berita negara republik indonesiaditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn299-2015.pdf · berita...

70
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 299, 2015 BASARNAS. Rencana Strategis. Tahun 2015- 2019. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK.06 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2015 - 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 15 ayat (1) dan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perlu ditetapkan Rencana Strategis (Renstra) Badan SAR Nasional Tahun 2015- 2019 dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5600); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4658); www.peraturan.go.id

Upload: dinhthien

Post on 13-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No. 299, 2015 BASARNAS. Rencana Strategis. Tahun 2015-2019.

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL

NOMOR PK.06 TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL

TAHUN 2015 - 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN SAR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 15ayat (1) dan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional, perlu ditetapkan RencanaStrategis (Renstra) Badan SAR Nasional Tahun 2015-2019 dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentangPencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 267, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5600);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentangPencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2006 Nomor 89, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4658);

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 2

4. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tentangBadan SAR Nasional;

5. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentangRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) Tahun 2015-2019;

6. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor:PER.KBSN-01/2008 tentang Organisasi dan Tata KerjaBadan SAR Nasional sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional NomorPK.15 Tahun 2014 (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2014 Nomor 684);

7. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK 19Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja KantorSearch and Rescue (SAR) sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional NomorPK 24 Tahun 2012;

8. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.20Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja BalaiPendidikan dan Pelatihan Badan SAR Nasional;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL TENTANGRENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN2015-2019.

Pasal 1

(1) Renstra Badan SAR Nasional Tahun 2015-2019 merupakan dokumenperencanaan jangka menengah yang mencakup tugas, pokok danfungsi Badan SAR Nasional.

(2) Renstra Badan SAR Nasional Tahun 2015-2019 sebagaimana dimaksudpada ayat (1) berisi tentang arah kebijakan dan strategi pembangunanyang menjadi ukuran pencapaian kinerja Badan SAR Nasional selamalima tahun.

Pasal 2

Dokumen Renstra sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, menjadipedoman penyelenggaraan seluruh program dan kegiatan di lingkunganBadan SAR Nasional dalam pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaransesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya.

Pasal 3

Renstra Badan SAR Nasional Tahun 2015-2019 memuat program dankegiatan yang dilengkapi dengan sasaran, indikator, target, dan alokasipendanaan.

www.peraturan.go.id

2015, No. 2993

Pasal 4

Renstra Badan SAR Nasional Tahun 2015-2019 sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2, dilaksanakan oleh setiap unit kerja di lingkungan BadanSAR Nasional.

Pasal 5

Renstra disusun dalam bentuk dokumen yang memuat program dankegiatan Basan SAR Nasional serta indikasi alokasi pendanaannya sampaidengan jangka waktu 5 tahun.

Pasal 6

Masing-masing unit kerja di lingkungan Badan SAR Nasional di dalammengelola kegiatan wajib memenuhi ketentuan dan prosedur yangberlaku.

Pasal 7

Sekretaris Utama melaksanakan pengawasan secara berkesinambunganterhadap pelaksanaan Renstra Badan SAR Nasional Tahun 2015 -2019.

Pasal 8

Renstra Badan SAR Nasional Tahun 2015-2019 sebagaimana dimaksuddalam Pasal 1 secara lengkap sebagaimana tercantum dalam lampiranPeraturan ini.

Pasal 9

Peraturan Kepala Badan SAR Nasional ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Kepala Badan SAR Nasional ini dengan penempatannya dalamBerita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 12 Februari 2015

KEPALA BADAN SAR NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA,

FHB. SOELISTYO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 20 Februari 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 4

Lampiran Peraturan Kepala Badan Sar Nasional

Nomor : PK.06 Tahun 2015

Tanggal : 12 Februari 2015

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1

I.1 Latar Belakang .................................................. 1

I.2 Kondisi Umum................................................... 3

I.2.1 Institusi dan Kelembagaan ....................... 5

a. Kedudukan ........................................... 6

b. Tugas Pokok ......................................... 6

c. Fungsi................................................... 7

d. Struktur Organisasi .............................. 7

I.2.2 Aspek Hukum dan Kewenangan ............. 9

a. Landasan Hukum.................................. 9

b. Kewenangan.......................................... 10

I.2.3 Sarana dan Prasarana ............................ 10

1. Sistem Komunikasi SAR ........................ 11

2. Sarana dan Peralatan SAR .................... 12

3. Prasarana SAR...................................... 14

I.2.4 Sumber Daya Manusia ............................ 15

a. Kepegawaian ......................................... 16

b. Pendidikan, Pelatihan, dan Pembinaan.. 16

I.3 Potensi dan Permasalahan................................. 16

I.3.1 Faktor Strategis Internal ......................... 16

I.3.1.1 Aspek Hukum ................................ 16

I.3.1.2 Aspek Kelembagaan ....................... 17

I.3.1.3 Aspek Sarana dan Prasarana.......... 19

I.3.1.4 Aspek Sumber Daya Manusia ......... 19

I.3.2 Faktor Strategis Eksternal ...................... 21

I.3.2.1 Aspek Hukum ................................ 21

I.3.2.2 Aspek Kelembagaan ....................... 22

I.3.2.3 Aspek Sumber Daya Manusia ......... 23

www.peraturan.go.id

2015, No. 2995

I.3.2.4 Aspek Operasi dan Sarana dan

Prasarana ..................................... 24

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ........................ 26

II.1 Visi Badan SAR Nasional ................................. 26

II.2 Misi Badan SAR Nasional................................. 26

II.3 Tujuan Strategis Badan SAR Nasional.............. 27

II.4 Sasaran Strategis Badan SAR Nasional ............ 28

II.5 Peta Strategis .................................................. 33

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM...... 36

III.1 Arah Kebijakan Badan SAR Nasional............... 36

A. Hukum dan Kewenangan ........................... 36

B. Kelembagaan ............................................. 37

C. Sumber Daya Manusia............................... 38

D. Operasi dan Sarana Prasarana SAR ........... 40

III.2 Strategi Badan SAR Nasional .......................... 43

A. Hukum dan Kewenangan ........................... 43

B. Kelembagaan ............................................. 43

C. Sumber Daya Manusia............................... 44

D. Operasi dan Sarana Prasarana SAR ........... 44

III.3 Program dan Kegiatan..................................... 49

BAB IV PENUTUP ............................................................... 52

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 6

LAMPIRAN

1. Matriks Keselarasan Visi hingga Program Rencana Strategis BadanSAR Nasional Tahun 2015-2019

2. Matriks Target Capaian Kinerja Rencana Strategis Badan SARNasional Tahun 2015-2019

3. Matriks Target Pembangunan Rencana Strategis Badan SARNasional Tahun 2015-2019

4. Matriks Pendanaan Rencana Strategis Badan SAR Nasional Tahun2015-2019

www.peraturan.go.id

2015, No. 2997

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Wilayah Lokasi Jangkauan Helikopter ............... 13

Gambar 2. Lokasi Jangkauan Wilayah Rescue Boat ............ 14

Gambar 3. Lokasi Jangkauan Wilayah Rescue Boat 60M..... 15

Gambar 4. Lokasi Kantor SAR ........................................... 16

Gambar 5. Keselarasan Visi hingga Program & Kegiatan ..... 29

Gambar 6. Peta Strategis Badan SAR Nasional.................... 34

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 8

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Aspek Hukum Internal .......................................... 18

Tabel 2. Aspek Kelembagaan Internal.................................. 19

Tabel 3. Aspek Sarana dan Prasarana Internal.................... 20

Tabel 4. Aspek Sumber Daya Manusia Internal ................... 21

Tabel 5. Aspek Hukum Eksternal........................................ 22

Tabel 6. Aspek Kelembagaan Eksternal............................... 23

Tabel 7. Aspek Sumber Daya Manusia Eksternal ................ 24

Tabel 8. Aspek Operasi Sarana dan Prasarana Eksternal .... 25

Tabel 9. Penjabaran Indikator Sasaran ............................... 34

Tabel 10. Arah Strategi dan Kebijakan Badan SAR Nasional 47

www.peraturan.go.id

2015, No. 2999

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan SAR Nasional2015-2019 berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) danRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun2015-2019. Renstra Badan SAR Nasional merupakan keberlanjutanprogram dan kegiatan dalam lingkup Badan SAR Nasional untuk limatahun ke depan.

Renstra Badan SAR Nasional 2015-2019 merupakan dokumenperencanaan jangka menengah yang mencakup tugas, pokok danfungsi Badan SAR Nasional yang memuat arah kebijakan dan strategipembangunan. Renstra Badan SAR Nasional 2015-2019 menjadiukuran pencapaian kinerja Badan SAR Nasional selama lima tahun.Dokumen Renstra ini diharapkan menjadi pedoman penyelenggaraanseluruh program dan kegiatan di lingkungan Badan SAR Nasionaldalam pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telahditetapkan melalui optimalisasi pelaksanaan program dan kegiatansesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya masing-masing.

Dalam rangka reformasi perencanaan dan penganggaran yangsesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003tentang Keuangan Negara, Menteri Perencanaan PembangunanNasional/Kepala Bappenas bersama dengan Menteri Keuanganmenandatangani Surat Edaran Bersama (SEB) Nomor0142/M.PPN/06/2009. Surat Edaran Bersama tersebut menetapkanpelaksanaan Reformasi Perencanaan dan Penganggaran (RPP), sertamensyaratkan adanya keterkaitan antara perencanaan pendanaandengan kinerja dan pencapaian kinerja melalui akuntabilitasorganisasi. Program harus disusun secara berjenjang agar dapatmenjelaskan hubungan logis antarprioritas perencanaan organisasi,program, kegiatan, indikator kinerja, dan pendanaan.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional Pasal 15 ayat (1) dan Pasal 19ayat (2) menetapkan bahwa setiap Kementerian/Lembaga wajibmenyusun Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) untukmenjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, serta menjamintercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif,berkeadilan, dan berkelanjutan. Di samping itu, Instruksi PresidenNo. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahpada Diktum Kedua menyebutkan bahwa setiap instansi Pemerintah,

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 10

mulai dari Kementerian/Lembaga, Eselon I sampai Eselon II wajibmenyusun Renstra untuk melaksanakan akuntabilitas kinerjainstansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban kinerjainstansi pemerintah.

Fungsi Renstra K/L sangat penting karena merupakan pedomanbagi penyusunan dokumen perencanaan jangka pendek (satu tahun)yang meliputi Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga (RenjaK/L) serta Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga/Negara(RKA-KL). Renja K/L dan RKA-KL merupakan lampiran nota keuanganuntuk mengantarkan Rancangan Undang-Undang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disampaikan olehPresiden RI dalam Pidato Kenegaraan di depan Dewan PerwakilanRakyat Republik Indonesia (DPR-RI) pada tanggal 16 Agustus padasetiap tahunnya. Renstra Badan SAR Nasional 2015-2019 ini memuatprogram dan kegiatan yang dilengkapi dengan sasaran, indikator,target, dan alokasi pendanaan.

Program dan kegiatan yang dimuat dalam Renstra dilaksanakanoleh setiap Unit Kerja di lingkup Badan SAR Nasional. Hal itudilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi manajemenkoordinasi dan tugas teknis lainnya di lingkup internal secaratahunan sepanjang periode 2015-2019. Renstra Badan SAR Nasional2015-2019 disusun sebagai acuan bagi Eselon II di lingkup BadanSAR Nasional dalam menyusun Renstra Eselon II dan Rencana KerjaTahunan sebagai cara memfasilitasi pembangunan SAR sesuai dengantugas pokok dan fungsinya.

Dalam Renstra Badan SAR Nasional 2015-2019, pengukurankinerja diperlukan sebagai suatu aktivitas penilaian pencapaiantarget-target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis Badan SARNasional. Pengukuran kinerja harus berbasis pada strategi besarBadan SAR Nasional yang dirancang dalam master plan Badan SARNasional. Pemilihan indikator dan ukuran kinerja serta penetapantarget untuk setiap ukuran ini merupakan upaya nyata dalammemformulasikan tujuan strategis Badan SAR Nasional agar lebihterwujud dan terukur. Pengukuran kinerja juga harus didasarkanpada karakteristik operasional Badan SAR Nasional yang unik karenamenyangkut musibah dan bencana yang relatif sulit terukurbesarannya dimana musibah dan bencana dapat terjadi kapanpundan dimanapun. Aspek pendukung dan aspek utama dalam aktivitasSAR harus dimulai dari yang paling bawah hingga ke aspek kebijakansecara umum.

Penerapan skema indikator kinerja memerlukan adanya artikulasitujuan, visi, misi, sasaran dan hasil program yang terukur dan jelasmanfaatnya. Akurasi keputusan dapat dihasilkan dengan dukungan

www.peraturan.go.id

2015, No. 29911

data dan informasi yang baik. Pengukuran kinerja sektor publikmemberikan manfaat yang pasti terhadap jalannya kinerjapemerintah.

Monitoring dan ulasan terhadap berbagai macam indikatorkinerja Badan SAR Nasional harus terus dilakukan sebagai bagiandari upaya menciptakan budaya perbaikan kinerja secaraberkelanjutan. Ulasan secara rutin terhadap indikator kinerjabertujuan untuk menguji validitas dan keandalan indikator yangdisusun Badan SAR Nasional agar dapat menyesuaikan perubahankebutuhan layanan jasa SAR sehingga dalam jangka panjangmenghasilkan ukuran kinerja Badan SAR Nasional yang lebih baikdan efektif.

I.2 Kondisi Umum

Globalisasi ekonomi memengaruhi peningkatan mobilitasmasyarakat dan barang, baik melalui jalur darat, laut, maupun udara.Hal ini mengakibatkan peningkatan transportasi dan frekuensi lalulintas transportasi khususnya penerbangan dan pelayaran yangmelewati Indonesia karena wilayah Indonesia tergolong strategis padajalur transportasi internasional. Indonesia merupakan salah satuwilayah yang sering dilalui oleh rute penerbangan dan pelayaraninternasional. Ruang udara dan wilayah laut Indonesia yangmembentang lebar memberikan keuntungan dalam hal rutepenerbangan dan pelayaran untuk rute Asia Pasifik dan Australia.Dengan kondisi seperti itu, Indonesia perlu menyediakan jasa layananSAR untuk mengurangi dampak negatif dari musibah kecelakaantransportasi.

Disamping itu, Indonesia memiliki banyak gunung berapi yangaktif, seperti Bukit Barisan yang membentang di Sumatera. PulauJawa yang merupakan pulau dengan penduduk terpadat jugamemiliki beberapa gunung berapi yang masih aktif, demikian pula diPulau Sulawesi, Bali, Papua, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, dansekitarnya. Indonesia menjadi episentrum gempa bumi yang secarageologis sangat labil karena dilintasi patahan kerak bumi lempengpasifik dan merupakan titik tumbukan antara lempeng Asia, lempengAustralia, dan lempeng Pasifik. Sebagai Negara dengan iklim tropis,Indonesia juga memiliki curah hujan yang tinggi sepanjang tahunyang dapat menimbulkan kemungkinan bencana banjir dan longsor.

Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa NegaraKesatuan Republik Indonesia bertanggungjawab melindungi segenapbangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan tujuanuntuk memberikan perlindungan terhadap kehidupan danpenghidupan. Dalam penanganan terhadap bencana dan musibah,Badan SAR Nasional memiliki peran sesuai yang tertuang dalam tugas

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 12

dan fungsinya yaitu membina, mengoordinasikan, dan mengendalikanpotensi SAR dalam kegiatan SAR terhadap orang yang hilang ataudikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam pelayaran danatau penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam bencanadan musibah sesuai dengan peraturan SAR nasional daninternasional.

Badan SAR Nasional dibentuk sebagai lembaga yang menanganibidang pencarian dan pertolongan pada musibah pelayaran, musibahpenerbangan, bencana dan musibah lainnya. Badan SAR Nasionallahir pada tanggal 28 Februari 1972, berdasarkan Keputusan PresidenNomor 11 Tahun 1972 sebagai suatu lembaga yang bernama BadanSAR Indonesia (Basari). Selanjutnya, pada Tahun 2007 Badan SARNasional berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non-Kementerian(LPNK), berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional. Sesuai dengan PeraturanPresiden tersebut, Badan SAR Nasional bertugas untuk membantupemerintah dalam tugas-tugas di bidang pencarian dan pertolongan.Keberhasilan tugas pencarian dan pertolongan itu juga sesuai dengantuntutan dari ICAO (International Civil Aviation Organization) dan IMO(International Maritime Organization) serta Peraturan Pemerintah RINomor 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan.

Dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibahpenerbangan, pelayaran maupun musibah lainnya, diperlukankesiapan di bidang pencarian dan pertolongan (Search and Rescue)baik dari segi sarana/prasarana, peralatan SAR maupun sumber dayamanusia (SDM).

Tolok ukur keberhasilan pelayanan SAR terletak pada kecepatandalam menanggapi musibah yang dapat terlihat dari tindakan awalsaat pencarian dan pengerahan unsur-unsur dalam upaya operasipencarian serta pertolongan di tempat terjadinya musibah. Operasipencarian dan pertolongan dalam menyelamatkan jiwa manusiamerupakan kegiatan spesifik yang memerlukan kecepatan, ketepatan,dan keandalan dari Badan SAR Nasional.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 99 tahun 2007 tentangBadan SAR Nasional, Badan SAR Nasional mempunyai tugas untukmelaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencarian danpertolongan (search and rescue) yang selanjutnya disebut SAR sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu,Badan SAR Nasional memiliki tugas untuk melaksanakan pembinaan,pengoordinasian, dan pengendalian potensi SAR dalam pelaksanaanoperasi SAR.

Dalam rangka meningkatkan rasa aman bagi pengguna jasatransportasi, kegiatan SAR yang cepat dan tepat membutuhkan

www.peraturan.go.id

2015, No. 29913

operasi pencarian dan pertolongan yang andal, khususnya angkutanlaut dan udara. Usaha dan kegiatan tersebut di antaranya meliputikegiatan berikut: mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwamanusia yang dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalammusibah pelayaran dan penerbangan serta musibah lainnya. OperasiSAR dilakukan segera setelah diketahui adanya musibah ataukeadaan darurat. Operasi SAR akan dihentikan apabila korbanmusibah telah berhasil diselamatkan atau tidak ada harapan lagiuntuk menyelamatkan korban berdasarkan hasil analisis/evaluasi.

Dalam menyusun Renstra Badan SAR Nasional, diperlukananalisis kondisi internal Badan SAR Nasional dan hasil pembangunanSAR secara nasional pada periode 2010-2014 sebagai referensi untukmengetahui pencapaian dan kondisi yang ada. Rangkuman hasilanalisis tersebut adalah sebagai berikut.

I.2.1 Institusi dan Kelembagaan

Organisasi SAR pertama di Indonesia diatur dalamKeputusan Presiden nomor 11 tahun 1972 tanggal 28 Februari1972 tentang Badan SAR Indonesia (BASARI) dengan tupoksimenangani musibah kecelakaan penerbangan dan pelayaran.Basari berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggungjawablangsung kepada Presiden serta sebagai pelaksana di lapangankepada PUSARNAS (Pusat SAR Nasional) yang dipimpin olehseorang pejabat dari Departemen Perhubungan.

Pada Tahun 1980, berdasarkan Keputusan MenteriPerhubungan Nomor KM.91/OT.002/Phb-80 danKM.164/OT.002/Phb-80 tentang Organisasi dan Tata KerjaDepartemen Perhubungan, PUSARNAS diubah menjadi BadanSAR Nasional. Perubahan struktur organisasi Badan SARNasional mengalami perbaikan pada tahun 1998 berdasarkanKeputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 80 Tahun 1998tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional danKM. 81 Tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja KantorSAR. Pada tahun 2001, struktur organisasi Badan SARNasional diubah sesuai dengan Keputusan MenteriPerhubungan Nomor KM. 24 Tahun 2001 tentang Organisasidan Tata Kerja Departemen Perhubungan dan KeputusanMenteri Perhubungan Nomor 79 Tahun 2002 tentang organisasidan Tata Kerja Kantor SAR. Berdasarkan kajian dan analisiskelembagaan yang mengacu pada perkembangan dan tuntutantugas yang lebih besar, pada tahun 2007 dilakukan perubahanKelembagaan dan Organisasi Badan SAR Nasional menjadiLembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) yang diatursecara resmi sesuai dengan Peraturan Presiden Republik

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 14

Indonesia Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional.Sebagai LPND, Badan SAR Nasional bertanggungjawablangsung kepada Presiden. Sesuai dengan PeraturanPemerintah Nomor 39 tahun 2009, pada perkembangannya,sebutan LPND berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK), sehingga Badan SAR Nasional punberubah menjadi Lembaga Pemerintah Non-Kementerian(LPNK). Sebagai LPNK, Badan SAR Nasional secara bertahapmelepaskan diri dari struktur Kementerian Perhubungan. Padatahun 2009, pembinaan administratif dan teknis pelaporanmasih melalui Kementerian Perhubungan. Selanjutnya BadanSAR Nasional bertanggungjawab langsung kepada Presidenmulai tahun 2007.

a. Kedudukan

Kedudukan Badan SAR Nasional sesuai PeraturanPresiden Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SARNasional, berada di bawah dan bertanggungjawab langsungkepada Presiden Republik Indonesia.

b. Tugas Pokok

Badan SAR Nasional memiliki tugas membantu Presidendalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangPencarian dan Pertolongan (Search And Rescue).

c. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, BadanSAR Nasional menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1) perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umumdi bidang SAR;

2) perumusan kebijakan teknis di bidang SAR;

3) koordinasi kebijakan, perencanaan dan program dibidang SAR;

4) pembinaan, pengerahan dan pengendalian potensiSAR;

5) pelaksanaan siaga SAR;

6) pelaksanaan tindak awal dan operasi SAR;

7) pengoordinasian potensi SAR dalam pelaksanaanoperasi SAR;

8) pendidikan, pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia di bidang SAR;

9) penelitian dan pengembangan di bidang SAR;

www.peraturan.go.id

2015, No. 29915

10) pengelolaan data dan informasi dan komunikasi dibidang SAR;

11) pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR;

12) pengelolaan barang milik/ kekayaan negara yangmenjadi tanggung jawab Badan SAR Nasional;

13) penyelenggaraan pembinaan dan pelayananadministrasi umum;

14) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkunganBadan SAR Nasional; dan

15) penyampaian laporan, saran dan pertimbangan dibidang SAR.

d. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional NomorPER.KBSN-01/2008 tentang Organisasi dan Tata KerjaBadan SAR Nasional, struktur organisasi Badan SARNasional yang telah diubah dengan Peraturan KepalaBadan SAR Nasional Nomor PK.15 Tahun 2014 (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684)tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Kepala BadanSAR Nasional Nomor PER.KBSN-01/2008 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional, danPeraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.18 Tahun2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan KepalaBadan SAR Nasional Nomor PER.KBSN-01/2008 TentangOrganisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional terdiri atas:

1) Kepala Badan

Kepala Badan SAR Nasional ditunjuk langsung olehPresiden yang dalam melaksanakan tugasnyabertanggungjawab kepada Presiden.

2) Sekretariat Utama

Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pimpinanyang berada di bawah dan bertanggungjawab kepadaKepala Badan SAR Nasional. Sekretariat Utamadipimpin oleh Sekretaris Utama yang terdiri atas tigaBiro yaitu Biro Umum, Biro Perencanaan dan KTLN,serta Biro Hukum dan Kepegawaian.

3) Deputi Bidang Potensi SAR

Deputi Bidang Potensi SAR adalah unsur pelaksanasebagian tugas dan fungsi Badan SAR Nasional dibidang potensi SAR yang berada di bawah dan

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 16

bertanggungjawab kepada Kepala Badan SARNasional. Deputi Bidang Potensi SAR dipimpin olehdeputi yang terdiri atas 2 (dua) direktorat yaituDirektorat Sarana dan Prasarana serta DirektoratPendidikan dan Pelatihan, dan Pemasyarakatan SAR.

4) Deputi Bidang Operasi SAR

Deputi Bidang Operasi SAR adalah unsur pelaksanasebagian tugas dan fungsi Badan SAR Nasional dibidang operasi SAR yang berada di bawah danbertanggungjawab kepada Kepala Badan SARNasional. Deputi Bidang Operasi SAR dipimpin olehdeputi yang terdiri atas 2 (dua) Direktorat yaituDirektorat Operasi dan Latihan serta DirektoratKomunikasi.

5) Pusat Data dan Informasi

Pusat Data dan Informasi adalah unsur penunjangBadan SAR Nasional yang berada di bawah danbertanggungjawab kepada Kepala Badan SAR Nasionalmelalui Sekretaris Utama. Pusat Data dan Informasidipimpin oleh Kepala.

6) Inspektorat

Inspektorat adalah unsur pengawasan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BadanSAR Nasional melalui Sekretaris Utama. Inspektoratdipimpin oleh Inspektur.

7) Unit Pelaksana Teknis

Unit Pelaksana Teknis melaksanakan tugas SAR danadministratif Badan SAR Nasional di daerah, dibentukUnit Pelaksana Teknis yang berada di bawah danbertanggungjawab kepada Kepala Badan SARNasional.

I.2.2 Aspek Hukum dan Kewenangan

Pengaturan tentang pencarian dan pertolongan masihtersebar pada berbagai peraturan perundang-undangan danmasih bersifat parsial sehingga belum dapat dijadikan landasanhukum yang kuat dan menyeluruh dalam penyelenggaraanpencarian dan pertolongan sesuai dengan perkembangankeadaan serta kebutuhan masyarakat. Dalam rangkamemberikan pelayanan jasa SAR kepada masyarakat,diperlukan suatu landasan legalitas yang cukup kuat setingkatundang-undang sebagai payung hukum dalam

www.peraturan.go.id

2015, No. 29917

penyelenggaraan kegiatan SAR dimana kegiatan SAR sangatbersinggungan erat dengan hak asasi manusia, yaitu hak dasarmanusia sebagai warga negara serta hak-hak keperdataanlainnya. Adapun beberapa perundang-undangan yang dapatdijadikan landasan eksistensi Badan SAR Nasional meliputi:

a. Landasan Hukum

Penyelenggaraan SAR Nasional dilaksanakan berdasarkanperaturan perundang-undangan yang meliputi:

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2006 tentangPenerbangan.

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentangPelayaran.

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah.

4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2001 tentangKeamanan dan Keselamatan Penerbangan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentangPencarian dan Pertolongan.

6. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.08Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KantorSAR sebagaimana telah diubah dengan PeraturanKepala Badan SAR Nasional Nomor PK.24 Tahun 2012.

7. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional NomorPER.KBSN-01/2008 tentang Organisasi dan TataLaksana Badan SAR Nasional sebagaimana telahdiubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan SARNasional Nomor PK.18 Tahun 2012.

8. Keputusan Kepala Badan SAR Nasional No:KEP/103/XII/2002 tentang Standar KebutuhanMinimal Peralatan SAR pada Kantor SAR, Badan SARNasional, 2002.

9. International Convention for the Safe of Live at Sea(SOLAS), 1974.

10. International Aviation & Maritime Search and Rescue(IAMSAR), ICAO/IMO, 1998.

11. “Search and Rescue”, International Civil AviationOrganization, Annex 12, Tahun 2000.

12. UNCLOS-82 yang diratifikasi dengan PeraturanPemerintah No 37 Tahun 2002, Indonesia diterima dandiakui sebagai negara kepulauan yang memiliki laut

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 18

pedalaman, namun Indonesia harus menyediakanjalur laut internasional.

b. Kewenangan

Struktur organisasi Badan SAR Nasional ditetapkanberdasarkan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007.Dalam kaitan itu, Badan SAR Nasional berada dibawah danbertanggungjawab kepada Presiden agar dapatmeningkatkan koordinasi dan pengendalian saat terjadimusibah sehingga asas SAR, yakni cepat, tepat, dan efisiendapat terwujud. Badan SAR Nasional memiliki kewenanganuntuk melaksanakan pencarian dan pertolongan denganmengadopsi beberapa ketentuan yang berlaku umumsecara internasional, seperti standar penangananpencarian dan pertolongan serta peralatan yangdibutuhkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristikIndonesia.

Dalam perundang-undangan yang berlaku saat ini,Peraturan Pemerintah nomor 36 Tahun 2006 tentangPencarian dan Pertolongan, Badan SAR Nasional diberikewenangan untuk mengerahkan para potensi SAR dalamoperasi SAR yang berada di bawah kendali operasi BadanSAR Nasional. Peraturan tersebut memberikan kesempatankepada masyarakat yang mempunyai keahlian dankompetensi di bidang SAR untuk berpartisipasi dalampenyelenggaraan SAR yaitu sebagai potensi pencarian danpertolongan.

I.2.3 Sarana dan Prasarana

Keberhasilan Badan SAR Nasional dalam melaksanakantugas ditentukan oleh sarana dan prasarana yang dimilikinya.Sarana dan Prasarana bukanlah unsur yang paling utamadalam keberhasilan Operasi SAR namun Operasi SAR tidakakan berhasil maksimal tanpa dukungan sarana dan prasaranayang memadai. Sarana dan prasarana yang dimaksud meliputibeberapa hal sebagai berikut.

1. Sistem Komunikasi SAR

Salah satu fasilitas SAR yang memegang peranan utamadalam pelaksanaan kegiatan SAR adalah sistemkomunikasi SAR Nasional. Sistem komunikasi ini tidaklepas dari semua jenis peralatan komunikasi yangdigunakan sebagai sarana pertukaran informasi baikberupa voice maupun data dalam kegiatan SAR. Sistem

www.peraturan.go.id

2015, No. 29919

komunikasi yang digelar memiliki beberapa fungsi sebagaiberikut.

a. Jaringan Penginderaan Dini

Komunikasi sebagai sarana penginderaan dinidimaksudkan agar setiap musibah pelayaranpenerbangan serta bencana atau musibah lainnyadapat dideteksi sedini mungkin, agar usaha pencarian,pertolongan dan penyelamatan dapat dilaksanakandengan cepat. Oleh karena itu setiap informasi yangditerima harus memiliki kemampuan dalam halkecepatan, kebenaran, dan aktualisasinya.Implementasi sistem komunikasi harus mengacukepada peraturan International Maritime Organization(IMO) dan International Civil Aviation Organization(ICAO) untuk memonitor musibah penerbangan.Hingga saat ini, Badan SAR Nasional memiliki alatdeteksi sinyal yang mengindikasikan lokasi musibahyang bernama LUT (Local User Terminal) sebanyak duabuah berupa perangkat stasiun bumi kecil yangmengolah data dari Cospas-Sarsat.

b. Jaringan Koordinasi

Komunikasi sebagai sarana koordinasi, dimaksudkanuntuk dapat berkoordinasi dalam mendukungkegiatan operasi SAR baik internal antara kantor pusatBadan SAR Nasional dengan Kantor SAR dan antarKantor SAR, dan eksternal dengan seluruh potensiSAR dan Rescue Coordination Centers (RCCs) negaratetangga secara cepat dan tepat.

c. Jaring Komando dan Pengendalian

Jaring ini merupakan sarana komando danpengendalian untuk mengendalikan unsur-unsur yangterlibat dalam operasi SAR.

d. Jaring Pembinaan, Administrasi, dan Logistik

Jaring ini digunakan oleh Badan SAR Nasional untukpembinaan dan administrasi perkantoran.

Untuk memaksimalkan fungsi komunikasi SAR, BadanSAR Nasional telah dilengkapi peralatan-peralatankomunikasi seperti berikut:

Fixed Line Telecommunication,

Radio Communication,

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 20

AFTN (Aeronautical Fixed Telecommunication Network),

SATCOM.

Koordinasi antarunit SAR selama operasi SAR akanmenentukan suksesnya operasi SAR. Keandalan seluruhalat komunikasi mencakup transfer data maupun suaradalam segala kondisi dan cuaca menjadi keharusan.

2. Sarana dan Peralatan SAR

Sebagai komponen pendukung keberhasilan pelaksanaanoperasi SAR, sarana dan peralatan SAR telah diupayakanuntuk selalu tetap mengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi, baik kualitas maupunkuantitasnya. Secara umum, gambaran kondisi sarana danprasarana Badan SAR Nasional dapat dijabarkan sebagaiberikut:

a. Sarana SAR Udara

Untuk menunjang penyelamatan korban di lautan,Badan SAR Nasional telah memiliki helikopter rotarywing yang berkategori “ringan” (light type) dan duabuah helikopter dauphin yang berkategori “menengah”(medium range). Kondisi saat ini, cakupan wilayahudara Badan SAR Nasional meliputi Medan, TanjungPinang, Jakarta, Surabaya, dan Denpasar. Berikut inidisajikan peta kekuatan sarana SAR Udara Badan SARNasional:

Gambar 1. Wilayah Lokasi Jangkauan Helikopter

b. Sarana SAR Laut

Untuk menunjang penyelamatan korban di lautan,Badan SAR Nasional telah memiliki Rescue Boat dan

www.peraturan.go.id

2015, No. 29921

Rigid Inflatable Boat. Selain sebagai sarana angkut timpenolong (rescue team) yang akan memberikanpertolongan, sarana laut juga harus memilikikemampuan mencari dan mengarungi lautan padaberbagai kondisi alam dan cuaca. Berikut ini disajikanpeta kekuatan sarana SAR laut Badan SAR Nasional:

Gambar 2. Lokasi Jangkauan Wilayah Rescue Boat

c. Sarana SAR Darat

Sebagai sarana penunjang operasi pertolonganterhadap musibah dan bencana, secara garis besarsarana SAR darat yang telah dimiliki oleh Badan SARNasional mencakup Rescue Truck dan Rescue Car.Dalam rangka mendukung kecepatan mobilisasi timpenolong, kendaraan-kendaraan tersebut telahdilengkapi dengan rescue tool.

d. Peralatan SAR (SAR Equipment)

Peralatan SAR adalah bagian penting bagi rescuerdalam melaksanakan pertolongan terhadap korbanmusibah dan atau bencana sehingga dukunganperalatan yang memadai akan membantu prosespertolongan. Kantor-kantor SAR telah dilengkapidengan peralatan SAR yang disesuaikan dengan lokasidan kondisi setempat.

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 22

Gambar 3. Lokasi Jangkauan Wilayah Rescue Boat60 M

3. Prasarana SAR

a. Prasarana Kantor (Gedung)

Prasarana fisik gedung dan bangunan adalahpenunjang utama yang merupakan awal dari segalaaktivitas mulai dari perencanaan, pengoordinasian,sampai evaluasi. Tersedianya gedung yang memadaiakan menjadi salah satu unsur pemacu etos kerjasekaligus memberikan kemudahan bagi masyarakatpengguna jasa SAR.

Kansar Lampung10

Gambar 4. Lokasi Kantor SAR

www.peraturan.go.id

2015, No. 29923

b. Gedung Badan SAR Nasional

Gedung Kantor Pusat Badan SAR Nasional berlokasi JlAngkasa B 15 Kemayoran, Jakarta Pusat.

c. Gedung Kantor SAR

UPT Badan SAR Nasional yang bernama kantor SAR,saat ini berjumlah 33 kantor yang tersebar di seluruhIndonesia.

d. Prasarana Hanggar

Badan SAR Nasional telah memiliki hanggar untukpenyimpanan NBO-105 yang berlokasi di Lanud AtangSenjaya Bogor yang dibangun pada tahun 1982. Selainitu, Badan SAR Nasional juga menggunakan fasilitasyang dimiliki TNI-AL di Lanud AL Juanda untukpenyimpanan NBO-105 di Tanjung Pinang.

e. Prasarana Labuh

Untuk menambatkan Rescue Boat yang dimiliki BadanSAR Nasional, telah dijalin kerjasama antara BadanSAR Nasional dengan berbagai instansi yang memilikisifat sebagai potensi SAR dan memiliki fasilitaspelabuhan antara lain TNI-AL, ASDP, danAdministrator Pelabuhan agar Rescue Boat dapatberlabuh.

I.2.4 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu komponenpenting dalam penyelenggaraan kegiatan SAR. Penyediaan danpengembangan sumber daya manusia di bidang SAR bertujuanuntuk mewujudkan sumber daya manusia yang profesional,kompeten, disiplin, bertanggungjawab, dan memiliki integritas.Untuk mencapai tujuan tersebut, Badan SAR Nasional telahmelakukan perencanaan sumber daya manusia, pendidikandan pelatihan, pemeliharaan kompetensi, serta pengawasan,pemantauan, dan evaluasi. SDM yang dimiliki Badan SARNasional relatif masih kurang memadai baik dari segi kualitasmaupun kuantitasnya jika dibandingkan dengan luas wilayahcakupan NKRI.

a. Kepegawaian

SDM yang dimiliki Basranas sampai dengan 30 Januari2014 adalah sejumlah 2916 orang, sudah termasuk 961tenaga penolong (rescuer) dan tenaga teknis pusat dandaerah.

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 24

b. Pendidikan, Pelatihan, dan Pembinaan

Dalam rangka meningkatkan kemampuan personil BadanSAR Nasional serta UPT di daerah dan Potensi SAR, telahdilakukan pendidikan dan pelatihan, penyuluhan kepadamasyarakat serta pembinaan SDM Potensi SAR. Sejak awal2013, telah dilaksanakan pembangunan Balai DiklatBadan SAR Nasional untuk memenuhi kebutuhanpendidikan dan pelatihan secara mandiri Badan SARNasional. Balai Diklat ini direncanakan mulai dapatdigunakan pada awal tahun 2015 dan rampungsepenuhnya pada tahun 2018.

I.3 Potensi dan Permasalahan

Dalam menyusun Renstra Badan SAR Nasional periode 2015-2019, dasar pertimbangan yang menjadi acuan adalah adanyakesenjangan antara kondisi Badan SAR Nasional yang diharapkandengan kondisi Badan SAR Nasional yang sesuai dengan realita.Kondisi Badan SAR Nasional yang diharapkan itu adalah kondisi yangmenunjukkan bahwa operasi SAR dapat terlaksana dengan efektif danefisien dengan organisasi serta tata kelola institusi yang baik. Prosespenggalian potensi serta permasalahan Badan SAR Nasional dapatmenjadi lebih spesifik ketika analisis setiap permasalahandikelompokkan kedalam beberapa aspek, yaitu aspek hukum,kelembagaan, sarana dan prasana, dan sumber daya manusia.

I.3.1. Faktor Strategis Internal

I.3.1.1 Aspek Hukum

Tabel 1. Aspek Hukum Internal

FAKTOR STRATEGISINTERNAL KETERANGAN

KEKUATAN

Dasar hukum eksistensiBadan SAR Nasional.

Badan SAR Nasional sudahmemiliki dasar hukum yangmendukung perlunya kehadiranlembaga SAR.

Dukungan penuh dariSeluruh Biro, Direktorat danInspektorat terhadap prosespengesahan RUU SAR.

RUU SAR masih dalam prosespengesahan DPR sehinggaberdampak pada pada kinerjaBadan SAR Nasional yang tidakoptimal.

www.peraturan.go.id

2015, No. 29925

KELEMAHAN

Belum lengkapnya dasarlegalitas berupa undang-undang sehingga berdampakpada keseluruhan elemenBadan SAR Nasional.

Saat ini telah ada legalitas bagiBadan SAR Nasional namuntersebar-sebar, di antaranya PPNo.36 Tahun2006, Annex 12 ICAO,Konvensi SAR Maritime,IAMSAR,dsb.

Kekuatan di bidang Hukum yang dimiliki olehBadan SAR Nasional adalah adanya dasar hukumeksistensi Badan SAR Nasional, walaupun belumcukup kuat. Selain itu, kekuatan Badan SAR Nasionalterlihat dari adanya dukungan penuh dari seluruhBiro, Direktorat dan Inspektorat terhadap upayarealisasi RUU SAR yang masih dalam proses.

Kelemahan di bidang hukum yang ada di BadanSAR Nasional adalah belum disahkannya RUU BadanSAR Nasional. Hal tersebut berdampak pada kinerjaBadan SAR Nasional yang tidak optimal, khususnyadalam aspek hukum dan kewenangan.

I.3.1.2 Aspek Kelembagaan

Tabel 2. Aspek Kelembagaan Internal

FAKTOR STRATEGISINTERNAL

KETERANGAN

KEKUATAN

Kerjasama dengan K/L lainsudah berjalan dengan baik.

Kerjasama dengan K/L atauinstansi lain (Menpan,Bappenas, BMKG, BNPB,

potensi SAR, dll) yang telahterjalin perlu diperkuat lagi.

Kerjasama dengan luarnegeri terjalin dengan baik.

Kerja sama dengan luar negeriyang bersifat teknis, operasi,latihan dan pendidikan perlu

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 26

lebih ditingkatkan.

Seluruh program kegiatanberdasarkan Renstrasebelumnya terlaksanadengan baik.

Status Kinerja Badan SARNasional adalah Wajar TanpaPengecualian (WTP).

KELEMAHAN

Penataan KelembagaanOrganisasi dan Tata Laksana(Ortala) yang belummaksimal.

Adanya tumpang tindih daribeberapa unit kerja karenatugas pokok dan fungsi darimasing-masing unit kerjakurang dipahami.

Dana Cadangan OperasionalSAR Bencana masihbergantung kepada BNPB.

Hal tersebut menghambatkinerja terutama dalam bidangoperasi SAR bencana.Sementara itu, jumlah bencanadi Indonesia yangmembutuhkan operasi SARrelatif meningkat.

Kekuatan yang dimiliki Badan SAR Nasional dalambidang Kelembagaan adalah kerja sama dengan K/L,instansi, organisasi atau lembaga lain yang sudahberjalan baik, tetapi perlu diperkuat lagi terutamadengan K/L yang berkaitan secara langsung denganBadan SAR Nasional seperti BNPB, BMKG, MENPAN,BAPPENAS, dll. Kerjasama dengan luar negeri yangsudah terjalin dengan baik merupakan salah satukekuatan pendukung Badan SAR Nasional. Walaupundemikian, dalam kenyataannya, memang masih perluditingkatkan lagi. Kekuatan selanjutnya adalah seluruhprogram kegiatan berdasarkan Renstra sebelumnya telahterlaksana dengan baik. Status kinerja yang disandangBadan SAR Nasional sekarang ini adalah Wajar TanpaPengecualian (WTP).

www.peraturan.go.id

2015, No. 29927

Kelemahan di bidang kelembagaan adalah penataankelembagaan Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) yangkurang baik. Dalam kaitan itu, telah terjadi tumpangtindih dari beberapa unit kerja karena tugas pokok danfungsi dari masing-masing unit kerja kurang dapatdipahami. Hal tersebut berdampak pada kinerja BadanSAR Nasional yang kurang optimal dalam rangkamempertahankan WTP. Kelemahan selanjutnya adalahdana cadangan operasional khusus yang bersifatbencana masih bergantung kepada BNPB sehinggamenghambat kinerja terutama dalam bidang operasiyang bersifat bencana. Pelaksanaan operasi SAR terkaitpenanganan kecelakaan pesawat udara dan kapal lautadalah murni menjadi tanggungan Badan SAR Nasional.

I.3.1.3 Aspek Sarana dan Prasarana

Tabel 3. Aspek Sarana dan Prasarana Internal

FAKTOR STRATEGISINTERNAL

KETERANGAN

KEKUATAN

Adanya sistem informasiinternal dan eksternal yangcukup memadai.

Telah memiliki sisteminformasi internal (simpeg,simaset, sarcore, website,dll)dan ekstenal (LKPP,dll)

KELEMAHAN

Pos dan Kantor SAR di daerahmasih kurang.

Berdampak pada responsetime yang rendah ataumenghambat prosesoperasi.

Belum adanya standar saranadan prasarana baik di pusatmaupun di daerah.

Berdampak pada rendahnyaefektivitas kinerja SAR.

Sarana dan prasarana darat,laut dan udara untukmenjangkau NKRI belumterpenuhi.

Hal tersebut berdampakpada response time yangrendah atau menghambatproses operasi.

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 28

Sarana dan prasarana telah diupayakan agarmampu memiliki kekuatan yang sangat memadai untukmendukung operasi SAR, namun memiliki kelemahandalam sebaran sarananya karena letak geografisIndonesia yang luas. Hal tersebut berdampak padaresponse time dan menghambat operasi SAR. Responsetime tersebut telah disepakati Badan SAR Nasional, yaituselama 30 menit sejak berita diterima sampai kesiapanSearch and Rescue Unit (SRU) menuju lokasi musibahatau bencana. Sarana dan prasarana Badan SARNasional juga belum didukung oleh pengawakan yangsesuai dengan kebutuhan. Sarana dan prasarana BadanSAR Nasional juga belum seluruhnya laik operasi.

I.3.1.4 Aspek Sumberdaya Manusia

Tabel 4. Aspek Sumber Daya Manusia Internal

FAKTOR STRATEGISINTERNAL

KETERANGAN

KEKUATAN

Adanya kemampuan SDMyang handal sesuaikompetensinya.

Beberapa Biro, Direktorat danInspektorat sudah memilkikemampuan yang kompetendalam beberapa aspek.

Seluruh pegawai memilikikomitmen dan dedikasitinggi terhadap kemajuanBadan SAR Nasional.

Semua elemen mendukungdan melaksanakan programkegiatan dengan baik sesuaiarahan pimpinan.

KELEMAHAN

Kurangnya Kualitas SDM. Kurangnya pendidikan danpelatihan kompetensi diseluruh elemen internal BadanSAR Nasional. Antarakemampuan dengan saranaprasarana tidak berbandinglurus.

Kurangnya KuantitasSDM.

Rasio atau porsi jumlahpegawai masih sangat jauh

www.peraturan.go.id

2015, No. 29929

dari ideal existing masih 2916dari 6000 yang dibutuhkan.Kurangnya awak sarana danprasarana.

Belum jelasnya Pola Karirdan Batas usia pensiun.

Munculnya kekhawatiranpegawai akan masa depankarir.

Kurangnya Pembangunandan Perencanaan SDM.

Banyak posisi yang diisi olehpegawai yang tidak padakompetensinya (right man onthe right place), diperlukanadanya analisis jabatan danmanpower planning.

Kekuatan dan kemampuan sumber daya manusiaBadan SAR Nasional sudah diakui internasional. Namunkualitas SDM yang ada tidak begitu merata, sehinggatimbul kesenjangan antar wilayah kerja Badan SARNasional. Kesenjangan yang muncul itu dinilai dariadanya para rescuer yang sudah memiliki sertifikasiinternasional dan ada yang belum mendapatkansertifikasi tetapi sudah dapat menjalankan tugas danfungsinya sebagai penolong. Sisi kelemahan dari aspekSDM Badan SAR Nasional adalah adanya kualitas SDMyang masih rendah. Kuantitas SDM Badan SAR Nasionalcukup besar tetapi tidak memiliki kapasitas yang cukupsebagai rescuer, sehingga potensi lain SAR sebagaitenaga pendukung dalam operasi penyelamatan,terutama dari TNI, masih diperlukan. Pola karir yangbelum jelas dan batas usia pensiun yang sekarang sudahmencapai 58 tahun berdampak pada munculnyakekhawatiran pegawai di lingkungan Badan SARNasional akan masa depan karirnya. Dengan adanyaUndang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang AparaturSipil Negara diharapkan Badan SAR nasional dapatmemiliki alternatif untuk memenuhi kebutuhan SDMmelalui pengadaan Pegawai Pemerintah denganPerjanjian Kerja (PPPK), undang-undang tersebutdiharapkan bisa menjadi solusi sulitnya pengadaan

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 30

formasi Pegawai Negeri Sipil baru. Penyediaan danpengembangan SDM yang belum maksimalmengakibatkan sulitnya menempatkan SDM yang handalpada posisi yang tepat.

I.3.2 Faktor Strategis Eksternal

I.3.2.1 Aspek Hukum

Tabel 5. Aspek Hukum Eksternal

FAKTOR STRATEGISEKSTERNAL

KETERANGAN

PELUANG

Kebutuhan untuk dirancangnyaperaturan penyelenggaraan SARlintas/berbagai sektor.

Badan SAR Nasionaldapat membuatperaturan SAR disemuajenis potensi musibahdan bencana (SafetyAssurance).

ANCAMAN

Eksistensi LPNK lain yangmemiliki irisan tupoksi yangbesar sudah memiliki undang-undang.

Kekhawatiran akandigabung dengan lembagalain.

Lambatnya dukungan dari parapemangku kepentingan yangberkaitan dengan RancanganUndang-Undang (RUU).

RUU Pencarian danPertolongan merupakanusul inisiatif DPR-RIsehingga harus melaluiproses dan tahapan yangtelah ditetapkan.

Peluang dari segi hukum yang dapat dimanfaatkanoleh Badan SAR Nasional di masa mendatang adalahadanya kebutuhan untuk dirancangnya peraturanpenyelenggaraan Search and Rescue (SAR) lintas sektor.Yang dimaksud dengan peraturan penyelenggaraan SARlintas sektor adalah Badan SAR Nasional dapat membuatperaturan SAR di semua jenis transportasi darat, laut,

www.peraturan.go.id

2015, No. 29931

udara, dan musibah lainnya. Hal tersebut juga secaralangsung memosisikan Badan SAR Nasional sebagaibagian dari regulator yang menangani keselamatantransportasi sekaligus berupaya mencegah danmengurangi kefatalan korban akibat musibahtransportasi darat, laut, udara, dan musibah lainnya diwilayah NKRI.

Ancaman yang dihadapi dari segi hukum adalaheksistensi LPNK lain yang mempunyai irisan Tupoksiyang besar dengan Badan SAR Nasional. Faktanya, LPNKlain tersebut sudah memiliki undang-undang sendiri,sedangkan Badan SAR Nasional masih mengupayakanterwujudnya Rancangan Undang-undang (RUU)Pencarian dan Pertolongan agar disahkan oleh DPR.Ancaman berikutnya adalah kekhawatiran Badan SARNasional akan digabung dengan LPNK lain. Prosespengesahan Rancangan Undang-undang Pertolongan danKeselamatan yang memakan waktu mengindikasikanlambatnya dukungan dari para pemangku kepentinganterhadap Badan SAR Nasional yang berkaitan denganRUU Pencarian dan Pertolongan. Hingga saat ini, RUUtersebut secara resmi telah disampaikan ke pemerintahuntuk segera diberikan tanggapan berupa DaftarInventaris Masalah (DIM). Selanjutnya, ancaman yangdihadapi oleh Badan SAR Nasional adalah dari kebijakanKementerian Keuangan mengenai Pajak PertambahanNilai Barang Mewah (PPNBM). Hal tersebut berdampakpada pembelanjaan anggaran di bidang sarana,prasarana dan peralatan yang mengharuskan BadanSAR Nasional untuk mengeluarkan anggaran yang lebihbesar.

I.3.2.2 Aspek Kelembagaan

Tabel 6. Aspek Kelembagaan Eksternal

FAKTOR STRATEGISEKSTERNAL

KETERANGAN

PELUANG

Terbukanya peluang untukpengembangan organisasi.

Peluang ini didasarkanPeraturan Presiden(Perpres) No. 99 Th. 2007membuka peluang untukpengembangan organisasi.

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 32

Hibah Luar Negeri. Terdapat Perpres yangmengakomodir K/L untukmendapat hibah dari luarnegeri.

Tuntutan pelayanan SARyang semakin meningkat.

Informasi Jasa SAR, kerjasama di bidang teknis,operasi, latihan danpendidikan dari dalam danluar negeri, menjadi safetyassurance di NKRI.

Meningkatnya jumlahpotensi SAR.

Tumbuhnya eksistensiorganisasi SAR lain danjuga semakin sadarnyamasyarakat/lembagaPemerintah dan swastaakan pentingnya SAR.

ANCAMAN

Belum ada kesepahamanMENPAN dengan BAPPENASdalam menetapkan kebijakanIKK dan IKU.

Hambatan bagi Badan SARNasional dalam membuatLAKIP.

Ego sektoral instansi di luarBadan SAR Nasionalmengabaikan peran sebagaileading sector di bidang SAR.

Dalam pelaksanaannyaterdapat tumpang tindihantara Badan SAR Nasionaldengan LPNK lain yangmempunyai irisan tupoksiyang besar.

Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Badan SARNasional dalam bidang kelembagaan adalah terbukanyapeluang untuk pengembangan organisasi. Peluang inididasarkan pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 99Tahun 2007 yang memberikan kewenangan bahwaLembaga Pemerintah Non-Kementerian, Badan SARNasional, dapat membentuk dua Pusat yang merupakanjabatan Eselon II. Selain itu, terdapat Perpres Nomor 80Tahun 2011 yang mengatur tentang hibah luar negeri

www.peraturan.go.id

2015, No. 29933

yang membolehkan Lembaga Non-Kementerian untukmenerima hibah dari luar negeri. Peluang selanjutnyaadalah semakin meningkatnya tuntutan pelayanan SARdari lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat padaumumnya seperti informasi jasa SAR, kerja sama dibidang teknis, operasi, latihan dan pendidikan daridalam dan luar negeri, dan berupaya mencegah danmengurangi kefatalan korban transportasi darat, laut,udara dan musibah lainnya. Jumlah potensi SARmeningkat seiring dengan semakin tingginya kesadaranmasyarakat, pemerintah dan pihak swasta akanpentingnya SAR. Hal ini bisa menjadi peluang bagiBadan SAR Nasional mengoptimalkan potensi SAR.

Ancaman dari segi kelembagaan yaitu belum adanyakesepahaman antara BAPPENAS dan MENPAN dalammenetapkan kebijakan Indikator Kinerja Kunci (IKK) danIndikator Kinerja Utama (IKU) sehingga berdampak padaskor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah(LAKIP). Dalam penanganan musibah dan bencana,terjadi kecenderungan tumpang tindih tupoksi padatingkat pelaksanaan di lapangan antara Badan SARNasional dengan Lembaga/instansi lain yang jugaterlibat dalam penanganan musibah dan bencana. BadanSAR Nasional seharusnya menjadi leading sector dibidang SAR dan mampu mengoordinir lembaga/instansitersebut untuk menjadi potensi SAR agar kegiatanoperasi SAR lebih maksimal.

I.3.2.3 Aspek Sumber Daya Manusia

Tabel 7. Aspek Sumber Daya Manusia Eksternal

FAKTOR STRATEGISEKSTERNAL

KETERANGAN

PELUANG

Antusiasme yang tinggi darilingkungan eksternal dalammempelajari danmeningkatkan kemampuanSAR.

Masyarakat dan organisasisosial, pemerintah danswasta memiliki antusiasmetinggi kepada kemampuanSAR.

Sertifikat dan sertifikasiSAR.

Badan SAR Nasional sebagaisatu-satunya lembaga yangmemiliki wewenang untukmengeluarkan sertifikat dan

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 34

sertifikasi kemampuan SAR.

Permintaan untuk melatihkemampuan SAR dari luarnegeri.

Adanya permintaan dari luarnegeri untuk melatih danmendidik kemampuan SARnamun belum terlaksana.

ANCAMAN

Kebijakan internal yangbelum memprioritaskankualitas dan kuantitas SDMjuga kebijakan eksternalyang kurang mendukungkebutuhan Badan SARNasional.

Kebijakan internal daneksternal yang memengaruhikinerja Badan SAR Nasionalsecara langsung.

Peluang yang dapat dimanfaatkan dalam bidangsumber daya manusia adalah antusiasme yang tinggidari lingkungan eksternal dalam mempelajari danmeningkatkan kemampuan SAR. Hal tersebut dapatmempermudah dan membantu proses operasi SAR.Badan SAR Nasional merupakan salah satu lembagaregulator yang memiliki wewenang untuk mengeluarkansertifikat dan melakukan sertifikasi dalam kemampuanbidang SAR di Indonesia.

Ancaman yang dihadapi dalam bidang sumber dayamanusia adalah kebijakan internal yang belummemprioritaskan peningkatan kualitas dan kuantitasSDM.

I.3.2.4 Aspek Operasi dan Sarana dan Prasarana

Tabel 8. Aspek Operasi Sarana dan Prasarana Eksternal

FAKTOR STRATEGISEKSTERNAL

KETERANGAN

PELUANG

Adanya potensi hibah saranadan prasarana dari luar negeri.

Peluang dalam hal hibahsarana dan prasaranadari luar negeri masihterbuka luas.

www.peraturan.go.id

2015, No. 29935

ANCAMAN

Suku cadang sarana, prasaranadan peralatan di dalam negerimasih langka.

Kelangkaan suku cadangsarana prasarana danperalatan mengakibatkanperawatan saranaparasarana dan peralatanmenjadi terhambat.

Perkembangan teknologi sarana,prasarana dan peralatan yangsemakin canggih.

Perkembangan teknologicanggih menjadiancaman ketika anggarantidak dapat memenuhikebutuhan Badan SARNasional.

Peluang yang dapat dimanfaatkan dalam bidangsarana dan prasarana adalah terbuka luasnya hibah dariluar negeri untuk meningkatkan kemampuan sarana danprasarana. Ancaman yang dihadapi oleh Badan SARNasional pada bidang sarana, prasarana dan peralatanyang mendasar adalah dalam halperawatan/maintenance karena langkanya suku cadangdi dalam negeri sehingga menghambat kegiatanperawatan sarana dan prasarana. Lahan untuk saranaSAR laut milik Badan SAR Nasional berlabuh sepertidermaga juga masih belum memadai sehingga prosesperawatan sarana SAR laut kurang maksimal. Demikianpula dengan sarana SAR udara yang belum memilikisarana hanggar yang memadai di beberapa lokasi saranaSAR udara Badan SAR Nasional berada. Selanjutnya,perkembangan teknologi yang semakin canggihcenderung menjadi ancaman karena anggaran selama initidak dapat memenuhi tuntutan perkembangan teknologiyang semakin cepat.

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 36

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

II.1 Visi Badan SAR Nasional

Negara Kesatuan Republik Indonesia bertanggungjawabmelindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahIndonesia dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadaphidup dan kehidupannya sebagaimana diamanatkan Undang-UndangDasar 1945. Salah satu bentuk tanggung jawab negara terhadapwarganya adalah menyelamatkan jiwa manusia. Salah satupelaksanaan perlindungan warga negara tersebut adalah melakukankegiatan pencarian dan pertolongan. Praktiknya, kegiatan SARdilaksanakan oleh setiap negara di seluruh dunia. Oleh sebab itu,pengaturan mengenai SAR telah disepakati juga dalam konvensiinternasional yang akan mengikat bagi negara-negara yang telahmeratifikasinya. Badan SAR Nasional dibentuk sebagai lembaga yangmenangani bidang pencarian dan pertolongan pada musibahpelayaran, musibah penerbangan, bencana dan musibah lainnya.

Tugas pokok dan fungsi dari Badan SAR Nasional yaitu membina,mengoordinasikan, dan mengendalikan potensi SAR dalam kegiatanSAR terhadap orang yang hilang atau dikhawatirkan hilang, ataumenghadapi bahaya dalam pelayaran dan/atau penerbangan, sertamemberikan bantuan SAR dalam bencana dan musibah sesuaidengan peraturan SAR nasional dan internasional. Visi merupakanarah kebijakan dalam penyusunan program dan kegiatan strategissesuai kondisi objektif dalam lima tahun ke depan. Dalam Renstra2015-2019 ini Badan SAR Nasional melakukan revisi denganmengubah visi yang selama ini dianut. Hal tersebut dilakukan untukmenjawab tantangan dan tuntutan akan jasa layanan SAR yang lebihbaik dari masyarakat. Visi Badan SAR Nasional 2015 - 2019 adalahsebagai berikut:

“Mewujudkan Badan SAR Nasional yang andal, terdepan, danunggul dalam pelayanan jasa SAR di wilayah NKRI”.

II.2 Misi Badan SAR Nasional

Misi Badan SAR Nasional yang ditetapkan merupakan peranstrategis yang diinginkan dalam mencapai Visi yang telah ditetapkan.Rumusan Misi yang diangkat di dalam Renstra Badan SAR Nasional2015-2019 didasarkan pada isu-isu strategis dalam penyelenggaraantugas dan fungsi Badan SAR Nasional untuk lima tahun kedepan,yaitu:

1. Menyelenggarakan siaga terus-menerus dalam pencarian danpertolongan, penyelamatan, dan evakuasi kepada masyarakatdalam kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan

www.peraturan.go.id

2015, No. 29937

manusia secara andal, efektif, cepat, efisien, serta aman.

2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/organisasi nasionalmaupun internasional dalam rangka menyelenggarakan operasipencarian dan pertolongan (SAR), serta melakukanpemasyarakatan SAR untuk memaksimalkan potensi SAR.

3. Menyelenggarakan peningkatan kemampuan teknis danmanajerial organisasi dan senantiasa tumbuh, berkembang danmelakukan perbaikan di segala aspek secara berkesinambungan.

4. Melaksanakan pembinaan kemampuan dan kesiapan sumberdayamanusia serta koordinasi berkelanjutan agar setiap saat dapatmelaksanakan tugas operasi pencarian dan pertolongan dengansebaik-baiknya.

5. Menyediakan sarana dan prasarana operasi, peralatankomunikasi dan sistem informasi SAR sesuai dengan kebutuhandalam rangka mewujudkan visi dan misi.

II.3 Tujuan Strategis Badan SAR Nasional

Tujuan strategis perlu dijabarkan dalam beberapa indikator yangditurunkan dari visi dan misi. Pembentukan tujuan ini diambillangsung dari berbagai analisis mendalam yang menuntut Badan SARNasional agar mampu memenuhi berbagai macam pencapaian yangditargetkan selama lima tahun. Pada tahun 2019, diharapkan BadanSAR Nasional dapat mencapai beberapa hal seperti dibawah ini.

1. Terselenggaranya siaga terus menerus dalam pencarian danpertolongan, penyelamatan, dan evakuasi kepada masyarakatdalam kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakanmanusia secara andal, efektif, cepat, efisien serta aman.

2. Terjalinnya koordinasi dengan instansi nasional dan internasionalserta terwujudnya peningkatan partisipasi masyarakat tentangpengetahuan dan keterampilan SAR dalam rangkamemaksimalkan potensi SAR.

3. Terselenggarakannya peningkatan kemampuan teknis danmanajerial organisasi dan senantiasa tumbuh, berkembang danmelakukan perbaikan di segala aspek secara berkesinambungan.

4. Terciptanya standar dan kualitas kompetensi sumber dayamanusia pencarian dan pertolongan yang andal dan profesional.

5. Tersedianya sarana dan prasarana operasi, peralatan komunikasidan sistem informasi SAR sesuai dengan kebutuhan dalamrangka mewujudkan visi dan misi.

II.4 Sasaran Strategis Badan SAR Nasional

Dalam rangka mewujudkan tujuan Badan SAR Nasional,

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 38

selanjutnya disusunlah sasaran yang berupa penjabaran dari tujuansecara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai dan dihasilkansecara nyata oleh Badan SAR Nasional dalam jangka waktu tertentu.Sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melaluitindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.Sasaran memberikan fokus pada penyusunan kegiatan sehinggabersifat spesifik, terinci, dapat diukur, dan dapat dicapai.

Gambar 5. Keselarasan Visi hingga Program dan Kegiatan

Sebagai bentuk penjabaran tujuan strategis, Badan SAR Nasionalmenetapkan delapan sasaran strategis sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1. Meningkatkan keberhasilan operasi SAR.

Kegiatan utama dari SAR pada hakikatnya merupakan kegiatanyang meliputi segala upaya dan usaha pencarian, pertolongan,penyelamatan, dan pengevakuasian jiwa manusia dan harta bendadari segala musibah, baik dalam kecelakaan penerbangan, pelayaran,bencana, maupun kondisi membahayakan manusia. Badan SARNasional selaku lembaga negara yang mengampu tugas SAR Nasionalharus mampu melakukan operasi pencarian, pertolongan,penyelamatan, dan evakuasi. Objeknya dapat berupa orang, kapal,pesawat, atau objek lainnya yang menjadi target pencarian. Sementaraitu, medan operasi yang dihadapi dapat berupa pegunungan, perairan,perkotaan, ataupun tempat-tempat lain yang memiliki karakteristikspesifik yang saling berbeda. Keberhasilan Badan SAR Nasional dalammenyediakan jasa SAR dapat diukur dengan seberapa jauh

www.peraturan.go.id

2015, No. 29939

keberhasilan Badan SAR Nasional dalam melakukan operasi SARsebagai indikator utamanya. Keberhasilan operasi SAR sangatditentukan oleh kemampuan reaksi dan kemampuan meresponsterhadap suatu musibah, bencana, ataupun kondisi membahayakan.Ukuran dari kemampuan reaksi ini dapat diukur melalui responsetime yang sistematis. Adapun faktor pembentuk response time yangideal terdiri dari beberapa waktu berikut ini:

1) waktu penerimaan berita (sejak waktu kejadianmusibah/bencana hingga berita SAR diterima),

2) waktu mobilisasi SAR (sejak diterima berita hingga Unit SARbergerak),

3) waktu transit Unit SAR (waktu yang dibutuhkan Unit SAR sejakmobilisasi/bergerak hingga tiba di lokasi),

4) waktu pencarian SAR (waktu yang dibutuhkan Unit SAR untukmenemukan objek pencarian di lokasi),

5) waktu pertolongan (waktu yang dibutuhkan Unit SAR sejak objekditemukan hingga pertolongan pertama di lokasi selesaidiberikan), dan

6) waktu evakuasi (waktu sejak pertolongan pertama hingga objektiba di lokasi akhir evakuasi).

Response time yang telah disepakati Badan SAR Nasional adalah30 menit sejak berita diterima sampai kesiapan Search and RescueUnit (SRU) menuju lokasi musibah atau bencana. Analisis internal daneksternal yang telah dikemukakan pada bagian kondisi umum telahmengutarakan mengapa Badan SAR Nasional belum dapatmenerapkan sistem response time yang ideal sebagai tolok ukurkemampuan reaksi dan respons terhadap suatu musibah ataubencana.

Sasaran Strategis 2. Terjalinnya koordinasi dan pengendalian operasiSAR atas potensi SAR yang dimiliki oleh instansi dan organisasi lain.

Salah satu tugas pokok Badan SAR Nasional adalah pengendalianpotensi SAR. Pembinaan potensi SAR dilakukan sebagai bagian daristrategi Badan SAR Nasional yang dilaksanakan secara bertahap,bertingkat, dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan karena Badan SARNasional dapat melibatkan potensi SAR dalam penyelenggaraanpencarian dan pertolongan.

Potensi SAR yang diikutsertakan dalam penyelenggaraanpencarian dan pertolongan harus diberi kemudahan dan prioritaspelayanan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Setiapindividu atau pun organisasi yang memiliki potensi SAR wajib

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 40

memenuhi dan membantu dalam penyelenggaran pencarian danpertolongan sesuai permintaan dan koordinasi Badan SAR Nasional.Potensi SAR dapat diberikan penggantian biaya operasi selama operasipencarian dan pertolongan bilamana Badan SAR Nasional memintaPotensi SAR untuk menyelenggarakan upaya tersebut. Denganmempertimbangkan tugas pokok dan fungsi Badan SAR Nasional danposisi pentingnya, sasaran berikutnya berkonsentrasi pada kerja samadengan potensi SAR yang ada. Dalam rangka meningkatkanpenyelenggaraan pencarian dan pertolongan secara optimal,masyarakat dapat berperan serta dalam kegiatan tersebut. Dengansasaran strategis ini, Badan SAR Nasional mencoba memaksimalkanperan serta masyarakat untuk berkontribusi dalam kegiatan SAR.

Sasaran Strategis 3. Terlaksananya hubungan dan kerja samadibidang SAR baik di dalam maupun di luar negeri.

Untuk menyelenggarakan kegiatan SAR, Badan SAR Nasionaldapat melakukan kerja sama internasional dengan pemerintah negaralain atau lembaga serta organisasi SAR internasional. Kerja sama yangdimaksud dapat berupa tukar-menukar informasi, kerja samakomunikasi, pelaksanaan operasi SAR, latihan gabungan, pendidikandan pelatihan, serta pengembangan sarana dan prasarana. Demiterselenggaranya sasaran strategis ini, Badan SAR Nasionaldiharapkan mampu menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yangberkepentingan sama dengan Badan SAR Nasional.

Sasaran Strategis 4. Meningkatkan mutu kelembagaan danketatalaksanaan untuk memaksimalkan dukungan manajemen.

Semua tugas dan wewenang Badan SAR Nasional harusterakomodasi dalam suatu struktur organisasi efektif yang dilengkapidengan perangkat organisasi sebagaimana diperlukan. Melaluisasaran strategis ini, Badan SAR Nasional berupaya untuk memilikiorganisasi yang fleksibel dengan komposisi hemat struktur dan kayafungsi. Selain itu, Badan SAR Nasional harus dilengkapi denganpedoman kerja yang jelas untuk memastikan standar kualitas kerjayang tinggi.

Sasaran Strategis 5. Meningkatkan pemanfaatan anggaran.

Sebagai pelaksana anggaran negara, Badan SAR Nasional tidaklepas dari kewajiban untuk mengelola keuangan negara secara efisien,efektif, dan ekonomis dengan mengedepankan akuntabilitas dantransparansi.

Melalui sasaran strategis ini, Badan SAR Nasional berupayauntuk meningkatkan kualitas, ketertiban, dan kepatuhan prosesperencanaan, penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran BadanSAR Nasional sesuai dengan peraturan yang berlaku.

www.peraturan.go.id

2015, No. 29941

Disamping pertanggungjawaban anggaran, sasaran strategis inidifokuskan pada pemanfaatan anggaran secara optimal dalam rangkapeningkatan kinerja Badan SAR Nasional dalam melaksanakan tugasdan wewenangnya.

Sasaran Strategis 6. Penguatan landasan hukum Badan SARNasional.

Pengaturan tentang pencarian dan pertolongan masih tersebarpada berbagai peraturan perundang-undangan dan masih bersifatparsial sehingga belum dapat dijadikan landasan hukum yang kuatdan menyeluruh dalam penyelenggaraan pencarian dan pertolongansesuai dengan perkembangan keadaan serta kebutuhan masyarakat.Dalam rangka memberikan pelayanan jasa SAR kepada masyarakat,diperlukan suatu landasan legalitas yang cukup kuat setingkatundang-undang sebagai payung hukum dalam penyelenggaraankegiatan SAR. Pencarian dan pertolongan harus diatur secarakomprehensif, sesuai dengan perkembangan keadaan sertakebutuhan hukum masyarakat. Melalui sasaran ini, Badan SARNasional berupaya melengkapi payung hukum yang diperlukan bagiseluruh kegiatan Badan SAR Nasional.

Sasaran Strategis 7. Meningkatkan kompetensi Sumber DayaManusia.

Sebagai organisasi yang bertumpu pada kecakapan dan keahlian,SDM merupakan aset terpenting Badan SAR Nasional. Oleh sebab itu,penambahan jumlah rescuer dan pengembangan kemampuan sertakompetensi pegawai Badan SAR Nasional menjadi prioritas utamauntuk dapat mencapai operasi SAR yang berkualitas. Selain itu,Badan SAR Nasional perlu menyediakan suatu lingkungan kerja yangkondusif, untuk menarik orang-orang terbaik di bidangnya, termasukmelalui peningkatan kesejahteraan pegawai.

Melalui sasaran strategis ini, Badan SAR Nasional berupayauntuk menyusun dan mengimplementasikan manajemen sumber dayamanusia yang komprehensif dan terintegrasi.

Sasaran Strategis 8. Meningkatkan Pemenuhan Standar dan MutuSarana dan Prasarana

Kinerja Badan SAR Nasional yang tinggi perlu didukung dengantersedianya fasilitas kerja yang memadai sesuai dengan standarsarana dan prasarana kerja. Melalui sasaran strategis ini, Badan SARNasional secara khusus berupaya untuk meningkatkan sarana teknisdalam rangka memaksimalkan operasi SAR dan mengoptimalkanpemanfaatan teknologi informasi melalui penyediaan infrastrukturdan jaringan yang mendukung pelaksanaan seluruh kegiatan BadanSAR Nasional. Untuk menunjang penyelenggaraan SAR harus tersedia

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 42

pelayanan sistem informasi SAR yang mencakup pengumpulan,penganalisisan, penyampaian, penyajian, serta penyebaran data daninformasi. Pelayanan sistem informasi diselenggarakan oleh BadanSAR Nasional dengan membangun dan mengembangkan jaringaninformasi secara efektif, efisien, dan terpadu. Selain sistem informasi,Badan SAR Nasional juga harus mengoperasikan sistem komunikasiyang berfungsi sebagai deteksi dini, koordinasi, pengendalian, danadministrasi dalam penyelenggaraan SAR. Selain itu, Badan SARNasional akan terus berupaya meningkatkan sarana dan prasaranakerja lainnya untuk seluruh unit organisasi Badan SAR Nasional.

II.5 Peta Strategis

Seluruh sasaran strategis tersebut memiliki keterkaitan dankemampuan untuk saling mendukung demi terwujudnya visi dan misiBadan SAR Nasional. Guna mengomunikasikan strategi kepadaseluruh elemen dalam organisasi, Badan SAR Nasionalmemvisualisasikan pola keterkaitan antarsasaran strategis tersebut kedalam peta strategis berikut ini:

Gambar 6. Peta Strategis Badan SAR Nasional

www.peraturan.go.id

2015, No. 29943

Untuk mengukur pencapaian Renstra 2015-2019, Badan SARNasional menetapkan beberapa indikator kinerja utama (IKU) sebagaiberikut:

Tabel 9. Penjabaran Indikator Sasaran

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJAUTAMA

Sasaran Strategis 1

Meningkatkan keberhasilanoperasi SAR

IKU 1. Kecepatan tanggap(response time) padaoperasi SAR dalampenangananmusibah/bencana.

Response time padamusibah pelayaran

Response time padamusibah penerbangan

Response time padapenanganan bencana

Response time padamusibah lainnya

IKU 2. KeberhasilanEvakuasi korban padapenanganan operasi SARdalam musibah/bencana.

Persentase jumlahkorban terselamatkan

Persentase jumlahkorban yangditemukan

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 44

Sasaran Strategis 2

Terjalinnya koordinasi danpengendalian operasi SARatas potensi SAR yangdimiliki oleh instansi danorganisasi lain.

IKU 3. Persentasekoordinasi dengan potensiSAR dalam kegiatan SAR.

Persentaseketerlibatan personilpotensi SAR padapelaksanaan latihanSAR

Persentaseketerlibatan potensiSAR dalampelaksanaan operasiSAR

Potensi SAR yangmemiliki tenagarescuer bersertifikasiSAR

Realisasi kegiatanpembinaan potensiSAR daerah sesuaidengan rencana

Sasaran Strategis 3

Terlaksananya hubungandan kerja sama dibidangSAR baik di dalam maupundi luar negeri.

Pelaksanaanpemasyarakatan SAR

Kerjasama bilateraldan multilateral padabidang SAR

Sasaran Strategis 4

Meningkatkan mutukelembagaan danketatalaksanaan untukmemaksimalkan dukunganmanajemen

IKU 4. Persentasepeningkatan kemampuanteknis dan manajerialorganisasi.

Perencanaan kegiatandalam RKA-KL yangdiimplementasikandalam DIPA

Realisasi ketersediaanlayanan perkantoransesuai dengan rencana

www.peraturan.go.id

2015, No. 29945

Sasaran Strategis 5

Meningkatkan pemanfaatananggaran

Mendapatkan hasilWajar TanpaPengecualian

Mendapatkan SkorLAKIP yang tinggi

Sasaran Strategis 6

Penguatan landasanhukum Badan SARNasional

Persentaseditetapkannyarancangan danperaturanperundangan yangmendukungpelaksanaan programdan kegiatan BadanSAR Nasional

Sasaran Strategis 7

Meningkatkan kompetensiSDM

IKU 5. Persentasekesiapsiagaan personilSAR.

Persentase kecukupanpersonil siaga rescuer

Persentase kelulusanSDM Badan SARNasional dalam DiklatTeknis SAR

Persentasepengawakan saranautama sesuai jumlahkualifikasi

Sasaran Strategis 8

Meningkatkan PemenuhanStandar dan Mutu Saranadan Prasarana

IKU 6. Persentaseketersediaan dankesiapan sarana danprasarana penunjangoperasi SAR.

Persentaseketersediaan peralatankomunikasi

Persentaseketersediaan sarana

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 46

dan prasarana SARdarat

Persentaseketersediaan saranadan prasarana SARlaut

Persentaseketersediaan saranadan prasarana SARudara

Persentase kesiapansarana dan prasaranaSAR

www.peraturan.go.id

2015, No. 29947

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

III.1 Arah Kebijakan Badan SAR Nasional

Seperti telah diuraikan di bab-bab sebelumnya, pembangunannasional secara terencana harus terus terjaga dengan seksama agarpemerintah mampu mewujudkan Visi Indonesia menjadi negaramandiri, maju, adil, dan makmur pada tahun 2025 sebagaimanadiamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional(RPJPN) 2005-2025. Visi pembangunan ini menjadi pertimbangandalam menghasilkan kebijakan-kebijakan yang menjaminkeberlanjutan pembangunan Badan SAR Nasional.

Pada tahapan ketiga RPJM 2015-2019, Pemerintah bertujuanuntuk memantapkan pembangunan menyeluruh dengan menekankanpembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasissumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yangberkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Arahpembangunan nasional jangka panjang ini menjadi acuan bagi arahkebijakan dan strategi Badan SAR Nasional dalam kurun waktu yangsama.

Untuk merumuskan kebijakan pengembangan Badan SARNasional selama lima tahun ke depan, proses penggalian potensi sertapermasalahan Badan SAR Nasional dapat menjadi lebih spesifik ketikaanalisis setiap permasalahan dikelompokkan kedalam beberapaaspek. Berbagai aspek permasalahan yang dihadapi Badan SARNasional meliputi hukum & kewenangan, kelembagaan, sumber dayamanusia, dan operasi serta sarana prasarana SAR. Berdasarkanaspek-aspek tersebut, dirumuskan sepuluh kebijakan Badan SARNasional sebagai berikut:

A. Hukum dan Kewenangan

Kebijakan 1. Melengkapi peraturan dan perundang-undangandalam bidang SAR.

Kebijakan utama yang harus dilakukan oleh Badan SAR Nasionaldalam Renstra 2015-2019 adalah melakukan usulan kepadalembaga legislatif untuk mengesahkan Rancangan UndangUndang SAR agar kelembagaan Badan SAR Nasional lebih solidserta memiliki fungsi, tugas, struktur organisasi, dan tata kerjayang efektif dan efisien. Dalam rangka memberikan pelayananjasa SAR kepada masyarakat, diperlukan suatu landasan legalitasyang cukup kuat setingkat undang-undang sebagai payunghukum dalam penyelenggaraan kegiatan SAR. Idealnya, undang-undang pencarian dan pertolongan mampu mengatur kegiatan

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 48

SAR yang disesuaikan dengan perkembangan globalisasi, otonomidaerah, tuntutan masyarakat akan pelayanan jasa SAR, ilmupengetahuan dan teknologi, serta harmoniasi dengan ketentuanyang berlaku secara nasional dan internasional dalam rangkalebih meningkatkan pembinaan penyelenggaraan SAR sesuaidengan perkembangan kehidupan rakyat dan bangsa Indonesiaagar lebih berhasil guna dan berdaya guna, terutama untukmengakomodasi perkembangan dunia transportasi udara dan lautpada khususnya dan untuk memberikan kepastian hukum bagipengguna jasa SAR maupun pemerintah sebagai penyelenggarakegiatan pencarian dan pertolongan.

B. Kelembagaan

Kebijakan 2. Melaksanakan kerja sama dengan Negaratetangga/organisasi internasional dalam bidang pendidikan danlatihan SAR, pertukaran ilmu pengetahuan dibidang SAR dan alihteknologi sarana dan prasarana SAR.

Badan SAR Nasional, sebagai salah satu anggota dari ICAO danIMO, harus mengikuti standar-standar operasi dan pelayananSAR yang sesuai dengan konvensi internasional. Upaya untukmewujudkan hal tersebut yaitu dengan mengirimkan paradelegasi Badan SAR Nasional ke luar negeri untuk mengikutipertemuan-pertemuan Internasional. Untuk menjalin hubunganbaik di tingkat regional, Badan SAR Nasional dapat melakukanpenyusunan prosedur komunikasi dan pertukaran informasidengan instansi/kantor SAR negara tetangga untuk mendukungpenyelenggaraan operasi SAR bersama. Kerjasama dengan negaratetangga dapat dijalin dengan mengikuti pertemuan dan pelatihandalam bidang SAR yang diselenggarakan negara tetangga. Upayakerjasama juga dapat dilakukan dengan cara membentukOrganisasi SAR di tingkat ASEAN yang dilanjutkan denganlatihan bersama serta pertukaran ilmu pengetahuan di bidangSAR. Kerjasama-kerjasama tersebut diharapkan dapatmemperkuat posisi Badan SAR Nasional di tingkat internasional.

Kebijakan 3. Melakukan restrukturisasi birokrasi terutamadalam penataan bidang sumber daya manusia.

Penataan bidang sumber daya manusia menjadi salah satu fokusutama untuk mengoptimalkan peran Badan SAR Nasional sebagaiandalan negara dalam kegiatan pengelolaan pencarian,pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi.

Salah satu hal yang paling esensial yang harus dilakukan BadanSAR Nasional adalah memantapkan kedudukan kelembagaanKantor SAR dan Pos SAR sebagai tumpuan Badan SAR Nasional

www.peraturan.go.id

2015, No. 29949

di daerah dengan meningkatkan kapasitas eselonering paraKepala Kantor SAR sebagai lembaga struktural yang setingkatdengan eselonering yang ada di Struktur Organisasi dan TataKelola (SOTK) di pemerintahan daerah.

C. Sumber Daya Manusia

Kebijakan 4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM dalamrangka meningkatan kemampuan penyelenggaraan operasi SAR.

Badan SAR Nasional bertanggungjawab terhadap penyediaan danpengembangan sumber daya manusia di bidang pencarian danpertolongan. Untuk mewujudkan SDM yang profesional,kompeten, disiplin, bertanggungjawab, dan memiliki integritas,Badan SAR Nasional harus melakukan perencanaan, pendidikandan pelatihan, pemeliharaan kompetensi, pengawasan,pemantauan, dan evaluasi SDM. Kuantitas dan kualitas SDMyang memadai sangat diperlukan ditengah-tengah musibahbencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi setiap saat. Potensibencana darat, laut dan udara dan kondisi yang mengancammanusia pada periode 2015 sampai 2019 harus segera dipetakanagar Badan SAR Nasional mampu menghadapi tantanganpencarian dan penyelamatan. Untuk mengantisipasi musibah danbencana, hal yang paling mendasar yang dapat dilakukan adalahdengan cara menambah jumlah dan kemampuan tenaga penolong(rescuer) dalam operasi SAR. SDM yang memadai adalah hal yangsangat penting untuk mewujudkan upaya peningkatkankeberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan operasiSAR.

Kebijakan 5. Melakukan pendidikan dan pelatihan yang merataantara Badan SAR Nasional dengan potensi SAR.

Salah satu tugas Badan SAR Nasional adalah melakukanpemasyarakatan pencarian dan pertolongan. Sejalan dengantugas tersebut, Badan SAR Nasional memberikan kesempatankepada masyarakat yang mempunyai keahlian dan kompetensi dibidang SAR untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraanpencarian dan pertolongan yaitu sebagai potensi SAR. Salah satukegiatan pemasyarakatan SAR yang dilakukan Badan SARNasional adalah melalui perwujudan upaya kerja sama denganpemerintah daerah dalam rangka pembinaan potensi SAR didaerah, termasuk pemasyarakatan SAR melalui bidangpendidikan (SAR Goes To School). Kerja sama tersebut berupapendidikan dan pelatihan yang mampu mendukung teknologipertolongan dan pencarian dalam menghadapi musibah danbencana. Dengan dibangunnya Balai Pendidikan dan Pelatihan

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 50

sebagai pendukung sarana dan prasarana, diharapkan tenagapenolong (rescuer) semakin kompeten. Selain pembangunangedung, diperlukan juga kurikulum yang baik dalam upayamendukung para tenaga rescuer. Pendidikan dan pelatihan SDMdapat ditingkatkan melalui upaya kerjasama dengan berbagaiinstitusi pendidikan yang ada di Indonesia dan Internasionaldalam rangka memperkaya silabus serta metoda pendidikan danpelatihan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Upayatersebut dapat diperkaya melalui penyelenggaraan berbagaimacam lokakarya pendidikan dan pelatihan SAR tingkat nasionaldan internasional. Di tingkat daerah, Badan SAR Nasional dapatmelakukan kerja sama dengan pemerintah daerah dalam rangkapembentukan dan penyusunan fungsi, tugas dan struktur ForumKoordinasi SAR Daerah (FKSD) agar kualitas SDM potensi SARmeningkat.

Kebijakan 6. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalamadministrasi perkantoran dan pemanfaatan anggaran yangberorientasi akuntabilitas.

Untuk meningkatkan berbagai macam keperluan pendukung danpenyelenggaraan SAR nasional, maka Badan SAR Nasional perludilengkapi dengan anggaran yang memadai. Pemerintahberkewajiban untuk mengalokasikan dana penyelenggaraanpencarian dan pertolongan secara memadai sesuai dengankemampuan keuangan negara. Penyelenggaraan anggaran initidak hanya didapat dari anggaran pemerintah tapi juga diperolehdari sumber-sumber lain diluar pemerintah. Hibah dan jugapotongan pajak seperti airport tax atau port tax bisa menjadisumber pemasukan Badan SAR Nasional di luar anggaranpemerintah karena selama ini Badan SAR Nasional masihmenggantungkan anggaran pada pemerintah sebagai penyandangdana terbesar. Sumber-sumber pendanaan lain seperti dari danahibah, dana Corporate Social Responsibility (CSR) sektor swasta,dan bentuk pendanaan lainnya layak untuk dijadikan alternatifpendanaan Badan SAR nasional. Untuk meningkatkan dukunganmanajemen, diperlukan tenaga pendukung administrasi yangbaik. Dukungan manajemen yang baik memerlukan pemeliharaandan peningkatan administrasi perkantoran yang modern diseluruh unit kerja baik di pusat maupun di daerah.

D. Operasi dan Sarana Prasarana SAR

Kebijakan 7. Meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasiterjadinya kecelakaan, bencana dan kondisi membahayakanmanusia dalam rangka mewujudkan keberhasilan operasi SAR.

www.peraturan.go.id

2015, No. 29951

Siaga SAR mencakup kegiatan yang dilakukan untuk memonitor,mengawasi, mengantisipasi, dan mengoordinasikan kegiatan SARdalam kecelakaan, bencana dan kondisi membahayakanmanusia. Kesiapsiagaan badan SAR Nasional dalammengantisipasi musibah dan bencana harus dilaksanakan setiapsaat karena musibah dan bencana dapat terjadi kapanpun.Artinya, kesiapsiagaan harus dilaksanakan selama 24 jam secaraterus menerus. Kesipasiagaan yang baik harus didukung denganperalatan deteksi dini, telekomunikasi, dan sistem informasibeserta pencarian dan pertolongan penunjang lainnya.Kesiapsiagaan juga membutuhkan petugas siaga yang tergabungdalam regu siaga yang melakukan siaga rutin dan siaga khusus,pelaksanaan siaga tersebut harus diawasi dan dimonitor olehpengawas siaga SAR agar berjalan dengan baik. Badan SARNasional perlu berkoordinasi dengan potensi-potensi SAR yangada terkait kesiapsiagaan, potensi SAR yang mengetahuiterjadinya musibah dan bencana diharapkan segeramenyampaikan informasi kepada Badan SAR Nasional atauinstansi yang terkait. Kesiapsiagaan berperan penting dalamreaksi dan respons terhadap musibah dan bencana. Semakincepat datangnya pertolongan, peluang menyelamatkan jiwa dankorban juga semakin besar. Demikian juga sebaliknya, setiapketerlambatan dalam penanganan SAR akan semakin sedikitpeluang menyelamatkan jiwa korban. Kesiapsiagaan sangatpenting sebagai tindakan preventif untuk mencegah danmengurangi kefatalan korban musibah dan bencana.

Kebijakan 8. Memperkuat, meningkatkan dan menjalin hubungankerja sama dengan seluruh Potensi SAR.

Badan SAR Nasional bertanggungjawab melakukan pembinaanpenyelenggaraan potensi SAR. Dalam setiap kegiatan operasi SAR,Badan SAR Nasional dapat melibatkan potensi SAR dimanapotensi-potensi SAR yang ada diatur, dikendalikan dan diawasioleh Badan SAR Nasional. Ketika musibah atau bencana terjadi,Badan SAR Nasional dapat meminta pengerahan personal danperalatan yang dibutuhkan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI)dan Kepolisian negara Republik Indonesia (POLRI) untukmelaksanakan operasi SAR sesuai dengan ketentuan peraturandan perundang-undangan. Setiap orang, kelompok, organisasiprofesi, badan usaha dan organisasi kemasyarakatan yangmemiliki keahlian dan kompetensi di bidang SAR dapat dijadikanpotensi SAR oleh Badan SAR Nasional. Karena pentingnya posisidan peran serta potensi SAR dalam kegiatan operasi SAR, BadanSAR Nasional harus memperkuat, meningkatkan dan menjalinhubungan kerjasama dengan seluruh potensi SAR yang ada demi

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 52

keberhasilan operasi SAR.

Kebijakan 9. Memenuhi sarana, prasarana dan peralatan operasi,peralatan komunikasi dan informasi SAR yang memadai dalammendukung penyelenggaraan operasi SAR yang efektif dan efisien.

Badan SAR Nasional harus memenuhi standar teknis danoperasional sarana dan prasarana untuk penyelenggaraanpencarian dan pertolongan. Berkaitan dengan musibah danbencana, sarana dan prasarana memegang peranan pentingdalam keberhasilan operasi pencarian dan pertolongan. Saranayang harus dimiliki oleh Badan SAR Nasional meliputi helikopter,rescue boat, rescue vessel, perahu karet, hovercraft, sea lake,rescue truck, ambulance, peralatan beregu, peralatan perorangan,dan peralatan lain yang sesuai dengan karakteristik musibah danbencana di Indonesia. Selain sarana SAR yang bersifatoperasional, Badan SAR Nasional juga harus memiliki saranasistem komunikasi yang berfungsi sebagai deteksi dini,koordinasi, pengendalian, dan administrasi dalampenyelenggaraan SAR. Peralatan deteksi dini yang dioperasikanBadan SAR Nasional sangat penting dimana fungsinya adalahmenangkap alat pemancar sinyal marabahaya yang dipancarkanoleh pesawat udara, kapal, atau perorangan. Sarana Badan SARNasional juga harus didukung oleh keberadaan prasarana yangmeliputi hanggar, dermaga, kantor SAR, pos SAR, dan gudang.Karena peran strategis sarana dan prasarana yang sangat pentingdalam mendukung keberhasilan operasi SAR, penyediaan saranadan prasarana harus diprioritaskan dalam kebijakan RenstraBadan SAR Nasional. Sarana dan prasarana Badan SAR Nasionalyang dioperasikan di darat, laut, dan udara harus laik operasikarena berkaitan dengan upaya pencarian, pertolongan,penyelamatan, dan evakuasi akibat kecelakaan, bencana dankondisi membahayakan secara andal, efektif, efisien, cepat, danaman. Sebagai jaminan laik operasi, Badan SAR Nasional harusmelakukan perawatan, pemeliharaan, dan uji berkala untukmemastikan sarana dan prasarana yang dimiliki dapatdiandalkan.

Kebijakan 10. Meningkatkan penyelenggaraan diklat SAR dalamberbagai jenjang dan keahlian untuk meningkatkanprofesionalisme SDM SAR.

Untuk mewujudkan SDM yang profesional, kompeten, disiplin,bertanggungjawab, dan memiliki integritas, Badan SAR Nasionalharus melakukan pendidikan dan pelatihan sumber dayamanusia secara berkesinambungan. Badan SAR Nasional harusmenyusun kurikulum dan silabus serta metoda pendidikan dan

www.peraturan.go.id

2015, No. 29953

pelatihan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlakuumum secara internasional dan telah disesuaikan dengankebutuhan dan karakteristik Indonesia. Sejak awal 2013, telahdilaksanakan pembangunan Balai Diklat Badan SAR Nasionaluntuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan pelatihan secaramandiri. Balai Diklat ini direncanakan mulai dapat digunakanpada awal tahun 2015 dan rampung sepenuhnya pada tahun2018. Pembangunan diklat adalah suatu upaya modernisasi danpeningkatan teknologi sarana dan prasarana belajar mengajar dibidang SAR yang dilakukan oleh Badan SAR Nasional.Diharapkan melalui pembangunan diklat ini, kompetensi SDMBadan SAR Nasional dapat ditingkatkan secaraberkesinambungan.

III.2 Strategi Badan SAR Nasional

Strategi diperlukan sebagai cara, aturan dan pedoman untukmencapai tujuan dan sasaran. Strategi ditetapkan untuk memperjelasarah dan tujuan pencapaian program atau implementasinya. Strategimerupakan alat penghubung antara visi, misi, tujuan, sasaran danarah kebijakan pembangunan.

Dalam penyusunan strategi, penggunaan analisis SWOT yangtelah dijabarkan sebelumnya sangat membantu membuat pilihan-pilihan strategi identifikasi atau penentuan kekuatan, memecahkankelemahan, memanfaatkan peluang, dan menghindarkan ancaman.

Strategi Badan SAR Nasional disusun untuk mendukung berbagaikebijakannya. Penentuan strategi-strategi pendukung kebijakanBadan SAR Nasional memerlukan berbagai analisis mendalam sertamasukan dari para pemangku kepentingan. Melalui berbagai tahapanpenggalian data dan informasi serta memerhatikan arah kebijakanyang telah dirumuskan, diperoleh dasar pembentukan strategi dari2015 sampai dengan 2019, dengan dikategorikan ke dalam empataspek utama yaitu hukum dan kewenangan, kelembagaan, sumberdaya manusia dan operasi dan sarana prasaranaSAR. Strategi-strategitersebut yaitu:

A. Hukum dan Kewenangan

Strategi 1. Penyusunan produk-produk hukum dalam bidang SARyang menjadi dasar dalam penyelenggaraan SAR.

B. Kelembagaan

Strategi 2. Mengikuti pertemuan dan pelatihan dalam bidang SARyang diadakan negara tetangga dan organisasi internasional.

Strategi 3. Membentuk Organisasi SAR di tingkat ASEAN yangdilanjutkan dengan latihan bersama serta pertukaran ilmu

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 54

pengetahuan di bidang SAR.

Strategi 4. Melaksanakan kerja sama dengan Negaratetangga/organisasi internasional dalam bidang pendidikan danlatihan SAR serta alih teknologi sarana dan prasarana SAR.

Strategi 5. Menyusun prosedur komunikasi dan pertukaraninformasi dengan Lembaga SAR negara tetangga untukmendukung penyelenggaraan operasi SAR bersama.

Strategi 6. Memperkuat posisi kelembagaan Kantor SAR dan PosSAR sebagai ujung tombak Badan SAR Nasional di daerah denganmeningkatkan Eselonering dan Pos SAR menjadi lembagastruktural.

C. Sumber Daya Manusia

Strategi 7. Menambah jumlah dan kemampuan tenaga penolong(rescuer) dalam operasi SAR.

Strategi 8. Melakukan kerja sama dengan pemerintah daerahdalam rangka pembentukan dan penyusunan fungsi, tugas danstruktur Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD).

Strategi 9. Melakukan kerja sama dengan pemerintah daerahdalam rangka pembinaan potensi SAR di daerah, termasukpemasyarakatan SAR melalui bidang pendidikan (SAR Goes ToSchool).

Sasaran Strategi 10. Menyelenggarakan pendidikan dan latihanantara Badan SAR Nasional dengan pemerintah daerah.

Strategi 11. Mengupayakan agar biaya pembinaan SAR di daerahdapat didukung melalui anggaran pendapatan dan belanjapemerintah daerah masing-masing.

D. Operasi dan Sarana Prasarana SAR

Strategi 12. Meningkatkan keberhasilan penyelamatan korbandalam pelaksanaan operasi SAR.

Strategi 13. Menyusun prosedur komunikasi dan pertukaraninformasi dengan instansi/kantor SAR Negara tetangga untukmendukung penyelenggaraan operasi SAR bersama.

Strategi 14. Peningkatan kemampuan penyelenggaraan operasiSAR.

Strategi 15. Menyusun prosedur kerja sama dengan instansipemerintah, TNI/Polri dan organisasi yang memiliki potensi SARuntuk mendukung pengerahan unsur dan penyelenggaraanoperasi SAR dibawah kendali operasi Badan SAR Nasional.

Strategi 16. Penyiapan sarana, prasarana, dan peralatan operasi,

www.peraturan.go.id

2015, No. 29955

peralatan komunikasi dan informasi SAR dalam menunjangoperasi SAR.

Sasaran Strategi 17. Mengadakan sarana dan prasarana denganteknologi yang tidak terlalu banyak menggunakan manusia.

Sasaran Strategi 18. Menambah sistem informasi sarana danprasarana dalam mendukung operasi yang optimal.

Strategi 19. Menyiapkan SDM yang cukup baik jumlah maupunkualitas, dan melakukan pembinaan pegawai melalui pendidikandan pelatihan serta melalui jabatan fungsional.

Strategi 20. Mengoptimalkan lembaga pendidikan dan pelatihansebagai sarana untuk meningkatkan profesionalisme para rescuersebagai ujung tombak SAR Nasional.

Untuk memperjelas arah penentuan kebijakan dan strategi yangakan dilakukan Badan SAR Nasional, secara terperinci arah kebijakandan strategi diklasifikasikan ke dalam beberapa aspek yang mencakuphukum, kelembagaan, sumber daya manusia dan operasi, sertasarana prasarana. Pengklasifikasian tersebut dapat dilihat dalam tabeldibawah ini:

Tabel 10. Arah Strategi dan Kebijakan Badan SAR Nasional

ASPEK ARAH KEBIJAKAN STRATEGI

HUKUM

Melengkapiperaturan danperundang-undangan dalambidang SAR.

Strategi1.

Penyusunan produk-produkhukum dalam bidang SARyang menjadi dasar dalampenyelenggaraan SAR.

KELEMBAGAAN

Melaksakankerjasama dengannegaratetangga/organisasiinternasional dalambidang pendidikandan latihan SAR,pertukaran ilmupengetahuan dibidang SAR danalih teknologi

Strategi 2.

Mengikuti pertemuan danpelatihan dalam bidang SARyang diadakan Negaratetangga dan organisasiinternasional.

Strategi 3.

Membentuk Organisasi SARdi tingkat ASEAN yangdilanjutkan dengan latihan

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 56

sarana danprasarana SAR.

bersama serta pertukaranilmu pengetahuan di bidangSAR.

Strategi 4.

Melaksanakan kerjasamadengan negaratetangga/organisasiinternasional dalam bidangpendidikan dan latihan SARserta alih teknologi saranadan prasarana SAR.

Strategi 5.

Menyusun prosedurkomunikasi dan pertukaraninformasi denganinstansi/kantor SAR negaratetangga untuk mendukungpenyelenggaraan operasiSAR bersama.

Melakukanrestrukturisasibirokrasi terutamadalam penataanbidang sumberdaya manusia.

Strategi 6.

Memperkuat posisikelembagaan Kantor SARdan Pos SAR sebagai ujungtombak Badan SAR Nasionaldi daerah denganmeningkatkan Eseloneringdan Pos SAR menjadilembaga struktural.

Meningkatkankuantitas dankualitas SDMdalam rangkameningkatankemampuanpenyelenggaraanoperasi SAR

Strategi 7.

Menambah jumlah dankemampuan tenagapenolong (rescuer) dalamoperasi SAR.

Melakukanpendidikan dan

Strategi 8.

Melakukan kerjasama

www.peraturan.go.id

2015, No. 29957

SUMBER DAYAMANUSIA

pelatihan yangmerata antaraBadan SARNasional denganpemerintah daerah.

dengan pemerintah daerahdalam rangka pembentukandan penyusunan fungsi,tugas dan struktur ForumKoordinasi SAR Daerah(FKSD).

Strategi 9.

Melakukan kerjasamadengan pemerintah daerahdalam rangka pembinaanpotensi SAR di daerah,termasuk pemasyarakatanSAR melalui bidangpendidikan (SAR Goes ToSchool).

Strategi 10.

Menyelenggarakanpendidikan dan latihanantara Badan SAR Nasionaldengan pemerintah daerah.

Meningkatkanefektivitas danefisiensi dalamadministrasiperkantoran danpemanfaatananggaran yangberorientasiakuntabilitas

Strategi 11.

Mengupayakan agar biayapembinaan SAR di daerahdapat didukung melaluianggaran pendapatan danbelanja pemerintah daerahmasing-masing.

OPERASI DANSARANAPRASARANASAR

Meningkatkankesiapsiagaandalammengantisipasiterjadinyakecelakaan,bencana dankondisimembahayakanmanusia dalamrangkamewujudkan

Strategi 12.

Meningkatkan keberhasilanpenyelamatan korban dalampelaksanaan operasi SAR.

Strategi 13.

Menyusun prosedurkomunikasi dan pertukaraninformasi denganinstansi/kantor SAR Negaratetangga untuk mendukungpenyelenggaraan operasi

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 58

keberhasilanoperasi SAR

SAR bersama.

Strategi 14.

Peningkatan kemampuanpenyelenggaraan operasiSAR.

Memperkuat,meningkatkan danmenjalin hubungankerja sama denganseluruh PotensiSAR

Strategi 15.

Menyusun prosedurkerjasama dengan instansipemerintah, TNI/Polri danorganisasi yang memilikipotensi SAR untukmendukung pengerahanunsur dan penyelenggaraanoperasi SAR dibawahkendali operasi Badan SARNasional.

Memenuhi sarana,prasarana danperalatan SAR yangmemadai dalammendukungpenyelenggaraanoperasi SAR yangefektif dan efisien.

Strategi 16.

Penyiapan sarana,prasarana, dan peralatanoperasi, komunikasi daninformasi SAR dalammenunjang operasi SAR.

Strategi 17.

Mengadakan sarana danprasarana dengan teknologiyang tidak terlalu banyakmenggunakan manusia.

Strategi 18.

Menambah sistem informasisarana dan prasarana dalammendukung operasi yangoptimal.

Meningkatkan Strategi 19.

www.peraturan.go.id

2015, No. 29959

penyelenggaraandiklat SAR dalamberbagai jenjangdan keahlian untukmeningkatkanprofesionalismeSDM SAR.

Menyiapkan SDM yangcukup baik jumlah maupunkualitas, dan melakukanpembinaan pegawai melaluipendidikan dan pelatihanserta melalui jabatanfungsional.

Strategi 20.

Mengoptimalkan lembagadiklat sebagai sarana untukmeningkatkanprofesionalisme.

III.3 Program dan Kegiatan

Untuk mewujudkan kebijakan dan strategi yang telahdirumuskan, selanjutnya disusun program dan kegiatan yangdilengkapi dengan sasaran, indikator, target, dan alokasi pendanaanyang akan dilaksanakan oleh Badan SAR Nasional selama lima tahun.Dalam rancangan Renstra ini, program pengelolaan pencarian,pertolongan dan penyelamatan menjadi fokus utama dalampelaksanaan operasional Badan SAR Nasional.

Adapun perwujudan dari beberapa strategi dalam rangkamencapai setiap tujuan, dibuat langkah operasional dalam bentukprogram-program Badan SAR Nasional yang akan dilaksanakan dalamlima tahun ke depan (bila tidak ada perubahan fungsi dan struktureselon II). Program pokok tersebut ditetapkan dengan memerhatikanskala prioritas berdasarkan perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaranyang mempunyai hubungan dengan segala aspek fungsi unit kerja dilingkungan Badan SAR Nasional. Hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Program generik, yaitu:

a. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugasteknis lainnya Badan SAR Nasional.

b. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur BadanSAR Nasional.

2. Program teknis, yaitu program pengelolaan pencarian,pertolongan dan penyelamatan.

Selanjutnya, kegiatan pokok sebagai penjabaran rancanganRenstra Badan SAR Nasional 2015-2019 berdasarkan unit kerja diBadan SAR Nasional, adalah sebagai berikut:

1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknislainnya Badan SAR Nasional.

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 60

a. Biro Perencanaan dan Kerja sama Teknik Luar Negeri,dengan sasaran kegiatan (output) pokok yaitu:

1) Penyusunan dokumen dan rencana program dankegiatan,

2) Penyusunan laporan analisa dan evaluasi program dankegiatan, dan

3) Penyusunan laporan kerja sama teknik luar negeriBadan SAR Nasional.

b. Biro Hukum Dan Kepegawaian, dengan sasaran kegiatan(output) pokok yaitu:

1) Penyusunan dokumen pengelolaan hukum,

2) Penyusunan dokumen dan organisasi dan tata laksana,dan

3) Pelaksanaan pengelolaan kepegawaian.

c. Biro Umum, dengan sasaran kegiatan (output) pokok yaitu:

1) Pelaksanaan layanan perkantoran,

2) Pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan dan protokoler,

3) Pelaksanaan pengelolaan keuangan, dan

4) Pelakasanaan pengelolaan kehumasan.

d. Pusat Data dan Informasi, dengan sasaran kegiatan (output)pokok, yaitu:

1) Penyusunan perangkat sistem data dan informasi; dan

2) Penyusunan dokumen pengelolaan pembinaan data daninformasi.

e. Inspektorat, dengan sasaran kegiatan (output) pokok, yaitu:

1) Penyusunan dokumen pengelolaan inspektorat; dan

2) Penyusunan laporan pengawasan internal.

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Badan SARNasional, mencakup unit kerja Biro Umum, dengan sasarankegiatan (output) pokok, yaitu:

1) Pengadaan prasarana kantor,

2) Pembangunan prasarana kantor,

3) Pengadaan sarana kantor, dan

4) Penyusunan dokumen pembinaan dan pengelolaanperlengkapan.

www.peraturan.go.id

2015, No. 29961

3. Program pengelolaan Pencarian, Pertolongan dan Penyelamatan,mencakup unit kerja:

a. Direktorat Sarana dan Prasarana, dengan sasaran kegiatan(output) pokok, yaitu:

1) Pemeliharaan sarana SAR,

2) Pemeliharaan prasarana SAR,

3) Pembangunan prasarana SAR,

4) Pengadaan prasarana SAR,

5) Pengadaan sarana SAR laut,

6) Pengadaan sarana SAR darat,

7) Pengadaan peralatan SAR,

8) Pengadaan sarana SAR udara,

9) Penyusunan dokumen rencana dan standarisasi saranaprasarana SAR, dan

10) Penyusunan dokumen pengelolaan pengawakan danperbekalan.

b. Direktorat Bina Ketenagaan dan Pemasyarakatan SAR

1) Penyusunan dokumen pengelolaan rencana diklat SAR,

2) Penyelenggaraan diklat SAR,

3) Pemasyarakatan dan sertifikasi SAR, dan

4) Penyiapan tenaga dan potensi SAR.

c. Direktorat Operasi dan Latihan

1) Pelaksanaan pengerahan potensi SAR,

2) Pelaksanaan pengendalian operasi SAR,

3) Penyusunan laporan evaluasi operasi SAR,

4) Penyusunan laporan siaga SAR,

5) Pelaksanaan latihan SAR, dan

6) Penyusunan dokumen standarisasi operasi SAR.

d. Direktorat Komunikasi

1) Pemeliharaan perangkat komunikasi,

2) Penyusunan dokumen inventarisasi perangkatkomunikasi,

3) Pengadaan peralatan deteksi dini,

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 62

4) Pengadaan peralatan komunikasi, dan

5) Penyusunan dokumen pengelolaan operasi danpengembangan sistem komunikasi.

www.peraturan.go.id

2015, No. 29963

BAB IV

PENUTUP

Renstra Badan SAR Nasional 2015-2019 disusun dalam rangkamengimplementasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah IIITahun 2015-2019. Upaya tersebut merupakan bagian dari TahapanRencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 yang menjadi acuandalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengelolaan pencarian,pertolongan dan penyelamatan di Republik Indonesia. Renstra Badan SARNasional 2015-2019 melampirkan matriks kinerja dan matriks pendanaanuntuk menjabarkan seluruh program dan kegiatan Badan SAR Nasionalserta target pembangunan dalam kurun waktu lima tahun. Padarangkaian berbagai kebijakan, program serta kegiatan di Badan SARNasional maka diperlukan keselarasan dan konsistensi dalammenjalankan berbagai perencanaan selama lima tahun kedepan, sehinggaBadan SAR Nasional dapat berjalan sesuai dengan koridor perencanaanstrategis dan menghasilkan implementasi penyelenggaraan organisasi yangberjalan dengan baik, akuntabel serta penuh tanggung jawab.

KEPALA BADAN SAR NASIONAL

FHB. SOELISTYO

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 64

www.peraturan.go.id

2015, No. 29965

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 66

www.peraturan.go.id

2015, No. 29967

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 68

www.peraturan.go.id

2015, No. 29969

www.peraturan.go.id

2015, No. 299 70

www.peraturan.go.id