bakteri pseudomonas cocovenenans

Upload: zanketsu88

Post on 11-Jul-2015

803 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Kelompok 9:Agni nihaya Ayu gheni p. Indria Jaya D. Ita Khaerunisa Nurqomariah Putri Andini Rossella Sugeng

KlasifikasiNama latin : Burkholderia gladioliKerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : bacteria : proteobacteria : beta proteobacteria : burkholderiales : burkholderiaceae : burkholderia : B. gladioli

PenelitianPakar dari Fakultas Biologi Unsoed, Prof Rubiyanto Misman, terkejut mendengar penyebab kematian 10 warga Desa Kanigoro, magelang akibat keracunan tempe gembus. Tempe gembus dan bongkrek memiliki kesamaan, yaitu terbuat dari limbah atau ampas proses pembuatan minyak kelapa. Kedua makanan itu sering ditumbuhi bakteri Pseudomonas Cocovenenans yang menyukai ampas kelapa.

Rubi yang menyelenggarakan seminar nasional soal tempe bongkrek pada tahun 1975 menyebutkan penyebab kematian bukan bakterinya, melainkan asam bongkrek yang dihasilkan bakteri. Selain asam bongkrek yang bersifat racun dan tidak berwarna, ada toxoflavin yang berwarna kuning. Toxoflavin mudah dikenali karena warna kuningnya biasa kelihatan di permukaan tempe gembus atau di Banyumas dikenal sebagai dage. Asam bongkrek sulit dikenali karena tidak berwarna. Asam bongkrek sudah lama tidak muncul karena pola makanan masyarakat sudah berubah.

Baik tempe gembus maupun tempe bongkrek merupakan makanan klangenan atau kegemaran. Rasanya enak bagi yang menyukai. Proses fermentasi tempe gembus dan bongkrek sama. Perbedaan terletak pada kandungan lemaknya. Tempe gembus yang terbuat dari bungkil minyak kelapa kandungan lemaknya rendah, yakni 3%-4%, karena proses pembuatannya menggunakan mesin pres.

Menurut Prof Rubiyanto Misman, bakteri Pseudomonas Cocovenenans tidak tumbuh di media yang kadar lemaknya rendah. Tetapi tumbuh di tempe bongkrek yang kadar lemaknya 10%-12%. Kadar lemak yang tinggi disebabkan proses pembuatan minyak kelapa tradisional menggunakan tangan. Asam bongkrek yang masuk tubuh manusia merusak susunan gula darah sehingga tidak bisa mengikat oksigen. Akibatnya, penderita keracunannya seperti sesak napas. Disusul tekanan darah yang tiba-tiba tinggi dan akhirnya drop sampai korban meninggal.

Cara pembuatan tempe bongkrek sederhanaampas kelapa atau bungkil kelapa direndam semalam, setelah itu dicuci, diperas airnya, dan dikukus selama kurang lebih 1 jam. Selesai dikukus ampas kelapa dicampur dengan tempe yang mengandung kapang tempe atau kapang bongkrek : Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae. Campuran ini kemudian dibungkus dengan daun pisang atau dihamparkan diatas nyiru yang ditutup dengan daun pisang. Setelah dibiarkan 2 hari, ampas kelapa akan ditumbuhi kapang tempe.

kandungan nutrisi tiap 100 gram tempe bongkrek 119 kalori

kandungan proteinnya 4,4 gram lemak 3,5 gram karbohidrat 18,3 gram

kalsium 27 milligram fosfor 100 milligram zat besi 2,6 milligram

dan mengandung vitamin B1 0,08 milligram

Bongkrekic Acid3-Carboxymethyl-1,7 methoxy-6,18,21-trimethyldocosa 2,4,8,12,14,18,20 heptaenedioic Acid.

Struktur kimia toxoflavin

1,6 Dimethylpyrimido(5,4-e)-as-triazine5,7(1H,6H)-dione

KESIMPULAN Dari semua jurnal penelitian yang didapatkan bahwa bakteri pseudomonas cocovenenans (bakteri bongkrek) yang hanya dapat tumbuh pada tempe bongkrek dan membentuk racun asam bongkrek apabila bahan dasar tempe adalah kelapa parut, ampas kelapa atau bungkil kelapa. Sedangkan tempe yang terbuat dari kedele atau oncom dari bungkil kacang tanah tidak beracun walaupun ditulari bakteri pseudomonas cocovenenans. Walaupun sebenarnya kandungan gizinya tidak seberapa disamping amat membahayakan namun faktor murah mampu memikat selera masyarakat kelas bawah pada umumnya. Pembuatan tempe bongkrek sebenarnya telah dilarang sejak tahun 1969, namun kenyataannya masih saja ada penduduk yang memproduksi maupun mengkonsumsi makanan yang sangat berbahaya tersebut.