benanain dalam konsep dan penanganan-file 1

Upload: ariniatika

Post on 05-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    1/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  1 

    P

    P

    O

    O

    T

    T

    R

    R

    E

    E

    T

    T

     S

    S

    U

    U

    N

    N

    G

    G

      I

    I

     B

    B

    E

    E

    N

    N

      N

    N

      I

    I

    N

    N

     

    D

    D

      L

    L

      M

    M

     K

    K

    O

    O

    N

    N

    S

    S

    E

    E

    P

    P

     D

    D

      N

    N

     P

    P

    E

    E

    N

    N

      N

    N

    G

    G

      N

    N

      N

    N

     T

    T

    E

    E

    R

    R

    P

    P

      D

    D

    U

    U

     

    Oleh : Yohanes J Fernandez

    I LATAR BELAKANG

    Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan luas wilayah daratan sebesar 47.349,9 Km2  meliputi

    1.192 pulau dengan penyebaran jumlah penduduknya sebanyak 4,67 juta jiwa. Berdasarkan data

    statistik (NTT dalam Angka Thn. 2011), penyebaran jumlah penduduk ini dirilis 70 % berprofesi

    sebagai petani. Lebih lanjut ditulis bahwa NTT mempunyai penduduk miskin 23 % dibandingkan

    dengan skala nasional sebesar 14,14 %. Di wilayah ini ditemukan juga 20 (dua puluh) kabupaten

    termasuk daerah tertinggal dari 21 (dua puluh satu) kabupaten/Kota yang ada.

    Kabupaten Belu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang wilayahnya

    terletak di sebelah Timur P. Timor. Secara geografis Kabupaten ini terletak pada koordinat

    1240  –  126

    0  lintang selatan. Posisinya sangat strategis karena berada pada persimpangan Negara

    Timor Leste dengan bagian lain Provinsi Nusa Tenggara Timur serta pada titik silang antara

    Kabupaten TTS dan Kabupaten TTU. Batas wilayah Kabupaten Belu adalah sebagai berikut : sebelah

    Utara dengan Selat Ombai, sebelah Selatan dengan Laut Timor, sebelah Timur dengan Negara Timor

    Leste serta sebelah Barat dengan Kabupaten Timor Tengah Utara dan Timor Tengan Selatan.

    Meneropong potensi sumber daya air, baik permukaan maupun air tanah, di Prov. NTT sangat

    berlebihan jika memasuki musim hujan dengan rata-rata curah hujan 1.200 mm/tahun setara dengan

    18 milyar m3/tahun yang terjadi pada pertengahan bulan Desember-Maret. Dari potensi yang ada

    dibutuhkan hanya 5 milyar m3/tahun, sehingga kelebihannya mengakibatkan banjir yang

    menggenang dan merusak wilayah dataran, zona pemukiman dan pusat perdagangan serta industri

    atau pusat perekonomian. Sebaliknya, pada musim kemarau, akses terhadap air untuk kebutuhan

    penduduk, ternak, pertanian dan kebutuhan lainnya terasa sangat sulit diperoleh. Kondisi ini terjadi

    pula pada Sungai Benanain di Kabupaten Belu yang merupakan sungai dengan luas Daerah Aliran

    Sungai (DAS) terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni : 3.158 km2.

    Karakteristik Sungai Benanain yang memiliki fluktuasi debit yang sangat ekstrim, memberi indikasi

    bahwa kondisi DAS Benanain mengalami kerusakan yang sangat kritis. Hal ini mengakibatkan aliran

    permukaan (runoff) bertambah besar, hanya sebagian kecil saja menjadi aliran air tanah. Besarnya

    runoff   mengakibatkan debit dan kecepatan air yang besar langsung mengalir menuju sungai.

    Sepanjang pengalirannya, terjadi pengikisan permukaan tanah (erosi), bahkan menggerus dan

    membawa semua material yang dilewati mengisi palung dan alur sungai yang akibatnya akan

    mengurangi kapasitas alur sungai.

    Di sisi lain, kondisi geologi permukaan di DAS dan sepanjang alur/tebing Sungai Benanain sangat

    rentan atau in-stabil   terhadap longsoran yang terjadi disepanjang alurnya. Fenomena ini dapat

    diamati di beberapa ruas Sungai Benanain ketika terjadi banjir yang berdampak pada kerusakan

    tebing bahkan sampai merusak dan menjebol tanggul-tanggul yang sudah dibuat untuk

    mengantisipasi meluapnya air sungai.

    Limpasan ini yang kemudian menjadi bencana banjir karena mengalami over topping dan mengalir

    ke daerah-daerah pemukiman dan lahan-lahan penduduk di sekitarnya. Dampak akibat luapan air

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    2/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  2 

    Sungai Benanain hampir terjadi setiap tahun bahkan berulang kali terjadi dalam setahun dan

    mempunyai kecenderungan meningkat dalam periode dan frekwensi yang lebih besar.

    Berkaitan dengan beberapa persoalan, kendala dan gambaran yang dinarasikan di atas, salah satu

    prioritas penanganan WS yang perlu mendapat perhatian serius adalah Daerah Aliran Sungai ( DAS)

    Benanain yang berada di Wilayah Sungai Benanain. DAS Benanain rawan terhadap bencana banjir

    yang telah mengakibatkan kerugian dan penderitaan masyarakat setempat, terutama yang berada

    di sekitar alur sungai tersebut.

    Sebagai antisipasi serta meminimalisasi kerugian atas kejadian bencana banjir maka perlu dilakukan

    penanganan sungai secara konprehensif yang optimal dan efektif. Penanganan perlu dilakukan

    menyeluruh, dari hulu ke hilir dan kerjasama dari seluruh unsur dan instansi yang terkait,

    (masyarakat, instansi pemerintah dan swasta). Secara parsial dapat dilakukan secara teknis, tetapi

    universalnya adalah apabila dilakukan juga secara non teknis.

    Konsekuensi logis dari kejadian di atas, maka telah dilakukan beberapa kegiatan dalam rana

    pengendalian daya rusak air semisal; dilakukan perbaikan dan pengamanan sungai serta pantai

    di wilayah-wilayah padat penduduk serta wilayah pesisir pantai yang kritis. Kegiatan yang telah

    dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II adalah normalisasi sungai, pembuatan dam

    pengendali sedimen, tanggul banjir, perkuatan tebing, serta tembok laut/seawall, revetment , dan

    breakwater .

    II KONDISI FISIK DAN DATA LUAPAN BANJIR

    A.  Gambaran Umum Kondisi Geofisik Lingkungan

    a.  Keadaan Iklim dan Hidrologi

    Daerah Kabupaten Belu dengan temperatur rata-rata 24-34°C beriklim tropis, umumnya

    berubah –ubah tiap setengah tahun dari musim kemarau dan musim penghujan dengan musim

    kemarau yang lebih dominan. Hal tersebut bisa dilihat dari data hari hujan dan curah hujan

    yang rendah. Musim hujan yang sangat singkat dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan

    Mei. Curah hujan tertinggi, yaitu 2.727 mm terdapat di Kecamatan Wewiku. (Data Hasil Studi

    Konsultan Patria Jasa Nusaprakarsa-Tahun 2011).

    b.  Kondisi Geologi

    Dari aspek kemampuan tanah, sebagian besar Kabupaten Belu bertekstur tanah sedang yang

    meliputi hampir seluruh wilayah dan sebagian kecil bertekstur tanah halus dan kasar. Jenis

    tanah yang ada seperti tanah aluvial dapat di jumpai di dataran Besikama, sepanjang pantai

    selatan dan sedikit di utara, dan pada umumnya jenis tanah ini sangat subur karena banyak

    mengandung unsur hara.

    Intensitas pelapukan-pelapukan di wilayah ini tidak begitu besar disebabkan beriklim

    sedang. Tanah campuran aluvial dan litosol di jumpai di dataran Aeroki, Halilulik kemudian

    tanah litosol tersebar merata di Kabupaten Belu dan terakhir campuran tanah mediteran,

    renzina dan litosol tersebar di wilayah Malaka Tengah bersifat porous sehingga banyak

    di jumpai air tanah.

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    3/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  3 

    c.  Kondisi Vegetasi dan Tataguna Lahan

    Vegetasi dan tata guna lahan di daerah aliran sungai (DAS) Benanain sebagian besar (± 80%)

    berupa gabungan antara hutan dan rerumputan. Sebagian kecil (± 20%) berupa tegalan, tanah

    sawah dan daerah permukiman (Sumber : Hasil Studi Konsultan 2010). 

    Secara umum, dapat dikatakan bahwa tata guna lahan pada bagian hulu DAS berupa hutan

    lindung, produktif, dan perkebunan/ladang masyarakat. Sedangkan bagian tengah dan hilir

    didominasi oleh lahan pertanian, padang rumput/semak dan permukiman serta di daerah

    muara sungai masih berupa rawa hutan mangrove. Daerah hilir sungai di bagian kiri maupun

    kanan sungai Benanain terdapat pesawahan/irigasi teknis (D.I. Malaka) seluas ± 15.000 ha.

    d.  Aspek Kependudukan

    Dari hasil Sensus Penduduk, jumlah penduduk di Kabupaten Belu tahun 2011 sebanyak

    176.317 jiwa dengan pertumbuhan rata –rata 2,35% dengan tingkat kepadatan rumah tangga

    rata-rata 4 orang dan kepadatan penduduk 156 orang per Km². Apabila dibandingkan tahunsebelumnya, angka pertumbuhan penduduk periode tahun 2005-2010 tergolong cukup tinggi,

    yakni 3,63%. Hal ini karena selain perkembangan penduduk berdasarkan angka kelahiran

    secara alami, juga sebagai akibat adanya eksodus ex   pengungsi Timor Timur ke wilayah

    Kabupaten Belu.

    Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, warga desa/kecamatan yang setiap tahunnya

    terkena bencana banjir ini, yakni : Kecamatan Malaka Barat dengan penduduk berjumlah

    20.089 jiwa, teridir atas 16 desa. Luas wilayah kecamatan Malaka Barat adalah 87,41 km2 

    (Kabupaten Belu dalam Angka). Di tahun 2012 Bulan Desember dan 2013 Bulan Januari,

    desa-desa di Kecamatan Malaka Barat yang terkena bencana adalah : Desa Lasaen; bangunan

    rumah yang terendam banjir 467 KK dengan total jiwa 1.925 jiwa. Desa Rabasa 150 rumah

    terendam dengan total jiwa 850 jiwa. Desa Fafok 535 KK dengan total jiwa 2315 jiwa. Desa

    Umatos 579 KK dengan total jiwa 1.220 jiwa. Sehingga total jiwa adalah 6.310 jiwa. Tingkat

    kerusakan ini belum termasuk korban materiil berupa hewan ternak, sawah ladang, sumur-

    sumur dangkal dan lainny.

    B.  Data dan Kondisi Fisik Luapan Sungai Benanain

    Berdasarkan interpretasi foto udara, diketahui bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) Benanain

    secara geografis terletak pada 09o  19’ 32” - 09

    o  22’ 20” LS. dan 124

    o  04’ 44” - 122

    o  12’ 20” BT.

    Secara administratif lokasi penanganan Sungai Benanain teridentifikasi sebagaian besar beradadi Kecamatan Malaka Tengah (hilir) dan Kecamatan Malaka Barat (hulu) Kabupaten Belu serta

    Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Peta lokasi DAS dan lokasi

    penanganan sungai dapat dilihat pada Gambar 1.

    Jika dilihat dari panjang sungai secara keselurahan (DAS) maka panjang Sungai Benanain ± 128 km ’.

    Sungai Benanain ini berhulu di pegunungan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Timor Tengah

    Utara (TTU), dimana bagian paling hulu adalah di Gunung Mutis ± 1.400 m dpl dan bermuara di Laut

    Timor, di Kabupaten Belu. Sungai ini merupakan salah satu sungai terbesar dan terpanjang di Provinsi

    Nusa Tenggara Timur dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) ± 3.158 km2  (Sumber : Hasil Studi

    Konsultan Patria Jasa Nusaprakarsa-Tahun 2011). 

    Berdasarkan hasil orientasi peta rupa bumi skala 1 : 25.000, dirilis bahwa kemiringan muka tanah

    daerah aliran sungai Benanain diklasifikasikan sebagai berikut :

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    4/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  4 

      Datar dengan kemiringan 0 – 2 %, mencakup sekitar 15% dari luas DAS Benanain.

      Landai dengan kemiringan > 2 – 8 %, mencakup sekitar 20% dari luas DAS Benanain.

      Curam dengan kemiringan > 8 – 40 %, mencakup sekitar 40% dari luas DAS Benanain.

      Terjal dengan kemiringan > 40 %, mencakup sekitar 25% dari luas DAS Benanain.

    Gambar 1, Peta lokasi DAS dan Titik-Titik Daerah Luapan Banjir

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    5/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  5 

    III. INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

    Proses terjadinya banjir ini sangat berkaitan erat dengan beberapa hal, antara lain kondisi

    alam, peristiwa alam dan kegiatan manusia.

      Kondisi alam (statis), meliputi :

    -  Geografi

    -  Topografi

    -  Geometri alur sungai, antara lain kemiringan dasar sungai, meandering, “bottle neck”,

    sedimentasi dan ambang alam

      Peristiwa alam (dinamis), meliputi :

    -  Curah hujan yang tinggi

    -  Efek pembendungan dari laut/pasang dari sungai induk

    -  Amblasan tanah

    -  Pendangkalan

      Kegiatan manusia (dinamis), meliputi kegiatan :-  Pembudidayaan dataran banjir

    -  Tata ruang/peruntukan dataran banjir yang tidak sesuai

    -  Tata ruang/peruntukan di DAS

    -  Permukiman di bantaran sungai

    -  Pembangunan drainase

    -  Bangunan sungai

    -  Adanya sampah padat

    -  Prasarana pengendali banjir yang terbatas, dan lain sebagainya.

    -  Kegiatan perladangan dan Pembabatan tanaman secara tidak terkontrol di DAS

    Dengan demikian banjir merupakan fenomena alam dan masalah yang ditimbulkannya tidak

    dapat diatasi ataupun dikendalikan secara mutlak. Masalah banjir biasanya meningkat dari

    tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan dan pembudidayaan lahan dataran banjir yang

    kurang mempertimbangkan adanya resiko tergenang banjir, serta pertumbuhan

    pembudidayaan lahan di daerah pengaliran sungai yang kurang diimbangi dengan upaya

    konservasi air dan tanah.

    A.  Permasalahan Muara Sungai

    Permasalahan yang terjadi di muara sungai lain adanya intrusi air laut, pencemaran, sedimentasi dan

    erosi pantai.

    1.  Intrusi Air Laut melalui Muara

    Adalah proses masuknya air laut ke alur sungai melalui muara sehingga air sungai tercemar

    oleh air asin. Pengaruh proses ini akan lebih parah lagi yang diakibatkan oleh adanya air laut

    pasang. Pengaruh intrusi air laut masuk ke alur sungai yang cukup jauh dapat mengakibatkan

    pencemaran kualitas air yang pada lokasi-lokasi tertentu masih digunakan untuk berbagai

    keperluan, misalnya untuk pertanian, air minum dan mandi cuci.

    2.  Sedimentasi pada Muara

    Sedimentasi di muara sungai terdiri atas proses penutupan dan proses pendangkalan.

      Penutupan muara sungai terjadi tepat di mulut sungai pada pantai yang berpasir atau

    berlumpur, yaitu dengan terjadinya formasi ambang (bar) di muara. Proses ini biasanyadisebabkan debit sungai kecil, terutama di musim kemarau sehingga tidak mampu

    membilas sedimen.

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    6/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  6 

      Pendangkalan muara sungai dapat terjadi mulai dari muara ke udik sampai pada suatu

    lokasi di sungai, dimana pengaruh intrusi air laut masih ada.

    Gambar 2 Sedimentasi di Muara

      Laju sedimen; luas alur sungai Benanain dari Bendung sampai dengan muara sekitar370.000 m2. Laju sedimen yang terjadi sekitar 357.278 ton/thn = 213.411 m 3/thn sehingga

    ketebalan sedimen menjadi 0,577 m/thn.

    3.  Erosi Pantai sekitar Muara

    Adalah proses mundurnya pantai dari posisi semula yang disebabkan antara lain oleh tidak

    adanya keseimbangan antara pasokan dan kapasitas angkutan sedimen. Perubahan pantai

     jenis ini biasanya terjadi pada pantai landai (berpasir atau berlumpur). Beberapa faktor

    penyebab yang sering mengakibatkan terjadinya erosi pantai antara lain adalah :

      Pengaruh adanya bangunan pantai

      Penambangan material pantai dan sungai  Pemindahan muara sungai

      Pencemaran perairan pantai yang dapat mematikan karang, hutan

      Pengaruh pembuatan waduk di hulu sehingga angkutan sedimen berkurang

      Kerusakan akibat bencana alam misal gelombang badai, tsunami.

    B.  INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KONDISI DAERAH ALIRAN

    SUNGAI BENANAIN

    Penyebab terjadinya banjir terutama akibat hujan yang besar di daerah hulu. Hujan yang turun tidak

    tersimpan dulu di daerah hulu, sehingga sebagian besar mengalir dan mengisi ruas sungai. Hal ini

    diakibatkan kondisi daerah hulu yang sudah mengalami perubahan baik dari segi pemanfaatan

    maupun potensinya.

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    7/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  7 

    Hulu sungai Benanain yang terletak di Kabupaten Timor Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan

    diperkirakan ada 300 anak sungai yang masuk ke sungai utama Benanain. Keseluruhan anak sungai

    tersebut masing-masing membawa debit aliran yang cukup besar, sehingga secara kumulatif

    mengakibatkan Sungai Benanain banjir dan meluap.

    Dari foto citra yang diterbitkan oleh Google Earth  (2009 dan 2010) dapat dilihat bahwa sebagian

    besar dari hulu DAS Benanain sudah termasuk daerah yang kritis. Hutan sudah kelihatan banyak yang

    kritis (gundul) dan penggunaan lahan sudah semakin meningkat baik untuk pemukiman maupun

    pertanian lainnya. Akibat gundulnya kondisi hutan di hulu DAS Benanain mengakibatkan runoff  

    meningkat dan mengikis permukaan tanah.

    Pengikisan (erosi) yang terjadi menyebabkan di beberapa daerah tebing sungai mengalami longsor.

    Material Longsoran (tanah/batuan) ini terbawa pada alur sungai, yang lama kelamaan akan menjadi

    pendangkalan di sepanjang alur sungai. Dengan kata lain bahwa tingkat sedimentasi yang masuk

    ke badan sungai cukup tinggi, ± 213,411 m3/thn dengan ketebalan sedimen di alur sungai bagian hilir

    sampai dengan muara ± 0,56 m (Sumber : Hasil Studi Konsultan Patria Jasa Nusaprakarsa-Tahun 2011).

    Konsekuensi dari fenomena tersebut di atas, kapasitas sungai menjadi berkurang untuk menampung

    debit yang terjadi, sehingga menyebabkan limpasan dan masuk ke lahan dan pemukiman warga.

    Berdasarkan hasil studi Konsultan tahun anggaran 2011 debit banjir DAS Sungai Benanain dapat

    digambarkan sebagai berikut :

    No.Periode Ulang Debit (m

    3 /det)

    (Tahun) UH Nakayasu UH Snyder

    1 2 1603 1421

    2 5 2092 1936

    3 10 2401 2276

    4 20 2694 2596

    5 25 2787 2699

    7 50 3066 3005

    8 100 3342 3310

    Sumber : Analisis Konsultan

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    8/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  8 

    Gambar 3 Kodisi Hulu DAS Benanain dan Agredasi Sedimentasi di Badan Sungai mengakibatkan Overtopping 

    C.  INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KONDISI SUNGAI

    Kondisi Kerusakan Alur Sungai

    Dibeberapa titik sepanjang alur sungai dari jembatan sampai dengan Bendung Benanain

    terdapat kondisi alur dan tebing yang kritis. Kondisi ini terjadi akibat prilaku air (alam) yang

    secara sendirinya mencari alur yang mudah dilaluinya. Di sebelah kanan dan kiri alur sungai

    terlihat di beberapa titik terjadi gerusan dan longsoran. Seperti halnya di bagian hulu Bendung

    Benanain tedapat gerusan yang mengakibatkan tebing terpangkas dan air mengarah ke

    belakang tembok sayap bendung di sebelah kanan.

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    9/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  9 

    Gambar 4, Bagian Hulu Bendung Benanain

    Begitu juga terjadi di bagian ruas sungai di hilir Bendung Benanain, dari pengamatan diperoleh

    bahwa tebing tersebut sudah mengalami gerusan. Apabila hal ini tidak segera untuk ditangani,

    dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi Bendung itu sendiri.

    Gambar 5, Longsoran di bagian Hilir Kiri dan Kanan Bendung

    Pada jarak sekitar 1 km dari hilir Bendung Benanain terdapat belokan (meandering)  yangtajam. Akibatnya aliran selalu menabrak tebing dan berbelok lagi dengan energi yang besar.

    Dengan terjadinya debit yang cukup besar, tebing ini mengalami kelongosoran yang cukup

    panjang dan jauh dari alur sungai.

    Selain tebing yang rusak, akibat lainnya adalah air melimpas dan menggenangi lahan di daerah

    bantaran bahkan air limpasan masuk ke saluran primer (Kejadian ini terjadi pada bulan

    Februari 2011).

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    10/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  10 

    Gambar 6, Longsoran Di sebelah Kanan Sungai (± 1 km dar bendung)

    Gambar 7, Longsoran di sebelah Kiri Alur sungai

    Pada gambar-gambar (foto) tersebut di atas, terlihat bahwa kondisi kerusakan/longsoran alur

    sungai, dimana longsoran terjadi hampir disepanjang alur sungai, terutama di bagian kiri

    sungai. Lokasi di sepanjang alur sungai dari Bendung sampai Jembatan Benanain hampirsemuanya terjadi longsoran.

    Kondisi alur sungai saat ini (kejadian banjir bulan Desember 2010 sampai dengan April 2011),

    cenderung dari waktu ke waktu meningkat secara signifikan berkisar antara 225,841 m³/det,

    sampai dengan 1.743,20 m³/det. Pada tanggal 27 maret 2011 tepatnya 19.°° WITA terjadi

    banjir maksimum dengan debit 2.305,50 m³/det, atau setara dengan debit periode ulang 10

    tahun dengan tinggi muka air di atas mercu bendung Benanain 4,0 m yang menggenangi Desa

    motaulun, sampai hilir Desa Sikun, sehingga menggerus tebing/dinding bantaran sungai bagian

    kanan sejauh 320,0 m (Sumber : BWS NT. II-PPK Sungai Pantai I).

    Kejadian tersebut berdampak pada rusaknya tanggul pengaman jaringan Irigasi di beberapa

    titik dengan total panjang 1.000.0 m. Terputusnya jaringan Irigasi/saluran sekunder besikama

    sepanjang 1.000 m serta perkuatan tebing sungai dari bronjong pada ruas Motaulun terputus

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    11/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  11 

    sepanjang 154,0 m. Banjir masih terjadi diakhir bulan Desember 2011 s/d Januari 2012 yang

    menggenani 4 (empat) Desa, yaitu : Desa Lasaen, Desa Sikun, Desa Umatoos, Desa Fafoe

    sehingga merusak ratusan hektar lahan perkebunan dan raturan areal pemukiman di 4 Desa

    tersebut.

    IV.  USULAN PENANGANAN KONPREHENSIF DAN BIAYA

    Penanganan banjir merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistem, dengan memperhatikan semua

    komponen yang ada di daerah aliran sungai. Sistem daerah aliran sungai dengan berbagai

    karakteristiknya harus dilakukan secara menyeluruh, dari hulu ke hilir, dengan melibatkan seluruh

    pihak yang berkepentingan.

    Perlindungan dan pelestarian sungai dan danau sebagaimana dapat dilakukan melalui :

    1.  pemeliharaan sungai

    2.  pengendalian pemanfaatan sungai

    3.  pengaturan prasarana dan sarana sanitasi

    4.  perlindungan sungai dan danau sebagai sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan

    5.  pembangunan dan pemanfaatan lahan;

    6.  pengaturan daerah sempadan sungai;

    7.  pengendalian galian;

    8.  restorasi sungai;

    9.  penyediaan aliran pemeliharaan.

      Optimalisasi Bangunan Waduk/Embung (Infrastruktur SDA)

    Di daerah aliran sungai Benanain banyak terdapat embung-embung sebagai tampungan air. Besar

    kecilnya embung yang ada bervariasi begitu juga dengan pemanfaatan dari embung tersebut. Apabilaembung yang ada dapat berfungsi dengan baik, maka aliran air akan tertampung sementara dan

    mengurangi volume air yang masuk ke sungai Benanain. Keberadaan waduk/embung di DAS

    Benanain tersebar di 3 (tiga) Kabupaten, dengan jumlah 21 Waduk, 25 bh embung irigasi, 297 bh

    embung kecil. Dengan total tampungan volume air ± 516,5 juta m3. Rencana lokasi Waduk, Embung

    dapat dilihat pada Gambar 8 berikut ini.

    Gambar8, Lokasi Rencana Waduk Di DAS Benanain (21 Bh)

    Berdasakan dari hasil pengamatan lapangan dan hasil analisis yang telah dilakukan, disusun usulan

    beberapa bangunan pengendali dan pengaman banjir untuk sungai Benanain sebagai berikut :

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    12/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  12 

    1.  Bangunan untuk melindungi tanggul banjir dengan perkuatan tebing dengan bronjong.

    2.  Perlindungan tebing dengan revetment, jenis ini dikhususkan pada daerah pengamanan

    bangunan prasarana bangunan keairan (bendung dan siphon).

    3.  Bangunan Dam pengendali Sedimentasi pada daerah hulu di sungai ordo 2 dan 3

    Penanganan jangka pendek saat ini karena dana yang terbatas (6 s/d 7 milyar rupiah setiap tahun)

    untuk 97 sungai kritis, sehingga masih bersifat emergensi dan sproradis dalam upaya mengurangi

    dampak yang timbul, yaitu dalam upaya melindungi bangunan sarana umum seperti; jalan dan

     jembatan dan sebagian kawasan pemukiman dan areal pertanian agar dapat memberikan akses pada

    saat terjadi banjir. Upaya peringatan dini saat akan terjadi banjir dengan membuat peil/tugu elevasi

    banjir di Bendung Benenain dan juga diperlukan di sekitar kantor pemerintah serta Daerah strategis

    di pemukiman padat untuk dilakukan pengamatan setiap waktu dimusim hujan sehingga segera

    diinformasikan ke masyarakat dalam upaya evakuasi, sedangkan untuk pematauan secara modern

     jarak jauh diperlukan pemasangan Telemetri.

    Khusus penanganan darurat, Dinas Kimpraswil Kabupaten Belu telah diberikan bantuan karung

    plastik untuk pembuatan tanggul darurat sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) lembar. Bantuan bronjong

    belum dapat dilakukan mengingat ketersediaan bahan banjiran tersebut sangat terbatas untuk stok

    di lokasi kejadian banjir. Selain itu pula, kejadian banjir dan dampak serta upaya penanganan lanjutan

    telah disampaikan laporan Kepada Menteri Pekerjaan Umum melalui Posko Banjir Kementerian PU

    oleh Piket Banjir pada Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II. Posko/Piket Banjir Balai Wilayah Sungai

    Nusa Tenggara II Prov. NTT melakukan pemantauan selama 24 jam (non stop) untuk menerima

    laporan dan secara aktif menghubungi Dinas PU dan Kimpraswil Kabupaten/Kota dengan

    menggunakan Radio Komunikasi.

    Gambar berikut ini disajikan tata letak bangunan pengaman banjir yang dipergunakan untukpengendalian banjir Sungai Benanain.

    Gambar 9, Peta Lokasi Bangunan Pengendali Banjir

    Blok 1Blok 2

    Blok 3

    Blok 5Blok 6

    Blok 7

    Blok 9

    Blok 11

    Blok 13Blok 16

    Blok 18

    Blok 17

    Blok 15Blok 14

    Blok 12

    Blok 10

    Blok 8

    Blok 4

    Bendung

    Benanain

    Jembatan

    Benanain

    S. Benanain

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    13/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  13 

    Berkenan dengan permasalahan yang disampaikan di atas, maka penanganan saat ini tidak dapat lagi

    dilakukan secara parsial sehubungan masalah yang terjadi sangat kompleks dan membutuhkan

    keterpaduan program. Skala prioritas penanganan adalah untuk mengurangi aliran permukaan saat

    banjir. Untuk itu sangat diperlukan adanya penghijauan dimana vegetasi dapat menahan dan

    menyerap air ke dalam tanah termasuk dapat mengurangi transport sedimentasi dari bahaya erosi

    akibat run-off yang besar, sekaligus dapat menambah kandungan air tanah.

    Selain itu, diperlukan suatu konsep penataan tata ruang yang berwawasan lingkungan (terbuka hijau)

    dan daerah retensi serta bantaran banjir sebagai daerah sepadan sungai. Perlu dilakukan juga konsep

    relokasi penduduk pada daerah yang aman ketika banjir dan konstruksi rumah panggung,

    pengelolaan dataran banjir, prakiraan banjir dan peringatan dini serta bantuan bronjong pabrikasi

    untuk pekerjaan tanggap darurat.

      Bangunan Pengendali Banjir

    Bangunan pengendali banjir ini lebih difokuskan pada bangunan pengendali daya rusak air akibaterosi/gerusan di sepanjang tebing sungai. Jenis penanganan yang direncanakan untuk mengantisipasi

    terjadinya gerusan, luapan dan pendanglan sungai, maka dibeberapa lokasi (terutama disekitar

    bangunan keairan dan pemukiman) dibuat bangunan-bangunan pengamanan, diantaranya adalah :

    retarding basin,  flood way , revetment dan krib bronjong dan krib beton tiang pancang. Adapun

    bangunan ini ditempatkan pada lokasi dan panjangnya seperti yang tercantum pada tabel berikut.

    Tabel 1, Pengendali Erosi Tebing dengan Bronjong

    No. Sungai Lokasi Panjang (m) Keterangan

    1 Benanain Patok R1 – R8 410 Blok 1

    2 Benanain Patok R9 – R23 750 Blok 2

    3 Benanain Patok R39 – R46 350 Blok 3

    4 Benanain Patok L70 – L76 270 Blok 4

    5 Benanain Patok R73 – R83 500 Blok 5

    6 Benanain Patok R123 – R139 535 Blok 6

    7 Benanain Patok R130 – R132 190 Blok 7

    8 Benanain Patok L133 - L 149 810 Blok 8

    9 Benanain Patok R163 – R167 330 Blok 9

    10 Benanain Patok L165 – L184 920 Blok 10

    11 Benanain Patok R173 – R179 360 Blok 11

    12 Benanain Patok L195 – L199 260 Blok 12

    13 Benanain Patok R271 – R277 360 Blok 13

    14 Benanain Patok L286 – L294 430 Blok 14

    15 Benanain Patok L300 – L305 335 Blok 15

    16 Benanain Patok R329 – R341 615 Blok 16

    17 Benanain Patok L335 – L339 390 Blok 17

    18 Benanain Patok R490 – R499 500 Blok 18

    Total Panjang 8.500 m = 8.50 km

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    14/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  14 

    G

    a

    m

    b

    a

     

    1

    0

    ,

     

    P

    e

    t

    a

     

    L

    ay Out Lokasi Pengendali Banjir

        P    E    R    K

        U   A    T   A

        N     T    E

        B   I    N    G     B   L

        O    K .   1

       a

    U

    U

    10.001.711.5011.8610.49

            3        5  .        2

            4        8

            3        3  .        7

            7        0

            3        2  .        1

            0        0

            3        0  .        7

            1        0

            3        0  .        5

            6        0

            3        1  .        4

            2        0

    4.562.913.8519.8010.81

            3        6  .

            1        3        0

            3        4  .

            5        6        9

            3        4  .

            1        9        0

            3        3  .

            4        2        0

            3        1  .

            7        0        0

            3        1  .

            7        4        0

    R.4

    R.8

            3        0  .

            3        9        0

            2        9  .

            7        8        0

            2        9  .

            8        4        0

            3        2  .

            1        2        0

            3        4  .

            2        2        0

            3        4  .

            6        8        0

            3        4  .

            8        9        0

            3        4  .

            7        9        4

    6.00 7.08 1.39 2.96 1.60 5.40 7.60

    R.1

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    15/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  15 

    Gambar 11, Potongan Melintang Perkuatan Tebing Sungai

      Biaya Penanganan Menyeluruh

    Adapun total biaya secara keseluruhan dalam penangan bencana banjir Sungai Benanain

    (hulu-tengah dan hilir) secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 10.473.965.000.000,00  mendekati

    10,50 Triliun Rupiah. Usulan rencana perbaikan untuk penanggulangan Sungai Benanain secara

    konprehensip (hulu sampai ke hilir) direncanakan dalam 3 (tiga) tahap pelaksanaannya. Biaya untuk

    tahap I (pertama) sebesar Rp.  4.734.707.000.000,00. Tahap II (kedua) sebesarRp.  3.160.117.000.000,00 dan tapap ketiga (ketiga) sebesar  Rp. 2.582.975.000.000,00. Rencana

    anggaran biaya selengkapnya sebagaimana dilihat dalam Lampiran.

    Sebagai tindak lanjut dari penanganan, di tahun anggaran 2013 akan diprogramkan dan dilaksanakan

    kegiatan perbaikan Sungai Benanain dengan dana bersumber dari APBN sebesar Rp. 15.000.000.000,

    sebagaimana diuraiankan dalam tabel 3 berikut ini.

    Tabel 3, ESTIMASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PENANGANAN

    SUNGAI BENANAIN (PERBAIKAN DAN PERKUATAN TEBING) TA. 2013

    No Uraian Kegiatan Satuan Volume Harga Satuan(Rp)

    Jumlah Harga(Rp)

    Pekerjaan Perbaikan

    Sungai/Perkuatan Tebing

    L = 1,50 km'

    1 Pekerjaan Persiapan ls ls 20.000.000,00 20.000.000,00

    2 Galian Tanah m3 15.000 20.400,00 306.000.000,00

    3 Timbunan Kembali dipadatkan m3 2.250 45.700,00 102.825.000,00

    4 Pasangan Bronjong dan lainnya m3 6.000 1.115.400,00 6.692.400.000,00

    5 Timbunan Tanggul Dipadatkan m3 7.500 64.050,00 480.375.000,00

    6 Beton Rabat 1 : 2 :3 m3 6254 965.000,00 6.035.110.000,00

    Jumlah 13.636.710.000,00

    PPN 10 % 1.363.671.000,00

    Total Keseluruhan 15.000.381.000,00Dibulatkan 15.000.000.000,00

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    16/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  16 

      Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) 

    Konservasi daerah aliran sungai (DAS) ditujukan untuk menjaga kelestarian dan kelangsungan

    ekologis, daya dukung, daya tampung, dan fungsi sungai dan danau. Untuk mencapai tujuan

    konservasi daerah aliran sungai dilakukan kegiatan perlindungan dan pelestarian fungsi sungai

    sebagai wadah/tempat sumber air.

    Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi permasalahan di DAS Benanain melalui kegiatan

    Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) yang dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai

    Nusa Tenggara II, ditemukan bahwa di DAS Benanain terdapat lahan-lahan kritis pada Sub-DAS

    Benanain yang kritis. Adapun lokasi kegiatannya adalah di Kabupaten TTS di desa Pili, Kab. TTU

    di Desa Oenaem, dan Kabupaten Belu di Desa Kamanasa-Malaka Tengah.

    V.  PENUTUP

    Sungai Benanain secara administrasi berada di 3 (tiga) Kab., yaitu : Kab. TTU, TTS dan Kab. Beludengan luas DAS = 3.158 km

    2. Bencana banjir yang terjadi akibat meluapkan Sungai Benanain terjadi

    di bagian hilir. Akibatnya adalah jebolnya tanggul di beberapa ruas alur sungai. Tertutupnya alur

    sungai akibat longsoran, rusaknya jaringan irigasi dan tergenangnya daerah permukiman dan

    infrastruktur umum lainnya. Banjir (Q-besar) diakibatkan dari kondisi DAS yang kritis, dan berkurangnya

    kapasitas tampung sungai. Penanganan banjir Sungai Benanain perlu dilakukan secara non struktural

    (jangka panjang) dan secara struktural (jangka pendek). Secara non struktural dilakukan dengan

    optimalisasi waduk dan konservasi DAS. Penanganan struktural dilakukan dengan membuat

    perkuatan tebing/lereng serta tanggul banjir dan perbaikan dasar sungai maupun pengerukan pada

    daerah muara sungai.

    Beberapa informasi sebagai kesimpulan adalah sebagai berikut :

    1.  Kondisi Geofisik

    •  Kabupaten Belu beriklim tropis dengan temperatur rata-rata 24-34°C. Curah hujan

    tertinggi, yaitu 2.727 mm.

    •  Dari aspek kemampuan tanah, jenis tanah yang ada seperti tanah aluvial dapat di jumpai

    di dataran Besikama, sepanjang pantai selatan pada umumnya jenis tanah sangat subur

    karena banyak mengandung unsur hara.

    •  Daerah hilir sungai di bagian kiri maupun kanan sungai Benanain terdapat

    pesawahan/irigasi teknis (D.I. Malaka) seluas ± 15.000 ha.

    •  Jumlah penduduk Kabupaten Belu tahun 2011 sebanyak 382.375 jiwa, dengan tingkat

    kepadatan rumah tangga rata-rata 4 orang dan kepadatan penduduk 156 orang per Km².

    2.  Inventarisasi dan Identifikasi Masalah

    •  Permasalahan yang terjadi di muara sungai lain adanya intrusi air laut, pencemaran,

    sedimentasi dan erosi pantai.

    •  Sebagian besar dari hulu DAS Benanain sudah termasuk daerah yang kritis. Hutan sudah

    kelihatan banyak yang kritis (gundul) dan penggunaan lahan sudah semakin meningkat

    baik untuk pemukiman maupun pertanian lainnya. Dengan kata lain bahwa tingkat

    sedimentasi yang masuk ke badan sungai cukup tinggi, ± 213,411 m3/thn  dengan

    ketebalan sedimen di alur sungai bagian hilir sampai dengan muara ± 0,56 m (Sumber :

    Hasil Studi Konsultan Patria Jasa Nusaprakarsa-Tahun 2011).

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    17/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  17 

    •  Sepanjang alur sungai di sebelah kanan dan kiri alur sungai terlihat di beberapa titik

    terjadi gerusan dan longsoran.

    3.  Usulan Penanganan Sungai Benanain

    a.  Sungai Benanain merupakan sungai yang cukup besar, meliputi 3 (tiga) kabupaten yaitu

    TTS, TTU dan Belu. Luas DAS ± 3.158 km2. Panjang sungai utama ± 74,95  km’  dan

    berhulu digunung Mutis + 1.400 m dpl. Kemiringan rata-rata sungai 0,00453635, dan

    tingkat sedimentasinya cukup tinggi ± 213.411 m3/th  dengan ketebalan sedimen

    di sungai bagian hilir sampai dengan muara ± 0,56 m.

     b.  Konservasi DAS untuk tiga Kabupaten, yakni Belu, TTU dan TTS

    c.  Optimalisasi Bangunan Waduk/Embung (Infrastruktur SDA); Di daerah aliran sungai

    Benanain direncanakan di 3 (tiga) Kabupaten, sejumlah bangunan berupa : 21 Waduk,

    25 bh embung irigasi, 297 bh embung kecil.d.  Direncanakan beberapa bangunan pengendali dan pengaman banjir untuk sungai

    Benanain sebagai berikut : Pasangan revetment (8.500 m), bronjong (8.500 m), retarding

    basin, dihilirnya akan terjadi pengurangan debit banjir, yaitu dari Q-10th = 2.378 m3/dt 

    menjadi 1.890 m3/dt. Dan untuk Q-25th  = 2.781 m3/dt menjadi 2.210 m

    3/dt  (análisis

     floodrouting aliran banjir sungai). Perlu pembebasan tanah seluas = 2.844.870 m2  flood

    way L = 3.100 m dengan lebar 50 m dengan kedalaman 4,0 m.  Desain tanggul sungai

    untuk Q-25th dengan panjang L = 30.411 m’. 

    4.  Usulan Rencana Penanganan Sungai Benanain

    Biaya penanganan Sungai Benanain secara konprehensip (hulu sampai ke hilir) sebesar

    Rp. 10.473.965.000.000,00.- (Sepuluh Triliun Empat Ratus Tujuh Puluh Tiga Milliard Sembilan Ratus

    Enam Puluh Lima Juta Rupiah) Kegiatannya direncanakan dalam jangka waktu kurang lebih 30 (tiga

    puluh) tahun dengan 3 (tiga) tahap pelaksanaan, dimana untuk kegiatan masing-masing tahap

    diperkirakan selama 10 (sepuluh) tahun dengan besarnya biaya Tahap I (pertama)  sebesar

    Rp. 4.734.707.000.000,00.- (Empat Triliun Tujuh Ratus Tiga Puluh Enpat Milliard Tujuh Ratus Tujuh

    Juta Rupiah).

    Tahap II (kedua)  sebesar Rp. 3.160.117.000.000,00  (Tiga Triliun Seratus Enam Puluh Milliard

    Seratus Tujuh Belas Juta Rupiah). Dan tahap III (ketiga)  sebesar  Rp. 2.582.975.000.000,0.- (DuaTriliun Lima Ratus Delapan Puluh Dua Milliard Sembilan Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah).

    Sedangkan pada  Tahun Anggaran 2013 Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II melalui Pejabat

    Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Sungai dan Pantai I akan memprogramkan pelaksanaan

    perbaikan Sungai Benanain dengan dana yang bersumber dari APBN sebesar Rp. 15.000.000.000,00

    (Lima Belas Milliard Rupiah). 

    Realitasnya, di Sungai Benanain setiap tahun terjadi luapan banjir yang menggenangi pemukiman

    penduduk, lahan pertanian/perkebunan dan merusak infrastruktur irigasi dan infrastruktur umum

    lainnya. Dengan demikian maka untuk penanganan darurat (emergency)  setiap tahun, sangat

    diperlukan pengadaan beberapa peralatan berat dan material tanggap darurat. Perkiraan total biayapengadaan tersebut di atas sebesar Rp. 9.102.000.000,- (Sembilan Milliard Seratus Dua Juta

    Rupiah). Rincian usulan biaya lengkapnya tersaji dalam tabel berikut ini.

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    18/20

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    19/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.

    [Pengelolaan SDA yang berkelanjutan – jfz 2012]  19 

    Lampiran Rencana Anggaran Biaya Keseluruhan & Tahapan Tahapan Penanganan Sungai Benanain

    ESTIMASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PENANGANANSUNGAI BENANAIN (RP)

    ESTIMASI USUALAN BIAYA PENANGANANSUNGAI BENANAIN / TAHAP (RP)

    No Uraian Kegiatan Jumlah Harga Usulan Tahap I Usulan Tahap II Usulan Tahap III

    I.

    Kegiatan Konservasi dan

    lainnya 525.000.000.000,00 175.000.000.000,00 175.000.000.000,00 175.000.000.000,00Sub Total - 1 525.000.000.000,00 175.000.000.000,00 175.000.000.000,00 175.000.000.000,00

    II. Optimalisasi Waduk

    1 Waduk / DD (21 bh) 7.402.500.000.000,00 10 3.525.000.000.000,00 6 2.115.000.000.000,00 5 1.762.500.000.000,00

    2 Embung Irigasi / DD (25 bh) 651.000.000.000,00 10 261.000.000.000,00 10 261.000.000.000,00 5 131.000.000.000,00

    3 Embung Kecil / DD (297 bh) 579.900.000.000,00 100 195.750.000.000,00 100 195.750.000.000,00 97 189.900.000.000,00

    Sub Total - II 8.633.400.000.000,00 3.981.750.000.000,00 2.571.750.000.000,00 2.083.400.000.000,00

    III. Pekerjaan Perbaikan SungaiL = 8,50 km'

    363.393.466.000,003,50Km’ 

    147.536.247.196,003,00Km’ 

    126.090.782.702,002,00Km’ 

    89.766.436.102,00

    Sub Total - III 363.393.466.000,00 147.536.247.196,00 126.090.782.702,00 89.766.436.102,00

    Jumlah I + II + IIII 9.521.793.466.000,00 4.304.286.247.196,00 2.872.840.782.702,00 2.348.166.436.102,00

    PPN 10 % 952.179.346.600,00 430.428.624.719,60 287.284.078.270,20 234.816.643.610,20

    Total Keseluruhan 10.473.964.772.600,00 4.734.706.831.915,60 3.160.116.820.972,20 2.582.975.039.712,20

    Dibulatkan 10.473.965.000.000,00 4.734.707.000.000,00 3.160.117.000.000,00 2.582.975.000.000,00

  • 8/16/2019 Benanain Dalam Konsep Dan Penanganan-file 1

    20/20

    Kilas Informasi Konsep dan Penanganan Sungai

    Benanain di Kabupaten Malaka Prov. NTT.