banjirjakarta.docx

Upload: vidya

Post on 07-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

banjir

TRANSCRIPT

Banjir Jakarta: Bukan Bencana Alam Tapi Bencana Keserakahan Penguasa dan Pengusaha19 Jan 2013 in Berita Dalam Negeri, Headline 2 Comments

Banjir di Ibu Kota Jakarta sudah menjadi siklus menahun. Setiap musim hujan apalagi dengan intensitas tinggi dipastikan akan membuat Jakarta nyaris lumpuh. Bukan kali pertama Jakarta di landa banjir hebat. Sejarah mencatat Jakarta pernah dilanda banjir besar pada tahun 1621, 1654, dan 1918. Selanjutnya banjir besar juga terjadi pada tahun 1976, 1996, 2002, dan 2007. Sekarang baru saja memasuki tahun baru, kembali ibukota negara lumpuh akibat air bah tumpah di mana-mana, bahkan hingga ke istana negara.Sungguh mengherankan dan memalukan kejahilan manusia bukan murni bencana alam terus berulang-ulang tanpa ada pelajaran berharga yang dapat diambil sebagai kebijakan yang tepat. Kita bertanya; pernahkah ibu kota negara-negara Barat seperti London, Washington, Berlin, Moskow dilanda banjir berulang setiap tahun?Menyalahkan cuaca sebagai penyebab banjir adalah lari dari tanggung jawab dan menutup mata dari penyebab utamanya; yakni keserakahan dan sikap abai terhadap pengurusan rakyat. Keserakahan pemerintah khususnya pemerintah DKI Jakarta terlihat dari bertambahnya titik banjir setiap tahun. Hal ini dikarenakan pemerintah DKI membiarkan, lebih tepatnya mengizinkan kawasan itu diubah menjadi pemukiman dan kawasan komersial.Dalam kurun waktu lima tahun sebanyak 56 situ di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi telah menghilang. Yang tersisa pun mengalami pendangkalan dan kerusakan parah karena diabaikan oleh pemda. Sedangkan luas total situ di Jabodatabek berkurang drastis yaitu 2.337,10 hektare untuk total 240 situ, sekarang menjadi hanya 1.462,78 hektare untuk 184 situ.Padahal dengan potensi 42 danau, 13 sungai, kanal barat dan timur, serta curah hujan yang cukup besar hingga kapasitas 2 miliar kubik per tahun, seharusnya penduduk Jakarta bisa memiliki air tanah dan air bersih yang melimpah.Akan tetapi keserakahan para penguasa dengan mengatasnamakan pendapatan asli daerah (PAD) pemerintah merusak lingkungan, kongkalikong dengan kapitalis dan mengabaikan kepentingan masyarakat. Maka program penanggulangan banjir apapun, termasuk rencana pembangunan deep tunnel tidak akan menyelesaikan persoalan. Karena akar persoalannya bukanlah pada tata ruang wilayah, akan tetapi pada ideologi yang dianut oleh seluruh penguasa negeri ini di daerah maupun pusat. Persoalan banjir di ibu kota dan wilayah manapun akan terus terjadi bila penguasa tidak memiliki kemauan politik (political will) mengurus kepentingan publik.Sejarah kekhilafahan Islamiyyah telah menunjukkan betapa syariat Islam sanggup menciptakan pemerintah yang peduli pada masyarakat dan menjaga lingkungan mereka. Misalnya di Provinsi Khuzestan, daerah Iran selatan misalnya, masih berdiri dengan kokoh bendungan-bendungan yang dibangun untuk kepentingan irigasi dan pencegahan banjir. Bendungan-bendungan tersebut di antaranya adalah bendungan Shadravan, Kanal Darian, Bendungan Jareh, Kanal Gargar, dan Bendungan Mizan. Di dekat Kota Madinah Munawarah, terdapat bendungan yang bernama Qusaybah. Bendungan ini memiliki kedalaman 30 meter dan panjang 205 meter. Bendungan ini dibangun untuk mengatasi banjir di Kota Madinah. Di masa kekhilafahan Abbasiyyah, dibangun beberapa bendungan di Kota Baghdad, Irak. Bendungan-bendungan itu terletak di sungai Tigris. Pada abad ke 13 Masehi, di Iran dibangun bendungan Kebar yang hingga kini masih bisa disaksikan.Kebusukan penguasa dan sistem yang saat ini diterapkan yang menyebabkan ibukota dan berbagai wilayah di tanah air setiap musim penghujan mengalami bencana banjir. Dengan mengubah pola pikir dan sistem sekarang menuju Islam maka persoalan ini tidak akan terjadi berlarut-larut seperti tanpa jalan keluar. Wallh alam bi ash-shawb.[Iwan Januar LS HTI]

Kata Pengantar

Segala Puji syukur atas kehadirat Allah Swt atas nikmat dan hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Banjir di Jakarta akibat Keserakahan Manusia.

Tugas ini ditujukan untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan . Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bogor, Oktober 2015

DAFTAR ISIJudul makalah................................................................................ iKata Pengantar.................................................................................. ii Pendahuluan.....................................................................................................14.1 Latar Belakang...........................................................................................4.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................24.3 Rumusan Masalah......................................................................................4.4 Tujuan.........................................................................................................4.5 Metode........................................................................................................V. Pembahasan................................................................................................ 35.1 Pengertian..................................................................................................5.2 Sebab......................................................................................................... 45.3 Akibat.......................................................................................................... 55.4 Cara Pencegahan......................................................................................VI. Penutup....................................................................................................... 66.1 Kesimpulan. ......................................................................................6.2 Saran......................................................................................VII. Daftar Pustaka...................................................................................... .....7

BAB IPendahuluan

Latar Belakang MasalahJakarta sebagai Ibukota Negara yang merupakan barometer ekonomi, setiap waktu harus ada peningkatan pembangunan. Akibat pembangunan tata ruang yang salah banyak masyarakat yang tidak lagi mempedulikan lingkungan di sekitarnya. Sehingga banyak masyarakat yang membangun rumah di bantaran sungai dan banyak juga yang membuang sampah ke sungai. Tidak hanya itu saja penebangan hutan yang tidak terkontrol juga merupakan penyebab banjir di Jakarta. Banjir juga disebabkan oleh sifat Manusia. Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhannya atau kebutuhan hidup yang tidak terbatas, usaha untuk memenuhi kebutuhan ini manusia sering mengabaikan keseimbangan alam sehingga terjadi kerusakan lingkungan serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu sudah waktunya kita bersama-sama berupaya menjaga keseimbangan alam.Banjir adalah peristiwa klasik di DKI Jakarta, mulai dari zaman belanda hingga pemerintahan gubernur fenomenal Ir.Joko Widodo. Dalam sejarah, banjir di Jakarta terjadi pada 1621, 1654, 1918, 1979, 1996, 2002, 2007, 2012, 2013,2014, dan 2015 bahkan ada isu Jakarta Tenggelam pada 2030.Orang Jakarta adalah penyebab utama tenggelamnya Kota Jakarta. Ada dua alasan penting yang dapat menjelaskannya: (1) Pembangunan rumah mewah yang cenderung tidak meloloskan air dan itu dilakukan orang kaya yang sebagian besar adalah orang Jakarta. (2) Peraturan perundangan dan penegakannya untuk mengamankan kawasan Bogor-Puncak-Cianjur dibuat dan dilanggar oleh sebagian besar orang yang berasal dari Jakarta. Sementara itu masyarakat di hulu, perambah hutan sekalipun, hanya menggunakan lahan itu untuk budidaya dan hanya sedikit saja yang digunakan untuk permukiman. Bahkan keberhasilan sosialisasi tentang peran hutan terhadap konservasi sumber daya air dan pencegahan banjir, mendorong masyarakat di beberapa kawasan hutan sudah menyadari sepenuhnya tentang perlunya mempertahankan hutan sebagai bagian dari sistem daerah aliran sungai (DAS).

Identifikasi MasalahBanjir yang terjadi di Jakarta akibat dari aktivitas manusia sendiri yang membuang sampah ke sungai, menebang hutan yang tidak terkontrol dan penempatan tata ruang yang salah. Dampak dari bencana banjir ini juga disebabkan tidak ada pencegahan dari pemerintah untuk membantu mencegah bencana banjir yang melanda ibukota Negara. Faktor penyebab banjir itu bukan karena alam dan letak geografis saja tetapi aktifitas manusia yang merusak lingkungan juga merupakan salah satu penyebab timbulnya banjir yang di Jakarta.

BAB IIPembahasanPengertian BanjirBanjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan atau dapat diartikan sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya air laut akibat pasang. Salah satu penyebab banjir adalah volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan.

Penyebab BanjirTerdapat berbagai macam banjir di Jakarta yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:1. Banjir airBanjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini adalah meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan meluber lalu menggenangi daratan. Umumnya banjir seperti ini disebabkan oleh hujan yang turun terus-menerus sehingga sungai atau danau tidak mampu lagi menampung air.

2. Banjir Sementara (Dadakan)Jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan banjir air. Namun banjir sementara ini disebakan oleh hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat banyak. Banjir akhirnya terjadi karena air-air hujan yang melimpah ini tidak bisa segera mengalir melalui saluran atau selokan di sekitar rumah warga. Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka banjir sementara adalah banjir dadakan (langsung terjadi saat hujan tiba).

3. Banjir bandangTidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga mengangkut material air berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih berbahaya daripada banjir air karena seseorang tidak akan mampu berenang ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi.

4. Banjir rob (laut pasang)Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir seperti ini kerap melanda di Jakarta bagian utara. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air sungai yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.

Penyebab terjadinya bencana banjir sendiri secara umum dapat dibedakan menjadi empat hal, yakni : Penebangan hutan secara liar, pendangkalan sungai, naiknya air laut ke daratan, pembuatan sungai dan tanggul yang tidak memenuhi syarat.Sungai-sungai di Jakarta sudah tidak lagi berfungsi maksimal dalam menampung air. Selain karena pendangkalan dan rumah-rumah penduduk yang kumuh di sepanjang pinggirannya, juga karena sungai-sungai ini penuh dengan sampah yang dibuang oleh masyarakat sekitar. Berbagai jenis sampah dapat ditemukan di badan sungai. Di beberapa tempat, tumpukan sampah itu begitu banyak sehingga menjadi sebuah daratan yang dapat diinjak manusia.

Akibat Banjir1. Kematian2. Kerusakan Sarana dan Prasarana3. Kerugian material4. Penyakit menular5. Aktivitas masyarakat terhambat

Pencegahan BanjirCara pencegahan banjir adalah sebagai berikut :a. Melakukan penyuluhan terhadap warga bantaran sungai agar tidak membuang sampah di sungai.b. Menerapkan denda maksimal bagi yang membuang sampah di sungaic. Membangun waduk dan pintu aird. Melakukan normalisasi fungsi sungaie. Menghimbau masyarakat untuk melakukan kerja baktif. Merelokasi penduduk di bantaran kalig. Melakukan reboisasi dan penghijauanh. Membuat kanal ( terusan ) sungaii. Membuat sodetan sungai untuk dialirkan ke laut atau waduk.

Bab IIIPenutup

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa banjir adalah fenomena alam yang terjadi di daerah yang dialiri sungai yang merupakan akibat dari suatu siklus hidrologi. Banjir di Jakarta dikelompokkan menjadi : Banjir air, banjir bandang, banjir sementara, dan banjir rob. Penyebab terjadinya bencana banjir adalah penebangan hutan secara liar, pendangkalan sungai, naiknya air laut ke daratan, pembuatan sungai dan tanggul yang tidak memenuhi syarat. Sungai-sungai di Jakarta sudah tidak lagi berfungsi maksimal dalam menampung air, karena banyak pembangunan fasilitas umum dan pembuangan sampah sembarangan. Banjir banyak menyebabkan kerugian, seperti : kematian, kerusakan sarana dan prasarana, kerugian material, banyaknya penyakit menular, dan kegiatan masyarakat terhambat. Harus segera dilakukan pembenahan dan normalisasi pada sungai-sungai di Jakarta

Daftar Pustaka

Ariati, Ni Ketut Seni. 2010. Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta. Jakarta: Dian Rakyat www.google.co.id www.detik.com bebasbanjir2025.wordpress.com id.wikipedia.org www.vivanews.com tempo.co http://hizbut-tahrir.or.id/2013/01/19/banjir-jakarta-bukan-bencana-alam-tapi-bencana-keserakahan-penguasa-dan-pengusaha/