bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan

5
Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan dan Bahasa Negara Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam masa perjuangan kemerdekaan, bahasa Indonesia berhasil membangkitkan diri menggalang semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan” sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Kenyataan sejarah itu berarti bahwa bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah berfungsi secara efektif sebagai alat komunikasi antarsuku, antardaerah, dan bahkan antarbudaya. Sebagai akibat dari ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia yang memiliki peran yang sangat menentukan sebagai alat komunikasi dalam peri kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam hubungan ini, bahasa Indonesia tidak hanya digunakan sebagai bahasa resmi dalam penyelenggaraan kehidupan negara dan pemerintahan, tetapi juga sebagai bahasa pengantar pada jenis dan jenjang pendidikan, sebagai bahasa perhubungan nasional (terutama dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional), sebagai sarana pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara masih harus terus dimantapkan dan dikaji ulang. Pada dasarnya peran atau fungsi bahasa Indonesia dari waktu ke waktu boleh dikatakan tidak mengalami perubahan. Artinya, rincian peran bahasa Indonesia, sekurang-kurangnya yang telah disinggung

Upload: nindya-anggi-wulandari

Post on 07-Aug-2015

198 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan dan Bahasa Negara

Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan

kehidupan bangsa Indonesia. Dalam masa perjuangan kemerdekaan, bahasa Indonesia berhasil

membangkitkan diri menggalang semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam

mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan” sebagaimana tercantum

dalam pembukaan UUD 1945. Kenyataan sejarah itu berarti bahwa bahwa bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan telah berfungsi secara efektif sebagai alat komunikasi antarsuku,

antardaerah, dan bahkan antarbudaya.

Sebagai akibat dari ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, bahasa

Indonesia yang memiliki peran yang sangat menentukan sebagai alat komunikasi dalam peri

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam hubungan ini, bahasa Indonesia

tidak hanya digunakan sebagai bahasa resmi dalam penyelenggaraan kehidupan negara dan

pemerintahan, tetapi juga sebagai bahasa pengantar pada jenis dan jenjang pendidikan, sebagai

bahasa perhubungan nasional (terutama dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan nasional), sebagai sarana pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara masih harus

terus dimantapkan dan dikaji ulang. Pada dasarnya peran atau fungsi bahasa Indonesia dari

waktu ke waktu boleh dikatakan tidak mengalami perubahan. Artinya, rincian peran bahasa

Indonesia, sekurang-kurangnya yang telah disinggung tadi, boleh dikatakan berlaku sepanjang

masa selama bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

Sejarah Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

Home » Goresan Pena , Sejarah Dan Budaya » Sejarah Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

Sebagai warganegara Indonesia menurut saya wajib bagi kita untuk mengetahui sejarah bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Page 2: Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

Sejarah Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya

sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai

lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern.

Kongres Bahasa Indonesia pertama telah menetapkan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa

Melayu Riau, begitu pula dengan negara serumpun lain seperti Malaysia mengakui bahwa bahasa

Melayu standar adalah bahasa Melayu Riau-Johor.

Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19, namun mengalami perkembangan

akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan di awal abad ke-20. Hingga saat ini,

bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui

penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Fonologi dan tata bahasa bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Dasar-dasar yang penting untuk

komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.

Meskipun saat ini dipahami oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia tidak menduduki

posisi sebagai bahasa ibu bagi mayoritas penduduknya. Sebagian besar warga Indonesia berbahasa

daerah sebagai bahasa ibu. Penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari

(kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Namun

demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di surat kabar, media

elektronika, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya sehingga

dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

Kerajaan Sriwijaya (dari abad ke-7 Masehi) memakai bahasa Melayu (sebagai bahasa Melayu Kuno)

sebagai bahasa kenegaraan. Hal ini diketahui dari empat prasasti berusia berdekatan yang ditemukan di

Sumatera bagian selatan peninggalan kerajaan itu. Pada saat itu bahasa Melayu yang digunakan

bertaburan kata-kata pinjaman dari bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa perdagangan di kepulauan ini

Page 3: Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

(Nusantara), para pedagangnya membuat orang-orang yang berniaga terpaksa menggunakan bahasa

Melayu, walaupun secara kurang sempurna. Hal ini melahirkan berbagai varian lokal dan temporal, yang

secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti. Penemuan prasasti berbahasa Melayu

Kuno di Jawa Tengah (berangka tahun abad ke-9) dan di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10

menunjukkan adanya penyebaran penggunaan bahasa ini di Pulau Jawa. Keping Tembaga Laguna yang

ditemukan di dekat Manila, Pulau Luzon, berangka tahun 900 Masehi juga menunjukkan keterkaitan

wilayah itu dengan Sriwijaya.

Kajian linguistik terhadap sejumlah teks menunjukkan bahwa paling sedikit terdapat dua dialek bahasa

Melayu Kuno yang digunakan pada masa yang berdekatan. Sayang sekali, bahasa Melayu Kuna tidak

meninggalkan catatan dalam bentuk kesusasteraan meskipun laporan-laporan dari Tiongkok

menyatakan bahwa Sriwijaya memiliki perguruan agama Buddha yang bermutu.

Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena

dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya

terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Alfred

Russel Wallace menuliskan di Malay Archipelago bahwa "penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa

tersendiri yang bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari negara-negara lain, sehingga

bahasa orang Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan dipuji di seluruh dunia Timur. Bahasa mereka

adalah bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda." Selanjutnya, Jan Huyghen van Linschoten, di

dalam buku Itinerario ("Perjalanan") karyanya, menuliskan bahwa "Malaka adalah tempat

berkumpulnya nelayan dari berbagai negara. Mereka lalu membuat sebuah kota dan mengembangkan

bahasa mereka sendiri, dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari segala bahasa di sekitar mereka.

Kota Malaka, karena posisinya yang menguntungkan, menjadi bandar yang utama di kawasan tenggara

Asia, bahasanya yang disebut dengan Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling pas di antara

bahasa-bahasa di Timur Jauh". Di Timor Leste, bahasa Indonesia adalah bahasa kerja (working

language).