kandungan logam berat hg pb cr pada air sedimen dan kerang hijau di perairan kamal muara teluk...

85
KANDUNGAN LOGAM BERAT Hg, Pb DAN Cr PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG HIJAU ( Perna viridis L.) DI PERAIRAN KAMAL MUARA, TELUK JAKARTA DANDY APRIADI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

Upload: hendra-d-ace

Post on 20-Jan-2016

370 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mmmm

TRANSCRIPT

Page 1: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

KANDUNGAN LOGAM BERAT Hg, Pb DAN Cr PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PERAIRAN KAMAL

MUARA, TELUK JAKARTA

DANDY APRIADI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

Page 2: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul

KANDUNGAN LOGAM BERAT Hg, Pb DAN Cr PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PERAIRAN KAMAL MUARA, TELUK JAKARTA

Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini

Bogor, Desember 2005

DANDY APRIADI C02400070

Page 3: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

ABSTRAK

DANDY APRIADI. Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cr Pada Air, Sedimen dan Kerang hijau (Perna viridis L.) di Perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta. Dibimbing oleh ETTY RIANI dan HEFNI EFFENDI.

Pencemaran di laut salah satunya disebabkan oleh logam berat. Logam berat merupakan bahan anorganik yang bersifat toksik dan dapat terakumulasi dalam tubuh biota air. Kerang hijau (Perna viridis L.) adalah biota yang digunakan sebagai bioindikator adanya pencemaran logam berat.

Peneilitian ini dilaksanakan di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta dari bulan September hingga November 2004. peneiltian ini mengkaji kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr dalam air, sedimen dan kerang hijau (Perna viridis L.) dan melihat peranan parameter kualitas air terhadap kandungan logam berat di dalam tubuh kerang hijau (Perna viridis L.). Pengambilan contoh air, sedimen dan kerang hijau (Perna viridis L.) dilakukan di 3 stasiun dengan selang waktu pengambilan contoh adalah selama 1 bulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata kualitas Perairan Kamal Muara masih berada pada kisaran normal. Kandungan logam Hg, Pb dan Cr di kolom air berfluktuatif antara 0,00004 – 0.056 ppm. Pada sedimen nilai rata-ratanya antara 0,019 – 13,15 ppm. Dan rata-rata nilai kandungan logam di dalam tubuh kerang hijau (Perna viridis L.) sebesar 0,062 – 47,813 ppm. Rata-rata nilai faktor konsentrasi dalam tubuh kerang hijau (Perna viridis L.) 64,68 – 11270,40. logam Pb dan Cr cenderung diakumulatif tinggi dibanding dengan logam Hg oleh kerang hijau (Perna viridis L.). Hasil analisis PCA menunjukkan adanya peranan dari parameter kualitas perairan terhadap kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr di dalam tubuh kerang hijau (Perna viridis L.). Kata kunci : kerang hijau (Perna viridis L.), logam berat, akumulasi, Teluk Jakarta

Page 4: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

KANDUNGAN LOGAM BERAT Hg, Pb DAN Cr PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PERAIRAN KAMAL

MUARA, TELUK JAKARTA

DANDY APRIADI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

Page 5: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

SKRIPSI

Judul Skripsi : Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cr pada Air, Sedimen dan Kerang hijau (Perna viridis L.) di Perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta

Nama : Dandy Apriadi

NIM : C02400070

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Etty Riani. H, MS. Dr. Ir. Hefni Effendi M.Phil. NIP. 131 619 682 NIP. 131 841 731

Mengetahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Dr. Ir. Kadarwan Soewardi NIP. 130 805 031

Tanggal Ujian : 9 Desember 2005

Page 6: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala curahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cr pada Air, Sedimen dan

Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Etty Riani, MS dan Bapak Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Phil selaku

komisi pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan,

pengarahan dan perbaikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

2. Ibu Ir. Nurlisa A. Butet, M.Sc selaku pembimbing akademik yang telah

banyak memberikan bimbingan, saran selama penulis menjalankan

studi.

3. Bapak Ir. Agustinus Samosir M.Phil selaku dosen penguji tamu, dan Ibu

Dr.Ir. Yunizar Ernawati, MS. Selaku dosen penguji dari Departemen

MSP.

4. Papa, Mama, dan adik-adikku (Ary,Anggi) yang telah memberikan doa,

perhatian, kasih sayang dan semangat selama dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bang Iwan Mulyawan dan Pak Maga yang telah banyak membantu

penulis selama menjalani penelitian.

6. Rekan-rekan Atheners di Rumah Kita (bram, fery, oliz, dodie, moko,

rudi, zahid, dian, jimmy, heriman) atas segala saran, pendapat dan

dukungan selama penelitian. All of MeSePers dan teman-teman kost

selama di IPB .

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, dan

penulis berharap akan mendapat banyak masukan yang dapat digunakan untuk

perbaikan di masa yang akan datang.

Bogor, Desember 2005

Dandy Apriadi

Page 7: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 3 C. Tujuan ....................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

A. Kerang Hijau (Perna viridis L.) .................................................. 5 B. Logam Berat .............................................................................. 6

1. Air Raksa (Hg) ............................................................... 8 2. Timbal (Pb) .................................................................... 9 3. Khrom (Cr) ..................................................................... 10

C. Pencemaran Logam Berat ........................................................ 11 1. Logam berat dalam perairan ......................................... 12 2. Logam berat dalam sedimen ......................................... 13 3. Logam berat dalam organisme air ................................. 15

III. METODE PENELITIAN ................................................................... 16

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 16 B. Bahan dan Alat .......................................................................... 17 C. Prosedur Kerja .......................................................................... 17

1. Contoh air dan sedimen ................................................ 17 2. Contoh kerang hijau (Perna viridis L.) .......................... 17

D. Analisa Data .............................................................................. 19 1. Deskriptif ....................................................................... 19 2. Faktor bioakumulasi/biokonsentrasi ............................. 19 3. Principal Component Analysis (PCA) ........................... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 21

A. Hasil ........................................................................................... 21 1. Parameter fisika dan kimia ........................................... 21

a. Suhu ...................................................................... 21 b. Kekeruhan ............................................................ 21 c. pH .......................................................................... 21 d. Salinitas ................................................................ 23

2. Kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr di air ............... 24 3. Kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr di sedimen ..................................................................... 26 4. Kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr di kerang hijau ............................................................... 28 5. Faktor konsentrasi ......................................................... 33 6. Analisis hubungan fisika-kimia dengan kandungan logam berat pada kerang hijau (Perna viridis L.) .......... 35

Page 8: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

B. Pembahasan ............................................................................. 39

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 46

LAMPIRAN ............................................................................................ 50

Page 9: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Logam di dalam Hidrosfer .............................................................. 13 2. Parameter-parameter kualitas air, sedimen dan biota air

yang diamati ................................................................................... 18

3. Hasil analisis Principal Component Analysis (PCA) untuk logam Hg terhadap semua ukuran tubuh kerang hijau ............................ 35 4. Hasil analisis Principal Component Analysis (PCA) untuk logam Pb terhadap semua ukuran tubuh kerang hijau ............................ 37 5. Hasil analisis Principal Component Analysis (PCA) untuk logam Cr terhadap semua ukuran tubuh kerang hijau ............................. 38 6. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Hg pada kerang hijau ukuran besar .................................................... 64

7. Koefisien variabel l dalam fungsi linear sumbu utama logam Hg pada kerang hijau ukuran sedang ................................................. 65

8. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Hg pada kerang hijau ukuran kecil ...................................................... 66

9. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Pb pada kerang hijau ukuran besar .................................................... 67

10. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Pb pada kerang hijau ukuran sedang .................................................. 68

11. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Pb pada kerang hijau ukuran kecil ...................................................... 69

12. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Cr pada kerang hijau ukuran besar .................................................... 70

13. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Cr pada kerang hijau ukuran sedang ................................................. 71

14. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Cr pada kerang hijau ukuran kecil ...................................................... 72

Page 10: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Alur perumusan masalah penelitian .............................................. 3

2. Kerang hijau (Perna viridis L.) ....................................................... 5

3. Peta lokasi pengambilan contoh air, sedimen dan kerang hijau ............................................................................. 16

4. Rata-rata suhu di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ............. 21

5. Rata-rata kekeruhan (turbidity) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta .................................................................................. 22

6. Rata-rata derajat keasaman (pH) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta .................................................................................. 23

7. Rata-rata salinitas di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ........ 23

8. Rata-rata kandungan logan berat Hg di kolom Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ........................................... 24

9. Rata-rata kandungan logam berat Pb di kolom Perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta ........................................... 25

10. Rata-rata kandungan logam berat Cr di kolom Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta ............................................ 25

11. Rata-rata kandungan logam berat Hg di sedimen Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ........................................... 26

12. Rata-rata kandungan logam berat Pb di sedimen Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ........................................... 27

13. Rata-rata kandungan logam berat Cr di sedimen Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ........................................... 27

14. Rata-rata kandungan logam berat Hg pada kerang hijau ukuran besar ( > 6 cm) ..................................... 28

15. Rata-rata kandungan logam berat Hg pada kerang hijau ukuran sedang ( 4 – 6 cm) ............................... 29

16. Rata-rata kandungan logam berat Hg pada kerang hijau ukuran kecil (< 4 cm) ........................................ 29

17. Rata-rata kandungan logam berat Pb pada kerang hijau ukuran besar ( > 6 cm) ..................................... 30

18. Rata-rata kandungan logam berat Pb pada kerang hijau ukuran sedang ( 4 – 6 cm) ............................... 30

19. Rata-rata kandungan logam berat Pb pada kerang hijau ukuran kecil (< 4 cm) ........................................ 31

20. Rata-rata kandungan logam berat Cr pada kerang hijau ukuran besar (> 6 cm) ...................................... 31

Page 11: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

21. Rata-rata kandungan logam berat Cr pada kerang hijau ukuran sedang ( 4 – 6 cm) ............................... 32

22. Rata-rata kandungan logam berat Pb pada kerang hijau ukuran kecil (< 4 cm) ....................................... 32

23. Rata-rata faktor logam berat Hg pada kerang hijau ..................... 33

24. Rata-rata faktor logam berat Pb pada kerang hijau .................... 34

25. Rata-rata faktor logam berat Cr pada kerang hijau ...................... 35

26. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran besar (> 6 cm) ............................. 64

27. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran sedang (4 - 6 cm) ........................ 65

28. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran kecil (< 4 cm) ............................... 66

29. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran besar (> 6 cm) ............................. 67

30. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran sedang (4 - 6 cm) ........................ 68

31. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran kecil (< 4 cm) ............................... 69

32. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran besar (> 6 cm) ............................. 70

33. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran sedang (4 - 6 cm) ........................ 71

34. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran kecil (< 4 cm) ............................... 72

Page 12: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kandungan logam berat (Hg,Pb dan Cr) pada kerang hijau (Perna viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ................ 51

2. Kualitas air fisika dan kimia di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ...................................................................................... 53

3. Kandungan logam pada kolom air dan sedimen di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ........................................... 54

4. Baku mutu air laut untuk biota laut berdasarkan Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 ................................. 56

5. Prosedur analisis logam berat pada kerang hijau (Perna viridis L.) ................................................... 57

6. Prosedur analisis logam berat pada air laut ...................................... 59

7. Prosedur analisis logam berat pada sedimen ................................... 60

8. Matriks korelasi dari analisa komponen utama (PCA) ...................... 61

9. Hasil analisis Principal Componet Analysis (PCA) ............................ 64

Page 13: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri yang demikian pesat dewasa ini selain

memberikan dampak yang positif juga memberikan dampak negatif. Dampak

positif berupa perluasan lapangan pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan hidup

manusia, sedangkan dampak negatif yang muncul adalah penurunan kualitas

perairan akibat buangan air limbah (pencemaran) yang melampaui ambang

batas.

Di suatu industri, limbah yang dihasilkan sangat bervariasi tergantung dari

jenis dan ukuran industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan

air, dan derajat pengolahan air limbah yang ada. Selain limbah cair, limbah

padat (sampah) juga merupakan beban pencemaran yang dapat masuk ke

perairan baik secara langsung maupun tak langsung. Pada limbah industri

seringkali terdapat bahan pencemar yang sangat membahayakan seperti logam

berat (Palar, 1994).

Salah satu perairan laut yang kualitas perairannya sudah melewati batas

ambang baku mutu kualitas perairan menurut kriteria Men LH (1988) adalah

Teluk Jakarta. Sejak tahun 1972 Perairan Teluk Jakarta telah mengalami

pencemaran bahan organik dan logam berat yang telah melampaui ambang

batas (Kompas, 2004). Diduga penyebabnya adalah masukan (load) limbah ke

dalam Perairan Teluk Jakarta yang dibawa oleh 13 sungai yang bermuara ke

dalamnya. Adapun limbah yang masuk ke dalam perairan ini berasal dari

kegiatan manusia yaitu kegiatan industri pengolahan (97,82 % yakni

1.632.896,47 m3/tahun), domestik (2,17 % yakni 36.229,90 m3/tahun) dan limbah

industri pertanian (0,01% yakni 232,25 m3/tahun) (KPPL, 1997). Namun bukan

hanya limbah bahan organik saja yang dihasilkan dari kegiatan manusia tersebut,

tetapi limbah bahan beracun (anorganik) seperti logam berat juga terkandung di

dalamnya.

Logam berat yang masuk ke dalam perairan akan mencemari laut. Selain

mencemari air, logam berat juga akan mengendap di dasar perairan yang

mempunyai waktu tinggal (residence time) sampai ribuan tahun dan logam berat

akan terkonsentrasi ke dalam tubuh makhluk hidup dengan proses bioakumulasi

Page 14: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

dan biomagnifikasi melalui beberapa jalan yaitu: melalui saluran pernapasan,

saluran makanan dan melalui kulit (Darmono, 2001).

Jenis kerang-kerangan merupakan bioindikator pencemaran yang efisien

untuk menduga pencemaran logam berat, karena merupakan filter feeder dan

mempunyai toleransi yang besar terhadap tekanan ekologis yang tinggi. Kerang

hijau (Perna viridis L.) merupakan salah satu jenis kerang-kerangan (moluska,

kelas bivalvia) yang dapat bertahan hidup dan berkembang biak pada kondisi

tekanan ekologis yang tinggi. Kemampuan dalam mengakumulasi logam berat

di kerang hijau dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat

pencemaran logam berat pada lingkungan dimana kerang hijau itu hidup.

Penelitian mengenai logam berat dengan kerang hijau (Perna viridis L)

sebagai bioindikator telah banyak dilakukan, diantaranya adalah pendugaan

tingkat akumulasi logam berat Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni pada kerang hijau

berukuran kurang dari 5 cm (Akbar, 2002 ) dan pada kerang hijau berukuran

lebih dari 4,7 cm (Suryanto, 2002). Selain itu, penelitian yang dilakukan adalah

pendugaan logam berat pada air dan sedimen (Tresnasari, 2001). Namun

penelitian baru relatif belum didapatkan padahal logam berat diakumulasi dalam

tubuh mahluk hidup sehingga diperlukan informasi terbaru mengenai logam berat

dalam tubuh kerang hijau.

Penelitian ini dilakukan sebagai tindak lanjut dalam pendugaan kandungan

logam berat pada kerang hijau dengan tiga jenis logam berat yang berbeda yaitu

Hg, Pb dan Cr sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang baru dan

melengkapi hasil penelitian-penelitian terdahulu. Selain itu, penelitian ini

dilakukan untuk melihat kandungan logam logam berat di kolom perairan dan di

sedimen. Penelitian ini bersifat pengamatan sesaat dan menginformasikan

kondisi yang terjadi pada saat itu. Penelitian ini diperlukan karena pengaruh atau

efek yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia seperti kanker,

penyakit itai-itai dan sebagainya. Seperti halnya kasus Buyat yang

menyebabkan masyarakat sekitar Pantai Buyat mengalami gangguan kesehatan

yang tidak bisa dianggap enteng. Penelitian kandungan logam berat pada

kerang hijau perlu dilakukan mengingat kondisi Teluk Jakarta yang telah

tercemar berat oleh bahan beracun dan berbahaya seperti logam berat (Kompas,

2004).

Page 15: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

B. Perumusan Masalah

Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan

pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali

yang menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (udara, air dan tanah). Bahan

pencemar dari hasil kegiatan ini berupa bahan partikulat, bahan terlarut dan gas-

gas. Bahan pencemar ini akan bermuara pada suatu lingkungan perairan.

Lingkungan perairan yang tercemar bahan-bahan tersebut akan mengalami

penurunan kualitas air yang selanjutnya dapat mengganggu kesetimbangan

ekologis yang ada termasuk kehidupan biotanya. Logam berat termasuk salah

satu bahan pencemar yang dihasilkan dari kegiatan yang disebutkan di atas.

Bahan ini dikategorikan ke dalam limbah bahan beracun berbahaya (B3) karena

efek samping yang ditimbulkannya apabila masuk ke dalam tubuh organisme

juga kepada manusia.

Teluk Jakarta merupakan salah satu perairan yang telah mengalami

penurunan kualitas air, yang diduga disebabkan oleh masuknya 13 sungai yang

bermuara ke dalamnya, dan salah satunya adalah Sungai Kamal. Untuk lebih

jelas dapat dilihat dari Gambar 1.

Gambar 1. Alur perumusan masalah penelitian

Aktivitas manusia

Industri Rumah tangga Pertanian/pertambakan

LImbah

Udara Perairan Tanah

Kualitas air (peningkatan kadar logam Hg,Pb dan Cr)

Biota air

(kerang hijau)

Page 16: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan :

1. Menentukan kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr pada air, sedimen dan

kerang hijau ukuran besar, sedang dan kecil .

2. Melihat peranan parameter kualitas air terhadap kandungan logam berat di

dalam tubuh kerang hijau.

Page 17: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerang hijau ( Perna viridis L.)

Kerang hijau (Perna viridis L.) di Indonesia mempunyai nama yang

berbeda-beda di setiap daerah, seperti Kijing (Jakarta), Kedaung (Banten) dan

Kemudi Kapal (Riau). Di Malaysia dikenal dengan sebutan Siput Kudu, Chay

Luan/Tham chay (Singapura), Ta Hong (Philipina) dan Hoi Mong Pong (Thailand)

(Kastoro, 1988).

Menurut Vakily (1989) kerang hijau (Green Mussels) diklasifikasikan

sebagai berikut :

Filum : Moluska

Kelas : Bivalvia

Subkelas : Lamellibranchia

Ordo : Anisomyria

Famili : Mytilidae

Genus : Perna

Spesies : Perna viridis L.

www.dnr.state.sc.us

Gambar 2. Kerang hijau (Perna viridis L.) Sumber : www.dnr.state.sc.us)

Kerang hijau adalah organisme yang dominan pada ekosistem litoral

(wilayah pasang surut) dan sublitoral yang dangkal. Kerang hijau dapat hidup

dengan subur pada perairan teluk, estuari, perairan sekitar area mangrove dan

muara, dengan kondisi lingkungan yang dasar perairannya berlumpur campur

Page 18: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

pasir, dengan cahaya dan pergerakan air yang cukup, serta kadar garam

yang tidak terlalu tinggi (Setyobudiandi, 2000).

Persyaratan yang baik menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1985) untuk

kehidupan kerang hijau adalah perairan bersubstrat lumpur dengan metode

bagan rakit tancap, kedalaman 3 -10 m, kecepatan arus 25 cm/detik, salinitas 27

- 35 ‰ dan suhu 26 - 32 ºC.

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, moluska bivalvia digolongkan

dalam kelompok filter feeder. Apabila makanan diperoleh dengan menyaring

fitoplankton dari perairan yang ditempati, maka disebut sebagai suspension

feeder. Apabila makanan atau bahan organik diambil dari substratum tempat

hidupnya maka disebut sebagai deposit feeder (Setyobudiandi, 2000).

Kerang hijau (Perna viridis L.) dewasa dapat menghasilkan telur lebih

kurang 1,2 juta. Pemijahan ini terjadi akibat adanya rangsangan alami seperti

perubahan suhu dan salinitas. Sel telur yang telah dibuahi akan berkembang

dan menetas menjadi larva. Larva kerang hijau bersifat planktonik, yaitu

melayang di air dan terbawa arus selama dua minggu. Larva akan mengalami

beberapa kali perubahan bentuk (metamorphosa). Pada akhir stadia larva,

kerang hijau akan mengalami perubahan cara hidup dari planktonik menjadi

sessil (tinggal diam dan menempel). Pada saat itu apabila larva tidak

mendapatkan substrat maka akan segera mati (Departemen Pertanian, 1985).

Kecepatan tumbuh kerang hijau berkisar antara 0,7-1,0 cm per bulan (Direktorat

Jenderal Perikanan, 1985).

Menurut Roberts (1976) kelas bivalvia telah digunakan oleh ahli ekologi

dalam menganalisis pencemaran air. Hal ini karena sifatnya yang menetap dan

cara makan pada umumnya filter feeder, sehingga mempunyai kemampuan

mengakumulasi bahan-bahan polutan seperti logam berat.

B. Karakteristik Logam Berat

Logam berasal dari kerak bumi berupa bahan-bahan murni organik dan

anorganik. Secara alami siklus perputaran logam adalah dari kerak bumi ke

lapisan tanah, ke mahluk hidup, ke dalam air, selanjutnya mengendap dan

akhirnya kembali ke kerak bumi (Darmono, 1995).

Istilah logam secara fisik mengandung arti suatu unsur yang merupakan

konduktor listrik yang baik dan mempunyai konduktifitas panas, mempunyai

rapatan, mudah ditempa, kekerasan dan keelektropositifan yang tinggi.

Page 19: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Meskipun demikian beberapa unsur (boron, silikon, germanium, arsen dan

tellurium) yang diketahui sebagai metaloid, mempunyai satu atau lebih sifat-sifat

tersebut. Tetapi dalam memisahkan tidak cukup dengan hanya membedakan

kekhasan logam dan bukan logam. Lebih jauh, bentuk alotrofik dari beberapa

unsur di garis batas mungkin juga memperlihatkan sifat-sifat yang berbeda

(Wittman, 1979 in Connell dan Miller, 1995).

Menurut Connell dan Miller (1995), logam berat adalah suatu logam

dengan berat jenis lebih besar. Logam ini memiliki karakter seperti berkilau,

lunak atau dapat ditempa, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang tinggi

dan bersifat kimiawi, yaitu sebagai dasar pembentukan reaksi dengan asam.

Selain itu logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas lebih besar dari 5

gr/cm3, mempunyai nomor atom lebih besar dari 21 dan terdapat di bagian

tengah daftar periodik.

Logam berat adalah istilah yang digunakan secara umum untuk kelompok

logam dan metaloid dengan densitas lebih besar dari 5 g/cm3, terutama pada

unsur seperti Cd, Cr, Cu, Hg, Ni, Pb dan Zn. Unsur-unsur ini biasanya erat

kaitannya dengan masalah pencemaran dan toksisitas. Logam berat secara

alami ditemukan pada batu-batuan dan mineral lainnya, maka dari itu logam

berat secara normal merupakan unsur dari tanah, sedimen, air dan organisme

hidup serta akan menyebabkan pencemaran bila konsentrasinya telah melebihi

batas normal. Jadi konsentrasi relatif logam dalam media adalah hal yang paling

penting (Alloway dan Ayres, 1993).

Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek

khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994). Logam berat dapat menjadi bahan

racun yang akan meracuni tubuh mahluk hidup, tetapi beberapa jenis logam

masih dibutuhkan oleh mahluk hidup, walaupun dalam jumlah yang sedikit. Daya

toksisitas logam berat terhadap makhluk hidup sangat bergantung pada spesies,

lokasi, umur (fase siklus hidup), daya tahan (detoksikasi) dan kemampuan

individu untuk menghindarkan diri dari pengaruh polusi. Toksisitas pada spesies

biota dibedakan menurut kriteria sebagai berikut : biota air, biota darat, dan biota

laboratorium. Sedangkan toksisitas menurut lokasi dibagi menurut kondisi

tempat mereka hidup, yaitu daerah pencemaran berat, sedang, dan daerah

nonpolusi. Umur biota juga sangat berpengaruh terhadap daya toksisitas logam,

dalam hal ini yang umurnya muda lebih peka. Daya tahan makhluk hidup

Page 20: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

terhadap toksisitas logam juga bergantung pada daya detoksikasi individu yang

bersangkutan, dan faktor kesehatan sangat mempengaruhi (Palar, 1994).

1. Air raksa (Hg)

Logam merkuri bernomor atom 80, berat atom 200,59, titik didih 356,9 oC, dan massa jenis 13,6 gr/ml (Reilly, 1991). Merkuri dalam perairan dapat

berasal dari buangan limbah industri kelistrikan dan elektronik, baterai, pabrik

bahan peledak, fotografi, pelapisan cermin, pelengkap pengukur, industri bahan

pengawet, pestisida, industri kimia, petrokimia, limbah kegiatan laboratorium dan

pembangkit tenaga listrik yang menggunakan bahan baku bakar fosil

(Suryadiputra, 1995).

Merkuri terdapat dalam bentuk Hg (murni), Hg anorganik dan Hg organik

(Darmono, 1995). Merkuri di alam umumnya terdapat sebagai metil merkuri yaitu

bentuk senyawa organik (alkil merkuri atau metil merkuri) dengan daya racun

tinggi dan sukar terurai dibandingkan zat asalnya. Bila terakumulasi metil

merkuri dalam tubuh, akan mengakibatkan keracunan yang bersifat akut maupun

kronis (Darmono, 1995). Akibat dari keracunan akut antara lain adalah mual,

muntah-muntah, diare, kerusakan ginjal, bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Keracunan kronis ditandai oleh peradangan mulut dan gusi, pembengkakan

kelenjar ludah dan pengeluaran ludah secara berlebihan, gigi menjadi longgar

dan kerusakan pada ginjal. Kadar maksimum merkuri untuk keperluan air baku

air minum kurang dari 0,001 mg/l dan untuk kegiatan perikanan yang

diperbolehkan kurang dari 0,002 mg/l (Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001).

Merkuri yang masuk ke dalam perairan dapat masuk dan terakumulasi

pada ikan-ikan dan makhluk air lainnya, termasuk ganggang dan tumbuhan air.

Mekanisme masuknya merkuri ke dalam tubuh hewan air adalah melalui

penyerapan pada permukaan kulit, melalui insang dan rantai makanan,

sedangkan pengeluaran dari tubuh organisme perairan bisa melalui pemukaan

tubuh atau insang atau melalui isi perut dan urine. Merkuri dapat masuk ke

dalam tubuh manusia melalui tiga cara yaitu pernafasan (inhalasi), permukaan

kulit dan paling banyak melalui makanan. Hal ini terjadi karena ikan-ikan yang

telah terkontaminasi senyawa merkuri tersebut dikonsumsi oleh manusia

sehingga merkuri terakumulasi dalam tubuh manusia. Penyerapan merkuri

dalam manusia cenderung terkonsentrasi di dalam hati dan ginjal, karena di

Page 21: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

dalam organ tersebut terdapat protein yang terdiri dari asam amino sistein

(Fardiaz, 1992).

Logam berat Hg berbahaya karena bersifat biomagnifikasi sehingga dapat

terakumulasi dalam jaringan tubuh organisme melalui rantai makanan.

Organisme yang berada pada rantai yang paling tinggi (top carnivora) memiliki

kadar merkuri yang lebih tinggi dibanding organisme di bawahnya. Logam berat

dalam jumlah berlebihan dapat bersifat racun. Hal ini disebabkan karena

terbentuknya senyawa merkaptida antara logam berat dengan gugus –SH yang

terdapat dalam enzim. Akibatnya aktifitas enzim tidak berlangsung. Toksisitas

merkuri terhadap organisme perairan tergantung pada jenis, kadar efek sinergis-

antagonis dan bentuk fisika kimianya (Hutagalung, 1989).

Merkuri yang paling toksik adalah bentuk alkil merkuri yaitu metil dan etil

merkuri yang paling banyak digunakan untuk mencegah timbulnya jamur. Alkil

merkuri, terakumulasi dalam hati dan ginjal yang dikeluarkan melalui cairan

empedu.

2. Timbal (Pb)

Timbal atau timah hitam adalah sejenis logam lunak berwarna cokelat

dengan nomor atom 82, berat atom 207,19, titik cair 327,5º C, titik didih 1725º C,

dan berat jenis 11,4 gr/ml (Reilly, 1991). Logam ini mudah dimurnikan sehingga

banyak digunakan oleh manusia pada berbagai kegiatan misalnya

pertambangan, industri dan rumah tangga. Pada pertambangan timbal

berbentuk senyawa sulfida (PbS)

Timbal (Pb) secara alami banyak ditemukan dan tersebar luas pada

bebatuan dan lapisan kerak bumi. Di perairan logam Pb ditemukan dalam

bentuk Pb 2+, PbOH+ , PbHCO3, PbSO4 dan PbCO+ (Perkins, 1977 in Rohilan,

1992). Pb2+ di perairan bersifat stabil dan lebih mendominasi dibandingkan

dengan Pb 4+ (GESAMP, 1985). Masuknya logam Pb ke dalam perairan melalui

proses pengendapan yang berasal dari aktivitas di darat seperti industri, rumah

tangga dan erosi, jatuhan partikel-partikel dari sisa proses pembakaran yang

mengandung tetraetil Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam dan

buangan sisa industri baterai (Palar, 1994).

Logam Pb bersifat toksik pada manusia dan dapat menyebabkan

keracunan akut dan kronis. Keracunan akut biasanya ditandai dengan rasa

terbakar pada mulut, adanya rangsangan pada sistem gastrointestinal yang

Page 22: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

disertai dengan diare. Sedangkan gejala kronis umumnya ditandai dengan

mual, anemia, sakit di sekitar mulut, dan dapat menyebabkan kelumpuhan

(Darmono, 2001). Fardiaz (1992) menambahkan bahwa daya racun dari logam

ini disebabkan terjadi penghambatan proses kerja enzim oleh ion-ion Pb2+.

Penghambatan tersebut menyebabkan terganggunya pembentukan hemoglobin

darah. Hal ini disebabkan adanya bentuk ikatan yang kuat (ikatan kovalen)

antara ion-ion Pb2+ dengan gugus sulphur di dalam asam-asam amino. Untuk

menjaga keamanan dari keracunan logam ini, batas maksimum timbal dalam

makanan laut yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI dan FAO adalah

sebesar 2,0 ppm. Pada organisme air kadar maksimum Pb yang aman dalam

air adalah sebesar 50 ppb (EPA, 1973 in Hutagalung 1984).

3. Khrom (Cr)

Logam kromium bernomor atom 24, berat atom 51,996, titik cair 1875oC,

titik didih 2665oC, dan massa jenis 7,19 gr/ml (Reilly, 1991). Kromium

merupakan logam yang keras, tahan panas, elektropositif, dan merupakan

penghantar panas yang baik. Di alam unsur ini tidak ada dalam bentuk logam

murni. Sumber alami kromium sangat sedikit, yaitu batuan chromite (FeCr2O4)

dan chromic oxide (Cr 2O3) (Novotny dan Olem, 1994). Di perairan alami

kromium jarang ditemukan dan biasanya dalam bentuk kromium trivalent (Cr 3+)

dan kromium hexavalent (Cr 6+). Sumber Cr 6+ berasal dari industri pelapisan

logam dan produksi pigmen. Cr 3+ banyak terdapat dalam limbah industri

pencelupan tekstil, keramik gelas, dan dari kegiatan penyamakan kulit.

Organisme akuatik dapat terpapar oleh Cr melalui media itu sendiri, sedimen

maupun makanan (Effendi, 2003).

Toksisitas unsur Cr terhadap organisme perairan tergantung pada bentuk

kromium, bilangan oksidasinya, dan pH (Hutagalung, 1991). Penurunan pH dan

kenaikan suhu dapat meningkatkan toksisistas Cr6+ terhadap organisme air.

Toksisitas Cr 6+ lebih besar daripada toksisitas Cr 3+. Cr 6+ yang larut di dalam air

sebagian besar diserap oleh ikan melalui insang sehingga akumulasinya paling

banyak didapatkan pada insang daripada organ lainnya. Kadar kromium pada

perairan tawar biasanya kurang dari 0,001 mg/l dan pada perairan laut sekitar

0,00005 mg/l. Kromium trivalen biasanya tidak ditemukan pada perairan tawar;

sedangkan pada perairan laut sekitar 50% kromium merupakan kromium trivalen

(McNeely et al., 1979 in Effendi, 2003). Kadar kromium yang diperkirakan aman

Page 23: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

bagi kehidupan akuatik adalah sekitar 0,05 mg/l (Moore, 1991 in Effendi,

2003). Kadar kromium 0,1 mg/l dianggap berbahaya bagi kehidupan organisme

laut (Effendi, 2003). Kadar maksimum kromium untuk keperluan air baku air

minum dan kegiatan perikanan menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun

2001 adalah sebesar 0,05 mg/l.

C. Pencemaran Logam Berat

Menurut keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup

No.02/MENKLH/I/1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air dan

udara adalah masuk dan dimasukannya mahluk hidup, zat, energi dan atau

komponen lain ke dalam air/udara dan atau berubahnya tatanan (komposisi)

air/udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas air/udara

turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air/udara menjadi kurang

atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Bahan pencemar (polutan) adalah material atau energi yang dibuang ke

lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan baik abiotik maupun

biotik (Quano, 1993). Berdasarkan sumber, pencemaran dapat dibagi menjadi

dua kelompok (Soegiharto, 1976), yakni :

a. Dari laut, misalnya tumpahan minyak baik dari sumbernya langsung

maupun hasil pembuangan kegiatan pertambangan di laut, sampah dan

air ballast dari kapal tanker.

b. Kegiatan darat melalui udara dan terbawa oleh arus sungai yang akhirnya

bermuara ke laut.

Berdasarkan sifatnya pollutan dibagi menjadi zat yang mudah terurai

(biodegradable). Contoh zat yang mudah terurai adalah seperti sampah organik

sedangkan zat yang sukar terurai (non biodegradable) contohnya adalah minyak

dan logam berat (Odum, 1971).

Pencemaran logam berat terhadap lingkungan perairan terjadi karena

adanya suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam

tersebut dalam kegiatan manusia, dan secara sengaja maupun tidak sengaja

membuang berbagai jenis limbah beracun termasuk di dalamnya terkandung

logam berat ke dalam lingkungan perairan. Sumber utama pemasukan logam

berat berasal dari kegiatan pertambangan, cairan limbah rumah tangga, limbah

dan buangan industri, limbah pertanian (Wittmann, 1979 in Connell dan Miller,

1995).

Page 24: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Menurut Bryan (1976) secara alamiah logam berat juga masuk ke dalam perairan

dapat digolongkan sebagai: (1) pasokan dan daerah pantai, yang meliputi

masukan dari sungai-sungai dan erosi yang disebabkan oleh gerakan gelombang

dan gletser, (2) pasokan dari laut dalam, yang meliputi logam-logam yang

dilepaskan gunung berapi di laut dalam dan dari partikel atau endapan oleh

adanya proses kimiawi, (3) pasokan yang rnelampaui lingkungan dekat pantai

yang meliputi logam yang diangkut ke dalam atmosfer sebagai partikel-partikel

debu atau sebagai aerosol dan juga bahan yang dihasilkan oleh erosi gletser di

daerah kutub dan diangkut oleh es-es yang mengambang.

Logam berat termasuk sebagai zat pencemar karena sifatnya yang tidak

dapat diuraikan secara biologis dan stabil, sehingga dapat tersebar jauh dari

tempatnya semula (Dewi, 1996). Selanjutnya dikatakan bahwa ada dua hal yang

menyebabkan logam berat digolongkan sebagai pencemar yang berbahaya,

yaitu (1) tidak dihancurkan oleh mikroorganisme yang hidup di lingkungan dan (2)

terakumulasi dalam komponen-komponen lingkungan, terutama air dengan

membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik secara

adsorpsi dan kombinasi.

1. Logam berat dalam perairan

Banyak logam berat yang bersifat toksik maupun esensial terlarut dalam air

dan mencemari air tawar maupun air laut. Sumber pencemaran ini banyak

berasal dari pertambangan, peleburan logam dan jenis industri lainnya, dan juga

dapat berasal dari lahan pertanian yang menggunakan pupuk atau anti hama

yang mengandung logam (Darmono, 2001). Pencemaran logam berat dapat

merusak lingkungan perairan dalam hal stabilitas, keanekaragaman dan

kedewasaan ekosistem. Dari aspek ekologis, kerusakan ekosistem perairan

akibat pencemaran logam berat dapat ditentukan oleh faktor kadar dan

kesinambungan zat pencemar yang masuk dalam perairan, sifat toksisitas dan

bioakumulasi. Pencemaran logam berat dapat menyebabkan terjadinya

perubahan struktur komunitas perairan, jaringan makanan, tingkah laku, efek

fisiologi, genetik dan resistensi (Moriarty, 1987 in Racmansyah et al., 1998).

Logam-logam berat yang terlarut dalam badan perairan pada konsentrasi tertentu

akan berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan. Meskipun

daya racun yang ditimbulkan oleh satu logam berat terhadap semua biota

perairan tidak sama, namun hilangnya sekelompok organisme tertentu

Page 25: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

dapat menjadikan terputusnya satu mata rantai kehidupan. Pada tingkat

lanjutan, keadaan tersebut tentu saja dapat menghancurkan satu tatanan

ekosistem perairan (Palar, 1994).

Secara alamiah, unsur logam berat terdapat di seluruh alam, namun dalam

kadar yang sangat rendah (Hutagalung,1984). Kadar logam dapat meningkat

bila limbah perkotaan, pertambangan, pertanian dan perindustrian yang banyak

mengandung logam berat masuk ke dalam perairan alami melalui saluran

pembuangan. Logam berat yang sangat beracun ini tahan lama dan sangat

banyak terdapat di lingkungan. Logam berat tersebut adalah raksa (Hg), timah

hitam (Pb), Arsen (As), Kadmium (Cd), kromium (Cr) dan Nikel (Ni).

Tabel 1. Logam di dalam Hidrosfer

Logam Air Tawar (µµg/l) Air laut (µµg/l)

Hg

Pb

Cr

As

Cd

Ni

0,001 – 3,5

0,02 – 27

0,1 – 6

0,001 – 3,5

0,01 – 3

0,03 - 10

0,03 – 2,7

0,13 – 13

0,2 – 50

0,03 – 2,7

0,01 – 4

4 – 10

Sumber : Bowen, 1979 in Alloway dan Ayres, 1993

2. Logam berat dalam sedimen

Sedimen berasal dari kerak bumi yang diangkut melalui proses hidrologi

dari suatu tempat ke tempat lain, baik secara vertikal ataupun horizontal

(Friedman dan Sanders, 1978). Sedimen terdiri dari beberapa komponen dan

banyak sedimen merupakan pencampuran dari komponen-komponen tersebut.

Komponen tersebut bervariasi, tergantung dari lokasi, kedalaman dan geologi

dasar (Forstner dan Wittman, 1983). Sedimen terdiri dari bahan organik dan

bahan anorganik yang berpengaruh negatif terhadap kualitas air. Bahan organik

berasal dari biota atau tumbuhan yang membusuk lalu tenggelam ke dasar dan

bercampur dengan lumpur. Bahan anorganik umumnya berasal dari pelapukan

batuan. Sedimen hasil pelapukan batuan terbagi atas : kerikil, pasir, Lumpur dan

liat. Butiran kasar banyak dijumpai dekat pantai, sedangkan butiran halus

banyak di perairan dalam atau perairan yang relatif tenang.

Page 26: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Hutabarat dan Evans (1985), telah membagi sedimen berdasarkan ukuran

diameter butiran, yaitu batuan (boulders), kerikil ( (gravel), pasir sangat kasar

(very coarse sand), pasir kasar (coarse sand), pasir halus (fine sand), pasir

sangat halus (very fine sand), pasir (medium sand), lumpur (silt), liat (clay) dan

bahan terlarut (dissolved material).

Bahan partikel yang tidak terlarut seperti pasir, lumpur, tanah dan bahan

kimia anorganik dan organik menjadi bahan yang tersuspensi di dalam air,

sehingga bahan tersebut menjadi penyebab pencemaran tertinggi dalam air.

Keberadaan sedimen pada badan air mengakibatkan peningkatan kekeruhan

perairan yang selanjutnya menghambat penetrasi cahaya yang dapat

menghambat daya lihat (visibilitas) organisme air, sehingga mengurangi

kemampuan ikan dan organisme air lainnya untuk memperoleh makanan, pakan

ikan menjadi tertutup oleh lumpur. Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan

terganggunya kerja organ pernapasan seperti insang pada organisme air dan

akan mengakumulasi bahan beracun seperti pestisida dan senyawa logam.

Pada sedimen terdapat hubungan antara ukuran partikel sedimen dengan

kandungan bahan organik. Pada sedimen yang halus, presentase bahan organik

lebih tinggi dari pada sedimen yang kasar. Hal ini berhubungan dengan kondisi

lingkungan yang tenang, sehingga memungkinkan pengendapan sedimen lumpur

yang diikuti oleh akumulasi bahan organik ke dasar perairan. Sedangkan pada

sedimen yang kasar, kandungan bahan organiknya lebih rendah karena partikel

yang lebih halus tidak mengendap. Demikian pula dengan bahan pencemar,

kandungan bahan pencemar yang tinggi biasanya terdapat pada partikel

sedimen yang halus. Hal ini diakibatkan adanya daya tarik elektrokimia antara

partikel sedimen dengan partikel mineral (Boehm, 1987).

3. Logam berat dalam organisme air

Organisme air sangat dipengaruhi oleh keberadaan logam berat di dalam

air, terutama pada konsentrasi yang melebihi batas normal. Organisme air

mengambil logam berat dari badan air atau sedimen dan memekatkannya ke

dalam tubuh hingga 100-1000 kali lebih besar dari lingkungan. Akumulasi

melalui proses ini disebut bioakumulasi. Kemampuan organisme air dalam

menyerap (absorpsi) dan mengakumulasi logam berat dapat melalui beberapa

cara, yaitu melalui saluran pernapasan (insang), saluran pencernaan dan difusi

permukaan kulit (Mandibelli, 1976 in Hutagalung, 1991 ; Darmono, 2001).

Page 27: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Namun sebagian besar logam berat masuk ke dalam tubuh organisme air melalui

rantai makanan dan hanya sedikit yang diambil air (Waldichuck, 1974).

Akumulasi dalam tubuh organisme air dipengaruhi oleh konsentrasi bahan

pencemar dalam air, kemampuan akumulasi, sifat organisme (jenis, umur dan

ukuran) dan lamanya pernapasan.

Page 28: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perairan Kamal Muara , Teluk Jakarta Propinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dari bulan September sampai dengan bulan

Desember 2004. Kegiatan penelitian meliputi pengamatan di lapang dari bulan

September sampai dengan bulan November 2004 dan analisa laboratorium

dilaksanakan pada bulan Desember 2004. Kegiatan analisis contoh dilakukan di

Laboratorium Proling dan Laboratorium Lingkungan Budidaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, serta Laboratorium Terpadu, Fakultas Kedokteran

Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Pengambilan contoh air, sedimen serta kerang hijau (Perna viridis L.)

dlakukan di tiga stasiun Perairan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta

Utara. Stasiun-stasiun tersebut adalah stasiun I berada 1000 m (06º 05' 12.0" S

dan 106º 43' 51.9" E) dari muara sungai, stasiun II berada 2000 m (06º 05' 01.9"

S dan 106º 45' 10.2" E) dari muara sungai dan stasiun III berada pada jarak 3000

m (06º 04' 26.6" S dan 105º 45' 11.6" E) dari muara sungai (Gambar 3).

Gambar 3. Peta lokasi pengambilan contoh air, sedimen dan kerang hijau

Page 29: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

B. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biota air berupa

kerang hijau berukuran kecil (< 4 cm), sedang (4 - 6 cm) dan besar (> 6 cm) yang

diambil dari setiap stasiun pengamatan, contoh air, sedimen, air destilasi, dan

bahan kimia, baik untuk analisis logam berat, analisis kualitas air maupun untuk

keperluan pengawetan.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah botol Van Dorn, botol

sampel, freezer, peralatan analisis kimia di laboratorium, pH meter, thermometer

Hg, alat bedah dan AAS (Atomic Absorption Spectroscopy).

C. Prosedur Kerja 1. Contoh air dan sedimen

Pengambilan contoh air dilakukan dengan menggunakan perahu nelayan

yang disesuaikan dengan stasiun pengamatan di lokasi budidaya kerang hijau.

Contoh air diambil pada lapisan permukaan dengan menggunakan botol Van

Dorn kemudian dimasukkan ke dalam botol polyetilen. Contoh air yang telah

diambil dibagi dua botol yaitu botol pertama untuk analisa kekeruhan dan

salinitas. Sedangkan botol kedua untuk logam berat yang ditambahkan dengan

pengawet HNO 3 pekat sebanyak 10 tetes hingga pH contoh air laut berada di

bawah 2.

Pada setiap stasiun pengamatan, selain dilakukan pengambilan contoh air,

juga dilakukan pengambilan contoh sedimen. Pengambilan sedimen dilakukan

dengan menggunakan Petersen Grab, sedimen yang diambil dibagian tengah

dari sisi dinding grab untuk menghindari adanya kontaminasi logam dari

penggunaan Petersen Grab. Sedimen dasar diambil sebanyak ± 200 gr dari tiap

stasiun. Kemudian sampel tersebut dimasukan ke dalam kantong plastik dan

selanjutnya diukur kandungan logam berat (Hg, Pb dan Cr) dengan

menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) .

2. Contoh kerang hijau

Selain dilakukan pengambilan sampel air dan sedimen, pada penelitian ini

juga dilakukan pengambilan sampel biota air berupa kerang hijau. Pengambilan

contoh kerang hijau dilakukan tiga kali dalam selang waktu satu bulan. Contoh

kerang hijau diambil pada satu tali tempat kerang hijau di setiap stasiun dan

Page 30: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk mencegah kontaminasi logam

selama pengangkutan ke laboratorium dan dimasukkan kedalam ice box.

Kerang hijau dibagi atas tiga kelompok ukuran panjang yaitu, ukuran kecil

(< 4 cm), sedang (4 – 6 cm) dan besar (> 6 cm). Penetapan ini berdasarkan

pada ukuran kerang yang dikelompokkan di pasar. Pengambilan sampel biota

air ini dilakukan untuk melihat kandungan logam berat. Untuk keperluan ini

dibutuhkan kerang hijau sebanyak 25 gr daging kerang yang telah dibedah dan

dibungkus dengan alumunium, kemudian dimasukkan kedalam freezer pada

suhu -29 ºC sampai siap untuk dianalisa. Pengeringan pada suhu rendah

bertujuan untuk menghindari penguapan logam berat dan menjaga daging

kerang hijau dari kerusakan. Analisis kandungan logam Hg, Pb dan Cr dilakukan

di laboratorium dengan menggunakan AAS.

Untuk lebih jelasnya parameter-parameter kualitas air, sedimen dan biota

yang diamati, alat yang digunakan dan tempat dilakukan analisis pada penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter-parameter kualitas air, sedimen dan biota air yang diamati.

PARAMETER SATUAN METODE ANALISIS TEMPAT ANALISIS Kualitas Air Fisika Air 1. Suhu air o C Pemuaian Lapangan 2. Kekeruhan NTU Nephelometrik Lapangan 3. Salinitas ‰ Ion-ion terlarut Lapangan Kimia Air 1. pH - Komparasi warna Lapangan 2. Hg mg/l Serapan atom Laboratorium 3. Pb mg/l Serapan atom Laboratorium 4. Cr mg/l Serapan atom Laboratorium Sedimen Kimia Sedimen 1. Hg mg/l Serapan atom Laborator ium 2. Pb mg/l Serapan atom Laboratorium 3. Cr mg/l Serapan atom Laboratorium Biota Kimia Biota 1. Hg mg/l Serapan atom Laboratorium 2. Pb mg/l Serapan atom Laboratorium 2. Cr mg/l Serapan atom Laboratorium

Page 31: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

D. Analisis Data

1. Deskriptif

Penggambaran perubahan nilai parameter fisika-kimia dan kandungan

logam berat di dalam perairan, di sedimen dan di dalam tubuh kerang hijau yang

diperoleh selama pengamatan berlangsung.

2. Faktor bioakumulasi/biokosentrasi

Pendugaan kandungan logam berat dalam daging kerang hijau dengan

kandungan logam berat di air, dilakukan dengan mencari Indeks Faktor

Kosentrasi (FK) (Van Esch, 1977 in Prartono, 1985) :

Kadar logam berat daging kerang hijau (mg/l)

Kadar logam berat dalam air laut (mg/l)

3. Principal Component Analysis (PCA)

Untuk melihat peranan faktor-faktor fisika dan kimia terhadap kandungan

logam berat di dalam tubuh kerang hijau digunakan analisis komponen utama

(PCA). Analisis komponen utama adalah suatu teknik ordinasi yang

memproyeksikan dispersi matriks data multidimensional dalam suatu bidang

datar dengan cara mereduksi ruang, maka diperoleh sumbu-sumbu baru yang

mempresentasikan secara optimal sebagian besar variabilitas data matriks

dimensional, sehingga dapat ditemukan hubungan antara variabel dan hubungan

antar objek (Legandre dan Legandre, 1983). Analisis ini membagi matrik korelasi

parameter menjadi beberapa komponen, kemudian menyusun keragaman

komponen yang bersangkutan dari yang terbesar pada sumbu komponen utama

sehingga didapatkan distribusi spasial parameter fisika dan kimia pada stasiun

atau lokasi pengamatan.

FK =

Page 32: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Menurut Bengen (1998) data matriks (baris = stasiun, kolom = parameter)

ditransformasikan dengan rumus,

( )∑=

−−=N

jijijij XXXXa

1

2

Keterangan : ai j = elemen matriks A (setelah sdistandarisasi) Xij = elemen matriks X (sebelum distandarisasi) X = rata – rata baris

i = stasiun pengamatan (1, 2 dan 3) j = nilai parametr fisika-kimia dan kandungan logam berat di di

dalam tubuh kerang hijau

Prinsip Analisa Komponen Utama adalah mentransformasi parameter kuantitatif

inisial yang berkorelasi dalam parameter kuantitatif baru yang disebut komponen

utama (Bengen, 1998). Analisa Komponen Utama (Principal Component

Analysis) ini menggunakan software stastistika 6.0.

Page 33: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Parameter fisika dan kimia

a. Suhu

Nilai rata-rata suhu perairan (Gambar 4) di tiap stasiun menunjukkan

kisaran antara 31,33 – 31,67 ºC, dengan suhu tertinggi 32 ºC dan terendah 31 ºC.

Pengukuran suhu dilakukan mengingat pentingnya parameter ini dalam

mempelajari proses-proses fisika, kimia dan biologi. Pada biota atau organisme

yang hidup di suatu perairan, suhu mempengaruhi proses-proses metabolisme

yang terjadi dalam tubuh kerang hijau. Peningkatan suhu dapat menyebabkan

penurunan daya larut oksigen terlarut dan juga akan menaikkan daya racun

bahan-bahan tertentu. Suhu air terutama di lapisan permukaan ditentukan oleh

pemanasan matahari yang intesitasnya berubah terhadap waktu, oleh karena itu

suhu air laut akan seirama dengan perubahan intensitas penyinaran matahari.

Gambar 4. Rata-rata suhu di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta

b. Kekeruhan

Nilai rata-rata kekeruhan (turbidity) pada Perairan Kamal Muara, Teluk

Jakarta selama pengamatan berkisar antara 2,75 – 5,63 NTU. Nilai kekeruhan

tertinggi terdapat pada stasiun 2 yaitu sebesar 5,99 NTU dan terendah pada

stasiun 1 yaitu sebesar 2,2 NTU. Pada umumnya perairan laut mempunyai nilai

kekeruhan yang rendah dibandingkan dengan perairan tawar (Effendi, 2003).

31.67 (St 1)

31.33 (St 2)

31.67 (St 3)

30.00

30.50

31.00

31.50

32.00

32.50

1000 2000 3000

Jarak (m)

Su

hu

( º

C)

Page 34: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Kekeruhan menggambarkan sifat optis perairan dalam menyerap sinar matahari

yang masuk kedalam perairan. Kekeruhan biasanya disebabkan oleh partikel

tersuspensi, partikel koloid, fitoplankton.

Gambar 5. Rata-rata kekeruhan (turbidity) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta

c. pH

Secara umum nilai derajat keasaman (pH) pada Perairan Kamal Muara,

Teluk Jakarta di tiap stasiun selama pengamatan tidak berbeda secara signifikan.

Hal ini disebabkan sifat dari air laut yang mempunyai sistem buffer atau

penyangga, sehingga mampu mengendalikan sifat asam atau basa yang masuk

ke dalam perairan. Kisaran nilai derajat keasaman yang diperoleh antara 7 – 8 .

Nilai derajat keasaman (pH) ini masih berada pada kadar alamiah untuk perairan

laut yaitu 7,0 – 8,0. Kondisi pH pada perairan dapat dijadikan sebagai indikator

kualitas perairan. Batasan nilai pH telah ditentukan oleh kantor Kementerian

Negara Kependudukan dan Lingkungan hidup No. 51 Tahun 2004 yakni 6,5 – 8.

3.45 (St 3)

5.63 (St 2)

2.75 (St 1)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

1000 2000 3000

Jarak (m)

Tu

rbid

ity

(NT

U)

Page 35: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Gambar 6. Rata-rata derajat keasaman (pH) di Perairan

Kamal Muara, Teluk Jakarta

d. Salinitas

Rata-rata nilai salinitas (Gambar 7) pada Perairan Kamal Muara, Teluk

Jakarta selama pengamatan adalah 33 – 35 ‰. Nilai salinitas tertinggi terdapat

pada stasiun 2 dan 3 yang letaknya 3000 m dan 4000 m dari muara yakni 35 ‰.

Sedangkan nilai salinitas terendah selama pengamatan adalah 33 ‰. Dilihat dari

nilai salinitasnya selama pengamatan Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta

masih berada pada kisaran normal salinitas untuk air laut yaitu 30 – 35 ‰. Nilai

salinitas di perairan tersebut masih baik untuk perkembangan biologis kerang

hijau yaitu 27 – 35 ‰.

Gambar 7. Rata-rata salinitas di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta

35 (St 3)35 (St 2)

33 (St 1)

32

32.5

33

33.5

34

34.5

35

35.5

1000 2000 3000

Jarak (m)

Sal

init

as (

‰ )

7 (St 3)

7.8 (St 2)

8 (St 1)

6.46.66.8

77.27.47.67.8

88.28.4

1000 2000 3000

Jarak (m)

pH

Page 36: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

3. Kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr di air

Kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr di kolom air selama pengamatan

dapat di lihat pada Gambar 8 hingga Gambar 10

Gambar 8. Rata-rata kandungan logan berat Hg di kolom Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta

Selama pengamatan kandungan logam berat Hg di Perairan Kamal Muara,

Teluk Jakarta mempunyai berkisar antara 0,00004 – 0,00021 mg/l. Rata-rata

kandungan logam berat Hg di stasiun 1 sebesar 0,00009 mg/l, di stasiun 2

sebesar 0,000133 mg/l dan di stasiun 3 sebesar 0,000093 mg/l. Pada Gambar 8

terlihat adanya peningkatan rata-rata kandungan logam berat dari stasiun 1 ke

stasiun 2, kemudian mengalami penurunan di stasiun 3. Jika dibandingkan

dengan baku mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan

Hidup No. 51 tahun 2004 nilai ambang batas untuk logam berat Hg di perairan,

khususnya untuk biota adalah 0,001 mg/l, maka kandungan logam berat Hg di

Perairan Kamal Muara masih di bawah ambang batas.

0.000093 (St 3)

0.000133 (S t 2)

0.00009 (St 1)

0

0.00005

0.0001

0.00015

0.0002

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

nse

ntr

asi l

og

am H

g (

mg

/l)

Page 37: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Gambar 9. Rata-rata kandungan logam berat Pb di kolom Perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta

Pada Gambar 9 terlihat bahwa kandungan nilai logam berat Pb di Perairan

Kamal Muara, Teluk Jakarta berkisar antara 0,004 – 0,056 mg/l. Rata-rata

kandungan logam berat Pb di stasiun 1 sebesar 0,006 mg/l, di stasiun 2 sebesar

0,035 mg/l dan di stasiun 3 sebesar 0,006 mg/l. Dari Gambar 8 rata-rata

kandungan logam Pb menunjukkan pola yang mirip dengan kandungan logam

berat Hg, yakni adanya peningkatan kandungan dari stasiun 1 menuju stasiun 2,

kemudian mengalami penurunan pada stasiun 3. Jika dibandingkan dengan

baku mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup No. 51

tahun 2004, nilai ambang batas untuk logam berat Pb di perairan, khususnya

untuk biota laut adalah 0,008 mg/l. Kandungan Pb yang melampaui ambang

batas yaitu pada stasiun 2 dengan nilai rata-rata 0,035 mg/l.

Gambar 10. Rata-rata kandungan logam berat Cr di kolom Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

0.006 (St 3)

0.035 (St 2)

0.006 (St 1)

0

0.01

0.02

0.03

0.04

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

ns

en

tra

si

log

am

Pb

(m

g/l

)

0.015 (St 2)

0.018 (St 3)

0.011 (St 1)

0

0.006

0.012

0.018

0.024

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

nse

ntr

asi

log

am C

r (m

g/l)

Page 38: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Pada penelitian ini didapatkan kandungan Logam berat Cr pada kolom

Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta seperti yang tercantum pada Gambar 10

berkisar nilai antara ttd – 0,032 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat Cr di

stasiun 1 sebesar 0,011, di stasiun 2 sebesar 0,015 mg/l dan di stasiun 3

sebesar 0,018. Berbeda dengan logam berat Hg dan Pb, logam Cr mempunyai

kecenderungan yang meningkat secara rata-rata dari stasiun 1 menuju stasiun 3.

Jika dibandingkan dengan baku mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara

Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004, nilai ambang batas untuk logam berat Cr

di perairan, khususnya untuk biota laut adalah sebesar 0,005 mg/l, kandungan

logam berat Cr di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ini secara umum telah

melampaui nilai ambang batas baku mutu Kementerian Negara Lingkungan

Hidup No. 51 tahun 2004.

3. Kandungan logam berat Hg, Pb, dan Cr di sedimen.

Kandungan logam berat Hg, Pb, dan Cr di sedimen selama pengamatan

dapat dilihat pada Gambar 11 hingga Gambar 13 di bawah ini.

Gambar 11. Rata-rata kandungan logam berat Hg di sedimen Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta

Selama penelitian ini, kandungan logam berat Hg di sedimen pada

Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta berkisar antara 0,019 – 0,182 mg/l. Rata-

rata kandungan logam berat Hg di stasiun 1 sebesar 0,09 mg/l, di stasiun 2

sebesar 0,099 mg/l dan di stasiun 3 sebesar 0,05 mg/l. Ada pola peningkatan

kandungan di sedimen pada stasiun 1 menuju stasiun 2, kemudian menurun

pada stasiun 3.

0.05 (St 3)

0.099 (St 2)0.09 (St 1)

0

0.06

0.12

0.18

0.24

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

nse

ntr

asi l

og

am H

g (m

g/l

)

Page 39: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Gambar 12. Rata-rata kandungan logam berat Pb di sedimen

Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta

Kandungan logam berat Pb di sedimen Perairan Kamal Muara, Teluk

Jakarta mempunyai kisaran 0,101 – 5,555 mg/l. Rata-rata kandungan logam

berat Pb di stasiun 1 sebesar 3,342 mg/l, di stasiun 2 sebesar 1,853 mg/l dan di

stasiun 3 sebesar 1,539 mg/l. Dari data terlihat bahwa terdapat perbedaan

kecenderungan antara kandungan logam berat Pb dengan logam Pb, yaitu

kecenderungan yang terus menurun dari stasiun 1 ke stasiun 3.

Gambar 13. Rata-rata kandungan logam berat Cr di sedimen

Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta

Kandungan logam berat Cr di sedimen Perairan Kamal Muara, Teluk

Jakarta mempunyai kisaran 0,087 – 13,15 mg/l. Rata-rata kandungan logam

berat Cr di stasiun 1 sebesar 8,129 mg/l, rata – rata stasiun 2 sebesar 7,992 mg/l

dan rata-rata pada stasiun 3 sebesar 4,155 mg/l. Pada Gambar 12 pada pola

yang mirip dengan logam berat Pb, yaitu kecenderungan untuk menurun dari

stasiun 1 ke stasiun 3.

3,342 (St 1)

1,853 (St 2)

1,539 (St 3)

0

1,000

2,000

3,000

4,000

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

nse

ntr

asi l

og

am P

b (

mg

/l)

4,155 (St 3)

7,992 (St 2)8,129 (St 1)

0

2,500

5,000

7,500

10,000

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

nse

ntr

asi l

og

am C

r (m

g/l

)

Page 40: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

4. Kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr pada kerang hijau (Perna viridis L.)

Hasil pengamatan nilai kandungan logam berat Hg, Pb dan Cr pada kerang

hijau (Perna viridis L.) ukuran kecil, sedang dan besar selama pengamatan, yakni

dari bulan September hingga November dapat dilihat pada Gambar 14 hingga

Gambar 22.

Kandungan logam berat Hg pada kerang hijau ukuran besar (Gambar 14)

berkisar antara 0,0062 – 0.02 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat Hg pada

stasiun 1 sebesar 0,010 mg/l, stasiun 2 sebesar 0,015 dan pada stasiun 3

sebesar 0,009 mg/l. Ada kecenderungan peningkatan kandungan logam Hg dari

stasiun 1 ke stasiun 2 dan terjadi penurunan kandungan logam Hg pada stasiun

3.

Gambar 14. Rata-rata kandungan logam berat Hg pada kerang

hijau ukuran besar ( > 6 cm)

Kandungan logam berat Hg pada kerang hijau ukuran sedang (Gambar 15)

berkisar antara 0,0070 – 0,04 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat Hg pada

stasiun 1 sebesar 0,020 mg/l, stasiun 2 sebesar 0,013 mg/l dan pada stasiun 3

sebesar 0,013 mg/l. Terlihat pada Gambar 15 di bawah ini ada kecenderungan

penurunan kandungan logam Hg dari stasiun 1 hingga ke stasiun 3.

0.009 (St 3)

0.015 (St 2)

0.010 (St 1)

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

nse

ntr

asi l

og

am H

g (

mg

/l)

Page 41: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Gambar 15. Rata-rata kandungan logam berat Hg pada kerang hijau ukuran sedang ( 4 – 6 cm)

Kandungan logam berat Hg pada kerang hijau ukuran kecil (Gambar 16)

berkisar antara 0,0035 – 0,0078 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat pada

stasiun 1 sebesar 0,006 mg/l, stasiun 2 sebesar 0,005 mg/l dan pada stasiun 3

sebesar 0,007 mg/l. Berbeda dengan kedua ukuran kerang di atas, pada ukuran

kerang kecil terlihat adanya kecenderungan peningkatan kandungan logam berat

Hg dari stasiun 1 hingga ke stasiun 3, meski penurunan pada stasiun 2 relatif

lebih kecil.

Gambar 16. Rata-rata kandungan logam berat Hg pada kerang hijau ukuran kecil (< 4 cm)

Kandungan logam berat Pb pada kerang hijau ukuran besar (Gambar 17)

berkisar antara 40,407 – 47,813 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat Pb

pada stasiun 1 sebesar 45,019 mg/l, stasiun 2 sebesar 46,471 mg/l dan pada

stasiun 3 sebesar 40,802 mg/l. Seperti pada logam Hg di atas, untuk kerang

hijau ukuran besar pada logam Hg terlihat adanya tendensi peningkatan

0.013 (St 2)

0.020 (St 1)

0.012 (St 3)

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

0.04

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

nse

ntr

asi l

og

am H

g (m

g/l)

0.006 (St 1)

0.005 (St 2)

0.007 (St 3)

00.001

0.002

0.003

0.004

0.0050.006

0.007

0.008

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

sen

tras

i lo

gam

Hg

(mg

/l)

Page 42: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

kandungan logam berat Pb dari stasiun 1 hingga stasiun 2, dan selanjutnya

terjadi penurunan kandungan Logam Pb yang cukup tajam pada stasiun 3.

Gambar 17. Rata-rata kandungan logam berat Pb pada kerang hijau ukuran besar ( > 6 cm)

Kandungan logam berat Pb pada kerang hijau ukuran sedang (Gambar

18) berkisar antara 33,699 – 36,829 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat

pada stasiun 1 sebesar 34.248 mg/l, stasiun 2 sebesar 34,745 mg/l dan pada

stasiun 3 sebesar 35, 688 mg/l. Berbeda dengan logam Hg di atas, untuk kerang

hijau ukuran sedang pada logam Pb ini cenderung terjadi peningkatan

kandungan logam berat Pb dari stasiun 1 hingga stasiun 3.

Gambar 18. Rata-rata kandungan logam berat Pb pada kerang hijau ukuran sedang ( 4 – 6 cm)

Kandungan logam berat Pb pada kerang hijau ukuran kecil (Gambar 19)

berkisar antara 12,135 – 13,656 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat pada

stasiun 1 sebesar 12,756 mg/l, stasiun 2 sebesar 13,265 mg/l dan pada stasiun 3

sebesar 12,470 mg/l. Pada Gambar 19 di bawah ini pada kerang hijau ukuran

40.802 (St 3)

46.471(St 2)45.019 (St 1)

36

38

40

42

44

46

48

50

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

sen

tras

i lo

gam

Pb

(m

g/l)

34.745 (St 2)34.248 (St 1)

35.688 (St 3)

32

33

34

35

36

37

38

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

sen

tras

i lo

gam

Pb

(m

g/l)

Page 43: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

kecil terlihat adanya kecenderungan peningkatan kandungan logam berat Pb dari

stasiun 1 hingga stasiun 2, namun terjadi penurunan kandungan logam berat Pb

pada stasiun 3.

Gambar 19. Rata-rata kandungan logam berat Pb pada kerang kerang hijau ukuran kecil (< 4 cm)

Kandungan logam berat Cr pada kerang hijau ukuran besar (Gambar 20)

berkisar antara 19,039 – 21,195 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat Cr pada

stasiun 1 sebesar 19,696 mg/l, stasiun 2 sebesar 20,710 mg/l dan pada stasiun 3

sebesar 20,998 mg/l. Berbeda dengan logam Hg dan logam Pb di atas, pada

kerang hijau ukuran besar untuk kandungan logam Cr terlihat adanya cenderung

terjadi peningkatan kandungan logam berat Cr dari stasiun 1 hingga ke stasiun

3.

Gambar 20. Rata-rata kandungan logam berat Cr pada kerang hijau ukuran besar (> 6 cm)

12.756 (St 1)

13.265 (St 2)

12.470 (St 3)

11.000

11.500

12.000

12.500

13.000

13.500

14.000

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

sen

tras

i lo

gam

Pb

(m

g/l)

20.998 (St 3)

19.696 (St 1)

20.710 (St 2)

17.5

18

18.5

19

19.5

20

20.5

2121.5

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

sen

tras

i lo

gam

Cr

(mg

/l)

Page 44: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Kandungan logam berat Cr pada kerang hijau ukuran sedang (Gambar 21)

berkisar antara 21,258 – 24,826 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat Cr pada

stasiun 1 sebesar 22,693 mg/l, stasiun 2 sebesar 23,946 mg/l dan pada stasiun 3

sebesar 21,692 mg/l. Berbeda dengan logam Hg dan logam Pb di atas, pada

kerang hijau ukuran sedang, terlihat ada kecenderungan peningkatan kandungan

logam berat Cr dari stasiun 1 hingga stasiun 2, namun selanjutnya terjadi

penurunan kandungan logam berat Cr pada stasiun 3.

Gambar 21. Rata-rata kandungan logam berat Cr pada kerang

hijau ukuran sedang ( 4 – 6 cm)

Kandungan logam berat Cr pada kerang hijau ukuran kecil (Gambar 22)

berkisar antara 1,597 – 3,524 mg/l. Rata-rata kandungan logam berat Cr pada

stasiun 1 sebesar 3,214 mg/l, stasiun 2 sebesar 3,033 mg/l dan pada stasiun 3

sebesar 1,691 mg/l. Pada Gambar 22 terlihat adanya pola penurunan kandungan

logam berat Cr dari stasiun 1 hingga ke stasiun 3.

Gambar 22. Rata-rata kandungan logam berat Pb pada kerang hijau ukuran kecil (< 4 cm)

21.692 (St 3)

23.946 (St 2)

22.693 (St 1)

19

20

21

22

23

24

25

26

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

sen

tras

i lo

gam

Cr

(mg

/l)

3.214 (St 1)3.033 (St 2)

1.691 (St 3)

00.5

1

1.5

2

2.5

33.5

4

1000 2000 3000

Jarak (m)

Ko

sen

tras

i lo

gam

Cr

(mg

/l)

Page 45: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

0

100

200

300

400

Stasiun pengamatan

Fak

tor

kon

sen

tras

i

Besar 122.13 210.01 97.66

Sedang 288.47 201.14 133.90

Kecil 76.09 64.68 73.11

1 2 3

5. Faktor konsentrasi

Faktor konsentrasi adalah suatu ukuran nilai dari kemampuan biota atau

organisme air dalam mengambil bahan pencemar langsung dari lingkungan yang

ada disekitarnya, yaitu kolom air. Faktor konsentrasi logam berat pada kerang

hijau menunjukkan adanya kecenderungan biota air tersebut mengakumulasi

logam berat. Adapun faktor konsentrasi yang diamati dari September hingga

November 2004 ditunjukkan pada Gambar 23 hingga Gambar 25.

Ada tiga kategori yang dikemukakan Van Esch (1977) in Pratono (1985)

untuk faktor konsentrasi yaitu, tingkat akumulasi rendah, jika faktor konsentrasi

kurang dari 100. Tingkat akumulasi sedang, jika faktor konsentrasi antara 100

hingga 1000. Dan tingkat akumulasi tinggi, jika faktor konsentrasi lebih dari

1000.

Rata-rata faktor konsentrasi pada logam berat Hg (Gambar 23) tertinggi

pada kerang hijau yang berukuran sedang (4 – 6 cm), dengan kisaran nilai

133,90 – 288,7. Hal ini menunjukkan bahwa kerang hijau yang berukuran

sedang (4 – 6 cm) mempunyai tingkat akumulatif yang sedang terhadap logam

berat Hg. Kerang hijau yang berukuran besar (> 6cm) juga mempunyai tingkat

akumulatif yang sedang terhadap logam berat Hg dengan nilai kisaran rata-rata

97,66 – 210,01. Untuk kerang hijau yang berukuran kecil (< 4 cm) rata-rata nilai

faktor konsentrasi kurang dari 100, yaitu berkisar antara 64,68 – 76,09. Hal ini

menunjukkan kerang hijau yang berukuran kecil (< 4 cm) mempunyai tingkat

akumulatif yang rendah terhadap logam berat Hg.

Gambar 23. Rata-rata faktor logam berat Hg pada kerang hijau

Page 46: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

0

2000

4000

6000

8000

10000

Stasiun pengamatan

Fak

tor

kon

sen

tras

i

Besar 8396.23 2003.22 6920.03

Sedang 6404.36 1483.17 6089.77

Kecil 2396.76 570.96 2124.41

1 2 3

Faktor konsentrasi logam berat Pb (Gambar 24) cenderung fluktuatif dari

stasiun pengamatan 1 hingga stasiun pengamatan 3, namun menurun pada

stasiun pengamatan 1 ke stasiun pengamatan 2 dan meningkat dari stasiun

pengamatan 2 ke stasiun pengamatan 3. Faktor konsentrasi pada kerang hijau

ukuran besar (> 6 cm), rata-rata nilainya melebihi 1000, yaitu berkisar antara

2003,22 – 8396,23. Artinya pada kerang hijau berukuran besar (> 6 cm)

mempunyai tingkat akumulasi yang tinggi terhadap logam berat Pb. Pada kerang

hijau berukuran sedang (4 – 6 cm) rata-rata nilainya melebihi 1000, yaitu berkisar

1483,17 – 6404,36. Artinya pada kerang hijau ukuran sedang (4 – 6 cm)

mempunyai tingkat akumulatif yang tinggi terhadap logam berat Pb. Pada

kerang hijau berukuran kecil (> 4 cm), rata-rata nilai faktor konsentrasi berkisar

antara 570,96 – 2396,76, dan mempunyai kecenderungan tingkat akumulatif

yang tinggi terhadap logam berat Pb, meskipun pada stasiun 2 nilainya kurang

dari 1000, yaitu 570,96.

Gambar 24. Rata-rata faktor logam berat Pb pada kerang hijau

Faktor logam berat Cr (Gambar 25) cenderung menurun nilainya dari

stasiun pengamatan 1 hingga stasiun pengamatan 3. Faktor pada kerang hijau

berukuran besar (> 6 cm), rata-rata nilainya melebihi 1000, yaitu berkisar antara

2003,22 – 8396,23. Artinya pada kerang hijau ukuran besar (> 6 cm) mempunyai

tingkat akumulatif yang tinggi terhadap logam berat Cr. Pada kerang hijau ukuran

sedang (4 – 6 cm) juga rata-rata nilai faktornya melebihi 1000, yaitu berkisar

7841,05 – 11270,40. Artinya pada kerang hijau ukuran sedang (4 – 6 cm)

mempunyai tingkat akumulatif yang tinggi terhadap logam berat Cr. Pada

kerang hijau ukuran kecil (< 4cm) juga mempunyai tingkat akumualtif yang

Page 47: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Stasiun pengamatan

Fak

otr

ko

nse

ntr

asi

Besar 9861.53 7337.82 7552.81

Sedang 11270.40 8428.41 7841.05

Kecil 1506.05 1035.06 559.14

1 2 3

cenderung tinggi pula terhadap logam berat Cr. Adapun rata-rata faktor

konsentrasinya berkisar antara 559,14 – 1035,06.

Gambar 25. Rata-rata faktor logam berat Cr pada kerang hijau

6. Analisis hubungan fisika – kimia dengan kandungan logam berat pada kerang hijau (Perna viridis L.)

Menurut Darmono (2001) faktor-faktor lingkungan ikut mempengaruhi

konsentrasi kandungan logam berat dalam tubuh kerang hijau, dalam hal ini

konsentrasi kandungan logam berat pada tubuh kerang hijau tergantung pada

konsentrasi kandungan logam pada kolom air, konsentrasi kandungan logam

pada sedimen, konsentrasi garam, suhu dan pH air serta turbidity (kekeruhan).

Untuk melihat pengaruh dari faktor-faktor tersebut digunakan Principal

Component Analysis (PCA).

Tabel 3. Hasil analisis Principal Component Analysis (PCA) untuk logam Hg terhadap semua ukuran tubuh kerang hijau

Logam Hg

F1 F2 Korelasi positif

Korelasi negatif

Kerang Besar

suhu, kekeruhan, Hg di air, Hg di kerang

salinitas, pH, Hg di sedimen

kekeruhan,Hg di air, Hg di sedimen

suhu

Kerang Sedang

suhu,kekeruhan, Hg di air, Hg dikerang

salinitas, pH, Hg di sedimen

pH salinitas

Kerang Kecil

suhu, kekeruhan, Hg di air, Hg di kerang

salinitas, pH, Hg di sedimen

suhu, kekeruhan,Hg di air, Hg di sedimen

Page 48: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Hasil analisis komponen utama (AKU) atau Principal Component Analysis

(PCA) logam Hg pada kerang hijau ukuran besar didapatkan nilai akar ciri (eigen

value) pada sumbu utama (F1) sebesar 68,42 %, sumbu kedua (F2) sebesar

31,58 %. Pada sumbu utama (F1) dicirikan oleh variabel suhu, kekeruhan,

konsentrasi logam Hg di air, konsentrasi logam Hg di sedimen dan konsentrasi

logam Hg di kerang hijau dan untuk sumbu kedua dicirikan oleh variabel salinitas

dan pH (Lampiran 9). Pada kerang hijau ukuran besar, parameter kekeruhan,

Hg di air dan Hg di sedimen memberikan peranan positif terhadap kandungan

logam berat di dalam tubuh kerang hijau (Lampiran 8). Sedangkan parameter

suhu memberikan peranan yang negatif terhadap kandungan logam berat di

dalam tubuh kerang hijau besar.

Hasil analisis PCA untuk kerang hijau berukuran sedang nilai akar ciri

yang di peroleh dapat menjelaskan sumbu utama (F1) 56,27 % dan pada sumbu

kedua (F2) sebesar 43,73 %. Variabel suhu, kekeruhan dan konsentrasi logam

Hg di air mencirikan pada sumbu utama (F1), sedangkan pada sumbu kedua

(F2) di cirikan variabel salinitas, pH, konsentrasi logam Hg di sedimen dan

konsentrasi logam Hg pada kerang hijau (Lampiran 9). Dari matriks korelasi

yang diperoleh menunjukkan adanya peranan negatif untuk parameter salinitas

terhadap kandungan logam Hg di dalam tubuh kerang hijau ukuran sedang

(Lampiran 8).

Pada kerang hijau berukuran kecil hasil analisis PCA nilai akar ciri yang

diperoleh pada sumbu utama (F1) sebesar 68,55 % dan untuk sumbu kedua (F2)

sebesar 31,45 %. Pada sumbu utama (F1) dicirikan oleh variabel suhu,

kekeruhan, konsentrasi logam Hg di air, konsentrasi logam Hg di sedimen dan

konsentrasi logam Hg di kerang hijau, dan untuk sumbu kedua dicirikan oleh

variabel salinitas dan pH (Lampiran 9). Berbeda dengan kedua ukuran kerang

hijau di atas, dari analisis PCA matriks korelasi diperoleh dapa t terlihat adanya

peranan parameter suhu yang positif terhadap kandungan logam Hg, sedangkan

untuk parameter Hg di air dan kekeruhan memberikan peranan yang negatif

terhadap kandungan logam di dalam tubuh kerang hijau (Lampiran 8) .

Page 49: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Tabel 4. Hasil analisis Principal Component Analysis (PCA) untuk logam Pb terhadap semua ukuran tubuh kerang hijau

Logam Pb F1 F2 Korelasi positif

Korelasi negatif

Kerang Besar

suhu, kekeruhan, Pb diair, Pb di kerang

salinitas, pH, Pb di sedimen

pH, Pb di air, Pb di Sedimen, kekeruhan

suhu

Kerang Sedang

salinitas, Pb di sedimen, Pb di kerang

suhu, kekeruhan, Pb di air, pH

salinitas pH, Pb di sedimen

Kerang kecil

suhu, kekeruhan, Pb di air, Pb di kerang

salinitas, pH, Pb di sedimen

kekeruhan, Pb di air, pH

suhu

Pada logam Pb dari hasil analisis PCA yang dilakukan untuk kerang hijau

berukuran besar diperoleh nilai akar ciri (eigenvalue) sumbu utama (F1) dapat

menjelaskan sebesar 55,92 %, sumbu kedua (F2) dapat menjelaskan sebesar

44,07 %. Pada sumbu utama dicirikan oleh variabel suhu, kekeruhan,

konsentrasi Pb di air dan konsentrasi Pb di kerang hijau. Sumbu kedua dicirikan

oleh variabel salinitas, pH dan konsentrasi Pb di sedimen (Lampiran 9). Matriks

korelasi yang diperoleh terhadap kerang hijau ukuran besar memperlihatkan

adanya peranan parameter pH terhadap kandungan dalam tubuh kerang hijau

tersebut (Lampiran 8).

Hasil analisis PCA untuk kerang hijau berukuran sedang nilai akar ciri yang

diperoleh dari analisis PCA dapat menjelaskan sebesar 52,51 % pada sumbu

utama (F1) dan 47,49 % pada sumbu kedua (F2). Pada sumbu utama (F1)

dicirikan oleh variabel salinitas, konsentrasi Pb di sedimen dan konsentrasi Pb di

kerang hijau dan untuk sumbu kedua (F2) dicirikan oleh variabel suhu,

kekeruhan, pH dan konsentrasi Pb di air (Lampiran 9). Terhadap kerang hijau

ukuran sedang matriks korelasi yang didapat menunjukkan adanya peranan yang

positif oleh parameter salinitas terhadap kandungan logam Pb di dalam tubuh

kerang hijau tersebut. Sedangkan untuk parameter pH dan Pb di sedimen

memberikan peranan yang negatif terhadap kandungan Pb dalam tubuh kerang

hijau (Lampiran 8).

Pada kerang hijau berukuran kecil hasil analisis PCA diperoleh nilai akar

ciri pada sumbu utama (F1) dapat menjelaskan sebesar 60,93 % dan pada

sumbu kedua (F2) sebesar 39,07 %. Untuk sumbu utama (F1) dicirikan oleh

Page 50: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

variabel suhu, kkeruhan, koinsentrasi Pb di air, konsentrasi Pb di sedimen dan

konsentrasi Pb di kerang hijau dan pada sumbu kedua dicirikan oleh variabel

salinitas dan pH (Lampiran 9). Pada kerang hijau ukuran kecil matriks korelasi

yang diperoleh memperlihatkan adanya peranan yang positif oleh parameter

kekeruhan dan Pb di air, sedangkan parameter suhu memberikan peranan yang

negatif (Lampiran 8). Peranan dari parameter-parameter tersebut mempengaruhi

kandungan Pb di dalam tubuh kerang hijau kecil.

Tabel 5. Hasil analisis Principal Component Analysis (PCA) untuk logam Cr terhadap semua ukuran tubuh kerang hijau

Logam Cr F1 F2 Korelasi positif Korelasi negatif

Kerang Besar

salinitas, pH, Cr di air, Cr di sedimen,Cr di kerang

suhu, kekeruhan suhu, Cr di air pH, Cr di sedimen

Kerang Sedang

pH, Cr di air, Cr di sedimen, Cr di kerang

suhu, salinitas,kekeruhan

kekeruhan, Cr di sedimen, pH

suhu

Kerang Kecil

pH, Cr di air, Cr di sedimen, Cr di kerang

suhu, salinitas , kekeruhan

pH, Cr di Sedimen

Cr di air

Hasil analisis PCA pada logam Cr untuk kerang hijau berukuran besar

nilai akar ciri yang di peroleh dapat menjelaskan sumbu utama (F1) sebesar

61,66 %, sumbu kedua (F2) dapa menjelaskan sebesar 38,34 %. Adapun

variabel-variabel yang mencirikan sumbu utama (F1) antara lain salinitas, pH,

konsentrasi Cr di air, konsentrasi Cr di sedimen dan konsentrasi Cr di kerang

hijau. Sumbu kedua (F2) dicirikan oleh variabel suhu dan kekeruhan (Lampiran

9). Pada logam Cr, analisis matriks korelasi yang diperoleh menunjukkan

peranan yang positif oleh parameter suhu dan Cr di air terhadap kandungan Cr di

dalam tubuh kerang hijau ukuran besar (Lampiran 8).

Pada kerang hijau ukuran sedang nilai akar yang di peroleh dapat

menjelaskan sumbu utama sebesar 58,79 %, sumbu kedua sebesar 41,20 %.

Variabel yang mencirikan pada sumbu utama (F1) adalah pH, konsentrtasi Cr di

air, konsentrasi Cr di sedimen dan konsentrasi Cr di kerang hijau dan pada

sumbu kedua (F2) dicirikan oleh variabel suhu, salinitas dan kekeruhan

(Lampiran 9). Untuk kerang hijau ukuran sedang, parameter kekeruhan dan Cr di

sedimen pada matriks korelasi menunjukkan adanya peranan positif terhadap

kandungan Cr di dalam tubuh kerang hijau ukuran sedang. Sebaliknya untuk

Page 51: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

parameter suhu memberikan peranan yang negatif terhadap kandungan Cr di

dalam tubuh kerang hijau ukuran sedang (Lampiran 8).

Hasil analisis PCA. untuk kerang hijau berukuran kecil nilai akar ciri yang

diperoleh dapat menjelaskan sumbu utama (F1) sebesar 63,46 % dan pada

sumbu kedua sebesar 39,07 %. Variabel pH, konsentrasi Cr di air, konsentrasi

Cr di sedimen dan konsentrasi Cr di kerang hijau terdapat pada sumbu utama

(F1) dan variabel suhu, salinitas dan kekeruhan pada sumbu kedua (F2). Pada

kerang hijau ukuran kecil, peranan positif ditunjukkan oleh parameter pH dan Cr

di sedimen terhadap kandungan Cr di dalam tubuhnya dan peranan negatif

ditunjukkan oleh logam Cr di air (Lampiran 8).

B. Pembahasan

Pada pengamatan parameter fisika dan kimia yaitu, suhu, kekeruhan, pH

dan salinitas secara keseluruhan masih menunjukkan kondisi yang

memungkinkan untuk kerang hijau melakukan proses-proses biologis dalam

hidupnya, baik untuk pertumbuhan maupun untuk kebutuhan reproduksi. Suhu

air selama pengamatan masih menunjukkan kisaran yang normal bagi

perkembangan kerang hijau. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang

dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan (1985) yang mengatakan bahwa

untuk keperluan budidaya kerang hijau disarankan agar suhu perairan ada dalam

kisaran 26 – 32 ºC.

Kisaran salinitas pada Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta juga sesuai

dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan (1985)

yaitu dalam kisaran 27 – 35 ‰. Salinitas merupakan faktor yang penting bagi

kerang hijau untuk melakukan adaptasi terhadap kondisi perairan, karena

salinitas berhubungan langsung dengan proses osmoregulasi yang dilakukan

biota yang ada di dalamnya, termasuk kerang hijau.

Logam berat yang masuk ke dalam suatu perairan, baik di sungai ataupun

dilaut, akan dipindahkan dari badan air melalui tiga proses, yaitu pengendapan,

adsorbsi dan absorpsi oleh organisme perairan (Bryan 1976). Logam-logam

dalam lingkungan perairan umumnya berada dalam bentuk ion-ion seperti ion -

ion bebas, pasangan ion organik, ion-ion kompleks dan bentuk-bentuk ion

lainnya (Palar, 1994). Kondisi kandungan logam berat (Hg, Pb dan Cr) di kolom

perairan selama pengamatan dari bulan September hingga November nilainya

Page 52: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

cenderung berfluktuatif. Hal ini diduga karena adanya pengaruh masukan dari

sungai yang bermuara di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta yang membawa

limbah-limbah logam berat dan bergantung pada besar kecilnya konsentrasi

logam – logam tersebut yang terbuang ke dalam sungai hingga mencapai

Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Limbah logam berat ini diduga berasal

dari limbah industri dan limbah rumah tangga. Jika dibandingkan dengan baku

mutu untuk biota air yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan

Hidup No. 51 tahun 2004 kondisi kandungan logam berat di Perairan Kamal

Muara, Teluk Jakarta untuk logam berat Pb dan Cr telah melampaui ambang

batas. Untuk logam berat Pb nilai ambang batasnya adalah 0,008 mg/l dan

untuk logam berat Cr nilai ambang batasnya adalah 0,005 mg/l. Berbeda dengan

kandungan logam Pb, kandungan logam berat Hg nilainya masih di bawah

ambang batas yaitu 0,001 mg/l. Namun demikian konsentrasi yang rendah ini

tetap harus diwaspadai karena logam-logam berat yang terlarut dalam kolom

perairan pada konsentrasi tertentu dapat berubah fungsi menjadi sumber racun

bagi kehidupan perairan (Palar, 1994). Meskipun daya racun yang ditimbulkan

oleh satu jenis logam berat terhadap semua biota perairan tidak sama, namun

kehancuran dari suatu kelompok dapat menjadikan terputusnya satu mata rantai

kehidupan

Kondisi nilai kandungan logam berat (Hg, Pb dan Cr) di dalam sedimen

selama pengamatan, nilainya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan yang

terdapat pada kolom perairan. Hal ini diduga karena adanya laju proses

pengendapan atau sedimentasi yang dialami logam berat. Dalam hal ini logam

berat yang terdapat pada kolom air akan mengalami proses penggabungan

dengan senyawa-senyawa lain, baik yang berupa bahan organik maupun bahan

anorganik, sehingga berat jenisnya menjadi lebih besar yang akan

mempengaruhi laju proses pengendapan atau sedimentasi. Hal ini menunjukkan

bahwa sedimen merupakan tempat proses akumulasi logam berat di sekitar

perairan laut. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mance (1987) yang

mengatakan bahwa konsentrasi logam berat di sedimen jauh lebih tinggi jika

dibandingkan dengan yang ada pada kolom perairan. Hal ini disebabkan logam

berat yang masuk ke dalam kolom perairan akan diserap oleh partikel-partikel

tersuspensi. Apabila konsentrasi logam berat lebih besar dari daya larut

terendah komponen yang terbentuk antara logam dan anion yang ada di dalam

air,seperti karbonat, hidroksil atau khlorida, maka logam tersebut akan

Page 53: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

diendapkan (Lindquist et.al, 1984). Dari hasil pengamatan sedimen di lokasi

penelitian jenis sedimen yang didapat berupa lumpur berpasir. Namun hingga

saat ini belum ada baku mutu logam berat pada sedimen, sehingga hasil

penelitian ini belum bisa dibandingkan dengan standar baku mutu.

Nilai kandungan berat (Hg, Pb dan Cr) yang ada pada kerang hijau lebih

tinggi dibanding pada kolom air dan sedimen. Hal ini disebabkan kerang hijau

mempunyai kemampuan untuk mengakumulasi logam berat di dalam tubuhnya.

Sifat hidupnya yang sessil dan filter feeder, mengakibatkan kerang hijau dapat

menyerap logam berat di kolom air dan sedimen melalui proses makan

memakan. Hal ini terlihat dari nilai faktor konsentrasi yang telah disebutkan di

atas, dalam hal ini kerang hijau mampu menyerap logam berat di kolom air

hingga ratusan kali dan bahkan untuk logam berat Pb dan Cr menunjukkan nilai

hingga ribuan kali, yang artinya mempunyai tingkat akumulatif yang tinggi

terhadap kedua logam tersebut.

Kecenderungan kerang hijau untuk menyimpan atau mengakumulasi logam

berat dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama yakni bisa berlangsung

selama hidupnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh proses fisiologis dalam tubuh

kerang hijau itu sendiri. Dalam proses metabolisme tubuhnya akan mengolah

atau mentransformasi setiap bahan racun (logam berat) yang masuk, sehingga

akan mempengaruhi daya racun atau toksisitas bahan tersebut (logam berat).

Logam berat yang telah mengalami bio-transformasi dan tidak dapat

diekskresikan atau dikeluarkan oleh tubuh umumnya akan tersimpan dalam

organ-organ tertentu seperti hepatopankreas, ginjal dan gonad.

Faktor ukuran kerang hijau juga dapat mempengaruhi kandungan logam

berat di dalam tubuh organisme (Lampiran 2). Berdasarkan data yang didapat

selama penelitian ini terlihat adanya kecenderungan peningkatan kandungan

logam berat dari ukuran kecil (< 4 cm) sampai dengan ukuran besar (> 6 cm ).

Hal ini disebabkan kerang hijau mempunyai kemampuan untuk menyerap logam

di lingkungan perairan tempat biota tersebut hidup. Semakin besar ukuran

tubuhnya (makin tua) maka kandungan logam berat dalam tubuh juga akan

semakin meningkat. Terjadinya peningkatan ini disebabkan logam berat yang

masuk dalam tubuhnya akan terus diakumulasi. Pada ukuran kerang besar (> 6

cm) dan sedang (4- 6 cm) kandungan logam berat untuk logam berat Pb dan Cr

sudah sedemikian tingginya dan sudah melampaui batas yang diperbolehkan

Page 54: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

untuk dikonsumsi oleh manusia. Menurut Suwirma et. al (1981) standarisasi

kandungan logam berat pada ikan dan hasil perikanan lainnya, yaitu untuk logam

berat Hg 0,5 mg/l, Pb 2,0 mg/l dan Cr 0,4 mg/l. Dengan melihat standar tersebut,

maka dapat dikatakan bahwa untuk logam Hg pada semua ukuran kerang hijau

masih dibawah ambang batas yang diperbolehkan untuk dikonsumsi. Namun

demikian, perlu diperhatikan bahwa tingkat toksisitas logam Hg lebih bersifat

toksik dari logam lainnya dan bila terakumulasi dalam tubuh manusia dapat

mengakibatkan keracunan akut maupun kronis (Darmono, 1995)

Hasil analisis PCA menunjukkan adanya perbedaan peranan parameter

kualitas air yang diukur dengan kandungan logam berat dalam tubuh kerang

hijau. Hal ini dapat dilihat dari nilai keeratan antara parameter kualitas air

dengan kandungan logam berat dalam tubuh kerang hijau pada Lampiran 8 .

Masing-masing parameter kualitas yang terukur memberikan peranan yang

berbeda-beda terhadap jenis logam Hg, Pb dan Cr yang terkandung dalam tubuh

kerang hijau. Hal ini diduga karena tiap jenis logam tersebut mempunyai

karakteristik yang berbeda satu sama lainnya, sehingga logam-logam tersebut

akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap peranan kualitas air tersebut,

dan tentunya akan mempengaruhi kandungan logam berat di dalam tubuh

kerang hijau. Darmono (2001) menyatakan bahwa pada jenis kepiting

(Paragrapsus gaimardi) yang hidup di muara sungai , menunjukkan dengan

semakin tinggi suhu air, daya toksisitas logam semakin meningkat, sebaliknya

semakin rendah suhu air maka daya toksisitas logam juga menurun. Di samping

itu pada kadar garam yang semakin tinggi, daya toksisitas logam semakin

menurun. Pada kolom perairan yang mempunyai derajat keasaman (pH)

mendekati normal (7 – 8) kelarutan dari bentuk persenyawaan logam ini

cenderung stabil (Palar, 1994). Akumulasi logam berat dalam tubuh kerang hijau

juga dipengaruhi oleh hadirnya logam lain yang terlarut dalam air (Darmono,

2001). Seperti penelitian yang telah dilaporkan oleh Ahsanullah et. al , 1981 in

Darmono, 2001 bahwa udang laut Callianasa australiensis yang dipelihara dalam

air yang mengandung kadmium dan seng, ternyata akumulasi kedua logam terus

meningkat. Apabila seng (Zn) dicampur dengan tembaga (Cu), akumulasi logam

Cu terhambat dan akumulasi Zn tetap meningkat. Sedangkan bila Cd dicampur

Cu, akumulasi menjadi terhambat dan akumulasi Cd tetap meningkat. Bila ketiga

logam tersebut (Cd, Cu, Zn) dicampur, ternyata akumulasi Cd dalam jaringan

tetap tidak terpengaruh dan terus meningkat, sedangkan akumulasi Cu dan Zn

Page 55: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

hampir seimbang. Palar (1994) menambahkan bahwa keberadaan logam-logam

lain dalam kolom perairan dapat menyebabkan logam-logam tertentu menjadi

sinergis atau sebaliknya, menjadi antagonis bila telah membentuk suatu ikatan.

Disamping itu, interaksi antara logam-logam tersebut bisa juga gagal atau tidak

terjadi sama sekali. Logam-logam berat yang bersifat sinergis, apabila bertemu

dengan pasangannya dan membentuk suatu persenyawaan dapat berubah

fungsi menjadi racun yang sangat berbahaya atau mempunyai daya racun yang

berlipat ganda. Sebaliknya, untuk logam-logam berat yang bersifat antagonis,

apabila terjadi persenyawaan dengan pasangannya maka daya racun yang ada

pada logam tersebut akan berkurang atau semakin kecil. Ukuran kerang tubuh

kerang hijau juga memperlihatkan adanya perbedaan peranan kualitas air

terhadap kandungan logam berat dalam tubuh kerang hijau. Kondisi biota

berkaitan dengan fase-fase kehidupan yang dilalui oleh organisme air dalam

hidupnya. Pada fase-fase tertentu, dalam kehidupan suatu biota atau organisme

mungkin merupakan fase yang sensitif. Sebagai contohnya adalah, fase telur.

Namun demikian ada pula fase dimana biota memiliki daya tahan yang kuat dan

biasanya pada fase dewasa (Palar, 1994). Nilai korelasi yang positif

menunjukkan peranan parameter kualitas air yang signifikan terhadap

kandungan logam berat dalam tubuh kerang hijau. Sebaliknya nilai korelasi yang

negatif menunjukkan peranan yang berlawanan atau menurunkan terhadap

kandungan logam berat dalam tubuh kerang hijau. Sebagai contohnya adalah,

matriks korelasi antara variabel kekeruhan dengan kandungan logam kerang

hijau memiliki kecenderungan peranan yang positif. Artinya setiap kenaikan nilai

kekeruhan akan di perairan akan meningkatkan kandungan logam di dalam

tubuh kerang hijau. Hal ini menunjukkan bahwa logam berat merupakan salah

satu bagian dari komposisi kekeruhan.

Page 56: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Secara umum parameter kualitas air seperti suhu, pH, salinitas berada dalam

kondisi yang memungkinkan untuk perkembangan biologis kerang hijau,

kecuali untuk parameter kekeruhan pada stasiun 2 (5,63 NTU) telah

melampaui ambang batas dari baku mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian

Negara Lingkungan Hidup no 51 tahun 2004.

2. Kandungan logam berat di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta Pb dan Cr

nilainya telah melampaui ambang batas. Sedangkan logam Hg masih

dibawah baku mutu. Kisaran nilai logam Hg selama pengamatan sebesar

0,00004 – 0,00021 mg/l. Logam Pb 0,004 – 0,056 mg/l, dan logam Cr ttd –

0,032 mg/l.

3. Kandungan logam berat di dasar perairan (sedimen) Kamal Muara, Teluk

Jakarta selama pengamatan logam Hg 0,019 – 0,182 mg/l. Logam Pb 0,101

- 5,555 mg/l, dan logam Cr 0,087 – 13,15 mg/l.

4. Kandungan logam berat di dalam tubuh kerang hijau pada berbagai ukuran

nilainya bervariatif. Kandungan Hg untuk kerang ukuran besar berkisar

0,0062 – 0.02 mg/l, ukuran sedang 0,0070 – 0,04 mg/l dan ukuran kecil

0,0035 – 0,0078 mg/l. Kandungan Pb untuk kerang ukuran besar berkisar

40,407 – 47,813 mg/l, ukuran sedang 33,699 – 36,829 mg/l dan ukuran kecil

12,135 – 13,656 mg/l. Kandungan Cr untuk ukuran besar berkisar 19,039 –

21,195 mg/l, ukuran sedang 21,258 – 24,826 mg/l dan ukuran kecil 1,597 –

3,524 mg/l.

5. Faktor konsentrasi kerang hijau terhadap kandungan logam berat di perairan

nilainya bervariasi menurut ukuran tubuh. Rata-rata faktor konsentrasi Hg

pada kerang ukuran besar 97,66 – 210,01, ukuran sedang 133,90 – 288,7

dan ukuran kecil 64,68 – 76,09. Rata-rata faktor konsentrasi untuk logam

berat Pb pada ukuran besar 2003,22 – 8396,23, ukuran sedang 1483,17 –

6404,36 dan ukuran kecil 570,96 – 2396,76. Rata-rata faktor konsentrasi Cr

untuk kerang ukuran besar 2003,22 – 8396,23, ukuran sedang 7841,05 –

11270,40 dan ukuran kecil 559,14 – 1035,06.

6. Beberapa parameter kualitas air seperti kekeruhan, kandungan logam berat di

kolom perairan dan kandungan logam berat di dasar perairan atau sedimen

Page 57: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

perairan memberikan peranan yang cukup signifikan terhadap kandungan

logam berat di dalam tubuh kerang hijau.

B. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian pada organ tubuh kerang hijau seperti

hepatopankreas, ginjal dan insang.

2. Adanya monitoring kualitas air khususnya logam berat di perairan Teluk

Jakarta minimal dilakukan setahun sekali.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai interaksi antarlogam Hg, Pb

dan Cr terhadap kerang hijau.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai peranan parameter kualitas

air terhadap kandungan logam berat di dalam tubuh kerang hijau.

5. Upaya pelarangan mengkonsumsi kerang hijau yang berasal dari Perairam

Teluk Jakarta pada masyarakat.

Page 58: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, H.S. 2002. Pendugaan tingkat akumulsi logam berat Cd, Pb, Cu, Zn dan

Ni pada kerang hijau (Perna viridis L.) ukuran >5 cm di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Skripsi. Progam Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pert anian Bogor.

Alloway, B.J. dan D.C. Ayres. 1993. Chemical principles of environmental

pollution. Chapman & Hall, London. Bengen, D.G. 1998. Sinopsis analisis stastistik multivariabel/multidimensi.

Program Pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Boehm, P. D. 1987. Transport and transformation process regarding

hydrocarbon and metal pollution in offshore sedimenary environment in: Long term effect of shore oil and gas development. D. F. Boesch and N. N. Rabalai. Elsivier applied science. London.

Bryan, G.W. 1976a. Heavy metal contamination in the sea. In R. Johnston (Ed.)

Effects of pollutants on aquatic organisms. Cambridge university press, Cambridge.

Connell, D.W. dan G.J. Miller. 1995. Kimia dan ekotoksikologi pencemaran.

Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Darmono. 1995. Logam dalam sistem mahluk hidup. Penerbit Universitas

Indonesia, Jakarta. ------------. 2001. Lingkungan hidup dan pencemaran : Hubungan dengan

toksikologi senyawa logam. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Departemen Pertanian. 1985. Buku petunjuk budidaya kerang hijau (Perna

viridis L) Seri ke-4. Mariculture research dan development project (ATA-192). Kerjasama antara Departemen Pertanian dan Japan International Coorporation Agency (JICA).

Dewi, K. S. P. 1996. Tingkat pencemaran logam berat (Hg, Pb dan Cd) di dalam

sayuran, air Minum dan rambut di Denpasar, Gianyar dan Tabanan. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (Tesis).

Direktorat Jenderal Perikanan. 1985. Petunjuk teknis budidaya kerang hijau.

INFIS manual seri No. 6. Jakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air : Bagi pengelolaan sumberdaya dan

lingkungan perairan. Penerbit kanisius. Yogyakarta. EPA. 1973. Water qualitiy criteria. Environmental protection agency. Ecology

research series. Washington. Fardiaz, S. 1992. Polusi air dan udara. Penerbit kanisius. Yogyakarta.

Page 59: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Forstner, U. dan G.T.W. Wittman. 1983. Metal pollution in the aquatic environment. Springer verlag. Berlin Heidelberg, New York, Tokyo, Germany.

Friedman, G.M. dan J. E. Sanders. 1978. Principles of sedimenology. John

Wiley and Sons, New York. GESAMP. 1985. Review of potentially harmful substances : Cadmium, Lead

and Tin. IMO/FAO/UNESCO/WMO/IAEA/UNEP/Un join group of experts.

Hamidah. 1980. Pengaruh logam berat terhadap lingkungan. Pewarta Oceana. Http://www.dnr.state.sc.us/marine/sertc/images/photo/%20gallery/perna%20viridi

s 2.jpg. Tanggal 5 September 2005. Hutabarat, S. dan S. Evans. 1985. Pengantar oseanografi. Universitas

Indonesia, Jakarta. Hutagalung, H.P. 1984. Logam berat dalam lingkungan Laut. Pewarta oceana

IX No. 1 tahun 1984. Hutagalung, H.P. 1989. Mercury and cadmium content in green mussels,

Mytilus viridis L from Onrust Waters, Jakarta Bay. Environ. Contam. Toxicol.

Hutagalung, H.P. 1991. Pencemaran laut oleh logam berat in P3O – LIPI.

Jakarta. Kantor Pengkajian Perkotaan dan Lingkungan Hidup. 1997. Laporan Tahunan

Prokasih PEMDA DKI Jakarta. Kastoro, W. 1988. Beberapa aspek biologi kerang hijau (Perna viridis L) dari

Perairan Binaria, Ancol Teluk Jakarta. Jurnal penelitian perikanan laut. No.45. Balai penelitian perikanan laut. Balai penelitian dan perkembangan pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Kompas, 2004. Pencemaran Teluk Jakarta lampaui ambang batas.

www.kompas.com. Tanggal 5 September 2005. Legandre, L dan P. Legandre. 1983. Numerical ecology. Elsevier Scientific

Publishing Company. New York. Lindquist, O.A, K.J, Jarnelov, dan J, Rhode. 1980. Mercury in swedish

environment. Global and local source. Report of the workshop held at Lerum, Sweden, November 1983, S.N.R.P.M. 1816. National Swedish environment protection guard, Solna, Sweden (Cited in Linberg 1987).

Mance, G. 1987. Pollutan threat of heavy metals in aquatic environmentals.

Elsevier applied science. New York.

Page 60: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

MENKLH. 1988. Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : 02/MENKLH/1988, tentang pedoman penetapan baku mutu lingkungan. Sekretariat MENKLH. Jakarta.

MENLH. 2004. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 51/MENLH/2004

Tahun 2004, tentang penetapan baku mutu air laut dalam himpunan peraturan di bidang lingkungan hidup. Jakarta

Odum, E. P. 1971. Fundamental of ecology. W.B. Sounders Co. Philadelphia. Palar, H. 1994. Pencemaran dan toksikologi logam berat. Rineka cipta,

Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 tahun 2001. Tentang

pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran perairan. Prartono, T. 1985. Kandungan logam berat timbal (Pb), tembaga (Cu) dan Seng

(Zn) dalam tubuh kerang hijau ( Mytilus viridis, L.) yang dibudidayakan di Perairan Ancol, Teluk Jakarta. Skriosi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan IPB. Bogor.

Quano. 1993. Training manual on assesment of the quality and type of land

based pollution discharges into the marine and coastal environment. UNEP. Bangkok.

Racmansyah, P.R, Dalfiah, Pongmasak dan T, Ahmad. 1998. Uji toksisitas

logam berat terhadap benur udang windu dan nener bandeng. Jurnal Perikanan Indonesia.

Reilly, C. 1991. Metal contamination food. Second edition. Elsevier science

Publisher LTD. London and New York. Roberts, D. 1976. Mussel and pollution in B. L. Bayne (ed), marine mussel: their

ecology and physiology. Cambridge University Press. Cambridge. Rohilan, I. 1992. Keadaan sifat fisika dan kimia perairan di Pantai Zona Industri

Krakatau Steel Cilegon. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Setyobudiandi, I. 2000. Sumberdaya hayati moluska kerang Mytilidae.

Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perikanan. Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Soegiharto, A. 1976. Sumber-sumber pencemaran. Seminar pencemaran laut.

LON – LIPI. ISOI. Jakarta.

Suryadiputra, I. N.N. 1995. Pengolahan air limbah dengan metode biologi.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Page 61: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Suryanto, D. 2002. Pendugaan laju akumulasi Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni pada kerang hijau (Perna viridis L) ukuran > 4,7 cm di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Suwirma, S., S, Surtipanti, S. Yatim. 1981. Studi Kandungan Logam Berat Hg,

Pb, Cd dan Cr dalam Beberapa Janis Hasil Laut Segar. Majalah Batan.

Tresnasari, S. W. 2001. Kandungan logam berat Pb dan Cd pada kerang hijau

(Perna viridis L.), air dan sedimen di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Skripsi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Vakily, J.M. 1989. The biological and culture of mussels of the genus Perna.

ICLARM studies and reviews No.17. Manila. Waldichuck, M. 1974. Some biological concern in heavy metals pollution. In

Venberg, F. J. and W. B. Venberg (ed). Pollution and physiology of marine organism. Academic Press, Inc. New York.

Page 62: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

LAMPIRAN

Page 63: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Lampiran 1. Kandungan logam berat (Hg,Pb dan Cr) pada kerang hijau (Perna viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.

Logam Hg

satuan dalam (mg/l)

Jenis Pengamatan Jenis logam K S B

Pengamatan I (ST1) Hg 0.006114 0.013438 0.011673 Pengamatan I (ST2) Hg 0.003572 0.010157 0.017332 Pengamatan I (ST3) Hg 0.007116 0.013038 0.009714

satuan dalam (mg/l)

Jenis Pengamatan Jenis logam K S B

Pengamatan II (ST1) Hg 0.00712 0.007657 0.009362 Pengamatan II (ST2) Hg 0.007806 0.00826 0.007123 Pengamatan II (ST3) Hg 0.006816 0.007088 0.006226

satuan dalam (mg/l)

Jenis Pengamatan Jenis logam K S B

Pengamatan III (ST1) Hg 0.00609 0.04 0.01 Pengamatan III (ST2) Hg 0.005 0.02 0.02 Pengamatan III (ST3) Hg 0.0059 0.015 0.01

Logam Pb

satuan dalam (mg/l)

Jenis Pengamatan Jenis logam K S B

Pengamatan I (ST 1) Pb 12.573 34.308 45.483 Pengamatan I (ST 2) Pb 13.372 34.156 46.517 Pengamatan I (ST 3) Pb 12.821 36.829 40.407

satuan dalam (mg/l)

Jenis Pengamatan Jenis logam K S B

Pengamatan II (ST 1) Pb 13.089 34.282 44.398 Pengamatan II (ST 2) Pb 12.768 35.461 47.813 Pengamatan II (ST 3) Pb 12.453 36.537 40.505

satuan dalam (mg/l)

Jenis Pengamatan Jenis logam K S B

Pengamatan III (ST1) Pb 12.605 34.153 45.177 Pengamatan III (ST2) Pb 13.656 34.618 45.084 Pengamatan III (ST3) Pb 12.135 33.699 41.495

Page 64: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Logam Cr

satuan dalam (mg/l)

Jenis Pengamatan Jenis logam K S B

Pengamatan I (ST 1) Cr 3.524 22.195 19.039 Pengamatan I (ST 2) Cr 3.160 23.953 20.837 Pengamatan I (ST 3) Cr 1.940 22.072 21.008

satuan dalam (mg/l)

Jenis Pengamatan Jenis logam K S B

Pengamatan II (ST 1) Cr 3.134 23.403 20.277 Pengamatan II (ST 2) Cr 3.120 24.826 21.195 Pengamatan II (ST 3) Cr 1.597 21.258 21.066

satuan dalam (mg/l)

Jenis Pengamatan Jenis logam K S B

Pengamatan III (ST1) Cr 2.984 22.480 19.773 Pengamatan III (ST2) Cr 2.819 23.057 20.097 Pengamatan III (ST3) Cr 1.536 21.746 20.920

Keterangan : B = kerang hijau berukuran besar (> 6 cm) S = kerang hijau berukuran sedang (4 - 6 cm) K = kerang hijau berukuran kecil (< 4 cm)

Page 65: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Lampiran 2. Kualitas air fisika dan kimia di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.

Parameter Satuan Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Fisika Suhu ºC 32 32 32 32 31 31 31 31 32 Rata - rata 31.67 31.33 31.67 Kekeruhan NTU 2.2 5.5 3.8 3.01 5.4 3.4 3.05 5.99 3.15 Rata - rata 3.03 5.69 3.28 Salinitas o/oo 33 35 35 33 35 35 33 35 35 Rata - rata 33 35 35 Kimia pH 8 7,5 7 8 8 7 8 8 7 Rata - rata 8 7.83 7

Page 66: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Lampiran 3. Kandungan logam pada kolom air dan sedimen di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.

Logam Hg satuan dalam (mg/l)

Parameter ST I ST II ST III

Baku Mutu (KepMen LH No,

51 Thn 2004)

0.00011 0.00021 0.00012

0.0001 0.00015 0.00009

0.00006 0.00004 0.00007

Rata-rata 0.00009 0.000133 0.000093 Air

Std. deviasi 2.64575E-05 8.62168E-05 2.5166E-05

0,001 mg/l

0.147 0.182 0.07

0.101 0.095 0.032

0.023 0.019 0.047

Rata-rata 0.09 0.099 0.05 Sedimen

Std. deviasi 0.062684395 0.081561837 0.01913984

Logam Pb

Parameter ST I ST II ST III

Baku Mutu (KepMen LH No,

51 Thn 2004)

0.009 0.012 0.005

0.004 0.036 0.006

0.005 0.056 0.007 Rata-rata 0.006 0.035 0.006

Air

Std. deviasi 0.002645751 0.022030282 0.001

0,008 mg/l

5,555 2,983 2,029

4,371 2,261 2,011

0.101 0.314 0.578

Rata-rata 3,342 1,853 1,539 Sedimen

Std. deviasi 2925.847939 1556.084882 1165.94857

Page 67: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Logam Cr

Parameter ST I ST II ST III

Baku Mutu (KepMen LH No,

51 Thn 2004)

0.032 0.026 0.037

0.0022 0.019 0.018

ttd ttd ttd

Rata-rata 0.011 0.015 0.018

Air

Std. deviasi 0.021071782 0.004949747 0.01343503

0,005 mg/l

12.79 13.15 7.26

11.51 10.73 5.12

0.087 0.096 0.085

Rata-rat a 8,129 7,992 4,155 Sedimen

Std. deviasi 6.993920431 6.944365486 3.68355467

Page 68: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Lampiran 4. Baku mutu air laut untuk biota laut berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan hidup No. 51 Tahun 2004.

No. Parameter Satuan Baku Mutu 1. Suhu(c) ºC Alami 3(c)

coral : 28 – 30(c) mangrove : 28 - 32(c) lamun : 28 – 32(c)

2. Kekeruhan(a) NTU < 5 KIMIA

1. pH(d) - 7 – 8.5(d) 2. Salinitas (e) ‰ alami (e)

coral : 33 – 34(e) mangrove : s/d 34 (e) lamun : 33 – 34(e)

Logam terlarut 1. Raksa (Hg) mg/l 0.001 2. Timbal (Pb) mg/l 0.008 3. Khromium (Cr) mg/l 0.005

Keterangan : 3. alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang,

malam dan musim). a. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10 % kedalamam euphotic. c. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2 ºC dari suhu alami. d. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan<0,2 satuan pH. e. diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5 ‰ salinitas rata-rata

musiman.

Page 69: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Lampiran 5. Prosedur analisis logam berat pada kerang hijau (Perna viridis L.)

A. Prinsip

Daging kerang hijau yang dibutuhkan untuk dapat digunakan dalam

analisis AAS sebesar 5 gram. Kemudian ditimbang, dan dilakukan pengabuan

kering. Sesudah penghilangan bahan-bahan organik dengan pengabuan kering,

residu dilarutkan dalam asam encer. Larutan disebarkan dalam nyala api yang

ada didalam alat AAS sehingga absorpsi atau emisi logam dapat dianalisa dan

diukur pada panjang gelombang tertentu.

B. Cara Kerja

a. Larutan abu berasal dari pengabuan basah

1. Pindahkan larutan abu ke dalam labu takar.

Pilih labu takar yang sesuai sehingga diperoleh konsentrasi logam

yang sesuai dengan kisaran kerjanya.

2. Tepatkan smapai tanda tera dengan air, campur merata

b. Abu berasal dari pengabuan kering

1. Tambahkan 5-6 ml HCl 6N ke dalam cawan/pinggan berisi abu,

kemudian dengan hati-hati panaskan diatas hot plate (pemanas)

dengan pemanasan rendah samapi kering.

2. Tambahkan 5 ml HCl 3N, panaskan cawan diatas pemanas sampai

mulai mendidih.

3. Dinginkan dan saring melalui kertas saring, masukkan filtrat ke dalam

labu takar yang sesuai. Usahakan padatan tertinggi sebanyak

mungkin ke dalam cawan.

4. Tambahkan 10 ml HCl 3N ke dalam cawan, kemudian panaskan

sampai larutan mulai mendidih.

5. Dinginkan, saring dan masukkan filtrat ke dalam labu takar.

6. Cuci cawan dengan air sedikitnya tiga kali, saring air cucian lalu

masukkan ke dalam labu takar.

7. Cuci kertas saring dan masukkan air cucian ke dalam labu takar.

c. Kalibrasi alat dan penetapan sampel

1. Set alat AAS sesuai dengan instruksi dalam manual alat tersebut.

2. Ukur larutan standar logam dan blanko.

3. Ukur larutan sampel. Selama penetapan sampel, periksa secara

periodik apakah nilai standar tetap konstan.

Page 70: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

4. Buat kurva standar untuk masing-masing logam (nilai absorpsi/

emisi vs konsentasi logam dalam µg/ml).

Sumber : (Lab. Terpadu FKH IPB, 2004)

Page 71: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Lampiran 6. Prosedur analisis logam berat pada air laut

1. 200 ml air laut ditambahkan 2 ml 1% APDC (Ammonium Pyrolidin

Dichtio Carbamat).

2. Dinginkan, kemudian tambahkan 7 ml MIBk, di kocok dengan shaker

kurang lebih 25 menit

3. Masukkan ke dalam corong pemisah, pisahkan larutan MIBK, larutan

tersebut ditambahkan 5 ml NHO3 4N kocok dalam shaker selama

kurang lebih 20 menit.

4. masukkan ke dalam corong pemisah, untuk memisahkan larutan

asamnya, diamkan selama kurang lebih 20 menit.

5. larutan asam ini digunakan untuk di analisis dengan AAS

Sumber : (Lab. FTDC FATETA IPB, 2004)

Page 72: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Lampiran 7. Prosedur analisis logam berat pada sedimen

1. Di timbang 2 - 5 gr contoh sedimen

2. Tambhakan 1ml asam sulfat (H2SO4) dan 5 ml asam nitrat (HNO 3)

pekat

3. Destruksi pada suhu 400 - 450 ºC sampai semua bahan organik

hilang (endapan menjadi putih, larutan jernih).

4. Endapan putih didinginkan, kemudian larutkan dengan HCL 5N

5. encerkan dengan aquades 50 ml

6. larutan jernih lalu diukur dengan AAS (Atomic Absorption

Spektrophotometer)

Sumber : (Lab. FTDC FATETA IPB, 2004)

Page 73: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Lampiran 8. Matriks korelasi dari Principal Component Analysis (PCA)

Variabel Suhu Salinitas Turbidity pH Hg di air Hg di sedimen Kerang besar Suhu 1.000000 -0.500000 -0.996373 -0.356076 -0.997570 -0.631279 -0.963875 Salinitas -0.500000 1.000000 0.571883 -0.631226 0.559122 -0.356012 0.251269 Turbidity -0.996373 0.571883 1.000000 0.275265 0.999880 0.562991 0.937713 pH -0.356076 -0.631226 0.275265 1.000000 0.290106 0.949507 0.592109 Hg di air -0.997570 0.559122 0.999880 0.290106 1.000000 0.575711 0.942976 Hg di sedimen -0.631279 -0.356012 0.562991 0.949507 0.575711 1.000000 0.815046 Kerang besar -0.963875 0.251269 0.937713 0.592109 0.942976 0.815046 1.000000

Variabel Suhu Salinitas Turbidity pH Hg di air Hg di sedimen Kerang sedang Suhu 1.000000 -0.500000 -0.996373 -0.356076 -0.997570 -0.631279 0.395816 Salinitas -0.500000 1.000000 0.571883 -0.631226 0.559122 -0.356012 -0.993205 Turbidity -0.996373 0.571883 1.000000 0.275265 0.999880 0.562991 -0.472527 pH -0.356076 -0.631226 0.275265 1.000000 0.290106 0.949507 0.717199 Hg di air -0.997570 0.559122 0.999880 0.290106 1.000000 0.575711 -0.458835 Hg di sedimen -0.631279 -0.356012 0.562991 0.949507 0.575711 1.000000 0.462346 Kerang sedang

0.395816 -0.993205 -0.472527 0.717199 -0.458835 0.462346 1.000000

Variabel Suhu Salinitas Turbidity pH Hg di air Hg di sedimen Kerang kecil Suhu 1.000000 -0.500000 -0.996373 -0.356076 -0.997570 -0.631279 0.990685 Salinitas -0.500000 1.000000 0.571883 -0.631226 0.559122 -0.356012 -0.377410 Turbidity -0.996373 0.571883 1.000000 0.275265 0.999880 0.562991 -0 .975503 pH -0.356076 -0.631226 0.275265 1.000000 0.290106 0.949507 -0.480010 Hg di air -0.997570 0.559122 0.999880 0.290106 1.000000 0.575711 -0.978790 Hg di sedimen -0.631279 -0.356012 0.562991 0.949507 0.575711 1.000000 -0.731010 Kerang kecil 0.990685 -0.377410 -0.975503 -0.480010 -0.978790 -0.731010 1.000000

Page 74: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Variabel Suhu Salinitas Turbidity pH Pb di air Pb di sedimen Kerang besar Suhu 1.00000 -0.500000 -0.996373 -0.356076 -1.00000 0.147225 -0.698075 Salinitas -0.50000 1.000000 0.571883 -0.631226 0.50000 -0.930201 -0.271058 Turbidity -0.99637 0.571883 1.000000 0.275265 0.99637 -0.230861 0.634611 pH -0.35608 -0.631226 0.275265 1.000000 0.35608 0.871851 0.917662 Pb di air -1.00000 0.500000 0.996373 0.356076 1.00000 -0.147225 0.698075 Pb di sedimen 0.14722 -0.930201 -0.230861 0.871851 -0.14722 1.000000 0.605448 Kerang besar -0.69808 -0.271058 0.634611 0.917662 0.69808 0.605448 1.000000

Variabel Suhu Salinitas Turbidity pH Pb di air Pb di sedimen Kerang sedang Suhu 1.00000 -0.500000 -0.996373 -0.356076 -1.00000 0.147225 0.175844 Salinitas -0.50000 1.000000 0.571883 -0.631226 0.50000 -0.930201 0.764609 Turbidity -0.99637 0.571883 1.000000 0.275265 0.99637 -0.230861 -0.091435 pH -0.35608 -0.631226 0.275265 1.000000 0.35608 0.871851 -0.982510 Pb di air -1.00000 0.500000 0.996373 0.356076 1.00000 -0.147225 -0.175844 Pb di sedimen 0.14722 -0.930201 -0.230861 0.871851 -0.14722 1.000000 -0.947802 Kerang sedang 0.17584 0.764609 -0.091435 -0.982510 -0.17584 -0.947802 1.000000

Variabel Suhu Salinitas Turbidity pH Pb di air Pb di sedimen Kerang kecil Suhu 1.00000 -0.500000 -0.996373 -0.356076 -1.00000 0.147225 -0.934952 Salinitas -0.50000 1.000000 0.571883 -0.631226 0.50000 -0.930201 0.160234 Turbidity -0.99637 0.571883 1.000000 0.275265 0.99637 -0.230861 0.901371 pH -0.35608 -0.631226 0.275265 1.000000 0.35608 0.871851 0.664434 Pb di air -1.00000 0.500000 0.996373 0.356076 1.00000 -0.147225 0.934952 Pb di sedimen 0.14722 -0.930201 -0.230861 0.871851 -0.14722 1.000000 0.213259 Kerang k ecil -0.93495 0.160234 0.901371 0.664434 0.93495 0.213259 1.000000

Page 75: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Variabel Suhu Salinitas Turbidity pH Cr di air Cr di sedimen Kerangbesar Suhu -0.500000 1.000000 -0.996373 -0.356076 -0.022200 -0.473473 -0.305959 Salinitas 1.000000 -0.500000 0.571883 -0.631226 0.876912 -0.526066 0.977474 Turbidity 0.571883 -0.996373 1.000000 0.275265 0.107196 0.396801 0.385866 pH -0.631226 -0.356076 0.275265 1.000000 -0.926322 0.991670 -0.780700 Cr di air 0.876912 -0.022200 0.107196 -0.926322 1.000000 -0.870080 0.958602 Cr di sedimen -0.526066 -0.473473 0.396801 0.991670 -0.870080 1.000000 -0.693706 Kerang besar 0.977474 -0.305959 0.385866 -0.780700 0.958602 -0.693706 1.000000

Variabel Suhu Salinitas Turbidity pH Cr di air Cr di sedimen Kerang sedang Suhu 1.000000 -0.500000 -0.996373 -0.356076 -0.022200 -0.473473 -0.896433 Salinitas -0.500000 1.000000 0.571883 -0.631226 0.876912 -0.526066 0.064413 Turbidity -0.996373 0.571883 1.000000 0.275265 0.107196 0.396801 0.855468 pH -0.356076 -0.631226 0.275265 1.000000 -0.926322 0.991670 0.733330 Cr di air -0.022200 0.876912 0.107196 -0.926322 1.000000 -0.870080 -0.423168 Cr di sedimen -0.473473 -0.526066 0.396801 0.991670 -0.870080 1.000000 0.814792 Kerang sedang -0.896433 0.064413 0.855468 0.733330 -0.423168 0.814792 1.000000

Variabel Suhu Salinitas Turbidity pH Cr di air Cr di sedimen Kerang kecil Suhu 1.000000 -0.500000 -0.996373 -0.356076 -0.022200 -0.473473 -0.402868 Salinitas -0.500000 1.000000 0.571883 -0.631226 0.876912 -0.526066 -0.591202 Turbidity -0.996373 0.571883 1.000000 0.275265 0.107196 0.396801 0.323521 pH -0.356076 -0.631226 0.275265 1.000000 -0.926322 0.991670 0.998721 Cr di air -0.022200 0.876912 0.107196 -0.926322 1.000000 -0.870080 -0.906089 Cr di sedimen -0.473473 -0.526066 0.396801 0.991670 -0.870080 1.000000 0.996914 Kerang kecil -0.402868 -0.591202 0.323521 0.998721 -0.906089 0.996914 1.000000

Page 76: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Lampiran 9. Hasil analisis Principal Componet Analysis (PCA)

Tabel 6. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Hg pada kerang hijau ukuran besar

Variabel F1 F2 Suhu 0,980931 0,194355 Salinitas -0,322149 -0,946689 Kekeruhan -0,960834 -0,277124 pH -0,530902 0,847433 Logam Hg di air -0,965007 -0,262225 Logam Hg di sedimen -0,769974 0,638075 Logam Hg di kerang besar -0,997263 0,073941

Gambar 26. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisik -kimia dengan kerang

hijau berukuran besar (> 6 cm)

Page 77: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Tabel 7. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Hg pada kerang hijau ukuran sedang

Variabel F1 F2 Suhu 0,989001 0,147910 Salinitas -0,622594 0,782545 Kekeruhan -0,988000 -0,063212 pH -0,213944 -0,976846 Logam Hg di air -0,996903 -0,078646 Logam Hg di sedimen -0,509623 -0,860398 Logam Hg di kerang sedang 0,527293 -0,849684

Gambar 27. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran sedang (4 - 6 cm)

Page 78: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Tabel 8. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Hg pada kerang hijau ukuran kecil

Variabel F1 F2 Suhu 0,989585 0,143949 Salinitas -0,370129 -0,928980 Kekeruhan -0,973746 -0,227637 pH -0,486881 0,873468 Logam Hg di air -0,977151 -0,212544 Logam Hg di sedimen -0,736344 0,676607 Logam Hg di kerang kecil 0,999969 0,007850

Gambar 28. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran kecil (< 4 cm)

Page 79: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Tabel 9. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Pb pada kerang hijau ukuran besar

Variabel F1 F2 Suhu 0,987005 0,208581 Salinitas -0,308366 -0,951268 Kekeruhan -0,956708 -0,291050 pH -0,543154 0,839633 Logam Pb di air -0,978005 -0,208581 Logam Pb di sedimen -0,062322 0,998056 Logam Pb di kerang besar -0,832070 0,554670

Gambar 29. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran besar (> 6 cm)

Page 80: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Tabel 10. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Pb pada kerang hijau ukuran sedang

Variabel F1 F2 Suhu -0,527753 0,849398 Salinitas 0,999477 0,032348 Kekeruhan 0,598120 -0,801407 pH -0,605806 -0,795613 Logam Pb di air 0,527753 -0,849398 Logam Pb di sedimen -0,917840 -0,396949 Logam Pb di kerang sedang 0,743360 0,668891

Gambar 30. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang

hijau berukuran sedang (4 – 6 cm)

Page 81: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Tabel 11. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Pb pada kerang hijau ukuran kecil

Variabel F1 F2 Suhu 1,000000 0,000661 Salinitas -0,499427 -0,866356 Kekeruhan -0,996316 -0,085756 pH -0,356694 0,934221 Logam Pb di air -1,000000 -0,000661 Logam Pb di sedimen 0,146571 0,989200 Logam Pb di kerang kecil -0,935187 0,354155

Gambar 31. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran kecil (< 4 cm)

Page 82: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Tabel 12. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Cr pada kerang hijau ukuran besar

Variabel F1 F2 Suhu -0,049990 0,998750 Salinitas 0,889938 -0,456082 Kekeruhan 0,134799 -0,998750 pH -0,915489 -0,402344 Logam Cr di air 0,999613 0,027805 Logam Cr di sedimen -0,856039 -0,516912 LogamCr di kerang besar 0,966149 -0,257984

Gambar 32. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang

hijau berukuran besar (> 6 cm)

Page 83: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Tabel 13. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Cr pada kerang hijau ukuran sedang

Variabel F1 F2 Suhu 0,645766 0,763544 Salinitas 0,338371 -0,941013 Kekeruhan -0,578438 -0,815727 pH -0,943437 -0,331551 Logam Cr di air 0,749020 -0,662547 Logam Cr di sedimen -0,978284 0,207270 Logam Cr di kerang sedang -0,917263 -0,398281

Gambar 33. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang hijau berukuran sedang (4 - 6 cm)

Page 84: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

Tabel 14. Koefisien variabel dalam fungsi linear sumbu utama logam Cr pada kerang hijau ukuran kecil

Variabel F1 F2 Suhu 0,324634 0,945840 Salinitas 0,656804 -0,754061 Kekeruhan -0,242969 -0,970034 pH -0,999441 -0,033434 Logam Cr di air 0,938399 -0,345552 Logam Cr di sedimen -0,986809 -0,161888 Logam Cr di kerang kecil -0,996472 -0,083925

Gambar 34. Hasil analisis PCA (F1xF2) parameter fisika-kimia dengan kerang

hijau berukuran kecil (< 4 cm)

Page 85: Kandungan Logam Berat Hg Pb Cr Pada Air Sedimen Dan Kerang Hijau Di Perairan Kamal Muara Teluk Jakarta

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 April 1980

dari pasangan Djaenuddin Sardi dan Ismiati Sardi. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Tahun 1999 penulis lulus dari SMU 13 Jakarta. Pada tahun 2000 penulis

diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN (Ujian Masuk Perguruan

Tinggi Negeri) dan memilih program studi Manajemen Sumberdaya Perairan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama di IPB penulis mengikuti

beberapa kegiatan kepanitian di IPB, aktif pada kegiatan keorganisasian yaitu

staf anggota BEM-C, ketua Departemen Hubungan Luar HIMASPER, anggota

perguruan seni bela diri “Hikmatul Iman”. Penulis aktif sebagai asisten limnologi

(2003-2004, 2004-2005). Penulis juga ikut serta memenangkan gelar juara II

bola basket putra PORIKAN bersama tim bola basket putra MSP (2001-2002).

Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

penulis melaksanakan penelitian yang berjudul “Kandungan Logam Berat Hg, Pb

dan Cr pada Air, Sedimen dan Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Perairan Kamal

Muara, Teluk Jakarta”, dan dinyatakan lulus pada tanggal 9 Desember 2005