bahan pbl

7
Sejarah 1. Tahun 1920, Celestine Freinet, seorang guru SD yang kembali dari PD I. Akibat perang tersebut, ia mengalami luka yang mengganggu pernafasannya sehingga sulit untuk berbicara.Oleh karena itu ia menciptakan metode pembelajaran baru yang merupakan ide awal terbentuknya PBL.Setelah Celestine Freinet meninggal, idenya dengan sangat cepat menyebar ke seluruh dunia. (David, dkk., 2003). 2. Bukanlah merupakan hal yang baru 1. 1889, T.C. Chamberlin: ‘The methode of multiple working hypotheses’ ~ ‘problem-solving’ 2. 1916, Dewey: Perkenalkan mahasiswa dengan situasi kehidupan nyata (real-life) dan fasilitasi agar mendapatkan informasi untuk memecahkan masalah 3. 1930, Miller dan 1940, Katona: Ketidak efektifan metode pemberian solusi (ready-made solution) pada mahasiswa Di dunia kedokteran: 1. 1961, Case Western University, Cleveland, Ohio: hybrid PBL 2. 1966, Mc Master University Medical School, Canada: ‘double track’ Mahasiswa PBL lebih baik: - motivasi - solving problems - self-study 3. 1973, University of Newcastle, Australia 1975, University of Limburg, Maastricht 4. PBL berkembang ke seluruh dunia (pendidikan kedokteran) (sumber : Tulisan Rahmatina,Fakultas Kedokteran Andalas) 3.Problem Based Learning dikembangkan sejak 1960, namun di Indonesia diperkenalkan sejak 1990 (Susetyo, 2005). Problem Based Learning adalah deskripsi pedagogis dari aliran konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

Upload: jefri-kurniawan

Post on 24-Jul-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAHAN PBL

Sejarah

1. Tahun 1920, Celestine Freinet, seorang guru SD yang kembali dari PD I. Akibat perang tersebut, ia mengalami luka yang mengganggu pernafasannya sehingga sulit untuk berbicara.Oleh karena itu ia menciptakan metode pembelajaran baru yang merupakan ide awal terbentuknya PBL.Setelah Celestine Freinet meninggal, idenya dengan sangat cepat menyebar ke seluruh dunia. (David, dkk., 2003).

2. Bukanlah merupakan hal yang baru1. 1889, T.C. Chamberlin: ‘The methode of multiple working hypotheses’

~ ‘problem-solving’2. 1916, Dewey: Perkenalkan mahasiswa dengan situasi kehidupan nyata (real-life)

dan fasilitasi agar mendapatkan informasi untuk memecahkan masalah3. 1930, Miller dan 1940, Katona: Ketidak efektifan metode pemberian solusi (ready-

made solution) pada mahasiswaDi dunia kedokteran:1. 1961, Case Western University, Cleveland, Ohio: hybrid PBL2. 1966, Mc Master University Medical School, Canada: ‘double track’ Mahasiswa

PBL lebih baik: - motivasi- solving problems- self-study

3. 1973, University of Newcastle, Australia 1975, University of Limburg, Maastricht

4. PBL berkembang ke seluruh dunia (pendidikan kedokteran)(sumber : Tulisan Rahmatina,Fakultas Kedokteran Andalas)

3. Problem Based Learning dikembangkan sejak 1960, namun di Indonesia diperkenalkan sejak 1990 (Susetyo, 2005). Problem Based Learning adalah deskripsi pedagogis dari aliran konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri (Mattewsdalam Pannnen, did<,2001).

4. Program Studi Pendidikan Dokter UNTAN sejak didirikan tahun 2005 telah menerapkan kurikulum dengan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) / Problem Based Learning (PBL).

Definisi

1. Menurut Arends (diakses dari http://dwijakarya.blogspot.com/), pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun

Page 2: BAHAN PBL

pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

2. Menurut Ratumanan (diakses dari http://nsant.student.fkip.uns.ac.id/), pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

3. Menurut Yayan Iryana (diakses dari http://www.alief-hamsa.blogspot.com/) Pembelajaran berdasarkan masalah artinya pembelajaran didasarkan pada masalah sehari-hari dan dalam pembelajaran siswa diajak untuk memecahkannya.

4. Ahli lain, Duch tahun 1995 (dalam www.uiLac.id.2006) mendefinisikan bahwa Problem Based Learning(PBL) adalah strategi pendidikan yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata.

Tujuan

Membangun dan mengembangkan pembelajaran mahasiswa yang memenuhi kriteria ketiga ranah pembelajaran (taxonomy of learning domains).

Di bidang kognitif (knowledges): berupa ilmu dasar dan ilmu terapansecara terintegrasi;

Di bidang psikomotor (skills): berupa scientific reasoning, critical appraisal, information literacy, self- directed learning, life-long learning;

Di bidang affektif (attitudes): berupa value of framework, hubungan antar-manusia, yang berkaitan masalah psikososial (psychosocial issues)

Teori Konstruktivis

(sumber : Tulisan oleh Rahmatina,Fakultas Kedokteran Andalas)

Karakteristik

Menurut Jefferson (2001), ada beberapa karakteristik dari PBL yang menunjukkan adanya perbedaan dengan strategi pembe/ajaran yang lain, yaitu :a. Problem Based Learning merupakan subset dari collaborative learning. Dalam pembelajaran

yang menggunakan strategi PBL, siswa bekerja sama secara berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Setiap anggota kelompok menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemaham-an seluruh anggota. Dosen menjadi tutor yang memfasilitasi mahasiswa menjadi aktif. Oleh karena itu, strategi ini menciptakan suasana yang lebih aktif, lingkungan yang pembelajarannya berpusat pada mahasiswa. Dengan demikian, bagi mahasiswa sendiri merasa senang karena difasilitasi untuk berkreasi dan merasa dihargai.

Page 3: BAHAN PBL

b. Karakteristik PBL yang kedua adalah masalah yang akan dipecahkan diberitahukan terlebih dahulu sebelum siswa memiliki pengetahuan baru yang menjadi dasar untuk pemecahan masalsh. Dalam program kegiatan belajar, siswa akan berusaha untuk mencari berbagai macam pemecahan masalah dengan pengetahuan yang dimilik idengan pengetahuan baru tentang situasisituasi yang sebenamya, sehingga akhimya akan berasimilasi dan berakomodasi, sehingga memunculkan pengetahuan baru .

c. Karakteristikyang ketiga adalah integratif. Tujuan utama dari pembelajaran dengan strategi PBL ini adalah mendorong kemampuan siswa, sehingga semua materi perkuliahan yang sudah dipelajari, diharapkan dapat diintegrasikan dalam pengetahuan baru mahasiswa untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam hal ini, pendidik sebagai fasilitator yang membantu utntuk menolong den mendorong siswa menemukan solusi yang tepat dengan pendekatan yang sistematik.

d. Karakteristikyang terakhir adalah adanya evaluasi terhadap proses pemecahan masalah. Pada ProblemBased Learning, evaluasi tidak dilakuk-an dengan menggunakan prosedur seperti tes pilihan berganda. essay. Atau model ujian tertulis lainnya. Pendekatan evaluasi yang dilakukan PBL ini adalah lebih dari proses metakognisi. Siswa didorong untuk memonitor pengetahuan yang sudah diperolehnya dalam proses penemuan hasil peme-cahan masalah dengan mem-buat perencanaan pembelajaran yang efektif dalam kaitannya dengan permasalahan yang diajukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari pengetahuan yang sudah ada.

(sumber : Jurnal paradigma oleh Rita Eka lzzaty)

Perbedaan

Dalam pendekatan konvensional, mahasiswa terlihat cenderung pasif dalam proses belajar dan bergantung hanya dengan baha-bahan yang diberikan dosen saja. Motivasi yang rendah pada mahasiswa untuk mencari bahan-bahan lain dirasakan penulis sangatlah rendah, sehingga seringkali hal ini menjadi pengham-bat dalam proses pembe-Iajaran. Ide-ide yang inovatifdan kreatiftidaktampakdalam diskusi ataupun tanya jawab di dalam kelas. Hal ini berimbas kepada dosen itu sendiri dan tantu saja mahasiwa yang terlibat. Dosen yang masih menerap-kan hal yang demikianakan menjadi tidak berkembang dalam kajian ilmu, sehingga proses transfer of learningyang diberikantidak beJjalan dengan baik,dikarenakan tidak adanya komunikasi dua arah dan proses yang interaktif antara dosen dan mahasiswa.

Dari segi mahasiswa, yang tidak difasilitasi kreativitasnya dalam mengkajidan mencari bahan yang lain, selain menurunkan motivasi belajar yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi motivasi untuk berprestasi,dampak negatif lain adalah ketidakmampuan mahasiswa tersebut bilamana menghadapi berbagaimacam kasus atau permasalahan diri maupun klien bilamana sudah lulus nanti. Selain itu, proses belajar menjadi rutinitas semata karena mahasiswa tidak melihat sesuatu yang menarik dan menantang untuk dikaji. Pemerolehan pengetahuan di per-guruan linggi, bilamana sering terjadi seperti di atas, maka tingkatan yang didapat hanya berupa wacana delam kognitif saja tanpa bisa diimplementasikan dalam kehidupan yang nyata. Selain hal yang sudah disebut-kan, tuntutan akan kompe-tensi sebagai sumber Daya yang handal, maka sangat dibutuhkan kompetensi Iulusan Perguruan Tinggi untuk menentukan keputusan-keputusan yang tepat atas permasalahan yang sifatnya probabilistik. Sehingga, harapannya, khususnya untuk ke-mampuan psikolog dan konselor, yang harus dikuasai selalu dihubung-kan dengan pengambilan keputusan atas permasalahan yang sifatnya diagnosis maupun keputusan untuk menentukan arah intervensi atau per1akuan terhadap klien.

Page 4: BAHAN PBL

Kekurangan atau kerugian

1. Tutor tidak dapat mengajar .2. Membutuhkan banyak staf yang terlibat dalam proses pembelajaran.3. Banyak mahasiswa yang membutuhkan akses sama untuk menggunakan

perpustakaan dan lab komputer secara bersamaan.4. Mahasiswa kekurangan akses kepada dosen yang menginpirasi seperti pada

kurikulum tradisional.5. Informasi terlalu banyak dan berat. Hal ini membuat mahasiswa kebingungan dan

tidak percaya untuk belajar langsung dan memilih informasi mana yang relevan serta berguna.(sumber : British Medical Journal oleh Diana F. Wood)

Advantages and disadvantages of PBL

Advantages of PBL Disadvantages of PBL

Student centred PBL It fosters Tutors who can't "teach" Tutors

active learning, improved understanding,

and retention and development of lifelong learning skills

enjoy passing on their own knowledge and understanding so may find PBL facilitation difficult and frustrating

Generic competencies PBL allows Human resources More staff

students to develop generic skills and attitudes desirable in their future practice

have to take part in the tutoring process

Integration PBL facilitates an Other resources Large numbers

integrated core curriculumof students need access to the same library and computer resources simultaneously

Motivation PBL is fun for students Role models Students may be

and tutors, and the process requires all students to be engaged in the learning process

deprived access to a particular inspirational teacher who in a traditional curriculum would deliver lectures to a large group

"Deep" learning PBL fosters deep Information overload Students

learning (students interact with learning materials, relate concepts to everyday activities, and improve their understanding)

may be unsure how much self directed study to do and what information is relevant and useful

Page 5: BAHAN PBL

Constructivist approach Students

activate prior knowledge and build on existing conceptual knowledge frameworks

(sumber : British Medical Journal BMJ oleh Diana F. Wood)

(1) model pembelajaran Problem Based Learning biasa dilakukan secara berkelompok membuat siswa yang malas semakin malas, (2) siswa merasa guru tidak pernah menjelaskan karena model pembelajaran ini menuntut siswa yang lebih aktif.(kusumaningsih,2008)