bahan pertemuan 11
TRANSCRIPT
5/15/2018 bahan pertemuan 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-pertemuan-11 1/3
Persistensi laba merupakan revisi laba yang diharapkan dimasa yang akan datang. Yang
diimplikasikan melalui laba tahun berjalan.
Laba merupakan salah satu tujuan perusahaan selain untuk dapat bertahan hidup (going concern).Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba dimasa depan
(Djamaluddin, 2008: 55). Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan. Untuk memfasilitasi tujuan tersebut, Standar AkuntansiKeuangan (SAK) menetapkan suatu kriteria yang harus dimiliki informasi akuntansi agar dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan. Kriteria utama adalah relevan dan reliabel (Kusuma,
2006 : 5). Informasi akuntansi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan denganmenguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan, dan informasi tersebut
dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi bergantung pada
informasi tersebut.
Laba yang dilaporkan juga menjadi dasar dalam penetapan pajak. Sering kali terjadi perbedaanantara laba akuntansi dengan laba fiskal. Perbedaan ini disebabkan perbedaan tujuan masing-
masing dalam pelaporan laba. Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax
differences) dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba. Logika yang mendasarinya
adalah adanya sedikit kebebasan akuntansi yang diperbolehkan dalam pengukuran laba fiskal.Menurut Djamaluddin (2008: 56) perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax
differences) dapat memberikan informasi tentang management discretion akrual. Persistensi labaakuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa depan (expected future
earnings) yang diimplikasi oleh laba akuntansi tahun berjalan (Djamaluddin, 2008: 55). Besarnya
revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba. Persistensi laba merupakan salah satu komponennilai peridiktif laba, oleh karena persistensi laba merupakan unsur relevansi, maka beberapa
informasi dalam book-tax differences yang dapat mempengaruhi persistensi laba, dapat membantu
investor dalam menentukan kualitas laba dan nilai perusahaan. Namun masih banyak pendapat
yang mendukung dan menentang pernyataan mengenai apakah book-tax differences dapatmencerminkan informasi tentang persistensi laba.
Informasi yang terkandung dalam laba (earnings) memiliki peran penting dalam menilai kinerja perusahaan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba(sustainable earnings) di masa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan kas dan dapat
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Melihat betapa penting peran
laba bagi investor maupun pihak lain sebagai pengguna laporan keuangan, tidak mengherankan pihak manajemen perusahaan melakukan manajemen laba demi menarik investor. Berbagai
penelitian menggunakan bermacam-macam pendekatan (proksi) untuk menilai kualitas laba atau
mendeteksi
manajemen laba.
Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosures)
Di Indonesia peraturan yang mengatur tentang pengungkapan adalah keputusan Bapepam No.
Kep-38/PM/1996. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosures) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosures).
Pengertian Pengungkapan Sukarela menurut Meek dkk. (1995) adalah sebagai berikut :
Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajeman perusahaan untuk memberikaninformasi akuntansi dan informasi lain yang relevan untuk pembuatan keputusan para pemakai
5/15/2018 bahan pertemuan 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-pertemuan-11 2/3
laporan tahunan. Karena perusahaan memiliki keleluasan dalam melakukan pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan sehingga menimbulkan adanya keragaman atau variasi luas
pengungkapan sukarela antar perusahaan.
Ketepatan Waktu (Timeliness) Laporan Keuangan
Timeliness merupakan salah satu tujuan kualitatif laporan keuangan selain relevance,
understandability, verifiability, neutrality, comparability dan completeness ( APB Statements
No.4).Bapepam bersama Bursa Efek Jakarta (BEJ) menetapkan keputusan No.80/PM/1996 tentang
kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala (akhir tahun dan tengah tahunan) yang disusun
berdasarkan Standar Akuntansi dari Ikatan Akuntansi Indonesia yaitu bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan disertai pendapat akuntan yang telah diaudit
selambat-lambatnya 120 hari sejak tanggal berakhirnya tahun buku dan wajib diumumkan ke
publik paling tidak melalui dua surat kabar harian berbahasa Indonesia.
Pengertian Earnings Response Coefficient (ERC)
Umumnya dalam mengetahui kualitas laba yang baik dapat diukur dengan menggunakan EarningsResponse Coefficient, yang merupakan bentuk pengukuran kandungan informasi dalam laba.
Pengertian Koefisien Respon Laba (Earnings Response Coefficient) menurut Cho dan Jung (1991)
adalah sebagai berikut :Koefisien Respon Laba didefinisikan sebagai efek setiap dolar unexpected earnings terhadap return
saham, dan biasanya diukur dengan slopa koefisien dalam regresi abnormal returns saham dan
unexpected earning.
Cho dan Jung ( 1991) mengklasifikasi pendekatan teoritis ERC menjadi dua kelompok yaitu (1)
model penilaian yang didasarkan pada informasi ekonomi (information economics based valuationmodel) seperti dikembangkan oleh Holthausen dan Verrechia (1988) dan Lev (1989) yang
menunjukkan bahwa kekuatan respon investor terhadap sinyal informasi laba (ERC) merupakanfungsi dari ketidakpastian di masa mendatang. Semakin besar noise dalam system pelaporan
perusahaan (semakin rendah kualitas laba), semakin kecil ERC dan (2) model penilaian yang
didasarkan pada time series laba (time series based valuation model) seperti dikembangkan oleh
Beaver, Lambert dan Morse (1980).
Variabel Kontrol
a. Hubungan Reputasi auditor terhadap Pengungkapan Sukarela Pelaporan Keuangan
Audit dilakukan sebagai wujud dari adanya hubungan kontrak antara pihak pemberi dan penerimadalam konsep agensi (Mesier, 2003). Variabel ini digunakan untuk melihat interaksi antara reputasiauditor the big four (Ernst&Young, Price Waterhouse and Coopers, KPMG, Deloitte) dan non-the
big four dalam mempengaruhi pengungkapan laporan tahunan. Variabel ini menggunakan dummy,
perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik the big four dicatat dengan 1 sedangkan yangtidak dicatat 0.
Berdasarkan penelitian Teoh dan Wong (1993) ditunjukkan pasar merespon secara berbeda
terhadap kualitas auditor, yang diproksikan dengan auditor big 5 dan non big 5. Artinya semakin
5/15/2018 bahan pertemuan 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahan-pertemuan-11 3/3
berkualitas auditor maka semakin tinggi kredibilitas angka akuntansi yang dilaporkan, dengan
demikian semakin besar ERC.
b. Hubungan opini audit dengan Ketepatan Waktu Pelaporan KeuanganPublikasi laporan keuangan melalui media massa akan mempengaruhi keputusan berinvestasi para
csalon investor. Hal ini disebabkan informasi yang terkandung di dalam laporan keuangandianggap berita terbaru memgenai keadaan perusahaan di pasar modal.
Opini audit dapat memotivasi manajemen perusahaan untuk menyampaikan laporan keuanghansecara tepat. Hipotesis ini memberikan makna bahwa manajemen memandang penting opini audit
sehingga sesegera mungkin disampaikan kepada pemakai informasi tersebut. Opini yang baik
mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai berita baik (good news).
c. Hubungan Persistensi Laba dengan ERC
Definisi persistensi laba menurut Scott (2003) adalah revisi laba yang diharapkan di masa
mendatang (expected future earnings) yang diimplikasikan oleh inovasi laba tahun berjalan
sehingga persistensi laba dilihat dari inovasi laba tahun berjalan yang dihubungkan dengan
perubahan harga saham. Semakin tinggi persistensi laba maka semakin tinggi ERC, hal ini berkaitan dengan kekuatan laba. Persistensi laba mencerminkan kualitas laba perusahaan dan
menunjukkan bahwa perusahaan dapat mempertahankan laba dari waktu ke waktu. Kormendi danLipe (1987) menunjukkan bahwa persistensi laba berhubungan positif dengan ERC. Collins dan
Kothari (1989) juga menemukan hubungan yang positif antara estimasi ERC dan persistensi
dengan menggunakan perubahan laba sebagai proksi untuk unexpected earnings. Berbeda denganAli dan Zarowin (1992) yang menemukan bahwa estimasi error pada ERC secara negatif
berhubungan dengan persistensi. Hal ini disebabkan beberapa analisa sebelumnya terhadap
hubungan antara ERC dan persistensi adalah berlebihan.
d. Hubungan Pertumbuham Laba terhadap ERC
Penelitian tentang pertumbuhan laba dan koefisien respon laba telah dikemukakan oleh Collins danKothari (1989). Pertumbuhan laba diukur dengan rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan laba mempunyai hubungan yang positif dengan koefisien respon laba.
Collins dan Kothari (1989) menyatakan bahwa kesempatan tumbuh berdampak pada laba masa
depan dan begitu juga dengan ERC. Dengan kata lain, semakin tinggi kesempatan suatu
perusahaan untuk tumbuh maka akan semakin tinggi ERC. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan mempunyai hubungan yang positif dengan ERC.