bahan identifikasi jenis mangrove.doc

26
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mangrove Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove. Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh didaerah jangkauan pasang surut maupun untuk individu–individu jenis tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut, sedangkan dalam bahasa Portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu jenis tumbuhan dan kata mangue untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub– tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an–aerob. Hutan mangrove adalah tumbuhan yang halofit yang hidup di sepanjang areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai daerah mendekati ketinggian rata–rata air laut yang tumbuh di daerah tropis dan sub–tropis (Ningsih, 2008). 2.2 Vegetasi Mangrove Struktur dalam ekosistem mangrove memiliki dua komponen, yakni komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen abiotik terdiri dari substansi anorganik dan

Upload: ria-ariana

Post on 09-Dec-2015

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mangrove

Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan

bahasa Inggris grove. Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan baik untuk

komunitas tumbuhan yang tumbuh didaerah jangkauan pasang surut maupun

untuk individu–individu jenis tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut,

sedangkan dalam bahasa Portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan

individu jenis tumbuhan dan kata mangue untuk menyatakan komunitas tumbuhan

tersebut.

Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di

sepanjang garis pantai tropis sampai sub–tropis yang memiliki fungsi istimewa di

suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai

dengan reaksi tanah an–aerob. Hutan mangrove adalah tumbuhan yang halofit

yang hidup di sepanjang areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi

sampai daerah mendekati ketinggian rata–rata air laut yang tumbuh di daerah

tropis dan sub–tropis (Ningsih, 2008).

2.2 Vegetasi Mangrove

Struktur dalam ekosistem mangrove memiliki dua komponen, yakni

komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen abiotik terdiri dari substansi

anorganik dan substansi organik. Selain itu, bagian komponen abiotik yang juga

sangat penting adalah kondisi iklim seperti hujan, suhu, serta kelembaban.

Komponen biotik, terdiri dari 3 kelompok sesuai dengan fungsinya dalam suatu

ekosistem, antara lain adalah kelompok organisme produser, kelompok organisme

konsumer (herbivora, karnivora, omnivora dan kelompok pemakan detritus), serta

kelompok organisme dekomposer (kelompok pengurai).

Ekosistem hutan mangrove adalah salah satu ekosistem pesisir yang

merupakan peralihan antara darat dan laut yang memiliki peran dan fungsi yang

sangat besar, karena secara biologis hutan mangrove ikut berperan dalam

mengatur perputaran mata rantai makanan di suatu perairan. Serasah mangrove

yang jatuh ke lantai hutan akan menjadi habitat yang baik bagi mikroorganisme

Page 2: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

5

(bakteri dan fungi), sekaligus membantu dalam proses dekomposisi, dimana pada

akhirnya menjadi sumber makanan bagi Amphiphoda, Mysidaceae dan pemakan

detritus lainnya dan selanjutnya menjadi makanan bagi larva ikan, kepiting dan

udang (Heald & Odum, 1972 dalam Pramudji, 2011).

2.3 Karakteristik Tumbuhan Mangrove

Mangrove memiliki karakteristik yang dipengaruhi oleh topografi pantai

baik estuari atau muara sungai, dan daerah delta yang terlindung. Daerah tropis

dan sub tropis mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di antara daratan dan

lautan. Pada kondisi yang sesuai mangrove akan membentuk hutan yang ekstensif

dan produktif. Secara karakteristik hutan mangrove mempunyai habitat dekat

pantai. Hutan mangrove merupakan jenis maupun komunitas tumbuhan yang

tumbuh di daerah pasang surut. Mangrove mempunyai kecenderungan

membentuk kerapatan dan keragaman struktur tegakan yang berperan sebagai

perangkap endapan dan perlindungan terhadap erosi pantai. Sedimen dan

biomassa tumbuhan mempunyai kaitan erat dalam memelihara efisiensi dan

berperan sebagai penyangga antara laut dan daratan. Disamping itu memiliki

kapasitasnya sebagai penyerap energi gelombang dan menghambat intrusi air laut

ke daratan (Kapludin, 2012).

Hutan mangrove merupakan tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang

pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Jenis

vegetasi yang tumbuh merupakan jenis vegetasi yang sanggup beradaptasi dengan

perubahan kondisi yang berubah-ubah. Secara ekologis hutan mangrove berfungsi

sebagai daerah pemijahan dan daerah pembesaran berbagai jenis ikan, udang,

kerang-kerangan, dan spesies lainnya. Selain itu serasah mangrove yang jatuh di

perairan menjadi sumber pakan biota perairan dan unsur hara yang sangat

menentukan produktivitas perikanan di perairan pesisir dan laut. Hutan mangrove

dengan sistem perakaran dan canopy yang rapat serta kokoh berfungsi sebagai

pelindung daratan dari gempuran gelombang, tsunami, angin topan, perembesan

air laut dan gaya-gaya kelautan yang ganas lainnya

(Bengen, 2000 dalam Supardjo, 2008).

Page 3: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

6

2.4 Zonasi Mangrove

Ekosistem mangrove secara umum tersusun atas zonasi-zonasi vegetasi

mulai dari pantai menuju ke arah daratan. Pola zonasi tersebut erat kaitannya

dengan kondisi ekologi terutama yang berhubungan dengan kemampuan hidup

jenis tumbuhan penyusunnya terhadap berbagai tingkat salinitas, suhu,

sedimentasi, terjangan ombak, lamanya periode pasang surut air laut dan pasokan

air tawar dari darat. Oleh karena itu karakteristiknya bervariasi pada lokasi yang

berbeda, dapat saling tumpang tindih antar zona atau bahkan dapat terjadi

pengurangan zona akibat kondisi ketidak normalan beberapa faktor penunjang

pertumbuhan. Pada umumnya tebal atau lebar zona mangrove jarang melebihi 4

km, kecuali pada beberapa daerah sekitar muara serta teluk yang dangkal dan

tertutup (Noor et al. 2006).

Salah satu bentuk zonasi hutan mangrove yang umum dijumpai di

Indonesia disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Salah satu contoh zonasi hutan mangrove (Bengen, 2002)

Dalam hubungannya dengan zonasi pada hutan mangrove, Noor et al.

(2006) membaginya menjadi 4 zona yaitu:

1. Mangrove terbuka, yaitu kawasan mangrove yang berhadapan langsung dengan

laut. Di sini pada tempat-tempat yang tanahnya berpasir dan agak keras

didominasi oleh Sonneratia alba, sedangkan pada tanah berlumpur cenderung

Page 4: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

7

didominasi oleh Avicennia marina dan Rhizophora mucronata. Disebutkan

pula bahwa Avicennia alba seringkali mendominasi vegetasi mangrove pada

tanah yang berlumpur. Avicennia marina merupakan salah satu jenis penyusun

mangrove yang dapat bertahan pada tempat-tempat yang bersalinitas hingga

lebih dari 90o/oo.

2. Mangrove tengah, adalah kawasan mangrove yang berada di belakang

mangrove terbuka dan terhindar dari hempasan gelombang. Di sini Rhizophora

masih mendominasi tempat-tempat yang berlumpur dengan perakaran

terendam saat air laut pasang. Di bagian dalam dari zona ini didominasi oleh

jenis dari marga Bruguiera yang dapat berkembang dengan baik pada salinitas

kurang dari 25 o/oo. Jenis pohon lain yang juga sering dijumpai di sini adalah

Excoecaria agallocha dan Xylocarpus granatum.

3. Mangrove payau, terdapat di sepanjang tepi sungai yang berair payau sampai

hampir tawar. Jenis-jenis tumbuhan yang biasanya mendominasi vegetasi di

daerah ini antara lain adalah nipah (Nypa fruticans) dan jenis-jenis dari marga

Sonneratia. Jenis-jenis pohon lainnya adalah Cerbera manghas, Gluta velutina

dan Xylocarpus granatum.

4. Mangrove daratan, terletak di perairan payau (hampir tawar) di belakang jalur

hijau mangrove. Zona ini memiliki keanekaragaman lebih tinggi dari zona

yang lain karena berbatasan langsung dengan ekosistem darat. Jenis-jenis

pohon yang umum dijumpai antara lain adalah Lumnitzera racemosa, Intsia

bijuga, Ficus microcarpus, Heritiera littoralis, Nypa fruticans dan Pandanus

spp.

2.5 Peranan Mangrove

Mangrove memiliki berbagai macam manfaat bagi kehidupan manusia dan

lingkungan sekitarnya. Bagi masyarakat pesisir, pemanfaatan mangrove untuk

berbagai tujuan telah dilakukan sejak lama. Akhir-akhir ini, peranan mangrove

bagi lingkungan sekitarnya dirasakan sangat besar setelah berbagai dampak

merugikan dirasakan diberbagai tempat akibat hilangnya mangrove. Mangrove

merupakan ekosistem yang sangat produktif. Berbagai produk dari mangrove

dapat dihasilkan baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya kayu

Page 5: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

8

bakar, bahan bangunan, keperluan rumah tangga, kertas, kulit, obat-obatan dan

perikanan (Noor et al. 2006).

Hutan mangrove secara umum mampu mempertahankan keberadaan

daratan di tepi pantai. Batang mangrove yang rapat dengan banyak akar nafas

disekitarnya mampu menahan tanah di daerah pantai dari kikisan air laut. Pada

tegakan yang sudah mapan sistem perakaran bakau memperlambat arus air yang

mengandung lumpur dan memungkinkan pengendapan partikel lumpur dalam

suatu proses pembentukan endapan di sisi daratan. Pembentukan endapan ini

memungkinkan bagi jenis perintis untuk tumbuh maju ke arah laut, mempercepat

pembentukan pantai dan menjamin kemantapan daerah pesisir. Penambahan

daratan atau pantai tersebut bisa mencapai lebih dari 100. Kerapatan pohon

mangrove mampu meredam atau menetralisir peningkatan salinitas, karena

perakaran yang rapat akan menyerap unsur-unsur yang mengakibatkan

meningkatnya salinitas tersebut (Atmoko dan Sidiyasa, 2007).

Dengan beragamnya manfaat mangrove maka tingkat dan laju

perekonomian pedesaan yang berada di kawasan pesisir seringkali sangat

bergantung pada habitat mangrove yang ada di sekitarnya. Contohnya, perikanan

pantai yang sangat dipengaruhi oleh keberadaan mangrove, merupakan produk

yang secara tidak langsung mempengaruhi taraf hidup dan perekonomian desa-

desa nelayan. Ikan menjadikan areal mangrove sebagai tempat untuk pemijahan,

habitat permanen atau tempat berbiak. Sebagai tempat pemijahan, areal mangrove

berperan penting karena menyediakan tempat naungan serta mengurangi tekanan

predator, khususnya ikan predator. Dalam kaitannya dengan makanan, hutan

mangrove menyediakan makanan bagi ikan dalam bentuk material organik yang

terbentuk dari jatuhan daun serta berbagai jenis hewan invertebrata, seperti

kepiting dan serangga. Selain itu, mangrove juga merupakan tempat pembesaran

anak-anak ikan. Mangrove juga merupakan habitat penting bagi berbagai jenis

krustasea lainnya, termasuk berbagai jenis udang-udangan yang memiliki nilai

komersial penting (Noor et al. 2006).

Hutan mangrove memiliki produktifitas primer yang tinggi karena dapat

memberikan kontribusi yang besar berupa bahan organik. Kesuburan kawasan

mangrove dapat dilihat melalui pasokan bahan organik, terutama dari guguran

Page 6: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

9

daun yang bisa mencapai 7-8 ton/ha/tahun. Guguran daun dan ranting akan

membusuk dan dimanfaatkan oleh jamur dan bakteri sebagai pengurai utama,

selanjutnya bakteri dan jamur dimakan oleh sebagian protozoa dan makrobentos.

Demikian seterusnya proses makan-memakan ini berlangsung sampai pada

tingkatan hewan yang lebih tinggi. Kecepatan dekomposisi daun dari masing-

masing jenis penyusun hutan mangrove berbeda-beda sesuai dengan

karakteristiknya. Dekomposisi daun Avicennia terjadi selama 20 hari atau 2 kali

lebih cepat dari jenis Rhizophora karena daun Rhizophora lebih tebal

(Atmoko dan Sidiyasa, 2007).

Secara ekologis, hutan mangrove juga mampu membantu dalam perluasan

tanah dengan membentuk teras-teras pantai di kawasan pesisir dan pulau-pulau

mangrove, karena perakaran mangrove yang khas mampu menahan sedimen yang

terbawa oleh aliran sungai. Oleh karena itu, mangrove juga dikenal sebagai ”land

building”. Kondisi tersebut dapat ditemukan pulau-pulau kecil yang ditumbuhi

mangrove yang nampak secara sporadic muncul kawasan pesisir Teluk Kotania

(Seram Barat), kawasan pesisir Teluk Penagi, Bunguran, (Kepulauan Natuna) dan

kawasan pesisir Teluk Lampung (Pramudji, 2011).

Mangrove memiliki peranan penting dalam melindungi pantai dari

gelombang, angin dan badai. Tegakan mangrove dapat melindungi pemukiman,

bangunan dan pertanian dari angin kencang atau intrusi air laut. Mangrove juga

terbukti memainkan peran penting dalam melindungi pesisir dari gempuran badai.

Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut

merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru.

Akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat lumpur, pohonnya

mengurangi energi gelombang dan memperlambat arus, sementara vegetasi secara

keseluruhan dapat memerangkap sedimen (Noor et al. 2006).

2.6 Teknik Identifikasi Mangrove di Pulau Pari

2.6.1 Cara-cara Pengenalan Jenis-jenis Mangrove

Tumbuhan mangrove memiliki kemampuan khusus untuk beradaptasi

dengan kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti kondisi tanah yang tergenang,

kadar garam yang tinggi serta kondisi tanah yang kurang stabil. Dengan kondisi

Page 7: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

10

lingkungan seperti itu, beberapa jenis mangrove mengembangkan mekanisme

yang memungkinkan secara aktif mengeluarkan garam dari jaringan, sementara

yang lainnya mengembangkan sistem akar napas untuk membantu memperoleh

oksigen bagi sistem perakarannya. Dalam hal lain, beberapa jenis mangrove

berkembang dengan buah yang sudah berkecambah sewaktu masih di pohon

induknya (vivipar), seperti Kandelia, Bruguiera, Ceriops dan Rhizophora. Jenis-

jenis mangrove dapat diidentifikasi dengan beberapa cara yaitu, melihat bentuk

pohon/tanaman, bentuk akar, bentuk buah, bentuk dan susunan daun, rangkaian

bunga dan habitat tempat tumbuhnya (Noor et al. 2006).

A. Bentuk Tanaman Mangrove :

Belukar (Shrub) Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan

memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak subtangkai.

Epifit (Epiphyte) Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain

(biasanya pohon dan palma). Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau

hemi-parasit.

Paku-pakuan (Fern) Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya

memiliki rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada rhizoma tersebut

keluar tangkai daun.

Palma (Palm) Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan

biasanya tinggi; tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih

panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam banyak anak daun.

Pemanjat (Climber) Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak

berdiri sendiri namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya

seperti kayu atau belukar.

Pohon (Tree) Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki

satu batang atau tangkai utama.

Terna (Herb) Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak

menyerupai rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki

bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki

tangkai lembut yang kadang-kadang keras.

Page 8: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

11

B. Bentuk Akar Mangrove :

Secara umum mangrove mempunyai akar udara (aerial root): akar yang

terkena udara secara langsung selama beberapa saat dalam sehari atau bahkan

sepanjang hari yang berfungsi untuk menangkap carbon dan oksigen dari udara.

Macam-macam akarnya antara lain sebagai berikut:

Akar udara (Aerial root) Struktur yang menyerupai akar, keluar dari

batang, menggantung di udara dan bila sampai ke tanah dapat tumbuh

seperti akar biasa. Beberapa kadang-kadang menyerupai struktur akar yang

dimiliki oleh famili Rhizophoraceae.

Akar banir/papan (Buttress) Akar berbentuk seperti papan miring yang

tumbuh pada bagian bawah batang dan berfungsi sebagai penunjang

pohon.

Akar lutut (Knee root) Akar yang muncul dari tanah kemudian

melengkung ke bawah sehingga bentuknya menyerupai lutut.

Akar nafas (Pneumatophore) Akar yang tumbuhnya tegak, muncul dari

dalam tanah, pada kulitnya terdapat celah-celah kecil yang berguna untuk

pernafasan.

Akar Tunjang (Stilt-root) Akar yang tumbuh dari batang diatas

permukaan dan kemudian memasuki tanah, biasanya berfungsi untuk

penunjang mekanis.

Akar Udara Akar Banir Akar Lutut Akar Nafas Akar Tunjang

C. Bentuk dan Susunan Daun Mangrove :

a. Bentuk Daun :

- Lancip : panjang helai daun beberapa kali dari lebarnya, melebar

kearah pangkal daun dan meruncing pada ujung daun.

Page 9: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

12

- Ellips : melebar pada bagian tengah daun, bagian pangkal dan

ujung daun mempunyai bentuk yang hampir sama, panjang daun

minimal 2 kali lebarnya.

- Oval: ukuran lebar daun dari pangkal ke ujung hampir sejajar.

- Bulat telur sungsang : bentuk seperti telur, pangkal daun

menyempit.

- Hati : bentuk seperti, pangkal daun melebar.

- Tumpul : ujung daun membentuk sudut yang tumpul.

Ellips Oval Lancip Hati Tumpul Bulat Telur

b. Susunan Daun :

- Daun Tunggal : hanya terdapat satu helai daun yang terlihat nyata

pada tangkai daun.

- Daun Majemuk : terdiri dari dua atau lebih helai daun yang terlihat

nyata dan jelas pada tangkai daun.

c. Tata Letak :

- Bersilangan : dua daun terletak berlawanan satu sama lain pada

setiap buku batang pada ranting yang sama.

- Berseling : hanya satu daun yg terdapat pada buku batang pada

setiap ranting.

2.6.2 Pengenalan Masing-masing Jenis Mangrove :

- Rhizophora : akar tunjang, buah silinder

- Bruguiera : akar lutut, buah silinder

- Sonneratia : buah seperti apel, akar nafas

- Avicennia : buah seperti kacang, akar nafas

- Ceriops: akar lutut/tanpa akar udara, buah silinder

Page 10: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

13

- Xylocarpus : akar papan/banir, buah seperti bola

- Aegiceras : buah seperti cabe kecil

a. Genus Rhizophora:

Rhizophora mucronata

- Jumlah rangkaian bunga 4-8

- Daun lebih lebar

- Buah lebih panjang

- Pohon dengan ketinggian mencapai 27 m

- Memiliki diameter 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga

hitam

- Akar tunjang dan akar udara yang tumbuh dari percabangan bawah

Rhizophora stylosa

- Jumlah rangkaian bunga 9-16

Page 11: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

14

- Pohon dengan ketinggian mencapai 6 m

- Kulit kayu berwarna abu-abu sampai hitam, relative halus, beralur

- Akar tunjang yang tumbuh dari percabangan bawah

Rhizophora apiculata

- Jumlah rangkaian bunga 2

- Pohon dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter batang

50 cm

- Kulit kayu berwarna abu–abu cabang

b. Genus Bruguiera:

Bruguiera gymnorrhiza

- Rangkaian bunga 1

- Warna kelopak merah

- Pohon selalu hijau dengan ketinggian mencapai 30 m

Page 12: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

15

- Kulit kayu memilki lentisel berwarna abu-abu tua hingga coklat

- Akar lutut / kadang–kadang papan

Bruguiera parviflora

- Rangkaian bunga 3-4

- Warna kelopak putih

- Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadang–kadang

mencapai 30 m

- Kulit kayu coklat muda abu-abu halus hingga kasar, lentisel

berukuran besar

- Akar lutut / kadang–kadang papan

Bruguiera cylindrica

- Rangkaian bunga 3

- Warna kelopak putih

Page 13: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

16

c. Genus Ceriops:

Ceriops tagal

- Buah menghadap kebawah

- Kotiledon berwarna kuning

- Pohon atau semak kecil dengan ketinggian mencapai 25 m

- Kulit kayu berwarna coklat kadang–kadang berwarna abu–abu

- Memiliki akar tunjang yang kecil

Ceriops decandra

- Buah menghadap keatas

- Kotiledon berwarna merah

- Pohon atau perdu dengan tinggi 3 m

- Kulit kayu berwarna abu–abu kekuningan muda dengan tambalan

coklat gelap

- Memiliki akar banir berasal dari akar tunjang

Page 14: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

17

d. Genus Kandelia:

- Buah hijau terang

- Tanpa kotiledon

- Akar banir / papan

- Semak atau Pohon kecil, tinggi hingga 7 m dengan pangkal lebih

tebal

- Umumnya tanpa akar nafas

- Kulit kayu berwarna keabu–abuan hingga coklat kemerahan

- Permukaan halus dan memiliki lentisel

e. Genus Sonneratia:

Sonneratia alba

- Benang sari berwarna putih

- Tangkai buah pendek

- Kelopak buah kebawah

- Pohon berukuran kecil atau sedang biasanya ketinggian mencapai

5 m - 20 m

- Memiliki akar nafas

Page 15: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

18

Sonneratia caseolaris

- Benang sari merah

- Tangkai buah panjang

- Kelopak buah keatas

- Pohon dengan tinggi mencapai 16 m

- Kulit kayu halus

- Memiliki akar napas

- Berbentuk kerucut

- Tinggi akar dapat mencapai 1 m

f. Genus Avicennia:

Avicennia marina

- Ujung daun agak membulat, bentuk oval

- Belukar atau pohon yang tumbuh tegak atau menyebar

- Ketinggian mencapai 30 m

- Memiliki akar nafas tegak dengan sejumlah lentisel

- Kulit kayu halus dan terkelupas dalam bagian–bagian kecil

- Ranting muda dan tangkai daun berwarna kuning, tidak berbulu

Page 16: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

19

Avicennia alba

- Ujung daun lancip, bentuk lanset

- Belukar atau pohon yang tumbuh menyebar, ketinggian mencapai

25 m

- Memilki akar nafas biasanya tipis yang ditutupi oleh lentisel

- Kulit kayu luar berwarna keabu-abuan atau gelap kecoklatan

- Beberapa ditumbuhi tonjolan kecil, permukaan daun halus

Avicennia lanata

- Daun tebal, berbulu, oval, bagian bawah agak terang

g. Genus Xylocarpus:

Xylocarpus granatum

Page 17: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

20

- Bentuk daun oval

- Pohon dapat mencapai ketinggian 10 m – 20 m

- Memiliki akar papan

- Batang sering berlubang berwarna coklat muda kekuningan, tipis

dan mengelupas

- Sementara pada cabang yang muda kulit kayu berkeriput

Xylocarpus mollucensis

- Bentuk daun lansat

- Pohon tingginya antara 5 m – 20 m

- Memiliki akar nafas mengerucut berbentuk cawan

- Kulit kayu halus, semetara pada batang utama memiliki guratan–

guratan permukaan yang tergores dalam

h. Genus Aegiceras:

Aegiceras corniculatum

- Susunan bunga / buah seperti payung

- Bentuk buah curve / melengkung

Page 18: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

21

- Pohon/perdu dengan tinggi 6 m

- Daun memiliki kelenjar garam

- Tidak ada akar udara yang mencolok

Aegiceras floridum

- Susunan bunga / buah tandan

- Bentuk buah lurus

- Pohon atau perdu dengan tinggi mencapai 5 m

- Tidak memiliki akar udara yang mencolok

i. Genus Lumnitcera:

Lumnitcera racemosa

- Warna bunga putih

- Pohon atau perdu dengan tinggi mencapai 5 m

- Kulit kayu abu–abu, memiliki celah longitudinal, terutama pada

batang pohon tua

- Tidak ada akar udara

Page 19: Bahan Identifikasi Jenis Mangrove.doc

22

Lumnitcera littorea

- Warna bunga merah

- Pohon dengan tinggi mencapai 10 m

- Kulit kayu abu-abu kecoklatan, beralur dan terdapat cela

sepanjang sumbu batang pohon

- Akar banir kecil dan akar napas, kadang–kadang tidak tampak

adanya akar udara