laporan praktikum sosiologi pertanian di dusun … · terjadi perubahan dalam sistem ......

42
1 LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN SENGON, DESA DALISODO, KECAMATAN WAGIR, KABUPATEN MALANG Oleh : Oleh: Kelompok 5 (Kelas B) 1. Dian Rizki Fuziah (115040201111134) 2. Tanti Virga Sartika (115040201111240) 3. Derra Marhaendar Mayang (115040201111242) 4. Intan Kartika Agnestika (115040201111243) PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

Upload: vuongthu

Post on 06-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

1

LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN

DI DUSUN SENGON, DESA DALISODO, KECAMATAN WAGIR,

KABUPATEN MALANG

Oleh :

Oleh:

Kelompok 5 (Kelas B)

1. Dian Rizki Fuziah (115040201111134)

2. Tanti Virga Sartika (115040201111240)

3. Derra Marhaendar Mayang (115040201111242)

4. Intan Kartika Agnestika (115040201111243)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan

rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan berkenaan dengan praktikum

Sosiologi Pertanian.

Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas makalah praktikum yang

membahas mengenai aspek sosiologo petani di desa Asrikaton. Tak lupa kami ucapkan rasa

terima kasih yang sedalam-dalamnya, karena dalam proses pendalaman materi sosiologi

pertanian, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi serta saran.

Dalam pembuatannya, tentunya makalah ini tidak luput dari kekurangan dan

kesalahan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat diberikan kepada kami dalam

rangka mencapai kesempurnaan, agar nantinya dapat bermanfaat bagi rekan-rekan lainnya.

Malang, Juni 2012

Penulis

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 6

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 6

1.2 Tujuan............................................................................................................................... 7

BAB II ASPEK SOSIOLOGI PETANI ..................................................................................... 8

2.1 Deskripsi Keluarga Petani dan Usaha Petani Pak Mistari (Oleh: Dian Rizki Fauziah) ... 8

2.1.1 Deskripsi Keluarga Petani ......................................................................................... 8

2.1.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani .................................................................... 8

2.1.3 Kebudayaan Petani .................................................................................................... 9

2.1.4 Perubahan Sosial Budaya Petani ............................................................................. 12

2.1.5 Lembaga yang Berkaitan dengan Penyediaan/Pengendalian Sarana Produksi,

Tenaga Kerja, dan Pemasaran Hasil Petani Sampel ......................................................... 13

2.1.6 Kesimpulan .............................................................................................................. 14

2.2 Deskripsi Keluarga Petani dan Usaha Petani Pak Mistari (Oleh: Tanti Virga Sartika) . 14

2.2.1 Deskripsi Keluarga Petani ....................................................................................... 14

2.2.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani .................................................................. 15

2.2.3 Kebudayaan Petani .................................................................................................. 18

2.2.4 Perubahan Sosial Budaya Petani Terkait Cara Bercocok Tanam ............................ 21

2.2.5. Lembaga Yang Berkaitan Dengan Pengadaan Sarana Produksi, Tenaga Kerja dan

Pemasaran Hasil Usaha Tani ........................................................................................... 22

2.2.6 Kesimpulan .............................................................................................................. 23

2.3 Deskripsi Keluarga dan Usaha Tani Bapak Yadi (Oleh : Derra Marhaendar Mayang) . 23

2.3.1 Diskripsi Keluarga Petani ....................................................................................... 23

2.3.2. Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani ................................................................ 24

2.3.3. Kebudayaan Petani ................................................................................................ 26

2.3.4. Perubahan Sosial..................................................................................................... 28

2.3.5. Kesimpulan ............................................................................................................ 30

2.4 Deskripsi Keluarga dan Usahatani Petani D (Oleh : Intan Kartika Agnestika) ............ 31

2.4.1 Deskripsi Keluarga .................................................................................................. 31

2.4.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani Sampel ..................................................... 31

2.4.3 Kebudayaan Petani .................................................................................................. 33

2.4.4 Perubahan Sosial Budaya Petani ............................................................................. 35

2.4.5 Kelembagaan ........................................................................................................... 36

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

4

2.4.6 Kesimpulan .............................................................................................................. 37

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 39

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 39

3.2 Saran ............................................................................................................................... 39

BAB IV LAMPIRAN .............................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 42

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

5

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kemajuan usaha pertanian sangat berkaitan erat dengan aspek sosiologis.

Aspek sosiologis meliputi sistem kebudayaan, stratifikasi sosial, kelembagaan dan

jariangan sosial baik pada tingkat petani, desa, maupun supra desa.

Kebudayaan sangat mempengaruhi dalam usaha tani. Hal itu disebabkan

kebudayaan sudah melekat dalam diri petani sehingga tak heran bila terjadi suatu

perubahan sulit untuk diterima. Contohnya jika suatu daerah dari dulu menanam jagung

dan cabe dalam usaha pertaniannya, maka hingga sekarang mereka masih menanam

komoditas yang sama dan sulit untuk menanam komoditas lain. dalam suatu daerah atau

desa terdapat lapisan-lapisan masyarakat atau stratifikasi sosial. Dalam suatu daerah

stratifikasi sosial dapat diukur dari luas tegalan yang dimiliki bila daerah tersebut

mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.

Kadang kala dalam kelembagaan sangat dibutuhkan bagi para petani untuk

menyediakan sarana produksi seperti penyediaan benih, penyediaan pupuk, tenaga kerja,

dan pengolahan sawah. Selain itu dengan adanya kelembagaan dapat membantu petani

dalam menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapi.

Usaha pertanian erat kaitannya dengan pemasaran, baik yang dilakukan secara

langsung maupun melalui perantara atau distributor. Dibutuhkan jaringan sosial yang

baik agar dapat memasarkan hasil pertanian tersebut. oleh karena itu aspek-aspek

sosiologi memang sangat berperan dalam mempengaruhi kemajuan usaha pertanian baik

pada tingkat petani, desa, maupun supra desa.

Dalam pratikum Sosiologi Pertanian, kami melakukan fieldtrip di Desa Dalisodo,

Dusun Sengon, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang dalam rangka memenuhi tugas

akhir praktikum. Kami mendatangi rumah warga-warga yang telah dikoordinasikan

sebelumnya dan melakukan wawancara dengan mereka. Topik wawancara kami meliputi

pekerjaan utama mereka sebagai petani, kepemilikan lahan pertanian mereka, cara

mereka mengelola lahan mereka, pengaplikasian pupuk dan pestisida pada lahan mereka,

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

7

serta organisasi kelembagaan di RT 5, Desa Dalisodo, Dusun Sengon, Kecamatan Wagir,

Kabupaten Malang.

1.2 Tujuan

Tujuan fieldtrip sosiologi pertanian kali ini, yaitu untuk mengetahui identifikasi

petani, kebudayaan petani, stratifakasi dan kelembagan, jaringan sosial dan perubahan

sosial dan globalisasi pada tingkat petani dan tingkat desa.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

8

BAB II

ASPEK SOSIOLOGI PETANI

2.1 Deskripsi Keluarga Petani dan Usaha Petani Pak Mistari (Oleh: Dian Rizki Fauziah)

2.1.1 Deskripsi Keluarga Petani

Nama : Sadi

Umur : 48 tahun

Tingkat pendidikan formal : SD

Pekerjaan KK a. Utama : Petani

b. Sampingan : -

Sejak kapan menjadi petani : sejak tahun 1976

Jumlah anggota keluarga : 1 orang

Luas lahan tegal : 400 m2

Dalam wawancara studi lapangan sosiologi pertanian di Desa Dalisodo, Dusun

Sengon, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, saya mewawancarai seorang petani

yang bernama bapak Sadi. Beliau berusia 48 tahun, hidup seorang diri. Beliau

memiliki seorang anak angkat tetapi tidak tinggal bersama beliau. Bapak Sadi

menamatkan pendidikannya hanya sampai sekolah dasar (SD), dan menurut pengakuan

beliau, dirinya sebenarnya ingin melanjutkan pendidikan tang lebih tinggi namun

dikarenakan keterbatasan biaya, beliau terpaksa tidak dapat melanjutkan

pendidikannya. Pekejaan sehari-hari Bapak Sadi adalah seorang petani, Beliau

mengaku mulai bercocok tanam tanam sejak beliau berusia 12 tahun, yaitu sekitar

tahun 1976.

2.1.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani

Menurut pengakuan bapak Sadi, beliau sudah lama menduda, beliau hanya

hidup seorang diri di rumahnya yang berada di samping rumah ibunya. Kondisi rumah

beliau sangat sederhanya, yakni dengan luas 111 m2, atap rumah berupa genteng, lantai

berupa tanah, dan temboknya berupa gedek. Bapak sadi mengaku tidak memiliki ternak

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

9

apapun, beliau tidak memiliki barang elektronik seperti telepon genggam, televisi,

ataupun radio, beliau hanya memiliki satu unit sepeda motor.

Harta yang dimiliki bapak Sadi adalah lahan yang berupa tegal seluas 400 m2.

Tegal tersebut merupakan warisan dari orang tuanya sejak tahun 2000. Untuk

mencukupi kebutuhan sehari-harinya, beliau memanfaatkan lahan tersebut untuk

bercocok tanam dan hasil panennya beliau jual ke pedagang. Dari situlah beliau

mendapatkan uang untuk mencukupi kehidupannya.

Beberapa tahun ini, bapak Sadi menanami tegalnya dengan satu jenis tanaman

yaitu tanaman jagung. Menurutnya tanaman jagung termasuk tanman yang mudah

perawatannya. Sebenarnya, ada beberapa kendala bagi beliau untuk tidak memilih

komoditas lain seperti padi, cabai, tomat, yakni dikarenakan karena yang pertama

adalah kondisi lahan, lahan di daerah tersebut sering kekurangan air. Warga hanya

mengandalkan tadah hujan untuk mengairi tegalnya, begitu juga pak Sadi. Yang kedua

adalah kendala biaya, untuk membeli bibit cabai, tomat sangat dibutuhkan biaya yang

besar sedangkan beliau tidak mampu untuk itu. Itulah sebabnya seliau hanya menanam

jagung sepanjang tahun.

Dengan melihat kondisi ekonomi bapak Sadi, beserta hasil dari perbandingan

dengan literatur, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari segi kekayaan, bapak Sadi

termasuk ke dalam keluarga petani golongan bawah, dari segi kekuasaan dan

kehormatan, bapak Sadi hanya sebagai seorang warga biasa yang tidak memiliki

kedudukan dan kekuasaan di wilayahnya, selain itu dari segi pengetahuan, bapak Sadi

tergolong rendah karena hanya sampai tingkat sekolah dasar (SD) saja.

2.1.3 Kebudayaan Petani

Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian

muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi

dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan

demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem

kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

10

diadopsinya teknologi pertanian. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek

pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris.

Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi

yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat

dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi kebudayaan pertama yang dialami

manusia.

Agak sulit membuat suatu garis sejarah pertanian dunia, karena setiap bagian

dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi pertanian yang berbeda-beda. Di

beberapa bagian Afrika atau Amerika masih dijumpai masyarakat yang semi-nomaden

(setengah pengembara), yang telah mampu melakukan kegiatan peternakan atau

bercocok tanam, namun tetap berpindah-pindah demi menjaga pasokan pangan.

Sementara itu, di Amerika Utara dan Eropa traktor-traktor besar yang ditangani oleh

satu orang telah mampu mendukung penyediaan pangan ratusan orang. (Wikipedia,

2012).

Dari hasil wawancara yang telah saya lakukan, didapat data bahwa lahan atau

tegal milik bapak Sadi beberapa tahun terakhir hanya ditanami dengan tanaman jagung.

Bapak sadi menjelaskan budaya beliau dalambercocok tanam dari awal penanaman

hingga ke tahap pemasaran. Yang pertama dilakukan ialah persiapan lahan. Usaha

taninya dilakukan di lahan kering atau tegalan.

Bapak Sadi memulai masa tanam saat awal musim hujan. Hal itu dikarenakan

bahwa itu adalah saat yang cocok bagi tegalnya untuk mendapatkan air. Bapak sadi

mengolah lahannya dengan menggunakan alat tradisional berupa cangkul. Beliau

mengerjakan pekerjaan itu seorang diri.

Tahap yang kedua yaitu penanaman benih. Bapak Sadi mengaku jika

waktunya cukup, setelah mencangkul, beliau langsung menanam benih jagung tersebut.

Beliah memasukkan dua benih per lubang. Beliau tidak melakukan persemaian dahulu

dikarenakan keterbatasan media dan biaya, mungkin juga keterbatasan pengetahuan

beliau mengenai cara bercocok tanam.

Tahap yang ketiga adalah perawatan. Bapak Sadi menjelaskan bahwa beliau

melakukan pemupukan sehari setelah muncul tunas. Pupuk yang beliau gunakan adalah

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

11

pupuk urea yang beliau beli dari toko pertanian terdekat. Pemupukan selanjutnya

dilakukan setiap 40 hari sekali.

Untuk irigasi, beliau mengandalkan tadah hujan, dikarenakan tidak ada sungat

di dekat tegalnya. Itulah sebabnya pak Sadi memulai masa tanamnya saat musim

hujan. Pak Sadi mengatakan bahwa di desa tersebut pernah mengalami kondisi dimana

seluruh desa kekurangan air. Jangankan untuk bercocok tanam, untuk minum bagi

seluruh warga desa saja saja masih belum cukup. Itulah alasan beliau memilih

komoditas jagung, dimana kita tahu bahwa tanaman jagung adalah jenis tanaman yang

tahan sekali dalam keadaan ekstrim.

Untuk masalah hama dan penyakit pada tanamannnya, bapak Sadi

menjelaskan bahwa ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang, yaitu ulat,

belalang, dan bulai. Namun sayangnya beliau tidak melakukan usaha apapun untuk

mengendalikannya. Menurut saya, mungkin karna keterbatasan beliau tentang

pengetahuan yang beliau miliki. Penyiangan dilakukan seminggu sekali.

Tahap selanjutnya yaitu tahap pemanenan. Saat wawancara yang dilakukan saat

itu, bapak Sadi menjelaskan kriteria beliau dalam menentukan tanaman yang siap

dipanen. Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya terlihat sudah mongering.

Bapak sadi memanen jagung di lahannnya seorang diri. Beliau menggunakan alat

tradisional berupa sabit untuk memotong tongkol jagung dari batangnya.

Setelah tongkolnya diambil, bapak sadi mengupas kulit jagung,

membersihkannya lalu menjemurnya supaya kering dan gampang untuk diambil

bijinya. Masa penjemurannya kurang lebih 2-3 hari. Setelah benar-benar kering, jagung

tadi dirontokkan bijinya secara manual, dan disimpan.

Tahap yang terakhir yaitu pemasaran. Hasil panen pak Sadi sebagian besar

dijual dan sisanya untuk dimakan sendiri. Bapak Sadi menjualnya ke pedagang yang

sudah menjadi langgannnyanya dalam ukuran kilogram, pedagang tersebut biasanya

langsung datang ke rumah bapak Sadi. Hal ini memudahkan beliau, karena beliau tidak

perlu mengantarkan hasil penennya ke pembeli. Dari hasil panen tersebut bapak Sadi

mendapatkan keuntungan, namun itu masih sangat pas-pasan untuk menckupi

kebutuhan sehari-harinya.

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

12

Dari penjelasan diatas, saya sajikan diagram alir proses bercocok tanam jagung

menurut bapak Sadi,

Bapak Sadi mengatakan bahwa beliau mendapatkan pengetahuan bercocok

tanam dari orang tuanya. Pengetahuan tersebut didapat karena sejak kecil beliau sering

melihat orang tuanya bekerja di lahan. Pak Sadi memutuskan untuk tidak bergabung

dengan kelompok tani dikarenakn menurut beliau mereka hanya mengetakan teori saja.

Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah beliau terapkan selama bertahun-tahun

tentang cara bercocok tanam.

2.1.4 Perubahan Sosial Budaya Petani

Dalam suatu proses modernisasi, suatu proses perubahan yang direncanakan,

melibatkan semua kondisi atau nilai-nilai sosial dan kebudayaan secara integratif.

orientasi atau arah perubahan di sini meliputi beberapa orientasi, antara lain (1)

perubahan dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur

kehidupan sosial yang mesti ditinggalkan atau diubah, (2) perubahan dengan orientasi

pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk atau unsur baru, (3) suatu

perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang

Persiapan lahan

Pemasaran

Pemanenan dan Pascapanen

Perawatan tanaman

Penanaman benih jagung

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

13

telah eksis atau ada pada masa lampau. Tidaklah jarang suatu masyarakat atau bangsa

yang selain berupaya mengadakan proses modernisasi pada berbagai bidang kehidupan,

apakah aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang iptek; namun

demikian, tidaklah luput perhatian masyarakat atau bangsa yang bersangkutan untuk

berupaya menyelusuri, mengeksplorasi, dan menggali serta menemukan unsur-unsur

atau nilai-nilai kepribadian atau jatidiri sebagai bangsayang bermartabat (Anonymous,

2012)

Dari hasil wawancara, sistem budaya bercocok tanam pak Sadi tidak

mengalami perubahan. Bapak Sadi memulai kegiatan bertani sejak beliau berusia 12

tahun atau pada tahun 1976. Sejak dahulu sampai sekarang, pak Sadi melakukan

kegiatan bercocok tanam dengan menggunakan alat-alat tradisional seperti cangkul, dan

sabit, irigasinya pun menggunakan ntanah hujan. Pemanenan juga dilakukan secara

manual. Kondisi lahan beserta kendala biaya membuat beliau tetap melanjutkan pola

bercocok tanamnya tersebut. Beliau tidak terpengaruh oleh perkembangan teknologi

pengolahan lahan karena keterbatasan biaya dan pengetahuan.

2.1.5 Lembaga yang Berkaitan dengan Penyediaan/Pengendalian Sarana Produksi,

Tenaga Kerja, dan Pemasaran Hasil Petani Sampel

Dalam melakukan kegiatan bercocok tanam bapak Sadi memiliki pelanggan

tetap yang selalu datang ke rumahnya untuk membeli jagung hasil panennya. Bapak

Sadi menjual dengan satuan kilo gram. Harga per kilonya tidak menentu, terkadang

mahal, terkadang sangat murah. Untuk pupuk, pak sadi membeli di toko pertanian

terdekat.

Untuk benihnya, pak Sadi menggunakan benih sendiri berupa biji jagung hasil

panen sebelumnya. Jadi beliau tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli benih.

Dalam mengendalikan hama dan penyakit, beliau sama sekali tidak menggunakan

pestisida atau pengendali lainnya. Pemanenan jagung dilakukan sendiri dengan

menggunakan sabit. Jagung dikupas lalu dijemur dan dipisahkan dengan bijinya. Lalu

sebagian dijual dan sebagian lagi dikonsumsi. Beliau menjual ke pedagang atau tak

jarang pedagang yang datang kerumah beliau. Dari hasil penjualan jagung bapak sadi

memperoleh keuntungan ytetapi tidak bisa mencukupi kebutuhannya.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

14

2.1.6 Kesimpulan

1. Bapak Sadi, warga Desa Dalisodo bermatapencaharian sebagai petani sejak

tahun 1976, hidup sendiri.

2. Bapak Sadi termasuk ke dalam keluarga petani golongan bawah, dari segi

kekuasaan dan kehormatan, bapak Sadi hanya sebagai seorang warga biasa yang

tidak memiliki kedudukan dan kekuasaan di wilayahnya, selain itu dari segi

pengetahuan, bapak Sadi tergolong rendah karena hanya sampai tingkat Sekolah

Dasar saja.

3. Dari hasil wawancara, disimpulkan budaya bapak Sadi dalam bercocok tanam

yaitu hanya menanami lahan tegalnya dengan satu jenis tanaman saja yaitu

tanaman jagung. Dalam mengairi lahannya mengandalkan tadah hujan. Usaha

taninya dilakukan di lahan kering atau tegalan.

4. Dari hasil wawancara, sistem budaya bercocok tanam pak Sadi tidak mengalami

perubahan. Bapak Sadi memulai kegiatan bertani sejak beliau berusia 12 tahun

atau pada tahun 1976, tetap ke pertanian yang tradisional.

5. Tidak ada lembaga yang bekerja sama dengan bapak Sadi, semua hal beliau

kerjakan sendiri.

2.2 Deskripsi Keluarga Petani dan Usaha Petani Pak Mistari (Oleh: Tanti Virga Sartika)

2.2.1 Deskripsi Keluarga Petani

Nama petani : Mistari

Umur : 55 tahun

Tingkat Pendidikan Formal : SD

Pekerjaan KK a. Utama : Tani

b. sampingan : -

Sejak kapan menjadi petani : tahun 1987

Jumlah anggota RTG : 5 orang

Dalam pengamatan dan wawancara studi lapangan sosiologi pertanian di desa

Dalisodo dusun Sengon kecamatan Wagir, Malang. Saya mewawancarai Bapak Mistari

yang berusia 55 tahun, beliau hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar. Pekerjaan

utama beliau adalah sebagai petani yang dimulai sekitar tahun 1987. Beliau memiliki

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

15

tiga orang anak, namun saat ini anak-anak beliau bekerja di luar kota, sehingga hanya

ada beliau dan istrinya yang masih menempati rumah tersebut.

2.2.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani

Menurut Soerjono Soekanto (1981: 133), selama dalam suatu masyarakat ada

sesuatu yang dihargai dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai dan

setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka barang sesuatu itu akan

menjadi bibit yang dapat menimbulkan adanya sistem berlapis-lapis yang ada dalam

masyarakat itu mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis,

mungkin juga berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama,

atau mungkin juga keturunan dari keluarga yang terhormat. Kriteria yang menjadikan

masyarakat berlapis-lapis menurut Soerjono Soekanto (1981: 141-142) adalah sebagai

berikut.

a) Ukuran Kekayaan

Ukuran menyatakan adanya kuantitas atau jumlah dari sesuatu hal. Jika

ukuran kekayaan, berarti ada jumlah tertentu tentang kekayaan yang dapat

dijadikan sebagai suatu tolak ukur. Dari sini kita dapatkan ukuran kekayaan yang

tinggi atau banyak, ukuran sedang atau cukup, dan ukuran sedikit atau miskin.

Walaupun ukuran kekayaan menyatakan kuantitas, tetapi kekayaan adalah relatif

untuk suatu masyarakat masyarakat dalam menentukan stratifikasi sosial. Ukuran

orang kaya pada masyarakat pedesaan adalah luas pemilikan dan penguasaan

tanah dan sering disimbolkan dengan rumah berbentuk joglo ( di Jawa Timur dan

Jawa Tengah). Berbeda halnya dengan masyarakat perkotaan, simbol kekayaan

yang dimilikinya, selain dapat berupa gedung yang mewah juga mobil yang

mewah. Kekayaan sebagai sebuah ukuran dari stratifikasi sosial dalam

masyarakat tetap tergantung pada situasi dan kondisi masyarakat bersangkutan.

b) Ukuran Kekuasaan

Kekuasaan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk

memengaruhi perilaku seseorang maupun kelompok orang agar berperilaku

sesuai dengan apa yang dikehendaki. Hal ini menjadi tolok ukur dari stratifikasi

sosial yang ada dalam masyarakat oleh orang yang memiliki kekuasan. Ukuran

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

16

kekuasaan akan terkait dengan besar kecilnya dan luas sempitnya pengaruh yang

dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Semakin luas dan tinggi pengaruh yang

dimiliki oleh seseorang, maka semakin tinggi stratifikasi yang dimilikinya. Begitu

pula sebaliknya, semakin rendah, sempit, dan bahkan keberadaannya tidak

memiliki pengaruh dalam masyarakat, maka semakin rendah pula startifikasi

sosialnya. Kekuasaan yang dimiliki seseorang bukanlah sesuatu yang bersifat

formal saja seperti pejabat pemerintahan yang lain. kekuasaan tersebut berupa

kepatuhan dan ketaatan bagi seseorang untuk mengikuti apa yang menjadi saran

atau pemerintahanbya. Kekuasaan yang tinggi atau kuat dapat dimiliki oleh siapa

saja (bukan hanya orang-orang yang menduduki jabatan struktural).

c) Ukuran Kehormatan

Kehormatan yang diperoleh oleh seseorang bukanlah dari dirinya

melainkan penilaian yang datang dari orang lain. seseorang akan dihormati atau

tidak dihormati oleh orang lain sangat tergantung pada orang lain, bukan

bersumber pada dirinya. Penghormatan bagi seseorang bukan muncul sesaat,

melainkan melalui proses waktu dan evaluasi yang panjang. Dengan demikian,

penghormatan bersifat objektif bukan bersifat subjektif. Penghargaan bagi

seseorang dalam wujud penghormatan dapat bersumber pada kepribadian

seseorang tersebut karena kejujuran, ketaqwaan beragama, berani karena benar,

rendah hati, maupun perilaku yang ditunjukkan dalam setiap harinya. Misalnya,

suka menolong, memberikan nasehat kepada yang membutuhkan dan sebagainya

yang setiap saat dievaluasi oleh anggota masyarakat yang lain. penghormatan

tersebut diwujudkan orang lain, misalnya dengan memberikan hormat lebih

dahulu, atau mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, atau menempatkan

duduk dalam suatu pesta atau pertemuan di baris paling depan sendiri atau di

tempat yang pas dengan kehormatannya.

d) Ukuran Ilmu Pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan akan meliputi dua ukuran. Pertama, ukuran

formal yaitu ijazah sebagai ukurannya. Semakin tinggi gelar atau ijazah yang

dimiliki seseorang, maka semakin tinggi strata sosialnya. Begitu pula sebaliknya,

semakin rendah ijazah yang dimiliki seseorang, maka semakin rendah strata

sosialnya. Kedua, ukuran nonformal yaitu keahlian yang mereka miliki melalui

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

17

keterampilan yang dilakukannya. Keahlian tersebut diperoleh tidak melalui jalur

pendidikan formal.

Dalam wawancara yang telah dilakukan, beliau memiliki luas lahan sekitar 300

m2

yang diperoleh baik dari warisan orang tua maupun hasil dari jerih payah beliau.

Tidak ada sistem sewa di tegalan beliau, sehingga tidak ada pembagian hasil dalam

usaha tani beliau. Jumlah ternak yang dimiliki oleh beliau adalah dua ekor sapi. Untuk

mencapai lahan ditempuh dengan jalan kaki meskipun jauh, hal itu disebabkan karena

beliua tidak memiliki sarana transportasi untuk mencapai lahan pertanian. Untuk

berkomunikasi dengan anaknya beliau harus minta bantuan kepada tetangga karena

beliau tidak memiliki Telp. Rumah atau HP untuk berkomunikasi, selain itu beliau juga

tidak memiliki radio atau televisi sebagai sarana hiburan maupun pengetahuan. kondisi

rumah beliau, luas bangunan rumah yang beliau tempati adalah 8x14 m2

, jenis lantai

rumah beliau adalah tegel atau keramik, dindingnya berjenis tembok dan menggunakan

genteng biasa untuk atapnya petani.

Dari hasil literatur yang didapat dari segi ukuran kekayaan menurut literatur pak

mistaki merupakan petani golongan rendah. Kekayaan adalah relatif untuk suatu

masyarakat masyarakat dalam menentukan stratifikasi sosial. Ukuran orang kaya pada

masyarakat pedesaan adalah luas pemilikan dan penguasaan tanah dan sering

disimbolkan dengan rumah berbentuk joglo ( di Jawa Timur dan Jawa Tengah).

Berbeda halnya dengan masyarakat perkotaan, simbol kekayaan yang dimilikinya,

selain dapat berupa gedung yang mewah juga mobil yang mewah. Kekayaan sebagai

sebuah ukuran dari stratifikasi sosial dalam masyarakat tetap tergantung pada situasi

dan kondisi masyarakat bersangkutan. Hal itu sesuai mengingat pak mistaki hanya

memiliki lahan berupa tegalan 300m2

.

Dari segi kekuasaan pak mistaki memiliki pengaruh kecil terhadap masyarakat

mengingat pak mistaki adalah petaani golongan rendah. Hal itu sesuai dengan literatur

yang didapat yaitu Kekuasaan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk

memengaruhi perilaku seseorang maupun kelompok orang agar berperilaku sesuai

dengan apa yang dikehendaki. Hal ini menjadi tolok ukur dari stratifikasi sosial yang

ada dalam masyarakat oleh orang yang memiliki kekuasan. Ukuran kekuasaan akan

terkait dengan besar kecilnya dan luas sempitnya pengaruh yang dimiliki seseorang

dalam masyarakatnya

Kehormatan yang diperoleh oleh seseorang bukanlah dari dirinya melainkan

penilaian yang datang dari orang lain. seseorang akan dihormati atau tidak dihormati

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

18

oleh orang lain sangat tergantung pada orang lain, bukan bersumber pada dirinya.

Mengingat pak mistaki merupakan orang yang peduli dengan tetangga disekitarnya

sehingga dia dihormoti, kehormatan tidak dihanya di nilai dari jabatan, melainkan

kehidupan keseharian. Kehormatan bersifat objektif sehingga kita harus mendalami

kebiasaan seseorang.

Dinilai dari segi Ukuran ilmu pengetahuan akan meliputi dua ukuran. Pertama,

ukuran formal yaitu ijazah sebagai ukurannya. Semakin tinggi gelar atau ijazah yang

dimiliki seseorang, maka semakin tinggi strata sosialnya. Begitu pula sebaliknya,

semakin rendah ijazah yang dimiliki seseorang, maka semakin rendah strata sosialnya.

Kedua, ukuran nonformal yaitu keahlian yang mereka miliki melalui keterampilan yang

dilakukannya. Keahlian tersebut diperoleh tidak melalui jalur pendidikan formal.

Menurut saya ilmu yang didapat pak mistaki dalam bercocok tanam didapat secara

nonformal yaitu melalui keahlian, mengingat sejak kecil beliau sudah membantu orang

tuanya dalam bercocok tanam sehingga ilmu yang beliau peroleh, dapat dikatakan dari

hasil kebiasaan yang selalu beliau pelajari sehari-hari.

Kedudukan beliau dalam keluarganya adalah sebagai kepala rumah tangga yang

mengayomi keluarganya, dan sebagai kepala keluarga beliau harus bekerja keras untuk

menghidupi keluarganya. Mengingat beliau memiliki tiga orang anak dan seorang istri.

Meskipun ketiga anaknya sudah merantau di daerah lain tapi tetap saja sebagai kepala

keluarga beliau harus menjadi seorang ayah yang baik, dan bekerja keras untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.

2.2.3 Kebudayaan Petani

Dalam sosiologi pertanian dipelajari aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi

di masyarakat, khususnya masyarakat pertanian. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek

kebudayaan, stratifikasi sosial, kelembagaan, jaringan sosial, dan dampak globalisasi

terhadap kemajuan usaha pertanian di wilayah tersebut.

Dalam sosiologi, konsep kebudayaan sangat penting karena objek studi pokok

sosiologi adalah masyarakat dimana masyarakat tidak dapat dilepaskan dari

kebudayaan. Kebudayaan adalah sesuatu yang kompleks yang mencangkup

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta

kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

19

Menurut Horton dan Hunt, masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling

berhubungan satu sama lain, sedangkan kebudayaan adalah sistem norma dan nilai

yang terorganisasi yang menjadi pegangan masyarakat tersebut. Dirumuskan secara

tegas lagi, kebudayaan adalah perangkat peraturan dan tata cara, bersama dengan

seperangkat gagasan dan nilai yang mendukungnya (Horton dan Hunt, terjemahan,

1987: 58).

Selain itu kebudayaan petani sama-sama mencerminkan dan menyokong

karakteristik dan pengalaman hidup komunitas pedesaan kecil, yakni kurangnya

anomali, dan hubungan dekat, face to face, dengan pengendalian normatif yang kuat

atau pengalaman yang sama dalam menumbuhkan lingkungan fisik dan sosial yng

serupa vis a vis dengan sikap-sikap pendatang (shanin, 1988:4).

Dalam satu tahun beliau hanya menanam jagung saja sebagai komoditas utama,

hal itu disebabkan karena daerah tersebut menerapkan irigasi tadah hujan, sehingga

komoditas yang tepat dalam daerah tersebut adalah jagung, mengingat jagung adalah

tanaman yang tidak terlalu banyak membutuhkan air dan cara perawatannya tidak

terlalu intensif.

dalam menanam jagung pertama-tama, beliau membuat bedengan, kemudian

membuat lubang atau dalam bahasa jawa digejek...untuk menanam jagung dengan

menanam sebanyak dua biji perlubang, kemudian melakukan pemupukan, pupuk yang

dipakai pada awal masa tanam adalah jenis pupuk urea, lalu setelah jagung berusia 36

hari dilakukan pemupukan lagi dengan menggunakan pupuk kandang, pemupukan

diberikan selama tiga kali. Untuk penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul

tanpa mencabuti rumputnya, karena metode penyiangan yang beliau lakukan dengan

cara membuat gundukan di samping tanaman jagung sehingga gulma-gulma tertimbun

dibawahnya. Irigasi yang diterapkan dilahan beliau adalah irigasi secara tradisional,

karena di daerah tersebut menggunakan irigasi tadah hujan sehingga sulit untuk

mendapatkan air. Dalam usaha pertanian selalu mengalami kendala, beliau menjelaskan

kendala yang dihadapi adalah hama dan penyakit yang dialami oleh tanaman jagung.

Hama yang menyerang tanaman jagung beliau adalah ulat, belalang dan masih

banyak lagi, selain itu penyakit yang biasa dialami oleh jagung adalah penyakit bulai.

Namun, untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

20

yang beliau miliki, beliau tidak menggunakan pestisida baik pestisida alami maupun

sintetis, penanganannya hanya dilakukan secara tradisional atau tak jarang hanya

dibiarkan begitu saja tanpa adanya penanganan yang berarti. Untuk mengetahui masa

panen biasanya ciri tanaman jagung yang siap panen adalah tongkolnya sudah

membesar dan menguning, dan tanamannya mulai menguning dan mengering.

Pemanenan dilakukan dengan menggunakan sabit. Lalu dikupas dan di jemur, jagung

yang sudah kering di pisahkan antara biji dan tongkolnya. sebagian dari hasil panen di

jual dan sebagian lagi disimpan, penyimpanan dilakukan dengan menggantung jagung

yang belum dikupas didalam gudang penyimpanan.

Pengetahuan yang beliau dapatkan dalam mengolah lahan didapat dari orang

tua, karena sejak kecil beliau membantu orangnya dalam mengolah sawah. Sehingga,

beliau paham dan mengerti bagaimana harus mengolah lahan yang baik. Selain itu cara

budidaya yang beliau terapkan tidak berubah sedikitpun.mengingat didaerah tersebut

kekurangan air dan irigasi yang di terapkan adalah tadah hujan sehingga untuk

mengganti komoditas selain jagung merupakan hal yang tidak mungkin.

Diagram Alir Teknik Bercocok Tanam

Lakukan pengolahan

Setelah 36 hari, diberi pupuk

Memberi urea dan pupuk kandang

Menanam benih, tiap lubang dua

Membuat lubang atau digejek

Membuat bedengan

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

21

Dalam usahanya tani yang dimiliki oleh pak mistari adalah lahan tegalan, karena

daerah tersebut tidak memiliki persawahan sehingga mayoritas komoditas yang ditanam

adalah komoditas yang tidak memerlukan banyak air selain itu daerah tersebut

merupakan daerah tadah hujan sehingga pengairannya tergantung oleh musim hujan.

Jika komoditas yang ditanam adalah padi maka diperlukan irigasi yang banyak karena

pada musim tanam awal padi memerlukan banyak air untuk pertumbuhannya. Selain itu

padi hanya bisa ditanam disawah sedangkan daerah tersebut tidak memiliki sawah.

2.2.4 Perubahan Sosial Budaya Petani Terkait Cara Bercocok Tanam

Dalam mengolah lahan pertanian dari tahun ke tahun cara bercocok tanam

tetaplah sama karena pengetahuan cara bercocok tanam dari bapak mistari didapat dari

orangtuanya. Bapak Mistari mulai bertani sejak tahun 1987. Pada awalnya lahan

pertanian yang dimiliki pak mistari merupakan lahan yang diberi oleh orang tuanya,

sedangkan sisanya didapat dari hasil keringat dan jirih payah pak mistari. Komoditas

yang ditanam dari dulu adalah jagung dan hingga sekarang tetaplah sama. Mengingat,

lahan tersebut merupakan lahan tadah hujan sehingga komoditas yang cocok untuk

sistem penanaman adalah tanaman yang tidak begitu banyak air, selain itu perawatan

untuk komoditas jagung tidak terlalu intensif dibanding komoditas lainnya seperti

contohnya komoditas cabe.

Menurut beliau kegiatan bercocok tanam dari tahun ke tahun meskipun terjadi

perubahan zaman tetaplah sama. Mengingat kebudayaan sudah mendarah daging di diri

beliau sehingga susah untuk dirubah.

Kegiatan panen dan pascapanen

Lakukan penyiangan

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

22

2.2.5. Lembaga Yang Berkaitan Dengan Pengadaan Sarana Produksi, Tenaga Kerja

dan Pemasaran Hasil Usaha Tani

Kelembagaan pertanian mampu memberikan jawaban atas permasalahan-

permasalahan petani saat ini. Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan

merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh petani,

agar mereka dapat bersaing dalam melaksanakan kegiatan usahatani dan dapat

meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Suhud, 2005). Kelembagaan sangat penting

bagi petani. Namun, terkadang petani masih tidak terlalu peduli dalam adanya

kelembagaan.

Lahan yang dimiliki bapak mistari adalah 300 m2

, untuk memperoleh benih

biasanya bapak mistari mendapatkan benihnya dari hasil panen sebelumnya dengan

menyimpah sebagian hasil panen yang lalu untuk dijadikan sebagai benih untuk tanam

yang akan datang. Pada proses penanaman dibutuhkan pupuk, pupuk yang dipakai

biasanya jenis urea dan pupuk kandang. Pupuk urea didapat dengan membeli di toko,

biasanya pupuk yang dibutuhkan untuk memupuk 300 m2

sebesar 250 kg sedangkan

pupuk kandang diperoleh dengan membuat sendiri, mengingat pak mistari memiliki dua

ekor sapi, sehingga limbah kotoran sapi yang didapat digunakan sebagai pupuk

kandang. Pupuk kandang dipakai pada apabila tanaman sudah mencapai umur 36 hari.

Sedangkan, untuk penggunaan pestisida pak mistaki tidak menggunakan pestisida

sedikitpun baik pestisida kimia maupun nabati. Mengingat di daerah tersebut

merupakan tegalan yang hanya ditanami tanaman yang tidak terlalu membutuhkan air.

Karena daerah tersebut merupakan daerah tadah hujan sehingga irigasinya sangat

terbatas yang hanya dipengaruhi oleh musim saja. Jadi irigasi yang dipakai adalah

irigasi tadah hujan. Untuk pengolahan lahan biasanya pak mistari dibantu oleh istrinya

tanpa campur tangan orang lain, mengingat komoditas yang ditanam adalah jagung

sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang intensif. Beberapa bulan kemudian,

jagung pun siap dipanen, biasanya hasil panen sebagian kecil dikonsumsi dan sebagian

besar dijual untuk menyambung hidup. Sebelum dijual jagung dikupas dan di jemur

kemudian dipisahkan dengan tongkol dan bijinya. Kemusian dilakukan penyortiran hal

itu dilakukan untuk menaikan harga jual jagung. Karena biasanya jika tidak dipisahkan

harga jagung turun karena terdapat tongkol dan memberatkan bagi pedagang. untuk

menjual hasil panennya biasanya pak mistari harus mendatangi pedagang, terkadang tak

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

23

jarang pedagang yang mendatangi petani. Pedagang membeli hasil panen petani

perkilo, karena yang dibeli berupa benih. Untuk harganya biasanya itu tergantung pada

mutu panen dan permintaan pasar. Dari literarur yang saya dapat, pak mistari tidak tahu

tentang adanya kelembagaan usaha tani. Terkadang sulit merubah kebiasaan seseorang

yang sejak dulu sudah tertanam.

2.2.6 Kesimpulan

Dari wawancara yang kami peroleh pak mistari merupakan petani golongan rendah

Cara bercocok tanam didapat secara nonformal yaitu melalui keahlian

Komoditas yang ditanam di tegalan adalah jagung

Dilihat dari segi kelembagaan pak mistari tidak mengerti tentang pentingnya

kelembagaan

Dalam mengolah tegalan tidak terjadi perubahan

2.3 Deskripsi Keluarga dan Usaha Tani Bapak Yadi (Oleh : Derra Marhaendar Mayang)

2.3.1 Diskripsi Keluarga Petani

Nama Petani : Yadi

Umur : 54 tahun

Tingkat Pendidikan Formal : SMP

Pekerjaan Kepala Keluarga : a. Utama sebagai Petani

b. Sampingan memelihara sapi

Menjadi petani sejak : 1985

Jumlah anggota rumah tangga : 5 orang

Luas Rumah : 7 m x 11 m

Keluarga Bapak Yadi, tinggal di dusun Sengon, Dalisodo, Kecamatan Wagir.

Bapak Yadi sekarang berumur 54 tahun, Bapak Yadi memiliki tingkat pendidikan

sampai SMP (sekolah menengah pertama). Bapak Yadi memiliki satu istri dengan satu

anak. Anaknya sudah berkeluarga dan telah memiliki anak. Anak bapak Yadi tinggal

bersama dengan bapak Yadi, di rumah yang berukuran 7 meter x 11 meter terdapat 5

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

24

anggota. Seperti halnya orang desa keluarga Bapak Yadi juga sangat baik dan

sederhana. Mereka menerima tamu dengan ramah. Keluarga bapak Yadi bekerja sebagi

petani, dengan pekerjaan sampingan sebagai peternak sapi. Bapak Yadi memilihara 1

ekor sapi dirumahnya. Setiap sore Beliau mencari rumput di ladang untuk sapinya.

Pekerjaan itu menjadi rutinitas Bapak Yadi. Bapak Yadi telah menjadi pni sejak 27

tahun yang lalu.

2.3.2. Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani

Menurut Waluya (2004:18-19), Diantara lapisan atas sampai paling rendah,

terdapat berbagai macam lapisan yang didasarkan pada beberapa kriteria. Misalnya,

suatu lapisan yang memiliki berbagai kriteria tersendiri yang dapat dihormati oleh

setiap anggota masyarakat. Mereka yang memiki banyak uang akan mudah sekali

mendapatkan tanah, kekuasaan, dan mungkin kehormatan. Ukuran atau kriteria yang

dapat dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan, yaitu

sebagai berikut.

a. Ukuran Kekayaan. Siapapun yang memiliki kekayaan paling banyak maka

akan termasuk pada lapisan atas. Kekayaan yang dimiliki seseorang akan terlihat secara

nyata dari bentuk rumah, kendaraan pribadi, cara berpakaian dan bahan yang

digunakannya, atau kebiasaan berbelanja barang-barang yangharganya tidak dapat

dijangkau oleh semua lapisan

b. Ukuran Kekuasaan.siapapun yang memiliki kekuasaan atau wewenang maka

akan menempati lapisan atas.

c. ukuran kehormatan, ukuran ini tidak terlepas dari ukuran kekuasaan atau

kekayaan. Orang yang disegani dan dihormati oleh masyarakat akan mendapat tempat

pada lapisan atas. Mereka yang memiliki kehormatan pada umumnya adalah orang

yang dituakan di masyarakat atau sebagai tokoh masyarakat.

d. Ukuran ilmu pengetahuan. Ukuran ini dipakai masyarakat yang menghargai

ilmu pengetahuan, tetapi terkadang bukan ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran,

melainkan gelar kesarjana. Akibatnya, terjadi perlombaan untuk mendapatkan gelar

sarjana tanpa ada usaha untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Hal ini terjadi karena

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

25

gelar kesarjanaan merupakan lambang dari ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang.

Oleh karena itu, orang yang memiliki gelar tersebut akan tersanjung dan memiliki

kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggota masyarakat pada umumnya.

Dari literatur petani di Indonesia mayoritas adalah petani gurem atau petani

kecil, yaitu petani yang hanya memiliki luas lahan usaha tani kurang lebih 0,25 ha.

Pada luasan lahan itu petani melakukan kegiatan usahatani mereka. Ada yang

menanami lahannya dengan jenis tanaman pangan semisal padi, jagung, atau ubi kayu.

Sebagian mengusahakan tanaman hortikultura/sayuran misalnya terong, cabai, kacang

panjang, buncis, kol dan tanaman sayuran yang lain. Beberapa petani menanam

tanaman-tanaman perkebunan seperti kakao, kopi, lada dan lain-lain. Lahan yang

memiliki asupan air cukup melimpah dimanfaatkan oleh petani untuk membudidayakan

ikan. Beternak juga menjadi salah satu pilihan dalam usahatani yang tidak sedikit

dipilih sebagai usaha di bidang pertanian. Tetapi apapun usahatani yang dijalankan,

pada lahan seluas itulah mayoritas petani Indonesia berusahatani.

Dari hasil wawancara. Bapak Yadi memiliki lahan tegal seluas 750 m². Lahan

tersebut diperoleh dari hasil membeli. Lahan dibeli pada tahun 1985, atau sekitar 27

tahun yang lalu. Bapak Yadi tidak harus menyewa lahan untuk bercocok tanam. Beliau

menggunakan lahan tersebut untuk memenuhi hidupnya dan keluarganya. Bapak Yadi

pun tidak melakukan bagi hasil dengan orang lain, Beliau mengurus sawahnya sendiri.

Bapak mengurus sawah dengan istrinya.

Selain bekerja sebagai petani, Beliau memiliki pekerjaan sampingan sebagai

peternak sapi. Beliau mengurus satu sapi. Sebelumnya, Bapak Yadi memiliki lebih dari

satu sapi tetapi dijual untuk memperbaiki rumah. Sapi digunakan sebagi tabungan yang

apabila perlu dapat dijual. Bapak Yadi memiliki alat transportasi yakni satu sepedah

motor, sarana komunikasi memiliki satu televisi, dan satu handpone (hp).

Beliau memiliki rumah dengan luas 7 meter x 11 meter, dengan kondisi rumah

yang sudah bagus. Keadaan dinding telah bertembok, kondisi lantai bertegel, dan

kondisi atap yang memakai genting. Kekayaan baik Yadi dalam taraf cukup dilihat dari

keadaan rumah beliau. Bapak Yadi sebagai petani biasa seperti petani yang lain

didesanya. Bapak Yadi tidak memiliki kekuasaan apapun, bukan sebagai ketua

kelompok tani maupun apapun.

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

26

Bapak Yadi memiliki kekayaan yang cukup/sedang dilihat dari keadaan rumah

yang bagus dengan lantai yang telah ditegel. Tingkat pendidikan keluarga Bapak Yadi

pun cukup baik, mereka telah mampu menggunakan bahasa Indonesia sehingga mampu

berinteraksi dengan kita yang kurang menguasai bahasa Jawa yang menjadi bahasa

keseharian keluarga Bapak Yadi. Bapak Yadi memiliki tingkat pendidikan sampai

dengan SMP (sekolah menengah pertama). Tingkat pendidikan yang cukup baik untuk

petani biasanya di desa. Status kekuasaan dan kehormatan Bapak Yadi dari hasil

wawancara seperti petani yang lain. Beliau tidak ikut dalam lembaga seperi kelompok

tani.

2.3.3. Kebudayaan Petani

Dari literatur mengatakan, kelompok kebudayaan petani pedesaan menduduki

bagian terbesar di dunia. Masyarakat petani ini merupakan kesatuan ekonomi, sosial

budaya dan administratif yang besar. Sikap hidup gotong royong mewarnai kebudayaan

petani pedesaan. Sedangkan pengertian kebudayaan nasional ialah gabungan dari

kebudayaan daerah yang ada di Negara tersebut.

Kebudayaan Nasional Indonesia secara hakiki terdiri dari semua budaya yang

terdapat dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak ada

Kebudayaan Nasional. Nusantara. Kebudayan Nasional merupakan realitas, karena

kesatuan nasional merupakan realitas. Sehingga dapat membuat seluruh masyarakat

dapat menghayati sebagai bermakna.

Bapak Yadi memiliki lahan seluas 750 m². Lahan pak Yadi berupa lahan tegal,

di daerah desa Pak Yadi tidak terdapat sawah, kerena keadaan air yang sulit. Pada lahan

Pak Yadi saat ini ditanami cabai, dengan pengolahan tanah menggunakan cangkul

dengan mencangkul lahan dan dibuat guludan dengan lebar 100 cm dengan panjang

sesuai lahan. Persemaian dilahan dengan menyebar benih di polibag. Bibit ditanam

setelah berusia 3 minggu samapai 1 bulan setelah disebar. Benih persemain cabai

berasal dari biji cabai yang hasil panen sebelumnya. Benih tidak beli, tidak jelas

varietasnya karena benih dibuat sendiri dari hasil panen sebelumnya. Dengan cara

mengambil benih biji Lombok/cabai dan kemudian dikeringkan. Kebutuhan bibit per

700 m2 tidak pasti karena perlu penyulaman. Jika, ada yang mati ditanami lagi dengan

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

27

bibit yang masih ada dipersemaian. Mereka membuat lebih untuk penyulaman. Cara

tanam cabai dengan jarak dua telapak tangan atau 30-50 cm. kondisi air daerah Sengon,

Dalisodo, sulit dalam pengairan. Sumber air berasal dari coban/ air terjun. Sehingga, air

membawa dari rumah dan memanfaatkan air hujan. Dalam budidaya cabai bapak

menggunakan pupuk kimia urea, pupuk Petroganik dan ZA. Dilakukan pada awal

tanam dan dilakukan bertahap hingga 5 kali pemupukan. Pebandingan pupuk 5 kg: 3kg

: 5kg. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan sabit dan dengan menggunakan

tangan. Jenis hama yang menyerang adalah wereng, cara mengendalikan tidak

dikendalikan dengan menyemprot pestisida. Hanya dibiarkan saja kata Bapak Yadi

harga Lombok yang murah yakni ± Rp 8.000 perkilogram, tidak seimbang apabila

menggunakan pestisida. Cara menentukan panen cabai adalah warna cabai yang sudah

berwarna kemerahan sampai dengan merah. Pemanenan cabai dapat dilakukan hingga

10 kali panen, cabai dapat berumur sampai dengan 8 bulan. Hasil panen langsung dijual

ke pedagang atau tengkulah cabai. Banyak tengkulah yang datang menghampiri ke

kebun.

Bapak Yadi memperoleh ilmu bercocok tanam tanaman cabai dari orang tua

turun menurun. Keluarga Bapak Yadi telah menjadi petani sejak dahulu turun menurun.

Pengolahan tanah

Pemasaran

Panen

Perawatan

Penanaman

Persemaian

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

28

2.3.4. Perubahan Sosial

Dari literatur mengatakan kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial

merupakan gejala yang wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia di dalam

masyarakat. Perubahan-perubahan sosial akan terus berlangsung sepanjang masih

terjadi interaksi antarmanusia dan antarmasyarakat. Perubahan sosial terjadi karena

adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan

masyarakat, seperti perubahan dalam unsurunsur geografis, biologis, ekonomis, dan

kebudayaan. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan

perkembangan zaman yang dinamis.

Pertanian yang dilakukan Bapak Yadi dari dahulu sampai sekarang tetap sama.

Yakni, menanam cabai dan kadang Jagung. Perubahan sosial terjadi saat tanaman cabai

yang pada tahun kemarin mencapai ± Rp 50.000 perkilogram. Bapak Yadi pada saat itu

mendapat keuntungan yang banyak, sehingga mampu memperbaiki kehidupan yang

sebelumnya. Tetapi pada saat ini harga cabai rendah hanya Rp 8.000 perkilogram.

Dalam, pertanian fluktuatif harga sering terjadi, kadang petani mendapatkan

keuntungan yang besar, dan kadang hanya bisa balik modal dan tidak jarang juga

merugi. Sama halnya dengan bapak Yadi.

Sehingga, perubahan sosial yang terjadi pada Bapak Yadi dipengaruhi oleh

faktor ekonomis yakni dipengaruhi atas kelonjakan harga cabai sehingga bisa

memperbaiki ekonomi bapak Yadi.

2.2.5. Lembaga yang Berkaitan dengan Penyediaan/Pengendalian Sarana Produksi,

Tenaga Kerja, dan Pemasaran Hasil Petani Sampel

Lembaga atau organisasi adalah hal yang penting dalam kemajuan usaha.

Menurut Syahyuti (2010), menyatakan bahwa lembaga” adalah terjemahan langsung

dari ”institution”, dan organisasi adalah terjemahan langsung dari ”organization”.

Keduanya merupakan kata benda. Sementara ”kelembagaan” adalah terjemahan dari

”institutional”, yang bermakna sebagai ”berbagai hal yang berhubungan dengan

lembaga”. Demikian pula dengan ”keorganisasian” (dari terjemahan ”organizational”)

yang bermakna sebagai ”berbagai hal yang berhubungan dengan organisasi”. Ini serupa

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

29

dengan kata ”kepresidenan” yang bermakna segala hal yang berhubungan dengan

presiden, dan ”kehutanan” yang bermakna sebagai hal-hal yang berhubungan dengan

hutan. Dalam kamus, tambahan suffix –al dalam bahasa Inggris menjadikan kata asal

yaitu kata benda menjadi kata sifat. Namun, dalam tata bahasa Indonesia, saya merasa

lebih sesuai bahwa kelembagaan, keorganisasian, kepresidenan, dan kehutanan adalah

”kata benda abstrak”, bukan ”kata sifat”

Berdasarkan penelusuran referensi yang berkembang, semenjak era sosiologi

klasik sampai dengan munculnya paham kelembagaan baru, maka ada tiga bagian

pokok yang ada dalam lembaga. Ketiga bagian tersebut menjadi objek pokok kalangan

sosiologi dan sosiologi ekonomi dalam menjelaskan lembaga selama ini, yakni

mencakup aspek-aspek normatif, regulatif, dan kultural-kognitif.

Dari hasil wawancara, status lahan yang diusahakan Pak Yadi pada saat ini

adalah tegal milik sendiri dengan luas 750 m². Cara memperoleh bibit cabai yaitu bibit

dibuat sendiri dari hasil pengambilan benih dari Lombok hasil panen sebelumnya.

Sehingga tidak membeli dari orang lain. Benih disebar dipolibag dan dijadikan bibit

cabai. Asal mula pemberoleh pupuk kimia yakni pupuk Urea 1 sak dan ZA 1 sak dibeli

secara kontan ke kelompok tani. Bapak ini membeli di kelompok tani tetapi tidak

bergabung dalam kelompok tani. Tidak menjadi anggota kelompok tani. Pupuk

anorganik yang dipakai adalah Pupuk Petroganik yang juga dibeli secara kontan tidak

kredit. Bapak Yadi memperoleh pupuk organik dan anorganik dari kios pertanian

Bapak Rajiono. Asal memperoleh air (irigasi) untuk tanaman yang diusahan dengan

memanfaatkan air dari sumber air terjun/coban. Di lahan bapak Yadi sulit mendapatkan

air sehingga kadang bapak Yadi harus membawa air dari rumah. Asal tenaga kerja

berasal dari teman-teman bapak Yadi yang secara bergantian membantu dalam usaha

pertanian yang diusahakan masing-masing. Dalam usaha bercocok tanam cabai saat ini

Bapak Yadi menggunakan jasa buruh dengan upah Rp 20.000 hingga siang hari. Bapak

Yadi memperoleh tenaga kerja cukup mudah karena telah mempunyai kelompok atau

grup antar teman-teman sesama petani sehingga mereka bisa bergantian membantu.

Pemanfaatan dan pemasaran tanaman cabai yang diperoleh sebagian kecil dikonsumsi

dan yang lainnya dijual untuk memenuhi kehidupan mereka. Sebelum dijual Bapak

Yadi tidak pernah melakukan sortir, dibersihkan, dikupas, dipotong, digrad maupun

dikemas karena Bapak menjual cabai perkilogram kepada tengkulah.

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

30

Pedagang/tengkulah datang ke lahan untuk membeli hasil panen. Bapak Yadi menjual

hasil panen kepada tengkulah/pedagang. Pedagang datang langsung ke lahan. Pedagang

membeli hasil panen tersebut dengan satuan kilogaram. Setiap 1 kilogram cabai seharga

Rp 8.000. Harga pada saat ini cukup rendah.

2.3.5. Kesimpulan

Bapak Yadi memperoleh ilmu bercocok tanam tanaman cabai dari orang tua

turun menurun. Keluarga Bapak Yadi telah menjadi petani sejak dahulu turun

menurun.

Bapak Yadi adalah kepala keluaga yang memiliki 1 istri dan 1 anak. Yang

tinggal di Dusun Segon, Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir.

Bapak Yadi bekerja sebagai petani dan pekerjaan sampingan sebagai peternak

sapi.

Bapak Yadi mempunyai lahan 750 meter² dengan komiditi yang saat ini

ditanam adalah cabai. Dengan masa tanam hingga 8 bulan hst dan dapat

dipanen hingga 10 kali.

Bapak Yadi menggunakan pupuk organik yakni Petroganik dan pupuk

anorganik Urea dan ZA. Perbandingan penggunaan pupuk Urea: ZA:

Petroganik yakni 5kg: 5kg: 3kg. Pupuk tersebut dibeli dari kios pertanian,

pupuk dibeli secara kontan. Tetapi, Bapak Yadi tidak menggunakan pestisida

dalam budidaya cabai dengan tidak untung apabila tidak Bapak Yadi dalam

budidaya cabai juga menggunakan pekerja yang berasal dari teman-temannya

dengan upah RP 2.000 perhari. Pada sekarang ini harga cabai perkilogram

hanya dihargai Rp 8.000 perkilogramnya. Pedagang cabai langsung datang

mengambil hasil panen Bapak Yadi. Keluraga Bapak Yadi merupakan

keluarga yang sederhana dan ramah.

Perubahan sosial yang dialami Bapak Yadi pada saat harga cabai naik.

Sehingga, mampu memperoleh pendapatan yang tinggi untuk memenuhi

kebutuhannya.

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

31

2.4 Deskripsi Keluarga dan Usahatani Petani D (Oleh : Intan Kartika Agnestika)

Identitas Petani

Nama : Warsiman

Umur : 65 tahun

Tingkat pendidikan formal : SD

Pekerjaan KK : a. Utama : Petani kayu basiah

: b. Sampingan : Memelihara ternak

Sejak kapan menjadi petani : dari kecil

Jumlah anggota keluarga : 6 orang; 1 orang istri dan 4 orang anak

Luas lahan tegal : ± 300 m2

2.4.1 Deskripsi Keluarga

Di desa Dalisodo, dusun Sengon, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang,

terdapat sebuah keluarga dengan kepala keluarga yang pekerjaan utamanya sebagai

petani bernama Bapak Warsiman. Saat ini beliau berumur 65 tahun, mempunyai

seorang istri dan empat orang anak yang sudah hidup merantau di kota lain. Tingkat

pendidikan terakhir yang beliau tempuh adalah sekolah dasar (SD). Beliau belajar

bertani dan mengenai pertanian sejak beliau kecil, dan beliau mendapatkan ilmunya

dari kedua orangtuanya.

2.4.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani Sampel

Dalam sosiologi pertanian dipelajari aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi

di masyarakat, khususnya masyarakat pertanian. Aspek-aspek kehidupan sosial

tersebut meliputi status sosial serta ekonomi petani sampel. Status sosial adalah

tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan

kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi (Wikipedia, 2012).

Dalam suatu kehidupan sosial suatu masyarakat, terdapat pula penggolongan-

penggolongan struktur masyarakat berdasarkan aspek tertentu, misalnya kekayaan,

pendidikan, keturunan, dll. Menurut Pitirim A. Sorokin dalam Maryati (2006:16),

stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas

secara bertingkat (hierarkis). Sistem lapisan strata sosial tersebut merupakan suatu ciri

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

32

yang tetap dan umum dalam setiap kehidupan masyarakat yang teratur. Dalam

kehidupan bermasyarakat, akan dijumpai orang-orang yang memiliki sesuatu yang

dihargai atau dibanggakan karena mempunyai lebih banyak daripada yang dimiliki

orang lain. Oleh karena itu, orang tersebut akan dianggap mempunyai status atau

kedudukan sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki

sesuatu yang terbatas atau tidak memilikinya sama sekali, sehingga kedudukannya

dalam masyarakat akan lebih rendah.

Kriteria yang menjadikan masyarakat berlapis-lapis, antara lain ukuran

kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan

Soerjono Soekanto dalam Suroso (2008:13). Ukuran kekayaan yang tinggi atau

banyak, sedang atau cukup, dan sedikit atau miskin. Ukuran kekayaan dalam

kehidupan masyarakat pedesaan adalah luas kepemilikan lahan dan penguasaan tanah

yang dimiliki seseorang. Ukuran kekuasaan terkait dengan besar kecilnya pengaruh

yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Semakin luas dan tinggi pengaruh

yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi pula stratifikasi yang dimiliki orang

tersebut. Untuk ukuran kehormatan, setiap daerah pasti akan memiliki tradisi masing-

masing, sehingga akan memberikan kehormatan kepada seseorang dengan tingkatan

yang berbeda dengan cara yang berbeda pula. Penghormatan yang diberikan oleh

seseorang kepada orang lain bersifat objektif bukan bersifat subjektif. Kehormatan

yang diperoleh dari seseorang bukan datang dari dirinya sendiri, melainkan penilaian

yang datang dari orang lain. Uktuk ukuran ilmu pengetahuan atau ukuran pendidikan

yang diperoleh, meliputi dua ukuran, yaitu ukuran gelar atau ijazah serta ukuran

keahlian yang dimiliki.

Keluarga Bapak Warsiman adalah salah satu keluarga di RT 7, Desa Dalisodo,

Dusun Sengon, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Bapak Warsiman sendiri

merupakan kepala keluarga dalam keluarga tersebut. Beliau memiliki seorang istri

dan empat orang anak. Keempat anak beliau hidup merantau di luar kota lain. Tingkat

pendidikan terakhir yang beliau tempuh adalah sekolah dasar (SD).

Bapak Warsiman memiliki lahan berupa tegalan dengan luas ± 300 m2, beliau

mendapatkan lahan tersebut dengan membelinya tahun 1998. Selain memiliki

pekerjaan utama sebagai petani kayu basiah, beliau memiliki pekerjaan sampingan

memelihara ternak. Sedangkan istrinya bekerja sebagai pedagang sayuran di pasar

terdekat. Ternak yang dimiliki beliau adalah tiga ekor sapi. Namun, beliau dan

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

33

sekeluarga hanya memelihara satu ekor sapi, sedangkan dua ekor sapinya yang lain

dipelihara oleh orang lain. Alasan beliau tidak memelihara ketiga sapinya dan hanya

memelihara satu ekor sapi saja karena beliau sekeluarga tidak mempunyai tenaga

lebih untuk mengurusnya.

Keluarga Bapak Warsiman mempunyai satu unit sepeda ontel. Untuk

mengangkut barang dagangan sang istri untuk dijual di pasar, beliau menyewa pick up

yang dibayar bersama-sama dengan tetangga mereka sesama pedagang sayuran.

Beliau sekeluarga memiliki sarana komunikasi berupa satu unit radio, satu unit

televisi, dan satu unit handphone. Beliau juga mempunyai satu perangkat timbangan

yang biasanya digunakan untuk menimbang sayuran yang akan dijual istrinya saat

berjualan di pasar. Kondisi tempat tinggal Bapak Warsiman dan keluarga cukup bagus

dan nyaman, dengan luas keseluruhan bangunan 66 m2 dan berlantai tegel/ keramik,

berdinding tembok, dan beratap genteng biasa.

Keluarga Bapak Warsiman merupakan salah satu keluarga di RT 7, Desa

Dalisodo, Dusun Sengon, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang yang merupakan

keluarga petani biasa.

2.4.3 Kebudayaan Petani

Dalam sosiologi, konsep kebudayaan sangat penting karena objek studi pokok

sosiologi adalah masyarakat dimana masyarakat tidak dapat dilepaskan dari

kebudayaan. Menurut Ralph Linton dalam Maryati (2006), kebudayaan adalah

keseluruhan dari pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan

yang diwariskan dan dimiliki oleh anggota suatu masyarakat tertentu.

Lahan tegalan yang dimiliki Bapak Warsiman ditanami kayu basiah yang masa

panennya 8 hingga 10 tahun sekali. Bapak Warsiman memilih bercocok tanam kayu

basiah karena beliau mengikuti tetangga-tetangganya yang juga bercocok tanam kayu

basiah, serta perawatan dan pemeliharaan kayu basiah tidak terlalu sulit dengan masa

panen yang lama, sehingga tidak membutuhkan tenaga yang terlalu banyak untuk

kegiatan panen serta pascapanennya. Kayu basiah sendiri tidak memerlukan banyak

air, sehingga sistem pengairan atau irigasi yang diterapkan oleh Bapak Warsiman

adalah tidak terlalu sering mengairi lahannya. Lahan yang dimiliki Bapak Warsiman

merupakan lahan kering.

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

34

Cara bercocok tanam yang diterapkan Bapak Warsiman, antara lain

mempersiapkan lahan, pembibitan kayu basiah, penanaman serta pemeliharaan kayu

basiah, dan yang terakhir adalah kegiatan panen dan pascapanen.

Mempersiapkan lahan dalam hal ini mencakup kegiatan pengolahan tanah.

Pengolahan tanah yang diterapkan oleh Bapak Warsiman adalah pengolahan tanah

dengan menggunakan cangkul. Pengolahan lahan ini bertujuan agar lahan yang akan

digunakan untuk bercocok tanam lebih siap untuk kegiatan penanaman, serta tanah

pada lahn tersebut dapat berbalik. Dalam artian, tanah yang berada di lapisan atas

akan berada di lapisan bwaha, begitu pula sebaliknya. Sehingga, tanah yang akan

digunakan untuk bercocok tanam akan lebih subur.

Untuk kegiatan pembibitan, Bapak Warsiman menggunakan bibit kayu basiah

yang beliau dapatkan dari membeli di kios-kios di sekitar rumahnya. Setelah kegiatan

pembibitan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah penanaman dan pemeliharaan

kayu basiah setelah ditanam. Beliau menggunakan jarak tanam 3 m, dengan setiap

lubang tanam satu bibit. Cara beliau menanam bibit kayu basiah adalah dengan

menancapkannya ke dalam tanah. Lahan tegalan yang beliau gunakan untuk bercocok

Mempersiapkan lahan

Pembibitan kayu basiah

Penanaman kayu basiah di lahan yang telah

disediakan

Perawatan kayu basiah

Pemanenan

Kegiatan pascapanen

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

35

tanam kayu basiah merupakan lahan kering berupa tegalan. Sehingga, untuk kegiatan

pengairan atau irigasi, beliau mengandalkan air hujan atau memanfaatkan air irigasi

dari hutan yang tidak jauh dari lahan tegalannya.

Untuk gulma-gulma yang ada di lahan tegalan beliau, rata-rata rumput yang

beliau siangi dengan sabit. Pupuk yang diaplikasikan dalam lahan tegalan Bapak

Warsiman hanya sekali kegiatan pemupukan, yaitu pada saat awal tanam dengan

komposisi pupuk kandang dan urea dengan perbandingan 1:1. Setelah itu, untuk

selanjutnya beliau tidak menggunakan pupuk kembali. Sedangkan untuk hama yang

mengganggu perkembangan pembudidayaan kayu basiahnya, beliau mengaku tidak

tahu, sehingga beliau tidak mengaplikasikan pestisida dalam kegiatan bercocok

tanamnya.

Kayu basiah yang sudah siap dipanen adalah kayu basiah yang secara

morfologinya sudah tua dan besar. Pemanenan yang biasa dilakukan adalah dengan

mencabutnya dari tanah.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan, dalam satu tahun lahan

kering berupa tegalan yang dimilikinya ditanami kayu basiah terus menerus sampai

masa panen tiba, yaitu sekitar 8 hingga 10 tahun. Berdasarkan data tersebut, kami

menyimpulkan bahawa lahan tersebut dapat terserang hama dan penyakit karena lahan

tersebut tidak mengalam masa bera atau masa istirahat.

2.4.4 Perubahan Sosial Budaya Petani

Seiring dengan berkembangnya zaman, globalisasi mulai merambah pertanian.

Perubahan dan pembangunan masyarakat, khususnya yang terjadi pada masyarakat

pedesaan terjadi di setiap lapisan masyarakat. Menurut Kingsley Davis dalam

Saraswati dan Widaningsih (2008:37), perubahan sosial merupakan bagian dari

perubahan kebudayaan yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

filsafat.

Bapak Warsiman memulai kegiatan bertani sejak kecil dengan ilmu yang

didapatkan dari kedua orangtuanya. Beliau membeli lahan yang beliau gunakan

sekarng untuk bercocok tanam pada tahun 1998. Pada awal beliau membeli lahan

tesebut, beliau menggunakannya untuk bercocok tanam cabe rawit. Namun setelah

sekian tahun, beliau merasa tidak ada perubahan yang berarti. Dalam arti beliau tidak

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

36

selalu untung, sehingga beliau memutuskan bercocok tanam kayu basiah. Beliau

memutuskan bercocok tanam kayu basiah karena beliau mengikuti tetangga-

tetangganya yang juga menanam kayu basiah di lahannya, karena tidak selalu

memperoleh keuntungan saat bercocok tanam cabe rawit. Selain itu, bercocok tanam

kayu basiah tidak terlalu mengeluarkan banyak tenaga karena perawatannya yang

tidak terlalu sulit, serta waktu panennya yang lama, sekitar 8 hingga 10 tahun sekali,

sehingga beliau tidak perlu mengeluarkan tenaga yang terlalu banyak untuk kegiatan

panen serta pascapanen.

Menurut pendapat beliau, kegiatan bercocok tanam pada zaman dahulu hingga

sekarang tidak mengalami perubahan. Hal itu dikarenakan alat pengolahan

pertaniannya sama dengan dahulu, yaitu menggunakan cangkul.

2.4.5 Kelembagaan

Kelembagaan pertanian mampu memberikan jawaban atas permasalahan-

permasalahan petani saat ini. Menurut Horton dalam Nurcholis (2007:211), lembaga

adalah suatu sistem norma yang dipakai untuk mencapai tujuan atau aktivitas yang

dirasa penting, atau kumpulan kebiasaan dan tata kelakuan terorganisir dan terpusat

dalam kegiatan utama manusia. Jadi, suatu lembaga merupakan proses yang tertruktur

yang dipakai orang untuk menyelenggarakan kegiatannya.

Beliau memiliki lahan berupa tegalan dengan luas ± 300 m2, beliau

mendapatkan lahan tersebut dengan membelinya tahun 1998. Untuk kegiatan

pembibitan, beliau mendapatkan bibit kayu basiah dengan membelinya dari pedagang

di kios-kios di sekitar rumahnya secara konstan.

Untuk pemberian pupuk, Bapak Warsiman hanya memberikannya satu kali,

yaitu pada saat awal tanam. Pupuk yang digunakan adalah campuran antara pupuk

kandang dengan pupuk urea dengan perbandingan 1:1. Setelah itu, tidak ada

pemberian pupuk kembali. Sedangkan untuk pesetisida, beliau tidak mengaplikasikan

pestisida dalam kegiatan bercocok tanamnya. Hal ini dikarenakan beliau tidak

mengetahui hama yang menyerang tanaman kayu basiah yang dibudidayakannya.

Untuk kegiatan pengairan atau irigasi, beliau menggunakan air yang beliau

dapatkan dari hutan dekat lahan tegalannya. Namun, kadangkala beliau tidak

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

37

menyiram lahannya karena beliau yakin kayu basiah akan bertahan lama apabila tidak

disiram.

Untuk membantu beliau dalam merawat serta memelihara lahan tegalannya

yang beliau tanami kayu basiah, beliau tidak menggunakan tenaga kerja lain.

Sehingga beliau hanya mengandalkan tubuhnya yang renta untuk merawat serta

memelihara lahannya.

Dalam kegiatan panen dan pascapanen, kegiatan pemasaran adalah kegiatan

yang paling utama. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan untuk menjual dan

memasarkan hasil-hasil pertanian. Untuk kegiatan pascapanen dan pemasaran kayu

basiah, biasanya Bapak Warsiman memilih hasil panen kayu basiahnya berdasarkan

besarnya. Kayu basiah yang memiliki ukuran besar dijual, sedangkan yang berukuran

kecil dikonsumsi sendiri oleh keluarganya. Cara penjualan kayu basiah yang

berukuran besar, yaitu para pedagang-pedagang/ tengkulak kayu basiah tersebut

datang ke rumah Bapak Warsiman untuk membeli kayu basiahnya. Para pedagang/

tengkulak membeli hasil panen tersebut per batang kayu dengan harga Rp 3000,00

atau dengan harga sedang, sehingga Bapak Warsiman mendapatkan untung yang tidak

terlalu banyak, namun sesuai dengan biaya yang dikeluarkan dalam perawatan dan

pemeliharaannya.

Untuk kerjasama Bapak Warsiman dengan kios sarana produksi pertanian hanya

sebatas membeli keperluan pertanian saja, seperti membeli bibit kayu basiah. Bapak

Kasianto tidak bekerja sama dengan kelompok tani dalam pemasaran hasil pertanian

dan penyediaan bibit, karena menurut beliau di dusun mereka tidak ada kelompok tani

yang bergerak dalam budidaya kayu basiah.

2.4.6 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan pada Bapak Warsiman

(65) di desa Dalisodo, dusun Sengon, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang adalah

sebagi berikut.

1. Bapak Warsiman berumur 65 tahun, mempunyai seorang istri dan empat orang

anak yang sudah hidup merantau di kota lain. Tingkat pendidikan terakhir

yang beliau tempuh adalah sekolah dasar (SD). Beliau bercocok tanam di

lahan kering berupa tegalan dan bercocok tanam kayu basiah.

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

38

2. Bapak Warsiman termasuk ke dalam keluarga petani golongan bawah, dari

segi kekuasaan dan kehormatan, bapak Sadi hanya sebagai seorang warga

biasa yang tidak memiliki kedudukan dan kekuasaan di wilayahnya, selain itu

dari segi pengetahuan, Bapak Warsiman tergolong rendah karena hanya

sampai tingkat Sekolah Dasar saja.

3. Beliau belajar bertani sejak beliau kecil, dan mendapatkan ilmu bertaninya dari

kedua orangtuanya. Dan cara-cara bercocok tanam yang beliau dapatkan dari

kedua orangtuanya tersebut tidak mengalami perubahan hingga saat ini.

4. Beliau mendapatkan bibit kayu basiah dengan membeli di kios-kios di dekat

rumahnya.

5. Beliau mengaplikasikan pupuk pada saat awal tanam saja, setelah itu tidak

menggunakannya lagi.

6. Beliau tidak mengaplikasikan pestisida karena beliau mengaku tidak mengerti

hama dan penyakit yang dapat menyerang kayu basiah.

7. Untuk pemasaran kayu basiah, beliau menjual kayu basiah hasil panennya

dengan memilhanya terlebih dahulu berdasarkan ukurannya. Dan calon

pembelinya datang ke rumah beliau.

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

39

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pengamatan dan wawancara yang telah kami di dusun Sengon desa Dalisodo

kec Wagir, Malang. Dapat disimpulkan bahwa kehidupan petani di daerah tersebut

kurang berkembang, hal itu disebabkan karena petani didaerah tersebut kurang terbuka

menghadapi perubahan kebudayaan, karena budaya mereka sudah di wariskan dari turun

temurun sehingga sulit untuk dirubah. Selain itu kurangnya pengetahuan yang

mengakibatkan terpuruknya sistem pertanian didaerah tersebut sehingga kondisi

perekonomian di dusun tersebut sangat memprihatinkan. Komoditas yang di tanam

dalam lahan tegalan merupakan komoditas jagung selain itu juga terdapat komoditas

cabe dan kayu basiah. Selain itu teknologi pertanian yang dipakai sangatlah sederhana

hanya dengan menggunakan cangkul untuk mengolah lahan. Dan bila ditinjau dari

faktor-faktor sosiologi yang ada, seperti kebudayaan, stratifikasi, jaringan sosial dan

kelembagaan sosial secara umum memang dari petani satu dengan petani yang lainnya

hampir memiliki persamaan.

3.2 Saran

Semoga dalam kegiatan perkuliahan dan praktikum mata kuliah Sosiologi

Pertanian lebih baik daripada sebelumnya.

Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

40

BAB IV

LAMPIRAN

Petani A:

Petani B:

Petani C:

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

41

Petani D:

Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN … · Terjadi perubahan dalam sistem ... Ciri-cirinya yaitu pada jagung yang tongkolnya ... Jadi beliau hanya meyakini apa yang sudah

42

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2012. Sejarah Pertanian. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pertanian

Anonymous,2012.http://alfinnitihardjo.ohlog.com/teori-teori perubahansosial.oh112689.html.

Diakses tanggal 9 Juni 2012

Anonymous. 2012. http://dahlanforum.wordpress.com/2009/10/11/kebudayaan-nasional/.

Diakses 9 juni 20112.

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2006. Sosiologi. Penerbit Erlangga: Surabaya

Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Edisi Revisi.

Grasindo: Jakarta

Saraswati, Mila dan Ida Widaningsih. 2008. Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial. Grafindo:

Bandung

Suroso, Andreas. 2008. Sosiologi 2. Penerbit Quadra: Jakarta

Syahyuti,2010. Lembaga Dan Organisasi Petani Dalam Pengaruh Negara Dan Pasar.

(Online) http://websyahyuti.blogspot.com/2010/10/lembaga-dan-organisasi-petani-

dalam.html. Diakses tanggal 9 Juni 2012

Waluya, Bagja. 2004. Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Penerbit PT Setia Purna

Inves: Bandung

Wikipedia, 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Status_sosial. Diakses tanggal 8 Juni 2012

Wikipedia, 2012. Proses Perubahan Sosial Budaya.

http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/05/proses-perubahan-sosial-budaya/