bahan lbm 1

11
1. Fungsi GTSL : - Peningkatan fungsi bicara. Organ bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhisuara pasien, misalnya pasien kehilangan gigi anterior rahang atas dan rahangbawah. Kehilangan gigi anterior dapat mengakibatkan gangguan bicara yangbersifat sementara, setelah menggunakan gigi tiruan mampu meningkatkan fungsibicara dengan cara membiasakan menggunakan gigi tiruan.Terbentuknya suara berawal dari laring, lidah, palatum dan dibantu gigi-gigi.Rongga mulut dan sinus maksilaris dalam hal ini berfungsi sebagai ruang resonansi. Menurut tempat terjadinya suara yang dihasilkan dapat dibedakansebagai berikut : o LabialMerupakan huruf yang diucapkan oleh bibir, antara lain huruf (b), (p), (m). o LabiodentalMerupakan huruf yang diucapkan antara bibir bawah dengan tepi insisal gigianterior rahang atas, antara lain huruf (f), (v), (ph). o LinguodentalMerupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan gigi anterior rahang atas,antara lain huruf (th). o LinguopalatalMerupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan palatum, antara lain huruf (d), (s), (c), (j). o NasalMerupakan huruf yang akan terdengar seperti huruf (n), (ng). - Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan. Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan adalah mulut.Makanan akan diproses di dalam rongga mulut dengan gigi, agar proses tersebutdapat berjalan dengan baik harus disertai dengan perawatan dan pemeliharaanyang optimal dari gigi dan mulut tersebut. Penelitian Farrel (1962) menunjukkan bahwa jenis makanan tertentu dapatdicernakan dengan sempurna tanpa perlu dikunyah sama sekali. Penderita yangsudah kehilangan gigi biasanya mengalami perubahan pada mastikasi. Tekanankunyah akan terpusat pada satu sisi atau satu bagian saja. Penggunaan gigi tiruansebagian lepasan akan memperbaiki penyaluran tekanan kunyah secara merata keseluruh bagian jaringan pendukung.

Upload: adianavikasanti

Post on 08-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bahan lbm 1 blok 14

TRANSCRIPT

1. Fungsi GTSL :

Peningkatan fungsi bicara.

Organ bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhisuara pasien, misalnya pasien kehilangan gigi anterior rahang atas dan rahangbawah. Kehilangan gigi anterior dapat mengakibatkan gangguan bicara yangbersifat sementara, setelah menggunakan gigi tiruan mampu meningkatkan fungsibicara dengan cara membiasakan menggunakan gigi tiruan.Terbentuknya suara berawal dari laring, lidah, palatum dan dibantu gigi-gigi.Rongga mulut dan sinus maksilaris dalam hal ini berfungsi sebagai ruang resonansi. Menurut tempat terjadinya suara yang dihasilkan dapat dibedakansebagai berikut :

LabialMerupakan huruf yang diucapkan oleh bibir, antara lain huruf (b), (p), (m). LabiodentalMerupakan huruf yang diucapkan antara bibir bawah dengan tepi insisal gigianterior rahang atas, antara lain huruf (f), (v), (ph).

LinguodentalMerupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan gigi anterior rahang atas,antara lain huruf (th).

LinguopalatalMerupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan palatum, antara lain huruf(d), (s), (c), (j).

NasalMerupakan huruf yang akan terdengar seperti huruf (n), (ng).

Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan.

Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan adalah mulut.Makanan akan diproses di dalam rongga mulut dengan gigi, agar proses tersebutdapat berjalan dengan baik harus disertai dengan perawatan dan pemeliharaanyang optimal dari gigi dan mulut tersebut. Penelitian Farrel (1962) menunjukkan bahwa jenis makanan tertentu dapatdicernakan dengan sempurna tanpa perlu dikunyah sama sekali. Penderita yangsudah kehilangan gigi biasanya mengalami perubahan pada mastikasi. Tekanankunyah akan terpusat pada satu sisi atau satu bagian saja. Penggunaan gigi tiruansebagian lepasan akan memperbaiki penyaluran tekanan kunyah secara merata keseluruh bagian jaringan pendukung.

Membantu mempertahankan kerusakan lebih lanjut atau mempertahankan gigi yang masih tinggal. Pada kasus gigi hilang, maka gigi yang masih tinggal akan mengalami: gerak tilting / bodily ke arah ruangan gigi yang hilang ekstruded /modot kearah gigi antagonisnya

2. Macam GTSL

Berdasarkan bahan yang dipakai untuk membuat: Vulcanite denture- dibuat dari vulkanit Acrylic denture- dibuat dari akrilik Frame denture- dibuat dari logam Dilepas atau tidak dapat dilepas: Removable partiil denture / GTS Lepasan Fixed denture / bridge / GTC Saat pemasangan: Convensional - dipasang setelah gigi hilang Immediate - dipasang segera setelah gigi hilang/dicabut Jaringan pendukung: Tooth borne

- didukung oleh gigi Mucosa / tissue borne - didukung oleh mukosa Mucosa and tooth

- didukung oleh mukosa dan gigi Letak daerah tak bergigi / sadel: Anterior tooth suported case (gigi anterior yang tdk ada) All tooth suported case (semua gigi) Free end suported case (gigi posterior kanan dan kiri) Memakai wing bagian bukal / labial atau tidak Open face: GTS yang dibuat tanpa gusi tiruan labial. Gigi tiruan sebagian tersebut dibuat apabila: Keadaan prosessus alveolaris masih baik Biasa pada gigi anterior Pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebar Close face: GTS yang dibuat gusi tiruan dibagian labial. Gigi tiruan sebagian tersebut dibuat apabila: Prosessus alveolaris telah mengalami absorbsi Perbaikan profil 3. kontraindikasi dalam pembuatan gigi tiruan diantaranya :

Pasien yang tidak kooperatif, dapat dikatakan termasuk dalam kelompok

hysterical mind.

Hysterical mind : pasien yang gugup. Dan pada umumnya pengambilan keputusannya relative meragukan. Si pasien juga cenderung mengeluh dan mencari-cari kesalahan yg merawatnya. Jadi si dokter harus pandai dalam meyakinkan pasien.

Faktor kesehatan secara umum yang tidak mendukung untuk dilakukan perawatan.

Keadaan sosial ekonomi dapat menjadi pertimbangan dalam melanjutkan rencana perawatan.

Kasus hilangnya semua gigi yang memerlukan pembuatan gigi tiruan penuh.

Dalam foto rontgen terlihat gigi pengganti yang akan erupsi.

Pasien yang mengalami keterbelakangan mental akan sulit untuk memberikan penjelasan dalam perawatan penggunaan gigi tiruan.

4. Bagian bagian GTSL

1. Basis Atau plat protesa adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa mulut di daerah palatum labial, bukal, lingual.

Jenis basis geligi tiruan- Basis dukungan gigi ( Tooth Bourne)Pada basis dukungan gigi, yang semata-mata merupakan span yang dibatasi gigi asli pada kedua sisinya, tekanan oklusal secara langsung disalurkan kepada gigi penyangga melalui kedua sandaran oklusal. Selain fungsi tadi, basis bersama-sama elemen gigi tiruan berfungsi pula mencegah migrasi horisontal gigi tetangga, serta migrasi vertikal gigi antagonis.

- Basis dukungan jaringan (Moucose Bourne)Dukungan jaringan ini penting, agar tekanan kunyah dapat disalurkan ke permukaan yang lebih luas, sehingga tekanan persatuan luas menjadi lebih kecil

Fungsi basis: Untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di bawahnya

Untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara basis dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah

Tempat melekatnya cengkeram

Menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan kepada bibir dan pipi (estetik)

2. SadelAdalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus alveolaris dan mendukung elemen gigi tiruan.

Sadel ada 2 macam yaitu : Bounded saddle jika terletak diantara gigi asli

Free end saddle jika terletak pada bagian posterior dari gigi asli

3. Elemen gigi tiruanAdalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bentuk gigi tiruan dari gigi asli yang hilang.

4. CengkeramAtau klammer adalah bagian dari gigi tiruan lepas yang berbentuk bulat/gepeng. Terbuat dari kawat stainless steel/ logam tuang, yang melingkari/memegang gigi penjangkaran.Fungsi cengkeram: Untuk retensi

Untuk stabilisasi

Untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran

5. Efek

a. Peningkatan akumulasi plak Kurangnya kebersihan pada pemakai gigi tiruan sebagian lepasan maka plak mudah menempel dan dapat terjadi inflamasi pada jaringa periodontal kemudian terbentuk poket juga resorbsi tulang alveolar berlebihan b. Trauma langsung Pada gigi yang digunakan sebagai gigi pendukung / abutment , pembuatan klamer yang terlalu menekan gigi pendukung tersebut dapat merusak email c. Distribusi gaya kunyah Gaya fungsional disalurkan oleh GTS ke jaringan yang berkontak dan berada dibawahnya. Pada GTS hubungan gigi gaya ini diteruskan ke tulang alveolar melalui ligamen periodontal oleh karena itu distribusi dapat merata. d. Permukaan oklusal Adanya kontak oklusi yang prematur mengakibatkan:

1) Disfungsi otot kunyah dan wajah, bila pasien berusaha menghindari kontak

dengan cara mengubah pola gerak kunyahnya. 2) Terjadinya peradangan mukosa dan resorbsi tulang bawahnya 3) Kerusakan pada gigi atau jaringan periodontal 6. Klasifikasi daerah tak bergigi :

Berdasarkan sadel/daerah yang tidak bergigi, klasifikasi menurut: Kennedy Kelas I : Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang / Bilateral Free End Kelas II Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yang masih ada, tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang/Unilateral free end. Kelas III Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian posterior. Kelas IV Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis tengah rahang/median line. Untuk kelas ini tidak ada modifikasi. Swenson Austin Lidge Daerah gigi yang hilang anterior A Daerah gigi yang hilang posterior: P ApplegateKennedy Klas I dan II, IV sama dengan Kennedy

Kelas III Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga, tidak tidak lagi mampu memberi dukungan kepada gigi tiruan secara keseluruhan

Kelas V Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah. Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas karena gigi caninus yang dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan. Kelas VI Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli dapat dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan daerah tak bergigi yang terjadi pertama kalinya dalam mulut. Berdasarkan Retainer, klasifikasi menurut: Miller Kelas I Menggunakan 2 klamer, dengan letak klamer harus berhadapan dan tegak lurus dengan median line Kelas II Memakai 2 klamer, diagonal dimana garis fulkrum melewati median line. Median line dengan lokasi fulkrum tegak lurus. Kelas III Menggunakan 3 klamer, letak klamer sedemikian rupa sehingga bila ditarik akan berbentuk segitiga yang letaknya kirakira ditengah protesa. Kelas IV Memakai 4 klamer, bila dihubungkan dengan garis membentuk segiempat dan terletak ditengahtengah protesa. Cummer

1 Kelas I protesa dengan 2 retensi (klamer) direct, letaknya diagonal, berorientasi pada frame protesa2 Kelas IIprotesa dengan 2 retensi direct, letak berhadapan, bila dihubungkan membentuk garis tegak lurus pada median line.3 Kelas IIIprotesa dengan 2 atau lebih retensi direct, letak pada 1 sisi/bidang.4 Kelas IV protesa dengan 3 4 klamer, bila dihubungkan dengan gads membentuk segi empat dan berada di tengah protesa.7. Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa syarat antara lain :

Alat yang dipakai dapat mengembalikan dan memperbaiki fungsi mastikasi,estetik dan bentuk muka pasien.

Alat memiliki kekuatan yang baik untuk mengunyah dan stabil biladigunakan. Tidak mengganggu fungsi bicara.

Tidak menghambat pertumbuhan normal lengkung rahang.

Dapat mencegah erupsi berlebihan gigi antagonis, migrasi dan kemungkinanterjadinya kebiasaan buruk.

Mudah untuk dibersihkan.

Disain harus disesuaikan, agar mudah dipasang dan dikeluarkan oleh pasien.

Disain harus seimbang, agar dapat diperbaiki untuk penyesuaian erupsi gigitetap.

Alat tidak menyebabkan karies dan tidak mengiritasi jaringanpendukungnya.8. Klasifikasi daerah tak bergigi :

Klasifikasi menurut applegate-kennedy:

Kelas I : daerah tak bergigi sama dengan kelas I kennedy. Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun kehilangan gigi.

Kelas II : sama dengan kelas II kennedy. Kelas ini sering tidak diperhatikan pasien.

Kelas III : keadaan tak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangganya tidak lagi mampu memberi dukungan kepada protesa secara keseluruhan.

Kelas IV : sama dengan kelas IV kennedy.

Kelas V : daerah tak bergigi paradental dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah. Banyak dijumpai pada RA, karena gigi caninus yg dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan.

Kelas VI : daerah tak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga asli dapat dipakai sebagai gigi penahan. Biasanya dijumpai pada daerah tak bergigi pendek, dan bentuk atau panjang akar tetangga memadai sebagai pendukung penuh.

9. apa yang mnyebabkan adanya tonjolan dan undercut dibagian bekas pencabutan?

Bisa dikarenakan pencabutannya yang kurang bagus dan mengakibatkan adanya serpihan-serpihan tulang alveolar sehingga harus dilakukan alveolektomi.

Bisa juga dikarenakan kemungkinan ketidakhalusan pada protesanya yang belum sempat dihilangkan pada saat finishing dan polishing.

10. Akibat kehilangan gigi tanpa penggantian Migrasi dan rotasi gigiHilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran,miring atau berputarnya gigi. karena gigi ini tidak lagi menempati posisi normaluntuk menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan, maka akanmengakibatkan kerusakan struktur periodontal. Gigi yang miring lebih sulitdibersihkan, sehingga aktivitas karies dapat meningkat. Erupsi berlebihBila gigi sudah tidak mempunyai antagonis lagi, maka akan terjadi erupsiberlebih (overeruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertaipertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulangalveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga gigimulai ekstrusi. Bila terjadinya hal ini disertai pertumbuhan tulang alveolarberlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita perludibuatkan geligi tiruan lengkap Beban Berlebih pada Jaringan PendukungBila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih adaakan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan yangberlebih (over loading). Hal ini akan mengakibatkan kerusakan membranperiodontal dan lama kelamaan gigi tadi menjadi goyang dan akhirnya terpaksadicabut Memburuknya PenampilanMenjadi buruknya penampilan (loss of appearance) karena kehilangan gigi depanakan mengurangi daya tarik wajah seseorang, apa lagi dari segi pandang manusiamodern. efek terhadap jaringan lunak mulutbila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan kesukaran adaptasi terhadap geligi tiruan yang kemudian dibuat, karena terdesaknya kembali jaringan lunak tadi dari tempat yang ditempati protesis.11. perawatan dari penonjolan tulang dan undercut alveolar?

Jika ada serpihan tulang alveolar dilakukan alveolektomi: mengambil serpihan tulang alveolar,pengurangan tulang soket

alveoplasti:menghaluskan tulang alveolar labiobukal dg beberapa tulang interdental dan interradikuler,biasanya untuk membentuk lingir agar permukaan tulang dapat dibebani protesa dg baik. Indeks Debris

Skor Debris = Jumlah skor permukaan

Jumlah gigi yang diperiksa

Skor Kriteria

0: Tidak dijumpai debris atau stain.

1 : Adanya debris lunak menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi atau

adanya stein (bercak) ekstrinsik tanpa debris pada daerah tersebut tanpa

memperhitungkan luas permukaannya.

2 : Adanya debris lunak menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi

kurang dari 2/3 permukaan gigi

3 : Adanya debris lunak menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

INDEKS KALKULUS

Skor Kriteria

0 : Tidak dijumpai kalkulus

1 : Adanya kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan

gigi yang terkena.

2: Adanya kalkulus supragingiva yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan

gigi yang terkena, tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi dan/atau

adanya kalkulus subgingiva berupa flek disekeliling leher gigi.

3 : Adanya kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

yang terkena. Adanya kalkulus subgingiva yang dengan tidak putus- putus atau brupa pit yangtidak terputus-putus di sekeliling leher gigi.

Skor Kalkulus = Jumlah skor permukaan

Jumlah gigi yang diperiksa