banyu mili 0001 (bulletin pmps diy)

22

Upload: wignya-cahyana

Post on 19-Jun-2015

163 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Describing people's life in river-sides areas in Yogyakarta, Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)
Page 2: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

2

Page 3: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Penanggungjawab : Adjad Soeharsono

Pemimpin Redaksi : Tri Tomo Bahagiahardjo

Staf Redaksi : Wignya Cahyana, Tri Tomo Bahagiahardjo

Dedy Astono, Sentot Rahadi, Sudianto

Sirkulasi : Kasmiran

Iklan & Pemasaran : Heribertus Hendro Waluyo

Alamat Redaksi : Blunyah Gede SIA XII No 127 RT 07 RW 33

Sinduadi, Mlati, Sleman 55284

Tlp 0274-6411088, 6411136

eMail: [email protected]

atas nama jiwa, MARI BENINGKAN CIPTA Wignya Cahyana

Bapak Sugiyo menyambut pagi dengan senyum cerah. Semalam sungai depan rumahnya banjir lumayan besar. Gundukan pasir segar menyembul di tengah sungai, siap dipanen. Sementara itu, di sebelah selatan, anak lelaki sulungnya cemberut lantaran kolam guraminya amblas ditelan banjir.

Lain cerita, begitu bangun tidur, anak bungsunya langsung menceburkan diri ke sungai. Gelak riangnya meledak melihat air melimpah, tak peduli kakak perempuannya menangis, lantaran jembatan sesek yang membujur ke arah sekolahnya telah hanyut dibawa bah semalam.

Banjir meluncur menurut maunya. Baik ataukah buruk tinggal semacam apa kepentingan Anda. Banjir bagaikan sebuah berita kepada kawan. Semoga tak ada keruh di mata kita. (bm-210410)

Page 4: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Riak-riak Jaman 1

Aliran 2

Hulu Wilayah 3

Arus Utama: PMPS Mau Ke Mana? 5

Pogungrejo di Tebing Rapuh 11

Ancaman untuk Penghuni Tanah Kas Desa 16

Kliping 19

seorang ketua RT? atau ketua RW? atau yang dituakan dalam masyarakat Anda? atau aktif dalam kegiatan masyarakat? atau seorang tokoh masyarakat? atau sekedar suka bermasyarakat? di pinggiran sungai?

dalam PMPS kita bersaudara 4

Page 5: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Genap Satu Tahun Korwil Juminahan Jajaran Pengurus Korwil Juminahan seusai acara ulang tahun korwil. (dok PMPS DIY)

Tanggal 24 November tahun lalu, PMPS Korwil Juminahan genap berusia 1 (satu) tahun. Meskipun masih muda usia namun korwil ini telah banyak kiprah dan pengabdiannya bagi seluruh warga Juminahan, khususnya di RW 14. Peran dan kontribusi mereka di PMPS juga sangat menonjol. Peristiwa yang paling bersejarah adalah perjuangan mereka dalam menghadapi rencana peng-gusuran untuk kepentingan pembangunan rumah susun di sana. Dari perjuangan itulah sejarah terbentuknya korwil ini. Bukan kemudahan hidup yang membuat kita bersatu tetapi justru karena kesulitan yang kita alami bersama-sama. Semoga mereka semakin sukses dan tetap bersemangat mengabdikan diri bagi masyarakat. Selamat Ulah Tahun! (bm-210410)

5

Page 6: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Yang Unik di Bokoharjo

6

(dok PMPS DIY)

Kalau Anda datang ke kawasan pinggiran sungai di Boko-harjo, Prambanan, Sleman, Anda akan disuguhi pemandangan yang lain dari yang lain. Di tengah perkampungan masih berdiri kokoh beberapa tiang jembatan besar, buatan zaman Belanda. Lokasinya berada di sebelah barat pasar Prambanan. Penasaran? Silakan datang ke sana dan temuilah Bapak Bambang untuk memperoleh penjelasannya. (bm-210410)

Page 7: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

PMPS, Kau Mau Ke Mana?

Ratusan warga pinggiran sungai memadati Graha Pamungkas Kotabaru (dok. PMPS DIY)

Sebuah wadah kegiatan untuk masyarakat pinggiran sungai baru saja diresmikan pada tanggal 2 Februari 2010. Wadah yang diberi nama Perhimpunan Masyarakat Pinggiran Sungai (PMPS) ini menjangkau seluruh wilayah propinsi DIY. Buat apa PMPS didirikan? Bukankah sudah ada puluhan organisasi pinggiran sungai di DIY? Belum cukupkah? Adakah sesuatu yang tidak memuaskan?

Malam hari tanggal 2 Februari 2010, gedung Graha Pamungkas di Kotabaru, Yogyakarta menjadi saksi sebuah sejarah. Sekitar 600an warga pinggiran sungai memenuhi gedung itu untuk mendeklarasikan organisasi me-reka. Turut hadir dalam acara ini antara lain para Camat, Lurah dan Kades d lokasi tinggal warga. Tak sedikit warga luar kota yang

sudah tiba sejak sore hari mengingat terbatasnya kendara-an umum di Yogyakarta.

Bukankah sudah ada puluhan organisasi pinggiran sungai di DIY? Belum cukupkah? Adakah sesuatu yang tidak memuaskan?

7

Page 8: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

bersatu-padu, seia-sekata, berkarya demi satu pilihan yang sama. (dok PMPS DIY)

Meski acara dikemas sangat sederhana namun suasananya cukup heroik dan meriah. Diantar oleh penampilan keroncong kontemporer Merah Hijau, acara dibuka dengan sambutan ketua panitia, Dedy Astono. Selanjut-nya dibacakan sejarah berdirinya PMPS oleh Tri Tomo Bahagia-hardjo dan sambutan perwakilan warga oleh M. Dalikan. Naskah deklarasi sendiri disampaikan oleh Wignya Cahyana. Sesudah sambutan dari ketua umum PMPS DIY, Adjad Soeharsono, disusul dengan pemotongan tum-peng oleh Pembina PMPS DIY, Supardi Antono yang didampingi Sudarko dan Bambang.

Acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan kesenian dari warga pinggiran sungai yaitu seni Kasidahan dan penyajian biola tunggal oleh Jethra Nuha

Nindhita. Suatu komunitas selalu

muncul dan terbentuk oleh rasa keberpihakan dan pilihan. Demi-kian pula, Perhimpunan Masya-rakat Pinggiran Sungai DIY di-dirikan di atas keputusan ber-sama untuk berbagi resiko; se-penanggungan memilih satu ja-lan, sembari menolak jalan yang lain. PMPS DIY bermula dari kecemasan warga pinggiran su-ngai. Mereka senantiasa bertanya-tanya dan menggugat ke-adaan, “apakah kami masih memiliki masa depan?”.

PMPS DIY didirikan di atas keputusan bersama untuk berbagi resiko; sepenanggungan memilih satu jalan, sembari menolak jalan yang lain.

8

Page 9: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Kendati hidup di sebuah kota yang konon kental dengan warna kebudayaan, toh acapkali mere-ka terlemparkan dari peradaban. Masih sering mereka dengar, label dan anggapan bahwa warga pinggiran sungai adalah kumuh, lemah, jahat, dan bodoh. Mereka seolah-olah bagian cacat dari propinsi ini. Lalu, muncul pula.

pemikiran sempit untuk me-nyingkirkan atau menggusur mereka

Rupanya, suatu babak ke-bodohan baru tengah dimulai, dimana sungai diruntuhkan nilai-nya menjadi semata-mata benda material. Kebodohan itu ingin menyulap pinggiran sungai men-jadi negeri dongeng; menjadi serba megah dan gemerlap; le-bih bergengsi dan menawan.

Kebodohan itu menina-bobokkan seluruh penjuru kota dengan konsep-konsep yang membual, seolah-olah telah mengerti benar bagaimana

Kebodohan itu ingin me-nyulap pinggiran sungai menjadi negeri dongeng; menjadi serba megah dan gemerlap; lebih bergeng-si dan menawan.

sepantasnya hidup di pinggiran sungai.

Tak pernah terbersit dalam cakrawala pandangan warga pinggiran sungai, suatu hari nanti sungai akan berkelok mengikuti kemauan investasi. Sungai akan mengalir mengikuti rumus-rumus bisnis dan liberalisme. Setelah warga berhenti membuang sampah di sungai, sekarang giliran para penguasa dan pemilik modallah yang membuang hajat usahanya di sana.

Sungai akan meng-alir mengikuti rumus-rumus bisnis dan liberalisme. Setelah warga berhenti membuang sampah di sungai, sekarang giliran para penguasa dan pemilik modallah yang membuang hajat usahanya di sana.

9

Page 10: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Dari titik inilah mereka harus membuat pilihan. Sungai adalah kebudayaan mereka, yang telah mereka warisi secara konkret berpuluh-puluh tahun lamanya. Bagi mereka, sungai tidak per-nah jorok dan nista. Sungai ada-lah anugerah Illahi. Ia sudah in-dah dengan sendirinya, dan tak perlu memikul kepentingan apapun.

Sebutlah empat kampung pinggiran sungai di DIY, Juminahan, Gampingan, Mancas-an, dan Blunyah Gede. Pada tanggal 29 Desember 2009, perwakilan dari warga keempat kampung itu mengadakan per-temuan di Blunyah Gede. Di-putuskanlah untuk memprakarsai suatu perhimpunan yang me-nyatakan pilihan hidup mereka.

Selanjutnya, pada tanggal 2 Januari 2010, mereka berkumpul lagi di Gampingan untuk menu- gaskan beberapa personil guna mendirikan perhimpunan yang akan mereka beri nama Perhim-punan Masyarakat Pinggiran Sungai. Perhimpunan ini kemu-dian disahkan dengan Akta No-taris Ika Farikha, SH, No 11, akta tertanggal 25 Januari 2010. Melalui rapat dewan pembina, diangkatlah Sdr. Adjad Soeharsono sebagai ketua PMPS DIY periode 2010 – 2013. Kepada yang bersangkutan dibe-rikan amanah untuk menjalan-kan aspirasi warga pinggiran sungai dan melengkapi susunan pengurus beserta program kerjanya.

Keanggotaan warga ping-giran sungai pun bertambah dengan pesat. Tak berapa lama lagi, be-berapa kampung lain akan segera menyusul, untuk ber-gabung ke dalam PMPS, di antaranya kampung Niten, Kota-

Sungai adalah kebudaya-an mereka, yang telah mereka warisi secara konkret berpuluh-puluh tahun lamanya. Bagi mereka, sungai tidak pernah jorok dan nista. Sungai adalah anugerah Illahi. Ia sudah indah dengan sendirinya, dan tak perlu memikul kepentingan apapun.

Pembacaan Naskah Deklarasi PMPS DIY oleh Wignya Cahyana (dok. PMPS DIY)

10

Page 11: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Kiri atas: Penyerahan kartu anggota oleh Ketua Umum PMPS DIY Adjad Soeharsono. Kanan atas: Seksi Acara (Tritomo) berbincang serius dengan Ketua Umum PMPS DIY. Bawah: Suasana penarikan door-prize di akhir acara. (Dok. PMPS DIY)

gede, Karanganyar, Jetishardjo, Sorosutan, Piyungan, Bokoharjo, Papringan, dan Pogungrejo. Ini-siatif mereka ini tentu saja akan disambut dengan terbuka, kare-na bagaimanapun mereka pasti akan ikut mewarnai dan me-majukan perhimpunan ini.

laksanakan kata-kata. Deklarasi PMPS DIY ini mengumpulkan daya energi dan kesanggupan segenap anggota PMPS DIY untuk bersatu-padu, seia-sekata, berkarya demi satu pilihan yang sama. Kiranya Tuhan mem-berkahi. Amin. (bm-210410-wg)

Bendera telah ditancapkan, keputusan telah diucapkan, dan kini saatnya berjuang untuk me-

11

Page 12: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Naskah Deklarasi PMPS DIY

DEKLARASI PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Kami, masyarakat pinggiran sungai di Daerah Istimewa Yogyakarta berkeyakinan, bahwa:

1. Sungai adalah anugerah ilahi yang wajib disyukuri dengan melestarikan semua benda dan makhluk hidupnya;

2. Sungai adalah kebudayaan kami. Kami menata cara hidup di pinggiran sungai dengan menempatkan kehormatan manusia di atas segala kepentingan lainnya;

3. Sungai adalah kebersamaan kami. Kami dipersatukan oleh keunikan papan tinggal dan menghimpun diri dalam semangat kekeluargaan dan solidaritas;

4. Sungai adalah kemerdekaan kami. Kami mengatur diri sendiri dengan saling berbagi pendapat, tenaga, dan beban secara bijaksana, untuk tetap memelihara martabat mereka yang paling lemah;

5. Sungai adalah kesejahteraan kami. Kami akan memperjuangkan kesejahteraan semua warga dengan menempuh cara-cara yang adil.

Oleh karena itu, dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami nyatakan berdirinya Perhimpunan Masyarakat Pinggiran Sungai, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana dikuatkan dengan Akta Notaris Ika Farikha, SH, No 11, tertanggal 25 Januari 2010, demi mewujudkan suatu tata kehidupan di pinggiran sungai yang lebih lestari, bermartabat, solider, mandiri, dan sejahtera. Semoga Tuhan menolong kami. Amin.

Yogyakarta, 2 Maret 2010

Wignya Cahyana Dedy Astono Kasmiran Blunyah Gede Juminahan Gampingan

12

Page 13: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Surat Keputusan Pengukuhan Pengurus PMPS DIY

PEMBINA PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SURAT KEPUTUSAN PEMBINA PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA No. 01/Kep.PMPS/01/10

TENTANG

PENGUKUHAN PENGURUS

PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERIODE 2010-2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA PEMBINA

PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

keputusan rapat Musyawarah Anggota Perhimpunan Masyarakat Pinggiran Sungai Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 2010;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Pengukuhan Pengurus Perhimpunan Masyarakat Pinggiran Sungai Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2010-2013;.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar Perhimpunan Masyarakat Pinggiran Sungai Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010, khususnya pada

13

Page 14: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

14

pasal 11;

2. Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Masyarakat Pinggiran Sungai Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010, khususnya pada pasal 3;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PENGUKUHAN PENGURUS PERHIMPUNAN

MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2010-2013

Pasal 1

(1) Pembina Perhimpunan Masyarakat Pinggiran Sungai Daerah Istimewa Yogyakarta dari unsur perwakilan anggota memilih dan mengukuhkan Saudara Adjad Soeharsono sebagai Ketua Perhimpunan Masyarakat Pinggiran Sungai Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2010-2013.

(2) Kepada ketua terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan tugas dan kewenangan untuk melengkapi susunan kepengurusan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan anggota.

Pasal 2

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Yogyakarta

pada tanggal 4 Januari 2010

Ketua Pembina

Ttd

SUPARDI ANTONO

Page 15: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Anak Ketua RT Menjadi Korban

Pogungrejo di Tebing Rapuh

Di tengah hingar-bingar Pemilukada Kabupaten Sleman 2010 saat ini, ada sebuah potret muram kehidupan warga pinggiran sungai di kabupaten ini, tepatnya di Dusun Pogungrejo, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati. Belasan rumah nyaris terjun ke lembah sungai. Deretan rumah itu berada di bibir tebing Sungai Code, di atas tanah cadas yang mulai lapuk. Tebing terus mengikis sampai ke bawah lantai rumah. Tak ayal, korban pun jatuh di pihak warga penghuni.

15

Page 16: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Anak ketua RT setempat ikut menjadi korban. Perempuan beranak satu tersebut sempat terperosok dan terjun ke lembah sungai. Akibatnya, kedua kaki-nya kini lumpuh. Selain itu, tebing rapuh itu juga sudah menerjunkan separoh rumah ke lembah sungai.

Warga sudah berusaha mengatasi kondisi ini sesuai dengan kemampuannya. Mereka membuat tiang-tiang beton untuk menyangga fondasi rumah yang mulai menggantung di atas sungai. Mereka juga memasang

tiang bambu untuk menyangga lantai rumah.

Tentu saja usaha ini belum sepenuhnya menjamin kesela-matan mereka. Bagaimanapun, cara yang mereka tempuh hanya agar dapat bertahan sementara waktu dan tidak dapat meng-hentikan pengikisan tanah yang masih terus terjadi sampai kini.

Semoga warga tidak salah memilih pemimpin kabupaten terkaya di DIY ini dalam pemilukada 2010. Semoga mereka tidak makan dari isapan jempol. (bm-210410)

Fondasi rumah mulai menggantung di atas lembah sungai. (dok PMPS DIY)

16

Page 17: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Adakah Upaya Menggusur Warga?

Ancaman untuk Penghuni Tanah Kas Desa

Bagai guntur di siang bolong, Pemerintah Kabupaten Sleman akan mensertifikatkan tanah-tanah kas desa, termasuk yang saat ini dihuni warga, menjadi tanah hak milik pemerintah desa. Program ini akan dikoordinasikan oleh Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah (DPPD) Sleman mulai tahun ini. Sebagai awalan akan diprioritas-kan pada 3 kecamatan terpadat di Sleman, yaitu Mlati, Depok, dan Ngaglik. Hebatnya lagi, biaya sertifikasi akan dibebankan kepada warga yang menghuni tanah tersebut sebagai penyewa. (baca KR 19 Maret 2010 atau lihat klipingnya di Banyu Mili halaman 20 ).

Kawasan pemukiman padat di atas tanah kas desa di Dusun Blunyah Gede (Dok PMPS DIY)

Pertanyaan pun kini muncul.

Apakah pemerintah desa belum memiliki tanah kas desa secara sah? Apakah pungutan sewa kas desa selama ini juga sah secara hukum? Apakah itu bukan

pungutan liar? Mengapa biaya sertifikasi dibebankan kepada penyewa yang tidak akan pernah memiliki tanah tersebut? Apakah ini wajar dan adil?

17

Page 18: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Warga penghuni tanah kas desa yang ditemui Banyu Mili umumnya merasa kaget dan terpukul. Salah satu isu yang beredar adalah dugaan adanya usaha Pemkab untuk memper-mudah penggusuran warga jika suatu saat diperlukan. “Habis sudah harapan hidup saya. Seumur hidup saya tidak akan nyaman tinggal di sini,” kata warga Blunyah Gede yang tak mau disebutkan namanya.

Herannya, ketika Banyu Mili mengkonfirmasi ke DPPD Sle-man, dikatakan bahwa program ini merupakan usaha agar warga merasa memperoleh kepastian tempat tinggal. Dengan adanya sertifkasi tersebut maka sewa-menyewa kas desa menjadi sah dan prosedural.

Ternyata alasan ini tidak dapat diterima warga. Kalau pemerintah desa tidak punya sertifikat tanah kas desa berarti tanah itu liar dan mestinya menjadi tanah milik warga yang menghuni, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Pokok Agraria. Pemerintah desa juga tidak berhak menyewakan tanah yang bukan miliknya. Satu-satunya bukti kepemilikan tanah hanyalah sertifikat hak milik.

Kalau pemerintah desa tidak punya sertifikat tanah kas desa berarti tanah itu liar dan mestinya menjadi tanah milik warga yang menghuni...

Warga melakukan penghijauan di tanah kas desa secara swadaya. Kelak tanah itu akan dijadkan milik desa yang justru tidak pernah merawat tanah tersebut. (Dok PMPS DIY)

18

Page 19: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

Lebih tegas lagi, menurut Deva dan Lutfi, dua pengacara di Kantor Hukum Daliso Rudianto, SH, pemerintah desa tidak boleh memiliki tanah. Pemerintah hanya boleh menguasai tetapi tidak boleh memiliki. Alasanya, pemerintah desa bukan badan hukum. “Apakah desa mempu-nyai akte pendirian badan hukum? Siapa notarisnya?” tanya Lutfi retorik. “Ini pelanggaran,“ imbuhnya.

kan bahwa “Negara tidak dapat menyewakan tanah, karena Negara bukan pemilik tanah.”

Jelaslah bahwa program DPPD merupakan usaha akal-akalan untuk memonopoli tanah, persis sama dengan apa yang pernah dilakukan Pemerintah Hindia Belanda. Apakah berarti peng-gusuran? Entahlah... (bm-210410)

19

Dalam Penjelasan atas Pasal 44 dan 45 Undang-Undang Pokok Agraria (UU No.5 1960) disebut-

“Negara tidak dapat me-nyewakan tanah, karena Negara bukan pemilik tanah. (Penjelasan atas Pasal 44 dan 45 Undang-Undang Pokok Agraria (UU No.5 1960))

Undangan Terbuka

Kepada: Warga Pinggiran Sungai Di Daerah Istimewa Yogyakarta Hadirilah

REMBUG WARGA PINGGIRAN SUNGAI

mengenai

“Mencegah Penggusuran Warga

di Tanah Kas Desa”

Jumat Legi

23 April 2010 pukul 20.00

di sekretariat PMPS DIY Blunyah Gede 127 RT 07 RW 33

Sinduadi, Mlati, Sleman

Pendaftaran: hubungi telepon 0274-6411088 atau datang langsung ke sekretariat PMPS DIY

GRATIS, tempat terbatas

Page 20: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

20

Page 21: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)
Page 22: Banyu Mili 0001 (Bulletin PMPS DIY)

22