naskah akademik rancangan peraturan daerah kabupaten...

102
Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap i Draft Final SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN CILACAP LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) IAIN PURWOKERTO Kerjasama Dengan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Tentang Pemberdayaan Koperasi

Upload: lythuan

Post on 06-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

i

Draft Final

SEKRETARIAT DPRD

KABUPATEN CILACAP

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

(LPPM) IAIN PURWOKERTO

Kerjasama

Dengan

Naskah Akademik

Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap

Tentang

Pemberdayaan Koperasi

Page 2: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

ii

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Cilacap

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP

NOMOR …… TAHUN 2015

TENTANG

PEMBERDAYAAN KOPERASI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

LPPM IAIN PURWOKERTO 2015

Page 3: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………… i Kata Pengatar …………………………………………………………….. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 4 C. Tujuan dan Manfaat Naskah Akademik 5 D. Metode BAB II KAJIAN TEORITIS, ASAS, DAN PRAKTEK EMPIRIS A. KajianTeoritis 8 B. Kajian Asas 15 C. Praktek Empiris Koperasi di Kabupaten Cilacap 17 BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN

PERUNDANG UNDANGAN TERKAIT 20

BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN

YURIDIS

A. Landasan Filosofis 26 B. Landasan Sosiologis 30 C. Landasan Yuridis 32 BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN MATERI

MUATAN PERATURAN DAERAH

A. Rumusan Akademik Berbagai Istilah Kunci 38 B. Muatan Materi Peraturan Daerah 40 BAB VI PENUTUP 53 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI

Page 4: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, mudah-mudahan kita menjadi bagian dari umat yang pandai bersyukur. Amin.

Koperasi secara konstitusional menjadi amanat yang harus dijalankan oleh pemerintah. Koperasi menjadi satu-satunya lembaga atau badan ekonomi yang memiliki asas pancasila dan kekeluargaan. Basis usaha koperasi bukan pada kompetisi atarpelaku untuk memperoleh keuntungan tetapi kerjasama, tolong-menolong, dan tidak mengorietasikan usahanya semata-mata memperoleh keuntungan. Model ekonomi seperti ini sesuai dengan tradisi dan karakter bangsa Indonesia yang cenderung bersifat komunal dan kolektif.

Naun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, koperasi di Indonesia mengalami banyak masalah terutama terkait degan proses interaktifnya dengan model atau sistem ekonomi lainnya. Masalah utama bersumber dari pengetahuan dan kesadaran ekonomis masyarakat yang telah memiliki pergeseran kecenderungan yang lebih pragmatis dan materialistis. Suatu usaha ekonomi akan dianggap memiliki prospek bagus dan realistis dijalankan apabila memberikan keuntungan kepada pelaku-pelakunya secara konkrit dan sebesar-besarnya. Kecenderungan ini mendasarkan pada teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa bisnis ekonomi berpedoman pada prinsip modal sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

Koperasi dalam beberapa hal dianggap tidak memberikan jaminan ekonomis karena misalnya keuntungan dibagi kepada seluruh anggota. Akibatnya jumlah keuntungan yang diterima oleh masing-masing anggota tidak signifikan. Hal lain juga menjadi anggapan koperasi tidak prospektif adalah produknya tidak kompetitif karena berharga lebih mahal dan pangsa pasarnya terbatas pada anggota. Beberapa hal inilah yang kemudian didiagnosa menjadi penyebab kinerja dan performa koperasi menurun.

Kabupaten Cilacap memiliki koperasi relatif besar yang apabila berfungsi optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program peningkatan kesejahteraan ekonomi. Namun keberadaan kuantitatif tersebut berkontribusi relatif rendah terutama apabila dikaitkan dengan upaya pengurangan kemiskinan. Persoalan mendasar koperasi di Cilacap apabila dipetakan berdasar kategorisasi usaha menyebar pada 3 (tiga) aspek, yaitu kelembagaan, sumberdaya manusia, dan usaha.

Atas dasar di atas, Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Pemberdayaan Koperasi disusun sebagai bahan kajian dan referensi bagi perumusan kebijakan-kebijakan terkait upaya memberdayakan koperasi agar bisa berkembang secara strategis dan berkontribusi bagi upaya pembangunan secara umum.

Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan daerah Pemberdayaan Koperasi tersusun atas bantuan dan partisipasi banyak pihak, antara lain:

Page 5: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

v

1. DPRD Kabupaten Cilacap yang telah memberikan kepercayaan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Purwokerto.

2. Badan Legislasi Daerah (BALEGDA) DPRD Kabupaten Cilacap yang secara inten bermitra dan berdiskusi selama proses penyusunan Naskah Akademik.

3. Para narasumber meliputi Dinas Perindagkop dan UMKM Kab. Cilacap, Bagian Hukum Setda Kab. Cilacap, DPKAD Kab. Cilacap, Bappeda Kab. Cilacap, dan beberapa SKPD lain di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cilacap.

4. Pelaku koperasi di Kabupaten Cilacap.

5. Pihak-pihak lain yang belum tersebut satu persatu.

Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga kerjasam yang baik ini dapat berlanjut dalam bidang-bidang lain demi memajukan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera.

Naskah Akademik ini sangat kami sadari banyak kekurangan baik dari sisi teknis maupun substansi. Untuk itu kami berharap masukan dan kritikan dari berbagai pihak untuk memperbaiki dan melengkapi informasi atau cakupan yang belum tercover. Atas nama Tim Ahli LPPM IAIN Purwokerto kami mohon maaf dn terima kasih.

Purwokerto, 2 Oktober 2015

Koordinator,

Dr. Hj. Nita Triana, SH, M.Si

Page 6: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara nasional, jumlah koperasi yang terdaftar lebih dari memadai untuk menopang gerakan ekonomi kerakyatan. Artinya apabila jumlah yang ada berparadigma, berideologi, dan berspirit koperasi yang sesungguhnya maka akan menjadi kekuatan sangat besar dan memberikan jaminan bagi keberlangsungan ekonomi yang bertumpu pada semangat menolong diri sendiri dan bekerjasama. Kondisi ini yang sesungguhnya menjadi cita-cita pendiri bangsa ketika harus memilih model ekonomi yang akan dibangun pada saat dunia terbelah dalam 2 (dua) model, yaitu kapitalisme dan sosialisme.

Koperasi dipilih oleh pendiri bangsa karena dianggap paling cocok dengan karakter dan tradisi warga.Menurut Bung Hatta, gerakan kebangsaan Indonesia sudah mengadopsi koperasi ini. Filosofi koperasi sama dengan semangat self-help.Saat itu, gerakan nasional percaya, kapitalisme tak cocok dengan alam Indonesia. Gerakan moderat semacam Boedi Oetomo (BO) saja menyebut kapitalisme sebagai “suatu tanaman dari negeri asing”.Para pemimpin pergerakan kemudian melirik koperasi.

Koperasi memiliki persamaan dengan sistem sosial asli bangsa Indonesia, yakni kolektivisme. Masyarakat gotong-royong Indonesia gemar tolong-menolong. Sementara koperasi juga menganut prinsip tolong-menolong itu.Koperasi juga bisa mendidik toleransi dan rasa tanggung-jawab bersama. Dengan demikian, kata Bung Hatta, koperasi bisa mendidik dan memperkuat demokrasi sebagai cita-cita bangsa.

Lebih lanjut, Bung Hatta mengatakan, koperasi juga akan mendidik semangat percaya pada kekuatan sendiri (self help). Setidaknya, semangat self help ini dibutuhkan untuk memberantas penyakit “inferiority complex” warisan kolonialisme.Lebih penting lagi, kata Bung Hatta, koperasi bisa menempa ekonomi rakyat yang lemah agar menjadi kuat. Koperasi bisa merasionalkan perekonomian, yakni dengan mempersingkat jalan produksi ke konsumsi. Bagi Bung Hatta, koperasi merupakan senjata persekutuan si lemah untuk mempertahankan hidupnya.

Saat ini, kuantitas koperasi yag lebih dari memadai ternyata tidak sebanding dengan kontribusi yang diberikan, baik dalam konteks meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun terhadap meningkatnya penerimaan negara. Bahkan dalam beberapa kasus koperasi menjadi ironi bagi model ekonomi berbasis kerakyatan. Situasi ini terjadi karena koperasi saat ini mengalami beberapa bentuk

Page 7: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

2

sebagai penyelewengan.Kondisi inilah yang berpengaruh besar terhadap hancurnya gerakan koperasi dan ia menjelma menjadi layaknya kongsi biasa. Lebih ironis, koperasi menjadi lahan mencari keuntungan.

Ada dua bentuk kesalahan penyelenggaraan koperasi, Pertama, koperasi mendorong anggotanya sangat giat untuk mendapatkan dividen yang besar di akhir tahun. Caranya, koperasi menjual mahal kepada anggotanya. Agar anggota tidak membeli di “tempat lain”, maka para anggota diharuskan membeli di koperasi sendiri. Kalau tidak mau dicap “penghianat”.Ini membawa konsekuensi anggota yang membeli paling sering tentu memberi keuntungan paling besar bagi koperasi. Sedangkan anggota yang paling jarang membeli akan mendapat untung besar dari kawannya yang membeli banyak. Jenis koperasi ini hanya akan memupuk egoisme anggotanya.

Kedua, ambiguitas paham dalam menjalankan taktik penjualan. Di sini, koperasi hanya menjalankan penjualan pada anggotanya sendiri. Sedangkan orang luar dilarang membeli. Tindakan inijustru mengecilkan penjualan. Kalau penjualan kecil, maka ongkos atau sewa toko, gaji personil, biaya listrik, dllakan mahal. Biasanya, agar tidak rugi, koperasi terpaksa menjual mahal barang-barangnya. Kondisi ini akan sangat berbeda apabila koperasi menjual kepada non-anggota. Skala penjualan menjadi besar sehingga biaya operasional menjadi ringan.Jadi, penjualan memang harus dibuka ke masyarakat umum. Apalagi koperasi bukanlah persekutuan egoisme segolongan manusia. Koperasi diciptakan untuk menjadi persekutuan ekonomi si lemah (anggota dan non-anggota).

Ketiga, koperasi dibangun untuk mengejar keuntungan. Akibatnya, koperasi tak ada bedanya dengan perseroan atau perusahaan. Koperasi memang memerlukan keuntungan, namun itu bukan tujuan utama. Yang utama, adalah usaha bersama untuk memurahkan pembelian anggotanya. Apabila ada keuntungan dari kegiatan koperasi, maka keuntungan itu dipakai sebagai tambahan modal atau dana cadangan. Dengan begitu, koperasi tak perlu terganggu misalnya apabila ada anggota yang mundur. Hal ini karena apabila ada anggota yang mundur, berarti uang iurannya harus dikembalikan. Artinya, modal koperasi akan berkurang. Kejadian ini tidak akan mengganggu stabilitas koperasi karena akan ditutup oleh keuntungan yang diperoleh.

Persoalan kemudian dimana untungnya menjadi anggota koperasi?Keuntungan menjadi anggota koperasi adalah mencapai keperluan hidup, yakni barang kebutuhan, dengan harga semurah-murahnya.

Di kabupaten Cilacap, jumlah koperasi yang terdaftar berdasar tahun 2014 sebanyak 551 dengan jumlah anggota mencapai

Page 8: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

3

136.832.Dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 285, maka dapat diambil rata-rata setiap desa terdapat paling sedikit 2 (dua) koperasi.Jumlah ini sangat memadai apabila koperasi-koperasi yang ada dapat bekerja dan berfungsi sebagai kerjasama ekonomi.Namun demikian, keberadaan koperasi-koperasi tersebut jauh dari yang diharapkan. Dari jumlah 551, berdasar data Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Cilacap hanya 147 yang melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Dari koperasai yang menyelenggarakan RAT, hanya sekitar 75 yang memiliki aktivitas rutin dan didominasi oleh koperasi pegawai dan karyawan. Artinya apabila diteliti lebih lanjut, koperasi yang bergerak pada sektor riil sebagai bagian dari proses memberdayakan kelompok miskin, rentan, dan lemah masih sangat minim.

Selain persoalan koperasi yang salah urus (bad management), hal lain yang berkontribusi terhadap semakin menurunnya kinerja kopersi adalah perspektif masyarakat. Umumnya masyarakat memandang bahwa koperasi adalah model ekonomi alternatif paling terakhir ketika tidak ada lagi peluang berekonomi secara kapitalistik.Kondisi ini sebagai konsekuensi logis perkembangan masyarakat yang serba pragmatis dan kapitalistik.Usaha yang memberi harapan memberi keuntungan besar atau setidaknya instan menjadi primadona.Misalnya menjadi buruh jauh lebih menarik ketimbang berusaha ekonomis yang menawarkan keuntungan non kapitalistik.Konsep koperasi yang menawarkan barang murah dianggap tidak lebih menarik dari “gaji” sebagai buruh sebuah perusahaan.

Akibat lebih lanjut adalah penyalahgunaan kelembagaan koperasi untuk kepentingan-kepentingan ekonomi kelompok tertentu.Kelembagaan koperasi yang memiliki banyak fasilitas kemudian dimanfaatkan oleh kelompok atau individu tertentu untuk kepentingan ekonomi kapitalistik.Secara kelembagaan, kelompok atau individu ini membentuk koperasi, tetapi secara praktik jauh dari prinsip-prisnip dasar koperasi.Kondisi ini semakin memperburuk citra koperasi di masyarakat sebagai lembaga yang secara massif melakukan eksploitasi kelompok miskin dan rentan.

Atas dasar beberapa hal di atas, pemberdayaan koperasi di Kabupaten Cilacap penting dilakukan untuk mengembalikan jati diri koperasi sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berorientasi terhapat peningkatan kesejahteraan bersama.Pemberdayaan koperasi harus dilakukan secara sistematis, terukur, dan berkelanjutan. Untuk itu perlu disusun naskah akademik yang memberi landasan ilmiah kebijakan dan program-program pemberdayaan koperasi.

Page 9: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

4

B. Identifikasi Masalah

Persoalan koperasi saat ini relatif kompleks. Tidak hanya menyangkut aspek bisnis yang dianggap tidak terlalu menguntungkan dengan standar kapital yang terakumulasi tetapi juga manajemen organisasi yang terkesan rumit mengingat menyangkut banyak orang.Namun demikian, koperasi sebagai model yang dipilih bangsa Indonesia karea dianggap paling cocok dan relevan dengan watak, karakter, dan tradisi ekonomi bangsa harus diberdayakan.

Dari uraian diatas, beberapa hal yang teridentifikasi sebagai masalah yang menjadi titik krusial pemberdayaan koperasi adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan koperasi. Persoalan minimnya pengetahuan koperasi tidak hanya pada anggota, tetapi juga pengurus, pengelola, dan pihak-pihak terkait. Implikasinya adalah koperasi dipahami secara sempit sebagai misalnya “unit simpan-pinjam”, sambilan para pegawai atau karyawan, dan pemahaman lain yang bertendensi minimalis. Persoalan transformasi pengetahuan koperasi menjadi masalah yang teridentifikasi sebagai penyebab rendahnya kinerja koperasi. Pemberdayaan koperasi akan memperoleh progres positif apabila pengetahuan koperasi tertransformasi secara produktif.

2. Kelembagaan koperasi. Saat ini, kelembagaan koperasi terstandar dalam 3 (tiga) kamar yang berbeda, yaitu anggota, pengurus, dan pengawas. Namun demikian, pemahaman dan manajemen kelembagaan yang mengasumsikan 3 (tiga) unsur ini bergerak dinamis belum dipahami sepenuhnya oleh pelaku koperasi. Selain itu, unsur penting kelembagaan koperasi seperti rapat anggota tidak ditempatkan sebagai momentum strategis memperbaiki dan meningkatkan kinerja organisasi koperasi.

3. Aspek bisnis koperasi. Umumnya koperasi saat ini tidak berbeda dengan badan usaha lainnya, yaitu mengejar profit. Sisa Hasil Usaha (SHU) menjadi indikator sebuah koperasi dinilai sukses atau tidak. Strategi bisnis yang diambil adalah menaikkan harga jual sehingga relatif lebih mahal ketimbang badan usaha lainnya. Untuk mengikat pembeli, koperasi kemudian mewajibkan anggota membeli dengan imbalan SHU yang akan diperoleh besar. Kondisi ini menjadi tidak kompetitif. Selain itu, area bisnis koperasi juga relatif terbatas. Pada titik tertentu, koperasi dibiarkan berkompetisi dengan koperasi yang menggunakan standar kepemilikan kapital. Koperasi dianggap tidak layak dan tidak kompetitif.

4. Penyalahgunaan lembaga koperasi. Kondisi ini terjadi dengan memanfaatkan tingkat kognisi masyarakat bahwa berekonomi yang menguntungkan apabila mendatangkan profit dalam pengertian kapitalistik. Praktik koperasi selama ini dianggap tidak menarik karena menawarkan keuntungan yang tidak konkret. Keberadaan

Page 10: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

5

koperasi yang dijamin konstitusi kemudian dimanfaatkan oleh kelompok atau individu tertentu menggunakan lembaga koperasi sebagai alat untuk menyelenggarakan kegiatan ekonomi kapitalistik.

C. Tujuan dan Manfaat Naskah Akademik

Tujuan penyusunan naskah akademik ini adalah:

1. Melakukan kajian dan mendiagnosa persoalan-persoalan krusial yang dihadapi koperasi, khususnya di Kabupaten Cilacap yang berdampak terhadap menurunnya kinerja dan anomali koperasi.

2. Melakukan paparan ilmiah atas temuan-temuan persoalan rendahnya kinerja koperasi dalam persektif filosofis, sosiologis, dan yuridis.

3. Memberi landasan ilmiah akademik bagi penyusunan rancangan kebijakan pemberdayaan koperasi di Kabupaten Cilacap.

Manfaat naskah akademik ini adalah:

1. Secara teoretis menjadi perbandingan kajian-kajian serupa di tempat lain untuk mengukur akurasi pemanfaatan pengetahuan-pengatahuan bantu dalam rangka penyusunan kerangka solusi atas persoalan menurunnya kinerja koperasi.

2. Secara praktis, naskah akademik ini menjadi landasan ilmiah dan akademik bagi penyusunan kebijakan Pemberdayaann Koperasi di Kabupaten Cilacap.

D. Metode

1. Pengumpulan Data

Kajian ini menggunakan informasi yang tersebar pada beberapa sumber, meliputi Dinas, pelaku koperasi, masyarakat, dan kepustakaan terkait dengan konsepsi dasar dan teori-teori koperasi. Informasi yang tersebar tersebut dikumpulkan dengan beberapa metode:

a. Dokumentasi; merupakan metode pengumpulan data dengan memfokuskan terhadap dokumen tertulis atau tercetak yang telah terpublikasi atau terdokumentasi oleh orang atau lembaga. Dokumen yang diperoleh melalui metode dokumentasi adalah peraturan dan regulasi terkait koperasi, sejarah dan konsep dasar koperasi, data empiris koperasi di Cilacap, dan blueprint koperasi Indonesia dari masa kolonial hingga kontemporer.

b. Wawancara; merupakan metode dengan menekankan dialog secara langsung dengan sumber-sumber informasi. Metode ini

Page 11: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

6

digunakan untuk menggali secara dalam informasi tertentu dari narasumber termasuk opini dan perspektif yang dimiliki oleh narasumber atas informasi tertentu. Beberapa informasi yang diperoleh melalui wawancara ini adalah masalah-masalah yang menyebabkan rendahnya kinerja koperasi di Cilacap, hambatan atau masalah yang dihadapi petugas terhadap pengelolaan koperasi, opini yang muncul di tengah masyarakat terkait dengan eksistensi koperasi, perasaan afektif pelaku koperasi atas praktik-praktik yang berjalan.

c. Focus group discussion; merupakan metode yang memfokuskan kepada pembahasan satu atau beberapa tema secara terfokus dan berdasar kompetensi peserta yang terlibat. Melalui FGD, isu-isu yang muncul dapat terklarifikasi atau bahkan terbantahkan secara data atau teoretis. Tema-tema FGD dipilah berdasar tingkat kontroversi atau variasi yang kompleks. Semakin kompleks maka isu tersebut membutuhkan FGD sebagai forum klarifikasi.

2. Analisis Data

Dari data-data yang diperoleh, proses berikutnya dalam penyusunan naskah akademik ini adalah analisis.Dalam konteks ini, analisis dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan, yaitu deskriptif dan analisis isi (content analysis).

a. Analisis deskriptif; analisis ini bersifat kualitatif melalui narasi-narasi ilmiah yang bersifat deskriptif. Pemberdayaan koperasi dijelaskan secara runtut melalui logika induktif yang berawal dari konteks, masalah yang teridentifikasi, formula teoretis, kajian empiris, dan konstruksi pemberdayaan. Melalui logika induktif ini, pemberdayaan sebagai lokus kajian naskah akademik ini dideskripsikan secara runtut sesuai dengan data yang ditemukan. Pada dasarnya, analisis deskriptif tidak sampai pada kesimpulan akhir, hal ini karena secara kualitatif, analisis bersifat on going dan akan berakhir ketika mengalami kejenuhan. Indikator kejenuhan adalah apabila tidak ditemukan data baru dalam satu periode kajian tertentu.

b. Analisis Isi (content analysis); pendekatan analisis berdasar isi dari sebuah data atau dokumen. Pemberdayaan koperaasi tidak bisa lepas dari regulasi lain yang mengitarinya. Maka pemberdayaan yang akan dijalankan tidak bisa lepas dalam konteks regulasi tersebut. Untuk memastikan kerangka pemberdayaan tidak lepas konteks, maka analisis yang dilakukan melalui kajian terhadap isi undang-undang dan peraturan lain yang melingkupinya. Dengan demikian, setiap konsep yang dimunculkan sebagai inisiatif pemberdayaan

Page 12: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

7

koperasi memiliki keterkaitan atau referensi atas regulasi-regulasi yang mengitarinya.

--- © ---

Page 13: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

8

BAB II KAJIAN TEORETIS, ASAS, DAN PRAKTIK EMPIRIS

A. Kajian Teoretis

1. Demokrasi Ekonomi Indonesia

Demokrasi ekonomi terkait erat dengan pengertian kedaulatan rakyat di bidang ekonomi yang bertujuan untuk kemakmuran bagi semua orang. Demokrasi ekonomi menunjukkan suatu sistem perekonomian yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Undang – Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 meletakkan landasan demokrasi ekonomi yang dianut bangsa Indonesia. Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Dalam bagian penjelasan disebutkan bahwa hal ini mengandung arti perlunya dikembangkan kegiatan ekonomi yang melibatkan peran aktif seluruh rakyat Indonesia dan berusaha bersama-sama mencapai tujuan yaitu kemakmuran rakyat. Muhammad Hatta menegaskan bahwa koperasilah yang dimaksud sebagai “Usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan” tersebut. Koperasi mengejawantahkan penyelenggaraan demokrasi ekonomi sebagai jalan mewujudkan keadilan sosial di Indonesia. Hatta menjelaskan bahwa demokrasi ekonomi ini harus diberlakukan mengiringi demokrasi politik agar cita – cita persamaan dan persaudaraan dalam demokrasi benar – benar dapat terwujud (Mohammad Hatta, 2015: 13).

Berdasarkan konstitusi Republik Indonesia tersebut, koperasi didudukkan sebagai sokoguru bagi perekonomian nasional, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Hal ini berarti koperasi harus diperankan dan difungsikan sebagai pilar utama dalam perekonomian nasional. Membangun sokoguru perekonomian nasional berarti membangun badan usaha koperasi yang tangguh, yang mampu berperan aktif mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara berkeadilan.

2. Teori Koperasi

Dalam undang- undang koperasi nomor 25 tahun 1992 dijelasan bahwa “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.” Dijelaskan pula bahwa “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian Nasional

Page 14: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

9

dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.”

Koperasi Indonesia berjalan di atas prinsip – prinsip yang dimuat dalam undang – undang nomor 25 tahun 1992 sebagai berikut: Keanggotaan bersifat sukarela, dan terbuka, Pengelolaan dilakukan secara demokrasi, Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing, Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, Kemandirian, Pendidikan Perkoperasian dan Kerjasama antar koperasi.

Menurut Arsad Dalimunte, secara umum aktivitas koperasi dapat di golongkan menjadi 2 (dua) yaitu: aktivitas mencerdaskan anggota dalam menggunakan pendapatannya dan Aktivitas mencerdaskan anggota dalam meningkatkan pendapatannya. Kedua aktivitas ini jika dijalankan secara kontinyu akan menciptakan apa yang disebut sebagai „efisiensi kolektif‟. Efisiensi ini terwujud karena koperasi dapat menjual produk/layanan dengan harga yang lebih murah sehingga pendapatan anggota koperasi secara riil meningkat. Sisa anggaran belanja anggota akan diakumulasi sebagai simpanan dan menjadi sumber pembiayaan murah bagi anggota lainnya yang mendorong kemajuan usaha dan meningkatkan pendapatan anggota.

Padagilirannya, pertumbuha nusaha anggota akan sejalan dengan pertumbuhan usaha koperasi. Dengan pola semacam ini, akan terbentuk relevansi kuat antara pertumbuhan perkembangan koperasi secara kelembagaan dan juga pertumbuhan anggota secara individu sehingga terwujud kesejahteraan dalam arti luas (Muhammad Arsad Dalimunte, “SHU Nol sebagai Gagasan Revolusioner”, dalam http://www.arsadcorner.com/2013/01/shu-0-nol-sebagai-gagasan-revolusioner.html, diunduh tanggal 25 September 2015).

3. Kelembagaan Koperasi

Terdapat beragam penjelasan mengenai konsep kelembagaan. Bardhan mendefinisikannya sebagai aturan – aturan sosial, kesepakatan, dan elemen lain dari struktur kerangka kerja interaksi sosial. North menjelaskan kelembagaan sebagai aturan main (rule of the game), sementara organisasi adalah para pemainnya (the player). Kelembagaan menurut North merupakan aturan – aturanyang membatasi perilaku manusia (constraints) yang dibuat oleh manusia untuk mengatur dan membentuk struktur interaksi politik, sosial dan ekonomi (Ahmad Erani Yustika, 2006: 17).

Menurut Syahyuti, kelembagaan organisasi terdiri atas dua aspek, yakni aspek kelembagaan yang bersifat kultural, dan aspek keorganisasian yang bersifat struktural. Aspek kultural merupakan aspek yang dinamis yang berisikan hal-hal yang abstrak, dan

Page 15: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

10

merupakan jiwa dari kelembagaan berupa nilai, aturan, norma, kepercayaan, moral, ide, gagasan, doktrin, keinginan, kebutuhan, orientasi, dan lain-lain. Sementara aspek struktural merupakan aspek yang statis namun lebih visual yaitu berupa struktur, peran, keanggotaan, hubungan antarperan, integrasi antarbagian, struktur kewenangan, hubungan kegiatan dengan tujuan, aspek solidaritas, klik, profil, pola kekuasaan, dan lain-lain. Gabungan antara keduanya akan membentuk apa yang disebut perilaku kelembagaan atau kinerja kelembagaan (Syahyuti, 2003).

Aspek kelembagaan merupakan salah satu faktor penting untuk mendorong koperasi yang berdaya dan berkualitas. Oleh karena itu pengembangan kelembagaan menjadi lingkup yang harus diprioritaskan dalam upaya pemberdayaan koperasi. Koperasi yang berdaya berarti mampu menggerakkan potensi sumberdaya yang dimiliki untuk memajukan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat pada umumnya. Selanjutnya koperasi berkualitas tercermin dari pertumbuhan yang sehat, kuat, tangguh dan mandiri serta mampu menghadapi tantangan ekonomi nasional dan global.

Koperasi berdaya dan berkualitas tumbuh dari kelembagaan koperasi yang kuat yang didukung oleh perangkat organisasi koperasi yang handal. Kelembagaan koperasi yang kuat dapat diciptakan melalui kejelasan peran (role), aturan main (rule) dan relasi (relation) antar peran dalam koperasi sesuai prinsip dan nilai koperasi. Kelembagaan koperasi mencakup beberapa dimensi dengan kriteria - kriterianya sebagai berikut:

a. Koperasi sebagai lembaga ekonomi:

Mempunyai kegiatan usaha yang berkaitan dengan kepentingan anggotanya; Memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, dikelola secara layak, efisien, sehingga ada nilai tambah yang dapat dinikmati oleh koperasinya maupun oleh anggotanya; Mempunyai aturan main yang jelas untuk mendukung keberhasilan usahanya, misalnya sistem dan prosedur manajemennya, akuntasinya dan sebagainya.

b. Koperasi sebagai lembaga kemasyarakatan/sosial:

Keanggotaannya bersifat terbuka, tidak diskriminatif; Pengelolaan bersifat terbuka terhadap anggotanya sebagai pemilik koperasi; Perlakuan yang adil terhadap anggotanya sesuai hak dan kewajibannya; Adanya suatu wadah/forum untuk menampung aspirasi anggota dan aspirasi tersebut harus didengarkan; Mempunyai aturan main yang jelas untuk mendukung keberhasilan demokrasi dalam pelaksanaan roda organisasi koperasi.

Page 16: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

11

c. Koperasi sebagai lembaga pendidikan:

Merupakan tempat pendidikan idiologi koperasi, berorganisasi danberusaha/bisnis bagi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya; Melaksanakan kegiatan khusus yang berkaitan dengan pendidikan anggotanya sesuai dengan kebutuhan; Memberikan kesempatan (promosi) kepada anggotanya sesuai dengan persyaratan untuk menduduki formasi jabatan yang ada di koperasi; Mempunyai aturan main yang jelas untuk mendukung keberhasilan dibidang kependidikan/latihan.

4. Kapasitas Usaha Koperasi

Kapasitas secara terminologi berarti daya tampung, daya serap, ruang atau fasilitas yang tersedia atau kemampuan maksimal. Kapasitas dapat pula diartikan sebagai kemampuan manusia, kemampuan institusi dan juga kemampuan sistemnya. Kapasitas usaha koperasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai kemampuan koperasi untuk mengelola usahanya. Kemampuan yang dimaksud menyangkut baik pengetahuan dan ketrampilan maupun sikap dan perilaku.

Kapasitas usaha menjadi faktor penting lain yang mendorong peningkatan kualitas koperasi. Kapasitas usaha yang baik akan mendukung kemampuan operasional untuk menciptakan hasil yang memuaskan sesuai tujuan – tujuan koperasi secara efektif dan efisien. Untuk itu upaya pemberdayaan koperasi perlu diarahkan untuk mengembangkan kapasitas usaha koperasi. Pengembangan kapasitas mengisyaratkan suatu prakarsa pada pengembangan kemampuan yang sudah ada (capacity strengthening) ataupun proses kreatif membangun kapasitas yang belum nampak (constructing capacity) (RiyadiSoeprapto, 2006). Menurut Kementerian Koperasi dan UMKM bidang utama yang menjadi perhatian dan fokus garapan terkait pengembangan kapasitasusaha koperasi meliputi aspek sumber daya manusia (SDM), produksi, jaringan kerja, pembiayaan dan pemasaran.

Dalam pengembangan SDM koperasi dapat menempuh pendekatan baik struktural maupun kultural. Pendekatan struktural mengarah pada pengembangan SDM koperasi sebagailembaga dimana memerlukan pengetahuan, ketrampilan dan profesionalisme kerja dari anggota, pengurus dan karyawan. Sedangkan dari sisi kultural lebih menyoroti bagaimana hubungan sosial terbangun dalam koperasi dan antara koperasi dengan lingkungannya/stakeholder koperasi. Kesuksesan sebuah koperasi tergantung pada besarnya tingkat seberapa baik anggota-anggotanya memahami prinsip-prinsip koperasi. Oleh karena itu

Page 17: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

12

pendidikan koperasi menjadi elemen penting dalam pengembangan SDM koperasi.

Kapasitas produksi merupakan tingkat kemampuan berproduksi secara optimum dari sebuah fasilitas, yang biasanya dinyatakan sebagai jumlah output pada satu periode waktu tertentu. Kapasitas produksi menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar, mempengaruhi efisiensi biaya operasi dan berhubungan dengan capaian hasil usaha serta daya saing produk. Peningkatan kapasitas produksi berhubungan dengan tingkat investasi, sehingga bila kapasitas produksi ingin ditingkatkan maka perlu adanya tambahan modal usaha (Freddy Rangkuti, 2005:94).

Aspek lain yang penting diperhatikan dalam peningkatan usaha koperasi adalah jaringan kerja atau network. Pentingnya network untuk mendukung kinerja perusahaan dapat dijelaskan dengan teori ketergantungansumberdaya (Resource Dependence Theory) dari Pfefferdan Selancik. Dijelaskan bahwa antar satu organisasi dengan lainnya terdapat hubungan saling bergantung yang mempengaruhi dalam kaitannya dengan pemenuhan sumber daya (Amy J. Hillman, Michael C. Withers, dan Brian J. Collins, “Resource Dependence Theory: A Review”, Journal of Management, Nomor 35, 2009:1404).

Menurut Tompson dan McEwen, untuk mengatasi ketidakpastian dan ketergantungan tersebut organisasi dapat berbagai strategi diantaranya melalui strategi kerjasama (cooperative strategy) (James D. Thompson, Organizations in Action: Social Science Bases of Administrative Theory, 2011:34).

Salah satu bentuk strateginya kerjasama adalah network, yaitu kesepakatan untuk mencapai tujuan yang sama. Jarillo menjelaskan dengan network perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki kompetitornya diluar jaringan (J. Carlos Jarillo, On Strategic Network, Strategic Management Journal, Vol. 9, N0.1, Februari 1988, pp. 31-41: 32).

Mekanisme network terbukti lebih efektif di koperasi, karena mengatasi skala ekonomi yang kecil melalui produksi bersama dan adopsi struktur tata kelola yang efisien biaya (Martin Desrochers dan Klaus P. Fischer, 2003:22).

Network juga dapat mengurangi volatilitas efisiensi dan kinerja koperasi, serta mengontrol preferensi pengeluaran manajer (expense preference) yang dapat mengurangi kinerja (Martin Desrochers dan Klaus P. Fischer, 2005:2). Network terbukti mampu menaikkan skala ekonomi usaha yang mengungkit manfaat bagi anggota (Kurimoto dalam Iiro Jussila, Sanjay Goeldan Pasi Tuominen, 2012:16).

Page 18: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

13

Koperasi merupakan organisasi yang otonom dan mandiri (self help). Oleh karena itu, segala kegiatan koperasi harus diusahakan dengan kemampuan sendiri, termasuk pada aspek pembiayaannya. Partisipasi anggota menjadi kunci bagi kemandirian keuangan koperasi (self financing) melalui pemupukan modal. Sebagai pemilik sekaligus pengguna produk atau jasa koperasi, anggota yang berpartisipasi aktif dalam menolong koperasi sesungguhnya tengah menolong dirinya sendiri, karena anggotalah yang akan menikmati manfaat terbesar dari kegiatan koperasi. Karena watak kemandiriannya, maka segala bentuk bantuan dari luar termasuk permodalan baik dari pemerintah ataupun badan usaha sifatnya lebih sebagai stimulan untuk tidak menciptakan ketergantungan.

Anggota merupakan konsumen utama di koperasi. Oleh karenanya kunci untuk mengembangkan pasar koperasi adalah merekrut anggota sebanyak – banyaknya. Karakter koperasi yang unik sesungguhnya merupakan daya tarik yang menjadi keunggulan bagi koperasi dibanding badan usaha lainnya. Pemasaran koperasi memiliki keunggulan karena manfaat atau nilai yang ditawarkan kepada anggota/konsumen tidak saja berasal dari produk (customer value) tapi juga manfaat yang tercipta karena kepemilikan anggota terhadap usaha atau bisnis koperasi (business value). Pemasaran koperasi juga dapat dikembangkan kepada non anggota melalui usaha – usaha ekonomi yang menyentuh kepentingan ekonomi orang banyak sehingga kemanfaatan koperasi dapat lebih dirasakan oleh masyarakat.

Saat ini tantangan persaingan usaha yang dihadapi koperasi semakin besar dengan masuknya pelaku pelaku ekonomi besar ke menggarap bidang – bidang usaha yang ditangani koperasi. Hal ini menghambat pengembangan pasar dan pemasaran yang dilakukan oleh koperasi. Dalam situasi demikian pemerintah dapat berperan lebih aktif dengan memberikan perlindungan kepada usaha koperasi dan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada koperasi yang maju untuk menggarap usaha – usaha ekonomi yang lebih besar dan strategis menyangkut perekonomian rakyat kebanyakan seperti di bidang pertanian, perikanan dan perkebunan. Untuk memperluas pasar dan jaringan pemasaran koperasi, pemerintah juga dapat mendorong pengintegrasian pelaku usaha kecil atau industri kecil ke dalam koperasi sesuai bidang usahanya.

5. Pemberdayaan Koperasi

Page 19: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

14

Pemberdayaan merupakan upaya perubahan sosial yang disengaja atau direncana. Konsep pemberdayaan muncul tahun 90-an sebagai antitesa dari isme pembangunan (developmentalism) yang identik dengan modernisasi dan dominasi peran pemerintah dalam pelaksanaannya. Pemberdayaanyang berasaldari kata empowerment, bermakna sebagai pemberian power atau kemampuan kepada pihak yang selama ini lemah atau dilemahkan secara politis dan struktural. Setidaknya ada tiga kata kunci dalam konsep pemberdayaan yaitu: peranserta, partisipasi, transparansi, dan demokrasi. Dalam pemberdayaan mensyaratkan peran serta yang setara antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Dengan partisipasi yang penuh, dan dalam suasana yang demokratis, maka diharapkan akan terjadi alokasi-alokasi sumberdaya ekonomi, distribusi manfaat, dan akumulasi, sehingga dicapai peningkatan pendapatan dan kesejahteraan lapisan terbawah (Syahyuti, 2007).

Konsep pemberdayaan merupakan konsep pembangunan yang relevan untuk mewujudkan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional. Dalam pemberdayaan koperasi, Bapak Koperasi Indonesia - Muhammad Hatta – telah sejak semula menegaskan bahwa tidak dapat didikotomi antara koperasi dalam dimensinya secara makro-ideologi dan dalam dimensinya sebagai mikro-organisasi. Dalam tataran makro-ideologi, koperasi sebagai bangun perusahaan yang sesuai dengan demokrasi ekonomi sudah semestinya menjadi bagian dari strategi pembangunan nasional yang terkonsep sehingga tidak selalu menjadi pemain pinggiran atau sub-ordinat dalam aktivitas perekonomian(Suroto, dalam Muhammad Hatta, 1989:Xxiv).

Dalam konsep pembangunan yang mengitegrasikan koperasi, orientasi pembangunan akan mengarah kepada pertumbuhan yang berkeadilan (growth with justice), bukan semata mengejar angka pertumbuhan (growth) dengan mengandalkan efek tetesan (trickle down effect) dari pelaku ekonomi besar atau korporasi dan pemerintah. Dalam memerankan koperasi sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional, perlu dipahami mengenai koperasi yang tidak saja merupakan infrastruktur ekonomi atau material namun juga merupakan kekuatan infrastruktur sosial yang penting sebagai jembatan menuju demokrasi ekonomi dan kemandirian ekonomi. Hal ini berarti, nilai – nilai koperasi akan turut menjadi daya pendorong bagi terciptanya perubahan sosial sebagaimana pandangan Max Weber.

Terdapat dua prinsip dasar yang seyogyanya dianut di dalam proses pemberdayaan. Pertama adalah menciptakan ruang atau peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan dirinya secara mandiri dan menurut cara yang dipilihnya sendiri. Kedua adalah mengupayakan agar masyarakat memiliki kemampuan

Page 20: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

15

untuk memanfaatkan ruang atau peluang yang tercipta tersebut. Berkaitan dengan prinsip tersebut, maka kebijaksanaan yang dapat ditempuh pemerintah adalah dengan menghilangkan struktur birokrasi yang menghambat terciptanya peluang yang dimaksud termasuk peraturan perundang-undangan, dan atau sebaliknya: membangun struktur birokrasi yang dititikberatkan pada pemberian pelayanan pada masyarakat dan peraturan perundangan yang memudahkan dan atau meningkatkan aksesibilitas masyarakat di segala aspek kehidupan (Syahyuti, 2015).

B. Kajian Asas dan Norma

Asas yang digunakan dalam penyusunan norma Rancangan Peraturan Daerah mengenai Koperasi di Kabupaten Cilacap mengacu kepada Undang – Undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan meliputi:

a) Pengayoman

Asas ini berarti bahwa Peraturan Daerah mengenai Pemberdayaan Koperasi dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada koperasi dan untuk menciptakan ketentraman bagi gerakan koperasi dalam menjalankan segala aktivitasnya untuk memajukan perekonomian masyarakat melalui koperasi.

b) Kekeluargaan

Penyusunan Peraturan Daerah mengenai mengenai Pemberdayaan Koperasi dilaksanakan dengan memperhatikan dan mengakomodir karakter koperasi yang mengedepankan kolektivitas dalam proses pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat, kolektivitas dalam pelaksanaan kegiatan melalui kerjasama gotong royong dan kolektivitas distribusi hasil usaha bersama secara saling menguntungkan (mutual).

c) Keadilan

Asas ini berarti bahwa Peraturan Daerah mengenai Pemberdayaan Koperasi dimaksudkan untuk memberikan keadilan dan harmonisasi peran ekonomi antara koperasi, perusahaan swasta dan pemerintah yang bertujuan untuk mencapai sebesar – besarnya kemakmuran yang merata bagi seluruh warga negara.

d) Ketertiban dan Kepastian

Banyaknya penyalahgunaan dan penyimpangan dalam praktek perkoperasian mendorong perlunya peraturan untuk menciptakan ketertiban dalam penyelenggaraan perkoperasian, memberikan kepastian hukum bagi koperasi sekaligus memberikan kejelasan mengenai kontribusi pemerintah daerah dalam pemberdayaan koperasi.

Page 21: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

16

Selain mencerminkan asas – asas sebagaimana dijabarkan diatas, Rancangan Peraturan Daerah mengenai Pemberdayaan Koperasi di kabupaten Cilacap juga didasarkan pada asas – asas yang meliputi:

a) Demokrasi Ekonomi

Pembangunan ekonomi berdasarkan demokrasi ekonomi diarahkan pada terwujudnya perekonomian nasional yang mandiri dan handal untuk meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat secara selaras, adil, dan merata. Dengan demokrasi ekonomi diharapkan akan terwujud kesatuan kekuatan ekonomi nasional yang terdiri atas koperasi, usaha swasta dan usaha negara.

b) Partisipasi

Yang dimaksud dengan asas Partisipasi adalah bahwa setiap anggota koperasi didorong untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan kontrol terhadap jalannya perkoperasian. Dalam pemberdayaan koperasi melibatkan pula partisipasi anggota masyarakat dan pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pengawasan.

c) Efisiensi dan Efektif

Pemberdayaan koperasi dilaksanakan dengan cara tertentu yang tidak menimbulkan biaya tinggi dan sesuai kebutuhan guna memperoleh manfaat yang sebesar – besarnya bagi kemajuan koperasi dan kesejahteraan masyarakat.

d) Berkesinambungan

Asas Berkesinambungan mengandung maksud bahwa pemberdayaan koperasi dan evaluasinya merupakan kegiatan yang diselenggarakan saling terkait dan berkelanjutan dari waktu ke waktu.

e) Profesionalisme

Pelaksanaan pemberdayaan koperasi dilakukan oleh pihak yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang memadai di bidangnya baik dari unsur pemerintah maupun swasta dan koperasi sendiri.

f) Transparan dan Akuntabel

Penyelenggaraan pemberdayaan koperasi harus dilakukan secara terbuka dalam segala hal terkait seleksi dan pemberian fasilitas kepada koperasi dan harus dapat dipertanggungjawabkan kepadasemua pihak sesuai dengan ketentuan.

g) Responsibilitas

Penyelenggaraan pemberdayaan koperasi berpegang kepada hukum yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan kepada

Page 22: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

17

seluruh stakeholder dengan tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi para stakeholder tersebut, untuk itu diperlukan kejelasan tanggung jawab.

h) Kemandirian

Pemberdayaankoperasi dilakukandengan bertumpu pada kekuatan sumber daya internal yang dikelola dengan sistem ekonomi kerakyatan, tidak tergantung pada kekuatan ekonomi diluar ekonomi rakyat itu sendiri yang bersifat karitatif dan menciptakan ketergantungan.

i) Kompetitif

Pemberdayaan koperasi diarahkan untuk mencetak koperasi yang sehat, mandiri dan berdaya saing melalui keunggulan produk dan efisiensi kolektif yang diciptakan dari karakter alamiah kelembagaan koperasi.

j) Pendidikan Koperasi

Sebagai perkumpulan yang berbasis manusia, sumber kemajuan koperasi ditentukan oleh anggotanya. Pemberdayaan koperasi merupakan proses pendidikan berkelanjutan yang dilakukan gerakan koperasi dan pemerintah untuk mencetak sumber daya manusia pembangun koperasi yang handal.

k) Kerjasama antar Koperasi

Pemberdayaan koperasi diarahkan untuk mendorong kerjasama antar koperasi dan dengan pelaku ekonomi lainnya sehingga koperasi dapat mengatasi keterbatasan sumber daya dan menarik manfaat yang sebesar-besarnya dari suatu jaringan kerjasama yang didasarkan pada prinsip saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

C. Praktik Empiris Perkoperasian di Kabupaten Cilacap

Jumlah koperasi yang terdaftar di Cilacap hingga tahun 2014 sebanyak 551 dengan jumlah anggota mencapai 136.832. Dari jumlah tersebut, koperasi yang aktif hanya sekitar 50%. Sedangkan koperasi yang melaksanakanRapat Anggota Tahunan (RAT) setiap tahun sebanyak 147 atau kurang dari 30%.

Diperoleh laporan bahwa koperasi seringkali juga memanipulasi RAT atau membuat laporan RAT fiktif. Dari koperasi yang aktif, bisnis utamanya adalah simpan pinjam dan didominasi oleh koperasi pegawai atau karyawan. Sementara koperasi yang bergerak di sektor riil hanya kurang lebih 76 buah. Hal ini menunjukkan koperasi belum cukup mendukung sektor riil di kabupaten Cilacap yang didominasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Page 23: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

18

Pengamatan di lapangan menemukan banyak praktek yang tidak sejalan dengan jiwa dan jati diri koperasi, hingga mengarah kepada praktek yang tidak sehat bahkan menyimpang. Koperasi menjadi tidak ada bedanya dengan perusahaan bentuk lain dimana orientasinya adalah mencari keuntungan sebesar – besarnya dengan cara mengenakan harga atau bunga pinjaman yang tinggi. Orientasi koperasi semestinya adalah memaksimalkan manfaat layanan bagi anggota dan masyarakat melalui penciptaan efisiensi kolektif. Namun paradigma ini telah menyempit maknanya menjadi memaksimalkan sisa hasil usaha (SHU) yang sesungguhnya bukan tujuan utama di koperasi.

Berbagai fenomena yang digambarkan diatas mengindikasikan adanya persoalan dalam perkoperasian di kabupaten Cilacap yang setidaknya mencakup tiga hal pokok yaitu: lemahnya kelembagaan, lemahnya kapasitas usaha dan absennya aturan main atau regulasi.

Persoalan kelembagaan yang terjadi di koperasi dapat muncul karena beberapa sebab berikut: Partisipasi anggota lemah termasuk dalam pengawasan, kurangnya profesionalisme pengurus dan pengawas, dan penegakan aturan internal (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) yang kurang memadai. Sementara dari sisi usaha, fenomena yang ada di lapangan menggambarkan kemampuan koperasi dalam mengembangkan usaha masih lemah, baik dari sisi SDM, produksi, jaringan kerja, pembiayaan maupun pemasaran.

Berdasarkan amatan lapangan nampak bahwa koperasi di Kabupaten Cilacap masih belum mampu menunjukkan diri sebagai soko guru dalam perekonomian di wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan umumnya koperasi yang ada belum berdaya dan kualitasnya masih jauh dari yang diharapkan. Koperasi belum berdaya dalam arti belum mampu menggerakkan dan mengoptimalkan potensi sumberdaya yang dimiliki untuk memajukan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat. Koperasi belum mampu tampil dan dimanfaatkan secara masif sebagai wadah untuk menghidupkan dan memperjuangkan kesejahteraan bagi pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) yang mayoritas di kabupaten Cilacap.Sementara kecenderungan pragmatisme dalam praktek koperasi memicu timbulnya banyak penyimpangan dan penyalahgunaan koperasi yang semakin memperburuk kualitas koperasi.

Belum adanya aturan main atau regulasi di tingkat daerah dinilai memicu banyaknya praktek – praktek penyimpangan/penyalahgunaan koperasi. Karenanya dipandang perlu untuk mempertegas pengaturan mengenai perizinan usaha dan status badan hukum koperasi. Lebih dari itu, pengaturan oleh pemerintah daerah diperlukan untuk memperjelas koperasi secara definisi, tujuan dan sasaran pembentukannya. Kebutuhan akan regulasi daerah juga dikaitkan

Page 24: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

19

dengan harapan masyarakat agar koperasi di kabupaten Cilacap dapat lebih berkembang dan maju.Adanya regulasi mengenai koperasi/pemberdayaan koperasi memberi kejelasan mengenai bantuan/kontribusi pemerintah daerah yang dapat diberikan untuk menghidupkan dan mewujudkan cita – cita koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional.

BAB III

Page 25: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

20

EVALUASI DAN ANALISIS PERUNDANG UNDANGAN TERKAIT

Indonesia adalah negara hukum yang berpedoman kepada Dasar Negara Pancasila, UUD 1945, dan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai sumber hukum tertinggi yang telah ditetapkan oleh MPR-RI sebagai suatu sumber azaz demokrasi. Di Indonesia Koperasi telah mendapatkan tempat yang jelas dan pasti, maka dari itu koperasi berlandaskan hukum negara yang sangat kuat.

Dalam pengertian yang amat umum, ide adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai. Cita-cita berkoperasi juga tumbuh dan berkembang dari berbagai ide yang melandasinya. Ide berkoperasi, telah berkembang jauh sebelum koperasi itu sendiri berwujud sebagai koperasi. Ide yang berasal dari berbagai pandangan itu kemudian melebur ke dalam prinsip-prinsip, asas-asas,atau sendi-sendi dasar koperasi.

Di Indonesia pengertian Koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, di jelaskan dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 bagian kesatu, dinyatakan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Dasar hukum Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. UU ini disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992, ditandatangani oleh Presiden RI Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116.

Dengan diterbitkannya UU 25 Tahun 1992 maka dinyatakan tidak berlaku UU Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian,Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 23, dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 2832.

Tinjauan Umum Tentang Koperasi Dasar hukum koperasi adalah Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD N RI 1945) dan UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.

Di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, Pasal 2 menyatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesian, Tahun 1945 (UUD N RI 1945), serta berdasar atas asas kekeluargaan.

Tujuan koperasi menurut Pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 adalah Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat

Page 26: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

21

yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Menurut ketentuan didalam Pasal 21 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, perangkat organisasi koperasi terdiri dari Rapat Anggota, Pengurus dan Pengawas.

Landasan-landasan koperasi di bagi menjadi 3 (tiga) hal, yaitu:

1. Landasan Idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila. 2. Landasan Strukturil dan landasan gerak Koperasi Indonesia adalah

Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD N RI 1945).

3. Landasan Mental Koperasi adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi.

Ada lima istilah yang berkaitan dengan koperasi yang dijelaskan dalam UU 25/1992, Pasal 1.Berikut ini kutipan lengkap bunyi Pasal 1.

Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan :

1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

2. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi.

3. Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang.

4. Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi.

5. Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegaiatn perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama Koperasi.

Untuk mencapai tujuan Koperasi yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menegaskan bahwa Pemerintah memiliki tugas: (1) menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan serta pemasyarakatan koperasi, (2) memberikan bimbingan dan kemudahan kepada koperasi, dan (3) memberikan perlindungan kepada koperasi.

Pembinaan koperasi dilakukan dengan memperhatikan keadaan dan kepentingan ekonomi nasional, serta pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Dalam upaya menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan koperasi, Pemerintah (pasal 61 UU Nomor 25/1992):

1. memberikan kesempatan usaha seluas-luasnya kepada koperasi.

Page 27: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

22

2. meningkatkan dan memantapkan kemampuan koperasi agar menjadi koperasi yang berkualitas, tangguh dan mandiri.

3. mengupayakan tata hubungan usaha yang saling menguntungkan antara koperasi dengan badan usaha lainnya.

4. membudayakan koperasi dalam masyarakat.

Dalam rangka memberikan bimbingan dan kemudahan kepada koperasi, Pemerintah (pasal 62):

1. membimbing usaha koperasi yang sesuai dengan kepentingan ekonomi anggotanya.

2. mendorong, mengembangkan dan membantu pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan penelitian perkoperasian.

3. memberikan kemudahan untuk memperkokoh permodalan koperasi serta mengembangkan lembaga keuangan koperasi.

4. membantu pengembangan jaringan usaha koperasi dan kerjasama yang saling menguntungkan antar koperasi.

5. memberikan bantuan konsultasi guna memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh koperasi dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar dan Prinsip Koperasi.

Dalam rangka pemberian perlindungan kepada koperasi, Pemerintah dapat: (pasal 63):

1. menetapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh koperasi.

2. menetapkan bidang kegiatan ekonomi di suatu wilayah yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi untuk tidak diusahakan oleh badan usaha lainnya.

Dengan memperhatian beberapa pasal dalam undang-undang perkoperasian tersebut, tergambar secara nyata bahwa perkembangan perkoperasian merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

Di Kabupaten Cilacap Peraturan Daerah yang secara spesifik mengatur mengenai perkoperasian belum ada. Namun terdapat peraturan daerah yang terkait dengan perkopesaian , yaitu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Koperasi dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Secara substansi, Raperda tentang pemberdayaan koperasi ini dibuat dalam rangka memberikan penjabaran secara teknis tentang kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Cilacap terkait dengan pemberdayaan perkoperasian sebagai salah satu bidang tugas pemerintah dibidang pemberdayaan koperasi. Oleh karena itu, Raperda Pemberdayaan Koperasi ini memiliki keterkaitan dengan peraturan sebagai berikut:

Page 28: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

23

Dasar-dasar Hukum Koperasi Indonesia

1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Menerangkan bahwa yang dimaksud koperasi adalah, terkait dengan Pasal 1 (1) : Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

2. Undang–Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil ;

Kriteria Usaha Kecil, dalam Pasal 5. Kriteria Usaha Kecil adalah:Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Pasal 8 : Pemerintah menumbuhkan iklim usaha dalam aspek persaingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untukmeningkatkan kerja sama sesama Usaha Kecil dalam bentuk koperasi, asosiasi, dan himpunan kelompok usaha untuk memperkuat posisi tawar Usaha Kecil;

3. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Pasal 50 Yang dikecualikan dari ketentuan undang-undang No.5 tahun 1996 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah: kegiatan usaha koperasi yang secara khusus bertujuan untuk melayani anggotanya.

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pasal 22 : Dalam rangka meningkatkan sumber pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil, Pemerintah melakukan upaya: peningkatan kerjasama antara Usaha Mikro dan Usaha Kecil melalui koperasi simpan pinjam dan koperasi jasa keuangan konvensional dan syariah.

5. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan : Pasal 73 (1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan pemberdayaan terhadap koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah di sektor Perdagangan. Pasal 73 ayat (3)Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalam melakukan pemberdayaan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah di sektor Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat bekerja sama dengan pihak lain.Pasal 75 ayat (4)Pemerintah dalam melakukan pameran dagang di luar negeri mengikutsertakan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah.

Page 29: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

24

6. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi : Bahwa dalam rangka menciptakan kepastian hukum bagi kegiatan usaha dilakukan oleh Koperasi, dipandang perlu untuk memberikan status badan hukum kepada badan usaha Koperasi dengan pengesahan akta pendiriannya oleh Pemerintah; Bahwa seiring dengan dinamika yang terjadi dalam dunia usaha, terbuka kemungkinan bagi Koperasi untuk melakukan perubahan tertentu terhadap anggaran dasarnya yang memerlukan pengesahan oleh Pemerintah.

7. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah: Dalam hal Menteri membubarkan Koperasi, maka Menteri segera menyelenggarakan tindakan penyelesaian terhadap harta kekayaan Koperasi yang dibubarkan. Pelaksanaan penyelesaian pembubaran Koperasi dapat dilimpahkan kepada Tim Penyelesai yang anggota-anggotanya ditunjuk oleh Menteri, dan sekurang-kurangnya terdiri dari unsur Pemerintah dan anggota Koperasi. Tim Penyelesai bertanggungjawab kepada Menteri. Dan segala akibat yang timbul dalam pelaksanaan pembubaran Koperasi merupakan tanggung jawab Pemerintah cq. Menteri.

8. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasian. Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam.Unit Simpan Pinjam adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam,sebagai bagian dari kegiatan usaha Koperasi yang bersangkutan.

9. PeraturanPemerintahNomor44Tahun1997tentangKemitraan. Ketentuan Umum Pada dasarnya, kemitraan usaha ini menjangkau pengertian yang luas. Kemitraan itu berlangsung antara semua pelaku dalam perekonomian baik dalam arti asal usul atau pemilikannya,yang meliputi Badan Usaha Milik Negara, badan usaha swasta, dan koperasi, maupun dalam arti ukuran usaha yang meliputi Usaha Besar, Usaha Menengah dan Usaha Kecil.

10. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi. Pasal 3 berbunyiuntuk memperkuat struktur permodalan, koperasi dapat memupuk modal melalui modal penyertaan yang berasal dari : Pemerintah, anggota masyarakat, badan usaha, badan-badan lainnya.

Page 30: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

25

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Investasi Pemerintah. Pasal 1 (5). Badan Usaha adalah badan usaha swasta berbentuk Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), danKoperasi. Pasal 6 (1) Investasi pemerintah dalam rangka pengembangan akses pelayanan pembiayaan bagi kegiatan usaha masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan lembaga pembiayaan bersangkutan bagi kegiatan usaha masyarakat. (2) Investasi pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. investasi pada lembaga pembiayaan bank; b. investasi pada lembaga pembiayaan non bank; dan c. koperasi.

13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Dalam perda ini dijelaskan bahwa pembiayaan adalah penyediaan dana oleh Pemerintah Provinsi, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Page 31: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

26

BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS

A. Landasan Filosofis

Koperasi berasal dari kata latin yaitu Cum yang berarti dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Co dan Operation, yang dalam bahasa belanda disebut dengan istilah Cooperatieve Vereneging yang berarti bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan. Cooperation kemudian diangkat menjadi istilah ekonomi sebagai Kooperasi yang dibakukan menjadi suatu bahasa ekonomi yang dikenal dengan istilah Koperasi, yang berarti organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang sifatnya sukarela. Oleh karena itu, koperasi dapat didefinisikan sebagai suatu perkumpulan organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada, dengan kerjasama secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha, dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan para anggotanya.

Dari definisi tersebut, maka dapatlah dilihat adanya unsur-unsur koperasi seperti berikut:

1. Koperasi bukan suatu organisasi perkumpulan modal (akumulasi modal), tetapi perkumpulan orang-orang yang berasaskan sosial, kebersamaan bekerja dan bertanggung jawab.

2. Keanggotaan koperasi tidak mengenal adanya paksaan apapun dan oleh siapapun, bersifat sukarela netral terhadap aliran, isme dan agama.

3. Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dengan cara bekerja sama secara kekeluargaan.

Gambaran tentang koperasi di Indonesia dapat dilihat dari sejarah perkembangan pengaturan Koperasi di Indonesia, sebagai berikut:

1. Periode Penjajahan Belanda

Tahun 1915 lahir Undang-Undang Koperasi pertama kali di negeri jajahan Hindia Belanda, yang disebut sebagai Verordening op de Cooperatieve Verenegingen (Koninklijk Besluit, 7 April 1915,m Stb.431), Undang-Undang ini adalah konkordan dengan Undang-undang Koperasi Belanda Tahun 1876.

Munculnya Undang-Undang Koperasi tahun 1915 ini malah mengakibatkan perkembangan koperasi di Hindia Belanda justru semakin menurun, sebab peraturan yang dikeluarkan pemerintah

Page 32: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

27

penjajah pada waktu itu memenag tidak cocok dengan corak kehidupan rakyat.

Walau berlaku bagi semua golongan rakyat pada waktu itu, dengan Undang-Undang Koperasi tahun 1915, Stb. 431 ini, rakyat tidak mungkin dapat mendirikan Koperasi, karena:

a. Harus mendapat izin dari Gubernur Jenderal. b. Harus dibuat dengan Akta Notaris dalam bahasa Belanda. c. Membayar bea materai sebesar 50 Gulden. d. Hak tanah harus menurut Hukum Eropa. e. Harus diumumkan di Javasche Courant, yang biayanya cukup

tinggi.

Munculnya Undang-Undang Koperasi tahun 1915 ini, mendapat reaksi keras dari pemuka masyarakat Indonesia, khususnya dari Gerakan Nasional, yang pada akhirnya membawa pemerintah Belanda tahun 1920 membentuk Komisi atau Panitia Koperasi yang dipimpin oleh Prof. DR. J.H. Boeke, dimana komisi ini bertugas:

a. Mempelajari apakah bentuk Koperasi itu telah sesuai dengan kondisiIndonesiaatau tidak.

b. Mempelajari dan menyiapkan cara-cara memperkembangkan Koperasi, jika Koperasi dipandang cocok untuk rakyatIndonesia.

c. Menyiapkan Undang-Undang Koperasi yang sesuai dengan kondisi diIndonesia.

Hasil dari komisi ini melaporkan bahwa Koperasi di Indonesia perlu dikembangkan, akhirnya tahun 1927 RUU Koperasi disesuaikan dengan kondisi Indonesia dan diundangkan tahun itu juga, maka keluarlah Undang-Undang Koperasi tahun 1927 yang disebut Regeling Inlandsche Cooperatieve Verenegingen (Stb. 1927-91). Isi Undang-undang ini antara lain:

a. Akte Pendirian tidak perlu Notariil, cukup didaftarkan pada penasehat Urusan Kredit Rakyat dan Koperasi, dan dapat ditulis dalam bahasa daerah.

b. Bea materainya cukup 3 Gulden. c. Dapat memiliki hak tanah menurut Hukum Adat. d. Hanya berlaku bagi Golongan Bumi Putera.

Namun dalam perjalanannya kemudian, perkembangan koperasi mengalami kemunduran karena mendapat saingan berat dari kaum pedagang yang mendapat fasilitas dari pemerintah Belanda.

Pada tahun 1933, Pemerintah Belanda mengeluarkan lagi Peraturan Koperasi yaitu Algemene Regeling Op De Cooperatieve Verenegingen (Stb. 1933-108) sebagai pengganti Undang-Undang Koperasi tahun 1927, namun peraturan baru ini tidak ada bedanya

Page 33: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

28

dengan Undang-Undang Koperasi tahun 1915, akibatnya perkembangan koperasi semakin merosot.

2. Periode Pendudukan Jepang

Pada masa pendudukan Jepang sejak 1942, koperasi mengalami perubahan bentuk menjadi alat penyuplai barang-barang keperluan tentara Jepang. Koperasi-koperasi yang ada kemudian diubah menjadi kumai, yang berfungsi sebagai pengumpul barang untuk keperluan perang.

Di masa ini, perkembangan koperasi semakin hancur. Memang tak ada peraturan yang spesifik mengatur tentang koperasi tetapi pendirian koperasi harus mendapat izin dari penguasa setempat, yang biasanya izin tersebut sangat dipersulit.

3. Periode Kemerdekaan

Tahun 1949, peraturan koperasi tahun 1927 yaitu Regeling Inlandsche Cooperatieve Verenegingen (Stb.1927-91) diubah dengan Regeling Cooperatieve Verenegingen 1949 (Stb.1949-179). Namun perubahan ini tidak disertai pencabutan Algemene Regeling op de Cooperatieve Verenegingen 1933 (Stb. 1933-108) yang berlaku bagi semua rakyat. Sehingga tahun 1949 diIndonesia terjadi dualisme peraturan.

Kemudian pada tahun 1958 pemerintah mulai mengundangkan Undang-Undang Koperasi Nomor 79 Tahun 1958 (LN. 1958-139) dimana Undang-Undang ini berdasar dari Pasal 38 UUDS 1950 yang isinya sama persis dengan pasal 33 UUD 1945. dengan dikeluarkannya UU Koperasi ini maka peraturan koperasi tahun 1933 (Stb. 1933-108) dan peraturan koperasi tahun 1949 (Stb.1949-179) dinyatakan dicabut.

Sejak berlakunya kembali UUD 1945 dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1959 sebagai pelaksana dari UU Nomor 79 Tahun 1958 dalam peraturan ini ditentukan bahwa pemerintah bersikap sebagai pembina, pengawas perkembangan koperasi di Indonesia.

Jawatan koperasi langsung bertanggungjawab atas perkembangan koperasi diIndonesia, segala aktivitas perekonomian dan perkoperasian disalurkan melalui jawatan koperasi baik pusat sampai daerah-daerah. Adapun tugas dari jawatan koperasi adalah:

Page 34: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

29

a. Menumbuhkan organisasi koperasi dalam segala sektor perekonomian.

b. Mengadakan pengamatan dan bimbingan terhadap koperasi. c. Memberi bantuan baik moril maupun materiil. d. Mendaftar dan memberi pengesahan Status Badan Hukum

Koperasi.

Perkembangan selanjutnya pada tahun 1960 keluarlah Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1960, yang isinya antara lain adalah menentukan bahwa untuk mendorong pertumbuhan gerakan koperasi harus ada kerjasama antara jawatan koperasi dengan masyarakat, dalam satu lembaga yang disebut Badan Penggerak Koperasi (Bapengkop).

Besarnya perhatian pemerintah pada koperasi, pada kelanjutannya malah membuat koperasi ketergantungan, pengurus koperasi terbiasa hanya mengharapkan datangnya bantuan atau distribusi barang dari pemerintah, yang pada akhirnya membuat pengurus koperasi kehilangan inisiatif untuk menciptakan lapangan usaha bagi kelangsungan hidup koperasi. Koperasipun jatuh sebagai alat perjuangan partai politik sampai dengan terjadinya G30S bahkan muatan UU Nomor 14 Tahun 1965 tentang Pokok-pokok Perkoperasian (LN. 1965-75) pun tak lepas dari kepentingan politik.

Selanjutnya tanggal 18 Agustus 1967 telah berhasil membuat UU Nomor 12 Tahun 1967 Tentang Pokok-pokok Koperasi. yang dengan tegas mencabut UU Nomor 14 Tahun 1965. Dengan keluarnya UU Nomor 12 Tahun 1967 ini, maka koperasi-koperasi yang ada mulai ditertibkan, koperasi yang tumbuh demikian mudah selama Orde Lama mulai ditertibkan. Pada akhir tahun 1967 saja jumlah koperasi telah mencapai 64.000, dimana dari jumlah tersebut hanya 45.000 yang berbadan hukum.

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.

Konstitusi Republik Indonesia menegaskan salah satu tujuan pembangunan nasional adalah memajukan kesejahteraan umum, yang berarti kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Politik perekonomian guna mewujudkan

Page 35: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

30

tujuan pembangunan “sebesar-besar kemakmuran rakyat” tersebut tertuang dalam konstitusi Republik Indonesia, UUD 1945 Pasal 33, yang menurut Roeslan Abdulgani dimulai dengan ketegasan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan (the economie is organized cooperatively based on principles of the family state). Ada dua keywords, yaitu “usaha bersama” dan “asas kekeluargaan” yang dirangkaikan dalam satu kalimat, maka kata-kata kunci tersebut tidak mungkin memberi tafsiran lain, bahwa yang dimaksud adalah usaha dan aktiva koperasi. Sebab keduanya istilah tersebut berasal dari dunia pergerakan koperasi baik di dalam maupun di luar negeri (Soerowo Abdoelmanap, 1997: 332).

Jadi meskipun tak ada satu “kata” yang menyebutkan istilah Koperasi dalam konstitusi, tetapi seperti yang disebutkan oleh Mohammad Hatta, asas kekeluargaan itu sendiri adalah koperasi. Dimana menurut proklamator republik ini, titik tekan pembangunan perekonomian nasional dimulai dari koperasi, kemudian pemerintah yang menguasai public utilities, menyelenggarakan berbagai macam produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak dan berikutnya swasta baik dalam maupun luar negeri.

Dengan begitu secara politis, Koperasi yang merupakan reperesentasi rakyat Indonesia dalam kehidupan ekonomi nasional, dan memiliki “cantolan” kuat konstitusi perlu diberikan status badan hukum sebagai jaminan hukum atas posisi strategisnya dalam pembangunan ekonomi nasional.

B. Landasan Sosiologis

Dilihat dari konteks sejarahnya, koperasi memang berdiri sebagai sistem ekonomi alternatif atas sistem ekonomi kapitalis. Robert Owen, seorang cendekiawan dari Inggris, adalah yang pertama kali mencetus sistem ini. Ia melihat revolusi industri yang terjadi di Inggris menimbulkan ketimpangan antara pemiliki modal dan pekerja. Sistem kapitalisme yang tengah berlaku jelas sangat menguntungkan pemilik modal yang menguasai alat-alat produksi, dan memarjinalisasi buruh-buruh pabrik yang hanya dapat bekerja menjual tenaga mereka. Owen pun memiliki ide sebuah sistem ekonomi yang dibangun buruh-buruh tersebut. Dalam sistem ini, buruh-buruh yang tidak memiliki banyak uang bisa membangun usaha sendiri yang dapat menyaingi industri-industri besar. Caranya, mereka berkumpul dalam forum bersama, mengumpulkan dana, tenaga, dan ide, kemudian bekerja secara kolektif, egaliter, dan demokratis.

Konsepsi awal yang dibangun Owen ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh ahli ekonomi di masa depan. Tidak lama lahirlah International Cooperative Alliance, sebuah aliansi Koperasi tingkat internasional yang menjadi ujung tombak gerakan

Page 36: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

31

ekonomi koperasi dunia. Keunikan dari gerakan ekonomi Koperasi adalah ia merupakan sebuah konsep ekonomi alternatif di tengah gejolak ekonomi kapitalis di dunia. Artinya, ia memiliki nilai dan prinsip tertentu yang tidak sekedar mencari laba. Bukan berarti ia dilahirkan sebagai seteru abadi atau oposisi gerakan kapitalis. Tapi sekali lagi, ia adalah alternatif bagi gerakan perekonomian yang masih ingin memanusiakan masyarakat. Ketika tren kapitalisme bergejolak, segala sesuatu dipasarkan, segala sumber daya baik alam dan manusia dieksploitasi, demi mewujudkan akumulasi modal, Koperasi muncul untuk mempertahankan nilai murni dari ekonomi, mencari kesejahteraan bersama.

Indonesia selama masa kolonial menerapkan sistem ekonomi yang secara genetik berbeda secara mendasar dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat. Hal ini karena pemerintahan kolonial bertradisi ekonomi barat yang cenderung kapitalistik. Pada saat Indonesia dideklarasikan dan pemerintahan beralih ke orang pribumi, sistem ekonomi kapitalistik warisan kolonial tidak bisa berlangsung secara massif.

Secara sosiologis, masyarakat Indonesia berstruktur sosial komunalistik di mana hubungan-hubungan interaktif antarindividu atau kelompok terbangun berdasar nilai-nilai kekeluargaan, kekerabatan, atau bentuk lain yang sejenis. Hubungan interaktif ini berimplikasi terhadap hubungan-hubungan lain dalam berbagai bidang kehidupan termasuk dalam bidang ekonomi.

Karakter dasar masyarakat Indonesia sangat berbeda dengan sistem kapitalistik yang menekankan individualisme dan hubungan kompetitif pada proses ekonomi yang diberlangsungkan. Sistem ekonomi yang memungkinkan bisa dijalankan pada masyarakat Indonesia adalah yang mampu mengakomodasi tradisi komunalistik dan hubungan-hubungan yang tidak konflik-kompetitif.

Dari berbagai pilihan sistem ekonomi yang ada secara global, koperasi menjadi pilihan yang paling realistis. Koperasi mengakomodasi individu-individu yang secara material memiliki keterbatasan untuk berusaha secara kolektif dan berproses sehat dengan model-model ekonomi bersistem lain. Melalui koperasi, individu-individu yang terorganisasi bisa memperoleh barang atau jasa dengan harga terjangkau dan tidak tereksploitasi.

Struktur sosial komunalistik dan interakasi sosial berbasis kekeluargaan dan kekerabatan menjadi modal sosial strategis bagi pengembangan sistem ekonomi koperasi. Hubungan kerjasama saling menguntungkan dan kekeluargaan memberi jaminan bagi berlangsungnya model ekonomi koperasi yang menitikberatkan saling tolong-menolong. Dengan kata lain, tradisi yang dimiliki masyarakat

Page 37: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

32

Indonesia menjadi habitat yang potensial dan subur bagi pembangunan dan pengembangan ekonomi koperasi.

C. Kajian Yuridis

Koperasi mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian nasional, paling tidak UUD 1945 sebelum maupun sesudah amandemen, secara tersirat mengaturnya dalam pasal 33 ayat (1) yang berbunyi: perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Pasal 33 tersebut kemudian dijadikan landasan yang sangat jelas sebagai Dasar Hukum dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.

Karena kedudukannya yang kuat dalam konstitusi itu, koperasi diharapkan mampu menjadi sokoguru perekonomian nasional dan berperan serta untuk mewujudkan cita pembangunan yakni masyarakat adil dan makmur, oleh karenanya pembangunan dan pengembangan koperasi merupakan tugas dan tanggungjawab pemerintah dan seluruh rakyat (vide Konsiderans Menimbang UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian).

Akan hal itu, secara tegas diatur dalam Bab III Bagian Pertama tentang Fungsi dan Peran Koperasi, yang dituangkan pada Pasal 4 yang selengkapnya berbunyi:

Fungsi dan peran Koperasi adalah:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat;

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya;

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Agar Koperasi dapat melaksanakan fungsi dan peranannya secara efektif, maka kepada Koperasi perlu diberikan status badan hukum. Menurut Pasal 9 UU Nomor 25 Tahun 1992, Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Pemerintah. Ketentuan Pasal 9 tersebut senada dengan isi ketentuan dari Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan

Page 38: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

33

Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, hanya pada istilah ”pemerintah” diganti menjadi ”menteri”, yang pada hakikatnya sebenarnya adalah sama, karena yang dimaksud dengan pemerintah dan menteri dalam peraturan tersebut adalah menunjuk pada pemerintah yang secara khusus menangani koperasi yaitu menteri yang membawahi Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Konsekuensi dari status badan hukum bagi Koperasi ini adalah mengikat baik ke dalam maupun ke luar. Mengikat ke dalam artinya Pengurus maupun anggota Koperasi terikat pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar, dan Anggaran Rumah Tangga. Sedangkan mengikat ke luar artinya, semua perbuatan hukum yang dilakukan oleh Pengurus atas nama Koperasi dan untuk kepentingan Koperasi menjadi tanggung jawab Koperasi (vide Penjelasan Pasal 3 PP Nomor 4 Tahun 1994). Dengan diperolehnya status Badan Hukum ini pula, memungkinkan koperasi untuk melaksanakan segala tindakan hukum termasuk hal pemilikan atas tanah dan bangunan, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang agraria, serta melakukan usaha-usaha yang meliputi seluruh bidang ekonomi.

Secara rinci, tahapan pembentukan atau pendirian koperasi adalah:

1. Dua orang atau lebih yang mewakili kelompok masyarakat atau yang sering disebut sebagai pemrakarsa, menghubungi kantor koperasi Kabupaten/Kota untuk mendapatkan penjelasan awal mengenai persyaratan dan tata cara mendirikan koperasi.

2. Selanjutnya, pemrakarsa mengajukan proposal (gambaran umum) yang berisi tentang potensi ekonomi anggota, jenis usaha yang akan dikembangkan, dasar pembentukan koperasi, dan sekaliigus mengajukan permohonan ke pejabat kantor koperasi, dalam rangka mempersiapkan rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) koperasi yang akan didirikan.

Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud memuat sekurang-kurangnya:

a. Daftar nama pendiri; b. Nama dan tempat kedudukan; c. Maksud dan tujuan serta bidang usaha; d. Ketentuan mengenai keanggotaan; e. Ketentuan mengenai Rapat Anggota; f. Ketentuan mengenai pengelolaan; g. Ketentuan mengenai permodalan; h. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya; i. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha; j. Ketentuan mengenai sanksi.

Page 39: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

34

3. Atas dasar permohonan pada butir 2, pejabat kantor koperasi memberikan penyuluhan, yang intinya antara lain berisi tentang pengertian koperasi, tujuan dan manfaat berkoperasi, hak dan kewajiban anggota dan peraturan-peraturan lainnya.

4. Penyuluhan dan rapat pembentukan koperasi diharapkan dihadiri minimal 20 orang calon anggota koperasi. Rapat pembentukan koperasi ini dipimpin oleh pemrakarsa yang didampingi oleh pejabat kantor koperasi, dengan materi rapat antara lain:

a. Kesepakatan pembentukan koperasi b. Pembahasan dan pengesahan AD/ART koperasi. c. Penetapan pendiri koperasi. d. Pemilihan pengurus dan pengawas koperasi. e. Pengucapan sumpah/janji pengurus dan pengawas koperasi. f. Sambutan-sambutan bila perlu. g. Penutup.

5. Sejak rapat pembentukan tersebut, koperasi telah dapat menjalankan aktivitas usahanya, antara lain:

a. Anggota membayar simpanan wajib, simpanan pokok, dan simpanan lainnya.

b. Pengurus menyelenggarakan administrasi organisasi, usaha dan keuangan koperasi.

c. Pengurus mulai melaksanakan kegiatan usaha atau pelayanan kepada anggota, sesuai dengan bidang usaha yang telah disepakati untuk dikembangkan seperti koperasi simpan pinjam, koperasi pertokoan dll.

6. Pengurus mengajukan permohonan pengesahan koperasi sebagai badan hukum ke kantor koperasi setempat. Permohonan tersebut dibuat rangkap tiga dan aslinya diberi materai secukupnya (Rp. 6.000,-) disertai lampiran sebagai berikut:

a. Akta pendirian dan AD/ART koperasi

b. Berita acara rapat pembentukan koperasi

c. Daftar hadir rapat pembentukan koperasi

d. Neraca awal koperasi atau surat pernyataan pengurus bahwa anggota telah membayar simpanan-simpanan yang telah ditetapkan.

e. Daftar susunan pengurus dan pengawas koperasi

f. Daftar riwayat hidup (curriculum vitae) masing-masing pengurus dan pengawas koperasi.

7. Pejabat kantor koperasi setempat melakukan verifikasi dan penelitian atas kebenaran data-data yang diajukan oleh pengurus

Page 40: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

35

tersebut. Apabila seluruh data telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dan menurut pengamatan, koperasi tersebut menunjukkan prospek pengembangannya, maka pejabat kantor koperasi segera melakukan pencatatan. Kemudian dalam waktu paling lambat 3 bulan, pejabat kantor koperasi menyerahkan akta Badan Hukum koperasi tersebut pada pengurus.

8. Untuk koperasi primer dan sekunder yang wilayah operasinya lebih dari dua daerah kabupaten/kota, maka kantor koperasi kabupaten/kota menyerahkannya kepada pejabat Kantor Wilayah Departemen Koperasi di Propinsi untuk diverfikasi ataupun diteliti kebenaran data koperasi yang diajukan.

9. Selanjutnya, apabila seluruh data yang disampaikan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, maka akta Badan Hukum tersebut disampaikan kepada pejabat kantor koperasi kabupaten/kota , untuk diteruskan kepada koperasi yang bersangkutan.

Terkait prosedur pengesahan akta pendirian koperasi, baik UU Nomor 25 Tahun 1992 maupun PP Nomor 4 Tahun 1994, agar koperasi mendapatkan status Badan Hukum, maka akta pendirian koperasi harus disahkan oleh pemerintah. Menurut PP Nomor 4 Tahun 1994, prosedur yang harus ditempuh dalam pengesahan akta pendirian koperasi adalah sebagai berikut;

1. Untuk mendapatkan pengesahan terhadap akta pendirian koperasi, para pendiri atau kuasa para pendiri mengajukan permintaan pengesahan secara tertulis kepada pemerintah, dalam hal ini Kepala Dinas Koperasi dan UKM disertai dengan lampiran:

a. Dua rangkap akta pendirian Koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup;

b. Berita acara rapat pembentukan koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan apabila ada;

c. Surat bukti penyetoran modal, sekurang-kurangnya sebesar simpanan pokok;

d. Rencana awal kegiatan usaha Koperasi.

2. Setelah menerima surat permohonan tersebut, pejabat kantor koperasi setempat segera memberikan Surat Tanda Penerimaan kepada pendiri atau yang diberi kuasa koperasi yang bersangkutan. Bersamaan dengan itu pejabat segera mencatatkan koperasi tadi dalam Buku Daftar Pencatatan yang telah tersedia.

3. Setelah surat tanda penerimaan diberikan kepada koperasi yang bersangkutan, pejabat koperasi setempat wajib melakukan penelitian dengan jalan mengadakan peninjauan dan pemeriksaan

Page 41: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

36

selambat-lambatnya 2 bulan sejak tanggal penerimaan permohonan.

4. Atas dasar penelitian tersebut, pejabat koperasi menetapkan pendapatnya seperti berikut:

a. Menyetujui pembentukan koperasi yang bersangkutan dan setuju agar koperasi mendapat status Badan Hukum, atau

b. Menunda ataupun menolak pembentukan dan pemberian status Badan Hukum koperasi.

5. Jika telah memenuhi persyaratan pembentukan, pejabat menyatakan persetujuan dan meneruskan permohonan pengesahan badan hukum koperasi tersebut (lengkap dengan lampirannya) kepada pejabat yang berwenang memberikan pengesahan badan hukum koperasi, dalam hal ini Walikota atau pejabat yang ditunjuk.

6. Walikota atau Kepala Dinas Koperasi dan UKM akan melakukan penelitian terhadap materi anggaran dasar Koperasi khususnya mengenai keanggotaan, permodalan, kepengurusan dan bidang usaha yang dijalankan harus layak secara ekonomi. Materi anggaran dasar tersebut tidak boleh bertentangan dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.

7. Pengesahan atas akta pendirian Koperasi ditetapkan dengan Keputusan Walikota dalam jangka waktu paling lama 3 bulan terhitung sejak diterimanya permintaan pengesahan secara lengkap.

8. Surat keputusan pengesahan dan akta pendirian Koperasi yang telah mendapatkan pernyataan pengesahan disampaikan kepada pendiri atau kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama 7 hari terhitung sejak keputusan pengesahan ditetapkan.

9. Dalam hal permintaan pengesahan atas akta pendirian Koperasi ditolak, keputusan penolakan serta alasannya berikut berkas permintaan disampaikan secara tertulis kepada pendiri atau kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama 3 bulan terhitung sejak diterimanya permintaan pengesahan secara lengkap.

10. Terhadap penolakan pengesahan tersebut, para pendiri atau kuasanya dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan atas akta pendirian Koperasi dalam waktu paling lama 1 bulan terhitung sejak diterimanya pemberitahuan penolakan. Permintaan ulang tersebut diajukan secara tertulis.

Page 42: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

37

11. Pengajuan permintaan ulang yang telah memenuhi ketentuan, Walikota memberikan tanda terima kepada pendiri atau kuasanya.

12. Walikota memberikan keputusan terhadap permintaan ulang sebagaimana dimaksud dalam jangka waktu paling lama 1 bulan terhitung sejak diterimanya permintaan ulang pengesahan secara lengkap.

13. Dalam hal pengesahan atas akta pendirian Koperasi diberikan, Walikota menyampaikan surat keputusan pengesahan dan akta pendirian Koperasi yang telah mendapatkan pernyataan pengesahan kepada pendiri atau kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama 7 hari terhitung sejak keputusan pengesahan ditetapkan.

14. Pengesahan akta pendirian Koperasi diumumkan dalam Berita Daerah. Adapun Biaya pengumuman dibebankan kepada Pemerintah.

Adapun bila terjadi perubahan Anggaran Dasar hanya dilakukan oleh rapat anggota, permintaan pengesahan kepada pemerintah hanya hal yang menyangkut penggabungan, pembagian, dan perubahan bidang usaha. Pengesahan yang dimaksud dalam hal penggabungan dan perubahan bidang usaha merupakan pengesahan perubahan Anggaran Dasar, dan dalam hal pembagian merupakan pengesahan perubahan Anggaran Dasar dan atau pengesahan badan hukum baru (vide Pasal 12 ayat (1) dan (2) UU Nomor 25 Tahun 1992).

Tentang hapusnya status badan hukum koperasi, dapat terjadi karena:

1. Bubarnya koperasi.

2. Pemerintah mengumumkan pembubaran Koperasi dalam Berita Daerah/Kota.

Status badan hukum Koperasi hapus sejak tanggal pengumuman pembubaran Koperasi tersebut dalam Berita Daerah Kota.

--- © ---

Page 43: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

38

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN,

DAN MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH

A. Rumusan Akademik berbagai Istilah Kunci

Rumusan istilah-istilah kunci yang digunakan dalam Peraturan Daerah penting untuk dijelaskan agar pemahaman dan definisi tentang suatu konsep dapat dibatasi. Melalui metode pembatasan ini, istilah-istilah kunci dapat dijelaskan secara konkret dan menghindarkan dari praktik interpretasi yang beragam. Pembatasan dilakukan untuk mengantisipasi munculnya pemahan yang kontroversial atas konsep yang digunakan dalam rumusan Peraturan Daerah.

Istilah-istilah kunci yang dirumuskan dalam Peraturan Daerah Pemberdayaan Koperasi adalah Pemerintah Daerah, Bupati, Dinas, Koperasi, Perkoperasian, Pemberdayaan koperasi, Pendampingan, Fasilitator, Kemitraan, Modal Penyertaan, Kinerja Koperasi, Sisa Hasil Usaha, Pendidikan Koperasi, Lembaga Keuangan Mikro, Koperasi LKM, Demokratisasi ekonomi, Dewan Koperasi Indonesia Daerah, dan Masyarakat.

Masing-masing istilah kunci di atas dijelaskan sebagai berikut:

1. Pasal 1 ayat 3 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.Dalam hal ini, Pemerintah Daerah yang dimaksud adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap.

2. Berdasar UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 59 ayat (2), Bupati adalah kepala daerah untuk daerah kabupaten. Dalam hal ini, yang dimaksud Bupati adalah Bupati Kabupaten Cilacap.

3. Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang bertanggungjawab kepada bupati. Dalam hal ini Dinas adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Cilacap, disingkat Disperindagkop dan UMKM.

4. Koperasi dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 1 ayat 1 dijelaskan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Page 44: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

39

5. Perkoperasiandalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 1 ayat 2adalahsegalasesuatuyangmenyangkutkehidupanKoperasi.

6. Pemberdayaan koperasi berdasar Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Koperasi Pasal 1 ayat 24 adalah upaya yang dilakukan dalam bentuk pendidikan, pertumbuhan iklim usaha, pertumbuhan unit-unit usaha baru, pembinaan, dan pengembangan usaha sehingga mampu memperkuat dirinya menjadi usaha kuat, tangguh, mandiri, dan bersaing dengan usaha lainnya.

7. Pendampingan adalah segala upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam bentuk memberikan bimbingan, arahan teknis, dan motivasi terhadap pelaku koperasi.

8. Fasilitator adalah orang yang berkompeten di bidang perkoperasian yang bertugas melakukan pendampingan terhadap pemberdayaan koperasi.

9. Kemitraan sesuai PP No. 44 Tahun 1997 Pasal 1 ayat 1 adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha baik langsung atau tidak langsung atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat dan menguntungkan yang melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah dengan usaha besar.

10. Modal Penyertaan berdasar PP No. 38 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi Pasal 1 ayat (1) adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat koperasi dalam meningkatkan kegiatan usahanya.

11. Kinerja Koperasi adalah perkembangan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif terhadap aspek-aspek organisasi, usaha dan pelayanan yang dilakukan Koperasi satu periode tertentu.

12. Sisa Hasil Usaha disingkat SHU berdasar UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

13. Pendidikan Koperasi mendasarkan pada UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 5 merupakan prinsip dasar koperasi yang berkaitan dengan proses transformasi pengetahuan dan teknologi perkoperasian secara dinamis, terus-menerus, dan berkesinambungan sehingga terjadi perubahan dari aspek kognisi, perilaku, dan afeksi kepada anggota dan masyarakat.

Page 45: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

40

14. Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM berdasar UU No. 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro Pasal 1 ayat (1) adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

15. Koperasi LKM sebagaimana UU No. 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro Pasal 5 ayat (1) huruf a merupakan badan hukum koperasi yang menjalankan usaha sebagai lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

16. Demokratisasi ekonomi adalah proses membangun ekonomi yang didasarkan atas prinsip keadilan kepemilikan dan distribusi kebijakan ekonomis secara seimbang.

17. Dewan Koperasi Indonesia Daerah yang selanjutnya disebut Dekopinda adalah Lembaga Dewan Koperasi Tingkat Kabupaten yang didirikan dari dan oleh gerakan koperasi Kabupaten Cilacap untuk memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi koperasi (UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 57).

18. Masyarakat adalah warga penduduk Kabupaten Cilacap.

B. Muatan Materi Peraturan Daerah

1. Kerangka Pemberdayaan Koperasi

Pemberdayaan koperasi merupakan usaha yang secara khusus diinisiasi untuk merubah situasi yang saat terjadi pada koperasi baik dari sisi kelembagaan, pengelolaan, bisnis, maupun pengorganisasian anggota. Pemberdayaan koperasi dirancang untuk merubah situasi-situasi dalam aspek tersebut yang dianggap memiliki kontribusi besar terhadap menurunnya kinerja dan performa koperasi terutama terkait dengan fungsinya sebagai lembaga ekonomi kerakyatan. Kerangka pemberdayaan koperasi berda dalam 2 (dua) lokus utama, yaitu;

a. Maksud, Asas, dan Tujuan. Maksud Peraturan Daerah pemberdayaan koperasi adalah untuk memberikan pedoman

Page 46: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

41

sebagai landasan dalam mendorong Gerakan Koperasi tumbuh dan berkembang menjadi pelaku utama ekonomi sesuai nilai dan prinsip koperasi dengan dukungan dari internal maupun eksternal di Kabupaten Cilacap. Sementara itu, Asas yang digunakan dalam pemberdayaan koperasi adalah kekeluargaan dan profesionalisme.

Sedang tujuan pemberdayaan koperasi di Kabupaten Cilacap adalah:

(1) menyebarluaskan dan merevitalisasi koperasi sebagai gerakan ekonomi kerakyatan melalui pendidikan dan pengorganisasian;

(2) meningkatkan produktivitas, perluasan pasar, dan iklim usaha yang kondusif bagi koperasi sehingga sehingga memiliki kemandirian dan daya saing tinggi;

(3) meningkatkan akses pelaku usaha koperasi terhadap berbagai sumberdaya produktif;

(4) meningkatkan peran dan kapasitas koperasi sebagai pelaku ekonomi yang kuat, mandiri, dan profesional sebagai basis pengembangan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan, pemanfaatan sumberdaya alam berwawasan lingkungan, dan sumberdaya manusia yang produktif dan berkelanjutan;

(5) meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam upaya menumbuhkembangkan koperasi.

b. Sasaran pemberdayaan koperasi adalah:

(1) terwujudnya kelembagaan koperasi yang demokratis dan kuat, didukung oleh perangkat organisasi koperasi; dan

(2) terwujudnya usaha koperasi yang sehat, mandiri dan berdaya saing.

c. Ruang Lingkup Pemberdayaan koperasi meliputi:

(1) pembenahan kelembagaan, organisasi, manajemen dan sumber daya manusia berdasarkan nilai dan prinsip koperasi.

(2) peningkatan usaha yang mencakup aspek sumber daya manusia, produksi, jaringan kerja, pembiayaan dan pemasaran.

d. Strategi yang ditempuh dalam pemberdayaan koperasi melalui :

(1) meningkatkan sifat pendidikan perkoperasian terhadap anggota koperasi menjadi mengikat;

(2) proporsionalisasi rencana kerja tahunan koperasi;

Page 47: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

42

(3) memberi pengakuan terhadap koperasi sebagai badan usaha yang berbeda dengan bentuk usaha lain; dan

(4) memberikan perlindungan terhadap usaha koperasi.

2. Koperasi

Sebagai badan usaha, koperasi memiliki karakteristik khas yang berbeda dengan badan usaha lainnya. Sebagai badan usaha yang didesain untuk mengakomodasi kepentingan ekonomi masyarakat seluas-luasnya, koperasi memperoleh keistimewaan berupa fasilitasi dan kemudahan yang diberikan oleh pemerintah. Namun demikian bukan berarti koperasi menjadi badan usaha yang lemah karena memiliki ketergantungan kepada pemerintah. Keistimewaan ini sesungguhnya sekedar fasilitasi untuk mendorong koperasi memiliki daya tahan dan kapasitas kelembagaan yang memadai untuk menjalankan usaha ekonomi kerakyatan.

Untuk mewujudkan koperasi yang memiliki daya tahan dan kapasitas yang memadai, kelembagaan koperasi dibangun melalui prinsip-prinsip profesionalisme sebagaimana organisasi bisnis lainnya. Hal yang membedakan adalah struktur pengelolanya. Beberapa prinsip tersebut tertuang dalam hal-hal berikut:

a. Pendirian, Akta Pendirian, Anggaran Dasar, Penggabungan dan Keputusan Pembubaran Koperasi.

(1) Koperasi didirikan sekurang-kurangnya oleh 20 (duapuluh) orang-perseorangan atau 3 (tiga) koperasi.

(2) Pendirian koperasi didahului rapat persiapan pembentukan koperasi oleh para pendiri yang meliputi penyusunan rancangan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, rencana kerja, dan pendidikan perkoperasian oleh dinas.

(3) Anggaran Dasar koperasi memuat sekurang-kurangnya:

(a) nama dan tempat kedudukan;

(b) wilayah keanggotaan;

(c) tujuan, kegiatan usaha, dan jenis Koperasi;

(d) jangka waktu berdirinya Koperasi;

(e) ketentuan mengenai modal Koperasi;

(f) tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengawas dan Pengurus;

(g) hak dan kewajiban Anggota, Pengawas, dan Pengurus;

(h) ketentuan mengenai syarat keanggotaan;

Page 48: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

43

(i) ketentuan mengenai Rapat Anggota;

(j) ketentuan mengenai penggunaan Selisih Hasil Usaha;

(k) ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar;

(l) ketentuan mengenai pembubaran;

(m) ketentuan mengenai sanksi; dan

(n) ketentuan mengenai tanggungan Anggota.

(4) Akta pendirian koperasi, perubahan Anggaran Dasar Koperasi dibuat oleh Notaris yang telah ditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi oleh Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PP No. 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi).

(5) Bupati memberikan pengesahan Akta Pendirian, Akta Perubahan Anggaran Dasar, Akta Penggabungan dan Surat Keputusan Pembubaran Koperasi atas nama Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PP No. 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi).

(6) Dalam hal prosedur pengesahan Akta Pendirian, Akta Perubahan Anggaran Dasar, dan Akta Penggabungan, koperasi mengajukan melalui camat setempat.

(7) Pemerintah Daerah wajib membantu pembiayaan administrasi dan pembuatan akta notaris koperasi.

(8) Bupati atas nama menteri mengeluarkan keputusan penggabungan 2 (dua) atau lebih koperasi berdasarkan rapat anggota koperasi yang bersangkutan (UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian).

(9) Bupati atas nama menteri mengeluarkan keputusan pembubaran sebuah koperasi dengan ketentuan (PP No. 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah):

(a) permintaan koperasi yang bersangkutan atas dasar keputusan rapat anggota; atau

(b) koperasi tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dan atau tidak melaksanakan Anggaran Dasar koperasi yang bersangkutan; atau

(c) kegiatan Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan yang dinyatakan berdasarkan

Page 49: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

44

keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau

(d) koperasi dinyatakan pailit berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti; atau

(e) koperasi tidak melakukan kegiatan usahanya secara nyata selama dua tahun berturut-turut terhitung sejak tanggal pengesahan Akta Pendirian koperasi.

b. Keanggotaan

Hal yang krusial dalam konteks pemberdayaan koperasi adalah kecenderungan berubahnya paradigma dalam praktik-praktik usaha bisnis koperasi. Terutama dalam hal keuntungan koperasi di mana SHU menjadi istilah yang menjadi padanan profit bagi perusahaan dan korporasi non koperasi. Dengan kecenderungan ini maka praktik bisnis koperasi sesungguhnya tidak berbeda dengan korporasi umum. Hal yang membedakan adalah konsumen koperasi adalah anggota. Situasi ini terjadi berakar pada pemahaman anggota terkait dengan lembaga koperasi. Untuk itu, pemberdayaan koperasi diawali dari proses rekruitmen anggota dan proses-proses yang dilakukan terhadapnya terutama terkait dengan transformasi pengetahuan. Dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang koperasi, pendidikan belum dijadikan sebagai persyaratan sebagai anggota. Dalam Peraturan Daerah ini, pendidikan menjadi salah satu syarat seseorang diterima sebagai anggota mengingat identifikasi persoalan yang ditengarai menjadi penyebab rendahnya kinerja koperasi adalah minimnya pengetahuan anggota tentang perkoperasian. Maka, pendidikan menjadi salah satu titik kunci pemberdayaan koperasi yang prosesnya dimulai dari rekruitmen anggota. Hal-hal yang diatur dalam pasal keanggotaan dalam peraturan daerah pemberdayaan koperasi sebagai berikut:

(1) Keanggotaan seseorang pada koperasi diperoleh setelah seluruh persyaratan keanggotaan dipenuhi sesuai anggaran dasar dan telah menempuh pendidikan dan latihan dasar koperasi.

(2) Status keanggotaan seseorang pada koperasi digolongkan sebagai berikut:

(a) anggota, yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk menjadi anggota koperasi, telah memenuhi seluruh persyaratan keanggotaan koperasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Page 50: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

45

Tangga koperasi, dan dikabulkan permohonannya untuk menjadi anggota;

(b) calon Anggota yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk menjadi anggota koperasi. Namun yang bersangkutan belum dapat memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi sehingga belum dapat dikabulkan sebagai anggota. Calon anggota tidak dicantumkan dalam buku daftar anggota, namun dapat memanfaatkan jasa pelayanan koperasi. Dalam kurun waktu tiga bulan calon anggota harus menjadi anggota atau ditolak keanggotaannya;

(c) anggota Kehormatan yaitu seseorang yang karena kedudukannya diminta oleh pengurus untuk menjadi anggota kehormatan koperasi, anggota kehormatan wajib membayar simpanan pokok dan simpanan wajib serta berperan aktif untuk kemajuan koperasi; dan

(d) anggota Luar Biasa, yaitu warga Negara Indonesia yang bermaksud menjadi anggota dan memiliki kepentingan kebutuhan serta kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh koperasi yang bersangkutan namun tidak dapat memenuhi syarat sebagai anggota.

c. Rapat Anggota Koperasi

Sebagai forum tertinggi, Rapat Anggota mutlak dilaksanakan oleh setiap koperasi maksimal 1 (satu) tahun. Hal ini karena satu tahun merupakan periode buku maksimal sebuah lembaga termasuk koperasi. Melalui Rapat Anggota, setiap anggota sebagai pemilik koperasi melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja koperasi dalam satu tahun. Dalam ketentuan terkait anggota, regulasi diturunkan dari UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Selain itu juga ditambahkan penekanan-penekanan sebagai upaya akseleratif penguatan kelembagaan. Ketentuan yang diatur sebagai berikut:

(1) Setiap Koperasi wajib menyelenggarakan Rapat Anggota minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun yang disebut Rapat Anggota Tahunan Koperasi/RAT Koperasi.

(2) Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi dan sebagai penerapan manajemen terbuka.

(3) Selain Rapat Anggota, dalam keadaan mendesak dan mengharuskan adanya keputusan segera yang

Page 51: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

46

wewenangnya ada pada Rapat Anggota, koperasi menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa.

(4) Persyaratan, tata cara dan tempat penyelenggaraan Rapat Anggota dan Rapat Anggota Luar Biasa diatur dalam Anggaran Dasar Koperasi.

(5) Rapat Anggota menetapkan:

(a) Anggaran Dasar;

(b) kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha Koperasi;

(c) pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas;

(d) rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan;

(e) pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya;

(f) pembagian sisa hasil usaha;

(g) penggabungan dan pembubaran Koperasi.

(6) Proporsi rencana kerja dan alokasi anggaran kegiatan sebagai berikut:

(a) kegiatan usaha;

(b) pendidikan dan pelatihan;

(c) sarana dan prasarana;

(d) operasional.

(7) Hasil Keputusan Rapat anggota wajib diberitahukan kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas.

d. Kegiatan Usaha Koperasi

Kegiatan usaha koperasi berada pada 2 (dua) level, yaitu usaha kelembagaan/keorganisasian dan bisnis usaha. Untuk kelembagaan, kegiatan koperasi tersentral pada upaya melakukan pengorganisasian anggota sebagai pelaku ekonomi lembaga. Dalam konteks pengorganisasian anggota, kegiatan koperasi banyak pada wilayah pengembangan kapasitas anggota melalui proses pendidikan dan pelatihan.

Sementara untuk kegiatan usaha bisnis, secara formal diatur dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 43 yang intinya adalah menyelenggarakan usaha untuk memberikan pelayanan terhadap anggota. Pelayanan terhadap selain anggota bisa dilakukan apabila koperasi memiliki

Page 52: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

47

kemampuan dan sumberdaya yang memadai setalah dilakukan kajian dan penilaian kelayakan usaha.

Selain usaha sebagaimana diatur oleh UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, usaha koperasi saat ini terutama dalam bidang jasa keuangan disesuaikan dengan UU No. 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. Dalam UU tersebut pasal 9 dijelaskan setiap badan usaha yang memiliki usaha sebagai Lembaga Keuangan Mikro wajib memperoleh ijin dari Otoritas Jasa Keuangan. Dalam konteks koperasi, pelayanan simpan pinjam atau jasa keuangan lainnya selama masih hanya melayani anggota maka ijin koperasi tersebut cukup dari Pemerintah Daerah.Hal ini sesuai dengan PP No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi yang secara detile dijelaskan pada pasal 18 hingga 23. Namun apabila telah memberikan pelayanan kepada selain anggota, koperasi wajib memperoleh ijin dari OJK.

Selain itu, dalam pembahan detile terkait usaha koperasi juga mencakup wilayah usaha dan jenis-jenis usaha yang bisa dilakukan oleh sebuah koperasi.

Bagi koperasi yang memiliki usaha sebagai LKM, maka ada rambu-rambu yang harus ditaati. Selain UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, koperasi LKM juga diatur oleh UU No. 1 Tahun 2013 tentang LKM. Secara kelembagaan, koperasi LKM tunduk pada UU Perkoperasian, secara bisnis tunduk dan diatur oleh UU LKM.

e. Pembinaan, Pengawasan, dan Pemeriksaan

Sebagai lembaga usaha yang memiliki karakteristik khas, koperasi harus mendapat pengawasan sekaligus pendampingan. Hal ini semata-mata agar lembaga koperasi dapat memerankan peran-peran sentral dalam pelaksaaan bisnis dan usaha ekonomi sebagaimana fungsi yang diharapkan. Pembinaan hingga pemeriksaan dilakukan pada 3 (tiga) area utama, yaitu kelembagaan, bisnis, dan keuangan. Dari sisi kelembagaan, intervensi terhadap koperasi dilakukan untuk memastikan bahwa proses kelembagaan seperti Rapat Anggota dijalankan sesuai ketentuan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Daris sisi bisnis, pembinaan dan pengawasan dilakukan untuk memberi guideline agar koperasi berjalan sesuai track yang ditetapkan dan tidak keluar dari prinsip-prinsip dasar koperasi. Dari sisi keuangan Peraturan Daerah ini memberi pedoman bagi pihak-pihak terkait dalam melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap audit koperasi.

Page 53: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

48

f. Penerbitan Rekomendasi Operasional Koperasi

Wilayah kerja koperasi ditentukan berdasar cakupan pelayanan yang diberikan. Apabila pelayanan masih berada dalam 1 (satu) kabupaten/kota, ijin operasional diberikan oleh Bupati setempat. Secara berjenjang apabila wilayah kerjanya hingga cakupan provinsi maka ijin diberikan oleh Gubernur. Ketentuan ini diadaptasi dari prosedur pengesahan akta koperasi yang dilakukan berjenjang sesuai cakupan atau wilayah kerja koperasi.

3. Kebijakan dan Prinsip Pemberdayaan Koperasi

Pemberdayaan koperasi dilakukan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan terkait. Dalam ini, pemberdayaan dilakukan pada 3 (tiga) ranah, yaitu rekognisi, distingsi, dan perlindungan. Rekognisi dalah pengakuan terhadap eksistensi koperasi yang memiliki karakteristik dan praktik-praktik yang khas. Pengakuan ini kemudian dilembagakan dalam bentuk kebijakan-kebijakan tertentu misalnya soal rekruitmen anggota. Distingsi merupakan pemberian kesempatan kepada koperasi untuk berkembang secara unik sesuai karakter masing-masing. Praktik ekonomi yang berorientasi kepada kesejahteraan anggota berbeda dengan usaha pada umumnya yang mengarah pada profit. Praktik distingtif inilah yang kemudian difasilitasi oleh pihak-pihak lain terutama pemerintah untuk memberikan perlindungan dalam bentuk pemberian fasilitasi atau proteksi-proteksi usaha. Fasilitasi dan proteksi ini secara legal tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturan lainnya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, koperasi menjadi lembaga yang dikecualikan. Artinya ketika pemerintah memberikan fasilitasi atau proteksi, koperasi tersebut tidak melanggar undang-undang dimaksud.

Kebijakan pemberdayaan diatas kemudian dilaksanakan dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

(a) demokratisasi ekonomi;

(b) pendidikan perkoperasian;

(c) partisipasi;

(d) efektifitas dan efisiensi;

(e) berkesinambungan;

(f) profesional;

(g) transparan dan akuntabel;

Page 54: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

49

(h) responsibilitas;

(i) kemandirian;

(j) kompetitif; dan

(k) kerjasama antarkoperasi.

4. Bentuk dan Aktor Pemberdayaan

Sesuai dengan kebijakan pemberdayaan dalam 3 (tiga) ranah, maka bentuk-bentuk pemberdayaan koperasi juga berada pada cakupan ranah tersebut, yaitu rekognisi, distingsi, dan perlindungan. Bentuk pemberdayaan dalam ranah rekognisi antara lain; partisipasi keanggotaan, penguatan kelembagaan, dan penguatan aspek bisnis. Sedang dalam ranah distingsi misalnya permodalan oleh anggota, modal penyertaan, dan pendidikan anggota. Dalam ranah proteksi dilakukan dalam bentuk fasilitasi permodalan melalui subsidi bunga, modal penyertaan, pemberian paket-paket pekerjaan, dan proteksi jenis usaha yang hanya diusahakan oleh koperasi.

Aktor pemberdaya koperasi meliputi 3 (tiga) pihak, yaitu pemerintah, badan usaha lain, dan masyarakat. Ketentuan ini didasarkan pada Pasal 73 UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Selain itu, keterlibatan BUMN sebagai badan usaha lain dalam pemberdayaan koperasi didasarkan pada Pasal 88 UU No. 19 Tahun 2013 tentang BUMN. Secara eksplisit disebut dalam pasal tersebut bahwa BUMN wajib memberikan inkubasi bisnis terhadap koperasi yang menjadi mitra binaannya.

5. Organisasi Pelaksana

Aktor utama pemberdayaan adalah Pemerintah, badan usaha lain, dan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, pemberdayaan bisa dilakukan secara langsung atau melalui pembentukan tim yang secara khusus diberi mandat untuk melakukan program dan kegiatan pemberdayaan. Asumsi pembentukan organisasi pelaksana ini adalah untuk memberi keleluasaan dan upaya mencapai efektifitas dan efisisensi program. Organisasi pelaksana ini berada di bawah koordinasi Dinas. Namun demikian, keberadaan tim pelaksana bersifat tentatif selama menjadi kebutuhan mendesak dengan pertimbangan efektifitas dan efisiensi serta profesionalitas kerja.

Page 55: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

50

6. Pemantauan dan Pelaporan

Program pemberdayaan koperasi bersifat terorganisasi dan sistematis yang mencakup 3 (tiga) area pemberdayaan, yaitu kelembagaan dan keorganisasian, keanggotaan, dan usaha bisnis. Area pemberdayaan yang terdistribusi pada masing-masing area ini agar memberikan hasil maksimal harus dikelola dan diawasi secara proporsional.

Namun demikian, perlu ada skala prioritas terkait dengan sumberdaya yang tersedia dalam pelaksanaan program pemberdayaan. Hal ini karena pemberdayaan dilakukan secara menyeluruh terhadap koperasi-koperasi di Kabupaten Cilacap, sementara ketersediaan sumberdaya aktor terbatas. Oleh karena itu, pemantauan dilakukan terhadap koperasi-koperasi dengan kriteria tertentu terutama penerima program pemberdayaan.

Untuk menilai progres dari program pemberdayaan yang dilakukan maka dibuat pelaporan dengan durasi waktu berjenjang dalam satu periode tertentu. Mengikuti logika keuangan daerah, pelaporan dilakukan untuk periode program satu tahun (Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional).

Laporan pemberdayaan dibuat oleh koperasi penerima program yang memuat narasi kinerja pada kelembagaan dan kegiatan usaha. Isi laporan sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan pemberdayaan koperasi di bidang kelembagaan meliputi jumlah koperasi sektor riil yang digiatkan, jumlah koperasi aktif yang melaksanakan Rapat Anggota Tahunan, jumlah koperasi berkualitas, dan jumlah lembaga dan sumberdaya manusia gerakan koperasi dan pendampingan koperasi oleh tenaga terdidik.

(b) Pelaksanaan pemberdayaan koperasi di bidang kegiatan usaha meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia koperasi, jenis produk yang diusahakan oleh koperasi, penerapan teknologi oleh koperasi, sektor riil yang ditangani oleh koperasi, sumber pembiayaan yang dimanfaatkan oleh koperasi, pengembangan jaringan kerja, kemampuan dan perkembangan modal koperasi dan pemasaran produk koperasi serta promosi, pangsa pasar, wilayah pemasaran dan perkembangan kinerja usaha.

7. Pembiayaan

Pembiayaan pemberdayaan koperasi di Kabupaten Cilacap dibebankan kepada Pemerintah Daerah dan sumber-sumber lain.

Page 56: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

51

Khusus untuk sumber biaya dari Pemerintah Daerah perlu ditetapkan pada jenis atau kegiatan-kegiatan tertentu. Artinya tidak semua bentuk dan jenis pemberdayaan bisa dibiayai oleh Pemerintah daerah. Hal ini terkait dengan aturan dan perundang-undangan yang mengatur dan membatasi kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan dibiayai oleh APBD. Ketentuan ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Sementara untuk jenis dan bentuk pemberdayaan yang tidak terkover APBD, dapat dibiayai oleh sumber dana lain baik yang bersumber dari badan usaha atau partisipasi masyarakat. Secara terpilah, peruntukan biaya pemberdayaan sebagai berikut:

(a) Pembiayaan Pemerintah daerah: disediakan khusus untuk pendidikan dan pelatihan, pendampingan teknis, fasilitasi usaha, dan bantuan sarana dan prasarana.

(b) Pembiayaan Sumber Lain; bisa digunakan untuk kegiatan sebagaimana dibiayai dari sumber Pemerintah Daerah dan kegiatan-kegiatan lain dalam lingkup program pemberdayaan koperasi.

8. Sanksi

Sanksi merupakan ketentuan yang melekat pada setiap regulasi yang diterbitkan. Dalam konteks pemberdayaan koperasi di Kabupaten Cilacap, sanksi terdiri dari 2 (dua), yaitu sanksi administrasi dan non administrasi. Sanksi administrasi merupakan domain Bupati terhadap koperasi-koperasi yang melanggar ketentuan administratif. Sedang non administrasi disesuaikan dengan pelanggaran yang dilakukan. Apabila terkait dengan perdata atau pidana, maka koperasi tersebut menjalani proses penyelsaian sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Sanksi non administratif ini bukan menjadi wilayah Bupati, tetapi lembaga-lembaga terkait.

Sanksi administratif yang menjadi domain Bupati meliputi:

(a) peringatan tertulis;

(b) denda uang;

(c) pembekuan kegiatan usaha;

(d) pencabutan ijin usaha.

Teknis pemberian sanksi administratif diatur kemudian melalui Peraturan Bupati. Sementara Sanksi non adminitratif meliputi

Page 57: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

52

perdata dan pidana. Proses penyelesaiannya berada pada lembaga-lembaga penegak hukum.

9. Ketentuan Penutup

Ketentuan penutup dalam suatu peraturan umunya memuat tentang: Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam sutau peraturan tertentu; ketentuan waktu penyusunan peraturan lain sebagai pendukung pelaksanaan peraturan yang dibuat, dan ketentuan lembaga penyelenggara terkait dengan peraturan tersebut menyesuaikan terhadap peraturan yang dibuat.

--- © ---

Page 58: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

53

BAB VI PENUTUP

Koperasi bukan sebagai oposisi terhadap sistem ekonomi lain, tetapi lebih tepat disebut sebagai alternatif. Kemunculan sebagai alternatif menjadikannya sebagai pilihan yang bisa dipertimbangkan untuk kepentingan dan tujuan-tujuan ekonomis yang belum bisa dicapai oleh sistem ekonomi di luarnya. Belum tercapainya tujuan-tujuan ekonomis oleh sistem ekonomi non koperasi disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu yang cukup dominan adalah ketidaksesuaian antara prinsip-prinsip ekonomi dengan tradisi dan karakater masyarakat pelakunya.

Sistem ekonomi sebagai pola umum yang dikembangkan pada sebuah komunitas membutuhkan dukungan mereka sebagai bagian dari modal sosial. Melalui modal sosial inilah sesungguhnya sistem ekonomi sedang membangun habitatnya. Apabila habitat yang terbangun sesuai dengan karakter komunitas pelaku, maka sistem ekonomi yang digunakan dapat berlangsung secara massif dan akseleratif. Masyarakat dapat berpartisipasi secara luas mengingat model atau sistem yang digunakan bersumber dari internal mereka. Sebaliknya apabila antara sistem ekonomi dengan karakter lokal tidak berkorelasi atau bahkan berkonflik, maka yang terjadi adalah dominasi dan eksploitasi. Masyarakat tidak terlibat dalam proses-proses ekonomi dan pada akhirnya akan dikuasai oleh kelompok-kelompok kecil. Kelompok inilah yang akan mendominasi dan mengeksploitasi proses ekonomi yang berlangsung.

Perbincangan tentang ekonomi menarik pada pokok persoalan yang menjadi pertanyaan mendasar. Basis ekonomi bersumber pada modal kapital (material based) atau modal sosial (people based) ? Pertanyaan ini memunculkan jawaban-jawaban beragam yang pada ujungnya berimplikasi terhadap pandangan dan praktik ekonomi yang dijalankan. Jawaban bahwa ekonomi didasarkan pada material based atau kapitalisasi berbagai unsur ekonomi berdampak pada pandangan bahwa hal yang menjadi basis dari berbagai praktik ekonomi adalah modal kapital. Dalam konteks ini, kapital menjadi penentu atas berbagai praktik ekonomi yang dijalankan. Akumulasi kapital tidak mempertimbangkan berapa orang yang bisa berkontribusi. Satu atau beberapa orang yang bisa berkontribusi terhadap modal kapital tidak menjadi persoalan. Implikasinya adalah hasil-hasil ekonomis yang diperoleh akan dinikmati paling banyak oleh mereka yang berkontribusi terhadap kepemilikan modal kapital. Semakin besar kepemilikan kapital seseorang maka akan semakin mendapat bagian yang paling banyak. Bukan hanya soal pendapatan profit, kepemilikan dan penentuan kebijakan usaha juga paling banyak dikuasai oleh pemilik kapital paling besar.

Page 59: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

54

Sementara jawaban bahwa yang menjadi basis ekonomi adalah manusia (people) berimplikasi terhadap padangan bahwa ekonomi akan berjalan apabila manusia-manusia yang terlibat dapat memberi kontribusi yang seimbang. Andaikan tidak seimbang, kepemilikan yang lebih besar dalam hal kontribusi modal kapital tidak berdampak terhadap kekuasaan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan dan kebijakan usaha. Masing-masing orang yang berkontribusi memiliki hak dan kewajiban sama dalam pengambilan keputusan dan kebijakan usaha. Profit dalam konteks ini hanyalah implikasi usaha, bukan sebagai tujuan utama.

Indonesia merupakan komunitas sosial yang memiliki karakteristik khas. Secara struktur, komunitas Indonesia dibangun berdasar sistem komunalisme berbasis kekeluargaan dan kekerabatan. Interaksi berdasar kekeluargaan dan kekerabatan ini menjadi dasar bagi struktur-struktur sosial yang berlangsung. Komunalisme seperti ini menggerus individualisme sebagai basis bagi pengembangan struktur sosial. Bahkan dalam beberapa kasus, individualisme dianggap sebagai hal yang negatif da harus dihindari dalam praktik-praktik sosial yang berlangsung.

Secara kultur, komunitas Indonesia dibangun berdasar solidaritas yang cenderung mekanistis. Dalam pola ini, hubungan interaktif didasarkan atas perasaan saling percaya, tolong-menolong, hidup harmonis. Dalam sistem kultural ini juga sering dijumpai seseorang yang dijadikan sebagai panutan atau patron bagi yang lain. Kekuatan patron inilah yang berpengaruh besar terhadap proses-proses sosial yang berlangsung termasuk dalam hal ekonomi.

Pada habitat Indonesia yang demikianlah tidak semua sistem ekonomi dapat berkembang massif. Koperasi menjadi alternatif yang paling representatif untuk diterapkan di Indonesia dengan berbagai pertimbangan sosial dan kultur yang ada. Dasar pikir ini yang kemudian secara nasional koperasi ditetapkan sebagai sistem ekonomi dan menjadi sokoguru perekonomian nasional.

Koperasi sebagai sistem ekonomi mendapat tantangan dari pelaku bersistem ekonomi lain. Hal ini tidak lepas dari fasilitas dan infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah terhadap koperasi. Hak-hak privilage yang dimiliki koperasi menjadi titik masuk bagi upaya-upaya untuk mengganggu praktik-praktik ekonomi koperasi. Salah satu gangguan yang paling serius adalah merubah paradigma koperasi dari orientasi kesejahteraan masyarakat melalui memudahkan akses terhadap barang dan jasa menjadi profit. Ketika orientasi profit menggejala pada masyarakat maka sesungguhnya koperasi telah terkikis nilai-nilai dasar fundamen bisnisnya.

Situasi koperasi saat ini kurang lebih mengalami stagnasi karena terjebak pada praktik-praktik ekonomi yang berlaku secara umum, yaitu mengejar profit. Berbeda dengan usaha non koperasi yang memiliki usaha industri besar berbekal kekuatan modal kapital, koperasi mengandalkan

Page 60: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

55

kontribusi anggota. Maka ketika orientasi profit dijalankan sebagai misinya, Cara lazim yang ditempuh adalah dengan meningkatkan harga produk dan jasanya. Harga koperasi menjadi mahal dan kurang kompetitif.

Lalu bagaimana barang dan jasa koperasi yang mahal dapat terdistribusi ke anggota? Umumnya kemudian koperasi menetapkan kewajiban kepada anggota-anggotanya untuk mengambil barang dan pelayanan jasanya kepada koperasi. Pendekatan yang dilakukan bersifat intimidati dan kurang mendidik misalnya ancaman sebagai “penghianat” atau “tidak memiliki solidaritas” dan beberapa jargon pemaksaan lainnya.

Situasi inilah yang kemudian menjauhkan koperasi sekarang jauh dari prinsip-prinsip dasar dan paradigma yang dibangun. Koperasi menjadi tidak berdaya karena utamanya disebabkan telah keluar dari habitat aslinya sebagai praktik ekonomi yang berbasis pada kontribusi masyarakat (people based) menjadi berdasar modal (capital based) dan mengejar keuntungan atau profit.

Untuk merevitalisasi peran koperasi sebagaimana prinsip dasar dan paradigma aslinya, koperasi harus diberdayakan. Pemberdayaan koperasi dilakukan dengan sistematis dan terukur berdasar assesment dan identifikasi masalah yang telah dilakukan pada 3 (tiga) area utama, yaitu kelembagaan dan organisasi, bisnis dan usaha ekonomi, dan perlidungan usaha.

Pemberdayaan dalam bidang kelembagaan dan organisasi terfokus pada upaya melakukan transformasi pengetahuan terhadap anggota melalui proses pendidikan dan pelatihan. Kondisi ini yang sesungguhnya menjadi akar dari persoalan koperasi, yaitu minimnya pengetahaun dan pendidikan dasar perkoperasian anggota. Implikasinya mereka menjadi reaksioner terhadap perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dinamika ekonomi yang berlangsung.

Dalam aspek bisnis, orientasi yang hanyapada anggota sesungguhnya mengerdilkan koperasi. Ia bisa mengembangkan pasarnya kepada masyarakat umum degan nilai kompetitif yang dimilikinya, terutama terkait dengan harga jual barang dan jasa. Menjadi kompetitif karena sesungguhnya keuntungan koperasi adalah harga bisa diminimalkan sebagai akibat dari dihilangkannya atau direndahkannya keuntungan koperasi dalam bentuk SHU. Harga murah dari koperasi menajdi keuntungan yang melekat dan diperoleh oleh setiap anggota atau masyarakat bertransaksi dengan koperasi.

Dari aspek perlindungan dilakukan dengan melibatkan banyak pihak baik dari Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD/Sawsta, dan masyarakat umum. Perlindungan diberikan karena koperasi terdiri dari manusia-manusia dengan kemampuan material terbatas yang hidup dalam habitat ekonomi industrial. Apabila tidak diproteksi maka perkumpulan koperasi ini akan terakuisisi oleh praktik-praktik ekonomi yang prosesnya hanya mendasarkan pada keuntungan kapital.

Page 61: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

56

Melalui ikhtiar pemberdayaan ini diharapkan koperasi-koperasi Indonesia terutama di Kabupaten Cilacap dapat kembali memerankan fungsi-fungsi sentral sebagai gerakan ekonomi kerakyatan dan sokoguru perekonomian masyarakat. Ekspektasi yang lebih ambisius adalah koperasi menjadi alternatif sebagi bagian strategis dari proses mereduksi kemiskinan di Kabupaten Cilacap.

--- © ---

Page 62: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

57

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Erani Yustika, Ekonomi Kelembagaan, Definisi, Teori dan Strategi, Malang, Banyumedia Publishing, 2006.

Amy J. Hillman,Michael C. Withers,dan Brian J. Collins, “Resource Dependence Theory: A Review”, Journal of Management, Nomor . 35, 2009.

Freddy Rangkuti, Great Sales Forecast for Marketing, Jakarta: Gramedia, 2005.

J. Carlos Jarillo, On Strategic Network, Strategic Management Journal, Vol. 9, N0.1, Februari 1988, pp. 31-41.

James D. Thompson, Organizations in Action: Social Science Bases of Administrative Theory, New Jersey:Transaction Publishers, 2011.

Kurimoto dalamIiroJussila, Sanjay GoeldanPasiTuominen, “Governance of Co-operative Organizations: A Social Exchange Perspective”, Journal of Business and Management Research, Vol. 1, No.2, 2012.

Martin Desrochers dan Klaus P. Fischer, “ The Power of Networks: Integration and Financial CooperativePerformance”, CIRPEE Working Paper no 05-14, 2005.

Martin Desrochers dan Klaus P. Fischer,“Theory and Test on the Corporate Governance of FinancialCooperative Systems: Merger vs. Networks”, CIRPEE Working Paper no 03-34, September 2003.

Mohammad Hatta, Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun,Gagasan dan Pemikiran Dr. Muhammad Hatta, Jakarta: PT Gramedia, 2015.

Muhammad Arsad Dalimunte, “SHU Nol sebagai Gagasan Revolusioner”, dalam http://www.arsadcorner.com/2013/01/shu-0-nol-sebagai-gagasan-revolusioner.html.

RiyadiSoeprapto, “Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah Menuju Good Governance”, makalah disampaikan dalam Workshop Reformasi Birokrasi di Kendari, 30 Juni 2006.

SJ Taylor dan R Bogdan, Introduction to Qualitative Research Methods, The Search Meanings, Second Edition, Toronto: John Miley and Sons, 1984.

Suroto, “Pemikiran Bung Hatta tentang Koperasi, Demokrasi Ekonomi dan Relevansinya Kini”, dalam Muhammad Hatta, Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun,Gagasan dan Pemikiran Dr. Muhammad Hatta, Jakarta: PT Gramedia, 2015.

Page 63: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

58

Syahyuti, “Pemberdayaan Tidak Sama dengan Pembangunan”, dalam http://websyahyuti.blogspot.co.id/2007/08/pemberdayaan-tidak-sama-dengan.html.

................., Bedah Konsep Kelembagaan: Strategi Pengembangan dan Penerapannya dalam Penelitian Pertanian, Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, 2003.

................., Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor. Dalam http://agroterpadu.blogspot.co.id/2013/09/pengembangan-kelembagaan-sebagai-bentuk.html.

Page 64: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

59

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR : .....................

TENTANG

PEMBERDAYAAN KOPERASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP

Menimbang

: a. Bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional;

b. bahwa koperasi merupakan kekuatan ekonomi kerakyatan dan terintegrasi dengan dunia usaha lainnya yang mempunyai potensi kedudukan dan peranan penting dalam membangun perekonomian daerah khususnya dalam memperluas lapangan kerja dan mendorong kesempatan usaha masyarakat;

c. bahwa secara kuantitatif keberadaan koperasi di Kabupaten Cilacap sudah memadai, namun kontribusi koperasi terhadap peningkatkan kesejahteraan rakyat dan pendapatan daerah rendah. Koperasi sebagai salah satu pelaku pembangunan ekonomi Kabupaten Cilacap yang berbasis kekeluargaan dan keadilan distribusi perlu diberdayakan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c di atas, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Pemberdayaan Koperasi.

Mengingat :

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara tanggal 8 Agustus 1950);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Page 65: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

60

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297);

7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44210);

9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

10. Undang-Undang No. 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394);

11. Undang-Undang Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512);

12. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Nomor 244 tahun 2014) yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2 tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657);

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3540);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3549);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 19,

Page 66: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

61

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3591); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3718);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

18. Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 89 Tahun 2014 tentang Suku Bunga Pinjaman atau Imbal Hasil Pembiayaan dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 321, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5616);

21. Peraturan Daerah Propinsi Jawa tengah Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengelolaan Koperasi (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 38).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PEWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : (1) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Cilacap. (2) Bupati adalah Bupati Cilacap. (3) Dinas adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten

Cilacap.

Page 67: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

62

(4) Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

(5) Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi. (6) Pemberdayaan koperasi adalah upaya yang dilakukan dalam bentuk pendidikan,

pertumbuhan iklim usaha, pertumbuhan unit-unit usaha baru, pembinaan, dan pengembangan usaha sehingga mampu memperkuat dirinya menjadi usaha kuat, tangguh, mandiri, dan bersaing dengan usaha lainnya.

(7) Pendampingan adalah segala upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam bentuk memberikan bimbingan, arahan teknis, dan motivasi terhadap pelaku koperasi.

(8) Fasilitator adalah orang yang berkompeten di bidang perkoperasian yang bertugas melakukan pendampingan terhadap pemberdayaan koperasi.

(9) Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha baik langsung atau tidak langsung atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat dan menguntungkan yang melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah dengan usaha besar.

(10) Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat koperasi dalam meningkatkan kegiatan usahanya.

(11) Kinerja Koperasi adalah perkembangan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif terhadap aspek-aspek organisasi, usaha dan pelayanan yang dilakukan Koperasi satu periode tertentu.

(12) Sisa Hasil Usaha disingkat SHU adalah pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

(13) Pendidikan Koperasi merupakan prinsip dasar koperasi yang berkaitan dengan proses transformasi pengetahuan dan teknologi perkoperasian secara dinamis, terus-menerus, dan berkesinambungan sehingga terjadi perubahan dari aspek kognisi, perilaku, dan afeksi.

(14) Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

(15) Koperasi LKM adalah badan hukum koperasi yang menjalankan usaha sebagai lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

(16) Demokratisasi ekonomi adalah proses membangun ekonomi yang didasarkan atas prinsip keadilan kepemilikan dan distribusi kebijakan ekonomis secara seimbang.

(17) Dewan Koperasi Indonesia Daerah yang selanjutnya disebut Dekopinda adalah Lembaga Dewan Koperasi Tingkat Kabupaten yang didirikan dari dan oleh gerakan

Page 68: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

63

koperasi Kabupaten Cilacap untuk memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi koperasi.

(18) Masyarakat adalah warga penduduk Kabupaten Cilacap.

BAB II KERANGKA PEMBERDAYAAN KOPERASI

Bagian Kesatu Maksud, Asas, dan Tujuan

Pasal 2

Maksud dibentuknya Peraturan Daerah ini adalah untuk memberikan pedoman sebagai landasan dalam mendorong Gerakan Koperasi tumbuh dan berkembang menjadi pelaku utama ekonomi sesuai nilai dan prinsip koperasi dengan dukungan dari internal maupun eksternal di Kabupaten Cilacap.

Pasal 3

Asas pemberdayaan koperasi adalah kekeluargaan dan profesionalisme.

Pasal 4

Tujuan pemberdayaan koperasi adalah: a. menyebarluaskan dan merevitalisasi koperasi sebagai gerakan ekonomi kerakyatan

melalui pendidikan dan pengorganisasian; b. meningkatkan produktivitas, perluasan pasar, dan iklim usaha yang kondusif bagi

koperasi sehingga sehingga memiliki kemandirian dan daya saing tinggi; c. meningkatkan akses pelaku usaha koperasi terhadap berbagai sumberdaya produktif; d. meningkatkan peran dan kapasitas koperasi sebagai pelaku ekonomi yang kuat,

mandiri, dan profesional sebagai basis pengembangan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan, pemanfaatan sumberdaya alam berwawasan lingkungan, dan sumberdaya manusia yang produktif dan berkelanjutan;

e. meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam upaya menumbuhkembangkan koperasi.

Bagian Kedua

Sasaran, Ruang Lingkup, dan Strategi

Pasal 5

Sasaran pemberdayaan koperasi adalah : a. terwujudnya kelembagaan koperasi yang demokratis dan kuat, didukung oleh

perangkat organisasi koperasi; dan b. terwujudnya usaha koperasi yang sehat, mandiri dan berdaya saing.

Pasal 6

Page 69: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

64

Ruang lingkup pemberdayaan koperasi meliputi : a. pembenahan kelembagaan, organisasi, manajemen dan sumber daya manusia

berdasarkan nilai dan prinsip koperasi. b. peningkatan usaha yang mencakup aspek sumber daya manusia, produksi, jaringan

kerja, pembiayaan dan pemasaran.

Pasal 7

Strategi yang ditempuh dalam pemberdayaan koperasi melalui : a. meningkatkan sifat pendidikan perkoperasian terhadap anggota koperasi menjadi

mengikat; b. proporsionalisasi rencana kerja tahunan koperasi; c. memberi pengakuan terhadap koperasi sebagai badan usaha yang berbeda dengan

bentuk usaha lain; dan d. memberikan perlindungan terhadap usaha koperasi.

BAB III

KOPERASI Bagian kesatu

Pendirian, Akta Pendirian, Anggaran Dasar, Penggabungan dan Keputusan Pembubaran Koperasi

Pasal 8

(10) Koperasi didirikan sekurang-kurangnya oleh 20 (duapuluh) orang-perseorangan atau 3

(tiga) koperasi. (11) Pendirian koperasi didahului rapat persiapan pembentukan koperasi oleh para pendiri

yang meliputi penyusunan rancangan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, rencana kerja, dan pendidikan perkoperasian oleh dinas.

(12) Anggaran Dasar koperasi memuat sekurang-kurangnya: a. nama dan tempat kedudukan; b. wilayah keanggotaan; c. tujuan, kegiatan usaha, dan jenis Koperasi; d. jangka waktu berdirinya Koperasi; e. ketentuan mengenai modal Koperasi; f. tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengawas dan

Pengurus; g. hak dan kewajiban Anggota, Pengawas, dan Pengurus; h. ketentuan mengenai syarat keanggotaan; i. ketentuan mengenai Rapat Anggota; j. ketentuan mengenai penggunaan Selisih Hasil Usaha; k. ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar; l. ketentuan mengenai pembubaran; m. ketentuan mengenai sanksi; dan n. ketentuan mengenai tanggungan Anggota.

Page 70: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

65

(13) Akta pendirian koperasi, perubahan Anggaran Dasar Koperasi dibuat oleh Notaris yang telah ditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi oleh Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah.

(14) Bupati memberikan pengesahan Akta Pendirian, Akta Perubahan Anggaran Dasar, Akta Penggabungan dan Surat Keputusan Pembubaran Koperasi atas nama Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah.

(15) Dalam hal prosedur pengesahan Akta Pendirian, Akta Perubahan Anggaran Dasar, dan Akta Penggabungan, koperasi mengajukan melalui camat setempat.

(16) Pemerintah Daerah wajib membantu pembiayaan administrasi dan pembuatan akta notaris koperasi.

(17) Bupati atas nama menteri mengeluarkan keputusan penggabungan 2 (dua) atau lebih koperasi berdasarkan rapat anggota koperasi yang bersangkutan.

(18) Bupati atas nama menteri mengeluarkan keputusan pembubaran sebuah koperasi dengan ketentuan: a. permintaan koperasi yang bersangkutan atas dasar keputusan rapat anggota; atau b. koperasi tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992

tentang Perkoperasian dan atau tidak melaksanakan Anggaran Dasar koperasi yang bersangkutan; atau

c. kegiatan Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan yang dinyatakan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau

d. koperasi dinyatakan pailit berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti; atau

e. koperasi tidak melakukan kegiatan usahanya secara nyata selama dua tahun berturut-turut terhitung sejak tanggal pengesahan Akta Pendirian koperasi.

Bagian Kedua Keanggotaan

Pasal 9

(3) Keanggotaan seseorang pada koperasi diperoleh setelah seluruh persyaratan

keanggotaan dipenuhi sesuai anggaran dasar dan telah menempuh pendidikan dan latihan dasar koperasi.

(4) Status keanggotaan seseorang pada koperasi digolongkan sebagai berikut: a. anggota, yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk menjadi anggota

koperasi, telah memenuhi seluruh persyaratan keanggotaan koperasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga koperasi, dan dikabulkan permohonannya untuk menjadi anggota;

b. calon Anggota yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk menjadi anggota koperasi. Namun yang bersangkutan belum dapat memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi sehingga belum dapat dikabulkan sebagai anggota. Calon anggota tidak dicantumkan dalam buku daftar anggota, namun dapat memanfaatkan jasa pelayanan koperasi. Dalam kurun waktu tiga bulan calon anggota harus menjadi anggota atau ditolak keanggotaannya;

Page 71: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

66

c. anggota Kehormatan yaitu seseorang yang karena kedudukannya diminta oleh pengurus untuk menjadi anggota kehormatan koperasi, anggota kehormatan wajib membayar simpanan pokok dan simpanan wajib serta berperan aktif untuk kemajuan koperasi; dan

d. anggota Luar Biasa, yaitu warga Negara Indonesia yang bermaksud menjadi anggota dan memiliki kepentingan kebutuhan serta kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh koperasi yang bersangkutan namun tidak dapat memenuhi syarat sebagai anggota.

Bagian Ketiga

Rapat Anggota Koperasi

Pasal 10 (8) Setiap Koperasi wajib menyelenggarakan Rapat Anggota minimal 1 (satu) kali dalam 1

(satu) tahun yang disebut Rapat Anggota Tahunan Koperasi/RAT Koperasi. (9) Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi dan sebagai

penerapan manajemen terbuka. (10) Selain Rapat Anggota, dalam keadaan mendesak dan mengharuskan adanya

keputusan segera yang wewenangnya ada pada Rapat Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2), koperasi menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa.

(11) Persyaratan, tata cara dan tempat penyelenggaraan Rapat Anggota dan Rapat Anggota Luar Biasa diatur dalam Anggaran Dasar Koperasi.

(12) Rapat Anggota menetapkan: a. Anggaran Dasar; b. kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha Koperasi; c. pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas; d. rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta

pengesahan laporan keuangan; e. pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya; f. pembagian sisa hasil usaha; g. penggabungan dan pembubaran Koperasi.

(13) Proporsi rencana kerja dan alokasi anggaran kegiatan sebagaimana ayat (5) huruf d sebagai berikut: a. kegiatan usaha; b. pendidikan dan pelatihan; c. sarana dan prasarana; d. operasional.

(14) Hasil Keputusan Rapat anggota wajib diberitahukan kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas.

Page 72: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

67

Bagian Keempat Kegiatan Usaha Koperasi

Pasal 11

(1) Kegiatan usaha yang dilakukan oleh koperasi adalah kegiatan usaha yang berkaitan

langsung dengan kepentingan anggota guna meningkatkan efisiensi dan produktifitas usaha dan kesejahteraan anggota.

(2) Koperasi yang mempunyai kelebihan kemampuan pelayanan, dengan didukung kelayakan usaha dan berdasarkan keputusan rapat anggota dapat mengembangkan usaha-usaha ekonomi lainnya yang menjangkau kepentingan ekonomi orang banyak.

(3) Koperasi dapat melaksanakan kegiatan usaha baik di dalam maupun di luar negeri dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kelayakan usahanya.

(4) Koperasi dapat melaksanakan beberapa bidang usaha sekaligus atau serba usaha atau dapat pula bersifat tunggal usaha.

(5) Setiap koperasi sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan ekonomi anggota serta potensi wilayah, wajib memiliki usaha inti atau unggulan.

(6) Koperasi dianjurkan melaksanakan kerjasama usaha atau kemitraan usaha dengan sesama koperasi dan usaha lainnya untuk mengembangkan usaha dan pelayanan kepada anggota.

(7) Kegiatan usaha koperasi dilaksanakan oleh Pengurus atau Pengelola berdasarkan rencana kerja yang telah disetujui oleh Rapat Anggota.

Bagian Kelima

Kegiatan Usaha Koperasi LKM

Pasal 12

(1) Koperasi yang memiliki kelebihan kemampuan pelayanan dapat mengembangkan usaha sebagai LKM.

(2) Koperasi yang memiliki kegiatan usaha sebagai LKM, wajib memiliki ijin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan.

(3) Cakupan wilayah usaha koperasi LKM berada dalam satu wilayah desa/kelurahan, kecamatan, atau kabupaten/kota sesuai dengan skala usaha masing-masing LKM.

(4) Ketentuan skala usaha koperasi LKM sebagaimana dimaksud ayat (2) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Koperasi LKM yang cakupan wilayah usahanya melebihi 1 (satu) wilayah kabupaten/kota wajib bertransformasi menjadi bank.

Pasal 13

Kegiatan usaha koperasi LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui Pinjaman atau Pembiayaan dalam usaha Skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan Simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha.

Page 73: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

68

Pasal 14

Dalam melakukan kegiatan usaha, koperasi LKM dilarang: a. menerima Simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran; b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing; c. melakukan usaha perasuransian sebagai penanggung; d. bertindak sebagai penjamin; e. memberi pinjaman atau pembiayaan kepada LKM lain, kecuali dalam rangka

mengatasi kesulitan likuiditas bagi LKM lain dalam wilayah kabupaten/kota yang sama; dan

f. melakukan usaha di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.

Bagian Keenam

Pembinaan dan Pengawasan

Pasal 15 Dalam rangka pembinaan organisasi dan usaha, koperasi wajib : a. membuat identitas (Papan Nama) yang dipasang di depan kantor; b. memiliki buku kelengkapan organisasi; c. memiliki izin usaha dari Pemerintah Daerah melalui dinas terkait.

pasal 16

(1) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, koperasi diwajibkan menyampaikan

laporan perkembangan organisasi, manajemen dan usaha kepada Dinas sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali.

(2) Untuk mempertanggungjawabkan hasil kerja pengurus dan pengawas koperasi kepada anggotanya, maka setiap akhir tahun diwajibkan menyusun laporan keuangan dan pelaksanaannya sebagai berikut: a. dalam menyusun laporan keuangan, koperasi dapat meminta bantuan tenaga dari

Pejabat Dinas dan/atau Akuntan Publik; b. koperasi dapat meminta audit atas laporan keuangan tahun buku tertentu kepada

Pejabat Dinas dan/atau Akuntan Publik. (3) Apabila dari hasil pengawasan ditemukan penyimpangan, Bupati wajib mengambil

langkah penyelesaian sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Bagian Keenam Pemeriksaan Koperasi

Pasal 17

(1) Pemeriksaan koperasi dilaksanakan oleh Pengawas Koperasi yang bersangkutan,

Dinas dan/atau Akuntan Publik bagi koperasi yang mempunyai jumlah volume usaha dalam 1 (satu) tahun paling sedikit Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).

Page 74: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

69

(2) Pemeriksaan koperasi oleh Pejabat Dinas sebagai pelaksanaan fungsi pengendalian dan pembinaan diprioritaskan kepada: a. koperasi yang mengelola dana-dana fasilitas dari Pemerintah dan Pemerintah

Daerah; b. koperasi yang mengelola/menghimpun dana non anggota; c. bila ada pengaduan dari anggota dan masyarakat yang merasa dirugikan dan/atau

ada dugaan penyelewengan; d. permintaan pengurus dan/atau pengawas koperasi yang bersangkutan. e. koperasi yang dalam periode 1 (satu) tahun tidak melaksanakan rapat anggota.

Bagian Ketujuh

Penerbitan Rekomendasi Operasional Koperasi

Pasal 18

(1) Setiap Koperasi yang berkedudukan di luar Kabupaten Cilacap yang menyelenggarakan usaha di Kabupaten Cilacap wajib memiliki Rekomendasi Operasional yang dikeluarkan oleh Dinas.

(2) Setiap Koperasi yang berkedudukan di wilayah Kabupaten Cilacap yang akan membuka kantor cabang baik di dalam maupun di luar wilayah Kabupaten Cilacap wajib mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku.

(3) Teknis dan persyaratan pemberian rekomendasi mengacu kepada ketentuan peraturan yang berlaku.

BAB IV

KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN KOPERASI

Pasal 19

(1) Pemerintah Daerah menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan koperasi dalam bidang pendidikan keanggotaan, sarana dan prasarana, informasi, kemitraan, perizinan usaha, kesempatan berusaha, promosi produk, dan dukungan kelembagaan.

(2) Untuk mewujudkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah wajib: a. memberikan bimbingan dan konsultasi kelembagaan dan kegiatan usaha; b. mengembangkan dan memfasiltasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

perkoperasian; c. melakukan penelitian, perlindungan usaha, dan pengawasan dalam kerangka

pemberdayaan koperasi; d. memberikan dukungan dan fasilitasi kepada koperasi dalam kemitraan,

pemasaran, permodalan, teknologi, promosi dan informasi. (3) Pemerintah Daerah memberikan perlindungan usaha bagi koperasi dengan

menetapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya dapat diusahakan oleh koperasi dan menetapkan bidang ekonomi di suatu wilayah yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi untuk tidak diusahakan oleh Badan Usaha lainnya.

Page 75: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

70

(4) Pemberdayaan koperasi dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan terhadap koperasi-koperasi di kabupaten Cilacap.

BAB V

PRINSIP PEMBERDAYAAN

Pasal 20

Pemberdayaan koperasi didasarkan pada prinsip-prinsip: a. demokratisasi ekonomi; b. pendidikan perkoperasian; c. partisipasi; d. efektifitas dan efisiensi; e. berkesinambungan; f. profesional; g. transparan dan akuntabel; h. responsibilitas; i. kemandirian; j. kompetitif; dan k. kerjasama antarkoperasi

BAB VI BENTUK – BENTUK PEMBERDAYAAN KOPERASI

Pasal 21

(1) Pemberdayaan koperasi dilakukan oleh Pemerintah Daerah, masyarakat, dan pelaku

dunia usaha lainnya; (2) Pemberdayaan koperasi oleh Pemerintah Daerah dapat berbentuk:

a. fasilitasi kemudahan perijinan; b. fasilitasi pelatihan dan pendidikan sumberdaya manusia; c. fasilitasi pendampingan dan bimbingan teknis usaha, tata kelola kelembagaan,

dan perencanaan program; d. fasilitasi usaha; e. fasilitasi permodalan; f. bantuan sarana dan prasarana.

(3) Pemberdayaan koperasi oleh masyarakat dapat berbentuk: a. partisipasi keanggotaan; b. partisipasi dalam penguatan modal usaha; dan c. pendidikan dan pelatihan.

(4) Pemberdayaan koperasi oleh dunia usaha lainnya dapat berbentuk: a. kemitraan usaha; b. inkubasi usaha; c. fasilitasi pelatihan dan pendidikan; dan d. partisipasi penguatan modal usaha.

Page 76: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

71

(5) Tata cara pemberdayaan koperasi sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur oleh Peraturan Bupati.

Pasal 22

(1) Pemberdayaan sebagaimana pasal 19 ayat (2) huruf c, d, e, dan d diberikan kepada

koperasi dengan kriteria: a. berbadan hukum; b. selalu melaksanakan RAT dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan c. memiliki laporan kinerja koperasi tahunan 2 (dua) tahun terakhir meliputi neraca

keuangan, laba-rugi, dan pelaksanaan program kegiatan. (2) Pemberdayaan sebagaimana pasal 19 ayat (2) huruf b dan c, Pemerintah Daerah

melalui Dinas dapat menunjuk lembaga atau perseorangan yang berkompeten menjadi fasilitator;

(3) Pemberdayaan sebagaimana pasal 19 ayat (2) huruf d dilakukan dengan menyediakan paket-paket pekerjaan bagi koperasi.

(4) Pemberdayaan sebagaimana pasal 19 ayat (2) huruf e dilakukan dengan memberi bantuan subsidi bunga selama 1 (satu) tahun pinjaman koperasi terhadap lembaga keuangan pemberi kredit dan dapat diperpanjang tahun anggaran berikutnya.

(5) Pemberdayaan sebagaimana pasal 19 ayat (2) huruf f dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(6) Dalam hal pemberdayaan dilakukan oleh masyarakat dan dunia usaha sebagaimana pasal 19 ayat (1) disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku pada masyarakat dan dunia usaha bersangkutan.

Pasal 23

Pemberdayaan dalam bentuk fasilitasi usaha melalui penyediaan paket-paket pekerjaan dilaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Pasal 24

(1) Pemberdayaan dalam bentuk pendidikan dan latihan oleh Pemerintah Daerah,

masyarakat, dan dunia usaha lain setidak-tidaknya meliputi materi: a. ideologi dan paradigma koperasi; b. prinsip-prinsip demokratisasi ekonomi; c. kelembagaan koperasi; d. jenis usaha dan pelayanan koperasi; e. tata kelola usaha dan organisasi koperasi; dan f. pelaporan koperasi.

(2) Pendidikan dan latihan sebagaimana ayat (1) dilaksanakan secara sistematis dalam 3 (tiga) jenjang, yaitu dasar, menengah, dan lanjutan.

(3) Pendidikan dasar koperasi diwajibkan kepada seluruh calon anggota dan menjadi syarat diterima sebagai anggota koperasi.

(4) Pendidikan menengah koperasi diwajibkan kepada anggota yang akan dicalonkan sebagai pengurus koperasi.

Page 77: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

72

(5) Pendidikan lanjutan koperasi diwajibkan kepada anggota yang akan dicalonkan sebagai pegawas koperasi.

Pasal 25 Dalam pemberdayaan koperasi sebagaimana pasal 18 ayat (1), Dewan Koperasi Indonesia Daerah dapat diberi peran: a. menyerap dan menyalurkan aspirasi koperasi; b. mengembangkan kerjasama antara koperasi dengan dunia usaha lainnya; c. membantu Pemerintah Daerah mendata koperasi; d. memfasilitasi penataan kelembagaan; dan e. meningkatkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pemberdayaan

dengan Pemerintah Daerah.

BAB VII ORGANISASI PELAKSANA

Pasal 26

(1) Dalam rangka pemberdayaan koperasi, Bupati dapat menetapkan organisasi

pelaksana. (2) Organisasi pelaksana sebagaimana ayat (1) disusun berdasar kebutuhan dan kondisi

faktual di lapangan. (3) Struktur, tugas, peran, dan tanggungjawab organisasi pelaksana pemberdayaan

koperasi diatur oleh Peraturan Bupati. (4) Pelaksanaan pemberdayaan koperasi dikoordinasikan oleh dinas.

BAB VIII

PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

Pasal 27

(1) Pemantauan kegiatan pemberdayaan koperasi mencakup bidang kelembagaan dan kegiatan usaha.

(2) Pelaksanaan pemberdayaan koperasi di bidang kelembagaan sebagaimana ayat (1) meliputi jumlah koperasi sektor riil yang digiatkan, jumlah koperasi aktif yang melaksanakan Rapat Anggota Tahunan, jumlah koperasi berkualitas, dan jumlah lembaga dan sumberdaya manusia gerakan koperasi dan pendampingan koperasi oleh tenaga terdidik.

(3) Pelaksanaan pemberdayaan koperasi di bidang kegiatan usaha sebagaimana ayat (1) meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia koperasi, jenis produk yang diusahakan oleh koperasi, penerapan teknologi oleh koperasi, sektor riil yang ditangani oleh koperasi, sumber pembiayaan yang dimanfaatkan oleh koperasi, pengembangan jaringan kerja, kemampuan dan perkembangan modal koperasi dan pemasaran produk koperasi serta promosi, pangsa pasar, wilayah pemasaran dan perkembangan kinerja usaha.

Page 78: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

73

Pasal 28

(1) Bagi koperasi yang memperoleh program pemberdayaan dari Pemerintah Daerah wajib melaporkan kinerja 6 (enam) bulan terhitung sejak program berakhir;

(2) Laporan kinerja sebagaimana ayat (1) dapat dijadikan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah untuk keberlanjutan program pemberdayaan terhadap pelaku usaha yang bersangkutan pada tahap selanjutnya;

(3) Isi laporan kinerja terdiri dari: a. kondisi koperasi sebelum permberdayaan meliputi jumlah anggota, usaha, neraca

keuangan, produk, kinerja pengawas dan pengurus, pangsa pasar, dan manajemen kelembagaan;

b. kontribusi program pemberdayaan dalam meningkatkan kinerja koperasi; c. progres koperasi pasca program pemberdayaan; dan d. proyeksi koperasi 6 (enam) bulan ke depan.

(4) Laporan kinerja sebagaimana ayat (1) disampaikan kepada Bupati melalui Dinas.

BAB IX PEMBIAYAAN Bagian Kesatu

Pembiayaan Pemerintah Daerah

Pasal 29

(1) Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan biaya pemberdayaan koperasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(2) Biaya sebagaimana ayat (1) disediakan khusus untuk pendidikan dan pelatihan, pendampingan teknis, fasilitasi usaha, dan bantuan sarana dan prasarana.

Bagian Kedua

Pembiayaan Sumber Lain

Pasal 30

(1) Masyarakat dan dunia usaha lain dapat membiayai secara swadaya kegiatan pemberdayaan koperasi.

(2) Sumber biaya sebagaimana ayat (1) diperoleh secara sah dan tidak mengikat.

BAB X SANKSI

Pasal 31

(1) Koperasi yang tidak melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (1), Pasal 6 ayat (1), Pasal

10 ayat (5), Pasal 14 ayat (4), Pasal 30 ayat (1), Pasal 31 ayat (1), Pasal 32 ayat (3), Pasal 36 ayat (1), dan Pasal 43 ayat (1) dikenakan sanksi administratif.

(2) Sanksi administrasi sebagaimana ayat (1) meliputi:

Page 79: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

74

a. peringatan tertulis; b. denda uang; c. pembekuan kegiatan usaha; d. pencabutan ijin usaha.

(3) Setiap koperasi yang menjalankan usaha LKM tanpa ijin sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (1) dan (3) diberi sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 32

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 33

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran Daerah Kabupaten Cilacap. Ditetapkan di : CILACAP Pada Tanggal : Bupati Cilacap Ttd H. Tatto Suwarto Pamuji

LEMBARAN DAERAH TAHUN …… NOMOR ……

Page 80: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

75

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP

NOMOR : .....................

TENTANG

PEMBERDAYAAN KOPERASI

Umum

Koperasi merupakan bentuk ekonomi yang paling representatif dengan masyarakat Indonesia yang memiliki karakter pluralistik, bertradisi gotong-royong, dan bersistem sosial cenderung komunalistik. Representasi koperasi terlihat dari prinsip dan paradigma yang dikembangkan sebagai usaha bersama yang berlandasakan kekeluargaan. Koperasi berfungsi sebagai wadah para anggota untuk mencapai suatu taraf ekonomi layak dengan cara kerjasama dan mengupayakan dalam prosesnya terhindar dari situasi persaingan dan konflik. 2 (dua) situasi yang tidak mungkin terhindar dalam bentuk ekonomi non koperasi. Bentuk ekonomi seperti inilah yang sejak awal dicita-citakan oleh para pendiri bangsa dan diharapkan sebagai basis atau sokoguru perekonomian nasional.

Persoalan kemudian muncul setelah koperasi berinteraksi secara bebas dengan model dan bentuk ekonomi lainnya terutama yang berorientasi kepada pasar. Ekonomi pasar dianggap memiliki potensi lebih besar dan terukur bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat ketimbang koperasi melalui kalkulasi perbandingan profit. Pada saat yang bersamaan, koperasi sebagai lembaga atau badan usaha yang secara eksplisit dituangkan dalam konstitusi tidak bisa diabaikan. Dalam pengertian yang sederhana, sebagai lembaga koperasi harus eksis dan menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memfasilitasinya.

Implikasi lebih lanjut adalah eksistensi koperasi harus terjaga baik dari sisi kelembagaan maupun bisnis ekonominya. Dari sisi kelembagaan, koperasi menjadi lembaga ekonomi masyarakat yang operasionalisasinya mmenuntut kesiapan sumberdaya manusia yang memadai. Sumberdaya yang berkualitas inilah yang diberi tanggungjawab untuk mendinamisasi organisasi sekaligus menjalankan bisnis-bisnis ekonomi koperasi.

Kinerja koperasi dalam beberapa waktu mengalami penurunan yang cukup signifikan. Sumber persoalan ini terdapat pada berubahnya paradigma anggota terhadap koperasi akibat proses memperbandingkannya dengan usaha-usaha ekonomi lain non koperasi. Kecenderungan yang muncul kemudian adalah merubah orientasi dan proyeksi koperasi sama atau identik dengan usaha-usaha non koperasi. Pada titik inilah awal dari menurunnya kinerja dan performa koperasi.

Pemberdayaan koperasi diarahkan pada upaya menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi hambatan-hambatan koperasi yang dari pemetaan berlangsung pada 3 (tiga) area, yaitu kelembagaan, sumberdaya manusia, dan bisnis ekonomi. Pasal Demi Pasal Pasal 1

Page 81: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

76

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Cukup jelas Ayat (5)

Cukup jelas Ayat (6)

Cukup jelas Ayat (7)

Pendampingan dilakukan secara terukur menggunakan instrumen yang disusun berdasar program pemberdayaan. Fungsi pendampingan bisa diperankan oleh Dinas atau organisasi pelaksana yang ditetapkan oleh Bupati. Ayat (8)

Fasilitator merupakan orang-perorangan yang ahli dibidang pemberdayaan koperasi. Fasilitator pemberdayaan koperasi direkrut untuk melaksanakan tugas khusus pemberdayaan koperasi. Ayat (9)

Cukup jelas Ayat (10)

Cukup jelas Ayat (11)

Kinerja koperasi berkaitan dengan perkembangan organisasi dan usaha bisnis. Indikator perkembangan organisasi didasarkan pada aspek utama pendidikan anggota dan ketertiban kegiatan-kegiatan reguler koperasi seperti rapat anggota, rapat pengurus, rapat pengawas, dan kegiatan lain yang tercantum dalam Anggaran Dasar koperasi. Ayat (12)

Cukup jelas Ayat (13)

Cukup jelas

Page 82: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

77

Ayat (14)

Cukup jelas Ayat (15)

Badan hukum koperasi yang memiliki usaha sebagai LKM. Selain diatur oleh UU No. 25 Tahun 1992 tentag Koperasi, koperasi LKM juga diatur oleh UU No. 1 Tahun 2013 tentang LKM. Ayat (16)

Cukup jelas Ayat (17)

Cukup jelas Ayat (18)

Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas

Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4

Huruf a Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas

Pasal 5 Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Page 83: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

78

Pasal 6

Huruf a Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Pasal 7 Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas

Pasal 8 Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2) Sebelum pendirian koperasi, para pendiri mempersiapkan draft AD/ART, dan rencana kerja yang akan dibahas dalam rapat pendirian. Selain 2 (dua) hal tersebut, rapat pendirian juga membahas rencana pendidikan koperasi yang akan dilakukan oleh Dinas. Waktu pelaksanaan pendidikan oleh Dinas kepada calon pendiri koperasi mendahului rapat pendirian koperasi yang dihadiri oleh anggota. Dengan demikian pada saat rapat pendirian koperasi, para pendiri telah mendapatkan pendidikan perkoperasian. Bukti pendiri telah mengikuti pendidikan perkoperasian adalah sertipikat. Ayat (3)

Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d

Page 84: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

79

Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas Huruf g Cukup jelas Huruf h Cukup jelas Huruf i Cukup jelas Huruf j Cukup jelas Huruf k Cukup jelas Huruf l Cukup jelas Huruf m Cukup jelas Huruf n Cukup jelas

Ayat (4) Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas Ayat (6)

Camat merupakan SKPD Pemerintah Daerah yang menjadi salah satu pihak pelaksana pemberdayaan koperasi. Pengajuan pengesahan melalui camat menjadi istrumen pembinaan dan pengawasan koperasi-koperasi di wilayah kecamatan setempat. Secara teknis, camat menyampaikan usulan pengesahan ke Dinas yang selanjutnya diajukan kepada Bupati. Pejelasan ini didasarkan pada Pasal 73 UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang menyatakan bahwa Pemerintah Daerah sebagai pemberdaya koperasi.

Page 85: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

80

Ayat (7) Notaris pembuat akta koperasi ditunjuk dan ditetapkan oleh Bupati berdasar rekomendasi Dinas. Koperasi-koperasi yang mendapatkan fasilitasi bantuan administrasi pembuatan akta notaris dilakukan secara selektif berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek kelembagaan, jumlah anggota, dan kesehatan bisnis ekonominya. Ayat (8) Cukup jelas Ayat (9)

Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas

Pasal 9 Ayat (1) Pendidikan koperasi dilakukan oleh koperasi yang bersangkutan dan dilaksanakan pada masa tunggu calon anggota. Masa tunggu calon anggota adalah maksimal 3 (tiga) bulan. Bagi seseorang yang telah memiliki bukti pendidikan dasar perkoperasian di tempat lain bisa dipertimbangan secara langsung oleh koperasi yang bersangkutan tanpa terlebih dahulu mengikuti pendidikan untuk menjadi anggota. Ayat (2)

Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas

Page 86: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

81

Huruf d Cukup jelas

Pasal 10 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5)

Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas Huruf g Cukup jelas

Ayat (6) Huruf a Rencana kerja yang dibuat harus menggambarkan kegiatan usaha koperasi dalam 1 (satu) tahun. Rencana kegiatan usaha baik yang sudah dijalankan atuapun penambahan. Proporsi alokasi untuk rencana kerja disepakati oleh anggota. Huruf b

Page 87: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

82

Menjadi kegiatan yang wajib dituangkan dalam rencana kerja. Alokasi biaya untuk pendidikan anggota disepakati oleh anggota. Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas

Ayat (7) Cukup jelas

Pasal 11

Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7) Cukup jelas

Pasal 12

Ayat (1) Yang dimaksud kemampuan pelayanan adalah dalam bidang jasa

keuangan. Karena kelebihan kemampuan tersebut, koperasi membentuk usaha sebagai LKM. Usaha LKM memberi peluang kepada koperasi untuk memberi pelayanan jasa keuangan kepada anggota dan non anggota. Ayat (2)

Koperasi LKM memiliki 2 (dua) ijin sekaligus, yaitu dari Bupati dan OJK. Ijin Bupati terkait dengan kelembagaannya sebagai koperasi, sementara ijin OJK terkait dengan usahanya sebagai LKM.

Page 88: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

83

Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas

Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14

Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas

Pasal 15

Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas

Pasal 16

Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2)

Page 89: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

84

Huruf a Koperasi sebagai badan pengelola dana masyarakat yang

mendapat fasilitas dari pemeritah pusat atau daerah mendapat pembinaan dan pengawasan dari Menkeu (apabila fasilitas diperoleh dari Pemerintah) dan Bupati (apabila fasilitasi diperoleh dari Pemerintah Kabupaten). Huruf b Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 17

Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2)

Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas

Pasal 18

Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 19 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2)

Page 90: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

85

Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas

Ayat (3) Pemerintah Kabupaten Cilacap mengeluarkan kebijakan untuk melindungi usaha koperasi dengan menetapkan bidang-bidang ekonomi tertentu misalnya pertaian, perikanan, atau kerajinan dan wilayah tertentu misalnya pantai, tempat wisata, atau terminal yang hanya boleh diusahakan oleh koperasi. Badan atau lembaga ekonomi non koperasi tidak boleh memiliki usaha pada jenis dan wilayah yang telah dikhususkan untuk koperasi. Ayat (4) Cukup jelas

Pasal 20 Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas Huruf g Cukup jelas Huruf h

Page 91: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

86

Cukup jelas Huruf i Cukup jelas Huruf j Cukup jelas Huruf k Cukup jelas

Pasal 21 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2)

Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas

Ayat (3) Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas

Ayat (4)

Huruf a

Page 92: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

87

Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas

Ayat (5) Cukup jelas

Pasal 22 Ayat (1)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b

Salah satu kewajiban BUMN kepada koperasi adalah memberikan fasilitasi dalam bentuk inkubasi bisnis. Semua biaya yang timbul dari kegiatan inkubasi bisnis ini dibebankan kepada BUMN penyedia kegiatan fasilitasi. Huruf c Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Cukup jelas Ayat (5)

Cukup jelas Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 23 Pemerintah Daerah menyediakan paket-paket pekerjaan yang bersumber dari APBD dengan plafond biaya tertentu yang memungkinkan hanya diikuti oleh koperasi.

Page 93: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

88

Atau melalui mekanisme penunjukkan terhadap koperasi tertentu dengan mempertimbangkan kemampuan dan kapasitas koperasi terpilih. Kebijakan ini memungkinkan dengan mendasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Pasal 50 bahwa ketentuan-ketentuan sebagaimana UU tersebut dikecualikan kepada kegiatan koperasi yang secara khusus bertujuan untuk melayani anggotanya atau pelaku usaha yang tergolong usaha kecil. Pasal 24

Ayat (1) Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas

Ayat (2) Pendidikan dasar diperuntukkan bagi semua anggota, pendidikan menengah diperuntukkan bagi anggota yang akan menjadi pengurus, dan pendidikan lanjutan diperuntukkan bagi anggota yang akan menjadi pengawas. Materi pada masing-masing penjenjangan ditentukan berdasar rapat anggota dan dituangkan dalam anggaran dasar koperasi. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas

Pasal 25 Huruf a

Page 94: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

89

Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas

Pasal 26 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas

Pasal 27 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 28 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3)

Huruf a

Page 95: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

90

Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas

Ayat (4) Cukup jelas

Pasal 29 Ayat (1) Bantuan dari APBD diberikan kepada koperasi yang telah memiliki akta pendirian dan akta notaris serta memiliki kinerja baik dari sisi kelembagaan, keanggotaan, dan bisnis berdasar penilaian dari Dinas. Ayat (2) Cukup jelas

Pasal 30 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas

Pasal 31

Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2)

Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas

Page 96: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

91

Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas

Pasal 32 Cukup jelas Pasal 33 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAN NO…….

Page 97: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

92

Page 98: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

PERJANJIAN KERJASAMAANTARA

SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP

DENGAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO

NoMoR i602.1 t0655 113 12Q111n.23lLPPM/ PP.06/1 09/201 5

TENTANGKEGIATAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RAPERDA TENTANG

PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN RAPERDA TENTANG PENATAAN DANPENGENDALIAN TEMPAT HIBURAN DAN REKREASI

Pada hari ini, Selasa tanggal Satu bulan September tahun Dua Ribu Lima Belas( 1 - I - 2015 ), kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. SUMARYO, S.Sos., MM.

2. Drs. AMAT NURI, M.Pd.l Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian KepadaMasyarakat lnstitut Agama lslam Negeri Punrvokerto,beralamat di Kampus Jl. A. Yani Nomor 40 APurwokerto, berdasarkan Keputusan Rektor lnstitutAgama lslam Negeri (lAlN) Purwokerto Nomor 386Tahun 2015 tentang Pejabat Pengganti Sementara(Pgs.) Ketua Lembaga Penelitian dan PengabdianKepada Masyarakat (LPPM) lnstitut Agama lslamNegeri (lAlN) PuMokerto, bertindak untuk dan atasnama serta oleh karenanya sah mewakili LembagaPenelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM)lnstitut Agama lslam Negeri Purwokerto, yangselanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

Berdasarkan:1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Tahun 1950Nomor 24, Berita Negara tanggal 8 Agustus '1950)

;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 201 1 tentang Pembentukan peraturan perundang-undangan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2011 Nomor 92, TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5234);

Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Cilacap, beralamat di Jalan JenderalSudirman No. 52 Cilacap, berdasarkan KeputusanBupati Cilacap Nomor 821.2 I 060 I 2015 tanggal 16Juni 2015, tentang Pengangkatan/Penunjukan DalamJabatan Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Cilacap, bertindak untuk dan atas namaserta oleh karenanya sah mewakili Sekretariat DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Cilacap yangselanjutnya disebut PIHAK KESATU

Page 99: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraTahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5587)Sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor gTahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2015 Nomor58, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan PeraturanTata Tertib Dewan Penrakilan Rakyat Daerah tentang Tata Tertib Dewan PenryakilanRakyat Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2010 Nomor 22, TambahanNegara Republik lndonesia Nomor 5014);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai BerlakunyaUndang-Undang Nomor 13 Tahun '1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupatendalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 20O4 tentang Kedudukan Protokoler danKeuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara

Tahun 20O4 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4416) Sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007

tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 20M tentang

Kedudirkan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Penrakilan Rakyat

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor47, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BAB I

TUGAS DAIT PEKERJAANPagal t

4712\;

7. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011, tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah'

8. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 13 Tahun 20M tentang Kedudukan

Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten cilacap (Lembaran

D;;h Kabupaten cila;piaiiun 200a Nomor 13, Seri c Nomor 7), sebagaimana telah

diubah terahir oeng"n-plr"turin Daerah Kabupaten cilacap-Nomor 4^Tahun 2008

t"-.i-s -F"ruu"n"n-

retiga atas peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2004 tentang

Kedudukan protokoler J""n xrr"ng"n Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Cilacap

ii-.i"o"t* o*rah Kabupaten Cilacap Tahun 2008 Nomor 4);

g.PeraturanDaerahKabupatenCilacapNomor:22Tahun2014tentangAnggaran- ;il;;;L;J"n e"r"ni"-6;"h Kabupaten Cilacap Tahun Anggaran 2015;

10. peraturan Bupati cilacap Nomor : g5 Tahun 20.14 tentang penjabaran Anggaran'"

ir.i,O:Iplan-Jln e.r"nil6"ei"n kauupaten Cilacap Tahun Anggaran 2015'

PARAP|HAKsepakatmembuatPerianjianKerjasamauntukpelaksanaanKegiatanpenyusunan Naskah nf"i"rii-n"perda ientang iemberdayaan Koperasi dan Raperda

tentrang penataan O"n p"nilnj"fianTempatHibriran dan Rekieasi dengan ketentuan syarat

- syarat sebagai berikut :

PIHAK KESATU memberikan tugas dan qakerlaln kepada PIHM KEDUA dan PIHAK

KEDUA menerima trg". ,ntuk-i"irr""nit "n irereri*Jn Penyusunan Naskah Akademik

Raoerda tentang e"r#ra'"yr"1'-i"p.i".i 'Oar '' iaperOa tentang Penataan dan

Pengendalian Tempa! XiOuiantan Rekreasi' q9$?l ketentuan sebagai berikut:

a. Datam metaksanakan "i;#;ii-AK'ieO-UA O-i*"iiOian meiratuni dan memenuhi

" ;#;rJ;v""g tt'd"p"i'ojo" oot'*"n Surat Perianiian Keriasama'

b. Dalam melaksanakan ;i,fi;;";iiliia ieoue ti;"l"'rergiLrti petuniuk - petunjuk /

" ffi;;;;6'Jib",ik"n oen itrnx KEsAru'

Page 100: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

c. Dalam pemeriksaan dan penyelesaian pekerjaan, PIHAK KESATU memberikan tugaskepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Panitia Pelaksana Kegiatan danPejabat Pemeriksa dan Penerima Barang / Jasa Kegiatan Penyusunan Naskah AkademikRaperda tentang Pemberdayaan Koperasi dan Raperda tentang Penataan danPengendalian Tempat Hiburan dan Rekreasi.

BAB IIRUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang Lingkup Perjanjian Kerjasama ini meliputi Penyusunan Naskah Akademik Raperdatentang Pemberdayaan Koperasi dan Raperda tentang Penataan dan Pengendalian TempatHiburan dan Rekreasi.

BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 3

(1) Hak PIHAK KESATU adalah :

a. Memeriksa dan menilai pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA selamamelaksanakan pekerjaan.

b. Meminta laporan pelaksanaan pekerjaan kegiatan Penyusunan Naskah AkademikRaperda tentang Pemberdayaan Koperasi dan Raperda tentang Penataan danPengendalian Tempat Hiburan dan Rekreasi yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.

(2) Kewajiban PIHAK KESATU adalah :

a. Melaksanakan pembayaran sesuai dengan waktu dan jumlah yang telah disepakatiPARA PIHAK.

b. Memberikan masukan / saran kepada PIHAK KEDUA untuk kelancaranpelaksanaan pekerjaan.

Pasal 4

(1) Hak PIHAK KEDUA adalah ;

Menerima pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan yang telah diselesaikan sesuaidengan waktu dan jumlah yang telah sepakati.

(2) Kewajiban PIHAK KEDUA adalah :

a. Menyediakan tempat rapat di kota kedudukan LPPM, dalam rangka pembahasansetiap Naskah Akademik Raperda dimaksud sejumlah 6 (enam) kali pertemuan.

b. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadual pelaksanaanpekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

c. Menyerahkan pekerjaan sesuai dengan jadual penyerahan pekerjaan yang telahditetapkan dan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

d. Melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab, serta berkewajibanmemenuhi ketentuan pekerjaan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IVHASIL PEKERJAAN

Pasal 5

Hasil Pekerjaan Yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalamPasal 2 Surat Perjanjian Kerjasama ini terdiri atas Penyusunan Notulen, Laporan Awal,Laporan Akhir dan Naskah Akademik Raperda tentang Pemberdayaan Koperasi danRaperda tentang Penataan dan Pengendalian Tempat Hiburan dan Rekreasi (5 buku) dan 1

buah soft copy dari masing-masing penyusunan buku tersebut diatas.

Page 101: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

BAB VJANGKA WAKTU

Pasal 6

('1 ) Perjanjian Kerjasama ini berlaku selama 1 (satu) bulan, mulai bulan September 2015sampai dengan bulan Oktober 2015.

(2) Pekerjaan sebagaimana tersebut pasal 'l Surat Perjanjian kerjasama dianggap selesaiapabila PIHAK KEDUA telah menyerahkan Master Buku Naskah Akademik Raperdasebagaimana tersebut pasal 5 Surat Perjanjian Kerjasama ini, dan disetujui oleh TimTeknis Swakelola yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan dan dlterimaoleh PIHAK KESATU.

(3) Apabila PIHAK KEDUA karena sesuatu hal memerlukan perpan,jangan waktupelaksanaan pekerjaan yang disebabkan oleh hal-hal yang diluar kemampuan dankekuasaannya, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan PIHAK KESATU dengandisertai alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.

(4) Apabila alasan-alasan tersebut dapat diterima, PIHAK KESATU akan memberikanperpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai kebutuhan dan peraturan yangberlaku.

BAB VIPEMBIAYAAN

Pasal 7

1) Jumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 sesuai Peraturan Bupati Cilacap Nomor:81 Tahun 2014 tentang standart satuan harga dilingkungan Pemerintah DaerahKabupaten Cilacap Tahun 2015, dengan perincian sebagai berikut :

a. Honorarium Tim Ahli NA Raperda tentang Pemberdayaan KoperasiRp 1.500.000,- x 6 orang x 6 Kegiatan Rp. 54.000.000,-

b. Honorarium Tim Ahli NA Raperda tentang Penataan danPengendalian Tempat Hiburan dan RekreasiRp '1.500.000,- x 6 orang x 6 Kegiatan Rp. 54.000.000,-

c. Materi Raperda :

- Naskah Akademik : 5 bh x 2 NA,/Raperda @ Rp.1 .500.000,- Rp 3.000.000,-- Laporan Final : 5 bh x 2 NA,/Raperda @ Rp.1.500.000,- Rp 3.000.000,-

Jumlah yang diterima Tenaga Ahli Rp.1 14.000.000,-2) Biaya pelaksanaan pekerjaan yang lain diatur oleh Sekretariat DPRD Kabupaten Cilacap

sesuai ketentuan Peraturan Perundang - undangan.

BAB VIITATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 8

Pembayaran pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 dilakukansecara berkala sesuai perkembangan pekerjaan.

BAB VIIISANKSIDAN DENDA

Pasal 9

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktuyang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6, maka setiap hari keterlambatanF;XIX feOUe wajib membayar denda sebesar 1 permil setiap hari dan atau maksimal 5 o/o

( lima persen )dari total biaya kepada PIHAK KESATU.

Page 102: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/pemberdayaan-k... · optimal bisa memberikan dukungan bagi program-program

(1) PIHAK KEDUA dirarang memutuskan secara sepihak perjanjian kerjasama ini seberum.^. iangka waktu perjanjian

ferjasama ini sebagaimana dimaksud'daram iai] o oerarnir.(2) Perjanjian Kerjasama ini berakhir atau baial dengan sendirinya apabila ada ketentuanundang-undang yang tidak memungkinkan berringsungnya perjanjian kerjasama ini,tanpa terikat batas waktu sebagaimana dimaksud paOa ayaf 1t y.(3)Apabila PIHAK KEDUA.r"r.lt-r.*31 perjanjiah terlisami seberum jangka waktuperjanjian ini berakhir, maka pIHAK KEDUA oirenakan denda sebesa r 2;/o dari jumlah

pembayaran yang diterima.(4) PIHAK KESATU tidak bertanggungjawab dan oleh karenanya tidak dapat dikenakan

tuntutan ganti rugi dari p.ihak manapun atas terjadinya pengakhiran perjanjian secarasepihak oleh PIHAK KEDUA dan atau karena sebab-seUaO tai-n yang disebabkan karenakesalahan dan kekhilafan PIHAK KEDUA.

(5) Kerugian dari pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (4), sepenuhnya menjaditanggungjawab PIHAK KEDUA.

BAB IXPEMUTUSAN PERJANJIAN

Pasal ,10

BAB XPENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 11

(1) Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak akan diselesaikan secarakekeluargaan / Musyawarah untuk mufakat.

(2) Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak tercapai kedua belahpihak bersepakat untuk menyelesaikan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 12

Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini atau perubahan yang dianggapperlu oleh PARA PIHAK akan diatur lebih lanjut dalam Perjanjian Tambahan yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kerjasama ini.

Demikian Surat Perjanjian Kerjasama ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan dibuatdalam rangkap 5 ( lima ) dengan ketentuan lembar KESATU dan lembar kedua dari SuratPerjanjian Kerjasama ini dibubuhi materai secukupnya yang masing - masing mempunyaikekuatan hukum yang sama dan beberapa salinan ( Copy ) sesuai kebutuhan.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU

3

Drs. AMAT NURI M.Pd.l. o .S MM.

NrP. 19630707 199203 1 001 0414 198703 1 015

V^