askeb bayi baru lahir normal - gressta e.n

45
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny.”S” BAYI BARU LAHIR NORMAL DI BPS Ny. PRISTI WAHYUNI, Amd.Keb BENDO MAGETAN Disusun dalam Rangka memenuhi Tugas Pengalaman Belajar Praktek dan Praktek Klinik Kebidanan Disusun Oleh : GRESSTA ERDINA NAVARETTA NIM P27824208017

Upload: nawa

Post on 25-Jun-2015

1.411 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir NormalKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYAJURUSAN KEBIDANANPRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETANMAGETAN2011

TRANSCRIPT

Page 1: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

ASUHAN KEBIDANANPADA BAYI Ny.”S” BAYI BARU LAHIR NORMAL

DI BPS Ny. PRISTI WAHYUNI, Amd.KebBENDO MAGETAN

Disusun dalam Rangka memenuhi TugasPengalaman Belajar Praktek dan Praktek Klinik Kebidanan

Disusun Oleh :

GRESSTA ERDINA NAVARETTANIM P27824208017

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANANPROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGETAN

MAGETAN2010

Page 2: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny”S” Bayi Baru Lahir Normal

Di BPS Ny. Pristi Wahyuni, Amd.Keb

Bendo Magetan

Disetujui, Pebruari 2010

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

NURWENINGTYAS W., SKp.Ns, MMK NIP. 19670318 198803 2 003

Pembimbing Praktek

PRISTI WAHYUNI , Amd.Keb NIP. 19670904 198812 2 003

ii

Page 3: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan

laporan ini, “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny”S” Bayi Baru Lahir Normal Di BPS

Ny. Pristi Wahyuni, Amd.Keb“ dapat tersusun dengan baik.

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar

praktek lapangan di Prodi Kebidanan Magetan.

Dalam penyusunan laporan ini, penyusun mendapat bantuan, pengarahan dan

bimbingan. Untuk itu kami pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Nani Surtinah, SST,M.Pd, selaku Karpodi Kebidanan Magetan.

2. Ibu Nurweningtyas W., SKp.Ns, MMK, selaku Pembimbing Akademik.

3. Ibu Pristi Wahyuni, Amd.Keb, selaku Pembimbing Praktek.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.

Penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun

memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca

pada umumnya.

Magetan, Pebruari 2010

Penulis

iii

Page 4: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv

BAB I LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN ........................................................................................... 1

B. CIRI-CIRI BAYI NORMAL ...................................................................... 1

C. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAYI BARU LAHIR .............. 2

D. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR ..................................................... 4

E. PENGKAJIAN ............................................................................................ 7

F. ANALISA DATA ....................................................................................... 10

G. DIAGNOSA KEBIDANAN ....................................................................... 10

H. PERENCANAAN ...................................................................................... 10

I. PELAKSANAAN ....................................................................................... 15

J. EVALUASI ................................................................................................ 15

BAB II TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN ............................................................................................ 16

B. DIAGNOSA KEBIDANAN ....................................................................... 21

C. PERENCANAAN ....................................................................................... 21

D. PELAKSANAAN ....................................................................................... 22

E. EVALUASI ................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA

iv

Page 5: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

BAB I

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

1. Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan

harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uterin

(Jumiarni, dkk, 1994 : 41)

2. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000

gram. (Pusdiknakes, 1993 : 69)

B. Ciri-Ciri Bayi Normal

Menurut (Pusdiknakes, 1993 : 69) adalah sebagai berikut :

1. Berat badan 2500 – 4000 gram

2. Panjang badan lahir 48 – 52 cm

3. Lingkar dada 30 – 38 cm

4. Lingkar kepala 33 – 35 cm

5. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/menit kemudian

menurun sampai 120 – 140x/menit.

6. Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80kali/menit, kemudian

menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk

dan diliputi vernix caseosa.

8. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.

9. Kuku telah agak panjang dan lemas.

10. Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan),

testis sudah turun (pada laki-laki)

11. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

12. Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan

seperti memeluk.

1

Page 6: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

13. Graff Reflek sudah baik, apabila diletakkan suatu benda diatas telapak tangan

bayi akan menggenggam/adanya gerakan reflek.

14. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan.

C. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAYI BARU LAHIR

Perubahan lingkungan dari kehidupan intra uteri ke lingkungan esktrauterin,

menyebabkan bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan

teknik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan

metabolik, pernafasan, sikulasi dan lain-lain (Jumiarni, dkk, 1994 : 51 – 52).

1. Perubahan metabolisme karbohidrat.

Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah,

untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil

metabolisme asam lemak (Pusdiknakes, 1993 : 70).

Kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100ml. bayi dari ibu yang

menderita DM dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) perubahan glukosa

menjadi glikogen akan meningkat atau terjadi gangguan pada metabolisme

asam lemak dan tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka

kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemi (Jumiarni, 1994 : 52).

2. Perubahan suhu tubuh

Segera setelah bayi lahir, bayi akan berada ditempat yang suhu lingkungannya

lebih rendah dari lingkungan dalam rahim, suhu tubuh neonatus normal

berkisar 36,5oC sampai 37oC. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar

(penguapan), konveksi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg. BB/menit,

sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya per sepuluh dari

jumlah kehilangan panas diatas, dalam waktu yang bersamaan. Hal ini

menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2oC dalam waktu 15 menit.

Akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan akan meningkat dan berakibat

lebih mudah terjadinya asidosis metabolik berat sehingga kesehatan oksigen

meningkat. Selain itu hipotermi pada neonatus dapat menyebabkan

hipoglikemia (Jumiarni, dkk, 1994 : 52).

2

Page 7: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

3. Perubahan Pernafasan

Selama dalam rahim janin tidak membutuhkan paru-paru untuk mendapatkan

oksigen, karena oksigen didapat dari darah ibu dengan cara sirkulasi plasenta.

Namun bagaimanapun, jauh sebelum lahir mekanisme bernafas telah

dibentuk. Gerakan respirasi dimulai pada bulan keempat gestasi, paru

berkembang tetapi kantung udara semuanya kolaps atau atelektasi.

Pada saat lahir oksigen dari plasenta terputus terbentuk karbondiolsida dalam

darah bayi dan bayi secara tiba-tiba terpapar pada lingkungan yang

mengejutkan. Sebagai respon bayi berupaya untuk bernafas pertama kali,

mengisi paru-paru dengan udara dan dibantu dengan menangis pada saat

ekspirasi pertama (Hamilton, 1995 : 222)

Pernafasan ini terjadi sebagai akibat adanya aktivitas normal dari susunan

saraf perifer dan pusat yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.

Misalnya tekanan mekanisme pada toraks sewaktu melalui jalan lahir.

Penurunan tekanan O2 dan kenaikan tekanan O2 pada paru-paru merangsang

kemoreseptor disinus karotis sehingga bayi bernafas, rangsangan dingin

didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan (Hamilton,

1995 : 222)

4. Perubahan sirkulasi

Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan O2 meningkat dan tekanan

CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah

paru sehingga aliran darah kealat tersebut meningkat, hal ini mengakibatkan

darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus

menutup. Dengan terpotongnya tali pusat, arteri dan vena umbilikalis menciut,

aliran darah dan plasenta melalui vena cava superior dan voramen ovale

koarterium kiri tersebut, paru-paru mulai berfungsi. Dengan masuknya darah

dari paru-paru ke dalam atrium kiri, tekanan antrium kiri menjadi lebih tinggi

dari pada atrium kanan, hal ini menyebabkan foramen menutup, sirkulasi

janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu (jumiarni,

dkk, 1994 : 53)

3

Page 8: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

5. Perubahan-perubahan lain

Perubahan-perubahan lainnya yang terjadi pada neonatus selain perubahan

diatas yaitu mulai berfungsinya alat-alat pencernaan, hepar, ginjal, dan alat-

alat lainnya (Jumiarni, dkk, 1994 : 53).

D. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi

selama jam pertama setelah kelahiran.

1. Membersihkan jalan nafas

Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari wajah bayi

untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Hisaplah lendir, mula-mula dari

mulut kemudian hidung supaya jalan nafas sebaik-baiknya lakukan

penghisapan sampai bayi menangis (Syaifuddin AB, 2002 : N – 30)

2. Menilai bayi menggunakan APGAR score.

Untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernafasan dan

peredaran darah digunakan metode APGAR, namun secara praktis dapat

dilihat frekuensi denyut jantung dan pernafasan serta wajah, ektremitas dan

seluruh tubuh (Jumiarni, dkk, 1994 : 54).

TandaSkor

0 1 2Frekuensi Jantung Tak ada <100 x/menit >100 x/menit

Usaha bernafas Tak ada Lambat, tak teratur Menangis kuat

Tonus otot Lumpuh Ektremitas agak flexi

Gerakan aktif

Reflek Tak ada Gerakan sedikit Gerakan kuat/melawan

Warna kulit Biru/pucat Tubuh kemerahan, ektremitas biru

Seluruh tubuh kemerahan

Catatan :

NA 1 menit lebih / sama dengan tidak perlu resusitasi

NA 1 menit 4 – 6 bag and mask

NA I menit 0 – 3 lakukan inkubasi (Wiknjosastro, 2007 : 249)

4

Page 9: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

Apabila nilai APGAR :

7-10 Bayi mengalami asfiksia ringan atau bayi dikatakan bayi dalam

keadaan normal.

4-6 Bayi mengalami asfiksia sedang.

0-3 Bayi mengalami asfiksia berat.

(Depkes RI, 1993 : 77)

3. Mengeringkan tubuh bayi

Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah

kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh

bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan diatas

perut ibu.

4. Memotong tali pusat menurut APN, 2007 : 104

1. Klemlah 2 tali pusat dengan 2 buah klem, sekitar 3 dan 5 cm dari pangkal

pusat bayi (tinggalkan + 2 cm diantara klem)

2. Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari

gunting dengan tangan kiri anda.

3. Ikat puntung tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dari dinding perut bayi

(pusat). Jika pengikatan dilakukan dengan benang tali pusat dan ikat untuk

kedua kalinya dengan simpul mati dibagian yang berlawanan.

5. Menjaga bayi tetap hangat.

Ganti / singkirkan handuk basah, tengkurapkan bayi diatas tubuh ibu dengan

kepala bayi ditengah payudara ibu, lebih rendah dari puting susu. Berikan topi

bayi, selimut ibu dan bayi dengan selimut hangat. Biarkan ibu – bayi

mengadakan kontak kulit-ke kulit paling sedikit 1 jam. Bayi akan mencari

puting ibu dan menyusu sendiri (APN, 2007 : 104)

6. Mencegah infeksi pada mata

Tetes mata untuk mencegah infeksi mata dapat diberikan setelah ibu atau

keluarga memomong bayi dan diberi ASI. Pencegahan infeksi tersebut,

gunakan salep mata tetrasiklin 1%. Salep anti biotik tersebut harus diberikan

dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Upoya profilaksis infeksi mata tidak

efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran (APN, 2007 : 105).

5

Page 10: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung

diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir.

7. Memberikan vitamin K

Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg iM dipaha kiri

segera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi

vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir (APN, 2007 : 105)

8. Memberikan imunisasi hepatitis B

Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap

bayi. Terutama ibu – bayi 1 jam setelah pemberian vitamin K, berikan

hepatitis B unijeck dipaha kanan bayi (APN, 2007 : 106)

9. Memberikan idetifikasi bayi.

Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera

pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap

bayi baru lahir dan harus tetap ditepatnya sampai waktu bayi pulang.

- Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan topi yang halus tidak

mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.

- Pada alat / gelang identifikasi harus tercantum.

Nama (bayi, ibunya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit.

Ditempat tidur tidak harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,

tanggal lahir, nomor identitas.

Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang

tidak mudah hilang. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala,

lingkar perut dan catat dalam rekam medis (Saifuddin, 2002 : N – 35).

10. Pemeriksaan Lanjutan

Dilakukan sesudah bayi berumur 24 jam / setelah bayi dipindahkan dari

tradisional care ke tempat perawatan khusus atau rawat gabung (Saifuddin,

2002 : N – 35)

Keadaan umum

Melihat cacat bawaan yang jelas tampak seperti hidrosepalus keadaan gizi dan

maturitas, aktifitas tangis, warna kulit (pucat, biru, merah) dan sikap bayi

tidur.

6

Page 11: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

Kepala : Besar, bentuk, dutura, caput suksedaneum, haematoma sefal.

Mata : Persarahan subkonjungtiva, mata yang menonjol, katarak.

Telingga : Kelainan daun / bentuk telingga

Mulut : Labioschisis, Labiogenito palato schisis

Leher : Bendungan vena jugularis, pembesaran kelenjar gondok, limfe.

Dada : Bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan, retraksi interkosta,

subkostal, merintih.

Jantung : Pulsasi, frekuensi bunyi jantung.

Abdomen : Membuncit (pembesaran hati, limfe, tumor, acites)

Tali pusat : Berdarah, hernia.

Alat kelamin: Testis sudah turun untuk bayi laki-laki, labia mayora menutupi

labia minora untuk bayi perempuan, fimosis, adanya

perdarahan / lendir dari vagina.

Anus : Tidak ada atresia ani.

Ekstremitas : Fokomelia, sindaktili, polidaktili, fraktur, paralisis, keadaan

neuromuskuler, reflek moro, reflek genggam, reflek rooting,

dan sebagainya, tonus otot (Wiknjosastro, 2007: 252)

Lain –lain

- Mekonium harus keluar dalam 24 jam pasca lahir, bila tidak, harus

waspada terhadap atresia ani / obstruksi usus

- Urin harus ada pula dalam waktu 24 jam, bila urin tidak ada dalam 24 jam

harus diperhatikan kemungkinan obstruksi saluran kencing.

E. PENGKAJIAN

1. Data Subyektif

a. Biodata

b. Keluhan utama

c. Riwayat :

1) Antenatal

Minimal ibu melakukan kunjungan ANC sebanyak 4 kali, yaitu pada

setiap trimester akhir sebanyak 2 kali (Manuaba, 1998 : 129).

7

Page 12: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

Ibu menjalani kehamilan sampai aterm ( 37 – 42 minggu).

(Pusdiknakes, 1993 : 69)

Ditanyakan pula penyakit yang diderita ibu dan pengobatannya apakah

pernah mengalami trauma fisik psikologis (Jumiarni, dkk, 1994 : 57).

2) Natal

Bayi dilahirkan dengan jenis partus biasa (normal / spontan) yaitu bayi

lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau

pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi dan umumnya

berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2007 :

180).

3) Post natal

Bayi sehat akan menangis dalam 30 detik dan bernafas spontan, gerak

aktif, keadaan umum bayi dinilai 1 menit dan 5 menit pasca lahir

menggunakan nilai APGAR.

2. Data Obyektif

a. Keadaan umum : Bayi bernafas spontan, teratur, menangis kuat, gerak

aktif, reflek primitif positif.

b. Tanda vital menurut Jumiarti, dkk, 1994 : 154).

- Denyut jantung bayi normal berkisar antara 120 – 140 x/menit.

- Pernafasan bayi normal berkisar antara 30 – 60 x/menit.

- Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5oC – 37oC.

c. Karakteristik khusus

1) Kepala

Lingkar kepala bayi berkisar 31 sampai 35,5 cm, dan sebanding atau

lebih besar dari lingkar dada, fontanel cekung menandakan dehidrasi,

fontanel menonjol menandakan peningkatan tekanan intrakranial

(Hamilton, 1995 : 220).

2) Mata

Sesnsitif cahaya, menerima cahaya dan mengikutinya, fokus dan

pembentukan air mata (Hamilton, 1995 : 220).

8

Page 13: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

3) Hidung

Adakah pernafasan cuping hidung, sekret, kaji irama pernafasan.

4) Mulut

Bibir harus kemerahan dan lidah harus rata, tidak boleh memanjang

atau menjulur diatas bibir, frenulum harus tidak membatasi gerakan

lidah, atap dari mulut (langit-langit keras) harus tertutup, dan uvula

(langit-langit lunak) harus terdapat (Hamilton, 1995 : 222).

5) Telingga

Adakah kelainan, pengeluaran sekret.

6) Leher

Adakah pembengkakan, tonic neck.

7) Dada

Bentuk dada, tidak ada retraksi, pernafasan normal, tampak

pembesaran payudara karena benyaknya hormon wanita dari darah

ibu, hilang setelah lahir (Hamilton, 1995 : 221)

8) Abdomen

Adakah kembung, keadaan tali pusat harus kering, tidak ada

perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.

9) Genetalia

Testis sudah turun ke kantong skrotum, adakah hydrocele, fimosis

pada bayi laki-laki. Pada bayi perempuan labia minora dan klitoris

mungkin membengkak saat lahir sebagai akibat tingginya hormon

wanita dalam darah ibu, dilihat pula adakah perdarahan withdrawal

(Hamilton, 1995 : 221).

10) Anus

Bayi normal memiliki lubang anus.

11) Keadaan dan kelengkapan ektremitas.

Adakah cacat bawaan dan jumlah normal bagian-bagiannya.

12) Kulit

Kulit neonatus yang cukup bulan, biasanya halus, lembut, dan padat,

dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan

selengkapnya. Kulit biasanya dilapisi verniks kaseosa.

9

Page 14: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

13) Reflek

- Moro : Bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan

terjadi reflek lengan dan tangan terbuka serta

kemudian diakhiri dengan adduksi lengan.

- Menggenggam: Bila telapak tangan dirangsang akan memberi

reaksi seperti menggenggam.

- Menghisap : Bila diberi rangsangan pada ujung mulut, kepala

akan menoleh ke arah rangsangan, serta bila

dimasukkan sesuatu ke dalam mulutnya otomatis

membuat gerakan menghisap.

F. ANALISA DATA

Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan metode sebagai berikut,

menurut Pusdiknakes (1995 : 29) :

1. Menentukan hubungan antara fakta yang satu dengan yang lainnya.

2. Untuk mencari hubungan sebab akibat.

3. Menentukan masalah yang terjadi.

4. Menentukan penyebab utamanya.

5. Menentukan tingkat masalah.

G. DIAGNOSA KEBIDANAN

Di dalam diagnosa, unsur-unsur yang perlu dicantumkan menurut Pusdiknakes

(1995 : 24) adalah :

1. Keadaan pasien/klien.

2. Masalah utama dan penyebabnya.

3. Masalah potensial.

4. Prognosa.

H. PERENCANAAN

Diagnosa kebidanan : BBL normal, aterm, letak belakang kepala, dengan

masalah :

1. Potensial hipotermi sehubungan dengan perubahan suhu dari intrauterin ke

ekstrauterin.

10

Page 15: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada BBL, bayi melewati

masa transisi dengan baik.

Kriteria : - AS 10

- Suhu 36,50 – 37,50C

- Akral tubuh hangat.

Intervensi :

a. Keringkan tubuh bayi terutama daerah kepala dari cairan ketuban dan

darah.

R/ Menurunkan efek-efek stress dingin misalnya peningkatan kebutuhan

O2 dan berhubungan dengan hypoxia yang selanjutnya dapat menekan

upaya pernapasan dan mengakibatkan asidosis saat bayi memaksa

metabolisme anaerobi dengan produk akhir asam laktat (Doenges,

2001 : 566).

b. Bebaskan jalan napas dengan melerakkan bayi pada posisi kepala lebih

rendah dari badan.

R/ Memudahkan drainase mukus dari nasofaring dan trakea dengan

gravitasi dan membantu menghilangkan akumulasi cairan,

memudahkan upaya pernapasan dan membantu mencegah aspirasi

(Doenges, 2001 : 560).

c. Letakkan bantal kecil/gulungan handuk di bawah bahu setinggi 2-3 cm di

atas kasur.

R/ Memudahkan drainase mucus (Doenges, 2001 : 573).

d. Lakukan rangsangan taktil.

R/ Merangsang upaya pernapasan dan dapat meningkatkan inspirasi O2

(Doenges, 2001 : 573).

e. Bungkus bayi dengan kain bersih dan kering terutama daerah kepala.

R/ Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi

melindungi kelembaban dari aliran udara pendingin udara dan

membatasi stress akibat perindahan lingkungan dari intrauterin ke

ekstrauterin yang hangat ke lingkungan yang dingin. Besar permukaan

kepala lebih besar dari keseluruhan luar/permukaan tubuh BBL. Oleh

11

Page 16: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

karena itu BBL dapat mengalami kehilangan panas yang dramatik bila

kepala tidak ditutup (Doenges, 2001 : 579).

f. Jangan memandikan BBL sebelum 6 jam.

R/ Membantu mencegah kehilangan panas lebih lanjut karena evaporasi

(Doenges, 2001 : 570).

g. Dekatkan segera pada ibu.

R/ Kontak bahu kulit dengan ibu akan membuat bayi lebih mampu

bertahan (Doenges, 2001 : 570).

h. Letakkan bayi di ruangan/box yang hangat atau rooming in.

R/ Mengurangi kemungkinan kehilangan panas melalui evaporasi dan

konveksi dan membantu menghemat energi (Doenges, 2010 : 570).

2. Masalah II : Potensial terjadi infeksi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan BBL, dapat terhindar

dari infeksi.

Kriteria : - Tali pusat bersih.

- Tidak demam/kejang.

Intervensi :

a. Lakukan perawatan tali pusat dengan teknik aseptik.

R/ Meminimalkan masuknya bakteri dan penyebaran infeksi.

b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.

R/ Meminimalkan terjadinya infeksi.

c. Lakukan observasi pada tali pusat selama 48 jam pertama.

R/ Deteksi dini adanya komplikasi.

d. Ajarkan ibu perawatan tali pusat yang benar.

R/ Pengetahuan yang adekuat menimbulkan sikap kooperatif keluarga

dalam meaksanakan tindakan dan meningkatkan pengeringan dan

pemulihan, peningkatan nekrosis dan pengelupasan normal,

menghilangkan media lembab untuk pertumbuhan bakteri (Doenges,

2001 : 259).

12

Page 17: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

e. Beri informasi kepada keluarga tentang adanya tanda infeksi seperti panas,

nyeri, benjolan, kemerahan.

R/ Orangtua dapat segera meminta bantuan bila ada tanda infeksi.

3. Masalah III : Potensial gangguan pertukaran gas sehubungan dengan stresor

prenatal, produksi mukus berlebihan, dan fluktuasi temperatur

tubuh.

Tujuan : Mempertahankan jalan napas.

Kriteria : - Frekuensi pernapasan normal (30-60x /menit).

- Bebas dari tanda-tanda distress pernapasan.

Intervensi :

a. Hisap nasofaring sesuai kebutuhan. Perhatikan warna, jumlah, dan

karakter mukus yang dikeluarkan.

R/ Menjamin kebersihan jalan napas.

b. Posisikan bayi miring dengan gulungan handuk untuk menyokong

punggung.

R/ Memudahkan drainase mukus.

c. Asukultasi bunyi napas dan catat kejelasannya. Perhatikan adanya ronchi.

R/ Bunyi napas harus sama bilateral. Inspirasi ronchi mungkin ada

beberapa jam pertama setelah kelahiran. Ronchi menetap dapat

menandakan RDS sindrom distress pernapasan.

d. Observasi dan catat tanda-tanda distress (ngorok, retraksi otot pernapasan

pernapasan cuping hidung).

R/ Tanda-tanda ini menunjukkan mekanisme kompensasi pada hipoksia.

e. Perhatikan simetris gerakan dada.

R/ Asimetris dapat menunjukkan pneumotorak berkenaan dengan

tindakan resusitatif sebelumnya.

(Doenges, 2001 : 569-575)

13

Page 18: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

4. Masalah IV : Potensial hipoglikemi sehubungan dengan metabolisme asam

lemak tidak dapat memenuhi pada bayi oleh karena bayi

mengalami hipoglikemi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan tidak terjadi hipoglikemia.

Kriteria : - Bayi minum dengan kuat.

- Gerakan reflek baik.

- Suhu tubuh normal 36,50C – 37,50C

- Suara tangis kuat.

- Kulit bayi merah.

- Konsistensi gula darah normal 30 mg% pada bayi cukup

bulan.

Intervensi :

a. Segera diberi ASI setelah lahir.

R/ Dengan pemberian ASI segera, maka metabolisme asam lemak akan

dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengurangi energi bayi.

b. Berikan ASI eksklusif 6 bulan.

R/ Kandungan ASI memenuhi kebutuhan bayi dan meminimalkan angka

kesakitan bayi.

5. Potensial terjadi komplikasi/masalah pada kulit, mata dan bagian tubuh

lainnya.

Tujuan : Komplikasi tidak terjadi.

Kriteria : - Tidak ada tanda-tanda infeksi.

- Kulit halus, tidak bersisik, tidak mengelupas.

Intervensi :

a. Tetesi mata bayi dengan salep erlamycetin.

R/ Mencegah infeksi mata.

b. Pakai handuk halus saat mengeringkan bayi.

R/ Mencegah trauma kulit.

14

Page 19: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

I. PELAKSANAAN

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah disusun dilakukan dalam

memberikan asuhan pada anak sehat sesuai dengan rencana yang telah disusun

berdasarkan diagnosa dan masalah yang timbul (Depkes RI, 1995)

J. EVALUASI

Langkah terakhir ini manajemen kebidanan adalah evaluasi. Evaluasi adalah

tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Bidan melakukan evaluasi

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam rencana kegiatan. Tujuan

evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan

kebidanan yang dilakukan. Hasil dari evaluasi dapat digunakan untuk kegiatan

asuhan lebih lanjut bila diperlukan atau sebagai bahan peninjauan terhadap

langkah. Langkah didalam proses manajemen kebidanan sebelumnya oleh karena

tindakan yang dilakukan kurang berhasil (Depkes RI, 1995 : 24 – 27)

Dalam evaluasi harus dicantumkan juga

S : Data Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui

anamnesa.

O : Data Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, lab tes,

diagnosa yang dirumuskan dalam fokus untuk mendukung anamnesa.

A : Assesment

Menggambarkan hasil analisa dan interpretasi DS, DO dalam situasi

identifikasi.

1. Diagnosa masalah.

2. Antisipasi diagnosa / masalah potensial.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian, perencanaan, tindakan evaluasi

berdasarkan assesment.

(Depkes RI, 1995 : 7 – 10)

15

Page 20: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Tanggal : 30 Jauari 2010, pukul 18.30 WIB.

Tempat : BPS Ny. Pristi Wahyuni, Amd.Keb. Bendo Magetan.

1. Pengumpulan Data

a. Data Subyektif

1) Biodata

Nama : Bayi Ny.”S”

Tanggal Lahir : 30 Januari 2010, pukul 16.20 WIB.

Umur : 2 Jam 10 menit

Jenis Kelamin : Laki-laki

Anak Ke- : 2

Penanggung Jawab :

Istri Suami

Nama : Ny.”S” Tn.”O”

Umur : 39 tahun 41 tahun

Agama : Islam Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMP STM

Pekerjaan : IRT Tani

Penghasilan : - Rp. 1.000.000,-/panen

2) Riwayat Antenatal

Selama hamil, ibu periksa rutin ke bidan, tidak ada keluhan berat. Pada

hamil muda, ibu hanya mual da muntah ringan. Pada TM II ibu tidak

memiliki keluhan, sedangkan pada TM III mengeluh sering kencing.

Ibu merasakan gerakan janin sekitar usia 5 bulan. Selama hamil, ibu

mendapatkan terapi Vitamin C, tablet tambah darah, tablet yodium,

16

Page 21: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

dan calk. Penyuluhan yang didapat dari bidan yaitu mengenai nutrisi

ibu hamil, istirahat, personal hygiene, perawatan payudara. Ibu telah

melaksanakan penyuluhan tersebut.

Nutrisi :

Ibu makan dengan porsi sedang 3 kali sehari. Komposisi nasi, sayur

(bayam, kangkung), lauk pauk (tempe, tahu, ikan, ayam), kadang buah

(jeruk, pisang), minum air putih 8-10 gelas/hari.

3) Riwayat Natal

Bayi lahir spontan, belakang kepala, UK : 39 minggu, jenis kelamin

laki-laki pada tanggal 30 Januari 2010, pukul 16.20 WIB. Plasenta

lahir spontan lengkap, 4 menit kemudian.

Lama persalinan :

Kala I : 6 jam

Kala II : 10 menit

Kala III : 4 menit

Kala IV : 2 jam PP

4) Riwayat Post Natal

Setelah bayi lahir, dilakukan penilaian segera selama 2 detik mengenai

tangisan dan gerakan.

Hasil penilaian : Bayi menangis spontan dan kuat, gerakan aktif.

Penilaian keadaan bayi berdasakan APGAR SCORE, yaitu :

Menit 1 Menit 2

A (Appearance)P (Pulse)G (Grimace)A (Actifity)R (Respiratory)

12222

22222

9 10

APGAR SCORE 9-10 tergolong asfiksia ringan/dikatakan bayi dalam keadaan normal.Ibu dan bayi berada dalam ruangan yang sama. Ibu mengatakan

khawatir kalau bayinya kedinginan karena cuaca yang agak dingin

karena ruanga tidak dalam keadaan tertutup.

17

Page 22: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

5) Riwayat Kesehatan Keluarga

Baik dari pihak keluarga ibu dan suami tidak ada yang memiliki

riwayat penyakit menurun dengan gejala tekanan darah tinggi, pusing

yang hebat (hipertensi), sering kencing, minum dan makan (DM),

nyeri dada, mudah lelah (jantung), dan darah sukar membeku

(hemofili). Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit dengan

gejala batuk lama tidak sembuh-sembuh, batuk berdarah (TBC), sesak

napas (asma), seluruh tubuh kuning (hepatitis).

b. Data Obyektif

1) Keadaan Umum : baik, bisa menyusu.

2) TTV

S : 36,60C

N : 130x /menit

R : 50x /menit

3) BB : 3.000 gram

Tb : 50 cm

4) LK : 33 cm

Lila : 8 cm

LD : 32 cm

5) Pemeriksaan Fisik

Kepala : Rambut hitam, penyebaran merata, fontanela mayor

belum menutup, tidak ada chepal hematom, tidak ada

hidrochepalus, UUB tidak cekung, terdapat sedikit

verniks caseosa.

Lingkar Kepala :

- Sirkumferensia sub occipito bregmatika : 31 cm

- Sirkumferensia fronto occipitalis : 33 cm

- Sirkumferensia mento occipitalis : 34 cm

Ukuran kepala :

- Diameter biparetal : 9,2 cm

18

Page 23: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

- Diameter bitemporal : 8 cm

- Diameter sub occipito bregmatika : 9,5 cm

- Diameter occipito fronto : 12,6 cm

- Diameter sub mento bregmatika : 9,5 cm

- Diameter sub mento fronto : 11 cm

Muka : Tidak sianosis.

Mata : Simetris, tidak ada pus, sklera putih, konjungtiva merah

muda, terdapat reflek cahaya dan reflek berkedip, tidak

ada secret mata.

Hidung : Tidak ada atresia koana, bersih, tidak ada lendir yang

keluar.

Telinga : Simetris, tidak ada serumen.

Mulut : Bibir kemerahan, tidak sumbing, tidk pucat, tidak ada

candisiasis.

Leher : Reflek menelan baik, tidak ada pembesaran kelenjar

lymfe dan tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.

Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada, bunyi jantung

teratur, tidak ada ronchi.

Abdomen : Tidak kembung, tali pusat bersih dan basa terikat

dengan baik, tali pusat terbungkus kasa steril, tidak ada

nanah dan perdarahan.

Genetalia : Bersih, testis sudah turun jumlah testis 2 buah.

Anus : Tidak ada atresia ani, mekoneum keluar 1,5 jam setelah

lahir.

Ekstremitas : Pergerakan aktif, tidak ada polidaktili, adaktili,

sindaktili, per varus, per valgus, kuku jari tangan

panjang dan lunak, ekstremitas teraba dingin.

Kulit : Halus, lembut, berwarna kemerahan, tidak ikterus,

turgor kulit baik, pada punggung masih terdapat verniks

caseosa, lanugo tipis halus.

19

Page 24: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

6) Refleks

- Moro

Pada saat kita mengangkat bayi, lalu kita kagetkan dengan cara

menurunkannya dengan tiba-tiba, bayi tampak ingin memeluk.

- Menggenggam

Palmar graps : Pada saat mengecek refleks ini, kita meletakkan

jari tangan kita pada telapak tangan bayi, lalu bayi

menggenggam jari tangan kita.

Plantar graps : Kita letakkan bayi dalam posisi terlentang, lalu

kita tekan ibu jari kaki bayi, kita lihat reaksinya

dan hasilnya seluruh jari kaki akan refleksi.

- Mencari puting, menghisap dan menelan.

Kita letakkan bayi pada dada ibu, kita biarkan bayi mencari puting

ibu. Setelah + 45 menit bayi menemukan puting ibu, lalu bayi

menghisap puting dan menelan ASI.

7) Terapi yang didapat

Perawatan tali pusat dengan kasa steril.

2. Analisa Data

No Diagnosa/Masalah Data Dasar

1. Bayi lahir spontan, aterm, belakang kepala, jenis kelamin laki-laki, BB : 50 cm, PB : 50 cm, AS : 9-10, KU baik, potensial terjadi hipotermi sehubungan dengan perubahan lingkungan dari intrauterin ke ekstrauterin (cuaca yang agak dingin dan karena keadaan ruangan yang tidak ditutup).

DS :- Ibu mengatakan anaknya lahir pada usia kehamilan 9 bulan, pada tanggal 30-01-2010, pukul 16.20 WIB, saat lahir bayi menangis kuat.

- Ibu mengatakan khawatir kalau anaknya kedinginan karena cuaca yang agak dingin.

DO :- Bayi lahir aterm UK : 39 minggu, belakang kepala, jenis kelamin laki-laki, pada tanggal 30-01-2010, pukul 16.20 WIB.

- AS : 8-9- TTV

S : 36,60CN : 130x /menitR : 50x /menit

20

Page 25: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

No Diagnosa/Masalah Data Dasar

- BB : 3.000 gramPB : 50 cmLK : 33 cmLila : 8 cmLD : 32 cm

- Ekstremitas teraba dingin.- Keadaan fisik normal.

B. DIAGNOSA KEBIDANAN

Bayi lahir spontan, aterm, belakang kepala, jenis kelamin laki-laki, BB : 50 cm,

PB : 50 cm, AS : 9-10, KU baik, potensial terjadi hipotermi sehubungan dengan

perubahan lingkungan dari intrauterin ke ekstrauterin (cuaca yang agak dingin

dan karena keadaan ruangan yang tidak ditutup).

Prognosa baik.

C. PERENCANAAN

Diagnosa/masalah : Bayi lahir spontan, aterm, belakang kepala, jenis kelamin

laki-laki, BB : 50 cm, PB : 50 cm, AS : 9-10, KU baik, potensial terjadi hipotermi

sehubungan dengan perubahan lingkungan dari intrauterin ke ekstrauterin (cuaca

yang agak dingin dan karena keadaan ruangan yang tidak ditutup).

Tujuan : Bayi dalam keadaan baik dan tidak terjadi hipotermi setelah

dilakukan perawatan.

Kriteria : KU baik, suhu : 36,50C – 37,50C, tidak terjadi komplikasi selama

perawatan, ekstremitas hangat, tidak sianosis, menetek + 10x /sehari,

BB tidak turun melebihi 10% BB lahir.

Intervensi :

1. Anjurkan ibu untuk memberi ASI setiap saat.

R/ ASI mengandung zat-zat sesuai untuk bayi, sehingga nutrisi tercukupi.

2. Lakukan rawat gabung.

R/ Dengan rawat gabung, ibu akan lebih mudah menyusui bayinya sewaktu-

waktu dan dapat meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi.

21

Page 26: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

3. Observasi KU tiap 1 jam, suhu tubuh, nadi, pernapasan, BB, air kencing,

mekoneum, perubahan warna kulit dan gerakan bayi.

R/ Observasi dini akan adanya komplikasi akan mempermudah dalam

perencanaan tindakan untuk mengatai komplikasi akan mempermudah

dalam perencanaan tindakan untuk mengatasi komplikasi yang terjadi.

4. Mandikan bayi dengan air hangat (minimal 6 jam setelah lahir dan suhu

tubuhnya anatara 36,50C – 37,50C).

R/ Air hangat akan mengurangi penguapan.

5. Segera bungkus bayi setelah dimandikan dengan kain hangat dan bersih,

terutama bagian kepala.

R/ Mencegah kehilangan panas berlebih.

6. Ganti segera pakaian dan popok bayi yang basah, dengan pakaian yang bersih

dan kering.

R/ Benda basah yang melekat pada bayi aka mendinginkan suhu tubuh.

7. Tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat.

R/ Lingkungan yang hangat akan mempertahankan suhu tubuh bayi dalam

keadaan stabil.

8. Olesi bayi dengan minyak telon pada telapak tangan, kaki dan perut.

R/ Menimbulkan rasa hangat.

9. Jelaskan pada ibu cara mencegah hipotermi.

R/ Ibu dapat mngetahui, sehingga ibu dapat menjaga dan merawat bayinya

agar tetap hangat.

D. PELAKSANAAN

Tanggal 30 Januari 2010, pukul 18.45 WIB.

Diagnosa/masalah : Bayi lahir spontan, belakang kepala, umur 2 jam 10 menit,

jenis kelamin laki-laki, KU baik, potensial terjadi hipotermi sehubungan dengan

perubahan lingkungan dari intrauterin ke ekstrauterin (cuaca yang agak dingin

dan karena keadaan ruangan yang tidak ditutup).

Implementasi :

1. Menganjurkan pada ibu untuk memberi ASI setiap saat.

22

Page 27: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

2. Melakukan rawat gabung.

3. Melakukan observasi terhadap KU bayi, suhu tubuh, nadi, pernapasan, BB, air

kencing, mekoneum, perubahan warna kulit dan gerakan bayi.

4. Mengganti segera pakaian dan popok bayi yang basah.

5. Menempatkan bayi pada lingkungan yang hangat.

6. Menjelaskan pada ibu cara mencegah hipotermi :

- Memandikan bayi dengan air hangat.

- Mengeringkan bayi dengan seksama.

- Membungkus bayi dengan kain yang kering dan bersih.

- Mengolesi tubuh bayi dengan minyak telon.

- Meletakkan bayi pada ruangan yang hangat.

- Selalu dekap bayi dan berikan ASI.

E. EVALUASI

Tanggal 30 Januari 2010, pukul 20.10 WIB.

Diagnosa/masalah : Bayi lahir spontan, belakang kepala, umur 2 jam 10 menit,

jenis kelamin laki-laki, KU baik, potensial terjadi hipotermi sehubungan dengan

perubahan lingkungan dari intrauterin ke ekstrauterin (cuaca yang agak dingin

dan karena keadaan ruangan yang tidak ditutup).

S : - Ibu mengatakan akan menyusui bayinya setiap saat.

- Ibu mengatakan mengerti dan paham mengenai cara mencegah

hipotermi pada bayinya.

O : - Ibu dan bayi berada dalam satu ruangan, ibu terlihat sedang menyusui

bayinya.

- Ibu dapat mengulang kembali penjelasan mengenai cara mencegah

hipotermi pada bayinya.

- TTV setelah 1 jam IMD :

S : 36,60C

N : 130x /menit

R : 50x /menit

BB : 3.000 gram

23

Page 28: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

- Ekstremitas atas dan bawah teraba hangat dan terbungkus kaos tangn

dan kaos kaki.

- Bayi tidak sianosis.

- Gerakan bayi aktif, menetek dengan kuat.

A : BBL, KU baik, tidak terjadi hipotermi, pengetahuan ibu bertambah

mengenai cara mencegah hipotermi pada bayinya.

P : Lanjutan intervensi

- Anjurkan pada ibu untuk terus menyusui bayinya.

- Mandikan bayi dengan air hangat (minmal 6 jam setelah lahir dan suhu

antara 36,50 – 37,50C).

- Bungkus badan dan kepala bayi dengan kain bersih dan kering.

- Ganti popok sesegera mungkin.

- Olesi minyak telon pada telapak tangan, kaki, punggung dan perut.

24

Page 29: Askeb Bayi Baru Lahir Normal - Gressta e.n

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993. Asuhan Kebidanan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta : Depkes RI.

______, 2007. Asuhan Persalinan Normal-Revisi. Jakarta : P-IBI nitas. Jakarta : EGC.

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Jumiarni, dkk. 1994. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta : EGC.

Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Saifuddin, AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.

Doenges, Marilyn E, dkk. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta : EGC.

25