bayi tewas usai divaksin di puskesmas tanjung priok

17
TUGAS INDIVIDU BAYI TEWAS USAI DIVAKSIN DI PUSKESMAS TANJUNG PRIOK DISUSUN OLEH: NOVIA 120600073 DOSEN PEMBINA : SIMSON DAMANIK, drg., M.Kes FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: novia-su

Post on 21-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bayi

TRANSCRIPT

Page 1: Bayi tewas usai divaksin di puskesmas tanjung priok

TUGAS INDIVIDU

BAYI TEWAS USAI DIVAKSIN DI PUSKESMAS TANJUNG PRIOK

DISUSUN OLEH:

NOVIA

120600073

DOSEN PEMBINA :

SIMSON DAMANIK, drg., M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013

Page 2: Bayi tewas usai divaksin di puskesmas tanjung priok

Novia : Bayi Tewas Usai Divaksin di Puskesmas Tanjung Priok

Novia

MahasiswaFakultas Kedokteran Gigi, Sumatera Utara

Jl. Alumni No.2 Kampus USU Medan 20155E-mail : [email protected]

PENDAHULUAN

Maraknya pemberitaan tentang dugaan kelalaian pelayanan medis dari waktu ke waktu,

kian menarik untuk disimak. Hal tersebut dapat kita ketahui pada makin maraknya pengaduan

demi pengaduan kasus malpraktik yang diajukan oleh masyarakat kepada Majelis

Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) atas profesi dokter yang dianggap merugikan hak-hak

pasien.

Beberapa sarjana sepakat untuk mengartikan malpraktek medik sebagai kesalahan dokter

karena tidak mempergunakan pengetahuan dan tingkat keterampilan sesuai dengan standar

profesinya yang akhirnya mengakibatkan pasien terluka atau bahkan meninggal dunia.

Keluhan – keluhan yang sering disampaikan publik sebagai bentuk – bentuk malpraktek

antara lain :

1. Pelayanan medis yang lambat, baik oleh dokter, pihak rumah sakit maupun klinik.

2. Kesalahan dalam melakukan perawatan medis.

3. Biaya perawatan yang terlalu membebani (berat)

4. Penolakan pasien oleh rumah sakit karena tidak mampu membayar uang muka

5. Kecenderungan rumah sakit maupun dokter untuk melakukan pemeriksaan atau

tindakan yang dinilai pasien tidak diperlukan.2

Dokter maupun petugas kesehatan lainnya sebagai salah satu unsur tenaga kesehatan

dalam berhubungan dengan pasien tentunya hubungan tersebut tidaklah mungkin sempurna

mengingat bahwa berbedanya sifat-sifat masing-masing individu dimana masing-masing

sifat-sifat tersebut tidak sempurna juga. Akan tetapi, kadang-kadang pengharapan pasien

kepada tenaga kesehatan sangatlah besar dan pasien menganggap bahwa tenaga kesehatan

merupakan manusia super yang serba bisa, yang selalu dapat mengobati penyakit yang

diderita pasien, dan bekerja tanpa kesalahan, kelalaian, ataupun risiko. Namun, risiko selalu

dapat terjadi dalam setiap tindakan medis, bahkan risiko bisa terjadi pada tindakan medis

yang sekecil apapun. Sulitnya membedakan manakah yang merupakan kegagalan

1

Page 3: Bayi tewas usai divaksin di puskesmas tanjung priok

Novia : Bayi Tewas Usai Divaksin di Puskesmas Tanjung Priok

kesembuhan pasien yang diakibatkan oleh risiko medis atau kegagalan yang diakibatkan oleh

kelalaian atau kesalahan tenaga kesehatan, apalagi dalam pandangan pasien sebagai orang

awam dalam bidang kedokteran, pastilah menganggap bahwa kegagalan kesembuhan

merupakan kesalahan atau kelalaian medis ataupun istilah yang lebih dikenal dengan istilah

malpraktik.3

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membantu dokter atau pihak rumah sakit dan

puskesmas agar lebih berhati-hati dan teliti dalam menjalankan profesinya agar terhindar dari

tuntutan dan sanksi hukum dari kasus malpraktik. Hal yang akan dibahas dalam makalah ini

adalah mengenai prinsip dalam bioetika, kasus kesalahan dalam memvaksin pasien, serta

upaya menghindari terjadinya malpraktik.

LATAR BELAKANG

Sebagai seorang dokter gigi yang baik, dokter gigi harus senantiasa bersikap hati-hati dan

teliti dalam melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui prinsip-prinsip

bioetika dalam dunia medis, kode etik yang harus dipatuhi dan sikap-sikap yang harus

dihindari untuk mencegah terjadinya malpraktek dan kelalaian.

PRINSIP-PRINSIP DALAM BIOETIKA

Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat,

menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada 4 kaidah dasar moral

(sering disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika).Beberapa prinsip dalam bioetika

kedokteran terdiri dari :

1. Beneficence, yaitu prinsip mengutamakan kepentingan pasien. Selain menghormati

martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya

terjaga keadaan kesehatannya.

2. Autonomy, yaitu menghormati hak-hak pasien dalam mengambil keputusan. Setiap

individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak

untuk menentukan nasib diri sendiri), setiap manusia yang otonominya berkurang atau

hilang perlu mendapatkan perlindungan.

2

Page 4: Bayi tewas usai divaksin di puskesmas tanjung priok

Novia : Bayi Tewas Usai Divaksin di Puskesmas Tanjung Priok

3. Non-maleficence, yaitu tidak melakukan hal yang merugikan pasien. Praktik

kedokteran haruslah memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar

manfaatnya. Pernyataan kuno: first of all do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti.

4. Justice, yaitu keadilan. Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan

politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status

perkawinan, serta perbedaan gender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap

dokter terhadap pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang

menjadi perhatian utama dokter.1

MALPRAKTIK DAN KELALAIAN MEDIS

Malpraktik adalah praktik yang buruk berupa melakukan suatu hal yang seharusnya

tidak dilakukan atau tidak melakukan suatu hal yang seharusnya dilakukan. Istilah malpraktik

berlaku untuk semua jenis profesi, termasuk dokter, dokter gigi, dan sebagainya. Di bidang

kedokteran bila seorang dokter melakukan malpraktik disebut malpraktik kedokteran atau

malpraktik medis (medical malpractice).5

Menurut Black’s Law dictionary, malpraktik adalah setiap sikap tindak yang salah

ataupun kekurangan keterampilan dalam tingkat yang tidak wajar. Selain itu, malpraktik juga

merupakan kegagalan dalam memberikan pelayanan profesional dan melakukan pada tingkat

keterampilan dan kepandaian yang wajar di dalam masyarakatnya oleh teman sejawat dari

suatu profesi tersebut, sehingga mengakibatkan luka, kehilangan atau kerugian pada penerima

pelayanan tersebut yang cenderung menaruh kepercayaan terhadap mereka.1,5

Sedangkan menurut World Medical Association Statement on Medical Malpractice

(Adopted by 44th World Medical Assembly, Marbella, Spain, September 1992), malpraktik

medis harus dibedakan dengan suatu hasil yang tidak diharapkan timbul dalam perawatan dan

pengobatan medik yang dalam hal ini bukan merupakan kesalahan dokter. Malpraktik medis

meliputi dokter yang tidak melaksanakan standar prosedur perawatan terhadap pasien

ataupun kurangnya keterampilan maupun adanya kelalaian dalam memberikan perawatan

pada pasien yang secara langsung mengakibatkan kerugian atau perlukaan pada pasien.

Sedangkan untuk suatu kerugian atau perlukaan yang terjadi ketika proses perawatan yang

diberikan oleh dokter, bukanlah merupakan suatu akibat yang dikarenakan oleh kurangnya

keterampilan dan pengetahuan dokter, akan tetapi merupakan suatu hasil perawatan yang

tidak dapat diduga, dan untuk itu dokter seharusnya tidak dapat dipersalahkan.1

Malpraktik medis itu sendiri adalah suatu bentuk kelalaian atau kesalahan dokter

ataupun dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Malpraktik

3

Page 5: Bayi tewas usai divaksin di puskesmas tanjung priok

Novia : Bayi Tewas Usai Divaksin di Puskesmas Tanjung Priok

dapat berupa tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan atau melakukan tindakan

yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Akan tetapi, tidak semua kegagalan dokter dalam

melakukan perawatan terhadap pasiennya merupakan kasus malpraktik medis. Apabila dalam

perawatan terhadap pasien menimbulkan suatu dampak buruk terhadap pasien tetapi dokter

sudah melakukan hal yang sesuai dengan etika dan standar pelayanan kesehatan, maka hal

tersebut bukanlah suatu kasus malpraktik melainkan risiko medis.5,6

Dalam kenyataannya, tidaklah mudah untuk membedakan manakah kasus yang

merupakan kasus malpraktik dan manakah yang merupakan kegagalan perawatan karena

risiko medis.3,6 Akan tetapi, mengingat bahwa profesi dokter ataupun dokter gigi merupakan

profesi yang sangat berisiko dan hasil perawatan yang dilakukan terhadap pasien tidak hanya

dipengaruhi oleh tindakan medis yang dilakukan oleh dokter melainkan juga karena adanya

berbagai faktor dari pasien itu sendiri seperti bagaimana daya tahan tubuh pasien itu sendiri,

apakah pasien tersebut patuh dalam melaksanakan dan mengikuti semua petunjuk yang

diberikan dokter, faktor keluarga, faktor lingkungan, dan lain sebagainya.6

Salah satu bentuk dari malpraktik medis yang paling sering terjadi adalah kelalaian

medis. Kelalain tersebut terjadi apabila seorang dokter dengan tidak sengaja melakukan

sesuatu hal yang seharusnya tidak dilakukan ataupun tidak melakukan sesuatu hal yang

seharusnya dilakukan oleh orang lain dengan kualifikasi, keadaan, dan situasi yang sama.5

Suatu perbuatan atau sikap dari seorang dokter atau dokter gigi dianggap lalai apabila

memenuhi empat unsur kelalain (4D), yaitu duty, dereliction of the duty, damage, dan direct

causal relationship. 1,3

1. Duty merupakan kewajiban dokter atau dokter gigi untuk melakukan suatu tindakan

ataupun untuk tidak melakukan suatu tindakan tertentu terhadap paseien tertentu dan

dalam situasi dan kondisi tertentu. Dalam hubungan perjanjian antara tenaga kesehatan

dengan pasien, tenaga kesehatan haruslah bertindak berdasarkan adanya indikasi medis,

bertindak secara hati-hati dan teliti, bekerja sesuai standar profesi, dan dilakukan sesudah

adanya informed consent.1,3

2. Dereliction of the duty adalah penyimpangan dari duty atau kewajiban tersebut. Jika

seorang tenaga kesehatan melakukan perawatan yang menyimpang dari apa yang

seharusnya dilakukan atau tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut

standar profesinya, maka tenaga kesehatan tersebut dapat dipersalahkan dalam hukum.1,3

4

Page 6: Bayi tewas usai divaksin di puskesmas tanjung priok

Novia : Bayi Tewas Usai Divaksin di Puskesmas Tanjung Priok

3. Damage merupakan segala sesuatu kerugian yang dirasakan oleh pasien dimana kerugian

tersebut merupakan akibat dari layanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi layanan

kesehatan.1,3

4. Direct causal relationship yaitu adanya hubungan sebab-akibat yang nyata. Tenaga

kesehatan terbukti melakukan kelalaian apabila ada hubungan kausal antara penyebab

dan kerugian yang diderita oleh pasien dan tidak ada sela atau peristiwa lain yang terjadi

diantara kedua hal tersebut.1,3

UPAYA MENGHINDARI TERJADINYA MALPRAKTIK

Pelayanan medis merupakan suatu sistem pelayanan yang kompleks sehingga mudah

terjadi kecelakaan ataupun kesalahan. Kecelakaan ataupun kesalahan tersebut biasanya paling

banyak terjadi di UGD, ICU, kamar bedah ataupun kamar bersalin. Oleh karena itu, dokter

sebagai pelaksana pelayanan medis haruslah melakukan pelayanan medis tersebut dengan

teliti dan berhati-hati.3

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan seorang dokter dalam menghindari terjadinya

malpraktik.3,5,6

1. Menjalankan praktik dengan adanya Surat Ijin Praktik (SIP) dan sesuai dengan etika,

standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, sesuai kebutuhan medis

pasien, dan menjaga rahasia kedokteran

2. Melakukan perawatan yang masih di dalam batas kompetensi yang ditentukan

3. Dalam menetapkan diagnosa, apabila masih ada keraguan, dapat melakukan rujukan

kepada dokter yang lebih ahli

4. Menetapkan jenis perawatan apa saja yang boleh dilakukan perawat atau asisten dokter

5. Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien

6. Memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada pasien mengenai perawatan yang akan

dilakukan, dan memberikan kesempatan pada pasien untuk menanyakan hal yang tidak

jelas

7. Melaksanakan perawatan jika sudah ada persetujuan pasien (informed consent) dan lebih

baik dilakukan dalam bentuk tertulis

8. Dokter tidak boleh menjanjikan apapun mengenai hasil perawatan, akan tetapi

menjanjikan pelaksanaan proses perawatan yang sebaik mungkin

9. Mempertimbangkan kemungkinan dalam menghentikan perawatan kepada pasien yang

tidak menaati anjuran dari dokter yang merawatnya

5

Page 7: Bayi tewas usai divaksin di puskesmas tanjung priok

Novia : Bayi Tewas Usai Divaksin di Puskesmas Tanjung Priok

10. Membuat rekam medis dengan lengkap dan akurat sesuai dengan prosedur yang benar

dan menyimpan rekam medis tersebut

11. Dengan meningkatnya kemajuan teknologi, dokter juga harus meningkatkan ilmu dan

keterampilan yang dimilikinya.3,5,6

KASUS

Maksud hati ingin mengadukan kasus malpraktik yang

dialami oleh anak kliennya pada kepolisian. Tetapi

sesampainya di tujuan, laporannya justru ditolak oleh

SPK Polda Metro Jaya tanpa alasan yang jelas.

 

Adalah Ronny Tupessy, Kuasa hukum dari pasangan Hendra Wakim (23) dan Stefi Anastasia

(19), orangtua dari Marcelo Axcel Wakim yang meninggal dunia di usia dua bulan. Ronny

sengaja datang ke Polda Metro Jaya untuk mengadukan kasus dugaan malpraktik yang

dilakukan salah seorang petugas di sebuah Puskesmas di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

 

"Waktu hari kejadian orangtua korban sudah melaporkan kasus ini ke Polres Jakarta Utara,

tapi diping-pong ke Polsek Tanjung Priok. Sekarang kami membawa kasus ini ke Polda,"

ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Rabu (10/10/2012). Marcelo Axcel Wakim diketahui

meninggal dunia malam hari saat tengah tertidur. Beberapa jam sebelumnya bocah malang itu

mendapatkan pelayanan penyuntikan DPT1 dan bebas polio di Puskesmas Tanjung Priok,

Jakarta Utara. Orangtua Axcel menduga anaknya menjadi korban malpraktik. Pasalnya, dia

dalam kondisi sehat sebelum disuntik vaksinasi itu. Sebagai Kuasa hukumnya, Ronny pun

membawa kasus ini ke Polda Metro Jaya. Akan tetapi, sesampainya di lokasi penyidik tidak

dapat memproses laporannya itu. Penyidik justru meminta Ronny untuk mencari tahu siapa

yang menyuntik Axcel saat itu. "Mencari tahu pelakunya siapa, itu kan tugas polisi karena

mereka yang punya kewenangan untuk memeriksa orang-orang yang patut dicurigai,"

paparnya.

 

Meski laporannya ditolak, Ronny tetap berupaya agar kliennya mendapatkan keadilan. "Ini

bisa jadi pembelajaran bagi masyarakat. Jangan sampai ada korban lain seperti Axcel,"

pungkasnya.

6

Page 8: Bayi tewas usai divaksin di puskesmas tanjung priok

Novia : Bayi Tewas Usai Divaksin di Puskesmas Tanjung Priok

Semua bermula pada 27 September 2012, saat itu pukul 11.00 siang, Stevi ibunda Axcel

membawa anaknya ke Puskesmas. Di Puskesmas tersebut, Axcel mendapatkan pelayanan

penyuntikan DPT1 dan bebas polio. Selayaknya bayi yang disuntik, Axcel mengeluarkan

tangisan kala itu. Sorenya, Axcel mengalami demam dan panas tubuhnya juga sangat tinggi.

Ia pun tertidur setelah ibunya memberikan Asi. Sementara sang ayah, Hendra, baru pulang ke

kosan sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, Hendra sempat membangunkan istrinya agar

tidurnya hati-hati karena Axcel tidur persis di sebelah mamanya.

 

Stevi pun terbangun dan segera membenarkan posisi tidur anaknya. Namun, saat

dibangunkan, Axcel ditemukan sudah tidak bernyawa dengan kondisi mulut berbusa dan

hidung berdarah. Atas dasar itu, mereka pun menduga ada unsur kelalaian saat pemberian

suntikan vaksinasi. Bukan tanpa alasan, pasalnya kondisi tubuh korban bengkak di bagian

paha bekas suntikan, punggungnya memar, kuping kanan biru-biru dan keluar darah dari

hidung kanan serta busa.4

Sumber : Okezone.com

PERMASALAHAN

Pada kasus di atas, dapat kita lihat permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut:

1. Petugas kesehatan di puskesmas melakukan tindakan malapraktik terhadap Marcelo

Axcel Wakim.

2. Petugas kesehatan di puskesmas melanggar prinsip etika kedokteran.

3. Dokter tidak melakukan tindakan Informed Consent mengenai efek samping yang

akan terjadi pada anak setelah divaksin.

PEMBAHASAN

Pada kasus yang dihadapi oleh Marcelo Axcel Wakim, terdapat beberapa pelanggaran

yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan bila ditinjau dari UU RI No.23 tahun 1992

tentang Kesehatan, UU RI No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dan Peraturan

Menteri Kesehatan RI No.1419/Menkes/Per/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter

dan Dokter Gigi, maka dokter tersebut telah melanggar :

7

Page 9: Bayi tewas usai divaksin di puskesmas tanjung priok

Novia : Bayi Tewas Usai Divaksin di Puskesmas Tanjung Priok

1. UU RI No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 32 dimana inti dari pasal tersebut

adalah melakukan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan

pengobatan atau perawatan yang dapat dipertanggungjawabkan oleh tenaga kesehatan

yang mempunyai keahlian untuk melakukan perawatan tersebut dengan tujuan untuk

mengembalikan fungsi badan dan status kesehatan pasien.7 Dalam kasus tersebut, bayi

meninggal setelah dilakukan vaksin. Dalam hal ini, bukan pemulihan kesehatan yang

terjadi, tetapi malah sebaliknya.

2. UU RI No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 53 dimana inti dari pasal tersebut

adalah tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi

standar profesi serta standar prosedur operasional, menghormati hak pasien,

memperhatikan keselamatan dan kesehatan pasien, serta berhak mendapat perlindungan

hukum.7 Dalam kasus tersebut, dokter bekerja tidak menurut standar profesi dan standar

prosedur operasional. Standar profesi adalah batasan kemampuan (knowledge, skill, and

professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seseorang dengan profesi tertentu

dan telah ditetapkan dalam organisasi profesi tersebut.1,3,6,8 Sedangkan standar prosedur

operasional adalah langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses

kerja tertentu dengan memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus

dan fungsi pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.6

3. UU RI No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 51 bagian (a) yang berisikan

bahwa dokter dalam melaksanakan praktik kedokteran berkewajiban memberikan

pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta

kebutuhan medis pasien.8 Dalam kasus tersebut, pelayanan medis yang diberikan dokter

tidak sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional karena setelah

pemberian vaksin, pada malam hari tubuh korban bengkak di bagian paha bekas suntikan,

punggungnya memar, kuping kanan biru-biru dan keluar darah dari hidung kanan serta

busa. Padahal sebelum diberikan vaksin, kondisi korban masih sehat.

Dalam kasus tersebut pula, dokter juga telah melanggar prinsip etika kedokteran yaitu

beneficience dan non-maleficence, karena dokter tidak melakukan dengan benar dan hati-hati

tindakan pengobatan atau dalam kasus ini, pemberian vaksin yang pada akhirnya malah

memperburuk keadaan pasien. Pada prinsip ini, seharusnya seorang dokter bekerja dengan

hati-hati dan cermat terhadap tindakan medis yang akan dilakukan.

8

Page 10: Bayi tewas usai divaksin di puskesmas tanjung priok

Novia : Bayi Tewas Usai Divaksin di Puskesmas Tanjung Priok

KESIMPULAN DAN SARAN

Karena begitu istimewanya profesi kedokteran, menyebabkan tingginya harapan

masyarakat terhadap para dokter maupun petugas kesehatan lainnya. Oleh karena itu, seorang

dokter atau suster harus benar-benar teliti dan hati-hati dalam melakukan pekerjaannya, mulai

dari diagnosis sampai perawatan yang dilakukan.

Seorang petugas kesehatan harus memeriksa peralatan medisnya dengan baik apakah

sudah steril dan memadai sebelum melakukan tindak perawatan agar tidak membahayakan

nyawa pasien.

Apabila dokter telah melaksanakan semua tindakan medis sesuai dengan etika, standar

pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien, hal

tersebut tidaklah menjamin bahwa seorang dokter dapat terbebas dari tuntutan yang diberikan

pasien. Namun, dengan terlaksananya semua tindakan yang sesuai dengan prosedur, maka

dokter akan terbebas dari sanksi-sanksi hukum dari tuntutan yang diberikan kepadanya.

Dalam melakukan pekerjaannya, dokter dituntut teliti dan sedikit mungkin melakukan

kesalahan, karena lingkup pekerjaan seorang dokter adalah mengenai manusia. Seorang

dokter gigi dalam menjalankan profesinya perlu membawa diri dalam sikap dan tindakan

yang terpuji. Ia harus bertindak dengan jujur dan bertanggung jawab, baik dalam

hubungannya terhadap penderita, masyarakat, teman sejawat maupun profesinya.

9

Page 11: Bayi tewas usai divaksin di puskesmas tanjung priok

Novia : Bayi Tewas Usai Divaksin di Puskesmas Tanjung Priok

DAFTAR PUSTAKA

1. Hariadi R. Malpraktek Kedokteran. Dalam : Darmadipura MS, Sukanto H, Farida N,

Asnar E, Santoso WA. eds. Kajian bioetik. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press,

2008 : 112-117, 123-127.

2. Isfandyarie A. Malpraktek dan resiko medik dalam kajian hukum pidana. Jakarta: Prestasi

Pustaka Publisher, 2005.

3. Pagalla MA. Tinjauan mengenai malpraktik. 14 Juni 2010.

http://musriadi21.blogspot.com/2010/06/tinjauan-mengenai-malpraktek.html (6 Januari

2013).

4. Herawati Y. Bayi Tewas Usai Divaksin di Puskesmas Tanjung Priok.

http://jakarta.okezone.com/read/2012/10/10/500/702153/bayi-tewas-usai-divaksin-di-

puskesmas-tanjung-priok. (2 Januari 2013)

5. Rizsa. Penanganan kasus malpraktik medis. 20 Mei 2009.

http://rizsa82.wordpress.com/category/hukum-dan-medikolegal/. (6 Januari 2013).

6. Januar P. Penerapan Manajemen Resiko untuk Mencegah Malpraktik pada Praktik

Kedokterangigi.http://www.pdgionline.com/v2/index.php?

option=com_content&task=view&id=587&Itemid=33 (6 Januari 2013)

7. Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.

8. Undang-Undang Republik Indonesia No.29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran.

10