bencana alam dan ciri-cirinya

22
Pendahuluan: Hampir setiap tahun di berbagai daerah di Indonesia terancam bencana alam. Dalam sejarah manusia dengan akal budinya secara bersama-sama selalu dapat belajar dari pengalaman bencana dan mencari alternatif-alternatif cara untuk menghadapinya. Memang kekuatan alam yang terlihat dalam aneka bencana itu tidak bisa dilawan oleh manusia begitu saja. Di dunia yang selalu berubah ini, bencana alam menjadi masalah yang besar, para ahli geologi sudah sering mengemukakan bahwa bumi ini terdiri dari berbagai macam lempengan-lempengan tanah yang selalu bergerak perlahan- lahan satu sama lainnya. Sehingga akibat adanya gesekan antara kedua lempengan inilah yang membuat beberapa fenomena bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus dll. Indonesia terletak di garis khatulistiwa dan persis berada ditengah-tengah antara lempengan bumi sebelah atlantik dengan lempengan bumi sebelah pasifik. Dikarenakan di perbatasan ke-dua lempengan besar ini sering terjadi pergesekan/konflik maka terciptalah gunung-gunung berapi (volcanic mountain). Oleh karena itulah kita bisa melihat kenapa negara Indonesia ini dikelilingi oleh banyak sekali gunung berapi yang aktif maupun non-aktif, yang di permukaan maupun yang di bawah laut. Tujuan: 1

Upload: lidya-saptenno

Post on 24-Jul-2015

2.586 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

Pendahuluan:

Hampir setiap tahun di berbagai daerah di Indonesia terancam bencana alam.

Dalam sejarah manusia dengan akal budinya secara bersama-sama selalu dapat belajar

dari pengalaman bencana dan mencari alternatif-alternatif cara untuk menghadapinya.

Memang kekuatan alam yang terlihat dalam aneka bencana itu tidak bisa dilawan oleh

manusia begitu saja.

Di dunia yang selalu berubah ini, bencana alam menjadi masalah yang besar, para

ahli geologi sudah sering mengemukakan bahwa bumi ini terdiri dari berbagai macam

lempengan-lempengan tanah yang selalu bergerak perlahan-lahan satu sama lainnya.

Sehingga akibat adanya gesekan antara kedua lempengan inilah yang membuat beberapa

fenomena bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus dll.

Indonesia terletak di garis khatulistiwa dan persis berada ditengah-tengah antara

lempengan bumi sebelah atlantik dengan lempengan bumi sebelah pasifik. Dikarenakan

di perbatasan ke-dua lempengan besar ini sering terjadi pergesekan/konflik maka

terciptalah gunung-gunung berapi (volcanic mountain). Oleh karena itulah kita bisa

melihat kenapa negara Indonesia ini dikelilingi oleh banyak sekali gunung berapi yang

aktif maupun non-aktif, yang di permukaan maupun yang di bawah laut.

Tujuan:

Kita sebagai diri pribadi mampu bersikap dan bertindak dengan baik dan tepat

terhadap perubahan ekologi yang terjadi seperti bencana alam. Mencapai prilaku pribadi

yang baik dalam pengambilanan keputusan yang tepat, efektif dan sistematis terhadap

tindakan penanggulangan bencana alam. Serta diketahuinya berbagai macam jenis

bencana alam dan ciri-cirinya.

1

Page 2: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

Pembahasan:

1.1 Bencana Alam:

Mengapa ada bencana alam? Pertanyaan diatas kerap kali ditanyakan orang-

orang disaat bencana sedang atau sudah terjadi tapi jarang sekali yang menanyakannya

sebelum terjadi. Bencana alam merupakan suatu fenomena rutin yang memang sudah

terjadi dari dahulu kala bahkan sebelum peradaban manusia. Kita sering kali terheran-

heran melihat tanah dapat bergerak sendiri, melihat gunung dapat memuntahkan lava atau

air hujan yang dapat menenggelamkan suatu kota, ini semua karena perilaku kita sebagai

manusia yang superior yang mempunyai persepsi bawaan bahwa bumi ini adalah benda

mati yang ada hanya untuk di manfaatkan atau di eksploitasi. Lalu karena kita berpegang

teguh terhadap pendirian kita yang percaya bahwa bumi ini hanya benda mati saja,

manusia akhirnya menciptakan mitos/ legenda/ dewa-dewa yang dikaitkan erat sebagai

penyebab dari bencana alam. Sampai pada akhirnya tibalah jaman modern, dimana

segala-galanya dapat dijelaskan dengan cara alamiah maupun ilmiah, termasuk bencana

alam akhirnya dikategorikan sebagai fenomena alam yang normal karena inilah tanda-

tanda yang diberikan oleh tuhan bahwa bumi itu hidup.

Negara Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam. Data dari Badan

Koordinasi Nasional (Bakornas) menunjukan bahwa pada tahun 2007 terdapat 379

bencana yang terjadi di Indonesia. Untuk itu diperlukan kesiapan dari tiap Individu untuk

mampu menghadapi dan mengatasi bencana tersebut. Penanggulangan bencana bukan

merupakan beban dan tanggung jawab pihak tertentu, namun merupakan tanggung jawab

kita bersama. 1

1.2 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia:

Ada beberapa jenis bencana alam yang diketahui oleh manusia. Sebagian

merugikan dan sebagian tidak, sebagian adalah karena ulah perbuatan manusia dan

sebagian lagi tidak. Contohnya seperti:

1. Banjir:

Suatu keadaan dimana air dengan volume besar menggenangi suatu wilayah

biasanya di akibatkan oleh hujan lebat. Ditambah lagi oleh faktor drainase yang

kurang lancar. Pada dasarnya secara traditional, pengetahuan mengenai hal ini

sesungguhnya telah banyak dilakukan oleh nenek moyang kita. Ini dibuktikan

2

Page 3: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

dengan model rumah panggung yang dibangun pada daerah-daerah di dataran

banjir maupun di rawa-rawa di berbagai daerah di Indonesia. Sayangnya kearifan

pengetahuan tradisional yang luhur tersebut, saat ini sudah banyak ditinggalkan

karena dianggap kurang modern. Rumah di dataran banjir dibangun dengan lantai

keramik di permukaan tanah. Untuk itu tidak aneh jika saat musim hujan terkena

banjir. 1

2. Letusan gunung berapi:

Suatu fenomena alam dimana gunung yang aktif memuntahkan lava (cairan

panas inti bumi) beserta asap dan debu volcanic. Biasanya penanganan awal

dalam kasus seperti ini adalah pengungsian warga di sekitar gunung dalam radius

tertentu. Akibat dari kejadian bencana alam seperti ini adalah kerusakan properti

dan harta benda warga bahkan bisa juga nyawa warga. Tetapi fenomena ini

menghasilkan dampak positif bagi tingkat kesuburan tanah di sekitar wilayah

yang terkena lava dan asap debu volcanic tersebut untuk jangka panjang dan

dapat terciptanya sungai baru. 1

3. Gempa bumi:

Suatu dampak dari bergesernya lempengan-lempengan bumi, berupa getaran

secara tiba-tiba, getaran tersebut dapat diukur oleh skala ritcher mulai dari tingkat

lemah sampai tingkat tinggi. 1

4. Gelombang pasang/abrasi:

5. Tanah longsor:

6. Kebakaran:

Kebakaran merupakan suatu bencana yang melibatkan unsur api. Di Indonesia

yang lembab ini jarang sekali terjadi kebakaran hutan akibat cuaca kering dan

panas. Justru yang sering terjadi adalah kebakaran yang disengaja oleh faktor

manusia. Selain peralatan memasak, alat untuk merokok, dan lilin, terdapat

banyak barang lain di rumah kita yang mudah terbakar. Berikut ini beberapa

saran penting penanganan yang tepat untuk mencegah kebakaran dan kecelakaan

akibat api.

3

Page 4: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

a) Ketika membeli mabel yang berlapis kain, pilihlah yang tidak

mudah tersulut api dan terbakar. Anda dapat bertanya pada

pramuniaga tentang mebel dari bahan yang tidak mudah

terbakar.

b) Selalu memeriksa mebel yang digunakan perokok sebagai

tempat duduk. Mungkin saja tertinggal abu atau rokok yang

belum mati sepenuhnya. Benda-benda ini bisa saja terjatuh di

antara bantalan kursi atau di kolong mebel.

c) Jangan merokok di tempat tidur. Merokok di tempat tidur adalah

penyebab utama cedera dan kematian di rumah.

d) Taruh pematik, korek api, dan lilin di luar pandangan dan

jangkauan anak-anak. Anak umur dua tahun sudah dapat

menyalakan benda-benda ini.

e) Jangan pernah menyuruh atau membolehkan anak untuk

bermain dengan pematik atau korek api, atau

memperlakukannya sebagai mainan. Jangan pernah menghibur

anak-anak dengan benda-benda ini. Bila rasa ingin tahu mereka

tumbuh, mereka akan mencoba untuk mencari dan

menyalakannya.

f) Selalu memeriksa apakah api rokok sudah mati ketika

membuang abu atau puntung rokok dan membersihkan asbak.

Puntung yang masih menyala dapat membakar sampah dan

menyebabkan kebakaran.

g) Jangan pernah tidur meninggalkan lilin yang menyala ketika

semua penghuni tidur.

h) Jangan menaruh atau menyimpan zat yang mudah terbakar di

dapur. Jangan memanaskan lilin, cat, dan zat plitur lainnya di

atas kobaran api terbuka.

i) Jangan meletakkan permen atau kue dalam rak di atas kompor.

Ini akan mencegah anak-anak untuk memanjat peralatan

4

Page 5: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

memasak, sehingga membantu mencegah kemungkinan baju

mereka disambar api.

j) Jagalah kebersihan peralatan dan perlengkapan memasak yang

menghasilkan panas. Sisa makanan dan lemak dapat disambar

api.

k) Pakailah baju lengan lengan pendek atau pas di badan ketika

memasak.

l) Jangan meninggalkan kompor ketika sedang memasak. Selalu

mematikan kompor setelah memasak dan jangan

membiarkannya sampai menjadi merah panas. Bila anda

menggunakan alat bertekanan tinggi, jangan membiarkannya

mendidih hingga kering. 1

7. Tsunami:

Suatu gelombang ombak yang besar yang menghantam pesisir pantai. Semua

daerah pantai mungkin rawan terkena tsunami, bahkan yang berada ribuan

kilometer jauhnya dari sumbernya. Ini karena tsunami bisa dimulai pada satu sisi

lautan dan bergerak terus ke sisi lainnya. Namun demikian, kepulauan Pasifik

sangat berpotensi terhadap terjadinya tsunami karena merupakan wilayah-

wilayah yang rentan terhadap gempa bumi bersekala besar. Wilayah tersebut

meliputi daerah-daerah yang membentang dari Selandia Baru melewati Asia

Timur, pantai-pantai barat dan daerah Aleutia dari Amerika sepanjang jalan

menuju kepulauan Shetland Selatan.

Di Indonesia terdapat 3 pergerakan /tumpukan lempeng tektonik penyebab

gempa tektonik, yaitu; a) Pergerakan Indo-Australia dengan Eurasia.

b) Pergerakan Indo-Australia dengan Pasifik.

c) Pergerakan Pasifik dengan Indo-Australia.

Pertemuan-pertemuan lempeng ini merupakan tempat terjadinya gempa-gempa

besar dan berada di lautan dengan jarak 100-150 km dari pantai Sumatra, selatan

Jawa, selatan Nusa Tenggara, Maluku dan pantai utara Papua. 1

5

Page 6: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

1.3 Dimensi Perubahan Lingkungan

a) Fisik:

- Hal yang dapat dilakukan individu/ masyarakat:

1. Jika kita sudah mendapat peringatan dari pemerintah dan kita sudah

melihat tanda-tanda misalkan gunung berapi akan meletus seperti

kumpulan asap.

2. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah

aliran lahar.

3. Ketika melihat lahar/ benda lain yang mendekati rumah anda, segera

selamatkan diri anda dan bukan barang anda, dan cari perlindungan

terdekat.

4. Lindungi diri dari debu dan awan panas.

5. Pakailah kacamata pelindung.

6. Pakai masker/ kain untuk menutup mulut dan hidung.

7. Bila dalam situasi evakuasi, pastikan untuk tidak kembali ke kediaman

sampai keadaan sudah dipastikan aman. 1

- Hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah/ pihak berwenang:

1. Sebelum terjadi letusan:

Menginventarisir data, mencakup sebaran dan prediksi volume

hasil letusan.

Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada gunung api yang

sedang aktif.

Pembuatan dan penyediaan peta kawasan rawan bencana letusan

gunung api, pada zona risiko bahaya gunung api, dengan pendukung

lainnya, seperti peta geologi gunung api.

Membuat langkah-langkah prosedur tetap penaggulangan bencana

letusan gunung api.

Melakukan bimbingan dan penyebarluasan informasi gunung api

kepada masyarakat.

Penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di

gunung api.

6

Page 7: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

Peningkatan sumber daya manusia dan pendukungnya seperti

peningkatan sarana dan prasarananya. 1

b) Mental:

Setelah mengalami bencana kita akan melalui tahap-tahap kesedihan. Pada masing-

masing individu tahap ini tidak selalu sama dalam hal frekuensi, kadar, dan urutan

pentahapan yang dialami seseorang tidak selalu sama, pendidikan, perbedaan

pengalaman, keterampilan, ketahanan, kemandirian dan interaksi sosial seseorang

berpengaruh kepada reaksi seseorang ketika menghadapi dan mengatasi trauma bencana.

Memahami tahap-tahap kesedihan bermanfaat untuk dapat mengatasi dan mengubah

kesedihan menjadi peluang meraih masa depan. 1

Tahap-tahap Kesedihan:

1. Penolakan: cth: “Bukan, bukan saya....enggak mungkin hal ini menimpa

saya...” ini merupakan reaksi normal yang terjadi pada individu sangat

kehilangan orang yang sangat dicintainya (suami/ istri/ anak/ saudara)

atau benda (rumah/ mobil/ pakaian).

2. Kemarahan

3. Penawaran

4. Rasa tertekan (depresi)

5. Penerimaan. 1

c) Spiritual:

Respon manusia/masyarakat terhadap situasi yang terjadi di lingkungannya sangat

dipengaruhi oleh asumsi dan kebiasaan yang selama ini berlaku. Contohnya pada

kejadian di gunung Merapi yang penduduknya masih percaya kepada mitos daerah

setempat dan dipanutnya tokoh setempat Mbah Maridjan. Seharusnya kita lebih percaya

kepada Tuhan daripada orang pintar. 2

d) Sosial:

Membuat masyarakat untuk peduli antara sesama serta mengajak masyarakat untuk

membuat suatu Satgas (satuan petugas) untuk siaga bencana perlu dibentuk sebelum

terjadinya bencana. Satgas terdiri dari unsur perangkat desa/ kelurahan, tentara, polisi dan

relawan dari masyarakat yang berpengalaman dalam menangani bencana. Satgas harus

selalu siap di posko-posko yang telah disediakan, dan selalu koordinasi dengan suber-

7

Page 8: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

sumber berita, dan badan-badan informasi bencana, sehingga dapat dengan segera

mengambil langkah-langkah yang diperlukan ketika bencana terjadi. 1

Membuat posko, posko (pos komando) harus selalu ada dan siap, terutama di daerah-

daerah yang memang rawan bencana tsunami. Tim satgas dan tim kesehatan harus selalu

siap di posko-posko yang telah disediakan. Dalam posko harus dipersiapkan peralatan-

peralatan yang dibutuhkan dalam kondisi darurat, seperti makanan, minuman, senter,

radio, kotak P3K, atau yang lainnya, buku direktori, dan nomor-nomor telepon darurat;

Palang Merah, Rumah sakit, atau lembaga-lembaga pemerintah yang lain. 1

1.4 Dimensi Perubahan Diri Pribadi

a) Fisik:

Dalam hubungannya dengan bencana alam, orang yang mengalami atau terkena

bencana alam (korban) dapat mengalami cidera ringan maupun parah. Sebagai contoh

kasus bencana kebakaran. Bernafas dalam kebakaran menyebabkan orang menghirup

asap yang mengandung gas, uap, dan zat yang berbahaya. Menghirup asap yang

mengandung zat berbahaya adalah penyebab lebih dari separuh gangguan kesehatan dan

kematian yang berkaitan dengan api. Zat yang disebabkan asap dan gas atau uap

membahayakan saluran pernafasan dan paru-paru melalui tiga cara, yaitu: timbul cedera

karena panas, terjadi iritasi dari jaringan yang menghubungkan tempat masuk udara

dengan paru-paru, dan terdapat kekurangan oksigen yang dibutuhkan jaringan tubuh.

Tanda-tanda dari cedera akibat panas adalah hangus atau terbakarnya bulu hidung,

luka bakar di sekitar hidung dan mulut, dan pembengkakan di dalam tenggorokan. Tanda-

tanda iritasi jaringan di tenggorokan dan paru-paru adalah nafas yang berbunyi, batuk,

suara yang berat dan kasar, ludah berwarna kelabu atau hitam, dan terdapat cairan di

paru-paru. 1

b) Mental:

Energi fisik merupakan bahan bakar mentah yang kita gunakan untuk menjalankan

kecakapan emosional dan bakat kita. Agar dapat menampilkan kinerja terbaik, kita harus

bisa merasakan emosi positif dan menyenangkan: kenikmatan, tantangan, petualangan,

dan kesempatan. Sedangkan emosi-emosi yang berasal dari ancaman atau yang bersifat

defisit seperti ketakutan, frustasi, dan kemarahan, cenderung meracuni dan terkait erat

8

Page 9: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

dengan pengeluaran hormon-hormon stress tertentu, terutama sekali cortisol. Kecerdasan

emosional sederhananya merupakan kapasitas untuk terampil menata emosi demi

menghasilkan energi positif yang tinggi, juga merupakan sarana bagi keterlibatan penuh.

Dalam tataran praktis, “otot” kunci atau kompetensi-kompetensi yang menggerakkan

emosi-emosi positif antara lain: kepercayaan diri, pengendalian diri, kecakapan sosial

(kefektifan interpersonal), dan rasa empati. Sedangkan “otot” yang lebih kecil dan

sifatnya mendukung antara lain kesabaran, keterbukaan, kepercayaan, dan kesenangan. 2

c) Spiritual:

Manusia berkembang dan bertumbuh dari bawah ke atas dari dimensi fisik ke dimensi

emosional, terus ke dimensi mental, hingga ke dimensi spiritual. Maka perubahan

bergerak dari atas ke bawah. Spiritualitas merupakan sumber utama terciptanya tujuan,

yang energinya berasal dari keterkaitan kita dengan nilai-nilai yang kita pegang teguh dan

keterkaitan kita dengan tujuan lain di luar pribadi. Tujuan menciptakan sasaran. Memiliki

tujuan membuat kita berkeinginan mengeluarkan energi terfokus untuk aktifitas atau

sasaran tertentu, dan karenanya, kita bisa terlibat penuh. Kita menjadi terlibat penuh

hanya ketika kita benar-benar memerhatikan dan merasa bahwa apa yang kita lakukan

benar-benar berarti. Tujuan adalah hal yang menerangi kita, mengapungkan perahu kita,

dan merawat jiwa kita. 3

d) Sosial:

Manusia harus dapat mengendalikan diri mereka mulai dari faktor pada dalam diri

mereka sendiri sampai faktor luar yang dapat mempengaruhi, contohnya: Tekanan sosial

ekonomi, rasialisme, problem keluarga dan sebagainya. Namun olahraga juga dianggap

mampu meredam stres, demikian juga yoga karena mengajarkan meditasi dan olah nafas. 5

1.5 Membandingkan Teori dengan Realita

a) Energilah sumber daya paling berharga, bukan waktu.

Dulu kita pikir semakin cepat kinerja kita dan semakin banyak yang bisa

lakukan kita termasuk kedalam glongan orang yang sukses dan berhasil tetapi nyatanya

kita salah. Kita hanya manusia dan kita memiliki batasan-batasan / limit. kita tidak dapat

9

Page 10: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

lagi bekerja 24/7 setiap hari. Badan, pikiran dan mental kita memiliki tingkat jenuh. Anda

bakal berkinerja baik, sehat, dan bahagia bila anda terampil mengelola energi anda.

b) Time is money to time is life.

Bagaimana jika kita telah banyak duit di waktu kita sangat tua? Inilah sebabnya

mengapa hal yang paling penting dalam hidup ini bukanlah waktu tapi kualitas hidup itu

sendiri.

c) One hat only.

Kita tidak bisa menghandle semuanya sendiri, harus ada pendelegasian tugas ke

orang lain. Lalu, mimpi boleh banyak tapi cita-cita hanya satu karena kita tidak punya

cukup waktu untuk menjadi semuanya. 6

1.6 Menyusun Prioritas Lewat Analisa Dmensi Prubahan

1. Menghargai menggunakan brainstorming & membuat to-do-list.

2. Menyusun prioritas.

3. Satu kalender untuk satu appointments-tapi buatlah fleksibel & kreatif.

4. Tetap pada plan dengan memasukkan kreativitas yang fleksibel. 6

1.7 Kemampuan Mengelola Perubahan

Speed management telah terdorong sampai limitnya. Dengan cara kembali ke

langkah hidup yang lebih berirama naturallah maka anda dapat menciptakan

keseimbangan yang sehat antara bergerak cepat dengan bergerak pelan-pelan.

Banyak orang sekarang sudah dapat menyadari betapa pentingnya untuk

memperlambat tempo kehidupan mereka. Dengan cara ini (melupakan waktu) mereka

akhirnya telah menemukan kembali keharmonisan hidup mereka.

Kemampuan mengelola perubahan pada diri manusia dapat didasari pada 2

motivasi, yaitu:

1. Motivasi Extrinsik

Ada beberapa orang yang termotivasi oleh hasil yang akan didapat di

akhir hari. Seperti mendapatkan duit, keamanan atau terkenal. Tipe ini

cenderung workholic dan mereka sering kali melewati masa-masa/waktu

proses yang menyenangkan atau menikmati hidup.

2. Motivasi Intrinsik

10

Page 11: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

Tipe ini adalah tipe pemilih yang lebih mementingkan keegoisannya

sendiri jadi, mereka yang bertipe ini cenderung akan melaksanakan

perubahan yang mereka hadapi jika hal itu ada hubungannya dengan

kepentingan pribadi mereka. Jika tidak maka mereka akan meninggalkan

perubahan itu.

Perubahan dalam hidup berarti perubahan dalam pengelolaan waktu juga kita

perlu mengenali tipe pengelola waktu seperti apakah kita ini? Ada 2 tipe:

1. Monochronic Peolple.

a) Melakukan satu hal dalam sekali waktu.

b) Fokus dalam pekerjaan.

c) Menganggap deadline & timeframes sangat serius sekali.

d) Tidak context-oriented & butuh informasi.

e) Lebih mendedikasikan konsentrasi diri mereka kepada pekerjaan

mereka di atas apa saja..

f) Selalu berpegang teguh kepada rencana.

g) Tidak ingin mengganggu yang lain.

h) Cenderung suka bekerja sendiri. Mereka menghormati privacy.

i) Jarang sekali pinjam barang ke orang lain.

j) Lebih terbiasa dengan short-term relasi.

2. Polychronic People.

a) Mengerjakan segala macam pekerjaan sekaligus.

b) Dapat cepat terganggu/distraksi dan mudah terinterupsi.

c) Cenderung menganggap timeframe sebagai goal yang dapat dicapai jika

mungkin.

d) Sangat context-oriented & dapat mengumpulkan informasi secara tidak

sengaja.

e) Mendedikasikan hidup untuk orang lain & lebih suka interpersonal

relasi.

f) Mengubah rencana sering dan bahkan tanpa ragu-ragu.

h) Menghargai orang-orang disekitar.

i) Sangat menikmati berkolaborasi dengan orang lain lebih dari privacy

11

Page 12: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

sendiri.

j) Meminjam sering.

k) Cenderung membangun life-long relasi.

Intinya dengan cara mengkombinasikan kedua tipe ini ke dalam pola kerja kita

sehari-hari akan meningkatkan personal produktivitas & efektivitas. 6

1.8 Model Pendekatan Masalah. 6

Penting bagi kita untuk mengetahui seberapa besar masalah yang akan kita hadapi

berpengaruh pada aspek kehidupan kita.

Gambar 1. Skema pembagian persentase kehidupan yang seimbang oleh Seiwerth J.

12

Life Balance

Health25%

Work25%

Social Contact25%

Purpose25%

Diet, Recreation, Relaxation, Fitness, Life expectancy (physical well-being)

Suitable job, Money, Success,Career, Prosperity, Wealth

Friends, Family, Attention, Recognition

Religion, Love, Self-determination, Fulfillment, Philosophy the future.

Page 13: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

Kesimpulan:

Dari pembelajaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biar bagaimana pun

kerasnya manusia mencoba untuk mengerti prilaku alam. Tetap saja manusia masih tidak

dapat menghentikan bencana alam karena hal ini merupakan kuasa Allah dan sangat jauh

di luar jangkauan manusia. Tetapi dengan bertambahnya kesadaran manusia, manusia

dapat melakukan sesuatu untuk meminimalisir korban yang berjatuhan. Hal yang dapat

dilakukan oleh manusia adalah dengan cara mencerdasinya agar bencana itu dapat

dihadapi sehingga tidak lagi membahayakan atau menimbulkan banyak korban. Bencana

sebagai kenyataan hidup manusia membuka kesempatan bagi manusia untuk mengelola

hidup dan lingkungannya. Kenyataan bencana di Indonesia sebetulnya merupakan proses

pencerdasan masyarakat bahwa ada yang dapat dimanfaatkan dari potensi dan hasil dari

bencana.

Saran:

Penulis menyarankan agar dimasukkannya program penanggulangan bencana

alam kedalam materi sekolah mulai dari SD sehingga tingkat kecerdasan orang Indonesia

mengenai bahaya bencana alam dan bagaimana cara mengatasinya dapat meningkat.

Melihat letak geografis Indonesia yang sering terjadi bencana alam, saya melihat program

seperti ini akan sangat membantu sekali. Didalam materi penanggulangan bencana alam

sendiri sudah terdapat banyak ilmu yang melatih orang untuk terampil mengolah waktu,

berkoordinasi dengan pihak lain sampai menyusun skala prioritas mengenai hal-hal apa

saja yang harus dilakukan terlebih dahulu.

13

Page 14: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

Daftar Pustaka

1. Alsaid A. Mencerdasi Bencana. Jakarta: PT GRASINDO. 2007.

2. Triyoga Lucas S. Manusia Jawa dan Gunung Merapi Persepsi dan

Kepercayaannya. Jogja: Gadjah Mada University Press. 2000.

3. Loeke J, Schwartz T. The Power of Full Engagement. New York: Free Press.

2003.

4. Losyk. B. Kendalikan Stress Anda! Cara mengatasi stress dan sukses di tempat

kerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2005

5. Hartono, LA dr. Stress dan Stroke. Yogyakarta: Kanisius. 2007.

6. Seiwert L J. Slow down to Speed up. Frankfurt: Campus Verlag. 2008.

14

Page 15: Bencana Alam dan Ciri-cirinya

15