bahan mola

Upload: muhammadlinggaprimananda

Post on 02-Mar-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    1/19

    Mola Hidatidosa

    1. Definisi

    Mola Hidatidosa merupakan suatu kehamilan yang tidak wajar, yang

    sebagian atau seluruh vili korialisnya mengalami degenerasi hidropik berupa

    gelembung yang menyerupai anggur atau mata ikan. Mola Hidatidosa merupakan

    bagian dari penyakit tropoblas dan dimasukan dalam Gestasional Trophoblastic

    Disease (penyakit trofoblas gestasional).Sel trofoblas hanya ditemukan pada

    wanita hamil, apabila ditemukan pada wanita tidak hamil pada teratoma ovarium

    disebutNon Gestasional Trophoblastic Disease. Kelainan ini merupakan penyakit

    trofoblas gestasional yang jinak. Mola yang termasuk jinak dapat berubah menjadi

    tumor trofoblas yang ganas. Mola ini kadang masih mengandung vilus di

    samping trofoblas yang berproliferasi dan dapat mengadakan invasi yang

    umumnya bersifat lokal dan dinamakan mola destruens ( jenis vilosum ) selain itu,

    terdapat pula tumor trofoblas tanpa stroma yang umumnya tidak hanya berinvasi

    pada uterus saja tapi dapat menyebar ke organ lain dinamakan koriokarsinoma.

    stilah mola hidatidosa berasal dari kata !hydatis! yang dalam bahasa

    "unani berarti !tetesan air!, yang menunjukkan adanya sebuah kista yang berisi

    #airan, dan !mola! dalam bahasa latin yang berarti batu$konsepsi yang salah.

    %erbagai istilah pernah digunakan untuk menggambarkan kelainan ini, misalnya

    bila seluruh vili korialis mengalami degenerasi hidropik, tanpa ada embrio,

    disebut sebagai Complete Mole, True Mole, Classic Mole, atau Mole

    Hydatidiform. %ila diantara gelembung ditemukan embrio, disebut Transitional

    Mole,Incomplete Mole, atauMole Embryonee.

    Mola biasanya menempati #avum uteri, tetapi kadang&kadang ditemukan

    juga dalam tuba fallopi dan bahkan dalam ovarium.

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    2/19

    Normal Abnormal

    'ambar . natomi uterus normal dan mola hidatidosa.

    %eberapa peneliti menyatakan mola sebagai suatu neoplasia jinak dari

    trofoblas, sedangkan beberapa yang lain ada yang mengganggap sebagai

    degenerasi, displasi, atau hiperplasi. Setelah diadakan penelitian sitogenetik pada

    tahun *+&an oleh antara lain Kajii, -assilokos, Sulman, dan lain&lain, di#apai

    kesepakatan bahwa mola hidatidosa ini terdiri dari dua jenis, yaitu/

    . Mola hidatidosa komplit (MHK)

    Mola Hidatidosa komplit adalah kegagalan kehamilan dimana seluruh vili

    korialis mengalami degenerasi hidropik, berupa gelembung menyerupai

    anggur, tanpa disertai unsur janin.

    0. Mola hidatidosa partial (MH1)

    Mola hidatidosa parsial adalah suatu kegagalan kehamilan dimana hanya

    sebagian vili korialis yang mengalami degenerasi hidropik sehingga unsur

    janin selalu ada. 1erkembangan janin akan tergantung kepada luasnya

    plasenta yang mengalami degenerasi, tetapi janin biasanya tidak dapat

    bertahan lama dan akan mati dalam rahim, walaupun ada juga laporan tentang

    kasus MH1 yang janinnya dapat hidup sampai aterm.

    http://mm_openbrwindow%28%27molar_pregnancy550_nor.htm%27%2C%27home%27%2C%27status%3Dyes%2Cwidth%3D570%2Cheight%3D570%27%29/
  • 7/26/2019 Bahan Mola

    3/19

    'ambar 0. Makroskopis mola hidatidosa

    2. Insidensi

    nsidensi mola hidatidosa pada berbagai negara berbeda&beda, di negara

    maju insidensi mola hidatidosa sudah sangat menurun. Hal ini antara lain

    disebabkan oleh fertilitas yang menurun disertai keadaan gii yang baik.

    Ke#enderungan penurunan insidensi tampak pula di negara kita, misalnya pada

    tahun *+&an jumlah kasus mola yang dirawat di 2SHS bisa men#apai per

    tahun. 3etapi saat sekarang hanya sekitar 04&5 kasus saja. 6ibawah ini insidensi

    mola hidatidosa yang ditemukan di berbagai negara/

    . merika Serikat /.74&/0. persalinan

    0. talia /.870 persalinan

    5. Korea 0,5/ persalinan

    7. Meksiko /798 persalinan

    4. :epang 5/0 persalinan

    8. %andung dan sekitarnya /4 persalinan.

    ;rekuensi kehamilan mola tertinggi ditemukan di Meksiko, dan ndonesia. Mola

    hidatidosa dapat terjadi pada setiap umur dalam masa reproduksi. 1asien termuda

    yang pernah dilaporkan berumur 0 tahun dan yang tertua berumur 4+ tahun.

    3. Etiologi

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    4/19

    %eberapa faktor yang diduga menjadi penyebab mola hidatidosa antara

    lain/

    . ;aktor ovum memang sudah patologik, tetapi terlambat untuk dikeluarkan

    0. munoselektif dari trofoblas

    5. Keadaan sosioekonomi yang rendah

    7. Malnutrisi, defisiensi protein, asam folat, karoten, vitamin, lemak hewani

    4. 1aritas tinggi

    8. 7 tahun

    +. nfeksi virus

    9. ;aktor kromosom (belum jelas)

    *. Suku bangsa (ras)

    . ;aktor geografi (belum jelas)

    4. Patogenesis

    Teori Hertig

    Hertig menyatakan bahwa pada mola hidatidosa terjadi insufisiensi

    peredaran darah akibat matinya embrio pada minggu 5&4 (missed abortion),

    sehingga terjadi penimbunan #airan dalam jaringan mesenkim vili dan

    terbentuklah kista&kista ke#il yang makin lama makin besar, sampai akhirnya

    terbentuklah gelembung mola. Sedangkan proliferasi trofoblas merupakan akibat

    dari tekanan vili yang edematous tadi. ?airan yang terdapat dalam kista tersebut

    menyerupai #airan as#ites atau edema tetapi kaya akan H?'.

    Teori Par

    3eori ini mengemukakan bahwa yang abnormal adalah sel&sel trofoblas,

    yang mempunyai fungsi yang abnormal pula, dimana terjadi resorpsi #airan yang

    berlebihan ke dalam vili sehingga timbul gelembung. Hal ini menyebabkan

    gangguan peredaran darah dan kematian mudigah. Sebagian dari vili berubah

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    5/19

    menjadi gelembung&gelembung yang berisi #airan jernih. %iasanya tidak ada

    janin, hanya pada mola parsial kadang&kadang ditemukan janin. 'elembung&

    gelembung ini sebesar butir ka#ang hijau sampai sebesar buah anggur. 'elembung

    ini dapat mengisi seluruh kavum uterus.

    5. Patofisiologi

    1ada Mola Hidatidosa atau Complete moletidak ada jaringan fetus$janin.

    *@ merupakan kromosom 78,AA dan @ merupakan kromosom 78, A".

    Semua kromosom berasal dari paternal. Sebuah enukliasi telur dibuahi oleh

    sperma haploid (yang kemudian berduplikasi menjadi masing&masing kromosom),atau sel telur dibuahi oleh dua sperma. 1ada mola hidatidosa, vili korion

    menyerupai anggur dan hiperplasia trofoblastik mun#ul.

    1ada Mola parsialis atauPartial molejaringan fetus$janin dapat

    ditemukan. Britrosit dan pembuluh darah janin pada vili dapat ditemukan.

    Komplemen kromosom nya 8*,AAA atau 8* AA". Kromosom tersebut

    merupakan hasil dari pembuahan sel telur haploid dan duplikasi dari kromosom

    haploid paternal. Seperti pada Complete mole, jaringan hiperplasia trofoblastik

    dan vili korion yang lunak pun mun#ul pada mola ini.

    6. Klasifiasi

    dapun klasifikasi penyakit ini menurut CHD adalah/

    . Eesi Mola

    Mola Hidatidosa (komplit maupun parsial)

    Mola nvasif

    0. Eesi Fon&Mola

    Koriokarsinoma (?horio#arsinoma non villosum)

    1la#ental Site 3rophoblasti# 3umor (1S33)

    1ersistent 3rophoblasti# 6isease (136)

    Mola Hidatidosa Kom!lit "MHK#

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    6/19

    Kehamilan MHK terjadi karena sebuah ovum kosong (tidak berinti) atau yang

    intinya tidak berfungsi, dibuahi oleh sebuah sperma haploid 05A, terjadilah

    konsepsi dengan kromosom 05A. Kromosom ini kemudian mengadakan

    penggandaan sendiri (endoreduplikasi) menjadi 78AA. :adi, kromosom MHK itu

    seperti wanita, tetapi kedua A&nya berasal dari ayah. :adi, tidak ada unsur ibu

    sehingga disebut 6iploid ndrogenetik.

    'ambar 5. 1atogenesis MHK

    Seperti diketahui, kehamilan yang sempurna harus terdiri dari unsur ibuyang akan membentuk bagian embrional (anak), dan unsur ayah yang diperlukan

    untuk membentuk bagian ekstraembrional (plasenta, air ketuban, dll), se#ara

    seimbang. Karena tidak ada unsur ibu, maka pada MHK tidak ada bagian

    embrional (janin). "ang ada hanya bagian ekstraembrional yang patologis berupa

    vili korialis yang mengalami degenerasi hidropik seperti anggur.

    Dvum yang kosong disebabkan karena gangguan pada proses meiosis,

    yang seharusnya diploid 78AA pe#ah menjadi 0 haploid 05A, terjadi peristiwa

    yang disebut sebagai nondys!unction$ dimana hasil peme#ahannya adalah dan

    78AA. 1ada MHK, ovum inilah yang dibuahi. 'angguan proses meiosis ini,

    antara lain terjadi pada kelainan struktural kromosom, berupa balanced

    translocation.

    MHK pada kasus yang jarang dapat pula terjadi akibat pembuahan ovum

    kosong oleh 0 sperma sekaligus (dispermi). %isa oleh dua haploid 05A, atau satu

    haploid 05A dan satu haploid 05". kibatnya bisa terjadi 78AA atau 78A",

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    7/19

    karena pada pembuahan dengan dispermi tidak terjadi endoreduplikasi.

    Kromosom 78AA hasil reduplikasi dan 78AA hasil pembuahan dispermi,

    walaupun tampaknya sama, sesungguhnya berbeda, karena yang pertama berasal

    dari satu sperma (homoigot) dan yang kedua berasal dari dua sperma

    (heteroigot). 1embuahan dispermi dengan dua haploid 05" (78"") dianggap

    tidak pernah bisa terjadi (nonviable).

    'ambar 7. 1atogenesis MHK akibat pembuahan ovum kosong oleh 0 sperma

    1ada kedua kejadian di atas, konseptus adalah keturunan pathogenome

    paternalyang seluruhnya merupakan alograf()

    . 1ada pemeriksaan kromosom dananalisis enym menunjukkan bahwa seluruh kromosom diturunkan se#ara paternal

    dan 6F mitokondrial berasal dari ibu.

    Mola Hidatidosa Parsial "MHP#

    Se#ara sitogenetik, MH1 terjadi karena ovum normal dari ibu (05A)

    dibuahi se#ara dispermi. %isa oleh dua haploid 05A, satu haploid 05A dan satu

    haploid 05", atau dua haploid 05". Hasil konsepsi bisa berupa 8*AAA, 8*AA",

    atau 8*A"". Kromosom 8*""" tidak pernah ditemukan. :adi, MH1 mempunyai

    satu haploid ibu dan dua haploid ayah sehingga disebut sebagai 6iandro 3riploid.

    Karena disini terdapat unsur ibu, maka ditemukan bayi. 3etapi, komposisi unsur

    ibu dan ayah tidak seimbang, satu banding dua.

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    8/19

    karena itu, fungsinya pun tidak penuh sehingga janin tidak bisa bertahan sampai

    besar. %iasanya kematian terjadi sangat dini.

    'ambar 4. 1atogenesis MH1

    %. Maroso!is

    Mola hidatidosa merupakan suatu kehamilan dimana plasenta terdiri dari

    vesikel&vesikel yang menyerupai buah anggur yang dapat terlihat dengan mata

    telanjang. -esikel&vesikel tersebut timbul dari peregangan vili korion oleh #airan.

    Se#ara makroskopik MHK mempunyai gambaran yang khas, yaituberbentuk kista atau gelembung&gelembung dengan ukuran antara beberapa mm

    sampai 0&5 #m, berdinding tipis, kenyal, berwarna putih jernih, berisi #airan

    seperti asites atau edema. kalau ukurannya ke#il, tampak seperti kumpulan telur

    katak, tetapi kalau besar, tampak seperti serangkaian buah anggur yang

    bertangkai. 3angkai tersebut melekat pada endometrium.

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    9/19

    &. Histologis

    Se#ara mikroskopis, MHK ditandai dengan degenerasi hidropik dan

    pembengkakan stroma vili, tidak adanya pembuluh darah dalam vili yang

    membengkak tersebut, proliferasi epitel trofoblas (baik dari sel&sel

    sinsitiotrofoblas maupun sel&sel sitotrofoblas) hingga men#apai derajat yang

    beragam, serta tidak ditemukannya amnion dan janin karena sudah mengalami

    kematian pada masa dini akibat tidak terbentuknya sirkulasi plasenta. 6apat

    ditemukan adanya sel&sel Eanghans yang tampak seperti sel polihidral dengan inti

    terang dan adanya sel sinsitial giantik (syncytial Giant cells).

    'ambar 8. 'ambaran mikroskopis MH

    Mola hidatidosa parsial dapat didiagnosa jika ditemukan adanya tiga dari

    empat gejala mayor, yakni/ () adanya vili normal disamping vili yang hidropik,

    (0) adanya vili yang tidak beraturan dengan stromal trofoblasti# in#usion, (5)

    adanya kavitas pada villi (5&7 #m) dan (7) adanya sinsitiotrofoblas hiperplasia (7,4).

    1ada mola hidatidosa parsial biasanya hiperplasia trofoblas umumnya terjadi pada

    sinsitiotrofoblas dan jarang terjadi pada sitotrofoblas(,0). 1ada pembuluh darah

    dapat ditemukan adanya sel eritrosit berinti dalam lumennya.

    3abel . Karakteristik mola hidatidosa komplet dan mola hidatidosa parsial

    Mola hidatidosa komplet Mola hidatidosa partial

    Karyotype ndrogenetik

    6iploid

    6iandrogenetik

    3riploid

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    10/19

    78 AA homoigot

    78 AA heteroigot78 A"

    8*AAA

    8*AA"8*A""

    ;etus 3idak ada da

    mnion 3idak ada da

    1embengkakan vili (1) Semua vili korialis

    -ili normal (&)

    %eberapa vili korialis

    -ili normal (G)

    1roliferasi trofoblas 6ifuse, sirkumferensial ;okal,minimal

    6iagnosis Kehamilan molar Missed abortion

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    11/19

    menyebabkan anemia. 'ejala pendarahan inilah yang sering membawa

    penderita memeriksakan dirinya ke rumah sakit.

    7.

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    12/19

    6alam bukunya, 1rof. 6jamhoer Martaadisoebrata menuliskan bahwa

    h?' dihasilkan oleh sel sinsitiotrofoblast, sejak mulai implantasi. 1ada kehamilan

    biasa kadarnya naik terus sampai usia kehamilan 8&9 hari, untuk kemudian

    turun lagi setelah umur kehamilan 94 hari. 1ada pun#aknya, kadar h?' dapat

    men#apai 8. m

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    13/19

    7) 1emeriksaan fungsi hepar

    4) %lood

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    14/19

    'ambar 9.

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    15/19

    11. Diagnosis -anding

    . Kehamilan ganda$gemelli

    0. Hidramion

    5. bortus

    7. Kehamilan dengan myoma uteri

    12. Kom!liasi

    . 1erdarahan yang hebat seperti syok bila tidak segera ditangani dapat

    berakibat fatal.

    0. 1erdarahan berulang&ulang yang dapat menyebabkan anemia.

    5. 1erforasi misalnya oleh mola destruens dimana gelembung menembus

    dinding rahim sampai perforasi.

    7. nfeksi, sepsis.

    4. Koriokarsinoma setelah mola hidatidosa kurang lebih 7@ dan makin

    tinggi pada umur tua.

    8. nsufisiensi paru&paru akut, yang bisa timbul dalam 7&8 jam setelah

    evakuasi mola. Hal ini disebabkan embolisasi trofoblastik masif ke

    dalam paru&paru, tetapi penyebab yang paling sering kemungkinan

    adalah edema pulmoner sekunder terhadap disfungsi jantung dan

    administrasi #airan yang berlebihan.

    +. 3irotoksikosis yang pada mola sering sekali tidak menunjukkan

    gambaran klinis walaupun hasil pemeriksaan laboratorik jelas

    menunjukkan keadaan hipertiroid. 1en#etus tirotoksikosis pada mola

    hidatidosa tersebut h?' kadar tinggi yang mempunyai stimulasi tiroid.

    9. 1reeklamsi pada mola terjadinya lebih muda daripada kehamilan biasa.

    13. Penanganan

    1enanganan kasus mola hidatidosa biasanya dilakukan dalam dua fase

    yaitu pengosongan segera gumpalan mola (evakuasi) dan tindak lanjut untuk

    mendeteksi adanya proliferasi trofoblas atau perubahan ke arah keganasan.

    3erapi mola hidatidosa terdiri dari 7 tahap yaitu /

    . 1erbaikan keadaan umum

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    16/19

    & koreksi dehidrasi

    & transfusi darah bila ada anemia (Hb J 9 gr@)

    & bila ada gejala preeklamsi dan hiperemesis gravidarum harus ditangani

    & bila ada gejala tirotoksikosis bisa diberikan profiltiourasil 5 mg oral

    dan propanolol 7 L 9 mg

    0. 1engeluaran jaringan mola

    da dua #ara yang biasanya dilakukan untuk mengeluarkan jaringan mola

    yaitu dengan #ara vakum kuretase dan hysterektomi totalis.

    *aum uretase

    3indakan ini dilakukan pada wanita yang masih beren#ana untuk hamil. -akum

    kuretase ini dikerjakan setelah keadaan umum diperbaiki.

    Eangkah&langkah yang dilakukan pada tindakan ini adalah /

    & infus oksitosin

    1emberian infus uterotonika diberikan sebelum induksi anestesi

    & dilatasi serviks

    6ilatasi serviks dilakukan dengan memakai laminaria$hegar. Saat serviks

    mulai dilatasi harus diantisipasi terjadinya pendarahan karena retensi darah

    dalam rongga uterus mungkin keluar saat serviks dilatasi. pabila

    didapatkan dilatasi serviks masih ke#il, dapat dipasang laminaria untuk

    memperlebar pembukaan selama 0 jam. Setelah itu pasang infus 6etrosa

    4@ yang berisi 4 satuan oksitosin, lalu #abut laminaria dan setelah itu

    lakukan evakuasi isi #avum uteri dengan hati&hati pada kuretase pertama,

    keluarkanlah jaringan sebanyak mungkin.

    & vakum kuretase

    3indakan selanjutnya dilakukan kuretase. %eberapa saat setelah dilakukan

    vakum kuretase akan terlihat penurunan ukuran uterus se#ara dramatis dan

    pendarahan pun akan semakin terkontrol(7,4). -akum kuret dapat

    mengeluarkan sebagian besar massa mola, sisanya dibersihkan dengan

    kuret tajam.

    & kuret tajam

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    17/19

    Kuret tajam dilakukan untuk mengeluarkan sisa&sisa jaringan mola.

    pabila besar uterus 0 minggu dipertimbangkan untuk melakukan kuret

    ke&0 satu minggu kemudian. Hasil evakuasi dikirim ke laboratorium 1,

    baik hasil evakuasi dari vakum kuret maupun kuret tajam.

    Histeretomi

    3indakan ini biasanya dilakukan pada mola dengan resiko tinggi misalnya

    pada mola yang besar, yaitu setinggi pusar atau lebih, tindakan ini dilakukan pada

    wanita yang telah #ukup mempunyai anak. lasan lain untuk dilakukannya

    tindakan ini adalah karena umur yang tua > 5 tahun dan riwayat paritas yang

    tinggi yang merupakan predisposisi untuk terjadinya keganasan. 3idak jarang

    pada pemeriksaan sediaan histerektomi bila dilakukan pemeriksaan hispatologik

    sudah tampak adanya tanda&tanda keganasan berupa mola invasif. Dleh sebab itu,

    pasien&pasien tersebut masih harus dilakukan follow up dengan menilai kadar

    h?'.

    %ila terdapat kista lutein, berapapun besarnya, tidak perlu diangkat, karena

    akan menge#il sendiri setelah jaringan mola dievakuasi. Dleh karena itu, kita tidak

    perlu mengangkatnya, walaupun ukurannya sangat besar, ke#uali kalau ada

    komplikasi seperti torsi atau ruptur. %ila memberikan keluhan mekanis, dapat

    dilakukan atau aspirasi.

    1emberian Dksitosin, 1rostaglandin dan larutan Salin Hipertonik / induksi

    persalinan dengan menggunakan prostaglandin, oksitosin dan larutan salin

    hipertonik tidak lagi digunakan untuk evakuasi mola hidatidosa. ?ara ini potensial

    untuk meningkatkan resiko terjadinya penyebaran trofoblast melalui sirkulasi

    sistemik akibat kontraksi uterus melawan serviks yang tidak berdilatasi. :uga

    sering disertai perdarahan yang banyak dan evakuasi yang tidak lengkap.

    5. 3erapi profilaksis dengan sitostatika

    1eranan kemoterapi profilaksis terhadap wanita dengan mola hidatidosa

    merupakan suatu kontroversi. %agaimanapun, tidak ditemukan bukti bahwa terapi

    tersebut memperbaiki prognosis jangka panjang. 3erlebih lagi, kemoterapi

    profilaksis bersifat toksik, dapat menyebabkan kematian. %anyak ahli per#aya

    bahwa pemakai rutin dari kemoterapi profilaksis tidak diperlukan didalam

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    18/19

    penanganan sebagian besar pasien dengan mola hidatidosa. 6i lain pihak, telah

    dilaporkan adanya penurunan resiko yang bermakna terhadap postmolar tumor

    trofoblastik kehamilan diantara pasien&pasien yang mendapat kemoterapi

    profilaksis. %eberapa peneliti menganjurkan pemberian M3A atau #tinomy#in 6

    bila/

    & 1engamatan lanjutan sulit

    & %eta h#g > . miu$i

    & pabila 7 minggu setelah evakuasi mola, uji kehamilan biasa tetap positif

    &

  • 7/26/2019 Bahan Mola

    19/19