bakteriologi

29
MAKALAH PARASITOLOGI DAN MIKROBIOLOGI DI S U S U N OLEH Nama : ARAN MADE SAVALERA Nim : 12.1101.130 Kelas : E.12

Upload: dias-insani

Post on 20-Jan-2016

142 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bakteriologi

TRANSCRIPT

Page 1: Bakteriologi

MAKALAH

PARASITOLOGI DAN MIKROBIOLOGI

DI

S

U

S

U

N

OLEH Nama : ARAN MADE SAVALERA

Nim : 12.1101.130

Kelas : E.12

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

Page 2: Bakteriologi

MAKALAH PARASITOLOGI

VORTICELLA

BAB IPENDAHULUAN

Vorticella adalah genus dari protozoa, dengan lebih dari 16 spesies yang dikenal. Mereka mengintai, terbalik berbentuk lonceng ciliates, ditempatkan di antara peritrichs. Setiap sel memiliki tangkai terpisah berlabuh ke substrat, yang berisi fibril kontraktil disebut myoneme a. Ketika dirangsang, ini memendek, menyebabkan tangkai ke kumparan seperti pegas. Spesies Vorticella terutama hidup di kolam air tawar dan sungai-umumnya di mana saja protista berlimpah.Reproduksi oleh budding, di mana sel mengalami fisi longitudinal dan hanya satu putri membuat tangkai. Putri bebas menjadi telotroch, yang berenang sampai menemukan substrat yang cocok untuk memperbaiki dan mengembangkan tangkai sendiri. Mereka berkembang biak dengan fisi, yang juga dikenal sebagai pembelahan sel. Mereka juga mampu mereproduksi dengan konjugasi, suatu bentuk reproduksi seksual di mana dua individu melampirkan pada alur oral dan DNA pertukaran.Genera lainnya, seperti Carchesium, menyerupai Vorticella, tetapi bercabang atau kolonial.Spesies Vorticella kadang tinggal di cluster atau kelompok dianggap sebagai koloni, tetapi mereka tidak benar karena koloni sel masing-masing memiliki tangkai individu sendiri. Hal ini memungkinkan untuk melepaskan diri dari cluster setiap saat, biasanya dengan kembali kepada telotroch ketika kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.

salah satu dari berbagai protozoa memiliki tubuh piala berbentuk transparan dengan Terjemahkan tangkai ditarik

Salah satu dari banyak spesies Infusoria bersilia milik Vorticella dan genera lain dari Vorticellidæ keluarga. Mereka memiliki tubuh lebih atau kurang berbentuk lonceng dengan lingkaran bergetar silia sekitar disk oral. Sebagian besar spesies memiliki ramping, batang kontraktil, baik sederhana atau bercabang.

Page 3: Bakteriologi

BAB IIPEMBAHASAN

A.    SEJARAH VORTICELLA

Lendir lintah, diduga jenis Hurudo medicinalis, mengawetkan hewan kecil yang termasuk dalam golongan protozoa, yakni Vorticella, selama 200 juta tahun. Penemuan fosil hewan bersel satu itu langka dan mengagetkan ilmuwan.“Pengawetan ini langka. hewan lunak tidak biasanya jadi fosil kecuali secara cepat terjebak dalam medium yang mencegahnya terurai,” kata Benjamin Bomfleur dari Biodiversity Institute di University of Kansas yang melakukan penelitian.Vorticella ialah hewan yang ukurannya cuma selebar rambut manusia. Hewan ini hidup di wilayah yang sekarang termasuk Transantarika. Dulu, wilayah tempat ditemukannya fosil mikro ini adalah bagian dari benua bernama Gondwana.Vorticella punya cilia sebagai alat gerak. Pada zamannya, alat gerak itu merupakan mesin makhluk hidup yang mumpuni. Dengan alat gerak itu, Vortivella dapat bergerak cepat, mencapai 8 cm per detiknya.Bomfleur seperti dikutip Livescience, Sabtu (8/12/2012), menguraikan kemungkinan skenario hewan kecil itu dapat terjebak dalam lendir lintah. Awalnya, lintah mengeluarkan lendir pada dasar air atau sampah di wilayah sungai saat itu. Selanjutnya, Vorticella bergerak mendekat dan terjebak.“Lendir yang dengan sedemikian rupa menjebak hewan kemudian terdeposit di lumpur, lalu seiring waktu menjadi lapisan sedimen yang kita temukan 200 juta tahun kemudian,” papar Bomfluer yang memublikasikan hasil risetnya di Proceedings of the National Academy of Sciences.Menurut Bomfluer, terawetkannya hewan lunak selama jutaan tahun dengan cara tersebut sangat langka. Satu-satunya saingan Vorticella adalah fosil cacing berusia 125 juta tahun yang ditemukan di Svalbard.

B.     PENGERTIAN VORTICELLA

The Vorticella adalah protista (protozoa) dan milik Ciliophora Phyllum. Ini adalah sangat menarik, mengintai Ciliata dengan bentuk lonceng terbalik. Tangkai berisi fibril kontraktil disebut myoneme a. Ketika dirangsang, itu

Page 4: Bakteriologi

lebih pendek, menyebabkan tangkai ke kumparan seperti pegas.

Vorticella biasanya menancapkan dirinya pada partikel kecil bahan Namun, tidak jarang untuk melihat mereka berenang bebas. Ketika mereka menjalani fisi, mereka berpisah sepanjang sumbu longitudinal dalam proses yang disebut budding. Ketika mereka akhirnya terpecah, salah satu menjaga myoneme dan berenang bebas lainnya pergi dan tumbuh sendiri. Tujuan utama untuk silia di atas adalah untuk menyapu makanan ke dalam tenggorokan tersebut.Ada lebih dari 100 spesies yang berbeda dari Vorticella.Vorticella adalah anggota dari phylum Ciliophora. Dalam beberapa hal, mereka mirip dengan anggota Suctoria filum. Namun, ada perbedaan morfologi utama antara kedua jenis organisme. Ini adalah struktur yang unik dari Vorticella yang membedakan mereka dari ciliates lainnya.genome Struktur

Seperti beberapa ciliates lainnya, Vorticella memiliki kode genetik menyimpang. UAA, kodon stop tradisional, bukan untuk menerjemahkan glutamat.

Subunit rRNA kecil (SSrRNA) gen telah terbukti penting untuk membedakan antara spesies Vorticella. Karena spesies yang berbeda secara fisik sangat mirip, sulit untuk membedakan mereka dengan characterstics morfologi saja. SSrRNA telah membuktikan metode yang jauh lebih efektif klasifikasi dan identifikasi.

C.     STRUKTUR SEL DAN METABOLISME

Vorticella adalah organisme sesil. Namun, Vorticella muda yang berenang bebas. Bentuk dewasa melampirkan substrat dengan tangkai kontraktil. Tangkai ini adalah organel berfilamen disebut spasmoneme tersebut. Orang dewasa juga bisa berenang bebas jika batang dipotong. Mereka juga dapat melepaskan diri jika persediaan makanan langka dan mereka harus mencari lokasi baru. Spasmoneme memiliki tiga membran sel, matriks extracelluar, dan selubung luar. Ini koil batang pada kontraksi. Hal ini diyakini bahwa kontraksi merupakan mekanisme pertahanan untuk melindungi Vorticella dari bahaya lingkungan seperti air bergolak. Kontraksi juga membantu Vorticella menangkap makanan.

Vorticella disebut sebagai Peritrichs, yang berarti bahwa silia mereka terkonsentrasi di sekitar ujung mulut organisme, tetapi tempat lain pada tubuh. Dalam hal Vorticella menjadi motil, silia sementara akan membentuk seluruh tubuh. Namun, setelah organisme telah berlabuh sendiri, silia tersebut akan hilang.

Page 5: Bakteriologi

Vorticella adalah organsims heterotrofik. Mereka memangsa bakteri. Vorticella menggunakan silia mereka untuk menciptakan arus air (vortex) untuk makanan langsung menuju mulutnya.Biasanya, Vorticella mereproduksi melalui pembelahan biner. Organisme baru perpecahan dari induk dan berenang sampai bisa menemukan sesuatu yang jangkar itu sendiri. Mereka juga mampu reproduksi seksual.ekologiVorticella adalah organisme air, paling sering ditemukan di habitat air tawar. Mereka menempel detritus tanaman, batu, ganggang, atau hewan (terutama krustasea). Mereka adalah organisme individu, tetapi sering dapat ditemukan dalam koloni. Namun, ini bukan koloni benar, karena setiap individu mempertahankan tangkai sendiri. Vorticella karena itu bebas untuk memisahkan diri dari koloni setiap saat.

D.    SIKLUS HIDUP

  Berkembang biak dengan pembelahan transversal untuk memperbesar koloni (zoothamnium)

  Stadia dewasa tropozoid pada permukaan inang matang asexual (makro & mikro nukleus) meluas perubahan sistem cilia mengecil & menjadi 2 memisah dari tangkai (pedicle) Thecotroch individu baru

  Siklus hidup : 15 menit, 30 menit 80 menit, 4 jam 4 hari

E.     KLASIFIKASI

Idem zoothamnium Genus : Vorticella Spesies : 84 sp.

F.     MORFOLOGI

  Hidup soliter, menempel dan kontraktil   Bentuk seperti lonceng   Tangkai pipih, silindris   Daerah sekitar mulut (peristome) besar, bersilia   Sel ada yang makro & mikro nukleus   Vakuola kontraktil 1- 2 buah   Sel bening kekunungan/kenijauan   Hidup di air tawar, laut dan payau   Ukuran zooid :

Pantura : P : 38.00 ± 7.909µm L : 25.20 ± 4.970µm

Page 6: Bakteriologi

Pansel : P : 40.86 ± 9.442µm L : 31.88 ± 8.709µm

  BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan mengenai vorticella diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

         Sejarah ditemukannya vorticella berawal dari Penemuan fosil hewan bersel satu itu langka yang terjebak pada lendir lintah yang ditemukan Benjamin Bomfleur.

         Vorticella adalah anggota dari phylum Ciliophora yang bersel satu. Vorticella adalah sangat menarik, mengintai Ciliata dengan bentuk lonceng terbalik.

         Vorticella adalah organisme sesil. Namun, Vorticella muda yang berenang bebas. Bentuk dewasa melampirkan substrat dengan tangkai kontraktil. Tangkai ini adalah organel berfilamen disebut spasmoneme tersebut.Vorticella adalah organisme heterotrofik. Mereka memangsa bakteri. Vorticella menggunakan silia mereka untuk menciptakan arus air (vortex) untuk makanan langsung menuju mulutnya. Vorticella mereproduksi melalui pembelahan biner

         Siklus hidup Stadia dewasa tropozoid pd permukaan inang matang asexual (makro & mikro nukleus) meluas perubahan sistem cilia mengecil & menjadi 2 memisah dari tangkai (pedicle) Thecotroc individu baru

         Klasifikasi vorticella termasuk dalam protozoa tipe cilliata         Morfologi vorticella Hidup soliter, menempel dan kontraktil

Page 7: Bakteriologi

DAFTAR PUSTAKA

         http://www.kamusilmiah.com/biologi/hewan-ini-terawetkan-lendir-lintah-selama-200-juta- tahun/

         http://fpk.unair.ac.id/webo/kuliah/parasit/X.PPT         http://d5d.org/search/peranan-vorticella/page/5         http://d5d.org/search/fungsi-vorticella         http://id.wikipedia.org/wiki/Ciliata

Makalah Mikrobiologi

“VIRUS”BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau

Page 8: Bakteriologi

fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics

Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup.

Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan seperti huruf T.

B. STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS

Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih

Page 9: Bakteriologi

kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.

Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.

Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein

Page 10: Bakteriologi

yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.

Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.

Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.

C. PARASITISME VIRUS

Jika bakteriofag menginfeksikan genomnya ke dalam sel inang, maka virus hewan diselubungi oleh endositosis atau, jika terbungkus membran, menyatu dengan plasmalema inang dan melepaskan inti nukleoproteinnya ke dalam sel. Beberapa virus (misalnya virus polio), mempunyai tempat-tempat reseptor yang khas pada sel inangnya, yang memungkinkannya masuk. Setelah di dalam, biasanya genom tersebut mula-mula ditrskripsi oleh enzim inang tetapi kemudian biasanya enzim yang tersandi oleh virus akan mengambil alih. Sintesis sel inang biasanya berhenti, genom virus bereplikasi dan kapsomer disintesis sebelum menjadi virion dewasa.

Virus biasanya mengkode suatu enzim yang diproduksi terakhir, merobek plasma membran inang (tahap lisis) dan melepaskan keturunan infektif; atau dapat pula genom virus terintegrasi ke dalam kromsom inang dan bereplikasi bersamanya (provirus). Banyak genom eukariota mempunyai komponen provirus. Kadang-kadang hal ini mengakibatkan transformasi neoplastik sel melalui sintesis protein biasanya hanya diproduksi selama penggandaan virus. Virus tumor DNA mencakup adenovirus dan papavavirus; virus tumor DNA terbungkus dan mencakup beberapa retrovirus (contohnya virus sarkoma rous).

Page 11: Bakteriologi

D. REPRODUKSI VIRUS

Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.

1. SIKLUS LITIK

Siklus litik dari bakteriofage (dimulai dari kanan bawah ke kiri):1. adsorbsi & penetrasi 2. Pengabungan DNA virus dengan DNA sel 3. Replikasi DNA virus 4. Pembentukan kapsid 5. Pembentukan tubuh dan ekor bakteriofage 6. Lisis

Siklus litik dalam virologi merupakan salah satu siklus reproduksi virus selain siklus lisogenik. Siklus litik dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama karena menyangkut penghancuran sel inangnya.

Siklus litik, secara umum mempunyai 3 tahap yaitu adsorbsi & penetrasi, replikasi (biosintesis) dan lisis. Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit.

Tahapan siklus:

Adsorbsi & penetrasi

Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein untuk menempel pada inang spesifik.

Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel inang.

Replikasi (Biosintesis)

Setelah disuntikkan kedalam sel inang, DNA dari virus akan menonaktifkan DNA sel inangnya dan kemudian mengambil alih kerja sel inang, lalu menggunakan sel tersebut untuk memperoleh energi dalam bentuk ATP untuk melanjutkan proses reproduksinya.

DNA dari virus, akan menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru, kemudian DNA akan mengarahkan virus untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus untuk dimasukkan ke dalam virus baru yang sedang dibuat.

Page 12: Bakteriologi

Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid dibuat dari protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.

Lisis

Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan virus-virus kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan siklus akan berulang kembali.

2. SIKLUS LISOGENIK

Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi virus selain siklus litik. Tahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus litik, perbedaannya yaitu sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus.

Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu adsorpsi dan penetrasi, penyisipan gen virus dan pembelahan sel inang.

Tahap siklus:

Adsorpsi dan penetrasi

Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada sel inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel.

Penyisipan gen virus

Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan membentuk provirus (pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan provirus akan bereplikasi.

Pembelahan sel inang

Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.

Hubungan dengan siklus litik

Page 13: Bakteriologi

Provirus yang baru dapat memasuki keadaan Litik dalam kondisi lingkungan yang tepat tetapi kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah besar apabila diberi agen penginduksi.

E. KLASIFIKASI VIRUS

Virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya. Pada virus RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza) atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus). Virus RNA terdiri atas tiga jenis utama: virus RNA berunting positif (+), yang genomnya bertindak sebagai mRNA dalam sel inang dan bertindak sebagai cetakan untuk intermediat RNA unting minus (-); virus RNA berunting negatif (-) yang tidak dapat secara langsung bertindak sebagai mRNA, tetapi sebagai cetakan untuk sintesis mRNA melalui virion transkriptase; dan retrovirus, yang berunting + dan dapat bertindak sebagai mRNA, tetapi pada waktu infeksi segera bertindak sebagai cetakan sintesis DNA berunting ganda (segera berintegrasi ke dalam kromosom inang ) melalui suatu transkriptase balik yang terkandung atau tersandi. Setiap virus imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan bagian dari subkelompok lentivirus dari kelompok retrovirus RNA. Virus ini merupakan penyebab AIDS pada manusia, menginfeksi setiap sel yang mengekspresikan tanda permukaan sel CD4, seperti pembentuk T-sel yang matang.

Tingkat klasifikasi virus:

ordo – famili – subfamili – genus – species – strain/tipe

Untuk saat ini, klasifikasi virus yang penting hanya dari tingkat famili ke bawah. Semua famili virus memiliki akhiran – viridae , misalnya

Poxviridae Herpesviridae Parvoviridae Retroviridae

Anggota-anggota famili Picornaviridae umumnya ditularkan melalui jalur faecal/oral dan melalui udara.

Page 14: Bakteriologi

Genus memiliki nama dengan akhiran – virus . Misalnya, famili Picornaviridae terdiri dari 5 genus:

Genus Enterovirus misalnya poliovirus 1, 2, 3 Genus Cardiovirus misalnya mengovirus Genus Rhinovirus misalnya Rhinovirus 1a Genus Apthovirus misalnya FMDV-C Genus Hepatovirus misalnya virus Hepatitits A

Definisi `spesies’ merupakan hal yang paling penting, namun sulit dilakukan untuk virus. Penentuan spesies virus mengandung unsur subyektif. Sebagai contoh, genus Lentivirus terdiri dari banyak spesies yang berbeda, termasuk:

HIV-1, Human Immunodeficiency Virus 1 HIV-2, Human Immunodeficiency Virus 2 SIV, Simian Immunodeficiency Virus FIV, Feline Immunodeficiency Virus BIV, Bovine Immunodeficiency Virus Visna (domba) EIAV (kuda) CAEV (kambing)

Dasar-dasar klasifikasi secara taksonomi.

Ciri khas seperti morfologi (ukuran, bentuk, ada tidaknya selubung), sifat-sifat fisika-kimia (berat molekul, densitas, pH, stabilitas terhadap temperatur dan konsentrasi ion), genom (RNA, DNA, urutan materi genetik yang tersegmentasi ( segmented sequence ), pemetaan posisi restriksi ( restriction map ), modifikasi, dsb.), makromolekul (komposisi dan fungsi protein), sifat-sifat antigenik, sifat-sifat biologis (organisme apa saja yang menjadi inangnya, cara penularan, cara perpindahan, dsb.), semuanya dipertimbangkan dalam menentukan klasifikasi virus.

F. CONTOH – CONTOH VIRUS

1.     HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Page 15: Bakteriologi

Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T). Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus tersebut mempunyai suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai tunggal ARN (sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN (cADN). Selanjutnya, cADN bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN inang. Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara langsung ADN virus ikut mengalami replikasi.

1. Virus herpes

Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi mARN.

2. Virus influenza

Page 16: Bakteriologi

Siklus replikasi virus influenza hampir sama dengan siklus replikasi virus herpes. Hanya saja, pada virus influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal ARN yang kemudian mengalami replikasi menjadi mARN.

4.     Paramyxovirus

Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi menjadi mARN. Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit campak dan gondong.

G. PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN

Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor biologi pada Purdue’s School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember 2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen

Page 17: Bakteriologi

kepada sel yang sakit (paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih. Tabel berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh virus.

Penyakit manusia akibat virus

Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah

Pilek (yang bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus) Cacar AIDS (yang disebabkan virus HIV) Demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks) Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan

papiloma, atau kutil)

Yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan. Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.

Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium.

Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa. Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa. Meskipun sebenarnya diragukan dalam jumlah pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar. Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.

Page 18: Bakteriologi

Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus. Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola. Filovirus adalah virus berbentuk panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak seperti sepiring mi. Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.

H.  ANTI VIRUS

Pengembangan obat anti virus atau obat anti viral sebagai pencegahan atau pengobatan belum mencapai hasil seperti yang diinginkan oleh umat manusia. Karena obat anti virus atau obat anti viral yang dapat menghambat atau membunuh virus juga akan dapat merusak sel hospes dimana virus itu berada dalam hal ini manusia.

Pemilihan obat anti virus / obat anti viral pada infeksi virus tertentu

1. Infeksi HIV atau AIDS

Pengobatan anti-viral pada dasarnya menyerang virus HIV di salah satu dari dua tempat:

a).    menjaga virus tetap berada di luar sel-T yang sehat

b).    mencegah sel-T yang terinfeksi untuk melepaskan sel virus baru.

Perawatan lain adalah termasuk meningkatkan sistem kekebalan alami, supaya bisa melawan HIV. Ini disebut ‘modulasi kekebalan.

Alasan mengapa gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun, itu karena sistem kekebalan dalam menjalankan tugas yang hebat selama melawan HIV. Obat-obat anti-viral terutama diperuntukkan bagi mereka yang sistem kekebalannya sudah kewalahan terhadap virus.

Obat anti virus / anti viral untuk HIV atau AIDS terbagi 4 kelas yaitu :

Penghambat Fusi seperti Enfuvirtide Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase seperti Didanosine, Lamivudine, Stavudine,

Zidovudine Penghambat HIV Protease seperti Ritonavir Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase seperti Nevirapine

Terapi tunggal dari obat virus untuk HIV dan AIDS sangat tidak direkomendasikan. Kombinasi terapi dari obat anti viral adalah sangat mendasar dan penting.

Gunakanlah selalu obat anti virus ganda (tiga macam obat anti irus), termasuk ‘penghambat HIV protease’. Strategi ini disebut HAART, singkatan dari ‘highly active anti-retroviral therapy’ (pengobatan anti-retroviral yang sangat aktif).

Page 19: Bakteriologi

Ada beberapa kombinasi yaitu :

3 macam obat anti virus kelas “Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase”.

2 obat anti virus kelas Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase dan 1 macam obat anti virus kelas Penghambat HIV Protease

2 obat anti virus kelas Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase dan 1 macam obat anti virus kelas Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase

Penghambat Fusi boleh ditambahkan untuk mengoptimalkan kerja dari tiga kelas di atas.

2. Infeksi virus Herpes

Infeksi HSV(virus herpes simpleks) tipe 1 : obat anti virus Asiklovir memberikan hasil yang baik untuk infeksi oral-labial. Pada HSV ensefalitis, pemberian anti virus asikovir injeksi dapat meningkatkan survival rate.

Untuk HSV tipe 1 yang menimbulkan kerato-konjungtivitis, dapat diberikan an virus lokal pada mata seperti idoksuridin 0.15.

Infeksi HSV tipe 2 ; tipe ini biasanya menimbulkan herpes genitalis. Bentuk primer dari herpse genitalis dapat diobati dengan obat anti virus asiklovir yang menghasilkan penyembuhan dan hilangnya rasa nyeri lebih cepat.

Bentuk herpes genitalis kambuhan/rekuren tidak dapat dihambat oleh obat anti virus asikovir. Pemberian oral memberikan efek sedang.

3. Infeksi virus Varicella-zoster

Bentuk lazim pada anak-anak biasanya ringan dan tidak membutuhkan obat anti virus. Ada kalanya penyakitnya memberat, tertutama pada pasien yang disertai defisiensi imunologis. Untuk ini diberikan obat nti virus asiklovir secara injeksi selama 5-7 hari.

4. Infeksi Cytomegalovirus (CMV)

Retinitis karena CMV pada pasieAIDS diberi obat anti virus gansikovir.

5. Hepatitis

Untuk infeksi hepatitis B kronis digunakan obat anti virus Entecavir untuk perawatannya.

Untuk infeksi kronis hepatitis C menggunakan obat anti virus interferon-a. Yang sekarang sudah berkembang dengan penambahan PEG agar lebih efektif PEG interferon dan pemakaiannya dipermudah dengan peralatan khusus pula.

Page 20: Bakteriologi

Untuk pemilihan obat anti virus yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.

I. DIAGNOSIS DI LABORATORIUM

Deteksi, isolasi, hingga analisis suatu virus biasanya melewati proses yang sulit dan mahal. Karena itu, penelitian penyakit akibat virus membutuhkan fasilitas besar dan mahal, termasuk juga peralatan yang mahal dan tenaga ahli dari berbagai bidang, misalnya teknisi, ahli biologi molekular, dan ahli virus. Biasanya proses ini dilakukan oleh lembaga kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

J. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.

Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus. Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik. Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Page 21: Bakteriologi

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik. Pada tahun 1883, Adolf Mayer menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular. Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus.

Struktur dan anatomi virus. Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid. Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.

Klasifikasi Virus diantaranya : Virus Penyerang Bakteri (Bakteriofage), Virus Protista Virus Tumbuhan, dan Virus Hewan/Manusia. Selain itu juga, virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya yaitu pada RNA dan DNA. Pada virus RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza) atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus).

Contoh-contoh virus yaitu : HIV (Human Immunodeficiency Virus) Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T), Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi mARN. Virus influenza dan Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi menjadi mARN penyebab penyakit campak dan gondong.

Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh). David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Penyakit pada manusia akibat virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih. Selain itu, penyakit hewan akibat virus yaitu penyakit tetelo penyebabnya adalah new castle disease virus

Page 22: Bakteriologi

(NCDV), penyakit kuku dan mulutPenyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV) dan penyakit rabies. Sedangkan penyakit tumbuhan akibat virus diantaranya : penyakit mosaik, penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk, dan vein phloem degeneration (CVPD).

Virus sangat sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus. Selain itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.capungsupportcenter.co.cc/2010/09/mikrobiologi4-virus.html,

2. http://rahma02.wordpress.com/2007/10/31/virologi/

3. http://nuy3a.blogspot.com/2010/12/mikrobiologi-per3-virus.html

4. http://rahma02.wordpress.com/2009/03/18/mikrobiologi-4-virus/

5. http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_litik

6. http://www.food-info.net/id/virus/biochem.htm

http://medicastore.com/apotik_online/kemoterapi_antimikroba/anti_virus.htm