bangkitlah gerakan mahasiswa

3
7/23/2019 bangkitlah gerakan mahasiswa http://slidepdf.com/reader/full/bangkitlah-gerakan-mahasiswa 1/3 FPCFromClipboardUntitled Sebenarnyatidak ada yang begitu teramat liuar biasa dengan buku 'Bangkitlah GerakanMahasiswa' yang di tulis Eko Prasetyo ini. Sebagaimana buku-buku sebelum yangpernah di tulisnya; Islam Kiri, serial Orang Miskin Dilarang Sekolah, Sakit danlain-lain, buku ini pun tak kurang beraroma provokasi yang liar. Belum sajamembaca isinya, tetapi melaui cover yang mengepalkan tangan itu saja menjadiciri khas bahwa buku ini bukan sebagai diktat atau pegangan resmi kuliah paramahasiswa dalam kelas. Tetapi buku ini dapat menjadi pegangan resmi bagimahasiswa yang masih menempatkan pergerakan sebagai arus kritis yang pentingbagi bangsa ini. Buku ini layak menjadi referensi kembali untuk mengenal apaitu sebuah pergerakan yang dilakukan mahasiswa, yang sejatinya sejak dahulukala sudah bergelora hampir di seluruh dunia, termasuk di indonesia. BukuBangkitlah Gerakan Mahasiswa (BGM),, kalau ditilik dari awal, tidak hanya inginmengatakan 'cuma' sebuah ajakan. Tetapi punya makna lain, dimana buku iniseperti satir yang ironik ketika melihat lesunya dunia pergerakan mahasiswadewasa ini. BGM, mengungkap makna agar yang belum tergugah bisa menjaditergugah dan yang sudah lama tertidur agar kembali bangun. Suatu pilihan katayang kasar tetapi cerdas dengan titik tekan didasarkan kepada mahasiswa. Karenasebagaimana yang disaksikan langsung, pergerakan mahasiswa memang sedangmengalami kemunduran (mati suri). Hari ini, riak dari sebuah pergerakan sangatjarang dirasakan. Sekarang ini, pergerakan justru terjebak dalam kerangka yangpragmatis dan reaksioner semata. Artinya sebuah isu yang di gelontorkan tidakterlalu kuat untuk punya dasar preferensi sebuah perumusan masalah yang akan dihantamkan. Aksi-aksi mahasiswa kali ini lebih banyak disorot dari praktisnyaisu yang berkembang seperti kenaikan bahan bakar minyak, harga pendidikan yangmahal, kebutuhan pokok yang makin hari makin tidak terjangkau dansemacamnya.Isu seperti ini melemah padatataran pengodokan sebuah studi kasus yang nyata. Biasanya ketika hari ini BBMnaik, beberapa hari menjelang dan selepas pengumuan, ada aksi turun kejalan.Setelah itu selesai. Dan cerita tinggal kenangan dalam baluran foto-foto, yangkemudian dipajang dalam laman media sosial baik sebagai sampul atau suatu caramengatakan 'aku melakukan ini tadi lho', yang kemudian di retwittberulang-ulang. Kegagahan seorang mahasiswa hari ini (tetapi tidak semuanya),banyak berkisar hanya sebatas itu. Dan ini yang menjadikan pergerakan mahasiswamelemah pada titik gerakannya. Karena tidak ada isu yang memang di garap lebihserius dan matang. Menempatkankata Viktor Serge, Bolshevik, sebagai pengatar depan sebuah buku, seakanpenulis ingin mengugah kembali peran mahasiswa yang 'memang' terkadang semu danlupa akan siapa jatidiri mereka itu sendiri.“Pesan Untuk Mahasiswa; Kau ingin jadi apa? Pengacara, untukmempertahankan hukum kaum kaya, yang secara inheren tidak adil? Dokter, untukmenjaga kesehatan kaum kaya, dan menganjurkan makanan yang sehat, udara yangbaik dan waktu istirahat kepada mereka yang memanggsa kaum miskin? Arsitek,untuk membangun rumah nyaman untuk tuan tanah? Lihatlah di sekelilingmu danperiksa hati nuranimu. Apa kau mengerti bahwa tugasmu adalah sangat berbeda:untuk bersekutu dengan kaum tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistemyang kejam ini?”. Sayapikir pengambilan kutipan awal itu merupakan inti yang sebenarnya yang ingindijabarkan penulis dalam isi buku ini. Karena satir nya terlihat jelas ketikadi pertanyakan 'kamu ingin jadi apa' tersebut. Dan ini memang sebuah ciri khassi penulis yang hampir sama di setiap kali kata yang di ucapkannya maupun katayang di tuliskannya. Membaca buku ini tidak seperti membaca sebuah buku padaumumnya, tetapi lebih kepada mendengarkan provokasi langsung seperti seseorangyang sedang berkotbah, bicara bahkan marah kepada kita secara langsung. Inilahkeunggulan Eko Prasetyo, si penulis buku ini yang mampu menganalogikanpemahaman yang dasarnya berat dan pusing untuk dipahami secara aslinya, melaluibuku ini, teori tersebut menjadi mudah untuk dipahami dan di cerna. Itu bukankarena perubahan kata, melainkan contohnya yang dengan gamblang dan lugas yangdi tuliskan dengan pendekatan bahasa tutur. Jadi ini juga yang menjadi perbedaanketika kita membaca buku sejenis yang di tulis orang lain. Biasanya bukukebanyakannyai di tulis dengan gaya yang sangat akademis dan kaku, sehinggamembacanya pun menjadi kaku pula. Berbeda dengan buku BGM yang di tulis denganbahasa tutur, seperti seorang yang sedang bercakap, tidak susah untukmendapatkan inti dan mengerti tujuan dan makna yang ingin di sampaikan sipenulis. Page 1

Upload: faqihnur

Post on 18-Feb-2018

515 views

Category:

Documents


78 download

TRANSCRIPT

Page 1: bangkitlah gerakan mahasiswa

7/23/2019 bangkitlah gerakan mahasiswa

http://slidepdf.com/reader/full/bangkitlah-gerakan-mahasiswa 1/3

FPCFromClipboardUntitledSebenarnyatidak ada yang begitu teramat liuar biasa dengan buku 'BangkitlahGerakanMahasiswa' yang di tulis Eko Prasetyo ini. Sebagaimana buku-buku sebelumyangpernah di tulisnya; Islam Kiri, serial Orang Miskin Dilarang Sekolah, Sakitdanlain-lain, buku ini pun tak kurang beraroma provokasi yang liar. Belumsajamembaca isinya, tetapi melaui cover yang mengepalkan tangan itu saja menjadicirikhas bahwa buku ini bukan sebagai diktat atau pegangan resmi kuliah paramahasiswadalam kelas. Tetapi buku ini dapat menjadi pegangan resmi bagimahasiswa yang masihmenempatkan pergerakan sebagai arus kritis yang pentingbagi bangsa ini. Buku inilayak menjadi referensi kembali untuk mengenal apaitu sebuah pergerakan yangdilakukan mahasiswa, yang sejatinya sejak dahulukala sudah bergelora hampir diseluruh dunia, termasuk di indonesia.

BukuBangkitlah Gerakan Mahasiswa (BGM),, kalau ditilik dari awal, tidak hanyainginmengatakan 'cuma' sebuah ajakan. Tetapi punya makna lain, dimana bukuiniseperti satir yang ironik ketika melihat lesunya dunia pergerakan mahasiswadewasaini. BGM, mengungkap makna agar yang belum tergugah bisa menjaditergugah dan yangsudah lama tertidur agar kembali bangun. Suatu pilihan katayang kasar tetapi cerdasdengan titik tekan didasarkan kepada mahasiswa. Karenasebagaimana yang disaksikanlangsung, pergerakan mahasiswa memang sedangmengalami kemunduran (mati suri). Hariini, riak dari sebuah pergerakan sangatjarang dirasakan. Sekarang ini, pergerakanjustru terjebak dalam kerangka yangpragmatis dan reaksioner semata. Artinya sebuahisu yang di gelontorkan tidakterlalu kuat untuk punya dasar preferensi sebuah

perumusan masalah yang akan dihantamkan. Aksi-aksi mahasiswa kali ini lebih banyakdisorot dari praktisnyaisu yang berkembang seperti kenaikan bahan bakar minyak,harga pendidikan yangmahal, kebutuhan pokok yang makin hari makin tidak terjangkaudansemacamnya.Isu seperti ini melemah padatataran pengodokan sebuah studi kasus yangnyata. Biasanya ketika hari ini BBMnaik, beberapa hari menjelang dan selepaspengumuan, ada aksi turun kejalan.Setelah itu selesai. Dan cerita tinggal kenangandalam baluran foto-foto, yangkemudian dipajang dalam laman media sosial baik sebagaisampul atau suatu caramengatakan 'aku melakukan ini tadi lho', yang kemudian diretwittberulang-ulang. Kegagahan seorang mahasiswa hari ini (tetapi tidaksemuanya),banyak berkisar hanya sebatas itu. Dan ini yang menjadikan pergerakanmahasiswamelemah pada titik gerakannya. Karena tidak ada isu yang memang di garaplebihserius dan matang.

Menempatkankata Viktor Serge, Bolshevik, sebagai pengatar depan sebuah buku,seakanpenulis ingin mengugah kembali peran mahasiswa yang 'memang' terkadang semu

danlupa akan siapa jatidiri mereka itu sendiri.“Pesan Untuk Mahasiswa; Kau inginjadi apa? Pengacara, untukmempertahankan hukum kaum kaya, yang secara inheren tidakadil? Dokter, untukmenjaga kesehatan kaum kaya, dan menganjurkan makanan yang sehat,udara yangbaik dan waktu istirahat kepada mereka yang memanggsa kaum miskin?Arsitek,untuk membangun rumah nyaman untuk tuan tanah? Lihatlah di sekelilingmudanperiksa hati nuranimu. Apa kau mengerti bahwa tugasmu adalah sangat berbeda:untukbersekutu dengan kaum tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistemyang kejamini?”.

Sayapikir pengambilan kutipan awal itu merupakan inti yang sebenarnya yangingindijabarkan penulis dalam isi buku ini. Karena satir nya terlihat jelas ketikadipertanyakan 'kamu ingin jadi apa' tersebut. Dan ini memang sebuah ciri khassipenulis yang hampir sama di setiap kali kata yang di ucapkannya maupun katayang dituliskannya. Membaca buku ini tidak seperti membaca sebuah buku padaumumnya, tetapilebih kepada mendengarkan provokasi langsung seperti seseorangyang sedang berkotbah,bicara bahkan marah kepada kita secara langsung. Inilahkeunggulan Eko Prasetyo, sipenulis buku ini yang mampu menganalogikanpemahaman yang dasarnya berat dan pusinguntuk dipahami secara aslinya, melaluibuku ini, teori tersebut menjadi mudah untukdipahami dan di cerna. Itu bukankarena perubahan kata, melainkan contohnya yangdengan gamblang dan lugas yangdi tuliskan dengan pendekatan bahasa tutur. Jadi inijuga yang menjadi perbedaanketika kita membaca buku sejenis yang di tulis oranglain. Biasanya bukukebanyakannyai di tulis dengan gaya yang sangat akademis dankaku, sehinggamembacanya pun menjadi kaku pula. Berbeda dengan buku BGM yang ditulis denganbahasa tutur, seperti seorang yang sedang bercakap, tidak susahuntukmendapatkan inti dan mengerti tujuan dan makna yang ingin di sampaikansipenulis.

Page 1

Page 2: bangkitlah gerakan mahasiswa

7/23/2019 bangkitlah gerakan mahasiswa

http://slidepdf.com/reader/full/bangkitlah-gerakan-mahasiswa 2/3

FPCFromClipboardUntitled

Menempatkanperumpamaan yang dramatik juga menjadikan hal berbeda dari buku ini.Lihat sajacontohnya seperti dialog imajiner antara Bung Karno dan mahasiswa. Dialoginiserasa dialog yang terjadi sungguhan dan nayata. Padahal hanya sebuahimajineryang dikaitkan dari buku yang mengulas tentang Bung Karno, bapak pendiribangsaini. Kentalnya pesan yang di sampaikan Soekarno pada mahasiswa yangbertanyatentang arah gerak dalam membangun bangsa ini, seperti menayangkansekuelcerita dialog hidup yang orangnya sama-sama ada dan dekat dengankita.Mengibaratkan dialog imajiner ini, kita diajak untuk bertualang denganpemikiranSoekarno pada masanya. Dan melalui buku ini pula, hal itu menjadigampang di mengertikarena dihadirkan dalam bentuk yang khas. Ada dua tarikanpesannya; pertama, mudahmemahami siapa Soekarno dan bagaimana pemikirannyabagi bangsa ini dan kedua,mengajak kita untuk mencitai sejarah, tidakahistoris dan mau membaca, apapunbukunya. Selain itu, tidak hanya ejekan dalamdialog imajiner, surat terbuka jugadikirimkan penulis lewat 'surat untuk parapengkhianat' dalam buku ini. Jelastergambar siapa yang di maksudkan penulis.Sama seperti bab sebelumnya, prakatapembuka sama pedasnya seperti prakatapembuka dalam bab-bab yang lain. ' Kitamensahkan kejahatan dan karenaperbuatan kita itu, maka kita pun menjadi yangterjahat di antara orang-orangyang berbuat jahat' F Sionel Jose.Dengan pilihan'mensahkan kejahatan' terlihat sekali siapa yang ingin dicontohkan penulis dalambuku ini. Karena tidak semua elemen yang 'katanya' demirakyat, murni berjuang untukrakyat. Bahkan banyak dari sekian itu justrumengambil keuntungan dari mengekploitasi

rakyat sebagai kepentingan kelompokatau golongan. Dan itu bukan cerita baru.

Tapiyang sangat di sayangkan dari BGM ini ialah tidak bisa di jumpai ditoko-tokobuku yang ada. Entahlah, apakah ada permasalahan terhadap distribusi tokoataubagaimana, yang penting buku ini masih bisa di jumpai dengan carasporadisdikalangan mahasiswa. Mungkin ini termasuk strategi dimana penulismencobamelihat animo masyarakat, terutama mahasiswa terhadap budaya baca.Karenakeberadaan sebuah buku memang menjadi tuntutan bagi penggiat ilmu,apapunjenisnya. Dan benar seperti yang di ungkapkan Muhidin M Dahlan, sipenulisnovel dan buku tentangLekra, bahwakeberadaan sebuah buku akan berjodoh dengansendiri nya bagi pembaca. Bilamanabuku tersebut di butuhkan, maka apapun yangterjadi, buku tersebut pasti akandi cari. Mungkin hal seperti ini juga yang adadalam pikiran penulis buku BGM.

Membacaikembali buku BGM ini, tak jarang kita di ajak seperti membaca sebuah

novel.Deskripsinya lugas dan mendayu-dayu, yang diolah dari sekian referensibukulainnya yang dijadikan pijakan dalam membentuk streotif yang dipikirkan.Mulaidari Mark sampai Soekarno, mulai dari yang kiri sampai yang kanan, mulaidariideologi sampai sastra. Ini karena buku ini bukan saja ditulis hanya umpatantakberdasar semata, tetapi justru kaya akan dasar-dasar yang melengkapinya.Artinya,buku ini disusun dengan serius dan penuh pengamatan serta analisisyang ketat. danseperti yang ingin di sampaikan penulisnya bahwa BGM ini lebih miriprisalahprovokasi, yang di buat bukan sekedar untuk di baca. Buku yang disusunini bermaksuduntuk menggerakkan, maka buku ini disarankan untuk tidak dibacajika ingin dimengertisaja. Tak perlu membawa-bawa buku ini kalau hanya jadibahan diskusi. Karena hanyasatu tujuan dari buku ini ialah menghasut danmeyakinkan.

Inilahkekuatan sesungguhnya dari buku ini. Kepercayaan dan keyakinanpenulisnyabegitu tinggi. Dan tentu apa yang ditulisnya bukanlah isu kacanganbelaka,melainkan kejadian fakta bahwa memang di negeri ini teramat sangatbanyakmasalah. Dan dari setiap permasalahan itu haruslah di tuntaskan. Salahsatunyaialah kekuatan gerakan mahasiswa. Hanya mereka yang sanggup membawa bangsainimenemukan harapannya. Bukti sejarah telah meyakinkan pada kita bahwasemuapenguasa jatuh dinegeri ini oleh tekanan mahasiswa. Kini saatnyagerakanmahasiswa bangkit kembali. Menyuarakan apa yang selama ini hanya jadikeresahandan keluhan. Jadi, bangkitlah dan lawanlah. Hanya dengan itu sejarah akanmencatatkandirimu, tidak hanya sebagai mahasiswa, tapi lebih dari itu; sebagaipetarungdan pejuang bangsa ini. Begitu kira-kira pesan yang ingin penulissampaikanpada buku 'Bangkilah Gerakan Mahasiswa' ini.

Page 2

Page 3: bangkitlah gerakan mahasiswa

7/23/2019 bangkitlah gerakan mahasiswa

http://slidepdf.com/reader/full/bangkitlah-gerakan-mahasiswa 3/3

FPCFromClipboardUntitledJudul: BANGKITLAH GERAKAN MAHASISWA

Penulis: Eko Prasetyo

Penerbit:Social Movement Institute (SMI) Yogyakarta

Terbit: 2014

Halaman: 220

MelkiAS

Aksi diam kamisan merupakan aksi untuk mengenang korbantindak kekerasan danpenghilangpaksa terhadap para aktivis yang dilakukan oleh para aparat dan penguasayangdiktator dan otoriter. Aksi diam kamisan juga menjadi wadah para aktivisHAMuntuk melakukan konsolidasi kepada masyarakat agar terlibat mengawal danmenuntutberbagai macam pelanggaran HAM yang ada. Baik itu pelanggaran dibidanghukum,politik, sosial, agraria dll.

Selengkapnya image 

Page 3