bahaya lingkungan kerja ntanayu

12
BAHAYA LINGKUNGAN KERJA (HAZARD) PADA TUKANG MEBEL I. Pendahuluan Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi. Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga tak mau ketinggalan dengan melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang teknologi maupun industri. Memasuki Abad 21, Indonesia telah mencanangkan era industrialisasi. (1) Perkembangan di sektor industri tersebut, menuntut dukungan penggunaan teknologi maju dan peralatan modern, yang antara lain juga membawa konsekuensi digunakannya berbagai bahan kimia dalam proses produksi. (2) Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada : 1) manusia yang

Upload: andi-ayu-faradiba

Post on 26-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

hazard kerja

TRANSCRIPT

Page 1: Bahaya Lingkungan Kerja Ntanayu

BAHAYA LINGKUNGAN KERJA (HAZARD) PADA TUKANG MEBEL

I. PendahuluanPada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan

ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi.

Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga tak mau ketinggalan dengan melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang teknologi maupun industri. Memasuki Abad 21, Indonesia telah mencanangkan era industrialisasi.(1)

Perkembangan di sektor industri tersebut, menuntut dukungan penggunaan teknologi maju dan peralatan modern, yang antara lain juga membawa konsekuensi digunakannya berbagai bahan kimia dalam proses produksi.(2)

Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada : 1) manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan, 2) properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin, 3) lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, 4) kualitas produk barang dan jasa, 5) nama baik perusahaan.(3)

II. Tujuan II.1. Tujuan Umum :Untuk mengetahui tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada tukang mebel

II.2. Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetahui tentang factor hazard yang dialami tukang mebel2. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan

tukang mebel3. Untuk mengetahui tentang APD yang digunakan tukang mebel4. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan

(sebelum bekerja, berkala, berkala khusus)

Page 2: Bahaya Lingkungan Kerja Ntanayu

5. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan dengan pekerjaan tukang mebel

6. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada penyuluhan/pelatihan, pengukuran/pemantauan lingkungan tentang hazard yang pernah dilakukan

III. Tinjauan Pustaka

III. 1. KESEHATAN KERJAKesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat

yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau khronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan. 5,6

Tujuan kesehatan kerja adalah:5

a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesehatan sosial.

b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.

c. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya. Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang.

Pada hakekatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang ditimbulkan akibat hubungan interaktif tiga komponen utama yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:5,6

a. Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain.b. Beban kerja: fisik maupun mental.c. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain: bising, panas, debu, bahan

kimia, parasit, dan lain-lain.Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja yang

optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktifitas kerja.6

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat

Page 3: Bahaya Lingkungan Kerja Ntanayu

makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.5

III.2. KESELAMATAN KERJAa. Definisi :5,6

Adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin , pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan kerja.Merupakan sarana utama untuk pencegahan kerugian; cacat dan kematian sebagai kecelakaan kerja, kebakaran dan ledakan.

b. Sasaran:6,8

Tempat kerja; darat; udara; dalam tanah, permukaan air, dalam air.Mencakup: proses produksi dan distribusi (barang dan jasa)Sasaran keselamatan kerja ditujukan untuk melindungi TK dan orang lain yang berada di tempat   kerja. Terjadinya kecelakaan kerja, peledakan, penyakit akibat kerja, kebakaran dan polusi yang memberi dampak negatif terhadap korban, keluarga korban, perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah dan masyarakat.

c. Tujuan keselamatan kerja :5,8

melindungi TK atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasionalmenjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerjasumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

d. Peranan keselamatan kerja:5

- aspek teknis : upaya preventif untuk mencegah timbulnya resiko kerja- aspek hukum : sebagai perlindungan bagi tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja- aspek ekonomi : untuk efisiensi- aspek sosial : menjamin kelangsungan kerja dan penghasilan yang lebih layak- aspek kultural : mendorong terwujudnya sikap dan perilaku yang disiplin, tertib,

cermat, kreatif dan bertanggung jawab.

III.3. KESEHATAN LINGKUNGAN KERJALingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor fisik,

kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial yang mempengaruhi pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaannya.6,8

Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk mengenal, mengevaluasi dalam mengendalikan semua faktor-faktor dan stres lingkungan di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kesejahteraan, kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan masyarakat.8

Tujuan kesehatan lingkungan kerja adalah:6,8

Mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja melalui usaha-usaha pengenalan (recognition), penilaian (evaluation), dan pengendalian (control) bahaya lingkungan kerja atau occupational health hazard

Page 4: Bahaya Lingkungan Kerja Ntanayu

Menciptakan kondisi tenpat dan lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman, memberikan keuntungan baik kepada perusahaan maupun kepada karyawan, guna meningkatkan derajat kesehatan, moral dan produktivitas kerja karyawan.

Tujuan utama dari kesehatan lingkungan kerja adalah melindungi pekerja dan masyarakat sekitar suatu RS atau perusahaan dari bahaya-bahaya yang mungkin timbul. Untuk dapat mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya lingkungan kerja yang diperkirakan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja, utamanya terhadap pekerja, ditempuh tiga langkah utama yaitu: pengenalan, penilaian dan pengendalian dari berbagai bahaya dan resiko kerja.4,5,8

Program kesehatan lingkungan kerja membicarakan hal-hal yang menyangkut faktor-faktor yang terdapat atau muncul di lingkungan kerja yang merupakan hazard kesehatan yaitu: faktor fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomi. Faktor kimia: masalah hazard kimia mempunyai permasalahan yang sangat kompleks dan memerlukan perhatian khusus. Hal ini karena hazards kimia disamping jumlahnya yang beredar di sektor industri sangat banyak, maka pengaruhnya terhadap kesehatan pun sangat bervariasi. Mulai dari yang dapat menimbulkan gangguan, luka, alergi sampai menimbulkan penyakit, malah dalam konsentrasi tertentu bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung menimbulkan kematian.6,8

Identifikasi hazards kimia dan identifikasi bahwa di dalam udara tempat kerja terdapat hazards kimia, kita harus mengetahui bahan kimia yang digunakan sebagai raw materials, hasil produksi, dan hasil sampingannya (by-product). Informasi penting lainnya yng diperlukan dapat diperoleh dari Material Safety Data Sheet (MSDS), yaitu yang harus disuplai oleh pabrik atau importir bahan kimia tersebut. Jenis kontaminan udara. Pembagian bahan kimia yang merupakan kontamina (pencemar) udara dapat digolongkan menjadi:7,8

- Dust (Debu)Debu adalah partikel padat yang dihasilkan oleh perlakuan, penghancuran,

pengendaraan, ledakan, dan pemecahan terhadap material organik dan anorganik, seperti batu, biji besi, metal, batu bara, kayu, dan biji-bijian.

Debu yang mempunyai ukuran 5-10 mikrometer akan tertahan pada saluran pernapasan bagian atas.

Partikel atau debu berukuran 3-5 mikrometer akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah, sedangkan debu yang berukuran 1-3 mikrometer akan tertinggal pada permukaan alveoli paru-paru. Debu yang berukuran kurang dari 0.1 mikrometer akan bergerak keluar masuk alveoli.- Fumes (upa cair)

Fumes adalah partikel padat yang terbentuk dari kondensasi tahap gas, umumnya terjadi karena penguapan setelah benda terlebur dan diameter kurang dari 1.0 mikrometer. Pengelasan (welbing), penyolderan yang tidak cukup panas dan pekerjaan lainnya akan menghasilkan fumes.- Smoke (asap)

Asap terdiri dari unsur karbon atau partikel jelaga yang ukurannya kurang dari 0.1 mikrometer. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari benda yang mengandung karbon seperti batu bara dan minyak. Asap umumnya mengandung titik-titik (droplets) partikel kering.

Page 5: Bahaya Lingkungan Kerja Ntanayu

- Mists (Kabut)Kabut adalah titik-titik cairan halus (liquid droplets) yang terbentuk dari kondensasi

uap kembali menjadi bentuk cair, atau pemecahan dari bentuk cair menjadi tingkat terdepresi, seperti proses deburan air (spashing, forming, pemecahan atom cairan/atomizing).- Gas

Gas adalah bentuk zat yang tidak mempunyai bangun tersendiri, melainkan mengisi ruangan tertutup pada kondisi suhu dan tekanan normal. Bentuknya dapat berubah menjadi cair pada kondisi suhu dan tekana yang tinggi- Vaspors (uap)

Vaspor (uap) adalah bentuk penguapan dari benda yang dalam keadaan normal dalam bentuk padat atau cair. Penguapan adalah proses dari sautu bentuk cair ke bentuk uap bercampur dengan udara sekitarnya. Dengan mengetahui mengetahui bentuk dan ukuran- ukuran bahan pencemaran udara adalah penting dalam program kesehatan lingkungan kerja (pengenalan, evaluasi, pengendalian hazards) dan juga dalam menentukan pemilihan alat pelindung diri yang tepat.

Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuhTerdapat 3 cara dimana bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh manusia, yaitu

melalui:7

1). Saluran  PernapasanBahan kimia yang merupakan kontaminan udara dapat langsung terhirup melalui alat pernapasan. Bahan kimia yg masuk melalui paru- paru dapat langsung masuk ke dalam aliran darah, dan oleh darah tersebut terbawa ke seluruh tubuh.

2). KulitKulit juga merupakan pintu masuk bahan kimia ke dalam tubuh, yaitu melalui car absorpsi. Beberapa bahan kimia dapat terserap oleh lubang rambut, terserap pada lemak dan minyak kulit seperti senyawa organik, pestisida organopirospate. Bahan kimia yg tereabsorpsi melalui kulit tersebut dapat menimbulkan kercunan secara sistemik.

3). Saluran pencernaanDi tempat kerja orang tidak sadar dan sengaja terminum atau termakan bahan kimia beracun. Oleh karena itu pekerja tidak diperkenankan makan, minum, atau merokok ditempat kerja. Sebelum makan dan minum diharuskan mencuci tangan dengan bersih. Bahan kimia beracun yang terserap melalui cairan alat pencernaan dapat masuk ke dalam darah melalui sistem saluran pencernaan tersebut.Pengaruh bahan kimia terhadap kesehatanPerlu diketahui bahwa masing- masing jenis bahan kimia beracun mempunyai target

organ yang berbeda pula. Bahan kimia beracun berdasarkan efeknya terhadap kesehtan secara umum, digolongkan menjadi:6,7

b.      IritanBahan kimia  bersifat iritan adalah yang menyebabkan iritasi pada jaringan tubuh

yang terkena. Efek utama adalah menimbulkan peradangan oleh karena kontak langsung. Iritan sekunder bisa mengakibatkan reaksi yang merugikan, tetapi efek ini kecil dibandingkan efek sistemik pada keseluruhan.

c.       Systemic poisonsDalam membedakan bahan yang bersifat iritasi yang bisa menyebabkan reaksi lokal

pada daerah yang terkena, maka keracunan sistemik adalah terserapnya bahan kimia oleh

Page 6: Bahaya Lingkungan Kerja Ntanayu

tubuh yang bisa menyebabkan kerusakan pada sistem fisiologis internal tubuh oleh karena aksi langsung/ tak langsung.

AsphyxiantsBahan kimi ayang mempunyai sifat asfiksian adalah bahan kima yang dapat

menyebabkan kesulitan bernapas, sehinggga menimbulkan mati lemas, misalnya nitrogen. Asfiksian dapat mencegah oksigen dalam darah, menghalangi transportasi oksigen oleh darah ke jaringan tubuh atau mencegah oksigenasi jaringan.

e.       SensitizersMerupakan bahan kimia yang mempunyai aksi sensitif terhadap jaringan tubuh yang

dapat menyebabkan individu menjadi laergi. Akibat lain jika kontak dengan kulit dapat menyebabkan keracunan.

Narcotics dan anastheticsBahan kimia yang bersifat narkotik dan anastetik dalam dosis rendah dapar

berinteraksi dengan sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan perasaan mengantuk. atau perasaan tidak sensitif (kebal). Dalam dosis tinggi akan menyebabkan reaksi bawah sadar, lemas,koma, bahkan sampai meningggal.

g.      Fibrogenic dosisDebu jenis ini bila terdeposit dalam jaringan dapat menyebabkan pengerasaN pada

jaringan tersebut.h.      Nuisance materialMerupakan bahan- bahan yang dapat menggangu kenyamanan pada tingkat rendah

dan itu menghasilkan efek toksik dan kadang- kadang tidak dipedulikan sebagai bahan yang menggangu.

Mengingat faktor terbesar penyebab kecelakaan kerja adalah faktor manusia, maka usaha untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja perlu diarahkan pada peningkatan pembinaan rasa tanggung jawab, sikap dalam bekerja dan peningkatan pengetahuan tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. 7

Banyak juga kecelakaan terjadi karena ketidak tahuan terhadap kemungkinan adanya bahaya. Oleh karena itu peningkatan pengetahuan juga memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan, baik dalam cara mengenali maupun menangani bahan-bahan kimia berbahaya dan beracun.   Dari hampir 100.000 bahan kimia yang digunakan dalam industri, hanya kira-kira 15 % bahan kimia yang telah diketahui secara pasti bahayanya bagi manusia. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan kita, sehingga banyak bahan kimia yang telah lama digunakan tetapi baru diketahui bahayanya dikemudian hari.6,7

Material Safety Data Sheets (MSDS) akan dapat membantu dalam memahami bahan-bahan berbahaya dan beracun baik mengenai sifat-sifatnya maupun cara penanganannya. Apa yang terkandung didalam MSDS dan bagaimana memahaminya sering kurang mendapat perhatian baik itu pengguna, pembawa maupun penyimpan bahan B3 ini. Selain itu identifikasi terhadap bahan berbahaya juga sering diabaikan sehingga kecelakaan mungkin akan terjadi tanpa disadari oleh pekerja maupun pemakai bahan B3.7

Page 7: Bahaya Lingkungan Kerja Ntanayu

IV. Bahan dan CaraKami merencanakan untuk memantau dan mengidentifikasi aspek keselamatan dan kesehatan kerja tukang mebel pada tempat-tempat umum Pemantauan ini dilakukan dengan metode walk thru survey dengan menggunakan check list dan wawancara.

V. Jadwal surveyV.1 Lokasi

Lokasi survei kesehatan dan keselamatan kerja adalah beberapa tempat-tempat umum yang berada di kota Makassar.

V.2 WaktuWaktu pelaksanaan yaitu 08– 12 Juli 2013 dengan agenda sebagai berikut.No.

Tanggal Kegiatan

1.2.3.4.5.

8 September 20148 September 20148 September 20149 September 20149 September 2014

Melapor ke bagian K3 Pengarahan kegiatanPembuatan proposalKoreksi proposalWalk Thru SurveyPembuatan laporan Walk Thru Survey-    Presentasi laporan Walk Thru Survey

 V.3 Biaya

Biaya yang digunakan pada survei ini adalah swadaya.V.4 Peralatan  yang  diperlukan

Adapun peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey (survei jalan sepintas) dengan menggunakan alat-alat tambahan antara lain:1). Alat tulis menulisBerfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survei jalan sepintas2). KameraBerfungsi sebagai alat untuk memotret keadaan yang terjadi dan untuk mengidentifikasi sumber bahaya selama survei jalan sepintas3). Check ListBerfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai survei jalan sepintas yang dilakukan.

LAMPIRANCHECK LIST  ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA  TUKANG MEBEL PADA TGL 8 September 2014

Page 8: Bahaya Lingkungan Kerja Ntanayu

DAFTAR PUSTAKA

1. Hendrawansilondae. Hubungan Beban Kerja dan Ergonomis. (Online). cited on

8th September 2014] Available from: URL: http://www.hendra’ssiteblogger.com.

2. Astrid Sulistomo. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan Sistem Rujukan. (Online). cited

on 8th September 2014] Available from: URL: http://www.cerminduniakedokteran.com

3. Okles. 2008. Pengenalan Bahaya Di Lingkungan Kerja. (Online). cited on 8th September

2014] Available from: URL: http://okleqs.wordpress.com/2008/05/23/pengenalan-

bahaya-di-lingkungan-kerja/.

4. Ramli. S. Sistem Menajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta:

Dian Rakyat ; 2010 . hal.1-14.

5. Anonim. Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja. (Online). cited on 8th September 2014]

Available from URL http://10menit.wordpress.com/tugas-kuliah/kesehatan-kerja-dan-

keselamatan-kerjaperburuhan/

6. Budiono S dkk. Hiperkes & KK. Semarang: Badan penerbit universitas diponegoro

semarang: 2003. Hal 97-203

7. Arizona T. MSDS. (Online) cited on 8th September 2014. Available from URL http://k3-

community.blogspot.com/p/msds.html

8. Harrington JM. Occupational Health third edition: Blackwell Science: 1994. P. 126-166