bencana alam banjir

19
Bencana alam-bajir .. <banjir semakin reda

Upload: choa-pei-shuang

Post on 29-Nov-2015

98 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Bencana alam-bajir

.. <banjir semakin reda

Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air.[1] Peristiwa banjir timbul jika air

menggenangi daratan yang biasanya kering.[2] Banjir pada umumnya disebabkan oleh air

sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi.[1]

Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya.[3] Air banjir juga

membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut.[3] Banjir adalah

hal yang rutin.[4] Setiap tahun pasti datang.[4] Banjir, sebenarnya merupakan fenomena

kejadian alam "biasa" yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara

di dunia, termasuk Indonesia.[5] Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena

meminta korban besar.[6]

Penyebab Terjadinya Banjir

Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut.[2]

Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi, Pendangkalan sungai , Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong

royong, Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat, Pembuatan tanggul yang kurang baik, Air laut , sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.

Ciri-ciri

Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut.[7]

Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari. Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu. Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah, tanaman, hewan, dan

manusia. Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-

tempat yang rendah. Banjir dapat mendangkalkan sungai, kolam, atau danau. Sesudah banjir, lingkungan menjadi kotor oleh endapan tanah dan sampah. Banjir dapat menyebabkan korban jiwa, luka berat, luka ringan, atau hilangnya

orang. Banjir dapat menyebabkan kerugian yg besar baik secara moril maupun materiil.

Faktor-Faktor Berlaku Banjir

Banjir berlaku disebabkan oleh beberapa faktor. Antara faktor-faktor berlaku banjir adalah:-

1. Hujan yang berterusan. Hujan yang berterusan tanpa berhenti-henti akan menyebabkan banjir berlaku. Di kawasan-kawasan rendah, air hujan akan dialirkan ke sungai. Sungai yang dipenuhi air akan melimpah keluar sehingga menyebabkan kawasan tanah rendah dipenuhi air.

2. Proses pembandaran. Proses pembandaran menyebabkan banyak kawasan yang dipermodenkan. Kawasan-kawasan tanah rendah telah ditebus guna dengan mengambil tanah dari kawasan bukit. Ada juga anak-anak sungai yang ditimbus untuk dijadikan tapak bangunan.Aktiviti-aktiviti seperti ini merupakan faktor penyebab berlakunya banjir. Jika dahulu anak-anak sungai dan lembah dijadikan kawasan aliran air, kini kawasan tersebut telah ditimbus dengan tanah. Apabila hujan turun, air akan mengalir dari kawasan bukit ke kawasan yang rendah dan kemudian bertakung. Lama-kelamaan air akan bertambah dan banjir kilat akan berlaku.

3. Hakisan sungai. Hakisan sungai yang kerap berlaku disebabkan oleh dua faktor iaitu hakisan berlaku secara semula jadi dan pembuangan sisa domestik manusia. Faktor semula jadi berlaku apabila hujan turun dengan lebat, air akan mengalir deras and menghakis tebing-tebing sungai. Akhirnya tanah tebing akan runtuh dan membentuk satu mendapan di dasar sungai. Seterusnya sungai akan menjadi cetek. Begitu juga dengan aktiviti manusia yang suka membuang sisa-sisa domestik seperti sampah-sarap dan sisa-sisa industri ke dalam sungai boleh menyebabkan sungai menjadi cetek dan pengaliran air tersekat. Apabila hujan lebat turun, sungai yang telah menjadi cetek akibat hakisan semula jadi atau pencemaran tidak dapat menampung atau megalirkan air hujan yang banyak. Akhirnya air sungai akan melimpah ke tebing dan dengan ini banjir akan berlaku.

4. Hutan tadahan. Hutan merupakan satu kawasan yang menempatkan pelbagai jenis tumbuhan dan haiwan. Selain itu hutan juga boleh dijadikan sebagai pengimbang ekosistem dunia dengan merendahkan kadar suhu. Hutan menyerap air hujan yang turun ke permukaan bumi dengan kadar antara dua peratus hingga 20%. Kemudian air yang diserap akan dialirkan ke anak-anak pokok melalui akar. Ada juga proses pemeluwapan dilakukan dengan membebaskan semula titisan-titisan air ke udara. Dengan ini berlaku kitaran air secara semula jadi.

5. Pemusnahan hutan menyebabkan hujan terus turun ke bumi tanpa diserap oleh tumbuhan. Hujan yang turun dengan lebat menyebabkan air mengalir dengan banyak ke dalam sungai. Sungai tidak mendapat menampung air hujan dalam jumlah yang banyak. Pada masa ini limpahan air sungai akan berlaku mengakibatkan banjir.

6. Sistem perparitan tidak terancang. Masalah banjir yang sering melanda bandar adalah disebabkan kekurangan sistem perparitan yang dibina serta ianya terlalu kecil dan cetek. Jumlah air yang banyak menyebabkan air melimpah keluar dari parit menyebabkan banjir kilat berlaku.

BAB I

PENDAHULUAN banjir

1.1 Latar Belakang

Banjir merupakan fenomena alam di mana terjadi kelebihan air yang tidak tertampung oleh

jaringan drainase di suatu daerah sehingga menimbulkan genangan yang merugikan.

Kerugian yang diakibatkan banjir seringkali sulit diatasi baik oleh masyarakat maupun

instansi terkait. Banjir di daerah perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan banjir

pada lahan/alamiah. Pada kondisi di alam, air hujan yang turun ke tanah akan mengalir sesuai

kontur tanah yang ada ke arah yang lebih rendah. Untuk daerah perkotaan pada umumnya air

hujan yang turun akan dialirkan masuk ke dalam saluran-saluran buatan yang mengalirkan air

masuk ke sungai. Kontur lahan yang terdapat di daerah perkotaan direncanakan agar air hujan

yang turun mengalir ke dalam saluran-saluran buatan tadi. Ada kalanya, kapasitas saluran

tersebut tidak mencukupi untuk menampung air hujan yang terjadi, sehingga mengakibatkan

terjadinya banjir.@

arah aliran air tersebut adalah dengan membuat model simulasi arah aliran air pada saluran

drainase kota.

Sebuah model matematis telah dikembangkan sejak dua dekade yang lalu untuk melakukan

analisa spasial terhadap aliran tunak (steady flow) pada saluran pengairan [Misra R, 1995].

Akan tetapi model matematis tersebut membutuhkan banyak persamaan matematis yang

sangat kompleks untuk melakukan penelitian di bidang drainase. Salah satu model lain yang

juga seringkali digunakan pada proyek modernisasi sistem pengairan adalah simulasi aliran

air yang tidak tunak (unsteady flow) pada saluran terbuka [Burt C. M. and Gartrell G,1993].

Kelemahan model tersebut adalah pengguna perlu memahami dasar dari sistem yang akan

dimodelkan serta mempunyai cukup waktu dan kemampuan untuk menetapkan apakah model

yang dihasilkan masuk akal atau tidak.

Oleh karena itu pada penelitian kali ini akan digunakan sebuah metode simulasi yang

sederhana dan tidak memerlukan banyak persamaan matematis. Dengan demikian pengguna

juga dimudahkan dalam melakukan simulasi terhadap sistem yang akan dimodelkan. Dari

hasil simulasi akan diperoleh informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan

dalam pengendalian aliran air pada sistem drainase kota, serta penanganan lebih lanjut jika

terjadi kelebihan air (genangan) akibat berlebihnya kapasitas air yang melalui saluran di

sebuah wilayah. Selain itu dari hasil simulasi juga dapat memberikan rekomendasi

infrastruktur jaringan saluran air yang baik dalam arti mampu mengalirkan air secara optimal

mulai dari saluran sekunder hingga ke saluran primer.

Metode simulasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu network flow, yang

mengumpamakan saluran drainase sebagai sebuah graf berarah dimana setiap sisinya

memiliki kapasitas atau bobot dan pada tiap sisi tersebut terdapat arus (flow) yang mengalir

antara 2 simpul yang mengapitnya. Jumlah arus yang mengalir pada tiap sisi harus lebih kecil

atau sama dengan kapasitas sisi tersebut. Pada metode ini terdapat permasalahan maximum

flow, atau yang lebih dikenal dengan maximum flow problem. Secara sederhana, maximum

flow problem dapat dideskripsikan sebagai masalah pencarian untuk mencari arus maksimum

yang dapat mengalir pada sebuah network yang hanya memiliki sebuah source dan sebuah

sink. Permasalahan maximum flow dapat diselesaikan dengan beberapa algoritma

penyelesaian, yang paling terkenal adalah algoritma Ford-Fulkerson. Algoritma Ford

Fulkerson mulai bekerja dengan menentukan augmented path (jalur yang mungkin dilintasi)

dari source menuju ke target dalam sebuah network flow (graph). Jalur yang dialiri tersebut

menggambarkan arah aliran air dalam saluran drainase.

Yang dianggap sebagai source pada model network flow saluran drainase adalah hujan yang

terjadi pada wilayah saluran drainase. Karena hujan yang terjadi tidak mungkin hanya terjadi

pada satu titik saluran saja, maka source pada network flow akan lebih dari satu. Untuk

mengatasi masalah tersebut digunakan penyelesaian network flow untuk kasus multiple

source

dengan single sink, sehingga nilai maximum flow tetap bisa diperoleh sesuai dengan jumlah

source yang terjadi pada saluran tersebut.

Model simulasi yang dikembangkan tidak memperhitungkan permasalahan endapan ataupun

sumbatan-sumbatan yang terjadi akibat sampah yang menumpuk pada saluran drainase. Hal

ini dikarenakan belum pernah ada studi sebelumnya yang dilakukan pada topik tersebut dan

diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai analisisnya. Oleh karena itu simulasi aliran air

dengan metode network flow ini dapat menjadi dasar dalam pengembangan lebih lanjut

model simulasi aliran air dengan parameter dan variabel yang lebih lengkap untuk

membangun simulasi sistem pengendalian kanal secara otomatis

FAKTOR-FAKTOR BERLAKU BANJIR

 

Banjir berlaku disebabkan oleh beberapa faktor. Antara faktor-faktor

berlaku banjir adalah:-

1. Hujan yang berterusan. 

Hujan yang berterusan tanpa berhenti-henti akan

menyebabkan banjir berlaku. Di kawasan-kawasan rendah, air

hujan akan dialirkan ke sungai. Sungai yang dipenuhi air akan

melimpah keluar sehingga menyebabkan kawasan tanah

rendah dipenuhi air.

 

2. Proses pembandaran.

Proses pembandaran menyebabkan banyak kawasan yang

dipermodenkan. Kawasan-kawasan tanah rendah telah ditebus

guna dengan mengambil tanah dari kawasan bukit. Ada juga

anak-anak sungai yang ditimbus untuk dijadikan tapak

bangunan.

 

Aktiviti-aktiviti seperti ini merupakan faktor penyebab

berlakunya banjir. Jika dahulu anak-anak sungai dan lembah

dijadikan kawasan aliran air, kini kawasan tersebut telah

ditimbus dengan tanah. Apabila hujan turun, air akan mengalir

dari kawasan bukit ke kawasan yang rendah dan kemudian

bertakung. Lama-kelamaan air akan bertambah dan banjir kilat

akan berlaku.

 

3. Hakisan sungai.

Hakisan sungai yang kerap berlaku disebabkan oleh dua faktor

iaitu hakisan berlaku secara semula jadi dan pembuangan sisa

domestik manusia.

Faktor semula jadi berlaku apabila hujan turun dengan lebat, air

akan mengalir deras and menghakis tebing-tebing sungai.

Akhirnya tanah tebing akan runtuh dan membentuk satu

mendapan di dasar sungai. Seterusnya sungai akan menjadi

cetek.

 

Begitu juga dengan aktiviti manusia yang suka membuang sisa-

sisa domestik seperti sampah-sarap dan sisa-sisa industri ke

dalam sungai boleh menyebabkan sungai menjadi cetek dan

pengaliran air tersekat.

Apabila hujan lebat turun, sungai yang telah menjadi cetek

akibat hakisan semula jadi atau pencemaran tidak dapat

menampung atau megalirkan air hujan yang banyak. Akhirnya

air sungai akan melimpah ke tebing dan dengan ini banjir akan

berlaku.

 

4. Hutan tadahan.

Hutan merupakan satu kawasan yang menempatkan pelbagai

jenis tumbuhan dan haiwan. Selain itu hutan juga boleh

dijadikan sebagai pengimbang ekosistem dunia dengan

merendahkan kadar suhu.

 

Pemusnahan hutan menyebabkan hujan terus turun ke bumi

tanpa diserap oleh tumbuhan. Hujan yang turun dengan lebat

menyebabkan air mengalir dengan banyak ke dalam sungai.

Sungai tidak mendapat menampung air hujan dalam jumlah

yang banyak. Pada masa ini limpahan air sungai akan berlaku

mengakibatkan banjir.

 

5. Sistem perparitan tidak terancang.

Masalah banjir yang sering melanda bandar adalah disebabkan

kekurangan sistem perparitan yang dibina serta ianya terlalu kecil

dan cetek. Jumlah air yang banyak menyebabkan air melimpah

keluar dari parit menyebabkan banjir kilat berlaku.

 

 

 

KESAN-KESAN BANJIR

Banjir memberikan beberapa kesan yang tidak baik terhadap semua hidupan sehingga boleh

membawa kematian. Antara yang disebabkan oleh banjir adalah:

1. Kemusnahan Tanam-tanaman

Air banjir yang bertakung terlalu lama di kawasan pertanian menyebabkan tanaman mati.

Antara tanaman yang mudah mati adalah getah, koko, kepala sawit dan padi.

Kemusnahan tanam-tanaman ini akan merugikan para petani.

 

2. Kemusnahan Harta Benda

Banjir yang besar boleh menenggelamkan rumah kediaman serta menghayutkan serta

merosakkan barang-barang lain seperti barang-barang elektrik, kereta dan sebagainya.

Ini membawa kerugian besar kepada penduduk.

 

3. Penyakit

Kesan yang paling buruk dibawa oleh banjir adalah kesihatan manusia. Banjir yang

berlaku akan menyebabkan takungan najis keluar bersama-sama limpahan air. Najis ini

bertaburan di merata-rata tempat sehingga mengakibatkan pelbagai jenis penyakit

seperti taun dan malaria.

 

4. Kematian

Banjir juga boleh mengakibatkan kehilangan nyawa terutamanya di kawasan yang

rendah dan berhampiran dengan sungai.

 

5. Kerugian Kerajaan

Banjir sering merosakkan harta awam seperti jalan raya, bangunan, telefon, elektrik dan mengakibatkan pelbagai jenis penyakit. Semua ini akan ditanggung oleh kerajaan dengan memperbaiki kerosakkan dan membiayai kelengkapan perubatan. Kesemua ini memerlukan kos penyelenggeraan yang tinggi.

Selain itu kerajaan juga terpaksa menyediakan pelbagai keperluan asas seperti makanan dan minuman, ubat-ubatan disamping menyediakan petempatan sementara mangsa banjir.

CARA-CARA MENGATASI BANJIR

 

Pelbagai cara dijalankan, antaranya:

Menyediakan Sistem Perparitan

 

Parit-parit yang telah cetek akibat daripada bahan-bahan kumuhan

hendaklah sentiasa dibersihkan. Dengan ini air limpahan dan hujan

dapat dialirkan dengan baik.

 

Projek Pendalaman Sungai

Kebanyakan kejadian banjir berlaku kerana kecetekan sungai. Jika

dahulu sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam

sesuatu masa, kini pengaliran telah berkurangan. Ini disebabkan

proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan.

Langkah untuk menangani masalah ini ialah dengan menjalankan

proses pendalaman sungai dengan mengorek semua lumpur dan

kekotoran yang terdapat di sungai. Apabila proses ini dilakukan,

sungai bukan sahaja menjadi dalam tetapi mampu mengalirkan

jumlah air hujan dengan banyak.

 

Memelihara Hutan

Kegiatan pembalakan di mana penerokaan di kawasan pinggir sungai

digemari menyebabkan tanah terhakis dan runtuh ke sungai.

Keadaan yang sama juga berlaku apabila aktiviti pembalakan yang

giat dilakukan di lereng-lereng bukit.

Oleh itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk

mengatasi masalah banjir. Hutan boleh dijadikan kawasan tadahan

yang mampu menyerap air hujan daripada mengalir terus ke bumi.

 

Mengawal Aktiviti Manusia

Banjir kilat yang berlaku terutamanya di bandar disebabkan

pembuangan samapah dan sisa industri ke sungai dan parit. Bagi

menangani masalah ini, kesedaran kepada masyarakat perlu

didedahkan supaya aktiviti negatif ini tidak terus dilakukan seperti

mengadakan kempen mencintai sungai dan sebagainya.

Badan-badan tertentu juga harus bertanggungjawab menentukan

sungai sentiasa bersih dan tidak dijadikan tempat pembuangan

sampah.

Manusia juga harus sentiasa berwaspada dengan kejadian ini.