bahasa indonesia: wywwc-se edisi khusus

36
Edisi Khusus Ketika Seluruh Duniamu BERUBAH

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Edisi Khusus

Ketika Seluruh Duniamu

B E R U B A H

BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE

Page 2: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Ketika Seluruh Duniamu

B E R U B A H

Membangun Sumber Daya Rohani di

Masa Sulit

Edisi Khusus

Page 3: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Daftar IsiApa yang Terjadi Sekarang?Hari Ke-1 Tolong Aku!Hari Ke-2 Merasa RapuhHari Ke-3 Cukup Sudah!Hari Ke-4 Apakah Allah Sedang

Menghukum Kita?Hari Ke-5 Tangis yang Tak HentiHari Ke-6 Siapa yang Mengerti?Hari Ke-7 Apakah Allah Itu Baik?Hari Ke-8 Sendirian dalam Rasa DukaHari Ke-9 Keamanan dalam KekacauanHari Ke-10 Merindukan KomunitasHari Ke-11 KemarahanHari Ke-12 Terpisah dari Allah?Hari Ke-13 Tak Terpisahkan!Hari Ke-14 Beranilah Berharap!Hari Ke-15 Perasaan Terjebak

Hari Ke-16 Ketidakpastian—DijaminHari Ke-17 Mengangkat KesedihanHari Ke-18 Bukan Orang yang SamaHari Ke-19 Menemukan Sukacita

dalam KehidupanHari Ke-20 Melangkah MajuHari Ke-21 Rasa PuasHari Ke-22 Kasih yang Murah HatiHari Ke-23 Berbagi PenghiburanHari Ke-24 Karunia MembantuHari Ke-25 Kasihilah Satu Sama LainHari Ke-26 Memilih untuk MengampuniHari Ke-27 Hidup SepenuhnyaHari Ke-28 Harapan yang DipulihkanHari Ke-29 Hidup dengan BaikHari Ke-30 Kekuatan untuk Hari EsokCOVID-19 telah mengubah seluruh dunia kita.

Page 4: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Apa yang Terjadi Sekarang?Ketika krisis seperti pandemi COVID-19 meluas di luar kendali, kemampuan kita untuk menghadapinya cepat kedodoran. Kebutuhan yang besar dan kurangnya waktu untuk persiapan menghambat tanggapan yang efektif oleh pemerintah dan sistem perawatan kesehatan, serta menguras infrastruktur yang menyediakan barang-barang dan layanan-layanan yang penting.

Secara pribadi, kita sulit menemukan jalan dalam kebingungan, ketakutan, dan kehilangan yang menyakitkan karena krisis ini.

Tidak banyak dari kita, bahkan di antara mereka yang melayani di garis depan tanggap medis dan bencana, pernah menghadapi krisis yang seperti ini. Sebagian besar dari kita belum pernah terpaksa menghadapi perubahan hebat pada kegiatan harian kita. Kita belum pernah menghadapi ketidakpastian perubahan situasi sebesar ini.

Pandemi COVID-19 memengaruhi setiap pikiran, keputusan, dan tindakan kita setiap saat. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Kita mungkin bertanya-tanya apakah berita yang kita lihat di televisi hari ini akan menjadi berita kita besok.

Di tengah kekacauan seperti itu, kita merindukan kenyamanan, stabilitas, dan harapan. Alkitab dapat menjadi penyemangat yang baik dalam saat-saat seperti itu. Alkitab, Firman Allah bagi umat manusia, adalah kisah cinta setia Allah bagi kita masing-masing dalam setiap keadaan. Alkitab menyuarakan kemarahan, sakit hati, ketakutan, dan harapan kita. Alkitab menenangkan kita hari ini dan menguatkan kita besok. Alkitab membantu kita melihat melampaui perjuangan kita sekarang, dan membuat kita melihat harapan kekal yang dibawa Allah ke dalam kehidupan.

Bacaan harian ini membahas beberapa perasaan dan pemikiran umum yang mungkin kita alami selama krisis COVID-19. Setiap bacaan mencakup pertanyaan atau pemikiran yang terinspirasi oleh para penyintas bencana dan krisis, kutipan dari Alkitab, dan dorongan untuk membantumu mengatasi tantangan baru dalam kehidupan sehari-hari. Bacaan diakhiri dengan pemikiran atau pertanyaan untuk diingat saat kamu menjalani harimu atau digunakan sebagai tema untuk jurnal atau waktu doamu.

Semoga Allah memberkatimu dan menjagamu dari waktu ke waktu, dari hari ke hari, ketika kamu berusaha mengikuti Yesus dengan setia bahkan ketika seluruh duniamu berubah.

Page 5: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Tolong Aku!Saya tertegun.

Saya telah mendengar bahwa wabah COVID-19 mungkin akan buruk, tetapi saya tidak pernah membayangkan pandemi global akan berdampak seperti ini bagi diri saya, keluarga, dan komunitas saya.

Ini jauh lebih buruk daripada dugaan saya.

Bahkan kalau kami melakukan segalanya dengan benar, tetap di rumah, dan menjaga jarak, saya tidak bisa memastikan bahwa orang yang paling saya cintai akan aman.

Apa yang harus saya lakukan sekarang?

Di mana saya bisa dapat bantuan?

Kita semua pernah melihat berita tentang bencana. Gambar-gambar dan berita dari zona gempa bumi, banjir, konflik bersenjata, kelaparan, dan epidemi memberi kita gambaran kekacauannya bagaikan turis. Tetapi mereka tidak menyampaikan ketidakpastian, kehilangan, dan rasa sakit yang diakibatkan peristiwa-peristiwa semacam itu pada kehidupan orang-orang yang terkena dampaknya.Dan sekarang setelah kita terjebak dalam pandemi global, kehidupan menjadi sulit bagi semua orang. Kita semua harus menyesuaikan diri dan menghadapi kemungkinan kehilangan yang menyakitkan. Kita mungkin membutuhkan semua kekuatan dan kemampuan kita, bahkan lebih, untuk mengatasi apa yang akan terjadi.

Ketika merasa lelah, lemah, atau rasa tidak mampu, kita tidak sendirian. Orang-orang lain juga membutuhkan bantuan selama masa-masa sulit. Bagian-bagian berikut dari kitab Mazmur ditulis oleh Raja Daud, seorang yang biasa mengalami penderitaan dan sakit hati. Mungkin dia menggambarkan beberapa perasaan yang kamu alami.

Ya TUHAN, kasihanilah aku dalam kesesakanku. Mataku merah karena menangis; kesehatanku menurun karena kesedihan. Tubuhku kurus kering karena dukacita; umurku pendek karena dirundung kesedihan. Dosa-dosaku telah menghabiskan kekuatanku. Aku terbungkuk-bungkuk karena sedih dan malu!

Terpujilah TUHAN karena Ia telah menunjukkan kepadaku bahwa kasih setia-Nya melindungi aku bagaikan tembok benteng!Aku sembrono ketika aku berkata, “TUHAN telah meninggalkan aku,” karena nyatanya Engkau mendengarkan dan menjawab permohonanku.Mazmur 31:9–10, 21–22

Apa yang ingin kamu katakan kepada Allah tentang bencana yang kamu hadapi dan dampaknya kepada dirimu sekarang?

HARI KE-1 •••••••••••••••••••••••••••••••

Page 6: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Merasa RapuhBanyak hal telah terjadi, dan segala hal terus terjadi.

Saya tidak dapat menghentikan kabar buruk yang bertubi-tubi. Saya bahkan tidak bisa melindungi dan menjamin keselamatan rumah dan keluarga saya.

Saya merasa tidak berdaya dan rapuh.

Dunia nampaknya tidak aman lagi.

Satu alasan mengapa pandemi ini menakutkan karena pandemi ini berada di luar kendali kita. Kita mungkin tahu apa yang sedang terjadi, tapi kita tidak tahu seberapa besar dampaknya akan memengaruhi kita ataupun seberapa lama ini akan berlangsung.

Kita tidak tahu kapan, atau apakah kehidupan kita akan kembali seperti semula. Bagi kebanyakan orang, ketidakpastian tersebut terasa tidak enak.

Kalau kita terbiasa bergantung pada kemampuan dan kekuatan kita sendiri untuk merasa aman, kita mungkin merasa begitu rapuh ketika bencana mengambil kendali itu. Namun, ketika kita tidak berdaya menolong diri kita sendiri, Allah, pencipta langit dan bumi, tetap berkuasa dan baik.

Kita menjadi kuat saat kita bersekutu dengan Allah, kekuatan pemberi hidup alam semesta.

Ia suka akan segala yang adil dan baik. Bumi penuh dengan kasih-Nya yang lembut.Ia hanya berfirman, maka terbentuklah langit dan segala bintang.Ia mengumpulkan air, maka terjadilah lautan yang luas.Hendaknya semua orang di dunia ini — pria, wanita, dan anak-anak — takut dan gentar kepada TUHAN.Karena hanya dengan firman-Nya, terciptalah dunia. Dunia muncul atas perintah-Nya.

Hanya kepada TUHAN kita menaruh harap akan keselamatan kita. Hanya Dialah yang dapat menolong kita. Ia melindungi kita seperti perisai.Tidak mengherankan kalau kita berbahagia di dalam TUHAN karena kita mempercayakan diri kepada-Nya. Kita percaya akan nama-Nya yang kudus.Ya TUHAN, biarlah kasih-Mu selalu menyertai kami karena hanya kepada-Mu kami menaruh harap.Mazmur 33:5–9, 20–22

Kekuatan dan kebaikan Allah yang Mahakuasa tidak dapat dilenyapkan oleh segala bencana yang menimpa kita.

Dalam kelemahan apa kamu percaya bahwa Allah akan menjadi Penolong dan Pelindungmu?

•HARI KE-2 ••

••••••••••••••••••••••••••••

Page 7: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Cukup Sudah!Cukup! Saya tidak bisa fokus dalam hal apapun.

Sangat sulit mengingat apa yang orang-orang coba katakan kepadaku. Saya benar-benar kelelahan, tetapi tidak bisa tidur.

Saya merasa mual sampai tidak bisa makan. Saya kesal pada semua orang dan tidak sabar dengan segala sesuatu. Saya hanya ingin semuanya segera berlalu.

Sangat sulit untuk menghadapi bencana atau krisis. Semua sisi kehidupan mungkin terganggu dengan apa yang terjadi saat ini. Cara yang biasa kita lakukan tidak berguna lagi. Sulit untuk menyelesaikan apapun, dan banyak sekali yang harus dilakukan sampai kita tidak tahu mau mulai di mana.

Sangatlah sulit memahami semua ini.

Menjalani kehidupan sehari-hari kita saja mengingatkan kita tentang apa yang telah hilang dan ketidakpastian hari esok. Meratapi kehilangan dan menghadapi ketakutan kita ini sangat menguras emosi. Tidak heran kalau kita merasa kewalahan!

Tapi kita bisa yakin hal ini: Allah mendengar kesulitan kita dan menawarkan kehadiran-Nya kepada kita.

Dengarkanlah doaku, ya Allah. Jangan Kausembunyikan wajah-Mu ketika aku berseru kepada-Mu.Dengarkanlah aku, ya TUHAN, karena aku merintih dan meratap di bawah tekanan kemalanganku.

Hatiku merana. Kengerian menguasai aku.Aku gemetar ketakutan dan diliputi perasaan seram.Ah, seandainya aku bersayap seperti merpati, aku akan terbang mencari ketenangan.Aku akan terbang ke padang gurun yang paling jauh dan tinggal di sana.Aku akan melarikan diri untuk mencari tempat perlindungan terhadap segala badai ini.

Tetapi aku akan berseru kepada TUHAN dan Ia pasti menyelamatkan aku.Aku akan berdoa pada pagi, siang, dan malam, memohon kepada Allah dengan suara nyaring; dan Ia akan mendengar serta menjawab doaku.Mazmur 55:1–2, 4–8, 16–17

Dengan cara apa kamu memohon Allah untuk menjadi perlindungan dan kekuatanmu selama masa sulit ini?

••

HARI KE-3 •••••••••••••••••••••••••••••

Page 8: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Apakah Allah Sedang Menghukum Kita?Ketika saya merenung, saya heran mengapa Allah membiarkan pandemi ini terjadi.

Apakah Allah marah kepada kita?

Apakah Allah menghukum kita?

Beberapa orang berkata Allah memang sedang menghukum kita, dan kita pantas mendapatkannya. Itu membuat saya merasa bersalah karena apa yang sedang terjadi.

Apakah Allah masih mengasihi kita, atau sudahkah Ia berpaling dari kita?

Alkitab bercerita tentang seorang lelaki bernama Ayub, dia mengalami rentetan bencana. Dia kehilangan semua anak yang dikasihinya, kekayaanya lenyap, dan dia sakit parah. Beberapa teman Ayub menuduhnya telah berbuat sangat jahat yang menyebabkan Allah menghukumnya.

Teman Ayub, Elifas bahkan berkata:

Coba pikir! Pernahkah engkau mengenal orang yang tidak bersalah dibinasakan? Atau orang yang benar di hadapan Allah dihukum? Pengalaman mengajarkan bahwa orang yang menabur dosa dan kesusahan, ia juga yang akan menuai hasilnya.Mereka binasa di bawah tangan kuasa Allah.Ayub 4:7–9

Bayangkan bagaimana perasaan Ayub setelah mendengar “kata-kata yang menghibut” itu! Tapi Allah berkata bahwa teman Ayub itu salah. Allah tidak mendatangkan bencana karena kesalahan Ayub. Peristiwa sedih dan masa sulit yang membawa penderitaan yang berat dapat terjadi pada siapapun. Dan kalau waktunya datang, kita hanya bisa mengandalkan kasih Allah yang tidak berkesudahan kepada kita.

Ya TUHAN, ingatlah akan kegetiran dan penderitaan hamba (yang telah ditimpakan Tuhan ke atas hamba)!Karena hamba tidak akan melupakan tahun-tahun mengerikan itu; jiwa hamba akan selalu hidup di bawah tekanan.Tetapi ada juga seberkas pengharapan karena aku teringat akan hal-hal ini:Kasih sayang-Nya tidak pernah habis. Kemurahan-Nya melindungi kita dari kemusnahan yang mutlak.Besarlah kesetiaan TUHAN; kebaikan-Nya selalu baru setiap hari.Ratapan 3:19–23

Rasa takut bahwa kita telah menimpakan bencana atas diri kita sendiri merupakan beban yang berat. Karena kasih Allah yang setia bagi kita, kita tidak perlu memikul beban itu. Kita bisa tenang dalam kasih-Nya yang menghibur.

Sampaikanlah kepada Allah arti kasih-Nya bagimu selama wabah ini.

•••

HARI KE-4 ••••••••••••••••••••••••••••

Page 9: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Tangis yang Tak HentiSaya menemukan diriku menangis di saat yang tidak terduga.

Menangis ketika sendirian sudah cukup buruk, tapi kalau saya menangis di depan orang lain, saya merasa lemah dan malu. Saya perlu menjelaskan alasanku menangis, tapi saya sering tidak dapat melakukannya.

Saya merasakan kesedihan dan kekecewaan yang tak tertahankan.

Bukanlah hal yang aneh kalau kita mengalami perasaan duka, derita, dan emosi-emosi lainnya di tengah sebuah krisis.

Mengekspresikan emosi ini, termasuk menangis, bisa menjadi cara yang sehat untuk mengatasi dan memulihkan diri dari segala yang sedang terjadi. Dan karena kasih Allah yang besar bagi kita, kita tidak perlu menyembunyikan perasaan itu; kita bisa menceritakan rasa sakit kita pada Allah dengan aman.

Allah sangat memahami kenyataan bahwa manusia menderita dan mengajak kita untuk berseru kepada-Nya ketika kita sedang menderita.

Ketika kita kesal, Allah merasakan kesakitan kita.

Ketika kita bersedih, Allah bersedih bersama kita.

Tidak ada bencana atau tekanan emosional yang melampaui kasih penebusan-Nya.

Lalu bangsa itu meratap di hadapan Tuhan. O, tembok Yerusalem, biarlah air mata mengalir ke atasmu seperti sebuah sungai, janganlah engkau berhenti menangis siang malam.Bangunlah pada malam hari dan berserulah kepada Tuhanmu. Curahkan isi hatimu seolah-olah air yang dicurahkan di hadapan Tuhan;

Siang malam air mataku bercucuran tanpa henti-hentinya melihat penghancuran bangsaku.Kiranya TUHAN mau memandang kami dari surga dan menjawab seruanku!

Lalu dari dasar sumur yang dalam itu hamba berseru memanggil nama-Mu, ya TUHAN.Ternyata Engkau mendengar seruan hamba! Engkau memperhatikan permohonan hamba; Engkau mendengar jeritan hamba!Ya, Engkau datang ketika hamba berseru kepada-Mu dengan putus asa, dan Engkau berfirman, ‘Jangan takut.’Ratapan 2:18–19; 3:49–50, 55–57

Allah berada di pihak orang yang menderita. Kita bisa percaya kepada-Nya untuk mendekat ketika kita mencurahkan kesakitan dalam hati kita kepada-Nya.

Apa doa syukurmu karena kehadiran Allah di tengah kepedihanmu?

••••

HARI KE-5 •••••••••••••••••••••••••••

Page 10: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Siapa yang Mengerti?Kupikir segalanya akan membaik, tetapi berita hari ini tidaklah baik.

Saya tidak semangat dan lelah karena semua kekacauan ini.

Saya tidak mau mendengar atau melihat berita lainnya.

Saya tidak perlu diingatkan bahwa ini bisa semakin memburuk.

Saya tidak ingin bertemu orang lain yang sambil tersenyum memberi tahu bahwa penderitaan ini membantu membangun karakter dan semakin menyatukan kita.

Mereka tidak mengerti apa yang saya rasakan.

Benar. Tidak ada dari kita yang tahu atau mengerti apa yang dirasakan orang lain dalam menghadapi bencana ini.

Kita mungkin ingin saling membantu dan menguatkan, tetapi seringkali kita tidak tahu bagaimana caranya. Jadi, tanpa sungguh-sungguh mendengar, kita mungkin melontarkan pernyataan yang ceroboh, dan tergesa-gesa, yang menambah rasa frustrasi dan kesakitan, bukannya menghibur.

Tapi ada seseorang yang sangat mengenalmu dan mencintaimu melebihi apapun yang dapat kamu bayangkan. Dia tahu setiap seluk-beluk tentangmu, setiap perasaan dan pikiran. Dengan pengertian seutuhnya atas keperluanmu, Dia mengajakmu untuk datang kepada-Nya:

“Datanglah kepada-Ku, hai sekalian yang lelah dan berbeban berat, maka Aku akan memberi kalian kelepasan. Kenakanlah kuk yang Kupasang, yang enak dipakainya, karena beban yang Kuberikan hanyalah beban yang ringan; dan biarkanlah Aku mengajar kalian, karena Aku lemah lembut dan rendah hati, maka kalian akan mendapat ketentraman jiwa.”Matius 11:28–30

Perkataan dan kehadiran-Nya menawarkan penghiburan sejati bagi mereka yang mencari-Nya:

YA TUHAN, Engkau telah menyelidiki hatiku dan mengetahui segala sesuatu mengenai aku.Engkau tahu bila aku duduk atau bila aku berdiri. Dari jauh, Engkau sudah mengenal setiap pikiranku.Engkau menyiapkan jalan di hadapanku dan memberitahu aku di mana harus berhenti dan beristirahat. Setiap saat Engkau tahu di mana aku berada.Engkau tahu apa yang akan kukatakan bahkan sebelum aku mengucapkannya.Mazmur 139:1–4

Bukankah melegakan ketika kita tahu dan mengerti serta menemukan ketenangan di tengah kelelahan? kamu tidak perlu memikul beban ini sendiri.

Akankah kamu mempercayai Allah untuk mengenalmu dan memberimu ketenangan?

•••••

HARI KE-6 ••••••••••••••••••••••••••

Page 11: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Apakah Allah Itu Baik?Saya tidak mengerti mengapa Allah membiarkan pandemi ini terjadi.

Musuh yang tidak dapat kita lihat tiba-tiba muncul dan tanpa pandang bulu mulai membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Bahkan perawat, dokter, dan pekerja medis yang bekerja siang dan malam untuk membantu mereka yang sakit juga terkena sakit dan mati.

Hal itu sangatlah tidak adil! Bagaimana Allah dapat membiarkan ini terjadi?

Ketika kita menngalami krisis yang menyakitkan, wajar kalau kita mengajukan pertanyaan.

Kita ingin tahu siapa yang harus disalahkan, mengapa krisis terjadi, apa yang seharusnya dilakukan untuk mencegahnya, apa lagi yang bisa kita lakukan untuk menghentikannya, dan apa yang Allah lakukan di tengah-tengah semua ini.

Mengajukan pertanyaan sulit itu menyakitkan, terutama ketika kita merasa hampa dan mulai mempertanyakan karakter dan peran Allah dalam peristiwa yang terjadi.

Bukan hanya kita yang begitu. Ketika Ayub kehilangan anak-anaknya, harta bendanya, dan kesehatannya, dia sedih karena apa yang terjadi pada dirinya. Dia membela integritasnya, dia mempertanyakan Allah, menuduh Allah, dan menuntut agar Allah menjawabnya! Hebatnya, Allah mendengarkan setiap perkataan Ayub. Ketika Ayub selesai, Allah memberi tahu dia bagaimana rasanya menjadi Allah yang menciptakan, mencintai, dan sangat peduli untuk setiap hal sekecil apapun di alam semesta! Allah berkata,

“Sekarang, hadapilah Aku sebagai laki-laki. Aku akanbertanya, dan engkau harus menjawab. Apakah engkau menganggap keadilan-Ku tidak ada dan hendak mempersalahkan Aku, supaya engkau dapat membenarkan dirimu? Apakah tanganmu sekuat tangan Allah? Dapatkah suaramu mengguntur seperti suara-Nya? Kalau benar demikian, hiasilah dirimu dengan kemuliaan serta keagungan, dan kenakanlah jubah kemegahan, kebesaran serta kesemarakan.

“Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatudan tidak seorang pun dapat menggagalkan rencana-Mu.Engkau bertanya: Siapakah orang yang demikian bodohnya sehingga ia tidak mau mengakui segala sesuatu tentang Allah, dengan mengucapkan kata-kata yang tidak berpengetahuan? Akulah orangnya. Aku telah berbuat lancang karena aku telah membicarakan perkara-perkara yang tidak kuketahui dan tidak kupahami, perkara-perkara yang terlalu ajaib bagiku.Ayub 40:2–5, 42:2–3

Kita mungkin tidak menemukan jawaban atas apa yang menggangu pikiran kita, tetapi Allah itu baik dan penuh kasih, selalu bekerja dengan penuh kuasa yang tidak dapat kita bayangkan.

Apa kesulitan dan pertanyaan yang perlu kamu bagikan dengan Allah pada hari ini?

••••••

HARI KE-7 •••••••••••••••••••••••••

Page 12: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Sendirian dalam Rasa DukaHati saya pedih!

Orang-orang kehilangan pekerjaan dan mungkin juga kehilangan rumah mereka. Pelajar kehilangan peluang-peluang di masa depan. Beberapa pemilik bisnis kehilangan pendapatan dan tabungan mereka.

Dan kehilangan nyawa itu sangatlah mengerikan.

Lebih buruk lagi, kita tidak bisa saling membantu.

Saya patah semangat sehingga terkadang saya tidak tahu bagaimana harus melangkah maju.

Allah menciptakan kita tidak untuk berjuang sendiri dalam rasa duka kita. Dia menempatkan kita dalam keluarga, bersama teman-teman, dan dalam komunitas sehingga kita dapat saling berbagi waktu senang maupun waktu susah dalam hidup.

Alkitab menegaskan nilai hubungan kita dengan sesama, Alkitab memberi tahu kita bahwa berdua lebih baik daripada seorang diri, dan mendorong kita untuk saling mengasihi. Bahkan percakapan pribadi ataupun makan bersama dapat mengangkat semangat kita.

Tetapi apa yang kita lakukan ketika krisis memaksa kita sendirian, ketika kita patah semangat dan lelah? Di manakah kita berharap mendapatkan teman, penghiburan, dan dorongan itu? Alkitab memberi tahu kita tentang Elia, seorang pria yang menghadapi kekacauan yang mengancam jiwa dan merasa ditinggalkan dan sendirian sehingga dia tidak punya harapan dalam hidupnya.

Ia sendiri pergi ke padang belantara, sehari perjalanan jauhnya. Lalu ia duduk di bawah sebuah pohon yang rindang dan berdoa agar ia boleh mati. “Sudah saja TUHAN, cabutlah nyawa hamba sekarang, sebab hamba ini tidak lebih baik daripada nenek moyang hamba,” katanya. Ia membaringkan diri dan tertidur.

Tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata, “Bangunlah, makanlah!” Elia bangun dan memandang ke sekelilingnya. Ia melihat ada roti yang dipanggang di atas batu panas dan sekendi air di dekat ia membaringkan kepalanya. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring lagi.

Malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia lagi serta berkata, “Bangunlah dan makanlah, karena engkau harus menempuh perjalanan yang jauh.” Elia bangun, lalu makan dan minum. Makanan itu memberi kekuatan kepadanya untuk melakukan perjalanan empat puluh hari empat puluh malam menuju Gunung Allah, yaitu Gunung Horeb.1 Raja–raja 19:4–8

Allah tahu Elia sangat putus asa dan mengirimkan bantuan dengan cara yang tidak terduga. Allah juga memahami rasa sakitmu.

Berdoalah agar Allah memberikan hati yang terbuka untuk menerima penghiburan yang tak terduga anugerah dari Allah.

•••••••

HARI KE-8 ••••••••••••••••••••••••

Page 13: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Keamanan dalam KekacauanSetiap hari baru membawa perubahan yang baru dalam hidup.

Tidak ada satu hal pun sederhana seperti dulu, bahkan keluar untuk membeli roti atau susu pun.

Semuanya kacau.

Saya takut apa yang akan terjadi besok. Apa yang akan terjadi jika saya tidak bisa mendapatkan makanan atau obat-obatan? Akankah kehidupan kembali seperti semula?

Di mana pun kamu tinggal di dunia ini, pandemi COVID-19 ini membawa perubahan dramatis dan ketidakpastian dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada yang bisa lepas dari dampak penyakit ini maupun perubahan yang diperlukan untuk memperlambat penyebarannya. Kebanyakan pemerintah-pemerintah dunia berjuang untuk menemukan cara terbaik untuk menerapkan peraturan dan pelaksanaannya.

Setiap orang belajar dan membuat kesalahan.

Hasilnya adalah kekacauan. Hal ini sangatlah meresahkan.

Sementara kita menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari “yang sekarang dianggap biasa” di dunia ini, kita dapat yakin bahwa tidak ada yang berubah dengan Allah. Dia masih mencintai kita. Dia masih mengawasi kita. Dia tetaplah gunung batu pengharapan dan kekuatan kita yang teguh yang berjanji untuk selalu bersama kita tidak peduli bencana apapun yang menimpa kita.

Allah adalah tempat perlindungan dan kekuatan, yang selalu memberi pertolongan pada masa-masa kesulitan.Jadi, kita tidak usah takut sekalipun dunia ini hancur berantakan dan gunung-gunung roboh ke dalam laut.Biarlah lautan menggelora dan mengamuk! Biarlah gunung-gunung bergetar!Mazmur 46:1–3

Janganlah takut, karena Aku menyertai engkau. Janganlah bimbang, karena Akulah Allahmu. Aku akan menguatkan engkau dan menolong engkau. Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang penuh kemenangan.Yesaya 41:10

Biarlah semua orang melihat bahwa apa pun yang Saudara lakukan, Saudara tidak mementingkan diri sendiri. Ingatlah, Tuhan akan segera datang. Janganlah kuatir akan suatu apa pun, melainkan bawalah segala sesuatu dalam doa. Sampaikan kebutuhan Saudara kepada Allah dan jangan lupa bersyukur atas jawaban-Nya. Bila Saudara melakukan hal-hal ini, Saudara akan mengalami damai Allah yang jauh melebihi pengertian akal manusia. Damai-Nya akan menjadikan pikiran dan hati Saudara tenang dan tentram, sementara Saudara mempercayakan diri kepada Kristus Yesus.Filipi 4:5–7

Mintalah kedamaian dari Allah untuk menenangkan kekhawatiran, ketakutan, atau rasa tidak aman kamu.

Bersandarlah pada-Nya untuk pertolongan dan kekuatan pada masa ini.

••••••••

HARI KE-9 •••••••••••••••••••••••

Page 14: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Merindukan KomunitasTidak pernah terpikir dalam benak saya bahwa virus dapat memisahkan saya dari kegiatan dan orang-orang yang sangat berarti bagi saya. Namun saat ini kita beribadah melalui ponsel dan komputer kita. Saya menghargai pengajaran pendeta kita, tetapi saya sangat merindukan persekutuan, percakapan, doa, dan dorongan yang seperti biasa.

Waktu kita terpisah dari komunitas yang mendukung, terasa sangat sulit. Kita merasa terasing dan tidak menyukainya, tetapi ini wajar.

Allah ingin anggota tubuh Kristus memiliki hubungan yang penuh kasih dan bermakna satu sama lain, hubungan yang kita rindukan ketika kita terpisah.

Orang Kristen mula-mula harus merasakan terpisah dari keluarga rohani mereka juga.

Maukah Saudara berdoa bersama saya? Demi Tuhan Yesus Kristus, dan demi kasih Saudara kepada saya -- kasih yang Saudara terima dari Roh Kudus

-- berdoalah senantiasa bagi pekerjaan saya. Kemudian, dengan kehendak Allah, saya akan datang kepada Saudara dengan hati yang bersukacita, dan kita dapat saling menyegarkan. Semoga Allah, sumber damai sejahtera, menyertai Saudara sekalian. Amin.Roma 15:30, 32–33

Kami selalu bersyukur kepada Allah karena Saudara dan senantiasa mendoakan Saudara. Kami tidak pernah melupakan perbuatan-perbuatan kasih Saudara pada waktu kami berbicara kepada Allah Bapa kita tentang Saudara, dan tentang iman Saudara yang kuat serta pengharapan Saudara yang tetap akan kembalinya Tuhan kita, Yesus Kristus.

Jadi, hendaklah Saudara saling memberi semangat dan saling membangun, seperti yang sedang Saudara lakukan.

Hendaklah Saudara selalu bersukacita. Hendaklah Saudara selalu berdoa. Apa pun yang terjadi hendaklah Saudara bersyukur, karena itulah kehendak Allah bagi Saudara sebagai milik Kristus Yesus.1 Tesalonika 1:1–3, 5:11, 16–18

Ya, memang perlu upaya lebih besar untuk menunjukkan kasih kita dan menjaga hubungan komunitas kita sementara kita menerapkan pembatasan sosial. Bahkan ketika kita terpisah, hubungan kita di dalam Kristus menghubungkan kita. Dan kita akan bersukacita ketika kita berkumpul lagi.

Untuk saat ini, saling mendoakanlah satu sama lain dan tekunlah menjaga hubungan rohanimu yang penting selama masa pembatasan ini.

•••••••••

HARI KE-10 ••••••••••••••••••••••

Page 15: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

KemarahanApakah saya marah? Bagaimana menurutmu?

Kita bahkan tidak dapat memenuhi kebutuhan kita yang paling mendasar, dan saya tidak dapat memperoleh bantuan di mana pun. Sepertinya tidak ada yang peduli.

Ya, saya marah, sangat marah tentang semua ini!

Kehilangan kontrol yang besar dalam hidup kita karena pandemi COVID-19 ini sangat mengesalkan. Ketika ada kebutuhan kita yang tidak terpenuhi yang tidak dapat kita selesaikan atau yang tidak kita ketahui bagaimana menyelasaikannya, perasaan tidak aman dan rasa takut meningkat. Kondisi-kondisi ini memicu kemarahan kita, menumpuk di dalam diri kita hingga titik di mana kemarahannya jadi merusak.

Rasa marah tidaklah salah.

Bahkan Allah pun bisa marah.

Namun amarah-Nya berbeda dengan kita, dan dia ingin kita belajar dari-Nya.

Ia murah hati dan lemah lembut, tidak cepat marah, baik hati dan penuh kasih.Ia tidak pernah mendendam, atau marah terus-menerus.Ia tidak menghukum kita untuk segala dosa kita sebagaimana patut bagi kitaMazmur 103:8–10

Saudara sekalian yang saya kasihi, sekali-kali janganlah lupa bahwa lebih baik kita banyak mendengar, sedikit berbicara, dan tidak pemarah. Sebab amarah itu tidak dapat menjadikan kita baik, sebagaimana dituntut oleh Allah.Yakobus 1:19–20

Jikalau Saudara marah, janganlah berdosa dengan membiarkan amarah itu menjadi dendam. Jangan membiarkan diri terus dalam keadaan marah sampai matahari terbenam. Atasilah kemarahan itu dengan segera. Hilangkanlah sifat licik dan pemarah. Pertengkaran, kata-kata kasar, dan kebencian janganlah diberi tempat dalam hidup Saudara. Sebaliknya, hendaklah Saudara bersifat ramah-tamah, berhati lembut, dan saling memaafkan, sama seperti Allah telah mengampuni Saudara, karena Saudara milik Kristus.Efesus 4:26, 31–32

Allah mengetahui rasa sakit, frustrasi, dan kemarahan kita. Kita tidak perlu menyembunyikan perasaan ini dari-Nya. Tetapi Dia juga meminta kita untuk mengendalikan amarah kita, agar kita tidak menyerang dan melukai orang lain dan gagal memenuhi kehendak Allah untuk kita.

Bagikan rasa marahmu dengan Allah dan minta Dia untuk membantu kamu berjalan dengan setia dalam segala situasi.

••••••••••

HARI KE-11 •••••••••••••••••••••

Page 16: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Terpisah dari Allah?Saya merasa seolah-olah Allah itu jauh; dingin dan tidak berperasaan.

Apakah Dia mengabaikanku? Apakah Dia terlalu sibuk dengan hal-hal lain? Apakah Dia masih peduli?

Saya merasa sendirian. Akan sangat membantu bila mengetahui bahwa Allah tidak meninggalkan saya pada saat saya membutuhkan-Nya.

Dari awal hingga akhir, Alkitab merupakan cerita kasih Allah bagi seluruh umat manusia. Alkitab meyakinkan kita bahwa Allah ingin hidup dengan umat-Nya dan hidup melalui umat-Nya.

Keinginan Allah untuk bersama kita di sepanjang hidup kita tidaklah berubah, apa pun keadaan kita atau bagaimanapun perasaan kita.

Ketika Allah membebaskan orang-orang Israel dari Mesir dan membawa mereka ke tanah yang telah dijanjikan-Nya, mereka menghadapi musuh yang menakutkan. Allah tahu mereka merasa sendirian, ditinggalkan, dan takut. Maka Musa memberikan pesan penting kepada orang Israel:

“Tetapi TUHAN sendiri akan memimpin kamu, dan akan membinasakan bangsa-bangsa yang tinggal di sana, dan kamu akan menaklukkan mereka.

Teguhkan dan beranikanlah hatimu! Janganlah kamu takut kepada mereka! Karena TUHAN, Allahmu, akan menyertai kamu. Ia tidak akan mengecewakan kamu ataupun meninggalkan kamu.

Janganlah takut, karena TUHAN akan berjalan di depanmu dan akan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan dan menelantarkan engkau.”Ulangan 31:3, 6, 8

Keinginan Allah untuk bersama kita tidak pernah berkurang. Ketika Yesus datang ke bumi, Ia diberi nama yang indah, Imanuel, yang berarti Allah beserta kita. Dan ketika Yesus meninggalkan bumi untuk bersekutu dengan Bapa-Nya di surga, Dia berjanji bahwa Roh-Nya akan datang untuk hidup di antara semua orang yang mengikuti-Nya. Karena Allah akan terus hidup di antara mereka, Yesus mendorong para pengikut-Nya dengan mengatakan,

“Aku meninggalkan kalian dengan satu anugerah -- sejahtera pikiran dan hati. Sejahtera yang Aku berikan ini tidak rapuh seperti yang diberikan oleh dunia. Sebab itu, janganlah kuatir atau takut!Yohanes 14:27

Bahkan ketika kita merasa sedih dan sendirian, Allah tidaklah jauh.

Mendekatlah kepada-Nya karena Dia dekat denganmu.

•••••••••••

HARI KE-12 ••••••••••••••••••••

Page 17: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Tak Terpisahkan!Tampaknya kerumitan pandemi ini terus berkembang di luar kendali. Begitu kita melakukan satu penyesuaian, kita harus melakukan penyesuaian yang lain. Setiap perubahan membuat kita semakin jauh dan terasing satu sama lain.

Itu seharusnya baik bagi kita, tetapi saya merasa sangat terasing sehingga saya mulai merasa terpisah secara rohani juga!

Segala macam bencana dapat mengganggu hubungan kita, tidak hanya dengan keluarga dan teman, tetapi juga dengan Allah.

Kelelahan karena stres karena tanggung jawab tambahan, kesedihan karena kehilangan yang kita alami, dan rasa takut karena ketidakpastian di masa depan dapat menyebabkan kita merasa jauh dan terasing. Tentu saja, pembatasan sosial yang diperlukan untuk memperlambat pandemi COVID-19 meningkatkan perasaan ini. Kita mungkin mempertanyakan apakah hubungan kita dengan Allah sekuat yang kita kira.

Bahkan ketika kita merasa terasing secara spiritual atau tidak yakin akan kasih dan kehadiran Allah selama masa- masa penuh tekanan ini, Allah memberi kita kabar baik.

Tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih-Nya.

Siapakah yang akan dapat memisahkan kasih Kristus dari kita? Bila kita mendapat kesukaran atau bencana, bila kita dikejar-kejar atau dibinasakan, apakah itu terjadi karena Ia tidak lagi mengasihi kita? Dan bila kita lapar, tidak berduit atau dalam bahaya, atau diancam kematian, apakah Allah telah meninggalkan kita?

Sebab saya yakin bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Kematian tidak dan kehidupan pun tidak. Malaikat-malaikat tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah, dan segala kuasa neraka pun tidak. Ketakutan kita pada hari ini, kekuatiran kita tentang hari esok, atau di mana pun kita berada -- jauh tinggi di langit atau di dasar samudera yang paling dalam -- tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus Kristus ketika Ia mati bagi kita.Roma 8:37–39

Itu adalah daftar rintangan yang tidak mampu memisahkan kita dari kasih Allah! Selain itu, ajaran Paulus tentang kasih mengingatkan kita bahwa kasih tidak pernah gagal. Kasih Allah dalam Kristus Yesus selalu ada untuk kita, bahkan ketika kita sulit merasa terhubung dengan kasih itu.

Bicaralah dengan Allah tentang apa pun yang mungkin menjadi penghalang yang mencegah kamu menerima kasih-Nya kepadamu.

••••••••••••

HARI KE-13 •••••••••••••••••••

Page 18: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Beranilah Berharap!Ketika krisis ini berlanjut, kadang-kadang terasa tidak ada harapan dan tidak mungkin melangkah maju lagi.

Hal-hal yang dulunya saya tunggu-tunggu lenyap, dan saya tidak tahu harus berharap apa di masa depan.

Saya terus memikirkan pepatah kuno itu: Hidup itu sulit dan kemudian kamu mati. Tapi saya punya pandangan berbeda sekarang. Apa yang kamu lakukan ketika hidup ini sulit namun kamu hidup?

Kehilangan, kekecewaan, dan cobaan-cobaan hidup dapat merampas harapan kita bahkan ketika kita sangat ingin mempertahankannya.

Allah tahu kelemahan kita. Dia mendengar teriakan Ayub di tengah-tengah pencobaannya yang besar.

Bila aku mati, aku akan pergi ke tempat yang gelap, dan menyebut kubur itu ayahku, cacing-cacing itu ibu dan saudara perempuanku.Jadi, di manakah pengharapanku? Dapatkah seseorang menemukannya bagiku?Ayub 17:13–15

Allah bersukacita ketika hamba-Nya Daud menemukan sukacita dan kekuatan dalam pengharapan dari Tuhan.

Tetapi aku berdiam diri di hadapan TUHAN dan menantikan Dia melepaskan aku. Karena keselamatan datang hanya dari Dia semata-mata.Ya, hanya Dialah Batu Karangku, penyelamatku, pertahanan, dan bentengku. Jadi, mengapa aku harus tegang dan takut pada waktu menghadapi kesulitan?Mazmur 62:5–6

Allah tahu betapa pentingnya kita memiliki harapan yang tidak akan pernah mengecewakan kita. Dalam kasih-Nya yang luar biasa, Dia menawarkan harapan itu kepada kita.

Apakah engkau tidak tahu? Apakah engkau tidak mendengar bahwa TUHAN ialah Allah yang kekal, Pencipta bumi dari ujung ke ujung? Ia tidak pernah menjadi letih atau lesu. Tidak seorang pun dapat mengukur betapa dalam pengertian-Nya.Ia memberikan semangat kepada mereka yang letih dan lesu, dan memberikan kekuatan kepada yang lemah.Orang-orang muda dapat menjadi letih dan lesu.Para pemuda pilihan dapat jatuh karena kepayahan.Tetapi orang yang berharap kepada TUHAN akan diberi kekuatan yang baru. Mereka akan terbang dengan sayap rajawali; mereka akan lari dan tidak menjadi lesu; mereka akan berjalan dan tidak menjadi letih.Yesaya 40:28–31

Di mana kamu mencari harapan?

Beranikanlah diri untuk memandang melampaui masalah hari ini dan percaya pada pengharapan akan kasih Allah kepadamu.

•••••••••••••

HARI KE-14 ••••••••••••••••••

Page 19: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Perasaan TerjebakSaya terus memikirkan semua yang telah terjadi sejak orang-orang mulai sakit; kesedihan keluarga karena orang yang disayangi meninggal, pengorbanan petugas kesehatan dan lainnya yang berusaha menyelamatkan orang, orang-orang yang kehilangan pekerjaan dan tidak bisa membeli makanan atau membayar rumah mereka.

Saya ingin menolong, tapi saya merasa terjebak dalam mimpi buruk.

Rasa sakit dan kehilangan karena COVID-19 sangat nyata dan akan berdampak nyata pada setiap kita. Baik kalau kita berduka atas kehilangan kita dan peduli pada penderitaan dan kebutuhan orang-orang di sekitar kita. Tetapi jika kita membiarkan perasaan kehilangan dan kecemasan tentang masa sekarang menguasai kita, mungkin kita akan merasa terjebak dan cemas. Kita mungkin kehilangan harapan untuk hari esok yang lebih baik.

Yesus menawarkan pilihan lain. Dia mengajar murid-murid-Nya bagaimana hidup tanpa dikuasai kecemasan ketika mereka berada dalam keadaan sulit dan bagaimana memusatkan pikiran mereka ke arah yang lebih baik.

“Jadi, janganlah kuatir akan soal makanan dan pakaian! Mengapa bersikap seperti orang kafir? Mereka sangat membanggakan dan selalu memikirkan segala hal itu. Tetapi Bapa yang di surga tahu benar bahwa kalian memerlukan semua itu, dan Ia akan memberikannya kepada kalian, jika kalian mengutamakan Dia dan hidup menurut kehendak-Nya.Matius 6:31-33

Dari sudut pandang itu, Yesus mengajar mereka cara berdoa tentang kehidupan sambil mencari Kerajaan Allah.

Bapa kami yang di surga, kami muliakan nama-Mu yang suci. Kami mohon kiranya kehendak-Mu terlaksana di bumi ini sama seperti di surga. Berilah kami makanan untuk hari ini sebagaimana biasa, dan ampunkanlah dosa kami, seperti kami sudah mengampuni mereka yang bersalah kepada kami. Janganlah kami dibawa ke dalam cobaan, melainkan lepaskanlah kami dari si Jahat. Matius 6:9-13

Tidak peduli seberapa buruk keadaan kita, Tuhan ingin kita menjadi rekan kerja-Nya dalam melakukan kehendak-Nya di bumi.

Pikirkanlah satu hal yang dapat kamu jadikan fokus hari ini yang akan membantumu tidak lagi memikirkan pikiran-pikiran yang melumpuhkan dan mulai hidup dalam kasih, kebaikan, dan harapan akan Kerajaan Allah di bumi.

••••••••••••••

HARI KE-15 •••••••••••••••••

Page 20: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Ketidakpastian—DijaminTidak akan ada yang sama lagi.

Banyak sekali perubahan yang terjadi: bagaimana kita bekerja, bagaimana belanja makanan, rasa memiliki, bagaimana terlibat dengan komunitas kita, dan bahkan bagaimana hidup sebagai keluarga. Saya tidak tahu lagi apa yang bisa saya andalkan.

Memang benar. Hidup akan berbeda selama beberapa waktu ketika kita pulih dari dampak pandemi ini, dan beberapa hal tidak akan pernah sama lagi. Tetapi perubahan, kehilangan yang menyakitkan, dan penderitaan tidak menentukan kehidupan kita.

Ketika kita berada dalam keadaan sulit bukan berarti Allah meninggalkan kita atau hidup tidak akan pernah baik lagi.

Alkitab menceritakan kisah tentang Yusuf. Dia adalah kesayangan ayahnya, dan saudara-saudaranya iri padanya. Yusuf mengalami keadaan sulit ketika saudara-saudaranya menjualnya sebagai budak! Walaupun sudah dikhianati, Yusuf menjadi budak yang baik di rumah tangga pejabat penting. Pejabat itu menghadiahi Yusuf dengan menugaskannya untuk mengelola rumah tangganya. Namun, Yusuf kemudian dipenjara selama bertahun-tahun karena tuduhan palsu terhadapnya.

Tetapi keadaan buruk tidak menghalangi Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya. Melalui kesulitan ini, Allah memberitahu Yusuf jalan-Nya dan mempersiapkannya untuk menjadi pemimpin yang bijaksana. Akhirnya Yusuf memimpin Mesir dalam mempersiapkan diri dan bertahan hidup dari kelaparan yang meluas. Bahkan keluarga Yusuf datang ke Mesir untuk mendapatkan makanan!

Menurutmu bagaimana Yusuf memandang kejadian-kejadian yang tak terduga? Perhatikan tanggapannya kepada saudara-saudaranya yang menyangka bahwa dia akan membalas dendam karena mereka memperlakukannya dengan buruk.

Lalu saudara-saudaranya datang dan sujud di hadapannya serta berkata, “Kami adalah budak-budakmu.” Tetapi Yusuf berkata kepada mereka, “Janganlah takut terhadap aku. Apakah aku ini Allah sehingga aku akan mengadili dan menghukum kalian? Bagiku, segala perbuatan kalian yang disertai maksud jahat itu sudah diubah Allah menjadi kebaikan karena Ia telah memberikan kepadaku kedudukan yang tinggi ini supaya aku boleh menolong nyawa orang banyak. Jangan takut. Sesungguhnya aku sendiri akan memelihara kalian serta keluarga kalian.” Ia berbicara dengan sangat ramah kepada mereka dan menentramkan hati mereka.Kejadian 50:18-21

Masa depan selalu tidak pasti. Setelah semua yang terjadi padanya, Yusuf menyadari bahwa Allah selalu memegang kendali dan menyelesaikan pekerjaan baik-Nya.

Ketika kamu menghadapi ketidakpastian hidup, apakah jaminan kebaikan dari Tuhan memberi kamu harapan?

•••••••••••••••

HARI KE-16 ••••••••••••••••

Page 21: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Mengangkat KesedihanSaya masih menyimpan ketakutan dan rasa kehilangan karena pandemi ini, tetapi kadang-kadang saya merasa kesedihan itu terangkat.

Kesenangan kecil dalam hidup datang kembali.

Saya mencari matahari terbit atau terbenam yang indah.

Saya pergi ke luar untuk menghirup udara yang segar karena hujan setelah badai. Saya menerima telepon dari seorang teman dan tertawa bersama anak-anak saya.

Saya sedang memikirkan cara aman untuk menjangkau tetangga yang membutuhkan.

Kita akan merasakan akibat dari COVID-19 untuk sementara waktu. Kehidupan di bumi tidak akan pernah sempurna atau tidak menyakitkan. Kita tidak akan tiba-tiba terbangun dalam kehidupan yang sama dengan sebelum pandemi terjadi. Kita mungkin berduka atas kehilangan yang kita alami dalam waktu yang lama. Tetapi kita dapat terhibur ketika mengakui tanda-tanda kecil pemulihan dan menerima penyembuhan yang datang. Penghiburan itu akan berkembang ketika kita meluangkan waktu untuk berterima kasih kepada Tuhan atas pemeliharaan, kesetiaan, dan kasih-Nya bagi kita.

Mungkin Mazmur ini, yang ditulis untuk berterima kasih kepada Allah atas pemeliharaan-Nya selama masa sulit, mencerminkan perasaan terima kasih dan harapanmu untuk masa depan.

AKU mengasihi TUHAN karena Ia mendengar doa-doaku dan menjawabnya. Karena Ia mendekatkan telinga-Nya kepadaku, aku akan berdoa kepada-Nya sepanjang hidupku. Alangkah baiknya Dia! Allah kita ini sungguh pengasih dan penyayang! TUHAN melindungi orang-orang yang sederhana dan berhati tulus; aku menghadapi maut dan Ia menyelamatkan aku.Sekarang hatiku tenang karena TUHAN telah melakukan mujizat yang menakjubkan ini bagiku. Ia telah menyelamatkan aku dari maut, dari air mata, dan dari kejatuhan. Aku akan hidup! Ya, di hadirat-Nya -- di atas bumi ini! Mazmur 116:1–2, 5–9

Ketika kamu mencari sudut pandang baru tentang cobaan baru-baru ini dan mencari harapan ketika kamu melanjutkan kehidupan, apa yang bisa kamu syukuri dari Tuhan, dan bagaimana kamu akan menunjukkan rasa syukurmu kepada-Nya?

••••••••••••••••

HARI KE-17 •••••••••••••••

Page 22: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Bukan Orang yang SamaSaya tidak menyangka segala sesuatu bisa sangat berubah. Menyatukan kembali hidup saya dalam “apa yang sekarang dianggap biasa” tanpa sumber daya dan peluang yang kita miliki sebelumnya merupakan suatu tantangan.

Kita memikirkan apa yang penting dan mengambil keputusan tentang hal-hal yang belum pernah kita pikirkan sebelumnya.

Saya sadar saya telah berubah. Saya melihat segala sesuatu dengan cara yang berbeda.

Saya bukan orang yang sama dengan saya yang dulu.

Ketika keadaan hidup kita, rutinitas harian dan prioritas, hubungan sosial, atau cara kita memandang dunia di sekitar kita berubah, kita sering mulai lebih memperhatikan siapa kita, apa yang berharga bagi kita, dan ke mana tujuan kita.

Ketidakpastian dan perubahan karena krisis atau bencana dapat menjadi pemicu perubahan dan pembaruan dalam kehidupan kita. Kita mungkin memiliki minat baru untuk menemukan apa yang layak dikejar dan dipertahankan di dunia yang terus berubah.

Allah Pencipta kita mengasihi kita. Dia ingin kita menemukan dasar yang kuat di dalam diri-Nya dan mengalami perubahan sejati yang memberi kita kekuatan, harapan, dan tujuan baru dalam kehidupan. Alkitab penuh dengan cerita tentang kasih Allah yang mengubahkan kehidupan orang-orang yang telah mengalami trauma atau perubahan yang tidak diinginkan. Pertimbangkan beberapa orang yang mengatakan bahwa mempercayai Allah merupakan dasar yang kuat bagi mereka:

Tetapi aku berdiam diri di hadapan TUHAN dan menantikan Dia melepaskan aku. Karena keselamatan datang hanya dari Dia semata-mata. Ya, hanya Dialah Batu Karangku, penyelamatku, pertahanan, dan bentengku. Jadi, mengapa aku harus tegang dan takut pada waktu menghadapi kesulitan? Perlindungan dan keberhasilanku datang dari Allah semata-mata. Dialah tempat perlindunganku, Batu Karang yang tidak dapat dicapai oleh musuh-musuhku.Mazmur 62:5–7

Itulah sebabnya kami tidak pernah menyerah. Walaupun keadaan tubuh kami makin merosot, kekuatan rohani kami di dalam Tuhan makin bertambah setiap hari. Lagipula, kesulitan dan penderitaan kami tidaklah seberapa dan tidak akan berlangsung lama. Masa sulit yang pendek ini akan berakhir dengan berkat Allah yang melimpah ke atas kami untuk selama-lamanya. Jadi, kami tidak memperhatikan apa yang kami lihat sekarang, yaitu segala kesulitan di sekeliling kami, tetapi kami mengharapkan kesukaan di surga yang belum kami lihat. Kesulitan-kesulitan akan segera berlalu, tetapi kesukaan yang akan datang kekal untuk selama-lamanya.2 Korintus 4:16–18

Akankah kamu mempercayai Allah sebagai dasar kehidupanmu dan sebagai kehadiran yang mengubah hidupmu?

•••••••••••••••••

HARI KE-18 ••••••••••••••

Page 23: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Menemukan Sukacita dalam KehidupanMengapa saya hidup sementara orang lain meninggal?

Pandemi itu sangat acak.

Tidak ada yang bisa memperkirakan siapa yang sakit dan siapa yang tidak.

Tidak ada yang menyangka, orang yang rentan bertahan hidup, sementara yang muda dan sehat meninggal.

Hidup terasa sangat rapuh sekarang.

Mungkin tidak seperti yang kita inginkan, tetapi hidup ini rapuh. Tidak ada jaminan bahwa hidup akan penuh kebahagiaan atau umur panjang.

Sementara Alkitab menegaskan betapa rapuhnya kehidupan kita di bumi, Alkitab juga menjanjikan kita sesuatu yang lebih baik.

dan bahwa hari-hari hidup kita sedikit dan singkat, seperti rumput atau bunga,yang diterbangkan angin dan hilang untuk selama-lamanya. Tetapi kasih setia TUHAN dari kekal sampai kekal kepada orang-orang yang menghormati Dia. Mazmur 103:15–17

Tetapi semua orang yang mempercayakan diri kepada-Mu, biarlah mereka bersukacita. Biarlah mereka bersorak-sorak kegirangan karena Engkau membela mereka. Penuhilah dengan kebahagiaan-Mu semua orang yang mengasihi Engkau!.Mazmur 5:11

Karena kasih Allah yang besar kepada kita, kehidupan yang singkat bukanlah akhir dari cerita. Kita dapat menemukan sukacita abadi dalam hidup kalau kita mencari perlindungan dalam pengampunan Tuhan dan mengabdikan diri kita untuk menjalani kehidupan yang menyenangkan Dia.

dan supaya cara hidup Saudara selalu menyukakan hati Tuhan serta memuliakan Dia, sehingga Saudara selalu berlaku baik dan ramah kepada orang lain, sementara Saudara terus belajar mengenal Allah lebih baik lagi. Kami juga berdoa supaya Saudara dipenuhi dengan kuasa-Nya yang mulia, sehingga dapat terus maju apa pun yang terjadi, selalu dipenuhi sukacita dari Tuhan, dan selalu bersyukur kepada Bapa, yang telah menjadikan kita layak mendapat bagian dari segala hal indah yang dimiliki oleh mereka yang hidup dalam kerajaan terang. Ia telah membebaskan kita dari kegelapan kerajaan Iblis serta membawa kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang dikasihi-Nya, yang telah menebus kita dengan darah-Nya dan mengampunkan segala dosa kita.Kolose 1 : 10-14

Bersyukurlah kepada Allah atas karunia pengampunan dan kehidupan!

Saat kamu menjalani hari - harimu, carilah waktu khusus untuk merenungkan tujuan, makna, dan sukacita, dan bersyukur kepada Tuhan atas kehidupan abadi yang diberikan-Nya.

••••••••••••••••••

HARI KE-19 •••••••••••••

Page 24: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Melangkah MajuSaya merasa bisa melangkah maju.

Saya mulai merasa bahwa keadaan sulit ini akan segera berakhir.

Saya ingin mensyukuri dan fokus pada masa depan saya. Tetapi kemudian saya merasa bersalah dan merasa bahwa saya mengkhianati orang-orang yang telah meninggal.

Hidup memiliki musim, siklus, dan irama yang dapat dikenali.

Hidup tidak berhenti lama. Ketika kekacauan pandemi ini telah berlalu, puisi dari Alkitab ini akan mengingatkan kita bahwa akan ada waktu untuk berkabung, menyembuhkan, mengingat, dan akhirnya ada waktu untuk melangkah menuju masa depan.

Untuk segala sesuatu ada waktunya:Ada waktu untuk dilahirkan; Ada waktu untuk mati; Ada waktu untuk menanam; Ada waktu untuk menuai;Ada waktu untuk membunuh; Ada waktu untuk menyembuhkan; Ada waktu untuk merobohkan; Ada waktu untuk membangun kembali;Ada waktu untuk menangis; Ada waktu untuk tertawa; Ada waktu untuk bersedih hati; Ada waktu untuk menari;Ada waktu untuk menyerakkan batu; Ada waktu untuk mengumpulkan batu; Ada waktu untuk memeluk; Ada waktu untuk tidak memeluk;Ada waktu untuk menemukan; Ada waktu untuk kehilangan; Ada waktu untuk menyimpan; Ada waktu untuk membuang;Ada waktu untuk merobek; Ada waktu untuk menjahit; Ada waktu untuk berdiam diri; Ada waktu untuk berbicara;Ada waktu untuk mengasihi; Ada waktu untuk membenci; Ada waktu untuk berperang; Ada waktu untuk berdamai.Pengkhotbah 3:1-8

Jika perasaan bersalah atau pengkhianatan membuat kamu tidak melangkah maju, buatlah peringatan. Ini dapat membantu kamu melangkah ke masa depan. Allah menetapkan kebiasaan membuat peringatan bagi bangsa Israel kuno. Dia memerintahkan orang Israel untuk membangun tugu batu sebagai cara mereka mengingat bagaimana Dia membantu mereka menyeberangi Sungai Yordan ke tanah yang telah dijanjikan Allah kepada mereka.

Apa cara yang berarti bagimu untuk memperingati masa sulit ini dalam hidupmu atau untuk mensyukuri kenangan tentang orang-orang yang kamu rindukan?

•••••••••••••••••••

HARI KE-20 ••••••••••••

Page 25: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Rasa PuasSaya menemukan diri saya dalam begitu banyak situasi yang berbeda baru-baru ini. Pikiranku memutar ulang setiap saat. Saya mendengar suara, melihat gambar, mengingat wajah.

Bukannya saya ingin melupakan semua yang telah terjadi; Saya ingin menemukan kedamaian dari luapan pikiran dan ingin memiliki sudut pandang baru tentang itu semua.

Ketika kita melayani orang lain selama krisis seperti pandemi COVID-19, kita mungkin hanya punya sedikit kendali atau tanpa kendali atas keadaan kita. Kita mungkin harus bekerja berjam-jam tanpa istirahat. Kita mungkin tidak punya pilihan di daftar makanan (jika ada). Kita mungkin harus bekerja dengan peralatan atau perlindungan yang tidak memadai. Kita mungkin dibutuhkan oleh terlalu banyak orang.

Keadaan ini bisa menjadi sarang ketidakpuasan.

Rasa puas dalam semua situasi dimulai dengan sikap percaya dan yakin bahwa Allah selalu membimbing dan memeliharakan kita dengan penuh kasih.

Rasa puas dapat diperkuat oleh orang-orang yang bersama kita.

Seorang teman dapat membawa sudut pandang baru, dukungan, atau telinga yang mendengarkan pada saat yang tepat. Kalau kita mulai patah semangat atau mengeluh, seorang teman dapat membantu kita melihat situasi dengan cara yang baru.

Paulus menulis tentang apa yang dipelajarinya tentang merasa puas dalam berbagai keadaan:

Saya mengatakan ini bukan karena saya dalam kekurangan, sebab saya telah belajar tetap bersukacita, baik saya memiliki banyak maupun sedikit. Saya dapat hidup seadanya. Saya telah mempelajari rahasia untuk merasa puas dalam segala keadaan, baik kenyang atau lapar, baik berkelebihan atau berkekurangan; sebab saya dapat melakukan segala kehendak Allah dengan pertolongan Kristus, yang memberi saya kekuatan dan kuasa. Namun, Saudara telah melakukan hal yang baik dengan menolong saya dalam kesukaran saya sekarang ini.Filipi 4:11-14

“Namun baik bagimu untuk berbagi dalam kesusahanku.” Saling berbagi dalam masalah merupakan suatu hak istimewa. Apakah kamu akan mengambil waktu untuk berbagi dalam masalah orang lain? Apa yang ingin kamu pelajari tentang rasa puas dari interaksi kamu dengan orang itu?

••••••••••••••••••••

HARI KE-21 •••••••••••

Page 26: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Kasih yang Murah HatiSaya selalu menganggap diri saya sebagai orang yang murah hati, tetapi hal aneh terjadi ketika saya pergi membeli barang-barang yang kami butuhkan.

Mereka menjatah beberapa barang yang kami butuhkan, dan yang pertama saya pikirkan adalah mendapatkan sebanyak yang saya bisa! Walaupun kami hanya membutuhkan satu barang, Saya mengambil dua karena saya bisa. Kemudian, saya merasa bersalah. Bagaimana jika seseorang yang benar-benar membutuhkan barang itu tidak mendapatkannya?

Menjaga perspektif yang sehat, penuh kasih, dan murah hati dalam suatu krisis merupakan tantangan, terutama kalau kamu tidak tahu apakah kamu memiliki apa yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Tetapi kemurahan hatimu membantu mengekspresikan kasih Tuhan dan keadilan di dunia, dan kamu akan diberkati.

Kebaikan akan datang kepada orang-orang yang murah hati dan rela memberi pinjaman, serta yang jujur dalam segala urusannya.Mazmur 112:5

Alkitab juga memberi tahu kita bahwa kemurahan hati kita akan menghasilkan ucapan syukur kepada Allah!

Setiap orang harus mengambil keputusan sendiri mengenai jumlah yang akan diberikannya. Jangan dengan bersungut-sungut atau karena terpaksa, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.Allah akan dapat mengimbangi pemberian Saudara itu dengan memberikan kepada Saudara segala yang Saudara perlukan dan bahkan lebih daripada itu. Dengan demikian, bukan saja kebutuhan Saudara sendiri tercukupi, malah Saudara akan berkelebihan, sehingga Saudara dapat memberikannya kepada orang lain dengan sukacita. Sebagaimana dikatakan dalam Kitab Suci,

“Orang yang saleh tahu memberi kepada fakir miskin dan perbuatannya yang baik akan mendatangkan hormat baginya selama-lamanya.”

Ya, Allah akan memberi banyak kepada Saudara, sehingga Saudara pun dapat memberi banyak pula. Dan apabila kami membawa pemberian itu kepada Saudara yang membutuhkannya, mereka akan mengucapkan syukur dan memuji Allah atas pertolongan Saudara.

Dengan demikian, pemberian Saudara akan mempunyai dua kebaikan, yaitu yang berkekurangan akan mendapat pertolongan dan mereka akan dipenuhi dengan rasa syukur kepada Allah. Orang yang Saudara tolong akan senang atas pemberian yang berkelimpahan kepada mereka dan kepada orang lain, dan mereka akan memuji Allah atas bukti, bahwa perbuatan Saudara benar-benar sesuai dengan ucapan Saudara. 2 Korintus 9:7-9, 11-13

Seberapa pentingkah bagimu untuk menunjukkan kasih Allah dengan memberi dengan murah hati dan gembira, dan bagaimana kamu akan melakukannya?

•••••••••••••••••••••

HARI KE-22 ••••••••••

Page 27: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Berbagi PenghiburanBegitu saya mulai demam, saya harus mengkarantina diri selama 14 hari. Sebagai orang yang selalu ingin menyelesaikan banyak hal, saat itu sangatlah menyiksa.

Saya terlalu lelah untuk makan. Saya kesepian dan khawatir bahwa kondisi saya akan memburuk. Setelah diperiksa, ternyata saya tidak tertular COVID-19, tapi karena sekarang saya sudah sembuh, saya merasa bahwa waktu karantina itu sia-sia. Semua penderitaan dan kekhawatiran itu sia - sia!

Penderitaan seringkali terasa sangat sepi.

Kita mungkin tidak memiliki siapa pun untuk menghibur kita.

Kita mungkin merasa bahwa tidak ada yang mengerti seperti apa penderitaan kita.

Di satu sisi, pengalaman penderitaan kita itu unik, dan tidak ada orang lain yang dapat mengetahui persis bagaimana perasaan kita. Di sisi lain, kita semua mengalami penderitaan. Ketika kita mengalami kehadiran Allah yang menghibur dalam penderitaan kita, kita dapat membagikan penghibutan itu dengan orang lain yang sedang mengalami rasa sakit dan keterasingan.

Rasul Paulus mengalami penderitaan besar selama hidup dan pelayanannya, begitu besar hingga dia berkata bahwa dia bahkan putus asa! Namun ketika dia menulis tentang masalah-masalah itu, dia menggambarkannya seperti berkat yang bisa dia bagi dengan orang lain.

Alangkah mulianya Allah yang kita sembah. Dialah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, sumber segala kemurahan. Dia pulalah yang memberikan penghiburan dan kekuatan kepada kita pada waktu kita dalam kesulitan dan cobaan. Mengapa Allah berbuat demikian? Supaya pertolongan dan penghiburan yang kita terima dari Dia dapat kita sampaikan kepada orang lain yang hidup dalam kesulitan dan memerlukan simpati dan dorongan. Saudara hendaknya yakin, bahwa makin banyak kita merasakan penderitaan bagi Kristus, makin banyak pula Kristus memberikan penghiburan dan dorongan kepada kita. Kalau kami mengalami banyak kesulitan, itu terjadi supaya Saudara mendapatkan keberanian demi keselamatan Saudara sekalian. Dan kalau kami dihibur, itu terjadi supaya Saudara mendapatkan kekuatan untuk menahan penderitaan yang sama seperti kami.2 Korintus 1:3-7

Kita mungkin menganggap saat-saat penderitaan dan kehilangan sebagai hal yang sia-sia, tetapi dari sudut pandang Allah saat-saat itu memberi kita kesempatan yang tak tertandingi untuk berbagi merasakan penderitaan orang lain.

Penghiburan apa yang telah kamu terima dari Allah yang dapat kamu bagikan dengan orang lain?

••••••••••••••••••••••

HARI KE-23 •••••••••

Page 28: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Karunia MembantuGaji saya dipotong selama pandemi, dan setelah membayar sewa, kami hanya punya sedikit makanan. Saya merasa malu ketika menerima bantuan karena kami biasanya mengurus diri sendiri.

Kami tidak menginginkan belas kasihan, tetapi kami berterima kasih atas bantuan-bantuan ini.

Membantu orang lain selama masa krisis tampaknya sangat sederhana. Namun membantu dapat memiliki arti dan dampak yang berbeda tergantung pada bagaimana pemberiannya dan siapa yang menerimanya.

Bagi sebagian orang, membantu hanyalah tindakan menyediakan barang atau jasa bagi mereka yang tidak dapat menyediakannya sendiri. Bagi yang lain, membantu itu mengungkapkan kasih dan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain.

Menawarkan bantuan dapat digerakkan oleh kemurahan hati atau dicemari oleh rasa kasihan dan rasa bersalah. Membutuhkan bantuan mungkin terasa seperti kelemahan atau kegagalan. Menerima bantuan dapat memberikan kelegaan, rasa syukur, dan harapan.

Membantu orang yang membutuhkan, kalau dilakukan dengan pemahaman, belas kasih, dan kasih yang tulus, dapat berdampak lama. Membantu orang lain dapat menunjukkan kepada orang-orang seperti apa Allah itu dan betapa Dia mengasihi mereka. Pikirkan pesan tentang membantu orang lain dalam kisah kehidupan dan pelayanan Yesus ini.

Yesus pergi ke kota-kota dan kampung-kampung di daerah itu. Ia mengajar di rumah-rumah ibadat orang Yahudi serta mengabarkan Berita Kesukaan mengenai Kerajaan Allah. Ke mana pun Ia pergi, Ia menyembuhkan orang dari segala macam penyakit. Ia merasa kasihan sekali terhadap orang banyak yang datang, sebab persoalan mereka begitu sulit dan mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan atau ke mana mereka harus mencari pertolongan. Mereka seperti domba yang tidak bergembala.

Banyak orang datang kepada-Nya membawa yang lumpuh, yang buta, yang cacat, yang bisu, dan banyak yang lain, lalu menempatkan mereka di hadapan Yesus. Ia pun menyembuhkan mereka semua. Sungguh suatu pemandangan yang menakjubkan! Orang yang belum pernah mengucapkan satu kata pun sekarang dapat berbicara dengan penuh semangat; yang tidak berlengan atau tidak berkaki mendapat lengan dan kaki yang baru; yang timpang dapat berjalan dan melompat-lompat kian ke mari; dan yang tadinya buta dapat memandang keadaan sekelilingnya! Orang banyak menjadi heran dan memuji Allah orang Israel.Matius 9:35-36; 15:30-31

Setiap kali kamu membantu seseorang, pertimbangkan makna dan dampak yang mungkin karena tindakanmu. Berdoalah agar Allah membantumu memahami dan menanggapi orang-orang yang membutuhkan dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Yesus.

Mintalah kepada Allah untuk memberkati karunia melayanimu sehingga orang-orang akan mengenali kasih Allah kepada mereka dan menyembahnya-Nya karena kebaikan-Nya.

•••••••••••••••••••••••

HARI KE-24 ••••••••

Page 29: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Kasihilah Satu Sama LainSaya sudah dewasa. Saya tinggal sendirian tanpa keluarga yang tinggal dekat dengan saya, dan saat komunitas kami harus mengalami pembatasan sosial selama hampir sebulan, itu merupakan pengalaman yang aneh!

Saya merindukan rekan kerja saya, bertemu dengan teman, dan semua kegiatan saya yang biasa. Kadang-kadang, pembatasan sosial membuat saya merasa seperti saya tidak berbaur dan tidak berarti bagi siapa pun.

Di mana pun kita berada, pandemi COVID-19 akan memengaruhi kita. Usaha pencegahan melalui isolasi seperti karantina, pembatasan sosial, dan bekerja atau belajar jarak jauh memiliki efek psikologis negatif pada kita.

Kita dirancang untuk hidup dalam hubungan dengan Allah dan sesama, sehingga isolasi memiliki dampak yang tidak diinginkan.

Ketika kamu merasa kesepian dan tidak aman saat kamu sedang dalam pembatasan sosial, jangan lupa bahwa orang-orang di seluruh dunia juga mengalaminya. Kita dapat berhubungan dengan keluarga dan teman-teman dengan SMS, telepon, atau email untuk mengungkapkan kasih dan kepedulian kita satu sama lain.

Sebagai orang beriman, kita juga memiliki keistimewaan dan harapan untuk menyatukan hati kita dan berdoa untuk dan dengan satu sama lain.

Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Terutama sekali, jadikanlah kasih sebagai penuntun hidup Saudara, sebab dengan demikian seluruh jemaat akan bersatu dalam keselarasan yang sempurna. Usahakanlah agar kedamaian hati yang berasal dari Kristus selalu ada dalam hidup dan hati Saudara, karena inilah tanggung jawab dan hak Saudara sebagai anggota tubuh-Nya. Dan bersyukurlah senantiasa. Ingatlah akan apa yang diajarkan oleh Kristus dan biarlah perkataan-Nya memperkaya hidup Saudara serta menjadikan Saudara bijaksana. Ajarkanlah hal-hal itu kepada orang lain dan nyanyikanlah dalam mazmur, puji-pujian, dan nyanyian-nyanyian rohani; nyanyikanlah bagi Tuhan dengan hati yang penuh syukur. Hendaklah segala ucapan dan perbuatan Saudara dilakukan di dalam nama Tuhan Yesus, dan selalu mengucap syukur kepada Allah Bapa melalui-Nya.Kolose 3:14-17

Allah tidak merancang kehidupan supaya kita berjuang sendirian. Ketika kita masuk dalam ikatan iman, kita dapat mendukung dan mendorong satu sama lain melalui doa.

Apakah ada seseorang yang dapat berdoa bersamamu untuk kebutuhan bersama kalian, untuk komunitasmu, untuk semua orang yang menderita di dunia, dan juga untuk dorongan semangat dalam perjalanan imanmu?

••••••••••••••••••••••••

HARI KE-25 •••••••

Page 30: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Memilih untuk MengampuniSaya terus bertanya-tanya salah siapakah seluruh kekacauan ini.

Semuanya kacau. Siapa yang membuat keputusan yang tepat? Dan siapa yang memperburuknya?

Mengetahui siapa yang harus disalahkan akan berdapampak besar dalam menenangkan pikiran saya.

Ketika segala sesuatu di luar kendali kita, ketika kita menghadapi situasi sulit, ketika kita menderita kerugian, kita sering tergoda untuk berpikir bahwa mendapatkan jawaban-jawaban mengenai apa yang salah dan mencari tahu siapa yang harus disalahkan akan membuat kita merasa lebih baik. Itulah sebabnya teori konspirasi sering muncul pada masa krisis.

Jawaban-jawaban itu dapat mengurangi tekanan ketidakpastian dan menenangkan kebingungan kita sebentar. Namun, menuduh dan menyalahkan tidak mengubah keadaan, juga tidak meningkatkan sikap dan kemampuan kita untuk mengatasi apa yang telah terjadi.

Namun, pada kenyataannya, menghadapi pandemi global itu sulit dan rumit. Kita tidak memiliki semua jawabannya. Hal-hal tak terduga terjadi. Keputusan cerdas hari ini mungkin terlihat tidak bijaksana di masa depan. Ketika kita berada di bawah banyak tekanan, kita mungkin menilai orang terlalu tajam.

Saat di masa depan kita melihat ke belakang, kita semua akan menyesali apa yang telah kita lakukan. Kita akan menyadari bahwa kita seharusnya dapat menangani keadaan dengan lebih baik. Kita bisa membuat keputusan yang lebih bijaksana. Tapi kita tidak harus terjebak selalu menyalahkan orang lain. Mengampuni diri sendiri dan orang lain atas kesalahan dan kegagalan bisa menjadi hal yang sulit, tetapi itu merupakan langkah penting yang membuat kita dapat sembuh, tumbuh, dan bergerak menuju masa depan dengan harapan.

Hendaklah Saudara lemah lembut dan bersedia memaafkan; janganlah menaruh dendam. Ingatlah, Tuhan telah mengampuni Saudara, maka hendaklah Saudara mengampuni orang lain.Kolose 3:13

Sebaliknya, hendaklah Saudara bersifat ramah-tamah, berhati lembut, dan saling memaafkan, sama seperti Allah telah mengampuni Saudara, karena Saudara milik Kristus.Efesus 4:32

Allah mengampuni kita atas semua dosa dan pelanggaran kita. Kita dapat melakukan hal yang sama kepada orang lain. Apakah ada orang yang kamu kambing-hitamkan secara tidak adil? Kamu menyalahkan orang lain untuk kesalahan apa, yang membuatmu terjebak di masa lalu?

Kepada siapa kamu akan menawarkan anugerah pengampunan yang telah diberikan Allah secara cuma-cuma kepadamu?

•••••••••••••••••••••••••

HARI KE-26 ••••••

Page 31: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Hidup SepenuhnyaSaya merindukan kehidupan saya yang dulu. Saya berharap semuanya bisa kembali seperti semula lagi.

Saya tahu kesulitan dan ketakutan hari ini akan berlalu.

Di sana-sini saya melihat tanda-tanda kehidupan baru di depan.

Beberapa bisnis terlihat sedang berbenah dan bersiap-siap untuk buka, tetapi saya rasa hidup tidak akan pernah sama seperti dulu lagi.

Ketika tiba saatnya untuk melanjutkan kehidupan normal setelah melewati masa krisis, kita sering menghadapinya dengan harapan yang besar. Namun, ketika kita menghadapi kenyataan baru kehidupan sehari-hari, kekecewaan dan tantangan mungkin membuat kita kecewa. Tetapi hal-hal itu juga memberikan kesempatan untuk mengejar kehidupan dengan cara yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Apakah kamu terbuka terhadap gagasan menjalani kehidupan yang baru? Perubahan memberi kita kesempatan untuk memulai kembali dan membangun kehidupan yang lebih baik. Kita dapat mempertimbangkan kembali prioritas dan tujuan kita. Kita bisa menerapkan sudut pandang baru kita tentang kehidupan. Kita dapat berusaha untuk memulihkan hubungan lama. Kita dapat menumbuhkan kebiasaan yang lebih sehat. Kita juga dapat mempertimbangkan kembali apa yang kita yakini tentang Allah dan peran-Nya dalam hidup kita.

Selama hidup di bumi, Yesus menunjukkan dan mengajarkan tentang kehidupan yang penuh dan berkelimpahan yang ditawarkan-Nya. Beberapa orang menolak-Nya. Yang lain menemukan harapan dalam pengajaran-Nya dan berpegang pada tujuan-Nya. Dia berkata:

Maksud pencuri ialah mencuri, membunuh, dan menghancurkan. Maksud-Ku ialah memberi hidup kekal dengan segala kelimpahannya.Yohanes 10:10

Rasul Paulus mengutip perkataan nabi Yesaya ketika ia menggambarkan kehidupan yang berlimpah yang ditawarkan Allah:

Inilah yang dimaksudkan oleh ayat Kitab Suci yang menyatakan bahwa tidak seorang manusia pun pernah melihat, mendengar ataupun membayangkan hal-hal indah yang disediakan Allah bagi orang yang mengasihi-Nya. Tetapi kita mengetahui hal-hal ini, karena Allah telah mengutus Roh-Nya untuk memberitahu kita. Roh-Nya menyelidiki dan menyatakan kepada kita segala rahasia Allah yang paling dalam sekalipun.1 Korintus 2:9-10

Allah menawarkan kepada kita masing-masing kesempatan untuk menjalani kehidupan yang baru, penuh, dan abadi yang tidak dapat dicuri atau dihancurkan oleh apa pun yang terjadi di bumi.

Di manakah kehidupan penuh yang ditawarkan Allah itu masuk dalam rencanamu?

••••••••••••••••••••••••••

HARI KE-27 •••••

Page 32: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Harapan yang DipulihkanHidup bisa begitu kejam.

Suatu hari kamu sehat dan hidup seperti biasa, lalu tiba-tiba, tanpa peringatan, tanpa melakukan apapun yang berbeda, kamu jatuh sakit karena virus tak terlihat yang dapat membunuhmu.

Saya sulit menerima bahwa kehidupan harus seperti itu.

Bagi saya, hidup sepertinya tidak begitu baik lagi.

Saya mempertanyakan mengapa semua ini terjadi.

Ketika Allah menciptakannya, alam semesta itu sempurna seluruhnya. Segala sesuatu yang diciptakan Allah mencerminkan citra-Nya, karakter, cita-cita, dan tujuan-Nya. Segalanya indah dan saling mendukung persis sesuai dengan rancangan-Nya. Tetapi pemberontakan dan dosa terhadap Allah menghancurkan dunia yang sempurna itu. Sejak itu kekacauan menggantikan tatanan damai Allah, dan dunia telah hidup terpisah dari hubungan yang benar dengan Allah.

Jadi memang, dunia saat ini tidak sebaik yang telah diciptakan Allah semula. Rasa sakit, kesedihan, kebingungan, dan kecemasan yang kita rasakan karena pandemi ini menunjukkan seperti apa hidup ini ketika hubungan kita dengan Pencipta kita terputus. Tetapi kita tidak harus tinggal di tempat yang menyakitkan dan tanpa harapan itu. Allah mengutus Putra-Nya Yesus untuk mengembalikan hubungan kita dengan-Nya sehingga kita dapat terhubung kembali dengan-Nya. Dan Dia telah berjanji bahwa suatu hari semua ciptaan akan dipulihkan dengan sempurna juga.

Karena Allah sangat mengasihi isi dunia ini, sehingga diberikan-Nya Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya, tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia ini bukan untuk menghukum dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.Yohanes 3:16-17

Jadi, saya berdoa bagi Saudara yang bukan-Yahudi supaya Allah yang memberi pengharapan kepada Saudara akan menjadikan Saudara bersukacita dan penuh kedamaian sebagaimana Saudara percaya kepada-Nya. Saya berdoa agar Allah menolong, supaya Saudara dilimpahi pengharapan dalam Dia oleh kuasa Roh Kudus yang di dalam Saudara.Roma 15:13

Ketika dosa-dosa kita diampuni dan hubungan kita dengan Allah dipulihkan, kita dapat hidup dalam damai dan harapan. Kita dapat memiliki tujuan hidup yang telah dibaharui, untuk mengetahui, percaya, dan melayani Allah dalam semua yang kita lakukan.

Dalam hal apa mempercayai Allah mengubah pandanganmu tentang masa-masa sulit dalam hidup?

•••••••••••••••••••••••••••

HARI KE-28 ••••

Page 33: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Hidup dengan BaikSangat sulit untuk hidup dengan baik selama pandemi COVID-19. Bahkan tugas hidup sehari-hari yang rutin pun tidak sama. Tepat ketika saya pikir sudah mengetahui semuanya; segalanya berubah lagi.

Saya selalu bisa mengulurkan tangan dan membantu orang lain, tetapi saat ini saya tidak tahu apa yang dibutuhkan atau apa yang bisa saya lakukan untuk membantu mereka.

Allah menciptakan kita untuk menjadi rekan kerja-Nya dalam menunjukkan kasih-Nya dan memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan.

Jadi, tidak mengherankan bahwa kita merasa puas ketika kita dapat berkontribusi untuk kesejahteraan orang lain, Allah menciptakan kita untuk itu.

TUHAN dekat kepada orang yang hancur hatinya. Ia menyelamatkan orang yang dengan rendah hati menyesali dosanya.Mazmur 34:18

Ketika Yesus datang ke bumi, Dia murah hati, baik hati, dan menghibur banyak orang. Dengan menolong orang lain, dia menunjukkan kepada kita bagaimana hidup dengan baik dengan mengasihi dengan baik.

ROH TUHAN Allah ada di atasku; TUHAN telah mengurapi aku untuk mengabarkan Berita Kesukaan kepada yang miskin. Ia telah mengutus aku untuk menyembuhkan yang hancur hatinya dan memaklumkan bahwa yang tertawan akan dimerdekakan, yang buta akan melihat, dan orang-orang dalam penjara akan dilepaskan.TUHAN telah siap untuk memberikan berkat kepada semua yang datang kepada-Nya. Sesungguhnya tahun kesukaan oleh karena kemurahan TUHAN sudah tiba bagi mereka, dan juga hari Ia akan mencurahkan murka-Nya ke atas musuh-musuh mereka. Kepada semua yang berkabung di Israel Ia akan memberikan: Mahkota sebagai ganti abu, Minyak untuk pesta (sukacita), sebagai ganti kain kabung (dukacita), Puji-pujian sebagai ganti hati yang tertekan, Sesungguhnya mereka akan disebut ‘pohon tarbantin kebenaran,’ yang kuat dan indah, yang telah ditanam TUHAN untuk kemuliaan-Nya sendiri.Yesaya 61: 1-3

Kesembuhan, kebaikan, dan penghiburan apa yang telah kamu terima dari Allah?

Dengan cara apa kamu dapat membagikan kepedulian penuh kasih itu kepada orang lain?

••••••••••••••••••••••••••••

HARI KE-29 •••

Page 34: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Kekuatan untuk Hari EsokSulit bagi saya untuk menghadapi COVID-19. Tapi sangatlah menyakitkan bagi orang-orang yang kehilangan orang yang dicintai dan bagi orang lain yang hancur keuangannya.

Kita semua menantikan akhir dari penyakit ini, tetapi saya khawatir bahwa kita mungkin harus berhadapan dengan penyakit ini untuk waktu yang lama.

Saya harap kita memiliki kekuatan untuk apa pun yang akan kita hadapi.

Pandemi seperti COVID-19 tidak akan berakhir begitu saja. Melanjutkan dan membangun kembali kehidupan membutuhkan waktu. Tanpa perawatan yang dapat menyembuhkan dan vaksin yang dapat mencegah COVID-19, ancaman penyakit ini menghantui kita.

Hidup dengan ketidakpastian itu akan mengingatkan kita terus menerus betapa sedikitnya kendali kita atas apa yang akan terjadi pada hari esok. Tetapi Alkitab meyakinkan kita bahwa Allah adalah harapan dan kekuatan kita, apa pun yang terjadi. Percayalah bahwa Allah akan menguatkan gereja untuk memenuhi tujuannya dalam membuat Allah dikenal, bahkan di tengah-tengah penderitaan yang besar, Paulus menulis:

Saya berdoa, supaya dari kekayaan-Nya yang penuh kemuliaan dan tidak terbatas itu, Ia akan menguatkan Saudara dengan kuasa Roh Kudus. Saya berdoa kiranya Kristus makin lama makin senang berdiam dalam hati Saudara karena iman Saudara kepada-Nya. Semoga Saudara berurat berakar dalam kasih Allah yang ajaib itu; semoga Saudara dapat merasakan dan mengerti, seperti yang layak bagi semua anak Allah, betapa panjang, betapa lebar, betapa dalam, dan betapa tinggi sesungguhnya kasih-Nya itu; dan semoga Saudara sendiri mengalami kasih itu (walaupun kasih itu demikian besar, sehingga Saudara tidak akan pernah melihat kesudahannya, atau benar-benar memahaminya). Dengan demikian, akhirnya Saudara akan dipenuhi dengan Allah sendiri.

Segala kemuliaan bagi Allah. Dengan kuasa-Nya yang bekerja di dalam kita, Ia dapat melakukan jauh lebih banyak hal daripada yang berani kita bayangkan -- sama sekali melebihi segala doa, keinginan, pikiran, dan pengharapan kita. Kemuliaan bagi Allah di dalam jemaat melalui Yesus Kristus turun-temurun sampai selamalamanya. Amin.Efesus 3:16–21

Tidak ada yang mengetahui kesenangan atau bahaya apa yang akan terjadi besok. Kita tahu bahwa Allah mengasihi kita lebih dari yang dapat kita bayangkan dan bahwa kuasa-Nya adalah kekuatan kita untuk apa pun yang akan kita hadapi.

Dengan cara apa janji kekuatan dan tujuan Allah bagi hidupmu memengaruhi bagaimana kamu menghadapi masa depan yang tidak pasti?

•••••••••••••••••••••••••••••

HARI KE-30 ••

Page 35: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Kamu mungkin pernah mengalami rasa sakit dan kehilangan sebelumnya, tetapi pandemi ini telah mengubah hidupmu dengan cara yang lebih dalam. Rasa sakit dan kehilangan memengaruhi setiap bagian dari kehidupan kita, dan kehilangan kendali itu menyakitkan. Entah bagaimana, kita yakin bahwa kekacauan ini tak pernah direncanakan.

Ketika dunia diciptakan, ciptaan Allah adalah tempat yang damai. Itu adalah tempat di mana manusia menikmati hubungan yang harmonis dengan-Nya saat mereka merawat ciptaan-Nya yang baik.

Tetapi kemudian manusia-manusia itu memutuskan bahwa jalan mereka lebih baik daripada jalan Allah. Mereka memilih jalan yang mencemari semua hubungan manusia, dengan Allah, dengan sesama, dan dengan ciptaan-Nya, dengan dosa dan kematian. Rasa sakit, perjuangan, kehancuran, dan patah hati telah mencemari hubungan manusia sejak saat itu.

Namun Allah ingin mengembalikan ciptaan-Nya, jadi dia memilih sekelompok orang, orang-orang Israel, untuk menunjukkan kasih-Nya kepada dunia. Tetapi orang Israel terus berusaha untuk menjadi bagian dari pemecahan masalah, dan masalahnya tetap ada. Namun Allah tidak menyerah.

Dia mengirim Putra tunggal-Nya, Yesus, ke dunia sebagai Mesias orang Israel, raja mereka. Yesus datang untuk menunjukkan seperti apa rancangan semula manusia. Dia datang untuk melakukan apa yang gagal dilakukan orang Israel:

untuk menunjukkan kasih Allah bagi seluruh umat manusia. Dan dia menjadi Raja dan Juru Selamat dunia.

Alih-alih menyerah pada dosa dan mati seperti manusia lainnya, Yesus menghadapi dan mengalahkan maut. Bagaimana dia melakukannya?

Yesus memberitakan kedatangan kerajaan Allah. Namun, para raja dan penguasa tidak menyukai ancaman yang ditimbulkan-Nya terhadap kekuasaan mereka. Mereka mempertahankan kekuasaan mereka melalui maut. Bahkan, untuk mengalahkan-Nya, mereka menggunakan kekuatan maut ketika mereka menyalib-Nya di kayu salib supaya mati.

Tetapi setelah tiga hari, kekuatan mereka hilang. Yesus bangkit dari kematian dan menunjukkan bahwa kuasa kebangkitan Allah lebih besar daripada dosa dan maut. Kasih dan kehidupan Allah mengalahkan kekuatan jahat ini.

Ketika kita menghadapi ancaman gelap seperti yang sedang kita alami, kita tidak dipanggil untuk mengabaikan kegelapan. Sebaliknya, Allah memberi kita kisah harapan, sebuah kisah di mana terang mengalahkan kegelapan.

Kita semua telah menjadi bagian dari kegelapan ini, memilih untuk mengikuti pikiran dan keinginan kita sendiri dan bukan pikiran dan keinginan Allah. Tetapi sama seperti Allah berencana memperbarui ciptaan-Nya, Dia ingin mengembalikanmu kedalam rancangan semulamu dan untuk mengampuni dosa-dosamu sehingga kamu dapat membawa kehidupan baru ini ke seluruh dunia-Nya.

Tujuan Allah adalah untuk memperbarui semua ciptaan, sehingga dunia tidak lagi menderita bencana dan kehancuran. Dalam ciptaan baru, tempat tinggal Allah adalah di antara umat-Nya, dan Dia akan tinggal bersama mereka dan menjadi Allah mereka. “Ia akan menghapuskan semua air mata; tidak ada lagi maut, dukacita, tangisan, ataupun kesakitan. Semuanya telah lenyap untuk selama-lamanya” (dari kitab Wahyu).

Saat ini, Allah ingin menemuimu dalam situasimu dan menghiburmu. Tetapi dia juga ingin kamu mengikuti-Nya keluar dari kegelapan dan menjadi pembawa cahaya-Nya di dunia ini. Masih banyak rasa sakit di dunia. Ada begitu banyak orang yang membutuhkan harapan yang sama dan perlu tahu bahwa Yesus memberi kita kemenangan atas kegelapan.

Kita tidak bisa melakukan ini sendirian. Allah telah memberi kita Roh-Nya untuk tinggal bersama kita, memberikan Firman-Nya untuk menceritakan kisah itu kepada kita, dan memberikan sesama untuk saling berbagi kehidupan. Jadi kami mendorong kamu untuk mengundang Roh-Nya ke dalam hidupmu, menemukan kelompok pengikut Yesus di mana kamu dapat bergabung, dan mendapatkan Firman-Nya untuk kamu renungkan.

COVID-19 telah mengubah seluruh dunia kita

Page 36: BAHASA INDONESIA: WYWWC-SE Edisi Khusus

Didirikan pada tahun 1809 di New York City, Biblica menerjemahkan Alkitab dan menyediakan program berbasis Alkitab untuk mempromosikan pengetahuan dan keterlibatan yang lebih dalam dengan Alkitab. Kami membantu orang mendapatkan Alkitab, dan memahami cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Biblica sekarang melayani di 55 negara, menjangkau lebih dari 100 juta orang dengan Firman Allah setiap tahun. Kami berdoa agar kamu mengalami kuasa yang dapat mengubah kehidupan yang hanya bisa didapat dari Firman Allah.

Ketika Seluruh Duniamu BerubahTM Edisi KhususHak cipta © 2020 by Biblica, Inc. Semua hak dilindungi di seluruh dunia.

When Your Whole World ChangesTM Special Edition (Indonesian)Copyright © 2020 by Biblica, Inc. All rights reserved worldwide.

Kutipan Kitab Suci dari Firman Allah Yang HidupTM, Perjanjian Baru

Hak Cipta © 1975, 1989, 2020 by Biblica, Inc. Digunakan dengan izin. Semua hak dilindungi di seluruh dunia.

“Biblica”, “Biblica Logo” dan “International Bible Society” adalah merek dagang yang terdaftar di Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat oleh Biblica, Inc.

“Biblica”, “International Bible Society” and the Biblica Logo are trademarks registered in the United States Patent and Trademark Office by Biblica, Inc.

Didirikan pada tahun 2011, Institut Bencana Kemanusiaan (Humanitarian Disaster Institute, HDI) Wheaton College adalah pusat penelitian bencana akademik berbasis agama pertama di negara ini. Misi kami adalah untuk membantu gereja mempersiapkan dan membantu dunia yang penuh dengan bencana. Kami menggunakan penelitian kami untuk menciptakan sumber daya dan acara yang ditujukan untuk siswa, korban, pembantu, dan peneliti. Pada tahun 2018, HDI meluncurkan M.A. dalam bidang kemanusiaan & Disaster Leadership di Wheaton College untuk mempersiapkan generasi berikutnya dari para profesional kemanusiaan dan bencana untuk memimpin dengan iman dan kerendahan hati, memanfaatkan praktik berbasis bukti, dan melayani yang paling rentan dan gereja secara global.