beberapa proyek rekayasa sipil
TRANSCRIPT
BEBERAPA PROYEK REKAYASA SIPIL
Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan, analisis
dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan
konstruksi proyek umum dan swasta, serta pada tahap setelah konstruksi dan
penyelidikan proyek. Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh seorang ahli
geologi, tenaga profesional yang terlatih dan memiliki kemampuan untuk
mengenali dan menganalisis bahaya geologi serta kondisi geologi yang
merugikan. Keseluruhan tujuan tersebut adalah untuk melindungi
kerugian/kerusakan (jiwa dan materiil) serta solusi untuk masalah-masalah
geologi.
Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan memberikan pertimbangan, analisis,
dan disain dari sudut pandang geologi dan geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan
oleh ahli geologi rekayasa meliputi;
penyelidikan bahaya geologi Geoteknik sifat-sifat materi stabilitas longsoran dan lereng Erosi Banjir Kekeringan seismik, dll.
Geologi rekayasa adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik rekayasa
untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang memengaruhi lokasi, disain,
konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah dikenali dan
diperhitungkan dengan matang. Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan
pada waktu perencanaan, analisis dampak lingkungan, disain rekayasa sipil,
rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta pada
tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek.
Proyek Teknik Sipil dapat dibedakan sebagai:
1. Proyek Linier
Jalan Jalur pipa Kanal Terowongan
2. Proyek Lokal
Pembuatan bendungan Bangunan besar Sentral inti Reservoir Gudang bawah tanah Dll
Proyek-proyek tersebut di atas ada yang dikerjakan di bawah tanah seperti
terowongan atau lorong pertambangan dan di permukaan tanah seperti bendungan dan
jalan raya.
Beberapa contoh proyek rekayasa sipil dan kaitannya dengan faktor geologi:
1. Bendungan/Reservoir Air
Penampungan air di permukaan berupa bendungan atau reservoir air bertujuan untuk
pembangkit listrik (misalnya PLTA Jatiluhur, PLTA Koto Panjang), irigasi untuk pertanian,
untuk penyediaan air minum (air bersih), dan lain sebagainya.
Dengan ditampungnya air pada bendungan atau reservoir, permukaan air tanah menjadi
naik. Untuk itu diperlukan penelitian geologi untuk memeriksa apakah formasi-formasi
yang telah tertimpa oleh kedudukan air yang lebih tinggi itu memang cukup padat.
Lapisan permeabel dapat mengakibatkan hilangnya air dari bendungan ke daerah-
daerah yang lebih rendah.
Bendungan sebaiknya dibangun di sebuah tempat dimana usaha penutupan dapat
dilaksanakan dengan mudah, yaitu pada batuan atau formasi yang memiliki sesedikit
mungkin porositas primer dan porositas sekunder dan juga tidak terdapat patahan/sesar.
Dengan perkataan lain, bendungan tidak selalu harus dibangun di bagian yang paling
sempit dari sebuah lembah, melainkan di mana terdapat kondisi geologis dan tektonis
yang paling memadai.
Beberapa faktor geologis yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan pondasi untuk
bendungan antara lain adalah: ketebalan lapisan pelapukan yang diperkirakan, sifat dari
batuan yang diperkirakan, letak dari lapisan-lapisan, tingkat gangguan yang mungkin
terjadi, kemungkinan adanya patahan, pengaruh air terhadap batuan, banyaknya massa
yang harus digali, banyaknya semen yang harus diinjeksikan, dsb.
Seorang ahli geologi harus pula memperhatikan kestabilan rusuk-rusuk sebuah lembah.
Peninggian permukaan air oleh bendungan dan kedudukan air tanah dapat
mengakibatkan longsor pada lembah tersebut.
2. Penampungan Air Bawah Tanah
Beberapa kegiatan penampungan air bawah tanah bisa berupa pemompaan air
ke dalam formasi-formasi permeabel untuk diproduksi di kemudian hari (untuk cadangan
air). Atau pemompaan air untuk memproduksi sisa minyak bumi. Atau pembuatan
penampungan limbah industri yang membahayakan (limbah B3) seperti radioaktif. Perlu
diperhatikan bahwa lapisan penerima tidak boleh berhubungan dengan air permukaan,
air tanah atau lapisan yang produktif. Juga harus diperhatikan jaringan pipa yang ada,
sebab hal ini dapat menyebabkan kerusakan pipa akibat dari korosi pada pipa.