benjolan pada kelopak mata dan tidak nyeri

15
Benjolan Pada Kelopak Mata Kanan Mahasiswi Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat Lina Rotua Purba 102010267-F8 [email protected] Skenario 6 Seorang laki-laki 25 tahun datang ke poli umum dengan keluhan benjolan pada kelopak mata kanan atas sejak 3 hari yang lalu, tidak disertai nyeri dan kotoran mata serta kelopak mata tidak merah. Pada pemeriksaan fisik : compos mentis, tanda vital dalam batas normal. Status oftalmologis : visus OdS 20/30 PH 20/20, pada palpebra superior ID teraba massa 10mm x 5 mm, kenyal, tidak nyeri , os dalam batas normal. Pendahuluan Benjolan pada kelopak mata merupakan hal yang sering terjadi, benjolan pada mata sering di anggap masyarakat awam sebagai bintitan baik itu benar-benar bintitan (hordeolum) atau mungkin dalam bentuk yang lebih berbahaya misalnya seperti tumor. Pada umumnya benjolan pada Chalazion merupakan benjolan pada mata yang terjadi karena adanya obstruksi dari kelenjar penghasil minyak yang disebut kelenjar meibom, onsturksi ini kemudian mengakibatkan terjadinya peradangan granulamatosa menahun yang steril.

Upload: lina-rotua-eunike-purba

Post on 07-Sep-2015

82 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

anamnesis dan pemeriksaan fisik pada kalazionpenanganan pada kalaziondiagnosa banding pada kalazion

TRANSCRIPT

Benjolan Pada Kelopak Mata KananMahasiswi Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta BaratLina Rotua Purba [email protected]

Skenario 6Seorang laki-laki 25 tahun datang ke poli umum dengan keluhan benjolan pada kelopak mata kanan atas sejak 3 hari yang lalu, tidak disertai nyeri dan kotoran mata serta kelopak mata tidak merah. Pada pemeriksaan fisik : compos mentis, tanda vital dalam batas normal. Status oftalmologis : visus OdS 20/30 PH 20/20, pada palpebra superior ID teraba massa 10mm x 5 mm, kenyal, tidak nyeri , os dalam batas normal.PendahuluanBenjolan pada kelopak mata merupakan hal yang sering terjadi, benjolan pada mata sering di anggap masyarakat awam sebagai bintitan baik itu benar-benar bintitan (hordeolum) atau mungkin dalam bentuk yang lebih berbahaya misalnya seperti tumor. Pada umumnya benjolan pada Chalazion merupakan benjolan pada mata yang terjadi karena adanya obstruksi dari kelenjar penghasil minyak yang disebut kelenjar meibom, onsturksi ini kemudian mengakibatkan terjadinya peradangan granulamatosa menahun yang steril. AnatomiPalpebra adalah lipatan tipis kulit, otot dan jaringan fibrosa yang berfungsi melindung struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra sangat mudah digerakan karena kulit disini paling tipis diantara kulit bagian yang lain. Dipalpebra terdapat rambut halus, yang hanya tampak dengan pembesaran. Dibawah kulit terdapat jaringan arolar longgar yang dpat meluas pada edema masif. Muskulus orbikularis oculi melekat pada kulit permukaan dalamnya disarafi nervus facialis (VII) dan berfungsi menutup palpebra. Juga menghasilkan lipid yang memperlambat penguapan air mata (kelenjar sebasea zeiss dan meibom). Otot ini terbagi dalam bagian orbital, praseptal dan pratarsal. Bagian orbital yang terutama berfungsi untuk menutup mata kuat . otot praseptal dan pratarsal memiliki kabut medial superfisial dan profundus yang turut serta dalam pemompaan air mata.Pada palpebra inferior pascia capsulopalpebralis berasal dari muskulus rektus inferior dan berinsertio pada batas bawah tarsus. Ia berfungsi menarik palpebra inferior saat melihat kebawah.Palpebra superior lebih besar dan lebih mudah digerakkan daripada palpebra inferior. Dengan meningkatnya usia kulit tipis palpebra superior cenderung menggantung diatas alur palpebra itu sampai menyentuh bulu mata. Penuaan juga menipiskan septum orbital sehingga terlihat bantalan lemak dibawahnya.1 Gambar 1 anatomi palpebra

AnamnesisAnamnesis adalah suatu wawancara seksama yang dilakukan pasien yang berguna untuk menunjang diagnosis penyakit seorang pasien. Seringkali, anamnesis yang baik sudah dapat menentukan penyakit seseorang. Anamnesis merupakan gabungan keahlian mewawancarai dan pegetahuan yang mendalam tentang gejala dan tanda suatu penyakit sehingga dapat melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang yang sesuai dengan penyakit tersebut. Anamnesis terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga.Perlu dilakukan pernyataan pada pasien yang meliputi :

Data: Nama pasien, umur, alamat, pekerjaan. 1. Keluhan Utama: Benjolan pada kelopak mata kanan atas Waktu: sejak 3 (tiga) minggu yang lalu. Keterangan tambahan: tidak disertai nyeri, dan kotoran mata serta kelopak mata tidak merah. Selain itu kita perlu mengetahui apakah pasien pernah tegigit serangga, benjolan tersebut gatal atau tidak, dan obat-obat mata yang mungkin dipakai dalam waktu dekat ini, untuk menyingkirkan kemungkinan adanya dermatitis alergica,2. Riwayat penyakit sekarang Tanyakan : adakah demam, sulit melihat, buram atau kabur , mata merah, gatal, 3. Riwayat penyakit dahulu yang berhubungnan dengan penyakit sekarang: - Adakah riwayat masalah penglihatan sebelumnya? Adakah riwayat diabetes melitus? Adakah riwayat hipertensi?4. Riwayat pemakaian obat sebelumnya: -5. Riwayat penyakit keluarga: -Paparkan anamnesis yang sangat teliti mengenai sifat setiap gejala penyakit mata. Yang paling penting apakah gejala mengenai salah satu atau kedua mata. Adakah onsetnya mendadak atau berangsur-angsur? Adakah gejala penyerta (nyeri bola mata, nyeri kepala, sekret, dan sebagainya)? 2

Pemeriksaan FisikInspeksiPada kasus kalazion yang lebih ditekankan adalah inspeksi mata luar. Yang perlu diperhatikan apakah ada lesi kulit, pertumbuhan jaringan yang salah, tanda-tanda radang seperti pembengkakkan, eritema. Posisi palpebral apakah normal atau sudah terjadi ptosis atau retraksi palpebra. Keadaan kornea dan konjugtiva perlu diperhatikan karena kalazion interna yang mengarah ke bagian konjungtiva dengam ukuran cukup besar dapat mengakibatkan terjadinya gesekkan pada kornea atau konjungtiva yang lebih lanjut dapat mengakibatkan terjadinya konjungtivitis atau keratitis atau bahkan keratokonjungtivitis.PalpasiBila terjadi pembengkakkan pada palpebral, dimana kita harus menilai konsistensi, nyeri, ukuran dan apakah benjolan tersebut dapat digerakkan atau tidak.Dari hasil pemeriksaan mata secara insepeksi dan palpasi ditemukan benjolan tersebut terdapat pada palpebral superior oculo dextra dengan ukuran 10mm x 5 mm, berkosistensi kenyal, tidak nyeri dan immobile.Pemeriksaan pada OS masih dalam batas normal.2

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan exudat dari kalazion bila ada untuk mengetahui jenis bakteri penyebab terjadinya dengan kultur dan dapat dilakukan pemeriksaan sensitifitas antibiotik untuk memilih antibiotik yang baik.

Diagnosis KerjaKalazionKalazion merupakan peradangan granulomatosa menahun steril dan idiopatik. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Kalazion memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak nyeri tekan, perkembangan dalam beberapa minggu, konjungtiva sedikit merah atau meninggi dan adanya pseudoptosis. Kadang-kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat diabsorbsi. Jika cukup besar sebuah kalazion dapat menekan bola mata dan menimbulkan astigmatisme. Dan jika mengganggu penglihatan atau secara kosmetik mengganggu dianjurkan eksisi lesi. Pemerikasaan laboratorium jarang diminta, namun pemeriksaan patologis menunjukkan proliferasi endotel asinus dan respons radang granulomatoda yang mencakup sel-sel kelenjar mirip langerhans. Kalazion kecil yang tidak terinfeksi dapat sembuh spontan. 1,3,4

Diagnosis BandingBlefaritisBlefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit. Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan kosmetik. 1Jenis blefaritis :Blefaritis anteriorRadang bilateral menahun umum tepian palpebra. Ada dua jenis utamanya : stafilokok dan seborrheik. Blefaritis stapilokok dapat disebabkan infeksi dengan Staphylococcus aureus yang sering ulceratif atau Staphylococcus epidermidis. Blefaritis seborrheik (non-ulceratif) umumnya bersamaan dengan adanya pytirosporum ovale meski organisme ini belum terbukti menjadi penyebabnya seringkali kedua jenis ada bersamaan (infeksi campur). Gejala utama adalah iritasi perasaan seperti terbakar dan gatal pada tepian palpebra. Mata bertepian merah banyak sisik atau granulasi tampak lngket pada bulu mata superior maupun inferior. Pada jenis stapilok, sisinya kering, palpebra merah, terdapat ulkus-ulkus kecil disepanjang tepian palpebra dan bulu mata cenderung rontok. Pada jenis seborrheik sisiknya berminyak tidak terjadi ulcerasi dan tepian palpebra tidak begitu merah. Pada jenis campuran yang lebih umum. Kedua jenis sisik ada, dan tepian palpebra merah dan mungkin berulkus. Blefaritis stapilokokk dapat berkomplikasikan hordeolum, kalazion, keratitis epitel sepertiga bawah kornea.Pada blefaritis jenis seborrheik harus selalu dibersihkan pada alis mata dan tepian palpebra dengan kain basag dan shampo bayi tiap hari. Blefaritis stapilokok diobati dengan antibiotika atau salep mata sulfonamid dengan aplikator kapas sekali sehari pada tepian palpebra.

Blefaritis posteriorAdalah peradangan palpebra karena disfungsi kelenjar meibom, dan kondisi menahun bilateral. Blefaritis anterior dan posterior dapat timbul bersamaan. Blefaritis posterior bermanifestasu aneka macam gejala yang mengenai palpebra, air mata, konjungtiva, dan korna. Perubahan kelenjar meibom mencakup peradangan muara meibom (meibomianitis), sumbatan muara kelenjar oleh sekret yang kental, pelebaran kelenjar meibom dalam tarsus, dan timbulnya sekret abnormal lunak mirip keju bial kelenjar dipencet. Dapat timbul hordeolum dan kalazion. Terapi blefaritis posterior tergantung pada perubhan pada konjungtiva dan kornea terkait. Radang berat pada struktur ini mengharuskan pengobatan aktif, termasuk terapi antibiotik sistemik dosis rendah jangka panjang umumnya dengan tetrasiklin (250 mg 2x sehari) atau eritromycin (250 mg 3x sehari).Klasifikasi1. Blefaritis superfisial2. Blefaritis Seboroik3. Blefaritis SkuamosaBlefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini berjalan bersama dermatitik seboroik.Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus4. Blefaritis UlseratifMerupakan peradangan tepi kelopak atau akibat infeksi Staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekunung-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan mengeluarkan darah di sekitar bulu mata. Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok (madarosis).Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin.Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut . 5. Blefaritis angularisBlefaritis angularis merupakan infeksi yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum lakrimal. Blefariris angularis disebabkan Staphylococcus aureus. Biasanya kelainan ini bersifat rekuren. Blefaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan Sengsulfat. Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat duktus lakrimal. 5HordeolumHordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeolum yang biasanya merupak infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak biasanya sembuh sendiri dan dapat diberi kompres hangat. Dikenal bentuk hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar zeiss atau moll. Hordeoulum internum merupakan infeksi kelenjar meibom yang terletak didalam tarsus. Yang merupakan suatu abses di dalam kelenjar tersebut. Gejalanya berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal,merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum internum memberikan penonjolan terutama daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar dibanding hordeolum eksternum. Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah beratnya kelopak sehingga sukar dianggkat. Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat 3 sehari selama 10 menit sampai nanah keluar. Pada nanah dari kantung nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi. Pada hordeolum internum maupun eksternum kadang-kadang dapat dilakukan insisi pada daerah abseb dengan fluktuasi terbesar.5EpidemiologiKalazion dapat ditemukan hampir diseluruh bagian bumi, dan pada semua umur namun tidak ada data studi chalazion lebih jauh sehingga tidak ditemukan data epdiemiologi yang baik.Patofisiologi Kelenjar meibom yang berjumlah 30-40 buah pada bagian palpebral atas ataupun bawah merupakan kelenjar yang menghasilkan minyak yang dikeluarkan bersama air mata untuk membasahi dan melicinkan mata agar mata terlindungi dari benda asing dan mata tidak kering yang disebut sebum.Sebum ini dikeluarkan bersama-sama dengan air mata melalui salurannya yang berukuran kecil yang berada di sekitar bulu mata. Kalazion sendiri merupakan pembesaran dari kelenjar meibom yang sering terjadi karena adanya sumbatan dari pada saluran keluar atau bisa juga terjadi karena sebum yang dihasilkan oleh meibom gland terlalu kental dan tidak dapat dikeluarkan.Keadaan ini mengakibatkan terjadinya pembesaran dari kelenjar meibom yang kemudian terbentuklah kalazion.Kalazion juga dapat pecah dan melepaskan sebumnya keluar kejaringan sekitar yang kemudian mengakibatkan terjadinya perangsangan sel-sel radang radang granuloamotosa. Peradangan ini granulomatousa ini berbeda dengan peradangan yang terjadi pada hordeolum, dimana pada chalazion peradangannya berlangsung secara perlahan dan tidak menghasilkan pus dalam jumlah besar, sehingga dari gejala klinis juga tidak didapatkan nyeri tekan pada kalazion.Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal.1Penatalaksanaan Medika mentosa: Untuk keadaan akut: antibiotic oral doksisiklin (100 mg x 10 / hari )atau minosiklin ( 50 mg x 10 / hari) selama masih ada benjolan Untuk keadaan kronik: antibiotic tetrasiklin (100 mg / minggu selama 6 bulan) Bila pasien sensitif terhadap derivate tertasikilin metronidazole dapat di gunakan sebagai terapi Analgetik NSAID juga dapat diberikan bila pasien merasa sakit pada matanya Steroid, ada pendapat yang menyatakan bahwa injeksi steroid dapat mengurangi reaksi inflamasi yang terjadi

Non medika mentosaKalazion besar harus diangkat secara pembedahan. Kalazion yang terinfeksi memerlukan penanganan medis. Dilakukan kompres pada mata yang terkena selama 20 menit empat kali sehari. Terapi ini akan menimbulkan drainase spontan kumpulan cairan purulen. Beberapa ahli menganjurkan pembersihan harian tepi kelopak mata. Baik dengan menggunakan sampo bayi dan air pada kain basah atu penggosok yang berujung katun pada tepi kelopak mata dengan alat pada saat mata tertutup. Sebaiknya diberikan salep antibiotik topikal atau tetes mata empat kali sehari. Dengan perhatian higene secara umum akan menekan kekambuhan sekecil mungkin. 3,4Komplikasimungkin terjadi darri kalazion adalah infeksi sekunder oleh bakteri, virus atau pun jamur. Kalazion yang berukuran besar dapat mengakibatkan gangguan pada penglihatan karena mengakibatkan gesekkan pada kornea atau konjungtiva namun hal ini jarang terjadi. PrognosisKalazion non infeksi dapat sembuh dengan spontan.dan umumnya dapat sembuh dengan sendirinya kurang lebih 3 minggu. Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik. 1 KesimpulanKalazion yaitu peradangan granulomatosa menahun steril dan idiopatik. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Kalazion dapat disebabkan akibat komplikasi dari hordeolum, blefaritis. Umumnya bila kalazion kecil tidak perlu lakukan pembedahan. Bila besar kalazion dapat mempengaruhi penglihatan.

Daftar Pustaka1. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika. 2010.h.17, 36,81-32. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga, 2007.h.443. James B, Chew C, Bron A. Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta : Erlangga, 2006.h.50-1.4. Schwartz W. Pedoman klinis pediatri. Jakarta : 2004.h.6455. Ilyas HS. Ilmu penyakit mata. Edisi 3. Jakarta : Balai penerbit fakultas kedokteran Universias Indonesia, 2010.h.89-94.6. Mansjoer A, Triyanti K, et al. Kapita selekta kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius , 2000.h.49-50, 70-1.