bedside teaching 1

19
Bedside teaching Bedside Teaching Bedside teaching telah lama dikenal sebagai suatu metode yang paling efektif dalam melatih keterampilan klinis mahasiswa. Namun sangat disayangkan, penggunaan metode ini semakin hari semakin menurun sehingga terasa adanya kecenderungan penurunan ketajaman kemampuan keterampilan klinis mahasiswa. Oleh karena itu, metode ini mulai kembali dikembangkan dan ditingkatkan frekuensi penggunaannya dalam proses pembelajaran klinis. Bedside teaching adalah suatu metode pembelajaran klinis yang melibatkan pasien, mahasiswa, dan pembimbing klinis yang dilakukan dalam konteks klinis. Metode ini bertujuan untuk memberikan pengalaman klinis pada konteks nyata (real setting) dan mahasiswa dapat belajar dari pengalaman tersebut dan dari umpan balik dari pembimbing klinik dan pasien. Metode ini dirasakan yang paling efektif dibanding pembelajaran di kelas dalam melatih keterampilan klinis mahasiswa, seperti berkomunikasi dengan pasien (history taking), melakukan pemeriksaan fisik, observasi dan menerapkan etika klinis, profesionalisme, dan mengembangkan kemampuan nalar klinis (clinical reasoning). Bed side teaching terdiri atas tiga tahap: tahap persiapan, tahap pengalaman (patient encounter), dan tahap refleksi. Pada tahap persiapan, mahasiswa dan pembimbing mendiskusikan tujuan belajar yang ingin dicapai. Pada tahap persiapan, pembimbing memastikan bahwa mahasiswa paham atas apa yang akan dihadapi pada saat interaksi dengan pasien dan bagaimana mengoptimalkan kesempatan itu untuk mencapai tujuan belajar.

Upload: rafidaini-sazarni-ratiyun

Post on 24-Sep-2015

164 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

bst

TRANSCRIPT

Bedside teachingBedside TeachingBedside teachingtelah lama dikenal sebagai suatu metode yang paling efektif dalam melatih keterampilan klinis mahasiswa. Namun sangat disayangkan, penggunaan metode ini semakin hari semakin menurun sehingga terasa adanya kecenderungan penurunan ketajaman kemampuan keterampilan klinis mahasiswa. Oleh karena itu, metode ini mulai kembali dikembangkan dan ditingkatkan frekuensi penggunaannya dalam proses pembelajaran klinis.Bedside teachingadalah suatu metode pembelajaran klinis yang melibatkan pasien, mahasiswa, dan pembimbing klinis yang dilakukan dalam konteks klinis. Metode ini bertujuan untuk memberikan pengalaman klinis pada konteks nyata (real setting) dan mahasiswa dapat belajar dari pengalaman tersebut dan dari umpan balik dari pembimbing klinik dan pasien. Metode ini dirasakan yang paling efektif dibanding pembelajaran di kelas dalam melatih keterampilan klinis mahasiswa, seperti berkomunikasi dengan pasien (history taking), melakukan pemeriksaan fisik, observasi dan menerapkan etika klinis, profesionalisme, dan mengembangkan kemampuan nalar klinis (clinical reasoning).Bed side teachingterdiri atas tiga tahap: tahap persiapan, tahap pengalaman(patient encounter), dan tahap refleksi. Padatahap persiapan, mahasiswa dan pembimbing mendiskusikan tujuan belajar yang ingin dicapai. Pada tahap persiapan, pembimbing memastikan bahwa mahasiswa paham atas apa yang akan dihadapi pada saat interaksi dengan pasien dan bagaimana mengoptimalkan kesempatan itu untuk mencapai tujuan belajar.Padatahap pengalaman, pasien hadir bersama mahasiswa dan pembimbing. Pasien mendapat penjelasan tentang aktivitas pembelajaran dan memberikan persetujuan. Tahap pengalaman dapat berupa demonstrasi atau observasi.Demonstrasi. Pembimbing klinik mendemonstrasikan suatu interaksi dengan pasien (anamnesis, pemeriksaan fisik, manajemen pasien, dan aspek komunikasi lainnya). Mahasiswa belajar dari demonstrasi tersebut, dan dapat dilibatkan dalam diskusi dengan pasien. Demonstrasi direkomendasikan pada saat mahasiswa mempelajari ketrampilan baru atau pada fase-fase awal pembelajaran. Pembimbing klniis berperan sebagai role model (I am doing, you are watching).Observasi. Mahasiswa mendemonstrasikan suatu interaksi dengan pasien (anamnesis, pemeriksaan fisik, manajemen pasien, dan aspek komunikasi lainnya). Pembimbing mengamati kinerja mahasiswa dan memberikan umpan balik. Observasi direkomendasikan pada saat fase belajar yang lebih lanjut. Pembimbing klniis berperan sebagai fasilitator (We are doing togetheratauI am watching, you are doing).Diskusi antara pembimbing dan mahasiswa pada tahap pengalaman harus mempertimbangkan kepentingan dan kenyamanan pasien. Oleh karena itu, umpan balik diberikan pada saat dibutuhkan, misalnya, pembimbing melakukan koreksi cara palpasi hepar. Pasien juga dapat diminta untuk memberi umpan balik, misalnya pada aspek komunikasi.Padatahap refleksi,mahasiswa dan pembimbing mendiskusikan pencapaian tujuan belajar. Mahasiswa mendapatkan umpan balik, mendiskusikan hal-hal yang belum dipahami, memperkuat pengetahuan klinis danclinical reasoning,serta merumuskan tujuan belajar untukbed side teachingatau aktivitas pembelajaran lain selanjutnya. Untuk menjaga kenyamanan pasien sebaiknya tahap ini dilakukan di tempat lain tanpa keberadaan pasien.ReferensiJanicik, R. W., Fletcher, K. E. (2003). Teaching at the bedside: a new model. Medical teacher, 25(2), 127-130Kroenke, K., Omori, D. M., Landry, F. J., Lucey, C. R. (1997). Bedside teaching. Southern medical journal, 90(11), 1069-1074Ramani, S. (2003). Twelve tips to improve bedside teaching. Medical teacher, 25(2), 112-115.Williams, K. N., Ramani, S., Fraser, B., Orlander, J. D. (2008). Improving bedside teaching: findings from a focus group study of learners. Academic medicine, 83(3), 257-264BED SIDE TEACHING

Pengertian

Bedside teaching merupakan pembelajaran kontekstual dan interaktif yang mendekatkan pembelajar pada real clinical setting. Beside teaching merupakan metode pembelajaran di mana pembelajar mengaplikasikan kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif secara terintegrasi. Sementara itu, dosen bertindak sebagai fasilitator dan mitra pembelajaran yang siap untuk memberikan bimbingan dan umpan balik kepada pembelajar. Di dalam proses beside teaching diperlikan kearifan fasilitator tentang kemungkinan timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan sebagai akibat dari interaksi antara pembelajar dan pasien.

LAPORAN PENDAHULUAN

Kegiatan : Bed Side Teaching pada pasien DMTempat: RSU Abdul Moeloek Bandar LampungWaktu: Tanggal 14 januari 2011

A.Latar belakang50-75% amputasi ekstremitas bawah dilakukan pada pasien-pasien yang menderita diabetes.Sebanyak 50% dari kasus-kasus amputasi ini diperkirakan dapat dicegah bila pasien diajarkan tindakan preventif untuk merawat kaki dan mempraktikkanya setiap hari.

Ada tiga komplikasi diabetes yang turut meningkatkan risiko terjadinya infeksi kaki.ketiga komplikasi tersebut adalah:

Neuropati:Neuropati sensorik menyebabkan hilangnya perasaan nyeri dan sensibilitas tekanan,sedangkan neuropati otonom menimbulkan peningkatan

kekeringan dan pembentukan fisura pada kulit (yang terjadi akibat penurunan perspirasi)Penyakit vaskuler perifer:Sirkulasi ekstremitas bawah yang buruk turut menyebabkan lamanya kesembuhan luka dan terjadinya gangrenPenurunan daya Imunitas:Hiperglikemia akan mengganggu kemampuan leukosit khusus yang berfungsi untuk menghancurkan bakteri.Dengan demikian,pada pasien diabetes yang tidak terkontrol akan terjadi penurunan resistensi terhadap infeksi tertentu.

1.Karakteristik pasien

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh mahasiswa program study keperawatan Stikes Mitra Lampung pada bulan November 2010 terhadap pasien diRSU Abdul Moeloek Bandar Lampung didapatkan data bahwa pasien dengan penyakit DM ini sering mengalami tanda-tanda seperti pembentukan fisura,pengeluaran nanah,pembengkakan,kemerahan atau gangren.Penyebab dari DM ini adalah Lama penyakit Diabetes yang melebihi 10 tahun,Usia pasien yang lebih dari 40 tahun,Riwayat merokok,Riwayat ulkus kaki atau amputasi.

Keluhan yang dirasakan oleh pasien adalah pasien merasa tidak nyaman karena kakinya timbul luka (infeksi) yang menyebabkan kakinya berbau tidak sedap.Hasil observasi terlihat bahwa pasien masih mengalami ketidakmampuan melakukan perawatan mandiri pada kakinya.Faktor ini yang menyebabkan sumber dari timbulnya luka (infeksi) yang menyebabkan kaki pasien berbau tidak sedap.

Peserta didik melakukan bimbingan klinik ini agar masalah pada pasien DM ini segera teratasi dan kaki pasien kembali normal seperti biasanya.

2.Data yang dikaji lebih lanjut

Data objektif yaitu mengkaji tekanan darah,denyut nadi,pemantauan kadar glukosa darah,pemeriksaan urine untuk glukosa.Data subjektif yaitu mengkaji keluhan-keluhan pada pasien

3.Masalah keperawatan

Potensial ketidakmampuan melakukan perawatan mandiri pada Tuan A diruang Anggrek RSU Abdul Moeloek Bandar Lampung.

B.PROSES PEMBELAJARAN

1. Diagnosa keperawatan

Potensial ketidakmampuan melakukan perawatan mandiri berhubungan dengan gangguan fisik atau faktor-faktor sosial.

2.Tujuan Umum

Peserta didik dapat memahami tentang perawatan kuku kaki (memotong kuku) pada pasien DM.

3.Tujuan Khusus

Setelah bimbingan klinik dilakukan diharapkan peserta didik dapat:

Menyebutkan tujuan dari perawatan kuku kaki (memotong kuku) kepada pasien dan keluarganya,pembimbing dan peserta didik lainnya.Peserta didik dapat menyebutkan prosedur kerja yang dilakukanPeserta didik dapat menyebutkan hasil pengkajian keperawatan atau Bed Side Teaching4.Implementasi Tindakan Keperawatan

Metode: Pembelajaran klinik(Bed Side Teaching)Alat: Seperangkat alat perawatan kukuWaktu: Selasa 12 januari 2011Tempat: Kamar rawat pasienSasaran: Peserta didik,pasien serta keluarga pasien

5.Pengorganisasian

Penanggung Jawab/Supervisi: Rudi Anto

Pembimbing: Riski Pebrianti

Peserta didik: Andi SeptianTitin SutiniFajar BasukiRita PermatasariNi Wayan Swastika R

Pasien:M. Nidal

Perawatan Kuku Kaki

1.Memelihara dan memotong kuku

Pengertian:Menolong merawat dan memotong kuku pasien karena tidak dapat melakukan sendiri.

Tujuan:Menjaga kebersihan kuku kakiMencegah timbulnya luka (infeksi)Mencegah kaki berbau tidak sedapMengkaji/memonitor masalah-masalah pada kuku kaki

Dilakukan:Pada pasien yang tidak dapat melakukan sendiri

Persiapan Alat-Alat:

Baki berisi:

Pengalas (perlak kecil dan alasnya)Gunting kukuHandukBengkokWaskom berisi air hangatSabunSikat kukuSarung tangan bersihLotion

Prosedur:Memotong kuku pada jari kaki:

Membawa alat kedekat pasienMemberitahu pasien mengenai tujuan dan prosedur yang akan dilakukanMencuci TanganMemakai sarung tanganMemasang pengalas dibawah kakiKaki direndam air hangat dalam waskom selama 2-3 menit untuk melunakkan kukuBila kuku kotor,disikat dengan sikat kuku dan sabun lalu dibilas dengan air hangat,dikeringkan dengan handukMemotong kuku pada jari kaki dengan cara kuku dipotong lurusGunting kuku dimasukkan dalam bengkok demikian juga dengan sarung tangannyaMengoleskan lotion pada seluruh kaki kecuali celah diantara jari-jari kakiBereskan alat-alat dan kembalikan ketempat semulaCuci tanganMendokumentasikan perasat

DAFTAR PUSTAKABrunner & suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 Vol.2. Jakarta:EGCTim penyusun.2007.Panduan Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 1.Bandar Lampung:STIKES Mitra LampungPEDOMAN BEDSIDE TEACHINGPRAKTEK KLINIK KEPERAWATANA. PengertianBed side teaching merupakan metode bimbingan kepada peserta didik yang dilakukan disamping tempat tidur klien meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan asuhan keperawatan yang dibutuhkan klien.B. Tujuan1. Peserta didik mampu menguasai ketrampilan prosedural2. Menumbuhkan sikap professional3. Mempelajari perkembangan biologis/fisik4. Melakukan komunikasi dengan pengamatan langsungC. Prinsip pelaksanaan1. Adanya kesiapan fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik peserta didik dan klien2. Jumlah peserta didik dibatasi idealnya 5-6 orang3. Diskusi di awal dan akhir demonstrasi didepan klien dilakukan seminimal mungkin4. Lanjutkan dengan redemonstrasi5. Kaji permasaahan peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang dilakukan6. Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah diperoleh peserta didik sebelumnya,atau apabila peserta didik menghadapi kesulitan penerapannya.D. Pedoman PelaksanaanPedoman pelaksanaan Bed side teaching mempergunakan Satuan Acara Pelajaran (SAP) yang mengandung unsure-unsur :1. Pokok Bahasan2. Sub pokok bahasan3. Sasaran4. Tempat5. Waktu6. Pembimbing7. Tujuan instruksional Umum8. Tujuan instruksional khusus9. Materi10. Kegiatan belajar mengajar11. Metode12. Media13. Evaluasi14. Sumber

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangPerkembangan metode pembelajaran di bidang kesehatan atau kedokteran dapat dikatakan berjalan sangat lambat. Hingga tahun 1950-an, metode yang ada belum banyak beranjak dari metode yang ada sejak zamanHipocrates yaitu pembelajaran didaktik l dan dijalankan atas arahan para pendidik yang menjadi narasumber utama. Metode ini disebut sebagai metode tradisional.Hingga sekarang sebagian besar tenaga pendidik di bidang kesehatan atau kedokteran hanya mengandalkan metode pembelajaran tradisional dan enggan untuk mengalihkan metode itu menjadi metode alternatifyang lebih menantang dan berhasil guna. Hanya sebagian kecil tenaga pendidik atau sekolah kedokteran baru yang banyak menggunakan metodealternatif yang terbukti efektif, salah satunyabedside teaching.Metode pembelajaran yang tepat efektif dan efisien sangat dibutuhkan bagi pendidikan di bidang kedokteran atau kesehatan. Pada dasarnya luaran suatu sistem pendidikan, bukanlah semata-mata tergantung dari metodenya, tetapi lebih kepada bagaimana suatu metode diterapkan secara benar dan dilaksanakan oleh orangyangsangat kompeten atau profesionaldalam metode tersebut.Bagaimanapun hebatnya metode pembelajaran bila para pengguna atau pelaksana metode pembelajaran tidak memahami secara benar tentang konsep dan cara penggunaanya, maka hasilnya juga tidak akan lebih efektif dari berbagai metode sebelumnya.Tiga puluh(30)tahun yang lalu pelaksanaanbedside teachingmencapai 75 % dari waktu pembelajaran.Sedangkan pada tahun 1978 menurun hingga 16 % dan pada tahun 2007 tidak diketahui bagaimana pelaksanaannya. Pembelajaran merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di klinik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan objektif (tujuan), dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran (Nursalam, 2002). Maka pemilihan dan penerapan metode bimbingan klinik dalam kondisi tertentu dengan Metode Bedside Teachingsangat dimungkinkan.Untuk membantu meningkatkan kemampuan/perilaku profesional tersebut pada mahasiswa, mempersiapkan/meminimalisir hal-hal yang menjadi pengaruh dalam pembelajaran klinik dan memilih atau menerapkan metode pembelajaran klinik denganBedside Teachingpenting untuk dilakukan dengan harapan peserta didik dapat menguasai keterampilan secara prosedural, tumbuh sikap profesional melalui pengamatan langsung.

B.Tujuan1.Untuk mengetahui pengertianbedside teaching.2.Untuk mengetahui tujuanbedside teaching.3.Untuk mengetahui prinsip dasarbedside teaching.4.Untuk mengetahui keuntunganbedside teaching.5.Untuk mengetahui kerugianbedside teaching.6.Untuk mengetahui pelaksanaanbedside teaching.7.Untuk mengetahui hambatanbedside teaching.

C.Rumusan Masalah1.Apa pengertianbedside teaching?2.Apa tujuanbedside teaching?3.Apa prinsip dasarbedside teaching?4.Apa keuntunganbedside teaching?5.Apa kerugianbedside teaching?6.Bagaimana pelaksanaanbedside teaching?7.Apa hambatanbedside teaching?

BAB IIPEMBAHASAN

A.PengertianBedside TeachingBedside teachingadalah pembelajaran yang dilakukan langsung didepan pasien. Denganmetodebedside teachingmahasiswadapatmenerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme,menemukan seni pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan dokter kepada pasien.Bedside teachingmerupakan pembelajaran kontekstual dan interaktif yang mendekatkan pembelajaranpadareal clinical setting.Bedside teachingmerupakan metode pembelajaranyang peserta didiknyamengaplikasikan kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif secara terintegrasi.Sementara itu, dosen bertindak sebagai fasilitator dan mitra pembelajaran yang siap untuk memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta didik.Di dalam prosesbedside teachingdiperlukan kearifan fasilitator tentang kemungkinan timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik (mahasiswa kesehatan)dan pasien.

B.TujuanBedside Teaching1.Peserta didik mampu menguasai keterampilanprosedural.2.Menumbuhkan sikap profesional.3.Mempelajari perkembangan biologis/fisik.4.Melakukan komunikasi dengan pengamatanlangsung.

C.Prinsip DasarBedside Teaching1.Adanya kesiapan fisik maupun psikologisdari pembimbing klinik peserta didik danklien.2.Jumlah peserta didik dibatasi idealnya5-6 orang.3.Diskusi di awal dan akhir demonstrasididepan klien dilakukan seminimalmungkin.4.Lanjutkan dengan redemonstrasi.5.Kaji permasalahan peserta didik sesegeramungkin terhadap apa yang dilakukan.6.Kegiatan yang didemonstrasikan adalahsesuatu yang belum pernah diperolehpeserta didik sebelumnya,atau apabilapeserta didik menghadapi kesulitanpenerapannya.

D.KeuntunganBedside TeachingDalam penelitian WilliamsK (Tufts Univ,Maret 2008) dihasilkan kesimpulan bahwabedside teachingsangat baik digunakan untuk mempelajari keterampilan klinik.Beberapa keuntunganbedside teachingantara lain :1.Observasi langsung.2.Menggunakan seluruh pikiran.3.Klarifikasi dari anamnesa dan pemeriksaan fisik.4.Kesempatan untuk membentuk keterampilan klinik mahasiswa.5.Memperagakanfungsi :a.Perawatanb.Keterampilan interaktifBedside teachingtidak hanyadapatditerapkan di rumah sakit, keterampilanbedside teachingjuga dapat diterapkandibeberapa situasi dimana ada pasien.

E.KerugianBedside Teaching1.Gangguan (misalnya ada panggilan telepon/HP berdering).2.Waktu rawat inap yang singkat.3.Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak.4.Tidak ada papan tulis.5.Tidak dapat mengacu pada buku.6.Pelajar lelah.

F.PelaksanaanBedside TeachingKeterampilanbedside teachingdapat kita laksanakan namun sulit mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu perlu perencanaan yang matang agar berhasil dan efektif.

Persiapan sebelum pelaksanaanbedside teaching:1.Persiapana.Tentukan tujuan dari setiap sesi pembelajaran.b.Baca teori sebelum pelaksanaan.2.Ingatkan mahasiswa akan tujuan pembelajaran :a.Mendemonstrasikan pemeriksaan klinik.b.Komunikasi dengan pasien.c.Tingkah laku yang profesional.3.Persiapan Pasiena.Keadaan umum pasien baik.b.Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan.4.Lingkungan/KeadaanPastikan keadaan ruangan nyaman untuk belajar:a.Tarik gorden.b.Tutup pintu.c.Mintalah pasien untuk mematikan televisinya.

Pelaksanaanbedside teachingantara lain:1.Membuat peraturan dasara.Pastikan setiap orang tahu apa yang diharapkan dari mereka.b.Mencakup etika.c.Batasi interupsi jika mungkin.d.Batasi penggunaan istilah kedokteran saat didepan pasien.2.Perkenalana.Perkenalkan seluruh anggota tim.b.Jelaskan maksud kunjungan.c.Biarkan pasien menolak dengan sopan.d.Anggota keluargadiperkenankanboleh berada dalam ruangan jika pasien mengizinkan.e.Jelaskan pada pasien atau keluarga bahwa banyak yang akan didiskusikan,mungkin tidak diterapkan langsung pada pasien.f.Undang partisipasi pasien dan keluarga.g.Posisikan pasien sewajarnya posisi tim disekitar tempat tidur.3.Anamnesaa.Hindari pertanyaan tentang jenis kelamin atau ras.b.Hindari duduk diatas tempat tidur pasien.c.Izinkan interupsi oleh pasien dan pelajar untuk menyoroti hal penting atau untuk memperjelas.d.Jangan mempermalukan dokter yang merawat pasien.4.Pemeriksaan fisika.Minta pelajar untuk memeriksa pasien.b.Izinkan pasien untuk berpartisipasi(mendengarkan bising,meraba hepar, dll).c.Minta tim untuk mendemonstrasikan teknik yang tepat.d.Berikan beberapa waktu agar pelajar dapat menilai hasil pemeriksaan yang baru pertama kali ditemukan.5.Pemeriksaan Penunjanga.Jika mungkin tetap berada disamping tempat tidur.b.Rongent, ECG bila mungkin.c.Izinkan pasien untuk meninjau ulang dan berpartisipasi.6.Diskusia.Ingatkan pasien bahwa tidak semua yang didiskusikan akan dilaksanakan, biarkan pasien tahu kapan itu biasadilaksanakan.b.Hati-hati memberikan pertanyaan yang tidakdapatdijawab kepada mahasiswa yang merawat pasien.c.Berikan pertanyaan pertama kali pada tim yangpaling junior.d.Saya tidak tahu adalah jawaban yang tepat, setelah itu gunakan kesempatan untuk mencari jawaban.e.Hindari bicara yang tidak perlu.f.Izinkanpasien untuk bertanya sebelum meninggalkan tempat tidur.g.Minta pasien untuk menanggapibedside teachingyang telah dilakukan.h.Ucapkan terima kasih pada pasien.

G.HambatanBedside TeachingDalam pelaksanaanbedside teaching, ada beberapa hambatan yang mungkin timbul dalam pelaksanaanbedside teaching:1.Gangguan (misalnya panggilan telepon).2.Waktu rawat inap yang singkat.3.Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak.4.Tidak ada papan tulis.5.Tidakdapatmengacu pada buku.6.Pelajar lelah.

Adapun beberapa hambatan dari pasien :1.Pasien merasa tidak nyaman.2.Menyakiti pasien, terutama pada pasien yang kondisi fisiknya tidak stabil.3.Pasien tidak ada ditempat.4.Pasien salah pengertian dalam diskusi.5.Pasien tidak terbuka.6.Pasien tidak kooperatifatau marah.

BAB IIIPENUTUP

A.KesimpulanBedside teachingadalah pembelajaran yang dilakukan langsung didepan pasien. Denganmetodebedside teachingmahasiswadapatmenerapkan ilmu pengetahuan,melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme, menemukan seni pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan dokter kepada pasien.Metodebedside teachingmerupakan salah satu metode pembelajaran klinik yang efektif, namun hingga saat ini publikasibedside teachingtidak terlalu gencar, sehingga masih banyakpusatpendidikan kesehatanyang belum menerapkannya.

B.SaranPenulis mengharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah ini untuk menambah wawasan tentangmetodebedside teachingsehingga mahasiswa dapatmenerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme, menemukan seni pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatantenaga medis (dokter, bidan, perawat, dll)kepada pasien,sehingga masyarakat dapat menghargai profesitenaga medisdanmerekadapat lebih mencintai profesinya dengan melihat peran dan tanggung jawabtenaga medis sebagai tenaga pendidik nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012.Metode Bedside Teaching.http://academiclifeinem.blogspot.com(Diaksestanggal 01 Juli 2014).Anonim. 2012.Bedside Teaching dalam Keperawatan.http://ksuheime.blogspot.com(Diakses tanggal 01 Juli 2014)Eksap, hendrik. 2011.Bedside Teaching.http://www.hendrikeksap.blogspot.com(Diaksestanggal 01 Juli 2014).