bahan tugas farmakognosi
TRANSCRIPT
7/22/2019 bahan tugas farmakognosi
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 1/8
1. Jamu (Empirical-based herbal medicine)
Obat-obatan yang tergolong jamu dikemas dan diberi lambang sebagai berikut:(kiri=lambang lama,
kanan=lambang baru)*
Definisi:
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk
seduhan, pil, maupun cairan yang berisi seluruh bahan nabati atau hewani yang menjadi penyusun
jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Bahan-bahan jamu bukan merupakan hasil
ekstraksi/isolasi bahan aktifnya saja. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep
peninggalan leluhur yang disusun dari campuran berbagai tumbuhan obat atau sumber hewani yang
jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5-10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan
pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah
digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun,
telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
Jamu harus memenuhi kriteria:
Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Jenis klaim penggunaan:
Harus sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya yaitu tingkat
umum dan medium
Harus diawali dengan kata-kata: “Secara tradisional digunakan untuk…” atau sesaui dengan yang
disetujui pada pendaftaran2. Obat Herbal Terstandar (Scientific-based herbal medicine)
Obat-obatan yang tergolong herbal terstandar dikemas dan diberi lambang sebagai
berikut: (kiri=lambang lama, kanan=lambang baru)*
Definisi:
7/22/2019 bahan tugas farmakognosi
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 2/8
Herbal terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam
yang dapat berupa tumbuhan obat, hewan, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini
dibutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga relatif mahal, ditambah dengan tenaga
kerja yang mendukung, dengan pengetahuan maupun keterampilan pembuatan ekstrak. Selain
proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian
ilmiah berupa penelitian-penelitian praklinik (uji menggunakan hewan coba), dengan mengikuti
standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tumbuhan obat, standar
pembuatan ekstrak dari sumber hewani, dan standar pembuatan obat tradisional yang higienis.
Herbal terstandar harus melewati uji toksisitas akut maupun kronis (keamanan), kisaran dosis,
farmakologi dinamik (manfaat), dan teratogenik (keamanan terhadap janin).
Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria:
Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/praklinik
Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Jenis klaim penggunaan:
Harus sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium
3. Fitofarmaka (Clinical-based herbal medicine) Obat-obatan yang tergolong herbal terstandar dikemas dan diberi lambang sebagai
berikut: (kiri=lambang lama, kanan=lambang baru)*
Definisi:
Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan denganobat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah dari
penelitian praklinik sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria yang memenuhi syarat
ilmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, dan
tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi
medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa
didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara
ilmiah. Di samping itu obat herbal jauh lebih aman dikonsumsi apabila dibandingkan dengan obat-
obatan kimia karena memiliki efek samping yang relatif sangat rendah. Obat tradisional semakin
banyak diminati karena ketersediaan dan harganya yang terjangkau.
7/22/2019 bahan tugas farmakognosi
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 3/8
Fitofarmaka harus memenuhi kriteria:
Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik
Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Jenis klaim penggunaan:
Harus sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium
1. Jamu (Empirical based herbal medicine)
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk
seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut
serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep
peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak,
berkisar antara 5 – 10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah
sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-
menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan
keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
Jamu harus memenuhi kriteria :
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;
b. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris;
c. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya yaitu
tingkat pembuktian umum dan medium. Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata – kata :
“Secara tradisional digunakan untuk …”, atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran.
Logo Jamu :
Logo “Ranting daun terletak dalam lingkaran”, ditempatkan dibagian atas kiri dari wadah /
pembungkus/brosur, dicetak warna hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok
kontras dengan warna logo. Tulisan “Jamu” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna
hitam di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan “Jamu”.
2. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine)
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa
tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan
yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan
pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan tehnologimaju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-
7/22/2019 bahan tugas farmakognosi
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 4/8
penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak
tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun
kronis.
Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria :
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;
b. Klaim kasiat dibuktikan secara ilmiah/pra klinik;
c. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi;
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat
pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium.
Logo Obat Herbal Terstandar :
Logo Obat Herbal Terstandar harus mencantumkan logo dan tulisan “Obat Herbal Terstandar” . Logo
berupa “Jari- jari Daun (3 Pasang) Terletak dalam lingkaran”, dan ditempatkan dibagian atas kiri
wadah/pembungkus/brosur; dicetak warna hijau diatas dasar warna putih atau warna lain yang
menyolok kontras dengan warna logo; tulisan “Obat Herbal Terstandar” harus jelas dan mudah
dibaca, dicetak dengan warna hitam diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok .
3. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern
karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan
uji klinik pada manusia.. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk
menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untukmenggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.
Fitofarmaka harus memenuhi kriteria :
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;
b. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik;
c. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi;
d. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan tinggi. Fitofarmaka harus
mencantumkan logo dan tulisan “Fitofarmaka”
Logo Fitofarmaka:
Logo berupa “Jari- jari daun (yang kemudian membentuk bintang)”, dan ditempatkan pada bagian
atas kiri dari wadah/pembungkus/brosur; dicetak warna hijau diatas dasar putih atau warna lain
yang menyolok kontras dengan warna logo; tulisan “Fitofarmaka” harus jelas dan mudah dibaca,
dicetak dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras
dengan tulisan “Fitofarmaka”.
7/22/2019 bahan tugas farmakognosi
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 5/8
Simplisia sebagai bahan baku harus memenuhi 3 parameter mutu umum (nonspesifik) suatu
bahan yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian, aturan penstabilan (wadah, penyimpanan,
distribusi)
Simplisia sebagai bahan dan produk siap pakai harus memenuhi trilogi Quality-Safety-Efficacy
Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang berkontribusi terhadap respon biologis,harus memiliki spesifikasi kimia yaitu komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan (Depkes RI,
1985).
Kontrol kualitas merupakan parameter yang digunakan dalam proses standardisasi suatu simplisia.
Parameter standardisasi simplisia meliputi parameter non spesifik dan spesifik. Parameter
nonspesifik lebih terkait dengan faktor lingkungan dalam pembuatan simplisia sedangkan parameter
spesifik terkait langsung dengan senyawa yang ada di dalam tanaman. Penjelasan lebih lanjut
mengenai parameter standardisasi simplisia sebagai berikut:
1. Kebenaran simplisia
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan dengan cara organoleptik, makroskopik dan mikroskopik.Pemeriksaan organoleptik dan makroskopik dilakukan dengan menggunakan indera manusia dengan
memeriksa kemurnian dan mutu simplisia dengan mengamati bentuk dan ciri-ciri luar serta warna
dan bau simplisia. Sebaiknya pemeriksaan mutu organoleptik dilanjutkan dengan mengamati ciri-ciri
anatomi histologi terutama untuk menegaskan keaslian simplisia.
1. Parameter non spesifik
Parameter non spesifik meliputi uji terkait dengan pencemaran yang disebabkan oleh pestisida,
jamur, aflatoxin, logam berat, penetapan kadar abu, kadar air, kadar minyak atsiri, penetapan susut
pengeringan.
1. Parameter spesifik
Parameter ini digunakan untuk mengetahui identitas kimia dari simplisia.Uji kandungan kimia
simplisia digunakan untuk menetapkan kandungan senyawa tertentu dari simplisia. Biasanya
dilkukan dengan analisis kromatografi lapis tipis (Depkes RI, 1985).
Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis
dengan menyebutkan nama genus atau spesies nama tananman, diikuti nama bagian tanaman yang
digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisisa nabati yang diperoleh dari beberapa macam
tanaman dan untuk eksudat nabati.
Contoh :
1. genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi Herba, Zingiberis
Rhizoma.
7/22/2019 bahan tugas farmakognosi
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 6/8
2. Petunjuk spesies + nama bagian tanaman : Belladonnae Herba, Serpylli Herba.
3. Genus+petunjuk spesies+nama bagian tanaman : Capsici frutescentis Fructus.
Keterangan : Nama spesies terdiri dari genus + petunjuk spesiesContoh :
Nama spesies : Cinchona succirubra
Nama genus : Cinchona
Petunjuk species : succirubra
Tata Nama Simplisia
Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis
dengan menyebutkan nama genus atau spesies nama tananman, diikuti nama bagian tanaman
yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisisa nabati yang diperoleh dari beberapa
macam tanaman dan untuk eksudat nabati.
Contoh
1. Genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi Herba,
Zingiberis Rhizoma.
2. Petunjuk spesies + nama bagian tanaman : Belladonnae Herba, Serpylli Herba.
3. Genus+petunjuk spesies+nama bagian tanaman : Capsici frutescentis Fructus.
http://belajar-farmasi.blogspot.com/2008/01/tata-nama-simplisia.html
Tata Nama Latin Tanaman
1. Nama latin tananman terdidri dari 2 kata, kata pertama mennnjukkan genus dan
kata kedua menunjukkan spesies, misalnya nama latin pada Oryza sativa, jadi Oryzaadalah genusnya sedangkan sativa adalah spesiesnya. Huruf pertama dari genus ditulis
dengan huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil.
2. Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3
kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-). Contoh : Hibiscus rosa-
sinensis
3. Kadang-kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang
berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru
menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok
dengan uraian morfologis tersebut.
7/22/2019 bahan tugas farmakognosi
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 7/8
http://belajar-farmasi.blogspot.com/2008/01/tata-nama-latin-tanaman.html
Tatanama (Nomenclature)
Tata nama atau nomenklatur (bahasa Inggris: nomenclature) berasal dari bahasa
Latin : nomen untuk penamaan atau calare bagi sebuah penyebutan dalam bahasa
Yunani: ονοματοκλήτωρ yang berasal dari kata όνομα atau onoma yang sama berarti
dengan bahasa Inggris kuno :nama dan bahasa Jerman kuno :namo adalah merujuk pada
persyaratan, sistem prinsip-prinsip dasar, prosedur dan persyaratan yang berkaitan dengan
penamaan yang dapat merupakan pembakuan kata atau frase penugasan untuk objek
tertentu. [1]
http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_nama
Kebanyakan obat gubal berasal dari tumbuhan. Nama tumbuhan obat sering dalam bahasa Latin
Famasi. Di negara yang menggunakan bahasa Inggris, biasanya sering digunakan nama Inggris.
Nama Latin biasanya kata pertama menunjukkan marga (genus) dan kata kedua menunjukkan
jenis (species) tumbuhan, demikian pula bagian tumbuhan yang digunakan. Kata ini yang
digunakan untuk menunjukkan bagian tanaman:
* Radix : akar (root), sering tidak sama dengan konsep botani. Namanya radix ternyata
merupakan rhizomes (akar tinggal).
* Rhizoma : akar tinggal (rhizome), batang di dalam tanah, biasanya mempunyai akar lateral.
* Tuber : bagian di dalam tanah yang mengandung nutrisi, yang secara botani merupakan
akar/rhizoma. Tuber adalah bagian tumbuhan yang menebal, utamanya terdiri dari parenkim
tempat menyimpan makanan (biasanya pati/amilum) dan dengan sedikit bagian yang berkayu.
* Bulbus : onion, umbi Iapis. Secara botani umbi Iapis adalah batang, yang diselimuti dengan daun
bernutrisi yang biasanya hanya sedikit mengandung klorofil.
* Lignum : wood, kayu. Secara botani adalah bagian xilem yang berkayu. Namun sering keliru,
misalnya Quassiae Iignum juga mengandung kulit batang yang tebal, walaupun hanya sebagian
kecil.
* Cortex : bark, kulit kayu. Berupa seluruh jaringan di luar kambium. Dapat berasal dan akar,
batang, dan cabang.
* Folium : leaf, daun terdiri dari daun tengah pada tumbuhan.
* Flos : flower, bunga yang terdiri dari bunga tunggal atau seluruh karangan bunga.
* Fructus : fruit, buah yang berupa buah yang belum masak, sudah tua belum masak, sudah
masak.
* Pericarpium : fruit peel, kulit buah.
7/22/2019 bahan tugas farmakognosi
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 8/8
* Semen : seed, biji terdiri dan seluruh biji atau biji tanpa kulit.
* Herba : herb, Bagian tumbuhan di atas tanah (aerial parts) terdiri dari batang, daun, bunga, dan
buah.
* Aetheroleum : essential oil, volatile oil. Minyak atsiri (minyak menguap, minyak terbang) adalah
produk yang berasal dari tumbuhan atau bagiannya yang berbau khas yang terdiri banyak
komponen yang komplek dan bersifat menguap.
* Oleum : oil, minyak lemak (fixed oil) yang berasal dari tumbuhan yang dipisahkan dengan
pengepresan.
* Pyroleum : tar, dibuat dengan destilasi kering bahan tumbuhan.
* Resina : resin, yaitu produk dan sekret tumbuhan tertentu atau hasil destilasi balsam, yaituresidu penyulingan balsam.
* Balsamum : balsam, Ianutan resin dalam minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan tertentu.
http://data-farmasi.blogspot.com/2010/06/tata-nama-dan-produksi-obat-gubal.html
http://farmasikita.wordpress.com/2009/02/15/tata-nama-simplisia/
A. Vitamin C (asam askorbat) dapat disintesis oleh kebanyakan hewan kecuali manusia,
primata lain, marmut, kelelawar, dan beberapa burung.B. Heparin biasanya diekstrak dari mukosa usus babi atau sapi, ada dalam sel mast. Ini
adalah antikoagulan darah dan digunakan secara klinis untuk mencegah atau mengobati
trombosis vena. Hal ini diberikan melalui suntikan atau infus intravena.
C. Chondroitin sulfat biasanya berasal dari tulang rawan babi atau sapi, hiu dan ikan tulang
rawan juga digunakan.
D. Hyaluronic acid (Hyaluronan) diekstrak dari sisir ayam atau bakteri Streptococcus.
E. Streptomisin dihasilkan oleh budaya dari Streptomyces griseus, dan terutama aktif
terhadap organisme Gram-negatif. Karena sifat beracun itu jarang digunakan dalam
kedokteran modern kecuali terhadap strain yang resisten terhadap Mycobacterium
tuberculosis dalam pengobatan TB.
F. Gentamisin adalah campuran antibiotik yang diperoleh dari Micromonospora purpurea.
Fermentasi menghasilkan campuran gentamicins A, B, dan C, dari mana gentamisin C
dipisahkan untuk penggunaan obat.
G. kanamycins adalah campuran aminoglikosida dihasilkan oleh Streptomyces
kanamyceticus, namun telah digantikan oleh obat lain