bahan tugas farmakognosi

8
1. Jamu (Empirical-based herbal medicine)  Obat-obatan yang tergolong jamu dikemas dan diberi lambang sebagai berikut: (kiri=lambang lama, kanan=lambang baru)* Definisi:  Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, maupun cairan yang berisi seluruh bahan nabati atau hewani yang menjadi penyusun  jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Bahan-bahan jamu bukan merup akan hasil ekstraksi/isolasi bahan aktifnya saja. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari campuran berbagai tumbuhan obat atau sumber hewani yang  jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5-10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu. Jamu harus memenuhi kriteria:  Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan  Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris  Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku Jenis klaim penggunaan:  Harus sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya yaitu tingkat umum dan medium  Harus diawali dengan kata-kata: “Secara tradisional digunakan untuk…” atau sesaui dengan yang disetujui pada pendaftaran 2. Obat Herbal Terstandar (Scientific-based herbal medicine)  Obat-obatan yang tergolong herbal terstandar dikemas dan diberi lambang sebagai berikut: (kiri=lambang lama, kanan=lambang baru)* Definisi:  

Upload: rahayu-maulida-r

Post on 10-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bahan tugas farmakognosi

7/22/2019 bahan tugas farmakognosi

http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 1/8

1. Jamu (Empirical-based herbal medicine) 

Obat-obatan yang tergolong jamu dikemas dan diberi lambang sebagai berikut:(kiri=lambang lama,

kanan=lambang baru)* 

Definisi: 

Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk

seduhan, pil, maupun cairan yang berisi seluruh bahan nabati atau hewani yang menjadi penyusun

 jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Bahan-bahan jamu bukan merupakan hasil

ekstraksi/isolasi bahan aktifnya saja. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep

peninggalan leluhur yang disusun dari campuran berbagai tumbuhan obat atau sumber hewani yang

 jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5-10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan

pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah

digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun,

telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.

Jamu harus memenuhi kriteria: 

  Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

  Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris

  Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

Jenis klaim penggunaan: 

  Harus sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya yaitu tingkat

umum dan medium

  Harus diawali dengan kata-kata: “Secara tradisional digunakan untuk…” atau sesaui dengan yang

disetujui pada pendaftaran2. Obat Herbal Terstandar (Scientific-based herbal medicine) 

Obat-obatan yang tergolong herbal terstandar dikemas dan diberi lambang sebagai

berikut: (kiri=lambang lama, kanan=lambang baru)* 

Definisi: 

Page 2: bahan tugas farmakognosi

7/22/2019 bahan tugas farmakognosi

http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 2/8

Herbal terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam

yang dapat berupa tumbuhan obat, hewan, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini

dibutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga relatif mahal, ditambah dengan tenaga

kerja yang mendukung, dengan pengetahuan maupun keterampilan pembuatan ekstrak. Selain

proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian

ilmiah berupa penelitian-penelitian praklinik (uji menggunakan hewan coba), dengan mengikuti

standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tumbuhan obat, standar

pembuatan ekstrak dari sumber hewani, dan standar pembuatan obat tradisional yang higienis.

Herbal terstandar harus melewati uji toksisitas akut maupun kronis (keamanan), kisaran dosis,

farmakologi dinamik (manfaat), dan teratogenik (keamanan terhadap janin).

Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria: 

  Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

  Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/praklinik

  Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi

  Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

Jenis klaim penggunaan: 

  Harus sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium

3. Fitofarmaka (Clinical-based herbal medicine) Obat-obatan yang tergolong herbal terstandar dikemas dan diberi lambang sebagai

berikut: (kiri=lambang lama, kanan=lambang baru)* 

Definisi: 

Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan denganobat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah dari

penelitian praklinik sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria yang memenuhi syarat

ilmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, dan

tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi

medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa

didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara

ilmiah. Di samping itu obat herbal jauh lebih aman dikonsumsi apabila dibandingkan dengan obat-

obatan kimia karena memiliki efek samping yang relatif sangat rendah. Obat tradisional semakin

banyak diminati karena ketersediaan dan harganya yang terjangkau.

Page 3: bahan tugas farmakognosi

7/22/2019 bahan tugas farmakognosi

http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 3/8

Fitofarmaka harus memenuhi kriteria: 

  Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

  Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik

  Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi

  Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

Jenis klaim penggunaan: 

  Harus sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium

1. Jamu (Empirical based herbal medicine)

Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk

seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut

serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep

peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak,

berkisar antara 5 – 10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah

sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-

menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan

keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.

Jamu harus memenuhi kriteria :

a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;

b. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris;

c. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Jenis klaim penggunaan sesuai dengan pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya yaitu

tingkat pembuktian umum dan medium. Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata – kata :

“Secara tradisional digunakan untuk …”, atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran. 

Logo Jamu :

Logo “Ranting daun terletak dalam lingkaran”, ditempatkan dibagian atas kiri dari wadah /

pembungkus/brosur, dicetak warna hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok

kontras dengan warna logo. Tulisan “Jamu” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna

hitam di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan “Jamu”. 

2. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine)

Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa

tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan

yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan

pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan tehnologimaju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-

Page 4: bahan tugas farmakognosi

7/22/2019 bahan tugas farmakognosi

http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 4/8

penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak

tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun

kronis.

Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria :

a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;

b. Klaim kasiat dibuktikan secara ilmiah/pra klinik;

c. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi;

Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat

pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium.

Logo Obat Herbal Terstandar :

Logo Obat Herbal Terstandar harus mencantumkan logo dan tulisan “Obat Herbal Terstandar” . Logo

berupa “Jari- jari Daun (3 Pasang) Terletak dalam lingkaran”, dan ditempatkan dibagian atas kiri

wadah/pembungkus/brosur; dicetak warna hijau diatas dasar warna putih atau warna lain yang

menyolok kontras dengan warna logo; tulisan “Obat Herbal Terstandar” harus jelas dan mudah

dibaca, dicetak dengan warna hitam diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok .

3. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)

Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern

karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan

uji klinik pada manusia.. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk

menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untukmenggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.

Fitofarmaka harus memenuhi kriteria :

a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;

b. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik;

c. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi;

d. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan tinggi. Fitofarmaka harus

mencantumkan logo dan tulisan “Fitofarmaka” 

Logo Fitofarmaka:

Logo berupa “Jari- jari daun (yang kemudian membentuk bintang)”, dan ditempatkan pada bagian

atas kiri dari wadah/pembungkus/brosur; dicetak warna hijau diatas dasar putih atau warna lain

yang menyolok kontras dengan warna logo; tulisan “Fitofarmaka” harus jelas dan mudah dibaca,

dicetak dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras

dengan tulisan “Fitofarmaka”. 

Page 5: bahan tugas farmakognosi

7/22/2019 bahan tugas farmakognosi

http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 5/8

 Simplisia sebagai bahan baku harus memenuhi 3 parameter mutu umum (nonspesifik) suatu

bahan yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian, aturan penstabilan (wadah, penyimpanan,

distribusi)

  Simplisia sebagai bahan dan produk siap pakai harus memenuhi trilogi Quality-Safety-Efficacy

  Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang berkontribusi terhadap respon biologis,harus memiliki spesifikasi kimia yaitu komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan (Depkes RI,

1985).

Kontrol kualitas merupakan parameter yang digunakan dalam proses standardisasi suatu simplisia.

Parameter standardisasi simplisia meliputi parameter non spesifik dan spesifik. Parameter

nonspesifik lebih terkait dengan faktor lingkungan dalam pembuatan simplisia sedangkan parameter

spesifik terkait langsung dengan senyawa yang ada di dalam tanaman. Penjelasan lebih lanjut

mengenai parameter standardisasi simplisia sebagai berikut:

1.  Kebenaran simplisia

Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan dengan cara organoleptik, makroskopik dan mikroskopik.Pemeriksaan organoleptik dan makroskopik dilakukan dengan menggunakan indera manusia dengan

memeriksa kemurnian dan mutu simplisia dengan mengamati bentuk dan ciri-ciri luar serta warna

dan bau simplisia. Sebaiknya pemeriksaan mutu organoleptik dilanjutkan dengan mengamati ciri-ciri

anatomi histologi terutama untuk menegaskan keaslian simplisia.

1.  Parameter non spesifik

Parameter non spesifik meliputi uji terkait dengan pencemaran yang disebabkan oleh pestisida,

 jamur, aflatoxin, logam berat, penetapan kadar abu, kadar air, kadar minyak atsiri, penetapan susut

pengeringan.

1.  Parameter spesifik

Parameter ini digunakan untuk mengetahui identitas kimia dari simplisia.Uji kandungan kimia

simplisia digunakan untuk menetapkan kandungan senyawa tertentu dari simplisia. Biasanya

dilkukan dengan analisis kromatografi lapis tipis (Depkes RI, 1985).

Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis

dengan menyebutkan nama genus atau spesies nama tananman, diikuti nama bagian tanaman yang

digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisisa nabati yang diperoleh dari beberapa macam

tanaman dan untuk eksudat nabati.

Contoh :

1. genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi Herba, Zingiberis

Rhizoma.

Page 6: bahan tugas farmakognosi

7/22/2019 bahan tugas farmakognosi

http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 6/8

2. Petunjuk spesies + nama bagian tanaman : Belladonnae Herba, Serpylli Herba.

3. Genus+petunjuk spesies+nama bagian tanaman : Capsici frutescentis Fructus.

Keterangan : Nama spesies terdiri dari genus + petunjuk spesiesContoh :

Nama spesies : Cinchona succirubra

Nama genus : Cinchona

Petunjuk species : succirubra

Tata Nama Simplisia

Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis

dengan menyebutkan nama genus atau spesies nama tananman, diikuti nama bagian tanaman

yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisisa nabati yang diperoleh dari beberapa

macam tanaman dan untuk eksudat nabati.

Contoh

1.  Genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi Herba,

Zingiberis Rhizoma.

2.  Petunjuk spesies + nama bagian tanaman : Belladonnae Herba, Serpylli Herba.

3.  Genus+petunjuk spesies+nama bagian tanaman : Capsici frutescentis Fructus.

http://belajar-farmasi.blogspot.com/2008/01/tata-nama-simplisia.html 

Tata Nama Latin Tanaman

1.  Nama latin tananman terdidri dari 2 kata, kata pertama mennnjukkan genus dan

kata kedua menunjukkan spesies, misalnya nama latin pada Oryza sativa, jadi Oryzaadalah genusnya sedangkan sativa adalah spesiesnya. Huruf pertama dari genus ditulis

dengan huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil.

2.  Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3

kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-). Contoh : Hibiscus rosa-

sinensis

3.  Kadang-kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang

berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru

menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok

dengan uraian morfologis tersebut.

Page 7: bahan tugas farmakognosi

7/22/2019 bahan tugas farmakognosi

http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 7/8

http://belajar-farmasi.blogspot.com/2008/01/tata-nama-latin-tanaman.html 

Tatanama (Nomenclature)

Tata nama atau nomenklatur (bahasa Inggris: nomenclature) berasal dari bahasa

Latin : nomen untuk penamaan atau calare bagi sebuah penyebutan dalam bahasa

Yunani: ονοματοκλήτωρ yang berasal dari kata όνομα atau onoma yang sama berarti

dengan bahasa Inggris kuno :nama dan bahasa Jerman kuno :namo adalah merujuk pada

persyaratan, sistem prinsip-prinsip dasar, prosedur dan persyaratan yang berkaitan dengan

penamaan yang dapat merupakan pembakuan kata atau frase penugasan untuk objek

tertentu. [1]

 http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_nama 

Kebanyakan obat gubal berasal dari tumbuhan. Nama tumbuhan obat sering dalam bahasa Latin

Famasi. Di negara yang menggunakan bahasa Inggris, biasanya sering digunakan nama Inggris.

Nama Latin biasanya kata pertama menunjukkan marga (genus) dan kata kedua menunjukkan

 jenis (species) tumbuhan, demikian pula bagian tumbuhan yang digunakan. Kata ini yang

digunakan untuk menunjukkan bagian tanaman:

* Radix : akar (root), sering tidak sama dengan konsep botani. Namanya radix ternyata

merupakan rhizomes (akar tinggal).

* Rhizoma : akar tinggal (rhizome), batang di dalam tanah, biasanya mempunyai akar lateral.

* Tuber : bagian di dalam tanah yang mengandung nutrisi, yang secara botani merupakan

akar/rhizoma. Tuber adalah bagian tumbuhan yang menebal, utamanya terdiri dari parenkim

tempat menyimpan makanan (biasanya pati/amilum) dan dengan sedikit bagian yang berkayu.

* Bulbus : onion, umbi Iapis. Secara botani umbi Iapis adalah batang, yang diselimuti dengan daun

bernutrisi yang biasanya hanya sedikit mengandung klorofil.

* Lignum : wood, kayu. Secara botani adalah bagian xilem yang berkayu. Namun sering keliru,

misalnya Quassiae Iignum juga mengandung kulit batang yang tebal, walaupun hanya sebagian

kecil.

* Cortex : bark, kulit kayu. Berupa seluruh jaringan di luar kambium. Dapat berasal dan akar,

batang, dan cabang.

* Folium : leaf, daun terdiri dari daun tengah pada tumbuhan.

* Flos : flower, bunga yang terdiri dari bunga tunggal atau seluruh karangan bunga.

* Fructus : fruit, buah yang berupa buah yang belum masak, sudah tua belum masak, sudah

masak.

* Pericarpium : fruit peel, kulit buah.

Page 8: bahan tugas farmakognosi

7/22/2019 bahan tugas farmakognosi

http://slidepdf.com/reader/full/bahan-tugas-farmakognosi 8/8

 

* Semen : seed, biji terdiri dan seluruh biji atau biji tanpa kulit.

* Herba : herb, Bagian tumbuhan di atas tanah (aerial parts) terdiri dari batang, daun, bunga, dan

buah.

* Aetheroleum : essential oil, volatile oil. Minyak atsiri (minyak menguap, minyak terbang) adalah

produk yang berasal dari tumbuhan atau bagiannya yang berbau khas yang terdiri banyak

komponen yang komplek dan bersifat menguap.

* Oleum : oil, minyak lemak (fixed oil) yang berasal dari tumbuhan yang dipisahkan dengan

pengepresan.

* Pyroleum : tar, dibuat dengan destilasi kering bahan tumbuhan.

* Resina : resin, yaitu produk dan sekret tumbuhan tertentu atau hasil destilasi balsam, yaituresidu penyulingan balsam.

* Balsamum : balsam, Ianutan resin dalam minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan tertentu.

http://data-farmasi.blogspot.com/2010/06/tata-nama-dan-produksi-obat-gubal.html 

http://farmasikita.wordpress.com/2009/02/15/tata-nama-simplisia/ 

A. Vitamin C (asam askorbat) dapat disintesis oleh kebanyakan hewan kecuali manusia,

primata lain, marmut, kelelawar, dan beberapa burung.B. Heparin biasanya diekstrak dari mukosa usus babi atau sapi, ada dalam sel mast. Ini

adalah antikoagulan darah dan digunakan secara klinis untuk mencegah atau mengobati

trombosis vena. Hal ini diberikan melalui suntikan atau infus intravena.

C. Chondroitin sulfat biasanya berasal dari tulang rawan babi atau sapi, hiu dan ikan tulang

rawan juga digunakan.

D. Hyaluronic acid (Hyaluronan) diekstrak dari sisir ayam atau bakteri Streptococcus.

E. Streptomisin dihasilkan oleh budaya dari Streptomyces griseus, dan terutama aktif

terhadap organisme Gram-negatif. Karena sifat beracun itu jarang digunakan dalam

kedokteran modern kecuali terhadap strain yang resisten terhadap Mycobacterium

tuberculosis dalam pengobatan TB.

F. Gentamisin adalah campuran antibiotik yang diperoleh dari Micromonospora purpurea.

Fermentasi menghasilkan campuran gentamicins A, B, dan C, dari mana gentamisin C

dipisahkan untuk penggunaan obat.

G. kanamycins adalah campuran aminoglikosida dihasilkan oleh Streptomyces

kanamyceticus, namun telah digantikan oleh obat lain