baja kita uhuy

23
BAB I PENDAHULUAN A. Jenis Pengujian Laporan ini akan membahas pengujian visual baja tulangan dan uji kuat tarik baja tulangan polos dan berulir(sirip). B. Tujuan Pengujian Setelah diadakannya berbagai macam pengujian, dan didapatkannya data-data, secara umum bertujuan sebagai berikut: 1. Megetahui karakteristik baja tulangan baik yang polos maupun berulir (sirip), 2. Mengetahui kuat tarik baja tulangan baik yang polos maupun berulir(sirip). C. Landasan Teori Salah satu unsur dalam beton yaitu baja, jika beton tanpa baja maka beton tidak dapat menahan gaya tarik. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam suatu system struktur, perlu dibantu dengan memberinya perkuatan penulangan yang terutama akan menahan gaya tarik yang akan timbul. Agar dapat berlangsung lekatan erat antara baja tulangan dengan beton, selain BJTP (batang polos berpenampang bulat) juga digunakan BJTD (batang deformasian) yaitu batang tulangan baja yang permukaannya dikasarkan secara khusus, diberi sirip teratur dengan pola tertentu, atau batang tulangan yang dipilin pada proses produksinya.

Upload: diahal

Post on 27-Jan-2016

228 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bajaa

TRANSCRIPT

Page 1: Baja Kita Uhuy

BAB I

PENDAHULUAN

A. Jenis Pengujian

Laporan ini akan membahas pengujian visual baja tulangan dan uji kuat

tarik baja tulangan polos dan berulir(sirip).

B. Tujuan Pengujian

Setelah diadakannya berbagai macam pengujian, dan didapatkannya data-

data, secara umum bertujuan sebagai berikut:

1. Megetahui karakteristik baja tulangan baik yang polos maupun berulir

(sirip),

2. Mengetahui kuat tarik baja tulangan baik yang polos maupun

berulir(sirip).

C. Landasan Teori

Salah satu unsur dalam beton yaitu baja, jika beton tanpa baja maka beton

tidak dapat menahan gaya tarik. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik

dalam suatu system struktur, perlu dibantu dengan memberinya perkuatan

penulangan yang terutama akan menahan gaya tarik yang akan timbul. Agar dapat

berlangsung lekatan erat antara baja tulangan dengan beton, selain BJTP (batang

polos berpenampang bulat) juga digunakan BJTD (batang deformasian) yaitu

batang tulangan baja yang permukaannya dikasarkan secara khusus, diberi sirip

teratur dengan pola tertentu, atau batang tulangan yang dipilin pada proses

produksinya. Pola permukaan yang dikasarkan atau pola sirip sangat beragam

tergantung pada mesin giling atau cetak yang dimiliki oleh produsen, asal masih

dalam batas-batas spesifikasi teknik yang diperkenankan oleh standar.

Sifat fisik batang tulangan baja yang paling penting untuk digunakan

dalam perhitungan perencanaan beton bertulang ialah fy (tegangan luluh) dan Es

(modulus elastisitas). Dari suatu diagram hubungan tegangan-regangan tipikal

untuk batang baja tulangan diketahui bahwa tegangan luluh (titik luluh) baja

ditentukan melalui prosedur pengujian standar sesuai SII 0136-84 dengan

ketentuan bahwa tegangan luluh adalah tegangan baja pada saat mana

meningkatnya tegangan tidak disertai lagi dengan peningkatan regangannya. Di

Page 2: Baja Kita Uhuy

dalam perencanaan atau analisis beton bertulang umumnya nilai tegangan luluh

baja tulangan diketahui atau ditentukan pada awal analisis.

Baja tulangan polos (BJTP) adalah baja tulangan beton berpenampang

bulat dengan permukaan rata tidak bersirip. Baja tulangan beton tidak boleh

mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna yang dalam dan hanya

diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.

Tabel 1. Ukuran baja tulangan beton polos (BJTP)

Sumber: SNI Baja Tulangan Beton (SNI 07-2052-2002)

Ukuran baja tulangan beton polos

No. PenamaanDiameter nominal

(d) (mm)

Luas penampang Nominal (L)

(cm2)

Berat nominal per meter (kg/m)

1 P. 6 6 0.2827 0.2222 P. 8 8 0.5027 0.3953 P. 10 10 0.7854 0.6174 P. 12 12 1.131 0.8885 P. 14 14 1.539 1.126 P. 16 16 2.011 1.587 P. 19 19 2.835 2.238 P. 22 22 3.801 2.989 P. 25 25 4.909 3.8510 P. 28 28 6.158 4.8311 P. 32 32 8.042 6.31

Baja tulangan beton sirip (BJTS) adalah baja tulangan beton dengan

bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk

memanjang yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan

gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap beton. Permukaan batang

baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang diperkenankan

mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta

sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang. Sirip-sirip melintang

sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak yang teratur. Serta

mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka angka

atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada

Page 3: Baja Kita Uhuy

posisi di mana angka atau huruf dapat ditiadakan. Sirip melintang tidak boleh

membentuk sudut kurang dari 45" terhadap sumbu batang, apabila membentuk

sudut antara 45" sampai 70°, arah sirip melintang pada satu sisi, atau kedua sisi

dibuat berlawanan. Bila sudutnya diatas 70" arah yang berlawanan tidak

diperlukan.

Tabel 2. Ukuran baja tulangan beton sirip (BJTS)

Sumber: SNI Baja Tulangan Beton (SNI 07-2052-2002)

No.Pena-maan

Dia-meter (mm)

Luas Penamp-

ang

Dia-meter dalam (mm)

Tinggi sirpJarak sirip melintang max (mm)

Lebar sirip max (mm)

Berat nominal (kg/m)

Min (mm)

Max (mm)

1 S.6 6 0.2827 5.5 0.3 0.6 4.2 4.7 0.2222 S.8 8 0.5072 7.3 0.4 0.8 5.6 6.3 0.3953 S.10 10 0.7854 8.9 0.5 1.0 7.0 7.9 0.6174 S.13 13 1.327 12.0 0.7 1.3 9.1 10.2 1.045 S.16 16 2.011 15.0 0.8 1.6 11.2 12.6 1.586 S.19 19 2.835 17.8 1.0 1.9 13.3 14.9 2.237 S.22 22 3.801 20.7 1.1 2.2 15.4 17.3 2.988 S.25 25 4.909 23.6 1.3 2.5 17.5 19.7 3.859 S.29 29 6.625 27.2 1.5 2.9 20.3 22.8 5.1810 S.32 32 8.042 30.2 1.6 3.2 22.4 25.1 6.3111 S.36 36 10.18 34.0 1.8 3.6 25.2 28.3 7.9912 S.40 40 12.57 38.0 2.0 4.0 28.0 31.4 9.8813 S.50 50 19.64 48.0 2.5 5.0 38.0 39.3 17.4

Tabel 3. Toleransi diameter BJTP & BJTS

Sumber: SNI Baja Tulangan Beton (SNI 07-2052-2002)

No. Diameter (mm) Toleransi (mm)Penyimpangan

kebundaran (%)

1 6 ± 0.3

Max 70 dari batas

toleransi

2 8 ≤ d ≤ 14 ± 0.4

3 16 ≤ d ≤ 25 ± 0.5

4 28 ≤ d ≤ 34 ± 0.6

5 d > 34 ± 0.8

Page 4: Baja Kita Uhuy

Tabel 4. Toleransi berat per batang BJTP & BJTS

Sumber: SNI Baja Tulangan Beton (SNI 07-2052-2002)

Diameter nominal (mm) Toleransi (%)

6 d 8 ± 7

10 d 11 ± 6

16 d 28 ± 5

d 28 ± 4

Tabel 5. Nilai tegangan putus dan tegangan leleh untuk baja

Sumber: SNI Baja Tulangan Beton (SNI 07-2052-2002)

Jenis BajaTegangan putus

minimum, fu

(MPa)

Tegangan leleh

minimum, f y (MPa)

Peregangan minimum

(%)

BJ 34 340 210 22

BJ 37 370 240 20

BJ 41 410 250 18

BJ 50 500 290 16

BJ 55 550 410 13

Page 5: Baja Kita Uhuy

BAB II

PERSIAPAN BENDA UJI

A. Pengujian visual baja tulangan polos dan sirip.

1. Alat

a. Jangka sorong

b. Timbangan

c. Pita ukur

2. Bahan

a. Baja tulangan polos 1 buah (baja 4)

b. Baja tulangan sirip 3 buah (baja 1, 2, 3)

3. Cara pengujian

a. Siapkan ke-empat baja tulangan,

b. Amati secara visual dengan teliti, mulai dari karat, cacat,

lekuk,serpihan, dan lubang,

c. Catat hasil yang di dapat,

d. Siapkan jangka sorong,

e. Ukur masing masing bagian dari baja,diameter, tinggi ulir, lebar ulir,

f. Catat hasil yang di dapat,

g. Ukur panjang setiap baja (untuk menghitung berat satuan per-meter)

menggunakan pita ukur,

h. Timbang masing-masing baja,

i. Konversikan hasilnya menjadi berat per-meter,

j. Catat hasilnya.

4. Hasil pengamatan

Tabel 5. Hasil pengamatan visual

BAJA TULANGAN

BAJA 1 BAJA 2 BAJA 3 BAJA 4

DL 2.355 cm 2.045 cm 1.415 cm 1 cm

DD 2.12 cm 1.795 cm 1.23 cm

DE 21.83 mm 18.39 mm 12.75 mm

J 1.5 cm 1.45 cm 0.715 cm

L 0.57 cm 0.4 cm 0.295 cm

Page 6: Baja Kita Uhuy

A 0.425 cm 0.22 cm 0.22 cm

T 0.1175 cm 0.125 cm 0.925 cm

P 104 cm 101 cm 101 cm 70.5 cmB 2.938 kg/m 2.086 kg/m 1.002 kg/m 0.612 kg/mKARAT Sangat sedikit Sedikit sedikit Sangat Sedikit

CACAT -Ulir tidak bertemu

- -

LEKUK - - - -SERPIHAN Sedikit Sedikit Sedikit -

LUBANG -Pada ujung saja

- -

Keterangan:

1. Diameter luar (DL)

2. Diameter dalam (DD)

3. Diameter efektif (DE)

4. Tinggi ulir (T)

5. Lebar ulir (A)

6. Lebar ruas samping besi (L)

7. Jarak antar ulir (J)

8. Panjang (P)

9. Berat satuan (B)

B. Pengujian kuat tarik baja tulangan polos.

1. Alat

a. Mesin uji tarik

b. Alat pengukur geser

c. Alat potong baja

d. Alat penggores benda uji

e. Mesin bubut

f. Mistar / pita ukur

2. Bahan

a. Baja tulangan polos d 8mm

b. Baja tulangan polos d 10mm

c. Baja tulangan polos d 12mm

3. Cara pengujian

Page 7: Baja Kita Uhuy

a. Siapkan benda uji

b. Potong benda uji dengan ukuran 30 cm.

c. Bubut benda uji dengan mesin bubut ( dalam hal ini kami

menggunakan jasa pembubutan baja di Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin Universitas Negeri Yogyakarta) dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) Panjang bagian yang di bubut 5 cm,

2) Kedalaman bubut 1-1.5 mm

d. Letakkan baja pada alat tarik.

e. Kencangkan sisi atas dan bawah nya, kemudian gores sisi paling atas

dan bawah baja, catat panjang awalnya

f. Nyalakan mesin uji tarik tersebut, amati perubahan grafiknya. Buarkan

sampai baja putus.

g. Catat hasil yang tersaji,

h. Ukur panjang setelah di uji.

4. Hasil pengamatan

Tabel 6. Hasil uji kuat tarik

No.

Benda UjiPanjang Baja Titik Leleh

(KN)Kuat Tarik

(KN)Awal Akhir1. BJTP d 8mm 19.0 19.7 11.70 16.572. BJTP d 10mm 19.5 21.0 19.08 24.383. BJTP d 12mm 19.0 21.2 24.25 32.48

Page 8: Baja Kita Uhuy

BAB III

PEMBAHASAN

UJI VISUAL BAJA TULANGAN

Gambar 1. Baja 1-4(kiri ke kanan)

A. BAJA 1 BJTS1. Diameter luar (DL) : 2.355 cm2. Diameter dalam (DD) : 2.12 cm

3. Toleransi SNI DD :DD−DD(S .22 SNI )

DD(S .22 SNI )x100 %

:2.12−2.07

2.07x100 %

: 2.4%4. Diameter efektif (DE) : 2.183 cm5. Tinggi ulir (T) : 0.1175 cm6. Lebar ulir (A) : 0.425 cm7. Lebar ruas samping besi (L) : 0.57 cm8. Jarak antar ulir (J) : 1.5 cm9. Panjang (P) : 104 cm

10. Berat satuan (B) : 100P

. berat

: 100104

.3 .056

Page 9: Baja Kita Uhuy

: 2.938kg/m11. Toleransi berat satuan menurut SNI

:B−B (S .22 SNI )

B (S .22 SNI ).100 %

:2.938−2.98

2.98.100 %

Toleransi = 1.4% (masih bisa di toleransi menurut sni)B. BAJA 2 BJTS

1. Diameter luar (DL) : 2.045 cm2. Diameter dalam (DD) : 1.795 cm

3. Toleransi SNI DD :DD−DD(S .19 SNI )

DD(S .19 SNI ) x 100%

:1.795−1,78

1,78x 100 %

: 0.84 % 4. Diameter efektif (DE) : 1.839 cm5. Tinggi ulir (T) : 1.45 mm6. Lebar ulir (A) : 0.4 cm7. Lebar ruas samping besi (L) : 0.22 cm8. Jarak antar ulir (J) : 1.25 cm9. Panjang (P) : 101 cm

10. Berat satuan (B) : 100P

. berat

: 100101

.2 .107

: 2.086 kg/m

11. Toleransi berat satuan menurut SNI

:B−B (S .19 SNI )

B (S .19 SNI ).100 %

:2.086−2.23

2.23.100 %

Toleransi = 6.45%

C. BAJA 3 BJTS1. Diameter luar (DL) : 1.415 cm2. Diameter dalam (DD) : 1.23 cm

3. Toleransi SNI DD : DD−DD(S .13 SNI )

DD(S .13 SNI ) x 100%

:1,23−1,20

1,20x 100 %

Page 10: Baja Kita Uhuy

: 1,66 % 4. Diameter efektif (DE) : 1.275 cm5. Tinggi ulir (T) : 0.715 cm6. Lebar ulir (A) : 0.295 cm7. Lebar ruas samping besi (L) : 0.22 cm8. Jarak antar ulir (J) : 0.925 cm9. Panjang (P) : 101 cm

10. Berat satuan (B) : 100P

. berat

: 100101

.1 .012

: 1.002 kg/m11. Toleransi berat satuan menurut SNI

:B−B (S .13 SNI )

B (S .13 SNI ).100 %

:1.002−1.04

1.04.100 %

Toleransi = 3.65% (masih bisa di toleransi menurut sni)

D. BAJA 4 BJTP1. Diameter (D) : 1 cm2. Panjang (P) :70.5 cm

3. Berat satuan (B) : 100P

. berat

: 10070.5

.432

: 0.612 kg/m4. Toleransi berat satuan menurut SNI

:B−B (S .10 SNI )

B (S .10 SNI ).100 %

:0.612−0.617

0.617.100%

Toleransi = 0.8% (masih bisa di toleransi menurut sni)

Page 11: Baja Kita Uhuy

BAB IV

PEMBAHASAN

UJI KUAT TARIK BAJA TULANGAN

A. BJTP d 8mm

Baja Tulangan Polos d 8mmPanjang Baja (cm) Regangan

(%)Titik Leleh Kuat Tarik

Awal Akhir KN MPa KN MPa19.0 19,7 3.5 11.70 150 16.57 213

Sesuai dengan SNI 2002 baja tulangan polos d 8mm yang kami uji tidak

memenuhi standar, baik untuk regangan, titik leleh, kuat tarik.

(foto & grafik tersaji di lampiran, gambar 4 & 5)

B. BJTP d 10mm

Baja Tulangan Polos d 10mmPanjang Baja (cm) Regangan

(%)Titik Leleh Kuat Tarik

Awal Akhir KN MPa KN MPa19.5 21.0 7.5 19.08 245 24.38 310

Sesuai dengan SNI 2002 tentang kuat tarik baja, baja tulangan polos d

10mm yang telah di uji menunjukkan bahwa titik lelehnya 245 MPa, masuk dalam

jenis baja BJ 37, namun untuk kuat tarik nya tidak masuk dalam standar baja

tulangan. Untuk regangan didapatkan hasil 7.5%, namun baja ini tidak memenuhi

standar SNI 2002.

(foto & grafik tersaji di lampiran, gambar 6 & 7)

C. BJTP d 12mm

Baja Tulangan Polos d 12mmPanjang Baja (cm) Regangan

(%)Titik Leleh Kuat Tarik

Awal Akhir KN MPa KN MPa19.0 21.2 11.5 24.25 480 32.48 645

Page 12: Baja Kita Uhuy

Sesuai dengan SNI 2002 tentang kuat tarik baja, baja tulangan polos d

12mm yang telah di uji menunjukkan bahwa titik lelehnya 480 MPa, masuk dalam

jenis baja BJ 55, untuk kuat tarik nya didapatkan hasil 645 MPa, masuk dalam

jenis baja BJ 55, namun untuk regangan didapatkan hasil 11.5%, namun baja ini

tidak memenuhi standar SNI 2002.

(foto & grafik tersaji di lampiran, gambar 8 & 9)

Page 13: Baja Kita Uhuy

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada pengujian visual

baja, kami mendapat nilai angka toleransi pada diameter dalam baja 1 senilai

2.4%, pada diameter dalam baja 2 sebesar 0.84 %, pada diameter dalam baja 3

sebesar 1,66%, pada baja 4 sesuai dengan diameter yang ada pada SNI yaitu

10mm. Dapat disimpulkan, bahwa ke empat baja tersebut masuk dalam standar

SNI jika dilihat dari diameter. Namun jika di lihat dari berat satuan maka di

dapatkan hasil, baja 1 mempunyai angka toleransi 1.4%, pada baja 2 sebesar

6.45%, baja 3 sebesar 3.65, dan baja 4 hasil yang di dapat sama dengan standar

SNI, dari ke empat baja tersebut hanya ada 1 baja yang tidak memnuhi standar,

yaitu baja nomor 2.

Dari pengujian kuat tarik baja yang telah kami lakukan dapat disimpulkan

bahwa pada baja d 8mm, sesuai dengan SNI 2002 baja tulangan polos d 8mm

yang kami uji menunjukkan titik lelehnya 150 Mpa, dapat disimpulkan bahwa

baja yang kami uji tidak masuk dalam standar SNI. Pada baja d 10mm, Sesuai

dengan SNI 2002 tentang kuat tarik baja, baja tulangan polos d 10mm yang telah

di uji menunjukkan bahwa titik lelehnya 245 MPa, masuk dalam jenis baja BJ 37,

namun untuk kuat tarik nya tidak masuk dalam standar baja tulangan. Untuk

regangan didapatkan hasil 7.5%, namun baja ini tidak memenuhi standar SNI

2002. Pada baja d 12mm, Sesuai dengan SNI 2002 tentang kuat tarik baja, baja

tulangan polos d 12mm yang telah di uji menunjukkan bahwa titik lelehnya 480

MPa, masuk dalam jenis baja BJ 55, untuk kuat tarik nya didapatkan hasil 645

MPa, masuk dalam jenis baja BJ 55, namun untuk regangan didapatkan hasil

11.5%, namun baja ini tidak memenuhi standar SNI 2002.

Page 14: Baja Kita Uhuy

LAMPIRAN

Gambar 1. Baja 1-4(kiri ke kanan)

Gambar 2. Baja 1-4 (uji visual)

Gambar 3. Baja 1-3 (sebelum uji kuat tarik)

Page 15: Baja Kita Uhuy

Gambar 4. Baja 1d 8mm (sebelum & setelah di uji)

Gambar 5. Grafik baja 1 d 8mm

Page 16: Baja Kita Uhuy

Gambar 6. Baja 2 d 10mm (sebelum dan setelah di uji)

Gambar 7. Grafik baja 2 d 10mm

Page 17: Baja Kita Uhuy

Gambar 8. Baja 3 d 12mm (sebelum & setelah di uji)

Gambar 9. Grafik baja 3 d 12mm

Page 18: Baja Kita Uhuy