bdp
TRANSCRIPT
-
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Implikasi Prinsip Belajar Dan Pembelajaran
Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
KELAS V B
KELOMPOK II
I Gusti Ayu Putu Muda Apriyanti NIM : 1213011003
I Made Adi Wira Nata Putra NIM : 1213011013
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
2014
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas dalam masyarakat, lebih-lebih
setelah diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang secara legal formal memberi pengertian tentang pembelajaran.
Dalam pembelajaran tentunya terdapat prinsip-prinsip belajar yang merupakan landasan
berpikir,landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.Prinsip ini dijadikan sebagai
dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupun bagi guru dalam upaya
mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu adanya implikasi prinsip belajar bagi siswa dan
guru dapat menggambarkan suatu proses belajar dan pembelajaran di sekolah.
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.
Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan
belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati
oleh orang lain.Belajar yang baik menuntut suatu proses pembentukan dan pengembangan
diri pada siswa yang berjalan dengan baik. Sehingga diharapkan hal-hal yang diperoleh
siswa selama belajar mampu diaplikasikan ke dalam kehidupannya sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran, siswa perlu dibimbing dan diarahkan oleh seorang
guru agar tujuan pembelajaran yang sesungguhnya dapat tercapai sesuai keinginan. Untuk
mencapai hasil yang baik tersebut, maka baik guru harus memahami prinsip-prinsip
belajar. Agar guru mampu untuk mengarahkan murid untuk memahami konsep-konsep
ataupun peljaran-pelajaran yang diberikan. Selain berpengaruh terhadap cara belajar murid,
pemahaman terhadap prinsip-prinsip belajar juga memberikan suatu tuntunan kepada guru
untuk melakukan tindakan-tindakan yang tepat dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Disamping prinsip-prinsip, terdapat juga faktor-faktor yang juga mempengaruhi proses
pembelajaran siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar juga sangat penting dalam
menunjang prestasi belajar bagi siswa sehingga guru harus mamahami faktor-faktor demi
kelancaran proses pembelajaran.
-
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimanakah implikasi prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran?
1.2.2 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran tersebut ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahuiimplikasi prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran.
Agar dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajan
tersebut.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk pemenuhan nilai pada semester ganjil.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi
siswa, mahasiswa maupun pembaca lainnya mengenai implikasi prinsip-prinsip
belajar dan pembelajaran.
-
BAB II
PEMBAHASAN
IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Siswa sebagai primus motor (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran, dengan
alasan apapun tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip- prinsip belajar. Justru siswa
akan berhasil dalam pembelajaran, jika mereka menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar
terhadap diri mereka.
1. Perhatian dan Motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah
ke arah pencapaian tujuan belajar.Adanya tuntutan untuk selalu memberikan perhatian ini,
menyebabkan siswa harus membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan yang
dipelajarinya.Pesan-pesan yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam bentuk rangsangan suara,
warna.bentuk, gerak, dan rangsangan lain yang dapat diindra. Dengan demikian siswa
diharapkan selalu melatih indranya untuk memperhatikan rangsangan yang muncul dalam proses
pembelajaran.Peningkatan/pengembangan minat ini merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi motivasi (Gage dan Berliner, 1984:373).
Contoh kegiatan atau perilaku siswa, baik fisik atau psikis, seperti mendengarkan
ceramah guru, membandingkan konsep sebelumnya dengan konsep yang baru diterima,
mengamati secara cermat gerakan psikomotorik yang dilakukan guru, atau kegiatan sejenis
lainnya.Semua kegiatan atau perilaku tersebut harus dilakukan oleh siswa secara sadar sebagai
upaya untuk meningkatkan motivasi belajarnya.
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa
motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan secara terus
menerus.Untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus
menerus, siswa dapat melakukannya dengan menentukan atau mengetahui tujuan belajar yang
hendak dicapai.menanggapi secara positif pujian atau dorongan dari orang lain, menentukan
target atau sasaran penyelesaian tugas belajar, dan perilaku sejenis lainnya. Dari contoh-contoh
perilaku siswa untuk meningkatkan dan membangkitkan motivasi belajar, dapat ditandai bahwa
perilaku-perilaku tersebut bersifat psikis.
-
2. Keaktifan
Sebagai primus motor dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut
untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya.Untuk dapat memproses dan
mengolah perolehan belajarnya secara efektif, siswa dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual,
dan emosional. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti
mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari
suatu reaksi kimia, membuat karya tulis, membuat kliping, dan prilaku sejenis lainnya.
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan langsung siswa
dalam proses pembelajaran.
3. Keterlibatan langsung/ berpengalaman
Hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak ada
seorangpun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya (Davies, 1987:32).Pemyataan
ini.secara mutlak menuntut adanyan keterlibatan langsung dari tiap siswa dalam kegiatan
belajar pembelajaran.
Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala
tugas belajar yang dibeerikan kepada mereka. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis
akan menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman. Bentuk-bentuk
perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi siswa misalnya adalah
siswa ikut dalam pembuatan lapangan bola voli, siswa melakukan reaksi kimia, siswa berdiskusi
untuk membuat laporan, siswa membaca puisi di depan kelas, dan perilaku sejenis lainnya.
Bentuk perilaku keterlibatan langsung siswa tidak secara mutlak menjamin terwujudnya prinsip
keaktifan pada diri siswa.Namun demikian, perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam
kegiatan belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.
4. Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan
lebih berarti (Davies, 1987:32 ). Dari pemyataan inilah pengulangan masih diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran.Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa
untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam
-
permasalahan.Dengan kesadaran ini, diharapkan siswa tidak merasa bosan dalam melakukan
pengulangan.
Bentuk-bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan implikasi prinsip pengulangan,
diantaranya menghafal unsur-unsur kimia setiap valensi, mengerjakan soal-soal latihan,
menghafal nama-nama latin tumbuhan, atau menghafal tahun-tahun terjadinya peristiwa sejarah.
5. Tantangan
Prinsip belajar ini bersesuaian dengan pemyataan bahwa apabila siswa diberikan
tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan
belajar dan mengingat secara lebih baik (Davies, 1987: 32). Hal ini berarti siswa selalu
menghadapi tantangan untuk memperoleh, memproses, dan mengolah setiap pesan yang ada
dalam kegiatan pembelajaran.
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri
siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Selain
itu, siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang
dihadapinya.Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan ini
diantaranya adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri,
atau mencari tahu pemecahan suatu masalah.
6. Balikan dan Penguatan
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah benar
atau salah? Dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge
of result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri. Seorang siswa
belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement)
(davies,1987:32).Hal ini timbul karena kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan
dan sekaligus penguatan bagi setiap tindakan yang dilakukannya. Untuk memperoleh balikan
penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan diantaranya adalah dengan segera
mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor atau nilai yang
dicapai, atau menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.
7. Perbedaan Individual
-
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain.
Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo (kecepatan)nya sendiri dan untuk setiap
kelompok umur terdapat variasi kecepatan belajar (Davies, 1987: 32). Kesadaran bahwa dirinya
berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa menentukan cara belaiar dan sasaran belajar
bagi dirinya sendiri.
Siswa merupakan imdividual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama
persis, tiap siswa memiliki perbedaim satu dengan lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik
psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya.
Perbedaan individual ini pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya perbedaan individu
perlu diperhaikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasikal yang
dilakukan disekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya
pelaksanaan pembelajaran dikelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan
rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
Implikasi adanya prinsip perbedaan individual diantaranya adalah menentukan tempat
duduk di kelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya prinsip
perbedaan individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun psikis.Untuk memperjelas
implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa, anda dapat mengidentifikasi dari kegiatan siswa
dalam kegiatan pembelajaran sebagai indikatornya.
Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru, tampak dalam setiap kegiatan perilaku
mereka selama proses pembelajaran berlangsung. Namun demikian, perlu disadari bahwa
implementasi prinsip-prinsip belajar sebagai implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan
guru tidak semuanya terwujud dalam setiap proses pembelajaran.
IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR BAGI GURU
Guru sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari adanya prinsip-
prinsip belajar. Guru sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi
dari adanya prinsip-prinsip belajar ini.Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru tertampak pada
rencana pembelajaran maupun pelaksananaan kegiatan pembelajarannya.Implikasi prinsisp-
prinsip belajar bagi guru terwujud dalam prilaku fisik dan pisikis mereka.Kesadaran adanya
prinsip-prinsip belajar yang terwujud dalam prilaku guru, dapat diharapkan adanya peningkatan
kualitas pembelajaran yang diselenggarakan.
-
1. Perhatian dan Motivasi
Guru sejak merencanakan kegiatan pembelajarannya sudah memikirkan perilakunya
terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan motivasi siswa untuk
belajar. Implikasi prinsip perhatian bagi guru tertampak pada prilaku-prilaku sebagai berikut:
a. Guru menggunakan metode yang bervariasi
b. Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran yang diajarkan
c. Guru menggunakan bahasa yang tidak monoton
d. Guru menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing (direction question)
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tertampak pada pada perilaku-prilaku yang
diantaranya adalah:
a. Memilih bahan ajar sesuai dengan minat siswa
b. Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa
c. Mengoreksi dan memberitahukan hasil pekerjaan siswa sesegera mungkin
d. Memberikan pujian verbal dan non-verbal terhadap siswa yang memberikan respon
terhadap pertanyaan yang diberikan.
e. Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa
Perilaku yang merupakan implikasi prinsip perhatian dan motivasi bagi guru dapat
tertampak lebih dari satu perilaku dalam suatu kegiatan pembelajaran.
2. Keaktifan
Para guru memberikan kesempatan belajar kepada siswa, memberikan peluang
dilaksanakannya implikasi prinsip keaktifan bagi guru secara optimal.Peran guru
mengorganisaikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa berarti mengubah peran guru
dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap
siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada. Hal ini berarti pula
kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa selalu aktif maencari, memperoleh,
dan mengelola perolehan belajarnya. Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri
siswa, maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut:
-
a. Menggunakan multimetode dan multimedia
b. Memberikan tugas secara individual dan kelompok
c. Memberikankesempatan kepada siswa untuk bereksperimen dalam kelompok kecil
d. Memberi tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat bahan ajar yang kurang jelas
maupun yang akan di pelajari
e. Mengadakan tanya jawab dandiskusi
3. Keterlibatan langsung/pengalaman
Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Untuk melibatkan siswa secara fisik, mental, emosional,dan intelektual
dalam kegiatan pembelajaran, maka guru guru hendaknya merancang dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan pertimbangan karakteristik siswa dan karakteristik isi pelajaran.
Perilaku sebagai implikasi prinsip keterlibatan langsung/ berpengalaman diantaranya adalah:
a. Merancang kegiatan pembelajaran pada pembelajaran individual dan kelompok kecil
b. Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan demonstrasi
c. Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa
d. Memberikan tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakan psikomotor yang
dicontohkan
e. Melibatkan siswa mencari informasi/pesan dari sumber informasi di luar kelas / luar
sekolah
f. Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran
Implikasi lain dari adanya prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman bagi guru adalah
kemampuan guru untuk bertindak sebagai pengelola kegiatan pembelajaran yang mampu
mengarahkan membimbing, dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran yang ditetapkan.
4. Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilihkan antara kegiatan
pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan dengan yang tidak
membutuhkan pengulangan.Pengulangan dibutuhkan oleh pesan-pesan pembelajaran yang harus
dihafal, selain itu pengulangan juga dibutuhkan terhadap pesan-pesan pembelajaran yang
-
membutuhkan latihan. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan diantaranya
adalah:
a. Merencanakan pelaksanaan pengulangan
b. Mengembangkan/merumuskan soal-soal latihan
c. Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus diulang
d. Mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan
e. Membuatan kegiatan pengulangan yang bervariasi.
5. Tantangan
Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan, maka guru harus
memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Tantangan dalam kegiatan
pembelajaran dapat diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat pembelajaran
yang dipilih untuk kegiatan pebelajaran. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip
tantangan di antaranya adalah :
a. Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukannya secara individual maupun kelompok kecil
b. Memberikan tugas kepada siswa memecahkan suatu masalah yang membutuhkan
informasi dari orang lain sebagai sumber informasi
c. Menugaskan siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang telah di sajikan
d. Mengembangkan bahan pelajaran dengan memperhatikan kebutuhan siswa untuk
mendapatkan tantangan didalamnya
e. Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi sendiri
f. Guru merancang dan mengelola kegiatn diskusi siswa
6. Balikan dan penguatan
Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tulisan baik secara individual maupun
kelompok. Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran harus dapat menentukan bentuk,
cara, serta kapan balikan dan penguatan diberikan. Agar balikan dan penguatan bermakna bagi
siswa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa. Implikasi prinsip balikan dan
penguatan bagi guru, terwujud perilaku-perlaku yang diantaranya:
-
a. Memberikan jawaban yang benar setiap mengajukan pertanyaan setelah siswa mencoba
menjawabnya
b. Mengoreksi pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa pada waktu yang telah
ditentukan
c. Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja siswa (berupa makalah, laporan, kliping),
berdasarkan hasil koreksi guru terhadap hasil kerja pembelajaran
d. Membagikan lembar jawaban test pelajaran yang telah dikoreksi oleh guru disertai
penilaian dan catatan penting lainnya
e. Mengumumkan atau mengkonfirmasikan peringkat yang telah diraih siswa berdasarkan
penilaian yang dicapai dalam test
f. Memberikan anggukan atau acungan jempul atau isyarat lainnya kepada siswa yang
menjawab perranyaan dengan benar
g. Memberikan imbalan/hadiah kepada siswa yang menyelesaikan tugas dengan baik
7. Perbedaan individu
Setiap guru tentunya harus menyadari bahwa menghadapi banyak siswa di dalam suatu kelas
berarti menghadapi berbagai macam keunikan atau karakteristik. Guru sebagai penyelenggara
kegiatan pembelajaran dituntut untuk memberikan perhatian kepada semua keunikan yang
melekat pada tiap siswa. Dengan kata lain, guru tidak mengansumsikan bahwa siswa dalam
kegiatan pembelajaran yang diselenggarakannya merupan kesatuan yang memiliki karakteristik
yang sama. Konsekuensinya adalah guru harus mampu menghadapi dan melayani setiap siswa
dengan karakteristik mereka masing-masing. Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru
berwujud perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
a. Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan
siswa sesuai sesuai karakteristiknya
b. Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran
c. Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perilaku pembelajaran
yang tepat bagi siswa yang bersangkutan
d. Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.
-
Tabel implikasi prinsip belajar siswa dan guru
Implikasi Prinsip
Belajar Bagi Siswa Bagi Guru
Perhatian dan
Motivasi
Dituntut memberikan perhatian
terhadap semua rangsangan yang
mengarah pada tercapainya
tujuan belajar.
Mengunakan metode yang
bervariasi...
Memilih bahan ajar yang
diminati siswa..
Keaktifan Dituntut dapat memproses dan
mengolah hasil belajarnya secara
efektif serta aktif baik secara
fisik, intelektual dan emosional.
Memberikan kesempatan
pada siswa untuk melakukan
eksperimen sendiri
Keterlibatan langsung/
Pengalaman
Dituntut agar siswa me-
ngerjakan sendiri tugas yang
diberikan guru kepada mereka.
Melibatkan siswa dalam
mencari informasi, merang-
kum informasi dan menyim-
pulkan informasi.
Pengulangan
Kesadaran siswa dalam me-
ngerjakan latihan-latihan yang
berulang-ulang
Merancang hal-hal yang perlu
di ulang.
Tantangan
Diberikan suatu tanggungjawab
untuk mempelajari sendiri
dengan melakukan ekspe-rimen,
belajar mandiri dan mencari
pemecahan sendiri dalam
menghadapi perma-salahan.
Memberikan tugas pada siswa
dalam memecahan permasa-
lahan.
Balikan dan
penguatan
Mencocokan jawaban antara
siswa dengan guru
Memberikan jawaban yang
benar dan memberikan
kesimpulan dari materi yang
telah dijelaskan atau di bahas.
Perbedaan Individual Belajar menurut tempo kecepa-
tan masing-masing siswa
Menentukan metode sehingga
dapat melayani seluruh siswa
-
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR
Secara umum faktor-faktor yag mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua kategori,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam
proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.Faktor internal adalah faktor yang
ada dalam diri individu yang sedang belajar.Faktor external adalah faktor yang ada diluar
individu.
A. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
memengaruhi hasil belajar individu.Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor
psikologiss.
1. Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu.Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan kesehatan jasmani.Keadaan kesehatan jasmani pada umumnya sangat
memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan
pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau
sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan
kesehatan jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga
kesehatan jasmani.
Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :
a. Menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam
tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu ,
dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar,
b. Rajin berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat;
c. Istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi
fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca
indra yang berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula dalam
-
proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh
manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar
dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu
menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun secara yang bersifat kuratif.
Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan
fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi , dan lain
sebagainya.Cacat tubuh juga merupakan faktor yang mempengaruhi belajar.Cacat tubuh
merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai
tubuh/badan.Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah
tangan, lumpuh dan lai-lain. Siswa yang cacat, belajarnya akan terganggu pula. Jika hal ini
terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar
dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2. Faktor psikologis
Faktor faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi
proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan/intelensi siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.
Kecerdasan /Intelegensi Siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksikan
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan dmikian,
kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh
lainnya.Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting
dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi
(executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa,
karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi inteligensi seorang individu,
semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar.Sebaliknya, semakin
rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh
karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya.
Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan
-
dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga
mereka dapat memahami tingakat kecerdasannya.
Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan
tingkat IQ berdasarkan tes Stanford-Biner yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai
berikut ((Fudyartanto 2002).
Distribusi Kecerdasan IQ menurut Stanford Revision
Tingkat kecerdasan (IQ) Klasifikasi
140 169 Amat superior
120 139 Superior
110 119 Rata-rata tinggi
90 109 Rata-rata
80 89 Rata-rata rendah
70 79 Batas lemah mental
20 69 Lemah mental
Dari table tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan manusia, yaitu:
a. Kelompok kecerdasan amat superior (very superior) merentang antara IQ 140IQ 169;
b. Kelompok kecerdasan superior merenytang anatara IQ 120IQ 139;
c. Kelompok rata-rata tinggi (high average) menrentang anatara IQ 110IQ 119;
d. Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ 90IQ 109;
e. Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang antara IQ 80IQ 89;
f. Kelompok batas lemah mental (borderline defective) berada pada IQ 70IQ 79;
g. Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective) berada pada IQ 20IQ 69, yang
termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru
atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau
psikiater.Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat
superior, superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah mental.Informasi tentang taraf
-
kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kamampuan
belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu
megarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.
Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar
siswa.Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi
mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan
sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca,
maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi
aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam proses belajar,
motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama
dan tidak tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk
belajar antara lain adalah:
a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;
c. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-
orang penting, misalkan orang tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebagainya.
d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya,
dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh
terhadap kemauan untauk belajar.Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua,
danlain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungansecara positif akan memengaruhi
semangat belajar seseorang menjadi lemah.
-
Minat
Secara sederhana, minat (interest) artinya kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang
populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal
lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi,
karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak
mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya
perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan
dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membangkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain,
pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak
membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa
mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif,
psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat
mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika
jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya.
Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik
secara positif maupun negatif (Syah, 2003).
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada
performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.Dan untuk mengantisipasi munculnya
sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional
dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,seorang guru
akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengembangkan kepribadian
sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk
menyajikan pelajaranyang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat
-
mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjenuhkan; meyakinkansiswa bahwa bidang
studi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum,
bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar,
Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa
untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah
satukomponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya
sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi
belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.Karena itu, bakat juga diartikan sebagai
kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan
dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap
informasiyang berhungan dengan bakat yang dimilkinya. Misalnya, siswa yang berbakat
dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya
sendiri.
Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimiliki setiap individu,maka para
pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki oleh
anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak
memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu
obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak
menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar
siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan
cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
-
B. FaktorEksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat
memengaruhi proses belajar siswa.Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
nonsosial.
1. Lingkungan sosial
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan
menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Uraian
berikut membahas ketiga faktor tersebut.
A. Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.
a) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar
anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pernyataan
yang menyatakan bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi
bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa,
negara dan dunia.Melihat pernyataan diatas, dapatlah dipahami betapa pentingnya
peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak-
anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.
Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya
mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali
akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar,
tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/melengkapi alat belajarnya,
tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, tidak mau tahu
bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam
belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam
belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya
-
tidak teratur, akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk sehinggamengalami
ketinggalan dalam belajarnya dan akhirnya anak malas belajar. Hasil yang
didapatkan, nilai/hasil belajarnya tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam
studinya.Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu
sibuk mengurus pekerjaan mereka atau kedua orang tua memang tidak mencintai
anaknya.
Mendidik dengan cara memanjakannya adalah caara mendidik yang tidak
baik. Orang tua yang terlalu kasihan terhadap anaknya tak sampai hati untuk
memaksa anaknya belajar, bahkan membiarkan saja jika anaknya tidak belajar dengan
alasan segan, adalah tidak benar, karena jika hal tersebut dibiarkan berlarut-larut anak
akan menjadi nakal, berbuat seenaknya saja, pastilah belajarnya menjadi kacau.
Mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras, memaksa dan
mengejar-ngejar anaknya untuk belajar, adalah cara mendidik yang juga salah.
Dengan demikian anak tersebut diliputi ketakutan dan akhirnyabendi terhadap belajar,
bahkan jika ketakutan itu semakin serius anak mengalami gangguan kejiwaan akibat
dari tekanan-tekanan tersebut. Orang tua yang demikian biasanya menginginkan
anaknya mencapai prestasi yang sangat baik, atau mereka mengetahui bahwa anaknya
bodoh tetapi tidak tahu apa yang menyebabkan, sehingga anak dikejar-kejar untuk
mengatasi/mengejar kekurangannya.
Di sinilah bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang penting.Anak/
siswayang mengalami kesukaran-kesukaran di atas dapat ditolong dengan
memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tenru saja keterlibatan orang
tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut.
b) Relasi antaranggota keluarga
Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan
anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang
lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah
hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan perhatian, ataukah diliputi kebencian,
sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. Begitu
-
juga jika relasi anak dan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain tidak
baik, akan dapat menimbulkan masalah yang sejenis.
Sebetulnya relasi antaranggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara
orang tua mendidik. Uraian cara orang tua mendidik di atas menunjukkan relasi yang
tidak baik. Relasi semacam itu akan menyebabkan perkembangan anak terhambat,
belajarnya terganggu dan bahkan dapat menimbulkan masalah-masalah psikologis
yang lain.
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang
baik di dalam keluarga anak tersebut.Hubungan yang baik adalah hubungan yang
penuh dengan pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu
hukuman-hukuman untuk menyukseskan belajar anak sendiri.
c) Suasana rumah
Suasana rumah yang dimaksud sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang
sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.Suasana rumah juga
merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana
rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan pada anak
yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu
banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok,
pertengkaran antaranggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak
menjadi bosan dirumah, suka keluar rumah (ngluyur), akibatnya belajarnya kacau.
Rumah yang sering dipakai untuk keperluan-keperluan, misalnya untuk
resepsi, pertemuan, pesta-pesta, upacara keluarga dan lain-lain, dapat mengganggu
belajar anak.Rumah yang bising dengan suara radio, tape recorder atau TV pada
waktu belajar juga mengganggu belajar anak, terutama untuk berkonsentrasi.Semua
contoh diatas adalah suasana rumah yang memberi pengaruh negatif terhacap belajar
anak.
Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana
rumah yang tenang dan tentram.Di dalam suasana rumah yang tenang dan tentram
selain anak kerasan/betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik.
-
d) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.Anak yang
sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian,
perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti
ruang belajar, meja kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-
lain.Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang
terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak juga terganggu.
Akibat yang lain anak akanselalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder
dengan teman yang lain, hal ini pasti akan mengganggu belajar anak. Bahkan
mungkin anak harus bekerja mencari nafkah sebagai pembantu orang tuanya
walaupun sebenarnya anak belum saatnya untuk bekerja, hal yang begitu juga akan
mengganggu belajar anak. Walaupun tidak dapat dipungkiri tentang adanya
kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu menderita akibat ekonomi
keluarga yang lemah, justru keadaan yang begitu menjadi cambuk baginya untuk
belajar lebih giat dan akhirnya sukses besar.
Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering mempunyai
kecendrungan untuk memanjakan anaknya.Anak hanya bersenang-senang dan
berfoya-foya, akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada
belajar.Hal tersebut juga dapat mengganggu belajar anak.
e) Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengaertian orang tua.Bila anak sedang
belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.Kadang-kadang anak
mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya,
membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.Kalau perlu
menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.
-
f) Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap
anak dalam belajar.Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik,
agar mendorong semangat anak untuk belajar.
B. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswanya, disiplin di sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.Berikut ini dibahas
faktor-faktor tersebut satu persatu.
a) Metode mengajar
Metode mengajar adalah salah satu cara/jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign. S. Ulih Bukit Karo Karo adalah
menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu
menerima, menguasai dan mengembangkannya. Di dalam lembaga pendidikan, orang
lain yang disebut diatas disebut sebagai murid/siswa dan mahasiswa, yang dalam
proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan
bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara belajar haruslah setepat-
tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar itu mempengaruhi belajar.
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang
tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena
guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata
pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau
gurunya.Akibatnya siswa malas untuk belajar.
Guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan,
mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru progresif berani mencoba metode-
metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar,
dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan
baik, maka metode mengajar harus diusahakan setepat, efisien, dan efektif mngkin.
-
b) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa.Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.Jelaslah bahan
pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.Kurikulum yang kurang baik merpengaruh
tidak baik terhadap belajar.
Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas
kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu
diingat bahwa sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar
yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu mendalami siswa dengan baik,
harus memepunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani siswa belajar
dengan individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman
perencanaan yang demikian.
c) Relasi guru dengan siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga
dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga
dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.
Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya,
juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha
mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa
membenci gurunya.Ia akan segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya,
akibatnya pelajarannya tidak maju.
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan
proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga seswa merasa jauh dari guru, maka
segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
d) Relasi siswa dengan siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat
bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas
tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak.
-
Siswa yang mempunyai sisfat-sifat atau tingkah laku yang kurang
menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami
tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah
masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas
untuk masuk sekolah dengan alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami
perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Jika hal ini terjadi,
segeralah siswa diberi layanan bimbingan dan penyuluhan agar ia dapat diterima
kembali ke dalam kelompoknya.
Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
e) Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan seswa dalam sekolah
dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam
mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam
pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman
dan lain-lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-
siswanya, dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanan kepada siswa.
Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin
membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif
terhadap belajarnya.Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang,
sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar, kurang bertanggung jawab,
karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses
belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.
Dengan demikian agar siswa belajar kebih maju, siswa harus disiplin di dalam
belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah
guru beserta staf yang lain disiplin pula.
f) Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajardipakai pula oleh siswa untuk
-
menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa
mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih
giat dan lebih maju.
Kenyataan saat ini dengan banyaknya tuntutan yang masuk sekolah, maka
memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar siswa dalam jumlah yang
besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain.
Kebanyakan sekolah masih kurang memiliki media dalam jumlah maupun
kualitasnya.
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru
dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik
serta dapat belajar dengan baik pula.
g) Waktu sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah,
waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi
belajar siswa.Jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah di sore hari, sebenarnya
kurang dapat dipertanggung jawabkan.Di mana siswa harus beristirahat, tetapi
terpaksa masuk sekolah, sehingga mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk
dan sebagainya. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih segar, jasmani
dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah pada waktu badannya sudah
lelah/lemah, misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan di dalam menerima
pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berpikir
pada kondisi badan yang lemah tadi. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan
memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.
h) Standar pelajaran di atas ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberikan
pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut
kepada guru.Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata
pelajarannya, guru semacam itu merasa senang.Tetapi berdasarkan teori belajar, yang
-
mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang berbeda-beda, hal
tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai
dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah
dirumuskan dapat tercapai.
i) Keadaan gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-
masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di setiap
kelas.Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu tidak
memadai bagi setiap siswa?
j) Metode belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu
pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar
siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar
tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan tes. Dengan belajar demikian
siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar
teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang
tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
k) Tugas rumah
Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di
rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan
terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak
mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lain.
C. Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar
siswa.Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Pada bagian
ini penulis membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, dibahas tentang kegiatan
-
siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat,
yang semuanya mempengaruhi belajar.
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap
perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat
yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan
lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur
waktunya.
Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa falam masyarakat supaya jangan
sampai mengganggu belajarnya.Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung
belajar.Kegiatan itu misalnya kursus bahasa ingris, PKK remaja, kelompok diskusi
dan lain sebagainya.
b) Mass media
Yang termasuk dalam mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar,
majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar dalam
masyarakat.
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga
terhadap pelajarannya.Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek
terhadap siswa. Sebagai contoh, siswa yang suka nonton film atau membaca cerita
detektif, pergaulan bebas, pencabulan, akan berkecendrungan untuk berbuat seperti
tokoh yang dikagumi dalam cerita itu, karena pengaruh dari jalan ceritanya. Jika tidak
ada kontrol dan pembinaan dari orang tua (bahkan pendidik), pastilah semangat
belajarnya menurun dan bahkan mundur sama sekali.
Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup
bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat.
-
c) Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam
jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik
terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti
mempengaruhi yang bersifat buruk juga.
Teman bergaul yang tidak baik misalnya yang suka begadang, keluyuran,
pecandu rokok, film, minum-minum, lebih-lebih lagi teman bergaul lawan jenis yang
amoral, pejinah, pemabuk dan lain-lain, pastilah akan menyeret siswa ke ambang
bahaya dan pastilah belajarnya akan berantakan.
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa
memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta
pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat
tetapi juga jangan terlalu lengah).
d) Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar
siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka
mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada
anak (siswa) yang ada di situ. Anak/ siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang
dilakukan orang-orang sekitarnya.Akibatnya balajarnya terganggu dan bahkan
anak/siswa kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula terpusat kepada
pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang di
sekitarnya yang tidak baik tadi. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang
yang terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya,
antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya, anak/siswa
terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang lingkungannya.,
sehingga akan berbuat seperti orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu
dapat mendorong semangat anak/siswa untuk belajar lebih giat lagi.
Adalah perlu untuk bengusahalkan lingkungan yang baik agar dapat memberi
pengaruh yang positif terhadap anak/siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-
baiknya.
-
2. Lingkungan non sosial.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah;
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,
sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk
dantenang. Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan faktor-faktor yang dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.
b. Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar,
lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi dan lain sebagainya.
c. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan
dengan usia perkembangan siswa begitu juga denganmetode mengajar guru,
disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat
memberikan kontribusi yang postif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru harus
menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan
sesuai dengan kondisi siswa.
-
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Implikasi Prinsip
Belajar Bagi Siswa Bagi Guru
Perhatian dan
Motivasi
Dituntut memberikan perhatian
terhadap semua rangsangan yang
mengarah pada tercapainya
tujuan belajar.
Mengunakan metode yang
bervariasi...
Memilih bahan ajar yang
diminati siswa..
Keaktifan Dituntut dapat memproses dan
mengolah hasil belajarnya secara
efektif serta aktif baik secara
fisik, intelektual dan emosional.
Memberikan kesempatan
pada siswa untuk melakukan
eksperimen sendiri
Keterlibatan langsung/
Pengalaman
Dituntut agar siswa me-
ngerjakan sendiri tugas yang
diberikan guru kepada mereka.
Melibatkan siswa dalam
mencari informasi, merang-
kum informasi dan menyim-
pulkan informasi.
Pengulangan
Kesadaran siswa dalam me-
ngerjakan latihan-latihan yang
berulang-ulang
Merancang hal-hal yang perlu
di ulang.
Tantangan
Diberikan suatu tanggungjawab
untuk mempelajari sendiri
dengan melakukan ekspe-rimen,
belajar mandiri dan mencari
pemecahan sendiri dalam
menghadapi perma-salahan.
Memberikan tugas pada siswa
dalam memecahan permasa-
lahan.
Balikan dan
penguatan
Mencocokan jawaban antara
siswa dengan guru
Memberikan jawaban yang
benar dan memberikan
kesimpulan dari materi yang
telah dijelaskan atau di bahas.
-
Perbedaan Individual Belajar menurut tempo kecepa-
tan masing-masing siswa
Menentukan metode sehingga
dapat melayani seluruh siswa
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.Faktor internal adalah faktor yang ada dalam
diri individu yang sedang belajar.Faktor external adalah faktor yang ada diluar individu.Faktor-
faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.Faktor-faktor eksternal yang
memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial
dan faktor lingkungan nonsosial.
3.2 Saran
Dalam melakukan sesuatu tentu kita mempunyai tujuan, begitu juga dengan belajar.
Dengan adanya implikasi prinsip-prinsip belajar dan faktor yang mempengaruhi belajar
tersebut di atas, guru diharapkan mampu menerapkannya dalam proses pembelajaran yang
dilakukan agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
-
Daftar Pustaka
Dimyati, Mudjiono.2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto.2003.Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta:rineka cipta.
http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/22/prinsip-prinsip-belajar/