baterai hidrogen disiapkan untuk ponsel

3
Baterai Hidrogen Disiapkan untuk Ponsel SALAH satu kendala berkomunikasi dari daerah bencana maupun daerah terpencil yang tidak memiliki jaringan listrik adalah keterbatasan baterai. Telepon tanpa kabel, terutama telepon satelit yang dipergunakan terus-menerus, akan cepat sekali menghabiskan setrum pada baterai. JENIS baterai litium-ion maupun litium-polimer memang merupakan pengembangan baterai yang bisa dikatakan terbaik saat ini. Meski untuk kebutuhan masa mendatang, terutama untuk komunikasi, nirkabel berkecepatan tinggi yang mengandalkan gambar mulai terasa keterbatasannya. Sekalipun sebenarnya baterai litium sudah merupakan perbaikan yang signifikan dibandingkan dengan baterai setrum ulang sebelumnya, masih akan muncul apabila digunakan di lokasi yang tidak memiliki jaringan listrik. Bisa karena jaringan memang belum ada, bisa karena jaringan rusak oleh gempa ataupun bencana lain. Salah satu solusinya adalah dengan membawa solar charger seperti yang dibuat untuk perlengkapan telepon satelit Iridium. Dengan berat hanya 1,4 kilogram termasuk unit pengontrolnya, ukuran panjang 39 cm, lebar 27 cm dan tebal 3,8 cm. Dengan charger surya ini seseorang tidak lagi kesulitan berhubungan dengan "dunia luar" selama masih ada matahari, hanya tentu tidak bisa digunakan sambil bergerak. Meski demikian, masih ada kendala yang masih belum teratasi dengan baterai "kering" ini, yaitu lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyegarkan kembali, biasanya sekitar dua jam. Tentu akan sulit dilakukan apabila pengguna berada dalam keadaan bergerak, berpindah- pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Lalu, baterai macam apa yang bisa mengatasi kendala seperti ini? Harapannya terletak pada baterai fuel-cell mikro atau baterai berbahan bakar hidrogen. Jenis baterai ini sudah dikembangkan banyak perusahaan di dunia ini. Kemungkinan tahun 2005 ini merupakan tahun penting bagi lahirnya fuel-cell mikro untuk pasaran umum. Tahun ini NTT DoCoMo menargetkan untuk meluncurkan handset 3G yang ditenagai dengan baterai fuel-cell mikro yang dibuat bekerja sama dengan Fujitsu Laboratories Ltd. IBM bersama Sanyo Electric menjalin kerja sama membuat sistem baterai hibrida untuk notebook ThinkPad dengan menggunakan sistem direct methanol fuel-cell (DMFC).

Upload: parka-gustama-aji

Post on 09-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Baterai Hidrogen Disiapkan Untuk Ponsel

TRANSCRIPT

Baterai Hidrogen Disiapkan untuk Ponsel

Baterai Hidrogen Disiapkan untuk Ponsel SALAH satu kendala berkomunikasi dari daerah bencana maupun daerah terpencil yang tidak memiliki jaringan listrik adalah keterbatasan baterai. Telepon tanpa kabel, terutama telepon satelit yang dipergunakan terus-menerus, akan cepat sekali menghabiskan setrum pada baterai.

JENIS baterai litium-ion maupun litium-polimer memang merupakan pengembangan baterai yang bisa dikatakan terbaik saat ini. Meski untuk kebutuhan masa mendatang, terutama untuk komunikasi, nirkabel berkecepatan tinggi yang mengandalkan gambar mulai terasa keterbatasannya.

Sekalipun sebenarnya baterai litium sudah merupakan perbaikan yang signifikan dibandingkan dengan baterai setrum ulang sebelumnya, masih akan muncul apabila digunakan di lokasi yang tidak memiliki jaringan listrik. Bisa karena jaringan memang belum ada, bisa karena jaringan rusak oleh gempa ataupun bencana lain.

Salah satu solusinya adalah dengan membawa solar charger seperti yang dibuat untuk perlengkapan telepon satelit Iridium. Dengan berat hanya 1,4 kilogram termasuk unit pengontrolnya, ukuran panjang 39 cm, lebar 27 cm dan tebal 3,8 cm. Dengan charger surya ini seseorang tidak lagi kesulitan berhubungan dengan "dunia luar" selama masih ada matahari, hanya tentu tidak bisa digunakan sambil bergerak.

Meski demikian, masih ada kendala yang masih belum teratasi dengan baterai "kering" ini, yaitu lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyegarkan kembali, biasanya sekitar dua jam. Tentu akan sulit dilakukan apabila pengguna berada dalam keadaan bergerak, berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

Lalu, baterai macam apa yang bisa mengatasi kendala seperti ini?

Harapannya terletak pada baterai fuel-cell mikro atau baterai berbahan bakar hidrogen. Jenis baterai ini sudah dikembangkan banyak perusahaan di dunia ini. Kemungkinan tahun 2005 ini merupakan tahun penting bagi lahirnya fuel-cell mikro untuk pasaran umum.

Tahun ini NTT DoCoMo menargetkan untuk meluncurkan handset 3G yang ditenagai dengan baterai fuel-cell mikro yang dibuat bekerja sama dengan Fujitsu Laboratories Ltd. IBM bersama Sanyo Electric menjalin kerja sama membuat sistem baterai hibrida untuk notebook ThinkPad dengan menggunakan sistem direct methanol fuel-cell (DMFC).

Sementara Toshiba telah mengembangkan baterai DMFC terkecil di dunia. Bahkan, perusahaan elektronik Jepang ini berencana mengomersialkan baterai DMFC untuk perangkat elektronik kecil tahun ini. Sedangkan NEC tahun 2006 akan meluncurkan laptop dengan baterai fuel-cell yang dapat bekerja 40 jam terus-menerus.

Perusahaan riset Frost & Sulivan memperkirakan sampai tahun 2008 akan ada sekitar empat juta perangkat bergerak yang ditenagai fuel-cell.

SEBUT saja baterai hidrogen karena memang unsur hidrogen ini yang menghasilkan listrik setelah bereaksi secara kimiawi dengan oksigen dari udara. Baterai seperti ini sebenarnya sudah dikembangkan sejak lebih dari 160 tahun yang lalu dan dekade belakangan mulai dilirik kembali menyusul semakin majunya teknologi proses dan makin terbatasnya cadangan minyak dunia.

Yang hebat dari jenis baterai ini adalah tidak menghasilkan polutan karena hasil reaksi kimia hidrogen dengan oksigen dari udara hanya menghasilkan uap air dan panas. Apalagi dengan semakin berkembangnya teknologi proses yang sangat renik sehingga baterai hidrogen bisa dikembangkan untuk kebutuhan baterai kecil.

Bahan-bahan yang bersifat nanomaterial maupun nanostruktur menjadi dasar pengembangan secara revolusioner teknologi fuel-cell. Perusahaan yang berdedikasi mengembangkan fuel-cell mikro dengan teknologi nano antara lain Pacific Fuel Cell, PolyFuel, Neah Power Systems, Medis Technologies, dan MTI Micro Fuel Cell.

Sebuah perusahaan bernama ISE di Freiburg, Jerman, yang bekerja sama dengan Masterflex telah mengembangkan baterai yang mereka beri nama Power Box. Baterai hidrogen yang dalam waktu dekat ini akan dijual di pasaran ini mampu menghasilkan daya sampai 100 watt.

Pembangkit listrik tanpa gerak mekanis ini mampu menyediakan listrik dalam waktu lama yang cocok untuk kantor bergerak, termasuk untuk berlayar, berkemah maupun di lokasi yang tidak ada jaringan listriknya.

ISE juga sudah memiliki prototipe baterai untuk notebook, selain juga mempersiapkan baterai fuel-cell ini untuk kamera profesional. Sementara perusahaan elektronik Jepang seperti Toshiba dan NEC sudah memamerkan notebook yang mempergunakan fuel-cell sangat kompak yang berbahan bakar metanol.

Berkembangnya teknologi lapisan film metal dimanfaatkan dalam pengembangan baterai hidrogen ini. Hal ini membuka peluang untuk bisa membuat baterai dengan harga murah guna bisa bersaing dengan baterai-baterai konvensional.

Sebuah cip PEM fuel-cell dengan mengalirkan hidrogen secara kontinu mampu menghasilkan daya 80 miliWatt untuk setiap sentimeter perseginya. Tiga baterai berukuran satu sentimeter persegi yang disusun secara seri bisa membangkitkan tegangan 1,5 volt, sama seperti baterai kering biasa.

Dengan teknologi film-metal memungkinkan baterai secara mudah terintegrasi di dalam peralatan elektronik. Untuk tangki hidrogen memang belum ditemukan yang paling ideal, yang menarik adalah dikembangkannya kapsul hidrogen. Sementara para peneliti sekarang lebih memfokuskan pada pengembangan baterai hidrogen mikro dengan metanol langsung.

Sejumlah perusahaan bahkan sudah mendemonstrasikan prototipe sistem baterai mini ini dan sekarang tengah mempersiapkan produk komersialnya. Selain metanol, gas alam cair juga merupakan "pengisi" baterai yang praktis sekalipun nantinya untuk mendapatkan hidrogen bisa dilakukan dengan gratis, yaitu melalui teknik elektrolisa menggunakan sel surya ataupun kincir air, bisa juga turbin air kecil. (AWE)