berita negara republik indonesia - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn66-2015.pdf ·...

72
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.66. 2015 KEMENHUB. Keselamatan Penerbangan Sipil. Bagian 174. Pelayanan Informasi Metereologi Penerbangan. Peraturan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 9 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 174 (CIVIL AVIATION SAFETY REGULATIONS PART 174) TENTANG PELAYANAN INFORMASI METEOROLOGI PENERBANGAN (AERONAUTICAL METEOROLOGICAL INFORMATION SERVICES) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyediakan informasi cuaca di aerodrome dan sepanjang jalur penerbangan yang cukup, akurat, terkini, dan tepat waktu untuk keselamatan, kelancaran, dan efisiensi penerbangan, perlu diatur mengenai pelayanan informasi meteorologi penerbangan; b. bahwa Pasal 290 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan mengatur tata cara dan prosedur pelayanan informasi meteorologi penerbangan dalam Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 174 (Civil Aviation Safety Regulations Part 174) www.peraturan.go.id

Upload: truongkhanh

Post on 09-May-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.66. 2015 KEMENHUB. Keselamatan Penerbangan Sipil.Bagian 174. Pelayanan Informasi MetereologiPenerbangan. Peraturan. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR PM 9 TAHUN 2015

TENTANG

PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 174

(CIVIL AVIATION SAFETY REGULATIONS PART 174) TENTANG

PELAYANAN INFORMASI METEOROLOGI PENERBANGAN

(AERONAUTICAL METEOROLOGICAL INFORMATION SERVICES)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyediakan informasi cuacadi aerodrome dan sepanjang jalur penerbangan yangcukup, akurat, terkini, dan tepat waktu untukkeselamatan, kelancaran, dan efisiensi penerbangan,perlu diatur mengenai pelayanan informasimeteorologi penerbangan;

b. bahwa Pasal 290 Undang-Undang Nomor 1 Tahun2009 tentang Penerbangan mengatur tata cara danprosedur pelayanan informasi meteorologipenerbangan dalam Peraturan Menteri;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Keselamatan Penerbangan SipilBagian 174 (Civil Aviation Safety Regulations Part 174)

www.peraturan.go.id

2015, No.66 2

tentang Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan(Aeronautical Meteorological Information Services),dengan Peraturan Menteri Perhubungan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentangPenerbangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4956);

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentangMeteorologi, Klimatologi dan Geofisika, (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139,Tambahan Lembaran Negara Nomor 5058);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentangKeamanan dan Keselamatan Penerbangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 9,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4075);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentangKebandarudaraan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2001 Nomor 128, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4146);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2012 tentangPenyelenggaraan Pengamatan dan Pengelolaan DataMeteorologi, Klimatologi dan Geofisika (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 88Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5304);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentangPerusahaan Umum (Perum) Lembaga PenyelenggaraPelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 176);

7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentangPembentukan Organisasi Kementerian Negarasebagaimana diubah terakhir dengan PeraturanPreseiden Nomor 13 Tahun 2014;

8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentangKedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negaraserta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon IKementerian Negara sebagaimana telah diubah denganPeraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014;

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 21 Tahun2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan

www.peraturan.go.id

2015, No.663

Sipil Bagian 173 (Civil Aviation Safety Regulation Part173) tentang Perancangan Prosedur PenerbanganInstrument (Instrument Flight Procedure Design);

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 22 Tahun2009 tentang Peraturan Keselamatan PenerbanganSipil Bagian 175 (Civil Aviation Safety Regulation Part175) tentang Pelayanan Informasi Aeronautika(Aeronautical Information Services);

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun2009 tentang Peraturan Keselamatan PenerbanganSipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part139) tentang Bandar Udara (Aerodrome) sebagaimanadiubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan NomorPM 74 Tahun 2013;

12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun2010 tentang Organisasi dan Tata KementerianPerhubungan sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun2013;

13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun2011 tentang Peraturan Keselamatan PenerbanganSipil Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulation Part171) tentang Penyelenggara Pelayanan TelekomunikasiPenerbangan (Aeronautical Telecommunication ServiceProvider) sebagaimana telah diubah terakhir denganPeraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 38 Tahun2014;

14. Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, danGeofisika Nomor 7 Tahun 2014 tentang Standar Teknisdan Operasional Pemeliharaan Peralatan PengamatanMeteorologi, Klimatologi, dan Geofisika;

15. Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, danGeofisika Nomor 9 Tahun 2014 tentang Uraian TugasStasiun Meteorologi;

www.peraturan.go.id

2015, No.66 4

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANGPERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN174 (CIVIL AVIATION SAFETY REGULATIONS PART 174)TENTANG PELAYANAN INFORMASI METEOROLOGIPENERBANGAN (AERONAUTICAL METEOROLOGICALINFORMATION SERVICES).

Pasal 1

(1) Memberlakukan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 174(Civil Aviation Safety Regulations Part 174) tentang Pelayanan InformasiMeteorologi Penerbangan (Aeronautical Meteorological InformationServices).

(2) Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 174 (Civil Aviation SafetyRegulation Part 174) tentang Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan(Aeronautical Meteorological Information Services) sebagaimanatercantumdalam lampiran dan merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan ini.

Pasal 2

Direktur Jenderal Perhubungan Udara mengawasi pelaksanaan Peraturanini.

Pasal 3

Pada saat Peraturan Menteri Perhubungan ini berlaku, Peraturan MenteriPerhubungan Nomor KM 52 Tahun 2010 tentang Peraturan KeselamatanPenerbangan Sipil Bagian 174 (Civil Aviation Safety Regulation Part 174)tentang Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan (AeronauticalMeteorological Information Services), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

www.peraturan.go.id

2015, No.665

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 15 Januari 2015

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA,

IGNASIUS JONAN

Diundangkan di Jakartapada tanggal 16 Januari 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

2015, No.66 6

Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

Nomor : PM 9 Tahun 2015

Tanggal : 15 Januari 2015

___________________________________

PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL

(PKPS)

BAGIAN 174

PELAYANAN INFORMASI METEOROLOGI PENERBANGAN

(AERONAUTICAL METEOROLOGICAL INFORMATION SERVICES)

www.peraturan.go.id

2015, No.667

SUB BAGIAN 174 A. UMUM

174.01. Penggunaan Bagian ini

Bagian ini memuat:

a. Tujuan pelayanan informasi meteorologi penerbangan.

b. Standar penyediaan informasi meteorologi penerbangan.

c. Penyelenggara pelayanan informasi meteorologi penerbangan,bertugas untuk menyediakan atau menyusun ketentuanmengenai kewenangan pelayanan informasi meteorologipenerbangan.

d. Ketentuan tentang audit pengendalian keselamatan (safetyoversight audit) terhadap penyelenggara pelayanan informasimeteorologi penerbangan yang menyelenggarakan pelayananinformasi meteorologi penerbangan.

174.05. Pengertian

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

Aerodrome adalah suatu wilayah di daratan atau perairan(termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang digunakansecara keseluruhan atau sebagian untuk tujuan kedatangan,keberangkatan dan pergerakan pesawat udara.

Ringkasan klimatologi aerodrome (Aerodrome ClimatologicalSummary/ACS) adalah ringkasan data klimatologi aerodrometentang unsur meteorologi tertentu yang berfungsi untukmengetahui keadaan cuaca rata-rata sekurang-kurangnya5 (lima) tahun.

Tabel klimatologi aerodrome (Aerodrome Climatogical Table)adalah suatu tabel yang menyediakan data statistik berdasarkan

www.peraturan.go.id

2015, No.66 8

pengamatan pada satu atau Iebih unsur-unsur meteorologi diaerodrome.

Aerodrome Control Tower/TWR adalah unit pelayanan lalulintas penerbangan di bandar udara.

Elevasi (elevation) adalah jarak vertikal dari suatu titik atauketinggian di atas atau di permukaan bumi, diukur dari rata-ratapemukaan air laut.

Elevasi aerodrome adalah elevasi titik tertinggi pada wilayahpendaratan.

Titik referensi aerodrome adalah tanda lokasi geografi tertentu diaerodrome.

Pelayanan penerbangan tetap (Aeronautical FixedService/AFS) adalah pelayanan komunikasi antar stasiun radiotetap penerbangan bertujuan untuk menyelenggarakan pelayanantelekomunikasi penerbangan yang aman, berkesinambungan,efisien dan ekonomis.

Jaringan telekomunikasi tetap penerbangan (AeronauticalFixed Telecommunication Network/AFTN) adalah sistemjaringan tetap penerbangan yang disediakan sebagai bagianpelayanan tetap penerbangan, untuk keperluan pertukaranpesan dan/atau data digital antar stasiun tetap penerbanganyang memiliki karakteristik komunikasi yang sama atau sesuai.

Unit pelayanan informasi meteorologi adalah badan yangbertugas dan bertanggungjawab di bidang Meteorologi,Klimatologi, dan Geofisika.

Pelayanan bergerak penerbangan (aeronautical mobileservice) adalah pelayanan bergerak antara stasiun penerbangandi darat dan stasiun udara, dimana stasiun survival craft dapatberpartisipasi stasiun emergency position-indicating radio beaconjuga dapat berpartisipasi dalam pelayanan ini dalam frekuensidarurat. Pelayanan ini tidak termasuk stasiun darat yangdisediakan selain untuk keperluan lalu lintas penerbangan.

www.peraturan.go.id

2015, No.669

Pesawat udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbangdi atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukankarena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakanuntuk penerbangan.

Pengamatan pesawat udara adalah pengamatan terhadap satuatau lebih unsur-unsur meteorologi yang berasal dari pesawatudara yang sedang terbang.

Informasi AIRMET adalah Informasi yang diterbitkan olehkantor pengamat meteorologi mengenai keadaan/fenomena/suatu kejadian yang tidak diharapkan saat en-route yangmungkin mempengaruhi operasi pesawat udara pada levelrendah dan tidak diberitakan dalam prakiraan pada wilayah FIR(Flight Information Region) setempat atau sub wilayah.

Laporan udara (Air-report) adalah suatu laporan dari pesawatudara saat terbang yang melaporkan mengenai posisi danoperasional dan/atau laporan meteorologi.

Unit pelayanan lalu lintas penerbangan (Air Traffic Service/ATSUnit) adalah suatu unit yang memberikan pelayanan lalu lintaspenerbangan.

Aerodrome tujuan pengganti (alternate aerodrome) adalahsuatu aerodrome pengganti dimana pesawat udara tidak mungkinatau tidak disarankan untuk mendarat di aerodrome tujuanpengganti.

En-route alternate adalah suatu jalur penerbangan penggantiyang dapat diterbangi pesawat udara setelah dilakukanpengalihan jalur penerbangan.

Ketinggian (altitude) adalah suatu level/tingkat jarak vertikal,suatu poin atau objek yang dipertimbangkan sebagai suatu titik,yang diukur dari permukaan laut (Mean Sea Level VMSL).

Automatic Dependent Surveillance (ADS) adalah suatu teknikpenginderaan dimana pesawat udara secara otomatisberhubungan, melalui data link, memperoleh data yang berasal

www.peraturan.go.id

2015, No.66 10

dari sistem navigasi di pesawat udara dan sistem penentuanposisi, termasuk data identifikasi pesawat udara, posisi empatdimensi dan penambahan data yang diperlukan.

Briefing adalah penjelasan mengenai kondisi meteorologi terkinidan/atau mengenai kondisi yang diprakirakan terjadi yangdiberikan oleh aeronautical meteorology personel kepada air crew.

Awan yang berpengaruh signifikan terhadap operasionalpesawat (Cloud of operational significance) adalah awandengan ketinggian dibawah 1500m (5000 kaki) atau di bawahketinggian minimum, dimana awan lebih besar, atau awancumulonimbus atau suatu awan tower cumulus pada ketinggiantertentu.

Konsultasi adalah diskusi dengan prakirawan atau personel lainyang memenuhi syarat mengenai kondisi meteorologi yangdiprakirakan terjadi terkait dengan operasi penerbangan, diskusimencakup jawaban atas pertanyaan.

Cruising level adalah suatu tingkat ketinggian tetap dalamsuatu penerbangan.

Anggota kru pesawat udara adalah anggota kru pesawat udarayang memiliki license yang bertugas saat periode penerbangan.

Dokumentasi Penerbangan (Flight Documentation) adalahdokumen tertulis atau tercetak yang memuat peta atau form,mengenai informasi saat penerbangan.

Wilayah informasi penerbangan (Flight InformationRegion/FIR) adalah dimensi ruang udara di mana disediakanpelayanan informasi penerbangan dan pelayanan alerting.

Ketinggian penerbangan (flight level) adalah suatu permukaankonstan dari tekanan atmosfir yang terkait dengan tekanankhusus datum, 1 013.2 (hectopascals 9hPa), dan terpisah daripermukaan lain dengan interval tekanan khusus.

www.peraturan.go.id

2015, No.6611

Prakiraan adalah suatu pernyataan kondisi meteorologi untukwaktu dan periode tertentu, dan wilayah tertentu dalam ruangudara.

GAMET area forecast adalah suatu prakiraan yang disampaikandalam bahasa yang singkatuntuk penerbangan low-level dalamsuatu FIR atau sub wilayah lain yang dibuat oleh stasiunmeteorologi untuk penerbangan.

Data titik jaringan dalam bentuk digital (grid point data indigital form) adalah komputer memproses data meteorologi dalambentuk umum dalam suatu peta, untuk dikirimkan melaluikomputer meteorologi ke komputer lain dalam bentuk kode untukpenggunaan automasi.

Tinggi (height) adalah jarak vertikal dari suatu tingkat, titik atausuatu objek yang dapat dianggap sebagai titik, diukur darispesifik datum.

Prinsip human factor adalah prinsip yang berlaku pada desainpenerbangan, sertifikasi, pelatihan, operasi dan perawatan yangmempertimbangkan keselamatan antara mahluk hidup dengankomponen sistem lain dengan mempertimbangkan unjuk kerjamahluk hidup.

Pengamatan gunung berapi dalam rute penerbanganinternasional (International airways volcano watch/IAVW)adalah penataan internasional untuk monitoring dan pemberianperingatan pada pesawat udara tentang abu vulkanik di atmosfer.

International Airways Volcano Watch (IAVW) adalah perjanjiankerjasama penerbangan dan unit operasional non-penerbanganmenggunakan informasi dari sumber dan jaringan yangdisediakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Level adalah pengertian tentang posisi vertikal pesawat udarasaat terbang dan dapat berarti ketinggian, altitude atau flight level.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 12

Buletin meteorologi adalah suatu teks memuat informasimeteorologi diawali dengan bagian kepala (heading).

Informasi meteorologi adalah laporan, analisa, prakiraan danbentuk pernyataan lain tentang meteorologi berkaitan dengankondisi yang ada dan diharapkan.

Laporan meteorologi adalah hasil pengamatan kondisimeteorologi terkait dengan waktu dan lokasi tertentu.

Satelit meteorologi adalah suatu satelit bumi untuk pengamatanmeteorologi dan mengirimkan hasil pengamatan tersebut ke bumi.

Ketinggian sektor mínimum adalah standar ketinggian terendahyang digunakan untuk minimum clearance 300 m (1000 kaki)diatas semua obyek yang berada dalam sektor lingkaran radius46 km (25 NM) di tengah perangkat radio navigasi.

Spesifikasi navigasi adalah suatu persyaratan yang dibutuhkandari pesawat udara dan awak pesawat untuk mendukung operasinavigasi berbasis performadalam wilayah udara yang ditetapkan.

Pengamatan meteorologi adalah kegiatan yang dilakukan untukmemperoleh data atau nilai gejala alam yang berkaitan dengancuaca.

Pilot in command adalah pilot yang ditunjuk oleh penyelenggara,atau berhubungan dengan navigasi penerbangan secara umum,atau pemilik, yang diperintah dan ditugaskan untukmelaksanakan suatu penerbangan yang aman.

Prevailing visibility adalah jarak pandang secara umum, yangdikenal dengan istilah "visibility", yang dapat menjangkau sekurang-kurangnya setengah lingkaran horizon atau sekurang-kurangnyasetengah permukaan aerodrome. Wilayah ini mencakup sektor yangberdekatan atau tidak berdekatan/contiguous atau non-contiguous.Nilai ini diperoleh dari hasil pengamatan manusia dan/atau sistem

www.peraturan.go.id

2015, No.6613

peralatan. Saat peralatan di instalasi, digunakan untuk memperolehperkiraan jarak pandang/prevailing visibility.

Peta prognostic adalah suatu prakiraan dari elemen untukwaktu dan periode tertentu dan memuat permukaan atau bagiandari ruang udara, dituangkan secara grafis dalam chart.

Titik pelaporan adalah lokasi geografi khusus dimana posisipesawat udara dapat dilaporkan.

Pusat koordinasi penyelamatan adalah suatu unit yangbertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan SAR dankoordinasi operasi SAR dalam wilayah penyelamatan.

Landasan adalah suatu area berbentuk bujur sangkar dalamaerodrome dan dipersiapkan untuk mendarat dan lepas landaspesawat udara.

Jangkauan visual landasan (Runway Visual Range/RVR) adalahsuatu jarak dimana pilot dalam pesawat udara pada centre linelandasan dapat melihat tanda-tanda di permukaan landasan ataulampu pembatas landasan atau tanda identifikasi centre line.

Informasi SIGMET adalah informasi yang diterbitkan oleh unitpelayanan meteorologi mengenai kejadian atau diduga terjadifenomena cuaca pada en-route yang mungkin mempengaruhikeselamatan operasi penerbangan.

Permukaan standar isobaric adalah suatu permukaan isobaricyang digunakan untuk menunjukkan dan menganalisa kondisi diatmosfir.

Batas/Threshold adalah bagian awal/permulaan dari landasan,digunakan untuk landing/mendarat.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 14

Wilayah touchdown adalah bagian dari landasan, setelahthreshold, dimana pesawat udara melakukan kontak pertamadengan landasan.

Met Inspector/Inspektur meteorologi penerbangan adalahpersonel yang diberi tugas, tanggung jawab dan hak secara penuholeh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatanpengaturan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatanoperasional meteorologi penerbangan di stasiun meteorologi yangmemberikan pelayanan untuk penerbangan.

Siklon tropis adalah istilah umum siklon skala synoptic non-frontal yang berasal dari perairan tropis atau sub-tropis denganmengumpulkan pergerakan permukaan siklon dari perputaranangin.

Pusat informasisiklon tropis (Tropical cyclone advisorycentre/TCAC) adalah suatu pusat pelayanan meteorologiinternasional yang bertugas menyediakan informasi keMeteorological Watch Office (MWO), World Area Forecast Centre(WAFC) dan OPMET internasional databank, berisi tentang posisisiklon tropis, prakiraan arah dan kecepatan pergerakan siklontropis, pusat tekanan dan angin maksimum permukaan siklontropis.

Peta udara atas adalah peta meteorologi mengenai permukaanudara atas tertentu atau lapisan atmosfir.

Jarak pandang adalah jarak pandang untuk penerbangan adalahlebih besar dari jarak terjauh dari suatu obyek hitam dengandimensi yang sesuai, berada dekat daratan, dapat dilihat dandikenali saat diamati berlawanan dengan latar belakang yanglebih terang, dan/atau jarak terjauh dimana cahaya sekitar 1000candela dapat di lihat dan di identifikasi berlawanan dengan latarbelakang tanpa penerangan (unlit).

Pusat informasi abu gunung berapi (Volcanic Ash AdvisoryCentre/VAAC) adalah pusat pelayanan meteorologi internasionalyang bertugas menyediakan informasi ke MWO, ACC (AreaControl Centre), WAFC, dan OPMET internasional databank

www.peraturan.go.id

2015, No.6615

menyangkut cakupan lateral dan vertikal abu gunung berapiserta prakiraan pergerakan abu gunung berapi saat letusangunung berapi terjadi.

VOLMET adalah informasi meteorologi untuk pesawat udara yangsedang terbang.

Data link-VOLMET (D-VOLMET) adalah pemberian laporan rutinmeteorologi aerodrome (METAR) dan laporan khusus meteorologiaerodrome (SPECI), prakiraan aerodrome (TAF), SIGMET, specialair-report yang tidak tercakup dalam SIGMET dan apabila tersediaAIRMET dengan data link.

VOLMET broadcast adalah penyiaran METAR, SPECI, TAF danSIGMET dengan suara secara terus menerus dan berulang-ulang.

Pusat Prakiraan Cuaca Dunia (World Area Forecast Centre/WAFC) adalah pusat pelayanan meteorologi Internasional yangditunjuk untuk menyiapkan, dan mengeluarkan prakiraan cuacasignifikan dan prakiraan udara atas dalam bentuk format digitalberbasis global dan langsung dikirim ke setiap negara sebagaibagian dari aeronautical fixed service (pelayanan tetappenerbangan).

Sistem Prakiraan Cuaca Dunia (World Area Forecast System/WAFS) adalah suatu sistem yang digunakan oleh WAFC dalammenyediakan prakiraan en-route meteorologi penerbangan dalamformat standar yang seragam.

174.10 Penerbitan Standar Manual

Unit pelayanan informasi meteorologi menerbitkan standarmanual yang memuat antara lain sebagai berikut:

1. Standar terkait prosedur, sistem dan dokumen yangdiperlukan untuk membuat ketentuan pelayanan informasimeteorologi penerbangan;

2. Standar fasilitas dan perangkat yang digunakan untukpelayanan informasi meteorologi penerbangan;

www.peraturan.go.id

2015, No.66 16

3. Standar SDM, termasuk standar kompetensi dan kualifikasiminimum, untuk personel meteorologi penerbangan;

4. Standar untuk Sistem kendali mutu (Quality ManagementSystem) yang mencakup kebijakan, prosedur dan pelaksanaanyang diperlukan dalam pelayanan informasi meteorologipenerbangan;

5. Hal lain yang diperlukan atau diizinkan oleh peraturan yangtercantum dalam standar manual.

www.peraturan.go.id

2015, No.6617

SUB BAGIAN 174 B. PELAYANAN INFORMASI METEOROLOGIPENERBANGAN

174.15 Sumber Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan

Setiap pengguna informasi meteorologi untuk penerbanganwajib menggunakan informasi yang bersumber dari Unitpelayanan informasi meteorologi.

Pelayanan informasi meteorologi penerbangan meliputi:

a. sistem prakiraan cuaca dunia (World Area ForecastSystem/WAFS) dan unit pelayanan meteorology;

b. pengamatan cuaca dan laporannya;

c. pengamatan di pesawat udara dan laporannya;

d. prakiraan;

e. informasi SIGMET, AIRMET dan GAMET, peringatanaerodrome dan peringatan dan tanda bahaya wind shear,

f. informasi klimatologi penerbangan;

g. pelayanan untuk provider dan anggota kru pesawat udara;

h. informasi untuk unit ATS, SAR dan Aeronautical InformationServices/AIS, dan

i. persyaratan untuk penggunaan komunikasi.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 18

SUB BAGIAN 174 C. AUDIT PENGENDALIAN KESELAMATAN

174.25 Tujuan Audit Pengendalian Keselamatan

Tujuan dari audit pengendalian keselamatan bagi penyelenggarapelayanan informasi meteorologi penerbangan adalah untukmenjamin pelayanan informasi meteorologi penerbangan sesuaiketentuan dalam Peraturan ini.

174.30 Pelaksanaan Audit Pengendalian Keselamatan (SafetyOversight Audit)

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan bekerjasamadengan unit pelayanan informasi meteorologi untuk pemberianpelayanan informasi meteorologi untuk penerbangan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta dokumenICAO Annex 3.

Dalam rangka menjamin pelaksanaan pelayanan meteorologipenerbangan sesuai, atau sejalan dengan prosedur dalamPeraturan Keselamatan Penerbangan Sipil/CASR ini, Unitpelayanan informasi meteorologi membentuk unit Met Inspector.

Dalam rangka pengendalian Keselamatan penerbangan makadilakukan Audit Pengendalian Keselamatan (Safety OversightAudit) dalam pelayanan informasi meteorologi untuk penerbanganoleh Met Inspector yang ditunjuk oleh Unit pelayanan informasimeteorologi dan hasilnya dilaporkan kepada MenteriPerhubungan.

174.35 Kegiatan Audit Pengendalian Keselamatan

Dalam rangka pelaksanaan audit pengendalian keselamatanpenerbangan, Unit pelayanan informasi meteorologi menetapkan:

a. Persyaratan personel Met InspectorUnit pelayanan informasi meteorologi menetapkan kualifikasidan menunjuk Met Inspector yang bertugas melakukan Audit

www.peraturan.go.id

2015, No.6619

Pengendalian Keselamatan (Safety Oversight Audit) untukpelayanan meteorologi penerbangan.

b.Persyaratan penempatan prasarana dan sarana meteorologi

Unit pelayanan informasi meteorologi harus menyusun danmembuat prosedur untuk memastikan bahwa:

1. Setiap prasarana dan sarana meteorologi ditempatkan dandiatur sesuai ketentuan ICAO dan WMO sertamemperhatikan keamanan untuk mencegah perbuatan-perbuatan yang melawan hukum atau terjadinya interferensidan tersedianya sistem yang menjamin keberlangsunganpelayanan.

2. Setiap sarana meteorologi yang dioperasionalkan harus diinstalasi secara benar, dan dipelihara sesuai letaknya sertadikalibrasi secara berkala untuk menjamin bahwa saranameteorologi tersebut menghasilkan data yang akurat yangmerepresentasikan kondisi meteorologi setempat.

c. PersyaratanKomunikasi

1. Unit pelayanan informasi meteorologi harus membuat sistemdan prosedur komunikasi untuk menjamin bahwa setiapstasiun meteorologi untuk penerbangan dapat menyediakaninformasi meteorologi yang diperlukan.

2. Sistem dan prosedur komunikasi harus dapat menanganiseluruh penyediaan informasi meteorologi yang digunakansehingga tidak ada informasi meteorologi yang terlambat.

d. Persyaratan masukan (input)

1. Unit pelayanan informasi meteorologi harus membuatprosedur untuk memperoleh masukan informasi meteorologiterkait dengan pelayanan meteorologi yang diberikan.

2. Prosedur pelayanan informasi meteorologi harus menjaminbahwa:

www.peraturan.go.id

2015, No.66 20

a) Setiap stasiun meteorologi yang menyediakan prakiraancuaca memberikan akses ke data historis secara real timeserta terhadap informasi meteorologi di wilayah prakiraanlainnya;

b) Setiap stasiun meteorologi menyediakan pelayanan briefingsecara langsung atau melalui peralatan visual lainnya,memiliki tampilan yang memadai dan sumber briefingselalu tersedia;

c) Setiap stasiun meteorologi yang menyediakan pelayananlaporan meteorologi memiliki sistem pengamatan yangmemadai untuk menyediakan laporan meteorologi yangcukup, akurat dan terkini;

d) Setiap stasiun meteorologi untuk yangmenyelenggarakan fungsi MWO (Meteorological WatchOffice) harus menyampaikan informasi yang cukupmemadai, akurat dan terkini;

e) Setiap stasiun meteorologi yang menyediakan pelayananklimatologi harus memiliki informasi yang cukup memadaiuntuk pembuatan informasi klimatologi.

e. Persyaratan produk informasi

Setiap informasi meteorologi untuk penerbangan yang diberikanoleh unit pelayanan informasi meteorologi harus:

a) memuat identitas dari setiap produk informasi meteorologiyang disediakan oleh setiap stasiun meteorologi untukpenerbangan; dan

b) memenuhi standar dan format produk informasi meteorologipenerbangan yang ditentukan oleh Unit pelayanan informasimeteorologi.

f. Persyaratan-persyaratan fasilitasUnit pelayanan informasi meteorologi harus memiliki proseduruntuk menjamin bahwa seluruh peralatan pengelolaan data yangdigunakan untuk akuisisi, kompilasi, komputasi, akses atau

www.peraturan.go.id

2015, No.6621

penyebaran informasi meteorologi untuk penerbangan sehinggasesuai dengan kondisi, konfigurasi dan kemampuan perangkattersebut untuk menjamin kecukupan, keakurasian danketepatan informasi.

g. Dokumentasi

1. Unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome harusmemiliki salinan buku pedoman stasiun meteorologi,pedoman peralatan, standar teknis dan praktis, pedomanprosedur, dan dokumen lain yang diperlukan untukpelayanan informasi meteorologi penerbangan.

2.Unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome harusmelaksanakan prosedur pengendalian dokumen sepertitercantum dalam butir 174.35 huruf a (Persyaratan PersonelMet Inspector). Prosedur tersebut harus menjamin bahwa:

a) Dokumen direviu dan disahkan oleh personel yangberwenangsebelum diterbitkan;

b) Tersedia dokumen terbitan terbaru yang dapat diaksesoleh personel di semua stasiun meteorologi untukpenerbangan saat dibutuhkan untuk memperolehdokumen pelengkap pelayanan informasi meteorologipenerbangan;

c) Dokumen yang sudah tidak digunakan harus segeradipindahkan;

d) Perubahan dokumen direviu dan disahkan oleh personelyang berwenang; dan

e) Versi terbaru dari setiap materi dalam dokumen harusdiberi pengenal, hal tesebut untuk menghindaripenggunaan edisi lama.

h.Verifikasi, inspeksi berkala, pengujian dan pengkalibrasian.

1.Unit pelayanan informasi meteorologi harus membuatprosedur untuk:

www.peraturan.go.id

2015, No.66 22

a) Verifikasi rutin pelayanan informasi meteorologipenerbangan;

b) Inspeksi berkala pelayanan informasi meteorologi;

c) pengujian dan pengkalibrasian setiap peralatanpengamatan meteorologi.

2. Prosedur yang dibuat harus menjamin:

a) Adanya sistem untuk verifikasi rutin pelayanan informasimeteorologi penerbangan yang memiliki kemampuan danketerpaduan dalam memverifikasi;

b) Adanya sistem inspeksi peralatan bagi personel yangmelaksanakan inspeksi di setiapunit pelayanan informasimeteorologi penerbangan;

c) Terlaksananya inspeksi, pengukuran, uji peralatan dansistem uji peralatan bagi personel yang melakukan inspeksi,pengujian dan pengkalibrasian untuk setiap fasilitasperalatan meteorologi penerbangan;

d) Ketelitian dan keakuratan dari inspeksi, pengukuran, ujiperalatan dan sistem uji peralatan;

e) Pengkalibrasian dan pengkofigurasian seluruh sensor-sensor di fasilitas peralatan sehingga memiliki kehandalan,keakuratan dan representatif dalam menunjang pelayananinformasi meteorologi penerbangan.

i. Penyampaian informasi meteorologi penerbangan

1.Unit pelayanan informasi meteorologi harus memilikiprosedur penyampaian informasi meteorologi danpenempatan peralatan pelayanan.

2.Prosedur harus dapat memastikan bahwa personel yangmensupervisi pembuatan dan penyampaian informasimeteorologi penerbangan, serta personel yang bertanggungjawab terhadap penempatan peralatan telah diuji danberkompeten sesuai prosedur dalam butir 174.35 huruf e.

j. Pemberitahuan oleh unit pelayanan informasi meteorologi danstatus fasilitasnya

www.peraturan.go.id

2015, No.6623

1. Unit pelayanan informasi meteorologi harus memilikiprosedur untuk memberitahukan kepada PenyelenggaraPelayanan Navigasi Penerbangan tentang informasioperasional dan setiap perubahan status operasional setiapunit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome.

2. Unit pelayanan informasi meteorologi harus menjamin bahwaprosedur yang dilaksanakan sesuai poin 1, memerlukan:

a) Informasi operasional pelayanan informasi meteorologipenerbangan yang mendukung sistem navigasipenerbangan atau pelayanan informasi meteorologi untuklalu lintas udara akan disampaikan kepada AeronauticalInformation Service/AIS untuk kemudian dipublikasidalam Aeronautical Information Publication/ AIP RepublikIndonesia; dan

b) Setiap pengguna informasi meteorologi penerbangan harusmenerima pemberitahuan tanpa tunda untuk setiapperubahan status operasional pada unit pelayananinformasi meteorologi di aerodrome, apabila perubahantersebut dapat mempengaruhi keselamatan navigasipenerbangan. Informasi terkait perubahan statusoperasional meteorologi penerbangan yang diterbitkanoleh AIP Republik Indonesia harus diberitahukan kepadaAIS untuk diterbitkan NOTAM.

k. Pemeriksaan pelayanan meteorologi penerbangan setelah terjadikecelakaan atau insiden

1.unit pelayanan informasi meteorologi harus memilikiprosedur untuk pemeriksaan kecukupan, keakuratan danketepatan waktu pelayanan informasi meteorologipenerbangan yang digunakan dalam operasionalpenerbangan atau yang disampaikan kepada unit pelayananlalu lintas penerbangan pada saat terjadi kecelakaan atauinsiden pesawat udara.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 24

2.prosedur harus menjamin bahwa:

a) Pemeriksaan dilakukan dengan segera setelah adanyapemberitahuan ke unit pelayanan informasi meteorologimengenai kejadian kecelakaan atau insiden; dan

b) Salinan informasi pelayanan meteorologi disimpan untukdapat digunakan dalam investigasi.

l. Kegagalan dan kesalahan informasi.

Unit pelayanan informasi meteorologi harus menetapkanprosedur untuk:

1. Identifikasi, perekaman, pemberitahuan, penyelidikan danperbaikan kesalahan dalam informasi meteorologi;

2. Identifikasi, perekaman, pemberitahuan, penyelidikan danperbaikan dari setiap kegagalan fungsi yang berasal darifasilitas peralatan meteorologi dan kesalahan dalampelayanan meteorologi yang dapat mengakibatkankesalahan dari informasi yang diberikan;

3. Pemberitahuan langsung kepada seluruh pengguna terhadapkesalahan dalam pelayanan meteorologi.

m. Sistem Kendali Mutu (Quality Management System)

1. Unit pelayanan informasi meteorologi harus memiliki prosedursistem kendali mutu internal dan sesuai dengan prosedurdan sistem yang dipersyaratkan dalam Bagian ini.

2. Personel senior yang memiliki kewenangan terhadap sistemkendali mutu internal harus memiliki akses langsung kepimpinan dalam hal kecukupan bahan-bahan, keakuratandan ketepatan waktu informasi meteorologi penerbangan.

n. Perekaman

www.peraturan.go.id

2015, No.6625

1. Unit pelayanan informasi meteorologi harus memilikiprosedur untuk pemberian pengenal, pengumpulan,pernberian indeks, penyimpanan, pemeliharaan danpengaturan dokumen yang diperlukan dalam pelayananinformasi meteorologi penerbangan.

2. Prosedur harus menjamin bahwa:

a) tersedianya rekaman masukan informasi meteorologipenerbangan sesuai prosedur dalam butir 174.35 hurufd;

b) tersedianya rekaman semua produk informasimeteorologi penerbangan sesuai butir 174.35 huruf e;

c) rekaman seperti tercantum dalam poin 2 huruf a danbdisimpan sekurang-kurangnya 90 (sembilan puluh)hari;

d) tersedianya rekaman di setiap unit penyedia layananinformasi meteorologi penerbangan beserta fasilitasnya,dengan tujuan untuk mendokumentasikan kinerja unit-unit tersebut dan untuk menelusuri riwayatpemeliharaan, riwayat pelayanan dan riwayat mutuproduk, riwayat pemeriksaan berkala dan riwayatpersonel yang melaksanakan;

e) tersedianya rekaman menyangkut peralatan dan sistemperalatan yang digunakan untuk verifikasi, inspeksi, ujidan kalibrasi sesuai prosedur dalam butir 174.35 huruf h.Rekaman tersebut harus dapat menelusuri riwayat datalokasi, riwayat pemeliharaan, dan riwayat kalibrasiperalatan dan sistem peralatan;

f) tersedianya rekaman untuk setiap terjadinya kesalahanpelaporan informasi meteorologi penerbangan dan setiapadanya kegagalan seperti tercantum dalam prosedurbutir 174.35 huruf I;

g) tersedianya rekaman untuk kendali mutu internalseperti tercantum dalam butir 174.35 huruf m. Rekamanmerinci sebagian atau keseluruhan kegiatan organisasiyang telah direviu, temuan hasil reviu dan tindakankorektifnya;

www.peraturan.go.id

2015, No.66 26

h) tersedianya rekaman setiap personel yang berwenangmengawasi pembuatan dan penyampaian informasimeteorologi penerbangan, dan setiap personel yangberwenang dalam penempatan peralatan pelayananoperasional. Rekaman tersebut harus memuat rincianpengalaman personel yang bersangkutan, kualifikasi,pelatihan yang diikuti dan kewenangannya yang dimilikisaat ini;

i) seluruh rekaman harus jelas, dan permanen; dan

j) seluruh rekaman diluar yang telah dipersyaratkan dalampoin n butir 1 dan 2 berlaku sekurang-kurangnya 1(satu) tahun atau lebih, untuk menyimpan riwayatkinerja pelayanan informasi meteorologi penerbangan.

www.peraturan.go.id

2015, No.6627

SUB BAGIAN 174 D. SISTEM PRAKIRAAN CUACA DUNIA (WORLDAREA FORECAST SYSTEM/WAFS) DAN UNITPELAYANAN INFORMASI METEOROLOGI DIAERODROME

174.40 Tujuan Sistem Prakiraan Cuaca Dunia (World Area ForecastSystem/WAFS)

Sistem prakiraan cuaca dunia (WAFS) bertujuan untukmenyediakan pasokan ke unit pelayanan informasi meteorologi diaerodrome dan pengguna lainnya berupa prakiraan en-routemeteorologi penerbangan dalam bentuk digital. Tujuan ini dapatdicapai melalui sistem yang komprehensif, terintegrasi, berlaku diseluruh dunia dengan sistem yang seragam, ekonomis danmemberi manfaat lebih melalui pengembangan teknologi.

174.45 Pusat Prakiraan Cuaca Dunia (World Area ForecastCentre/WAFC)

Pusat Prakiraan Cuaca Dunia (World Area Forecast Centre/WAFC)menyediakan informasi prakiraan cuaca dalam wilayah kerjanya,sebagai berikut:

1. Mempersiapkan prakiraan global dalam bentuk grid, meliputi:

a) Angin udara atas (upper-wind);

b) Suhu dan kelembaban udara atas (upper-air temperatureand upper air humidity);

c) Ketinggian geopotensial pada flight level;

d) Flight level dan suhu pada lapisan tropopause;

e) Arah, kecepatan dan flight level dari angin maksimum;

f) Awan Cumulonimbus;

g) Icing; dan

h) Turbulensi

www.peraturan.go.id

2015, No.66 28

2. MEMPERSIAPKAN PRAKIRAAN CUACA GLOBAL DALAMBENTUK FENOMENA CUACA SIGNIFIKAN (SIGWX).

3. MENERIMA INFORMASI PELEPASAN MATERIALRADIOAKTIF KE ATMOSFER YANG BERASAL DARIREGIONAL SPECIALIZED METEOROLOGICALCENTRE/RSMC WMO SEBAGAI PELENGKAP MODELPRODUK RADIOLOGICAL ENVIRONMENTAL EMERGENCY,UNTUK DIMASUKAN DALAM INFORMASI PRAKIRAANSIGWX.

4. MENJALIN KERJASAMA DENGAN VAAC DALAMPERTUKARAN INFORMASI AKTIVITAS GUNUNG BERAPIUNTUK PENCANTUMAN INFORMASI LETUSAN GUNUNGBERAPI DALAM PRAKIRAAN SIGWX.

174.50 Unit Pelayanan Informasi Meteorologi di Aerodrome

a. unit pelayanan informasi meteorologi membentuk satu ataulebih unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome yangberfungsi sebagai penyedia layanan informasi meteorologipenerbangan untuk memenuhi kebutuhan navigasipenerbangan.

b. unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome harusmelakukan seluruh atau beberapa fungsi di bawah ini untukmemenuhi kebutuhan operasi penerbangan di aerodrome:

1. Menyiapkan dan/atau menerima prakiraan dan informasicuaca untuk penerbangan. Prakiraan cuaca yang dibuatharus memuat prakiraan cuaca setempat, prakiraan cuacaen-route dan prakiraan cuaca dari aerodrome lainnya;

2. Melakukan pengamatan kondisi dan fenomena cuacaaerodromesecara terus menerus untuk membuat laporandan prakiraan cuaca;

3. Memberikan briefing, konsultasi dan dokumentasipenerbangan (flight documentation) kepada anggota krupesawat udara dan/atau personel operasi penerbanganlain;

www.peraturan.go.id

2015, No.6629

4. Menyampaikan informasi meteorologi lainnya kepadapengguna penerbangan;

5. Menampilkan informasi meteorologi yang tersedia;

6. Melakukan pertukaran informasi meteorologi dengan unitpelayanan meteorologi di aerodrome lainnya; dan

7. Menyampaikan informasi mengenai aktivitas pra letusangunung berapi, letusan gunung berapi atau awan abugunung berapi, kepada MWO terkait, unit ATS terkait,NOTAM OFFICE (yang menyampaikan ke VAAC adalahMWO).

Unit pelayanan meteorologi di aerodrome harus menyediakandokumentasi penerbangan untuk digunakan oleh badan usahaangkutan udara.

c. Aerodrome yang membutuhkan prakiraan cuaca untukpendaratan ditentukan melalui kesepakatan navigasi udararegional.

d. Untuk aerodrome tanpa unit pelayanan informasi meteorologimaka unit pelayanan informasi meteorologi harus menyiapkansatu atau lebih Unit Pelayanan Informasi Meteorologi diaerodrome untuk menyediakan informasi yang diperlukan.

174.55 Meteorological Watch Office/MWO

a. Meteorological Watch Office/MWO merupakan Unit pelayananinformasi meteorologi di aerodrome yang memiliki tugaskhusus dalam suatu area FIR atau ACC.

b. MWO harus :

1. melakukan pengamatan kondisi cuaca terus menerus yangmempengaruhi operasi penerbangan dalam wilayahtanggung jawabnya;

www.peraturan.go.id

2015, No.66 30

2. menyiapkan SIGMET dan informasi terkait lainnya dalamwilayah tanggung jawabnya;

3. memberikan informasi SIGMET dan, informasi lain kepadaunit ATS;

4. menyebarkan informasi SIGMET;

5. melaksanakan ketentuan Informasi AIRMET denganmengacu pada perjanjian kerjasama regional:

a) menyiapkan informasi AIRMET dalam wilayah tanggungjawabnya;

b) memberikan informasi AIRMET kepada unit ATS terkait;dan

c) menyebarkan informasi AIRMET.

6. memberikan informasi mengenai aktivitas pra-letusangunung berapi, letusan gunung berapi dan awan abugunung berapi saat SIGMET belum diterbitkan, kepadaunit ACC/FIC terkait,yang disepakati antara unit penyedialayanan informasi meteorologi di Aerodome, unit ATS terkaitdan unit VAAC sesuai kesepakatan navigasi udara regional;dan

7. memberikan informasi adanya pelepasan bahan radioaktifke atmosferyang memuat informasi berisi lokasi, tanggaldan waktu terjadinya pelepasan material radioaktif danprakiraan sebaran material radioaktifdi wilayahnya atauwilayah yang berbatasan kepada unit acc/fic terkait,berdasarkan perjanjian kerjasama (loa) antara unitpelayanan informasi meteorologi dan unit ats, serta kepadaunit ais.

c. Batas wilayah pemantauan meteorologi yang harusdilaksanakan oleh MWO dapat merupakan wilayah FIR atauACC atau kombinasi antara FIR dan/atau ACC.

d. Pengamatan meteorologi tetap dilakukan terus menerusdalam wilayah tanggung jawabnya meskipun kepadatan lalulintas udara rendah, dan disesuaikan dengan operasipenerbangan.

www.peraturan.go.id

2015, No.6631

174.60Pusat Informasi Abu Gunung Berapi (Volcanic AshAdvisory Centre/ VAAC)

a. Unit Pelayanan informasi meteorologi berkoordinasi denganBadan Geologi sesuai kesepakatan udara navigasi,berkewajiban memberikan informasi kepada VAAC dalamkerangka pengamatan gunung berapi untuk jalurpenerbangan internasional. Koordinasi tersebut terkait tentangjenis informasi dan sarana komunikasi dalam penyampaianinformasi kepada VAAC mengenai gunung berapi yang akanmeletus, terjadinya letusan berapi,atau abu gunung berapiyang dilaporkan diwilayah tanggung jawabnya yang digunakandalam pelaksanaan tugas VAAC meliputi:

1. mengawasi satelit geostationer dan polar-orbiting untukmendeteksi eksistensi dan pelepasan abu gunung berapi diatmosfir pada wilayah tersebut;

2. mengaktifkan model the volcanic ash numericaltrajectory/dispersion untuk memprakirakan pergerakanabu yang telah terdeteksi atau dilaporkan;

3. menerbitkan informasi terkait pelepasan dan prakiraanpergerakan abu gunung berapi kepada:

a) MWO, ACC dan FIC yang melayani FIR dalam wilayahtanggung jawabnya yang terkena dampak;

b) wilayah tanggung jawab VAAC lainnya yang terkenadampak;

c) pusat prakiraan cuaca dunia (WAFC), bank data OPMETinternasional, unit NOTAM internasional dan lembagayang dibentuk sesuai dengan kesepakatan navigasiudara regional untuk sistem distribusi operasipelayanan satelit penerbangan tetap;

d) badan usaha angkutan udara yang memerlukaninformasi melalui AFTN dengan alamat khusus; dan

e) menerbitkan informasi terkini kepada MWO, ACC, FICdan VAAC lainnya sesuai huruf c, setiap 6 (enam) jamsekali sampai dengan abu gunung berapi tidakteridentifikasi dalam citra satelit, tidak ada laporan lebihlanjut mengenai adanya abu gunung berapi dari wilayahtersebut, dan tidak ada letusan gunung berapi yangdilaporkan.

b. Pusat informasi abu gunung berapi harus melakukanpemantauan selama 24 (dua puluh empat) jam.

c. Dalam hal adanya gangguan dalam operasi VAAC, makafungsinya dapat dilakukan oleh VAAC lain atau unit pelayananinformasi meteorologi lain.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 32

174.65 Pengamatan Gunung Berapi.

Badan Geologi melakukan pengamatan terhadap aktivitas praletusan gunung berapi yang berpengaruh dan letusan gunungberapi, selanjutnya menyampaikan informasi tersebut kepadaMWO untuk diteruskan kepada unit ATS, NOTAM Office danVAAC, NOTAM Office akan menerbitkan ASHTAM setelahmendapat advisory dari VAAC.

174.70 Pusat Informasi Siklon Tropis (Tropical Cyclone AdvisoryCentre/TCAC).

Tropical Cyclone Advisory Centre bertanggung jawab untuk:

1. monitoring pertumbuhan siklon tropis di wilayah tanggungjawabnya, menggunakan data satelit geostationaty dan datasatelit polar-orbit, data radar data dan informasi meteorologilainnya.

2. mengeluarkan laporan informasi mengenai posisi pusat siklon,arah dan kecepatan pergerakan, pusat tekanan siklon dankecepatan maksimum angin permukaan dekat pusat siklon,sekaligus menyebutkan:

a) MWO yang menjadi wilayah tanggung jawabnya;b) TCAC lain yang wilayahnya terkena dampak; danc) WAFC, international OPMET databank dan lembaga-

lembaga lainnya yang dibentuk melalui kesepakatannavigasi udara regional untuk operasi sistem distribusisatelit pelayanan tetap penerbangan.

3. menerbitkan informasi kajian terkini mengenai siklon tropis,setiap 6 (enam) jam sekali, apabila perlu.

www.peraturan.go.id

2015, No.6633

SUB BAGIAN 174 E. PENGAMATAN METEOROLOGI DAN LAPORAN-LAPORAN METEOROLOGI

174.75 Unit Pelayanan Informasi Meteorologi Di Aerodrome

a. Unit pelayanan informasi meteorologi harus membentuk unitpelayanan informasi meteorologi di aerodrome untukpelayanan penerbangan yang menjadi tanggung jawabnya.Unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome tersebutdapat terpisah atau digabungkan dengan unit pelayananinformasi meteorologi di aerodrome yang telah ada.

Catatan : Unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrometermasuk sensor dan peralatan yang dipasang diluar aerodrome, harus dipastikan sesuai dengansesuai dengan ketentuan ini.

b. Unit pelayanan informasi meteorologi harus mendirikan ataumenata pendirian unit pelayanan meteorologi di wilayah lepaspantai atau tempat lain yang dianggap penting bagi operasihelikopter, jika dibutuhkan melalui kesepakatan navigasiudara regional.

c. Unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome harusmelakukan pengamatan rutin pada waktu-waktu yang telahditentukan. Pengamatan rutin harus ditambah denganpengamatan khusus apabila terjadi perubahan pada anginpermukaan, jarak pandang, RVR, kondisi cuaca saat ini, awandan/atau suhu udara.

d. Unit pelayanan informasi meteorologi harus mengaturpelaksanaan inspeksi berkala untuk memelihara agar standarpengamatan tetap terjaga, seluruh prasarana dan saranameteorologi yang digunakan berfungsi dengan baik, danperbaikan pada prasarana dan sarana meteorologi tidakmempengaruhi kinerja peralatan tersebut secara signifikan.

e. Untuk aerodrome dengan landasan yang dilengkapi denganinstrumen approach dan operasi pendaratan kategori I, harusdipasang peralatan pengamatan otomatis untuk pengukuranatau perkiraan, pengamatan angin permukaan melalui alatotomatis, jarak pandang, RVR, ketinggian dasar awan, suhu

www.peraturan.go.id

2015, No.66 34

udara, titik embun dan tekanan atmosfer, untuk mendukungoperasi pendekatan, dan pendaratan dan lepas landas.Perangkat ini dapat merupakan sistem yang terintegrasi untukmengakuisisi, memproses, menyebarkan dan menampilkanparameter terkini yang mempengaruhi operasi pendaratan danIepas landas.

Untuk aerodrome yang memiliki landasan yangdilengkapidengan instrumen approach dan operasi pendaratankategori II dan III, harus dipasang peralatan pegamatan otomatisuntuk mengukur atau menaksir, dan untuk pengamatan anginpermukaan, jarak pandang, RVR, tinggi dasar awan, suhuudara, titik embun dan tekanan atmosfer, untuk mendukungoperasi approach, pendaratan dan lepas landas. Peralatantersebut dapat merupakan suatu sistem otomatis terintegrasiuntuk keperluan pengakuisisian, pemrosesan, penyebaran dansebagai tampilan parameter cuaca terkini yang mempengaruhioperasi pendaratan dan lepas landas.

Rancangan peralatan pengamatan otomatis terintegrasi untukKategori I, Kategori II, dan Kategori III ini harus dapat diamatioleh prinsip-prinsip human factor termasuk di dalamnyaprosedur cadangan.

Catatan 1: Kategori mengenai instrumen approach danprosedur pendaratan presisi terdapat dalamDokumen ICAO Annex 6 (Operation of Aircraft, part I)

Catatan 2: Bahan materi mengenai prinsip-prinsip humanfactor terdapat dalam Dokumen ICAO 9683(Human Factors Training Manual).

f. Jika sistem semi-otomatis terintegrasi yang digunakan untukpenyebaran/sebagai tampilan informasi parameter cuaca,maka sistem tersebut harus mampu menerima penyisipandata secara manual untuk parameter cuaca yang tidak dapatdiamati secara otomatis.

g. Pengamatan digunakan sebagai dasar untuk persiapanpenyebaran laporan di aerodrome asal dan laporan yangdisebarkan ke aerodrome lainnya.

www.peraturan.go.id

2015, No.6635

h. Berkenaan dengan keragaman unsur meteorologi dalam skalaruang dan waktu, batasan yang digunakan dalam teknikpengamatan, dan batasan dalam pendefinisian beberapaunsur, nilai spesifik unsur yang diberikan dalam laporanharus dapat dipahami oleh pengguna sebagai kondisi palingmendekati keadaan sebenarnya saat pengamatan.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 36

174.80 Perjanjian Kerjasama antara Penyelenggara PelayananNavigasi Penerbangan dan Unit Pelayanan InformasiMeteorologi.

Perjanjian kerjasama antara penyelenggara pelayanan navigasipenerbangan dan unit pelayanan informasi meteorologi, harusmencakup hal-hal berikut ini :

1. Ketentuan mengenai tampilan display di unit ATS yangberkaitan dengan sistem otomatis terintegrasi;

2. Kalibrasi dan pemeliharaan dari tampilan display;

3. Penggunaan tampilan display oleh personel ATS;

4. Apabila diperlukan, pengamatan visual tambahan (contoh:fenomena meteorologi yang berpengaruh signifikan terhadapoperasional pesawat saat climb-out dan di wilayah approach)dapat dilakukan oleh personel ATS untuk memperbaharuiatau sebagai pelengkap informasi yang telah dikeluarkan olehunit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome;

5. Informasi meteorologi yang diperoleh dari pesawat udara yanglepas landas (takeoff) atau mendarat (landing) (contoh: saatterjadi wind shear);

6. Jika tersedia, informasi meteorologi yang diperoleh dari radarcuaca;

7. Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia terkaitpelayanan informasi meteorologi penerbangan; dan

8. Informasi cuaca yang diamati selama penerbangan;

174.85 Pengamatan Rutin dan Laporannya

a. Di aerodrome, pengamatan rutin dilaksanakan 24 (dua puluhempat) jam setiap hari, kecuali jika diatur berbeda melaluiperjanjian antara penyelenggara pelayanan meteorologipenerbangan, penyelenggara ATS dan penyelenggara lain yangterkait. Pengamatan dilaksanakan setiap 1 (satu) jam atau,

www.peraturan.go.id

2015, No.6637

atau melalui kesepakatan navigasi udara regionaldilaksanakan setiap setengah jam. Di unit pelayananinformasi meteorologi di aerodrome yang lainnya, pengamatandilaksanakan sesuai ketentuan dari penyelenggara pelayananinformasi meteorologi penerbangan denganmempertimbangkan persyaratan dari ATS dan operasi pesawatudara.

b. Laporan pengamatan rutin dikeluarkan dalam bentuk:

1. Local routine report, hanya untuk disebarkan di aerodromesetempat (untuk kedatangan dan keberangkatan pesawatudara); dan

2. METAR, untuk disebarkan ke aerodrome lain (terutamauntuk flight planning, penyiaran melaluisaluran VOLMETdan D-VOLMET).

Catatan : Informasi meteorologi yang digunakan oleh ATIS(voice-ATIS dan D-ATIS) diperoleh dari localroutine report sesuai Dokumen ICAO Annex 11(Air Traffic Services, part 4.3.6.1. g).

c. Untuk aerodrome yang tidak beroperasi 24 (dua puluh empat)jam sesuai butir 174.85 huruf a, METAR dikeluarkan sebelumjam operasi aerodrome sesuai dengan kesepakatan navigasiudara.

174.90 Pengamatan Khusus (special) dan Laporannya

a. Daftar kriteria untuk pengamatan khusus ditetapkan oleh unitpelayanan informasi meteorologi, dengan berkonsultasi denganpenyelenggara ATS, serta penyelenggara atau unit terkaitlainnya

b. Laporan pengamatan khusus dikeluarkan dalam bentuk :

1. Local special report, yang dikeluarkan hanya untukaerodrome setempat (untuk kedatangan dan keberangkatanpesawat udara); dan

www.peraturan.go.id

2015, No.66 38

2. SPECI, untuk disebarkan ke aerodrome lain (terutamauntuk flight planning, penyiaran melalui saluran VOLMETdan D-VOLMET).

Catatan : Informasi meteorologi yang digunakan oleh ATIS(voice-ATIS dan D-ATIS) diperoleh dari local routinereport sesuai Dokumen ICAO Annex 11 (Air TrafficServices, part 4.3.6.1. g)

174.95 Isi Laporan

a. Local routine/special report, dan METAR/SPECI harusmemuat unsur-unsur sebagai berikut:

1. Identifikasi jenis laporan;

2. Indikator lokasi stasiun meteorologi untuk penerbangan;

Catatan : Indikator lokasi mengacu pada Dokumen ICAO7910 (Location Indicators)

3. Waktu pengamatan;

4. Identifikasi laporan dari peralatan otomatis atau missingreport, jika ada;

5. Arah dan kecepatan angin;

6. Jarak pandang;

7. RVR, jika ada;

8. Kondisi cuaca yang sedang berlangsung di aerodrome;

9. Jumlah awan, jenis awan (hanya untuk awan cumulonimbusdan towering cumulus) dan tinggi dasar awan atau jika dapatdiukur dilaporkan juga jarak pandang vertikal;

10. Suhu udara dan titik embun; dan

11. QNH dan, apabila ada QFE (QFE hanya masuk dalam localroutine dan special report).

b. Untuk tambahan unsur sesudah butir-butir yang tercantumdalam butir 174.95 huruf a poin 1) sampai 11), pada laporanlocal routine/special report dan METAR/SPECI juga dapatdimuat pada keterangan tambahan/supplementary informationyang ditempatkan sebagai unsur ke-12).

c. Unsur-unsur terpilih yang akan dimuat pada keterangantambahan/supplementary information harus dimasukan dalamMETAR/SPECI sesuai kesepakatan navigasi udara regional.

www.peraturan.go.id

2015, No.6639

174.100 Pengamatan dan Pelaporan Unsur-Unsur Meteorologi

a. Angin Permukaan

1. Arah angin permukaan rata-rata dan kecepatan anginpermukaan rata-rata harus diamati, untuk mewakili variasisignifikan arah dan kecepatan angin, masing-masingdilaporkan dalam derajat dan km per jam (atau knot).

2. Jika local routine danspecial report digunakan untuk pesawatudara keberangkatan, maka pengamatan angin permukaanharus mewakili kondisi di sepanjang landasan. Jika localroutine dan special report digunakan untuk pesawat udarakedatangan, maka pengamatan angin permukaan harusmewakili daerah sentuh landas (touchdown zone).

3. Untuk METAR/SPECI, pengamatan angin permukaanharus mewakili kondisi seluruh landasan bila hanyaterdapat satu landasan, dan seluruh wilayah landasan bilaterdapat lebih dari satu landasan.

b. Jarak pandang

1. Jarak pandang harus diukur dan diamati, serta dilaporkandalam satuan meter atau kilometer.

2. Jika local routine dan special report digunakan untukpesawat udara keberangkatan, maka pengamatan jarakpandang harus mewakili kondisi sepanjang landasan,sedangkan untuk pesawat udara kedatangan, makapengamatan jarak pandang harus mewakili daerah sentuhlandas (touchdown zone).

3. Untuk METAR/SPECI, pengamatan jarak pandang harusmewakili kondisi aerodrome.

c. Runway Visual Range (RVR)

www.peraturan.go.id

2015, No.66 40

CATATAN : PEDOMAN TENTANG RVR TERCANTUMDALAM DOKUMEN ICAO 9328 (MANUAL OFRUNWAY VISUAL RANGE OBSERVING ANDREPORTING PRACTICE).

1. RVR harus dapatmewakili kondisi semua landasan denganinstrumen approach dan operasi pendaratan Kategori IIdan III.

2. RVR harus dapat mewakili kondisi semua landasan untukdapat digunakan pada saat jarak pandang berkurang,termasuk di dalamnya untuk:

a) Landasan untuk presisi approach dengan instrumenapproach dan operasi pendaratan Kategori I; dan

b) Landasan yang digunakan untuk lepas landas yangmemiliki lampu tepi landasan dan/atau lampu centerline landasan dengan intensitas tinggi.

Catatan : Landasan untuk ketelitian approach tercantumdalam Dokumen ICAO Annex 14 Volume I(Aerodromes, Chapter I Instrument runway)

3. RVR seperti tercantum dalam poin 2, dibuat dandilaporkan dalam satuan meter jika jarak pandang/ataujarak pandang di landasan yang teramati kurang dari 1500m.

4. RVR harus menggambarkan dan mewakili:

a) Daerah sentuh landas (touchdown zone) untuk landasannon presisi atau landasan dengan instrumen approachdan operasi pendaratan Kategori I.

b) Daerah sentuh landas (touchdown zone) dan daerahtengah landasan (mid-point) untuk landasan denganinstrumen approach dan operasi pendaratan Kategori II.

c)Daerah sentuh landas (touchdown zone), daerah tengahlandasan (mid-point) dan daerah akhir landasan (stop-end)

www.peraturan.go.id

2015, No.6641

untuk landasan dengan instrumen approach danoperasi pendaratan Kategori III.

5. Unit ATS dan unit AIS di aerodrome harusmenginformasikan tanpa tunda tentang perubahan statuspelayanan perangkat otomatis yang digunakan untuk RVR.

d. Kondisi cuaca yang sedang berlangsung di aerodrome.

1. Kondisi cuaca yang sedang berlangsung di aerodromeharus diamati dan dilaporkan. Fenomena cuaca yangharus diamati, sekurang-kurangnya adalah rain, drizzle,snow dan freezing precipitation (termasuk intensitasnya),haze, freezing fog dan thunderstroms (termasukthunderstorms di sekitar aerodrome).

2. Untuk local routine dan special report, informasi cuaca saatpengamatan harus mewakili kondisi aerodrome.

3. Untuk METAR dan SPECI, informasi cuaca saatpengamatan harus mewakili kondisi aerodrome, dan untukfenomena cuaca khusus saat pengamatan yang terjadi disekitar aerodrome.

e. Awan

1. Jumlah awan, jenis awan dan tinggi dasar awan harusdiamati dan dilaporkan untuk menggambarkan awan yangsignifikan terhadap operasional penerbangan. Saat langitkabur/gelap, jarak pandang vertikal harus diamati dandilaporkan, dan sebagai pengganti pengamatan jumlahawan, jenis awan dan tinggi dasar awan. Tinggi dasar awandan jarak pandang vertikal harus dilaporkan dalam satuanmeter (atau feet).

2. Pengamatan awan untuk local routine dan special reportharus mewakili kondisi threshold landasan yang sedangdigunakan.

3. Pengamatan awan untuk METAR dan SPECI harusmewakili kondisi aerodrome dan sekitarnya.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 42

f. Suhu udara dan titik embun1. Suhu udara dan titik embun diukur dan dilaporkan dalam

derajat Celcius.

2. Pengamatan suhu udara dan titik embun untuk localroutine dan special report serta untuk METAR/SPECIharus mewakili kondisi keseluruhan landasan.

g. Tekanan atmosfer

Tekanan atmosfir harus diukur.Nilai QNH dan QFE dihitungdan dilaporkan dalam hectopascal (hPa).

h. Informasi tambahan

Pengamatan yang dilaksanakan di aerodrome dapat memuatketerangan tambahan mengenai kondisi cuaca signifikan,khususnya di approach area dan climb-out area. Keteranganyang diberikan harus menyebutkan lokasi terjadinya kondisitersebut.

174.105Pelaporan Informasi Meteorologi Penerbangan dari SistemPengamatan Otomatis.

a. METAR/SPECI dari peralatan pengamatan otomatis dapatdigunakan oleh Unit ATS di luar jam operasi aerodrome danselama jam operasi aerodrome, seperti yang telah ditentukanoleh unit pelayanan informasi meteorologi di aerodromesetelah berkonsultasi dengan pengguna dan didasarkan padaketersediaan personil.

b. METAR/SPECI dari peralatan pengamatan otomatis diberipengenal dengan sandi "AUTO".

174.110 Pengamatan dan Laporan Aktivitas Gunung berapi.

Terjadinya aktivitas pra-letusan gunung berapi, letusan gunungberapi dan awan abu gunung berapi harus dilaporkan tanpa tundakepada unit ATS, unit AIS dan unit MWO terkait. Laporan yangdibuat dalam bentuk Laporan Aktivitas Gunung berapi (VolcanicActivity Report), terdiri dari informasi berikut :

www.peraturan.go.id

2015, No.6643

1. Jenis pesan, VOLCANIC ACTIVITY REPORT;

2. Identitas pengenal, indikator lokasi, atau nama unit pelayananinformasi meteorologi di aerodrome;

3. Tanggal/waktu pengiriman pesan;

4. Lokasi gunung berapi dan nama gunung berapi; dan

5. Deskripsi singkat kejadian termasuk di dalamnya tingkatintensitas aktivitas gunung berapi, kejadian letusan gunungberapi, tanggal dan waktu kejadian, dan adanya awan abugunung berapi di daerah tersebut bersama-sama denganinformasi ketinggian dan arah pengerakan awan abu gunungberapi.

Catatan : aktivitas pra-letusan gunung berapi yang dimaksudadalah aktivitas gunung berapi yang tidak biasadan/atau peningkatan aktivitas gunung berapi yangmengarah pada terjadinya letusan gunung berapi.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 44

SUB BAGIAN 174 F. PENGAMATAN DI PESAWAT UDARA DANLAPORANNYA (AIRCRAFT ROUTINE OBSERVATION)

174.115Ketentuan Pengamatan di Pesawat Udara

Setiap orang yang mengoperasikan pesawat udara di ruang udaraIndonesia harus melakukan pengamatan, perekaman danpelaporan pengamatan pesawat udara sesuai ketentuan yangdiatur dalam sub bagian ini.

174.120Jenis Pengamatan di Pesawat Udara

Pengamatan yang dibuat meliputi:

1. Pengamatan rutin di pesawat udara selama fase en-route danfase climb-out penerbangan; dan

2. Pengamatan khusus dan pengamatan non-rutin di pesawatudara selama penerbangan.

174.125 Prosedur Pengamatan Rutin di Pesawat Udara

a. Dalam hal jalur lalu lintas penerbangan yang padat (contoh:organized tracks), sebuah pesawat udara yang berada diantara pesawat udara yang beroperasi pada setiap level harusdiatur, kira-kira dalam jarak satu jam untuk melaksanakanpengamatan rutin sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Saat air-ground data link digunakan dan ADS atau SSRMode S telah diaplikasikan, pengamatan rutin harusdiaplikasikan setiap 15 menit selama fase en-route dan 30detik fase climb-out pada saat 10 menit pertamapenerbangan.

2) Untuk pengoperasian helicopter menuju dan dari bandarudara off shore, pengamatan rutin harus dilakukan saathelicopter mencapai titik dan waktu yang disetujui unit

www.peraturan.go.id

2015, No.6645

pelayanan informasi meteorologi di aerodrome setempatdan operator helicopter.

Penggunaan prosedur disesuaikan dengan perjanjiankerjasama regional.

b. Dalam hal persyaratan untuk pelaporan saat fase climb-out,suatu pesawat udara harus diatur, kira-kira dalam jarak satujam untuk setiap aerodrome, melakukan pengamatan rutinsesuai dengan huruf a angka 1 di atas.

174.130Pengecualian terhadap Pengamatan Rutin di Pesawat Udara

Pesawat yang tidak dilengkapi dengan air ground data linkmendapat pengecualian untuk tidak melaksanakan pengamatanrutin di pesawat udara.

174.135 Pengamatan Khusus di Pesawat Udara

Pengamatan khusus harus dibuat oleh seluruh pesawat udaraapabila ditemukan beberapa kondisi dibawah ini:

1. moderate atau severe turbulence; atau

2. moderate atau severe icing; atau

3. severe mountain wave; atau

4. thunderstorm, tanpa hail yang obscured, embedded, widespreadatau dalam squall line; atau

5. thunderstorm, dengan hail yang obscured, embedded,widespread atau dalam squall line; atau

6. heavy duststorm atau heavy sandstorm; atau

7. Awan abu gunung berapi; atau

8. Aktivitas pra-letusan gunung berapi atau letusan gunungberapi.

Catatan: Aktivitas pra-letusan gunung berapi yang dimaksuddalam hal ini berarti kegiatan tidak biasa dan/ataupeningkatan aktivitas gunung berapi yang mengarahpada letusan gunung berapi.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 46

174.140 Pengamatan Non-Rutin Lainnya di Pesawat Udara.

Apabila terjadi kondisi meteorologi yang tidak tercantum dalambutir 174.135, seperti wind shear, dan apabila menurut pilotmembahayakan keselamatan atau mempengaruhi operasipenerbangan, maka pilot dapat memberi saran kepada unit ATSsesegera mungkin.

Catatan : Icing, turbulence, wind shear, yang tidak dapat diamatidari darat maka dalam beberapa kasus tertentu, hanyapengamatan dari pesawat udara yang dapat menjadisatu-satunya bukti.

174.145Laporan Pengamatan Pesawat Udara Selama Penerbangan

a. Pengamatan di pesawat udara harus dilaporkan melaluiperangkat air-ground data link. Apabila tidak tersedia,pengamatan yang dilakukan di pesawat udara dapatdilaporkan melalui komunikasi suara.

b. Pengamatan di pesawat udara harus dilaporkan selamapenerbangan atau sesegera mungkin saat mulai melakukanpengamatan.

c. Pengamatan di pesawat udara harus dilaporkan dalambentuk AIREP.

174.150 Penyampaian Kembali AIREP oleh Unit ATS

Unit pelayanan informasi meteorologi penerbangan denganpenyelenggara pelayanan navigasi penerbangan mengatur bahwa:

a. Unit ATS menyampaikan kembali sesegera mungkin kepadaMWO mengenai special air report yang disampaikan melaluikomunikasi suara; dan

www.peraturan.go.id

2015, No.6647

b. Unit ATS menyampaikan kembali sesegera mungkin kepadaMWO dan WAFC mengenai routine dan special air report yangdisampaikan melalui komunikasi data link.

174.155 Rekaman dan Laporan Pengamatan Aktivitas Gunungberapi Sesudah Penerbangan

Laporan pengamatan aktivitas pra-letusan, letusan gunung berapiatau awan abu gunung berapi yang terjadi selama penerbanganharus direkam dan dibuat ke dalam form AIREP khusus tentangaktivitas gunung berapi. Salinan form tersebut harus termasukdalam dokumentasi penerbangan yang disediakan untuk operasipenerbangan oleh Unit pelayanan informasi meteorologipenerbangan di aerodrome yang mungkin dapat terpengaruh awanabu vulkanik.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 48

SUB BAGIAN 174 G. PRAKIRAAN

174.160Interpretasi dan Penggunaan Prakiraan

a. Berkenaan dengan keragaman unsur meteorologi dalam skalaruang dan waktu, batasan yang digunakan dalam teknikprakiraan, dan batasan dalam pendefinisian beberapa unsur,nilai spesifik yang diberikan dalam prakiraan harus dapatdimengerti oleh penerima berita sebagai nilai yang dianggappaling memungkinkan terjadi dalam periode prakiraan yangdibuat. Demikian juga jika waktu kejadian atau waktuperubahan keadaan cuaca dinyatakan dalam prakiraan, makawaktu tersebut harus dapat dimengerti sebagai waktu yangpaling memungkinkan terjadi.

b. Setiap penerbitan informasi prakiraan baru yang dikeluarkanoleh unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome,sebagai contoh: laporan rutin aerodrome forecast, makainformasi prakiraan sebelumnya yang diterbitkan untukaerodrome yang sama dan periode validitas yang sama harusdibatalkan.

174.165Aerodorome Forecast

a. Aerodrome forecast dibuat oleh unit pelayanan informasimeteorologi di aerodrome yang ditunjuk oleh unit pelayananinformasi meteorologi.

Catatan: Daftar aerodrome yang membuat aerodrome forecastdan pengaturan periode validitasnya tercantum dalamFacilities and Services Implementation Document(FASID).

b. Aerodrome forecast dikeluarkan 1 (satu) jam sebelum awalberlaku validitasnya dan memuat pernyataan ringkasmengenai kondisi meteorologi yang diprakirakan akan terjadidi aerodrome untuk periode tertentu.

c. Aerodrome forecast dan amandemennya dikeluarkan dalambentuk TAF dan memuat beberapa hal berikut ini:

1. Identifikasi jenis prakiraan;

2. Indikator lokasi stasiun meteorologi untuk penerbangan;

www.peraturan.go.id

2015, No.6649

Catatan: Indikator lokasi mengacu pada Dokumen ICAO7910 (Location Indicator)

3. Waktu dikeluarkannya prakiraan;

4. Identifikasi adanya TAF dengan data NIL (missing), apabila ada

5. Tanggal dan periode validitas prakiraan;

6. Identifikasi adanya TAF yang dibatalkan (cancelled aerodromeforecast), apabila ada;

7. Angin Permukaan;

8. Jarak pandang;

9. Cuaca;

10. Awan; dan

11. Perubahan signifikan yang diprakirakan terjadi dari satuatau lebih unsur-unsur pada poin 7 sampai 10 dalamperiode validitas TAF. Unsur tambahan harus dimuatdalam TAF sesuai kesepakatan navigasi udara regional.

Catatan:Jarak pandang yang tercantum dalam TAFmengacu pada prakiraan prevailling visibility.

d. Unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome yangmembuat TAF harus mereviu TAF secara kontinyu, dan jikadiperlukan, harus menerbitkan amandemen TAF. Panjang pesandan jumlah perubahan yang ada dalam TAF harus dipertahankantetap minimum.

Catatan : Petunjuk mengenai metode agar TAF terus menerusdirevieu terdapat dalam Dokumen ICAO 8896(Chapter 3 of the Manual of AeronauticalMeteorological Practice).

e. TAF yang tidak dapat direviu secara kontinyu harus dibatalkan.

f. Periode validitas TAF regular tidak boleh kurang dari 12 jamdan tidak lebih dari 30 (tiga puluh) jam. Periode validitas TAFdapat diatur melalui kesepakatan navigasi udara regional. TAFregular dengan validitas 12 (dua belas) sampai dengan 30 (tigapuluh) jam dibuat dan dilaporkan 6 (enam) jam sekali.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 50

g. Saat menerbitkan TAF, unit pelayanan informasi meteorologidi aerodrome harus menjamin bahwa hanya ada satu TAFyang berlaku di aerodrome pada saat itu.

174.170Prakiraan Cuaca untuk Pendaratan (Landing Forecast)

a. Prakiraan cuaca untuk pendaratan dibuat oleh unit pelayananinformasi meteorologi di aerodrome yang ditunjuk oleh unitpelayanan informasi meteorologi sebagaimana diatur melaluikesepakatan navigasi udara regional. Prakiraan untukpendaratan harus memenuhi persyaratan bagi penggunasetempat dan bagi pesawat udara dengan waktu terbang sekitar1 (satu) jam dari aerodrome.

b. Prakiraan cuaca untuk pendaratan dibuat dalam bentuk trendforecast.

c. Trend forecast harus memuat suatu pernyataan ringkasmengenai perubahan signifikan kondisi meteorologi diaerodrome yang diprakirakan terjadi untuk ditambahkan padalocal routine dan special report atau METAR/SPECI. Periodevaliditas trend forecast mencakup masa 2 (dua) jam dari waktupelaporan local routine dan special report atau METAR/SPECI.

174.175 Prakiraan Cuaca untuk Lepas Landas (Forecasts for Take-off)

a. Prakiraan cuaca untuk lepas landas dibuat oleh pelayananinformasi meteorologi di aerodrome yang ditunjuk olehpelayanan informasi meteorologi.

b. Prakiraan cuaca untuk lepas landas dibuat untuk periodewaktu tertentu dan memuat informasi tentang kondisi yangdiprakirakan terjadi di daerah landasan, menyangkutkecepatan dan arah angin permukaan serta variasinya, suhuudara, tekanan (QNH) dan unsur-unsur lainnya yang disetujuiberdasarkan perjanjian setempat.

c. Prakiraan cuaca untuk lepas landas harus disampaikanberdasarkan permintaan dari badan usaha angkutan udaradan anggota kru pesawat udara, 3 (tiga) jam sebelum waktukeberangkatan.

www.peraturan.go.id

2015, No.6651

d. Unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome yangmenyediakan prakiraan cuaca untuk lepas landas harusmereviu prakiraan secara kontinyu, dan jika diperlukan harusmengeluarkan amandemen secepatnya.

174.180Prakiraan Cuaca Wilayah untuk Penerbangan Level Rendah(Area Forecasts for Low Level Flights)

a. Prakiraan cuaca wilayah untuk Penerbangan Level Rendah(Area Forecasts for Low Level Flights) dibuat oleh pelayananinformasi meteorologi di aerodrome yang ditunjuk olehpelayanan informasi meteorologi.

frekuensi pembuatan prakiraan, format laporan prakiraan,waktu penyebaran prakiraan, periode validitas prakiraan sertakriteria amandemen prakiraan harus ditentukan oleh Unitpelayanan informasi meteorologi dengan mempertimbangkankeperluan pengguna jika kepadatan lalu lintas penerbangan dibawah ketinggian penerbangan FL100 (atau hingga FL150pada wilayah pegunungan, atau lebih tinggi, apabiladiperlukan) memerlukan pembuatan dan penyebaran informasiarea forecast untuk operasi penerbangan di wilayah tersebut.

b. Jika kepadatan lalu lintas penerbangan di bawah ketinggianterbang FL100 mengharuskan dikeluarkannya informasiAIRMET sesuai butir 174.190 huruf a, maka informasi areaforecast untuk operasi penerbangan di wilayah tersebut harusdibuat dalam format yang telah disetujui oleh Unit pelayananinformasi meteorologi.

Jika dibuat dalam singkatan bahasa ringkas sederhana(abbreviated plain language), maka informasi area forecastdibuat dalam bentuk GAMET area forecast, denganmenggunakan singkatan dan nilai-nilai numerik yang sudahdisepakati oleh ICAO;

Jika mengunakan format peta, informasi area forecast yangdibuat merupakan gabungan dari prakiraan angin udara atas

www.peraturan.go.id

2015, No.66 52

(upper wind), suhu udara atas (upper air temperature) danfenomena SIGWX. Area forecast yang dibuat harus mencakuplapisan antara permukaan (ground) hingga FL100 (atau hinggaFL150 pada wilayah pegunungan, atau Iebih tinggi, apabiladiperlukan) dan juga memuat informasi fenomena jelajah (en-route) yang membahayakan penerbangan level rendah (lowlevel). Area forecast untuk mendukung pembuatan informasiAIRMET dan sebagai informasi tambahan yang dibutuhkanpada penerbangan level rendah (low-level).

c. Area forecast untuk penerbangan level rendah (low-level) yangdibuat untuk mendukung informasi AIRMET dikeluarkansetiap 6 (enam) jam dengan periode validitas 6 (enam) jam dandikirimkan ke unit pelayanan informasi meteorologipenerbangan terkait dalam waktu tidak Iebih 1 (satu) jamsejak masa berlakunya.

www.peraturan.go.id

2015, No.6653

SUB BAGIAN 174 H. INFORMASI SIGMET, INFORMASI AIRMET,AERODROME WARNING, WIND SHEAR WARNING DAN TANDA BAHAYA

174.185 Informasi SIGMET

a. Informasi SIGMET dikeluarkan oleh MWO dalam bentukbahasa ringkas sederhana (abbreviated plain language) berisitentang kejadian dan/atau kejadian fenomena cuaca yangdiprakirakan untuk en-route, yang dapat mempengaruhioperasi keselamatan pesawat udara.

b. Informasi SIGMET harus dibatalkan apabila fenomena cuacatidak lagi terjadi atau diprakirakan tidak terjadi lagi di wilayahtersebut.

c. Periode validitas pesan SIGMET tidak Iebih dari 4 jam. Dalamkejadian tertentu, periode validitas pesan SIGMET untuk awanabu gunung berapi dan siklon tropis, dapat diperpanjanghingga 6 (enam) jam.

d. Berita SIGMET yang memuat informasi awan abu gunungberapi dan siklon tropis, harus didasarkan pada informasi dariVAAC dan TCAC, yang disetujui melalui kesepakatan navigasiudara regional.

e. Kerjasama harus terus dilakukan antara MWO dan ACC/FICterkait untuk menjamin bahwa informasi abu gunung berapidalam berita SIGMET dan NOTAM tidak ada perbedaan.

f. Berita SIGMET harus dikeluarkan dalam waktu tidak lebih dari 4(empat) jam sebelum awal berlakunya periode validitas. Dalamkejadian tertentu, berita SIGMET untuk awan abu gunungberapidan siklon tropis harus dikeluarkan sesegera mungkinnamun tidak boleh lebih dari 12 jam sebelum awal berlakunyaperiode validitas. Berita SIGMET untuk abu gunung berapi dansiklon tropis harus diperbaharui sekurang-kurangnya setiap6 (enam) jam sekali.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 54

174.190 Informasi AIRMET

a. Informasi AIRMET dikeluarkan oleh MWO melalui kesepakatannavigasi udara regional, dengan mempertimbangkan kepadatanlalu lintas udara di bawah FL100. Informasi AIRMET dibuatdalam bentuk bahasa ringkas sederhana (abbreviated plainlanguage) berisi tentang kejadian dan/atau kejadian yangdiprakirakan terjadi menyangkut fenomena cuaca tertentu untuken-route serta perkembangan fenomena tersebut.

b. Informasi AIRMET harus dibatalkan apabila fenomena cuacatidak lagi terjadi atau diprakirakan tidak terjadi lagi di wilayahtersebut.

c. Periode validitas pesan AIRMET tidak boleh lebih dari4 (empat) jam.

174.195 Aerodrome Warning

a. aerodrome warning dibuat dan dikeluarkan oleh unitpelayanan informasi meteorologi di aerodrome dandisampaikan dalam bentuk informasi singkat mengenaikondisi meteorologi yang dapat merugikan pesawat udara didarat termasuk pesawat udara yang sedang di parkir, fasilitasaerodrome dan pelayanan aerodrome.

b. aerodrome warning harus dibatalkan apabila fenomena cuacatidak lagi terjadi atau diprakirakan tidak terjadi lagi diaerodrome.

174.200Wind Shear Warning dan Tanda BahayaWindshear

a. Wind shear warning dibuat oleh unit pelayanan informasimeteorologi di aerodrome dimana wind shear dipertimbangkansebagai faktor yang mempengaruhi keselamatan penerbangan,berdasarkan perjanjian setempat dengan unit ATS terkait. Windshear warning memuat informasi tentang pengamatan windshear atau prakiraan keberadaan wind shear yang dapatmempengaruhi keselamatan penerbangan pada jalur

www.peraturan.go.id

2015, No.6655

pendekatan (approach path) atau jalur lepas landas (take offpath) atau selama circling approach mulai dari permukaanlandasan hingga 500 m (1.600 feet) di atasnya, juga yangmempengaruhi pesawat udara yang berada di landasan selamaproses landing roll atau selama take off run. Jika topografisetempat berpengaruh signifikan terhadap wind shear untukketinggian tidak lebih dari 500 m (1.600 feet) di atas permukaanlandasan, maka ketinggian 500 m (1.600 feet) tersebut tidakdijadikan sebagai batasan.

b. Wind shear warning untuk pesawat udara keberangkatandan/atau pesawat udara kedatangan dapat dibatalkan jikapengamatan di pesawat udara menunjukkan tidak ada lagiwind shear atau setelah waktu berlakunya warning telahberlalu. Kriteria pembatalan wind shear ditetapkan masing-masing untuk setiap aerodrome, sesuai kesepakatan antaraunit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome,penyelenggara ATS dan penyelenggara lain yang terkait.

c. Untuk aerodrome yang memiliki peralatan otomatis untukmendeteksi wind shear baik berupa peralatan yangditempatkan di darat (ground based), melalui penginderaanjauh (remote sensing) atau perangkat pendeteksi wind shearlainnya, maka tanda bahaya wind shear (wind shear alert) dariperalatan-peralatan tersebut harus dikeluarkan. Tandabahaya wind shear (wind shear alert) harus diberikan secararingkas dan terkini berisi informasi pengamatan keberadaanwind shear menyangkut perubahan headwind/tailwind7.5 m/s (15 kt) atau lebih yang dapat berpengaruh terhadappesawat udara yang sedang berada di jalur pendekatan akhir(final approach path) atau jalur awal lepas landas (initial take-off path) dan untuk pesawat udara yang berada di landasanselama proses landing roll atau take off run.

d. Tanda bahaya wind shear (wind shear alert) diperbaharuisekurang-kurangnya setiap menit. Tanda bahaya wind shear(wind shear alert) harus dibatalkan sesegera mungkin bilaperubahan headwind/tailwind berkurang menjadi 7.5 m/s (15kt).

www.peraturan.go.id

2015, No.66 56

SUB BAGIAN 174 I. INFORMASI KLIMATOLOGI PENERBANGAN

174.205 Ketentuan Umum

a. Informasi klimatologi penerbangan diperlukan untukperencanaan operasi penerbangan. Infromasi disediakandalam format tabel klimatologi aerodrome (aerodromeclimatological table) dan ringkasan klimatologi aerodrome(aerodrome climatological summary). Informasi tersebutdiberikan kepada pengguna penerbangan sesuai perjanjianantara unit pelayanan informasi meteorologi dan pengguna-pengguna lainnya.

Catatan: Data klimatologi yang diperluan untuk perencanaanoperasi penerbangan terdapat dalam Dokumen ICAOAnnex 14, Volume I (Aerodromes chapter 3.1.4 andAttachment A).

b. Informasi klimatologi penerbangan didasarkan padaobservasi yang dibuat untuk periode paling sedikit 5 (lima)tahun dan periode tersebut tertuang pada informasi yangdiberikan.

c. Data klimatologi untuk aerodrome yang baru dan dataklimatologi untuk aerodrome yang sudah ada dengan landasantambahan harus dikumpulkan sesegera mungkin sebelumaerodrome atau landasan digunakan.

174.210Tabel Klimatologi Aerodrome (Aerodrome ClimatologicalTable)

unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome melakukanpengumpulan dan penyimpanan data pengamatan dan memilikiwewenang untuk:

1. menyiapkan tabel klimatologi aerodrome yang menjaditanggung jawabnya; dan

www.peraturan.go.id

2015, No.6657

2. menyediakan tabel klimatologi untuk pengguna penerbanganuntuk periode sesuai perjanjian antara unit pelayananinformasi meteorologi dan pengguna.

174.215Ringkasan Klimatologi Aerodrome (Aerodrome ClimatologicalSummary)

Ringkasan klimatologi aerodrome (aerodrome climatologicalsummary) mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh WMO (WorldMeteorological Organization). Bila tersedia fasilitas komputer yangdigunakan untuk penyimpanan informasi, pemprosesan informasidan pengambilan kembali informasi, maka ringkasan disebarkanatau disediakan untuk pengguna penerbangan yangmembutuhkan. Bila tidak tesedia fasilitas komputer, ringkasandapat disediakan dengan menggunakan model yang ditetapkanoleh WMO untuk kemudian disebarkan dan dilakukanpembaharuan bila diperlukan.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 58

174.220 Salinan Data Pengamatan Meteorologi

Unit pelayanan informasi meteorologiatas permintaan daripenyelenggara meteorologi lain, dan pengguna lain menyediakandata pengamatan meteorologi, untuk keperluan penelitian,investigasi atau analisis operasional.

www.peraturan.go.id

2015, No.6659

SUB BAGIAN 174 J. PELAYANAN UNTUK BADAN USAHA DANANGGOTA KRU ANGKUTAN UDARA

174.225Ketentuan Umum

a. Informasi meteorologi diberikan kepada Badan Usaha danAnggota Kru Angkutan Udara untuk :

1. Perencanaan persiapan terbang oleh Badan UsahaAngkutan Udara (pre-flight planning);

2. Penyusunan kembali rencana terbang oleh Badan UsahaAngkutan Udara (in-flight re-planning) menggunakancentralized operational control operasi penerbangan;

3. anggota kru pesawat udara sebelum keberangkatan; dan

4. Angkutan Udarasaat terbang.

b. Informasi meteorologi untuk Badan Usaha dan Anggota KruAngkutan Udara harus mencakup penerbangan dalam halwaktu, ketinggian dan luasan geografis.Oleh karena itu,informasi meteorologi yang diberikan untuk waktu yang tetapatau untuk jangka waktu tertentu, dan disampaikan kepadaaerodrome tujuan. Informasi meteorologi yang diberikan jugamencakup kondisi meteorologi yang diprakirakan terjadiantara aerodrome tujuan dengan aerodrome tujuan pengganti(alternate aerodrome) yang ditunjuk Badan Usaha AngkutanUdara.

c. Informasi meteorologi penerbangan yang diberikan kepadaBadan Usaha dan Anggota Kru Angkutan Udara harus terkinidan memuat informasi:

1. Prakiraan cuaca:

a) Angin udara atas (upper-wind) dan suhu udara atas(upper-air temperature);

b) kelembaban udara atas (upper-air humidity);

c) ketinggian geopotensial pada level penerbangan(geopotential altitude of flight level);

d) flight level tropopause dan suhu tropopause;

www.peraturan.go.id

2015, No.66 60

e) arah (direction), kecepatan(speed) dan flight level anginmaksimum; dan

f) fenomena SIGWX (SIGWX phenomena).

Catatan: Prakiraan kelembaban udara atas dan ketinggiangeopotensial pada flight level digunakan hanyapada saat perencanaan penerbangan otomatis(automatic flight planning) dan tidak perluditampilkan.

2. metar atau speci (termasuk trend forecast yang diterbitkansesuai kesepakatan navigasi udara regional) untukaerodrome keberangkatan dan tujuan pendaratan, tinggallandas, en-route dan aerodrome tujuan pengganti (alternateaerodrome);

3. taf atau amandemen taf untuk aerodrome keberangkatandan tujuan pendaratan, tinggal landas, en-route danaerodrome tujuan pengganti (alternate aerodrome);

4. prakiraan cuaca untuk lepas landas;

5. informasi sigmet dan laporan udara khusus (special air-reports) yang terkait dengan rute secara keseluruhan;

6. informasi pelaporan siklon tropis dan informasi abu gunungberapi yang terkait dengan rute secara keseluruhan;

7. prakiraan cuaca wilayah gamet (gamet area forecast)dan/atau prakiraan cuaca wilayah untuk penerbanganlevel rendah (area forecasts for low-level flights) dalamformat peta terkait dengan penerbitan informasi airmet daninformasi airmet untuk penerbangan level rendah untukkeseluruhan rute sesuai dengan perjanjian navigasi udararegional;

8. aerodrome warning untuk aerodrome setempat;

9. citra satelit meteorologi; dan

www.peraturan.go.id

2015, No.6661

10.informasi radar cuaca (ground- based weather radar).

D. prakiraan seperti tercantum dalam huruf c.1. merupakanprakiraan digital yang disediakan oleh wafc dimana prakiraanmencakup seluruh jalur penerbangan denganmempertimbangkan waktu, ketinggian dan luasan geografis,kecuali bila ada perjanjian lain antara penyelenggarameteorologi dan penyelenggara lain.

E. untuk prakiraan cuaca yang berasal dari wafc, tidak adamodifikasi pada isi laporannya.

F. peta yang berasal dari prakiraan digital yang disediakan olehwafc harus tersedia, sesuai kebutuhan penyelenggara, untukwilayah jangkauan tetap.

G. prakiraan angin udara atas dan suhu udara atas sepertitercantum dalam huruf c.1.a) yang dibuat dalam bentuk petaharus berbentuk peta prognostik dengan waktu tetap (fixedtime prognostic charts). bila prakiraan fenomena sigwx sepertitercantum dalam huruf c.1.f) dibuat dalam bentuk peta makaharus dibuat dalam bentuk peta prognostik dengan waktutetap (fixed time prognostic charts) untuk lapisan atmosfir yangdibatasi oleh flight level.

H. prakiraan angin udara atas, suhu udara atas dan fenomenasigwx dengan ketinggian penerbangan fl100 yang diminta olehbadan usaha angkutan udara untuk keperluan perencanaanpersiapan terbang (pre-flight planning) dan penyusunan kembalirencana terbang (in-flight re-planning) harus segera disediakansesegera mungkin, tidak lebih dari 3 (tiga) jam sebelumkeberangkatan. informasi meteorologi lainnya yang diminta olehbadan usaha angkutan udara untuk keperluan perencanaanpersiapan terbang (pre-flight planning) dan penyusunan kembalirencana terbang (in-flight replanning) disediakan sesegeramungkin.

I. apabila diperlukan, unit pelayanan informasi meteorologi yangmenyediakan pelayanan untuk badan usaha dan anggota kruangkutan udara melakukan kerjasama dengan penyelenggarapelayanan informasi meteorologi penerbangan negara lainnyauntuk mendapatkan laporan pengamatan dan/atau prakiraancuaca yang diperlukan.

www.peraturan.go.id

2015, No.66 62

J. informasi meteorologi penerbangan harus diberikan kepadabadan usaha dan anggota kru angkutan udara di lokasi yangtelah ditentukan oleh unit pelayanan informasi meteorologi diaerodrome, setelah melakukan konsultasi dengan badan usahaangkutan udara dan pada waktu yang telah disetujui antara unitpelayanan informasi meteorologi di aerodrome dan badan usahaangkutan udara terkait. untuk aerodrome yang tidak memilikiunit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome, penyampaianinformasi meteorologi penerbangan melalui persetujuan antaraunit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome dan badanusaha angkutan udara terkait.

174.230Briefing, Konsultasi dan Tampilan Display

a. Briefing dan/atau konsultasi harus tersedia, untuk anggota kruangkutan udara dan/atau personel operasi penerbangan lainnyasesuai permintaan. Informasi yang diberikan harus terkini danberisi tentang kondisi meteorologi yang sedang terjadi dandiprakirakan terjadi di sepanjang rute penerbangan, di aerodrometujuan pendaratan, aerodrome tujuan pengganti dan aerodrometerkait lainnya. Briefing dan/atau konsultasi juga digunakanuntuk menjelaskan informasi yang tercantum dalam dokumentasipenerbangan, atau apabila disetujui antara unit pelayananinformasi meteorologi di aerodrome dengan Badan UsahaAngkutan Udara, briefing dan/atau konsultasi digunakansebagai pengganti dokumentasi penerbangan.

b. Informasi meteorologi penerbangan yang digunakan saat briefing,konsultasi dan tampilan display harus memuat beberapa ataukeseluruhan informasi dalam butir 174.225 (Ketentuan Umum)huruf c.1.

c. Jika unit pelayanan informasi meteorologi di aerodromemenyampaikan pertimbangan mengenai perkembangankondisi di aerodrome yang dianggap berbeda dengan prakiraanaerodrome termasuk prakiraan dalam dokumentasipenerbangan, maka anggota kru angkutan udara harusmengetahui pebedaan tersebut. Perbedaan yang disampaikansaat briefing harus direkam pada saat briefing, dan rekamantersebut harus tersedia untuk Badan Usaha Angkutan Udara.

www.peraturan.go.id

2015, No.6663

d. Briefing, konsultasi dan tampilan display dan/ataudokumentasi penerbangan disediakan oleh unit pelayananinformasi meteorologi di aerodrome untuk keberangkatan.Untuk aerodrome dimana tidak tersedia pelayanan briefing,konsultasi dan tampilan display tersebut maka dibuat aturanuntuk memenuhi kebutuhan bagi anggota kru angkutan udarasesuai kesepakatan antara unit pelayanan informasimeteorologi di aerodrome dan Badan Usaha Angkutan Udaraterkait. Apabila terdapat kejadian khusus sepertiketerlambatan/penundaan operasi pesawat udara, unitpelayanan informasi meteorologi di aerodrome tetapmengadakan briefing, konsultasi dan/atau dokumentasipenerbangan yang baru apabila perlu diperlukan.

e. anggota kru angkutan udara atau personel operasi penerbanganlainnya yang meminta briefing, konsultasi dan/ataudokumentasi penerbangan harus mendatangi unit pelayananinformasi meteorologi di aerodrome pada waktu yang telahdisetujui dengan Badan Usaha Angkutan Udara terkait. Apabilaterdapat kasus tertentu dimana briefing, konsultasi,dokumentasi penerbangan tidak dapat dilakukan, maka unitpelayanan informasi meteorologi di aerodrome dapat melakukanpelayanan tersebut melalui telepon atau fasilitas telekomunikasilain.

174.235Dokumentasi Penerbangan (Flight Documentation)

a. Dokumentasi penerbangan harus memuat informasi yangtercantum dalam butir 174.225 (Ketentuan Umum) huruf c.1.a)dan c.1.f), c.2, c.3, c.5 dan c.6 dan jika memungkinkan, hurufc.7. Apabila disepakati antara unit pelayanan informasimeteorologi di aerodrome dengan badan usaha angkutanudara, maka dokumentasi penerbangan untuk pesawat udarayang berhenti sesaat (short stop) atau berputar (turn around),dibatasi hanya untuk keperluan informasi operasional, namunsekurang-kurangnya dokumentasi penerbangan memuatinformasi dalam butir 174.225 (Ketentuan Umum) huruf c.2, c.3,c.5 dan c.6 dan jika memungkinkan, huruf c.7.

b. Apabila informasi meteorologi penerbangan yang terdapatdalam dokumentasi penerbangan berbeda secara muatandengan materi informasi yang dibuat untuk perencanaansebelum terbang (pre-flight planning) dan penyusunan kembali

www.peraturan.go.id

2015, No.66 64

rencana terbang (in-flight re-planning), unit pelayanan informasimeteorologi di aerodrome menginformasikan secepatnya, danapabila memungkinkan, diberikan pula informasi yang sudahdiamandemen sesuai persetujuan antara badan usaha angkutanudara dan unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome.

c. Apabila amandemen terjadi setelah dokumentasi penerbangandiberikan, atau sebelum pesawat udara lepas landas, maka unitpelayanan informasi meteorologi di aerodrome dapatmenerbitkan amandemen atau pembaruan informasi yangdiperlukan kepada badan usaha angkutan udara atau unit ATSlokal, untuk diteruskan ke pesawat udara.

d. Unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome harusmenyimpan informasi yang telah disampaikan kepada anggotakru angkutan udara, baik berupa salinan cetakan atau filekomputer sekurang-kurang 30 (tiga puluh) hari dari tanggalditerbitkan. Informasi ini harus tersedia, bila ada permintaan,untuk penyelidikan atau investigasi dan harus tetap adasampai penyelidikan atau investigasi selesai.

e. Apabila penyedia layanan informasi meteorologi penerbanganmenggunakan sistem otomatisasi informasi sebelum terbang(pre-flight information system) dalam memberikan danmenampilkan informasi meteorologi penerbangan kepadabadan usaha dan anggota kru angkutan udara untuk tujuanself briefing, perencanaan terbang (flight planning) dandokumentasi penerbangan, maka informasi yang disampaikanharus sesuai dengan ketentuan dalam butir 174.255(Ketentuan Umum), butir 174.230 (Briefing, Konsultasi danTampilan Display) dan butir 174.235 (DokumentasiPenerbangan/Flight Documentation).

f. Sistem otomatisasi informasi sebelum terbang (pre-flightinformation system) memudahkan akses penyampaianinformasi meteorologi penerbangan dan pelayanan informasiaeronautika (Aeronautical Information Services/AIS) kepadabadan usaha angkutan udara, anggota kru angkutan udaradan personel penerbangan terkait lainnya. Pengaturanmengenai sistem tersebut diatur melalui perjanjian antara unitpelayanan informasi meteorologi dan penyelenggara navigasipenerbangan sipil terkait. Unit pelayanan informasi meteorologiharus tetap bertanggung jawab dalam kendali mutu danmanajemen mutu informasi meteorologi penerbangan

www.peraturan.go.id

2015, No.6665

Catatan: Tanggung jawab untuk Pelayanan InformasiAeronautika (AIS) dan jaminan mutu tercantum dalamDokumen ICAO Annex 15 (Aeronautical InformationServices, chapter 1,2 and 3).

174.240Informasi untuk Pesawat Udara yang sedang dalamPenerbangan.

a. Informasi meteorologi penerbangan yang digunakan oleh pesawatudara yang sedang terbang diterbitkan oleh unit pelayananinformasi meteorologi di aerodrome atau unit MWO untukdiberikan kepada unit ATS terkait melalui saluran D-VOLMETatau penyiaran VOLMET (VOLMET broadcast) dan ditentukanmelalui perjanjian kerjasama. Informasi meteorologi penerbanganyang diberikan ke badan usaha angkutan udara untukperencanaan pesawat yang sedang terbang, diberikan sesuaipermintaan melalui perjanjian antara unit pelayanan informasimeteorologi dan unit ATS terkait.

b. Informasi meteorologi penerbangan yang digunakan olehpesawat udara yang sedang terbang diberikan kepada unit ATSdengan rincian seperti tercantum dalam Sub Bagian 174K (Informasi untuk Pelayanan Lalu Lintass Penerbangan (ATS),Pencarian dan Pertolongan (SAR) dan Pelayaan InformasiAeronautika (AIS).

c. Informasi meteorologi penerbangan disediakan melalui saluranD-VOLMET atau penyiaran VOLMET (VOLMET broadcast).

www.peraturan.go.id

2015, No.66 66

Sub Bagian 174 K. INFORMASI UNTUK PELAYANAN LALU LINTASPENERBANGAN (AIR TRAFFIC SERVICES/ATS), PENCARIAN DANPERTOLONGAN (SEARCH AND RESCUE/SAR) DAN PELAYANANINFORMASI AERONAUTIKA (AERONAUTICAL INFORMATIONSERVICE/AIS)

174.245 Informasi untuk Unit Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan(Air Traffic Service/ATS)

a. Unit pelayanan informasi meteorologi memberikan wewenangkepada unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome atauunit MWO untuk bekerjasama dengan unit pelayanan lalulintas penerbangan di masing-masing aerodrome. Setelahberkoordinasi dengan unit pelayanan lalu lintas penerbanganmaka unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome atauunit MWO harus menyediakan informasi meteorologipenerbangan yang terkini kepada unit pelayanan lalu lintaspenerbangan sesuai fungsinya.

b. Unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome melayanimenara pengendali aerodrome (Aerodrome Control Tower/TWR)atau unit pengendali pendekatan (Approach Control Unit/APP)dalam penyediaan informasi meteorologi.

c. Unit MWO melayani pusat informasi penerbangan (FlightInformation Centre/FIC) atau pusat pengendali wilayah (AreaControl Centre/ACC) dalam penyediaan informasi meteorologi.

d. Dalam kondisi tertentu dapat dimungkinkan dua atau lebihunit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome salingbekerjasama dalam pembagian tugas dan tanggung jawabmelalui penetapan oleh unit pelayanan informasi meteorologi,dan sesudah berkonsultasi dengan penyelenggara ATS terkait.

e. Setiap informasi meteorologi penerbangan yang diminta olehunit pelayanan lalu lintas penerbangan terkait dengan kondisikegawatdaruratan pesawat udara harus diberikan sesegeramungkin.

174.250 Informasi untuk Unit Pencarian dan Pertolongan (Searchand Rescue/SAR)

www.peraturan.go.id

2015, No.6667

Unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome atau unitMWO yang ditunjuk oleh unit pelayanan informasi meteorologisesuai kesepakatan navigasi udara regional menyediakaninformasi meteorologi penerbangan untuk unit pencarian danpertolongan sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Unitpelayanan informasi meteorologi di aerodrome yang ditunjuk tetapmemberikan informasi yang dibutuhkan oleh unit pencarian danpertolongan selama kegiatan operasi pencarian dan pertolongan.

174.255Informasi untuk Unit Pelayanan Informasi Aeronautika(Aeronautical Information Service/AIS)

Unit pelayanan informasi meteorologi, melalui koordinasi denganpenyelenggara penerbangan sipil, harus menyediakan informasimeteorologi penerbangan terkini kepada unit pelayanan informasiaeronautika.

SUB BAGIAN 174 L. PERSYARATAN PENGGUNAAN KOMUNIKASI

174.260 Persyaratan-Persyaratan Komunikasi.

a. Fasilitas telekomunikasi yang memadai harus tersedia padaunit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome untukmenunjang penyampaian informasi meteorologi penerbanganke unit pelayanan lalu lintas penerbangan di aerodrome (AirTraffic Services/ATS) yang menjadi wilayah tanggungjawabnya, terutama kepada menara pengendali aerodrome(Aerodrome Control Towers/TWR), unit pengendali pendekatan(Approach Control Units/APP) dan stasiun telekomunikasipenerbangan yang berada di aerodrome tersebut.

b. Fasilitas telekomunikasi yang memadai harus tersedia sehinggaunit MWO dapat memberikan informasi meteorologipenerbangan yang dibutuhkan kepada unit pelayanan lalu lintaspenerbangan (Air Traffic Services/ATS) dan unit pencarian danpertolongan (Search And Rescue/SAR)yang meliputi wilayahinformasi penerbangan (Flight Information Regions/FIR),pengendali wilayah (control areas) dan kantor SAR yang menjadi

www.peraturan.go.id

2015, No.66 68

wilayah tanggung jawabnya terutama kepada pusat informasipenerbangan (Flight Information Centre/FIC), pusat pengendaliwilayah (Area Control Centres/ACC) dan pusat koordinasipertolongan (rescue coordination centres) dan stasiuntelekomunikasi penerbangan terkait.

c. Fasilitas telekomunikasi yang memadai harus tersediasehingga WAFC dapat mengirimkan produk WAFS yangdibutuhkan ke unit pelayanan informasi meteorologi diaerodrome dan pengguna lainnya.

d. Fasilitas telekomunikasi yang menghubungkan unit pelayananinformasi meteorologi di aerodrome, dengan menara pengendaliaerodrome (Aerodrome Control Towers/TWR) atau dengan unitpengendali pendekatan (Approach Control Units/APP) harusmemungkinkan dilaksanakannya komunikasi secara langsung(direct speech). Kecepatan normal dimana masing-masing unitdapat dihubungi sekitar 15 (lima belas) detik.

e. Fasilitas telekomunikasi yang menghubungkan antara unitpelayanan informasi meteorologi di aerodrome atau unit MWOdengan pusat informasi penerbangan (Flight InformationCentre/FIC), pusat pengendali wilayah (Area ControlCentres/ACC) dan pusat koordinasi pertolongan (rescuecoordination centres) dan stasiun telekomunikasi penerbanganharus dapat memungkinkan dilaksanakannya:

1. Komunikasi melalui direct speech, dengan kecepatankomunikasi normal sekitar 15 (lima belas) detik; dan

2. Komunikasi tercetak (printed communication), saat rekamandiperlukan oleh penerima, waktu pengiriman pesan tidaklebih dari 5 (lima) menit.

Catatan: Dalam poin huruf d dan e "sekitar 15 (lima belas)detik" mengacu pada komunikasi telepon yangmemerlukan operasi papan penghubung (swithboard) dan "tidak lebih dari 5 (lima) menit"mengacu pada komunikasi tercetak yangmemerlukan transmisi ulang (retransmission).

f. Fasilitas telekomunikasi seperti tercantum dalam poin huruf ddan e apabila diperlukan maka dilengkapi dengan perangkatkomunikasi visual atau komunikasi audio lainnya, sebagai

www.peraturan.go.id

2015, No.6669

contoh: CCTV (closed-circuit television) atau sistem pengolahaninformasi terpisah (separate information processing system).

g. Melalui perjanjian antara unit pelayanan informasi meteorologidengan penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan,penyelenggara dapat membangun fasilitas telekomunikasi gunamemperoleh informasi meteorologi penerbangan dari unitpelayanan informasi meteorologi penerbangan aerodrome.

h. Fasilitas telekomunikasi yang memadai harus dibuat sehinggaunit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome dapat tukarmenukar informasi meteorologi penerbangan (operationalmeteorological information/OPMET) dengan unit pelayananinformasi meteorologi di aerodrome lainnya.

i. Fasilitas telekomunikasi yang digunakan untuk pertukaraninformasi operasional meteorologi penerbangan (operationalmeteorological information/OPMET) melalui pelayananpenerbangan tetap (aeronautical fixed service/AFS) atau untukpertukaran informasi meteorologi penerbangan yang bukanwaktu penting (non-time critical) melalui internet publik (publicinternet) tergantung pada ketersediaan, kelancaran operasi danperjanjian bilateral/multilateral dan/atau kesepakatan navigasiudara regional.

Catatan 1: Tiga sistem distribusi satelit (satellite distributionsystem) untuk pelayanan penerbangan tetap(aeronautical fixed service/AFS) menyediakancakupan global untuk mendukung pertukaraninformasi operasional meteorologi penerbangan(operational meteorological information/OPMET).Ketentuan mengenai sistem distribusi satelit (satellitedistribution system) terdapat dalam Dokumen ICAOAnnex 10 Volume III (AeronauticalTelecommunications Part 1, 10.1 and 10.2).

Catatan 2: Pedoman untuk informasi meteorologi penerbanganyang bukan waktu penting (non-time critical) danmateri yang terkait dengan internet publik (publicinternet) terdapat dalam Dokumen ICAO 9855(Guidelines on the Use of the Public Internet forAeronautical Applications).

www.peraturan.go.id

2015, No.66 70

174.265. Penggunaan Komunikasi Pelayanan Penerbangan Tetap(Aeronautical Fixed Service/AFS) dan Internet Publik -Bulletin Meteorologi

Bulletin meteorologi yang berisi informasi operasional meteorologipenerbangan (operational meteorological information/OPMET)dikirimkan melalui pelayanan penerbangan tetap (aeronautical fixedservice/AFS) atau melalui internet publik harus berasal dari unitpelayanan informasi meteorologi di aerodrome terkait.

Catatan: Bulletin meteorologi yang memuat informasi operasionalmeteorologi penerbangan (operational meteorologicalinformation/OPMET) yang dikirim melalui pelayananpenerbangan tetap (aeronautical fixed service/AFS)tercantum dalam Dokumen ICAO Annex 10 (Volume 11,Chapter 4).

174.270 Penggunaan Komunikasi Pelayanan Penerbangan Tetap(Aeronautical Fixed Service Communication/AFSCommunication) Produk Sistem Prakiraan Cuaca Dunia(World Area Forecast System Product)

Produk sistem prakiraan cuaca dunia (WAFS) dalam formatdigital harus dikirimkan menggunakan teknik komunikasi databiner (binary data). Metode dan saluran yang digunakan untukpenyebaran data ditentukan melalui kesepakatan navigasi udararegional.

174.275 Penggunaan Komunikasi Pelayanan Penerbangan Bergerak(Aeronautical Mobile Service Communications).

Isi dan format informasi meteorologi penerbangan yangdikirimkan ke pesawat udara dan dari pesawat udara harussesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini.

www.peraturan.go.id

2015, No.6671

174.280Penggunaan Pelayanan Data Link Penerbangan (AeronauticalData Link Service)-Isi D-VOLMET

D-VOLMET memuat METAR dan SPECI terkini, serta trendforecast apabila tersedia, TAF dan SIGMET, special air-report yangtidak tercantum dalam SIGMET, dan AIRMET apabila ada.

Catatan:Ketentuan dalam penyediaan METAR dan SPECIdipenuhi melalui aplikasi data link-flight informationservice/D-FIS yaitu "Data Link-Aerodrome RoutineMeteorology Report (D-METAR) Service". Ketentuan dalampenyediaan TAF dipenuhi melalui aplikasi D-FIS yaitu"Data Link-Aerodrome Forecast (D-TAF) Service" danketentuan dalam penyediaan SIGMET dan AIRMET dapatdipenuhi melalui aplikasi D-FIS yaitu "Data Link-SIGMET(D-SIGMET) Service". Pelayanan data link lebih rincitercantum dalam Dokumen ICAO 9694 (Manual of AirTraffic Services Data Link Applications).

www.peraturan.go.id

2015, No.66 72

174.285Penggunaan Pelayanan Penyiaran Penerbangan (AeronauticalBroadcasting Service) - Isi dari Penyiaran VOLMET (VOLMETbroadcasts).

a. Penyiaran VOLMET yang terus menerus dan berulang-ulangumumnya menggunakan frekuensi sangat tinggi/very highfrequency (VHF) dan berisi METAR dan SPECI terkini, jugatrend forecast apabila ada.

b. Jadwal penyiaran VOLMET umumnya menggunakan frekuensitinggi/high frequencies (HF), dan berisi METAR dan SPECIterkini, juga trend forecast apabila tersedia, dan berisi TAF danSIGMET jika ditentukan melalui kesepakatan navigasi udararegional .

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA,

IGNASIUS JONAN

www.peraturan.go.id