pertemuan 4 teknologi bahan bangunan
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
1/17
MODUL PERKULIAHAN
TEKNOLOGIBAHANBANGUNANKAYU SEBAGAI BAHANKONSTRUKSI (LANJUTAN)
FakultasProgramStudi
TataMuka
Kod! MK Disusu" Ol!#
Fakultas TeknikPerenanaan !an"esain
Pr#$ra% Stu!i Teknik Si&il $%
MK Ae& Hi!a'atSTT
A&stra't Kom!t!"si
Materi Teknologi Bahan Bangunanberisikan mengenai bahan konstruksi
bangunan, Perencanaan,Pelaksanaan serta penerapannya dibidang Teknik Sipil.
Mahasiswa dapat menjelaskankarakteristik / sifatsifat sifat fisik
dan sifat mekanik bahan konstruksidalam perencanaan, pelaksanaandan pengawasan dalam penerapandalam persoalan persoalan dibidang teknik sipil.
()* *
T!k"ologi Ba#a" Ba"gu"a"Pusat Ba#a" A+ar da" !L!ar"i"g
!cep "idayat,ST,MT http#//www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
2/17
I. Kayu Sebagai Bahan Konstruksi
I.1 Dasar-Dasar Penggunaan Kayu
Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama
dikenal masyarakat, didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam dan
dapat diperbaharui secara alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam
pengerjaan, ringan, sesuai dengan lingkungan (environmental compatibility) telah
membuat kayu menjadi bahan konstruksi yang dikenal di bidang konstruksi ringan
(light construction).
Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak hanya didasari oleh
kekuatannya saja, akan tetapi juga didasari oleh segi keindahannya. Secara alami
kayu memiliki bermacam-macam arna dan bentuk serat, sehingga untuk
bangunan expose material kayu tidak banyak memerlukan perlakuan tambahan.
Pada perkembangan teknik penggunaan kayu struktural perlu diperhatikan sifat-
sifat dan jenis-jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu,
sambungan dan alat-alat penyambung serta keaetan kayu.
Keterbatasan penggunaan kayu selama ini terjadi dikarenakan keterbatasan
kayu alami yang lurus dan relati!e panjang sudah jarang didapatkan, serta kayu
dengan tingkat kekuatan yang tinggi sidah semakin berkurang. "leh karena itu,
maka teknologi sambungan dan komposit material sangat penting pada
perancangan struktur kayu.
I.2 Bagian-Bagian Penampang Kayu
Senyaa utama penyusun sel kayu dengan komposisinya adalah selulosa
#$%, hemiselulosa %, lignin %. Sel-sel kayu kemudian secara kelompok
membentuk pembuluh, parenkim dan serat. Pembuluh memiliki bentuk seperti
pipa yang berfungsi untuk saluran air dan 'at hara. Parenkim memiliki bentuk
kotak, berdinding tipis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara hasil
fotosintesis. Serat memiliki bentuk panjang langsing dan berdinding tebal serta berfungsi sebagai penguat pohon.
()* +
T!k"ologi Ba#a" Ba"gu"a"Pusat Ba#a" A+ar da" !L!ar"i"g
!cep "idayat,ST,MT http#//www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
3/17
Kelompok-kelompok sel kayu bergabung membentuk bagiananatomi
pohon. Sebatang pohon dipotong melintang akan diperoleh secara kasar
gambaran dan bagian-bagian kayu seperti terlihat pada ambar *.*.
+ kulit luar
kulit dalam
cambium
/ kayu gubal
0 kayu teras
F hati kayu
jari-jari kayu
ambar *.* Pototngan melintang pohon kayu
agian luar kayu disebut kulit (bark ) merupakan lapisan yang padat dan
cukup kasar, bagian kulit yang paling luar sudah mati dan berfungsi sebagai
pelindung kayu terhadap serangan dari luar (iklim, serangan serangga, dan jamur).
Sedangkan kulit bagian dalam bersifat hidup dan tipis yang berfungsi sebagai
jalan 'at yang mengandung gi'i dari akar ke daun.
/isebelah dalam lapisan kambium terdapat bagian kayu lunak yang
berarna keputih-putihan disebut kayu gubal ( sapwood ), bagian ini merupakan
kayu muda yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup, berfungsi sebagai pengantar
'at-'at makanan dari akar menuju daun dan juga sebagai tempat penyimpanan
bahan makanan, mempunyai ketebalan 1 & cm sampai *$ cm.
Selanjutnya di sebelah dalam dari lapisan kayu gubal terdapat bagian kayu yang arnanya
lebih gelap disebut dengan kayu teras (heartwood ), berfungsi sebagai penguat pohon
karena memiliki dinding sel yang lebih tebal dan kuat.
Pada bagian ini tidak terdapat 'at-'at makanan, sehingga jika dipakai sebagai bahan
konstruksi akan aet.
()* ,
T!k"ologi Ba#a" Ba"gu"a"Pusat Ba#a" A+ar da" !L!ar"i"g
!cep "idayat,ST,MT http#//www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
4/17
Pertumbuhan sel-sel kayu disertai dengan munculnya struktur seperti cincin yang disebut dengan
cincin tahunan (annual ring ) yang dapat memperkirakan umur dari pohon kayu. Pohon
kayu yang mengalami pertumbuhan cepat akan memiliki cincin tahunan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan pohon kayu yang memiliki pertumbuhan lambat. Pada bagian tengah
batang ada inti ( pith) yang dikelilingi oleh sejumlah cincin tahunan.
I.3 Sifat-Sifat Kayu
Kayu merupakan bahan alam yang tidak homogen. Ketidakhomogenan ini disebabkan oleh
pola pertumbuhan batang dan kondisi lingkungan pertumbuhan yang sering tidak sama.
"leh karena itu , sifat-sifat fisik dan sifat-sifat mekanik pada arah longitudinal, radial dan
tangensial tidak sama. Kekuatan kayu pada arah longitudinal (2) lebih besar
dibandingkan dengan arah radial (3) ataupun tangensial (4) dan angka kembang susut
pada arah longitudinal lebih kecil dari
pada arah radial maupun arah tangensial.
ambar *.& +rah longitudinal, radian dan tangensial pohon kayu
), Sifat-sifat f isik kayu
a. Kanungan air
Kayu merupakan material higroskopis, artinya kayu memiliki kaitan yang
()* -
T!k"ologi Ba#a" Ba"gu"a"Pusat Ba#a" A+ar da" !L!ar"i"g
!cep "idayat,ST,MT http#//www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
5/17
sangat erat dengan air baik berupa cairan maupun uap. Kemampuan menyerap
dan melepaskan air sangat tergantung dari kondisi lingkungan seperti temperatur
dan kelembaban udara.
Kandungan air yang terdapat pada sebuah pohon kayu sangatlah ber!ariasi,
tergantung pada jenis spesiesnya. /alam satu spesies yang sama terjadi pula perbedaan kandungan air yang disebabkan oleh umur, ukuran pohon dan lokasi
penanamannya. Pada bagian batang sebuah kayu terjadi perbedaan kandungan air,
kandungan air pada kayu gubal lebih banyak dari pada kayu teras.
+ir yang terdapat pada batang kayu tersimpan dalam dua bentuk, yaitu air
bebas ( free water ) yang terletak di antara sel-sel kayu dan air ikat (bound water )
yang terletak pada dinding sel. Selama air bebas masih ada, maka dinding sel
kayu akan tetap jenuh. +ir bebas merupakan air pertama yang akan berkurangseiring dengan proses pengeringan, pengeringan selanjutnya akan mengurangi air
ikat pada dinding sel.
Ketika batang kayu mulia diolah (ditebang dan dibentuk), kandungan air
pada batang berkisar antara 5$% hingga 6$$%. Kandungan air ini dinamakan
kanungan air segar. Setelah kayu ditebang dan mulai dibentuk atau diolah,
kandungan air mulai bergerak keluar. Suatu kondisi dimana air bebas yang
terletak antara sel-sel sudah habis, sedangkan air ikat pada dinding sel masih
jenuh dinamakan titik !enuh serat ( fibre saturation point ). Kandungan air pada
saat titik jenuh serat berkisar antara % sampai 6$% bergantung pada jenis kayu
itu sendiri.
Ketika batang kayu mulia diolah (ditebang dan dibentuk), kandungan air
pada batang berkisar antara 5$% hingga 6$$%. Kandungan air ini dinamakan
kanungan air segar. Setelah kayu ditebang dan mulai dibentuk atau diolah,
kandungan air mulai bergerak keluar. Suatu kondisi dimana air bebas yang
terletak antara sel-sel sudah habis, sedangkan air ikat pada dinding sel masih
jenuh dinamakan titik !enuh serat ( fibre saturation point ). Kandungan air pada
()* .
T!k"ologi Ba#a" Ba"gu"a"Pusat Ba#a" A+ar da" !L!ar"i"g
!cep "idayat,ST,MT http#//www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
6/17
saat titik jenuh serat berkisar antara % sampai 6$% bergantung pada jenis kayu
itu sendiri.
Kondisi kandungan air pada kayu yang tetap ini disebut kaar air seimbang
(equilibrium moisture content ) berkisar antara *&% sampai *7%.
b. Kepaatan an berat !enis
Kepadatan atau berat unit sebuah kayu dinyatakan sebagai berat per unit
!olume. 8al ini ditunjukkan untuk mengetahui porositas atau prosentase
rongga!oid. Kepadatan dan !olume sangat bergantung pada kandungan air.
Kepadatan akan kecil pada inti kayu bagian dasar dan akan meningkat tajam ke
arah luar penampang (cross section) dan meningkat secara perlahan ke arah
ketinggian.
Kepadatan suatu jenis kayu dapat dihitung dengan cara membandingkan
antara berat kering kayu dengan !olume basah. erat kering kayu dapat diperoleh
dengan cara menyimpan specimen kayu dalam o!en pada suhu *$#o selama &5
jam atau hingga berat specimen kayu tetap. erat jenis adalah perbandingan
antara kepadatan kayu dengan kepadatan air pada !olume yang sama.
Kayu terdiri dari bagian padatsel kayu, air dan udara. 9olume adalah
jumlah dari !olume bagian padat, !olume air dan !olume udara. Ketika kayu
dimasukkan ke dalam o!en atau dikeringkan, maka !olume yang tetap tinggal
adalah !olume bagian padat dan !olume udara saja, sedangkan airnya sudah
menguaphilang.
c. "acat kayu
Kerusakan atau cacat pada kayu dapat mengurangi kekuatan dan bahkan
kayu yang cacat tersebut tidak dipakai sebagai bahan konstruksi. acat kayu yang
sering terjadi adalah mata kayu, retakbelah, pecah, pingul, serat miring, gubal,
lubang serangga, serta lapuk dan hati rapuh.
#ata kayu sering terdapat pada batang kayu yang merupakan bekas
cabang kayu yang patah. Pada daerah mata kayu terjadi pembengkokkan arah
serat, sehingga kekuatan kayu menjadi berkurang
()* /
T!k"ologi Ba#a" Ba"gu"a"Pusat Ba#a" A+ar da" !L!ar"i"g
!cep "idayat,ST,MT http#//www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
7/17
:enurut /esch dan /inoodie (*;
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
8/17
+pabila batang kayu ditarik dengan beban tarik tertentu, maka panjang batang kayu
akan bertambah. 3egangan didefinisikan sebagai nilai banding antara pertambahan
panjang dengan panjang batang aal. =ntuk regangan yang kecil biasanya terjadi secara
linier-elastik, sedangkan untuk nilai regangan yang besar terjadi secara nonlinier-nonelastik .
b. Kuat tekan se!e!ar serat
atang yang mengalami gaya tekan dijumpai pada konstruksi kuda-kuda dan elemen kolom
pada portal. Kuat tekan dapat diperoleh dengan cara membagi besar gaya tekan dengan luas
tampang batang. :enurut Koebler (*;
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
9/17
(MOR)@lt
M . y
l
AAA (*.*)
()* 2
T!k"ologi Ba#a" Ba"gu"a"Pusat Ba#a" A+ar da" !L!ar"i"g
!cep "idayat,ST,MT http#//www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
10/17
. Kuat geser se!a!ar serat
Pada batang yang mengalami beban bending momen seringkali disertai dengan gaya
geser. Kekuatan geser kayu akan didukung oleh 'at lignin, oleh karena itu kuat geser
kayu merupakan sifat mekanik kayu yang paling lemah disbanding dengan sifat mekanik
lainnya. Kayu memiliki kuat geser sejajar serat yang lebih kecil dibandingkan dengan kuat
geser tegak lurus serat. acat kayu seperti retak atau mata kayu akan sangat mempengaruhi
kuat geser kayu.
e. Perilaku terhaap temperatur tinggi
Sebagian kayu tersusun atas selulosa, lignin dan hemiselulosa yang kesemuanya itu
merupakan senyaa yang terbentuk dari unsur arbon, 8idrogen dan "ksigen.
=nsur-unsur ini (arbon, 8idrogen dan "ksigen) mudah terbakarKayu
digolongkan sebagai material yang mudah terbakar apabila ada peningkatan temperatur
ruangan yang berlebihan. "leh karena itu, kayu digolongkan sebagai material yangmudah terbakar (combustible material ).
Perilaku struktur kayu dalam merespon api berbeda dengan bahan struktur lainnya
seperti beton atau baja. Ketika api sudah cukup untuk membakar kayu bagian luar, maka
kayu bagian luar akan terbakar dan berubah menjadi arang. Baktu yang dibutuhkan oleh
api untuk membakar kayu bagian luar sangat tergantung dari kadar air kayu aal,
dimensi batang kayu, ketersediaan oksigen dan temperatur api itu sendiri. "leh karena
rendahnya angka penyebaran panas (thermal conductivity) kayu dan air yang ada dalam
kayu, maka untuk temperatur yang kecil dibutuhkan aktu yang lama agar api dapat
membakar bagian dalam kayu.
8emiselulosa pada kayu "ak mulai mengalam pyrolisis
(penguraianperubahan material akibat temperatur) pada temperature *#$o sampai
*
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
11/17
+kibat yang lebih jauh dari proses terbakarnya kayu pada bidang struktur adalah
terjadinya perubahan sifat-sifat fisik dan mekanik dari kayu itu sendiri. Penurunan
kekuatan kayu akibat terjadinya peningkatan temperatur tidak terjadi secara linier
melainkan cendrung berbentuk lengkung. Perilaku ini disebabkan oleh kehadiran arang
(sisa material kayu yang terbakar) yang berfungsi sebagai pelindung kayu bagian dalam,
sehingga struktur terhindar dari keruntuhan seketika (brittle collapse).
I.& Persyaratan Kayu Struktural
erdasarkan SCD-$5-*;
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
12/17
harus dilakukan dengan mengikuti standar pemilahan mekanis yang baku.
erdasarkan modulus elastisitas lentur yang diperoleh secara mekanis, kuat acuan
lainnya dapat diambil sesuai 4abel *.*. Kuat acuan yang berbeda dengan tabel
dapat digunakan apabila ada pembuktian secara eksperimental yang mengikuti
standar-standar eksperimen yang baku. Cilai acuan pada tabel dengan satuan
:ega Pascal (:Pa), berdasarkan pemilahan secara mekanis.4abel *.* Kuat acuan kayu (:Pa) berdasarkan pemilahan secara mekanis
Kode:utu
:odulus0lastitas
Eentur
"w
KuatEentur
#b
Kuat4arik
Sejajar
Serat #t
Kuat4ekan
Sejajar
Serat #c$$
Kuat 4ekan4egak Eurus Serat #c F
Kuateser
#v
0&>00&50&6
0&&0&*0&$0*;0*<0*70*>0*#0*50*60*&0**
0*$0;0<07
&>$$$$$$&5$$$&6$$$
&&$$$&*$$$&$$$$*;$$$*$$$*#$$$*5$$$*6$$$*&$$$**$$$
*$$$$;$$$7>5>*
#*&;
>#>6>$#7
#5#*5<5#5&6;6>666$&7&5&*
*<*#*&;
#5#6#&#$
5575#565*5$6;6>6#666*&;
&<&>&5&&
&5&6&&&*
&$*;*<*7*>*#*5*6*&*****$
;<7>
>,;>,<>,7>,#
>,5>,&>,*#,;#,7#,>#,5#,6#,*#,$5,<5,7
5,#5,65,&5,*
2. Kuat acuan kayu berasarkan pemilahan secara )isual
Pemilahan secara !isual harus mengikuti standar pemilahan secara !isual
yang baku. +pabila pemeriksaan !isual dilakukan berdasarkan atas pengukuran
berat jenis, maka kuat acuan untuk kayu berserat lurus tanpa cacat dapat dihitung
dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut ?
a. Kerapatan % pada kondisi basah (berat dan !olume diukur pada kondisi basah,
tetapi kadar airnya lebih kecil dari 6$%), dihitung dengan mengikuti prosedur
baku. unakan satuan kgm6 untuk %.
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
13/17
b. Kadar air m% (mG6$) diukur dengan prosedur baku.
c. 8itung berat jenis pada m% (&m) dengan rumus ?
&m %H*$$$(*Im*$$)J AAAAAAAAAAAAAAAAAA. *.&a)
d. 8itung berat jenis dasar (&b) dengan rumus ?
&b &m(*I$,&>#a&m), dengan a ' (6$-m)6$ AAAAAAAAA *.&b)
e. 8itung berat jenis pada kadar air *#% (&()) dengan rumus ?
&() &b(*-$,*#;&b) AAAAAAAAAAAAAAA.AAAA *.&c)
f. 8itung estimasi kuat acuan kayu dengan rumus-rumus pada 4abel *.&, dengan
& adalah &().
4abel *.& 0stimasi kuat acuan berdasarkan atas berat jenis pada kadar air *#%
=ntuk kayu berserat lurus tanpa cacat
Kuat (cuan $umus *stimasi
:odulus elastisitas lentur, " w (:Pa)
Eentur, # b (kPa)
4arik sejajar serat, # t dan tekan sejajar serat, # c (kPa)
eser sejajar serat, # v (kPa)
4ekan tegak lurus serat, # c* (kPa)
*>#$$&$,7
*7*6$&*,*6
7>$$&$,$&&,$;
& adalah berat jenis kayu pada kadar air *#%
=ntuk kayu dengan serat tidak lurus danatau mempunyai cacat kayu,
estimasi nilai acuan yang dihitung dengan rumus-rumus pada 4abel *.&, harus
direduksi dengan mengikuti ketentuan pada SCD $6-6#&7-*;;5 =/ >;*.**
tentang :utu Kayu angunanL, yaitu dengan mengalikan nilai acuan pada 4abel
*.& dengan nilai rasio kekuatan yang ada pada 4abel *.6 yang bergantung pada
kelas mutu kayu. Kelas mutu kayu ditetapkan dengan mengacu pada 4abel *.5.
4abel *.6 Cilai rasio kekuatan
Kelas mutu $asio kekuatan
+
$,6$,#$
4abel *.5 acat maksimum untuk setiap kelas mutu kayu
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
14/17
#acam cacat Kelas mutu ( Kelas mutu B Kelas mutu "
:ata kayu ?4erletak dimuka lebar
4erletak dimuka sempit
3etak
Pingul
+rah serat
ubal
Eubang
serangga
acat lain(lapuk, hatirapuh, retakmelintang)
*> lebar kayu
*< lebar kayu
*> tebal kayu
**$ tebal ataulebar kayu
* ? *6
/iperkenankan
/iperkenankanasal terpencar,serangga sudahmati
4idak
diperkenankan
M lebar kayu
*> lebar kayu
*# tebal kayu
*> tebal ataulebar kayu
* ? ;
/iperkenankan
/iperkenankanasal terpencar,serangga sudahmati
4idak
diperkenankan
N lebar kayu
M lebar kayu
N tebal kayu
M tebal atau lebar kayu
* ? >
/iperkenankan
/iperkenankan asalterpencar, seranggasudah mati
4idak diperkenankan
I.+ Pembebanan Paa Struktur Kayu
eban nominal adalah beban yang ditentukan di dalam PedomanPerencanaan Pembebanan untuk 3umah dan edung, SKD-*.6.#6.*;
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
15/17
Beban angin ,W , beban angin termasuk dengan memperhitungkan bentuk
aerodinamika bangunan dan peninjauan terhadap pengaruh angin topan, puyuh,
dan tornado, bila diperlukan.
Beban gempa , E , beban gempa yang ditentukan menurut SCD $6-*7&>-*; - , $,#( -a atau . ) AAAAAAAAAAAA &)
*,& + I *,>( -a atau . ) I ($,# - atau $,)
Pengecualian ? faktor beban untuk - di dalam kombinasi beban persamaan 6), 5)
dan #) harus sama dengan *,$ untuk garasi parkir, daerah yang digunakan untuk
pertemuan umum, dan semua daerah dimana beban hidup lebih besar dari pada #
kPa.
Setiap keadaan batas yang rele!an harus ditinjau, termasuk kasus-kasus
dimana sebagian beban didalam kombinasi pembebanan bernilai sama dengan nol.
Pengaruh kondisi pembebanan yang tak seimbang harus ditinjau sesuai dengan
ketentuan didalam tata cara pembebanan gedung yang berlaku.
3. Beban lain
Pengaruh struktural akibat beban-beban lainnya, termasuk tetapi tidak
terbatas pada berat dan tekanan lateral tanah, pengaruh temperatur, susut dan
kelembaban, rangkak dan beda penurunan tanah harus ditinjau didalam
perencanaan.
Pengaruh strukutral akibat beban yang ditimbulkan oleh fluida ( # ), tanah
(1 ), genangan air ( ! ) dan temperatur (2 ) harus ditinjau dalam perencanaan dengan
menggunakan faktor beban ? *,6 # O *,>1 O *,& ! O dan *,&2 .
&. Beban yang berla.anan
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
16/17
+pabila pengaruh suatu beban saling berlaanan didalam komponen
struktur atau sambungannya, maka harus ditinjau gaya aksial, geser dan momen
yang mungkin berbalik arah.
'. Pembebanan !angka pan!ang
+nalsis yang dilakukan pada struktur dan komponen struktur yangmengalami deformasi akibat rangkak pada saat memikul beban kerja, harus
memperhitungkan terjadinya tambahan deformasi akibat rangkak dalam masa
layannya apabila deformasi tersebut mempengaruhi tahanan atau kemampuan
layannya.
-
8/16/2019 Pertemuan 4 Teknologi Bahan Bangunan
17/17
Daftar Pustaka
$. Struktur kayu,M%layati ST,MT
&. Smith ' !ndres, (Material of )onstruktion*, +th edition, $-+.
. aryanto, rs. Pengetahuan Teknik Bangunan, 0ineka )ipta. $+
T!k"ologi Ba#a" Ba"gu"a" Pusat Ba#a" A+ar da" !L!ar"i"g !cep "idayat,ST,MT http#//www.mercubuana.ac.id