bangunan umum bersama majemuk

11
MINGGU 2 BANGUNAN UMUM BERMASA MAJEMUK PENGERTIAN BANGUNAN UMUM Pengertian kata ‘Umum’ juga dikenal dalam bahasa Inggris yaitu ‘Public’ yang berkonotasi pada hal-hal yang berkaitan dengan ‘orang banyak’, berlawanan dengan arti kata ‘individual’ (perorangan) maupun ‘private’ (pribadi). Contohnya adalah kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang banyak dimana terjadi interaksi antara orang-orang baik yang saling mengenal maupun tidak saling mengenal. Kegiatan transaksi jual beli antara penjual dan pembeli di pasar, adalah contoh kasus yang memperlihatkan interaksi antara seseorang atau beberapa orang yang mungkin saling mengenal atau mungkin juga tidak saling mengenal. Pembeli yang datang silih berganti mengidentifikasikan keterlibatan ‘banyak orang’, peenjual yang juga lebih dari satu yang berdagang dipasar juga mengidentifikasi tentang ‘banyak orang’. Kegiatan-kegiatan seperti contoh di atas perlu diwadahi, dimana wadah dapat berbentuk Tempat (place) atau Ruang maupun Bangunan. Jadi Bangunan Umum bermakna Bangunan tempat dimana kegiatan yang melibatkan interaksi banyak orang baik yang saling mengenal maupun tidak saling mengenal dapat berlangsung. CONTOH-CONTOH Contoh-contoh Bangunan Umum yang sering kita jumpai misalnya : Pasar, Pusat Perbelanjaan, Perkantoran, Tempat-tempat pendidikan seperti sekolah, tempat kursus, Tempat-tempat Hiburan, Pusat Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Primi Artiningrum M.Arch PERENCANAAN ARSITEKTUR 3

Upload: rajab-muhammad-rajab

Post on 31-Dec-2015

565 views

Category:

Documents


51 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bangunan Umum Bersama Majemuk

MINGGU 2

BANGUNAN UMUM BERMASA MAJEMUK

PENGERTIAN BANGUNAN UMUM

Pengertian kata ‘Umum’ juga dikenal dalam bahasa Inggris yaitu ‘Public’ yang berkonotasi pada hal-hal yang berkaitan dengan ‘orang banyak’, berlawanan dengan arti kata ‘individual’ (perorangan) maupun ‘private’ (pribadi). Contohnya adalah kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang banyak dimana terjadi interaksi antara orang-orang baik yang saling mengenal maupun tidak saling mengenal. Kegiatan transaksi jual beli antara penjual dan pembeli di pasar, adalah contoh kasus yang memperlihatkan interaksi antara seseorang atau beberapa orang yang mungkin saling mengenal atau mungkin juga tidak saling mengenal. Pembeli yang datang silih berganti mengidentifikasikan keterlibatan ‘banyak orang’, peenjual yang juga lebih dari satu yang berdagang dipasar juga mengidentifikasi tentang ‘banyak orang’. Kegiatan-kegiatan seperti contoh di atas perlu diwadahi, dimana wadah dapat berbentuk Tempat (place) atau Ruang maupun Bangunan.

Jadi Bangunan Umum bermakna Bangunan tempat dimana kegiatan yang melibatkan interaksi banyak orang baik yang saling mengenal maupun tidak saling mengenal dapat berlangsung.

CONTOH-CONTOH

Contoh-contoh Bangunan Umum yang sering kita jumpai misalnya : Pasar, Pusat Perbelanjaan, Perkantoran, Tempat-tempat pendidikan seperti sekolah, tempat kursus, Tempat-tempat Hiburan, Pusat Kebudayaan, Taman-taman kota, Museum, Galery, Kantor Pos, Hotel, Puskesmas, Rumah Sakit, Terminal, dll.

Sedangkan contoh bangunan Privat adalah bangunan rumah tinggal, baik berupa rumah tinggal di atas tanah maupun rumah susun ataupun apartemen. Banguan rumah tinggal atau disebut juga residential adalah bangunan yang digunakan oleh keluarga atau orang-orang terdekat yang saling mengenal dan tidak berjumlah banyak (umumnya 4-8 orang).

Walaupun Bangunan Umum menampung kegiatan yang bersifat umum, dalam mengidentifikasi kegiatannya tetap dapat diklasifikasi dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat Publik (Umum), Semi Publik (semi Umum) maupun Privat (Pribadi). Sebagai contoh misalnya pada bangunan kantor Bank. Kantor Bank adalah kantor yang memilik bagian yang melayani umum, yaitu teller dan Customer Service (Pelayanan Pelanggan).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Primi Artiningrum M.ArchPERENCANAAN ARSITEKTUR 3

Page 2: Bangunan Umum Bersama Majemuk

Bagian Pelayanan Pelanggan dan Teller ini dikategorikan sebagai bagian yang memiliki kegiatan pelayanan bersifat umum (public), sedangkan bagian ‘back office’, dimana para pegawai atau staff tidak langsung berhubungan dengan orang-orang lain (umum) dapat dikategorikan sebagai bagian yang kegioatannya bersifat privat.Kegiatan-kegiatan Publik tidak hanya diwadahi oleh Bangunan Umum tetapi dapat juga berupa-tempat terbuka seperti taman-taman kota, tempat bermain, lapangan olah raga, dll. Biasanya tempat-tempat seperti ini merupakan fasilitas yang harus disediakan oleh kota ataupun dalam tingkat yang lebih kecil lagi misalnya perkampungan, permukiman, dll, dan biasanya dikategorikan sebagai Fasilitas Umum (Fasum) ataupun Fasilitas Sosial (Fasos).

Contoh Bangunan Umum : Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Primi Artiningrum M.ArchPERENCANAAN ARSITEKTUR 3

Page 3: Bangunan Umum Bersama Majemuk

Contoh Taman Budaya : Garuda Wisnu Kencana, Bali.

MASSA MAJEMUK

Arti kata Majemuk adalah ‘banyak’ atau lebih dari satu (bukan Tunggal). Pada kegiatan-kegiatan public, sering terdapat fungsi-fungsi yang beragam (bermacam-macam). Seperti telah disebutkan di atas, kegiatan-kegiatan yang bersifat umum juga dapat dibagi dalam kategori yang lebih sempit lagi berdasarkan sifat kegiatannya, yaitu kegiatan pelayanan dikategorikan sebagai kegiatan yang bersifat umum, sedangkan kegiatan yang tidak bersifat pelayanan kepada umum dikategorikan dalam kegiatan yang bersifat privat.

Dalam rmerancang suatu bangunan dengan fungsi tertentu pada satu kompleks dapat dilakukan dengan membuatnya dalam 1 bangunan maupun dalam lebih dari 1 bangunan. Bangunan-bangunan yang memiliki lebih dari satu massa bangunan digolongkan sebagai Bangunan dengan massa majemuk. Kompleks bangunan dengan massa bangunan majemuk biasanya dirancang dalam tapak yang luas, dan sangat tepat bagi kegiatan-kegiatan dengan tingkat kesibukan yang tidak terlalu tinggi, seperti resort hotel, di daerah tepian kota, ataupun pusat-pusat hiburan, seperti taman ria (Taman Impian Jaya Ancol). Sedangkan Bangunan bermassa Tunggal banyak digunakan pada rumah-rumah tinggal di perkotaan, Gedung Perkantoran di perkotaan, Apartemen, dll. Bangunan Tunggal dan bertingkat (vertical) merupakan salah satu solusi dalam membangun di daerah padat dengan lahan terbatas.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Primi Artiningrum M.ArchPERENCANAAN ARSITEKTUR 3

Page 4: Bangunan Umum Bersama Majemuk

Contoh bangunan resort bermassa majemuk : Giri Tirta Spa & Resort

Contoh Bangunan Bermassa Tunggal : Apartemen “Turning Torso”

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Primi Artiningrum M.ArchPERENCANAAN ARSITEKTUR 3

Page 5: Bangunan Umum Bersama Majemuk

Contoh Bangunan Bermassa majemuk : Kampus UMY

PENGELOMPOKAN MASSA

Dalam merancang bangunan umum bermassa majemuk, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang pada akhirnya menghasilkan fungsi-fungsi ruang, kemudian mengelompokkannya berdasarkan kesamaan zona, misalnya zona public, zona semi public ataupun zona privat. Zona-zona tersebut dapat dipisahkan dalam bentuk bangunan yang terpisah-pisah. Misalnya kegiatan-kegiatan yang bersifat public dapat diwadahi dalam satu massa bangunan, dan berturut-turut kegiatan yang bersifat semi public dalam 1 massa bangunan serta kegiatan yang bersifat privat diwadahi dalam 1 atau lebih massa bangunan. Dengan demikian walaupun bangunan terdiri dari massa yang banyak, tidak berarti bangunan dapat disebar tanpa ada kejelasan pengaturan. Pengelompokan bangunan pada kompleks bangunan bermassa majemuk memudahkan pengguna bangunan dalam berorientasi, menentukan arah dan tujuan, mengidentifikasi perletakan dan memberikan kejelasan hirarki /urut-urutan ruang.

POLA dan TATA ATUR

Dalam merancang bangunan, hal yang paling utama harus diperhatikan adalah lahan atau tapak dimana bangunan akan didirikan. Potensi-potensi, kendala-kendala, aturan-

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Primi Artiningrum M.ArchPERENCANAAN ARSITEKTUR 3

Page 6: Bangunan Umum Bersama Majemuk

aturan pemerintah pada tapak menjadi factor yang dapat membantu sekaligus menjadi tantangan bagi perancang untuk menghasilkan rancangan yang paling tepat bagi lahan yang dimaksud.

Bentuk lahan, letak jalan, orientasi matahari, topografi (kontur), lingkungan sekitar adalah factor-faktor yang menjadi batasan-batasan dalam menentukan perletakan massa bangunan pada tapak. Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas dapat ditentukan pola-pola yang dapat mengikat dan mengatur letak massa bangunan. Kata kunci dalam merumuskan konsep perletakan massa bangunan pada tapak adalah ‘unity’ atau kesatuan. Kesatuan yang dimaksud adalah kesatuan antara massa-massa bangunan dengan tapak dan antar massa bangunan sendiri, dimana pengaturan massa-massa tersebut harus saling mengkait satu sama lain dan saling mengikat dengan tapak. Dengan demikian, setiap arsitek yang akan memulai pekerjaan merancangnya, maka hal utama yang harus dilakukannya adalah mengenali tapak dengan melakukan analisis-analisis terhadap factor-faktor tersebut di atas, hingga mengidentifikasi kelebihan serta kekurangannya dan pada akhirnya dapat menwarkan solusi yang paling tepat berupa hasil rancangan di atas tapak dimaksud.

Contoh pada foto maket di atas memperlihatkan konsep perletakan massa bangunan pada tapak yang mengikuti pola melingkar dengan titik pusat lingkaran sebagai pusat orientasi dan unsur pengikat antar massa bangunan dan antara massa bangunan dengan tapak. Penetapan pola lingkaran ini diperoleh dari hasil sintesa studi tapak seperti yang telah dikemukakan di atas. Titik pusat lingkaran diperoleh dengan menarik garis-garis pada tapak, yang memunculkan titik berat tapak, yang kemudian diambil sebagai titik pusat perletakan massa-massa bangunan. Sedangkan pola melingkar

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Primi Artiningrum M.ArchPERENCANAAN ARSITEKTUR 3

Page 7: Bangunan Umum Bersama Majemuk

diperoleh dari analisis terhadap cara kerja dan bentuk lensa kamera, diafragma, dll, karena bangunan yang dibuat adalah museum Fotografi.

Giri Tirta Spa, Sentul Bogor.

Pada Rancangan Giri Tirta Spa, Sentul, Bogor, terlihat bangunan dengan massa yang terpisah-pisah sepanjang lereng bukit. Pada tata letak massa-massa bangunan dengan tapak yang berkontur tajam (di lereng bukit) seperti terlihat pada contoh di atas, topografi merupakan factor utama dalam menentukan perletakan massa bangunan. Sesuai dengan kondisi tapak yang berkontur, maka pola perletakan massa bangunan dibuat mengikuti lereng bukit (mengikuti garis kontur). Struktur yang digunakan bagi setiap bangunan juga merespons kondisi tapak, dengan umpak-umpak yang diekspose sekaligus sebagai elemen estetika pada tampak bangunan. Akibat dari kontur yang tajam, dimungkinkan membuat bangunan dengan leveling yang beragam, dan hal ini memperkaya kualitas ruang dan bangunannya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Primi Artiningrum M.ArchPERENCANAAN ARSITEKTUR 3

Page 8: Bangunan Umum Bersama Majemuk

Pengelompokan bangunan juga dibuat sesuai dengan Zoningnya. Karena pencapaian ke bukit dari arah bawah, maka bangunan yang mewadahi kegiatan yang bersifat public, seperti lobby, restoran, terletak di kontur yang terbawah, paling dekat dengan entrance. Sedangkan bungalow tempat menginap dan pijat yang bersifat lebih privat terletak semakin ke atas serta mendekati pusat mata air panas di puncak bukit.

RUANG PEMERSATU

Telah disebutkan di atas, bahwa dalam rancangan kompleks bangunan umum bermassa majemuk, dibutuhkan pemersatu. Selain pola-pola perletakan massa, ruang luar (inner court / plaza) biasanya dapat dijadikan ruang pemersatu yang baik bagi susunan massa bangunan majemuk. Selain berfungsi sebagai pemersatu lingkungan, Inner Court juga dapat dimanfaatkan sebagai ruang aktifitas yang memusat, misalnya sebagai lapangan Olah Raga, Teater Terbuka, ataupun ruang sirkulasi. Inner court juga membantu bangunan di sekelilingnya mengakses udara luar (Fresh Air), memperoleh sinar matahari dan pencahayaan alam.

Agar Inner Court menjadi Ruang Luar yang aktif, bangunan di sekelilingnya harus dapat mengakses Inner Court tersebut. Pintu-pintu dan ruang sirkulasi yang mengarah ke inner court menarik orang untuk paling sedikit melewati Inner Court tersebut. Aktifitas tersebut akan menghidupkan suasana di Inner Court. Ruang-ruang luar yang aktif, biasanya selalu terawasi, karena orang berkegiatan di ruang tersebut, akibatnya keamanan ruang dari tindak criminal akan terjaga dengan sendirinya. Berbeda dengan ruang luar yang pasif, biasanya menjadi tempat-tempat tersembunyi dan memancing orang untuk bertindak kejahatan (menjadi daerah yang tidak aman).

KESIMPULAN

Bangunan Umum bermassa majemuk dikelompokkan berdasarkan Zoning dan fungsinya.Bangunan Umum bermassa majemuk cocok untuk fungsi resort dengan lahan yang luas.Bangunan Umum bermassa majemuk dipersatukan oleh pola-pola perletakan massa bangunan berdasarkan potensi tapak dan juga dipersatukan oleh Ruang Luar (Plaza / Inner Court).Plaza / Inner Court juga berfungsi sebagai akses udara segar dan pencahayaan alam bagi massa bangunan di sekelilingnya.Plaza / Inner Court diaktifkan dengan mempermudah akses dari dan ke massa bangunan di sekelilingnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Primi Artiningrum M.ArchPERENCANAAN ARSITEKTUR 3