bahan rujukan bagi lptk - prioritaspendidikan.org · v praktik yang baik dalam pembelajaran di...

240

Upload: lydiep

Post on 21-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 2: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 3: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK

PRAKTIK YANG BAIK

DALAM PEMBELAJARAN

DI SEKOLAH DASAR/

MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

Mei 2013

Page 4: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 5: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United

States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini

merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and

Opprtunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan

tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.

Page 6: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 7: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

v

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pengantar Modul

Pengantar

Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar vi

Jadwal Pelatihan (contoh) viii

Unit 1 Apa dan Mengapa PAKEM

3

Unit 2 Keterampilan Berpikir 39

Unit 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 115

Unit 4 Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar 147

Unit 5 Persiapan dan Praktik Mengajar 167

Unit 6 Menulis Jurnal Reflektif 191

Unit 7 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) 211

Page 8: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

vi Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pengantar Modul

Pengantar

Kata Pengantar

Program Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers,

Administrators and Students (PRIORITAS) yang didanai oleh USAID bekerja sama dengan

Pemerintah Indonesia untuk mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta

Kementerian Agama dalam meningkatkan akses pendidikan dasar yang bermutu. Untuk

mencapai tujuan tersebut, PRIORITAS mengembangkan dan melaksanakan program

pengembangan kapasitas yang terdiri dari pelatihan, pendampingan, kegiatan kelompok kerja

di tingkat sekolah maupun gugus. Sasaran program pengembangan kapasitas ini adalah guru

dan dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), kepala sekolah, komite

sekolah, serta pengawas dan staf Dinas Pendidikan terkait di kabupaten terpilih di tujuh

propinsi mitra USAID PRIORITAS, yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan. Pelatihan bagi dosen dilaksanakan melalui kerja sama dengan sejumlah LPTK terpilih untuk pengembangan peran LPTK sebagai penyedia layanan

baik untuk pendidikan guru pra-maupun pendidikan dalam-jabatan.

Modul yang digunakan merupakan adaptasi dari modul pelatihan tingkat sekolah. Sedangkan

modul tingkat sekolah merupakan pemaketan ulang dari modul-modul yang telah

dikembangkan oleh program bantuan seperti USAID Decentralized Basic Education (DBE) dan

Managing Basic Education (MBE) serta UNICEF’s Creating Learning Communities for Children

(CLCC) dan Mainstreaming Good Practices in Basic Education (MGP-BE). Modul Pelatihan

Praktik yang Baik untuk Sekolah Dasar – Bahan Rujukan bagi LPTK ini memuat materi

pembelajaran yang dikenal dengan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Modul dikemas dalam bentuk unit-unit yang berisi topik-topik, satu unit memuat satu topik.

Berikut adalah gambaran singkat tentang masing-masing unit.

Unit 1: Apa dan Mengapa Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan? Unit ini membahas prinsip-prinsip dalam PAKEM dan bagaimana

mengembangkan pembelajaran yang mengandung prinsip tersebut. Pengetahuan dan

pengalaman peserta juga diperkaya dengan diskusi serta tayangan video tentang pelaksanaan

pembelajaran aktif dalam berbagai mata pelajaran di beberapa sekolah.

Unit 2: Keterampilan Berpikir. Kemampuan siswa kita dalam berpikir tingkat tinggi:

menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi/mencipta masih perlu ditingkatkan. Unit ini

memberi kesempatan kepada peserta untuk berlatih Keterampilan Berpikir tersebut. Unit ini

juga memberikan contoh-contoh pertanyaan tersebut.

Unit 3: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif. Unit ini secara praktis

membahas bagaimana penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar, pengelolaan siswa, dan

pengelolaan perabot. Banyak dampak positif yang dapat diperoleh dengan menciptakan

lingkungan belajar ini, misalnya, pencapaian tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah, iklim

belajar lebih kondusif.

Unit 4: Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar. Unit ini

membahas bagaimana lingkungan sebagai media pembelajaran yang digunakan yang

dimanfaatkan oleh siswa untuk melakukan pengamatan, percobaan, melakukan manipulasi

Page 9: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

vii

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pengantar Modul

Pengantar

(‘mengotak-ngatik’) dalam rangka menemukan konsep, bukan oleh guru dalam rangka

menjelaskan konsep.

Unit 5: Persiapan dan Praktik Mengajar. Unit ini akan memfasilitasi guru/dosen agar

bisa membuat persiapan mengajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang

mengembangkan, antara lain, kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan bekerjasama,

sekaligus mempraktikannya di sekolah latihan. Unit ini juga memberikan kesempatan kepada

peserta untuk mencobakan berbagai gagasan di pelatihan diterapkan dalam situasi nyata, yaitu

mengajar para siswa di kelas. Dengan demikian, peserta dapat memperkirakan berbagai

kemudahan atau kendala ketika gagasan tersebut diterapkan di sekolah.

Unit 6: Menulis Jurnal Reflektif. Salah satu ’alat’ untuk memperbaiki kinerja kita adalah

refleksi: kita merefleksi diri tentang apa yang kita kerjakan; apa yang sudah baik dan belum

baik. Unit ini melatih peserta/guru bagaimana membuat catatan reflektif tentang mengajar mereka. Dengan demikian, peserta/guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran

mereka secara terus menerus, tanpa terlalu tergantung pada orang lain.

Unit 7: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut. Suatu pelatihan yang berkaitan dengan

peningkatan mutu pembelajaran akan sangat kurang bermanfaat bahkan sia-sia apabila tidak

ditindaklanjuti dengan langkah nyata penerapan gagasan di lapangan. Unit ini akan memberi

kesempatan kepada peserta pelatihan untuk membuat Rencana Tindak Lanjut: Apa saja yang

akan dilakukan di kampus/perkuliahan segera setelah pelatihan berakhir. Rencana tindak

lanjut merupakan awal ‘komitmen’ peserta dalam menerapkan apa yang diperoleh dalam

pelatihan. Rencana tindak lanjut bagi dosen meliputi 1) Rencana penerapan gagasan dalam

perkuliahan sehari-hari, 2) Rencana penerapan gagasan dalam bimbingan kepada mahasiswa

dalam praktik pengalaman lapangan terpadu (PPLT), dan 3) Rencana penerapan gagasan

dalam layanan kepada guru dalam jabatan.

Pendekatan pembelajaran aktif dan interaktif yang diterapkan dalam pelatihan ini tidak

hanya untuk memotivasi peserta untuk terlibat secara fisik dan mental dalam pelatihan, tetapi

juga untuk menyediakan contoh pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas.

Fasilitator memberikan model tentang pelaksanaan pembelajaran kontekstual/pembelajaran

aktif, pengelolaan peserta, dan menciptakan suasana dalam pelatihan yang diharapkan dapat

dicontoh oleh peserta ketika mereka melatih dan mengajar di kelas di sekolah/kampus

mereka.

Modul ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan rujukan oleh para dosen di Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terutama dalam 1) Pelaksanaan perkuliahan sehari-

hari, 2) Pelaksanaan bimbingan kepada mahasiswa calon guru dalam praktik pengalaman

lapangan terpadu (PPLT), dan 3) Pelaksanaan layanan kepada guru dalam jabatan.

Page 10: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

viii Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pengantar Modul

Pengantar

JADWAL PELATIHAN (contoh)

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI

Waktu Menit Unit/Topik Ket

Hari I

08.00 – 08.15 15’ REGRISTRASI

08.15 – 08.45 30’ Pembukaan & Penjelasan Umum Program Prioritas

08.45 – 09.00 15’ Istirahat

09.00 – 12.00 180’ Unit 1: Apa dan Mengapa Pakem

12.00 – 13.00 60’ Ishoma

13.00 – 15.00 120’ Unit 2: Keterampilan Berpikir

15.00 – 16.00 60’ Unit 3: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

16.00 – 16.30 30’ Istirahat

16.30 – 17.30 60’ Unit 3: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

(lanjutan)

Hari II

08.00 – 10.00 120’ Unit 4: Pemanfaatan Lingkungan sebagai Media dan

Sumber Belajar

10.00 – 10.15 15’ Istirahat

10.15 – 12.15 120’ Unit 5: Mempraktikkan PAKEM (persiapan)

12.15 – 13.15 60’ Ishoma

13.15 – 16.15 180’ Unit 5: Mempraktikkan PAKEM (persiapan)

16.15 – 16.45 30’ Istirahat

16.45 – 17.45 60’ Unit 5: Mempraktikkan PAKEM (persiapan)

Hari III

07.30 – 08.00 30’ Perjalan dari tempat pelatihan ke sekolah Waktu dapat

disesuaikan

08.00 – 10.30 150’ Unit 5: Mempraktikkan PAKEM (praktik PAKEM di

sekolah)

10.30 – 11.00 30’ Perjalan dari sekolah ke tempat pelatihan

11.00 – 11.30 30’ Unit 5: Mempraktikkan PAKEM (memajang hasil

karya siswa)

11.30 – 13.00 90’ Ishoma

13.00 – 14.00 60’ Unit 5: Mempraktikkan PAKEM (diskusi pasca

praktik, refleksi, dan kunjung karya)

14.00 – 15.10 70’ Unit 6: Penulisan Jurnal Refleksi

15.10 – 16.10 60’ Unit 7: RTL PAKEM

16.10 – 16.30 30’ Penutupan

Page 11: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

UNIT 1

APA DAN MENGAPA PAKEM?

Page 12: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 13: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 14: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

3 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

UNIT 1

APA DAN MENGAPA PAKEM

Waktu: 3 Jam

A. PENGANTAR

Pembelajaran merupakan salah satu unsur

penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan

oleh suatu sistem pendidikan. Pembelajaran

ibarat jantung dari proses pendidikan.

Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan

lulusan dengan hasil belajar yang baik pula.

Demikian pula sebaliknya.

Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih

dipandang kurang baik. Sebagian besar siswa

belum mampu menggapai potensi ideal/optimal

yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu ada

perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini.

Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah

air adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat dengan

PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak,

mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Hal ini

sejalan dengan amanat Permendiknas No 41 Tahun 2007 “Proses pembelajaran pada setiap

satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”. Oleh karena itu, LPTK (Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan) sebagai lembaga penyedia guru sekolah dasar dan

menengah perlu mengenalkan PAKEM sehingga mahasiswa terbiasa dengan kegiatan

pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk mencapai tujuan tersebut,

dosen harus memiliki pengalaman langsung dalam menerapkan proses pembelajaran

berbasis PAKEM di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Unit ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa, mengapa, dan

bagaimana pelaksanaan PAKEM, serta prosedur atau langkah-langkah pelatihan yang bisa

dilakukan. Dengan membaca dan mengikuti proses-proses pelatihan yang telah dirancang

dalam Unit ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat mengenal apa, mengapa, dan

bagaimana PAKEM tersebut, dan pada akhirnya diharapkan dapat menerapkan di

kelasnya masing-masing.

Contoh ruang kelas yang menunjukkan

ciri-ciri Pembelajaran Aktif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan.

Page 15: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

4

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

B. TUJUAN

Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:

1. mengenali karakteristik utama PAKEM

2. memberi contoh kegiatan PAKEM

3. memahami pentingnya PAKEM bagi peningkatan kualitas siswa

4. mengintegrasikan materi PAKEM dalam perkuliahan, PPLT dan pelayanan guru dalam

jabatan

C. BAHAN DAN ALAT

1. Tayangan Powerpoint Unit 1

2. Video 1: Pembelajaran Konvensional

3. Video 2: PAKEM

4. Lembar Kerja (LK) 1.1a

5. Lembar Kerja (LK) 1.1b

6. Lembar Kerja (LK) 1.2

7. Lembar Kerja (LK) 1.3

8. Bahan Bacaan PAKEM

9. ATK: spidol (besar dan kecil), kertas plano

D. LANGKAH KEGIATAN

10’ 30’ 40’

Pengantar

Penayangan Video

I & 2 dan

pengisian LK 1.1a

dan LK 1.1b

Diskusi kelompok

tentang “tayangan

video

sebelumnya” &

mengisi LK 1.2

1 2 3

20’ 40’ 40’ Penguatan tentang

PAKEM

Integrasi Materi

PAKEM di LPTK

Berbagi hasil

diskusi kelompok

Diskusi kelompok

tentang unsur-

unsur PAKEM

(LK 1.3)

6 5 4

Calon Siswa Proses

Pembelajaran Lulusan

PAKEM

Page 16: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

5 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

1. Pengantar (10 menit) (catatan: menggunakan powerpoint)

Fasilitator memberikan pengantar singkat tentang latar belakang, tujuan, dan rencana kegiatan sesi ini.

Fasilitator memberikan kesempatan kepada 2 atau 3 orang peserta untuk

mengungkapkan apa saja yang mereka ketahui tentang PAKEM.

2. Penayangan Video Pembelajaran (30 menit)

a. Fasilitator mengelompokkan peserta ke dalam 5 kelompok kelas: Kelas 1,2,3,4

dan 5. Jumlah anggota tiap kelompok diupayakan berimbang dari sisi jumlah dan

sisi gender.

b. Fasilitator membagikan LK 1.1a kepada setiap peserta, dan menginformasikan

kepada mereka bahwa mereka dipersilakan mengisi LK 1.1a tersebut sambil

menyimak tayangan dua buah video pembelajaran (video 1 dan video 2).

c. Fasilitator memberi informasi kepada peserta bahwa mereka akan menyimak

pemutaran video 1 terkait dengan kegiatan pembelajaran di kelas sembari

mengisi LK 1.1a pada kolom kiri.

d. Fasilitator memberi informasi kepada peserta bahwa mereka akan menyimak

penayangan video 2 yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di kelas sembari mengisi LK 1.1a pada kolom kanan.

Menonton tayangan selain dimaksudkan agar peserta dapat melihat dengan jelas

bagaimana PAKEM dilaksanakan, mereka juga diharapkan dapat membedakan

antara pengalaman pembelajaran yang mengandung unsur-unsur PAKEM dengan

yang tanpa PAKEM (konvensional). Peserta diharapkan mengamati dengan kritis

proses pembelajaran yang berlangsung dalam tayangan/pemodelan.

e. Fasilitator memastikan setiap peserta telah mengisi LK 1.1a secara individu.

LK 1.1a Komponen Pembelajaran dari Video 1 dan Video 2 (Individu)

Video 1 Komponen

Pembelajaran Video 2

Kegiatan Siswa

Kegiatan Guru

Interaksi antar siswa

Interaksi siswa dengan

guru

Page 17: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

6

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Video 1 Komponen

Pembelajaran Video 2

Bentuk tugas yang

dikerjakan siswa

Sumber belajar yang

digunakan

Pemberian kesempatan

yang sama antara siswa

laki-laki dan perempuan

Bentuk motivasi yang

diberikan guru kepada

siswa

Aspek karakter yang

dikembangkan

(kemandirian, disiplin,

tanggung jawab, kerja

sama, kepercayaan diri)

• Fasilitator memberi penugasan kepada tiap kelompok untuk merangkumkan hasil

pengamatan pada LK 1.1b menjadi hasil pengamatan kelompok dengan mengisi LK 1.1b.

LK 1.1b Hasil Rangkuman Menyimak Video secara Kelompok

Video 1 Komponen

Pembelajaran Video 2

Kegiatan Siswa

Kegiatan Guru

Interaksi antar siswa

Page 18: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

7 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Video 1 Komponen

Pembelajaran Video 2

Interaksi siswa dengan

guru

Bentuk tugas yang

dikerjakan siswa

Sumber belajar yang

digunakan

Pemberian kesempatan

yang sama antara siswa

laki-laki dan perempuan

Bentuk motivasi yang

diberikan guru kepada

siswa

Aspek karakter yang

dikembangkan

(kemandirian, disiplin,

tanggung jawab, kerja

sama, kepercayaan diri)

Page 19: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

8

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

3. Diskusi Kelompok tentang Tayangan/Model Pembelajaran (40 menit)

a. Fasilitator meminta setiap peserta mendiskusikan pengisian LK 1.2 berdasarkan

hasil kerja kelompok (LK 1.1b).

Catatan:

Kelompok mendiskusikan ‘”Komponen Pembelajaran yang Baik” ditinjau dari beberapa hal,

antara lain: kegiatan anak dan bentuk layanan yang diberikan guru (kegiatan guru), jenis

atau bentuk penugasan yang dikerjakan siswa, interaksi antar siswa dan interaksi antara

siswa dengan guru, sumber belajar yang digunakan, dan lain sebagainya.

b. Fasilitator meminta kelompok untuk: (1) mengidentifikasi komponen pembelajaran

yang baik berdasarkan dua tayangan video (video 1 dan video 2) yang telah mereka

simak; (2) memberi argumentasi atas pendapat yang diberikan; dan (3) memberi

klasifikasi apakah kegiatan tersebut A (aktif), K (kreatif), E (efektif), atau M

(menyenangkan).

Catatan:

Fasilitator, ketika membantu diskusi dalam kelompok-kelompok, dapat memberikan

pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mengarahkan diskusi yang kurang lancar.

Pertanyaan tidak perlu diberikan semua. Contoh–contoh pertanyaan pengarah tersebut

adalah sebagai berikut:

Apa sajakah kegiatan yang dilakukan siswa? Apakah siswa hanya mendengarkan guru?

Apakah siswa hanya mencatat tulisan di papan tulis pada buku catatan mereka? Apakah

siswa hanya membaca dan menjawab pertanyaan di buku paket? Kegiatan apa sajakah

yang mereka lakukan? dll.

Apa yang dilakukan guru? Apakah guru hanya berceramah? Apakah guru duduk di

kursinya menunggu siswa selesai mengerjakan tugas? Apakah guru menulis di papan

tulis? Apakah guru masuk ke dalam kelompok-kelompok dan memberikan umpan balik?

dll.

Bagaimanakah interaksi/hubungan yang terjadi antar siswa? Apakah ada kerja sama

antar siswa? Apakah mereka saling bertanya jawab? Apakah mereka saling bertukar

pendapat? Apakah mereka hanya berhubungan dengan satu orang? dll.

Bagaimanakah interaksi antara siswa dengan guru? Apakah siswa mendapat kesempatan

memberikan pendapat dan guru mendengarkannya? Apakah guru selalu berbicara pada

seluruh kelas? Apakah guru berkomunikasi dengan siswa secara individual? Apakah guru

berkomunikasi dengan kelompok? dll.

Bagaimana bentuk tugas yang dikerjakan siswa? Apakah guru meminta siswa menjawab

pertanyaan yang hanya memiliki 1 jawaban benar? Apakah siswa melakukan percobaan?

Apakah siswa diberi kesempatan untuk menemukan jawaban sendiri? Apakah

pertanyaan/tugas guru membuat siswa berpikir aktif? dll.

Sumber belajar apa yang digunakan? Apakah guru menggunakan sumber-sumber belajar

selain buku paket, seperti buku bacaan, koran, nara sumber (misalnya, petani, bekas

pejuang revolusi, siswa, dll), sawah, kebun, dll? Apakah sumber belajar mudah diperoleh?

Adakah hal lain lagi yang berbeda dengan kebiasaan pembelajaran yang sehari -hari kita

lakukan?

Page 20: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

9 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

c. Fasilitator meminta peserta untuk menuangkan hasil diskusi kelompok tersebut ke dalam LK 1.2.

LK 1.2 Identifikasi Komponen Pembelajaran yang Baik

Komponen

Pembelajaran

Kegiatan PBM yang

baik

Alasan/argumentasi Pembelajaran

A* K* E* M*

Kegiatan Siswa

Kegiatan Guru

Interaksi antar siswa

Interaksi siswa

dengan guru

Bentuk tugas yang

dikerjakan siswa

Sumber belajar yang

digunakan

Pemberian

kesempatan yang

sama antara siswa

laki-laki dan

perempuan

Bentuk motivasi yang

diberikan guru

kepada siswa

Aspek karakter yang

dikembangkan

(kemandirian,

disiplin, tanggung

jawab, kerja sama,

kepercayaan diri)

* Keterangan:

A = Aktif

K = Kreatif

E = Efektif

M = Menyenangkan

Page 21: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

10

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

d. Setelah peserta mengisi LK 1.2, Fasilitator memandu diskusi untuk

menyamakan persepsi terkait indikator kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan. Diskusi dapat dilakukan dengan cara sbb.:

1) Fasilitator terlebih dahulu menempelkan lembar display untuk tiap

komponen berikut pada dinding kerja dengan posisi yang tidak terlalu dekat

satu dengan lainnya.

LEMBAR DISPLAY

Komponen 1: Kegiatan Siswa

Kegiatan PBM yang Baik Pembelajaran

A K E M

Komponen 2: Kegiatan Guru

Kegiatan PBM yang Baik Pembelajaran

A K E M

Demikian seterusnya untuk Komponen 3 s.d. 8

2) Setiap kelompok menuliskan hasil kerjanya pada lembar display sesuai dengan

komponen masing-masing.

3) Jika jawaban sama dan telah dituliskan oleh satu kelompok, maka kelompok

lain cukup memberi tanda tally (seperti perhitungan suara pemilu) pada

kolom A, K, E, dan M.

4. Berbagi Pendapat dan Diskusi Kelompok tentang Unsur-unsur PAKEM

(40 menit)

Fasilitator menetapkan mata pelajaran (kelompok Matematika, kelompok Bahasa

Indonesia, dan kelompok Sains). Jumlah kelompok mata pelajaran diupayakan berimbang

Fasilitator menginformasikan topik diskusi selanjutnya tentang proses

pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Fokus diskusi tersebut

berdasarkan masing-masing mata pelajaran yang menjadi nama kelompok mereka.

Misalnya, kelompok Matematika mendiskusikan contoh proses pembelajaran aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam pembelajaran Matematika.

Page 22: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

11 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Fasilitator menanggapi pertanyaan klarifikasi jika ada.

Fasilitator meminta setiap kelompok untuk mencari contoh proses

pembelajaran dengan mengisi LK 1.3 (yang berbeda dengan hasil kerja pada LK

1.2) berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan atau hasil-hasil kegiatan ilmiah

sebagai dosen.

LK 1.3 Identifikasi Contoh Proses/Kegiatan PAKEM

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

MAPEL :

TOPIK :

Aspek PAKEM Contoh Proses/Kegiatan Pembelajaran

Aktif •

Kreatif •

Efektif •

Menyenangkan •

5. Berbagi Pengetahuan (40 menit)

Hasil kerja satu kelompok (LK 1.3) diberikan kepada kelompok lain (sebaiknya untuk kelompok dengan mata pelajaran yang sama), kemudian didiskusikan oleh kelompok

itu. Anggota kelompok tersebut memberi saran dengan mengisi lembar saran yang

telah disediakan. Misalnya, hasil kelompok A diberikan kepada kelompok B, dan

kelompok B mendiskusikan dan memberi saran. Hasil kelompok B diberikan kepada

kelompok C, dst.

Page 23: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

12

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Selanjutnya, saran-saran dari kelompok lain dikembalikan dan didiskusikan kembali oleh kelompok pemilik hasil karya tersebut.

Fasilitator memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk merevisi hasil

kerja kelompok mereka berdasarkan saran-saran tersebut.

Fasilitator mengamati dengan saksama proses diskusi kelompok supaya bisa memberikan masukan.

Setelah mengerjakan tugas tersebut, kelompok diminta menjawab pertanyaan:

Bila kegiatan-kegiatan tersebut terjadi dalam pembelajaran, kemampuan

(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) apa sajakah yang berkembang pada diri

siswa? (Tayangkan tayangan Kurikulum 2013, Ringkasan Standar Kompetensi

Lulusan).

6. Penguatan tentang PAKEM (10 menit) (menggunakan powerpoint)

Fasilitator menayangkan pernyataan-pernyataan “Apa yang saya dengar ….” dan

diagram “Tingkat Keterlibatan Siswa …” (Lihat slide – Diagram Segitiga) dan

memberikan penjelasan, misal untuk tayangan pernyataan dan diagram dijelaskan

bahwa “Semakin siswa terlibat dalam belajar, semakin mereka menguasai materi

pelajaran”.

Page 24: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

13 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Untuk diagram dapat diberikan penjelasan tambahan (jika perlu), misal, “Bila kita membuat rencana pembelajaran, kita berpikir dari arah bawah diagram tersebut,

yaitu dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri – Kegiatan nyata apa sajakah

yang harus dialami siswa untuk menguasai kemampuan dalam materi yang akan

dipelajari siswa?” dan BUKAN berpikir dari arah atas diagram, yaitu “Apa yang

harus didengarkan siswa?”

7. Integrasi Materi PAKEM di LPTK (10 menit)

Mintalah peserta untuk mendiskusikan integrasi materi PAKEM dalam perkuliahan,

PPLT dan pelayanan guru dalam jabatan.

Page 25: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

14

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA

APA ITU PAKEM?

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana

sedemikian rupa sehingga siswa aktif berpikir, bertanya, mempertanyakan,

mengemukakan gagasan, bereksperimen, mempraktikkan konsep yang dipelajari, dan

berkreasi. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam

membangun pengetahuannya; bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran

ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan

hakikat belajar.

Suatu konsep (misalnya demokrasi, kerjasama, fotosintesa, penjumlahan, dan

kebersihan) yang dijelaskan melalui ceramah sebenarnya sangat sulit dipahami siswa

karena konsep tersebut disampaikan secara abstrak. Hal yang abstrak sulit dipahami

karena tingkat berfikir anak-anak yang cenderung kongkrit atau mencari bentuk nyata.

Jika dalam mengajar guru menggunakan media seperti gambar, film, peragaan, dan

sebagainya maka konsep yang dipelajari menjadi lebih kongkrit (nyata) dan lebih mudah

dipahami anak.

Namun, yang paling bisa membuat konsep menjadi kongkrit adalah ketika anak terlibat

dalam pengalaman langsung dan aktif menemukan sendiri dari pengalaman tersebut

suatu konsep yang menjadi tujuan pembelajaran. Misalnya, anak-anak menemukan

sendiri makna dari penjumlahan setelah mereka terlibat dalam kegiatan jumlah

menjumlah menggunakan benda nyata (kacang merah, batu-batuan, penjepit kertas

misalnya). Contoh lain, siswa memahami konsep demokrasi setelah mereka terlibat aktif

dalam penerapan prinsip-prinsip demokrasi dan musyawarah dalam kegiatan pemilihan

ketua kelas yang dirancang serius oleh guru. Pengalaman nyata dan proses penerapan

tersebut memberikan cara bagi mereka untuk membangun pemahaman sendiri secara

aktif tentang konsep penjumlahan dan demokrasi.

Di bawah ini adalah bagan dari Edgar Dale (1946) yang menunjukkan macam media atau

kegiatan yang bisa dipakai untuk mengajarkan suatu konsep dan hubungannya dengan

tingkat kekongkritan konsep yang bisa tersampaikan. Pembelajaran yang bergantung hanya

pada verbal saja (ceramah, membaca) mengandung tingkat keabstrakan paling tinggi,

sedangkan pengalaman langsung yang membuat siswa aktif menemukan dan menerapkan

suatu konsep memiliki tingkat kekongkritan yang paling tinggi.

Page 26: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

15 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Pesan dari bagan Edgar Dale tersebut diperkuat oleh kata-kata Confucius, orang

bijak dari Timur, sebagai berikut:

a. Yang saya dengar, saya lupa

b. Yang saya lihat, saya ingat

c. Yang saya kerjakan, saya pahami

Melv in L. Silberman penulis “101 Cara Belajar Aktif” mendukung juga keaktifan siswa

untuk memberikan hasil belajar yang maksimal dengan mengatakan:

d. Yang saya dengar, saya lupa

e. Yang saya dengar dan lihat, saya ingat

f. Yang saya dengar, lihat, tanyakan, atau diskusikan, saya mulai pahami

g. Yang saya dengar, lihat, dan diskusikan, serta lakukan, saya memperoleh pengetahuan

dan keterampilan

h. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai

Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif,

yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif

Page 27: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

16

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga

memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa yang bisa mengoptimalkan potensi diri

siswa. Karena dalam PAKEM siswa banyak bekerja dan berbuat maka terdapat banyak

kesempatan bagi siswa untuk menghasilkan produk belajar. Produk itu bisa berupa

karya seni, jalan keluar terhadap suatu permasalahan, grafik, diagram, tabel, puisi,

karangan, pantun, lagu, tarian, model tiga dimensi, dan lain - lain. Dengan demikian,

daya imajinasi dan daya cipta/kreasi siswa bisa berkembang dengan optimal.

Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang jauh dari rasa bosan dan takut

sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran

sehingga waktu curah perhatiannya pada pembelajaran tinggi. Menurut hasil penelitian,

tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan

menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif. Proses

pembelajaran yang efektif menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses

pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran

yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif,

maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:

i. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan

kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

j. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan

semangat belajar siswa dan membantu siswa membangun pengetahuan dan pemahaman.

Cara-cara tersebut di antaranya adalah menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar

untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

k. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik

dan menyediakan ‘pojok baca’.

l. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara

belajar kelompok.

m. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu

masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan

lingkungan sekolahnya.

n. Peran guru lebih sebagai fasilitator daripada penceramah, artinya guru mendesain

kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selama kegiatan

pembelajaran, guru tidak lagi hanya berdiri di depan kelas tetapi berkeliling memantau

kegiatan siswa dan membantu siswa dalam proses belajar.

Page 28: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

17 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

APA YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PAKEM?

1. Memahami sifat dasar anak

Pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu dan suka berimajinasi. Anak desa,

anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan

Indonesia — selama mereka normal — terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat

tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan

kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah

sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana

pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya,

guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk

melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur bagi rasa ingin

tahu dan imajinasi tersebut.

2. Mengenal perbedaan setiap anak

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki

kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Efektif dan

Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam

kegiatan pembelajaran. Karena itu semua anak dalam kelas tidak harus selalu

mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan bisa berbeda sesuai dengan kecepatan

belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk

membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak,

kita dapat membantunya ketika dia mendapat kesulitan sehingga anak tersebut bisa

belajar secara optimal

3. Memahami anak sebagai makhluk sosial

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami cenderung melibatkan anak lain

dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar.

Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan

atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas

dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan

mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga

menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah sehingga pada

dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Keterampilan pemecahan masalah

memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis

Page 29: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

18

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis

berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang

keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah

mengembangkannya, antara lain dengan sesering mungkin memberikan tugas atau

mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata

“Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa,

berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban yang betul hanya satu).

5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang

menyenangkan

Ruang kelas yang menyenangkan merupakan unsur tak terpisahkan dari PAKEM.

Dalam kelas yang menerapkan PAKEM, anak-anak banyak belajar melalui bekerja

dan berbuat sehingga banyak menghasilkan produk. Hasil pekerjaan siswa tersebut

sebaiknya dipajangkan untuk membuat kelas menjadi hidup dan menarik. Selain itu,

hasil pekerjaan yang dipajangkan bisa memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan

menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja

perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta,

diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Guru perlu memastikan

bahwa setiap siswa mempunyai karyanya yang dipajangkan. Ruang kelas yang penuh

dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan ditata dengan baik, dapat membantu guru

dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya

untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi

juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber

belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan

menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat

dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan

dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh

indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis (membuat dugaan),

mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan

belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian

umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara

guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada

kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara

santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-

Page 30: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

19 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa

dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru yang berkaitan dengan

pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya

sekedar angka (nilai).

8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk

bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta

siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya

dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,

mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan

tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya

perasaan tidak takut. Banyak siswa merasa takut ditertawakan, takut disepelekan,

atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menciptakan

suasana kelas di mana guru tidak marah kepada siswa dan siswa tidak

menertawakan siswa lain jika mereka memberi jawaban yang tidak benar. Siswa

harus didorong untuk mencoba, dan berbuat kesalahan adalah bagian penting dari

belajar. Guru juga tidak menyepelekan siswa. Pada dasarnya guru harus berusaha

menghilangkan penyebab rasa takut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun

dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.

Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pada saat yang sama, gambaran tersebut

menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan

tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh KBM dan kegiatan guru.

Kegiatan Guru Kegiatan Belajar Mengajar

1. Guru merancang dan mengelola KBM

yang mendorong siswa untuk

berperan dan berpikir aktif dalam

pembelajaran.

Guru melaksanakan berbagai KBM seperti:

• Percobaan

• Diskusi kelompok

• Memecahkan masalah

• Mencari informasi

• Menulis laporan/cerita/puisi

• Berkunjung keluar kelas

• Bermain peran

Page 31: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

20

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

2. Guru menggunakan alat bantu dan

sumber belajar yang beragam.

Sesuai mata pelajaran, guru dapat menggunakan:

• Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri

• Gambar

• Studi kasus

• Narasumber

• Lingkungan

3. Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan

keterampilan.

Siswa:

• Melakukan percobaan, pengamatan, atau

wawancara

• Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya

sendiri

• Menarik kesimpulan

• Memecahkan masalah atau mencari rumus sendiri

• Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata

sendiri

4. Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan

gagasannya sendiri secara lisan atau

tulisan.

Melalui:

• Diskusi

• Lebih banyak pertanyaan terbuka

• Hasil karya yang merupakan pemikiran anak

sendiri

5. Guru menyesuaikan bahan dan

kegiatan belajar dengan kemampuan

siswa.

• Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan

(untuk kegiatan tertentu)

• Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan

kelompok tersebut

• Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan

6. Guru mengaitkan KBM dengan

pengalaman siswa sehari-hari.

• Siswa menceritakan atau memanfaatkan

pengalamannya sendiri

• Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam

kegiatan sehari-hari

7. Guru menilai KBM dan kemajuan

belajar siswa secara terus menerus.

• Guru memantau kerja siswa

• Guru memberikan umpan balik

Page 32: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

21 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

PERAN KOMITE SEKOLAH, ORANGTUA, DAN MASYARAKAT

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 044/ U/2002

Komite Sekolah berperan sebagai:

1. Pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan

pendidikan.

2. Pendukung (baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga) dalam

penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

3. Pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran

pendidikan di satuan pendidikan.

4. Mediator antara sekolah dengan pemerintah dan masyarakat di satuan pendidikan.

Peran tersebut selanjutnya diwujudkan dalam bentuk fungsi nyata dalam penyelenggaraan

persekolahan terutama dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Fungsi nyata Komite

Sekolah dalam pengembangan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Membantu sekolah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (sesuai

dengan UU Sisdiknas No. 20/2003 Pasal 36 Ayat 2).

2. Mendorong tumbuhnya perhatian dan dukungan masyarakat terhadap penyeleng-garaan

pembelajaran yang bermutu.

3. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/ dunia

industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pembelajaran yang

bermutu.

4. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna

mendukung peningkatan mutu pembelajaran.

5. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pembelajaran

yang bermutu.

6. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan

keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

Dukungan bagi pelaksanaan PAKEM tidak hanya datang dari Komite Sekolah saja tetapi juga

dari masyarakat dan orangtua siswa. Pasal 9 UU Sisdiknas No. 20/2003 menyatakan bahwa

masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan

pendidikan. Masyarakat dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana, pembuatan gedung,

ruang kelas, pagar, dan sebagainya. Masyarakat juga sebetulnya dapat terlibat dalam bidang

Teknis Edukatif, seperti dalam proses belajar mengajar, menyediakan diri menjadi tenaga

pengajar, membicarakan pelaksanaan kurikulum, memantau kemajuan belajar, dan

sebagainya.

Page 33: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

22

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Orangtua juga harus berperan serta dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan

PAKEM orangtua dapat berperan:

1. Menjadi mitra anak dalam belajar di rumah.

2. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan PAKEM.

3. Menciptakan situasi belajar yang kondusif bagi pengembangan kreativitas anak, misalnya

dengan banyak memberikan pertanyaan, mengecek hasil karya anak, dan mendorong

kreativitas anak.

Page 34: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

23 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

F. LEMBAR KERJA

Format LK 1.1a: Pengamatan Komponen Pembelajaran melalui Video

(Individu)

Video 1 Komponen

Pembelajaran Video 2

Kegiatan Siswa

Kegiatan Guru

Interaksi antar siswa

Interaksi siswa dengan

guru

Bentuk tugas yang

dikerjakan siswa

Sumber belajar yang

digunakan

Pemberian

kesempatan yang

sama antara siswa

laki-laki dan

perempuan

Bentuk motivasi yang

diberikan guru kepada

siswa

Aspek karakter yang

dikembangkan

(kemandirian, disiplin,

tanggung jawab, kerja

sama, kepercayaan

diri)

Page 35: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

24

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Format LK 1.1b: Pengamatan Komponen Pembelajaran melalui Video

(Kelompok)

Video 1 Komponen

Pembelajaran Video 2

Kegiatan Siswa

Kegiatan Guru

Interaksi antar siswa

Interaksi siswa dengan

guru

Bentuk tugas yang

dikerjakan siswa

Sumber belajar yang

digunakan

Pemberian

kesempatan yang

sama antara siswa

laki-laki dan

perempuan

Bentuk motivasi yang

diberikan guru kepada

siswa

Aspek karakter yang

dikembangkan

(kemandirian, disiplin,

tanggung jawab, kerja

sama, kepercayaan

diri)

Page 36: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

25 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

LK 1.2 Identifikasi Komponen Pembelajaran yang Baik

Komponen

Pembelajaran

Kegiatan PBM

yang baik Alasan/

Argumentasi

Pembelajaran

A* K* E* M*

Kegiatan Siswa

Kegiatan Guru

Interaksi antar siswa

Interaksi siswa

dengan guru

Bentuk tugas yang

dikerjakan siswa

Sumber belajar yang

digunakan

Pemberian

kesempatan yang

sama antara siswa

laki-laki dan

perempuan

Bentuk motivasi yang

diberikan guru

kepada siswa

Aspek karakter yang

dikembangkan

(kemandirian,

disiplin, tanggung jawab, kerja sama,

kepercayaan diri)

* Keterangan:

A = Aktif

K = Kreatif

E = Efektif

M = Menyenangkan

Page 37: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

26

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

LK 1.3 Identifikasi Contoh-Contoh Proses/Kegiatan PAKEM

MAPEL :

TOPIK :

Aspek PAKEM Contoh Proses/Kegiatan Pembelajaran

Aktif

Kreatif

Efektif

Menyenangkan

Page 38: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

27 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Contoh Proses Pembelajaran PAKEM

Aspek PAKEM Contoh Proses Pembelajaran

Aktif • melakukan diskusi

• membuat pernyataan

• melakukan simulasi (bermain peran)

• mengukur

• melakukan pengamatan

Kreatif • mendesain model sendiri

• menghasilkan karya yang berbeda

• menyelasaikan masalah

• membuat pertanyaan

Efektif • kegiatan pembelajaran ditujukan untuk mencapai tujuan pembelajaran

• pemilihan media, strategi, pengelolaan kelas dan sumber

sesuai dengan kebutuhan siswa dan atau tujuan

pembelajaran

• siswa mempunyai kesempatan untuk menunjukkan

pemahaman

Menyenangkan • menyelesaikan tugas dalam kelompok

• mengunakan permainan untuk pemahman dan penguatan

konsep

• melakukan kegiatan bermakna bagi siswa

• menggunakna lingkungan sebagai sumber belajar

Page 39: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

28

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR

Page 40: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

29 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Page 41: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

30

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 42: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

31 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Page 43: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

32

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 44: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

33 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Page 45: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

34

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 46: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

35 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Page 47: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

36

Apa dan Mengapa PAKEM

UNIT 1

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 48: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

70 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

UNIT 2

KETERAMPILAN BERPIKIR

Page 49: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 50: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

70 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Page 51: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

39

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Potensi siswa akan lebih tergali dengan

pertanyaan-pertanyaan bervariasi dalam

pembelajaran.

UNIT 2

KETERAMPILAN BERPIKIR

Waktu: 2 Jam

A. PENGANTAR

Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan dalam proses

pembelajaran di dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang sangat

banyak sehingga terkesan bahwa guru itu sedang menguji siswanya. Selain itu, apabila

dicermati, jenis-jenis pertanyaan yang dilontarkan baru sebatas pertanyaan yang

membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’, atau pertanyaan yang membutuhkan hanya

satu jawaban tertentu. Pertanyaan tersebut belum memberi kesempatan kepada siswa

untuk berpikir kreatif, kurang menuntut siswa untuk mengemukakan gagasannya

sendiri.

Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat

berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan berpikir siswa. Pertanyaan/tugas

tersebut bukan hanya untuk memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga untuk

menggali potensi belajar siswa. Pertanyaan atau

tugas yang memicu siswa untuk berpikir analitis,

evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa untuk

menjadi pemikir yang kritis dan kreatif.

Kemampuan siswa bertanya menunjukkan

kemampuan siswa berpikir. Untuk menciptakan

proses pembelajaran yang baik diperlukan

pembelajaran yang banyak merangsang siswa

bertanya secara bervariasi agar siswa terlatih

untuk berpikir sejak siswa berada di Pendidikan

Dasar.

B. TUJUAN

Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu

1. Mengidentifikasi pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom

2. Merumuskan pertanyaan bervariasi sesuai dengan taksonomi Bloom

3. Menganalisis implikasi-implikasi pedagogis dalam penerapan Taksonomi Bloom

secara tepat

Page 52: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

40

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

4. Mengintegrasikan materi Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa

Berpikir Tingkat Tinggi di LPTK

C. BAHAN DAN ALAT

1. Presentasi Unit 2, Unit 2A, dan Unit 2A Tambahan

2. Handout Peserta 2.1: Tugas Mengidentifikasi Pertanyaan

3. Handout Peserta 2.2: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom

4. Handout Peserta 2.3: Contoh Jenis Pertanyaan/Tugas berdasarkan Taksonomi

Bloom

5. Handout Peserta 2.4: Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Tugas

6. Pita kertas (Kertas HVS dibagi sama besar menjadi 12 bagian – arah panjang)

7. ATK: spidol, kertas flipchart (kertas plano), kertas HVS: hijau, kuning, merah;

gunting, lem, selotip

D. LANGKAH KEGIATAN

10’ 20’ 35’

Pengantar

Identifikasi Pertanyaan

Membuat Pertanyaan

1 2 3

15’ 10’ 30’

Pemantapan

Integrasi di LPTK

Presentasi Hasil

Diskusi

6 5 4

1. Pengantar (10 menit)

(1) Fasilitator menjelaskan latar belakang dan tujuan sesi dengan menggunakan

informasi dari bagian pendahuluan dan tujuan. (2) Fasilitator menyiapkan peserta untuk mengikuti kegiatan berikutnya.

Page 53: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

41

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Ungkap Pengalaman

(1) Fasilitator menampilkan tayangan pertanyaan berikut satu per satu, dan

mintalah peserta untuk menyampaikan gagasan mereka secara lisan.

Apa yang ingin Saudara ketahui dengan bertanya kepada siswa?

Proses berpikir apakah yang terpicu oleh pertanyaan Saudara?

Apa tujuan Saudara mengajukan pertanyaan kepada siswa?

Jika Saudara mengharapkan jawaban benar, bagaimana kemungkinan siswa berani menjawab bila mereka tidak yakin jawabannya benar?

(Beri peserta waktu beberapa menit untuk menjawab tiap pertanyaan)

1

Catatan untuk Fasilitator

Yang ingin diketahui dengan bertanya kepada siswa:

pengetahuan siswa?

proses berpikir siswa?

Proses berpikir yang terpicu oleh pertanyaan yang Saudara ajukan:

siswa mengulang gagasan yang Saudara telah kemukakan?

siswa membangun gagasan sendiri?

Tujuan mengajukan pertanyaan

mengharapkan jawaban benar?

merangsang siswa berpikir?

2. Mengidentifikasi Pertanyaan (20 menit)

Kegiatan I: Mengkaji bacaan tentang SAMPAH (20 menit)

(1) Fasilitator memberi bacaan yang dilengkapi dengan pertanyaan (Handout

Peserta 2.1). Dalam kelompok mata pelajaran, peserta membaca teks

kemudian mengidentifikasi pertanyaan yang ada dalam bacaan, manakah yang

termasuk:

Pertanyaan yang menuntut siswa mengingat

Pertanyaan yang menuntut siswa memahami

Pertanyaan yang menuntut siswa menerapkan

Pertanyaan yang menuntut siswa menganalisis

Pertanyaan yang menuntut siswa mengevaluasi

Pertanyaan yang menuntut siswa mengkreasi

Page 54: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

42

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

LK 2.1 Kategori Pertanyaan untuk Bacaan tentang Sampah

PERTANYAAN/TUGAS KATEGORI

Apakah yang dimaksud dengan sampah organik dan

anorganik?

Amati keadaan di dalam dan di sekitar rumah,

kelas, dan sekolahmu. Tuliskan sampah-sampah

yang kamu jumpai.

Kemudian golongkanlah sampah-sampah tersebut

menjadi dua golongan sampah yang telah kamu

ketahui. Sebutkan alasanmu dalam menggolongkan

sampah-sampah tadi.

Perhatikan sampah-sampah yang telah kamu

golongkan tadi. Dari golongan sampah anorganik,

ambil salah satu jenis sampah. Pikirkanlah bersama

kelompokmu bagaimana cara memanfaatkan

kembali barang yang telah dianggap sampah

tersebut.

Perhatikan cara hidupmu dan anggota

kelompokmu. Apakah kelompokmu termasuk

banyak menghasilkan sampah atau tidak?

Diskusikan/Sebutkan apa sajakah yang biasanya

kalian lakukan terhadap sampah.

Apa yang dapat dilakukan setiap penduduk agar

jumlah sampah dapat mengurang?

Apa yang akan terjadi di kotamu yang

penduduknya 5 juta orang jika setiap orang

menghasilkan sampah rata-rata lima kilogram per

hari?

Apa saja sebab-sebab yang mungkin dari kejadian

sebuah kota menjadi lautan sampah?

Pikiran-pikiran pokok apa yang terdapat dalam

wacana di atas)?

Page 55: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

43

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Catatan untuk Fasilitator pada Handout 2.1

1. Apakah yang dimaksud dengan sampah organik dan anorganik? Tuliskanlah dalam

kata-katamu sendiri, apa yang dimaksud dengan sampah organik dan anorganik?

(C2 memahami)

2. Amati keadaan di dalam dan di sekitar rumah, kelas, dan sekolahmu. Tuliskan

sampah-sampah yang kamu jumpai. (C1 mengingat)

3. Kemudian golongkanlah sampah-sampah tersebut menjadi dua golongan sampah

yang telah kamu ketahui. Sebutkan alasanmu dalam menggolongkan sampah-

sampah tadi. (C2 memahami)

4. Perhatikan sampah-sampah yang telah kamu golongkan tadi. Dari golongan sampah

anorganik, ambil salah satu jenis sampah. Pikirkanlah bersama kelompokmu

bagaimana cara memanfaatkan kembali barang yang telah dianggap sampah

tersebut. (C6 mencipta)

5. Perhatikan cara hidupmu dan anggota kelompokmu. Apakah kelompokmu

termasuk banyak menghasilkan sampah atau tidak? (C5 evaluasi)

6. Diskusikan/Sebutkan apa sajakah yang biasanya kalian lakukan terhadap sampah.

(C1 mengingat)

7. Apa yang dapat dilakukan setiap penduduk agar jumlah sampah dapat mengurang?

(C3 menerapkan)

8. Apa yang akan terjadi di kotamu yang penduduknya 5 juta orang jika setiap orang

menghasilkan sampah rata-rata lima kilogram per hari? (C2, pemahaman) 9. Apa saja sebab-sebab yang mungkin dari kejadian sebuah kota menjadi lautan

sampah? (C4, menganalisis)

10. Pikiran-pikiran pokok apa yang terdapat dalam wacana di atas)? (C4, menganalisis)

(2) Fasilitator memberikan Handout Peserta 2.2: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom

dan Handout Peserta 2.3: Contoh Jenis Pertanyaan/Tugas Berdasarkan Taksonomi

Bloom. Kelompok (pasangan) memeriksa kembali apakah hasil identifikasi mereka

sudah tepat.

3

Catatan untuk Fasilitator

1. Langkah Tambahan sebelum peserta dibagi Handout Pesertab3A.3 (Jika

diperlukan)1. Beri tiap peserta 3 kartu: warna merah (berarti

mengkreasi), kuning (berarti mengevaluasi), dan hijau (berarti

menganalisis);

2. Tayangkanlah beberapa pertanyaan satu per satu dan mintalah peserta

menentukan jenis pertanyaan tersebut dengan cara mengangkat kartu

yang sesuai. (Usahakan pertanyaan mewakili semua jenis dan semua mata

pelajaran. Pertanyaan dapat diambil dari Handout Peserta 3A.3).

(Tegaskan oleh fasilitator bahwa yang dipelajari pada sesi ini adalah

pertanyaan bervariasi yang menuntut siswa untuk mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi)

Page 56: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

44

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

(3) Fasilitator memberi penegasan tentang ciri singkat keenam jenis pertanyaan:

(Langkah 3 ini dilaksanakan setelah permainan menebak jenis pertanyaan,

jika permainan itu diberikan)

4

Catatan untuk Fasilitator

Perbedaan antara ‘analisis’ dan ‘evaluasi’ adalah bahwa pada ‘evaluasi’

terdapat proses ‘menetapkan’ (judgement) sesuatu secara kualitatif

(misal baik-tidak baik, efektif-tidak efektif, dan tepat-tidak tepat)

sedangkan pada ‘analisis’ tidak ada.

Kegiatan 2 : Merumuskan Pertanyaan (35 menit)

(1) Setiap peserta, masih dalam kelompok mata pelajaran, membuat masing-masing 1

pertanyaan/tugas yang termasuk kedalam kategori mengingat, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi yang berkaitan dengan

konsep ENERGI sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Setiap pertanyaan

ditulis pada kertas kecil. Setelah itu, semua pertanyaan dikumpulkan di bagian tengah meja.

(2) Ketua kelompok memimpin diskusi untuk menggolongkan semua pertanyaan ke

dalam 6 tingkatan: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,

dan mengkreasi. Setelah selesai peserta meninjau kembali hasilnya kemudian

menetapkannya.

(3) Pertanyaan/tugas hasil setiap kelompok ditempel pada kertas flip-chart.

5

Catatan untuk Fasilitator

1. Diskusi difokuskan pada: “Apakah pengelompokan pertanyaan sudah

tepat, yang mana pertanyaan ‘menganalisis’, ‘mengevaluasi’, dan

‘mengkreasi’?”

2. Pertanyaan yang dibahas di sini dimaksudkan terutama untuk digunakan

guru sebagai alat dalam membelajarkan bukan mengetes siswa.

Page 57: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

45

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

3. Presentasi (30 menit)

(1) Perwakilan setiap kelompok membawa kertas flip-chart untuk dipresentasikan

kepada dua kelompok yang lain dalam dua putaran.

Putaran Pertama: Kelompok 1 mempresentasikan ke kelompok 2,

kelompok 2 mempresentasikan ke kelompok 3, dst.

Putaran Kedua: Kelompok 1 mempresentasikan ke kelompok 3, Kelompok

2 mempresentasikan ke kelompok 4, dst. Setiap kali berkunjung kepada kelompok lain waktunya masing-masing 10 menit.

Selama presentasi berkeliling, setiap kelompok yang dikunjungi berperan sebagai

reviewer dan diminta mencermati hasil kerja kelompok yang berkunjung. Mereka

diberi kesempatan untuk saling berdiskusi dan memberi masukan dan

menuangkannya pada lembar rekomendasi.

(2) Fasilitator memberikan Handout Peserta 2.4: Daftar Kata Kerja untuk Membuat

Pertanyaan/Tugas dan peserta membacanya secara perorangan (5 menit).

(3) Fasilitator menanyakan kepada peserta (10’):

Pertanyaan atau tugas tingkat manakah (mengingat, memehami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, atau mengkreasi) yang sukar dirumuskan? Mengapa?

Apakah ada cara lain yang lebih mudah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan

tersebut?

4. Integrasi di LPTK (10 menit)

Mintalah peserta untuk mendiskusikan integrasi materi Merumuskan Pertanyaan yang

Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi dalam perkuliahan, PPLT dan pelayanan guru

dalam jabatan.

5. Pemantapan (15 menit)

Fasilitator mengajak peserta untuk menyimpulkan kegiatan unit ini dengan pertanyaan

pengarah sebagai berikut:

1. Apa yang akan terjadi dalam jangka panjang apabila siswa selama bersekolah hanya

menghadapi pertanyaan-pertanyaan untuk mengingat belaka (C1)

2. Apa yang akan terjadi dalam jangka panjang apabila siswa selama bersekolah

menghadapi pertanyaan-pertanyaan bervariasi mulai dari mengingat, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mengkreasi (C1-C6)

3. Apa kontribusi keterampilan berpikir (Taksonomi Bloom) terhadap pengembangan

ilmu, pengembangan karakter?

Page 58: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

46

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Lembar Kerja Peserta 2.1

Tugas Mengidentifikasi Pertanyaan

Sampah

Apa yang dimaksud dengan sampah? Semua barang yang tidak kita inginkan lagi dan

akan dibuang kita sebut sebagai sampah. Coba perhatikan barang-barang di sekitarmu.

Adakah barang-barang yang ingin kamu buang? Barang itu kamu sebut sebagai sampah.

Demikian pula barang yang sudah kita buang tentu saja bisa kita sebut sebagai sampah.

Benda yang kita sebut sebagai sampah belum tentu dianggap sampah oleh orang lain.

Misalnya, kalau kamu tidak memakai lagi suatu buku dan ingin membuangnya, maka buku itu

adalah sampah bagimu. Tapi bisa jadi adik kelasmu atau orang lain memerlukannya sehingga

bagi mereka buku itu bukan sampah.

Sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu sampah organik dan

sampah anorganik.

1. Sampah organik

Sampah organik adalah sampah yang bisa membusuk secara alami. Sampah ini biasanya

berasal dari tumbuhan dan hewan. Kalau kamu mengubur tikus mati atau sayuran yang tidak

terpakai di dalam tanah, maka sampah itu akan terurai dan membusuk. Sampah yang sudah

terurai atau membusuk itu bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos. Selain sampah dapur,

yang termasuk sampah basah adalah sisa-sisa masakan, nasi, buah, dan lain-lain.

2. Sampah anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat membusuk secara alami. Kalau

kamu mengubur plastik selama bertahun-tahun dan kemudian menggalinya, plastik itu akan

tetap sebagai plastik tidak bisa menjadi tanah. Selain plastik, benda-benda yang termasuk

sampah kering adalah logam, besi, kaca, dll.

Setiap hari kita bisa menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar. Di Jakarta saja,

dalam setahun jumlah sampahnya bisa mencapai 170 kali besar candi Borobudur. Banyak

sekali, bukan? Sampah-sampah yang kita hasilkan akan diangkut dan dibuang ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA). Apa yang akan terjadi di sini? Sampah-sampah ini akan ditumpuk.

Semakin lama tumpukannya akan semakin tinggi. Bila sudah terlalu tinggi, sampah-sampah itu

akan dibakar. Tentu saja hal itu tidak baik bagi lingkungan. Asap yang dihasilkan akan

mengotori udara.

Untuk mengatasi masalah sampah, pemerintah menyediakan tempat sampah di pinggir-

pinggir jalan. Untuk sampah organik, disediakan tempat sampah berwarna biriu. Untuk

sampah anorganik, disediakan tempat sampah berwarna jingga.

Cara lain untuk mengatasi sampah adalah kegiatan daur ulang. Daur ulang adalah

pemanfaatan kembali sampah menjadi barang yang berguna. Sampah organik yang terkumpul

Page 59: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

47

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

bisa diolah kembali atau didaur ulang menjadi pupuk. Pupuk hasil daur ulang ini bisa

membuat tanaman tumbuh subur. Sampah anorganik yang terkumpul bisa didaur ulang

menjadi barang-barang yang bermanfaat. Ban bekas, misalnya, bisa dijadikan pot bunga atau

tempat sampah yang indah. Kaleng-kaleng bekas bisa diolah lagi di pabrik menjadi kaleng

baru.

Kalau kita ingin sehat, maka kita harus memiliki cara hidup yang baik. Beberapa cara

hidup yang baik adalah tidak boleh membuang sampah sembarangan supaya sampah tidak

tersebar dan lingkungan menjadi bersih. Lingkungan yang kotor penuh dengan kuman yang

bisa membuat kita sakit. Selain itu kita juga harus berhemat dengan barang sehingga tidak

mudah menghasilkan sampah. Sampah yang dibuang harus ditempatkan di tempat yang

benar. Yang tidak kalah penting adalah kita juga perlu belajar cara memanfaatkan kembali

sampah-sampah kita supaya kita bisa membantu mengurangi jumlah sampah.

Tugas:

1. Tuliskanlah dalam kata-katamu sendiri, apa yang dimaksud dengan sampah organik

dan anorganik?

2. Amati keadaan di dalam dan di sekitar rumah, kelas, dan sekolahmu. Tuliskan

sampah-sampah yang kamu jumpai.

3. Kemudian golongkanlah sampah-sampah tersebut menjadi dua golongan sampah

yang telah kamu ketahui. Sebutkan alasanmu dalam menggolongkan sampah-sampah

tadi.

4. Perhatikan sampah-sampah yang telah kamu golongkan tadi. Dari golongan sampah

anorganik, ambil salah satu jenis sampah. Pikirkanlah bersama kelompokmu

bagaimana cara memanfaatkan kembali barang yang telah dianggap sampah tersebut.

5. Perhatikan cara hidupmu dan anggota kelompokmu. Apakah kelompokmu termasuk

banyak menghasilkan sampah atau tidak?

6. Sebutkan apa sajakah yang biasanya kalian lakukan terhadap sampah.

7. Apa yang dapat dilakukan setiap penduduk agar jumlah sampah dapat mengurang?

8. Apa yang akan terjadi di kotamu yang penduduknya 5 juta orang jika setiap orang

menghasilkan sampah rata-rata lima kilogram per hari?

9. Apa saja sebab-sebab yang mungkin dari kejadian sebuah kota menjadi lautan

sampah?

10. Pikiran-pikiran pokok apa yang terdapat dalam wacana di atas?

Page 60: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

48

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Lembar Kerja Peserta 3A.2

Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom

Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan dalam proses

pembelajarannya di dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang sangat banyak

sehingga terkesan bahwa guru itu sedang menguji siswanya. Namun, apabila dicermati,

jenis-jenis pertanyaan yang dilontarkan hanya sebatas pertanyaan yang membutuhkan

jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’, atau pertanyaan yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu.

Pertanyaan tersebut sama sekali tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir

kreatif, yaitu kurang menuntut siswa untuk mengemukakan gagasannya sendiri.

Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh

terhadap perkembangan keterampilan berpikir siswa. Pertanyaan/tugas tersebut bukan

hanya untuk memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali potensi belajar

mereka. Pertanyaan atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir pemahaman, analitis,

evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif.

Kondisi di atas akan terjadi apabila guru cukup selektif dalam menggunakan jenis

pertanyaan yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Pada tahun 1950,

Benjamin S. Bloom memperkenalkan konsep tingkatan dalam berpikir. Tingkatan berpikir

tersebut dapat dipakai guru dalam menyusun pertanyaan atau tugas yang akan diberikan

kepada siswa. Berikut adalah tingkatan berpikir Bloom versi perbaikan.

Mengkreasi

Menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara memandang terhadap sesuatu.

Kegiatan: mendisain, membangun, merencanakan, menemukan.

Mengevaluasi

Menilai suatu keputusan atau tindakan.

Kegiatan: memeriksa, membuat hipotesa, mengkritik, bereksperimen, memberi penilaian.

Menganalisis

Mengolah informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan.

Kegiatan: membandingkan, mengorganisasi, menata ulang, mengajukan pertanyaan, menemukan.

Menerapkan

Menggunakan informasi dalam situasi lain.

Kegiatan: menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melakukan.

Memahami

Menerangkan ide atau konsep.

Kegiatan: menginterpretasi, merangkum, mengelompokkan, menerangkan.

Mengingat

Kegiatan: mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan.

Page 61: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

49

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Tabel 2.1 Taksonomi Bloom

KATEGORI, PROSES

KOGNITIF, NAMA

ALTERNATIF

DEFINISI-DEFINISI DAN CONTOH-CONTOH

1. MENGINGAT—Mencari dan menemukan pengetahuan dari memori jangka-panjang

1.1 Mengenali ulang

(Mengidentifikasi)

Menentukan pengetahuan dalam memori jangka-panjang yang konsisten dengan

material yang tersaji (yakni, Mengenali tahun-tahun dari kejadian-kejadian

penting dalam sejarah Indonesia)

1.2 Mengingat ulang (Mencari-temu)

Mencari-temu pengetahuan relevan dari memori jangka-panjang (yakni, Mengingat ulang tahun-tahun kejadian penting dalam sejarah Indonesia)

2. Memahami—Mengkonstruksi makna dari pesan-pesan instruksional, mencakup

komunikasi lisan, tertulis, dan grafis

2.1 Menginterpretasi/

Menafsir

(Klarifikasi,

paraphrasing,

menyajikan-ulang,

translasi)

Mengubah sebuah bentuk sajian (yakni, sajian numerik) ke bentuk lainnya

(yakni, sajian verbal) (yakni, Mem-paraphrase-kan pembicaraan-pembicaraan

dan dokumen-dokumen penting)

2.2 Mengeksemplifikasi/

Menyontohkan

(Mengilustrasikan,

mencontohkan)

Menemukan sebuah contoh spesifik atau ilustrasi dari sebuah konsep atau

prinsip (yakni, Memberi contoh-contoh berbagai gaya lukisan artistik yang

penting)

2.3 Mengklasifikasi

(Kategorisasi,

subsuming)

Menentukan bahwa sesuatu termasuk kedalam sebuah kategori (yakni, konsep

atau prinsip) (yakni, Mengklasifikasi kasus-kasus nirtatanan mental yang

terobservasi atau terdeskripsikan)

2.4 Summarizing/

Mengikhtisarkan

(Mengabstraksi,

generalisasi)

Mengabstraksi sebuah tema umum atau poin-poin pokok (yakni, Menulis

sebuah summary ringkas tentang kejadian-kejadian yang tersaji pada sebuah

videotape)

2.5 Menyimpulkan

(Menyimpulkan,

mengekstrapolasi,

menginterpolasi,

memprediksi)

Menggambarkan sebuah simpulan logis dari informasi yang tersaji (yakni,

Dalam pembelajaran bahasa asing, menyimpulkan prinsip-prinsip gramatis dari

contoh-contoh)

2.6 Membandingkan

(Mengkontraskan,

memetakan,

memadankan)

Mendeteksi korespondensi antara dua ide, objek, dan lain-lain (yakni,

Membandingkan kejadian-kejadian historis dengan situasi-situasi kontemporer)

2.7 Menjelaskan/

Mengeksplanasi

(Mengkonstruksi model)

Mengkonstruksi sebuah model sebab-akibat dari sebuah sistem (yakni,

Menjelaskan sebab-sebab dari pentingnya kejadian-kejadian abad ke-18 di

Perancis)

3. Mengaplikasi/Menerapkan—Melaksanakan atau menggunakan sebuah prosedur dalam sebuah

situasi yang ada

3.1 Mengeksekusi

(Melaksanakan)

Mengaplikasikan sebuah prosedur ke sebuah tugas akrab (yakni, Membagi

sebuah bilangan bulat dengan bilangan bulat lainnya, keduanya melibatkan

bilangan bulat lebih dari satu digits)

3.2 Mengimplementasikan

(Menggunakan)

Mengaplikasikan sebuah prosedur ke sebuah tugas tak-akrab (yakni,

Menggunakan Hukum Kedua Newton dalam situasi-situasi yang sesuai

dengannya)

Page 62: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

50

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

4. Menganalisis—Menguraikan material menjadi bagian-bagian pembentuknya dan

menentukan bagaimana bagian-bagian ini saling berkaitan dan dengan struktur

totalnya atau tujuannya

4.1 Membeda-bedakan

(Diskriminasi,

membedakan,

memfokuskan,

memilih)

Membedakan bagian yang relevan dan yang tak-relevan atau yang penting dan

yang tak-penting dari material yang tersaji (yakni, Membedakan antara bilangan-

bilangan yang relevan dan yang tak-relevan dalam dalam sebuah masalah kata-

kata matematis (a mathematical word problem)

4.2 Mengorganisasi

(Menemukan

koherensi,

mengintegrasikan,

menyusun kerangka,

parsing,

menstrukturkan)

Menentukan bagaimana unsur-unsur sesuai atau berfungsi dalam sebuah struktur

(yakni, Menstrukturkan evidensi dalam sebuah deskripsi historis menjadi evidensi

untuk dan menentang sebuah eksplanasi historis)

4.3 Mengatribusi

(Mendekonstruksi)

Menentukan sebuah titik pandang, bias, nilai-nilai, atau maksud yang mendasari

material yang tersaji (yakni, Menentukan titik pandang pengarang sebuah esai

dalam kaitannya dengan perspektif politisnya)

5. Mengevaluasi—Membuat judgement didasarkan atas kriteria dan standar

5.1 Mengecek

(Mengkoordinasi,

mendeteksi,

memantau,

mentes)

Mendeteksi inkonsistensi atau kekeliruan dalam sebuah proses atau produk;

menentukan apakah sebuah proses atau produk memiliki konsistensi internal;

mendeteksi efektivitas sebuah prosedur ketika ia diimplementasikan (yakni,

Menentukan apakah simpulan-simpulan seorang ilmuwan berdasarkan data yang

terobservasi)

5.2 Mengkritik

(Men-judge)

Mendeteksi inkonsistensi antara sebuah produk dengan kriteria eksternal,

menentukan apakah sebuah produk memiliki konsistensi eksternal; mendeteksi

kesesuaian sebuah prosedur untuk sebuah masalah yang ada (yakni, Men-judge

metode yang mana dari dua metode yang ada yang bersifat terbaik untuk

memecahkan sebuah masalah yang ada)

6. Mengkreasi—Menyusun unsur-unsur secara bersamaan untuk membentuk sebuah

keseluruhan yang koheren atau fungsional; mereorganisasi unsur-unsur menjadi

sebuah pola atau struktur baru

6.1 Generate

(Memunculkan)

Memunculkan hipotesis-hipotesis alternatif didasarkan atas kriteria (yakni, Men-

generate hipotesis-hipotesis untuk menjelaskan sebuah fenomena yang

terobservasi)

6.2 Merencanakan

Menggawaikan sebuah prosedur untuk menyelesaikan suatu tugas (yakni,

Merencanakan sebuah research paper tentang sebuah topik historis yang ada)

6.3 Memproduksi Menciptakan sebuah produk (yakni, Membangun lingkungan buatan untuk sebuah

kepentingan spesifik)

Page 63: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

51

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

E.

CATATAN UNTUK FASILITATOR

MENGINGAT (C1)

Ketika tujuan pengajaran adalah mempromosikan penyimpanan material

yang tersaji dalam bentuk yang sangat sama dengan ketika ia diajarkan,

kategori proses yang relevannya adalah Mengingat.

Dua proses kognitifnya yang terkait adalah pengenalan-ulang dan

pengingatan-ulang.

1.1 MENGENALI-ULANG (C1.1)

Pengenalan-ulang melibatkan pencaritemuan pengetahuan relevan dari

memori jangka panjang dalam rangka membandingkannya dengan

informasi yang tersaji.

Ketika disuguhi informasi baru, siswa menentukan apakah informasi ini

berhubungan dengan pengetahuan yang sudah dipelajari sebelumnya,

pencarian padanan. Istilah alternatifnya adalah pengidentifikasian.

1.2 MENGINGAT-ULANG (C1.2)

Pengingatan-ulang melibatkan pencaritemuan pengetahuan relevan dari

memori jangka panjang ketika diberi petunjuk untuk melakukannya.

Petunjuknya sering berupa sebuah sebuah pertanyaan. Istilah alternatif

untuk pengingatan-ulang adalah pencaritemuan.

2. MEMAHAMI (C2)

Sebagaimana sudah ditunjukkan, ketika tujuan utama pengajaran adalah

mempromosikan penyimpanan, fokusnya adalah pada tujuan yang

menekankan Mengingat. Ketika tujuan pengajaran mempromosikan

transfer, bagaimanapun, fokusnya beralih ke lima proses kognitif lainnya,

Memahami hingga Kreasi.

2.1 MENGINTERPRETASI (C2.1)

Penginterpretasian terjadi ketika seorang siswa dapat mengubah informasi

dari sebuah bentuk representasi (gambaran, wakilan) ke bentuk lainnya.

Interpretasi dapat melibatkan pengubahan kata-kata ke kata-kata lainnya

(yakni, paraphrasing), gambar-gambar ke kata-kata, kata-kata ke gambar-

gambar, angka-angka ke kata-kata, kata-kata ke angka-angka, notasi-notasi

Page 64: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

52

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

musik ke nada-nada, dan yang sejenis.

Istilah-istilah alternatifnya adalah translasi (menerjemahkan,

mengalihbentukkan), paraphrasing (menyatakan dengan kata-kata lain,

khususnya secara singkat), representasi (menggambarkan), dan klarifikasi

(menerangkan, membuat menjadi terang).

2.2 MENCONTOHKAN (C2.2)

Pencontohan atau pemberian contoh terjadi ketika seorang siswa

memberikan sebuah contoh khusus dari sebuah konsep atau prinsip

umum.

Pencontohan melibatkan pengidentifikasian ciri-ciri penentu dari konsep

atau prinsip umum (yakni, segi tiga sama kaki harus memiliki dua sisi yang

sama) dan menggunakan ciri-ciri ini untuk memilih atau mengkonstruksi

sebuah contoh spesifik (yakni, menjadi mampu memilih segi-tiga sama sisi

dari tiga segi-tiga yang disajikan). Istilah alternatifnya adalah

mengilustrasikan.

2.3 MENGKLASIFIKASI (C2.3)

Pengklasifikasian terjadi ketika seorang siswa mengenali-ulang bahwa

sesuatu (yakni sebuah contoh tertentu) termasuk atau menjadi milik

sebuah kategori tertentu (yakni, konsep atau prinsip).

Pengklasifikasian melibatkan pendeteksian ciri-ciri atau pola-pola relevan

yang “sesuai” dengan contoh spesifik dan konsep atau prinsip. Istilah-

istilah alternatifnya adalah pengkategorian, ketermasukan (subsuming),

pengelompokkan, penghimpunan, dan penggolongan.

2.4 MENGIKHTISARKAN (C2.4)

Pengikhtisaran terjadi ketika seorang siswa memberikan sebuah

pernyataan yang menggambarkan informasi yang tersaji atau abstraksi dari

sebuah tema umum.

Pengikhtisaran melibatkan pengkonstruksian sebuah gambaran mengenai

sebuah informasi, seperti arti dari sebuah adegan dalam sebuah drama,

dan mengabstraksi sebuah ikhtisar dari adegan tersebut, seperti

penentuan sebuah tema atau butir-butir utama. Istilah-istilah

alternatifnya adalah pengeneralisasian, pengabstraksian.

Page 65: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

53

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

2.5 MENYIMPULKAN (C2.5)

Penyimpulan melibatkan penemuan suatu pola dalam suatu rangkaian

contoh atau kejadian.

Penyimpulan terjadi ketika seorang siswa mampu mengabstraksi sebuah

konsep atau prinsip yang menjelaskan sehimpunan contoh atau kejadian

dengan mendeskripsikan ciri-ciri relevan dari masing-masing kejadian dan,

sangat penting adanya, mendeskripsikan perhubungan di antara mereka.

Misalnya, ketika diberi serangkaian bilangan seperti 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21,

seorang siswa mampu fokus pada nilai numerik dari masing-masing digit

ketimbang pada ciri-ciri tak-relevan seperti bentuk dari masing-masing

digit atau apakah masing-masing digit adalah bilangan genap atau ganjil. Ia

kemudian mampu membedakan pola dalam rangkaian bilangan-biliangan

tersebut (yakni, setelah dua bilangan pertama, masing-masingnya adalah

jumlah dari dua bilangan yang mendahuluinya).

Penyimpulan adalah berbeda dari pengatribusian. Pengatribusian fokus

semata-mata pada isu pragmatik mengenai penentuan sudut pandang atau

maksud penulis, sedangkan penyimpulan fokus pada isu penginduksian

sebuah pola yang didasarkan atas informasi yang tersedia.

Cara lainnya untuk membedakan kedua proses ini adalah bahwa

pengatribusian adalah dapat diterapkan secara luas pada situasi-situasi

seseorang harus “mendeduksi sesuatu yang implisit”, khususnya ketika

seseorang sedang berupaya menentukan suatu sudut pandang si penulis.

Penyimpulan pada sisi lainnya, terjadi dalam sebuah konteks yang

menyediakan suatu harapan tentang apa yang akan disimpukan. Istilah-

istilah alternatif untuk penyimpulan adalah ekstrapolasi, interpolasi,

prediksi, dan pengkonklusian.

2.6 MEMBANDINGKAN (C2.6)

Pembandingan melibatkan pendeteksian kesamaan dan perbedaan antara

dua atau lebih benda, kejadian, ide, masalah, atau situasi, seperti

penentuan bagaimana sebuah kejadian yang terkenal (yakni, skandal

politik yang baru terjadi) adalah mirip sebuah kejadian yang kurang

terkenal (yakni, skandal politik dalam sejarah).

Pembandingan mencakup penemuan unsur-unsur dan pola-pola dalam

sebuah objek, kejadian, atau ide yang memiliki kesesuaian dengan unsur-

unsur dan pola-pola dalam objek, kejadian, atau ide lainnya. Istilah-istilah

Page 66: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

54

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

alternatifnya adalah peng-kontras-an, pemadanan, dan pemetaan.

2.7 MENGEKSPLANASI/MENJELASKAN (C2.7)

Pengeksplanasian terjadi ketika seorang siswa mampu mengkonstruksi dan

menggunakan sebuah model sebab-akibat dari sebuah sistem.

Modelnya dapat diturunkan dari sebuah teori formal (sebagaimana sering

dilakukan dalam IPA) atau dapat dibangun dari bawah (grounded)

berdasarkan riset atau pengalaman (sebagaimana sering dilakukan dalam

sains sosial dan humaniora). Sebuah eksplanasi yang lengkap melibatkan

pengkonstruksian sebuah model sebab-akibat, mengikutsertakan masing-

masing bagian utama dalam sebuah sistem atau masing-masing kejadian

utama dalam suatu rangkaian mata-rantai, dan menggunakan model ini ini

untuk menentukan bagaimana sebuah perubahan atau sebuah “link” dalam

rantai itu mempengaruhi sebuah perubahan pada bagian lainnya. Sebuah

istilah alternatifnya adalah pengkonstruksian sebuah model.

3. MENGAPLIKASIKAN/MENERAPKAN (C3)

Menerapkan melibatkan penggunaan prosedur untuk melaksanakan

kegiatan (praktik, latihan) atau memecahkan masalah. Dengan demikian,

Menerapkan terkait erat dengan Pengetahuan Prosedural.

3.1 MENGEKSEKUSI (C3.1)

Dalam pengeksekusian, seorang siswa melaksanakan secara rutin suatu

prosedur ketika dihadapkan dengan sebuah tugas akrab (yakni, kegiatan,

praktik, latihan). Keakaraban akan situasinya sering menyediakan isyarat

yang cukup untuk memandu pilihan tentang prosedur tepat yang akan

digunakan.

Pengeksekusian lebih sering terkait dengan penggunaan keterampilan-

keterampilan dan algoritme-algoritme (prosedur pemecahan masalah)

ketimbang dengan teknik-teknik dan metode-metode. Keterampilan dan

algoritme memiliki dua kualitas yang membuat mereka secara khusus

memudahkan untuk melakukan eksekusi. Pertama, mereka terdiri atas

seruntunan langkah yang umumnya diikuti dalam sebuah tatanan yang

tetap. Kedua, ketika langkah-langkahnya dilaksanakan secara tepat, hasil

akhirnya adalah sebuah jawaban yang pratentu (predetermined). Sebuah

istilah alternatif untuk pengeksekusian adalah pelaksanaan (carrying out).

Page 67: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

55

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

3.2 MENGIMPLEMENTASI

Pengimplementasian terjadi ketika seorang siswa memilih dan

menggunakan sebuah prosedur untuk melaksanakan sebuah tugas tak-

akrab.

Karena pemilihan dipersyaratkan, para siswa harus memiliki suatu

pemahaman tentang tipe masalah yang dijumpai sebagaimana juga

sejumlah prosedur yang tersedia. Dengan demikian, pengimplementasian

digunakan bersamaan dengan kategori-kategori proses kognitif lainnya,

seperti Memahami dan Mengkreasi.

4. MENGANALISIS (C4)

Analisis melibatkan penguraian material menjadi bagian-bagian yang

membentuknya dan menetukan bagaimana bagian-bagian berhubungan

antara yang satu dengan yang lainnya dan dengan suatu struktur

keseluruhannya.

Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan sebagai Menganalisis mencakup belajar

untuk menentukan keping-keping dari sebuah pesan yang penting atau

relevan (membeda-bedakan), cara-cara bagaimana keping-keping sebuah

pesan itu di organisasi (mengorganisasikan), dan tujuan yang mendasari

dari suatu pesan (mengatribusi). Tujuan-tujuan ini, misalnya, ingin

mengembangkan kemampuan siswa untuk:

membedakan fakta dari pendapat (atau realitas dari fantasi);

menghubungkan simpulan-simpulan dengan pernyataan-pernyataan

pendukung;

membedakan material relevan dengan material yang hubungannya

tak-langsung;

menentukan bagaimana ide-ide berkaitan antara yang satu dengan

yang lainnya;

menegaskan asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan yang terlibat

dalam apa yang dikatakan;

membedakan ide-ide atau tema-tema dominan dari ide-ide

bawahan dalam puisi atau musik; dan

menemukan evidensi yang mendukung tujuan-tujuan si penulis.

Page 68: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

56

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

4.1 MEMBEDA-BEDAKAN (C4.1)

Membeda-bedakan melibatkan pembeda-bedaan bagian-bagian dari sebuah

struktur keseluruhan dalam kaitan relevansi atau penting-tidaknya

mereka; dan kemudian memperhatikan informasi yang relevan atau

penting.

Membeda-bedakan adalah berbeda dari proses-proses kognitif yang

terkait dengan Memahami karena ia melibatkan organisasi struktural dan,

khususnya, melibatkan penentuan bagaimana bagian-bagian berkesesuaian

dengan struktur keseluruhan atau keseluruhan. Secara lebih spesifilknya,

pembeda-bedaan berbeda dari pembandingan dalam penggunaan konteks

yang lebih luas untuk menentukan apa yang relevan atau penting dan apa

yang tidak penting atau tidak relevan. Misalnya, dalam pembeda-bedaan

apel-apel dan jeruk-jeruk dalam konteks buah-buahan, biji internal adalah

relevan, tetapi warna dan bentuk adalah tak-relevan. Dalam

pembandingan, semua aspek ini (biji, warna, dan bentuk) adalah relevan.

Istilah-istilah alternatif untuk membeda-bedakan adalah mendiskriminasi,

memilih, dan memusatkan perhatian.

4.2 MENGORGANISASI (C4.2)

Mengorganisasi melibatkan pengidentifikasian unsur-unsur informasi atau

situasi dan mengenali bagaimana mereka secara bersamaan membentuk

sebuah struktur yang koheren.

Dalam pengorganisasian, seorang siswa membangun hubungan-hubungan

sistematik dan koheren di antara keping-keping informasi yang tersaji.

Pengorganisasian biasanya terjadi bersamaan dengan pembeda-bedaan.

Siswa pertama-tama mengidentifikasi unsur-unsur relevan atau penting

dan kemudian menentukan struktur keseluruhannya. Pengorganisasian

dapat juga terjadi bersamaan dengan pengatribusian, dalam mana fokusnya

adalah penentuan maksud atau sudut pandang si penulis.

Istilah-istilah alternatif untuk pengorganisasian adalah penstrukturan,

pengintegrasian, penemuan koherensi, penyusunan kerangka-pikir

(outlining), dan parsing (penguraian sebuah kalimat menjadi bagian-bagian

gramatiikalnya seperti subjek, predikat, dan seterusnya).

4.3 MENGATRIBUSI (C4.3)

Pengatribusian terjadi ketika seorang siswa mampu menentukan sudut

pandang, bias, nilai-nilai, atau maksud-maksud yang mendasari suatu

Page 69: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

57

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

komunikasi atau informasi.

Pengatribusian melibatkan sebuah proses dekonstruksi, dalam mana

seorang siswa menentukan maksud-maksud dari si penulis dari material

yang disajikan. Berbeda halnya dengan penginterpretasian, dalam mana

siswa berupaya untuk Memahami makna dari material yang tersaji,

pengatribusian melibatkan suatu pemerluasan melampaui pemahaman

dasar untuk menyimpulkan maksud atau sudut pandang yang mendasari

material yang tersaji. Misalnya, dalam membaca sebuah bacaan tentang

perang DI/TII dalam sejarah Perang Saudara Indonesia, seorang siswa

perlu menentukan apakah si pengarang mengadopsi sudut pandang

nasionalis atau sudut pandang sebuah kelompok muslim yang berkembang

di Indonesia pada waktu itu. Istilah alternatifnya adalah dekonstruksi.

5. MENGEVALUASI (C5)

Mengevaluasi didefinisikan sebagai pembuatan judgements (putusan,

pertimbangan) didasarkan atas kriteria atau standar.

Kriteria yang sangat sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi,

dan konsistensi. Standar bisa jadi kuantitatif (yakni, Apakah ini suatu

jumlah yang cukup?) atau kualitatif (yakni, Apakah ini cukup baik?).

Standar diberlakukan untuk kriteria (yakni, Adakah proses ini cukup

efektif? Adakah produk ini memiliki kualitas cukup?).

Kategori Mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif pengecekan

(putusan/pertimbangan tentang konsistensi internal) dan pengritrikan

(putusan/pertimbangan yang didasarkan atas kriteria eksternal).

5.1 MENGECEK (C5.1)

Pengecekan melibatkan pengetesan inkonsistensi atau kesalahan internal

dalam sebuah operasi atau sebuah produk.

Misalnya, pengecekan terjadi ketika seorang siswa mengetes apakah

sebuah simpulan itu sebagai keharusan dari premis-premisnya, apakah

data mendukung atau mendiskonfirmasi sebuah hipotesis, atau apakah

material yang tersaji berisi bagian-bagian yang kontradiktif antara yang

satu dengan yang lainnya. Istilah-istilah alternatifnya adalah pengetesan,

pendeteksian, pemantauan, dan pengkoordinasian.

Page 70: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

58

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

5.2 MENGERITIK (C5.2)

Mengeritik melibatkan pembuatan putusan/pertimbangan tentang sebuah

produk atau operasi didasarkan atas kriteria atau standar eksternal.

Dalam pengeritikan, seorang siswa mencatat ciri-ciri positif dan negatif

dari sebuah produk dan membuat sebuah putusan/pertimbangan

didasarkan atas sekurang-kurangnya sebagian dari ciri-ciri tersebut.

Pengeritikan terletak di inti dari apa yang disebut berpikir kritis. Sebuah

contoh pengeritikan adalah pembuatan putusan/pertimbangan mengenai

manfaat-manfaat dari sebuah solusi tertentu untuk masalah hujan asam

dalam kaitannya dengan kemungkinan efektivitasnya dan kaitannya dengan

biaya (yakni, mempersyaratkan semua pabrik energi di seluruh negara

untuk membatasi emisi pipa asap mereka hingga ke suatu batas). Istilah

alternatif untuk pengertikan adalah judging (pemberian

putusan/pertimbangan).

6. MENGKREASI (C6)

Mengkreasi melibatkan menyusun unsur-unsur bersamaan untuk

membentuk sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional.

Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan sebagai Mengkreasi menghendaki para

siswa membuat sebuah produk baru dengan mereorganisasi secara

mental sejumlah unsur atau bagian menjadi sebuah pola atau struktur

yang sebelumnya tersaji tidak jelas.

Dalam memenuhi tujuan ini, banyak siswa akan mengkreasi dalam arti

memproduksi sintesis-sintesis informasi atau material mereka sendiri

untuk membentuk sebuah keseluruhan yang baru, seperti dalam menulis,

melukis, mengukir, membuat gedung, dan seterusnya..

Mengkreasi terkait dengan tiga proses kognitif: memunculkan (generating),

merencanakan, dan mem-produksi.

6.1 MEMUNCULKAN (GENERATING) (C6.1)

Memunculkan melibatkan menggambarkan masalah dan berupaya memiliki

alternatif-alternatif atau hipotesis-hipotesis yang memenuhi kriteria

tertentu.

Seringkali cara sebuah masalah digambarkan pada awalnya menyarankan

solusi yang mungkin; bagaimanapun, redefinisi atau dihasilkannya lagi

Page 71: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

59

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

sebuah gambaran baru dari masalah dapat menyarankan solusi-solusi yang

berbeda. Ketika pemunculan melampaui batas-batas atau kendala-kendala

pengetahuan sebelumnya dan teori-teori yang ada, ia melibatkan berpikir

banyak arah dan membentuk inti dari apa yang disebut berpikir kreatif.

Pemunculan di sini digunakan dalam sebuah arti terbatas. Memahami juga

mempersyaratkan proses-proses pemunculan, yang mencakup pen-

translasi-an, pencontohan, pengikhtisaran, penyimpulan, pengklasifikasian,

pembandingan, dan peng-eksplanasi-an. Bagaimanapun, tujuan Memahami

adalah lebih sering satu arah (yakni, untuk mendapatkan sebuah makna

tunggal). Berbeda halnya, tujuan pemunculan dalam Mengkreasi adalah

banyak arah (yakni, untuk mendapatkan berbagai kemungkinan). Sebuah

istilah alternatif untuk pemunculan adalah meng-hipotesis-kan.

6.2 MERENCANAKAN (C6.2)

Merencanakan melibatkan perancangan sebuah metode solusi yang

memenuhi sebuah kriteria masalah, yakni, mengembangkan sebuah

rencana untuk memecahkan masalah.

Dalam merencanakan, seorang siswa dapat membuat sub-sub-tujuan, atau

memecah sebuah tugas menjadi sub-sub-tugas yang akan dilaksanakan

ketika memecahkan masalah. Guru-guru sering tidak melakukan langkah

menyatakan tujuan perencanaan, malahan menyatakan tujuan-tujuan dalam

kaitannya dengan memproduksi, tahap akhir dari proses kreatif. Ketika hal

ini terjadi, merencanakan diasumsikan atau tersirat dalam tujuan

memproduksi. Dalam kasus ini, merencanakan kemungkinan dilaksanakan

oleh siswa secara tertutup selama kegiatan mengkonstruksi sebuah

produk (yakni, memproduksi). Sebuah istilah alternatif untuk

merencanakan adalah mendesain.

6.3 MEMPRODUKSI (C6.3)

Memproduksi melibatkan pelaksanaan sebuah rencana untuk memecahkan

sebuah masalah yang ada yang memenuhi spesifikasi-spesifikasi tertentu.

Sebuah istilah alternatifnya adalah mengkonstruksi.

Page 72: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

60

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Table 2.2 Tipe-tipe Pengetahuan dan Sub-subnya

TIPE-TIPE DAN SUB-SUB TIPE

CONTOH-CONTOH

A. PENGETAHUAN FAKTUAL—Unsur-unsur dasariah yang para siswa harus ketahui

agar memahami sebuah disiplin atau memecahkan masalah di dalamnya.

A.1 Pengetahuan tentang

Terminologi

Kosa kata teknis, simbol-simbol musik

A.2 Pengetahuan tentang rincian

dan unsur spesifik

Sumber-sumber alami yang utama, sumber-sumber

informasi yang reliabel

B. Pengetahuan Konseptual—Saling-perhubungan antarunsur dasariah dalam sebuah

struktur besar yang membuat mereka berfungsi secara bersamaan

B.1 Pengetahuan tentang

Klasifikasi dan Kategori

Periode-periode waktu geologis, bentuk-bentuk

kepemilikan bisnis

B.2 Pengetahuan tentang Prinsip

dan Generalisasi Teorema Pithagorean, hukum supply and demand

B.3 Pengetahuan tentang Teori,

Model, dan Struktur

Teori evolusi, struktur Konggres Amerika Serikat

C. Pengetahuan Prosedural—Bagaimana melakukan sesuatu, metode-metode inquiri,

dan kriteria untuk penggunaan keterampilan, algoritma, teknik-teknik, dan

metode-metode

C.1 Pengetahuan tentang Subject-

specific Skill dan algoritma

Keterampilan-keterampilan yang digunakan dalam melukis

dengan watercolors, whole number division algorithm

C.2 Pengetahuan tentang Subject

specific Techniques dan

metode- metode

Teknik-teknik interviu, metode ilmiah

Page 73: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

61

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

C.3 Pengetahuan tentang Kriteria

untuk menentukan kapan

menggunakan prosedur-

prosedur yang sesuai

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kapan

menerapkan sebuah prosedur yang melibatkan hukum

Newton kedua, kriteria yang digunakan untuk men-judge

kelayakan penggunaan sebuah metode tertentu untuk

mengestimasi biaya-biaya bisnis

D. Pengetahuan Metakognitif—Pengetahuan kognisi pada umumnya juga kesadaran

dan pengetahuan tentang kognisi yang dimiliki diri sendiri

D.1 Pengetahuan Strategik

Pengetahuan tentang kerangka sebagai sebuah sarana

penangkapan struktur dari sebuah unit materi ajar dalam

sebuah buku ajar, pengetahuan tentang penggunaan

heuristics

D.2 Pengetahuan tentang Tugas-

tugas Kognitif, mencakup

pengetahuan kondisional dan

kontekstual yang sesuai

Pengetahuan tentang tipe-tipe tes yang digunakan para

guru, pengetahuan tentang tuntutan-tuntutan kognitif dan

tugas-tugas kognitif

D.3 Pengetahuan Diri Pengetahuan bahwa pengeritikan esai-esai adalah sebuah

kekuatan pribadi, sedangkan penulisan esai-esai adalah

sebuah kelemahan pribadi; kesadaran tentang tingkat

pengetahuan yang dimiliki diri sendiri

Gambar 2.1 Taksonomi Kognisi dan Nilai Pedagoginya

Pedagogical zone

Higher ordered

thinking

Meaningful

learning

Dangerous zone jika pembelajaran hanya

ini

Lower ordered

thinking

Rote learning

Page 74: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

62

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Lembar Kerja Peserta 3A.3

Contoh Jenis Pertanyaan /Tugas berdasarkan Taksonomi Bloom

Matematika

Bangun 3 Dimensi

Mengkreasi

Rancanglah suatu bangun baru yang memiliki bagian-bagian yang berasal dari bangun

yang kamu pilih tadi. Beri nama untuk bangun barumu dan namailah bagian-bagiannya.

Mengevaluasi

Menurutmu, apakah bangun tersebut tepat digunakan di tempat kamu menemukannya

tadi? Mengapa?

Menganalisis

Terangkan mengapa bangun tadi digunakan di tempat dimana kamu menemukannya.

Menerapkan

Gambarlah bangun yang kamu pilih tadi.

Memahami

Carilah benda-benda yang memiliki bentuk yang sama dengan bangun yang kamu pilih

tersebut.

Mengingat

Sebutkan ciri-ciri dari bangun yang kamu pilih.

Page 75: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

63

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Ilmu Pengetahuan Alam

Serangga

Mengkreasi

Buatlah jenis serangga baru dari bagian-bagian tubuh serangga yang ada. Gambar dan

beri nama bagian-bagian tersebut.

Mengevaluasi

Kalau kamu ingin menjadi serangga, serangga apa yang jadi pilihanmu? Sebutkan

alasannya, paling sedikit lima alasan.

Menganalisis

Pilih dua macam serangga, bandingkan. Tulislah hasil perbandinganmu.

Menerapkan

Wawancarailah 10 orang untuk mengetahui serangga yang paling tidak

disukai/membahayakan . Buatlah grafik dari hasil wawancara tersebut dan (simpulkan

hasilnya. C2.5)

Memahami

Pilihlah satu nama serangga. Buatlah 10 pernyataan tentang serangga tersebut. 5

pernyataan tentang fakta dari serangga tersebut dan 5 lainnya merupakan opini. Tulis di

atas kertas yang berbeda. Berikan kepada temanmu dan minta temanmu untuk

memeriksa pekerjaanmu.

Kelompokkan berdasarkan jenis serangga yang membahayakan dan tidak

membahayakan.

Mengingat

Buatlah daftar nama-nama serangga.

Page 76: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

64

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Ilmu Pengetahuan Sosial

Pasar

Mengkreasi

Buatlah usulan perubahan/perbaikan yang dapat membuat pasar di sekitar rumahmu

menjadi lebih baik. Kirimkan surat itu kepada pemerintah setempat.

Mengevaluasi

Setujukah kamu apabila semua pasar tradisional diganti dengan pasar modern?

Mengapa?

Menganalisis

Bandingkan kondisi beberapa jenis pasar, carilah apa saja kekuatan dan kelemahan

masing-masing jenis pasar?

Menerapkan

Misalkan kamu adalah salah seorang anggota Panitia Peringatan Kemerdekaan RI di

sekolahmu dan merencanakan untuk membuat pesta. Buatlah daftar barang-barang

yang kamu butuhkan dan putuskan di pasar jenis apa kamu akan membelinya. Berikan

alasanmu.

Memahami

(Cari nama-nama pasar yang kamu ketahui C1) dan kelompokkan menurut jenisnya.

Mengingat

Sebutkan jenis-jenis pasar yang kamu ketahui (dan ciri-cirinya. C2)

Page 77: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

65

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Bahasa Indonesia

Sempurna

Kau begitu sempurna

Dimataku kau begitu indah

Kau membuat diriku akan slalu memujamu

Di setiap langkahku

Kukan slalu memikirkan dirimu

Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu

* Janganlah kau tinggalkan diriku

Takkan mampu menghadapi semua

Hanya bersamamu ku akan bisa

Reff:

Kau adalah darahku

Kau adalah jantungku

Kau adalah hidupku

Lengkapi diriku

Oh sayangku, kau begitu

Sempurna… Sempurna...

Kau genggam tanganku

Saat diriku lemah dan terjatuh

Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku

Kembali ke *

Dinyanyikan oleh: Gita Gutawa

Mengkreasi

Tulislah sebuah puisi tentang seseorang yang kamu kirimi surat/kagumi!

Mengevaluasi

Selama ini sikap baik apa yang sudah kamu lakukan kepada seseorang yang kamu kirimi

surat?

Apakah terdapat inkonsistensi atau kekeliruan kata/kata-kata yang digunakan dalam lagu

tersebu?

Menganalisis

Bandingkan perasaanmu antara kepada temanmu dengan kepada seseorang yang kamu

kirimi surat!

Bagaimana kerangka atau susunan isi dari lagu tersebut?

Page 78: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

66

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menerapkan

(Tulislah surat C3 menerapkan cara menulis surat yang sudah dipelajari sebelumnya) untuk

seseorang, mungkin ibu atau gurumu yang sesuai dengan isi lagu tersebut!

Anggaplah tokoh “Kau” dalam lagu tersebut sebagai “desa/tempat kelahiran” mu.

Kemudian buatlah puisi dengan susunan yang sama dengan susunan isi lagu tersebut untuk

“desa/tempat kelahiran” mu!

Memahami

Rangkumlah isi lagu tersebut!

Ubahlah lagu di atas menjadi sebuah surat untuk ibu atau gurumu!

Mengingat

Temukan dua kata yang bermakna kias!

Page 79: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

67

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Bahasa Inggris

Kancil and Crocodile

Kancil was a clever mousedeer. He had many enemies. One of them

was Crocodile. Crocodile lived in a river in the forest.

Now, one day, Kancil went to the river. It was a very hot day, and he

wanted to have a bath. Kancil bathed and splashed about in the water.

Crocodile saw Kancil. "A nice meal," he thought. Then, he crawled behind

Kancil and grabbed him. He caught one of Kancil's legs.

Kancil was terrified. Then, he had an idea. He saw a twig floating near

him. He picked it up and said, "You stupid fool! So you think you've got me.

You're biting a twig - not my leg. Here, this is my leg."

And with that, he showed Crocodile the twig. Crocodile could not see well.

He was a very stupid creature, too. He believed the cunning mousedeer. He freed

the mousedeer's leg and snapped upon the twig. Kancil ran out of the water

immediately.

"Ha! Ha!" he laughed. "I tricked you!"

Mengkreasi

Compose a letter of apology from Kancil to Crocodile.

Mengevaluasi

Do you think Kancil has done the right thing? Why?

Menganalisis

In what ways are Kancil and Crocodile different?

Menerapkan

Change the sentences in one of the paragraphs into the present tense.

Memahami

What examples from the story show that Kancil was a cunning animal?

Why did Kancil go to the river?

Mengingat

Who parties were involved in the story?

Page 80: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

70 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Lembar Kerja Peserta 3A.4

Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Soal/Tugas

(Pengalaman dari Kurikulum 1975, banyak guru hanya “menyalin” kata kerja yang tersedia, tanpa memahaminya. Akibatnya tujuan pembelajaran

yang mereka rumuskan salah, juga mereka tidak pernah mengerti dengan benar taksonomi kognitif Bloom setelah bertahun-tahun bekerja

menggunakan taksonomi tersebut)

TABEL 2.3 SITUASI EVALUASI DAN PENGALAMAN BELAJAR DARI TAKSONOMI BLOOM

KATEGORI, PROSES

KOGNITIF, NAMA

ALTERNATIF

DEFINISI-DEFINISI DAN CONTOH-CONTOH

SITUASI EVALUASI HASIL BELAJAR

PENGALAMAN BELAJAR PRAKSIS

1. MENGINGAT—Mencari dan menemukan pengetahuan dari memori jangka panjang

1.1 Mengenali ulang

(Mengidentifikasi)

Menentukan pengetahuan dalam memori jangka-panjang yang

konsisten dengan material yang tersaji (yakni, Mengenali tahun-

tahun dari kejadian-kejadian penting dalam sejarah Indonesia)

Meminta siswa mengidentifikasi yang mana sisi

dari sebuah bangun datar

Studi pengamatan ciri-ciri bangun datar

Refleksi: Mengapa, misalnya, sisi bangun

datar disebut sisi?

1.2 Mengingat ulang

(Mencari-temu)

Mencari-temu pengetahuan relevan dari memori jangka-

panjang (yakni, Mengingat ulang tahun-tahun kejadian penting

dalam sejarah Indonesia)

Meminta siswa mencari temu dari sejumlah

bilangan yang menunjukkan tahun-tahun, yang

mana yang merupakan tahun kemerdekaan

Republik Indonesia

Mengingat Hari Kemerdekaan RI, juga

hubungannya dengan hari-hari/tahun-

tahun dari kejadian sebelumnya

Refleksi: Mengapa tahun 1945? Ada apa

saja sekitar tahun 1945 itu?

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

68

Page 81: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

69

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

KATEGORI, PROSES

KOGNITIF, NAMA

ALTERNATIF

DEFINISI-DEFINISI DAN

CONTOH-CONTOH

SITUASI EVALUASI HASIL BELAJAR PENGALAMAN BELAJAR PRAKSIS

2. Memahami—Mengkonstruksi makna dari pesan-pesan instruksional, mencakup komunikasi lisan, tertulis, dan grafis

2.1 Menginterpretasi/

Menafsir

(Klarifikasi,

paraphrasing,

menyajikan-ulang,

translasi)

Mengubah sebuah bentuk sajian

(yakni, sajian numerik) ke bentuk

lainnya (yakni, sajian verbal)

(yakni, Mem-paraphrase-kan

pembicaraan-pembicaraan dan

dokumen-dokumen penting)

Menyelesaikan perhitungan dari soal cerita.

Mendiskusikan komponen-komponen pokok soal cerita

atau bagaimana memahami soal cerita

Berlatih menyelesaikan soal cerita

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

Meminta siswa memperterang (mengklarifikasi)

maksud dari sebuah larik dari sebuah puisi.

Mendiskusikan ide/ide-ide yang terkandung dalam sebuah

larik puisi

Berlatih mengklarifikasi isi dari sebuah larik puisi

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

Meminta siswa mengulang secara singkat isi sebuah

ide/gagasan/konsep/kalimat/ paragraf sehingga

menjadi lebih jelas (mem-parafrasa)

Mendiskusikan isi sebuah paragraf

Berlatih menyajikan ulang isi paragraf secara ringkas dan

lebih jelas

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

Meminta siswa menceritakan ulang sebuah cerita

pendek secara singkat (translasi).

Mendiskusikan isi sebuah cerita pendek

Berlatih menceritakan-ulangnya secara lebih ringkas

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

Meminta siswa menyajikan ulang secara utuh sebuah

paragraf ringkas (translasi)

Mendiskusikan isi sebuah paragraf ringkas

Berlatih menyajikan-ulangnya menjadi lebih utuh

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

69

Page 82: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

70

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

2.2

Mengeksemplifikasi/

Menyontohkan

(Mengilustrasikan,

mencontohkan)

Menemukan sebuah contoh

spesifik atau ilustrasi dari sebuah

konsep atau prinsip (yakni,

Memberi contoh-contoh berbagai

gaya lukisan artistik yang penting)

Meminta siswa memberikan sebuah contoh (harus

berbeda dari yang sudah diketahui siswa sebelumnya)

Mendiskusikan arti sebuah konsep atau prinsip,

mengikutsertakan beberapa contohnya

Praktik meencari contoh-contohnya yang relevan

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

2.3 Mengklasifikasi

(Kategorisasi,

subsuming)

Menentukan bahwa sesuatu

termasuk kedalam sebuah

kategori (yakni, konsep atau

prinsip) (yakni, Mengklasifikasi

kasus-kasus nirtatanan mental

yang terobservasi atau

terdeskripsikan)

Meminta siswa membuat klasifikasi dari benda-

benda yang tersedia di atas meja

Mendiskusikan arti klasifikasi

Praktik membuat klasifikasi

Refleksi: mendiskusikan (mengapa?) hasil kerja siswa

Meminta siswa memasukkan sebuah anggota

kedalam golongannya

Mendiskusikan arti klasifikasi

Praktik memasukkan berbagai anggota (benda, peristiwa)

kedalam golongannya yang relevan.

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

2.4 Summarizing/

Mengikhtisarkan

(Mengabstraksi,

generalisasi)

Mengabstraksi sebuah tema

umum atau poin-poin pokok

(yakni, Menulis sebuah summary

ringkas tentang kejadian-kejadian

yang tersaji pada sebuah

videotape)

Meminta siswa:

o mendapatkan hal-hal pokok dari sebuah

wacana; atau

o menulis ikhtisar dari suatu kejadian/peristiwa

Mendiskusikan hal-hal pokok dari sebuah wacana atau

peristiwa

Praktik menuliskan hal-hal pokok tersebut

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

2.5 Menyimpulkan

(Menyimpulkan,

mengekstrapolasi,

menginterpolasi,

memprediksi)

Menggambarkan sebuah simpulan

logis dari informasi yang tersaji

(yakni, Dalam pembelajaran

bahasa asing, menyimpulkan

prinsip-prinsip gramatis dari

contoh-contoh)

Meminta siswa:

o menyimpulkan apa yang akan terjadi jika akar

dari sebuah pohon dibuang (mem-prediksi)

o menyimpulkan berapa uang jajan yang akan

diterimanya bulan depan berdasarkan

penerimaannya selama dua bukan terakhir

(meng-ekstrapolasi)

o meng-estimasi nilai yang tepat dalam sebuah

deret bilangan yang jomplang (menginterpolasi)

Mendiskusikan pola-pola prediksi, ekstrapolasi, dan

interpolasi.

Berlatih melakukan prediksi, ekstrapolasi, dan interpolasi

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

UNIT 2

Page 83: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

71

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

2.6 Membandingkan

(Mengkontraskan,

memetakan,

memadankan)

Mendeteksi kesepadanan antara

dua ide, objek, dan lain-lain

(yakni, Membandingkan kejadian-

kejadian historis dengan situasi-

situasi kontemporer)

Meminta siswa membandingkan musyawarah dengan

pemungutan suara

Studi pengamatan kegiatan musyawarah dan pemungutan

suara dalam pemilihan KM (Ketua Murid)

Menemukan hal-hal yang sama dan berbeda pada kedua

kegiatan tersebut

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

2.7 Menjelaskan/

Mengeksplanasi

(Mengkonstruksi

model)

Mengkonstruksi sebuah model

sebab-akibat dari sebuah sistem

(yakni, Menjelaskan sebab-sebab

dari pentingnya kejadian-kejadian

abad ke-18 di Perancis)

Meminta siswa menjelaskan sebab-sebab erosi Studi pengamatan terhadap eksperimen erosi

Menemukan sebab-sebab dari terjadinya erosi

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

KATEGORI, PROSES

KOGNITIF, NAMA

ALTERNATIF

DEFINISI-DEFINISI DAN

CONTOH-CONTOH

SITUASI EVALUASI HASIL BELAJAR PENGALAMAN BELAJAR PRAKSIS

3. Mengaplikasi/Menerapkan—Melaksanakan atau menggunakan sebuah prosedur dalam sebuah situasi yang ada

3.1 Mengeksekusi

(Melaksanakan)

Mengaplikasikan sebuah prosedur

ke sebuah tugas akrab (yakni,

Membagi sebuah bilangan bulat

dengan bilangan bulat lainnya,

keduanya melibatkan bilangan

bulat lebih dari satu digits)

Meminta siswa membagi sebuah bilangan bulat

dengan bilangan bulat lainnya, keduanya

melibatkan bilangan bulat lebih dari satu digits)

Studi konseptual pembagian dengan RME (Realistic

Mathematics Education) (Jika konsep pembagian belum

dikuasai siswa)

Berlatih menyelesaikan soal-soal pembagian

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

3.2 Mengimplementasikan

(Menggunakan)

Mengaplikasikan sebuah prosedur

ke sebuah tugas tak-akrab (yakni,

Menggunakan Hukum Kedua

Newton dalam situasi-situasi yang

sesuai dengannya)

Meminta siswa membuat model periskop

(diagram) untuk digunakan di sebuah ruang

perlindungan bawah tanah (bunker)

Studi observasi model periskop di sebuah kapal selam

Membuat modelnya

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

71

Page 84: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

72

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

KATEGORI, PROSES

KOGNITIF, NAMA

ALTERNATIF

DEFINISI-DEFINISI DAN

CONTOH-CONTOH

SITUASI EVALUASI HASIL BELAJAR PENGALAMAN BELAJAR PRAKSIS

4. Menganalisis—Menguraikan material menjadi bagian-bagian pembentuknya dan menentukan bagaimana bagian-bagian ini saling

berkaitan dan

dengan struktur totalnya atau tujuannya

4.1 Membeda-bedakan

(Diskriminasi,

membedakan,

memfokuskan,

memilih)

Membedakan bagian yang relevan dan

yang tak-relevan atau yang penting dan

yang tak-penting dari material yang tersaji

(yakni, Membedakan antara bilangan-

bilangan yang relevan dan yang tak-

relevan dalam dalam sebuah masalah

kata-kata matematis (a mathematical word

problem)

Meminta siswa:

o menjelaskan hal-hal penting dari sebuah

cerita

o menjelaskan hal-hal penting dari sebuah

wacana ilmiah

o menemukan bilangan-bilangan dan operasi-

operasi hitung dalam sebuah masalah cerita

yang terkait dengan sebuah soal

(selanjutnya, menyelesaikan soal tersebut,

penerapan, C3)

Studi membaca cerita/wacana ilmiah dalam rangka

menemukan hal-hal penting

Mendiskusikannya

Menulis penjelasannya; (selanjutnya menyelesaikan

soalnya)

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

4.2 Mengorganisasi

(Menemukan

koherensi,

mengintegrasikan,

menyusun kerangka,

parsing,

menstrukturkan)

Menentukan bagaimana unsur-unsur

sesuai atau berfungsi dalam sebuah

struktur (yakni, Menstrukturkan evidensi

dalam sebuah deskripsi historis menjadi

evidensi untuk dan menentang sebuah

eksplanasi historis)

Meminta siswa:

o memadukan/mengintegrasikan berbagai

informasi tentang sebuah kejadian, dan

kemudian menjelaskannya

o menyusun sebuah kerangka pikir dari

sebuah wacana, dan kemudian

menjelaskannya

o Memilah-milah unsur-unsur tata bahasa dari

sebuah kalimat, dan kemudian

menjelaskannya

Mendiskusikan hal yang dimaksud

Berlatih menemukan/menyusun hal yang dimaksud

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

UNIT 2

Page 85: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

73

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

4.3 Mengatribusi

(Mendekonstruksi)

Menentukan sebuah titik pandang, bias,

nilai-nilai, atau maksud yang mendasari

material yang tersaji (yakni, Menentukan

titik pandang pengarang sebuah esai

dalam kaitannya dengan perspektif

politisnya)

Meminta siswa menemukan:

bias si penulis dalam sebuah tulisan/berita

maksud dari sebuah tulisan

perspektif politis si penulis dalam sebuah

wacana

Mendiskusikan bias, maksud, perspektif

Berlatih menemukan bias, maksud, perspektif

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

KATEGORI, PROSES

KOGNITIF, NAMA

ALTERNATIF

DEFINISI-DEFINISI DAN CONTOH-

CONTOH

SITUASI EVALUASI HASIL BELAJAR PENGALAMAN BELAJAR PRAKSIS

5. Mengevaluasi—Membuat judgement didasarkan atas kriteria dan standar

5.1 Mengecek

(Mengkoordinasi,

mendeteksi,

memantau,

mentes)

Mendeteksi inkonsistensi atau kekeliruan

dalam sebuah proses atau produk;

menentukan apakah sebuah proses atau

produk memiliki konsistensi internal;

mendeteksi efektivitas sebuah prosedur

ketika ia diimplementasikan (yakni,

Menentukan apakah simpulan-simpulan

seorang ilmuwan berdasarkan data yang

terobservasi)

Meminta siswa menemukan dan menjelaskan:

o koherensi/inkoherensi gagasan kebijakan

luar negeri Indonesia dalam sebuah

wacana tertentu

o koherensi/inkoherensi negara dalam

melindungi segenap warga negara dalam

sebuah kejadian yang dilaporkan koran

Meminta siswa menguji konsistensi antara data

dengan simpulan

Mendiskusikan hal yang dimaksud

Berlatih menemukan hal yang dimaksud

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

5.2 Mengkritik

(Men-judge)

Mendeteksi inkonsistensi antara sebuah

produk dengan kriteria eksternal,

menentukan apakah sebuah produk

memiliki konsistensi eksternal; mendeteksi

kesesuaian sebuah prosedur untuk sebuah

masalah yang ada (yakni, Men-judge metode

yang mana dari dua metode yang ada yang

bersifat terbaik untuk memecahkan sebuah

masalah yang ada)

Meminta siswa:

o menilai pola makan masing-masing

dengan standar “empat sehat lima

sempurna”

o kecukupan zat asam dari pohon-pohon

yang ada di sebuah RT dibandingkan

dengan jumlah penduduk yang ada di RT

tersebut

o menilai lingkungan sekolahnya

berdasarkan standar sekolah sehat

Mendiskusikan hal yang dimaksud

Berlatih menemukan hal yang dimaksud

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

73

Page 86: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

74

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

KATEGORI, PROSES

KOGNITIF, NAMA

ALTERNATIF

DEFINISI-DEFINISI DAN CONTOH-

CONTOH SITUASI EVALUASI HASIL

BELAJAR

PENGALAMAN BELAJAR PRAKSIS

6. Mengkreasi—Menyusun unsur-unsur secara bersamaan untuk membentuk sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional; mereorganisasi unsur-unsur menjadi

sebuah pola atau

struktur baru

6.1 Generate

(Memunculkan)

Memunculkan hipotesis-hipotesis alternatif

didasarkan atas kriteria (yakni, Men-

generate hipotesis-hipotesis untuk

menjelaskan sebuah fenomena yang

terobservasi)

Meminta siswa:

membuat dugaan/hipotesis yang menjelaskan

perang Imam Bonjol berdasarkan beberapa

fakta yang terbatas (kemudian mencari fakta-

fakta lebih jauh lagi untuk menolak atau

menerima hipotesis yang dibuatnya)

membuat hipotesis yang menjelaskan

pergerakan separatis berdasarkan beberapa

berita surat kabar (kemudian mencari fakta-

fakta lebih jauh lagi untuk menolak atau

menerima hipotesis yang dibuatnya)

mendeskripsikan jawaban atas pertanyaan

“apa/apa saja penyebab mogoknya mobil?”

berdasarkan sejumlah kejadian yang dialami

sebelum sebuah mobil mogok.

Mendiskusikan apa yang dimaksud dengan hipotesis

Berlatih membuat hipotesis

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

6.2 Merencanakan

Menggawaikan sebuah prosedur untuk

menyelesaikan suatu tugas (yakni,

Merencanakan sebuah research paper

tentang sebuah topik historis yang ada)

Meminta siswa:

membuat usulan penelitian tentang

pertumbuhan padi berdasarkan kriteria yang

sudah ditentukan sebelumnya

merancang pola kebersihan rumah

berdasarkan ciri-ciri perilaku tikus

Merancang usulan untuk menjamin kebersihan

Mendiskusikan apa yang dimaksud

Praktik membuat usulan

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

UNIT 2

Page 87: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

75

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

sekolah setiap hari

6.3 Memproduksi Menciptakan sebuah produk (yakni,

Membangun lingkungan buatan untuk

sebuah kepentingan spesifik)

Meminta siswa:

membuat model visual yang mendeskripsikan

peristiwa fotosintesis berdasarkan sebuah

wacana tertulis yang mendeskripsikan

fotosintesis

menulis sebuah Cerpen/drama/novel

menciptakan sebuah solusi untuk sebuah

masalah

Mendiskusikan apa yang dimaksud

Praktik apa yang dimaksud

Refleksi: mendiskusikan hasil kerja siswa

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

75

Page 88: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

17

76

TAKSONOMI KOGNISI BLOOM (2001) (untuk appendix)

1. MENGINGAT (C1)

Ketika tujuan pengajaran adalah mempromosikan penyimpanan material yang

tersaji dalam bentuk yang sangat sama dengan ketika ia diajarkan, kategori proses

yang relevannya adalah Mengingat.

Pengingatan melibatkan pencari-temuan pengetahuan yang relevan dari memori

jangka panjang. Dua proses kognitifnya yang terkait adalah pengenalan-ulang dan

pengingatan-ulang. Pengetahuan yang relevan dengan pengingatan adalah Faktual,

Konseptual, Prosedural, atau Metakognitif, atau suatu kombinasi dari hal-hal ini.

Untuk meng-ases pembelajaran siswa dalam kategori proses yang paling sederhana

ini, siswa diberi tugas mengenali-ulang atau mengingat-ulang di bawah kondisi yang

sangat sama dengan ketika ia mempelajari material ajarnya. Perluasan yang

melampaui kondisi ini, diharapkan terbatas. Misalnya, jika seorang siswa sudah

mempelajari padanan bahasa Indonesia untuk 20 kata Inggris, maka tes

pengingatannya akan melibatkan permintaan kepada siswa untuk untuk

memadankan kata-kata Inggris dalam kolom pertama dengan kata-kata bahasa

Indonesia pada kolom ke dua (yakni, mengenali ulang) atau menuliskan kata-kata

bahasa Indonesia yang berkaitan dengan kata-kata Inggris yang tersedia (yakni,

mengingat-ulang).

Rote learning adalah ketika siswa diminta hanya mengingat pengetahuan. Tetapi

meaningful learning terjadi ketika pengingatan pengetahuan adalah bagian terpadu

dari tugas yang lebih luas untuk pengkonstruksian pengetahuan baru atau

pemecahan masalah baru.

1.1 MENGENALI-ULANG (C1.1)

Pengenalan-ulang melibatkan pencaritemuan pengetahuan relevan dari memori

jangka panjang dalam rangka membandingkannya dengan informasi yang tersaji.

Dalam pengenalan-ulang, siswa mencari dalam memori jangka panjangnya sekeping

informasi yang identik atau sangat sama dengan informasi yang tersaji

(sebagaimana tersaji dalam memori kerja). Ketika disuguhi informasi baru, siswa

menentukan apakah informasi ini berhubungan dengan pengetahuan yang sudah

dipelajari sebelumnya, pencarian padanan. Istilah alternatif untuk pengenalan-ulang

adalah pengidentifikasian.

Contoh Tujuan dan Asesmen yang sesuai Dalam IPS, sebuah tujuan

pembelajarannya bisa jadi siswa harus mengenali-ulang tanggal-tanggal kejadian

penting dalam sejarah Indonesia. Item tesnya yang sesuai adalah: “Benar atau

Page 89: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

77

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Salah: Proklamasi Kemerdekaan RI dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945”.

Dalam pelajaran Sastra Indonesia, salah satu tuannya dapat berupa siswa harus

mengenali-ulang penulis-penulis dari karya sastra Indonesia. Asesmennya yang

sesuai adalah tes menjodohkan yang terdiri atas sebuah daftar sepuluh pengarang

(mencakup Asrul Sani) dan sebuah daftar lebih sedikit dari sepuluh novel

(mencakup Benyamin S.). Dalam matematika, tujuannya bisa jadi agar siswa dapat

mengenali-ulang jumlah sisi bentuk-bentuk geometri. Asesmennya yang sesuai

adalah suatu tes pilihan-ganda dengan item-item sebagai berikut: “Berapa banyak

sisi yang dimiliki sebuah pentagon? (a) empat, (b) lima, (c) enam, (d) tujuh.

Format Asesmen Sebagaimana diilustrasikan di atas, tiga metode utama

penyajian suatu tugas pengenalan-ulang untuk kepentingan asesmen adalah

verifikasi, menjodohkan, dan pilihan tertentu. Dalam tugas-tugas verifikasi, siswa

diberi suatu informasi dan harus memilih apakah ia benar atau salah. Format

benar-salah adalah contoh yang paling umum. Dalam menjodohkan, dua daftar

disajikan, dan siswa harus memilih bagaimana masing-masing item dalam sebuah

daftar berkesesuaian dengan sebuah item dalam daftar lainnya. Dalam tugas-tugas

pilihan tertentu, siswa diberi sebuah petunjuk yang disertai dengan beberapa

jawaban yang mungkin dan harus memilih jawaban yang mana yang tepat atau

“jawaban terbaik”. Pilihan-ganda adalah formatnya yang paling umum.

1.2 MENGINGAT-ULANG (C1.2)

Pengingatan-ulang melibatkan pencaritemuan pengetahuan relevan dari memori

jangka panjang ketika diberi petunjuk untuk melakukannya. Petunjuknya sering

berupa sebuah sebuah pertanyaan.

Dengan pengingatan-ulang, seorang siswa mencari sekeping informasi dari memori

jangka panjang dan membawa informasi ini kedalam memori kerja untuk dapat

diproses. Sebuah istilah alternatif untuk pengingatan-ulang adalah pencaritemuan.

Contoh Tujuan dan Asesmen yang sesuai Dalam mengingat-ulang, seorang

siswa mengingat informasi yang sebelumnya sudah dipelajari ketika diberi sebuah

petunjuk. Dalam IPS, salah satu tujuannya dapat berupa siswa harus mengingat-

ulang ekspor-ekspor utama pulau Sumatera. Sebuah item tesnya yang sesuai

adalah “Apa ekspor utama Palembang?” Dalam pembelajaran sastra Indonesia,

tujuannya dapat berbentuk agar siswa mampu mengingat-ulang sejumlah penyair

yang menulis berbagai puisi. Sebuah pertanyaan tesnya yang sesuai adalah “Siapa

yang menulis Rembulan Di Atas Kuburan?” Dalam matematika, tujuannya dapat

berbentuk mengingat-ulang fakta-fakta perkalian bilangan bulat. Sebuah item

tesnya meminta siswa memperkalikan 7 X 8 (atau “7 X 8 = ?”).

Page 90: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

78

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Format asesmen Tugas-tugas asesmen untuk pengingatan-ulang dapat

berbeda-beda dalam jumlah dan kualitas petunjuk yang disediakan untuk siswa.

Dengan petunjuk rendah, siswa tidak diberi petunjuk atau informasi relevan

apapun (seperti “Apa satu meter itu?”). Dengan petunjuk tinggi, siswa diberi

beberapa petunjuk (seperti “dalam sistem pengukuran, satu meter adalah sebuah

ukuran mengenai __________________”.).

Tugas-tugas asesmen dapat juga berbeda-beda dalam jumlah atau tingkat

ketertanaman item-item ditempatkan dalam suatu konteks makna yang lebih luas.

Dengan ketertanaman rendah, tugas pengingatan-ulang disajikan sebagai sebuah hal

tunggal, terisolasi, seperti dalam contoh-contoh di atas. Dengan ketertanaman

tinggi, tugas pengingatan-ulang tercakup dalam konteks suatu masalah yang lebih

luas, seperti meminta seorang siswa mengingat formula untuk sebuah bidang dari

sebuah lingkaran ketika memecahkan sebuah masalah kata yang mempersyaratkan

formula tersebut.

2. MEMAHAMI (C2)

Sebagaimana sudah ditunjukkan, ketika tujuan utama pengajaran adalah

mempromosikan penyimpanan, fokusnya adalah pada tujuan yang menekankan

Mengingat. Ketika tujuan pengajaran mempromosikan transfer, bagaimanapun,

fokusnya beralih ke lima proses kognitif lainnya, Memahami hingga Kreasi.

Mengenai hal-hal ini, dapat dipahami jika kategori terbesar dari tujuan-tujuan

pendidikan berbasis-transfer yang ditekankan di sekolah-sekolah dan universitas-

universitas adalah Memahami. Para siswa dikatakan Memahami ketika mereka

mampu mengkonstruksi makna dari pesan-pesan instruksional, mencakup pesan

oral, tertulis, dan grafis, bagaimanapun semua pesan ini disajikan pada siswa:

selama ceramah-ceramah, dalam buku-buku, atau pada monitor-monitor

komputer. Contoh-contoh dari pesan-pesan instruksional potensial mencakup

suatu demonstrasi fisika di kelas, formasi geologis yang tampak dalam suatu karya-

wisata, suatu simulasi komputer tentang suatu perjalanan mengelilingi sebuah

musium seni, dan suatu karya musik yang dimainkan oleh sebuah orkestra,

sebagaimana juga halnya dengan representasi-representasi verbal, gambar, dan

simbolik pada kertas.

Para siswa memahami ketika mereka membangun koneksi antara pengetahuan

“baru” yang akan diperoleh dengan pengetahuan mereka sebelumnya. Secara lebih

spesifik, pengetahuan yang masuk diintegrasikan dengan skema-skema dan

kerangka-kerangka-kerja yang ada. Karena konsep-konsep adalah semacam batu-

bata untuk skema-skema dan kerangka-kerangka-kerja ini, Pengetahuan Konseptual

menyediakan sebuah pangkalan untuk pemahaman. Proses-proses kognitif dalam

Page 91: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

79

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

kategori Memahami mencakup interpretasi, eksemplifikasi (pencontohan), peng-

klasifikasi-an, summarizing (pengikhtisaran), penyimpulan, pembandingan, dan

eksplanasi.

2.1 MENGINTERPRETASI (C2.1)

Penginterpretasian terjadi ketika seorang siswa dapat mengubah informasi dari

sebuah bentuk representasi (gambaran, wakilan) ke bentuk lainnya.

Interpretasi dapat melibatkan pengubahan kata-kata ke kata-kata lainnya (yakni,

paraphrasing), gambar-gambar ke kata-kata, kata-kata ke gambar-gambar, angka-

angka ke kata-kata, kata-kata ke angka-angka, notasi-notasi musik ke nada-nada,

dan yang sejenis.

Istilah-istilah alternatifnya adalah translasi (menerjemahkan, mengalihbentukkan),

paraphrasing (menyatakan dengan kata-kata lain, khususnya secara singkat),

representasi (menggambarkan), dan klarifikasi (menerangkan, membuat menjadi

terang).

CONTOH TUJUAN DAN ASESMEN YANG SESUAI Dalam

penginterpretasian, ketika diberi informasi dalam sebuah bentuk representasi,

seorang siswa dapat mengubahnya ke bentuk lain. Dalam IPS, misalnya, salah satu

tujuannya agar siswa dapat menyatakan dengan kata-kata sendiri atau secara

singkat pidato-pidato dan dokumen-dokumen penting dari periode sejarah sekitar

menjelang kemerdekaan RI. Salah satu asesmen yang sesuai adalah meminta

seorang siswa membuat pernyataan secara singkat atau dengan kata-kata sendiri

sebuah pidato terkenal, seperti pidato Ir. Soekarno dalam sidang PPKI. Dalam

IPA, sebuah tujuannya dapat agar siswa mampu merepresentasikan dengan gambar

tentang berbagai fenomena alam. Sebuah item asesmennya yang sesuai meminta

seorang siswa menggambar sebuah rangkaian diagram-diagram yang

mengilustrasikan foto sintesis. Dalam matematika, contoh tujuannya agar siswa

mampu mengalihbentukkan kalimat-kalimat bilangan dalam kata-kata kedalam

persamaan aljabar yang diungkapkan dalam simbol-simbol. Sebuah item

asesmennya yang sesuai meminta seorang siswa menuliskan sebuah persamaan

(menggunakan B untuk jumlah anak laki-laki dan G untuk jumlah anak perempuan)

yang sesuai dengan pernyataan “Ada dua kali lebih banyak anak perempuan

dibandingkan dengan anak laki-laki di kelas ini”.

FORMAT ASESMEN Format-format item tes yang sesuai mencakup baik

respon yang sudah terkonstruksi (yakni, berikanlah sebuah jawaban) dan respon

terpilih (yakni, pilih sebuah jawaban). Informasi disajikan dalam sebuah bentuk,

dan para siswa diminta apakah mengkonstruksi atau memilih informasi yang sama

dalam sebuah bentuk yang berbeda. Misalnya, sebuah tugas dengan respon

Page 92: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

80

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

terkonstruksi adalah: “Tuliskan sebuah persamaan yang sesuai dengan pernyataan

berikut, gunakanlah T untuk biaya total dan K untuk jumlah kilo-graman. Biaya

total pengiriman sebuah paket adalah Rp. 2.000,00 untuk satu kilo-gram pertama

ditambah masing-masing Rp. 1.500,00 per kilo-gram untuk tambahan berikutnya.

Sebuah versi pemilihan mengenai tugas ini adalah:

“Persamaan mana yang sesuai dengan pernyataan berikut, dimana T mewakili biaya

total dan K untuk jumlah kilo-graman? Biaya total pengiriman sebuah paket adalah

Rp. 2.000,00 untuk satu kilogram pertama ditambah Rp. 1.500,00 untuk tiap satu

kilogram tambahannya.

(a) T = Rp. 3.500 + P

(b) T = Rp. 2.000,00 + Rp. 1.500,00

(c) T = Rp. 2.000,00 + Rp. 1.500,00(P-1)

Untuk meningkatkan peluang bahwa yang diases adalah penginterpretasian

ketimbang hanya pengingatan, informasi yang disertakan dalam asesmen harus

bersifat baru. “Baru” di sini artinya bahwa para siswa tidak pernah menjumpainya

selama pengajaran. Jika aturan ini tidak dipatuhi, kita tidak dapat memastikan

bahwa yang kita ases adalah penginterpretasian, dan bukan pengingatan. Jika tugas

asesmen adalah identik dengan sebuah tugas atau contoh yang digunakan selama

pengajaran, kita barangkali meng-ases pengingatan.

Aturan tersebut berlaku untuk semua kategori proses dan proses-proses kognitif

yang bukan Mengingat. Pada bagian berikutnya hal ini tidak akan diulang lagi.

Pembaca diharapkan dapat mengingat hal ini ke depan. Jika tugas-tugas

asesmen adalah untuk membidik proses-proses kognitif tingkat tinggi,

mereka harus mempersyaratkan para siswa tidak bisa menjawab

dengan benar jika dengan bertumpu pada memori belaka.

2.2 MENCONTOHKAN (C2.2)

Pencontohan atau pemberian contoh terjadi ketika seorang siswa memberikan

sebuah contoh khusus dari sebuah konsep atau prinsip umum.

Pencontohan melibatkan pengidentifikasian ciri-ciri penentu dari konsep atau

prinsip umum (yakni, segi tiga sama kaki harus memiliki dua sisi yang sama) dan

menggunakan ciri-ciri ini untuk memilih atau mengkonstruksi sebuah contoh

spesifik (yakni, menjadi mampu memilih segi-tiga sama sisi dari tiga segi-tiga yang

disajikan). Istilah alternatifnya adalah mengilustrasikan.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMEN YANG SESUAI Dalam pencontohan,

seorang siswa diberi sebuah konsep atau prinsip dan harus memilih atau

menghasilkan sebuah contoh khusus yang tidak dijumpai selama pengajaran.

Page 93: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

81

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Dalam pendidikan kesenian, salah satu tujuannya adalah agar siswa dapat

memberikan contoh-contoh berbagai gaya lukisan artistik. Sebuah asesmennya

yang sesuai meminta seorang siswa memilih gaya impresionistik dari empat lukisan

yang tersedia. Dalam IPA, sebuah tujuannya dapat agar siswa mampu memberikan

contoh-contoh berbagai jenis senyawa kimia. Sebuah tugas asesmennya yang

sesuai meminta siswa menentukan sebuah senyawa inorganik dalam sebuah karya-

wisata dan mengatakan mengapa ia adalah inorganik (yakni, menspesifikasi ciri-ciri

penentunya). Dalam pendidikan sastra, sebuah tujuan dapat agar siswa mampu

mencontohkan berbagai genre drama. Asesmennya dapat dengan cara memberi

sketsa ringkas dari empat drama (hanya satu yang merupakan komedi romantik)

dan meminta siswa menyebutkan drama yang adalah sebuah komedi romantik.

FORMAT-FORMAT ASESMEN Tugas-tugas pencontohan dapat melibatkan

format respon terkonstruksi—dalam mana siswa harus menciptakan sebuah

contoh—atau format respon terpilih—dalam mana siswa harus memilih sebuah

contoh dari sehimpunan contoh yang tersedia. Contoh IPA, “Berikan sebuah

senyawa inorganik dan katakan mengapa ia inorganik”, mempersyaratkan sebuah

respon terkonstruksi. Berbeda halnya, item “Yang mana dari senyawa-senyawa ini

yang merupakan sebuah senyawa inorganik? (a) besi, (b) protein, (c) darah, (d)

kompos” mempersyaratkan sebuah respon terpilih.

2.3 MENGKLASIFIKASI (C2.3)

Pengklasifikasian terjadi ketika seorang siswa mengenali-ulang bahwa sesuatu

(yakni sebuah contoh tertentu) termasuk atau menjadi milik sebuah kategori

tertentu (yakni, konsep atau prinsip).

Pengklasifikasian melibatkan pendeteksian ciri-ciri atau pola-pola relevan yang

“sesuai” dengan contoh spesifik dan konsep atau prinsip. Pengklasifikasian adalah

sebuah proses pelengkap bagi pencontohan. Jika pencontohan dimulai dengan

sebuah konsep atau prinsip umum dan mempersyaratkan siswa untuk menemukan

sebuah contoh khusus, pengklasifikasian dimulai dengan sebuah contoh khusus dan

mempersyaratkan siswa menemukan sebuah konsep atau prinsip umum. Istilah-

istilah alternatifnya adalah pengkategorian, ketermasukan (subsuming),

pengelompokkan, penghimpunan, dan penggolongan.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMEN YANG SESUAI Dalam IPS, salah

satu tujuannya agar siswa dapat mengklasifikasi kasus-kasus disorder mental yang

sudah diobservasi atau sudah dideskripsikan. Sebuah item asesmennya yang sesuai

meminta seorang siswa mengamati sebuah video tentang perilaku seseorang

dengan penyakit mental dan kemudian menunjukkan disorder mental yang tampak.

Dalam IPA, salah satu tujuannya agar siswa dapat mengkategorikan spesies-spesies

dari hewan-hewan prasejarah. Sebuah asesmennya menyediakan sejumlah gambar

Page 94: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

82

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

hewan prasejarah dengan petunjuk untuk mengelompokkan mereka kedalam

spesies-spesies yang sesuai. Dalam matematika, sebuah tujuannya agar siswa dapat

menentukan kategori-kategori untuk angka-angka yang tersedia. Sebuah tugas

asesmennya menyediakan sebuah contoh dan meminta seorang siswa melingkari

semua angka dalam sebuah daftar berdasarkan kategori yang sesuai.

FORMAT ASESMEN Dalam tugas-tugas respon terkonstruksi, seorang siswa

diberi sebuah contoh dan harus memproduksi konsep atau prinsipnya yang terkait.

Dalam tugas-tugas respon terpilih, seorang siswa diberi sebuah contoh dan harus

memilih konsep atau prinsipnya dari sebuah daftar. Dalam tugas pemilahan,

seorang siswa diberi sehimpunan kejadian dan harus menentukan yang mana yang

termasuk kedalam sebuah kategori khusus, atau harus menempatkan masing-

masing kejadian kedalam salah satu dari kategori-kategori yang tersedia.

2.4 MENGIKHTISARKAN (C2.4)

Pengikhtisaran terjadi ketika seorang siswa memberikan sebuah pernyataan yang

menggambarkan informasi yang tersaji atau abstraksi dari sebuah tema umum.

Pengikhtisaran melibatkan pengkonstruksian sebuah gambaran mengenai sebuah

informasi, seperti arti dari sebuah adegan dalam sebuah drama, dan mengabstraksi

sebuah ikhtisar dari adegan tersebut, seperti penentuan sebuah tema atau butir-

butir utama. Istilah-istilah alternatifnya adalah pengeneralisasian, pengabstraksian.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMEN YANG SESUAI Dalam

pengikhtisaran, ketika disediakan informasi, seorang siswa memberikan sebuah

ikhtisar atau abstraksi sebuah tema umum. Sebuah contoh tujuan dalam pelajaran

sejarah adalah agar siswa dapat menuliskan ikhtisar-ikhtisar singkat mengenai

kejadian-kejadian yang disajikan melalui gambar-gambar. Sebuah item asesmennya

yang sesuai meminta seorang siswa menonton sebuah videotape tentang Revolusi

Perancis dan kemudian menulis sebuah ikhtisar singkat. Sama halnya, sebuah

contoh tujuan dalam IPA dapat agar siswa mampu belajar membuat ikhtisar

tentang kontribusi-kontribusi utama para ilmuwan terkenal setelah membaca

beberapa karya tulis mereka. Sebuah item asesmennya yang sesuai meminta

seorang siswa membaca tulisan-tulisan terpilih tentang Charles Darwin dan

mengikhtisarkan butir-butir pokoknya. Dalam ilmu komputer, sebuah tujuannya

dapat agar siswa belajar membuat ikhtisar tujuan-tujuan berbagai subroutines dalam

sebuah program. Sebuah item asesmennya yang sesuai menyajikan sebuah

program dan meminta seorang siswa menulis sebuah kalimat yang

mendeskripsikan sub-tujuan yang dicapai oleh masing-masing bagian dari program

dalam keseluruhan program.

Page 95: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

83

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

FORMAT ASESMEN Tugas-tugas asesmen dapat disajikan dalam format

respon terkonstruksi ataupun respon terpilih, melibatkan baik tema-tema ataupun

ikhtisar-ikhtisar. Tema bersifat lebih abstrak ketimbang ikhtisar. Misalnya, dalam

sebuah tugas respon terkonstruksi, siswa dapat diminta membaca sebuah bacaan

tanpa judul tentang sejarah kerajaan Sriwijaya dan kemudian menuliskan judul yang

sesuai untuk bacaan tersebut. Dalam sebuah tugas dengan respon terpilih,

seorang siswa dapat diminta membaca sebuah bacaan tentang sejarah kerajaan

Sriwijaya dan kemudian memilih judul yang palin sesuai dari empat judul yang

mungkin atau menyusun judul-judul ini secara berperingkat berdasarkan tingkat

“kecocokannya” dengan isi bacaan.

2.5 MENYIMPULKAN (C2.5)

Penyimpulan melibatkan penemuan suatu pola dalam suatu rangkaian contoh atau

kejadian.

Penyimpulan terjadi ketika seorang siswa mampu mengabstraksi sebuah konsep

atau prinsip yang menjelaskan sehimpunan contoh atau kejadian dengan

mendeskripsikan ciri-ciri relevan dari masing-masing kejadian dan, sangat penting

adanya, mendeskripsikan perhubungan di antara mereka. Misalnya, ketika diberi

serangkaian bilangan seperti 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, seorang siswa mampu fokus pada

nilai numerik dari masing-masing digit ketimbang pada ciri-ciri tak-relevan seperti

bentuk dari masing-masing digit atau apakah masing-masing digit adalah bilangan

genap atau ganjil. Ia kemudian mampu membedakan pola dalam rangkaian

bilangan-biliangan tersebut (yakni, setelah dua bilangan pertama, masing-masingnya

adalah jumlah dari dua bilangan yang mendahuluinya).

Proses penyimpulan melibatkan pembuatan perbandingan dari kejadian-kejadian

dalam konteks keseluruhannya. Misalnya, menentukan bilangan apa yang akan

muncul dalam rangkaian di atas, seorang siswa harus mengidentifikasi polanya.

Sebuah prosesnya yang terkait adalah menggunakan pola untuk menciptakan

sebuah kejadian baru (yakni, bilangan berikutnya pada rangkaian tersebut adalah

34, jumlah dari 13 dan 21). Ini adalah sebuah contoh pengeksekusian, yang adalah

sebuah proses kognitif yang terkait dengan Penerapan. Penyimpulan dan

pengeksekusian sering digunakan secara bersamaan pada tugas-tugas kognitif.

Yang terakhir, penyimpulan adalah berbeda dari pengatribusian (sebuah proses

kognitif yang terkait dengan Analisis). Sebagaimana dibahas pada bagian berikutnya,

pengatribusian fokus semata-mata pada isu pragmatik mengenai penentuan sudut

pandang atau maksud penulis, sedangkan penyimpulan fokus pada isu penginduksian

sebuah pola yang didasarkan atas informasi yang tersedia. Cara lainnya untuk

membedakan kedua proses ini adalah bahwa pengatribusian adalah dapat

diterapkan secara luas pada situasi-situasi seseorang harus “mendeduksi sesuatu

Page 96: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

84

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

yang implisit”, khususnya ketika seseorang sedang berupaya menentukan suatu

sudut pandang si penulis. Penyimpulan pada sisi lainnya, terjadi dalam sebuah

konteks yang menyediakan suatu harapan tentang apa yang akan disimpukan.

Istilah-istilah alternatif untuk penyimpulan adalah ekstrapolasi, interpolasi, prediksi,

dan pengkonklusian.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMEN YANG SESUAI Dalam

penyimpulan, ketika disediakan sehimpunan atau serangkaian contoh atau kejadian,

seorang siswa menemukan sebuah konsep atau prinsip yang menjelaskannya.

Misalnya, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sebuah contoh tujuannya ialah

siswa dapat menyimpulkan konsep-konsep tata bahasa dari contoh-contoh yang

tersedia. Untuk asesmennya, seorang siswa diberi beberapa kata yang didahului

oleh di atau ke, seperti di makam, dimakamkan, ke makam, orang ke dua, kedua

orang itu, di pangkuan, dipangku; kemudian diminta merumuskan konsep-konsep

yang relevan untuk masing-masing di dan ke tersebut. Dalam matematika, salah

satu tujuannya adalah agar siswa dapat menyimpulkan perhubungan yang

diungkapkan sebagai sebuah persamaan yang mewakili beberapa observasi dari

nilai-nilai untuk dua variabel. Sebuah item asesmennya meminta seorang siswa

mendekripsikan perhubungan sebagai sebuah persamaan yang melibatkan x dan y

untuk situasi-situasi dalam mana jika x adalah 1, maka y adalah 0; jika x adalah 2,

maka y adalah 3; dan jika x adalah 3, maka y adalah 8.

FORMAT ASESMEN Tiga tugas umum yang mempersyaratkan penyimpulan

(sering disertai dengan pengimplementasian) adalah tugas-tugas melengkapi, tugas-

tugas analogi, dan tugas-tugas keanehan. Dalam tugas melengkapi, seorang siswa

diberi serangkaian item dan harus menentukan apa yang akan muncul berikutnya,

seperti dalam rangkaian bilangan-bilangan di atas. Dalam tugas analogi, seorang

siswa diberi sebuah analogi dengan bentuk A adalah analogi dengan B seperti C ke

D, seperti “bangsa” adalah dengan “presiden” seperti “provinsi” adalah dengan

_________________. Tugas siswa adalah memproduksi atau memilih sebuah

istilah yang sesuai untuk bagian yang rumpang dan menuliskan analoginya (seperti

“gubernur”). Dalam tugas keanehan, seorang siswa diberi tiga atau lebih item dan

harus menentukan yang mana yang tidak termasuk. Misalnya, seorang siswa dapat

diberi tiga masalah fisika, yang dua melibatkan sebuah prinsip dan yang lainnya

melibatkan prinsip yang berbeda. Agar semata-mata fokus pada proses

penyimpulan, pertanyaan dalam masing-masing tugas asesmen dapat agar siswa

menyatakan konsep atau prinsip yang mendasari yang siswa gunakan untuk

memperoleh jawaban yang benar.

2.6 MEMBANDINGKAN (C2.6)

Page 97: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

85

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pembandingan melibatkan pendeteksian kesamaan dan perbedaan antara dua atau

lebih benda, kejadian, ide, masalah, atau situasi, seperti penentuan bagaimana

sebuah kejadian yang terkenal (yakni, skandal politik yang baru terjadi) adalah

mirip sebuah kejadian yang kurang terkenal (yakni, skandal politik dalam sejarah).

Pembandingan mencakup penemuan unsur-unsur dan pola-pola dalam sebuah

objek, kejadian, atau ide yang memiliki kesesuaian dengan unsur-unsur dan pola-

pola dalam objek, kejadian, atau ide lainnya. Ketika digunakan bersamaan dengan

penyimpulan (yakni, pertama, mengabstraksi sebuah prinsip dari situasi yang lebih

dikenali) dan pengimplementasian (yakni, kedua, menerapkan prinsip tersebut pada

situasi yang kurang dikenali), pembandingan dapat kontributif pada penalaran

dengan analogi. Istilah-istilah alternatifnya adalah peng-kontras-an, pemadanan,

dan pemetaan.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMEN YANG SESUAI Dalam

pembandingan, ketika disediakan informasi baru, seorang siswa mendeteksi

kesesuaian-kesesuaiannya dengan pengetahuan yang lebih diakrabi. Misalnya,

dalam IPS, sebuah tujuannya ialah agar siswa memahami kejadian-kejadian historis

dengan membandingkan mereka dengan situasi-situasi yang akrab. Sebuah

pertanyaan asesmennya yang sesuai adalah “Bagaimana Revolusi Amerika seperti

suatu pertengkaran keluarga atau suatu perdebatan antarteman?” Dalam IPA,

sebuah contoh tujuannya agar siswa belajar membandingkan sebuah sirkuit

elektirk dengan sebuah sistem yang lebih akrab. Dalam asesmennya, kita bertanya

“Bagaimana sebuah sirkuit elektrik seperti air yang mengalir melalui sebuah pipa?”

Pembandingan dapat juga melibatkan penentuan korespondensi antara dua atau

lebih objek, kejadian, atau ide yang tersaji. Dalam matematika, sebuah contoh

tujuannya ialah agar siswa belajar membandingkan masalah-masalah kata yang sama

secara struktural. Sebuah pertanyaan asesmennya yang sesuai meminta seorang

siswa mengatakan bagaimana sebuah masalah campuran tertentu mirip sebuah

masalah kerja tertentu.

FORMAT ASESMEN Sebuah teknik utama untuk meng-ases proses kognitif

pembandingan adalah pemetaan. Dalam pemetaan, seorang siswa harus

mempertunjukkan bagaimana masing-masing bagian dari sebuah objek, ide,

masalah, atau situasi berkesesuaian dengan masing-masing bagian dari objek

lainnya. Misalnya, seorang siswa dapat diminta merinsi bagaimana batere, kabel,

dan resistor dalam sebuah sirkuit elektrik adalah seperti pompa, pipa, dan

konstruksi pipa dalam sebuah sistem aliran air, begitu juga sebaliknya.

Page 98: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

86

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

2.7 MENGEKSPLANASI/MENJELASKAN (C2.7)

Pengeksplanasian terjadi ketika seorang siswa mampu mengkonstruksi dan

menggunakan sebuah model sebab-akibat dari sebuah sistem.

Modelnya dapat diturunkan dari sebuah teori formal (sebagaimana sering

dilakukan dalam IPA) atau dapat dibangun dari bawah (grounded) berdasarkan riset

atau pengalaman (sebagaimana sering dilakukan dalam sains sosial dan humaniora).

Sebuah eksplanasi yang lengkap melibatkan pengkonstruksian sebuah model sebab-

akibat, mengikutsertakan masing-masing bagian utama dalam sebuah sistem atau

masing-masing kejadian utama dalam suatu rangkaian mata-rantai, dan

menggunakan model ini ini untuk menentukan bagaimana sebuah perubahan atau

sebuah “link” dalam rantai itu mempengaruhi sebuah perubahan pada bagian

lainnya. Sebuah istilah alternatifnya adalah pengkonstruksian sebuah model.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMEN YANG SESUAI Dalam

pengeksplanasian, ketika diberi sebuah deskripsi tentang sebuah sistem, seorang

siswa mengembangkan dan menggunakan sebuah model sebab-akibat tentang

sistem tersebut. Misalnya, dalam IPS, sebuah tujuannya adalah agar siswa dapat

mengeksplanasi sebab-sebab dari kejadian-kejadian historis yang penting dalam

abad ke-18. Sebagai sebuah asesmennya, setelah membaca dan diskusi sebuah unit

tentang sejarah Indonesia, siswa diminta mengkonstruksi sebuah rantai sebab-

akibat dari kejadian-kejadian yang menjelaskan dengan sebaik-baiknya mengapa

perang terjadi. Dalam IPA, sebuah tujuannya adalah agar siswa dapat

mengeksplanasi bagaimana hukum-hukum dasar fisika bekerja. Asesmennya yang

sesuai meminta siswa yang telah mempelajari hukum Ohn untuk mengeksplanasi

apa yang terjadi pada tingkat arus ketika sebuah batere ke dua ditambahkan pada

sebuah sirkuit, atau meminta para siswa yang sudah menyaksikan sebuah video

tentang badai kilat untuk mengeksplanasi bagaimana perbedaan-perbedaan

temperatur mempengaruhi pembentukan kilat.

FORMAT ASESMEN Beberapa tugas dapat ditujukan untuk peng-ases-an

kemampuan siswa mengeksplanasi, termasuk penalaran, pemecahan masalah,

perancangan-ulang, dan pemrediksian. Dalam tugas-tugas penalaran, seorang siswa

diminta untuk memberikan sebuah penalaran tentang sebuah kejadian yang ada.

Misalnya, “Mengapa udara memasuki sebuah pompa ban sepeda ketika anda

menarik pegangannya?” Dalam kasus ini, sebuah jawaban seperti “Ia terdorong

kedalam karena tekanan udara adalah rendah di dalam pompa ketimbang di luar”

melibatkan penemuan sebuah prinsip yang menjelaskan sebuah kejadian yang ada.

Dalam pemecahan masalah, seorang siswa diminta mendiagnosis kesalahan apa

yang sudah terjadi dalam sebuah sistem yang malafungsi. Misalnya, “Andaikan anda

menarik dan menekan pegangan sebuah pompa ban sepeda beberapa kali tetapi

Page 99: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

87

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

tidak ada udara yang keluar. Apa yang salah?” Dalam kasus ini, siswa harus

menemukan sebuah eksplanasi untuk malafungsi tersebut, seperti “Silinder

pompanya bolong” atau “Sebuah katup macet dalam posisi terbuka.”

Dalam perancangan-ulang, seorang siswa diminta mengubah suatu sistem untuk

mencapai suatu tujuan. Misalnya, “Bagaimana anda dapat meningkatkan sebuah

pompa ban sepeda agar ia menjadi lebih efisien?” Untuk menjawab pertanyaan ini,

seorang siswa harus membayangkan perubahan sebuah atau lebih komponen

dalam suatu sistem, seperti “Memberi pelumas antara piston dan silinder”.

Dalam pemrediksian, seorang siswa ditanya bagaimana sebuah perubahan dalam

sebuah bagian sistem akan mempengaruhi sebuah perubahan dalam bagian lainnya

dari sistem tersebut. Misalnya, “Apa yang akan terjadi jika anda meningkatkan

diameter silinder dari pompa ban sepeda?” Pertanyaan ini mempersyaratkan siswa

“mengoperasikan” model mental pompa untuk melihat bahwa jumlah udara yang

bergerak melalui pompa dapat ditingkatkan melalui peningkatan diameter

silindernya.

3. MENGAPLIKASIKAN/MENERAPKAN (C3)

Menerapkan melibatkan penggunaan prosedur untuk melaksanakan kegiatan

(praktik, latihan) atau memecahkan masalah. Dengan demikian, Menerapkan

terkait erat dengan Pengetahuan Prosedural. Sebuah kegiatan adalah sebuah tugas

yang prosedurnya sudah diketahui siswa penggunaannya, karena itu siswa sudah

mengembangkan suatu pendekatan yang terutinkan untuk tugas tersebut. Sebuah

masalah adalah sebuah tugas yang prosedurnya pada awalnya siswa tidak diketahui

siswa penggunaannya, maka siswa harus mengupayakan sebuah prosedur untuk

memecahkan masalah itu. Kategori Menerapkan terdiri atas dua proses kognitif:

pengeksekusian—ketika tugasnya adalah sebuah kegiatan (sudah akrab)—dan

pengimplementasian—ketika tugasnya adalah sebuah masalah (tidak akrab).

Ketika tugasnya adalah sebuah kegiatan yang sudah diakrabi, para siswa umumnya

tahu prosedur apa yang harus digunakan. Ketika diberi sebuah kegiatan (atau

sehimpunan kegiatan), para siswa khasnya melaksanakan prosedurnya dengan

kurang berpikir. Misalnya, seorang siswa yang belajar aljabar dihadapkan dengan

kegiatan ke-50 yang melibatkan persamaan-persamaan kuadrat dapat langsung

mengerti dan menyelesaikan tugasnya.

Ketika tugasnya adalah sebuah masalah yang tidak akrab atau masih asing,

bagaimanapun, para siswa harus menentukan pengetahuan apa yang akan mereka

gunakan. Jika tugasnya tampak menuntut Pengetahuan prosedural dan tidak ada

Page 100: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

88

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

prosedur yang tersedia yang cocok dengan situasi masalah secara eksak, maka

modifikasi-modifikasi dalam Pengetahuan prosedural dapat menjadi niscaya.

Berbeda halnya dengan pengeksekusian, maka, pengimplementasian

mempersyaratkan suatu derajad pemahaman tentang masalah juga prosedur

solusinya. Dalam kasus pengimplementasian, maka, memahami pengetahuan

konseptual adalah sebuah prasyarat untuk mampu menerapkan pengetahuan

prosedural.

3.1 MENGEKSEKUSI (C3.1)

Dalam pengeksekusian, seorang siswa melaksanakan secara rutin suatu prosedur

ketika dihadapkan dengan sebuah tugas akrab (yakni, kegiatan, praktik, latihan).

Keakaraban akan situasinya sering menyediakan isyarat yang cukup untuk

memandu pilihan tentang prosedur tepat yang akan digunakan.

Pengeksekusian lebih sering terkait dengan penggunaan keterampilan-keterampilan

dan algoritme-algoritme (prosedur pemecahan masalah) ketimbang dengan teknik-

teknik dan metode-metode (lihat pembahasan tentang Pengetahuan prosedural di

atas). Keterampilan dan algoritme memiliki dua kualitas yang membuat mereka

secara khusus memudahkan untuk melakukan eksekusi. Pertama, mereka terdiri

atas seruntunan langkah yang umumnya diikuti dalam sebuah tatanan yang tetap.

Kedua, ketika langkah-langkahnya dilaksanakan secara tepat, hasil akhirnya adalah

sebuah jawaban yang pratentu (predetermined). Sebuah istilah alternatif untuk

pengeksekusian adalah pelaksanaan (carrying out).

CONTOH TUJUAN DAN ASESMEN YANG SESUAI Dalam

pengeksekusian, seorang siswa dihadapkan dengan suatu tugas akrab dan

mengetahui apa yang akan dilakukan dalam rangka menyelesaikannya. Siswa

langsung melaksanakan sebuah prosedur yang sudah diketahui untuk

menyelesaikan tugas. Misalnya, sebuah contoh tujuannya dalam matematika

tingkat dasar ialah agar siswa belajar membagi sebuah bilangan bulat dengan

bilangan lainnya, keduanya bilangan banyak digit. Petunjuk “membagi”

menunjukkan algoritme pembagian, yang niscayanya adalah Pengetahuan prosedural.

Meng-ases tujuan ini, seorang siswa diberi sebuah LKS yang memiliki latihan-

latihan pembagian 15 bilangan bulat (yakni, 784/15) dan diminta menemukan

hasilnya. Dalam IPA, sebuah contoh tujuannya dapat berupa agar siswa belajar

menghitung nilai dari variabel-variabel dengan menggunakan formula-formula

saintifik. Untuk meng-ases tujuan ini, seorang siswa diberi formula Berat Jenis =

Massa/Volum dan harus menjawab pertanyaan “Berapa berat jenis sebuah materi

dengan massa 9 kilo gram dan volum 9 inci kubik?”

FORMAT ASESMEN Dalam pengeksekusian, seorang siswa diberi sebuah

tugas akrab yang dapat dikerjakan dengan menggunakan sebuah prosedur yang

Page 101: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

89

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

sudah dikenali dengan baik. Misalnya, sebuah tugas eksekusi adalah “Pecahkan

untuk x dimana x2 + 2x – 3 = 0 dengan menggunakan teknik penyelesaian

kuadrat”. Para siswa dapat diminta memberi jawaban, atau jika sesuai, memilih

dari sejumlah jawaban yang mungkin. Lebih jauh lagi, karena tekanannya pada

prosedur sebagaimana juga pada jawabannya, para siswa dapat dipersyaratkan

untuk tidak hanya menemukan jawabannya tetapi juga memperlihatkan jalannya.

3.2 MENGIMPLEMENTASI

Pengimplementasian terjadi ketika seorang siswa memilih dan menggunakan sebuah

prosedur untuk melaksanakan sebuah tugas tak-akrab.

Karena pemilihan dipersyaratkan, para siswa harus memiliki suatu pemahaman

tentang tipe masalah yang dijumpai sebagaimana juga sejumlah prosedur yang

tersedia. Dengan demikian, pengimplementasian digunakan bersamaan dengan

kategori-kategori proses kognitif lainnya, seperti Memahami dan Mengkreasi.

Karena siswa dihadapkan dengan sebuah masalah tak-akrab, ia tidak secara

langsung mengetahui prosedur yang mana yang akan digunakan. Lebih jauh lagi,

tidak terdapat prosedur tunggal yang dapat “cocok sempurna” untuk masalahnya;

suatu modifikasi dalam prosedur bisa jadi dibutuhkan. Pengimplementasian lebih

sering terkait dengan penggunaan teknik-teknik dan metode-metode ketimbang

dengan keterampilan- keterampilan dan algoritme-algoritme (lihatlah pembahasan

Pengetahuan prosedural di atas). Teknik-teknik dan metode-metode memiliki dua

kualitas yang membuat mereka secara khusus memudahkan pada

pengimplementasian. Pertama, prosedurnya bisa jadi mirip sebuah “bagan alur”

ketimbang sebuah runtunan yang tetap; yakni, prosedurnya bisa jadi memiliki

“titik-titik pembuatan putusan” yang terbangun di dalamnya (yakni, setelah

menyelesaikan Langkah 3, haruskah saya melakukan Langkah 4A atau Langkah

4B?). Ke dua, sering terjadi tidak adanya jawaban tetap, tunggal, yang diharapkan

ketika prosedurnya diterapkan secara tepat.

Ide bahwa tidak ada jawaban tunggal, tetap, khususnya berlaku untuk tujuan-tujuan

yang menuntut penerapan pengetahuan konseptual seperti teori, model, dan

struktur, dalam mana tidak ada prosedur yang telah dikembangkan untuk

penerapannya. Perhatikan sebuah tujuan seperti “Siswa diharapkan mampu

menerapkan sebuah teori psikologis sosial tentang perilaku kerumunan untuk

kontrol kerumunan. Teori psikologis sosial adalah pengetahuan konseptual bukan

prosedural. Ini adalah jelas sebuah tujuan Penerapan, bagaimanapun, dan tidak ada

prosedur untuk melakukan penerapan. Meskipun demikian teorinya akan

terstruktur dengan sangat jelas dan memandu siswa dalam melakukan penerapan,

tujuan ini sudah termasuk pada sisi Menerapkan dari Mengkreasi, tetapi ia adalah

Penerapan. Karena itu ia akan diklasifikasi sebagai pengimplementasian.

Page 102: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

90

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Untuk memahami mengapa demikian halnya, pikirkanlah kategori Menerapkan

sebagai terstruktur sepanjang sebuah malar (continuum). Malar ini dimulai dengan

eksekusi, yang sempit, sangat terstruktur, dalam mana Pengetahuan prosedural yang

sudah diketahui diterapkan hampir secara rutin. Malar ini bergerak ke

pengimplementasian, yang lebar, sangat tak-terstruktur, dalam mana, pada awalnya,

prosedurnya harus dipilih agar cocok dengan sebuah situasi baru. Di tengahnya, ,

prosedurnya bisa jadi harus dimodifikasi dalam rangka pengimplementasiannya. Di

ujungnya yang jauh, pengimplementasian, dalam mana tidak terdapat Pengetahuan

prosedural untuk dimodifikasi, sebuah prosedur harus dimanufaktur dari

Pengetahuan konseptual dengan menggunakan teori, model, atau struktur sebagai

sebuah pemandu. Maka, meskipun Penerapan adalah terkait erat dengan

Pengetahuan prosedural, dan kaitan ini terdapat pada hampir semua kategori

Menerapkan, terdapat sejumlah kejadian dalam pengimplementasian orang juga

menerapkan Pengetahuan konseptual. Sebuah istilah alternatif untuk

pengimplementasian adalah penggunaan.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMEN YANG SESUAI Dalam

matekatika, sebuah contoh tujuannya adalah agar siswa dapat belajar memecahkan

sejumlah masalah keuangan pribadi. Asesmennya yang sesuai adalah dengan

menyajikan kepada para siswa sebuah masalah dalam mana mereka harus memilih

paket pendanaan yang paling ekonomis untuk sebuah mobil baru. Dalam IPA,

sebuah contoh tujuannya adalah agar siswa belajar menggunakan metode yang

paling efektif, efisien, dan terjangkau untuk melaksanakan sebuah studi riset

mengenai sebuah pertanyaan riset spesifik. Asesmennya yang sesuai adalah

memberi para siswa sebuah pertanyaan riset dan meminta mereka mengusulkan

sebuah studi riset yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan mengenai

efektivitas, efisiensi, dan keterjangkauan. Perhatikanlah bahwa dalam kedua

pernyataan tugas ini, siswa harus tidak hanya menerapkan sebuah prosedur (yakni,

terlibat dalam pengimplementasian) tetapi juga menyandarkan diri pada pemahaman

konseptual tentang masalah, prosedur, atau keduanya.

FORMAT ASESMEN Dalam pengimplementasian, seorang siswa diberi sebuah

masalah tak-akrab yang harus dipecahkan. Dengan demikian, banyak format

asesmen dimulai dengan spesifikasi (perincian ketentuan) masalah. Para siswa

diminta menentukan prosedur yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah itu,

memecahkan masalah menggunakan prosedur terpilih (melakukan modifikasi jika

diperlukan), atau biasanya keduanya.

4. MENGANALISIS (C4)

Analisis melibatkan penguraian material menjadi bagian-bagian yang membentuknya

dan menetukan bagaimana bagian-bagian berhubungan antara yang satu dengan

Page 103: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

91

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

yang lainnya dan dengan suatu struktur keseluruhannya. Kategori proses ini

mencakup proses-proses kognitif pembeda-bedaan, pengorganisasian, dan

pengatribusian. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan sebagai Menganalisis mencakup

belajar untuk menentukan keping-keping dari sebuah pesan yang penting atau

relevan (membeda-bedakan), cara-cara bagaimana keping-keping sebuah pesan itu

di organisasi (mengorganisasikan), dan tujuan yang mendasari dari suatu pesan

(mengatribusi). Meskipun belajar Menganalisis dapat dipandang sebagai sebuah

tujuan itu sendiri, lebih mungkin adanya untuk dipertahankan secara pedagogis

untuk menganggap analisis sebagai suatu perluasan dari Memahami atau sebagai

suatu penduluan untuk Mengevaluasi atau Mengkreasi.

Peningkatan keterampilan-keterampilan siswa dalam penganalisisan informasi-

informasi kependidikan adalah sebuah tujuan dalam banyak lapangan studi. Guru-

guru IPA, IPS, humaniora, dan seni sering memberi “pembelajaran untuk

menganalisis” sebagai salah satu tujuan yang penting. Tujuan-tujuan ini, misalnya,

ingin mengembangkan kemampuan siswa untuk:

membedakan fakta dari pendapat (atau realitas dari fantasi);

menghubungkan simpulan-simpulan dengan pernyataan-pernyataan

pendukung;

membedakan material relevan dengan material yang hubungannya tak-

langsung;

menentukan bagaimana ide-ide berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya;

menegaskan asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan yang terlibat dalam apa

yang dikatakan;

membedakan ide-ide atau tema-tema dominan dari ide-ide bawahan dalam puisi atau musik; dan

menemukan evidensi yang mendukung tujuan-tujuan si penulis.

Kategori proses-proses Memahami, Menganalisis, dan Mengevaluasi adalah saling

berkaitan dan sering digunakan berulang dalam pelaksanaan tugas-tugas kognitif.

Bagaimanapun, pada saat yang sama, penting adanya untuk mempertahan mereka

sebagai kategori-kategori proses yang terpisah-pisah. Seseorang yang memahami

suatu informasi bisa jadi tidak mampu menganalisisnya dengan baik. Sama halnya,

seseorang yang terampil dalam penganalisisan suatu informasi bisa jadi menilainya

secara buruk.

4.1 MEMBEDA-BEDAKAN (C4.1)

Membeda-bedakan melibatkan pembeda-bedaan bagian-bagian dari sebuah struktur

keseluruhan dalam kaitan relevansi atau penting-tidaknya mereka.

Page 104: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

92

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Membeda-bedakan terjadi ketika seorang siswa memisah-misahkan informasi yang

relevan dan yang tak-relevan, atau informasi penting dan yang tak-penting, dan

kemudian memperhatikan informasi yang relevan atau penting.

Membeda-bedakan adalah berbeda dari proses-proses kognitif yang terkait dengan

Memahami karena ia melibatkan organisasi struktural dan, khususnya, melibatkan

penentuan bagaimana bagian-bagian berkesesuaian dengan struktur keseluruhan

atau keseluruhan. Secara lebih spesifilknya, pembeda-bedaan berbeda dari

pembandingan dalam penggunaan konteks yang lebih luas untuk menentukan apa

yang relevan atau penting dan apa yang tidak penting atau tidak relevan. Misalnya,

dalam pembeda-bedaan apel-apel dan jeruk-jeruk dalam konteks buah-buahan, biji

internal adalah relevan, tetapi warna dan bentuk adalah tak-relevan. Dalam

pembandingan, semua aspek ini (biji, warna, dan bentuk) adalah relevan. Istilah-

istilah alternatif untuk membeda-bedakan adalah mendiskriminasi, memilih, dan

memusatkan perhatian.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMEN YANG SESUAI Dalam IPS,

sebuah tujuannya adalah agar siswa dapat belajar menentukan butir-butir utama

dalam laporan riset. Sebuah item asesmennya yang sesuai mempersyaratkan

seorang siswa melingkari butir-butir utama dalam sebuah laporan arkeologi

tentang sebuah kota suku Maya purba (seperti kapan sebuah kota dimulai dan

kapan berakhir, penduduk kota selama perjalanan kota itu, lokasi geografis kota,

gedung-gedung dalam kota, fungsi ekonomi dan budaya, organisasi sosial kota,

mengapa kota dibangun dan mengapa ditinggalkan penduduknya).

Sama halnya, dalam IPA, sebuah tujuannya agar siswa dapat memilih langkah-

langkah utama dalam sebuah deskripsi tertulis tentang bagaimana sesuatu bekerja.

Sebuan item asesmennya meminta seorang siswa membaca sebuah bab dalam

sebuah buku yang mendeskripsikan pembentukan petir dan kemudian memilah

prosesnya menjadi langkah-langkah utama (mencakup peningkatan udara lembab

hingga membentuk awan, penciptaan updrafts dan downdrafts di dalam awan, dan

seterusnya).

Yang terakhir, dalam matematika, sebuah tujuannya agar siswa dapat membedakan

bilangan-bilangan matematika dalam sebuah masalah kata. Sebuah item

asesmennya mempersyaratkan seorang siswa melingkari bilangan-bilangan relevan

dan memberi tanda silang bilangan-bilangan tak-relevan dalam sebuah masalah

kata.

FORMAT ASESMEN Pembeda-bedaan dapat di-ases dengan tugas-tugas

terkonstruksi atau terpilih. Dalam sebuah tugas respon terkonstruksi, seorang

siswa diberi suatu material dan diminta menunjukkan bagian-bagian mana yang

sangat penting atau relevan, seperti dalam contoh ini: “Tuliskan bilangan-bilangan

Page 105: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

93

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah ini: Sejumlah Pinsil dalam kotak yang

masing-masing berisi 12 pinsil dan harganya masing-masing kotak adalah Rp.

2.000,00. Andi punya uang Rp. 5.000,00 dan ingin membeli 24 pinsil. Berapa

kotak yang harus ia beli?” Dalah sebuah tugas pilihan, seorang siswa diberi suatu

material dan diminta memilih bagian mana yang paling penting atau relevan,

seperti dalam contoh: “Bilangan-bilangan yang mana yang dibutuhkan untuk

memecahkan masalah ini? Pensil-pensil dalam kotak yang berisi 12 pinsil dan

harganya per kotak Rp. 2.000,00. Andi memiliki Rp. 5.000,00 dan ingin membeli

24 pinsil. Berapa kotak yang harus ia beli? (a) 2 kotak, (b) 1 kotak, (c) 3 kotak,

(d) 2 ½ kotak.

4.2 MENGORGANISASI (C4.2)

Mengorganisasi melibatkan pengidentifikasian unsur-unsur informasi atau situasi

dan mengenali bagaimana mereka secara bersamaan membentuk sebuah struktur

yang koheren.

Dalam pengorganisasian, seorang siswa membangun hubungan-hubungan sistematik

dan koheren di antara keping-keping informasi yang tersaji. Pengorganisasian

biasanya terjadi bersamaan dengan pembeda-bedaan. Siswa pertama-tama

mengidentifikasi unsur-unsur relevan atau penting dan kemudian menentukan

struktur keseluruhannya. Pengorganisasian dapat juga terjadi bersamaan dengan

pengatribusian, dalam mana fokusnya adalah penentuan maksud atau sudut pandang

si penulis.

Istilah-istilah alternatif untuk pengorganisasian adalah penstrukturan,

pengintegrasian, penemuan koherensi, penyusunan kerangka-pikir (outlining), dan

parsing (penguraian sebuah kalimat menjadi bagian-bagian gramatiikalnya seperti

subjek, predikat, dan seterusnya).

CONTOH TUJUAN DAN ASESMENNYA YANG SESUAI Dalam

pengorganisasian, ketika diberi sebuah deskripsi tentang sebuah situasi atau

masalah, seorang siswa mampu mengidentifikasi sistematika, perhubungan-

perhubungan koheren antarunsur yang relevan. Sebuah contoh tujuannya dalam

IPS adalah agar siswa dapat belajar membuat struktur sebuah deskripsi historis

yang terbentuk oleh bukti-bukti yang mendukung sebuah eksplanasi tertentu.

Sebuah item asesmennya yang sesuai meminta seorang siswa menulis sebuah

kerangka-pikir yang memperlihatkan fakta-fakta yang mana dalam sebuah bacaan

tentang sejarah Reformasi Indonesia tahun 1998 yang mendukung dan yang mana

yang tidak mendukung simpulan bahwa Reformasi itu disebabkan oleh sentralisasi

kekuasaan pada sebuah partai berkuasa, pada eksekutif, dan pada pemerintahan

pusat. Sebuah contoh tujuannya dalam IPA ialah agar siswa dapat belajar

menganalisis laporan-laporan riset dalam kaitannya dengan empat bagian: hipotesis,

Page 106: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

94

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

metode, data, dan simpulan. Sebagai sebuah asesmen, para siswa diminta

memproduksi sebuah kerangka-pikir dari sebuah laporan riset yang disajikan.

Dalam matematika, sebuah contoh tujuannya adalah agar siswa belajar menyusun

kerangka-pikir pelajaran-pelajaran dari buku ajar. Sebuah tugas asesmennya yang

sesuai meminta seorang siswa membaca sebuah pelajaran dari buku ajar tentang

statistika dasar dan kemudian menciptakan sebuah matriks yang mengikutsertakan

nama statistik, formula, dan persyaratan penggunaannya.

FORMAT ASESMEN Pengorganisasian melibatkan pemberlakuan sebuah

struktur pada material (seperti kerangka-pikir, tabel, matriks, atau diagram

hirarkhis). Dengan demikian asesmennya dapat didasarkan pada tugas-tugas

terkonstruksi atau pemilihan. Dalam sebuah tugas respon terkonstruksi, seorang

siswa dapat diminta memproduksi sebuah kerangka-pikir tertulis tentang sebuah

bacaan. Dalam sebuah tugas respon pemilihan, seorang siswa dapat diminta untuk

memilih empat alternatif hierarkhi-hierarkhi grafis yang sangat sesuai dengan

organisasi dari sebuah bacaan yang tersaji.

4.3 MENGATRIBUSI (C4.3)

Pengatribusian terjadi ketika seorang siswa mampu menentukan sudut pandang,

bias, nilai-nilai, atau maksud-maksud yang mendasari suatu komunikasi atau

informasi.

Pengatribusian melibatkan sebuah proses dekonstruksi, dalam mana seorang siswa

menentukan maksud-maksud dari si penulis dari material yang disajikan. Berbeda

halnya dengan penginterpretasian, dalam mana siswa berupaya untuk Memahami

makna dari material yang tersaji, pengatribusian melibatkan suatu pemerluasan

melampaui pemahaman dasar untuk menyimpulkan maksud atau sudut pandang

yang mendasari material yang tersaji. Misalnya, dalam membaca sebuah bacaan

tentang perang DI/TII dalam sejarah Perang Saudara Indonesia, seorang siswa

perlu menentukan apakah si pengarang mengadopsi sudut pandang nasionalis atau

sudut pandang sebuah kelompok muslim yang berkembang di Indonesia pada

waktu itu. Istilah alternatifnya adalah dekonstruksi.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMENNYA YANG SESUAI Dalam

pengatribusian, ketika diberi informasi, seorang siswa mampu menentukan sudut

pandang atau maksud yang mendasari dari si penulis. Misalnya, dalam pelajaran

sastra, sebuah tujuannya adalah agar siswa dapat belajar menentukan motif-motif

dari serangkaian tindakan oleh tokoh-tokoh dalam sebuah cerita. Sebuah tugas

asesmennya yang sesuai adalah setelah membaca Macbeth dari Shakespeare siswa

ditanya apa motif (motif-motif) yang Shakespeare atribusi-kan kepada Macbeth

untuk membunuh King Duncan. Dalam IPS, sebuah contoh tujuannya agar siswa

dapat belajar menentukan sudut pandang si penulis sebuah esai tentang sebuah

Page 107: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

95

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

topik kontroversial dalam kaitan perspektif teoritisnya. Sebuah tugas asesmennya

yang sesuai bertanya kepada siswa apakah sebuah laporan tentang hutan hujan

Amazon ditulis dari sudut pandang seorang pro-lingkungan atau seorang pro-

bisnis. Tujuan ini juga berlaku untuk IPA. Sebuah tugas asesmennya meminta

seorang siswa menentukan apakah behavioris atau psikologiwan kognitif yang

menulis sebuah esai tentang pembelajaran.

FORMAT ASESMEN Pengatribusian dapat di-ases dengan menyajikan suatu

material tertulis atau lisan dan kemudian meminta seorang siswa untuk

mengkonstruksi atau memilih sebuah deskripsi sudut pandang, maksud, dan yang

sejenis dari si penulis atau si pembicara. Misalnya, sebuah tugas respon

terkonstruksi adalah “Apa tujuan si penulis dalam menulis esai yang anda baca

tentang hutan hujan Amazon?” Sebuah seleksi pemilihan dari tugas ini adalah

“Tujuan si penulis menulis esai yang anda baca adalah: (a) menyediakan informasi

faktual tentang hutan hujan Amazon, (b) membuat pembaca waspada akan

pentingnya melindungi hutan hujan, (c) mendemonstrasikan keuntungan-

keuntungan ekonomis dari pengembangan hutan hujan, atau (d) mendeskripsikan

konsekuensi-konsekuensi bagi manusia jika hutan hujan dikembangkan”.

Alternatifnya, siswa dapat diminta untuk menunjukkan apakah si penulis esai akan

(a) sangat setuju, (b) setuju, (c) tidak setuju juga tidak tidak-setuju, (d) tidak setuju,

atau (e) sangat tidak setuju karena beberapa pernyataan. Pernyataan-

pernyataannya seperti “Hutan hujan adalah sebuah tipe unik dari sistem ekologis”.

5. MENGEVALUASI (C5)

Mengevaluasi didefinisikan sebagai pembuatan judgements (putusan, pertimbangan)

didasarkan atas kriteria atau standar.

Kriteria yang sangat sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan

konsistensi. Kriteria ini bisa jadi ditentukan oleh siswa atau oleh orang lain.

Standar bisa jadi kuantitatif (yakni, Apakah ini suatu jumlah yang cukup?) atau

kualitatif (yakni, Apakah ini cukup baik?). Standar diberlakukan untuk kriteria

(yakni, Adakah proses ini cukup efektif? Adakah produk ini memiliki kualitas

cukup?). Kategori Mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif pengecekan

(putusan/pertimbangan tentang konsistensi internal) dan pengritrikan

(putusan/pertimbangan yang didasarkan atas kriteria eksternal).

Hendaknya ditekankan bahwa tidak semua putusan/pertimbangan adalah evaluatif.

Misalnya, misalnya siswa-siswa membuat putusan/pertimbangan tentang apakah

sebuah contoh khusus sesuai dengan sebuah kategori. Mereka membuat

putusan/pertimbangan tentang ketepatan dari sebuah prosedur tertentu untuk

Page 108: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

96

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

sebuah masalah khusus. Mereka membuat putusan/pertimbangan tentang apakah

dua benda adalah sama atau berbeda. Faktanya, banyak proses kognitif

mempersyaratkan suatu bentuk pembuatan putusan/pertimbangan. Apa yang

paling jelas membedakan Mengevaluasi sebagaimana didefinisikan di sini

putusan/pertimbangan lainnya yang dilakukan para siswa adalah penggunaan

standar kinerja dengan kriteria yang didefnisikan dengan jelas. Adakah mesin ini

bekerja seefisien yang seharusnya? Adakah metode ini adalah cara terbaik untuk

mencapai tujuan? Adakah pendekatan ini lebih efektif biaya ketimbang pendekatan

lainnya? Pertanyaan-pertanyaan yang demikian ini dihadapi oleh orang-orang yang

terlibat dalam Mengevaluasi.

5.1 MENGECEK (C5.1)

Pengecekan melibatkan pengetesan inkonsistensi atau kesalahan internal dalam

sebuah operasi atau sebuah produk.

Misalnya, pengecekan terjadi ketika seorang siswa mengetes apakah sebuah

simpulan itu sebagai keharusan dari premis-premisnya, apakah data mendukung

atau mendiskonfirmasi sebuah hipotesis, atau apakah material yang tersaji berisi

bagian-bagian yang kontradiktif antara yang satu dengan yang lainnya. Ketika

dikombinasikan dengan merencanakan (sebuah proses kognitif dalam kategori

Mengkreasi) dan mengimplementasikan (sebuah proses kognitif dalam kategori

Menerapkan), pengecekan melibatkan penentuan seberapa baik suatu rencana

berjalan. Istilah-istilah alternatifnya adalah pengetesan, pendeteksian, pemantauan,

dan pengkoordinasian.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMENNYA YANG SESUAI Dalam

pengecekan, para siswa mencari inkonsistensi internal. Sebuah contoh tujuan

dalam IPS misalnya agar siswa dapat belajar mendeteksi inkonsistensi-inkonsistensi

dalam pesan-pesan persuasif. Sebuah tugas asesmennya yang sesuai meminta

siswa menyaksikan sebuah iklan televisi untuk seorang kandidat politik dan

menunjukkan cacat-cacat logis dalam pesan persuasifnya. Sebuah contoh tujuan

dalam IPA adalah agar siswa dapat belajar menentukan apakah simpulan seorang

ilmuwan dihasilkan dari data yang diobservasi. Sebuah tugas asesmennya meminta

seorang siswa membaca sebuah laporan tentang eksperimentasi kimia dan

menentukan apakah simpulannya berdasarkan hasil-hasil eksperimen atau tidak.

FORMAT ASESMEN Tugas-tugas pengecekan dapat melibatkan operasi-

operasi atau produk-produk yang disajikan kepada para siswa atau sesuatu yang

diciptakan oleh siswa sendiri. Pengecekan dapat juga terjadi dalam konteks

pelaksanaan sebuah solusi untuk sebuah masalah atau pelaksanaan sebuah tugas,

dimana terdapat kepentingan untuk menjaga konsistensi dari implementasi aktual.

Page 109: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

97

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

5.2 MENGERITIK (C5.2)

Mengeritik melibatkan pembuatan putusan/pertimbangan tentang sebuah produk

atau operasi didasarkan atas kriteria atau standar eksternal.

Dalam pengeritikan, seorang siswa mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari sebuah

produk dan membuat sebuah putusan/pertimbangan didasarkan atas sekurang-

kurangnya sebagian dari ciri-ciri tersebut. Pengeritikan terletak di inti dari apa yang

disebut berpikir kritis. Sebuah contoh pengeritikan adalah pembuatan

putusan/pertimbangan mengenai manfaat-manfaat dari sebuah solusi tertentu

untuk masalah hujan asam dalam kaitannya dengan kemungkinan efektivitasnya dan

kaitannya dengan biaya (yakni, mempersyaratkan semua pabrik energi di seluruh

negara untuk membatasi emisi pipa asap mereka hingga ke suatu batas). Istilah

alternatif untuk pengertikan adalah judging (pemberian putusan/pertimbangan).

CONTOH TUJUAN DAN ASESMENNYA YANG SESUAI Dalam

mengeritik, para siswa membuat putusan/pertimbangan mengenai manfaat-manfaat

sebuah produk atau operasi didasarkan atas kriteria atau standar khusus atau yang

ditentukan siswa. Dalam IPS, tujuannya misalnya agar siswa dapat belajar

mengevaluasi sebuah solusi yang diusulkan (seperti “menghapuskan pemberian

nilai”) pada sebuah masalah sosial (seperti “bagaimana meningkatkan pendidikan

jenjang kelas 12)” dalam kaitan dengan kemungkinan efektivitasnya. Dalam IPA,

sebuah tujuannya agar siswa dapat belajar mengevaluasi kemasukakalan sebuah

hipotesis (seperti hipotesis bahwa straeberi tumbuh dengan ukuran luar biasa

karena penyatuan bintang-bintang secara luar biasa). Yang terakhir, dalam

matematika, sebuah tujuannya agar siswa dapat belajar membuat

putusan/pertimbangan tentang yang mana dari dua alternatif metode yang lebih

efektif dan lebih efisien untuk memecahkan masalah yang ada (seperti membuat

putusan/pertimbangan apakah lebih baik menemukan semua faktor prima dari 60

atau memproduksi sebuah persamaan aljabar untuk memecahkan masalah “Apa

saja cara-cara yang mungkin agar anda dapat mengalikan dua bilangan bulat untuk

mendapatkan 60?”).

FORMAT ASESMEN Seorang siswa dapat diminta untuk mengeritik hipotesis

atau keasinya atau yang dihasilkan oleh orang lain. Kritiknya dapat didasarkan

kriteria positif, negatif, atau keduanya dan menghasilkan baik konsekuensi-

konsekuensi positif maupun negatif. Misalnya, dalam mengeritik sebuah proposal

dinas pendidikan yang menuntut belajar setahun penuh, seorang siswa akan

menghasilkan konsekuensi positif seperti terhapusnya kerugian belajar akibat libur

musim panas, dan konsekuensi negatifnya, seperti terganggunya libur keluarga.

Page 110: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

98

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

6. MENGKREASI (C6)

Mengkreasi melibatkan menyusun unsur-unsur bersamaan untuk membentuk

sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional.

Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan sebagai Mengkreasi menghendaki para siswa

membuat sebuah produk baru dengan mereorganisasi secara mental sejumlah

unsur atau bagian menjadi sebuah pola atau struktur yang sebelumnya tersaji tidak

jelas. Proses yang terlibat dalam Mengkreasi umumnya terkoordinasi dengan

pengalaman-pengalaman belajar siswa sebelumnya. Meskipun Mengkreasi

mempersyaratkan pemikiran kreatif dari siswa, hal ini bukan ekspresi kreatif yang

sepenuhnya bebas tanpa dikendalai oleh tuntutan-tuntutan tugas belajar atau

situasi.

Bagi sebagian orang, kreativitas adalah produksi produk-produk luar biasa, sering

sebagai sebuah hasil dari suatu keterampilan istimewa. Mengkreasi, sebagaimana

digunakan di sini, bagaimanapun, meskipun ia mencakup tujuan-tujuan yang

menghendaki produksi unik, juga merujuk pada tujuan-tujuan yang menghendaki

produksi yang semua siswa dapat dan akan lakukan. Dalam memenuhi tujuan ini,

banyak siswa akan mengkreasi dalam arti memproduksi sintesis-sintesis informasi

atau material mereka sendiri untuk membentuk sebuah keseluruhan yang baru,

seperti dalam menulis, melukis, mengukir, membuat gedung, dan seterusnya..

Meskipun banyak tujuan dalam kategori Mengkreasi menekankan orsinalitas (atau

keunikan), para pendidik harus mendefinisikan apa orisinal atau unik itu. Dapatkah

istilah unik digunakan untuk mendeskripsikan karya seorang individu siswa (yakni,

“Ini adalah unik untuk Andini”) atau dapatkah ia digunakan untuk sekelompok

siswa (yakni, “Ini adalah unik untuk sekelompok siswa kelas V”)? Bagaimanapun,

penting untuk dicatat bahwa banyak tujuan dalam kategori Mengkreasi tidak

menyandarkan diri pada orsinalitas atau keunikan. Maksud guru dengan tujuan-

tujuan ini adalah agar siswa mampu men-sintesis material menjadi sebuah

keseluruhan. Sintesis ini sering dipersyaratkan dalam makalah-makalah dalam

mana siswa diharapkan menyusun material yang diajarkan sebelumnya menjadi

sebuah sajian yang terorganisasi.

Meskipun kategori-kategori proses Memahami, Menerapkan, dan Menganalisis

dapat melibatkan pendeteksian perhubungan di antara unsur-unsur, Mengkreasi

adalah berbeda karena ia juga melibatkan konstruksi produk orsinil. Tidak seperti

Mengkreasi, kategori-kategori lainnya melibatkan kerja dengan sehimpunan unsur

yang sudah tersedia yang adalah bagian dari sebuah keseluruhan yang ada; yaitu,

mereka adalah bagian dari sebuah struktur yang lebih besar yang sedang dicoba

dipahami oleh siswa. Dalam Mengkreasi, pada sisi lainnya, siswa harus

menggunakan unsur-unsur dari banyak sumber dan menyusun mereka menjadi

Page 111: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

99

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

sebuah struktur atau pola baru berkaitan dengan pengetahuan yang sudah

dimilikinya. Mengkreasi menghasilkan sebuah produk baru, yaitu, sesuatu yang

dapat diobservasi dan yang lebih dari material awal siswa. Sebuah tugas yang

mempersyaratkan Mengkreasi memuat kemungkinan mempersyaratkan dalam

batas tertentu aspek-aspek dari masing-masing kategori proses kognitif yang

berada pada tingkatan sebelumnya, tetapi tidak niscaya dalam tatanan sebagaimana

dalam Tabel Taksonomi.

Kita tahu bahwa composition (termasuk menulis) sering, tapi tidak selalu,

mempersyaratkan proses-proses kognitif yang berkaitan dengan Mengkreasi.

Misalnya, Mengkreasi tidak terlibat dalam menulis yang mewakili pengingatan ide-

ide atau interpretasi material. Kita juga tahu bahwa pemahaman mendalam yang

melampaui pemahaman dasar dapat mempersyaratkan proses-proses kognitif yang

berkaitan dengan Mengkreasi. Dalam hal pemahaman mendalam adalah sebuah

tindakan pengkonstruksian atau insight, proses kognitif Mengkreasi adalah terlibat.

Proses kreatif dapat dipecah menjadi tiga bagian: masalah penggambaran

(representation), dalam mana seorang siswa berupaya memahami tugas yang

dihadapi dan membangkitkan (generate) solusi-solusi yang mungkin; perencanaan

solusi, dalam mana seorang siswa mengkaji kemungkinan-kemungkinannya dan

menciptakan sebuah rencana yang dapat dilaksanakan; dan eksekusi solusi, dalam

mana seorang siswa melaksanakan rencana itu dengan berhasil. Dengan demikian,

proses kreatif dapat dipikirkan sebagai dimulai dengan sebuah tahapan banyak arah

dalam mana berbagai solusi yang mungkin dikaji ketika siswa berupaya memahami

tugasnya (generating, membuat solusi yang mungkin). Ini diikuti oleh sebuah tahap

satu arah, dalam mana siswa merancang sebuah metode solusi dan mengalihkannya

menjadi sebuah rencana tindakan (merencanakan). Terakhir, rencananya

dieksekusi ketika siswa mengkonstruksi solusi (mem-produksi). Tidaklah

mengherankan adanya, maka, bahwa Mengkreasi terkait dengan tiga proses

kognitif: memunculkan (generating), merencanakan, dan mem-produksi.

6.1 MEMUNCULKAN (GENERATING) (C6.1)

Memunculkan melibatkan menggambarkan masalah dan berupaya memiliki

alternatif-alternatif atau hipotesis-hipotesis yang memenuhi kriteria tertentu.

Seringkali cara sebuah masalah digambarkan pada awalnya menyarankan solusi

yang mungkin; bagaimanapun, redefinisi atau dihasilkannya lagi sebuah gambaran

baru dari masalah dapat menyarankan solusi-solusi yang berbeda. Ketika

pemunculan melampaui batas-batas atau kendala-kendala pengetahuan sebelumnya

dan teori-teori yang ada, ia melibatkan berpikir banyak arah dan membentuk inti

dari apa yang disebut berpikir kreatif.

Page 112: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

100

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pemunculan di sini digunakan dalam sebuah arti terbatas. Memahami juga

mempersyaratkan proses-proses pembangkitan, yang mencakup pen-translasi-an,

pencontohan, pengikhtisaran, menyimpulan, pengklasifikasian, pembandingan, dan

peng-eksplanasi-an. Bagaimanapun, tujuan Memahami adalah lebih sering satu arah

(yakni, untuk mendapatkan sebuah makna tunggal). Berbeda halnya, tujuan

pemunculan dalam Mengkreasi adalah banyak arah (yakni, untuk mendapatkan

berbagai kemungkinan). Sebuah istilah alternatif untuk pemunculan adalah meng-

hipotesis-kan.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMENNYA YANG SESUAI Dalam

pemunculan, seorang siswa diberi sebuah deskripsi sebuah masalah dan harus

memproduksi solusi-solusi alternatif. Misalnya, dalam IPS, sebuah tujuannya adalah

agar siswa dapat belajar membangkitkan berbagai solusi bermanfaat yang mungkin

untuk masalah-masalah sosial. Sebuah item asesmennya yang sesuai adalah:

“Sarankan sebanyak yang dapat anda berikan untuk menjamin setiap orang memilki

asuransi kesehatan yang memadai”. Untuk meng-ases respon siswa, guru harus

mengkonstruksi sehimpunan kriteria bersama dengan siswa. Hal ini dapat

mencakup jumlah alternatif, kemasukakalan berbagai alternatif, praktikalitas

berbagai alternatif, dan seterusnya. Dalam IPA, sebuah tujuannya agar siswa dapat

belajar memunculkan hipotesis-hipotesis untuk mengeksplanasi fenomena yang

diobservasi. Sebuah tugas asesmenya yang sesuai meminta para siswa menulis

sebanyak mungkin hipotesis untuk mengeksplanasi pertumbuhan strawberi hingga

memiliki ukuran yang luar biasa. Lagi, guru harus membangun kriteria yang

didefinisikan dengan terang untuk memutuskan/mempertimbangkan kualitas

respon-respon dan menyampaikannya kepada para siswa. Terakhir, sebuah tujuan

dari matematika ialah agar siswa dapat memunculkan metode-metode alternatif

untuk mendapatkan sebuah hasil tertentu. Sebuah item asesmennya yang sesuai

adalah: “Apa metode-metode alternatif yang dapat anda gunakan untuk

menemukan berapa bilangan-bilangan bulat yang menghasilkan 60 ketika dikalikan

bersamaan?” Untuk masing-masing asesmen dibutuhkan kriteria pen-skoran yang

tersurat, dipahami bersama.

FORMAT ASESMEN Meng-ases pemunculan khasnya melibatkan format-

format respon terkonstruksi dalam mana seorang siswa diminta memproduksi

alternatif-alternatif atau hiposis-hipotesis. Dua subtipe tradisional adalah tugas-

tugas konsekuensi dan tugas-tugas penggunaan. Dalam sebuah tugas konsekuensi,

seorang siswa harus membuat daftar semua konsekuensi yang mungkin dari

sebuah kejadian tertentu, seperti “Apa yang akan terjadi jika terdapat pajak

penghasilan yang datar ketimbang pajak penghasilan berperingkat?” Dalam sebuah

tugas penggunaan, seorang siswa harus mendaftar semua penggunaan yang

mungkin dari sebuah objek, seperti “Apa saja penggunaan yang mungkin dari World

Page 113: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

101

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Wide Web?” Hampir tidak mungkin adanya menggunakan format pilihan jamak

untuk meng-ases proses-proses pemunculan.

6.2 MERENCANAKAN (C6.2)

Merencanakan melibatkan perancangan sebuah metode solusi yang memenuhi

sebuah kriteria masalah, yakni, mengembangkan sebuah rencana untuk

memecahkan masalah.

Dalam merencanakan, seorang siswa dapat membuat sub-sub-tujuan, atau

memecah sebuah tugas menjadi sub-sub-tugas yang akan dilaksanakan ketika

memecahkan masalah. Guru-guru sering tidak melakukan langkah menyatakan

tujuan perencanaan, malahan menyatakan tujuan-tujuan dalam kaitannya dengan

memproduksi, tahap akhir dari proses kreatif. Ketika hal ini terjadi, merencanakan

diasumsikan atau tersirat dalam tujuan memproduksi. Dalam kasus ini,

merencanakan kemungkinan dilaksanakan oleh siswa secara tertutup selama

kegiatan mengkonstruksi sebuah produk (yakni, memproduksi). Sebuah istilah

alternatif untuk merencanakan adalah mendesain.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMENNYA YANG SESUAI Dalam

merencanakan, ketika diberi sebuah pernyataan masalah, seorang siswa

mengembangkan sebuah metode solusi. Dalam sejarah, sebuah contoh tujuannya

adalah agar siswa mampu merencanakan sebuah makalah riset tentang topik-topik

sejarah yang tersedia. Sebuah tugas asesmennya meminta siswa, sebelum menulis

sebuah makalah riset tentang sebab-sebab munculnya gerakan Kebangkitan

Nasional pada era kolonialisme Belanda di Indonesia, menyampaikan sebuah

kerangka-pikir dari makalahnya, mencakup langkah-langkah yang akan diikutinya

untuk melaksanakan risetnya. Dalam IPA, sebuah contoh tujuannya ialah agar

siswa dapat belajar mendesain studi-studi untuk mengetes berbagai hipotesis.

Sebuah tugas asesmennya meminta siswa merencanakan sebuah cara untuk

menentukan yang mana dari tiga faktor yang menentukan tingkat osilasi sebuah

pendulum. Dalam matematika, sebuah tujuannya ialah agar siswa mampu

menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah

geometri. Sebuah tugas asesmennya meminta para siswa merancang sebuah

rencana untuk menentukan volum dari bagian dasar sebuah piramida (sebuah

tugas yang sebelumnya tidak dipelajari di kelas). Rencana ini dapat melibatkan

penghitungan volume piramida besar, kemudian menghitung volum piramid kecil,

dan terakhir mengurangkan volume yang lebih besar dengan volum yang lebih

kecil.

FORMAT ASESMEN Merencanakan dapat di-ases dengan meminta para

siswa mengembangkan solusi-solusi yang terkaji, mendeskripsikan rencana solusi,

atau memilih rencana solusi untuk suatu masalah yang tersedia.

Page 114: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

102

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

6.3 MEMPRODUKSI (C6.3)

Memproduksi melibatkan pelaksanaan sebuah rencana untuk memecahkan sebuah

masalah yang ada yang memenuhi spesifikasi-spesifikasi tertentu.

Sebagaimana sudah kita ketahui, tujuan-tujuan dalam kategori Mengkreasi dapat

atau tidak dapat mengikutsertakan orsinalitas atau keunikan sebagai salah satu

spesifikasi. Demikian juga halnya dengan tujuan-tujuan memproduksi. Memproduksi

dapat mempersyaratkan koordinasi empat tipe pengetahuan yang dideskripsikan

dalam Tipe-tipe Pengetahuan di atas. Sebuah istilah alternatifnya adalah

mengkonstruksi.

CONTOH TUJUAN DAN ASESMENNYA YANG SESUAI Dalam

memproduksi, seorang siswa diberi sebuah deskripsi fungsional tentang sebuah

tujuan dan harus mengkreasi sebuah produk yang memenuhi deskripsi tersebut.

Ia melibatkan pelaksanaan sebuah rencana solusi untuk sebuah masalah yang ada.

Contoh tujuan-tujuannya melibatkan pem-produksian produk-produk baru dan

bermanfaat yang memenuhi persyaratan tertentu. Dalam sejarah, sebuah

tujuannya adalah agar siswa dapat belajar menulis makalah mengenai periode

historis tertentu yang memenuhi standar yang dispesifikasi oleh para ahli. Sebuah

tugas asesmennya meminta siswa menulis sebuah kisah singkat yang terjadi selama

masa jaya Gajah Mada. Dalam IPA, sebuah tujuannya ialah agar siswa dapat belajar

mendesain habitat untuk spesies tertentu dan kepentingan tertentu. Sebuah tugas

asesmennya yang sesuai meminta siswa mendesain wilayah-wilayah penghidupan

dari sebuah stasiun angkasa luar. Dalam sastra Indonesia, sebuah tujuannya ialah

agar siswa dapat belajar mendesain latar (set) untuk suatu drama. Sebuah tugas

untuk asesmennya yang sesuai meminta siswa mendesain latar untuk sebuah

produksi siswa dengan judul Kecap Buatan Indonesia. Dalam semua contoh ini,

spesifikasi-spesifikasi menjadi kriteria untuk pengevaluasian kinerja siswa berkaitan

dengan tujuannya. Spesifikasi-spesifikasi ini, maka, hendaknya diikutsertakan dalam

rubrik penskoran yang diberikan kepada siswa sebelum asesmen dilakukan.

FORMAT ASESMEN Sebuah tugas umum untuk peng-ases-an pemroduksian

adalah sebuah tugas desain, dalam mana siswa diminta mengkreasi sebuah produk

yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu. Misalnya, para siswa dapat

diminta memproduksi rencana skematik untuk sebuah SMA baru yang

mengikutsertakan cara-cara baru bagi para siswa untuk menyimpan secara nyaman

barang-barang pribadi mereka.

Page 115: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

103

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Sumber:

Anderson, Lorin W.; Krathwohl, David R.; Airasian, Peter W.; Cruikshank, Kathleen A.;

Mayer, Richard E.; Pintrich, Paul R.; Raths, James; dan Wittrock, Merlin C. (ed.)

(2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing. A Revision of Bloom’s

Taxonomy of Educational Objectives. Abridged Edition. New York: Longman Inc.

Freire, Paulo. (2007, new edition). Pedagogy of the Oppressed. New York: Continuum.

Jarvis, Peter (1992). Paradoxes Of Learning, On Becoming An Individual In Society. San

Fransisco: Jossey-Bass Publishers

Page 116: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

104

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

F. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR

Page 117: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

105

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 118: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

106

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 119: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

107

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 120: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

108

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 121: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

109

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 122: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

110

Keterampilan Berpikir

UNIT 2

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 123: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

UNIT 3

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN

BELAJAR YANG EFEKTIF

Page 124: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 125: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

113 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

UNIT 3

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR

YANG EFEKTIF

Waktu: 2 Jam

A. PENGANTAR

Lingkungan belajar sangat berperan dalam

menciptakan suasana belajar yang menyenang-

kan. Lingkungan tersebut dapat meningkatkan

keaktifan dan efektivitas belajar anak. Itulah

sebabnya, lingkungan belajar perlu ditata.

Menata lingkungan belajar di kelas erat

kaitannya dengan keadaan fisik kelas (suhu,

cahaya, kebersihan, sirkulasi udara, pengaturan

ruangan, dsb), pengelolaan dan pemanfaatan

sumber belajar, sudut baca/perpustakaan kelas. Pada kegiatan ini, pembahasan akan

dipusatkan pada masalah pemanfaatan berbagai sumber belajar termasuk sudut baca,

pengelolaan siswa, pengelolaan perabot kelas dan pemajangan hasil karya anak.

B. TUJUAN

Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:

1. memanfaatkan beragam sumber belajar yang tersedia di dalam dan sekitar sekolah

serta sudut baca 2. menyusun alternatif pengaturan tempat duduk siswa disertai dengan alasannya

(pertimbangan kekuatan dan kelemahannya)

3. mengidentifikasi berbagai jenis kegiatan yang dapat dilakukan pada setiap jenis

pengelolaan siswa beserta kelebihan dan kelemahannya

4. membuat pajangan karya siswa yang baik dan mengidentifikasi pemanfaatannya

sebagai sumber belajar

5. mengintegrasikan materi Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif f di LPTK

C. BAHAN DAN ALAT

1. Tayangan unit (powerpoint)

2. Fotokopi tayangan 6-9

3. Lembar Kerja 3.1 - 3.5

4. ATK : Kertas HVS warna, kertas plano, spidol, post it, lem, benang, dan gunting.

5. Hasil karya siswa

Lingkungan belajar yang menarik akan

membuat pembelajaran menarik.

Page 126: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

114

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

D. LANGKAH KEGIATAN

1. Pengantar (10 menit)

Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta: Apa yang membuat

lingkungan belajar efektif? Fasilitator mengarahkan peserta akan pentingnya

lingkungan belajar yang dapat menarik minat dan menunjang siswa dalam

pembelajaran. Aspek lingkungan tersebut sangat beragam, tetapi dalam unit ini

dibatasi pada empat hal, yaitu:

• Keragaman sumber belajar dan sudut baca serta pemanfaatannya

• Pengaturan tempat duduk siswa

• Pengelolaan siswa

• Pajangan karya siswa

Penguatan

8

3

25’

Pengantar

1

10’

Kelompok 1

Pembahasan berbagai

pemanfaatan sumber belajar

yang tersedia di dalam dan

sekitar sekolah serta sudut

baca

Kelompok 2

Pembahasan Penyusunan

Alternatif Pengaturan

Tempat Duduk Siswa dan

Alasannya

Diskusi Kelompok

sesuai Komponen

Lingkungan Belajar

2 Kelompok 3

Pembahasan Pengelolaan

Siswa dan Jenis Kegiatannya

Presentasi Kelompok

3

3

Kelompok 4

Pembahasan Tentang

Pajangan

25’

20’

Diskusi Pembentukan Lingkungan

Belajar

5

5’

Pembentukan kelompok baru

(tiap kelomppk adalah

gabungan dari semua

komponen)

4

3

15’ Kunjung karya

6

3

10’

Integrasi di LPTK

7

3

10’

Page 127: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

115 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

2. Diskusi Kelompok (30 menit)

Peserta dibagi menjadi empat kelompok (setiap kelompok terdiri dari 7-8 orang).

Fasilitator menyiapkan 4 topik yang akan dibahas. Setiap topik dimasukkan ke

dalam amplop dengan diberi tanda warna berbeda, misalnya:

Topik 1 Sumber Belajar - merah

Topik 2 Pengaturan Tempat Duduk – putih

Topik 3 Pengelolaan Siswa – hijau

Topik 4 Pajangan – kuning

Setiap kelompok diberi satu topik untuk dibahas.

a. Topik 1: Sumber Belajar dan Sudut Baca 1) Apa saja yang bisa dipakai sebagai sumber belajar di kelas sekolah dasar?

2) Apa pendapat Anda tentang sumber belajar yang dipakai pada kegiatan

pemodelan PAKEM?

3) Apa sajakah yang harus diperhatikan dalam pemilihan, penggunaan sumber

belajar dan sudut baca? (misal: jika menggunakan benda-benda tajam,

hewan atau tumbuhan yang membahayakan, kebersihan alat dan bahan,

menghindari bahan-bahan yang membahayakan) Mengapa hal tersebut

penting untuk dilakukan?

4) Apakah perlu ada sudut baca di kelas? Bagaimana pemanfaatannya?

5) Berikanlah contoh sumber belajar dan sudut baca yang bisa digunakan dan

dikembangkan di kelas sekolah dasar pada tabel di bawah ini!

LK 3.1 Identifikasi Sumber Belajar dan Sudut Baca

Petunjuk: Identifikasilah lima sumber belajar yang mewakili setiap mata

pelajaran, kemudian diskusikanlah kegiatan belajar aktif yang dapat

dilakukan dengan menggunakan sumber belajar tersebut

Sumber Belajar Mata Pelajaran Kegiatan

1.

2.

3.

4.

5.

Page 128: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

116

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Petunjuk: rancanglah sebuah sudut baca di kelas Anda yang dapat

membangkitkan minat siswa untuk belajar aktif

Sudut Baca Penjelasan Rencana

1. Lokasi

2. Alat & Bahan yang Diperlukan

3. Buku-buku yang akan Disediakan

4. Pihak Pengadaan

5. Pemanfaatan dalam Pembelajaran

6. Pengembangan& Pemanfaatan

Berkelanjutan

7. Dll

b. Topik 2: Pengaturan Tempat Duduk Siswa (LK 3.1.2)

1) Bagaimana model pengaturan tempat duduk siswa yang selama ini Anda

temui di sekolah dasar? Apakah hal itu efektif?

2) Hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan dalam merancang model

pengaturan tempat duduk?

3) Bagaimana model pengaturan tempat duduk yang dapat membuat interaksi

antar siswa dan guru berlangsung secara efektif?

4) Diskusikan desain susunan tempat duduk yang ideal dengan memikirkan

alasan-alasannya terlebih dahulu.

Selanjutnya, guntinglah kertas berwarna untuk digunakan sebagai perabot

yang menggambarkan kondisi kelas.

Setelah yakin dengan desain idealnya, maka tempelkan kertas berwarna

tersebut di atas kertas patron kelas yang diberikan. Jumlah desain yang dibuat

minimal 4 model.

Keempat model itu ditempel di kertas plano. Tuliskan keterangan untuk

setiap bentuk yang digunakan, misalnya: persegi merah mewakili meja siswa,

dst. Kelompok juga harus menyebutkan alasan (kelebihan dan kelemahan)

untuk setiap desain susunan tempat duduk.

c. Topik 3: Pengelolaan Siswa (LK 3.1.3)

1) Apa saja bentuk pengelolaan siswa yang Anda lihat selama kegiatan

pemodelan PAKEM di sekolah dasar?

2) Mengapa guru menggunakan beragam pengelolaan siswa?

3) Saat Anda mengamati proses pembelajaran di SD, menurut Anda apakah guru

sudah memperhatikan kesetaraan gender? Dalam bentuk apa? Apakah guru

sudah memberikan kesempatan yang sama kepada anak laki-laki dan

perempuan?

Page 129: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

117 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

4) Apakah guru sudah memperhatikan proses pembelajaran yang ramah

anak? Apa buktinya? Misal: tidak meremehkan, tidak terjadi saling

mengejek antarteman.

5) Identifikasikan jenis-jenis kegiatan yang sesuai dikerjakan dalam setiap jenis

pengelolaan berikut disertai analisis kekuatan dan kelemahannya!

Jenis Pengelolaan Jenis

Kegiatan

Kekuatan Kelemahan

Klasikal

Guru memandang siswa dalam

satu kelas sebagai satu kesatuan

kelompok besar. Seluruh siswa

mengerjakan hal yang sama

bersama-sama dan perhatian

guru tertuju pada kinerja

kelompok besar tersebut.

Kelompok

Guru membagi ke dalam

kelompok-kelompok yang lebih

kecil. Siswa bekerja sama dalam

kelompok. Perhatian guru pada

kinerja kelompok dan bagaimana

siswa berinteraksi dalam

kelompok.

Berpasangan

Siswa bekerja berpasangan,

memberikan kesempatan

meningkatkan keaktifan setiap

siswa.

Perorangan

Siswa mengerjakan tugas sendiri.

Perhatian guru tertuju pada

kinerja individu.

d. Topik 4: Pajangan Karya Siswa (LK 3.1.4)

1 ) Menurut Anda apa yang sebaiknya guru lakukan dengan karya siswa?

2 ) Apa tujuan memajangkan hasil karya siswa?

3 ) Karya siswa apa saja yang bisa dipajangkan?

4 ) Apa yang harus diperhatikan dalam memajangkan karya siswa?

5 ) Berdasarkan karya siswa yang telah disiapkan, identifikasilah karya yang

Page 130: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

118

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

dapat dan yang tidak dapat dipajang disertai alasan, apa yang harus

diperhatikan dalam memajangkan karya siswa, serta tatalah pajangan dinding

maupun pajangan meja.

Fasilitator harus memastikan bahwa semua peserta terlibat secara aktif

dalam diskusi kelompok. Hasil diskusi kelompok ditulis pada kertas plano.

3. Presentasi Kelompok (20 menit)

Fasilitator meminta semua berdiri berjejer menurut kelompok masing-masing. Dua

perwakilan dari tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kepada

kelompok lain selama 6 menit. Kelompok yang dikunjungi dapat menanggapi dengan

menuliskannya pada kertas post-it. Misalnya kelompok A mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya di kelompok B. Kelompok B di kelompok C dst. Kegiatan

presentasi ini dilakukan sebanyak tiga putaran.

4. Pembentukan Kelompok Baru (5 menit)

Dibentuk 5 kelompok yang masing-masing terdiri atas unsur campuran. Setiap

kelompok terdiri dari para peserta yang telah membahas topik 1,2,3 dan 4).

5. Diskusi Komponen Lingkungan Belajar (30 menit)

Setiap kelompok mendiskusikan tema: Tubuh Manusia dan Kesehatan di

kelas IV dengan mengisi LK 3.2.

Hal yang didiskusikan adalah sumber belajar, pengaturan tempat duduk, pengelolaan siswa, dan pajangan siswa yang sesuai dengan KD berikut.

KD Matematika:

3.2 Menentukan hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan

berat.

KD Bahasa Indonesia:

8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan

penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.)

KD IPA:

1.1. Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan

fungsinya

1.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh

1.3 Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera dengan fungsinya

1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indera

Page 131: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

119 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

LK 3.2 – KOMPONEN LINGKUNGAN BELAJAR

Petunjuk:

Identifikasilah sumber belajar pada setiap mata pelajaran di bawah ini, disertai

pengaturan tempat duduk yang sesuai, pengelolaan siswa yang tepat, serta pajangan

yang menarik, yang secara keseluruhan dapat menciptakan suasana belajar aktif dan

efektif

Mapel/ KD Sumber

Belajar

Pengaturan

Tempat

Duduk

Pengelolaan

Siswa

Pajangan

Kelas Awal

Matematika

IPA

IPS

Bahasa

Indonesia

6. Kunjung Karya (15 menit)

Fasilitator meminta peserta meletakkan karya kelompoknya di atas meja

kelompok mereka masing-masing (kecuali kelompok pajangan karya siswa

yang melekatkan karya siswa di dinding atau meja pajangan)

Fasilitator meminta dua peserta dalam setiap kelompok berdiri,

sedangkan yang lainnya tetap duduk.

Peserta yang duduk diminta tetap tinggal di kelompoknya untuk

memberi/menerima komentar/tanggapan terkait dengan karya kelompok

mereka, sedangkan peserta yang berdiri diminta berkunjung atau

berkeliling searah jarum jam ke kelompok topik lain dalam kelompok

besar yang sama untuk melihat, bertanya serta memberikan komentar tentang hasil kerja rekannya.

Baik peserta yang tinggal maupun yang berkeliling harus menyiapkan

kertas catatan (post it). Peserta yang menjaga karya mencatat

saran/masukan yang bermakna dari kelompok pengunjung, sedangkan

peserta pengunjung mencatat hal yang menarik dan bermakna dari

kelompok yang dikunjungi.

Fasilitator memberi aba-aba kapan para anggota kelompok mulai berkeliling dan kapan selesai melihat hasil karya dari kelompok satu ke

kelompok lainnya (misalnya dengan meniup peluit) (usahakan setiap

kunjungan 5 menit)

Setiap peserta kembali ke kelompoknya masing-masing.

Page 132: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

120

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

7. Integrasi ke LPTK

Mintalah peserta untuk mendiskusikan integrasi materi ini dalam perkuliahan,

PPLT dan pelayanan guru dalam jabatan.

8. Kegiatan Akhir: Penguatan (10 menit)

Di akhir sesi, fasilitator bersama peserta menyimpulkan dan memastikan

bahwa lingkungan belajar yang efektif bukan hanya terletak pada fisik kelas

saja, namun juga terletak pada pengelolaan kegiatan pembelajaran.

Page 133: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

121 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

E. BAHAN BACAAN 1: UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

Lingkungan belajar di sekolah dan kelas terdiri atas lingkungan fisik dan non fisik yang

dapat mempengaruhi pembelajaran. Pembelajaran dapat ditingkatkan dan didukung jika

lingkungannya dikelola secara efektif. Pertimbangan penting dalam mengelola lingkungan

fisik pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif adalah fleksibilitas

dan kemudahan akses.

Dari segi fleksibilitas, meja, kursi, dan perabot lain hendaknya diatur secara luwes

sesuai dengan kegiatan belajar yang dipilih. Misalnya, ketika kegiatan belajar memakai

kerja kelompok maka meja dan kursi perlu diatur sedemikian rupa sehingga guru

maupun siswa dapat bergerak dalam ruangan dengan aman dan efisien, tanpa terhalang

oleh kursi dan meja. Tikar dapat digunakan untuk kegiatan permainan.

Dari segi kemudahan akses, berbagai sumber daya pembelajaran yang praktis (misalnya

buku-buku, peta, bola dunia, alat peraga IPA dan matematika, dan lain-lain) hendaknya

disimpan dengan baik dan tersedia serta mudah diakses oleh guru dan siswa.

Sumber daya pembelajaran lain yang berupa tulisan/gambar atau pajangan hasil kerja anak

yang merupakan lingkungan belajar visual juga perlu diatur. Pajangan hasil karya anak

dapat menjadi contoh yang baik bagi anak lainnya dan dapat mendorong anak untuk

belajar. Perlu diingat bahwa pemajangan terutama ditujukan pada anak supaya anak bisa

mendapatkan manfaat. Karena itu tingkat keterbacaan pajangan harus dilihat dari sudut

pandang anak (misalnya apakah posisi pajangan tidak terlalu tinggi untuk anak-anak).

Label-label di jendela, kursi dan benda lainnya di ruang kelas membantu menambah kosa

kata dari benda yang dapat dilihat anak. Label dapat ditulis dalam bahasa Indonesia,

bahasa daerah, atau bahasa asing yang dipelajari untuk membantu anak beradaptasi

dengan lingkungan belajarnya yang baru.

Gambar dan poster dapat menuntun dan mendukung berbagai kegiatan pembelajaran.

Gambar atau poster dapat berisi petunjuk melaksanakan tugas, demonstrasi tentang

prosedur, contoh-contoh yang ditawarkan atau pesan yang mengingatkan anak untuk

menjadi pelajar yang efektif.

Selain lingkungan fisik seperti di atas, lingkungan belajar juga berupa lingkungan non fisik,

yang terwujud dalam interaksi dan hubungan dikelas dan sekolah.

Page 134: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

122

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Interaksi dan Hubungan

Mutu interaksi dan hubungan antara guru dan siswa ikut berperan dalam menciptakan

kondisi belajar yang efektif. Guna mendukung kondisi belajar yang efektif, interaksi dan

hubungan yang ada haruslah bersifat:

• Jelas dan singkat

• Positif dan suportif

• Adil dan tidak bias/ timpang

Instruksi atau peragaan yang diberikan oleh guru harus jelas dan ringkas. Ini berarti

berbicara dengan suara yang jelas, menggunakan bahasa yang dapat dipahami anak, dan

menyesuaikan dengan lamanya daya konsentrasi anak.

Interaksi dan hubungan yang bersifat positif dan suportif akan mengarahkan anak pada

perilaku yang lebih baik, meningkatkan rasa percaya dirinya, serta menunjang

peningkatan prestasinya. Penggunaan ancaman, kata-kata yang merendahkan, atau tindak

kekerasan terhadap anak adalah pelanggaran terhadap hak anak dan merupakan tindak

kriminal menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

Guru juga harus bertindak adil dan tidak bias, memperlakukan semua anak dengan sama,

tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, kemampuan, latar belakang keluarga maupun

agama.

Selain berinteraksi dengan cara yang baik dengan siswa, guru perlu menciptakan interaksi

dan hubungan antar anak yang sehat karena interaksi dan hubungan antar anak juga

membantu menciptakan kondisi belajar yang efektif.

Anak-anak akan meniru perilaku gurunya. Jika guru memperlakukan anak dengan hormat

dan tanpa kekerasan, anak-anak juga akan memperlakukan satu sama lainnya dengan cara

yang sama.

Melalui kegiatan kelompok, anak belajar untuk menghormati pendapat setiap orang,

menunggu giliran dan menolong satu sama lain.

Cara Mengelola Siswa Klasikal

Strategi ini biasanya dipakai pada saat guru ingin semua siswa mendapatkan informasi

yang sama, misalnya: pada saat awal pelajaran ketika siswa dan guru bersama– sama

berdiskusi atau guru menjelaskan apa yang akan dilakukan sebelum kegiatan inti dimulai

Page 135: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

123 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

atau waktu menutup pelajaran dengan membimbing siswa mengingat apa saja yang telah

mereka pelajari.

Kegiatan Kelompok

Kegiatan ini sangat baik dipakai pada saat guru ingin:

• siswa saling belajar dari temannya

• membangun kemampuan berkomunikasi

• membangun keterampilan bersosialisasi

• membangun sikap inklusif (menghargai perbedaan di antara sesama teman)

• membangun keterampilan bekerja dalam tim

• membangun keterampilan kepemimpinan

Kegiatan Individu

Strategi ini dapat digunakan pada saat guru ingin melihat potensi atau masalah belajar

setiap siswa dalam belajar. Kegiatan ini dapat pula dipakai untuk menghasilkan tugas–

tugas yang diperlukan untuk pelajaran tertentu, misalnya mengarang, membuat refleksi,

menceritakan kembali, membuat soal cerita (matematika), melakukan penelitian, dan

lain-lain.

Page 136: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

124

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

BAHAN BACAAN 2 UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA

Contoh Jawaban Lembar Kerja 3.1.1 tentang Sumber Belajar

Sumber Belajar Mata Pelajaran Kegiatan

Pohon Mangga IPA Mengamati, menggambar,

mendeskripsikan fungsi bagian-bagian

pohon

Matematika Menggunakan batang pohon mangga

untuk mengidentifikasi jenis-jenis

sudut

Bahasa Indonesia Mengamati dan mendeskripsikan

pohon mangga, dsb.

Pedagang

(Narasumber)

Bahasa Indonesia

IPS

Menyusun daftar pertanyaan,

melakukan dan melaporkan hasil

wawancara

Wawancara tentang profesi pedagang

Batu-batuan IPA

Bahasa Indonesia

IPS

Meneliti bentuk batuan untuk

mengetahui dampak erosi

Mengamati bentuk batuan untuk

mendapatkan ide dalam menulis teks

deskripsi

Mengamati jenis-jenis batuan untuk

menentukan asal batu

Sepeda Matematika

IPS

Bahasa Indonesia

Mengidentifikasi bangun datar dan

bangun ruang

Mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan

yang berhubungan dengan sepeda

Mengamati sepeda dan belajar

menggunakan bahasa persuasif dengan

bermain peran mengiklankan sepeda

secara lisan

Dll. ...... ......

Page 137: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

125 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

Contoh Jawaban Lembar Kerja 3.1.1 tentang Sudut Baca/Perpustakaan Kelas

Sudut Baca Penjelasan Rencana

1. Lokasi

Sudut baca diletakkan di pojok sebelah

kanan kelas, mudah dijangkau siswa.

9. Alat dan bahan yang diperlukan

Buku bacaan sesuai usia dan minat siswa,

karya tulis siswa, rak atau meja dengan

ukuran disesuaikan dengan jangkauan anak.

10. Buku-buku yang akan disediakan

Buku cerita sebanyak jumlah siswa, buku

sumber belajar, majalah yang disesuaikan

dengan usia dan minat siswa.

11. Pihak yang mengadakan perabot

serta mekanisme pengadaan

Wali murid, Komite Sekolah, guru kelas,

Kepala Sekolah.

12. Pemanfaatan dalam pembelajaran

Siswa mencari informasi dari buku sumber

yang ada di sudt baca, guru mengajak siswa

untuk memilih buku cerita yang akan

dibacakan oleh guru.

13. Pengembangan dan pemanfaatan

yang berkelanjutan

Pemanfaatan buku cerita dalam kegiatan

membaca rutin (setiap pagi atau setelah

istirahat)

Page 138: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

126

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Contoh Jawaban Lembar Kerja 3.1.3 tentang Pengelolaan Siswa

Jenis Pengelolaan Jenis Kegiatan

Klasikal

Apersepsi (awal) pembelajaran, mendengarkan instruksi guru

Diskusi kelas secara pleno

Pelaporan hasil kerja anak, siswa seluruh kelas mendengarkan

Manarik simpulan pada akhir pembelajaran

Mendengarkan penjelasan guru

Menonton tayangan video

Kelompok

Diskusi dan pemecahan masalah

Melakukan percobaan

Mengamati sesuatu, mendiskusikan, dan mencatat hasil

pengamatan

Mengumpulkan, mendiskusikan, dan mengelola data/benda

Membuat model

Perorangan

Menulis laporan

Mengerjakan soal latihan

Baca dalam hati

Mengarang

Contoh Jawaban Lembar Kerja 3.1.4 tentang Pajangan Karya Siswa

1. Mengapa di kelas yang menerapkan PAKEM biasanya dijumpai pajangan?

Dengan desain PAKEM, siswa menghasilkan karya individu yang berbeda dari tugas yang

diberikan oleh guru. Hasil siswa yang bervariasi dan kreatif inilah yang kiranya pantas

dipajang. Sering juga kita jumpai hasil karya yang ditulis dengan kata-kata sendiri,

Dengan demikian, pajangan hasil pembelajaran siswa yang seperti ini merupakan salah

satu indikator penerapan PAKEM yang benar.

2. Apa manfaat pajangan?

• Membuat kelas lebih menarik

• Anak mudah mendapat gagasan dari apa yang dipajangkan

Page 139: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

127 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

• Yang dipajangkan adalah contoh yang baik untuk diikuti atau ditiru oleh anak

lainnya

• Pajangan memotivasi anak yang pekerjaannya dipajangkan dan juga memotivasi

anak yang lain untuk mengerjakan hal yang sama.

3. Apa saja yang harus dipajang?

• Tulisan anak seperti cerita, karangan, puisi, laporan, buku yang dibuat oleh anak,

model, grafik, gambar, dan hasil kerajinan atau kesenian

• Hasil pembelajaran anak yang menunjukkan ada unsur kreativitas dan menarik

untuk dilihat dan dibaca sebaiknya dipajangkan

• Contoh-contoh hasil kerja anak yang baik untuk dipajangkan

• Hasil kerja anak yang lambat perlu dipajangkan untuk memotivasi mereka

Selain itu, apa saja yang bisa dipajang?

• Gambar, diagram, dan benda-benda yang relevan dengan kegiatan yang sedang dibahas di kelas

• Buku untuk anak yang harus dibaca dan dilihat

• Bahan, sumber belajar, dan peralatan yang sedang digunakan untuk kegiatan belajar

4. Apa yang seharusnya tidak dipajang?

• Latihan rutin

• Hasil kerja yang kurang benar atau tidak bagus untuk contoh, misalnya tidak rapih

atau tidak dikerjakan dengan hati-hati

• Hasil kerja yang ada nilainya.

5. Bagaimana cara memajangkan hasil kerja anak?

• Mudah dibaca oleh anak (tidak terlalu tinggi)

• Pekerjaan setiap anak hendaknya dipajangkan satu persatu dengan demikian dapat

dibaca dengan mudah. Pajangan sebaiknya tidak bercampur dengan yang lain atau

dalam satu bendel.

• Yang dipajangkan hendaknya dalam keadaan bersih, rapih, dan menarik

• Benda yang dipajangkan dapat ditempel di dinding, digantung di langit-langit ruangan,

atau diatur di atas meja pamer

6. Kriteria apa yang digunakan untuk memajangkan hasil kerja anak?

• Apakah menarik bagi yang lain untuk dibaca?

• Apakah contoh yang baik?

Page 140: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

128

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

• Apakah mengundang/menggoda orang untuk memperhatikannya?

• Apakah hasilkarya dapat memotivasi si anak?

• Apakah setiap anak punya kesempatan hasil karyanya dipajangkan?

7. Berapa lama/kali pajangan harus diganti?

• Kalau pajangan telah menjadi kotor

• Tidak sesuai dengan tema/topik pembelajaran

Catatan: Tempat pajangan tidak perlu dikhususkan (diberi label) untuk mata pelajaran

tertentu. Di bawah ini ada beberapa contoh pajangan , mungkin bisa sebagai inspirasi bagi

fasilitator atau guru yang akan menata pajangan peserta didik.

Hal – hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan pajangan

• Pajangan yang baik memiliki judul yang singkat, jelas dan menarik pembaca untuk melihat

lebih lanjut.

• Pajangan perlu secara rutin diperhatikan, misalnya guru segera membenahi pajangan

apabila ada salah satu karya siswa yang jatuh atau miring karena penguatnya (steples atau

paku payung) terlepas.

• Apabila papan pajangan sudah longgar, guru dan pihak sekolah segera memperbaikinya

karena akan sangat berbahaya apabila lepas.

• Pajangan perlu diganti sesuai dengan topik materi atau tema yang sedang dibahas.

• Kerapian pajangan sangat penting karena siswa akan melihat dan mencontohnya.

• Tinggi pajangan disesuaikan dengan siswa.

• Guru selalu menghormati karya siswa sehingga tidak sembarangan menggunting torehan

mereka.

• Membaca buku, melakukan kunjungan ke sekolah lain akan membantu guru dalam

memperoleh ide dalam melakukan pemajangan.

• Pajangan yang digantung di atap harus disesuaikan dengan tinggi siswa. Terlalu pendek

pajangan akan memancing siswa untuk iseng menariknya atau mengganggu ruang gerak

mereka.

• Apabila harus menggantung karya siswa, maka penggantungan setiap karya siswa

dilakukan dengan rapi dan tidak menumpuk.

Page 141: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

129 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

BEBERAPA CONTOH PAJANGAN

Siswa kelas 3 membuat kartu ucapan kasih sayang kepadaibu mereka. Hasil pekerjaan mereka dipajang dengan meletakkannya di atas meja. Karya sejenis ini memang lebih baik tidak ditempel. Buku cerita yang berkaitan dengan Ibu diletakkan diantara kartu-kartu.

Pertanyaan yang ditulis guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk berfikir lebih

lanjut dengan mencari jawaban sendiri.

Penempelan cukup rapi, karya siswa yang beragam bentuknya membuat pajangan terlihat menark. Judul

yang cukup besar di tengah memberi kesan ‘memadukan’ karya siswa di kiri kanan serta di atas dan

bawahnya.

Page 142: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

130

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Siswa kelas 1 mendeskripsikan binatang pilihannya di atas gambar. Guru mengelompokkan hasil karya siswa dengan melingkarinya. Lingkaran dibuat dari Koran bekas yang diberi warna (pewarna makanan). Di setiap lingkaran ditulisi judul yang sesuai. ‘Dunia Binatang’ yang seharusnya merupakan judul besar sebaiknya diletakkan di atas lingkaran-lingkaran yang ada. Tulisan judul menggunakan huruf yang sesuai di kelas awal.

Guru menempelkan karya siswa berupa surat (kelas 6). Pertanyaan yang ditulis diharapkan dapat

menambah rasa ingin tahu siswa tentang jenis-jenis surat. Contoh surat resmi akan membantu

pemahaman anak setelah membaca pajangan ini.

Page 143: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

131 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

F. LK 3.1.1: Pemanfaatan Sumber Belajar dan Sudut Baca

Pada umumnya sumber belajar saat ini terbatas pada guru dan buku paket. Padahal

banyak sumber belajar lain, baik di dalam maupun di luar kelas, misalnya: benda nyata,

poster, serta lingkungan alam dan sosial. Sebutkanlah berbagai sumber belajar dan

bagaimana memanfaatkannya untuk berbagai mata pelajaran pada lembar kerja yang

disediakan. Salah satu contoh telah diisi.

Sumber belajar

Mata

Pelajaran

Kegiatan

Sumber

Belajar

Mata

Pelajaran

Kegiatan

Pohon

Mangga

IPA

Mengamati,

menggambar,

mendeskripsikan

fungsi bagian-

bagian pohon

mangga

Matematika

Mencari jenis-

jenis sudut pada batang-batang

pohon mangga

Bahasa

Indonesia

Mengamati dan

mendeskripsikan

pohon mangga

dsb.

Dst dst

Page 144: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

132

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Lembar kerja 3.1.1: Pembuatan atau Optimalisasi Sudut Baca/

Perpustakaan kelas

Sudut Baca Penjelasan Rencana

1. Lokasi

2. Alat dan bahan yang diperlukan

3. Buku-buku yang akan disediakan

4. Pihak yang mengadakan perabot sert

mekanisme pengadaan

5. Pemanfaatan dalam pembelajaran

6. Pengembangan dan pemanfaatan yang

berkelanjutan

Lain

Page 145: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

133 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

Lembar Kerja 3.1.2: Pengaturan Tempat Duduk Siswa

Pengaturan tempat duduk: Saat ini sebagian besar ruang kelas teratur secara klasikal.

Anak duduk berbaris dan lebih banyak mendengarkan guru. Dalam pelaksanaan PAKEM,

pengaturan tempat duduk siswa lebih bervariasi sehingga mereka lebih mudah berinteraksi

dengan guru maupun sesama siswa.

Susunlah desain alternatif pengaturan tempat duduk siswa yang menunjang pengelolaan

kegiatan siswa yang bervariasi (minimal 4 desain) disertai kekuatan dan kelemahannya.

Petunjuk: kelas diasumsikan 8x7 m, siswa 32 orang, meja 16, setiap meja untuk 2 anak

Page 146: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

134

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Lembar Kerja 3.4 Pengelolaan Siswa

Pengelolaan Siswa: Pengelolaan atau pengaturan siswa yang sering dilakukan adalah

bentuk klasikal di mana semua siswa dalam satu kelas diperlakukan sebagai satu kelompok

besar dan diberi tugas yang sama semua dan komunikasi sering satu arah, yaitu dari guru

ke semua siswa (misalnya: ceramah). Dalam pembelajaran PAKEM, pegelolaan kegiatan

siswa lebih bervariasi, yaitu bisa menggunakan kerja kelompok, kerja perorangan,

berpasangan dan klasikal.

Identifikasi jenis-jenis kegiatan yang cocok dikerjakan dalam setiap jenis pengelolaan

tersebut (klasikal, kelompok, berpasangan, dan individual) disertai dengan analisis

kekuatan dan kelemahan.

Jenis Pengelolaan

Jenis kegiatan

Kekuatan

Kelemahan

Klasikal

Guru memandang siswa dalam satu

kelas sebagai satu kesatuan kelompok

besar. Karena itu, seluruh siswa

mengerjakan hal yang sama bersama-

sama dan perhatian guru adalah pada

kinerja kelompok besar tersebut.

Kelompok

Guru membagi kelompok besar kelas

ke dalam kelompok-kelompok yang

lebih kecil. Siswa bekerja sama dalam

kelompok. Perhatian guru pada kinerja

kelompok dan bagaimana siswa

berinteraksi dalam kelompok.

Berpasangan

Siswa bekerja berpasangan. Ini

memberikan kesempatan untuk

meningkatkan keaktifan tiap siswa.

Page 147: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

135 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

Perorangan

Anak mengerjakan tugas sendiri.

Perhatian guru pada kinerja individual

tiap anak.

Lembar Kerja 3.1.4: Pajangan Karya Siswa

• Apa yang sebaiknya guru lakukan dengan hasil kerja siswa?

• Apa tujuan memajangkan hasil karya siswa?

• Karya siswa apa saja yang bisa dipajangkan?

• Apa yang harus diperhatikan dalam memajang karya siswa?

Page 148: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

136

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR

Page 149: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

137 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

Page 150: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

138

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 151: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

139 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

Page 152: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

140

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 153: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

141 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3

Page 154: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

142

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

UNIT 3

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 155: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

UNIT 4

PEMANFAATAN LINGKUNGAN

SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER

BELAJAR

Page 156: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 157: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

147 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar UNIT 4

UNIT 4

PEMANFAATAN MEDIA SEBAGAI MEDIA DAN

SUMBER BELAJAR

Waktu: 2 Jam

A. PENGANTAR

Salah satu cara untuk mengaktifkan peserta didik

dalam suatu pembelajaran adalah memberi peluang

untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran (pembelajaran aktif). Peserta didik

menjadi mudah berpartisipasi atau terlibat jika mereka

mengenal dengan baik objek materi pembelajaran.

Salah satu cara untuk mempermudah mengenali objek

materi pelajaran adalah memanfaatkan benda-benda

sebagai media dan sumber belajar yang yang sesuai

dengan pengalaman hidup peserta didik. Oleh karena

itu, setiap dosen diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan mereka di dalam

memilih, mengelompokkan, dan memanfaatkan

berbagai objek yang terdapat di lingkungan kampus,

atau di luar kampus sebagai sumber belajar peserta didik sesuai dengan mata pelajaran

yang diampunya. Lebih lanjut, dosen diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk

memanfaatkan lingkungan hidup mereka dalam mendesain pembelajaran yang Aktif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

B. TUJUAN

Setelah mengikuti sesi ini peserta pelatihan diharapkan dapat:

Mengidentifikasi berbagai objek dan atau fenomena di lingkungan yang dapat

dimanfaatkan sebagai media dan sumber belajar

Menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar

Mendemonstrasikan cara penggunaan objek dan atau fenomena yang telah

diidentifikasi dalam pembelajaran

Mengintegrasikan materi ini di LPTK

Lingkungan dapat dijadikan

media dan sumber belajar.

Page 158: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

148

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar

UNIT 4

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

C. ALAT DAN BAHAN

1. LK 4.1: Hasil Pengumpulan Obyek/Peristiwa

2. LK 4.2 Lembar Hasil Pengamatan Kunjung Karya

3. ATK: kertas plano, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting

D. LANGKAH KEGIATAN

1. Pengantar (5 menit)

a. Peserta diminta untuk duduk berkelompok sebanyak 5 kelompok yang

beranggotakan 6-8 orang.

b. Fasilitator menayangkan tujuan umum, prosedur pelatihan, dan menjelaskan

pengertian dan peranan media dalam pembelajaran.

c. Fasilitator menjelaskan bahwa lingkungan sekitar sekolah dapat berfungsi sebagai media dan sumber-sumber belajar dan memungkinkan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran.

Pengantar

Curah

Pendapat

Pengamatan

Obyek dan

Peristiwa:

Diskusi

Kelompok dan

Presentasi

5’ 5’ 15’ 40’

1 2 3 4

Pembuatan Media

belajar dan

Demonstrasi

Penggunaannya

40’

5

Penguatan

5’

7

Integrasi Materi ini

Di LPTK

6

Page 159: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

149 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar UNIT 4

d. Fasilitator menjelaskan pengertian lingkungan, yang meliputi lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya dengan penekanan pada kemungkinan

dapat dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa sebagai sumber belajar

2. Curah Pendapat (5 menit)

Fasilitator menampilkan beberapa slide gambar secara singkat. Pada tiap tampilan,

fasilitator meminta peserta memberikan pendapat pemanfaatan slide/gambar tersebut

untuk mata pelajaran apa dan bagaimana pengunaannya.

3. Pengamatan Obyek dan Peristiwa (15 menit)

a. Fasilitator mempersilahkan setiap kelompok untuk mengumpulkan atau

memfoto berbagai objek atau benda-benda (minimal 5 macam) yang tersedia di

lingkungan kelas maupun di luar kelas.

b. Fasilitator meminta peserta kembali ke ruangan. Pada tiap kelompok fasilitator

meminta peserta untuk menyatukan obyek yang diperoleh.

4. Diskusi Kelompok dan Presentasi (35 menit)

a. Fasilitator meminta peserta untuk melengkapi LK 4.1 berdasarkan obyek yang

diperoleh. Peserta mengisikan nama obyek yang diperoleh pada kolom “nama

obyek/peristiwa”. Selanjutnya menuliskan mata pelajaran dan tema dimana obyek

tersebut dapat digunakan. Berikutnya peserta menuliskan bagaimana cara

membuat atau menggunakan obyek tersebut. Pada kolom “kegunaan”, peserta

diminta menuliskan kegunaan dari obyek tersebut dalam pembelajaran dan pada

kolom terakhir peserta diminta menuliskan bagaimana obyek tersebut

didemonstrasikan dalam pembelajaran.

b. Fasilitator meminta tiap peserta melakukan kunjung karya dengan cara sebagai

berikut:

a. Tiap kelompok diminta memajang hasil karyanya pada dinding kerja masing-

masing. Disarankan jarak antar dinding kerja kelompok tidak terlalu dekat.

b. Dua orang dari tiap kelompok menunggui dinding kerja masing-masing.

Mereka ini akan memberikan penjelasan atas pertanyaan dari peserta lain yang

melakukan kunjungan ke dinding kerjanya.

c. Setiap peserta diberi LK 4.2 untuk diisi pada saat melakukan kunjung karya.

d. Proses kunjungan dilakukan kelompok per kelompok dengan beberapa

putaran dengan arah jarum jam. Contoh:

putaran pertama: Kelompok 1 mengunjungi dinding kerja kelompok 2,

Page 160: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

150

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar

UNIT 4

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Kelompok 2 mengunjungi dinding kerja kelompok 3 dst.

putaran kedua : Kelompok 1 mengunjungi dinding kerja kelompok 3,

Kelompok 2 mengunjungi dinding kerja kelompok 4

dst.

Catatan:

Pada saat melakukan kunjungan, peserta tidak hanya membaca hasil

karya yang dipajang tapi juga dapat bertanya kepada penjaga dinding

kerja untuk pengisian LK 4.2.

Banyaknya putaran kunjungan tergantung waktu yang ada.

c. Fasilitator menghimbau agar peserta kembali ke kelompok semula dan

melakukan penyempurnaan LK 4.1 berdasarkan hasil kunjung karya yang telah

dilakukan dan menempelkannya pada dinding kerja masing-masing.

5. Pembuatan Media belajar dan Demonstrasi Penggunaannya (35 menit)

a. Melanjutkan LK 4.1, Fasilitator meminta tiap kelompok membuat suatu media

pembelajaran untuk satu mata pelajaran dengan tema yang dipilih.

b. Fasilitator meminta tiap kelompok untuk mendemonstrasikan media yang telah

dibuat ke kelompok lain dengan aturan sebagai berikut:

1) Tiap kelompok menetapkan dua orang (sebagai duta) yang akan melakukan

demonstrasi ke kelompok lain.

2) Siklus putaran berlawan dengan arah jarum jam.

i. Putaran pertama: Kelompok 1 demonstrasi di Kelompok 5, Kelompok 5 ke kelompok 4, Kelompok 4 ke Kelompok 3, dst.

ii. Putaran kedua: Kelompok 1 ke Kelompok 4, Kelompok 5 Ke

kelompok 3, dst.

Catatan:

Banyaknya putaran tergantung pada waktu yang ada.

Pada saat demonstrasi, peserta penerima kunjungan dapat memberikan masukan kepada demonstran dan demonstran mencatatnya untuk

melakukan perbaikan selanjutnya.

c. Fasilitator meminta agar tiap demonstran kembali ke kelompok masing-masing.

Kelompok diminta melakukan perbaikan berdasarkan masukan setelah melakukan

demontrasi di beberapa kelompok. Hasil penyempurnaan ini selanjutnya ditempel

di dinding kerja masing-masing.

6. Integrasi Materi Di LPTK (10 menit)

Mintalah peserta mendiskusikan integrasi materi ini di perkuliahan, PPLT dan

pelayanan guru dalam jabatan

7. Penguatan (5 menit)

Fasilitator memberi penguatan hal-hal berikut:

Page 161: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

151 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar UNIT 4

Lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai media dan sumber belajar.

Media tidak harus mahal, pemanfaatan Alat Peraga Murah (APM) akan

sangat membantu dalam pemahaman materi yang diajarkan.

Pemilihan media harus tepat sesuai dengan tujuan dari pembelajaran.

E. LEMBAR KERJA

LK 4.1 Hasil Pengumpulan Obyek/Peristiwa

Nama

Obyek/

Peristiwa

Mata

Pelajaran/

tema

Cara

membuat/

menggunakan

Kegunaan Cara Mendemons-

trasikan

Contoh Pengisian LK 4.1

Nama

Objek/

Peristiwa

Mata

Pelajara/

tema

Cara

membuat/

menggunakan

kegunaan Cara

Mendemonstrasikan

Gambar/

artikel dari

koran

bekas

Bahasa

Indonesia 1. Potong

gambar/

artikel

2. Tempel di

kertas warna

warni dan di

laminating

1. Sebagai

stimulus

bagi

peserta

didik

untuk

membuat

cerita baik

lisan

maupun

tulisan

1. Guru membagi siswa

ke dalam kelompok-

kelmpok kecil (3 -4

anak)

2. Guru memberikan

media ke masing-

masing kelompok dan

siswa diminta untuk

mendiskusian

gambar/artikel

3. Anak diminta untuk

menyampaikan hasil diskusi

Page 162: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

152

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar

UNIT 4

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

LK 4.2 Lembar Hasil Pengamatan Kunjung Karya

Kelompok Yang Dikunjungi Informasi yang diperoleh dan bermanfaat dalam

penyempurnaan LK 4.1

F. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA:

PEMANFAATAN LINGKUNGAN

SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Lingkungan

Dalam pembicaraan ini dikemukakan tiga jenis lingkungan yaitu; lingkungan fisik, sosial dan

budaya. Lingkungan fisik berkaitan dengan alam atau banda-benda seperti batu, rumah

dan sebagainya. Lingkungan sosial berkaitan dengan kegiatan sosial atau hubungan antar

manusia seperti komunikasi, transaksi, dan sebagainya. Kegiatan sosial berkaitan dengan

hubungan antar manusia. Lingkungan budaya berkaitan dengan hasi-hasil karya manusia

atau hubungan antara manusia dengan alam.

2. Media dan Sumber Belajar

Media dan sumber belajar adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya

menunjuk ke satu obyek yang sama. Bila obyek tersebut terfungsikan maka disebut

sebagai media. Sedangkan bendanya sendiri disebut sebagai sumber belajar.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga

terjadi proses belajar.

Page 163: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

153 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar UNIT 4

Pendapat berkaitan dengan Media

a. Confusius : ”saya dengar dan saya lupa” – ”saya lihat maka saya ingat” – ”saya

kerjakan ternyata saya memahami”

b. Pestalozzi ; ”jika anda mengajarkan sapi maka bawalah sapi ke dalam kelas”

c. Pendapat lain : ”sebuah gambar mempunyai arti seribu kata” – Asal semua

pengetahuan adalah pengamatan yang ditunjang oleh keaktifan seluruh jiwa dan

pribadi.

Sebuah rangkuman hasil penelitian tentang perolehan pengalaman berdasarkan alat

indra yang digunakan sebagai berikut!

INDERA A. BAUGH E. DALE G. WILSON

Pelihat 90 % 75 % 82 %

Pendengar 5 % 13 % 12 %

Lain . .. 5 % 12 % 6 %

3. Ragam Media

Media terbagi ke dalam berbagai klasifikasi bedasarkan ciri tertentu. Salah satu

pengklasifikasian dikemukakan oleh Heinich dkk (1996) sebagai berikut:

a. Media tidak diproyekasikan (non projected media)

b. Media diproyeksikan (projected media)

c. Media Audio

d. Media Video

e. Media Berbasis komputer

f. Multi media kit

Ragam media yang berkaitan dengan lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) masuk dalam

klasifikasi media tidak diproyeksikan. Media yang tidak diproyeksikan dibagi dalam 4

golongan yaitu:

1. Realita

2. Model

3. Bahan grafis

4. Display

Page 164: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

154

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar

UNIT 4

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Realita adalah benda nyata yang digunakan sebagai media atau bahan belajar.

Penggunaannya dapat dilakukan dengan menghadirkan secara nyata di kelas, atau

observasi di lokasinya. Pada kondisi tertentu media ini dapat dimodifikasi dengan cara

mengambil sebagian (membelah) misal mesin, contoh (spacimen) dan pameran (exhibit)

misalnya benda bersejarah.

Model, adalah benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda sesungguhnya.

Biasanya dalam bentuk miniatur.

Bahan Grafis adalah gambar-gambar atau visual-visual yang penampilannya tidak

diproyeksikan, misalnya gambar, grafik, poster dan kartun.

Display atau bahan pameran, misalnya papan bulletin, papan tulis, dsb.

4. Pemanfaatan benda-benda atau pristiwa yang ada di lingkungan.

Untuk dapat memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan, guru harus

mengidentifikasi karakteristik dari objek atau peristiwa yang dimiliki. Selanjutnya,

dicocokkan karakteristik keberadannya pada objek atau peristiwa yang sudah dipilih atau

dimiliki. Misalnya kita memiliki batu maka kita dapat mengidentifikasi karakter yang ada

pada batu, misalnya: berat, volume, warna, bentuk, dan sebagainya. Karakter ini

dicocokkan dengan ciri dari konsep yang akan dipelajari. Demikian pula sebaliknya dengan

menentukan ciri dari konsep yang akan diajarkan, kita mencocokkan dengan karakteristik

benda-benda yang ada di lingkungan untuk kita pilih sebagai media atau sumber belajar.

Dari uraian tadi, bila kita bertolak dari batu, maka kita dapat mengajarkan konsep berat,

volume, warna. Demikian pula dari konsep berat kita dapat memilih batu sebagai

medianya.

Di samping itu cara-cara pemilihan atau pemanfaatan benda-benda atau peristiwa yang

ada di lingkungan dapat dilakukan dengan bertolak dari cara-cara pemilihan media

menurut beberapa ahli media. Di sini akan dikemukakan hanya satu cara yaitu berdasar

atribut atau kemampuan media untuk memenuhi indikator stimulus yang diberikan.

Page 165: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

155 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar UNIT 4

Pemilihan Media menurut Atribut.*)

Atribut

Media

Cetak Model Obyek Gambar

Grafis

Video Audio

1. Warna Ya Ya Ya Ya Ya -

2. 3-D - Ya Ya - - -

3. Gerak - Ya Ya - Ya -

4. Kontrol Siswa Siswa Siswa Dosen Alat Alat

(Siswa)

5. Pilihan Bebas Tinggi - - Sedang Rendah Sedang

6. Sensoris Visual Visual Visual Visual Audio

Visual

Audio

7. Simbol Ikonik

Digital

Ikonik Ikonik Ikonik

Digital

Ikonik

Digital

Digital

*) Dikutip dari Miarso, Y dkk. Hal. 69.

Daftar Rujukan

Untuk lebih memperdalam pengertian tentang media dapat dibaca buku berikut:

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Degeng, I Nyoman S. 1999. Media Pembelajaran. Pelatihan Tenaga Pengajar. Malang:

Universitas Negeri Malang

H. Ronald, Anderson. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Seri

Pustaka Teknologi Pendidikan. CV. Rajawali. Jakarta

Heinich, Robert dkk. 1982. Instructional Media and The Technologies of Instruction. New York:

John Wiley & Sons

Latuheru, John. 1988. Media Pembelajaran: Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta:

P2LPTK.

Lavie & Lentz.1982. Teaching and Media. Englwood Cliffs: Prentice hall, Inc

Miarso, Yusufhadi, dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Page 166: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

156

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar

UNIT 4

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Sadiman, Arif. 1986. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Setyosari, Punaji dan Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas

Sudjana & Rivai. 1991. Media Pembelajaran (Pembuatannya dan Penggunaannya). Bandung:

Rusdakarya.

Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta:

Andi.

Page 167: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

157 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar UNIT 4

G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR

Page 168: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

158

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar

UNIT 4

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 169: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

159 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar UNIT 4

Page 170: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

160

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar

UNIT 4

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 171: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

161 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar UNIT 4

Page 172: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

162

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar

UNIT 4

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 173: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

163 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar UNIT 4

Page 174: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

164

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar

UNIT 4

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 175: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

UNIT 5

MEMPRAKTIKKAN PAKEM

Page 176: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 177: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

167 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

UNIT 5

MEMPRAKTIKKAN PAKEM Waktu: 12 Jam

A. PENGANTAR

Setelah peserta memahami dan memperoleh

gambaran tentang PAKEM di Unit 1, peserta

diminta menunjukkan pemahaman itu

melalui pembuatan persiapan PAKEM dan

melaksanakannya baik dalam bentuk

mengajar teman (simulasi) maupun siswa

(praktik mengajar). Ini perlu dilakukan agar

penghayatan tentang PAKEM menjadi lebih

baik. Peserta juga perlu memperoleh

pengalaman menangani hambatan yang

dihadapi dalam melaksanakan PAKEM. Dengan demikian, sebagai dosen, mereka lebih

siap untuk melaksanakan PAKEM dalam pembelajaran di SD dan di kampus.

Dalam Unit 5 ini peserta dikelompokkan menjadi lima, yaitu untuk kelas 1, 2, 3, 4, dan 5.

Contoh penerapan PAKEM terdapat pada lampiran tersendiri (bisa dipakai contoh-

contoh pembelajaran dalam buku seri Asyik Belajar dengan PAKEM atau sumber lain.

Contoh tersebut dapat digunakan dalam perencanaan PAKEM.

B. TUJUAN

Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:

1. membuat persiapan pembelajaran yang menerapkan PAKEM

2. melakukan simulasi PAKEM

3. melakukan praktik mengajar dalam situasi kelas sesungguhnya di SD dengan

menerapkan unsur-unsur PAKEM.

C. BAHAN DAN ALAT

1. Tayangan unit (powerpoint)

2. Buku Asyik Belajar dengan PAKEM atau buku referensi lain yang relevan

3. Bahan-bahan untuk pembelajaran berbasis Alat Peraga Murah (APM)

4. ATK: kertas plano, spidol warna, lem, gunting, kertas HVS

5. Printer warna

Siswa dan guru menunjukkan keaktifan

belajar memfasilitasinya.

Page 178: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

168

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

D. LANGKAH KEGIATAN

30’ 30’+60’ 120’ 60’

Membaca dan

memilih topik

pembelajaran

Menyusun

Skenario

Pembelajaran

+

penjelasan

skenario

Pengembangan

RPP

Simulasi

Persiapan

Mengajar di

Kelompok

MAPEL

1 2 3 4

60’ 180’ 90’ 30’

Diskusi dan

Refleksi

kelompok

Praktik

mengajar di

Sekolah

Penyempurnaan

persiapan

mengajar

Diskusi

kelompok

MAPEL

8 7 6 5

40’ 10’

Kunjung Karya

Hasil Praktik

Penguatan

9 10

1. Pembentukan Kelompok dan Memilih Materi Pokok (20 menit)

Fasilitator membagi peserta menjadi lima kelompok mata pelajaran yaitu:

a. Kelompok kelas awal

b. Kelompok kelas Matematika

c. Kelompok kelas IPA

d. Kelompok kelas IPS

e. Kelompok kelas Bahasa Indonesia

Berikut ini adalah langkah-langkah pemilihan materi pokok pembelajaran:

1. Fasilitator dapat menentukan apakah semua kelompok menggunakan tema yang

sama atau masing-masing kelompok menentukan tema yang disepakati. Tema

Page 179: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

169 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Identitas Mata Pelajaran:

KD :

Tujuan/Indikator :

MateriPokok :

Langkah-langkah pembelajaran:

(disusun berdasarkan sintaks yang dipilih, yang menerapkan beragam metode, media, media dan sumber belajar yang bervariasi yang semuanya mendukung

tercapainya PAKEM

dipilih dari kurikulum yang berlaku. Khusus untuk pelatihan ini tema yang dipilih

adalah tubuh manusia dan kesehatan

2. Masing-masing anggota kelompok menentukan pasangan mengajar (team teaching)

Setiap team teaching terdiri dari 2 orang.

3. Masing-masing pasangan dalam kelompok mengidentifikasi satu sampai dua

kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan tema yang dipilih.

4. Masing-masing kelompok mengadakan curah pendapat tentang kemungkinan

kegiatan-kegiatan terkait KD yang dipilih.

5. Masing-masing pasangan memilih satu KD yang disepakati serta kegiatan-kegiatan

berdasarkan daftar ide hasil curah pendapat di nomor 4 untuk dikembangkan

dalam perangkat pembelajaran. Fasilitator dapat memastikan bahwa peserta

memilih kegiatan yang bervariasi.

Catatan: Buku ASYIK BELAJAR DENGAN PAKEM dapat digunakan sebagai sumber

dalam pemilihan kegiatan pembelajaran.

2. Menyusun dan Menjelaskan Kerangka Pembelajaran (90 menit)

Peserta menyusun kerangka pembelajaran berupa urutan langkah-langkah PAKEM

(dalam bentuk bagan alur) untuk pencapaian KD. Peserta menjelaskan kerangka

pembelajaran yang telah disusun dalam kelompok masing-masing. Peserta

mendiskusikan hasil penjelasan tersebut dengan berfokus pada ciri-ciri PAKEM.

LK 5.1 Kerangka Pembelajaran (team teaching)

Page 180: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

170

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

3. Kerja Kelompok: Membuat Persiapan Praktik PAKEM (120 menit)

Dalam kelompok, peserta secara berpasangan mengembangkan kerangka

pembelajaran menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Fasilitator

mendampingi dan memberikan umpan balik. Fasilitator mengarahkan peserta untuk

melengkapi RPP dengan perangkat pembelajaran pendukung lainnya sepert alat

bantu belajar/ mengajar, media, lembar kerja, dan bahan ajar, seperti bahan bacaan

jika diperlukan

LK 5.2 Format RPP (team teaching)

Catatan: format RPP ini hanya contoh. Peserta dipersilakan menyesuaikan dengan format

masing-masing sekolah.

4. Simulasi Persiapan Mengajar di dalam Kelompok (60 menit)

Peserta melaksanakan simulasi di kelompok masing-masing. Salah satu peserta

menjadi guru di depan peserta lain. Beberapa anggota kelompok mendapat giliran

untuk mensimulasikan RPP. Peserta yang tidak menjadi guru pada simulasi akan

berperan sebagai siswa. Fasilitator ikut mengamati simulasi dan memberi umpan

balik.

5. Diskusi Kelompok: memberikan masukan berdasarkan hasil simulasi

(30 menit)

Fasilitator memimpin diskusi di masing-masing kelompok untuk membahas apakah

Page 181: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

171 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

pembelajaran dalam simulasi memenuhi karakteristik PAKEM atau tidak dan

membahas cara-cara meningkatkan pembelajaran yang mencerminkan prinsip-

prinsip PAKEM.

Peserta yang melakukan simulasi mengungkapkan keberhasilan dan hambatan yang

dirasakannya selama simulasi. Peserta lain memberikan komentar terutama tentang

karakteristik PAKEM yang pakem pembelajaran dalam simulasi memenuhi

karakteristik PAKEM, dan alternatif mengatasi hambatan yang dirasakan oleh

simulator serta cara-cara memperbaiki RPP.

(Setiap peserta hendaknya mencatat komentar untuk bahan pertimbangan dalam

menyempurnakan persiapan, lembar kerja, dan sebagainya).

6. Penyempurnaan Persiapan PAKEM (90 menit)

Peserta kembali ke kelompok kecil

semula untuk bekerja dalam kelompok

masing-masing memperbaiki persiapan,

lembar kerja, dan bahan belajar lain yang

dirancangnya dengan mempertim-

bangkan komentar dan masukan pada

diskusi sebelumnya. Hasil perbaikan ini

akan digunakan dalam praktik mengajar

dengan siswa sesungguhnya. Semua

peserta harus ikut membuat persiapan

dan siap pula untuk mempraktikkannya.

Fasilitator hendaknya mengingatkan agar tiap kelompok benar-benar siap dengan

persiapan, lembar kerja dan sebagainya yang telah diperbaiki sehingga setelah

kegiatan ini peserta berkonsentrasi pada pelaksanaan praktik mengajar, tidak lagi

pada masalah persiapan.

Fasilitator juga menjelaskan logistik terkait praktik sekolah kepada semua

peserta.

7. Praktik Mengajar di Sekolah (180 menit)

a. Mengajar di kelas (70 – 140 menit)

Sebelum pelaksanaan, fasilitator memastikan bahwa guru kelas yang

sesungguhnya mengikuti proses kegiatan dengan tetap berada di dalam kelasnya

untuk mengamati.

Memaksimalkan diskusi dan

kerjasama dalam meperbaiki

persiapan praktek mengajar.

Page 182: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

172

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Setiap praktikan memiliki kesempatan untuk mengajar dan mengamati.

Untuk pengamatan di kelas, Fasilitator dapat meminta pengamat untuk

berfokus pada 1) kegiatan siswa, 2) kegiatan guru dan 3) interaksi antara siswa dan

guru. Format/lembar observasi yang digunakan adalah sebagai berikut.

LK 5.3 Lembar Observasi Praktik PAKEM (team teaching)

No Komponen Pembelajaran Uraian

1 Kegiatan siswa

2 Kegiatan guru

3 Interaksi antar siswa

4 Interaksi siswa dengan guru

5 Bentuk tugas yang dikerjakan siswa

6 Sumber belajar yang digunakan

7 Pemberian kesempatan yang sama

antara siswa laki-laki dan perempuan

8 Bentuk motivasi yang diberikan guru

kepada siswa

9 Aspek karakter yang dikembangkan

(kemandirian, disiplin, tanggung jawab,

kerjasama, kepercayaan diri dan lain-

lain)

Fasilitator mengingatkan peserta agar setelah praktik mengajar, semua hasil

kerja siswa dibawa ke tempat pelatihan untuk bahan kajian diskusi dan refleksi

kelompok.

b. Diskusi di Sekolah setelah Praktik

Diskusi di sekolah bertujuan melibatkan guru-guru di sekolah yang ikut mengamati

supaya terjadi efek pembelajaran dan sosialisasi pada guru-guru SD. Hal ini

dilakukan segera setelah selesai mengajar di kelas, yang melibatkan tim mengajar dan

guru kelas.

Page 183: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

173 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

8. Diskusi dan Refleksi Kelompok (60 menit)

a. Diskusi dan Refleksi Kelompok: Proses Mengajar (30 menit)

Peserta dalam kelompok mengkaji a p a k a h pembelajaran terlaksana

dengan baik atau tidak. Kajian berdasarkan lembar observasi yang telah diisi

oleh pengamat. Berikutnya peserta yang lain memberikan masukan untuk

perbaikan, menggunakan panduan LK 5.4 berikut ini.

LK 5.4 Analisis Praktek PAKEM di Sekolah Dasar

Komponen

Pembelajaran

Kekuatan Kelemahan Hambatan Rekomendasi

Kegiatan siswa

Kegiatan guru

Interaksi antar siswa

Interaksi siswa dengan

guru

Bentuk tugas yang

dikerjakan siswa

Sumber belajar yang

digunakan

Pemberian kesempatan

yang sama antara siswa

laki-laki dan perempuan

Bentuk motivasi yang

diberikan guru kepada

siswa

Aspek karakter yang

dikembangkan

(kemandirian, disiplin,

tanggung jawab,

kerjasama, kepercayaan

diri dan lain-lain)

Kegiatan siswa

Kegiatan guru

Interaksi antar siswa

Page 184: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

174

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

b. Diskusi kelompok: Umpan Balik Hasil Kerja Siswa (30 menit)

Fasilitator meminta kelompok untuk beralih topik diskusi ke pekerjaan anak.

Fasilitator meminta peserta memperhatikan kualitas hasil kerja anak. Peserta

mendiskusikan poin-poin berikut:

Apakah hasil kerja siswa mencerminkan kreativitas siswa?

Apakah setiap produk siswa menunjukkan keterampilan akademis yang

berbeda?

Apakah seluruh tugas seragam atau berbeda untuk masing-masing

kelompok?

Apakah hasil kerja siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran?

9. Kunjung Karya Hasil Praktik Mengajar (40 menit)

Fasilitator meminta peserta memajangkan (di dinding) RPP pembelajaran dan

hasil karya anak yang dihasilkan dalam praktik pembelajaran PAKEM di sekolah.

Setelah itu fasilitator meminta peserta berkeliling mengamati pekerjaan kelompok

lain.

Peserta berkeliling mengamati pekerjaan kelompok lain dengan mengisi LK 5.5

berikut:

LK 5.5 Hasil Pengamatan Kunjung Karya

Kelompok

yang

Dikunjungi

Informasi yang Diperoleh Perihal:

RPP Karya Siswa Strategi

Pembelajaran

yang diterapkan

10. Penguatan (10 menit)

Fasilitator memberi penguatan berikut:

Mencoba PAKEM terus menerus di sekolah akan membantu

meningkatkan kepercayaan diri siswa maupun guru

Perlu waktu, praktik, kesabaran serta komitmen yang tinggi untuk

menjadi guru yang lebih terampil dalam mengajar

Page 185: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

175 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA: Contoh Jaringan Tema, Kompetensi Dasar, dan Kegiatan Kelas I

Contoh Jaringan Tema,

KD Matematika:

5.1 Membandingkan berat benda (ringan,

berat).

Kegiatan: Siswa menebak berat benda

berdasarkan ringan/berat dan

membuktikannya dengan timbangan non

baku. Mengurutkan benda dari yang paling

ringan ke yang paling berat atau sebaliknya

KD Bahasa Indonesia:

5.1 Mengulang deskripsi tentang benda-benda

di sekitar

8.1 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan

guru dengan huruf tegak bersambung

Kegiatan: Siswa memilih benda yang ada di kelas

dan mendeskripsikannya berdasarkan bentuk, bau,

warna, bunyi, halus/kasar permukaan

KD IPA:

4.1 Membedakan Gerak benda yang

mudah bergerak dan sulit bergerak

melalui percobaan.

Kegiatan: Siswa menebak benda-benda

yang mudah bergerak (dilihat dari

bentuknya) dan membuktikannya dengan

melakukan percobaan sederhana (dengan

menggelindingkannya)

KD IPS

2.2 Menjelaskan lingkungan rumah sehat dan

perilaku dalam menjaga kebersihan rumah

Kegiatan: Siswa menyebutkan bagian rumah

beserta benda yang ada di dalamnya (meja, kursi,

piring, rak buku, jendela, dll) serta menyebutkan

bagaimana menjaga kebersihan dan kerapiannya.

Tema:

Benda, Binatang dan

Tanaman sekitarku.

Page 186: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

176

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Contoh Jaringan Tema, Kompetensi Dasar, dan Kegiatan Kelas II

KD Matematika:

3.1 Melakukan perkalian bilangan yang

hasilnya bilangan dua angka.

Kegiatan : Siswa mencari jawaban dari

beberapa gambar situasi (mis. berapa

jumlah kaki dari 7 orang yang sedang

senam pagi?) Siswa menuliskan kalimat

matematikanya lewat penjumlahan

berulang dan perkalian. Siswa membuat 1

soal sendiri dan meminta teman di

sebelahnya untuk jawab.

KD IPA:

4.2. Mendeskripsikan kegunaan panas

dan cahaya matahari dalam

kehidupan sehari-hari.

Kegiatan: menyiram lapangan (dengan

sedikit air), menjemur tissu basah/koran

dan benda lainnya . Siswa menyimpulkan

bagaimana benda-benda tersebut bisa

kering. Kegiatan kemudian dihubungkan

dengan kesehatan dan kebersihan.

KD IPS:

2.2 Menceritakan pengalamannya dalam

melaksanakan peran dalam anggota keluarga

Kegiatan: Siswa menuliskan kegiatannya

bagaimana ia menjaga kesehatan diri dan

kebersihan kamar, rumah dan lingkungan

rumahnya (halaman rumah)

Tema:

Hidup Sehat dan Bersih

KD Bahasa Indonesia:

7.2 Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25

kalimat) yang dibaca dalam hati.

Kegiatan: Siswa menceritakan isi teks tentang

bagaimana hidup sehat dan bersih dengan kata-

katanya sendiri kepada teman di sebelahnya dan

dilanjutkan dengan kegiatan menuliskannya di

kertas HVS/buku

Page 187: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

177 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Contoh Jaringan Tema, Kompetensi Dasar, dan Kegiatan Kelas III

KD Matematika:

5.2 Menghitung luas persegi dan persegi

panjang

Kegiatan : Siswa menebak benda (dalam

kelas) dengan luas paling besar/kecil,

melakukan urutan luas (besar ke kecil), lalu

membuktikannya dengan menggunakan ubin

dari kertas origami (lipat). Dengan metode

pengubinan, siswa mencari luas benda dan

mengambil kesimpulan cara mencari luas

KD Bahasa Indonesia:

5.1 Memberikan tanggapan sederhana

tentang cerita pengalaman teman yang

didengarnya

Kegiatan: Siswa menulis : seandainya aku

menjadi ….(disesuaikan dengan jenis pekerjaan

nara sumber) setelah mendengar pemaparan

nara sumber

KD IPA:

6. 4 Mengidentifikasi cara manusia dalam

memelihara dan melestarikan alam di

lingkungan sekitar.

Kegiatan: Siswa melihat contoh lingkungan

yang rusak (banjir, tumpukan sampah) dan

mengidentifikasi mengapa lingkungan bisa

rusak. Kemudian siswa diajak mencari

solusi bagaimana menjaga/melestarikan

alam di lingkungan mereka.

KD IPS:

2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan.

Kegiatan: Siswa mewawancarai nara sumber

tentang pekerjaan (apa, di mana), manfaat bagi

masyarakat, , mengapa memilih jenis pekerjaan,

dsb. Siswa mencatat hal-hal penting dan

menuangkannya ke dalam catatan (tabel, peta

pikiran, dsb)

Tema:

Menjaga Kelestarian

Lingkungan

Page 188: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

178

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Contoh Jaringan Tema, Kompetensi Dasar, dan Kegiatan Kelas IV

KD Matematika:

3.2 Menentukan hubungan antar satuan

waktu, antar satuan panjang, dan

antar satuan berat.

Kegiatan:

Mengukur tinggi dan berat badan dikaitkan

dengan berat badan ideal. Sebelum

mengukur, siswa memperkirakan terlebih

dahulu tinggi dan berat badan mereka.

KD Bahasa Indonesia:

8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik

sederhana dengan memperhatikan penggunaan

ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.)

Kegiatan:

• Mengamati gambar tubuh manusia dan cara

merawatnya.

• Mengidentifikasi hal-hal penting dlm gambar

• Membaca sejumlah informasi dr buku atau

internet

• Berdiskusi tentang gambar dan hasil membaca

• Menyusun karangan (perhatikan ejaan)

• Mengedit ejaan karangan teman

• Mempresentasikan karya terbaik

KD IPA:

1.1. Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka

tubuh manusia dengan fungsinya

1.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka

tubuh

Kegiatan:

• Siswa mengidentifikasi rangka tubuh manusia melalui pengamatan

• Siswa menggambar berbagai tulang dan rangka penyusun tubuh manusia

• Siswa mencari dan menemukan informasi mengenai upaya menjaga

kesehatan kerangka tubuh

• Siswa menerapkan cara duduk yang benar sebagai salah satu cara

memelihara kesehatan kerangka tubuh

1.3 Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera

dengan fungsinya

1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indera

Kegiatan:

• Siswa mengidentifikasi struktur panca indera dan menjelaskan

fungsinya (melalui pengamatan dan membaca literatur)

• Siswa mencari dan menemukan informasi mengenai upaya menjaga

kesehatan panca indera (dari nara sumber dan referensi)

• Siswa menerapkan cara membaca yang benar untuk menjaga

kesehatan mata

KD IPS:

2.1 Mengenal perkembangan

teknologi produksi,

komunikasi, dan

transportasi serta

pengalaman

menggunakannya

Kegiatan:

• Mengidentifikasi jenis-jenis

teknologi produksi yang

berkenaan dengan kesehatan

tubuh manusia

• Mengidentifikasi berbagai cara

menanggulangi dampak negative

dari perkembangan teknologi

komunikasi.

• Menjelaskan perbedaan alat

transportasi darat, laut dan

udara dari sisi tata cara

penggunaan, kelengkapan

penumpang saat menggendarai,

peraturan dan keamanan.

Tema:

Tubuh Manusia dan

Kesehatan

Page 189: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

179 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Contoh Jaringan Tema, Kompetensi Dasar, dan Kegiatan Kelas V

KD Matematika:

5.4 Menggunakan pecahan

dalam masalah

perbandingan dan skala

Kegiatan:

Mengukur panjang berbagai bagian

tubuh dan membandingkannya.

Misal panjang jengkal, hasta, lengan,

kaki, telapak kaki, tinggi muka, dan

lingkar perut; dan menggambar

tubuhnya sendiri berdasarkan

perbandingan ukuran bagian tubuh

tadi.

KD Bahasa Indonesia:

7.1 Membandingkan isi dua teks yang dibaca

dengan membaca sekilas

Kegiatan:

Membaca sekilas dua teks yang berbeda tentang tubuh

manusia dan kesehatan dengan membaca sekilas

(dibatasi waktunya)

Menuliskan isi bacaan dari kedua teks tersebut

Mendiskusikan dengan teman dengan cara

membandingkan isi kedua teks itu

Mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompok lain

dan saling memberi masukan

Menulis laporan isi kedua bacaan tersebut ke dalam

beberapa bentuk (table, diagram, paparan, dan peta

konsep.

Menentukan karya terbaik dan memajangnya

KD IPA:

7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan

kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhinya

7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air

Kegiatan:

• Siswa membuat diagram daur air

• Siswa membuktikan bahwa kegiatan manusia

mempengaruhi kualitas air

• Siswa mengidentifikasi faktor penyebab kelangkaan air

tawar, misalnya karena pencemaran air, menurunnya

curah hujan, dan menurunnya penyerapan air ke dalam

tanah

• Siswa menyadari bahwa air tawar jumlahnya terbatas

• Siswa membuat poster penghematan air

KD IPS:

1.5. Mengenal jenis-jenis

usaha dan kegiatan

ekonomi di Indonesia

Kegiatan:

Mengidentifikasi dan membedakan

jenis-jenis usaha dan kegiatan

ekonomi di masyarakat Indonesia

yang berhubungan dengan

kesehatan

Tema:

Tubuh Manusia dan

Kesehatan

Page 190: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

180

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Contoh Jaringan Tema, Kompetensi Dasar, dan Kegiatan Kelas VI

KD Matematika:

6.3 Menentukan posisi titik

dalam sistem koordinat

Kartesius

7.1 Menyajikan data ke

bentuk tabel, diagram

gambar, batang,

lingkaran

7.4 Menafsirkan hasil

pengolahan data

Kegiatan:

Siswa mengukur berat dan tinggi

badannya dan 9 temannya,

menyajikannya dalam tabel dan

koordinat Kartesius; kemudian

menuliskan tafsirannya.

KD Bahasa Indonesia:

6.1. Berpidato atau presentasi untuk berbagai

keperluan (acara perpisahan, perayaan ulang

tahun, dll.) dengan lafal, intonasi, dan sikap yang

tepat

Kegiatan:

• Menonton video dokter sedang berpresentasi tentang

penanggulangan banjir

• Mencermati bagian penting video tersebut

• Membaca buku/informasi tentang berpresentasi yang baik

dan efektif

• Mengambil kartu tema dan merancang butir yang akan

dipresentasikan dalam program sosialisasi kesehatan tubuh

• Mendiskusikan rancangan presentasi dalam kelompok

• Praktik presentasi dalam kelompok secara bergantian dan

dinilai teman

• Memilih presenter terbaik

• Presenter terbaik melakukan secara kelas.

KD IPA:

6.1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang

menentukan pemilihan benda/bahan untuk

tujuan tertentu (karet, logam, kayu,

plastik) dalam kehidupan sehari-hari

Kegiatan:

• Siswa mengidentifikasi pemanfaatan karet, logam,

kayu, dan plastik dalam kehidupan sehari-hari

• Siswa praktik melakukan 3 R (Reuse, Reduce,

Recycle) sebagai upaya mengurangi pencemaran

lingkungan.

• Siswa mengkreasi barang bekas menjadi barang yang

bermanfaat.

KD IPS:

2.2 Mengenal cara-cara

menghadapi bencana alam

Kegiatan:

• Mengidentifikasi berbagai macam

bencana alam di Indonesia

• Mengklasifikasi dampak positif

dan negatif bencana alam bagi

kesehatan

• Menjelaskan cara menanggulangi

berbagai macam bencana alam

Tema:

Tubuh Manusia dan

Kesehatan

Page 191: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

181 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

F. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR

Page 192: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

182

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 193: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

183 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Page 194: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

184

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 195: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

185 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Page 196: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

186

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 197: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

187 Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Page 198: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

188

Mempraktikkan PAKEM

UNIT 5

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 199: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

UNIT 6

MENULIS JURNAL

REFLEKTIF

Page 200: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 201: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 202: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar
Page 203: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

191

Menulis Jurnal Reflektif

UNIT 6

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

MENULIS JURNAL REFLEKTIF

Waktu: 1 Jam, 10 Menit

A. PENGANTAR

Kemampuan merefleksikan pelaksanaan sebuah kinerja oleh dosen merupakan

keterampilan yang sangat penting untuk

dikembangkan. Dengan berefleksi,--

merenungkan, dan menganalisis apa saja yang

telah dilakukan serta pengaruhnya-- akan dapat menemukan kelebihan dan kelemahan

sebuah kinerja. Selanjutnya hal tersebut akan

berkontribusi pada pembaharuan hal-hal yang

sudah baik, tidak mengulangi kesalahan yang

sama, dan mencari jalan keluar untuk

memecahkan kelemahan yang ditemukan dan

masalah yang dihadapi.

Salah satu sarana yang dapat membantu

melakukan refleksi adalah Jurnal Reflektif.

Jurnal Reflektif merupakan kumpulan catatan perenungan dan analisis tentang proses

kinerja serta rencana tindak lanjut untuk hal-hal yang ditemukan dalam perenungan

tersebut. Pada waktu diminta berefleksi dan menuliskan hasil refleksi, seseorang

cenderung hanya mendeskripsikan apa yang terjadi dan menilai peristiwa-peristiwa

pada kulitnya saja.

Dalam unit ini terdapat latihan berefleksi dan menuliskan hasil refleksi dalam Jurnal

Reflektif. Dengan mempelajari cara berefleksi dan mempraktikkannya selama dan

sesudah beraktivitas, kemampuan berefleksi tentang proses dan hasil belajar diharapkan

dapat meningkat.

B. TUJUAN

Setelah mengikuti sesi ini, para peserta: (1) mampu membedakan jurnal reflektif dan

tidak reflektif, (2) mampu membuat Jurnal Reflektif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran

Merefleksikan sebuah pengalaman

pembelajaran, dapat berkontribusi pada

pembaharuan hal-hal yang sudah baik, tidak

mengulangi kesalahan yang sama.

Page 204: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

192

Menulis Jurnal Reflektif

UNIT 6

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

C. BAHAN DAN ALAT

1. Presentasi Unit 6 (powerpoint)

2. Buku tulis, satu untuk setiap peserta untuk menuliskan jurnal reflektif mereka

3. Jurnal 1dan Jurnal 2: Jurnal yang belum reflektif

4. LK 6.1: Identifikasi Jurnal yang belum Reflektif dan Jurnal Reflektif

5. Lk 6.2: Pembuatan Jurnal Reflektif

6. Bacaan Tambahan (untuk peserta)

7. ATK: kertas plano, spidol

Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak

tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau

dengan menggunakan kertas flipchart.

D. LANGKAH KEGIATAN

I. Pengantar (10 menit)

(1) Peserta duduk berdasarkan kelompok sebanyak 5 kelompok.

(2) Fasilitator menjelaskan latar belakang, tujuan sesi, pertanyaan kunci, dan

langkah-langkah kegiatan. Tujuan dan pertanyaan kunci membimbing peserta

mengevaluasi diri pada akhir sesi untuk mengetahui apakah mereka telah bisa

mencapai tujuan sesi,

Pengantar

Diskusi

Mengkaji contoh teks

jurnal yang belum reflektif

dan memberikan umpan

balik sesuai dengan bagan

jurnal reflektif

Pembahasan • Menulis jurnal reflektif dari

buku jurnal atau pengalaman

praktik mengajar

• Menayangkan hasil kerja

perwakilan kelompok dan

membahas jurnal refleksi yang

dibuat dan merevisinya

Integrasi

Diskusikan integrasi materi ini

dalam perkuliahan, PPLT dan

pelayanan guru dalam jabatan

10’ 15’ 30’

10’

1 2 3

4

Penutup

Periksa ketercapaian tujuan

Ungkap/ tulis hal yang

membingungkan

5’

Page 205: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

193

Menulis Jurnal Reflektif

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

1

Catatan untuk Fasilitator

Jurnal Mengajar atau Agenda Pembelajaran selama ini lebih bersifat

administratif, yaitu berisi hari/tanggal mengajar, kelas, jam ke .., uraian

kegiatan, ketidakhadiran mahasiswa, dan catatan. Kolom catatan biasanya

lebih sering kosong. Jurnal Mengajar atau Agenda Pembelajaran tersebut

bisa dibuat lebih inspiratif dengan cara menuliskan refleksi dosen pada

kolom catatan. Catatan yang reflektif akan menjadi pembimbing dosen

untuk bisa mengajar lebih baik dan tidak mengulang kesalahan yang sama.

Catatan reflektif tersebut bisa juga dilampirkan pada SAP yang telah lewat

sehingga setiap SAP yang telah digunakan memiliki catatan proses

pelaksanaannya. Hal ini akan sangat berguna sebagai masukan ketika dosen

menyusun dan melaksanakan ulang SAP tersebut. SAP dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik sehingga pelaksanaan proses belajar mengajar lebih

efektif karena dosen telah belajar dari kelebihan dan kekurangan proses

yang telah lewat. Hal ini bisa menjadi sumber gagasan untuk Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) bersama guru .

2. Diskusi (15 menit)

(1) Mengidentifikasi Jurnal yang tidak Reflektif dan Reflektif.

a. Fasilitator membagikan Jurnal 1 dan Jurnal 2 kepada tiap peserta.

Jurnal 1:

19 Juni 2010

Aku memfasilitasi kegiatan Pembelajaran PAKEM sesi 1 dengan peserta 40 orang yang terdiri

atas 5 kelompok dari 4 sekolah mitra. Peserta sangat antusias dan aktif mengikuti sesi. Terbukti

mereka luar biasa aktif mereaksi yel-yel dan menjawab pertanyaan individual maupun keaktipan

mereka dalam kerja kelompok. Tapi aku belum merasa puas pada kegiatan yang saya lakukan

ini. Ada beberapa hal yang mestinya bisa dilaksanakan lebih maksimal, yaitu penataan ruang dan

pengelolaan waktu. Aku kurang bisa bergerak leluasa terutama ketika mendampingi peserta

dalam berdiskusi karena jarak kursi yang terlalu dekat. Akibatnya aku tidak bisa betul-betul

mengetahui mutu pekerjaan peserta. Saya akan memperbaikinya pada saat pertemuan

berikutnya.

Page 206: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

194

Menulis Jurnal Reflektif

UNIT 6

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

Jurnal 2:

b. Setelah membaca Jurnal 1 dan Jurnal 2, tiam kelompok mengisi LK 6.1.

LK 6.1 Identifikasi Jurnal tidak Relektif (untuk kelompok)

Bahan

Bacaan

Reflektif

atau

tidak

Alasan Jika belum

reflektif,

Rekomendasi

Perbaikan

Jika Sudah Reflektif, tentukan bagian:

Deskripsi Evaluasi Rencana

ke depan

Jurnal 1

Jurnal 2

Catatan seorang dosen dalam memberikan kuliah:

Hari ini saya pada perkuliahan menerapkan Metode Jigsaw. Ternyata para mahasiswa lumayan

aktif. Tapi, beberapa mahasiswa yang lain kurang sekali partisipasinya dalam diskusi kelompok

ahli.. Kalau diam saja mereka bisa ketinggalan.

Setelah saya dekati ternyata mereka tidak paham bahwa nanti mereka harus

menerangkan/menjelaskan pada kelompok asalnya sendiri-sendiri dan kegiatan ini sudah dinilai.

Begitu mengetahui hal tersebut mereka terkejut lalu ingin mengikuti diskusi dan membaca unit

yang didiskusikan. Jadi mahasiswa yang pasif itu karena tidak menduga harus menerangkan pada

temannya nanti. Kenapa mereka tidak paham perintah saya untuk kegiatan jigsaw? Memang

agak rumit, tapi saya merasa cukup jelas menerangkan alur kerja Jigsaw. Apa karena perintah

yang saya sampaikan secara lisan saja?, Saya mencoba menjelaskan kembali langkah-langkah

pembelajaran dengan model Jigsaw. Ternyata hasilnya sebagaian besar mahasiswa aktif.

Kenapa mereka tidak paham perintah saya untuk langkah-langkah kegiatan model Jigsaw? Apa

karena perintah saya sampaikan secara lisan saja? Memang kemungkinan besar berbeda

penapsiran terhadap penjelasan prosedur pembelajaran Model Jigsaw.

Mungkin saja. Baik!, Pertemuan berikutnya saya buat dalam powerpoint tentang

alur kerja pembelajaran Jigsaw yang bisa saya pakai berulang-ulang kali kalau saya

menerapkan Jigsaw. Akan saya lihat apakah itu bisa membuat tiap mahasiswa aktif

dalam kelompok. Selain itu sepertinya kalau dalam diskusi kelompok mahasiswa

harus diberi beban pribadi. Jadi dalam diskusi kelompok tetap harus ada tugas

pribadi. Itu berarti saya harus tetap merancang tugas individu untuk setiap kegiatan

kelompok.

Page 207: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

195

Menulis Jurnal Reflektif

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

c. Fasilitator menginstrusikan agar tiap kelompok memberikan hasil kerjanya

ke kelompok lain searah jarum jam.

d. Fasilitator memberikan kesempatan untuk satu kelompok yang dipilih secara

acak untuk membacakan hasil kerjanya dan kelompok lain membandingkan

dengan hasil kerja kelompoknya. Jika ada ketidaksesuaian, kelompok dapat

menyampaikan pendapat kelompoknya.

3. Pembahasan (30 menit)

(1) Praktik menulis refleksi pada Jurnal Reflektif (20 menit)

a. Fasilitator membagikan notebook/buku tulis yang berisikan catatan selama

pelatihan dan praktik mengajar dan meminta peserta menulis jurnal reflektif atas

pengalaman praktik mengajar atau sesi pelatihan yang telah mereka ikuti dengan

menggunakan LK 6.2.

LK 6.2 Jurnal Reflektif

Deskripsi

Evaluasi

Rencana Ke Depan

(2) Sharing Jurnal Reflektif (15 menit)

a. Fasilitator meminta peserta saling bertukar jurnal secara berpasangan (jika ada

peserta yang tidak memiliki pasangan maka ybs bergabung dengan kelompok

lain sehingga jumlah peserta kelompok tersebut menjadi tiga orang).

b. Tiap peserta dengan pasangannya saling tukar Jurnal Reflektif dan memberikan

koreksian atas hasil kerja pasangannya.

c. Fasilitator menayangkan salah satu contoh refleksi yang dibuat satu pasangan

secara acak dan mengkaji tingkat reflektifnya berdasarkan siklus refleksi (untuk

Page 208: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

196

Menulis Jurnal Reflektif

UNIT 6

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

penguatan) Sedapat mungkin Jurnal hasil peserta dapat difoto untuk

ditayangkan.

d. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan masukan atas tayangan dari

kelompok terpilih tersebut.

e. Fasilitator diminta untuk melakukan perbaikan Jurnal Reflektif masing-masing

berdasarkan hasil penyempurnaan hasil kerja pasangan yang ditayangkan.

4. Integrasi Materi Jurnal Reflektif Di LPTK (10 menit)

Mintalah peserta untuk mendiskusikan integrasi materi jurnal reflektif di perkuliahan,

PPLT dan pelayanan guru dalam jabatan

5. Penutup (5 menit)

Fasilitator menayangkan tujuan dan pertanyaan kunci sesi ini dan meminta peserta

mengevaluasi diri untuk mengukur sejauh manakah mereka telah mencapai tujuan sesi.

Page 209: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

197

Menulis Jurnal Reflektif

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA

Contoh Refleksi

Berikut ini adalah contoh refleksi dari beberapa dosen/pengajar. Manakah dari beberapa

contoh berikut yang reflektif yang memberikan inspirasi bagi yang menulis untuk berkembang

menjadi dosen yang lebih baik.

Jurnal 1:

(Catatan refleksi seorang dosen PGSD yang menjadi fasilitator pelatihan)

Jurnal 2:

(Catatan refleksi seorang dosen setelah menggunakan pembelajaran kelompok model jigsaw)

19 Juni 2010

Aku memfasilitasi kegiatan Pembelajaran PAKEM sesi 1 dengan peserta 40 orang yang terdiri atas

5 kelompok dari 4 sekolah mitra. Peserta sangat antusias dan aktif mengikuti sesi. Terbukti mereka

luar biasa aktif mereaksi yel-yel dan menjawab pertanyaan individual maupun keaktipan mereka

dalam kerja kelompok. Tapi aku belum merasa puas pada kegiatan yang saya lakukan ini. Ada

beberapa hal yang mestinya bisa dilaksanakan lebih maksimal, yaitu penataan ruang dan

pengelolaan waktu. Aku kurang bisa bergerak leluasa terutama ketika mendampingi peserta dalam

berdiskusi karena jarak kursi yang terlalu dekat. Akibatnya aku tidak bisa betul-betul mengetahui

mutu pekerjaan peserta. Saya akan memperbaikinya pada saat pertemuan berikutnya.

15 Agustus 10

Catatan seorang dosen pada saat perkuliahan.

Hari ini saya pada perkuliahan menerapkan metode Jigsaw. Ternyata para mahasiswa lumayan

aktif. Tapi, beberapa yang lain kurang sekali partisipasinya dalam diskusi kelompok ahli.. Kalau

diam saja mereka bisa ketinggalan. Setelah saya dekati ternyata mereka tidak paham bahwa nanti

mereka harus menerangkan/menjelaskan pada kelompok asalnya sendiri-sendiri dan itu dinilai.

Begitu mengetahui mereka kaget lalu mau ikut berdiskusi dan membaca unit yang didiskusikan.

Jadi yang pasif itu karena tidak mengira akan harus menerangkan pada temannya nanti. Kenapa

mereka tidak paham perintah saya untuk kegiatan Jigsaw? Memang agak rumit, tapi saya merasa

cukup jelas menerangkan alur kerja Jigsaw. Apa karena perintah saya sampaikan secara lisan

saja?, Saya mencoba menjelaskan kembali langkah-langkah pembelajaran dengan model Jigsaw.

Ternyata mahasiswa sebahagian yang aktif.

Page 210: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

198

Menulis Jurnal Reflektif

UNIT 6

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

Jurnal 3:

(Catatan refleksi guru yang juga seorang pelatih)

Catatan seorang dosen dalam memberikan kuliah:

Hari ini saya pada perkuliahan menerapkan Metode Jigsaw. Ternyata para mahasiswa lumayan

aktif. Tapi, beberapa mahasiswa yang lain kurang sekali partisipasinya dalam diskusi kelompok

ahli.. Kalau diam saja mereka bisa ketinggalan.

Setelah saya dekati ternyata mereka tidak paham bahwa nanti mereka harus

menerangkan/menjelaskan pada kelompok asalnya sendiri-sendiri dan kegiatan ini sudah dinilai.

Begitu mengetahui hal tersebut mereka terkejut lalu ingin mengikuti diskusi dan membaca unit

yang didiskusikan. Jadi mahasiswa yang pasif itu karena tidak menduga harus menerangkan pada

temannya nanti. Kenapa mereka tidak paham perintah saya untuk kegiatan jigsaw? Memang

agak rumit, tapi saya merasa cukup jelas menerangkan alur kerja Jigsaw. Apa karena perintah

yang saya sampaikan secara lisan saja?, Saya mencoba menjelaskan kembali langkah-langkah

pembelajaran dengan model Jigsaw. Ternyata hasilnya sebagaian besar mahasiswa aktif.

Kenapa mereka tidak paham perintah saya untuk langkah-langkah kegiatan model Jigsaw? Apa

karena perintah saya sampaikan secara lisan saja? Memang kemungkinan besar berbeda

penapsiran terhadap penjelasan prosedur pembelajaran Model Jigsaw.

Mungkin saja. Baik!, Pertemuan berikutnya saya buat dalam powerpoint tentang

alur kerja pembelajaran Jigsaw yang bisa saya pakai berulang-ulang kali kalau saya

menerapkan Jigsaw. Akan saya lihat apakah itu bisa membuat tiap mahasiswa aktif

dalam kelompok. Selain itu sepertinya kalau dalam diskusi kelompok mahasiswa

harus diberi beban pribadi. Jadi dalam diskusi kelompok tetap harus ada tugas

pribadi. Itu berarti saya harus tetap merancang tugas individu untuk setiap kegiatan

kelompok.

Page 211: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

199

Menulis Jurnal Reflektif

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

Lembar Kerja 6.1

Siklus Refleksi

1. Deskripsi

Deskripsikan apa yang

terjadi / apa yang Anda

lihat / apa yang Anda

alami /apa yang Anda

lakukan

2. Evaluasi

Apa yang baik/tidak baik,

bermanfaat/tidak

bermanfaat dari

peristiwa/pengalaman

tersebut?

3. Rencana ke

depan

Apa yang seharusnya

dilakukan / sebaiknya

dilakukan?

Page 212: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

200

Menulis Jurnal Reflektif

UNIT 6

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA

Jurnal Reflektif Mahasiswa

Jurnal Reflektif adalah semacam buku catatan yang digunakan oleh para mahasiswa untuk

menuangkan pendapat/perasaan mereka tentang proses belajar tentang suatu hal (misalnya:

perumpamaan, berat jenis, past tense, dll).

Contoh:

Kebiasaan menulis Jurnal Refleksi oleh mahasiswa (biasa disebut sebagai Jurnal Belajar)

memiliki beberapa manfaat. Pertama, dengan adanya tradisi menulis Jurnal Refleksi mahasiswa

akan terbiasa menuangkan pikiran dan perasaannya secara tertulis. Dengan demikian

kemampuan menulis mahasiswa mendapatkan sarana untuk berkembang secara alami.

Kedua, dengan membaca Jurnal Refleksi mahasiswa, dosen bisa lebih memahami pikiran dan

perasaan mahasiswa tentang proses belajar yang diikutinya. Sebagai pendidik yang baik dosen

perlu lebih banyak memahami mahasiswanya dengan baik dengan cara mengamati dan

mendengarkan mahasiswa, serta membaca perasaan dan proses berpikir mahasiswa seperti

yang tertuang dalam Jurnal Refleksi mahasiswa. Pengetahuan dosen tentang mahasiswa akan

membimbing dosen menghasilkan pembelajaran yang lebih tepat sasaran, cocok dengan

keadaan riil mahasiswa.

Ketiga, dengan menulis jurnal refleksi, mahasiswa belajar mengevaluasi proses belajar yang

sedang dia alami. Jurnal Refleksi membantu mahasiswa mengidentifikasi apa yang sudah dia

ketahui/pahami, apa yang belum dan seharusnya masih perlu dia ketahui serta merencanakan

langkah-langkah untuk mendapatkan apa yang seharusnya dia ketahui.

Ketika merasa bingung, misalnya, mahasiswa tidak sekedar larut dalam kebingungannya tapi

juga mencoba mencari sebab mengapa dia bingung dan jalan keluar apa yang bisa dia usahakan atau pertolongan apa yang dia butuhkan dan kemana atau kepada siapa dia bisa

meminta tolong. Ketika membaca refleksi mahasiswa ini dosen bisa memberikan bantuan

yang tepat.

Minggu ini saya belajar tentang teks deskripsi. Sulit. Saya tidak betul-betul ngerti bagaimana sih

menulis teks deskripsi. Saya tahu kata bu guru pokoknya nulis ciri-ciri binatang. Warnanya,

besarnya, berapa kakinya, dll. Tapi dapat kata-katanya dari mana. Dosen sudah menerangkan

tapi saya tetep ndak ngerti karena Bu Diah bicara terlalu banyak bhs. Inggrisnya dan cepaaaat

sekali. Yang diterangkan banyak lagi. Bingung ah. Saya akan minta Bu Diah menerangkan lagi

dalam bahasa Indonesia. Saya juga akan minta contoh. Dapat kata-katanya itu dari mana.

Page 213: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

201

Menulis Jurnal Reflektif

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

Kapankah mahasiswa menulis Jurnal Refleksi? Apakah setiap saat selesai pembelajaran setiap

mata kuliah? Ataukah setiap minggu untuk setiap mata kulaih? Hal ini bisa dibicarakan dalam

rapat dosen. Sebagai langkah awal, dosen bisa mencoba untuk meminta mahasiswa menulis

Jurnal Refleksi seminggu sekali. Mahasiswa tidak perlu menulis untuk setiap mata kuliah

kecuali kalau dosen dan semua mahasiswa menyetujui. Namun, sebaiknya Jurnal Refleksi

tidak menjadi sesuatu yang membebani. Dosen dapat membaca Jurnal Refleksi dan

memberikan tanggapan terhadap isinya, dan kalau perlu menyampaikan permasalahan

pembelajaran mahasiswa pada dosen. Tanggapan dilandasi niat untuk memotivasi, membantu

mencari jalan keluar, dan memberikan layanan pendidikan terbaik.

Apakah Jurnal Reflektif diberi nilai?

Apresiasi atau penghargaan yang paling tepat atas Jurnal Refleksi mahasiswa adalah dalam

bentuk tanggapan-tanggapan tulus dosen yang ditulis di Jurnal Refleksi mahasiswa, misalnya

dalam bentuk pujian, motivasi, dorongan untuk lebih giat atau tindak lanjut nyata yang bisa

membantu mahasiswa mendapatkan jalan keluar atas masalah yang dia tuliskan, dan lain-lain.

Pertanyaan Refleksi apa yang bisa diberikan?

Para dosen bisa merancang sendiri pertanyaan-pertanyaan yang bisa mendorong siswa untuk

merenungkan proses belajar mereka. Pertanyaan bisa diubah-ubah sesuai dengan kondisi dan

situasi setempat. Berikut ini hanyalah beberapa contoh yang bisa dikembangkan lebih lanjut.

1. Bagaimana pendapatmu atau perasaanmu tentang proses belajar hari ini (atau, seminggu)

ini?

2. Apa saja yang telah kamu pahami? Apa yang telah bisa kamu lakukan dengan baik?

3. Seandainya kamu diminta melakukan lagi, kira-kira bagaimana kamu akan melakukannya?

(pertanyaan diberikan setelah mahasiswa melakukan suatu kinerja tertentu)

4. Hal apa yang masih membingungkan? Kira-kira mengapa kamu masih bingung?

5. Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi kebingungan itu? Bantuan apa yang kamu

perlukan?

Page 214: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

202

Menulis Jurnal Reflektif

UNIT 6

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

F. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR

Page 215: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

203

Menulis Jurnal Reflektif

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

Page 216: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

204

Menulis Jurnal Reflektif

UNIT 6

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

Page 217: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

205

Menulis Jurnal Reflektif

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

Page 218: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

206

Menulis Jurnal Reflektif

UNIT 6

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

Page 219: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

207

Menulis Jurnal Reflektif

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

Page 220: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

208

Menulis Jurnal Reflektif

UNIT 6

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 6

Page 221: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

1

Rencana Tindak Lanjut UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 7

RENCANA TINDAK LANJUT

PAKEM

Page 222: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

210

Rencana Tindak Lanjut UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 223: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

211

Rencana Tindak Lanjut UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 7

RENCANA TINDAK LANJUT PAKEM Waktu: 1 Jam

A. PENGANTAR

Keberhasilan suatu pelatihan dosen pada

hakikatnya ditunjukkan dengan sejauhmana dam-

pak pelatihan tersebut terhadap suasana

pembelajaran di ruang kuliah. Setinggi apa pun

hasil evaluasi peserta dalam suatu pelatihan (bila

ada) akan kurang bermakna bila tidak

menimbulkan perubahan di ruang kuliah. Oleh

karena itu, penerapan hasil pelatihan oleh dosen

dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari perlu

dijamin baik oleh dosen itu sendiri maupun oleh

Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan. Salah

satu upaya untuk menjamin penerapan tersebut

adalah RENCANA TINDAK LANJUT dari dosen yang bersangkutan dan Lembaga

Pendidik Tenaga Kependidikan secara keseluruhan.

Rencana tindak lanjut merupakan awal ‘komitmen’ dosen dan LPTK dalam menerapkan

apa yang diperoleh dalam pelatihan. Rencana tersebut perlu ditulis sehingga memudahkan

yang bersangkutan maupun pihak lain untuk melaksanakannya dan memantau

ketercapaiannya.

Rencana perlu dibuat praktis, dalam jangkauan kemampuan si pembuatnya dan daya

dukung LPTK. Jumlah kegiatan lebih baik sedikit tetapi dilaksanakan daripada banyak

tetapi tidak dilaksanakan. Rencana yang terlalu ‘muluk’ hanya akan tinggal sebagai rencana,

tidak menimbulkan perubahan di LPTK. Akibatnya, pelatihan yang telah dilaksanakan

hanya akan merupakan suatu ‘pemborosan’ dana, tenaga, dan waktu.

B. TUJUAN

Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu membuat Rencana Tindak Lanjut yang

dapat diterapkan dalam rangka menerapkan pembelajaran aktif ketika memberikan

perkuliahan.

Rencana tindak lanjut merupakan

salah satu upaya menjamin

diterapkannya hasil pelatihan.

Page 224: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

212

Rencana Tindak Lanjut

UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

C. ALAT DAN BAHAN

1. Video PAKEM di Perguruan Tinggi

2. Lembar Kerja 7.1: Indentifikasi PAKEM di Perguruan Tinggi

3. Lembar 7.2: Rencana Tindak Lanjut-Individu

4. Hand Out 7.1: Daftar Kegiatan Rencana Tindak Lanjut

5. ATK: kertas plano, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting

D. LANGKAH KEGIATAN

1. Pengantar (5 menit)

a. Peserta diminta untuk duduk berkelompok sebanyak 5 kelompok dengan nama

kelompok PAKEM (Pembelajaran, Aktik, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).

b. Fasilitator menyampaikan tujuan dari unit ini yakni tindak lanjut dari pelatihan.

Peserta diharapkan untuk menyusun kegiatan yang akan dilakukan pada 3 bulan

ke depan.

Pengantar

Berbagi

Pengalaman

(Tayangan

Video) dan

Identifikasi

PAKEM di

Perguruan

Tinggi

Menyusun RTL

Individu:

Penayangan RTL

Perwakilan

Kelompok secara

Lisan atau dengan

menggunakan

Tayangan

5’ 20’ 15’

15’

1 2 3

4

Penguatan

5’

5

Page 225: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

213

Rencana Tindak Lanjut UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

2. Berbagi Pengalaman (20 menit)

a. Fasilitator meminta peserta untuk mengungkapkan pengetahuan atau

kemampuan apa saja yang telah diperoleh setelah mengalami pelatihan ini dan

meminta peserta untuk mengamati Video tentang PAKEM di Perguruan Tinggi

dengan mengidentifikasi PAKEM di Perguruan Tinggi (Gunakan LK 7.1: Identifikasi

PAKEM di Perguruan Tinggi (Individu)). Peserta diminta membubuhkan tanda

centang (v) pada kolom “ya” atau “tidak” berdasarkan pengamatan dari tayangan

video.

LK 7.1

Identifikasi PAKEM di Perguruan Tinggi

Kegiatan Dosen Kegiatan Belajar Mengajar

Muncul dalam

Video

Ya Tidak

1. Dosen merancang dan mengelola KBM

yang mendorong mahasiswa untuk

berperan dan berpikir aktif dalam

pembelajaran.

Dosen melaksanakan berbagai KBM seperti:

• Percobaan

• Diskusi kelompok

• Memecahkan masalah

• Mencari informasi

• Menulis laporan/cerita/puisi

• Berkunjung keluar kelas

• Bermain peran

• Lainnya: sebutkan …………………..

2. Dosen menggunakan alat bantu dan

sumber belajar yang beragam.

Dosen sesuai dengan mata pelajaran dapat

menggunakan:

• Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri

• Gambar

• Studi kasus

• Narasumber

• Lingkungan

• Lainnya: sebutkan ……………………..

3. Dosen memberi kesempatan kepada

mahasiswa untuk mengembangkan

keterampilan.

Dosen dan dan mahasiswa:

• Melakukan percobaan, pengamatan, atau

wawancara

• Mengumpulkan data/jawaban dan

mengolahnya sendiri

• Menarik kesimpulan

• Memecahkan masalah atau mencari rumus

sendiri

• Menulis laporan/hasil karya lain dengan

kata-kata sendiri

• Lainnya: sebutkan …………………….

Page 226: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

214

Rencana Tindak Lanjut

UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Kegiatan Dosen Kegiatan Belajar Mengajar

Muncul dalam

Video

Ya Tidak

4. Dosen memberi kesempatan kepada

mahasiswa untuk mengungkapkan

gagasannya sendiri secara lisan atau

tulisan.

Melalui:

• Diskusi

• Lebih banyak pertanyaan terbuka

• Hasil karya yang merupakan pemikiran

anak sendiri

• Lainnya: sebutkan …………………

5. Dosen menyesuaikan bahan dan

kegiatan belajar dengan kemampuan

mahasiswa.

• Mahasiswa dikelompokkan sesuai dengan

kemampuan (untuk kegiatan tertentu)

• Bahan pelajaran disesuaikan dengan

kemampuan kelompok tersebut

• Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan

• Lainnya: sebutkan ……………………

6. Dosen mengaitkan KBM dengan

pengalaman mahasiswa sehari-

hari.

• Mahasiswa menceritakan atau

memanfaatkan pengalamannya sendiri

• Mahasiswa menerapkan hal yang dipelajari

dalam kegiatan sehari-hari

• Lainnya: sebutkan ……………………….

7. Dosen menilai KBM dan kemajuan

belajar mahasiswa secara terus menerus.

• Dosen memantau kerja mahasiswa

• Dosen memberikan umpan balik

Lainnya: sebutkan ……………………..

Page 227: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

215

Rencana Tindak Lanjut UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

b. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan kepada teman disebelah kiri. Tiap peserta memberikan koreksian pada hasil kerja yang diterimanya. Selanjutnya

tiap peserta mengembalikan hasil kerja teman yang telah dikoreksinya.

3. Menyusun Rencana Tindak Lanjut (Individu): 15 menit

a. Fasilitator membagikan Handout 7.1 kepada tiap peserta.

b. Fasilitator mengajak peserta untuk menyusun rencana tindak lanjut dalam

rangka mengimplementasikan pembelajaran aktif dalam perkuliahan berdasarkan

pengalaman peserta selama mengikuti pelatihan dan berpedoman pada handout

7.1 dan menuangkannya pada LK 7.2.

4. Penayangan (15 menit)

a. Fasilitator memilih satu hasil kerja individu, dan menayangkannya (jika

memungkinkan terlebih dahulu difoto lalu ditayangkan menggunakan in-focus). Jika

tidak memungkinkan, penayangan dilakukan dengan membacakan RTL nya.

b. Fasilitator meminta memberikan masukan atas RTL yang ditayangkan dan

melakukan penyempurnaan.

c. Fasilitator menghimbau agar tiap peserta melakukan penyempurnaan RTL

masing-masing.

5. Penguatan (5 menit)

Catatan: Setelah pelatihan PAKEM akan ada RTL yang menjadi rencana kegiatan

sebagai tindak lanjut dari pelatihan yang dilakukan

Fasilitator memberi penguatan hal-hal berikut:

Setiap individu bertanggung jawab terhadap keberlangsungan RTL yang telah disusun

Pelatihan tidak akan ada manfaatnya apabila tidak ditindaklanjuti dalam

pembelajaran masing-masing di kelas

Terapkanlah di dalam pembelajaran apa yang telah diperoleh dari pelatihan

Mulailah dari APA YANG SAUDARA MAMPU, bukan dari APA YANG

SAUDARA INGINKAN.

Page 228: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

216

Rencana Tindak Lanjut

UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA:

KOMPONEN PAKEM DI PERGURUAN TINGGI

1. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan

memecahkan masalah

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah sehingga pada

dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Keterampilan pemecahan

masalah memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk

menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah.

Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan

imajinasi yang keduanya ada pada diri peserta didik sejak lahir. Oleh karena itu,

tugas dosen adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering mungkin

memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang

dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai

dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban yang

betul hanya satu). Dosen merancang dan mengelola perkuliahan yang mendorong

siswa untuk berperan dan berpikir aktif dalam pembelajaran. Dosen melaksanakan

berbagai kegiatan perkuliahan seperti: percobaan, diskusi kelompok, memecahkan

masalah, mencari informasi, menulis laporan/cerita/puisi, berkunjung keluar kelas,

dan bermain peran.

2. Mengembangkan ruang perkuliahan sebagai lingkungan belajar yang menyenangkan

Ruang kelas yang menyenangkan merupakan unsur tak terpisahkan dari PAKEM.

Dalam kelas yang menerapkan PAKEM, mahasiswa banyak belajar melalui bekerja

dan berbuat sehingga banyak menghasilkan produk. Hasil pekerjaan mahasiswa

tersebut sebaiknya digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu, hasil

pekerjaan yang dikelola ini bisa memotivasi mahasiswa untuk bekerja lebih baik

dan menimbulkan inspirasi bagi mahasiswa lain. Pengelolaan karya mahasiswa ini

dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat

berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya.

Dosen perlu memastikan bahwa setiap mahasiswa mempunyai karya yang dapat

dimanfaatkan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilengkapai dengan

pengelolaan karaya mahasiswa yang dilakukan dengan baik dapat membantu dosen

dan mahasiswa lainnya dalam dalam proses pembelajaran atau perkuliahan karena

dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah dalam perkuliahan.

3. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Page 229: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

217

Rencana Tindak Lanjut UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar mahasiswa. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,

tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai

sumber belajar sering membuat mahasiswa merasa senang dalam belajar. Belajar

dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar ruang perkuliahan.

Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang perkuliahan untuk menghemat biaya

dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan

seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,

berhipotesis (membuat dugaan), mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan

membuat gambar/diagram.

4. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan

belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian

umpan balik dari dosen kepada mahasiswa merupakan salah satu bentuk interaksi

antara dosen dan mahasiswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan

daripada kelemahan mahasiswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun

harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa lebih percaya diri dalam

menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Dosen harus konsisten memeriksa

hasil pekerjaan mahasiswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan dosen

yang berkaitan dengan pekerjaan mahasiswa lebih bermakna bagi pengembangan

diri mahasiswa daripada hanya sekedar angka (nilai). Dosen diharapakan dapat

mengaitkan proses atau hasil pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari dengan

cara melatih mahasiswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri

dan mahasiswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.

5. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak dosen yang sudah merasa puas bila menyaksikan para mahasiswa

kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur

berkelompok serta mahasiswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut

bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan

daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan

mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut. Banyak

mahasiswa merasa takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi

jika salah. Oleh karena itu, dosen hendaknya menciptakan suasana ruang

perkuliahan dosen tidak marah kepada mahasiswa dan mahasiswa tidak

menertawakan mahasiswa lain jika mereka memberi jawaban yang tidak benar.

Mahasiswa harus didorong untuk mencoba, dan berbuat kesalahan adalah bagian

penting dari belajar. Dosen juga tidak menyepelekan mahasiswa. Pada dasarnya

dosen harus berusaha menghilangkan penyebab rasa takut, baik yang datang dari

dosen itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat

bertentangan dengan prinsip PAKEM.

Page 230: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

218

Rencana Tindak Lanjut

UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Lembar Kerja 7.1

Identifikasi PAKEM di Perguruan Tinggi

Kegiatan Dosen Kegiatan Belajar Mengajar

Muncul dalam

Pembelajaran

Ya Tidak

1. Dosen merancang dan mengelola KBM

yang mendorong mahasiswa untuk

berperan dan berpikir aktif dalam

pembelajaran.

Dosen melaksanakan berbagai KBM seperti:

• Percobaan

• Diskusi kelompok

• Memecahkan masalah

• Mencari informasi

• Menulis laporan/cerita/puisi

• Berkunjung keluar kelas

• Bermain peran

• Lainnya: sebutkan ………………..

2. Dosen menggunakan alat bantu dan

sumber belajar yang beragam.

Dosen sesuai dengan mata pelajaran dapat

menggunakan:

• Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri

• Gambar

• Studi kasus

• Narasumber

• Lingkungan

• Lainnya, sebutkan: ……………………

3. Dosen memberi kesempatan kepada

mahasiswa untuk mengembangkan

keterampilan.

Dosen dan dan mahasiswa:

• Melakukan percobaan, pengamatan, atau

wawancara

• Mengumpulkan data/jawaban dan

mengolahnya sendiri

• Menarik kesimpulan

• Memecahkan masalah atau mencari rumus

sendiri

• Menulis laporan/hasil karya lain dengan

kata-kata sendiri

• Lainnya, sebutkan: …………………….

4. Dosen memberi kesempatan kepada

mahasiswa untuk mengungkapkan

gagasannya sendiri secara lisan atau

tulisan.

Melalui:

• Diskusi

• Lebih banyak pertanyaan terbuka

• Hasil karya yang merupakan pemikiran

anak sendiri

• Lainnya, sebutkan: ……………………

Page 231: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

219

Rencana Tindak Lanjut UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

5. Dosen menyesuaikan bahan dan

kegiatan belajar dengan kemampuan

mahasiswa.

• Mahasiswa dikelompokkan sesuai dengan

kemampuan (untuk kegiatan tertentu)

• Bahan pelajaran disesuaikan dengan

kemampuan kelompok tersebut

• Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan

• Lainnya, sebutkan: …………………

6. Dosen mengaitkan KBM dengan

pengalaman mahasiswa sehari-

hari.

• Mahasiswa menceritakan atau

memanfaatkan pengalamannya sendiri

• Mahasiswa menerapkan hal yang dipelajari

dalam kegiatan sehari-hari

• Lainnya, sebutkan: …………………….

7. Dosen menilai KBM dan kemajuan

belajar mahasiswa secara terus menerus.

• Dosen memantau kerja mahasiswa

• Dosen memberikan umpan balik

Lainnya, sebutkan ……………………

Page 232: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

20 220

220

Rencana Tindak Lanjut UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Lembar Kerja 7.2

Rencana Tindak Lanjut – PAKEM

Nama:………………………… Program Studi:………………………..

No Kegiatan Bulan: …………………… Bulan: …………………… Bulan: ……………………

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

UNIT 7

Page 233: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

221

Rencana Tindak Lanjut UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Handout 7.1

Daftar Kegiatan Rencana Tindak Lanjut

1. Membuat Perencanaan Perkuliahan yang bernuansa PAKEM

2. Membuat alat bantu dan sumber belajar yang beragam dengan memanfaatkan

lingkungan

3. Menggunakan metode pembelajaran yang variatif yang memberikan kesempatan

kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir

4. Menciptakan lingkungan Perkuliahan yang efektif

5. Memanfaatkan ICT dalam pembelajaran

6. Mengatur tempat duduk dan pengelompokkan siswa untuk menciptakan

pembelajaran yang aktif yang berpusat pada mahasiswa (student center)

7. Menyiapkan tugas atau penilaian pembelajaran mahasiswa yang otentik (authentic

assesment) dan berbasis tugas (task based approach)

Page 234: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

222

Rencana Tindak Lanjut

UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

F. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR

Page 235: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

223

Rencana Tindak Lanjut UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 236: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

224

Rencana Tindak Lanjut

UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 237: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

225

Rencana Tindak Lanjut UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 238: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

226

Rencana Tindak Lanjut

UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 239: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

227

Rencana Tindak Lanjut UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK

Page 240: BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK - prioritaspendidikan.org · v Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK Pengantar Modul Pengantar Daftar Isi Halaman Kata Pengantar

228

Rencana Tindak Lanjut

UNIT 7

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SD/MI: Bahan Rujukan bagi LPTK