baking and roasting + frying

7
Baking and roasting Pembakaran dan memanggang pada dasarnya operasi dua unit yang sama: keduanya menggunakan udara yang dipanaskan untuk mengubah kualitas makanan. pembakaran biasanya diaplikasikan pada makanan atau buah-buahan , dan pemanggangan untuk daging, kacang-kacangan dan sayuran.tujuan kedua dari proses ini adalah pengawetan dengan penghancuran mikro-organisme dan pengurangan aktivitas air pada permukaan makanan. Namun, jangka waktu kedaluwarsa sebagian besar makanan panggang pendek kecuali ini diperpanjang oleh pendinginan atau kemasan. Pembakaran melibatkan panas secara serentak dan perpindahan massa; panas dipindahkan ke dalam makanan dari permukaan yang panas dan udara dalam oven dan kelembaban ditransfer dari makanan kepada udara yang mengelilinginya dan kemudian dikeluarkan dari oven Dalam oven, panas dipasok ke permukaan makanan dengan kombinasi radiasi inframerah dari dinding oven, oleh konveksi dari udara dan konduksi bersirkulasi melalui panci atau nampan di mana

Upload: baruna-eka-putra

Post on 10-Jul-2016

261 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

baking

TRANSCRIPT

Page 1: Baking and roasting + frying

Baking and roasting

Pembakaran dan memanggang pada dasarnya operasi dua unit yang sama: keduanya menggunakan udara yang dipanaskan untuk mengubah kualitas makanan. pembakaran biasanya diaplikasikan pada makanan atau buah-buahan , dan pemanggangan untuk daging, kacang-kacangan dan sayuran.tujuan kedua dari proses ini adalah pengawetan dengan penghancuran mikro-organisme dan pengurangan aktivitas air pada permukaan makanan. Namun, jangka waktu kedaluwarsa sebagian besar makanan panggang pendek kecuali ini diperpanjang oleh pendinginan atau kemasan.

Pembakaran melibatkan panas secara serentak dan perpindahan massa; panas dipindahkan ke dalam makanan dari permukaan yang panas dan udara dalam oven dan kelembaban ditransfer dari makanan kepada udara yang mengelilinginya dan kemudian dikeluarkan dari oven

Dalam oven, panas dipasok ke permukaan makanan dengan kombinasi radiasi inframerah dari dinding oven, oleh konveksi dari udara dan konduksi bersirkulasi melalui panci atau nampan di mana makanan ditempatkan. radiasi infra merah diserap ke dalam makanan dan diubah menjadi panas. Air, gas-gas lainnya dan uap air dalam oven mentransfer panas secara konveksi. Panas dikonversi ke panas konduktif di permukaan makanan. lapisan batas bertindak sebagai resistensi udara terhadap perpindahan panas ke dalam makanan dan pergerakan uap air dari makanan. Ketebalan lapisan batas ditentukan sebagian besar oleh kecepatan udara dan sifat permukaan makanan dan sebagian mengontrol tingkat panas dan perpindahan massa. arus konveksi mendukung distribusi panas seragam pada seluruh oven, dan banyak rancangan komersial yang dilengkapi

Page 2: Baking and roasting + frying

dengan kipas untuk melengkapi arus konveksi alami dan mengurangi ketebalan tapal batas. Hal ini meningkatkan koefisien transfer panas dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi.

Panas melewati makanan dengan dengan banyak cara, meskipun konveksiarus distabilkan selama pemanasan awal adonan (Mizukoshi, 1990). konduktivitas termal yang rendah pada makanan menyebabkan rendahnya tingkat konduktif transfer panas merupakan pengaruh penting pada waktu pembakaran. Konduksi panas melalui loyang atau nampan meningkatkan perbedaan suhu di bagian bawah makanan dan meningkatkan tingkat pemanggangan jika dibandingkan dengan lapisan kulit pada permukaan. Ukuran potongan makanan merupakan faktor penting dalam waktu pembakaran karena itu menentukan jarak panas yang harus rata untuk memanggang bagian tengah makanan dengan memadai.

Page 3: Baking and roasting + frying

Baking juga digunakan untuk makanan penutup seperti puding, karamel creme, cokelat,

puding, dan soufflés. Disini proses tersebut harus hati-hati dikendalikan dan dipantau sehingga

barang tidak terkena panas langsung.

Roasting merupakan teknik pematangan makanan menggunakan lemak atau minyak baik

yang terkandung secara alami dalam bahan pangan maupun tidak. Suhu minimal untuk roasting

adalah 150°C. Roasting menggunakan oven saat ini telah umum digunakan. Secara umum, roasting

digunakan untuk memanggang bahan pangan berukuran besar atau bulky, misalnya untuk roasting

biji kopi untuk meningkatkan flavornya dan roasting pada marsmallow.

Baking, grilling, maupun roasting memiliki prinsip pindah panas yang sama. Perbedaan dari

ketiga metode tersebut yaitu posisi sumber pemanas atau aliran pindah panasnya. Fenomena

pindah panas yang terjadi selama pemanggangan adalah konduksi, konveksi, dan radiasi.

Efek yang ditimbulkan pada makanan karena proses baking dan roasting yaitu berpengaruh

pada sifat fisik dan kandungan yang ada di dalam makanan. Sifat fisik tersebut meliputi warna,

tekstur, aroma atau flavour pada makanan . Proses ini juga berpengaruh pada nilai kandungan di

dalam makanan.

1. FRYING

Frying adalah sebuah teknik pengolahan yang digunakan untuk mengubah kualitas makanan.

Frying dapat diartikan proses pengawetan yang dengan cara merusak mikroorganisme dan enzim

serta pengurangan aktivitas air di permukaan makanan atau seluruh makanan jika digoreng diiris

tipis.

Page 4: Baking and roasting + frying

Ketika makanan ditempatkan dalam minyak panas, suhu permukaan meningkat dengan

cepat dan air menguap sebagai uap permukaan, kemudian mulai mengering selama memanggang

kue dan daging. Suhu permukaan makanan kemudian naik yang ada pada minyak panas dan suhu

internal naik lebih lambat terhadap 100℃. Laju perpindahan panas adalah dikontrol oleh perbedaan

suhu antara minyak dan makanan dan oleh permukaan koefisien perpindahan panas. Tingkat

penetrasi panas ke dalam makanan dikendalikan oleh konduktivitas termal dari makanan. Selama

penggorengan, air dan uap air dikeluarkan dari kapiler yang lebih besar dan digantikan oleh minyak

panas.

Waktu yang dibutuhkan untuk menggoreng makanan tergantung pada:

• jenis makanan

• suhu minyak

• metode menggoreng (dangkal atau dalam lemak frying)

• ketebalan makanan

• perubahan yang diperlukan dalam makan kualitas.

Makanan yang mempertahankan interior lembab digoreng sampai pusat termal telah

menerima cukup panas untuk menghancurkan dan mencemari mikroorganisme untuk mengubah

sifat organoleptik yang diinginkan. Hal ini sangat penting untuk produk daging yang dihaluskan

(misalnya, sosis atau burger) atau makanan lain yang mampu mendukung pertumbuhan bakteri

patogen. Suhu yang digunakan untuk menggoreng ditentukan sebagian besar oleh pertimbangan

ekonomi dan persyaratan produk. Pada suhu tinggi (180°C-200° C), pengolahan berkurang karena

tingkat produksi meningkat. Namun, suhu tinggi juga menyebabkan kerusakan dipercepat minyak

dan pembentukan asam lemak bebas yang mengubah viskositas, rasa, dan warna minyak. Hal ini

meningkatkan frekuensi minyak harus diubah karena meningkatkan biaya. Kerugiannya titik didih

yang kuat dari makanan pada suhu tinggi dapat menyebabkan hilangnya minyak dengan

pembentukan aerosol dan entrainment dalam produk. Acrelein adalah produk breakdown minyak

yang diproduksi pada suhu tinggi membentuk kabut biru di atas minyak dan sumber polusi udara.

Suhu penggorengan juga ditentukan oleh persyaratan produk.

Berdasarkan jumlah minyak yang dipakai serta tekniknya, ada lima jenis metode

menggoreng sebagai berikut:

1. Sauteing

Page 5: Baking and roasting + frying

Sauteing atau tumis menggunakan sedikit minyak dengan suhu tinggi. Panas ditransfer

secara konduksi kontak dari panci ke makanan. Makanan yang akan dimasak biasanya dipotong

kecil-kecil terlebih dahulu. Setelah agak kecokelatan, makanan diaduk dengan spatula atau wajan

digoncang-goncangkan agar matangnya merata. Sauteing biasanya menggunakan wajan datar.

2. Stir Frying

Stir frying sedikit mirip sauteing karena menggunakan suhu tinggi, namun minyaknya agak

lebih banyak. Teknik ini banyak digunakan untuk memasak hidangan Cina, yakni menggunakan wajan

wok yang sering diguncang-guncangkan. Panas sebagian besar ditransfer ke makanan melalui

konduksi cairan.

Bahan-bahan aromatik dimasukkan terlebih dahulu, baru daging, sayuran, dan bahan cair.

Terkadang wajan sedikit dimiringkan agar nyala api membakar minyak atau alkohol dalam makanan.

Air juga bisa ditambahkan setelah makanan ditumis, lalu wajan ditutup agar terjadi proses

pengukusan.

3. Pan Frying

Seperti sauteing, pan frying juga menggunakan sedikit minyak hanya untuk melumasi wajan.

Namun, makanan yang dimasak biasanya berukuran lebih besar sehingga makanan perlu dibalik

sesekali agar matangnya merata. Panas ditransfer ke makanan melalui minyak. Contohnya memasak

beefsteak atau burger.

4. Shallow Frying

Shallow frying menggunakan minyak yang tingginya hanya sepertiga atau setengah

makanan. Teknik ini biasa digunakan untuk menggoreng daging, ikan, perkedel, dan beberapa jenis

gorengan lain secara rumahan. Minyak yang digunakan biasanya hanya dipakai sekali, lalu dibuang.

Seringkali makanannya dilapisi tepung terlebih dahulu. Hasilnya menjadi kecokelatan dan perlu

dibalik-balik agar makanan matang merata.

5. Deep Frying

Di antara kelima metode tersebut, deep frying menggunakan minyak paling banyak.

Makanan sampai terendam dalam minyak panas, meski bisa juga dilakukan di wajan biasa. Deep

frying biasanya dilakukan dengan alat bernama deep fryer yang memiliki keranjang peniris dan

pengatur suhu.

Page 6: Baking and roasting + frying

Makanan yang dimasak dengan teknik deep frying biasanya dilapisi dulu dengan tepung atau

adonan tepung. Tujuannya untuk melindungi dan mengunci kelembapan alaminya. Contohnya fried

chicken dan french fries. Biasanya, minyak digunakan berkali-kali.