balita takut masuk sekolah

13
Balita Takut Masuk Sekolah? Moms, Perhatikan Ini Anak ogah sekolah (Foto: Corbis) TAK jarang, pada hari pertama masuk sekolah anak Anda mungkin akan melawan, tidak masuk lantaran takut. Selain itu, anak mungkin akan menangis histeris dan hal ini jadi salah satu pengalaman buruk bagi beberapa ibu. Maka, agar pengalaman tersebut tidak terjadi pada Anda, sebaiknya pengenalan sekolah pada balita perlu dipersiapkan secara matang. Berikut terdapat beberapa langkah yang perlu Anda tempuh sebelum anak masuk sekolah, seperti dilansir Boldsky. Jangan membohongi anak Bila ingin mengajak anak pergi ke sekolah, Anda perlu mengatakannya secara jujur. Bagi anak, pergi ke sekolah untuk pertama kali merupakan pengalaman yang kurang berkesan. Oleh karena itu, Anda butuh waktu untuk mempersiapkan mental anak terlebih dulu dengan bercerita tentang kegiatan dan kewajiban sekolah secara jujur. Bagi anak, kehidupan di sekolah adalah sebuah perubahan besar Anda harus memahami bahwa mengajak anak sekolah merupakan sebuah perubahan besar baginya. Sebab, anak wajib belajar mulai dari Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan seterusnya sampai perguruan tinggi. Oleh karena itu, Anda perlu membangun komunikasi yang baik dengan anak mengenai pentingnya sekolah. Berempati pada anak Anda perlu mengingat lagi mengenai perasaan Anda saat pertama kali masuk sekolah. Apakah Anda marah atau takut ketika pertama

Upload: awis-awi-niceinfohgan

Post on 30-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

parenting

TRANSCRIPT

Page 1: Balita Takut Masuk Sekolah

Balita Takut Masuk Sekolah? Moms, Perhatikan Ini

Anak ogah sekolah (Foto: Corbis)

TAK jarang, pada hari pertama masuk sekolah anak Anda mungkin akan melawan, tidak masuk lantaran takut. Selain itu, anak mungkin akan menangis histeris dan hal ini jadi salah satu pengalaman buruk bagi beberapa ibu.

Maka, agar pengalaman tersebut tidak terjadi pada Anda, sebaiknya pengenalan sekolah pada balita perlu dipersiapkan secara matang. Berikut terdapat beberapa langkah yang perlu Anda tempuh sebelum anak masuk sekolah, seperti dilansir Boldsky.

Jangan membohongi anak      

Bila ingin mengajak anak pergi ke sekolah, Anda perlu mengatakannya secara jujur. Bagi anak, pergi ke sekolah untuk pertama kali merupakan pengalaman yang kurang berkesan. Oleh karena itu, Anda butuh waktu untuk mempersiapkan mental anak terlebih dulu dengan bercerita tentang kegiatan dan kewajiban sekolah secara jujur.

Bagi anak, kehidupan di sekolah adalah sebuah perubahan besar

Anda harus memahami bahwa mengajak anak sekolah merupakan sebuah perubahan besar baginya. Sebab, anak wajib belajar mulai dari Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan seterusnya sampai perguruan tinggi. Oleh karena itu, Anda perlu membangun komunikasi yang baik dengan anak mengenai pentingnya sekolah.

Berempati pada anak

Anda perlu mengingat lagi mengenai perasaan Anda saat pertama kali masuk sekolah. Apakah Anda marah atau takut ketika pertama kali bersekolah di Taman Kanak-Kanak? Atau justru Anda senang? Hal inilah yang perlu Anda ingat dan rasakan kembali sebagai bentuk empati pada anak.

Anda perlu memahami perasaan anak saat dia harus masuk sekolah untuk pertama kali. Mungkin perasaan anak sama dengan perasaan Anda ketika pertama kali masuk sekolah, puluhan tahun yang lalu.

Anda perlu tegas

Jika Anda kerap merasa tidak tega pada anak, maka hal ini justru tidak ada gunanya. Anda harus kuat dan tegas. Anak balita Anda memang sudah waktunya sekolah, oleh karena itu setakut apapun dia, Anda harus tetap memaksanya untuk pergi sekolah. Sebab hal ini baik untuk perkembangan dan masa depannya.

Page 2: Balita Takut Masuk Sekolah

Dampak positif ketika anak sekolah

Memiliki banyak teman merupakan salah satu hal positif yang didapatkan anak saat mulai sekolah. Anda harus memberi pengertian kepada anak mengenai hal-hal positif tersebut agar anak lebih semangat masuk sekolah. (tty)

Balita Prasekolah Takut Sekolah

Tanya: Balita prasekolah saya (3) semangat ke preschool dan mengerjakan tugas yang diminta. Menurut gurunya, ia suka menangis dan ketakutan di kelas. Tapi, bila disuruh maju ke depan, ia tetap semangat. Ketika saya tanya, ia mengaku sering dinakali teman-temannya; semisal dicubit. Ia juga takut pada ibu guru yang suaranya keras dan galak. Apa yang harus saya lakukan untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya?

Jawab: Dari penjelasan Anda, langkah pertama adalah mengomunikasikan pada gurunya tentang apa yang dirasakan dan dialami balita Anda. Guru bisa membantu melakukan intervensi bila memang teman-teman balita Anda suka mencubitnya.

Mengenai suara guru, diharapkan guru mau memahami perasaan anak dan menggunakan pendekatan berbeda dalam berinteraksi dengannya. Penting sekali dalam ini menamamkan rasa senang untuk sekolah agar bisa membentuk sikap positif tentang belajar dan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekolah. Sebelum membuat ia percaya diri dan berani, buat ia nyaman dan senang terlebih dahulu sehingga perasaan positif tentang sekolah dan teman-temannya tumbuh.

Page 3: Balita Takut Masuk Sekolah

Anak takut berangkat sekolah ?

Biasanya awal masa sekolah, seperti saat pertama masuk sekolah atau setelah liburan sekolah adalah masa-masa sulit bagi anak untuk datang ke sekolah.

 Ada saja keluhan yang diutarakan oleh anak. Dari mulai mengeluh sakit perut, mengantuk,

bahkan bisa jadi anak anak menolak sambil menangis dan tidak mau beranjak dari sisi orang tua.

Penyesuaian terhadap lingkungan dan suasana yang baru bisa menjadi sumber stress bagi anak. Sekolah adalah salah satu contohnya, dan ini bisa menjadi masalah besar bagi orang tua, terutama bagi ibu bekerja yang notabene memiliki waktu terbatas untuk mengantar ataupun menemani anak di masa penyesuaian ini. Dibutuhkan waktu, pengertian dan kesabaran dari berbagai pihak untuk bisa mengatasi persoalan ini.

Kalau kita telaah lebih jauh, ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab anak merasa tidak nyaman atau takut untuk berangkat ke sekolah, baik ketakutan yang berkaitan dengan faktor internal (misalnya adanya ketakutan akan berpisah dengan orang tua atau kecemasan akan tuntutan untuk berbagi dan bermain bersama teman-teman barunya) maupun faktor eksternal anak (misalnya adanya guru baru yang belum dikenalnya, ruangan kelas yang masih asing, pengalaman yang tidak menyenangkan saat harus bergantian menggunakan mainan yang ada di sekolah).

Apabila anak anda mengalami hal di atas, yang bisa dilakukan adalah :

1. Memberikan dukungan pada anak.

Rasa takut adalah hal yang normal bagi anak, terutama balita. Mengingkarinya justru dapat merugikan. Cobalah untuk menerima ketakutan yang dirasakan oleh anak apa adanya dan berikan kenyamanan dan pengertian bahwa dalam situasi apapun kita sebagai orang tua tetap berada di pihaknya. Berikan pelukan hangat dan support sebelum melepas kepergiaan anak dam pastikan bahwa anda akan menunggunya sepulang sekolah, baik secara fisik maupun komunikasi via telepon (jika orang tua tidak dapat mendampingi anak).

2. Jika keluhan berkaitan dengan kesehatan, cobalah periksakan anak ke dokter untuk memastikan kondisi fisik anak. Hal ini penting, mengingat kondisi fisik yang kurang fit bisa membuat anak merasa kurang nyaman untuk memulai hari barunya di sekolah. Bahkan anak yang mudah untuk menyesuakan diri pun akan merasa tidak nyaman untuk menghadapi situasi yang baru jika kondisi fisik tidak dalam keadaam tidak sehat. Apabila ternyata ia dalam kondisi fisik yang sehat, ajaklah ia untuk tetap pergi ke sekolah.

3. Berikan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Setiap anak membutuhkan masa adaptasi yang berbeda saat memasuki suatu lingkungan tertentu. Ada baiknya jika anak diberi kesempatan anak beberapa saat untuk mengamati lingkungan dan mengatasi ketakutannya. Jangan terlalu melindungi anak, namun tetaplah berada di sisinya sampai anak merasa siap untuk ditinggalkan. Cobalah untuk menjelaskan hal menyenangkan dari sekolah melalui pengamatan anak.

Seperti saat ada seorang anak yang sedang bermain perusutan sambil tertawa-tawa dengan teman lainnya, kita dapat mengatakan pada anak kita betapa asiknya bermain perusutan dan dia akankehilangan kesempatan tersebut jika ia tidak mencobanya. Ajaklah untuk mencoba merasakan kegiatan yang ada di sekolah sambil mengarahkannya untuk bermaian bersama teman-teman barunya. Dengan kepercayaan dan kesempatan yang kita berikan, anak akan

Page 4: Balita Takut Masuk Sekolah

belajar untuk menghadapi ketakutannya dengan lebih percaya diri. Yakinkan anak bahwa mereka mampu menghadapinya..

4. Jelaskan pada anak mengenai situasi yang terjadi dan diskusikan bersama. Cobalah untuk menemukan ketakutan yang mendasar dari anak dan ajak anak untuk melihat apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Bisa jadi anak merasa tidak nyaman untuk mengungkapkan keinginan untuk buang air pada orang yang belum dikenalnya, sehingga ia menolak untuk berpisah dengan orang tuanya.

Kita bisa diskusikan dengan anak kalau ia merasa malu untuk mengungkapkan pada guru barunya secara terbuka, ia bisa mengatakannya sambil berbisik. Empati dari anda sebagai orang tua sangat membuat anak merasa lebih nyaman dan dimengerti perasaannya. Menceritakan pengalaman anda saat pertama masuk sekolah kepada anak terkadang bisa membuat anak merasa bahwa perasaan yang dirasakan adalah hal yang wajar dan dialami oleh setiap anak. Ceritakan dengan cara yang menyenangkan dan lucu disertai cara mengatasinya. Selain anak menjadi mendapat pengetahuan mengenai cara penyelesaian masalahnya, dengan tertawa, perasaanya pun menjadi lebih ringan, sehingga ia lebih mudah untuk mengatasi ketakutannya.

5. Berikan harapan yang realistis pada anak.

Setiap orang tua pasti memiliki harapan atas perilaku yang ditampilkan oleh anak. Namun demikian beban di sekolah bukanlah hal yang mudah dan ringan untuk dihadapi oleh anak. Dan hal ini tidak bisa dianggap enteng. Untuk itu jangan berharap terlalu tinggi, sehingga anak tidak takut untuk mengungkapkan masalahnya.

Toleransi atas berbagai kegiatan yang dilakukan oleh anak untuk beberapa saat bisa menjadi penyelesaian yang sesuai bagi anak. Misalnya keinginan orang tua agar anak bersikap mandiri dan bisa langsung masuk kelas, terkadang perlu ditelaah lebih lanjut. Terkadang kita sebagai orang tua memang harus mengalah untuk beberapa saat.

6. Komunikasikan dengan guru kelas.

Ada kalanya dibutuhkan kerjasama antara orang tua dan guru kelas untuk mengatasi ketakutan anak. Jika hal ini terjadi, usahakan untuk mengkomunikasikan keadaan anak dengan guru kelasnya. Misalnya ketakutan anak berkaitan dengan pengalaman anak sebelumnya, misalnya ia pernah dipukul oleh temannya atau tuntutan untuk berbagai yang dirasa kurang menyenangkan bagi anak.

Mintalah guru kelas untuk melakukan pendekatan pada anak dan meluangkan waktu beberapa saat dengan anak sebelum masuk kelas, sehingga anak merasa diterima di sekolah. Selain itu mintalah guru untuk lebih memperhatikan anak selama di sekolah, sehingga anak pun merasa bahwa saat disekolah pun dimana ia tidak bersama orang tua, ia tetap mendpat perhatian.

7. Diskusikan pengalaman anak di sekolah. 

Saat anak pulang dari sekolah, banyak hal yang dialami oleh anak, baik pengalaman yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Cobalah untuk mendiskusikan pengalamannya di sekolah. Libatkan perasaannya, seperti apa yang ia senangi atau tidak disenangi dari pengalamannya di sekolah.

Berikan penekanan dan pujian saat ia menceritakan pengalaman yang menyenangkan, seperti saat guru bercerita tetang kehidupan lumba-lumba. Sementara itu cobalah untuk mencari penyelesaian atas pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya saat ia menceritakan bahwa ia ada salah satu teman yang merebut mainan mobil-mobilan yang sedang dimainkannya dan ia tidak bisa memintanya kembali. Tanyakan apa yang dilakukannya dan apa yang diinginkannya, kemudian ajak anak untuk mencari cara penyelesaian masalahnya. Dengan demikian anak pun belajar untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Page 5: Balita Takut Masuk Sekolah

8. Jika persoalan ini berlangsung berlarut-larut atau anda ragu-ragu dengan cara penanganan yang sesuai, segera konsultasikan dengan psikolog sekolah.

Untuk mempersiapkan hari pertama anak di sekolah, ada beberapa tips yang dapat dilakukan, agar anak lebih mudah menjalani proses adaptasi dengan temanteman ataupun sekolahnya :

1. Ceritakan betapa menyenangkannya suasana di sekolah pada malam sebelum ia masuk sekolah. Cerita bisa mengenai pengalaman orang tua maupun berdasarkan buku cerita yang menggambarkan mengenai suasana sekolah.

2. Bangunkan anak lebih pagi. Hal ini dilakukan untuk memberi kesemptana bagi anak untuk mempersiapkan diri dengfan lebih tenang tanpa harus tergesa-gesa.

3. Jika anda harus meninggalkan anak di sekolah, usahakan untuk berpamitan. Jangan pernah menyelinap pergi, karena hal ini justru bisa membuat anak trauma dan tidak mau lepas dari anda pada hari berikutnya. Jika diperlukan informasikan kepergian anda pada guru kelas.

4. Jika anak anda sudah lebih mandiri dan mau ditinggalkan, katakana pada anak bahwa anda akan pergi dan akan kembali untuk menjemputnya (jika anda yang menjemput) atau katakan bahwa akan ada pengasuh yang akan menjemputnya (jika pengasuh yang akan menjemput) dan pergilah tanpa ragu-ragu. Katakan secara jujur dan jangan pernah menjanjikan sesuatu yang tidak dapat ditepati.

5. Berikan pujian saat ia pulang sekolah, meskipun ia menangis sejenak saat anda tinggalkan.

Setiap anak akan memasuki masa sekolah. Dengan kesempatan yang diberikan untuk mengembangkan kemampuan adaptasinya serta dukungan dan suppport dari orang tua, anak akan lebih mudah untuk menghadapi dan mengatasi apapun yang dialami oleh anak.

Page 6: Balita Takut Masuk Sekolah

Mengajarkan Balita Bersosialisasi di Sekolah

   Mengajarkan balita bersosialisasi di sekolah bisa dibilang gampang-gampang susah. Hal tersebut akan terasa saat balita pertama kali masuk sekolah. Lingkungan baru, tidak serta merta membuat anak menjadi senang. Ada sebagian balita justru terlihat takut saat menghadapi lingkungan barunya.

    Di sekolah, balita bisa bersosialisasi dengan banyak orang. Mulai dari teman sebayanya sampai orang dewasa. Akan banyak hal baru yang mereka pelajari dengan pergi ke sekolah. Pada awal-awal masuk sekolah, balita tentunya memerlukan adaptasi dengan lingkungannya. Di sini, peran Anda sebagai orang tua sangat penting.

    Untuk membiasakan balita Anda dengan lingkungan baru, Anda bisa memulainya dengan mengajarkan balita bersosialisasi mulai dari rumah. Jika sudah biasa, balita Anda akan lebih cepat beradaptasi jika dihadapkan pada lingkungan baru. 

    Agar balita bisa bersosialisasi di sekolah, Anda bisa memulainya dengan mengajarkan sopan santun padanya. Mulai dari mengucapkan terimakasih, maaf, tolong dan lainnya. Jika ia sudah terbiasa, hal tersebut akan ia terapkan juga saat ia berada di sekolah.

     Selain sopan santun dalam bertutur, Anda juga dapat membiasakan si kecil untuk sopan pada saat makan dan selalu bersikap baik kepada orang lain, baik itu teman sebayanya atau orang yang lebih tua. Ajarkan pula ia tentang berbagi. Hal ini akan membuatnya menjadi anak yang tidak egois.

    Berbagi tidak hanya tentang mainan, tapi ajarkan pula tentang berbagi makanan, alat tulis, dan berbagi benda lainnya. Anda bisa memberi pengertian padanya mengapa berbagi itu penting. Perlahan ia akan paham maksud Anda dan dengan senang hati ia berbagi dengan temannya.

     Saat bermain, Anda dapat mengajarkan pentingnya bekerjasama dengan teman. Misalnya saat bermain pasir di taman, untuk membangun istana pasir diperlukan kerjasama agar pekerjaan itu cepat selesai.

     Dalam bekerjasama tentunya sangat penting untuk menghargai dan memahami pendapat temannya. Beri pengertian secara perlahan pada balita Anda bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan berilah contoh bagaimana mengatasi permasalahan jika ada perbedaan pendapat.  

    Jika sedang berada di tempat umum, tanamkan pula budaya mengantri. Misalnya saja saat membeli tiket di suatu wahana permainan. Atau saat bermain ayunan di taman. Dalam hal ini, kesabaran balita Anda kan diuji. Berikan pengertian agar ia paham mengapa ia harus mengantri.

    Mengajarkan balita bersosialisasi dibutuhkan kesabaran dari Anda. Jangan memaksanya jika ia masih terlihat takut. Bujuklah secara perlahan dan beri ia pengertian. Setelah terbiasa, ia pun akan lebih mudah bersosialisasi dengan teman-teman sebaya dan orang-orang disekitarnya. 

Page 7: Balita Takut Masuk Sekolah

10 Tanda Prasekolah Berkualitas

Sistem pendidikan di Indonesia telah berkembang sangat cepat pada dekade terakhir. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah sekolah dengan sistem dan metode belajar yang beragam. Di wilayah Jakarta dan sekitarnya berdasarkan data tahun 2004/2005, terdapat sekitar 1847 pre-school.

Seiring dengan meningkatnya jumlah sekolah, maka para orang tua mempunyai pilihan lebih banyak. Tak pelak hal ini menimbulkan kebingungan tersendiri bagi para orang tua untuk menentukan pilihan di antara sekian banyak tawaran. Para orang tua dituntut memahami betul apa yang terbaik untuk anak mereka. Berikut ini, 10 tanda prasekolah bagus, yang bisa menjadi bahan pertimbangan Anda untuk menentukan sekolah mana buat si balita.

1. Balita menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain dan bekerja, secara berkelompok atau menggunakan alat Bantu.

2. Balita melakukan kegiatan yang bervariasi dalam satu hari.3. Guru membimbing balita secara individual, kelompok kecil, dan seluruh balita di kelas

dalam periode waktu yang berbeda satu harinya.4. Kelas didekorasi hasil karya dan proyek anak.5. Balita belajar angka dan huruf sesuai konteks kehidupan mereka sehari-hari.6. Balita mengerjakan suatu proyek, bukan Cuma mengisi work-sheet saja, dan puny

awaktu cukup bermain dan mngeksplorasi.7. Balita memiliki kesempatan bermain di luar kelas atau udara bebas dengan aman setiap

hari.8. Guru membacakan buku kepada balita, individual maupun kelompok.9. Pelajaran dan kegiatan disesuaikan dengan kemampuan anak, untuk anak maju dan untuk

anak yang memrlukan bantuan.10. Balita dan orang tuanya menunggu-nunggu waktu bersekolah.

Page 8: Balita Takut Masuk Sekolah

Penyebab Anak Takut Sekolah

10-10-2012 diposkan oleh melindacare

   Anak terlihat takut saat pertama kali sekolah mungkin menjadi hal yang biasa. Namun jika anak-anak sudah memulai aktivitas belajar dan tiba-tiba takut sekolah, maka Anda perlu mencari tahu apa yang sedang terjadi. Berikut ini beberapa penyebab anak takut sekolah yang perlu Anda ketahui.

Bagi anak yang baru pertama kali bersekolah, ketidaknyamanan menjadi penyebab utama. Berpisah cukup lama dengan orangtuanya mampu membuat anak takut dan enggan bersekolah.

Masuk ke dalam lingkungan baru yang belum dikenalinya sama sekali. Baik itu teman baru, guru, sampai ruangan baru. Lingkungan yang baru dapat membuat anak merasa cemas dan memberikan rasa tidak aman.

Bagi anak yang sudah bersekolah, rasa takut bisa disebabkan guru yang galak, takut dimarahi, dan memiliki teman agresif (diancam oleh temannya).

Anda bisa melakukan beberapa hal berikut ini untuk mengatasi permasalahan anak takut bersekolah:

Mencari penyebab mengapa anak takut pergi ke sekolah. Lakukan pendekatan dan atasi masalah ini secara baik-baik. Tanpa mengeluarkan nada keras, memarahi, dan tetap lembut.

Walaupun anak takut bersekolah, bukan berarti Anda mengijinkannya untuk diam di rumah. Tetap menyuruh anak bersekolah namun Anda harus mendampinginya. Biarkan anak mengetahui bahwa mereka akan aman karena Anda mendampinginya. Saat mendampinginya, pastikan Anda mencari tahu penyebab permasalahannya.

Jangan memarahi anak karena takut pergi ke sekolah. Ketakutan ini wajar, dan Anda hanya perlu membantu mengatasi masalah ini serta mendampinginya.

Anda bisa mengajak anak berdoa sebelum pergi ke sekolah. Doa mampu menenangkan anak dan membuatnya berpikir positif.

   Atasi masalah anak takut sekolah dengan tetap tenang dan menjaga intonasi suara. Jangan sampai membuat anak lebih ketakutan karena Anda memarahinya. Bersikap lembut dan tegas serta selalu dampingi anak agar bisa mengatasi permasalahannya.