!.3 -0. . m.,

Z>m

. . . . ."CD

2 : : '

"0> 0 .,

Se ~ ' ' ' " N~. ~, »~.~ .: :J »

" "z

EOJ

CD<T-0

" '" c :OJ

x ~ (l'I • -0 ~ m~'" ~~

- to

.::J s :::I OJ

». . . . . G)

'"II ~ 5 >: :

,." "x+ s r ?!01

o r

0." »

" '" za 3 e- o>

"C

"'"

~

. co -c

" '"m

" " _ . " " O J~t5 - z:;

-<:::I 0 »J

' " r-e a C

; > " <

'"zr. . :I

'"::z,

?'c: »: I i : : :> <

'"--:>

~< " ! 2 ~z

'" . . . "C::I 0:1

0:1

5 to

" " 3

" 0> . .:r

'"2- Z

.", ;;; ~:: 0

. . " 'e :-

n3 . . . . 3~ . . . 0£-g II . . sr

'"oX

" . . . . . ~ zr.>< ~ " CDOJ iii + O J:::l

"

,_ .

: r t;

" "Q

.~" "! i . .CF

.". .,

i ~ I[.!

II. . 3 CD "- ~ i:I . . . . . . . rtIOJ

e, . .!!

. , . ,N;~" '" '"

~07

F <'I>,.

'" ~":I ;;; ";; : r ~:rb: > \ . . O f: . . .::I

" " ' " ~~ll",3

~j ic: !! 3x W

DO::> . .

< :: > ee -<

! : ' : c. .

+

C a .0 OJ: : : >

ill ~~

I\J~. . . c:. , .

3 0"

. ... . :r c ; : 0

". . . . . . . 01 I..D

" '" + '" sr<'" . .

;II

'" . . . . ~'" O i. . . c C

~ O J ."w:> Oi

. = : :



z z ;0;. fJ:0

!II ro

33 "0

~ "C!II

III p!;0;.

!U C > I;:)

g ::J

g : :. . . . . .~I:Dr::

QJ:J

D-III;:)

0}::rr::::J

!-" r- ~ i-2:0

D- ;0;. ~f 2 - IT

r c A

"III

'"C'"

r}M" Ct ' I >

"0:::l- III

~ IV. . . . .III

._ :J

r::. . . . . . .3 ;0;.

Q J 0

zr . . .O J

V

;p o ; > < :

W-I 0;0;. 0. . . , m~

~ s ~ s s s ~ ~ ~ s : "P

c -5- :l ::I 5- S '" ._ 5- 5- 3" 5' 5' m

. 0 1 : 1

~ ~ 0 1 : 1 gn C co m l G 'O G 'O 0l:I: : : : I -I

3 co UQ Il'I3 at> atI C Ia (1<1 ~ '"r: : c c .c c :: c: : c c. C .b 3 - zr

s r < z : : : : -QJ < < : -= - '"r - zr - "0- !UIII

:l

"0(I)

:J c -x )( > < ~ 3( x )(

l.n3 '(-Cl

!U ::rOJ

:J

- ; : : : : ;"P

~ a( > < a'I O" ! "0

)()( )( e 5' o;!

!!!.OJ

e r n(ij"

;0;.::J

01 '""0

>C0- m

~ ti)(

'-J " " . : . . . . . . 3x

~;0;. m0 -,

O J siiizr

o00 ._

'"I r:: III

I S3

. . .~ " O'l '"< s r : : : r

+'-I

;;T

OJ

'"" "ii "

-;; :J

~ "(

l: : I.eCl f1)

)()(

~ 3

"0

C

'"~

._c3-

I- !U

0 ::r,. . , . . )(

II ". . I'tI, . .'"

)( DC): : : : I

+ -<lD c u

c -O }:l

);-0

0

:;;c:t >Z

::0rn;t >r-Vi;t >Vl

-0m

Zm:;;c

s : ::t >;t >

~Z

"'0m

s : :OJ

>G '1

5 >z0;t >Z ;;' z

r !;;> " 3

OJ 3I"n

3: e !z~ ;;)

." " "-< f \ J g ; ~<

» ~. . .r-

'vJ~C t l = > ...o~:;;c

~ " ' s>'" Ir2m _

(jJ';;; !:!.CD C + § ."

! l : 'OJ

I S r-I "-

OJ

CD /\J ~a sa ~\.D

a:'"'"3'"'c"CCij '

::r



r - , - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - r - , - - - - - - - - - - - - - , ~ ' "~~::I !_

". .

"

""

. . . .

"".D>

"<

co

3iii"zr

. .. . . .o

:::0(T1

~"'tl

=ic

~

~"'tl

o:::0l>Z

~ml>r

V il>Vl

"'tlmZm:::0

$l>l>2

"'tlm

$CD

l>G 'l

sZ

~Z

"'tlrnZ-<»r-C:::0»Z"'tlCD0: 1

I\J

ooI..D



c : : r A0.. c: . . .II'

;' !-' . . . . z iiiO J

r 0 ::3 §,

; > < : A A

" "IJ 'll . . . -g

a' 'll cr -g

. : . . . . z <,

F '"'" '". . .

0 0 c--; rl . . . c:S ru

r; -0

OJ

! ! ! . .I'J

, . . . , .

C '":3 :::0

3 - - mi i i " ~

A

::r ». ,"'0

=ic

~" "

);-; 0 Vlw

'" 0. ,rn );Jl

"'0

:s : :s : s 5: s : s : ; ; . s : s : s :"

a

c 5' 5' S' = - 3'C5' ;:, 5' 5' 5' m :::0

8 llC 1 " OQ g g co (!1> g g g g (JtI g g :1 -; »

~at> (Jtl OQ

3 " "0tI ~ Q. > 2c :: c: c: c o c c c: c c C .b

3 ':: r

QJ

< <: = - i i i " < < : ::: <II:::0

zr - zr - :l'C

rn::3 »

t:"1 J V1I!)

L. »= - V1

~c:

xX x 3VI

x x x 3 iir"'0rn

'"zr

Z'"J m

:::0

" $:> c . . . . 0x x x c :n c :n '0 »> cx* 5' OJ ». . . . . Q. >

~z,Ilt!iii'

'"::3 "'0

a . '" ~m

"

a' ~X > < .b . : . . . . . . 3x x . . . . .

OJ~ " " ~s »

'"5'

G 'Ifir

»z z 7< : ~

::r -; ::" " !;

III '"(1) 0 z " C\ '" 33

~-3 ~" 3 '0 00 ~ ru ~ . . ,

' "QJ '0 II C '" 0 !<. ~ c ~s r Q) )(

x 3 ~ » O J :>

c+ > < en 1)" ::.;x: x x

iirzr

Z ~ ~~'=l ~ru . . . + ~;;J fI.I -. .J

zr

§':J "'0

>'vJ~<1 rnOQ

Z

~

! ! ! . . a Q \:0 ..

-<s:;---

"D

'"Q,

'" SoOJ » { [ J 2 ! ~

'< WOQ r- c+ ~>

a,

ru:J ~' C ~§ -e

. : : r "'0- N :::0

f.u

(IJ se x »: 0 ;; ? » " ':J x LO "e > c x

~ ~ 2 D.

-; f'\) ":rQJ OJ 0 . .::r 'll iiic c: "'0 0 . .::l '" I "\:0.- -t

OJ

._ _c:

~~ QJ

0 -=t' " C Lx x x

II "0 . . .X '" iirx x x OC )

::J+

" ' "3

I.D<II

'"c c:. . . . 't:III>

iii':J

z:

perdirjen_39_2009 bagi hasil pbb dan bphtb pusat dan daerah

Documents