batuan beku karakteristik

Upload: chandra-aim

Post on 01-Nov-2015

260 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Batuan Beku merupakan batuan yg berasal dari pembekuan magma. Magma tersebut dapat membeku di dalam maupun di luar permukaan Bumi. Batuan yang membeku di dalam disebut intrusif dan yang membeku di luar disebut batuan beku ekstrusif

TRANSCRIPT

TUGAS PETROLOGI

DESKRIPSI BATUAN BEKU

Penyusun

Nama : Ramdhan Refian Nizar

NIM : 113140009

Kelas : AFAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL 'VETERAN'

YOGYAKARTA

2014/2015

DESKRIPSI BATUAN BEKU1. WarnaWarna segar batuan beku dapat bervariasi, dari hitam, abu-abu sampai putih cerah. Warna ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuannya (rock forming minerals). Apabila terjadi pencampuran antara mineral gelap dengan terang maka warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu bercak putih, atau putih bercak hitam, tergantung warna mineral mana yang dominan.2. TeksturTekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. a) Derajat Kristalin, tingkat kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan magma berlangsung lambat maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan fase dari cair ke padat sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar. Bila penurunan suhu relative cepat maka kristal yang di hasilkan kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk penggantian dan pertumbuhan kristal sehingga akan dihasilkan gelas. Tingkat kristalisasi batuan beku dapat di bagi menjadi : Holokristalin, apabila batuan tersusun semuanya oleh kristal.

Holohialin, apabila batuan tersusun seluruhnya oleh gelas atau kaca.

Hipokristalin, apabila batuan tersusun sebagian oleh kaca dan sebagian berupa kristal.

b) Granularitas

Merupakan ukuran butir dalam batuan beku dan terdiri atas beberapa macam, yaitu :

Afanitik adalah kenampakan batuan beku berbutir sangat halus sehingga mineral/kristal penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau dengan lup (kaca pembesar). Kristal jenis afanitik ini dapat dibedakan menjadi:

Mikrokristalin, ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm.

Kriptokristalin, Ukuran butiran berkisar antara 0,01 0,002 mm.

Holohialin, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

1.B. Tekstur Afanitik Granular Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir (kristal satu dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca). Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur fanerik apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun gelas/kaca dapat diamati. Kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:

Halus (fine), ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.

Sedang (medium), ukuran diameter butir antara 1 5 mm.

Kasar (coarse), ukuran diameter butir antara 5 30 mm.

Sangat kasar (very coarse), ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

2.B. Tekstur Fanerik Granular Porfiritik adalah adanya ukuran kristal besar di massa fanerik atau afanitik.

3.B. Tekstur Poforitik

4.B. Perbandingan Antar Tekstur

c) Bentuk KristalKristal kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat dilihat kesempurnaan bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal dibedakan menjadi : Euhedral, bentuk kristal dan butiran mineralnya mempunyai bidang yang sempurna.

1.C. Contoh bentuk Euhedral

Anhedral, bentuk kristal dan butiran mineralnya dibatasi oleh bidang yang tidak teratur atau bila mineral tidak dibatasi oleh bidang atau bentuk kristalnya.

2.C. Contoh bentuk Anhedral Subhedral, bentuk kristal dan butiran mineralnya pada bidang yang tidak jelas atau mineral dibatasi oleh sebagian bidang atau bentuk kristalnya

3.C. Perbandingan bentuk Euhedral, Subhedral maupun Euhedral

4.C. Perbandingan bentuk Euhedral, Subhedral maupun Euhedral

d) Relasi

Hubungan kristal satu sama lain bisa dilihat dari keseragaman ukuruan kristal, tersusun atas dua jenis, yaitu: Equigranular, ukuran kristal yang membentuk pada batuannya berkuruan sama besar atau relatif seragam. Equigranular dibedakan lagi menjadi beberapa jenis, yaitu : Panidiamorfik granular, bila batuan disusun oleh mineral yang berbentuk euhedral dan ukuran butir relatif seragam.

Hipidiamorfik granular, bila batuan disusun oleh mineral yang berbentuk subhedral dan ukuran butir relatif seragam.

Allotriamorfik granular, bila batuan disusun oleh mineral yang berbentuk anhedral dan ukuran butir relatif seragam.

1.D. Contoh Panidiamorfik Granular Inequigranular, ukuran butir kristal yang membentuk batuan relatif tidak sama besar atau relatif tidak seragam. Inequigranular dibedakan lagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

Porfiritik, bila kristal atau mineral yang berukuran besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matrik) kristal-kristal yang berukuran lebih kecil.

Vitrofirik, seperti tekstur porfiritik tetapi masa dasarnya berupa gelas.

Felsoferik, Apabila fenokris tertanam dalam massa dasar terdiri dari kuarsa dan feldspar.

2.D. Contoh Porforitik

3. StrukturStruktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu: Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku. Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.

3.1. (kiri) Struktur Masif, (kanan) Struktur Vesikuler Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur. Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

3.2. (kiri atas) Struktur Skoria, (kanan atas) Struktur Amigdaloidal, (bawah) XenolitisStruktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:

Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.

Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran.3.3. (kiri atas) Struktur Skoria, (kanan atas) Struktur Amigdaloidal, (bawah) Xenolitis4. Komposisi Mineral Mineral Primer Adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan magma, dalam jumlah yang melimpah sehingga kehadirannya sangat menentukan nama batuan beku. berdasarkan warnanya dibagi menjadi 2: Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kuarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit. Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin. Mineral Sekunder

Adalah mineral hasil ubahan dari mineral primer, baik karena pelapka, reaksi hidrothermal, atau metamorfisme. Jadi tidak terbentuk langsung dari pembekuan magma. Namun begitu keberadaannya melimpah, dapat mempengaruhi penamaan batuan. Contohnya: kalsit, klorit, limonit, mineral lempung.

Mineral Aksesoris

Adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan magma namun jumlahnya sangat sedikit sekali, sehingga tidak mempengaruhi penamaan betuan. Contohnya: Kromit, magnetit, ilmenit, rutil, dan zirkon.

DAFTAR PUSTAKALutgen, Frederick K., Tarbuck, Edward J., & Tasa, Dennis. 2010. Essentials of Geology. New Jersey : Pearson Prentice Hall.Permana, Adi. 2010. Batuan Beku. http://unpadgeol09.blogspot.com/2010/09/batuan-beku.html. Diakses pada tanggal 22 Mei 2015.Sampurno. 1989. Pengantar Geologi. Bandung : ITB

Simatupang, Alexander. 2014. Laporan Petrografi II. http://alexander-simatupang.blogspot.com/2014/04/laporan-petrografi-ii.html. Diakses pada tanggal 22 Mei 2015.