bayi lahir normal cukup bulan

26
Tumbuh Kembang pada Bayi Normal Pendahuluan Pertumbuhan pada masa bayi adalah salah satu masa yang sangat penting pada suatu individu, hal ini akan sangat memengaruhi individu tersebut kelak pada hari dewasanya. Pertumbuhan pada masa bayi bisa dikatakan cukup cepat, kemudian berangsur melambat dan kemudian mengalami percepatan kembali saat masa remaja. Kurangnya perhatian terhadap masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat membawa dampak yang buruk, di mana dapat timbulnya berbagai hal-hal yang tidak diinginkan, baik itu pada fisik maupun mental individu tersebut. Karena itu, pada dasarnya ada suatu kepentingan bagi suatu profesi seperti dokter untuk memberikan penyuluhan kepada para orang tua untuk menyadari pentingnya pemberian hal-hal yang sangat dibutuhkan anak mereka demi tercapainya suatu proses tumbuh-kembang yang optimal. Anamnesis Berdasarkan sesuai skenario yaitu, seorang bayi lahir dari seorang ibu yang tidak memiliki komplikasi selama kehamilan dan selama ini sehat serta aktif. Kita mengambil data secara alloanamnesis dikarenakan yang bersangkutan harus memberikan informasi dengan bantuan ibunya yang kita kumpulkan datanya adalah sebagai berikut : 1. Identitas seperti nama, tempat tanggal lahir dan usia 2. Riwayat kehamilan

Upload: marie-han

Post on 26-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makala

TRANSCRIPT

Page 1: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

Tumbuh Kembang pada Bayi Normal

Pendahuluan

Pertumbuhan pada masa bayi adalah salah satu masa yang sangat penting pada suatu

individu, hal ini akan sangat memengaruhi individu tersebut kelak pada hari dewasanya.

Pertumbuhan pada masa bayi bisa dikatakan cukup cepat, kemudian berangsur melambat dan

kemudian mengalami percepatan kembali saat masa remaja. Kurangnya perhatian terhadap

masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat membawa dampak yang buruk, di mana

dapat timbulnya berbagai hal-hal yang tidak diinginkan, baik itu pada fisik maupun mental

individu tersebut. Karena itu, pada dasarnya ada suatu kepentingan bagi suatu profesi seperti

dokter untuk memberikan penyuluhan kepada para orang tua untuk menyadari pentingnya

pemberian hal-hal yang sangat dibutuhkan anak mereka demi tercapainya suatu proses

tumbuh-kembang yang optimal.

Anamnesis

Berdasarkan sesuai skenario yaitu, seorang bayi lahir dari seorang ibu yang tidak

memiliki komplikasi selama kehamilan dan selama ini sehat serta aktif. Kita mengambil data

secara alloanamnesis dikarenakan yang bersangkutan harus memberikan informasi dengan

bantuan ibunya yang kita kumpulkan datanya adalah sebagai berikut :

1. Identitas seperti nama, tempat tanggal lahir dan usia

2. Riwayat kehamilan

Dalam hal ini dapat ditanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan kehamilan ibu bayi

tersebut, seperti :

Apakah saat mengandung banyak terjadi benturan?

Apakah nutrisi ibu saat mengandung cukup?

Apakah saat mengandung ibu melakukan cek-up rutin kedokter atau tidak?

Apakah saat mengandung ibu mengalami sakit yang cukup paraah? Jika iya, apa

jenis penyakitnya dan berapa lama sakitnya.

Apakah saat mengandung mengkonsumsi obat? Jika iya, apa jenis obatnya dan

berapa lama mengkonsumsinya?

3. Riwayat nutrisi

Dalam hal ini dapat ditanyakan mengenai nutrisi yang diberikan oleh ibu kepada bayinya

setelah lahir, apakah diberikan ASI eksklusif atau tidak.

Page 2: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

4. Riwayat tumbuh kembang

Pada riwayat ini dapat ditanyakan kepada ibunya mengenai bagaimana proses

pertumbuhan dan perkembangan bayinya setiap bulannya.

Pengertian Tumbuh Kembang

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda,

akan tetapi saling berkaitan dan sulit di pisahkan yaitu perkembang dan petumbuhan.

Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat

kuantitatif dan dapat diukur, sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi

dari alat tubuh, pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah

ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, perkembangan lebih menitik

beratkan aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau individu, termasuk

perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan, pertumbuhan dan

perkembangan memiliki makna yang berbeda akan tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan,

pertumbuhan menunjukkan arti perubahan kuantitatif.1,2

Hal-hal yang Berpengaruh terhadap Tumbuh Kembang

Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak,

yaitu (1)Faktor genetic, faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut.

Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya. (2)

Faktor lingkungan, yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam

hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang

sejak dalam kandungan sampai dewasa. 3 Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh

kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh

kembangnya. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi 3

kebutuhan dasar yaitu 1. Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”) yang meliputi pangan/gizi,

perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan yang teratur,

pengobatan, pemukiman yang layak, kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan, pakaian,

rekreasi dan kesegaran jasmani; 2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”) Kasih sayang

dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin

tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, atau psikososial; 3. Kebutuhan akan

stimulasi mental (”ASAH”) Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan,

kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.

Baik dirumah,sekolah maupun lingkungan asah bisa dilakukan. Anak yang mendapat ASUH,

Page 3: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

ASIH, dan ASAH yang memadai akan mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai

dengan potensi genetik yang dimilikinya. 3

Riwayat Kehamilan

Ikatan awal dan kelekatan yang terus berkembang yang merupakan cirri khas

hubungan bayi-pemberi perawatan memiliki dasar biologi yang kuat. Seperti dijelaskan oleh

Bowlby, bayi baru lahir dan orang tua mereka telah terprogram secara genetic untuk

membentuk kelekatan yang kuat antara satu sama lain. Bayi muda lebih memilih berespons

pada bayangan wajah manusia dan pada suara bernada tinggi milik seorang ibu. Sebaliknya,

pemberi perawatan memiliki ketertarikan alami terhadap “magnetism” senyum seorang bayi

dan urgensi tangisannya. Perilaku kelekatan mendasar ini telah ditemukan dalam beragam

konfigurasi keluarga dan melewati suatu rentang budaya yang luas. Dengan demikian, jika

seorang anak kecil dan pemberi perawatannya saling memahami satu sama lain, interaksi

mereka akan bersifat adaptif. Selama tahun-tahun awal kehidupan seorang bayi, sejumlah

besar tanggung jawab untuk mendorong suatu hubungan yang harmonis terletak pada

kemampuan pemberi perawatan membaca sinyal serta respons bayi secara benar. Apabila

respon pemberi perawatan berkontak dapat diramalkan dan sejalan dengan perasaan bayi,

anak kecil tersebut akan mengalami perasaan awal berupa keamanan, keefektifan personal,

dan rasa berharga yang positif. Hal ini menghasilkan apa yang disebut sebagai “kepercayaan

dasar” oleh Erikson, atau fenomena yang kemampuan diramalakan dari luar menyebabkan

rasa pasti dari dalam. Bagi orang tua kemampuan membaca sinyal dari bayi mereka

merupakan pengalaman yang luar biasa dan tidak perlu mendapat bimbingna dari

professional, tapi adakalanya juga mengalamai kesulitan karena bayi mereka yang tidak

mampu untuk merespon atau pun susah di baca karena premature, gangguan neurologi,

penyakit kronis, maupun gaya tempramen yang ekstrem. Selama 6 bulan pertama kehidupan,

sebagian besar bayi berespon secara positif terhadap siapapun, pada 6 bulan kedua, mereka

mulai mencari kedekatan dengan pemberi perawatan primer mereka, dan setelah 2 tahun,

anak akan mulai melakukan pelepasan secara bertahap terhadap pemberi perawatan mereka,

dan mulai menyadari keadaan terpisahnya dan memperlihatkan berbagai derajat perilaku

kecemasan terhadap keadaan terpisah ini, dan setelah 3 tahun mereka sudah mulai dapat

mentolerir ketidakadaan pemberi perwatan primer dan mulai bisa menerima kehadiran orang

dewasa yang tidak dikenal tanpa banyak kesulitan.

Riwayat Persalinan

Page 4: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa membuka matanya. Namun setelah

berjalan beberapa hari kemudian, ia akan bisa melihat pada jarak 20 cm. Bulan pertama ini

bayi akan memulai adaptasinya dengan lingkungan baru dan Memiliki gerakan refleks alami,

Memiliki kepekaan terhadap sentuhan, Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian

tubuh yang disentuh, Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum, Komunikasi yang digunakan

adalah menangis. Arti dari tangisan itu sendiri akan Anda ketahui setelah mengenal

tangisannya, apakah ia lapar, haus, gerah, atau hal lainnya. Peka terhadap sentuhan jari yang

disentuh ke tangannya hingga ia memegang jari tersebut. Tiada hari tanpa menghabiskan

waktunya dengan tidur.2

Factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Factor genetic, Factor genetic ditentukan oleh pembawa factor keturunan yang terdapat

dalam sel tubuh. Gen akan diwariskan orang tua kepada keturunannya dan Faktor

Lingkungan, Factor lingkungan yang berperan pada proses pertumbuhan dan perkembangan

seorang anak dapat beraneka ragam, antara lain tempat tinggal, lingkungan pergaulan, sinar

matahari yang diterima, status gizi, tingkat kesehatan orang tua, serta tingkat emosi dan

latihan fisik.1

Riwayat Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap

suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja,

sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya. Imunisasi bertujuan

untuk merangsang system imunologi tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga

dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit.7 Berdasarkan proses atau mekanisme

pertahanan tubuh, imunisasi dibagi menjadi dua macam, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi

pasif. Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi

suatu proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami imunologi spesifik yang akan

menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya cell memory. Jika benar-benar

terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Sedangkan imunisasi pasif

merupakan pemberian zat (immunoglobulin), yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu

proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk

mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Keberhasilan

pemberian imunisasi pada anak dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya terdapat tingginya

kadar antibody pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara

Page 5: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

pemberian imunisasi, dan status nutrisi terutama kecukupan protein karena protein diperlukan

untuk mensintesis antibodi. Adapun jenis-jenis imunisasi adalah:

1. Imunisasi BCG, Bacillus Calmette-Guerin.BCG adalah vaksin untuk mencegah penyakit

TBC, orang bilang flek paru. BCG dianjurkan diberikan umur 2-3 bulan) atau dilakukan

uji tuberkulin dulu (bila usia anak lebih dari 3 bulan IDAI) untuk mengetahui apakah anak

telah terinfeksi TBC atau belum (lihat jadwal imunisasi) Dan lagi, kekebalan untuk

penyakit TBC tidak diturunkan dari ibu ke anak (imunitas seluler), karena itu anak baru

lahir tidak punya kekebalan terhadap TBC. Pemberian suntikan bisa diulang pada usia 10-

13 tahun, jika dianggap perlu. Imunsasi BCG diberikan dengan dosis 0,05 ml pada bayi

kurang dari 1 tahun, dan 0,1 ml pada anak. Disuntikkan secara intrakutan, maksudnya

disuntikkan ke dalam lapisan kulit (bukan di otot). Setelah disuntik, pada tempat bekas

suntikan biasanya akan timbul semacam bisul kecil yang akan mengering dengan

sendirinya. Apabila terjadi reaksi lokal di tempat suntikan, maka perlu dilakukan evaluasi

lebih lanjut.

2. Imunisasi Hepatitis B, Imunisasi hepatitis B ini juga merupakan imunisasi yang

diwajibkan. Jika menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan.

Bila sejak lahir telah terinfeksi virus hepatitis B (VHB) sangat mungkin terjadi sirosis atau

pengerutan hati. Jika ada salah satu anggota keluarga dicurigai kena Virus Hepatitis B,

biasanya dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk mengetahui apakah membawa

virus atau tidak.Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah

masuknya virus hepatitis B. Jumlah Pemberian: Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan

antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.

Usia Pemberian sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi

stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan

usia 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi tsb

dilakukan tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum usia 24

jam. Lokasi Penyuntikan: Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada

bayi di paha lewat anterolateral (antero= otot-otot bagian depan, lateral= otot bagian luar).

Penyuntikan di bokong tidak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin

3. Polio, Imunisasi polio ada 2 macam, yang pertama oral polio vaccine atau yang sering

dilihat dimana mana yaitu vaksin tetes mulut. sedangkan yang kedua inactivated polio

vaccine, ini yang disuntikkan. Bila yang tetes mudah diberikan, murah dan mendekati rute

penyakit aslinya, sehingga banyak digunakan. sedangkan yang injeksi efek proteksi lebih

baik tapi mahal dan tidak punya efek epidemiologis. Vaksin polio injeksi hanya ditujukan

Page 6: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

pada penderita yang tidak boleh mendapat vaksin polio tetes karena daya tahan tubuhnya

lemah. Polio atau lengkapnya poliomelitis adalah suatu penyakit radang yang menyerang

saraf dan dapat menyebabkan lumpuh pada kedua kaki.Walaupun dapat sembuh, penderita

akan pincang seumur hidup karena virus ini membuat otot-otot lumpuh dan tetap kecil.

Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan

permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat

menggerakkan otot pernapasan. Virus polio menular secara langsung melalui percikan

ludah penderita atau makanan dan minuan yang dicemari. Pencegahannya dengan

dilakukan menelan vaksin polio 2 (dua) tetes setiap kali sesuai dengan jadwal imunisasi.

4. DPT, Deskripsi Vaksin Jerap DPT adalah vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan

tetanus yang dimurnikan, serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi yang teradsorbsi ke

dalam 3 mg / ml Aluminium fosfat. Difteri (kuman yang dapat membentuk selaput abu-

abu atau hitam di tenggorokan), tetanus (infeksi yang menyebabkan kejang otot kuat yang

bisa mematahkan tulang), dan pertusis (penyakit menular yang menyebabkan penyakit

parah, batuk tak terkendali, yang dikenal sebagai batuk rejan). Potensi vaksin per dosis

tunggal sedikitnya 4 IU pertusis, 30 IU difteri dan 60 IU tetanus. Dosis dan Cara

Pemberian Vaksin harus dikocok dulu untuk menghomogenkan suspensi. Vaksin harus

disuntikkan secara intramuskuler atau secara subkutan yang dalam. Pada setiap

penyuntikan harus digunakan jarum suntik dan syringe yang steril. Imunisasi DPT harus

dimulai sesegera mungkin dengan dosis pertama diberikan pada usia 6 minggu dan 2 dosis

berikutnya diberikan dengan interval masing-masing 4 minggu. Vaksin DPT dapat

diberikan secara aman dan efektif pada waktu yang bersamaan dengan vaksinasi BCG,

Campak, Polio (OPV dan IPV), Hepatitis B, Hib.dan vaksin Yellow Fever.

5. Campak, Imunisasi campak, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari

ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun

sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit

campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali

terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya campak hanya diderita

sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena

lagi. Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet) penderita

yang terhirup melalui hidung atau mulut. Pada masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-

12 hari, gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek,

demam), mata kemerahan dan berair. Kemudian, disebelah dalam mulut muncul bintik-

bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga mengalami diare satu-dua

Page 7: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik. Usia dan Jumlah Pemberian

Sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian

campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan,

penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum

mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR

(Measles Mump Rubella).

6. MMR, Vaksinasi pertama diberikan pada umur 15 bulan dan sekali lagi pada usia antara 5

sampai 6 tahun. Vaksin anak MMR ini juga kadang dikombinasikan dengan vaksin virus

cacar air. Vaksin virus MMR ini ditujukan untuk melindungi anak terhadap tiga virus

berbahaya, yaitu campak, gondok dan rubella atau campak Jerman. Campak dapat

menyebabkan demam tinggi dan ruam tubuh-lebar. Gondok menyebabkan rasa sakit

wajah, pembengkakan kelenjar liur, dan kadang-kadang pembengkakan kemandulan pada

laki-laki. Sedangkan rubella atau campak Jerman dapat menyebabkan cacat pada janin dari

ibu hamil yang tertular atau pernah tertular penyakit ini jika infeksi terjadi selama

kehamilan.

7. Hib, Penyakit Hib adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus

influenza tipe B. Penyakit ini merupakan penyebab utama radang selaput otak (meningitis)

yang pada umumnya menyerang anak di bawah umur 5 tahun. Vaksin diberikan pada

umur 2, 4, 6 dan antara 5-18 bulan. Efek samping yang mungkin terjadi adalah demam

tinggi dan kemerahan pada bekas suntikan.

8. Varicella, Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ini ditandai

dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan yang secara perlahan mengering dan

membentuk koreng yang akan mengelupas. Dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik

pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada anak yang berusia di atas 12

tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Efek samping dari vaksin ini

biasanya berupa demam dan pembengkakan di tempat penyuntikan.

9. Tifoid, Vaksin Tifoid polisakarida diberikan pada umur 2 tahun.Vaksin ini diberikan

untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus atau paratifus). Kekebalan

yang didapat hanya bisa bertahan selama 3 sampai 5 tahun saja. Oleh karena itu perlu

dilakukan vaksin ulang kembali setiap 3 tahun. Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2

jenis, yaitu imunisasi oral dan suntikan. Imunisasi oral berupa kapsul diberikan selang

sehari selama 3 kali. Hal ini biasanya dilakukan untuk anak yang sudah dapat menelan

kapsul. Sedangkan bentuk suntikan diberikan hanya satu kali. Tidak ada efek samping

yang didapat pada imunisasi ini.

Page 8: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

Tabel 4. Imunisasi.7

Pemeriksaan Fisik

- Pemeriksaan Pertumbuhan (Antropometri)

Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan mengikuti perjalanan

waktu. Selama pertumbuhan terjadi perubahan ukuran fisik. Ukuran fisik tidak lain adalah

ukuran tubuh manusia baik dari segi dimensi, proporsi maupun komposisinya.1,2 Ukuran fisik

manusia dapat diukur.  llmu yang mempelajari ukuran fisik pada bagian tubuh tertentu 

dikenal dengan sebutan antropometri. Pola pertumbuhan dibatasi oleh dua hal yaitu faktor

genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan seperti intake zat gizi, infeksi penyakit,

sanitasi lingkungan, pelayanan kesehatan dll. Pengukuran pertumbuhan secara antropometri

akan berkait dengan umur yang nantinya akan dipadukan dengan ukuran berat badan, panjang

badan, lingkar kepala, lemak di bawah kulit dan lingkar lengan atas. Berat badan untuk umur

(BB/U) , panjang badan untuk umur (PB/U) , berat badan untuk panjang badan (BB/PB) dan

IMT.4 Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu:

1. Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Berat badan adalah salah satu parameter yang

memberikan gambaran massa tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang

sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan

keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan

berkembang mengikuti pertambahan umur.

2. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan

skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.

Page 9: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

3. Berat badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan

normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan

kecepatan tertentu. Pada tahun 1978, WHO lebih menganjurkan penggunaan BB/TB,

karena menghilangkan factor umur yang menurut pengalaman sulit didapat secara benar,

khususnya di daerah terpencil dimana terdapat masalah tentang pencatatan kelahiran

anak. Indeks BB/TB juga menggambarkan keadaan kurang gizi akut waktu sekarang.

5. Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)

lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak

bawah kulit. Lingkar lengan atas berkolerasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB.

6. Pengukuran IMT

Pada anak-anak dan remaja pengukuran IMT sangat terkait dengan umurnya, karena

dengan perubahan umur terjadi perubahan komposisi tubuh dan densitas tubuh. Karena

itu, pada anak-anak dan remaja digunakan indikator IMT menurut umur, biasa

disimbolkan dengan IMT/U. IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi

badan kuadrat. Cara pengukurannya adalah pertama-tama ukur berat badan dan tinggi

badannya. Selanjutnya dihitung IMT-nya, yaitu :

Berat badan (kg)        IMT = ---------------------------------------------- Tinggi badan 2 (meter)

Setelah melakukan pengukuran masing-masing indikator, maka langkah selanjutnya

adalah membaca grafik ( WHO Child Growth Standards) dan melakukan penilaian , untuk

menentukan status gizi anak balita (usia 0-60 bulan), harus dibandingkan dengan standar

WHO. Pada saat ini, yang paling sering dilakukan untuk menyatakan indeks tersebut adalah

dengan Z-skor atau persentil.

Klasifikasi dapat dilakukan menurut berbagai lembaga. Klasifikasi WHO agak sedikit

berbeda dengan klasifikasi menurut Kementerian Kesehatan RI. Klasifikasi status gizi yang

dihitung dengan menggunakan Z-skor menurut WHO dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 2. Indikator Pertumbuhan. 4

Page 10: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

- Pemeriksaan Perkembangan (Denver)

Penyimpangan perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali sulit dideteksi

dengan dideteksi dengan pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan untuk membantu

petugas kesehatan dalam mendeteksi masalah perkembangan anak seusia dini. Denver

Developmental Screening Test (DDST) adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan

secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun.5 Nama “Denver”

menunjukkan bahwa uji skrining ini dibuat di University of Colorado Medical Center di

Denver. Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain Menilai tingkat

perkembangan anak sesuai dengan usianya; Menilai tingkat perkembangan anak yang

tampak sehat; Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala

kemungkinan adanya kelainan perkembangan; memastikan anak yang diduga mengalami

kelainan perkembangan; Memantau anak yang berisiko mengalami kelainan perkembangan.

Tujuan pokok DDST bukan untuk menetapkan diagnosis akhir gangguan

perkembangan anak, melainkan sebagai metode cepat untuk mengidentifikasi anak-anak yang

memerlukan evaluasi lebih lanjut terkait perkembangan mereka. Dengan demikian, tes ini

tidak memiliki kriteria kesimpulan hasil perkembangan anak “abnormal”, yang ada hanyalah

“normal”, “tersangka” dan “tak dapat diuji”. Denver II terdiri atas 125 item tugas

perkembangan yang sesuai dengan usia anak, mulai dari usia 0-6 tahun. Item-item tersebut

tersusun dalam formulir khusus dan terbagi menjadi 4 sektor, yaitu: (1) Sektor personal-

sosial, yaitu penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi, (2) Sektor motorik halus-

adaptif, yaitu koordinasi mata-tangan, kemampuan memainkan dan menggunakan benda-

benda kecil, serta pemecahan masalah., (3)  Sektor bahasa, yaitu mendengar, mengerti, dan

menggunakan bahasa dan (4) Sektor motorik kasar, yaitu duduk, berjalan, dan melakukan

Page 11: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

gerakan umum otot besar lainnya. Setelah menyelesaikan tes Denver II, kita perlu melakukan

tes perilaku untuk membantu pemeriksa menilai seluruh perilaku anak secara subjektif, dan

memperoleh taksiran kasar bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya. 5

Dalam melaksanakan tes perkembangan anak dengan menggunakan Denver II, kita

perlu melakukan langkah-langkah persiapan, diantaranya persiapan alat tes, formulir Denver

II, pedoman pelaksanaan pengujian, baru dilanjutkan dengan penghitungan usia anak, dan

terakhir pelaksanaan tes sesuai dengan usia anak. Alat-alat pokok yang dibutuhkan dalam

penerapan Denver II antara lain, benang wol merah, icik-icik dengan gagang kecil, boneka

kecil dengan botol susu, cangkir kecil dengan pegangan, kubus (dengan rusuk 2,5 cm)

berjumlah 8 buah, berwarna merah, biru, kuning, dan hijau masing-masing 2 buah, botol kecil

berwarna bening dengan tutup berdiameter 2 cm, manik-manik (dalam penerapannya, ada

yang mengganti manik-manik dengan kismis atas pertimbangan tertentu), lonceng kecil dan

bola tenis. Adapun formulir Denver II berupa selembar kertas yang berisikan 125 tugas

perkembangan menurut usia pada halaman depan dan pedoman tes untuk item-item tertentu

pada halaman belakang. Pada baris horizontal teratas dan terbawah, terdapat skala usia

dalam bulan dan tahun yang dimulai dari anak lahir hingga 6 tahun. Pada usia 0-24 bulan,

jarak 2 tanda (garis tegak kecil) adalah 1 bulan. Setelah usia 24 bulan, jarak antara 2 tanda

adalah 3 bulan. Telah disebutkan di awal bahwa penerapan DDST ditujukan untuk menilai

perkembangan anak berdasarkan usianya. Dengan demikian, sebelum melakukan tes ini

terlebih dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut. Untuk menghitung usia anak, kita

dapat mengikuti langkah-langkah berikut. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan tes

adalah item yang kurang memerlukan keaktifan anak sebaiknya didahulukan, misalnya sektor

personal-sosial, baru kemudian dilanjutkan dengan sektor motorik halus-adaptif. Item yang

lebih mudah didahulukan. Berikan pujian pada anak jika ia dapat menyelesaikan tugas

dengan baik, juga saat ia mampu menyelesaikannya tetapi kurang tepat. Ini ditujukan agar

anak tidak segan untuk menjalani tes berikutnya. Dengan menggunakan skala pada lembar

tes, penilaian ini dapat membandingkan perilaku anak selama tes dengan perilaku

sebelumnya. Kita boleh menanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah perilaku anak

selama tes dengan perilaku sebelumnya. Terkadang anak tengah dalam kondisi sakit, atau

marah sewaktu menjalani pemeriksaan tersebut. Jika demikian, tes dapat ditunda dan

dilanjutkan pada hari lain saat anak telah kooperatif.5

- Tanda Tanda Vital

Page 12: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

Pemeriksaan fisik umum lainnnya yang dapat dilakukan adalah pemeriksa tanda-

tanda vital diantaranya dengan hitung frekuensi napas, pemeriksaan frekuensi napas ini

dilakukan dengan menghitung rata-rata pernapasan dalam satu menit. Pemeriksaan ini

dikatakan normal pada bayi apabila frekuensinya antara 24-35 kali per menit, tanpa adanya

retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi. Hitung denyut jantung dengan stetoskop,

pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan yang

menyebabkan jantung dalam keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak normal,

perdarahan, atau gangguan napas. Pemeriksaan denyut jantung ini dikatakan normal apabila

frekuensinya antara 120 kali per menit. Serta pemeriksaan nadi permenit dikatakan normal

pada bayi adalahh 120-130 x/mnt. Serta pemeriksaan suhu tubuh karena hipotalamus bayi

belum sempurna, sehingga suhu tubuh belum stabil, terutama jika bayi terpapar udara yang

dingin. Bayi mempertahankan suhu tubuh dengan sikap fleksi serta meningkatkan frekuensi

pernafasan dan aktivitasnya. Kisaran suhu normal pada bayi adalah 36,50 C-37,50 C. 6

Tabel 3. Pemeriksaan Fisik Umum.6

Penatalaksanaan

Menyusui merupakan praktik pemberian makanan pada bayi yang dipengaruhi oleh

berbagai factor social, budaya, ilmiah, dan komersial, telah sangat bervariasi selama separuh

abad ini. Ketrsediaan makanan/susu formula bayi yang dari segi gizi cukup baik telah

member orang tua lebih banyak pilihan dan keleluasaan dalam member makan bayi mereka.

Namun bagaimanapun, keunggulan gizi, imunologik, dan psikologik ASI tetap tidak

tergoyahkan. Keputusan utnuk memberikan ASI atau susu botol biasanya dibuat sebelum

bayi lahir sehingga hal ini menjadi topic yang penting untuk didikusikan selama kunjungan

prenatal. Dokter harus mempromosikan manfaat menyusui dengan memberikan informasi,

menyingkirkan kesalahan anggapan dan membatu orang tua memperjelas perasaan serta sikap

mereka mengenai pemberian makan bayi. 8

Page 13: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

Pengisapan oleh neonates akan merangsang hipofisis ibu mengeluarkan prolaktin

serta oksitosin, yang kemudian merangsang produksi dan pelepasan ASI. Kadar prolaktin

dipertahankan oleh drainase payudara yang adekuat dan mungkin dipengaruhi secara negative

oleh berbagai factor misalnya pemakaian obat tertentu, kelelahan orang tua, dan stress.

Pengeluaran oksitosin dan reflex ejeksi susu selanjutnya terjadi sebagai respons terhadapap

pengisapan oleh bayi dan ditingkatkan oleh istirahat, rasa hangat, atmosfer yang tenang, dan

kesenangan ketika menatap dan mendengar suara bayi. Pengeluaran oksitosin mungkin

dihambat oleh rasa nyeri, malu, teralihnya perhatian, dan rasa lelah.

Selama beberapa hari pertama postpartum, bayi mendapat kolostrum dalam jumlah

sedikit tetapi kaya mengandung antibody. Rutinitas menyusui yang suboptimal selama

periode ini jarang menggangu keberhasilan akhir penyusuan. Orang tua yang ingin sekali-

sekali memberikan suplementasi penyusuan dengan susu botol sebaikknya menunggu

beberapa minggu sampai pola menyusui sudah terbentuk. Gerakan mulut dan lidah yang

digunakan dalam menyusui berbeda dan lebih intensif daripada ketika meminum susu dari

dot. 8

Non Medika mentosa

Kebutuhan dasar anak digolongkan menjadi 3, yaitu:

1. Kebutuhan fisik biomedis (ASUH)

Meliputi:

Pangan/gizimerupakan kebutuhan terpenting

Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,

penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalu sakut.

Papan/pemukiman yang layak

Higine perorang, sanitasilingkungan

Sandang

Kesegaran jasmani dan rekreasi

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)

Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras

antara ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang

yang selaras secara fisik, mental maupun psikososial. Berperannya ibu sedini

mungkin, akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik

Page 14: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

(kulit atau mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan meyusui bayi secepat

mungkin segera setelah lahir.

Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehdupan mempunyai

dampak negative pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun social emosi

yang disebut dengan “sindrom diprivasi maternal”.

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar pada anak. Stimulasi

mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psikososial: kecerdasan

keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, dan

produktivitas.9

Pemberian makanan formula, vitamin, dan peningkatan ke makanan padat

Bagi orang tua yang memilih untuk tidak menyusui anaknnya, tersedia beragam susu/

makanan formula. Orangtua harus diberi tahu mengenai kemiripan serta perbedaan di antara

berbagai formula, penyiapan , dan penyimpanan yang benar, dan apa yang diharapkan dalam

hal frekuensi serta jumlah pemberian.

Sebagian besar formula komersial yang dirancang berasal dari susu sapi, yang terdiri

dari susu skim yang direkonstruksi atau susu sapi, yang terdiri atas susu skim dengan

tambahan protein whey. Sumber karbohidrat adalah laktosa, meskipun sebagian juga

menambahkan pati, atau karbohidrat kompleks. Kandungan lemak terdiri atas campuran

minyak nabati yang dapat dicernadan diserap secara lebih baik dibandingkan lemak alami

susu. Komposisi formula ini dianggap mampu menjadi alternative gizi yang adekuat terhadap

ASI.8

Seperti menyusui, orang tua didorong untuk member makan sesuai keinginan bayi.

Sebagian besar neonates akan meminum 60-90 gram pada setiap 2-3 jam dan jangan

dibiarkan lebih dari 5 jam tanpa minum. Bayi yang mendapatkan susu formula biasanya akan

kehilangan berat badan sebanyak kurang dari 8% berat lahirnya, dan kembali memperoleh

berat mereka pada hari ke tujuh sampai kesepuluh. Bayi pada usia enam bulan setidaknya

sudah meminum kurang dari 900 gram susu formula perhari dalam kombinasi dengan

makanan padat, dan kalori dari susu formula tidak boleh melebihi 65% jumlah asupan total.8

Page 15: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

Bayi yang sehat tidak dianjurkan untuk mendapatkan suplementasi vitamin rutin

terlebih apabila bayi tersebut tidak memiliki factor risiko spesifik untuk defisiensi. Karena

formula komersial sudah diperkuat dengan vitamin dan mineral, bayi aterm yang mendapat

susu formula tidak memerlukan suplementasi tambahan. Secara alamiah, ASI kaya

mengandung vitamin A serta C. walaupun kadar vitamin D ASI rendah, rakitis jarang terjadi

pada bayi yang mendapat ASI. Suplementasi vitamin D dianjurkan pada bayi yang meminum

ASI apabila ibu kurang mengandung vitamin D atau bayi kurang terpajan pada sinar matahari

karena warna kulit yang sangat gelap atau pemajanan cahaya matahari yang tidak memadai.

Devisiensi vitamin B12 juga dapat terjadi pada bayi yang menapat ASI apabila ibu bayi

merupakan vegetarian yang ketat.8

Apabila bayi tidak mendapat besi dari makanan, bayi aterm mulai kehilangan

simpanan besi mereka pada usia 4 bulan. Bagi semua bayi kecuali yang mendapat ASI

eksklusif, suplementasi besi dari satu atau lebih sumber, misalnya formula bayi, serealia yang

diperkuat besi, atau tetes fero sulfat, harus dimulai pada usia 4 sampai 6 bulan pada bayi

aterm dan 2 bulan pada bayi premature. Walaupun kandungan besi di dalam ASI lebih rendah

daripada dalam susu formula, bayi aterm yang mendapat ASI eksklusif tidak memerlukan

tambahan sumber besi karena sumber besi di dalam ASI memiliki bioavailibilitas yang lebih

besar. Namun, saat makanan padat dimulai dan asupan ASI berkurang, diindikasikan untuk

member makanan yang kaya mengandung besi, seperti pada anak yang mendapat susu

formula. Bayi premature yang mendapat ASI harus mendapat tetes besi setelah 2 bulan.8

Pada 4 bulan pertama, pemberian makanan padat tidak dianjurkan karena enzim-

enzim dalam saluran pencernaan belum cocok mencerna karbohidrat kompleks, pati, dan

protein, dan usus imatur yang memungkinkan melintasnya makromolekul menembus sawar

usus, mungkin menyebabkan bayi mudah alergi di kemudian hari.pada usia 406 bulan kepala

dan control oromotorik bayi sudah cukup berkembang untuk secara aktif ikut serta

menunjukkan kapan mereka lapar atau kenyang. Pada awalnya jumlah makanan yang

dikonsumsi kurang penting dibandingkan pengalaman makan. Waktu untuk makan haruslah

menyenangkan, aman, santai, dan interaktif.

Pada usia 6 hingga 9 bulan, sebagian bayi sudah dapat duduk, memasukkan makanan

ke dalam mulut mereka dan memeganng sendok serta cangkir. Dengan latihan, pemakaian

cangkir dan sendok yang terkontrol biasanya tercapai pada usia 15 sampai 18 bulan.

Kesimpulan

Page 16: Bayi Lahir Normal Cukup Bulan

Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah masalah kesehatan yang sangat penting

untuk selalu diperhatikan sejak dini. Pemantauan pertumbuhan anak sejak lahir sangat

penting. Selain dapat menentukan pola normal pertumbuhan pada anak, juga dapat

menentukan permasalahan dan faktor yang mempengaruhi dan mengganggu pertumbuhan

pada anak sejak dini. Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan

mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya.

Pemberian imunisasi juga tak kalah penting di antra tujuan jangka pendek dari pelayanan

imunisasi adalah pencegahan penyakit secara perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan

jangka panjang adalah eradikasi atau eliminasi suatu penyakit.

Daftar Pustaka

1. Hidayat, Alimul. Pengantar ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba

Medika;2008.h.120-34.

2. Wahab, Samik. Ilmu kesehatan anak vol. 2. Jakarta : EGC;2002.h.91-9

3. Khoirunnisa, Endang. Neonatus, bayi, dan balita. Yogyakarta: Nuha

Medika;2010.h.114-21.

4. WHO-MGRS Group .Reliability of anthropometric measurement in WHO MGRS.Jakarta: EGC; 2006.h.38-46.

5. Markum A.H. Ilmu kesehatan anak.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia; 2000.h.54-62.

6. Supartini, Yupi. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta :EGC;2004.h.66-90.

7. Umar. Imunisasi Mengapa Perlu. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara;2003 .h.16-

23.

8. Rudolph, AM. Buku ajar pediatric Rudolph. Jakarta : Penerbit EGC ; 2006. Hal 3-285

9. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 2004.h. 14-7.