bahan kuteks

41
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik berasal dari bahasa Inggris Cosmetic yang artinya “ alat kecantikan wanita”. Dalam bahasa Arab modern diistilahkan dengan Alatuj tajmiil, atau sarana mempercantik diri.Definisi lebih rincinya menurut badan BPOM ( Badan Pangan, Obat dan Makanan ), Departemen Kesehatan , Kosmetika adalah panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (Epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin luar ) gigi dan ronggga mulut untuk membersihkan , menambah daya tarik , mengubah penampilan supaya tetap dalam keadaan baik. Bahanbahan yang dapat membahayakan tubuh manusia Menurut BPOM dan Depkes, ada sejumlah bahan berbahaya yang sering disalah gunakan ditambahkan pada kosmetika yaitu : Bukti terbaru dipaparkan BPOM, menurut penjelasan kepala BPOM, Husniah Rubiana Thamrin Akib, pihaknya menemukanya ada sekitar 27 merek kosmetik yang mengandung bahan yang dilarang digunakan untuk kosmetik , Bahan berbahaya tersebut yaitu : Merkury (Hg ),Hidroquinon, Zat warna RhodaminB dan Merak K3.Temuan ini hasil pengawasan BPOM yang di lakukan dari tahun 2005 hingga kini. Dari bahan-bahan kimia tersebut tidak bisa digunakan atau dicampur dengan kosmetik kuteks apabila digunakan dalam jangka waktu lama dapat berakibat fatal bagi si penggunanya.

Upload: nindya-sulistyani

Post on 08-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

b

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kosmetik berasal dari bahasa Inggris Cosmetic yang artinya alat

    kecantikan wanita. Dalam bahasa Arab modern diistilahkan dengan

    Alatuj tajmiil, atau sarana mempercantik diri.Definisi lebih rincinya

    menurut badan BPOM ( Badan Pangan, Obat dan Makanan ),

    Departemen Kesehatan , Kosmetika adalah panduan bahan yang siap

    untuk digunakan pada bagian luar badan (Epidermis, rambut, kuku, bibir

    dan organ kelamin luar ) gigi dan ronggga mulut untuk membersihkan ,

    menambah daya tarik , mengubah penampilan supaya tetap dalam

    keadaan baik. Bahanbahan yang dapat membahayakan tubuh

    manusia Menurut BPOM dan Depkes, ada sejumlah bahan berbahaya

    yang sering disalah gunakan ditambahkan pada kosmetika yaitu :

    Bukti terbaru dipaparkan BPOM, menurut penjelasan kepala BPOM,

    Husniah Rubiana Thamrin Akib, pihaknya menemukanya ada sekitar 27

    merek kosmetik yang mengandung bahan yang dilarang digunakan

    untuk kosmetik , Bahan berbahaya tersebut yaitu : Merkury (Hg

    ),Hidroquinon, Zat warna RhodaminB dan Merak K3.Temuan ini hasil

    pengawasan BPOM yang di lakukan dari tahun 2005 hingga kini.

    Dari bahan-bahan kimia tersebut tidak bisa digunakan atau dicampur

    dengan kosmetik kuteks apabila digunakan dalam jangka waktu lama

    dapat berakibat fatal bagi si penggunanya.

  • 2

    1.2. Identifikasi Masalah

    Peralatan kosmetik di pasaran tersebar dari toko-toko sampai ke Mall-

    mall dan semakin meningkatnya permintaan pasar sehingga produsen

    pun mengikuti keinginan pasar sehingga cenderung kosmetik kuteks

    tanpa ijin ini dapat dibeli dengan mudah . Karena harganya yang murah

    dan dapat dibeli dengan mudah dan warna yang ditawarkan lebih

    beragam dan menarik perhatian, sehingga penyebaran kosmetik

    pewarna kuku kuteks tanpa ijin ini bisa masuk kekalangan remaja dan

    pelajar putri. Ketidaktahuan konsumen akan efek samping dari

    menggunakan Kuteks tanpa ijin ini juga bisa dijadikan suatu

    kecenderungan mereka masih tetap menggunakan kuteks tanpa ijin

    tersebut.

    Banyaknya Merk yang ditawarkan dengan harga yang lebih variatif ,

    warna yang disuguhkan lebih menarik sehingga konsumen lebih

    cenderung membelinya, ketidaktahuan akan bahaya dari kuteks tanpa

    ijin ini juga bisa menjadikan produk ini tetap laku terjual dipasaran,

    walapun efek samping dari Kuteks tanpa ijin ini jika digunakan dalam

    jangka waktu lama dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit

    pada bagian kuku kita dan bagian paling vital dalam organ tubuh

    manusia.Karena zat kimia yang terdapat pada Kuteks illegal sudah

    melebihi standar penggunaan zat kimia pada kosmetik,seperti

    penggunaan mercury,(Hg),Hidrokinon, zat pewarna rhodaminB, Vernis,

    terpentin, cat, Dll. Zat-zat tersebut digunakan bukan untuk kosmetik

    tetapi untuk industry atau untuk mewarnai besi atau zat padat lainnya,

    sehingga jika digunakan pada tubuh manusia dalam jangka waktu lama

    dapat mengakibatkan efek samping yang sangat

    membahayakan.Tubuh kita dapat menerima zat kimia tersebut tetapi

    dalam standarisasi yang sudah ditentukan atau diberitahukan oleh

    BPOM sehingga zat kimia tersebut efek sampingnya sangat kecil.

  • 3

    Dalam tubuh manusia ada organ tubuh yang dapat menetralkan racun

    dengan skala kecil sehingga racun tersebut tidak membahayakan.

    Ketidaktahuan akan bahaya dari menggunakan kosmetik Kuteks tanpa

    ijin ini yang menyebabkan masih maraknya dipasaran dan

    penggunanya. Hilangnya perhatian konsumen terhadap produk yang

    dibeli atau digunakannya dalam meneliti dan mengamati kemasan

    produk tersebut baik label perusahaan dan kandungan yang terdapat

    pada produk tersebut sehingga cenderung produk ini laku terjual

    dipasaran. Penawaran harga yang murah juga menjadi daya tarik,

    terutama bagi kalangan yang menetapkan harga sebagai salah satu

    pertimbangan.

    Karakter remaja putri yang cenderung kurang begitu mementingkan

    atau meneliti sebuah produk yang akan di beli atau digunakan bisa

    menjadi salah satu faktor mengapa produk kuteks tanpa ijin ini

    cenderung diminati oleh remaja putri dan dengan harga yang

    ditawarkan oleh kuteks tanpa ijin lebih murah yang sesuai dengan

    kemampuan mereka untuk membeli produk tersebut juga bisa menjadi

    salah satu faktor mengapa kuteks tanpa ijin ini cenderung diminati oleh

    remaja putri.

    1.3. Rumusan Masalah

    Mengetahui akan tingginya peredaran kosmetik pewarna kuku tanpa ijin

    yang beredar dipasaran.Cenderung penggunaan kosmetik pewarna

    kuku (Kuteks) tanpa ijin pada remaja dan pelajar putri.

    Yang terbagi menjadi beberapa point diantaranya :

    Ketidaktahuaan konsumen akan efek samping dari

    menggunakan jenis kosmetik pewarna kuku (Kuteks) tanpa ijin

    jika digunakan dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan

    bahaya bagi tubuh manusia.

  • 4

    Penggunaan zat kimia yang tertera pada kemasaan yang asing

    atau awam bagi konsumen sehingga mereka cenderung

    menggunakan produk tersebut.

    Kurangnya sosialisasi dari pihak-pihak terkait akan bahaya

    penggunaan kosmetik illegal sehingga konsumen merasa tidak

    tahu akan bahayanya atau efek samping dari kosmetik pewarna

    kuku (Kuteks) tersebut.

    Penawaran harga yang relative lebih murah dibandingkan

    dengan produk resmi dan warna yang disuguhkan lebih variatif

    sehingga konsumen cenderung lebih memilih menggunakan

    Kuteks tanpa ijin.

    Mudahnya akses untuk membeli produk ini sehingga

    memudahkan konsumen untuk menggunakan atau membeli

    kosmetik pewarna kuku (Kuteks) ini.

    Bahaya atau efek samping dari menggunakan kosmetik pewarna

    kuku (Kuteks) tanpa ijin tidak terasa langsung sehingga

    konsumen merasa aman-aman saja menggunakan Kuteks tanpa

    ijin tersebut.

    Rasa ingin tampil beda dan menarik perhatiaan pada lawan

    jenisnya sehingga cenderung lebih sering menggunakan Kuteks

    yang berganti-ganti warna.

    Pengguna kuteks tanpa ijin ini cenderung digunakan oleh remaja

    putri mulai dari umur 17- 22 tahun yg rentan dan potensial

    terhadap penggunaan kuteks tanpa ijin ini.

    1.4. Pembatasan masalah

    Begitu banyaknya produk kosmetik pewarna kuku yang beredar

    dipasaran dan rendahnya informasi pada konsumen, sehingga

    konsumen akan bingung dalam menentukan produk mana yang aman

    digunakan dan yang tidak aman digunakan. Ketidaktahuaan konsumen

  • 5

    akan efek samping dari menggunakan kosmetik pewarna kuku (Kuteks)

    dalam jangka waktu lama yang cenderung terus menggunakan kuteks

    tanpa ijin tersebut.

    Kecenderungan konsumen dalam menggunakan produk kosmetik

    pewarna kuku tanpa ijin, diperkirakan kurangnya informasi dan

    penjelasan akan produk tersebut, serta kurangnya kontrol dan

    penerapan hukum membuat produk-produk berbahaya tersebut dapat

    tersebar luas, area dan tempat penjualan yang menyatu dengan hiasan

    atau perlengkapan aksesoris pada wanita remaja dan pelajar putri bisa

    menjadi keputusan konsumen dalam menentukan produk tersebut.

    Wanita remaja dan pelajar putri cenderung lebih memilih menggunakan

    produk tersebut.

    1.5. Tujuan Perancangan

    Adapun tujuan perancangan ini adalah sebagai berikut :

    Memberikan informasi dan belajar untuk bisa membedakan

    mana produk yg aman untuk digunakan.

    Meningkatkan kesadaran akan penggunaan kosmetik pewarna

    kuku (Kuteks) tanpa ijin ini, sehingga pada saat membeli dan

    menggunakan lebih selektif mana yg aman digunakan.

    Memberikan pengetahuan kepada kaum permpuan di wilayah

    bandung, pada umumnya mengenai bahaya kosmetik Kuteks

    tanpa ijin, serta dampak yg diakibatkan dari penggunaan

    kosmetik pewarna kuku (Kuteks) tanpa ijin ini jika digunakan

    dalam jangka waktu lama.

    Mencoba mengajak kaum perempuan untuk berhenti

    menggunakan kosmetik pewarna kuku (Kuteks) tanpa ijin

    ini,sehingga mereka beralih menggunakan Kuteks tanpa ijin.

  • 6

    BAB II

    BAHAYA PENGGUNAAN PEWARNA KUKU

    2.1. Kuku Sebagai Indikator Kesehatan

    Kuku juga dapat menjadi indikator kalau ada penyakit dalam, seperti

    kanker, serangan jantung, infeksi pencernaan, infeksi kulit dan

    lainnya.(Hunsiah.2005).

    Adanya jamur pada kuku mengakibatkan pembusukan pada kuku dan

    adanya bau tak sedap pada kuku, disebabkan oleh kurangnya

    perawatan pada kuku dan bisa juga disebabakan oleh sering berganti

    ganti kosmetik pewarna kuku kuteks tanpa ijin. Dalam merawat kuku

    dan penggunaaan pewarna kuku yang terus menerus dalam jangka

    waktu lama bisa berakibat fatal. Karena hubungan kuku dan kulit sangat

    dekat sehingga apabila kukumu tidak sehat maka bisa berdampak pada

    kesehatanmu juga, nutrisi dan vitamin yg masuk dan diterima oleh kuku

    disalurkan melalui saraf yang melewati bagian kulit terlebih dahulu dan

    kulit berhubungan dengan sel dan saraf yg terhubung dengan organ-

    organ vital dalam tubuh, jika kukumu tidak sehat atau terkena zat kimia

    yg dapat membahayakan tubuh manusia maka otomatis bisa

    berdampak pada kesehatanmu juga karena setiap zat kimia yg diterima

    oleh kukumu maka dapat meresap pada kulitmu yg bisa menyebar pada

    bagian vital dalam tubuh melalui saraf dan sel darah pada kulitmu yang

    bercampur masuk kedalam jantung sehingga bisa menyebar keseluruh

    tubuh.

    Penggunaaan pewarna kuku termasuk salah satu kegiatan yang

    digemari oleh wanita. Memilih kosmetik yang aman juga menjadi salah

    satu aspek yang harus diperhatikan, lebih selektif dalam memilih dan

    menggunakan kosmetik dan pewarna kuku yang digunakan sehingga

    tidak ada kecemasan dalam memilih kosmetik yang digunakan.

  • 7

    Pewarna kuku tanpa ijin ini sebagian besar menggunakan bahan-bahan

    kimia yang membahayakan tubuh yang terbuat dari terpentin, metanol

    dan cat tembok dan sedikit di tambahkan vernis supaya terlihat sedikit

    cair dan banyak. Kuku adalah organ tubuh yang berhubungan langsung

    dengan makanan yang dimakan, apabila kuku tidak sehat atau terlapisi

    oleh bahan kimia yang dikenal dengan pewarna kuku masuk kedalam

    tubuh bersamaan dengan makanan yang dimakan apa yang akan

    terjadi bila itu berlangsung secara terus menerus tanpa disadari

    sebelumnya, akan bahaya dari penggunaan pewarna kuku kuteks pada

    kuku. Karena itu kuku bisa menjadi salah satu indikator kesehatanmu

    karena kuku berhubungan langsung dengan setiap aktifitas yg kamu

    lakukan setiap hari.

    2.2. Faktor-faktor Penyebab Peredaran Kosmetik Tanpa Ijin

    Beberapa faktor penyebab peredaran Kosmetik Pewarna kuku kuteks

    tanpa ijin ada beberapa point diantaranya:

    Penawaraan harga pewarna kuku yang ditawarkan Produsen

    dengan ijin resmi lebih mahal dibandingkan pewarna kuku

    tanpa ijin.

    Jenis dan warna yang dihadirkan pewarna kuku berijin resmi

    lebih sedikit.

    Semakin tingginya permintaan pasar akan barang tersebut.

    Tidak adanya pemberitahuan resmi dari pemerintah kepada,

    penjual dan kurang seriusnya pemerintah dalam memberantas

    peredaran kosmetik(pewarna kuku)palsu / tanpa ijin di pasaran,

    Tingkat kehidupan perekonomian yang rendah dan rendahnya

    sumber daya konsumen.

  • 8

    Dari beberapa poin diatas dijelaskan akan hal-hal yang menyebabkan

    semakin maraknya penyebaran kosmetik kuteks palsu atau tanpa ijin

    disebabkan oleh beberapa faktor, sehingga penyebaran kosmetik

    pewarna kuku kuteks tanpa ijin ini bisa beredar di pasaran dengan

    bebas dan dapat dibeli dengan mudah yagn dapat kita jumpai sampai

    ke mall-mall dan toko-toko khusus yang menjual produk kecantikan atau

    kosmetik.

    Karena tidak hanya peran pemerintah dan produsen saja yang

    menonjol disini peran konsumen dalam masalah ini ikut andil dan

    beperan penting, jika pembelian dipasaran berkurang otomatis

    produsen akan berkurang atau bisa saja berhenti total dalam

    menyebarkan kosmetik Pewarna kuku kuteks tanpa ijin ini dipasaran.

    2.3. Bahaya Penggunaan Pewarna kuku tanpa ijin

    Efek samping dari penggunaan pewarna kuku kuteks tanpa ijin ini bisa

    sangat membahayakan tubuh manusia. Efek samping yang diakibatkan

    dari penggunaan pewarna kuku secara terus menerus bisa berakibat

    terjangkitnya Kanker, Kegagalan jantung.

    Zat kimia yang terdapat pada pewarna kuku tersebut yang melebihi

    standar yang digunakan untuk kosmetik bisa memunculkan resiko

    kesehatan. Secara tidak sadar kondisi disebabkan karena kecerobohan

    konsumen, pada saat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa disadari

    tercampur dengan zat kimia yang terdapat pada pewarna kuku,

    sehingga zat kimia tersebut masuk kedalam tubuh. Yang terkandung

    dalam pewarna kuku tersebut menyerap melalui pori-pori kuku sehingga

    masuk kedalam tubuh. Kerusakan pada saluran pencernaan dan

    pembusukan pada kuku yang diakibatkan dari pewarna kuku kuteks

    tanpa ijin ini dari hasil penelitain BPOM akan bahaya dari kandungan

    kosmetik jenis pewarna kuku Kuteks tanpa ijin.

  • 9

    2.4. Prosedur Departement Kesehatan dalam meloloskan suatu produk.

    Prosedur Departemen Kesehatan dalam meloloskan suatu produk layak

    kepasaran sudah sangat ketat, dimulai dari memberlakukan 16 ijin pokok

    dan 16 ijin pelengkap yang masing-masing ijin diselesaikan terlebih

    dahulu sebelum produk tersebut layak dipasarkan dan memiliki standar

    Cara Produksi Kosmetik Yang Baik (CPKB). Kondisi itu merupakan hasil

    penelitian, Jaja Ahmad Jayus. Ijin-ijin itu mulai dari ijin gangguan, IMB,

    Ijin lokasi, tenaga kerja, Pajak, Tanda daftar perusahaan (TDP), Lulus

    uji labotarium atau (BPOM) akan produk tersebut, mempunyai logo

    paten pada produk yang akan dipasarkan, dan selalu mencantumkan

    tanggal kadaluarsa dan isi kandungan yang terdapat pada setiap

    kemasan yang akan dijual kepasaran. Pemerintah memberikan sanksi

    berat bagi produsen yang melanggar dari prosedur tersebut yang sudah

    diatur dalam undang-undang.

    Pihak-pihak yang memproduksi, mengimpor, atau mengedarkan produk

    yang tidak memenuhi standar diatur dalam Undang-Undang No. 23

    tahun 1992 tentang Kesehatan, dan terancam pidana penjara paling

    lama 5 tahun dan atau pidana denda maksimal 100 juta

    rupiah.Keamanan konsumen sudah terjamin dalam Undang-Undang

    No.8 tentang Perlindungan Konsumen yang dapat dikenakan pidana

    penjara paling lama 5 tahun dan atau pidana denda paling banyak 2

    miliar rupiah.

    Dan sfesifikasi jenis bahan yang digunakan pada kosmetik tersebut

    sudah ditetapkan standarisasinya diantaranya :

  • 10

    Daftar Bahan Pengawet Yang Tidak Diijinkan Digunakan Dalam

    Kosmetik:

    No Nama Bahan Kadar Maksimum

    1 1-(4-chlorophenoxy)-1-(H-imidazol-1-yl)-3

    Dimethybutan-2-one(+)

    0.5%

    2 1,3-Bis(hydroxymethyl)-5,5-

    dimethylimidazolidine-2,4-dione

    0,6%

    3 Formic acid and its sodium salts 0,5%(dinyatakan

    sebagai asam)

    4 Glutaraldehyde (Pentane-1,5-dial) 0,1%

    5 Phenylmercuric salts (including borates) 0,007%(dihitung

    sebagai

    Hg.Jika,dicampur

    dengansenyawa

    Merkuri lain yang

    diizinkan)

    6 4-hydroxybenzoic acid,its salts and esters 0,4% (asam)untuk

    ester tunggal

    0,8% (asam)untuk

    ester campuran

  • 11

    7 Zinc pyrithione (INN)(+) (3) Sediaan Rambut 1,0%

    Sediaan lainya 0,5 %

    Tabel 2.1 : Standarisasi penggunaan zat kimia

    Sumber : www.BPOM.co.id

    Tabel standarisasi penggunaan zat kimia dan yg dilarang digunakan

    pada kosmetik, setiap bahan dan kadar yg aman digunakan sudah di

    jelaskan diatas dan sumber ini didapat dari BPOM.

    2.5. Pengguna pewarna kuku dan Karakteristik Pengguna

    Pengguna pewarna kuku adalah wanita, ini berkaitan dengan sifat

    pesolek yang sudah melekat pada wanita.Sifat ini ada baiknya karena

    kodrati dan tuntutan wanita dalam menjaga dan merawat tubuhnya.

    Kodrati wanita dalam mempercantik diri sudah terjadi sekian lama, sifat

    wanita yang ingin selalu terlihat cantik di mata lawan jenisnya atau

    digunakan untuk menutupi kekurangan, maka kosmetik adalah

    pilihannya.Hasil analisa sebuah perusahaan kosmetik ternama di

    Amerika yang melakukan wawancara dari 10 wanita lajang 7 diantarnya

    menjawab, mereka menggunakan kosmetik atau pewarna kuku hanya

    ingin terlihat cantik dan jadi perhatiaan lawan jenisnya atau mengikuti

    trend mode, dan sisanya menjawab mereka menggunakan karena

    tuntutan kerja yang mengharuskan dia menggunakan kosmetik atau

    pewarna kuku.Seperti seorang SPG (sales promotion girl) sebuah

    kosmetik pewarna kuku dituntut untuk menggunakan pewarna kuku pada

    kukunya karena ingin menegaskan bahwa pewarna kuku yang

  • 12

    ditawarkan aman dan terlihat menarik perhatian sehingga konsumen

    tertarik untuk membelinya atau seorang PR(Public Relation) khususnya

    wanita dituntut berpenampilan sangat menarik dalam menghadapi klien.

    Yang menarik adalah perilaku ini berkembang tidak hanya pada

    konsumen wanita dewasa, tetapi juga pada wanita yang lebih muda

    usianya.

    Gambar 2.1 : Perilaku penggunaan pewarna kuku pada remaja.

    Sumber : www.Geogle.com ( Perliaku pengguna kuteks)

    2.5.1. Penggunan Pewarna Kuku di Kalangan

    Remaja dan Pelajar Putri

    Pelajar remaja putri adalah salah satu konsumen yang menjadi

    sasaran penjualan produk ini.Bisa dideteksi melalui area atau

    tempat penjualan produk yang bersatu dengan aksessoris

    khas remaja putri.

  • 13

    Sehingga kecenderungan untuk membeli atau menggunakan

    kosmetik jenis pewarna kuku ini lebih besar, area atau tempat

    penjualan yang menyatu dengan aksesoris wanita remaja putri

    adalah salah satu strategi produsen dalam menawarkan

    produknya pada konsumen remaja dan pelajar putri.

    Kemasaan pewarna kuku yang mengesankan produk remaja

    menjadi salah satu penarik minat konsumen pada kalangan ini,

    belum lagi didukung harga yang sangat terjangkau.

    2.6. Perbandingan antara Pewarna kuku berijin resmi dan

    tanpa ijin

    Perbandingan antara pewarna kuku berijin resmi dari Departemen

    Kesehatan dan yang tidak berijin resmi atau illegal jika di perhatikan

    dengan kasat mata adalah kemasan, aroma dari pewarna kuku

    tersebut, dari sisi kemasan, selalu tercantum penjelasaan produsen

    resmi dan di labelnya selalu dijelaskan kandungan yang terdapat

    didalamnya. pewarna kuku tidak berijin resmi dari Departemen

    Kesehatan tidak tercantum mulai dari kemasan, warna, dan disetiap

    produknya sebagian besar tidak mencantumkan produsen resmi dan

    tidak adanya penjelasan akan kandungan apa saja yang terdapat

    didalamnya sehingga dari segi keamanannya tidak terjamin dan efek

    yang diakibatkan dari pewarna kuku tanpa ijin ini sangat fatal.

  • 14

    Gambar 2.2 : Pewarna kuku ilegal dan yang legal.

    Sumber : www.Geogle.com ( Perbandingan kuteks resmi dan tanpa ijin)

    Dari beberapa produk yang legal selalu mencantumkan produsen resmi

    untuk menjamin konsumen dalam menggunakan produknya sehingga

    konsumen lebih terjamin.Persoalaan yang juga besar adalah bahwa

    produk ini seringkali tidak terdeteksi pembuat ataupun penyalurnya.Hal

    ini menyebabkan adanya kesulitan untuk mengusut asal usulnya.

    2.7. Tabel perbandingan pewarna berijin resmi dan yang tanpa ijin.

    No Produk Legal Produk Ilegal

    Gambar Keterangan Gambar Keterangan

    1

    Produk berizin

    resmi selalu

    mencantumkan

    label produsen

    resmi pada

    kemasan dan

    selalu dijelaskan

    kandungan yang

    terdapat pada

    kemasan

    Sedangkan

    produk tanpa

    izin tidak

    mencantum

    kan produsen

    resmi dan isi

    kandungan

    yang terdapat

    pada

    kemasan.

  • 15

    2

    Warna terlihat

    tidak terang dan

    kemasan lebih

    rapih dan

    dikemasan selalu

    ada kode

    produksi dan

    berlabel resmi.

    warna lebih

    pekat dan

    kemasan

    terlihat tidak

    rapih dan

    selau tidak

    tercantum

    produsen

    resmi dan

    label resmi.

    3

    Pilihan warna

    lebih sedikit dan

    kemasan selau

    ada label resmi

    dan kode

    produksi.

    Warna yang

    ditawarkan

    lebih banyak

    pilihan dan

    kemasan

    selalu tidak

    ada label

    resmi dan

    kode

    produksi.

    Tabel 2.2 : Perbandingan pewarna kuku berijin resmi dan yg tanpa ijin

    Sumber : www.Geogle.com (Perbandingan kuteks resmi dan tanpa ijin)

    Jika dilihat dari tabel diatas maka jelas perbedaannya antara produk

    kosmetik pewarna kuku berizin resmi dengan kosmetik tak berizin resmi

    walau dengan kasat mata sekalipun dapat dibedakan.

  • 16

    2.8. Menginformasikan akan bahaya dari Kosmetik Kuteks tanpa ijin

    Maraknya peredaran Kuteks dipasaran baik yang berlebel resmi atau

    legal dan illegal sehingga konsumen dituntut lebih selektif dalam memilih

    atau menggunakan Kuteks tersebut sehingga bahaya menggunakan

    Kuteks tersebut dapat di minimallisir sehingga, konsumen merasa aman

    dan terjamin menggunakannya yaitu dengan menginformasikan akan

    bahaya dari menggunakan Kuteks tanpa ijin dalam jangka waktu lama

    yang berakibat fatal bagi penggunanya, Komunikasi adalah sarana

    efektif dalam memberikan informasi kepada konsumen Kuteks yang

    tanpa ijin sehingga konsumen bisa memahami dan mengetahui bahaya

    dari penggunaan Kuteks tanpa ijin tersebut, karena dengan komunikasi

    dapat merubah sikap konsumen Kuteks tanpa ijin dan juga bisa merubah

    perilaku dari konsumen tersebut.Komunikasi atau dalam bahasa Inggris

    communication berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari

    kata communis yang berarti sama.Sama disini maksudnya adalah sama

    makna.Menurut Carl I.Hovland, Ilmu Komunikasi adalah upaya yang

    sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian

    informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.Definisi tersebut

    menunjukan bahwa yang dijadikan objek studi komunikasi bukan hanya

    memberikan informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum

    (public opinion) dan sikap public dalam kehidupan sosial berperan

    penting karena komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain,

    akan tetapi proses tersebut dapat terjadi apabila terjadi komunikasi yang

    komunikatif atau adanya saling mengerti antara penyampai pesan dan

    penerima pesan sehingga pesan komunikasi atau informasi yang

    disampaikan dapat diterima yang menimbulkan efek tertentu dengan

    baik dan dimengerti dengan jelas maksud dan tujuan informasi tersebut

    atau proses ini dikenal dengan komunikator kepada komunikan.

    Komunikasi terbagi menjadi dua yaitu komunikasi primer dan sekunder,

    komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan

  • 17

    seseorang kepada orang lain sedangkan komunikasi sekunder proses

    penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan

    menggunakan alat atau media untuk penyampaian pesannya, karena

    komunikan atau penerima pesan berada di tempat lebih jauh atau

    banyak sehingga menggunkan bantuan media untuk menyampaikan

    pesan atau informasi yang disampaikan sehingga pesan informasinya

    dapat diterima dengan jelas yang dikenal dengan komunikasi satu arah

    tanpa ada arus balik dari komunikan kepada komunikator.

  • 18

    BAB III

    STRATEGI PENYAMPAIAN INFORMASI AKAN

    BAHAYA KUTEKS TANPA IJIN

    3.1. Strategi Komunikasi antara Komunikator dan Komunikan

    Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan ( planning) dan

    menejemen untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan komunikator

    adalah penyampai pesan atau pengirim pesan dan komunikan sebagai

    penerima pesan atau bisa dikategorikan sebagai objek dalam hal ini

    karena saat komunikator menyampaikan pesan atau mengirim pesan

    komunikan menerima pesan tersebut dan hasil akhir dari komunikasi

    tersebut di tentukan berhasil atau tidaknya pesan tersebut dilihat dari

    sang komunikan bisa menerima pesan tersebut sehingga si komunikan

    dapat memberikan respond balik terhadap komunikator.

    Hal ini sangat berkaiatan penting karena penyampaian pesan harus

    disesuaikan dengan segmentasi dan kondisi dari si objerk tersebut,jika

    dilihat dari rumusan masalah diatas kita dapat memahami dan

    mencermati penyampaian pesan seperti apa dan bagaimana sehingga

    pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan diterima dengan baik,

    sehingga komunikasi tersebut bisa dikategorikan berhasil dan dapat

    memberikan perubahan pada si komunikan.Dari rumusan masalah

    diatas kita bisa mencermati hal yang mendasar dari masalah tersebut,

    ketidaktahuan konsumen akan bahaya penggunaaan kosmetik pewarna

    kuku tanpa ijin yang mereka gunakan adalah masalah yang mendasar,

    Jadi penyampaian pesan harus secara persuasive dan mencoba

    memberikan masukan, pengetahuaan tentang bahaya dari Kuteks tanpa

    ijin tersebut jika digunakan secara terus menerus dan dalam jangka

    waktu yang lama.

  • 19

    Kurangnya informasi akan bahaya dari penggunaan Kuteks tanpa ijin

    sehingga para konsumen Kuteks tanpa ijin ini merasa aman dan terjamin

    kesehataannya pada saat menggunakan Kuteks tanpa ijin tersebut.Dari

    point-point masalah tersebut hal yang paling mendasar dan yang

    mendorong mereka cenderung menggunakan kosmetik pewarna kuku

    (Kuteks) tanpa ijin adalah ketidaktahuaan mereka akan bahayanya dan

    tidak adanya informasi dari pihak penjual akan efek dari penggunaan

    Kuteks tanpa ijin ini, jika digunakan dalam kurun waktu lama dan terus-

    menerus. Komunikasi disini berperan sebagai pemberi informasi yang

    dapat memberikan perubahan pada si penerima pesan, sehingga

    penggunaan kuteks illegal dapat di minimallisir dan kecenderungan

    mereka untuk menggunakan Kuteks tanpa ijin dapat dikurangi. Adanya

    rasa takut untuk menggunakannya kembali dikarenakan mereka sudah

    mengetahui bahaya dan efek samping dari penggunaan Kuteks tanpa ijin

    jika digunakaan dalam jangka waktu lama.Konsekuensi dari penggunaan

    Kuteks tanpa ijin tersebut sudah diketahui dan tugas dari komunikator

    hanya memberikan himbauan, informasi akan bahaya dari penggunaan

    Kuteks tanpa ijin dalam jangka waktu lama.

    3.2. Pendekatan Langsung dengan Konsumen

    Strategi yang akan diterapkan atau digunakan yaitu komunikasi satu

    arah dengan menggunakan media buku informasi sebagai penyampai

    pesan atau informasi yang akan disampaikan kepada si pengguna

    kosmetik kuteks tanpa ijin. Penyampaiaan pesan kepada pengguna

    Kuteks tanpa ijin harus sesuaikan sehingga dibutuhkan strategi dalam

    menyampaikan pesan tersebut, sehingga pesan dapat diterima dengan

    baik dan bisa memberikan perubahan pada si penerima pesan. Strategi

    yang dibutuhkan dalam menyampaikan pesan kepada komunikan atau

    penerima pesan haruslah disesuaikan dan dapat menarik perhatian

    mereka menerima pesan tersebut.

  • 20

    Media buku informasi yang mudah dibawa sehingga memudahkan untuk

    bisa dibaca dan dilihat dmana saja dan kapan saja pada saat waktu

    luang, penggunaan kata-kata yg mudah dimengerti sehingga bisa lebih

    memudahkan si pembaca untuk mengerti dan memahami isi dari buku

    informasi tersebut.

    3.3. Ketertarikan Remaja Putri Menggunakan Pewarna Kuku Kuteks

    Konsumen kosmetik pewarna kuku (Kuteks) tanpa ijin cenderung

    diminati oleh remaja dan pelajar putri karena harga yang lebih relative

    murah sehingga ketertarikan akan membeli dan menggunakan Kuteks

    tanpa ijin ini cenderung lebih diminatinya, sehingga komunikasi yang

    disampaikan harus sesuai dengan konsumen pengguna Kuteks tanpa

    ijin tersebut yaitu remaja dan pelajar putri.

    Kencenderungan mereka menggunakan Kuteks tanpa ijin karena harga

    yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan akan membeli dengan

    harga yang ditawarkan cukup murah tanpa mengetahui akan efek

    samping dari menggunakan Kuteks tanpa ijin tersebut dalam jangka

    waktu lama yang dapat membahayakan penggunanya, kurangnya

    informasi akan efek dari penggunaan Kuteks tanpa ijin tersebut juga

    menjadi salah satu kencenderungan mereka menggunakan Kuteks

    tanpa ijin.

    Efek samping dari penggunaan Kuteks tanpa ijin yang tidak terasa

    langsung sehingga kecenderungan mereka menggunakan Kuteks tanpa

    ijin ini merasa aman dan terjamain sehingga mereka akan terus

    menggunakannya sebelum dirasakan langsung efek samping dari

    menggunakan Kuteks tanpa ijin secara terus-menerus atau digunakan

    dalam kurun waktu lama.Kuteks tanpa ijin ini dapat membahayakan

    tubuh manusia jika digunakan secara terus-menerus dan dalam jangka

    waktu lama, baru lah efek samping dari Kuteks tanpa ijin tersebut

    dirasakan oleh si pemakainya.Kecenderungan remaja dan pelajar putri

  • 21

    menggunakan Kuteks tanpa ijin sebagian besar tidak tahu bahayanya

    sehingga mereka tertarik untuk menggunakannya, komunikasi yang

    disampaikan harus menyesuaikan dengan segmentasi dari pengguna

    Kuteks tersebut sehingga pada saat komunikator menyampaikan pesan

    kepada komunikan bisa diterima dan dimengerti oleh komunikan.

    Jika dilihat dari segmentasi remaja dan pelajar putri yang cenderung

    menggunakan Kuteks illegal ini maka pesan yang disampaikan haruslah

    sesuai dengan segmentasinya.Rasa keingintahuaan dan penasaran

    yang tinggi dari mereka yang cenderung ingin mencoba menggunkan

    produk tersebut.

    3.4. Psikografis Pengguna Kuteks Tanpa Ijin

    Rasa ingin tampil selalu menarik perhatian pada lawan jenisnya atau

    rasa percaya diri yang tumbuh ketika menggunakan assesoris atau

    kosmetik yang dapat membantu menumbuhkan kepercayaan,sehingga

    wanita cenderung selalu merasa ingin tampil menarik, yang bisa menarik

    perhatian lawan jenisnya.Hal inilah yang menjadi ketertarikan mereka

    menggunkan assesoris dan kosmetik yang cenderung hanya sebagian

    kecil saja yang mengerti akan bahaya penggunaannya apabila

    digunakan tidak menurut aturan yang benar atau penggunaan kosmetik

    illegal, kosmetik jenis pewarna kuku (Kuteks) salah satu yang diminati

    oleh wanita yang menjadikan bersolek dengan kosmetik dapat

    menambah kepercayaan dirinya, sehingga karakteristik mereka selalu

    ingin mencoba hal-hal baru.Tanpa mengetahui konsekuensi dari

    penggunaan Kuteks tanpa ijin jika digunakan dalam kurun waktu lama

    dan terus-menerus.

    Kuteks tanpa ijin yang banyak dijual dipasaran sampai-sampai tempat

    yang dirasakan aman oleh pembeli pun ada yang menjual atau

    memasarkan Kuteks tanpa ijin ini, sehingga mudahnya membeli dan

    harga yang relative lebih murah cenderung mereka menggunakan

  • 22

    Kuteks tanpa ijin ini, kurangnya kesadaran mereka akan bahaya dari

    penggunaan Kuteks tanpa ijin ini yang menyebabkan masih maraknya

    penggunaan kosmetik pewarna kuku (Kuteks) tanpa ijin ini.

    Rasa kurang percaya diri dan rasa ingin tampil menarik sehingga

    cenderung mereka akan terus menggunkannya tanpa memikirkan efek

    samping dari kosmetik tanpa ijin tersebut, sebelum efek samping dari

    Kuteks tanpa ijin tersebut terasa langsung oleh si penggunanya, hal ini

    lah yang meyebabkan mereka tetap menggunakanya.Rasa kepercayaan

    diri dan rasa ingin tampil selalu menarik yang cenderung digemari oleh

    wanita remaja dan pelajar putri di perkotaan besar. Rasa keingintahuan

    yang besar dan selalu memperhatikan akan penampilannya dalam

    melakukan aktifitas sehari-hari.

    3.5. Demografis Pengguna Kuteks Tanpa Ijin

    Mudahnya membeli dan harga yang murah serta kurangnya SDM kita

    yang menyebabkan masih ada penggunaan kosmetik jenis pewarna

    kuku (Kuteks) tanpa ijin yang relative banyak tersebar di kota-kota besar,

    pendidikan yang tinggi tidak menjadi jaminan mereka tidak menggunkan

    Kuteks tanpa ijin karena ketidaktahuan akan bahaya penggunaan Kuteks

    tanpa ijin dalam jangka waktu lama yang cenderung mereka masih

    menggunakannya.

    Semakin majunya trend mode pakaian yang terinfluence dari Negara-

    negara lain sehingga penampilan mereka secara otomatis akan

    menyeimbangi trend mode sekarang, cenderung hal ini banyak terjadi di

    kota-kota besar yang sangat relative umurnya masih muda. Gaya hidup

    wanita dan remaja putri di perkotaan sudah cukup berani dalam hal

    berpenampilan dan selalu ingin mencoba tampil beda dan menarik

    sehingga kosmetik pewarna kuku kuteks tanpa ijin cenderung banyak

    diminati oleh wanita dan remaja putri perkotaan.

  • 23

    Tempat-tempat resmi atau toko-toko kecantikan khusus wanita tidak

    menjadi jaminan produk yang dibeli aman dan terjamin, walaupun

    system menejemen mereka sudah ketat dalam meloloskan produk-

    produk kepasaran masih tetap ada yang lolos dan minat konsumen yang

    banyak membeli produk ini, sehingga tempat-tempat seperti mall dan

    toko-toko kecantikan tetap menjual produk legal dan yang illegal dengan

    memberikan pilihan kepada si pembeli untuk menentukannya, tetapi

    mereka tidak menjelaskan perbandingan keamanan kesehataan atau

    standarisasi BPOM dari setiap produk yang ditawarkan.

    Rasa aman karena sudah membeli di tempat-tempat resmi dan mall-mall

    besar yang menyebabkan para pengguna kuteks tanpa ijin ini tidak ingin

    lebih tahu efek samping dari menggunakan produk tersebut.Tingkat

    pekembangan dibidang tekhnologi dan pembangunan diperkotaan

    khususnya ikut merubah karakteristik dan gaya hidup orang-orang

    diperkotaan, yang mempengaruhi gaya atau trend mode yang

    berkembang, sehingga penggunaan Kuteks pada wanita terlihat lumrah

    dan wajar digunakan sehari-hari.

    3.6. Strategi Kreatif

    Sebuah iklan atau media informasi, baik yang dipublikasikan melalui

    media cetak maupun media elektronik, pada dasarnya meliputi struktur

    dalam pembuataan ikalan informs tersebut, untuk menghasilkan iklan

    informasi yang baik maka digunakan rumus beberapa elemen dari iklan

    yaitu digunakannya rumus AIDCA sebagi berikut:

    Attention (Perhatian)

    Buku informasi dibuat semenarik mungkin untuk khalayak

    sasaran.untuk itulah buku informasi ini menggunakaan beberapa

    bantuan antara lain berupa pemilihan ukuran (size) yg mudah

    untuk dibawa-bawa dan dapat dibaca atau dilihat kapan saja,

    penggunaan warna dan huruf yang mampu menarik perhatian,

  • 24

    dan tata letak (layout) dari image dan huruf tersebut disusun agar

    menarik khalayak sasaran.

    Interest (minat)

    Untuk menimbulkan minat sehingga timbul rasa ingin tahu lebih

    jauh tetang kosmetik pewarna kuku (Kuteks) seperti apa,cara

    memilih kosmetik Kuteks yang tepat dan aman ,dampak buruk

    yang ditimbulkan oleh Kuteks tanpa ijin maka digunakan gambar

    ilustrasi dari fhoto dan ilustrasi vector,serta headline yang

    dirasakan akan menarik / menggugah perhatian target sasaran

    karena umumnya khalayak sasaran tidak suka membaca teks

    yang terlalu panjang.

    Desire (Kebutuhan dan Keinginan)

    Selain ditumbuhkan minat , khalayak sasaran juga didorong untuk

    berkeinginan mengikuti pesan yang ada didalam media informasi

    tersebut.Keinginan atau kebutuhan dalam hal ini adalah untuk

    menumbuhkan kepedulian dan kesadaran dari pesan informasi

    yang disampaikan.

    Conviction (Rasa percaya)

    Dimana pesan yang disampaikan harus dapat memberikan dan

    menumbuhkan rasa percaya (kepercayaan) kepada kaum

    perempuan, dalam buku informasi ini menjelaskan dan

    memberikan informasi mulai dari cara kita memilih dan

    membandingakan kuteks yang aman digunakan walapun

    digunakan dalam jangka waktu lama,dan tidak hanya itu didalam

    buku ini diberikan contoh dan dampak dari penggunaan kuteks

    tanpa ijin tersebut sehingga selain education juga didalam buku

    ini kita belajar untuk bisa membandingkan kuteks yg aman untuk

    digunakan dan yang tidak aman digunakan.

  • 25

    Action (Tindakan)

    Keberhasilan suatu informasi adalah adanya respon dari khalayak

    sasarna. Maka pada dasarnya isi pesan dalam informasi ini yaitu

    menginformasikan kepada khalayak dengan cara membagikan

    buku informasi ini secara gratis dengan sarana event untuk

    mendukung penyebaran buku informasi ini yaitu event

    diselenggarakan di tempat-tempat yang strategis seperti mall dan

    kampus,dan tempat2 yg cenderung sering di kunjungi oleh si

    pengguna kuteks tersebut. Tujuan dari penyebaraan buku ini

    adalah menginginkan adanya perubahan perilaku dari target

    informasi kearah yang lebih baik dalam menggunakan kosmetik

    pewarna kuku ( Kuteks) yang berijin resmi.

    3.7. Pendekataan Kreatif Penyampaian Pesan

    Berdasarkan strategi komunikasi yang telah disebutkan diatas

    bahwasanya penyampaian pesan informasi harus dapt tersampaikan

    secara efektif dan mencapai respon atau efek yang diharapkan. Oleh

    karenanya penyampaian pesan atau pendekataan kreatif informasi harus

    melihat dan memperhatikan target sasarannya sebagai salah satu

    elemen penting dalam penyampaian pesan.

    Dalam penyampaian pesan kepada kaum perempuan di kota Bandung

    pada umumnya dilakukan dengan mengadakan event berupa acara

    perawataan kulit dan kuku yang diadakan bersama sponsor acara yang

    merupakan produk kosmetik yang memiliki visi dan misi yang sama

    dengan informasi ini. Dalam acara tersebut akan disediakan waktu

    Tanya jawab seputar kosmetik pewarna kuku ( Kuteks).

  • 26

    Seluruh informasi yang dilakukan harus memperimbangkan dasar-dasar

    tujuan komunikasi pesan yang mampu menciptakan penggugahan

    kesadaran akan pentingnya informasi dalam memilih kosmetik pewarna

    kuku(Kuteks)yang tepat dan aman digunakan.Oleh sebab itu

    pemahaman akan kondisi psikologis seseorang juga perlu menjadi

    bahan pertimbangkan yang perlu diperhatikan tindakan pemahaman,

    kesadaran, keyakinan.Maka informasi yang disampaikan dibutuhkan

    rasionalisasi visual sehingga khalayak penerima pesan dapat menerima

    pesan dengan baik dan tepat sasaran,dan pendekekataan tersebeut

    dibagi menjadi beberapa point diantaranya :

    Fotografi

    Pendekataan visual dengan penggunaan teknik fhotografi dan

    pengolahaan image dengan komputer merupakan faktor yang

    paling penting dalam mencapai daya tarik target sasaran. Daya

    tarik visual terletak pada bawah sadar dan terdiri dari selera dan

    perasaan yang dimodifikasi oleh perubahan rasa dan pandangan.

    Teknik ini digunakan untuk mengesankan hal yang nyata

    sehingga dampak dari penggunaan kuteks tanpa ijin ini dapat

    terlihat dengan tujuan agar informasi yang disampaikan dapat

    sampai dan dimengerti sehingga bisa memberikan efek pada si

    pembacanya. Keuntungan dari pendekataan visual dengan

    menggunakan teknik fotografi ini yaitu diperoleh gambaran yang

    lebih nyata tentang bahaya dari penggunaan kuteks tanpa ijin ini.

    Ilustrasi

    Ilustrasi merupakan aspek penting juga dalam memaparkan suatu

    pesan secara simbolik. Melihat segmentasi target sasaran

    informasi ini berasal dari sosial ekonomi menengah yang

    beragam akan tingkat pendidikannya, serta adanya perbedaan

  • 27

    wilayah dan hal itu mungkin saja dapat menghambat penerimaan

    pesan informasi yang akan disampaikan.

    Maka ilustrasi dibutuhkan guna memperjelas visual dan

    pemahaman serta penerimaan pesan informasi. Dengan

    memunculkan gambar ilustrasi yang sederhana diharapkan dapat

    mempermudah kaum perempuan di kota Bandung dalam

    membaca atau menangkap suatu pesan visual yang diterimanya.

    Visualisasi

    Visualisasi yang dihadirkan adalah hal yang berhubungan dengan

    bahaya penggunaan Kuteks tanpa ijin dan pesan apa yang akan

    disampaikan pada media informasi tersebut sehingga anatara

    visualisasi dan pesan terasa saling berhubungan dan pesan dapat

    tersampikan dengan baik.

    Tata letak / Layout

    Perancangan tata letak / lay out harus disesuaikan dengan kaidah

    komposisi,dankeseimbangan antara headline, visual, dan

    bodycopy .Keselarasaan dan penyatuan elemen didalamnya

    harus menggambarkan kesatuan pesan informasi.Ketetapan

    layout juga sangat dibutuhkan untuk mecirikan kesamaan, pada

    dasarnya dalam perancangan layout mengacu keseimbangan dan

    keselarasan yang sifatnya simetris,asimetris,ataupun

    keseimbangan horizontal.

    Konsep layout yang diterapkan pada Buku informasi ini adalah

    menerapkan keseimbangan yang simetris dengan

    mengkombinasikan berbagai elemen yang sifatnya sama untuk

    mencapai keserasian.Komposisi dan tata letak dalam sebuah

    media informasi sangat berpengaruh akan baik atau tidaknya

    sebuah informasi dan dapat menentukan sebuah layout yang baik

  • 28

    untuk bisa menarik perhatian audience. Mengarahkan mata

    kesuatu arah (leading viewers eye) merupakan pemilihan yang

    tepat untuk komposisi dan tata letak sehingga komposisi yang

    ingin ditampilkan menarik mata sehingga dapat menyebabkan

    audience untuk memilih apa yang pertama ia baca atau lihat.

    Gambar 3.1 : Skema layout

    Unsur-unsur elemen visual yang dipakai dalam media informasi

    ini diramu menjadi satu kesatuan yang disusun dan ditempatkan

    pada tiap tampilan secara utuh dan terpadu sehingga

    memberikan kesan yang menarik.Penyusunan layout yang ingin

    ditampilkan adalah untuk menghindari kesan monoton pada

    promosi ini, maka dibuat variasi-variasi yang berupa ketebalan

    dan perbedaan huruf yang dipergunakan ,pemberian efek-efek

    khusus pada huruf dan elemen visual juga untuk menekan hal-hal

    yang dianggap penting untuk memberikan alur atau irama pada

    mata, maka dalam tampilan media informasi ini akan dimulai

    dengan keyword,headline,sub headline,dan tagline hingga

    akhirnya informasi tentang cara merawat sepeda motor secara

    rutin. Dan bagian-bagian layout dirancang secara harmonis dan

    tidak monoton sehingga menciptakan satu kesatuan yang enak

    dipandang.Perpaduan antara warna background dan teks juga

  • 29

    akan menghasilkan suatu kesatuan dengan tetap memperhatikan

    faktor keterbacaan.

    3.8. Strategi Pemilihan Media (Media Choice)

    Dalam menyampaikan isi pesan informasi kepada sasaran ,maka media

    yang dipilih harus efektif dan tepat sasarannya untuk dapat diterima

    dengan baik oleh target sasaran, dengan tujuan menginformasikan,

    mempersuasikan, dan menghimbau kepada kaum perempuan dikota

    Bandung akan bahaya Kuteks tanpa ijin ini

    a.Media Utama

    Buku informasi adalah media informasi berbentuk gambar dan

    penjelasan gambar tesebut yang biasanya dipakai untuk mendukung

    sebuah informasi. Dalam informasi ini buku digunakan sebagai media

    informasi yang mengambarkan suatu kronologis kejadian atau

    peristiwa dalam bentuk simulasi tentang cara-cara memilih kosmetik

    kuteks yang tepat dan aman. Dengan menampilkan ilustrasi visual

    membaca kandungan kosmetik, melihat izin Depkes dan BPOM pada

    kemasaan kosmetik,dan juga melaporkan pada pihak terkait jika ada

    kosmetik yang membahayakan.Informasi yang disampaikan dalam info

    grafis dapat lebih banyak berbicara dan lebih jelas karena didukung

    oleh ilustrasi dari gambar-gambar yang ditampilkan, sehingga buku

    informasi sangat efektif digunakan menyampaikan pesan dan informasi

    kepada target sasaran. Keberadaan buku informasi memungkinkan

    untuk ditempatkan pada ruang lingkup kegiatan kaum permpuan

    seperti di pusat-pusat perbelanjaan, tempat-tempat kecantikan atau

    salon kuku, mall dan tempat strategis yang memungkinkan sering

    didatangi oleh wanita remaja dan pelajar putri.

  • 30

    b.Media Pendukung

    Poster adalah media cetak yang memiliki jankauan sasaran lebih

    banyak dan frekuensinya yang tinggi. Informasi dalam poster dapat

    merangsang kepercayaan , sikap dan perilaku. Keberadaan poster

    memungkinkan untuk ditempatkan pada lingkup audience seperti

    di kampus, pusat perbelanjaan, salon dan tempat strategis lainnya

    yang biasa di datangi wanita khususnya para mahasiswi.

    Print Ad adalah ikaln media cetak contohnya ikalan majalah,

    efektifitas dari iklan print Ad adalah segmen pembaca yang lebih

    spesifik sehingga penulis tinggal memilih mana pembaca yang

    sesuai dengan target informasi. Adapun majalah yang dipilih

    adalah majalah wanita yang khusus membahas tentang wanita

    pada umumnya.

    Leaflet dalam media informasi ini disampaikan melalui pusat

    pembelanjaan ,khususnya toko atau counter kosmetik.Leaflet ini

    juga merupakan media yang informative dan efektif untuk

    menampilkan pesan informasi karena kaum permpuan di kota

    Bandung juga sering memanfaatkan leaflet sebelum berbelanja.

    Flayers dapat memberikan informasi lebih detail, target sasaran

    dapat melihat isinya pada saat santai bahkan informasinya dapat

    dibagikan kepada keluarga atau teman, sehingga pesan dapat

    tersebar luas. Penyebarannya sama dengan leaflet yaitu pusat

    perbelanjaan,khususnya toko atau counter kosmetik dan tempat-

    tempat yang berpotensi lainya.

    Stiker informasi sangat diperlukan untuk penyebaraan pesan

    kampanye.Mengingat target dan segmentasi informasi ini adalah

    kalangan menengah,maka penempelan stiker ke kendaraan umum

    seperti angkutan umum dinilai efektif untuk menyampaikan pesan

    informasi.

  • 31

    Mobile Advertesing adalah pemasangan ikalan disamping dan

    belakang kendaraan umum seperti bus kota.Tujuannya untuk

    mengefektifkan penyebaraan informasi.Kendaraan seperti bus kota

    dinilai sebagai media yang dapat menambahkan perluasaan

    penyebaraan pesan informasi ke berbagai tempat di wilayah kota

    Bandung.

    Merchandise / media gimmick merupakan media alternative yang

    digunakan untuk mempertegas juga diterapkan sebagai pengingat

    akan keberadaan informasi sosial ini.Adapun bentuk yang

    diberikan dari merchandise adalah T-shirt, kalender, Gantungan

    Kunci, notebook, pembatas buku,ballpoint,jam meja,pin,mug,jam

    dingding, topi,sapu tangan dan tempat kosmetik.Dengan

    memasukan icon dan pesan informasi kedalam media ini

    diharapkan menimbulkan perhatian (attention) akan pesan

    informasi juga berfungsi sebagai pengingat ( reminder) program

    informasi ini.

    Event untuk sarana atau media pendukung dalam memberikan

    informasi sekaligus memberikan penyuluhan atau konsultasi

    sekitar permasalahan atau topic yang diangkat tentang sekitar

    kosmetik tanpa ijin dan dampak negatif dari penggunaannya juga

    sarana unutk memberikan atau membagikan buku informasi

    kepada setiap pengunjung event, sehingga media utama dapat

    tersampaikan dan bisa langsung konsultasi dengan pihak-pihak

    yang menjadi mentor atau konsultan dalam event.

  • 32

    3.8.1. Pertimbangan Dasar Penyebaraan Media.

    Adapun pertimbangan dasar penyebaraan media yang dipakai

    yaitu.Tempat-tempat umum yang menjadi pergerakan kaum

    perempuan di wilayah kota Bandung, baik itu pusat perbelanjaan

    atau pertokoan kosmetik, tempat perawatan kecantikan.

    Tujuannya adalah untuk dapat merubah pola pikir atau persepsi

    masyarakat dan memberi informasi mengenai cara dalam memilih

    kosmetik yang tepat dan aman.

    Penyebaraan informasi yg tepat juga menjadi salah satu

    pertimbangan dalam menentukan dmana dan kapan informasi ini

    disampaikan sehingga pesan informasi bisa diterima dengan baik

    sehingga dapat merubah pola pikir target audience dalam

    menentukan pilihannya menggunakan kosmetik pewarna kuku

    (Kuteks) tersebut.

    3.8.2. Konsep Visual

    Konsep visual merupakan salah satu pemikiran dasar dari suatu

    gagasan pesan, dan ide kreatif yang disampaikan dengan

    menggunakan bahasa visual (komunikasi visual). Dalam

    perancangan media informasi, konsep visual adalah acuan dalam

    mengkomunikasikan sesuatu pesan non verbal.Tujuannya untuk

    menguatkan dan mengefektifitaskan kemampuan komunikasi

    verbal yang menjadi pesan informasi.

    Tema visual dari media informasi ini adalah Menjadikan wanita

    lebih mengerti akan informasi bahaya penggunaan Kuteks tanpa

    ijin.Cara memilih kosmetik yang tepat dan aman,dan bagaimana

    merubah pandangan mereka tentang kecantikan dari sisi lain

    yaitu iner beauty sehingga tidak selalu menjadikan kosmetik

    sebagai alat poles untuk mempercantik diri.

  • 33

    3.8.3. Gaya, Kesan dan Sifat Visual.

    Gaya yang diangkat dalam media informasi ini mengambil gaya

    dan bentuk yang sederhana dengan lebih mengutamakan

    tampilan layout yang ditata sesederhana mungkin agar mudah

    dimengerti.Sederhana dalam artian bahwa media ini memiliki

    system navigasi yang tidak terlalu rumit dan lebih bisa bercerita

    sehingga informasi yang akan disampaikan dapat dengan mudah

    diterima oleh audience.

    Gaya visual yang diangkat dalam informasi ini memadukan antara

    unsur-unsur fhotografi dan ilustrasi dimaksudkan untuk

    menghindari kejenuhan. Hal itu dapat dilihat dari beberapa media

    yang memadukan kedua unsur ini.Maksud dan tujuan dari

    pengangkatan gaya kartun dan gaya fotografi adalah dengan

    pertimbangan untuk menarik perhatian khalayak sasaran dengan

    menampilkan sesuatu yang informatif dan komunikatif. Jadi hanya

    dengan melihat visualnya saja diharapkan khalayak sudah bisa

    mengerti.

    Dan kesan yang akan dimunculkan dalam media informasi ini

    adalah kesan ceria, bebas dan feminism karena menggunakan

    warna-warna cerah pada layout backgraound dan unsure fotografi

    yang digunakan. Visualisasi dari fhoto yang ditampilkan berupa

    wanita yang menggengam sesuatu yang menonjolkan kuku yang

    sehat dan indah tanpa harus menggunakan kuteks yang

    dimaksudkan perumpaman bahwa kuku kita dapat terlihat lebih

    cantik dan indah tanpa harus di bumbui cat atau kosmetik lainya

    jika kita merawat kuku dengan baik dan benar, dan maksud dari

    perumpamaan tersebut adalah kita bisa memiliki kuku indah yang

    sehat an terhindar dari efek yang diakibatkan dari penggunaan zat

    kimia yang terdapat pada Kuteks tersebut bila digunakan dalam

    jangka waktu lama.

  • 34

    Kesan sederhana dapat dilihat dari keseluruhan desain yang

    hanya menggunakan beberapa unsur grafis. Unsur-unsur grafis

    yang disertakan dalam setiap desain ,semata-mata bertujuan agar

    ilustrasi menjadi focus dalam layout desain.

    Sifat dari desain visual dalam media informasi, hal ini

    dimaksudkan untuk memperkuat pesan yang dibawa dalam setiap

    item. Dengan demikian khalayak sasaran akan lebih mudah

    terpengaruh dan dapat merubah sikap dari si penerima pesan

    tersebut.

    3.8.4. Keterkaitan Ilustrasi,Typografi dan Warna

    Ilustrasi atau gambar menjadi kekuatan dari media informasi ini

    karena dapat bercerita tentang apa yang disampaikan.Ilustrasi

    dipakai dalam media poster yang berisikan info grafis karena

    ukurannya yang besar sehingga dapat mencakup semua pesan

    yang akan disampaikan.Ilustrasi yang ditonjolkan dalam media info

    grafis adlah mengambarkan dan menceritakan tentang apa yang

    harus dilakukan agar cantik luar dalam.

    Sedangkan penggunaan typografi yang jelas dan menarik sangat

    dibutuhkan dalam memudahkan faktor pembacaan dan

    penyerapaan pesan informasi yang akan disampaikan. Oleh

    karena itu jenis huruf yang dipilih ialah jenis huruf yang digunakan

    adalah jenis huruf yang berkesan lembut. Jenis huruf yang

    digunakan harus bisa mencerminkan sifat dan karakter wanita hal

    ini untuk memberi kesan bebas,modern sebagaimana wanita pada

    saat ini dan bersahabat sehingga dapat mewakili dari sifat wanita

    remaja masa kini.

    Daya tarik sebuah desain akan berkurang jika tampil tanpa

    warna,untuk itu agar desain dalam media informasi ini mampu

    membuat perhatian terkonsentrasi dan untuk member eye-catching

  • 35

    target sasaran terutama remaja dewasa,dimana karakter remaja

    dan dewasa yang cenderung dinamis, aktif, bebas, menyukai

    sesuatu yang baru dan segar. Maka dari itu agar setiap desain

    dalam media informasi ini mampu menarik perhatian khalayak

    dank arena informasi ini mengangkat tentang bahaya penggunaan

    kosmetik pewarna kuku (kuteks) tanpa ijin.

    3.8.5. Tipografi

    Tipografi yang digunakan pada media ini adalah Antsy Pants yang

    mempunyai karakter huruf mengikat dan terlihat tidak terputus-

    putus terliaht santai.Dilihat dari permasalahan ini maka penulis

    menarik kesimpulan akan menggunakan jenis huruf yang terlihat

    santai dan nyaman dilihat tidak terlalu tegas dan memaksa karena

    himbauan atau informasi yang disampaikan sesuai dengan

    segmentasi audience yaitu remaja putri dan bentuk jenis huruf

    yang dipilih antara lain :

    Hgalfhasfjhahhg

    Sasjhgjyerknnhgllal

    123343454r2

    Hfdfdssdsggfhgjhgjndfxcxxcvxgdfgds

    Hfafjfjkjfkamnvhfgrryauiaiiowo

  • 36

    3.8.6. Warna

    Pada dasarnya warna-warna yang timbul pada media buku

    informasi, warna-warna yang disesuaikan dengan target audience

    dan tema sehingga ilustrasi dan visual warna saling ketergantungan

    dan bisa menegaskan.

    Warna memiliki daya tarik yang kuat dan menciptakan makna

    tersendiri.warna juga dapat mengurangi rasa bosan, ataupun

    membangkitkan keharmonisan warna-warna yang digunakan,

    adapun warna-warna yang digunakan dalam media informasi ini

    diantaranya :

    Orange

    Umunya warna orange berkesan ceria dan rame yang disesuaikan

    dengan segmentasi dari target auidence

    Hijau

    Hijau muda untuk memberikan kesan segar dan sejuk dan sehat

    yang disesuaikan dengan informasi yang disampaikan yaitu

    mengajak untuk hidup sehat atau menghimbau agar tidak

    menggunakan kosmetik tanpa ijin lagi karena merugikan

    kesehatan.

  • 37

    Hijau Orange

    C : 0 C : 80

    M : 95 M : 26

    Y : 96 Y : 100

    K : 0 K : 1

    Hijau Muda

    C : 50

    M : 1

    Y : 84

    K : 0

  • 38

    BAB IV

    PERANCANGAN MEDIA INFORMASI

    4.1. Perancangan Desain Dan Teknis Media Informasi

    Media utama (Primer)

    Konsep media buku informasi menggunakan kekuataan teks dan visual,

    penekanan pada buku ini adalah dengan menampilkan visual atau

    ilustrasi akan efek samping dari penggunaan kosmetik pewarna kuku

    kuteks tanpa ini sehingga bisa memberikan efek atau dapat merubah

    sikap dari si pembaca pesan atau buku tersebut.Dengan informasi yang

    disampaikan bisa menambah pengetahuan dan pendidikan akan

    kosmetik pewarna kuku tanpa ijin itu seperti apa, bagaimana dan efek

    samping dari penggunaanya bagaimana.

    Material yang digunkan yaitu Art Paper 220 gram dengan ukuran (9 cm x

    13 cm) , Teknis Produksi Cetak offset.

    4.1

    Gambar 4.1 : Cover Buku dan Isi Halaman Buku

  • 39

    Media sekunder / Pendukung

    X - banner media ini dipasang saat event berlangsung untuk menarik

    perhatian orang orang disekitar sehingga datang menghampiri.Material

    yang digunakan yaitu Flexi indoor dengan ukuran custom cm x 160 cm.

    Teknis Digital Printing (160.

    4.1 X-banner Event

    Media Gimmick

    T-shirt material yang digunakan yaitu kain katun combat dengan ukuran

    S,M,X dan L Teknis produksi cetak sablon.

  • 40

    4.3 T-shirt Event

    Mug material yang digunakan keramik ukuran flat 7 cm x 9 cm, teknik

    cetak digtal print.

    4.4 Gelas merchandise event

    Pin Material yang digunakan Plastik dengan diameter 4,5 cm x 4,5 cm,

    teknik cetak digital print.

  • 41

    4.5 Pin merchandise event

    Stiker material yang digunakan stiker photo paper teknik cetak digital

    print.

    4.6 Stiker merchandise event

    Jam dinding Material yang digunakan stiker photo paper dengan

    diameter 13,5 cm, teknik cetak digital print

    4.7 Jam dinding merchandise event