bahan makalah jangka sorong

27
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm. Keguanaan Jangka Sorong Kegunaan jangka sorong adalah: untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit; untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur; untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang. Jenis-jenis Jangka Sorong 1. Jangka Sorong Digital 2. Jangka Sorong Manual

Upload: eddy-qoernia

Post on 25-Oct-2015

851 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Makalah Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.

 

Keguanaan Jangka Sorong

Kegunaan jangka sorong adalah:

untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit; untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,

maupun lainnya) dengan cara diulur; untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara

“menancapkan/menusukkan” bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.

Jenis-jenis Jangka Sorong

1. Jangka Sorong Digital

2. Jangka Sorong Manual

Jangka Sorong Manual

Page 2: Bahan Makalah Jangka Sorong

BAB II

 PEMBAHASAN

     Mengukur ialah membandingkan suatu yang diukur dengan sesuatu lain yang sejenis yang ditetepkan sebagai satuan.Dalam pengukuran anda mungkin menggunakan satu instrument (alat ukur)/lebih untuk menentukan nilai dari suatu besaran fisis.Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pengukuran adalah memilih dan merangkaikan instrument secara benar.Selanjutnya menentukan langkah-langkah pengukuran dengan benar dan membaca nilai yang ditunjukkan instrument secara tepat. Ketika anda menghitung suatu besaran fisis dengan menggunakan instrument,tidaklah mungkin anda akan mendapatkan nilai besaran X0,melainkan selalu terdapat nilai ketidakpastian.Ketidakpastian pengukuran yaitu perbedaan antara dua hasil pengukuran,ketidakpastian juga disebut kesalahan,sebab menunjukkan perbedaan antara nilai yang diukur dengan nilai yang sebenarnya.Hal ini bisa di sebabkan beberapa factor,factor itu dalam 2 garis besar,ketidakpastian bersistem dan ketidak pastiaan acak.

1. Ketidakpastian bersistem

Kesalahan kalibrasi,kesalahan dalam memberi skala pada waktu alat ukur sedang dibuat,sehingga tiap kali alat itu digunakan ketidakpastian selalu muncul dalam tiap pengukuran.Kesalahan titik nol,titik nol skala alat ukur tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk alat ukur.

1. Ketidakpastian acak

Gerak Brown Molekul Udara,jarum penunjuk skala alat ukur terpengaruhi.Frekuensi tegangan listrik,perubahan pada PLN,dan lain-lain.    Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu secara langsung dan secara tidak langsung.Pengukuran secara langsung adalah ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur secara langsung menyatakan nilai besaran yang diukur,tanpa perlu dilakukan penambahan,mengambil rata-ratanya ataupun menggunakan rumus untuk menghitungnilai yang di inginkan.Pengukuran secara tidak langsung adalah memerlukan perhitungan-perhitungan tambahan.Contoh pengukuran langsung adalah menimbang massa sebuah benda dengan neraca,sedangkan pengukuran tidak langsung contohnya mengukur luas persegi panjang,ketika menimbang kita langsung membaca berapa massa yang ditimbang dalam skala timbangan,ketika mengukur luas sebuah persegi panjang,kita mengukur panjang dua buah sisi persegi panjang tersebut untuk selanjutnya menghitung luas persegi panjang dengan rumus sisi x sisi.Setiap pengukuran yang dilakukan oleh siapapun dan memakai alat apapun selalu disertai dengan kesalahan (ragu-ragu) nilainya.Besar kevil kesalahan ini bergantung pada:

1. Banyak sedikitnya sumber-sember kesalahan yang menyertai pada saat pengukuran berlangsung

2. Keadaan daripada alat ukur3. Kondisi indra pengamat

Page 3: Bahan Makalah Jangka Sorong

Pada percobaan dan pengukuran terdapat dua macam kesalahan,yaitu :

1. Kesalahan sistematis

Kesalahan yang menyebabkan kesalahan sistematis di antaranya karena :

1. Kesalahan kalibrasi alat

Kesalan hasil pengukuran akibat dari ketidakpastian harga skala pada saat alat ukur dibuat.

2. Kesalahan nol

Titik nol skala tidak berimpit dengan petunjuknya

3. Kesalahan eksperimen

Misalnya terjadi jika satu alat ukur sudah di kalbrasi pada keadaan tertentu,kenudian digunakan untuk keadaan lain,atau juga bisa terjadi akibat salah cara menggunakan alat.

4. Kesalahan pengamat

Kesalahan membaca skala,ini disebabkan karena salah cara memandang skala atau juga karena kerusakan mata pengamat.

5. Kesalahan random

Penyebabkan terjadinya kesalahan random adalah:

1. Gerak Brown molekul udara yang mempengaruhi petunjukan alat-alat halus.1. Kesalahan yang berfluktuasiyang menyebabkan adanya perubahan-perubahan

sedikit yang terjadi secara tidak teratur.2. Gangguan-gangguan kecil yang terjadi di dekat laboratorium.3. Ketidakteraturan ukuran benda,mempengaruhi hasil pengukuran sehingga

hasil pertama tidak sama dengan ukuran selanjutnya.

Alat ukur yang sering digunakan di laboratorium adalah jangka sorong, dan mikrometer sekrup, serta spherometer. Semua jenis alat ukur tersebut akan dibahas di dalam makalah ini.

Selain itu, di dalam makalah ini juga akan dibahas mengenai Kesetimbangan, Bandul Sederhana, dan Gesekan.Jangka Sorong

Jangka sorong yang digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, tinggi benda, dan kedalaman benda dapat dipakai bagian pisau ukur luar untuk mengukur diameter luar dan

Page 4: Bahan Makalah Jangka Sorong

tinggi benda, pisau ukuran salam untuk mengukur diameter dalam, dan pisau ukuran kedalam untuk mengukur kedalaman benda.Ketelitian jangka sorong dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu: Dapat sari selisih nilai terkecil dari skala utama, dan nilai terkecil dari skala nonius.Nilai skala terkecil nonius = 1/n (nst tanpa nonius)= 1/n (1 mm)= 1:20 (1 mm)= 0,05 mm    Hasil pengukuran tidak secara langsung memperlihatkan nilai ketidakpastiannya, ketika didefinisikan dengan benar, kesalahan/ketidakpastian hanya berkenaan dengan pengukuran yaitu untuk memperkirakan suatu nilai eksak dalam pengukuran, tidak mungkin pasti karena adanya penyimpangan, akan tetapi pengukuran dapat mendekati nilai tersebut, dapat diperoleh dari tingkat ketepatan suatu alat, seperti jangka sorong yang digunakan adalah 0,05 mm.

Mikrometer Sekrup

Mikrometer Sekrup merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur maksimal 25 mm, dengan ketelitian 0,01 mm. Dapat digunakan untuk mengukur benda yang berukuran mikro (kecil) seperti untuk mengukur tebal kertas, tebal pisau silet dan diameter kawat.

Adapun bagian bagian dari mikrometer sekrup adalah sebagai berikut :

1. Landasan penjempit.2. Lengan sekrup.3. Skala utama.4. Skala nonius.5. Pemutar, dan6. Sekrup penggeser.

Mikrometer sekrup memiliki nonius skala putar 50 skala, untuk mendapatkan ketelitian pengukuran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor alat2. Faktor pelaku pengukuran

Page 5: Bahan Makalah Jangka Sorong

JANGKA SORONG

Diposkan oleh Dhika

Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur yang dilengkapi dengan skala nonius, sehingga tingkat ketelitiannya mencapai 0,02 mm dan ada juga yang ketelitiannya 0,05 mm. Tanpa nonius, jangka sorong mempunyai nst (nilai skala terkecil) skala utama sebesar 1 mm dan batas ukur mencapai 150 mm. Pada nonius jangka sorong biasanya didapatkan 49 skala utama sama dengan 50 bagian skala nonius. Sehingga jarak antara 2 skala nonius yang berdekatan adalah 49/50 = 0,98 mm. Jadi, nst skala nonius sebesar :            Nst = 1 mm – 0,98 mm = 0,02 mm

                    Atau            Nst = (nst tanpa nonius) = (1 mm) = 0,02 mmKet:     n = jumlah skala nonius

0,02 mm merupakan nst nonius dan besarnya ketelitian jangka sorong.Jangka sorong terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.

 

BAGIAN-BAGIAN JANGKA SORONG

1. Gigi luar: berfungsi untuk mengukur dimensi luar (tebal, lebar atau Ø batang kayu)2. Gigi dalam: untuk pengukuran bagian dalam (lebar lubang pen, Ø lubang bor, alur dll)3. Pengukur kedalaman: Paling baik untuk pengukuran dalam lubang pen, bor dan lubang alur.

Page 6: Bahan Makalah Jangka Sorong

4. Ukuran utama (cm): skala utama yang digunakan untuk membaca hasil pengukuran.5. Ukuran sekunder (inch): skala alternatif dalam satuan inch.6. Patokan pembacaan skala utama (cm)7. Patokan pembacaan skala sekunder (inch)8. Untuk menghentikan atau melancarkan geseran pengukuran.

Berdasarkan media pembacaan ukuran, jangka sorong dibagi menjadi 3 jenis :

a). Jangka sorong biasa, yaitu jangka sorong yang cara pembacaan biasa seperti pada meteran roll.

b). Jangka sorong analog, yaitu jangka sorong yang pembacaannya menggunakan jarum ukuran analog yang ditempelkan pada bagian muka (dengan stopper).

Page 7: Bahan Makalah Jangka Sorong

c). Jangka sorong digital, yaitu jangka sorong yang pembacaannya menggunakan display digital.

 Kegunaan jangka sorong adalah:

untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit; untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,

maupun lainnya) dengan cara diulur; untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara

"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.

MENGUKUR DENGAN JANGKA SORONGAda beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong, yaitu:1. Sebelum melakukan pengukuran bersihkan jangka sorong dan benda yang akan diukurnya.2. Sebelum jangka sorong digunakan, pastikan skala nonius dapat bergeser dengan bebas.3. Pastikan angka "0" pada kedua skala bertemu dengan tepat.4. Sewaktu mengukur usahakan benda yang diukur sedekat mungkin dengan skala utama. Pengukuran dengan ujung gigi pengukur menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.5. Tempatkan jangka sorong tegak lurus dengan benda yang diukur.6. Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat, karena akan menyebabkan terjadinya pembengkokan pada rahang ukur maupun pada lidah pengukur kedalaman. Jika sudah pas, kencangkan baut pengunci agar rahang tidak bergeser, tetapi jangan terlalu kuat karena akan merusak ulir dari baut pengunci.7. Dalam membaca skala nonius upayakan dilakukan setelah jangka sorong diangkat keluar dengan hati-hati dari benda ukur.8. Untuk mencegah salah baca, miringkan skala nonius dampai hampir sejajar dengan bidang pandangan, sehingga akan memudahkan dalam melihat dan menentukan garis skala nonius yang segaris dengan skala utama.9. Untuk mencegah karat, bersihkan jangka sorong dengan kain yang dibasahi oleh oli setelah dipakai.

Page 8: Bahan Makalah Jangka Sorong

Karena memiliki ketelitian mencapai 0,02 mm, jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, dan ketinggian suatu benda dengan lebih teliti.

Berikut adalah langkah - langkah penggunaan jangka sorong dalam pengukuran dimensi benda ukur :A). Mengukur diameter luar

 

 Gambar 2.2 Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter luar     Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut

* Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap)* Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.* Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang* Catatlah hasil pengukuran anda

B). Mengukur diameter dalam

Page 9: Bahan Makalah Jangka Sorong

Gambar 2.3 Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter dalamUntuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

* Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.* Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut* Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur* Catatlah hasil pengukuran anda

C). Mengukur kedalaman

Gambar 2.4 Jangka sorong digunakan untuk mengukur kedalamanUntuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

* Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.* Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.* Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.* Catatlah hasil pengukuran anda.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah :

Page 10: Bahan Makalah Jangka Sorong

1). Bacalah skala utama yang berimpit di depan titik nol pada skala nonius (SU).2). Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama (SN).3). Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :            Hasil = SU + (SN x nst jangka sorong, mis:0,01 mm)

Contoh penunjukan skala pada jangka sorong :

Pada gambar di atas skala utama (SU) 62 mm. Skala nonius (SN) 4 skala.

Sehingga, didapatkan hasil pengukuran sebesar :

H = SU + (SN x 0,1 mm)

= 62 mm +( 4 . 0,1 mm)

= 62 mm + 0,4 mm

= 62,4 mm

CARA PEMBACAAN JANGKA SORONG UNTUK SATUAN METRIS

A. Cara pembacaan jangka sorong dengan nonius puluhan

Dari gambar di samping diperoleh hasil pengukuran sebesar 31,4 mm, yakni diperoleh dari: 31+4(0,1) = 31,4 (A) (B)

Page 12: Bahan Makalah Jangka Sorong

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai

macam alat ukur panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan

mikrometer skrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki ketelitian

yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka pengukuran tersebut akan

mendekati ukuran yang sebenarnya.

Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat

ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika

benda yang akan diukur memiliki bentuk yang sangat besar, maka pengukuran

tidak mementingkan ketelitian yang besar. Contohnya untuk mengukur meja,

mengukur suatu ruangan, mengukur suatu bahan tekstil, maka alat ukur yang

digunakan adalah penggaris ataupun rol meter. Namun jika benda yang diukur

menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam suatu percobaan fisika maka

alat ukur yang digunakanpun merupakan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi

yang memiliki skala terkecil yang sangat kecil. Contoh untuk mengukur diametr

bola, diameter balok, , mengukur diameter luar tabung, diameter dalam tabung,

mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer sekrup dan untuk dua

kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat ukur jangka sorong.

Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang artinya nilai antara dua

gores yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa jangka

sorong dapat mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm.

Pelaporan hasil pengukuran tersebut dinyatakan sebagai x = x ± ∆x, dengan x

adalah nilai pendekatan terhadap nilai kebenaran x0 sedangkan ∆x adalah

ketidakpastian mutlaknya. Dalam pengukuran tunggal, pengganti x0 adalah nilai

hasil pengukuran itu sendiri, sedangkan ketidakpastian mutlaknya, ∆x = 1/2 skala

terkecil instrumen. Selain memiliki skala terkecil 0,1 mm, jangka sorong memiliki

bentuk yang unik yang terdiri dari rahang untuk mengukur diameter luar suatu

benda (rahang tetap dan rahang geser bawah), rahang untuk mengukur

diameter dalam suatu benda (rahang tetap dan rahang geser atas). lidah

pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm), skala utama(dalam inci), skala

nonius (dalam mm), skala nonius (dalam inci), dan kunci peluncur.

Page 13: Bahan Makalah Jangka Sorong

Makalah ini akan membahas mengenai alat ukur panjang yaitu jangka sorong

secara detail meliputi jenis jangka sorong, fungsi jangkasorong, prinsip kerja

jangka sorong, pembacaan kalibrasi, prosedur penggunaannya, dan cara

pembacaan hasil pengukuran.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur panjang

jangka sorong ini adalah sebagai berikut :

1. Apa itu jangka sorong ?

2. Bagaimana bentuk jangka sorong dan bagian-bagiannya?

3. Bagaimana prinsip kerja jangka sorong?

4. Bagaimana kalibrasi jangka sorong?

5. Bagaimana prosedur pengukuran jangka sorong?

6. Bagaimana cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong?

7. Apa saja jenis jangka sorong?

1.4 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui bentuk jangka sorong beserta bagian-bagiannya.

2. Mengetahui prinsip kerja jangka sorong.

3. Mengetahui cara mengalibrasi jangka sorong dan cara pembacaan kalibrasi

jangka sorong.

4. Mengetahui prosedur pengukuran jangka sorong.

5. Mengetahui cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong.

6. Mengetahui jenis-jenis jangka sorong jangka sorong?

1.5 Manfaat

Adapun manfaat pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah

sebagai berikut :

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai alat ukur panjang

jangka sorong, baik dari bentuk dan fungsi bagian-bagiannya, macam-macam

jenis jangka sorong, prinsip kerja, kalibrasi, prosedur pengukurannya, hingga

pembacaan hasil pengukurannya.

Page 14: Bahan Makalah Jangka Sorong

II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jangka Sorong

Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat

digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1

mm. Jangka sorong digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum

20 cm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk

mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau

cincin, maupun kedalam sebuah tabung.

2.2 Bentuk dan Bagian-Bagian Jangka Sorong

Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang

geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat

pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.

Bentuk jangka sorong serta bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut

ini

Keterangan :

Rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda

Rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda

Lidah pengukur kedalaman

Skala utama(dalam cm)

Skala utama(dalam inci)

Skala nonius (dalam mm)

Skala nonius (dalam inci)

Kunci peluncur

Page 15: Bahan Makalah Jangka Sorong

2.3 Prinsip Kerja Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil

dalam milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius.

Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala

utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius

memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling

berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius

adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari

jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Gambar skala utama (atas) dan skala nonius (bawah)

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01

cm = 0,005 cm. Denganketelitian jangka sorong adalah : ketelitian 0,005 cm,

maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah

kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur

diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin

maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.

Gambar jangka sorong analog

Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat

pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan

sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur

panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit diantara 2 penjepit

(rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan secara

langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm)

kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai

seperseribu cm (0,001cm).

2.4 Kalibrasi Jangka Sorong

Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga

menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di

Page 16: Bahan Makalah Jangka Sorong

angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius

saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah

terkalibrasi dan siap digunakan. Seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

2.5 Prosedur Pengukuran Jangka Sorong

Mengukur diameter luar suatu benda

a. Membuka rahang jangka dengan cara mengendorkan sekrup pengunci,

menggeser rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur

dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).

b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

c. Menggeser rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur

terjepit oleh kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.

d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

Mengukur diameter dalam suatu benda

Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.

b.Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.

c.Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua

rahang (atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.

d.Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka

sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan

mengunci sekrup pengunci

e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran

Mengukur kedalaman suatu benda/tabung

a.Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak

b.Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke

permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.

c.Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong

menyentuh dasar tabung.

d.Mengunci sekrup pengunci

e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran

Page 17: Bahan Makalah Jangka Sorong

2.6 Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Mula-mula perhatikan skala utama yang berhimpit dengan angka nol pada skala

nonius. Dari gambar ditunjukkan bahwa skala utama berhimpit diantara angka

4,7 cm dengan 4,8 cm.

Selanjutnya perhatikan skala nonius yang segaris dengan skala utama. Dari

gambar ditunjukkan pada angka 4.

Perhatikan pembagian skala pada skala nonius, apabila skalanya dibagi menjadi

10 bagian yang sama maka hasil pengukuran skala nonius dikali dengan

1/10mm. Apabila dibagi menjadi 20 bagian maka dikali dengan 1/20mm, dan

apabila dibagi menjadi 50 bagian maka dikalikan dengan 1/50 mm.

setelah diketahui skala utama serta skala noniusnya maka hasil pengukurannya

adalah jumlah keduanya. Dari contoh dapat dibaca hasil pengukuranya sebesar:

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong)

= Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuranKarena (xo)

harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong

yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal

ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil

pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :

Panjang L = xo ¬+ x

Maka, hasil pengukurannya menjadi :

4,7 cm + (0,4 x 0,01) cm = 4,7 cm + 0,004 cm = 4,704 cm

Jadi, L = (4,704 + 0,005) cm

Page 18: Bahan Makalah Jangka Sorong

2.7 Macam-Macam Jangka Sorong

Adapun jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur

panjang adalah seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Janka sorong analog

Jangka sorong arloji

Jangka sorong digital

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ada begitu banyak alat ukur panjang, diantaranya mistar, rol meter, jangka

sorong dan mikrometer sekrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut

memiliki spesifikasi yang berbeda dan digunakan untuk kepentingan pengukuran

yang berbeda pula. Setiap alat ukur panjang juga memiliki tingkat ketelitian yang

berbeda-beda. Tingkat ketelitian suatu alat ukur dapat dilihat dari skala terkecil

yang mampu dibaca oleh alat ukur. Dalam hal ini, alat ukur jika diurutkan

menurut skala terkecilnya berturut-turut dari besar ke kecil, yaitu rol meter,

Page 19: Bahan Makalah Jangka Sorong

mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.

Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat

digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1

mm. jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng,

diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.

Jangka sorong memiliki bentuk yang unik, yang bagian-bagiannya terdiri atas

rahang tetap, rahang geser, akala utama, akala nonius, lidah pengukur

kedalaman, dan kunci peluncur.

Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga

menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di

angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius

saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah

terkalibrasi dan siap digunakan.

Hasil pengukuran panjang dengan menggunakan jangka sorong, mengikuti

rumus Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka

sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 x = 0,005 cm (tiga

desimal), maka hasil pembacaancm). Karena pengukuran (xo) harus juga

dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang

memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3)

sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil

pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai : Panjang

L = xo ¬+ x

Jangka sorong juga memiliki berbagai jenis, yaitu jangka sorong analog, jangka

sorong arloji, dan jangka sorong digital.

3.2 Saran

Makalah yang telah dibuat ini menjelaskan mengenai cara penggunaan jangka

sorong dan spesifikasi jangkasorong itu sendiri. Mengingat bahwa pembelajaran

MIPA terutama fisika tidak lepas dari kegiatan mengukur, oleh karena itu

pengetahuan mengenai alat-alat ukur, terutama alat ukur panjang jangka sorong

ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami.

Penulis berharap agar siswa-siswi di segala tingkatan tidak asing lagi dengan alat

ukur panjang jangka sorong dan mampu menggunakan jangka sorong untuk

berbagai keperluan pengukuran panjang.

Page 20: Bahan Makalah Jangka Sorong

Penemu Jangka Sorong

Kadang, kita memakai sebuah alat atau benda yang membawa manfaat. Tetapi, kita kurang mengetahui siapa orang yang telah bekerja keras menciptakannya. Terkait dengan alat pengukur selain mistar ini, dalam beberapa literatur yang berserakan disepakati bahwa orang yang kali pertama menemukan alat pengukur ini tak lain adalah sosok yang bernama Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis. "Vernier" sendiri dijadikan nama skala dalam pengukuran jangka sorong tersebut.

Penemu yang bernama lengkap Pierre Vernier ini lahir pada 19 Agustus 1580 di Ornans, Franche-Comté, Spanyol Habsburg yang kini menjadi negara Prancis. Ia meninggal pada 14 September 1637 di lokasi yang sama dengan tempat kelahirannya. Vernier sang penemu jangka sorong ini tak lain adalah ahli matematika Prancis dan penemu instrumen.

Penemu jangka yang satu ini juga merupakan penemu dan eponim dari skala vernier. Skala vernier biasa dipakai dalam perangkat pengukuran pada jangka sorong.

Manfaat Jangka Sorong

Ada banyak manfaat yang didapat dari jangka yang satu ini. Salah satu manfaat alat pengukur ini adalah biasanya digunakan untuk melakukan pengukuran suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit. Selain itu, jangka ini juga biasa digunakan untuk melakukan pengukuran sisi dalam suatu benda yang biasanya memiliki lubang semisal tabung, tentunya dengan cara mengulurkannya.

Jangka ini juga bisa digunakan untuk mengukur kedalaman pada sebuah celah atau lubang sebuah benda dengan teknik melakukan penusukan bagian ukur pada jangka ini. Ada pun penggunaan jangka ini dalam mengukur berbagai jenis benda tak lain adalah sebagai berikut.

Pertama, untuk mengukur diameter luar benda. Pada kasus ini, cara mengukur diameternya adalah dengan cara melakukan pemutaran ke arah kiri. Bukalah rahang jangka lalu masukkan benda-benda pada bagian bawah jangka . Selanjutnya, rahang bawah tersebut digeser tepat pada benda yang diukur. Selanjutnya, kunci dengan memutar alat pengunci yang berada di sebelah kanan.

Kedua, cara dalam mengukur diameter dalam benda adalah dengan cara melakukan pemutaran pengunci ke arah sebelah kiri. Selanjutnya, masukanlah rahang atas ke arah bagian dalam benda yang akan diukur. Kemudian, geser rahang tepat pada benda tersebut lalu lakukan kembali penguncian dengan cara memutarnya ke kanan.

Ketiga, cara menggunakan jangka ini jika hendak mengukur kedalaman sebuah benda. Caranya adalah dengan membuka pengunci ke arah kiri. Kemudian, buka rahang jangka sehingga bagian ujungnya yang lancip bisa menyentuh bagian dasar tabung. Selanjutnya, kembali putar pengunci ke bagian kanan.