bappeda dki jakarta paparan teluk jakarta versi2
TRANSCRIPT
KEBIJAKAN DAN
RENCANA
PENGEMBANGAN
WILAYAH PANTURA
JAKARTA
KEPALA BAPPEDA PROVINSI DKI JAKARTA
Jakarta, 23 November 2010
KAWASAN TELUK JAKARTA
Kawasan Pantura
Jabodetabek
1. Jakarta menjadi tujuan urbanisasi terbesar diIndonesia, jumlah penduduk kota Jakarta telahtumbuh dari 2,9 juta orang pada tahun 1961 menjadisekitar 9,6 juta (hasil penghitungan sementaraSensus Penduduk 2010).
2. Pada siang hari, penduduk Jakarta bertambahmenjadi 12,5 juta orang
3. Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi menjadikanJakarta bagai magnet bagi para pelaku bisnis maupunpara pendatang, sedangkan lahan yang tersedia kianmahal dan terbatas.
LATAR BELAKANG
4. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1999 tentangRencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta 2010:prioritas pengembangan kota ke wilayah Barat danTimur Jakarta serta membatasi perkembangan kearah Selatan sebagai bagian kawasan peresapan dantangkapan air.
5. Kawasan pantai utara (pantura) Jakarta menjadikawasan yang tertinggalkan dan tidak tersentuh olehpembangunan infrastruktur yang memadai.
6. Ditambah lagi sebagian besar kawasan panturaberada di bawah permukaan laut, sehingga banjirdan rob menjadi masalah yang rutin
LATAR BELAKANG
7. Kondisi di atas diperburuk dengan :
adanya reklamasi yang dilakukan secaraparsial
adanya sektor-sektor yang melakukankegiatan sendiri-sendiri, tidak terintegrasi
LATAR BELAKANG
Kemacetan
Abrasi Pantai
Banjir
Instalasi Strategis (Pelabuhan danPLTGU)
Perkampungan Nelayan
Permukiman Kumuh
Pantai Publik
Pencemaran
Amblesan Tanah
Kenaikan Muka Air Laut
Kawasan/bangunan Bersejarah
Kawasan Rekreasi
POTRET KAWASAN
PANTURA
1. Pantura merupakan Kawasan Andalan DKI Jakartadalam rangka membangun Jakarta sebagai Service City(Keppres nomor 17 tahun 1994)
2. ± 70% kota-kota pantai di dunia melaksanakanreklamasi
3. Diperlukan adanya REVITALISASI kawasan pantaiUtara sebagai counter magnit pertumbuhan kota yangdapat meningkatkan daya saing Kota Jakarta
4. Revitalisasi dilakukan dengan pola SUBSIDI SILANGmelalui reklamasi
PERTIMBANGAN PELAKSANAAN REKLAMASI PANTURA
Konsep Reklamasi Pantura telah melalui proses perencanaan yang panjang.
Hal ini ditandai dengan terbitnya berbagai produk hukum sebagai berikut:
Keppres No. 17 Tahun 1994 tentang Repelita VI
Keppres No. 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta
Kepmeneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas No.KEP.920/KET/10/1997 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Pantai UtaraJakarta
Perda No. 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata RuangKawasan Pantura Jakarta
Perda No. 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta
SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 1090 Tahun 1996 tentang Organisasi Dan Tata KerjaBadan Pengendali Reklamasi Pantura Jakarta
SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 220 Tahun 1998 tentang Organisasi Dan Tata KerjaBadan Pelaksana Reklamasi Pantura Jakarta (jo. SK. Gub. No. 972 Tahun 1995)
SK. Gubenur KDKI Jakarta No. 138 Tahun 2000 tentang Tata Cara PenyelenggaraanReklamasi Pantai Utara Jakarta
Psl 3 - Batas reklamasi sampai kedalaman – 8 meter
Psl 4 - Wewenang dan tanggung jawab reklamasi pada Gubernur
Psl 9 - HPL a/n Pemda DKI
Psl 10 - Penataan kawasan Pantura sebagai bagian dari Tata Ruang DKI Jakarta
Psl 11 - Persyaratan reklamasi
Psl 12 - Pendanaan Mandiri
Badan Pengendali
•Ketua
Gubernur KDKI Jakarta
•Anggota
Kanwil-kanwil dan Dinas terkait
Tim Pengarah
•Ketua
Menteri Negara PPN/Ketua Bappenas
•Anggota
Menteri-menteri terkait (sektoral)
Kerjasama Usaha dgn Pihak Lain
Dilakukan oleh Badan Pelaksana
Psl 8 (1)
Psl 5
Psl 8 (2)
Psl 7
Badan Pelaksana
Dibentuk oleh Gubernur
Pasal 10 ayat 1 :Perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan Reklamasi Panturadilakukan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penataanKawasan Pantura.
Pasal 11 ayat 1 :Penyelenggaraan Reklamasi Pantura wajib memperhatikankepentingan lingkungan, kepentingan pelabuhan, kepentingankawasan berhutan bakau, kepentingan nelayan dan fungsi-fungsilain yang ada di kawasan Pantura.
Asas dan Tujuan
Rencana Tata Ruang• Jenis Rencana• Batas Wilayah Perencanaan• Kebijaksanaan Pokok Tata Ruang• Rencana Sub-Kawasan• Sarana dan Prasarana• Tahap Pelaksanaan• Pemantauan dan Evaluasi
Penataan Kembali Kawasan Daratan Pantai
Arah Kebijaksanaan
Psl 2,3
Psl 4,5,6
Psl 7
Psl 8
Psl 9
Psl 10 s/d 17
Psl 18 s/d 24
Psl 25
Psl 26 s/d 27
Psl 33 s/d 39
Psl 40 s/d 42
Psl 43 s/d 44
Penyelenggaraan Reklamasi dan Pengelolaan Tanah Hasil Reklamasi
Kelembagaan dan Kerjasama Usaha• Badan Pengendali• Badan Pelaksana• Tugas & wewenang Badan Pelaksana • Subsidi Silang• Badan Pelaksana dpt membentuk Badan Usaha• HPL a/n Pemda• Pola Bagi Hasil
Pembiayaan• Mandiri/digunakan langsung• Sumber-sumber yang sah
Psl 28
Psl 29 (1)
Psl 29 (2)
Psl 29 (3)
Psl 29 (5)
Psl 30
Psl 32 (2)
Pengembangan Kawasan Pantura Jakarta adalah pengembanganareal reklamasi dan kawasan daratan pantai secara terpadu yangbersama-sama ditetapkan sebagai satu kawasan perencanaan.
Pengembangan Kawasan Pantura Jakarta harus menjaminterpeliharanya ekosistem dan kelestarian kawasan hutan lindung,hutan bakau, cagar alam dan biota laut.
Pengembangan Kawasan Pantura Jakarta harus menjaminpemanfaatan pantai untuk kepentingan umum.
Pengembangan Kawasan Pantura Jakarta harus menjaminkepentingan perikehidupan nelayan.
Pengembangan Kawasan Pantura Jakarta harus menjaminkelestarian bangunan dan lingkungan bersejarah.
Pengembangan Kawasan Pantura Jakarta harus menjaminkepentingan dan terselenggaranya kegiatan pertahanan keamanannegara.
KEBIJAKSANAAN POKOK TATA RUANG (Perda No. 8/1995)
Pengembangan Kawasan Pantura Jakarta harus menjaminterselenggaranya pengembangan tata air dan tata pengairan secaraterpadu.
Pengembangan Kawasan Pantura Jakarta harus menjaminterselenggaranya / berfungsinya proyek-proyek vital di KawasanPantura Jakarta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
Pengembangan Kawasan Pantura Jakarta harus menjamin :• Peningkatan fungsi pelabuhan Tanjung Priok;• Pengembangan areal pelabuhan Sunda Kelapa dan sekitarnya untuk Pusat Wisata,
Pusat Perdangangan/Jasa serta pelayaran rakyat secara terbatas. Pengembangan Kawasan Pantura Jakarta dilaksanakan serasi dengan
penataan dan pengelolaan Kepulauan Seribu. Pengembangan Kawasan Pantura Jakarta dikaitkan dengan
pemanfaatan ruang rekreasi dan wisata dengan memperhatikankonservasi nilai budaya bangsa serta kebutuhan wisata nasional daninternasional.
Pengembangan Kawasan Pantura Jakarta didukung olehpengembangan prasarana dan sarana perkotaan secara terpadu.
Lanjutan…
14
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PANTURA
- 5 m- 5 m
Pasal 8 ayat (1) :Batas wilayah Perencanaan Kawasan Pantura Jakarta meliputi areal reklamasi yang meliputi bagian perairan laut Jakarta yang diukur dari garis pantai utara Jakarta secara tegak lurus kearah laut sampai garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut 8 (delapan) meter………..
Terdiri dari Kawasan Reklamasi(2.700 Ha) dan Kawasan Revitalisasi(2.500 Ha)
Kawasan revitalisasi terdiri: Kec. Penjaringan, Kec. Pademangan, Kec. Tanjung Priok, Kec. Koja, dan Kec. Cilincing
Panjang pantai utara adalah sekitar32 Km
MANFAAT PENGEMBANGAN PANTURA DAN REKLAMASI
Mereduksi Banjir
Alternative Supply Air Baku
Menghambat Intrusi Air Laut dan abrasi
Peningkatan Luas RTH (Mangrove)
Meningkatkan kualitaslingkungan permukiman
Pengembangan KawasanPelabuhan
Penyediaan Pantai Publik
Penciptaan lahan untukperkembangan kota
daerah resapan air
PRINSIP PELAKSANAAN REKLAMASI
Dilaksanakan secara bertahap – jangka panjang
Dilakukan dengan pendekatan Sistem Pulau Reklamasi
Penentuan bentuk Pulau Reklamasi, lebar Kanal Lateral dan vertikal, ditentukan berdasarkan hasil model Matematik Hidrodinamika
Bahan urugan sebagian besar diambil dari laut
Setiap kegiatan harus didukung Studi Amdal
Subsidi Silang untuk merevitalisasi daratan pantai
Sub Kawasan Barat
Sub Kawasan Tengah
Sub Kawasan Timur
• PERUMAHAN ATAS, MENENGAH• DAN BAWAH, DENGAN CIRI KOTA AIR/
WATERFRONTCITY• MARINA• FASILITAS-FASILITAS UNTUK MELA-YANI
& MENGEMBANGKAN KEGIATAN BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA
• PELABUHAN NELAYAN
• CBD, PUSAT PERDAGANGAN & PERKANTORAN INTERNASIONAL
• REKRASI/RESORT, MARINA• PELABUHAN IKAN & • PERUMAHAN• PELABUHAN PENUMPANG/
NELAYAN
• PELABUHAN INTERNASIONAL• PELABUHAN NELAYAN• INDUSTRI/FREE ZONE/KAWASAN BERIKAT• PERGUDANGAN• PELABUHAN/INDUSTRI/ PERGUDANGAN
(RO-RO, BULK POINT)
19
PETA SUBSIDI SILANG
• Pola ruang kawasan pantura Jakarta Zona Lindung (N1), Zona Budidaya (B1, B6, B7), Zona Perairan Pantai (P2, P3 dan P5)
• Zona Perairan pantai diarahkan untuk menjaga zona lindung dan budidaya dari tekanan dan gangguan luar/dalam zona, mencegah abrasi, intrusi air laut, pencemaran, dan kerusakan ekosistem laut
• Zona perairan pantai mempunyai potensi untuk reklamasi yang dilaksanakan dengan tidak mengganggu fungsi pembangkit tenaga listrik, muara sungai, dan jalur lalu lintas laut dan pelayaran, dan tidak menyebabkan abrasi pantai.
Reklamasi dilaksanakan pada zona Perairan Pantai:• Reklamasi berbentuk pulau dengan kedalaman laut minimal 8 meter• Reklamasi secara bertahap dengan KZB maks. 40%-45%• berjarak sekurangnya 200 -300 meter dari titik surut terendah• Mempertimbangkan karakteristik lingkungan, jalur lalu lintas laut dan pelayaran,
serta pelabuhan
Peraturan Presiden No 54 Tahun 2008 tentang Penataan
Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur
Arahan dari Perpres 54 Tahun 2008 dirinci lebih lanjut dalam RAPERDA
RTRW JAKARTA 2030 dan Rencana Pengembangan Kawasan Pantura
RAPERDA RTRW JAKARTA 2030
HARAPAN
Pengembangan Teluk Jakarta harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat mengintegrasikan pembangunan perkotaan yang mensinergikan prinsip-prinsip ekologi dan ekonomi(Eco2City) sbb: pembangunan yang meningkatkan kesejahteraan warga dan
masyarakatnya melalui perencanaan dan pengelolaan kota terpadu yang memanfaatkan sepenuhnya sistem ekologis serta melindungi dan memeliharanya bagi generasi mendatang,
pembangunan yang menciptakan nilai-nilai dan peluang bagi warga, bisnis dan masyarakatnya dengan menggunakan semua aset tangible dan intangible serta memungkinkan meningkatnya produktivitas dalam kegiatan ekonomi yang berkelanjutan